Anda di halaman 1dari 11

BUDAYA DAN BUDAYA LOKAL

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Dalam sudut pandang Antropologi kebudayaan adalah seluruh system gagasan dan rasa,
tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya
dengan belajar.

Budaya lokal adalah bagian dari sebuah skema dari tingkatan budaya (hierakis bukan
berdasarkan baik dan buruk), dikemukakan oleh antropolog terkemuka di Indonesia yang beretnis
Sunda, Judistira K. Garna. Budaya lokal juga merupakan budaya milik penduduk asli yang merupakan
warisan budaya. Jadi budaya lokal adalah kebudayaan yang berlaku dan dimiliki tiap daerah atau suku
bangsa.

Unsur-Unsur Kebudayaan

Unsur-unsur kebudayaan digolongkan kepada unsur besar dan unsur kecil yang lazimnya
disebut dengan istilah culture universal karena di setiap penjuru dunia manapun kebudayaan tersebut
dapat ditemukan seperti pakaian, tempat tinggal dan lain sebagainya. Beberapa orang sarjana telah
mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan. Seperti Melville J. Herskovits, Bronislaw
Malinowski.

1. Melville J. Herskovitz menyebutkan ada empat unsur pokok kebudayaan, yaitu:

a. Alat-alat teknologi,

b. Sistem ekonomi

c. Keluarga, dan

d. Kekuasaan politik.

2. Bronislaw Malinowski menyatakan ada empat unsur pokok kebudayaan yang meliputi:

a. Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antar para anggota masyarakat agar
menyesuaikan dengan alam sekelilingnya,

Organisasi ekonomi

Alat dan lembaga atau petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama), dan

Organisasi kekuatan (politik).

Unsur-unsur Kebudayaan Universal

Kebudayaan universal adalah unsur-unsur kebudayaan terbesar dalam suatu kerangka


kebudayaan yang dapat dijumpai pada setiap kelompok pergaulan hidup manusia. Kebudayaan ini
terdiri dari 7 unsur pokok yaitu:

1
1. System kepercayaan atau religi

Pada system religi dalam kerangka kebudayaan suatu masyarakat memiliki 3 unsur utama, yaitu :

a. System keyakinan

b. System upacara keagamaan

c. Umat yang menganut religi tersebut

System upacara keagamaan mengandung 5 aspek, yaitu:

a. Emosi keagamaan

b. System keyakinan

c. System ritus dan upacara

d. Umat agama

e. Peralatan ritus dan upacara

2. System organisasi social

a. System kekerabatan

b. Susunan masyarakat

3. System mata pencaharian hidup

a. Berburu dan meramu ( hunting and gathering )

b. Beternak

c. Bercocok tanam diladang ( shifiting cultivators )

d. Menangkapm ikan (fishing)

e. Bercocok tanam menetap dengan irigasi ( cultivation)

f. Perdagangan

4. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup ( Teknologi )

a. alat-alat produktif

b. senjata

c. wadah

d. makan

e. alat penyala api

f. pakaian

g. tempat berlindung dan perumahan

h. alat-alat transportasi

5. Bahasa

6. Kesenian

a. seni verbal/seni lisan/folklore

b. seni music

2
c. seni patung

7. System pengetahuan

Tiap suku bangsa didunia biasanya mempunyai 7 cabang pengetahuan, yaitu:

1. alam skitar

2. alam flora di daerah tempat tinggal

3. zat-zat, bahan mentah dan benda-benda lain disekitar.

4. tubuh manusia

5. sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia

6. ruang dan waktu

Macam- Macam Budaya Lokal

Budaya lokal merupakan unsur pembentuk budaya nasional. Bangsa Indonesia dikenal sebagai
bangsa yang multicultural dalam suku bangsa dan budaya. Sehingga masing-masing daerah memiliki
budaya yang khas. Tradisi dan budaya yang berkembang dan terpelihara dalam masyarakat Indonesia
antara lain:

1. Tradisi Upacara Labuhan Merapi

Setiap 30 rajab dilaksanakan tradisi upacara penobatan Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai sultan
di Ngayojokarto Hadiningrat. Upacara ini dilengkapi dengan berbagai macam sesaji untuk di bawa ke
kendit Gunung Merapi oleh Ki Juru Kunci agar memperoleh berkah dan sebagai wujud permohonan
keselamatan dan kesejahteraan.

2. Tradisi Ngaben

Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan oleh para penganut agama Hindu Bali.

3. Tradisi Batapung Tawar Maayun

Batapung Tawar Maayun adalah upacara menyiapkan menjadi seorang anak yang merupakan tradisi
masyarakat Matapura, Amuntai, Kandang dan Banjarmasin.

4. Tradisi Era – era Tu Urau

Tradisi Era – era Tu Urau adalah upacara tindik telinga untuk gadis-gadis yang menginjak usia dewasa
yang merupakan tradisi budaya suku bangsa Waropen, Irian Jaya.

5. Tradisi Adat Jawa

Tradisi adat dalam masyarakat jawa terdiri dari:

a. Brokohan Yaitu upacara kelahiran Bayi.

b. Selapanan Yaitu upacara pemberian nama pada bayi yang baru lahir.

c. Tedak siten Yaitu upacara bagi bayi yang berusia antara 5-6 bulan pada saat pertama kali turun
ketanah.

6. Tradisi perkawinan Batak Toba

3
PENGARUH DAN DAMPAK MASUKNYA BUDAYA ASING DI INDONESIA
Masuknya Budaya Asing di Indonesia

Indonesia memiliki letak yang sangat strategis dan tanah yang subur dengan kekayaan alam
yang melimpah ruah. Pengalaman masa lampau menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang sibuk
dan menjadikannya salah satu urat nadi perekonomian yang ada di Asia Tenggara dan dunia. Hal ini
menyebabkan banyak penduduk dari negara lain datang ke Indonesia. Menurut Anthony Reid, Negara
Indonesia merupakan negara di bawah angin, karena pentingnya posisi Indonesia di mata dunia.
Keadaan geografis yang strategis inilah yang menyebabkan arus budaya asing bebas masuk ke
Indonesia. Hampir semua budaya dan etnis mulai dari Asia sampai Eropa ada di Indonesia. Budaya
yang masuk itu memperkaya sekaligus mempengaruhi perkembangan budaya lokal yang sudah ada
secara turun-temurun.

Pengaruh Budaya Asing di Indonesia

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang
dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh dan bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.

Indonesia merupakan negara di bagian timur yang menganut kebudayaan timur yang pada
intinya banyak bersumber dari agama. Artinya kepribadian orang timur terletak pada hatinya. Dengan
hatinya mereka menyatukan akal budi, intuisi, intelegansi dan perasaan. Pemikiran timur lebih
menekankan unsur terdalam dalam jiwa. Macam-macam kebudayaan yang memiliki nilai timur lebih
menekankan disiplin mengendalikan diri, sederhana, tidak mementingkan dunia.

Indonesia sebagai bagian dari wilayah timur yang menganut kebudayaan timur, harus
mementingkan kerohanian, perasaan, gotong-royong dan menjaga keharmonisan antara manusia
dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.

Itulah sebabnya macam-macam kebudayaan yang dimiliki indonesi memiliki kriteria yang sama
dengan nilai-nilai budaya timur.

Permasalahannya yang kemudian muncul adalah pengaruh budaya barat yang mulai
mengena. Perkembangan pesat era globalisasi saat ini, semakin menekan proses akulturasi budaya,
terutama pengaruh budaya barat. Berbagai informasi melalui media cetak dan elektronik dengan
sentuhan kemajuan teknologi modern mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain. Namun,
perkembangan yang dihadirkan bersamaan dengan pengaruh budaya barat menyebabkan efek, baik
positif maupun negatif. Tetapi semua itu tergantung dari cara berfikir individu menyikapi masuknya
budaya barat ke negeri ini. Unsur budaya barat hendaknya diserap secara selektif dan hati-hati.
Kemajuan orang barat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi patut kita tiru.Karena negara-negara
barat mayoritas memiliki IPTEK yang lebih maju jika dibandingkan dengan Indonesia. Seperti halnya
dibidang pendidikan, ekonomi dan industri. Begitu pula dengan budaya semangat kerjanya dan
berprestasinya yang perlu ditiru. Tetapi tidak semua budaya barat pantas dan layak diterapkan di
Indonesia. Seperti contohnya gaya hidup mewah dan cara berpakaian. Jika budaya yang melanggar
norma di negeri ini diimitasi tentu saja sangat tidak cocok dan bahkan wajib untuk ditolak. Orang-
orang di negara barat telah terbiasa dengan gaya hidup mewah. Mereka sering menghabiskan uang
bahkan untuk hal yang tidak penting sekaligus jika dilihat dari kacamata orang timur. Misalnya
mengoleksi barang-barang mewah seperti contohnya yang dilakukan oleh para artis hollywood,
traveling dan membeli barang-barang bermerek. Dampak yang lebih memprihatinkan lagi adalah cara
berpakaian. Cara berpakaian orang barat jika dibandingkan dengan orang timur sangat berbeda.

4
Orang barat cenderung berpakaian lebih minim dan kurang sopan jika dibandingkan dengan orang
timur. Kini dampaknya banyak remaja sekarang yang bergaya dan berpakaian seperti orang barat.

Selain budaya barat, kini yang sedang hangat-hangatnya dan populer dikalangan masyarakat
adalah budaya yang berasal dari Korea yang disebut dengan budaya korean Pop atau yang biasa
disebut dengan budaya K-POP. K-POP seolah-olah telah menghipnotis remaja dunia bahkan di
Indonesia. Banyak remaja di Indonesia yang begitu gandrung dengan budaya ini. Cara berpakaian,
style, gaya rambut, musik bahkan Industri musik di Indonesiapun juga ikut terpengaruhi dengan
adanya boyband yang mendadak muncul. Para remaja mulai meniru gaya ala idola mereka, bahkan
tidak sedikit dari mereka yang justru tertarik dengan budaya yang berasal dari Korea ini. Inilah yang
menimbulkan kekhawatiran, begitu mudahnya masyarakat Indonesia menerima budaya Asing yang
justru bisa menggeser kebudayaan asli Indonesia.

Menurut Soerjono Soekanto (1990) masuknya budaya asing ke indonesia mempunyai pengaruh yang
sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif.

1) Dampak Positif

Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat
merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju,
dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik
batin, jasmani dan rohani.

2) Dampak Negatif

Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya
sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan
lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.

a). Kesenjangan Sosial Ekonomi

Kesenjangan sosial ekonomi adalah suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial dan
ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Artinya ada jurang pemisah yang lebar antara si kaya dan si
miskin, akibat tidak meratanya pembangunan.

Apabila jurang pemisah ini tidak segera ditanggulangi dan menimbulkan kecemburuan
masyarakat sosial yang dapat menyebabkan keresahan dalam massyarakat. Kesenjangan sosial itu
sendiri akan mengakibatkan hal- hal berikut ini:

• Lahirnya kelompok kelompok sosial tertentu seperti adanya pengamen yang banyak berkeliaran di
jalanan yang menyebabkan masyarakat terganggu dan keberadaan pengamen tersebut sering
menimbulkan masalah yang dapat meresahkan masyarakat sekitar disamping itu juga terdapat
kelompok pengangguran yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya dan jika tidak ditanggulangi
secara cepat maka akan menimbulkan kasus atau kriminalitas

b) Kerusakan Lingkungan Hidup

Pencemaran yang terjadi di lingkungan masyarakat menimbulkan dampak sebagai berikut:

• Polusi udara, menyebabkan sesak nafas,mata pedih, dan pandangan mata kabur.

• Polusi tanah, menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.

• Polusi air, menyebabkan air tidak bersih dan tidak sehat isi

c) Masalah Kriminalitas

Kriminalitas adalah perbuatan yang melanggar hukum atau hal- hal yang bersifat kejahatan,
seperti korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan dan lainnya. Dalam kriminologi

5
kejahatan disebabkan karena adanya kondisi dan proses- proses sosial yang sama yang menghasilkan
perilaku sosial lainnya. Artinya, terdapat hubungan antara variasi angka kejahatan dan variasi
organisasi – organisasi sosial dimana kejahatan tersebut terjadi.sebagaimana dikatakan E.H.
Sutherland ( dalam Soejono Soekamto, 1990: 367) kriminalitas (perilaku jahat) merupakan proses
asosiasi diferensial, karena apa yang dipelajari dalam proses tersebut sebagai akibat interaksi dalam
pola dan perilaku yang jahat.

d) Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda (sekelompok
remaja). Misalnya tawuran, perusakan barang milik masyarakat, penyimpangan seksual, dan
penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang. Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu faktor eksternal dan internal.

1. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu sendiri.
Misalnya, pembawaan sikap negatif dan suka dikendalikan yang juga mengarah pada perbuatan nakal.
Selain itu, kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang
tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan konflik pada dirinya dan kurang
mampunya si remaja itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja itu artinya, berasal dari lingkungan
hidup remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan, dan media
massa. Seseorangyang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis cenderung akan memepnyai
perilaku yang kurang baik dan menyimpang dari norma dan nilai yang berada pada masyarakat.
Misalnya seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-
obatan karena ia tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya.

HUBUNGAN ANTAR BUDAYA


Hubungan Antar Budaya : Pengertian Difusi, Akulturasi, Asimilasi / Pembauran - Manusia
sebagai makhluk sosial memiliki sifat berubah. Begitu juga dengan kebudayaan yang bersifat dinamis
selalu mengalami perubahan walaupun secara sangat lambat. Perubahan dari kebudayaan, baik
secara langsung maupun tidak langsung, berpengaruh pada budaya lokal. Sebelum mengkaji tentang
pengaruh budaya asing terhadap budaya lokal, ada beberapa konsep penting yang erat kaitan nya
dengan pengaruh budaya itu, antara lain difusi (penyebaran), percampuran (acculturation),
pembauran (asimilation), dan gegar budaya (cultural shock).

Difusi adalah suatu proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari satu kelompok ke
kelompok lainnya atau dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, difusi dinyatakan sebagai proses penyebaran atau perembesan suatu unsur kebudayaan
dari satu pihak kepada pihak lain. W.A. Haviland menyatakan bahwa difusi adalah penyebaran
kebiasaan atau adat istiadat dari kebudayaan satu kepada kebudayaan lain. Proses difusi berlangsung
menggunakan teknik meniru atau imitasi. Meniru lebih mudah daripada menciptakan sendiri,
terutama tentang hal-hal yang baru. Beberapa contoh proses terjadinya difusi, di antaranya sebagai
berikut.

Unsur-unsur budaya timur dan barat yang masuk ke Indonesia dilakukan dengan teknik
meniru. Misalnya, penyebaran agama Islam melalui media perdagangan, berikut cara berdagang yang
jujur, dan model pakaian yang digunakan, lambat laun ditiru oleh masyarakat.

Cara berpakaian para pejabat kolonial Belanda ditiru oleh penguasa pribumi.

Cara orang Minangkabau membuka warung nasi dan cara orang Jawa membuka warung tegal.

Cara makan yang dilakukan orang Eropa dengan menggunakan sendok ditiru oleh orang Indonesia.

6
Adapun jenis difusi yang dilakukan, antara lain sebagai berikut.

1) Penyebaran intra masyarakat, dipengaruhi antara lain sebagai berikut.

a) Fungsinya dirasakan cocok dan berguna bagi kehidupan masyarakat.

b) Unsur-unsur budaya daerah mudah diterima atau diserap, contohnya unsur-unsur kebudayaan
material dan teknologi, seperti bahan makanan, pakaian, dan alat-alat per tanian.

c) Unsur-unsur budaya daerah sangat digemari karena keindahan dan rasa.

2) Penyebaran antar masyarakat, dipengaruhi antara lain:

a) kontak antar masyarakat;

b) penyebarannya;

c) ada tidaknya kebudayaan yang menyaingi unsur-unsur penemuan baru.

Bentuk penyebaran yang mendapat perhatian dari para antropolog, di antaranya sebagai
berikut.

Symbiotic adalah pertemuan antar individu dari satu masyarakat dan individu-individu dari
masyarakat lainnya tanpa mengubah kebudayaan masing-masing. Contohnya proses barter yang
terjadi antara orang suku pedalaman Kongo dan orang suku pedalaman Togo di Afrika.

Penetration pasifique adalah masuknya kebudayaan asing dengan cara damai dan tidak
disengaja dan tanpa paksaan. Misalnya, masuknya para pedagang dari Gujarat, Persia dan Arab yang
berniat berdagang, tetapi tanpa disadari menyebarkan agama Islam.

Penetration violente adalah masuknya kebudayaan asing dengan cara paksa. Misalnya,
kewajiban melakukan seikirei pada masa penjajahan Jepang di Asia.

Peristiwa yang terjadi pada belahan bumi yang lain dapat disaksikan dan didengarkan pada
waktu yang bersamaan, meski orang berada di wilayah yang sangat jauh dari tempat berlangsungnya
kejadian tersebut. Peristiwa peperangan di negara-negara Balkan atau bencana kelaparan yang terjadi
di Afrika dengan mudah dan cepat dapat segera diketahui dalam hitungan detik, bahkan secara
langsung dapat diketahui saat itu juga. Arus globalisasi informasi semakin mempermudah proses difusi
kebudayaan, setelah teknologi internet semakin berkembang sehingga pembauran kebudayaan asing
tidak bisa dihindarkan. Hal ini juga berarti semakin mempermudah terjadinya proses pembauran atau
per campuran pada suatu bangsa.

Referensi Antropologi :

Globalisasi adalah proses percepatan saling ketergantungan bangsa-bangsa dalam sebuah


sistem dunia yang berbentuk jaringan ekonomi, media massa, dan sistem transportasi modern.

b. Akulturasi (Percampuran)

Pencampuran kebudayaan merupakan pedoman kata dari istilah bahasa Inggris acculturation.
Percampuran merupakan suatu perubahan besar dari suatu kebudayaan sebagai akibat adanya
pengaruh dari kebudayaan asing. Menurut Koentjaraningrat, percampuran menyangkut konsep
mengenai proses sosial yang timbul jika sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan asing. Akibatnya, unsur-unsur asing lambat laun diterima
dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asli.

Proses percampuran berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal disebabkan
adanya unsur-unsur kebudayaan asing yang diserap atau diterima secara selektif dan ada unsur-unsur
yang tidak diterima sehingga proses perubahan kebudayaan melalui mekanisme percampuran masih
memperlihatkan adanya unsur-unsur kepribadian yang asli.

7
Mekanisme percampuran dapat digambarkan sebagai berikut.

1) Unsur Budaya Asing yang Mudah Diterima

a) Unsur-unsur kebudayaan yang konkret wujudnya, seperti benda-benda keperluan rumah tangga
dan alat-alat pertanian yang praktis dipakai.

b) Unsur-unsur kebudayaan yang besar sekali gunanya bagi si pemakai. Contohnya kendaraan
bermotor, seperti sepeda motor dan truk pengangkut.

c) Unsur-unsur kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan masyarakat penerima. Contohnya,


penerangan listrik menggantikan penerangan tradisional dan telepon seluler menggantikan telepon
rumah.

2) Unsur Budaya Asing yang Sulit Diterima

a) Unsur-unsur kebudayaan yang wujudnya abstrak, misalnya paham atau ideologi negara asing.

b) Unsur-unsur kebudayaan yang kecil sekali gunanya bagi si pemakai, contohnya cara meminum teh.

c) Unsur-unsur kebudayaan yang sukar disesuaikan dengan keadaan masyarakat penerima, contohnya
traktor pembajak sawah yang sukar menggantikan fungsi bajak yang ditarik kerbau pada lahan
pertanian tertentu.

3) Unsur Budaya yang Sukar Diganti

a) Unsur yang memiliki fungsi luas dalam masyarakat. Misalnya, sistem kekerabatan yang masih
berfungsi luas dalam masyarakat Batak.

b) Unsur-unsur yang ditanamkan pada individu sejak kecil dalam proses pembudayaan ataupun
pemasyarakatan. Misalnya, kebiasaan makan masyarakat Indonesia yang memakan nasi akan sulit
diganti dengan roti sebagai makanan pokok.

4) Individu yang Cepat dan Sukar Menerima Kebudayaan Asing

Dipandang dari sudut umur, individu-individu yang berumur relatif muda umumnya lebih
mudah menerima unsur-unsur dari luar dibandingkan individu-individu yang berusia lanjut. Selain itu,
individu-individu yang sudah menerima kebaikan dari masyarakatnya akan sulit menerima unsur-
unsur asing.

5) Beberapa Bentuk Percampuran

Menurut para antropolog, percampuran terjadi dalam berbagai bentuk sebagai berikut.

a) Substitusi

Unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru yang memberikan nilai lebih bagi para
penggunanya. Contohnya, para petani mengganti alat pembajak sawah oleh mesin pembajak seperti
traktor.

b) Sinkretisme

Unsur-unsur budaya lama yang berfungsi padu dengan unsur-unsur budaya yang baru
sehingga membentuk sistem baru. Perpaduan ini sering terjadi dalam sistem keagamaan, contohnya
agama Trantayana di zaman Singosari yang merupakan perpaduan antara agama Buddha dan Hindu.
Demikian juga pada tradisi keagamaan orang Jawa yang masih memperlihatkan perpaduan antara
agama Hindu dan Islam.

c) Penambahan (Addition)

8
Unsur budaya lama yang masih berfungsi ditambah unsur baru sehingga memberikan nilai
lebih. Contohnya, di Kota Yogyakarta, penggunaan kendaraan bermotor melengkapi sarana
transportasi tradisional, seperti becak dan andong.

d) Penggantian (Deculturation)

Unsur budaya lama hilang karena diganti oleh unsur baru. Contohnya, delman atau andong
diganti oleh angkot atau angkutan bermotor.

e) Originasi

Masuknya unsur budaya baru yang sebelumnya tidak dikenal menimbulkan perubahan besar
dalam kehidupan masyarakatnya. Contohnya, proyek listrik masuk desa menimbulkan perubahan
besar dalam ke hidupan masyarakat desa. Energi listrik tidak hanya menggantikan lampu teplok
dengan lampu listrik, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat desa akibat masuknya berbagai
media elektronik, seperti televisi, radio, dan film.

f) Penolakan (Rejection)

Akibat adanya proses perubahan sosial budaya yang begitu cepat menimbulkan dampak
negatif berupa penolakan dari sebagian anggota masyarakat yang tidak siap dan tidak setuju terhadap
proses percampuran tersebut. Salah satu contoh, masih ada sebagian orang yang menolak berobat ke
dokter dan lebih percaya ke dukun.

c. Pembauran (Asimilasi)

Pembauran merupakan padanan kata dari istilah asimilation; merupakan proses perubahan
kebudayaan secara total akibat membaurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga ciri-ciri kebudayaan
yang asli atau lama tidak tampak lagi. Menurut Koentjaraningrat, pembauran adalah suatu proses
sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda. Setelah
mereka bergaul dengan intensif, sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan masing-masing berubah
menjadi unsur kebudayaan campuran.

Proses pembauran baru dapat berlangsung jika ada persyaratan tertentu yang mendukung
berlangsungnya proses tersebut. Harsojo menyatakan bahwa dalam pembauran dipengaruhi oleh
beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.

1) Faktor Pendorong Asimilasi

a) Toleransi adalah saling menghargai dan membiarkan perbedaan di antara setiap pendukung
kebudayaan yang saling melengkapi sehingga mereka akan saling membutuhkan.

b) Simpati adalah kontak yang dilakukan dengan masyarakat lainnya didasari oleh rasa saling
menghargai dan menghormati. Misalnya dengan saling menghargai orang asing dan kebudayaan nya
serta saling mengakui kelemahan dan kelebihannya akan mendekatkan masyarakat yang menjadi
pendukung kebudayaan-kebudayaan tersebut.

c) Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa di dalam masyarakat. Misalnya dapat
diwujudkan dalam kesempatan untuk menjalani pendidikan yang sama bagi golongan-golongan
minoritas, pemeliharaan kesehatan, atau penggunaan tempat-tempat rekreasi.

d) Adanya perkawinan campuran (amalgamasi). Perkawinan campuran dapat terjadi di antara dua
kebudayaan yang berbeda, baik dari asal suku bangsa maupun tingkat sosial ekonomi.

e) Adanya persamaan unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dalam setiap kebudayaan


menyebabkan masyarakat pendukungnya merasa lebih dekat satu dengan yang lainnya.

9
2) Faktor Penghambat Asimilasi

a) Fanatisme dan prasangka, melahirkan sikap takut terhadap kebudayaan lain yang umumnya terjadi
di antara masyarakat yang merasa rendah (inferior) dalam menghadapi kebudayaan luar yang lebih
tinggi (superior). Contohnya, suku-suku bangsa terasing seperti orang Kubu di Sumatra, orang Baduy
di Jawa Barat, dan suku-suku terasing di Irian/Papua. Prasangka yang timbul itu membuat mereka
menutup diri terhadap masuknya budaya baru.

b) Kurangnya pengetahuan kebudayaan yang menyebabkan sikap toleransi dan simpati yang kurang
berkembang antara suku bangsa.

c) Perasaan superioritas yang besar pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap kebudayaan
masyarakat lain. Contohnya, antara masyarakat kolonial dan masyarakat pribumi sehingga integrasi
yang terjalin antara yang menjajah dan yang dijajah tidak berkembang.

d) Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat yang akan berakibat pada tidak
adanya kebebasan untuk bergaul dengan masyarakat luar. Sebaliknya, orang luar kurang memahami
kebudayaan masyarakat tersebut sehingga menimbulkan prasangka yang dapat menghalangi
berlangsungnya proses pembauran.

e) Adanya in-group yang kuat. In-group feeling, artinya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu
terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan. Misalnya, golongan minoritas
Arab dan Tionghoa di Indonesia yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang tajam dengan
orang Indonesia asli. Pelaksanaan pergantian nama orang Tionghoa dengan nama Indonesia tidak
banyak membawa hasil untuk mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat Indonesia jika in-group
feeling tidak diatasi lebih dulu.

d. Gegar Budaya

Gegar budaya merupakan padanan kata dari istilah dalam bahasa Inggris culture shock. Gegar
budaya, yaitu adanya ketidaksiapan menerima budaya yang baru pada kehidupan. Ada sebuah
paradigma yang berkembang bahwa segala yang datang dari Barat itu unggul dan lebih baik, padahal
belum tentu. Bisa saja yang datang dari Barat itu mengandung nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
budaya Timur. Nilai-nilai tersebut antara lain sebagai berikut.

Sifat individualisme adalah sifat mementingkan diri sendiri. Hal ini sangat bertentangan
dengan budaya Indonesia yang lebih mengutamakan kebersamaan. Sifat individualisme mengingkari
kodrat manusia sebagai makhluk sosial.

Hedonisme adalah gemar hura-hura. Kehidupan hanya digambarkan sebagai kesenangan


belaka dan tidak ada kerja keras.

Sekularisme adalah sikap yang memisahkan antara agama dan urusan dunia. Agama hanya
dipandang sebagai proses ritual yang kadang-kadang bertentangan dengan kesenangan dunia.

Konsumerisme adalah sifat menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak perlu.
Barang lebih ditentukan oleh gayanya bukan fungsinya.

Sifat-sifat tersebut sudah berkembang dengan bebasnya di Indonesia. Hal ini akibat dari
masuknya budaya asing yang begitu bebas dan pemerintah serta masyarakat tidak melakukan
penyaringan terhadap budaya asing tersebut.

Latihan

1. Buatlah ringkasan dari resume di atas ?


2. Jelaskan apa yang dimaksud kebudayaan dan budaya lokal ?

10
3. Sebutkan 7 unsur kebudayaan local ?
4. Jelaskan dampak positif dan negative masuknya budaya asing di Indonesia ?
5. Apa yang di maksud dengan asimilasi, akulturasi dan difusi ?

11

Anda mungkin juga menyukai