Anda di halaman 1dari 6

MANUSIA PURBA DUNIA

MANUSIA PURBA AFRIKA


1. Sahelanthropus tchadensis
Sahelanthropus tchadensis adalah spesies Hominini di masa purba, yang
diperkirakan hidup sekitar 7 juta tahun yang lalu, pada zaman Miosen.
Masa hidup spesies ini sangat dekat dengan masa divergensi simpanse-
manusia (diukur dari perbedaan genetik). Selain itu, kemiripan spesies ini memiliki
dengan baik simpanse maupun manusia. Ini membuat beberapa ilmuwan
berpendapat Sahelanthropus mungkin mewakili leluhur bersama manusia dan
simpanse, meskipun belum ada konsensus yang dicapai karena fosil yang kurang
lengkap.
Fosil pertama yang ditemukan dari spesies ini adalah termasuk yang relatif
kecil bernama “Toumaï”, yang ditemukan di Gurun Djurab (negara Chad di benua
Afrika) oleh tim beranggotakan yang dipimpin oleh arkeolog Prancis, Alain
Beauvilain. Fosil-fosil lain yang berasal dari spesies ini ditemukan antara Juli 2001
dan Maret 2002.
Nama “Sahelanthropus” berarti “Manusia Sahel”, dimana Sahel adalah
wilayah kering di selatan Gurun Sahara dimana fosil ditemukan. Namun, sekitar 7
juta tahun lalu, wilayah ini adalah padang rumput dan hutan.
Fosil ini memiliki gigi, tulang alis, dan struktur wajah sangat berbeda dari yang
ditemukan pada manusia modern (Homo sapiens). Fitur-fitur bagian tengkorak ini
lebih mirip dengan kera seperti simpanse.
Namun Sahelanthropus kemungkinan telah berjalan dengan dua kaki seperti
manusa modern. Foramen magnum (lubang besar tempat sumsum tulang belakang
keluar dari tempurung kepala dari otak) terletak di bawah tempurung kepala (seperti
pada manusia yang berjalan tegak). Ini berbeda dengan pada kera atau primata lain
yang tidak berjalan tegak.
Fitur ini menunjukkan bahwa Sahelanthropus ada kemungkinan berjalan tubuh tegak
dengan dua kaki. Namun, karena tidak ada sisa postkranial (yaitu tulang di bawah
tengkorak) yang ditemukan, ilmuwan tidak diketahui secara pasti apakah
Sahelanthropus memang berjalan.

2. Kenyanthropus platyops
Kenyanthropus platyops adalah fosil hominin (manusia purba awal) yang
berasal dari masa Pliosen. Fosil ini ditemukan di pesisir Danau Turkana, Kenya
pada tahun 1999 oleh arkeolog Kenya, Justus Erus, dari tim yang dipimpin
sejarawan Inggris, Meave Leakey.
Leakey pada tahun 2001 mengusulkan bahwa fosil tersebut mewakili genus
hominin yang sama sekali baru, yang dia beri nama Kenyanthropus atau “Manusia
Kenya”. Nama spesies "platyops" berasal dari dua kata Yunani: platus, yang berarti
"datar", dan opsis, yang berarti "muncul, terlihat", mengacu pada penampilan wajah
yang sangat datar dari tengkorak fosil ini. Sehingga nama spesies ini dapat diartikan
sebagai “Manusia Kenya yang berwajah datar”.
Sementara sejarawan yang lain ada yang mengklasifikasikannya sebagai
spesies baru dari genus Australopithecus, dan ada pula menafsirkannya sebagai
individu dari spesies Australopithecus afarensis yang telah ditemukan sebelumnya.
Penemuan arkeologi di situs Lomekwi pada tahun 2015, mengidentifikasi
kemungkinan bukti tertua penggunaan alat oleh manusia purba dan
mengindikasikan bahwa Kenyanthropus platyops mungkin merupakan manusia
purba pertama yang menggunakan alat-alat batu.
Penemuan fosil Kenyanthropus platyops membuat beberapa sejarawan menebut
fosil ini sebagai leluhur manusia purba, menggantikan spesies hominin
Australopithecus afarensis, yang sebelumnya ditemukan di situs-situs Laetoli,
Tanzania, dan Hadar, Ethiopia.
Kenyanthropus platyops diduga hidup di lingkungan “campuran”, yang
memiliki padang rumput dan sekaligus kawasan berhutan. Ini sangat berbeda
dengan habitat dari Australopithecus afarensis, yang diyakini telah menghabiskan
banyak waktu di antara pohon-pohon.

3. Australipithecus boisei
Fosil Australipithecus boisei pertama kali ditemukan oleh antropolog Mary
Leakey pada 17 Juli 1959, di Lembah Olduvai, Tanzania, dalam bentuk tulang
tengkorak (cranium) yang utuh. Fosil itu diduga berusia 1,75 juta tahun dan memiliki
karakteristik khas manusia purba dari australopithecine.
Mary dan suaminya Louis Leakey awalnya mengklasifikasikan temuan itu
sebagai “Zinjanthropus boisei”. Nama "Zinj" adalah nama wilayah Afrika Timur di
Abad Pertengahan, kata "anthropus" berasal dari bahasa Yunani, anthropos yang
berarti "manusia", dan "boisei" dari nama Charles Watson Boise , salah seorang
seorang penyandang dana bagi penelitian mereka. Genus ini kemudian diubah
menjadi “Australipithecus”, yang berarti “Kera Selatan”.
Australipithecus boisei adalah spesies hominin (manusia purba) pertama yang
menggunakan alat-alat batu. Teori ini pertama dikemukakan oleh Richard Leakey,
anak dari Mary Leakey.
Manusia purba memiliki tengkorak yang memiliki gigi geraham dan rahang
yang besar, untuk mengunyah makanan yang keras. Gigi geraham itu sangat besar,
dengan luas lebih dari dua kali lipat manusia modern. Otot rahang yang kuat diyakini
sebagai adaptasi evolusi P. boisei untuk diet makanan keras, seperti kacang-
kacangan, biji-bijian dan buah liar.
Fosil-fosil berikutnya dari spesies ini ditemukan. Fosil rahang yang terawat baik,
yang dikenal sebagai Mandibula Peninj, ditemukan oleh Richard Kamoya Kimeu
pada 1964 di Peninj, Tanzania. Tengkorak lain ditemukan pada tahun 1969 oleh
Richard Leakey di Koobi Fora dekat Danau Turkana, di Kenya.

4. Australopithecus afarensis
Australopithecus afarensis dianggap sebagai salah satu jenis manusia purba
tua di Afrika. Australopithecus afarensis merupakan adalah spesies manusia purba
yang sekitar 3,9 dan 2,9 juta tahun yang lalu. Spesies ini tidak jauh berbeda dengan
Australopithecus africanus, namun spesies Australopithecus afarensis memiliki tubuh
yang ramping.
Para ilmuwan mempercayai bahwa Australopithecus Afarensis adalah nenek
moyang dari spesies homo manusia purba, yang juga dianggap sebagai nenek
moyang dari manusia modern yang dikenal dengan spesies Homo sapiens.

5. Homo habilis
Homo habilis (dari bahasa Latin yang berarti "manusia yang pandai
menggunakan tangannya") adalah sebuah spesies dari genus Homo, yang hidup
sekitar 2,5 juta sampai 1,8 juta tahun yang lalu pada masa awal Pleistocene. Definisi
untuk spesies ini pertama kali diungkapkan oleh Jonassen Leakey, yang
menemukan fosil spesies ini di Tanzania, Afrika Timur, antara tahun 1962 dan 1964.
Homo habilis diperkirakan merupakan spesies dari genus Homo yang pertama kali
muncul di bumi. Penampilan dan morfologi H. Habilis memiliki berbagai kemiripan
dengan semua manusia paling modern di genus Homo (kecuali, mungkin, Homo
rudolfensis). Homo habilis memiliki tubuh yang pendek dengan lengan yang lebih
panjang dari manusia modern. Diperkirakan spesies ini adalah keturunan dari
hominid australopithecine. Homo habilis memiliki cranial capacity kurang dari
setengah kapasitas manusia modern. Meskipun masih memiliki bentuk seperti-kera
(ape-like), H. habilis diperkirakan telah mampu menggunakan peralatan primitif yang
terbuat dari batu; hal ini dibuktikan dengan ditemukannya peralatan-peralatan dari
batu di sekitar fosil mereka. (misalnya peralatan yang ditemukan di Olduvai Gorge,
Tanzania dan Lake Turkana, Kenya)
Homo habilis diduga merupakan nenek moyang dari Homo ergaster, yang
kemudian menurunkan spesies lain yang memiliki bentuk tubuh seperti manusia,
Homo erectus. Sampai saat ini masih diperdebatkan apakah H. habilis ini adalah
nenek moyang dari manusia.

6. Homo ergaster
Homo ergaster berevolusi dari (homo habilis / homo rudolfensis) di bagian
timur Afrika.
Penamaan ergaster berasal dari bahasa yunani yaitu kata "ergaster" yang
artinya pekerja. Jadi penggabungan kata homo ergaster adalah "manusia pekerja".
Nama ini dipilih karena ditemukan berbagai peralatan yang digunakan homo ergaster
seperti kapak genggam dan parang di dekat sisa-sisa kerangka saat penggalian.
Homo ergaster pertama kali mulai menggunakan peralatan tersebut sekitar 1,6 juta
tahun yang lalu.
Penemuan homo ergaster terlengkap ditemukan di Danau Turkana, Kenya
pada tahun 1984. Sisa-sisa lain ditemukan di situs Konso Gardula dan Omo
(Ethiopia), Olorgesaillie (Kenya), Olduvai Gorge (Tanzania) dan Afrika Selatan
Ciri-ciri fisik homo ergaster:
 Wajah berukuran kecil dan lebih ortognatik
 Kapasitas tengkorak dengan kisaran 800–1200 cc,
 Memilik hidung besar
 Memiliki enamel gigi sedikit
 Tinggi tubuh sekitar 190 cm
 Kekuatan rahang telah berkurang

7. Homo Rhodesiensis
Homo rhodesiensis atau juga disebut dengan nama Manusia Rhodesian atau
"Broken Hill Man" didasarkan bukti tengkorak yang cukup lengkap, yang dikenal
sebagai Tengkorak Kabwe atau Broken Hill. Spesies ini berasal dari individu berotak
besar yang ditemukan di sebuah tambang di Broken Hill yang berada di Zambia.
Spesies ini ditemukan oleh penambang Swiss Tom Zwiglaar pada tahun
1921, yang kemudian diidentifikasi pertama kali oleh Arthur Smith Woodward,
seorang ahli paleontologi Inggris.
Perkiraan umur tengkorak Homo rhodesiensis tidak pasti. Hal ini dikarenakan
sampel tengkorak yang ditemukan tidak dapat digunakan untuk mendapatkan
tanggal radiometrik yang tepat. Di samping itu lokasi di dalam tambang tempat
tengkorak ditemukan sekarang dibanjiri oleh air. Namun kemungkinan besar, spesies
ini berada pada masa Pleistosen akhir, yakni kurang lebih antara 120.000 hingga
300.000 tahun lalu.

MANUSIA PURBA ASIA


1. Sinantrophus Pekinesis
Manusia purba Sinantrophus Pekinesis ini termasuk homo sapiens sehingga
sering disebut dengan nama Homo Pekinensis. Jenis ini merupakan hominin punah
dari spesies Homo erectus, diketahui dari fosil yang ditemukan di Zhoukoudian dekat
Beijing.
Homo Pekinensis atau yang disebut juga dengan Sinantrophus Pekinensis ini
diidentifikasi sebagai anggota garis keturunan manusia oleh Davidson Black pada
tahun 1927 atas dasar satu gigi.
Penggalian selanjutnya ditemukan beberapa skullcaps dan mandibles, tulang
wajah dan tulang tungkai, dan gigi sekitar 40 individu. Bukti menunjukkan bahwa fosil
Zhoukoudian berasal dari sekitar 770.000 sampai 230.000 tahun yang lalu. Sebelum
ditugaskan ke H. erectus, mereka diklasifikasikan sebagai Pithecanthropus dan
Sinanthropus.
Ciri ciri manusia purba homo pekinensis
 Volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200 cm kubik.
 Mempunyai Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
 Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
 Bagian belakang kepala tampak menonjol.
 Homo pekinensis hidup sekitar 500 ribu tahun yang lalu

2. Ramapithecus brevirostris
Ramapithecus brevirostris ialah Spesies ini kemungkinan besar adalah nenek
moyang austropithecus paling awal, yang pada gilirannya juga mengembangkan
lebih dari satu spesies. Ramapithecus, ditemukan di bukit Siwalik, Pakistan oleh
G.E. Lewis pada tahun 1930.
Ramapithecus adalah hominid yang paling penting pada periode Miosen.
Banyak peneliti yang telah menerima bahwa Ramapithecus adalah hominid pertama
karena kesamaan giginya dengan hominid yang ditemukan selanjutnya
Ciri-ciri Manusia Purba Ramapithecus brevirostris:
 Ukurannya lebih kecil dari manusia sekarang yakni 0,9 meter hingga
1,2 meter.
 Kapasitas otak 400 cc
 Gigi seri dan kaninus disisipkan secara verticaldan tidak dalam posisi
procumbent seperti pada kera.
 Sedikit atau tidak ada diastema anjing
 Taring dari manusia purba ramapithecus tidak diproyeksikan dan
mereka memiliki wajah yang sempit.
 Rahang dari ramapithecus melengkung seperti manusia.
 Molar premolar dan gigi geraham enamel nya tebal dan berfungsi
untuk mengunyah dan mengolah makanan yang masuk dalam tubuh
mereka.
 Memiliki fosa taring

MANUSIA PURBA EROPA


1. Homo Heidelbergensis
Homo heidelbergensis kemungkinan keturunan dari Homo ergaster dari
Afrika yang mirip secara morfologi. Tapi karena H. heidelbergensis memiliki rangka
otak yang besar - dengan isi kranial yang umumnya 1100–1400 cm³ melebihi rata-
rata manusia modern 1350 cm³ - dan memiliki alat-alat dan perilaku yang lebih maju,
karenanya ia dimasukan pada klasifikasi spesies yang terpisah. Spesies ini tinggi,
rata-rata 1,8 m, dan lebih berotot daripada manusia modern. Jantan memiliki berat
100 kg. Menurut Profesor Lee R. Berger dari Universitas Witwatersrand, sejumlah
fosil tulang mengindikasikan beberapa populasi dari Heidelberg adalah "raksasa"
dengan tinggi 2,13 m dan menghuni Afrika Selatan antara 500.000 sampai 300.000
tahun lalu

2. Homo Neanderthalensis
ditemukan oleh Dr. Fulrott dan Rudolf Virchow di Lembah Neander dekat
Dusseldorf, Jerman. Dalam penamaan spesies manusia purba (neanderthal) ini
disesuaikan oleh lokasi pertama kali ditemukan saat proses penggalian area tersebut
yaitu Neander. Sedangkan kata thal merupakan kata yang berasal dari bahasa
jerman, dari kata lembah artinya tal, kemudian penambahan huruf "h" yang
digunakan untuk nama yang lebih umum menjadi "th". Jadi kata neanderthal arti
sebenarnya adalah (manusia purba) dari Lembah Neander.
Ciri-ciri homo neanderthalensis diantaranya:
 Memiliki ukuran tubuh yang relatif pendek
 Bentuk wajah lebar
 Memiliki rentang tangan pendek
 Bagian hidung lebar
 Memiliki tulang tengkorak yang lebar

3. Homo Cro magnon


Fosil manusia purba yang ditemukan di Eropa antara lain adalah Homo
Neandethalensis yang ditemukan di Lembah Neander, Jerman pada tahun 1856 dan
Homo Cro magnon yang ditemukan di dekat Lez Eyzies, Prancis pada tahun 1868.
Pola kehidupan Homo Cro magnon
Sudah mengenal cara hidup berburu, meramu, food gathering atau
mengumpulkan makanan untuk dijadikan persediaan. Manusia Cro magnon terbilang
lebih maju dalam teknologi disbanding Homo Neandethalensis. Manusia ini diketahui
berdasarkan lukisan-lukisan terkenal di gua Lascaux dan budaya Aurignacian yang
berkembang di selatan Prancis dan Jerman.
Pada tahun tahun 1868, ditemukan fosil Homo Cro-Magnon di gua Cro
Magnon di dekat Les Eyzies, Prancis. Ciri fisiknya mendekati manusia masa kini,
umurnya sekitar 40.000-25.000 tahun yang lalu. Sebagai manusia modern tertua
yang dikenal di Eropa, Cro-Magnon awalnya diketahui berdasarkan pada lukisan-
lukisan terkenal di gua Lascaux dan budaya Aurignacian yang berkembang di
selatan Perancis dan Jerman.
Ciri fisik manusia purba Homo Cromagnon adalah:
 Ciri-ciri fisik seperti manusia modern, yaitu tengoraknya tinggi dengan
atap dan
 belakang tengkorak yang bundar
 Memiliki volume otak sekitar 1400- 1.600 cc
 Tonjolan tulang kening telah hilang, dahinya vertical, mukanya datar
tanpa
 penonjolan di bagian mulut
 Ukuran rahang dan gigi-giginya sebagai alat pengunyah telah
menyusut, serta dagu
 tampak nyata
 Ukuran tubuhnya rata-rata 165 cm
 Struktur dan volume tengkoraknya tampak lebih mirip tengkorak ras-
ras yang hidup
 di Afrika dan daerah tropis saat ini

TUGAS SISWA
Buatlah suatu table jenis-jenis manusia purba indonesia dan dunia kemudian,
cantumkan persamaan dan perbedaan fisiknya ?

Anda mungkin juga menyukai