Anda di halaman 1dari 77

Misteri Batu Purbakala Ica

Oleh LEONARDO VINTINI, Staf The Epoch Times Argentina


(Erabaru.or.id) - Kontroversi sejarah yang penting pernah muncul di tahun 1960-an
ketika beberapa batu ditemukan di sebuah gua di Ica, Peru. Di dunia ilmu pengetahuan,
tak ada yang bisa dianggap sebagai suatu pernyataan atau disingkirkan tanpa bukti yang
pasti.

Manusia menaiki dinosaurus dan tampak memegang senjata seperti akan berburu.
Coba perhatikan perbandingan manusia dengan tubuh dinosaurus, mirip
perbandingan manusia sekarang dengan kuda/sapi. Ukuran manusia pada zaman
itu adalah sangat tinggi dan besar.
Tidak dapat dipungkiri, penemuan batu-batuan misterius ini tak lepas dari peran Dr.
Javier Cabrera. Kolektor utama artifak ini, Dr. Cabrera memajang peninggalanpeninggalan peradaban kuno Peru ini ke dalam sebuah museum the Museo de Piedras
Grabadas (Museum Batu Berukir), yang berlokasi di desa Ica, sebelah utara Nazca Lines
(serangkaian geoglyph/gambar di atas tanah dengan menggunakan batu, kerikil, maupun
tanah yang terletak di Gurun Nazca, Peru, dibuat oleh kebudayaan Nazca antara 200 SM 700 M).
Pada saat menemukan satu batu, Cabrera mengenali gambar ikan yang punah diatasnya.
Dari situlah dia mulai mengikuti jejak batu-batu tersebut, dan bersama penduduk
setempat yang menggalinya menemukan lusinan batu pada situs yang berbeda di sekitar
area itu. Cabrera memborong bebatuan itu, dan setelah beberapa lama memperoleh lebih
dari 40.000 buah.

Batu Ica yang menggambarkan pengetahuan astronomi pada masa itu, tampak
orang memegang teleskop mengamati langit, diatasnya terdapat komet yang
melintas diangkasa
Menguasai beragam penyajian yang berbeda, Dr. Cabrera mengklasifikasikan bebatuan
Ica berdasarkan beberapa tema besar. Jelas terlihat serangkaian astronomi,
menggambarkan secara detail 13 konstelasi zodiak; serangkaian pengobatan,
mengilustrasikan kemajuan bedah tubuh, transplantasi organ (termasuk transplantasi
otak), metoda akupuntur, dan lukisan tentang operasi kelahiran caesar; menggambarkan
serangkaian bencana alam besar, menunjukkan bahwa kemajuan teknologi pada masa itu

membawa ke kematian mereka sendiri; serangkaian astronot, yang mengilustrasikan


perjalanan manusia prasejarah dengan kapal luar angkasa; dan serangkaian binatang
prasejarah yang secara kuat menggambarkan bahwa saat itu manusia hidup berdampingan
dengan dinosaurus.

Batu yang menggambarkan peta bumi pada masa purba


Rangkaian bebatuan lain menggambarkan lapisan kontinental purba (termasuk peta bumi
pada Tertiary Period yaitu periode pembentukan lapisan geologi kirakira 65 sampai 1,8
juta tahun lalu), ras manusia purba, dan flora dan fauna yang tidak dikenali oleh dunia
modern kita. Bahkan ada beberapa bebatuan yang sampai saat ini belum dapat
diidentifikasi oleh para antropologi.

Batu yang menggambarkan bedah transplantasi


Apakah ada peradaban lain yang mungkin bahkan lebih maju daripada peradaban kita
yang eksis di masa lalu? Jikalau ukiran ini benar-benar berasal dari Quaternary Period
(periode pembentukan lapisan geologi antara 1.806 juta tahun lalu hingga saat ini),
apakah hal itu merujuk pada manusia purba? Apakah teori mengenai peradaban
prasejarah tidak berdasar atau seperti pernyataan pengarang kontroversial Jerman Erich
von Daniken, bahwa kita telah dikaburkan oleh seluruh generasi palaentologi dan
antropologi. Mempertimbangkan beragam contoh yang dieksplorasi pada serangkaian
artikel ini untuk mengejar jawaban atas pertanyaan ini. Tentu saja bukan hanya Batuan
Ica yang menunjukkan kemajuan teknologi prasejarah, seperti artikel-artikel Sisa-sisa
Teknologi yang Hilang, Tambang Reaktor Nuklir Dua Miliar Tahun Lalu, Kekosongan
dalam Teori Evolusi Ataukah Bergurau dengan Sejarah? dll dalam rubrik Prasejarah
kami. (The Epoch Times/feb)

Sisa-sisa Teknologi yang Hilang


(Erabaru.or.id) Sebenarnya berapa usia ras manusia itu? Walaupun gambarannya sedikit
berbeda, namun antropologi modern dan penelitian genetika menunjukkan rentang waktu
yang kurang lebih sama. Namun demikian, keberadaan beragam artifak yang ditemukan,
tidaklah sesuai dengan teori itu. Beberapa dari penemuan-penemuan ini bahkan
meragukan kebenaran asal usul teknologi umat manusia, ketika penemuan tersebut

menjadi petunjuk berharga di dalam misteri paling dalam tentang asal usul spesies dan
ilmu pengetahuan kita.

Foto baterai dari Iraq yang berusia 2000 tahun yang ditemukan didaerah Khujut
Rabu, pinggiran kota Bhagdad. Bukti ini merevisi Count Alassandro Volta sebagai
pencipta baterei pada tahun 1800, akan tetapi sebagai penemu kembali teknologi
yan hilang tersebut.
Salah satu contoh keajaiban teknologi yang sama sekali tidak sesuai dengan garis sejarah
konvensional adalah baterai elektrik yang ditemukan di Baghdad. Artifak berusia 2000
tahun itu berada di sebuah museum ketika seorang arkeolog asal Jerman, Wilhelm Konig,
menemukan kegunaan yang sebenarnya. Baterai kuno ini terdiri dari wadah keramik
kuning dengan silinder tembaga, berukuran 12 x 4 cm, ditemukan didalamnya. Silinder
dibentuk oleh sebuah klem yang dipatri dengan komposisi campuran 60/40 (setara
dengan timah atau memiliki perbandingan yang sama seperti yang digunakan patri saat
ini) dan sebuah tutup tembaga, dan disegel dengan material semacam aspal. Lapisan
semacam aspal lain menyegel bagian dalam, dengan sebuah batang besi tersegel di
tengahnya. Batang itu menunjukkan bukti korosifitas dari bahan semacam asam.
Rekonstruksi baterai elektrik ini menunjukkan bahwa dia mampu menghasilkan voltase
yang setara dengan baterai modern. Namun di era 2000 tahun yang lalu, alat itu
digunakan untuk membangkitkan apa? Pada saat itu, area ini merupakan bagian dari
Kerajaan Parthian. Bukti-bukti menyampaikan bahwa teknologi ini tidak murni berasal
dari daerah itu, namun lebih tepat berasal dari Mesir, dimana banyak obyek berlapis
perak ditemukan.

Rekonstruksi Mesin Antikythera, sebuah mesin kalender astronomi kuno namun


canggih yang ditemukan nyaris seakurat model modern. Alat tersebut merepotkan
para ilmuwan karena bertentangan dengan dugaan sejarah perkembangan
teknologi.
(LOUISA GOULIAMAKI/AFP/GETTY IMAGES)
Jika penggunaan listrik 2000 tahun lalu terlihat menakjubkan, pemakaian tuas sebelum
Masehi pun membuktikan hal yang samasama mencengangkan. Mesin Antikythera
yang sangat rumit adalah sebuah jam astronomi yang ditemukan di awal abad 20, dalam

sebuah kapal Yunani yang nampaknya karam kirakira tahun 80 tahun Sebelum Masehi.
Setahun dalam proses identifikasi dan pendataan berbagai obyek dalam kapal, salah satu
peneliti mengenali alat aneh yang kompleksitasnya menakjubkan tersebut merupakan
bagian dari serangkaian tuas-tuas.
Kelak kemudian, analisa menunjukkan bahwa alat tersebut berisi nama-nama badan
langit (nama-nama obyek di luar angkasa dalam hal ini planet berdasarkan karakter
mitologi Yunani/Romawi) dan simbol zodiak (rasi bintang berdasarkan konstelasi
bintang-bintang). Xrays menentukan bahwa alat ini berisikan 32 tuas yang sangat cocok
dan masih berfungsi. Kabar tersebut mengejutkan komunitas ilmuwan yang
menyimpulkan bahwa mesin tersebut merupakan kalender astronomi canggih yang
hampir seakurat model modern. Namun demikian Mesin Antikythera ini menyusahkan
para ilmuwan sebab bertentangan dengan dugaan sejarah perkembangan teknologi di era
tersebut. Beberapa bahkan mencoba untuk meyakinkan, dengan alasan bahwa navigator
masa kini pasti telah melemparkannya dari pesawat, yang secara kebetulan mendarat
persis di sebelah kapal tenggelam. Kemudian peneliti kelautan terkenal Jacques Cousteau
menemukan lebih banyak sisa tuas perunggu di area yang sama. Darimanakah bangsa
Yunani memperoleh pengetahuan untuk membuat alat semacam ini?
Sebuah kuil di New Delhi, India, memiliki keajaiban teknologi kuno semacam ini ;
sebuah pilar yang terbuat dari bahan campuran baja mampu bertahan selama 1600 tahun
di ruang terbuka tanpa ada tanda-tanda berkarat. Analisa ultrasound menunjukkan bahwa
pilar tersebut dibangun dari cakram/lempengan-lempengan besi yang di las. Bagaimana
prestasi kemampuan teknik peleburan logam pada 1600 tahun yang lalu dapat dijelaskan?
Di Eropa, kemampuan teknologi untuk membangun sesuatu hal yang serupa dengan
ukuran pilar tersebut belum ditemukan hingga akhir abad 19.
Di penggalian yang sama, para ilmuwan tidak mampu menjelaskan adanya lubang-lubang
di beberapa tulang manusia dan hewan yang berusia 40.000an, dan telah disetujui oleh
para ilmuwan sebagai hasil tembakan peluru. Para ahli balistik terperanjat ketika
diperlihatkan spesimen tersebut. Apakah seorang manusia gua membawa-bawa senjata
api?
Tetapi bukan hanya artifak-artifak aneh itu yang mengungkapkan kemajuan sejarah
manusia, nenek moyang kita bahkan telah menuliskan adanya peradaban di masa lampau.
Mempertimbangkan kutipan dari cerita Mahabarata berikut, sebuah cerita kuno Hindu:
Sebuah obyek dilontarkan ke udara dengan seluruh kekuatan jagad raya. Pilar asap
bercahaya dan menyala seterang 10.000 matahari, mengembangkan kemuliaannya
Senjata tanpa nama, layaknya halilintar besi, sebuah pesan kematian dahsyat yang
mengurangi abu seluruh ras manusia Mayat-mayat terbakar tanpa dapat dikenali.
Rambut dan kukunya berguguran, tembikar pecah tanpa ada sebabnya, dan burungburung
berubah putih.
Seandainya teks tersebut menggambarkan suatu ledakan nuklir, mungkin berat bagi
banyak pihak untuk menganggapnya serius. Namun demikian, ketika kita menyadari
bahwa di kota Hindu, Rajasthan, kirakira area seluas 5 mil tertutup lapisan debu
radioaktif raksasa. Intensitas radiasi tetap menyebabkan area tersebut tidak mungkin
untuk dihuni. Cerita prasejarah tersebut tidak hanya diungkapkan secara detail oleh
Mahabharata, cerita-cerita Hindu lain pun mengungkapkan adanya sebuah senjata yang
menyapu bersih seluruh tentara layaknya daun.

Sebuah model pesawat kecil terbuat dari emas dan ditemukan di Amerika Tengah
Ada keberadaan ratusan artifak dan gambaran kuno yang jika secara hat-ihati menelitinya
menggelitik kita untuk mempertimbangkan kembali perkiraan model baru teknologi
modern. Lima tahun sebelum Wright bersaudara membuat pesawat pertamanya, sebuah
pesawat kayu berusia 2200 tahun ditemukan di Mesir. Namun karena pesawat terbang
bukan alat yang familiar bagi semua orang bahkan pada saat itu, arkeolog mempercayai
bahwa artifak tersebut semacam patung berbentuk burung. Obyek metalik serupa juga
ditemukan di area praKolombian Amerika (PraKolumbian biasanya merujuk pada
peradaban asli Amerika sebelum kedatangan Christopher Columbus, seperti Mesoamerica
[Aztec dan Maya] dan Andes [Inca, Moche, Chibcha, Caaris] kurang lebih 14,000
SM1492). Bahkan lebih mencengangkan lagi, lukisan dalam gua ditemukan di bagian
terpencil dunia yang menggambarkan seolah-olah jaman subur untuk pesawat angkasa.
Ilmu pengetahuan sejati mengharuskan untuk selalu tidak yakin, selalu
mempertimbangkan ulang, dan secara konstan mendefinisikan ulang dasar-dasar teori
sesuai dengan penemuanpenemuan yang dibuat, dan proses ini kadang kala
membutuhkan waktu yang panjang untuk penelitian dan penyelidikan. Kita telah
mengetahui versi sejarah yang secara linier meningkatkan evolusi teknologi, namun
penemuanpenemuan seperti yang disampaikan diatas menyampaikan cerita yang jauh
berbeda, menginspirasi sebuah pemikiran yang serius pada hipotesa kita saat ini. Ketika
berhadapan dengan begitu banyak bukti yang mempertanyakan perkiraan sejarah masa
kini dan teknologi canggih nenek moyang kita, benarbenar tidak patut dan tidak ilmiah
untuk mengesampingkan artifakartifak tersebut dalam rangka melindungi kepercayaan
yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Kekosongan dalam Teori Evolusi Ataukah Bergurau dengan Sejarah?
Penemuan-penemuan yang Mengarah pada Peradaban dan Kebudayaan yang lebih Tua
Leonardo Vintii, Epoch Times Argentina

Sebuah fosil Trilobite yang mati pada 280 juta tahun yang silam. Bagaimana mungkin,
jejak kaki berada di atas fosil Trilobite? (Foto. photo.com)
(Erabaru.or.id) - Pada suatu malam yang hangat, dan orang itu memutuskan untuk
berjalan-jalan di pantai. Begitu ia mulai berjalan kaki, ia merasa ada suara gemeretak
yang agak lemah di bawah kakinya. Ia berhenti sejenak, untuk memeriksa sol sepatunya
di bawah sinar rembulan dan melepas darinya binatang kecil malang yang baru saja
terinjak hingga penyet. Tanpa beban ia melanjutkan jalan-jalannya yang menyegarkan,
tanpa pula memperhatikan jejak sepatunya yang telah mengabadikan akhir kehidupan

organisme mini tersebut. Akan tetapi adakah yang tidak lumrah dengan penginjakan
hingga penyet sebuah Trilobite?
Kira-kira 320 juta tahun yang silam di seantero samudra bumi terbentuk sebuah mahluk
kecil dengan bentuk tubuh be-ruas. Kerabat dari binatang laba-laba yang hidup di dalam
laut seperti lobster dan kepiting laut mengalami kejayaan dan kepunahannya di bumi,
sampai akhirnya pada 280 juta tahun yang lampau mereka benar-benar telah punah.
Trilobite inilah yang sedang kita perbincangkan. Spesies/ras manusia baru muncul paling
lama pada 2 atau 3 juta tahun silam, seperti yang diakui oleh sebagian besar ilmuwan
dewasa ini. Meskipun demikian ras manusia, sebagaimana dewasa ini diketahui, usianya
tidak melebihi 10 ribu tahun. Sebelum itu, ras manusia sama sekali masih primitif,
berbulu lebat dan memangsa daging mentah. Hal-hal mendasar seperti contohnya sistem
tali-temali untuk keperluan pencatatan peristiwa saja, belum eksis sama sekali.
SEBETULNYA MUSTAHIL MENGINJAK SUATU MAHLUK-HIDUP YANG
SAMA SEKALI TIDAK EKSIS
Dari data dan fakta dapat disimpulkan bahwa kejadian yang diceritakan tersebut
semestinya berasal dari area fiksi-ilmiah. Seorang manusia selamanya tidak akan bisa
menginjak sesosok mahluk, yang sudah punah jutaan tahun yang silam; apalagi seorang
manusia dengan sepatunya yang jelas-jelas merupakan suatu pertanda peradaban. Namun
bagi para peneliti suatu kegelisahan dan bagi beberapa penentang theori evolusi suatu
berita gembira, terdapat suatu pendaftaran registrasi yang menantang sejarah yakni:
Sebuah fosil yang semestinya tidak boleh ada.
Pada bulan Juni 1968 seorang kolektor bernama William J.Meister dari Antelope Spring,
Utah USA, menemukan sepotong batu cadas setebal 5 cm, yang diatasnya, setelah
diolah dengan palu, terpampang sebuah fosil bekas sepatu manusia diatas Trilobite yang
telah gepeng. Hal itu sampai tersiar ke seluruh dunia tidak berlangsung lama dan
beberapa peneliti berdatangan ke Antelope Spring untuk menemukan jejak-jejak lainnya
dari produk sepatu modern pada lapisan geologi berasal dari zaman lampau yang luar
biasa lamanya. Gurauan unik macam apakah yang nampaknya diijinkan oleh sejarah?
Tahun 1852 sebuah batu karang besar diledakkan dengan dinamit di Dorchester/USA.
Sesudah ledakan para pekerja menemukan diantara sisa bebatuan sebuah benda unik
berbentuk metal yang patah menjadi dua. Terjadi kejutan besar, tatkala benda tersebut
setelah disambung lagi ternyata adalah sebuah bagian bawah dari guci berbentuk lonceng
dengan ukuran lebar 16 cm dan tinggi 11 cm. Logam yang dipergunakan mirip semacam
campuran dengan kandungan bahan perak. Yang mengherankan ialah bahwa benda
tersebut kelihatannya diproduksi dengan teknik tinggi, semestinya tepat pada saat benda
itu ditutup dengan batu dan sedang dikerjakan. Namun hal itu terjadi beberapa juta tahun
yang silam sesuai logika modern, ketika manusia semacam itu belum eksis. Tempat
penemuan benda-benda jenis ini di bumi kelihatannya menyimpan sejumlah besar bendabenda, yang tidak cocok dengan pengertian modern sejarah asal usul manusia.
SEBUAH TANTANGAN BAGI SEJARAH
Yang disebut dengan Kubus Salzburg adalah tantangan besar lainnya bagi sejarah. Ia
berhasil muncul ke khalayak, ketika seorang pekerja sebuah pengecoran besi di Austria
pada tahun 1885 menghancurkan bongkahan batu bara berasal dari Wolfsegg dan
membebaskan sebuah benda dari besi yang sedikit banyak berupa kubus. Sesuai
pernyataan pengarang Ren Noorbergen yang ahli dalam bidang tersebut mestinya sudut
obyek unik tersebut sebelumnya sama sekali lurus dan bisa dikenali dengan jelas; 4
sisinya dulunya rata, sementara itu dua sisi lainnya yang berseberangan berbentuk
cembung; pada separo ketinggiannya terdapat guratan yang agak dalam. Analisa kimia
yang dilakukan sesudahnya menunjukkan, bahwa campuran benda itu bukan chrom juga
bukan nickel ataupun kobalt, melainkan sepertinya terdiri dari semacam besi tuang.
Campuran semacam itu menutup kemungkinan bahwa Kubus tersebut sebetulnya
berasal dari meteorit. Sayangnya bongkahan batu bara tersebut yang menyelimutinya
untuk diselidiki lebih lanjut apabila diperlukan, tidak dapat lagi ditemukan.
Tahun 1976 tersiar penemuan beberapa sendok yang terkurung di dalam batu bara lunak
yang ditemukan di Pennsylvania pada tahun 1937. Benda tersebut tertinggal pada sisa

pembakaran sebuah bongkahan batu bara besar.


Akan tetapi jikalau benda berupa metal itu toh dipandang juga sebagai canda-ria alam
semesta, maka pada tahun 1967 di sebuah tambang perak di Colorado USA ditemukan
tulang manusia murni bersama-sama dengan sebuah ujung panah tembaga sepanjang 10
cm. Sesuai penafsiran umum seharusnya penemuan tersebut beberapa juta tahun lebih
tua dibandingkan dengan ras manusia. Sementara ilmu genetika dan biologi setiap hari
mempresentasikan studi baru yang mengklaim bagi dirinya sendiri tentang penjelasan
yang absah tentang asal usul bersama spesies kita, bermunculan pada waktu bersamaan
fosil-fosil baru yang lebih sesuai dikatakan sebagai sebuah masa lampau bersifat
futuristik daripada acuan yang mengarah pada proses evolusi yang lama. Penemuanpenemuan itu memperdalam setahap demi setahap kesenjangan antara theori
konvensional dan dengan yang menjelaskan sama sekali beda tentang asal usul manusia
yang jauh lebih lama atau semata-mata sebagai bersifat ilahi. Pada akhirnya diperoleh
kesan bahwa kebenaran tentang asul usul kita, setidaknya akan menghapus secara tuntas
salah satu dari kedua theori tersebut.
"MENDEBARKAN DAN MUSKIL
Fosil masa lampau yang paling menimbulkan perdebatan ditemukan di India oleh seorang
geolog dari universitas Jadavpur Kalkutta. Sebuah batu berusia 1,6 miliar tahun yang
ditemukan di Madhya Pradesh dekat Chorhat, berwarna kemerahan, yang membelalakkan
mata ilmuwan yang menelitinya, sebab menunjukkan bekas jejak mirip gerak zig zag
seekor cacing. Fosil-fosil tertua sejenis ini yang selama ini diketahui ialah berasal dari
Namibia dan Tiongkok. Dari mereka dapat disimpulkan bahwa sesuai garis evolusi
hewan ber-sel banyak muncul kira-kira 600 juta tahun yang silam. Apabila penemuan di
India ditafsirkan dengan tepat, dasar theori evolusi tersebut patut dipertanyakan lagi
secara serius, karena antara fosil tersebut dan penemuan di Namibia dan Tiongkok terjadi
kesenjangan raksasa (400 atau 500 juta tahun). Apabila telah diketahui suatu mahluk
hidup berukuran 1 cm, dan yang kemudian tidak lagi ditemukan dalam rentang-waktu
selama 400 juta tahun, tentu ada yang perlu dijelaskan, begitulah pendapat ahli
palaeontolog Andrew Knoll dari Universitas Harvard tentang hal tersebut. Sesudah jejak
serupa pada bongkahan batu lainnya telah ditemukan, banyak ilmuwan yang tidak
percaya, memulai menyelidiki ulang usia batu-batuan itu. Akan tetapi melalui analisa
Zirko-pun hanyalah meneguhkan hal yang mustahil. Membuat peluangnya menjadi lebih
menegangkan dan semakin tidak mungkin, begitulah kata Adolph Seilacher, palaeontolog
dari universitas Yale. Sang intelektual berpikir, bahwa itu tidak mungkin adalah jejak
milik binatang yang telah menjadi fosil, ini kalau sesuai dengan pengetahuan yang telah
dikenal. Ia toh menambahkan bahwa ia seharusnya bersamaan dengan itu mengakui
kenyataan tersebut. Ia sendiri tidak mempunyai penjelasan lain, maupun pernah
mendengar dari orang lainnya tentang hal semacam itu. Dan, Seilacher mengajukan
pertanyaan sbb:Barangkali terdapat sebuah penjelasan secara non biologis terhadap
jejak-jejak ini?
Terdapat beraneka fosil-fosil yang menyodorkan problem yang sebenarnya terhadap yang
telah menjadi akar-dasar bagi kebudayaan dan pendidikan manusia. Sebuah bekas
telapak tangan utuh dari seorang manusia yang telah berusia 110 juta tahun (bahkan
lengkap dengan kukunya), yang ditemukan di bebatuan kapur di Glen Rose, Texas
USA; sebuah fosil membatu dari jari tangan berusia 100 juta tahun dari pulau Axel
Heiberg di Kanada yang struktur tulangnya ditemukan/diketahui ketika dilakukan fotorontgen; jejak kaki raksasa tersohor pada Paluxy Fluss di Texas bersebelahan dengan
jejak kaki seekor dinosaurus....... Theori kita yang tampaknya solid, setiap kali harus
bergemetaran, tatkala fosil selanjutnya yang sebenarnya tidak boleh terjadi, muncul lagi
ke permukaan. Juga eksistensi peradaban pra sejarah kita tidak dapat disangkal lagi.
Barangkali buku pelajaran kita pada waktu yang tidak terlalu lama lagi harus ditulis
ulang.

Populasi Besar Dinosaurus Ditemukan di Antartika

(Erabaru.or.id) - Sebuah jenis spesies baru dari zaman Jurassic ditemukan di Antartika.
Sauropodomorph primitif pemakan tumbuh-tumbuhan ini disebut Glacialisarurus
hammeri dan diperkirakan hidup 190 juta tahun lalu.
Gambaran sebuah jenis dinosaurus baru yang baru-baru ini dipublikasikan ber-dasarkan
penemuan seba-gian kaki dan tulang pergelangan oleh Mt. Kirkpatrick di dekat Gletser
Beardmore di Antartika pada kedalam-an lebih dari 13.000 kaki.
Upaya pengambilan fosil dari dalam es ini sangat sulit, menggunakan me-sin bor beton,
gergaji batu dan alat pahat di bawah medan yang berat dan cuaca buruk, kata Nathan
Smith, murid lulusan The Field Museum. Penemuan fosil ini sangat penting untuk
mengubah ketidakjelas-an pemikiran sebelumnya mengenai keberadaan sauropodomorph
primitif, kehidupan berkelompok me-reka, kelompok sauropods.
Penemuan ini dipublikasikan secara online pada 5 Desember di Acta Palaeontologica
Poloncica. Die-go Pol, seorang ahli paleontologi di Museo Paleontolgico Egidio
Feruglio di Chubut, Argentina merupakan orang yang memimpin penelitian ini.
Dinosaurus sauropodomorph merupakan hewan darat terbesar di bumi. Mereka adalah
herbivora berleher panjang dan termasuk kelompok Diplodocus dan Apatosaurus. Spesies
yang sejenis dengan mereka adalah theropods, termasuk di dalamnya Tyrannosaurus,
Velociraptor, dan jenis burung modern.
Glacialisaurus hammeri memiliki panjang sekitar 2025 kaki dan beratnya mencapai 4
6 ton. Nama spesies ini diambil dari na-ma Dr. William Hammer, seorang professor di
Augustana College yang memimpin perjalanan ke Antartica dan menemukan fosil-fosil
dinosaurus tersebut. Glacialisaurus termasuk golongan sauropodomorph keluarga
Massopsondylidae.
Saat ini, perkembangan dan keterkaitan evolusioner dinosaurus sauropodomorph sedang
hangat-ha-ngatnya diperdebatkan para ahli paleontologi. Penemuan ini, nampaknya,
membantu memecahkan beberapa perdebatan dengan menetapkan dua hal. Pertama,
menunjukkan bahwa populasi sauropodomorph sangat banyak di jaman awal kemunculan dinosaurus, tidak hanya di Tiongkok, Afrika Selatan, Amerika Selatan dan
Utara, namun juga di Antartika.
Hal ini kemungkinan berkenaan dengan fakta bah-wa keterkaitan utama an-tara kontinen
yang satu dengan kontinen lain masih eksis saat itu, dan karena iklim di antara kontinenkontinen masih belum jauh berbeda dibanding iklim sekarang, kata Smith.
Kedua, penemuan Glacialisaurus hammeri menunjukkan bahwa sauropodomorph
primitif kemungkinan hidup bersama dengan kelompok sauropods pada periode waktu
tertentu. Penemuan terbaru yang menunjukkan kemungkinan sauropod hidup di Antartika
mengarahkan pada bukti tambahan mengenai teori bahwa sauropod primitif hidup di
jaman yang sama dengan spesies sejenis sau-ropodomorph, termasuk Glacialisaurus
hammeri, pada periode awal Jurassic dan akhir Triassic, demikian kesimpulan akhir
penemuan riset Smith dan Pol.

Di Laut Hitam Terdapat Bangunan Peninggalan Banjir Besar Zaman Nabi Nuh

(Erabaru.or.id) - Sekelompok peneliti underwater surveyors yang diketuai oleh Dr.


Robert Ballard, yang juga telah menemukan Titanic, telah menemukan sebuah bangunan
lama berusia kira-kira 7.500 tahun di dasar Laut Hitam, dekat pantai Turki. Mereka telah
menemukan struktur bangunan dari batu dan kayu di kedalaman beberapa ratus kaki.
Penemuan mereka menjadi bukti dari kejadian banjir besar di zaman Nabi Nuh.
Para ilmuwan mempercayai bahwa penemuan tersebut membuktikan keberadaan sebuah
kawasan yang telah tenggelam yang disebabkan oleh banjir besar yang melanda sekitar
5000 SM. Menurut teori mereka, banjir besar tersebut disebabkan oleh adanya pencairan
gletser dari tanah tinggi di Eropa. Ini merupakan penemuan yang sangat menakjubkan,
kata Dr. Ballard di dalam rancangan National Geographic Society bertajuk Research
Ship Northern Horizon.
Ballard menerangkan bagaimana sebuah robot bawah air meninjau 300 kaki di bawah
permukaan air, telah menemukan kawasan segi-empat berukuran 12 x 45 kaki persegi, di
mana terdapat sebuah struktur dari kayu dan tanah liat yang telah runtuh. Beberapa
artefak yang ditemukan di sana tersimpan rapi yang terdiri dari kayu berukir, beberapa
cabang kayu dan peralatan dari batu yang telah runtuh dan diselimuti lumpur, imbuh
Ballard.
Dr. Ballard dan timnya mengawali penelitian di kawasan tersebut setelah dua kapal selam
pakar geologi dari Universitas Colombia di New York menyatakan bahwa keadaan
tersebut disebabkan oleh banjir besar ribuan tahun sebelumnya. Mereka meramalkan
apabila zaman es berakhir 12.000 tahun yang lalu, maka gletser mulai mencair. Kawasan
timur Mediterania yang terputus dari Laut Hitam telah menyebabkan Laut Hitam tidak
tenggelam oleh air walaupun permukaan air laut yang lain telah naik. Hal ini
menyebabkan pada sekitar 7.000 tahun yang lalu, genangan awal di Bosphorus telah
pecah menyebabkan air di Laut Mediterania melimpah ke timur menjadi Laut Hitam yang
memang terputus dari laut-laut yang lain. Kekuatan limpahan air tersebut diperkirakan
10.000 kali daripada air terjun Niagara.
Mereka menyatakan bukti ilmu pengetahuan, menunjukkan bahwa kulit kerang dari
kawasan tersebut berusia lebih 7.000 tahun, manakala kulit kerang dari laut lain berusia
sekitar 6.500 tahun. Ballard menerangkan, Banyak kasus yang terjadi apabila air tawar
dari sebuah telaga berubah menjadi air asin dan dampak banjir besar tersebut
menyebabkan kawasan daratan yang sangat luas berubah menjadi dasar laut".

Makhluk Kecil Itu seperti Manusia

Seorang warga Cile telah menemukan


makhluk kecil berbentuk manusia dengan
panjang sekitar 8 cm. Penemuan ini semakin
memperkuat keberadaan "manusia kecil" di
masa silam.

(Erabaru.or.id) - Pada awal bulan Oktober tahun lalu, telah ditemukan makhluk
bernyawa yang berbentuk aneh di sebuah tempat yang tiada jejak manusia di Cile, ketika
itu ia masih hidup, namun setelah beberapa hari kemudian ia mati, bahkan berubah
menjadi seperti mumi.
Menurut laporan AFP di Santiago, Cile, di selatan Cile ditemukan sebuah makhluk hidup
kurus kering bahkan hampir mati dengan tinggi badan kurang dari 8 cm, mempunyai
kepala, 4 anggota badan, dan batang tubuh yang baik pertumbuhannya, tidak mirip janin
manusia, juga bukan makhluk apa pun yang sudah diketahui. Makhluk kecil ini setelah
dipungut oleh seorang lelaki di lembah 500 km dari Santiago hanya bertahan hidup
selama 8 hari lalu mati, selama 8 hari itu, ia tidak makan dan minum. Sebelum mati, ia
terus memutar-mutar salah satu matanya tiada henti.
Berdasarkan laporan itu, setelah mati, dengan cepat dan juga tidak dikompresi, tubuhnya
lalu berubah menjadi mumi. Otaknya jauh melampaui dengan perbandingan normal
tubuhnya, mata menatap bagian rusuk, leher kasar, mempunyai 4 kaki. Dokter hewan
Pieter Carlton telah melakukan pemeriksaan terhadapnya, dia mengatakan, ia bukan
tergolong dari jenis spesies mana pun. Dokter Mario Duciel memegang makhluk itu dan
berkata kepada wartawan: "Ia adalah janin mati manusia". Setelah psikolog Duciel
berbincang-bincang dengan setiap anggota keluarga lelaki itu, menganggap bahwa semua
ini bukan sebuah penipuan, "ada tanda-tanda pembentukan sebuah tubuh makhluk hidup
yang demikian!" Namun sebagian besar orang menganggap bahwa terlalu dini untuk
menarik kesimpulan: "Bukannya tidak pernah melihat janin mati, namun tidak ada hal
demikian."
Kemudian penemuan ini dikirim ke ibukota Cile untuk menerima pembuktian dari para
ahli. Namun, berdasarkan pengalaman masa lalu, bila ditemukan terdapat kepalsuan
masih mudah penyelesainnya, dibongkar supaya menjadi jernih selesai, jika melalui
serangkaian pembuktian dan yang ditemukan adalah makhluk hidup serba baru, maka hal
ini harus melihat apakah kalangan ilmuwan memiliki keberanian untuk menghadapi
kenyataan tersebut.
Meskipun pembuktian tentang makhluk kecil yang ditemukan di Cile di atas masih belum
begitu terang, boleh jadi dia memang "manusia kecil". Sebab dalam sejarah umat
manusia yang sudah berusia ratusan juta tahun, makhluk ini dipercaya pernah hidup dan
berkembang biak. Dalam catatan sejarah, keberadaan makhluk sejenis manusia yang
bertubuh kecil adalah nyata.
Sebagai contoh, pada bab 480 dan 482 dalam "Catatan Taipingguang (sekitar 960-1279
SM) disebutkan, pada wilayah barat laut lautan Xiuhai, ada sebuah negara bernama
Heming. Orang-orang di sana tingginya 3 inci, namun dapat berjalan seribu mil sehari.
Langkah mereka seperti terbang, namun mereka sering ditelan oleh burung camar. Cerita
lain. Li Zhangwu memiliki sebuah manusia kering yang kecil, yang sudah diawetkan
dengan lilin. Tingginya hanya tiga inci. Kepala, paha dan dadanya utuh tak cacat sedikit
pun. Alis dan matanya terlihat jelas. Dikatakan "jenglot" itu adalah seorang warga negara
Jiaojiao, "negara orang kerdil" yang disebutkan dalam legenda China kuno. Pada Dinasti
Wei (386-534 SM), di Heijan juga ditemukan 8-9 manusia kecil dengan tinggi 6 inci.
Dengan penemuan di Cile dan bukti "Catatan Taipingguang", mungkinkah manusia kecil
benar-benar pernah hidup di muka bumi ini? Jenglot (lihat halaman berikutnya), kalau

benar merupakan makhluk sebangsa manusia dengan tubuh kecil, barangkali semakin
memperkuat keberadaan makhluk itu. Memang, masih banyak misteri kehidupan di alam
ini yang belum diketahui oleh manusia biasa.
(Sumber : Dajiyuan)

Jejak Manusia Kerdil di Meru Betiri


Kalau di Cile ditemukan manusia kecil dengan ukuran sekitar 10 cm, belum lama ini
ditemukan jejak manusia kerdil di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Jember, Jawa
Timur. Manusia kerdil ini ukurannya jauh lebih besar dibandingkan manusia kecil di Cile,
dan kelihatannya lebih tepat disebut manusia cebol.
Anang Ritarno, aktivis Kelompok Indonesia Hijau Jawa Timur, mengaku telah
menemukan jejak manusia kerdil itu. "Saya menemukan jejak manusia kerdil itu secara
tidak sengaja," katanya beberapa bulan lalu. Jejak manusia liliput yang ditemukan di
sekitar muara sungai Nanggelan, Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Jember,
seukuran korek gas. Setelah diukur, panjang telapak kaki itu dari ujung jempol hingga
tumitnya hanya 9,2 cm, lebarnya 2 cm, dan panjang jempolnya 1 cm.
Penemu jejak kaki manusia cebol ini mengaku sebelumnya pernah dua kali menyaksikan
manusia seperti itu, yaitu pada 1984 dan 1999. "Saat itu saya sedang mengikuti acara
training mahasiswa pencinta alam di muara sungai sekitar pantai Sukamade dan pantai
Nanggelan," ujar pemandu mahasisiwa pecinta alam itu. Tanpa sengaja, dirinya melihat 8
orang kerdil tengah bercengkerama di tepian sungai sambil menikmati udang hasil
tangkapan mereka. Dalam jarak sekitar 15 meter, Anang melihat manusia mini itu
berambut gimbal sebahu, kulit hitam, tinggi badan sekitar 60-70 cm, tanpa busana, dan
berjalan tegak layaknya manusia. "Begitu melihat kehadiran saya, mereka langsung
melarikan diri masuk hutan," ungkapnya.
Hal yang sama juga pernah dialami oleh seorang anggota DPRD Jember, Herry Budi
Ermawan. Anggota dewan yang punya hobi memancing itu mengaku dua kali
menemukan jejak manusia cebol itu, September 2002, di kawasan pantai Bandealit.
"Ukurannya kira-kira seperti Ucok Baba di TV itu," katanya. Saat hendak memancing di
muara, Herry melihat lima manusia kerdil juga sedang menangkap ikan dengan alat kecil
mirip tombak. Namun beberapa saat kemudian, mereka melarikan diri begitu melihat
kehadiran Herry. Seminggu kemudian, Herry kembali ke tempat itu dengan membawa
kamera. Ia pun berhasil menjepret rombongan manusia mini itu dari jarak sekitar 10
meter. "Tetapi anehnya, setelah saya cuci cetak lima lembar film tidak ada gambar
mereka, hanya latarnya saja."
Cerita mengenai keberadaan manusia cebol itu memang sudah lama diketahui masyarakat
sekitar taman nasional itu. Masyarakat sekitar kawasan taman nasional menyebut
manusia mini itu dengan sebutan wong wil atau siwil yang berarti orang kecil. "Saat ini
sudah tercatat 45 orang warga sekitar taman nasional yang menyaksikan keberadaan
mereka," kata Kepala Balai Taman Nasional Meru Betiri Jember, Siswoyo. Menurutnya,
kabar adanya manusia mini itu telah sering didengar petugas taman nasional sejak
setahun lalu, namun baru kali ini ada penemuan jejak mereka dan berhasil diabadikan
dengan kamera.
Siswoyo menambahkan, ada 37 kasus yang pernah ditemui masyarakat tentang
keberadaan manusia kerdil itu. Mereka diketahui mengganggu sejumlah nelayan atau

pencari ikan di sekitar muara dengan cara mengambil ikan hasil tangkapan masyarakat
sekitar hutan tersebut. "Jejaknya ada dan difoto oleh seorang fotografer pencinta alam
pada tanggal 13 Februari 2003," katanya. Tinggi manusia kerdil itu diperkirakan 80 cm,
panjang tapak kaki dari tumit sampai ibu jari sekitar 9,7 cm dan lebar tapak kaki 3,2 cm.
Menyangkut keberadaan manusia kerdil yang dilaporkan berkeliaran di sekitar muara
sungai dan pantai di kawasan TNMB, Ir. Siswoyo mengaku masih belum bisa merekam
keberadaan manusia itu. Empat kamera otomatis sengaja dipasang di sekitar tempat
warga yang pernah berpapasan dengan siwil, tetapi tak satu pun berhasil
mengabadikannya. Saat ini, pihak TNMB sudah memasang 14 perangkat foto trap di
sudut-sudut hutan itu, namun keberadaan mereka belum juga terekam.
(Dari berbagai sumber)

Jenglot: Manusia Kecil yang Sesunguhnya?


Sekitar tahun 1980-an seorang pria ditangkap petugas Polda Metro Jaya Jakarta, pasalnya
ia dituduh menjual "mayat aneh " untuk umum. Mayat tersebut kemudian disita dan
dibawa ke RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) Jakarta. Para dokter
kebingungan, makhluk berukuran kecil tersebut diduga seorang mayat manusia yang
disinyalir pernah hidup di dunia.
Sejak saat itu, perbincangan adanya temuan mayat aneh tersebut menjadi tanda tanya
besar hingga saat ini, tanpa menemukan jawaban yang pasti. Belakangan makhluk aneh
semacam itu populer dengan nama jenglot, dan kini menjadi barang tontonan yang
dipamerkan di sejumlah tempat perbelanjaan di kota-kota besar di Tanah Air. Setiap kali
jenglot dipamerkan, banyak penonton yang penasaran ingin melihatnya secara langsung.
Entah sudah berapa kali makhluk misterius tersebut manggung, dipertontonkan di muka
publik.
Adalah Hendra Hartanto, pengusaha restoran dari Surabaya yang mempopulerkan nama
jenglot peliharaannya. Ia menemukan jenglot tersebut sekitar tahun 1972, saat ia
"semedi" di pantai Ngliyep, Malang, Jawa Timur. Saat bertapa pertama kali sosok
"seseorang" memberinya 2 makhluk, yang disebutnya Bethara Kapiwira dan Bethara
Katon. Sejak 1997, ia mulai memamerkan jenglot di Ibukota Jakarta, sampai sekarang
masih berlangsung.
Kemungkinan Makhluk Hidup
Jenglot memang seperti manusia, hanya saja berperawakan kecil dengan panjang tubuh
sekitar 10,65 cm, memiliki bagian serupa kepala, badan, tangan, dan kaki serta
mempunyai kuku dan rambut panjang terurai sepanjang 30 cm melampaui panjang kaki,
ada yang lebat dan ada yang jarang. Ukurannya masing-masing tampak proporsional.
Ukuran kuku jari dan taring panjang meruncing. Taring mencuat cukup panjang hampir
sepanjang ukuran kepalanya.
Menurut pemiliknya, Jenglot bukanlah benda mati tetapi dapat "hidup" (makhluk hidup).
Hendra Hartanto, sang pemilik, mengaku Jenglot yang dipeliharanya memerlukan makan
berupa darah manusia yang dicampur minyak japaron. Setiap 35 hari setiap Jumat Legi
diberi satu tetes darah dicampur minyak japaron. Dengan cara botol yang berisi darah

dalam tabung kemudian diletakkan secara terpisah di dekat jenglot. Dalam jangka waktu
sekitar 18 jam, kira-kira 3 cc darah dan minyak wangi akan berkurang sekitar 50-60%.
Tanda-tanda kehidupan jenglot juga bisa dilihat dari rambut di kepala dan beberapa
bagian tubuh lainnya yang ternyata tumbuh bertambah semakin panjang bahkan lebih
panjang dari ukuran tubuhnya. Kuku jari ternyata dapat memanjang seperti layaknya
kuku manusia ataupun binatang. Pada saat tertentu posisi kaki, tangan dan mata dapat
berubah, seakan menunjukkan adanya pergerakan, sebagaimana makhluk hidup pada
umumnya.
Diteliti Dokter Forensik
Enam tahun yang lalu, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, pernah
kedatangan "pasien" jenglot. Hendro Hartanto ingin membuktikan bahwa secara medis
jenglot miliknya memang merupakan penjelmaan manusia yang pernah hidup. "Waktu itu
tim medis di sini kaget, ada seorang pasien yang didaftarkan atas nama jenglot, dikira itu
nama orang. Karena bingung mau ditangani di bagian mana maka "pasien" tersebut
dibawa ke belakang sini (bagian forensik)," ujar dr. Djaja Surya Atmaja Sp.F., Ph.D.,
S.H., D.F.M., seorang dokter bagian forensik FKUI pada Era Baru. Di bagian forensik
inilah jenglot diteliti lebih lanjut.
Untuk membuktikan sisi "kemanusiaan" jenglot tersebut maka tim dokter forensik FKUI
RSCM melakukan deteksi dengan alat rontgen untuk mengetahui struktur tulang serta
pemeriksaan bahan dasar kehidupan seperti C, H, O atau proteinnya. "Semua data awal
saya catat dengan teliti dan selengkap-lengkapnya. Ini saya lakukan agar penelitian ini
benar-benar dapat dilakukan secermat-cermatnya, ini kan menyangkut
pertanggungjawaban pada ilmu pengetahuan," kata dr. Djaja. Ia menjelaskan bahwa
rontgen merupakan sebuah alat yang sangat peka dan sensitif untuk dapat mengetahui dan
melihat sisi bagian dalam tubuh. Maka dilakukan foto rontgen untuk mengetahui struktur
di dalam tubuh jenglot secara jelas. Dari foto tersebut ternyata belum terlihat struktur
dalam tubuh jenglot, yang terlihat kosong (hanya semacam daging tanpa tulang) dan
hanya terlihat sebatang "tonggak" menyerupai tulang yang menyangga dari kepala
sampai tubuh.
Para dokter belum puas dengan hasil tersebut. Diduga dengan foto rontgen yang telah
dilakukan ada kemungkinan kemampuan sinar rontgen kurang akurat. Oleh karena itu
untuk mengetahui lebih pasti maka dilakukan foto Mamo. "Foto Mamo ini mempunyai
tingkat kepekaan dan sensitifitas lebih baik, lebih akurat, lebih peka dan lebih sensitif
daripada foto rontgen," jelas dr. Djaja. Hasil foto ternyata tidak berbeda dengan hasil
yang terlihat pada foto rontgen. Organ dalam tubuh jenglot tetap tidak tampak. Dengan
kata lain struktur dalam tubuh jenglot tetap tidak terlihat.
Tim forensik semakin penasaran, tidak puas dengan hasil tes-tes awal, maka tim forensik
sepakat untuk meneliti jenglot dengan CT Scan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
penelitian secara medis harus dilakukan secermat mungkin. Hasil yang diperoleh ternyata
dalam tubuh jenglot tidak menampakkan struktur tubuh seperti yang seharusnya ada pada
manusia. Hal ini memunculkan tiga dugaan bahwa makhluk aneh itu kemungkinan
manusia yang memiliki struktur fisik yang telah berubah. Kemungkinan kedua, sel kulit
tersebut telah terkontaminasi dari luar. Sedangkan kemungkinan ketiga, bisa jadi makhluk
kecil tersebut adalah makhluk jenis lain yang belum atau tidak dikenal dalam dunia medis
hingga saat ini.
Tes DNA yang Mencengangkan
Belakangan, dr. Djaja Surya Atmaja, tergerak untuk meneliti unsur DNA (deoxyribose
nucleic acid), sebuah unsur yang merupakan material genetik berupa basa protein yang
membangun struktur kromosom. "Saya didorong beberapa teman untuk meneliti lebih
lanjut," katanya. Unsur ini merupakan gabungan suatu gula, fosfat dan basa. Hal ini
dilakukan dengan asumsi bahwa DNA merupakan pembangun dari awal suatu kehidupan
sesuatu makhluk hidup. Tanpa DNA "sesuatu" makhluk tak akan mampu hidup.
Tes tersebut dilakukan dengan media rambut dan kulit yang diambil dari sisi tubuh
jenglot. Sampel sel kulit tersebut kemudian dianalisis dengan metode analisis PCR
(Polymerase Chain Reaction). Dengan metode ini DNA dimultiplikasi (diperbanyak).

Untuk memperbanyak DNA harus menggunakan bahan pemicu agar DNA dapat keluar
dari inti sel sehingga dapat diketahui jenis DNA-nya. "Dalam hal ini, saya menggunakan
pemicu DNA manusia, yakni jenis DNA HLA-DQ Alfa dan DNA Polymarker," kata dr.
Djaja. Jika DNA dari sel yang diteliti tersebut mengandung DNA manusia maka akan
keluar pita DNA jenis manusia dan jika DNA tersebut DNA jenis hewan maka tidak akan
keluar pita DNA manusia. "Saya kaget ternyata hasilnya positif, sampel sel kulit jenglot
tersebut mengandung DNA dengan karakteristik manusia. Artinya spesimen sel jenglot
tersebut berjenis sel manusia," katanya seakan tak mempercayai hasil temuannya.
Begitu juga dari penelitian struktur rambutnya. Struktur rambut manusia terdiri dari akar
yang diselimuti gelembung sebagai medan tumbuh rambut, kulit rambut, dan di dalam
kulit rambut terdapat sumsum rambut. Ada anggapan bahwa rambut jenglot ini ditanam
dengan sengaja. "Sangat mustahil kalau rambutnya ditanam, kecuali terlalu lebat, juga
rasanya sulit menanam rambut pada media tubuh jenglot yang kecil," kata dr. Djaja. Dari
pemeriksaan struktur rambut jenglot, menurutnya bahwa rambut jenglot mempunyai
struktur rambut asli walaupun strukturnya tidak sama persis dengan struktur rambut
manusia. Jadi mirip rambut manusia. Struktur rambut jenglot mempunyai kelengkapan,
yakni akar, diameter rambut agak besar, serta sumsum kecil mirip manusia. Akar
tertanam di dalam gelembung dalam kulit persis sama dengan gelembung rambut
manusia. Dalam rambut terdapat sumsum berukuran kecil seperti halnya dalam sumsum
rambut manusia. Berbeda dengan sumsum rambut pada binatang yang mempunyai
sumsum yang besar. Ada anggapan bahwa rambut jenglot ini ditanam dengan sengaja.
Di luar tes DNA, dr. Djaja juga sempat membuktikan pergerakan jenglot yang sekilas
tampak hanya seperti sebuah mumi tanpa gerak. Bukti gerak jenglot dilakukan dr. Djaja
dengan mengambil gambar atau foto. Bola mata jenglot digerakkan dengan tangan dan
ternyata sulit bergerak, seakan-akan telah terpatri secara permanen. Mustahil digerakkan
tangan tanpa merusaknya. Oleh karena itu dr. Djaja melakukan pengambilan gambar.
Pengambilan gambar dilakukan dengan dua kali pemotretan, dalam kurun waktu yang
berbeda. Gambar pertama menunjukkan bahwa kedua bola mata jenglot, titik hitamnya
tepat berada di tengah-tengah. Gambar kedua yang dilakukan beberapa waktu kemudian,
ternyata menampakkan hasil bahwa titik hitam pada bola mata jenglot telah berubah
letaknya. Satu bola mata berada di atas sedangkan satu bola mata lagi telah turun ke
bawah. Inikah satu bukti kehidupan yang ditunjukkan oleh jenglot?
Hasil tes DNA dan pembuktian gerak jenglot yang dilakukan dr. Djaja barangkali belum
secara lengkap membuktikan "tanda kehidupan" pada diri jenglot. Sebab upaya dr. Djaja
untuk mengetes DNA jenglot dengan sampel organ bagian dalamnya tidak disetujui
pemiliknya. Alasannya takut merusak tubuhnya yang mungil itu, di samping takut
"kualat". Djaja sendiri mengaku sebenarnya tertarik untuk melakukan penelitian lebih
dalam terhadap jenglot, namun selama ini terbentur pada masalah dana yang besar.
"Kalau ada sponsor mungkin saya berani meneliti jenglot lebih dalam lagi," ujarnya.
(Rachmat P.)
Batu Kuno Di Peru : Manusia Pernah Hidup Bersama Dinosaurus

(Erabaru.or.id) - Di dataran utara Nasca, Peru, terdapat sebuah desa bernama ICA yang
memiliki sebuah museum batu. Di dalam museum tersebut terpajang lebih dari 10.000
batu misterius yang terukir aneka gambar, sejumlah besar gambar yang sulit dipercaya,
yang tercatat adalah sebuah peradaban manusia purbakala yang sangat maju yang telah
musnah, gambar-gambar batu ini disebut prasasti batu ICA.
Menurut laporan media setempat, batuan-batuan yang terukir gambar yang disimpan di
museum tersebut mulai ditemukan dalam skala besar ketika bendungan di Sungai ICA
jebol. Gambar yang terukir di atas batu tersebut antara lain galaksi angkasa, binatang
purbakala, daratan prasejarah, bencana dahsyat zaman dulu dan beberapa goresan
kategori lain.
Menurut prediksi batu-batu langka yang dikumpulkan ini mungkin sudah ribuan tahun
sejarahnya. Ahli terkait telah mengadakan tes kimia pada batu tersebut, dan hasilnya
menunjukkan, bahwa batu-batu tersebut berasal dari sungai setempat dan merupakan batu
Gunung Andes, permukaannya ditutupi dengan selapisan oksida. Setelah ditentukan
dengan bahan-bahan oleh ilmuwan Jerman disimpulkan bahwa bekas ukiran di atas batu
tersebut sudah sangat lama sejarahnya, dan batu yang ditemukan disekitar gua, terdapat
fosil organisme jutaan tahun silam.
Oleh ilmuwan, manusia-manusia purbakala pada batu ukiran tersebut dinamakan bangsa
geological, ditilik dari gambar batu ukiran tersebut, mereka memiliki peradaban yang
sangat maju. Di atas batu ukiran tersebut dilukiskan tentang operasi transplantasi organ,
transfusi darah, teleskop, peralatan medis, manusia yang mengejar dinosaurus dan lainlain pemandangan yang sulit dijelaskan secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan modern.
Dalam gambar batu-batu ini, orang-orang bisa melihat secara jelas suasana kehidupan
manusia bersama dengan dinosaurus dan ditilik dari gambar tersebut, perbandingan
postur dinosaurus dengan manusia yang dilukiskan tidak berbeda jauh, dinosaurus
bagaikan hewan piaraan, atau mungkin binatang yang dijinakkan orang-orang kala itu.
Menurut ilmuwan, bahwa dinosaurus sudah punah sejak ratusan juta tahun silam, namun
yang membingungkan adalah bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan
raksasa dinosaurus?
Ada sebuah batu yang dipahat dengan seekor Triceratops. Tampang dinosaurus ini sangat
mirip dengan badak, namanya diambil dari 3 buah tanduk di kepalanya, seorang manusia
menunggang di atas punggung Triceratops, tangannya menggengam senjata seperti
kampak. Dan pada batu lainnya, tampak seorang manusia tengah menunggang di atas
punggung dinosaurus. Selain itu, di atas sebuah batu terukir sebuah gambar, seorang
manusia yang panik tampak dikejar oleh Tyrannosaurus Rex.
Selain itu, menurut penuturan pemiliknya yakni Dr. Javier Cabrera, bangsa geological
tahu bahwa di galaksi yang jauh terdapat kehidupan taraf tinggi, mereka memiliki
teknologi angkasa yang hebat, tidak perlu memakai sumber energi yang dikenal manusia
modern, tapi bisa melakukan perjalanan antar planet.
Di museum tersebut, ada beberapa gambar yang melukiskan bumi pada 13 juta tahun
silam yang tampak dari angkasa. Ada 4 buah gambar pada ukiran tersebut persis seperti
peta dunia, dan menurut sejumlah ahli, daratan yang dilukiskan pada peta-peta tersebut
adalah daratan purbakala yang hingga sekarang masih merupakan misteri yakni daratan
Atlantis, dalam dokumen kuno yang ditemukan juga ada gambaran tentang daratan
purbakala yang tenggelam. Setelah ditentukan dengan bahan-bahan oleh ahli geologi
terbukti, bahwa ke empat batu tersebut memang benar merupakan peta dunia pada 13 juta
tahun silam, bahkan sangat tepat dan akurat.
Di tilik dari gambar batu ukiran tersebut, bangsa geological menguasai teknologi medis
yang tinggi, misalnya transplantasi otak besar, serta bagaimana cara mengatasi reaksi
penolakan organ dalam proses transplantasi, dan penerapan teknologi-teknologi ini baru
mulai dalam ilmu kedokteran modern. Salah satu gambar yang terukir dalam batu
melukiskan pemisahan dan pengambilan benda berbentuk gelembung dalam lingkaran
janin ibu hamil, dan menginjeksinya ke dalam tubuh pasien yang menanti transplantasi.

Pada batu ukiran tersebut juga dilukiskan tentang teknologi pembiusan dengan akuputur
dalam operasi kedokteran. juga ada batu-batu yang mengukir gambar tentang gen
genetika.
Yang lebih unik lagi, sejumlah gambar pada batu ukiran tersebut sama dengan gambar
raksasa di dataran Nasca, ribuan bentuk dari potongan batu koral ini karya siapa, dan apa
artinya, hingga sekarang masih merupakan misteri, namun, apakah garis atau bentuk
batu-batu tersebut ada hubungannya dengan ukiran batu ICA, belum dapat di buktikan. (

Peninggalan di Kota China Kuno Memperlihatkan Teknologi yang Tinggi

Seorang Pekerja Sedang Mengawasi Lokasi Penggalian


(Frederic J. Brown/AFP/Getty Images)
(Erabaru.or.id) - Di Lingjiatan, Kabupaten Hanshan di Provinsi Anhui, China, para
arkeolog telah menemukan situs peninggalan suku primitif yang pernah dihuni 5.000
tahun yang lalu. Teknologi pengeboran yang hebat dan kepingan bor batu tertua di dunia
juga ditemukan dil okasi tersebut. Profesor bidang arkeologi, Zhang Jingguo mengatakan
banyak misteri yang belum terpecahkan pada reruntuhan tersebut.
Reruntuhan yang terletak di Desa Lingjiatan, kota praja Tongzha di Kabupaten Hanshan,
Kota Chaohu - Provinsi Anhui, luasnya meliputi areal sekitar 1,5 juta meter persegi. Para
arkeolog mengatakan kota berusia 5.000 tahun tersebut mungkin adalah kota yang maju
dan makmur dengan berbagai bangunan, peternakan hewan dan barang kerajinan yang
telah maju. Penemuan sebelumnya kota tertua serupa di China yang telah diakui oleh para
arkeolog terletak di Desa Dantu, Kabupaten Wulian, Kota Rizhao di Provinsi Shandong,
yang dibangun lebih dari 4.000 tahun yang lalu.
Awal penemuan reruntuhan yang paling penting dari zaman Neolitikum adalah musim
gugur tahun 1985. Seorang penduduk desa bernama Wan Chuancang saat menggali liang
kubur menemukan cincin giok, kapak dan pahat batu.
Dari tahun 1987 hingga 2000, dari empat penggalian pada situs tersebut. Ditemukan lebih
dari 1.200 peninggalan berharga termasuk sebuah altar, 66 kuburan, batu giok olahan,
peralatan batu dan barang tembikar dari jaman Neolitikum. Di antaranya adalah giok
naga tertua dan sekop batu terbesar yang pernah ditemukan di China. Hal ini mendukung
teori yang mengatakan Lembah Danau Chaohu adalah tempat lahirnya kebudayaan China
yang amat penting.
Teknologi Pengeboran yang Hebat
Reruntuhan Lingjiatan memiliki koleksi barang dari batu giok terbanyak. Untuk
memeriksa koleksi tersebut digunakan stereomikroskop untuk meneliti teknologi
perawatan giok pada waktu itu. Dengan pembesaran 50 kali, mereka menemukan lubang
kecil di balik sebuah patung giok. Diameter lubang hanya 0,15 milimeter. Yang
memerlukan mata bor dengan diameter sedikit lebih tebal dari sehelai rambut. 5.000
tahun yang lalu, sebelum logam dipergunakan sebagai peralatan, menunjukkan telah
menggunakan teknologi maju.
Ditemukan juga alat bor yang terbuat dari batu berbentuk lebar di atas dan kecil di bawah
dengan mata bor pada kedua ujungnya. Bor tersebut berbentuk sekrup, menunjukkan

penduduk Lingjiatan telah mengenal kekuatan putaran dan daya sentrifugal, hal yang
mengejutkan para arkeolog betapa canggihnya alat bor batu ini. Pengetahuan mereka
tentang fisika, matematika, geometri, dan mekanika sepertinya cukup maju.
Para arkeolog juga menemukan peninggalan batu-batuan besar setinggi 10 meter di
Lingjiatan dibangun lebih dari 1.000 tahun lebih awal daripada Stonehenge di Inggris.
5.000 tahun yang lalu, orang-orang di Lingjiatan seharusnya hanya menggunakan
peralatan batu dan kayu; tidak jelas bagaimana mereka mampu memotong dan
memindahkan batu-batuan besar dan berat seperti itu.

Eksistensi Manusia Prasejarah

(Erabaru.or.id) - Tim arkeolog yang dipimpin oleh Beaulognier dari


Universitas Bordeaux, Perancis, telah menemukan fosil tulang
tengkorak manusia Tumai yang usianya berkisar 6-7 juta tahun silam
di padang pasir sebelah utara Chad, Afrika tengah. (lihat gambar
disamping). Berdasarkan penemuan itu maka didapat kesimpulan
bahwa titik awal evolusi kera antropoid dengan manusia paling tidak
dapat ditarik surut pada satu juta tahun lebih awal.

Penemuan fosil tengkorak manusia tersebut, dianggap sebagai prestasi antropologi


purbakala terpenting selama hampir satu abad ini. Tulang tengkorak itu terdiri dari
sebuah batok kepala yang nyaris sempurna, beberapa potong tulang rahang yang hancur
dan 3 buah gigi, mempunyai ciri khas manusia primitif maupun manusia modern. Batok
kepalanya mirip kera, rongga kepala yang diperkirakan berisi otak dengan volume antara
320-380 cm3 dan bentuk badan hampir seperti simpanse masa kini, namun hidung, muka,
dan gigi emailnya serta ukuran panjangnya lebih mirip manusia, hal ini menunjukkan
bahwa asal-usul manusia mungkin sangat pelik dan rumit, bukanlah seperti silsilah
evolusi keluarga manusia yang selama ini diajarkan di sekolah.
Dibanding dengan tulang tengkorak apa pun yang ditemukan hingga sekarang, fosil
tulang tengkorak Tumai lebih awal 3 juta tahun. Setelah tulang tengkorak itu di periksa
oleh ahli dari Inggris, Jepang dan Amerika, dinyatakan bahwa temuan tersebut
menandakan asal-usul manusia jauh lebih awal dari waktu yang telah dipastikan selama
ini. Lagi pula lokasi ditemukannya tulang tengkorak Tumai, berjarak sekitar 1.000 mil
dari lembah cekung Afrika timur yang sejak dahulu diyakini sebagai tempat awal adanya
manusia, sehingga dengan demikian, hasil kesimpulan ilmuwan menyatakan bahwa ruang
lingkup asal-usul manusia primitif lebih luas daripada yang telah diyakini dulu.
Tulang tengkorak manusia tumai tergali pada Juli tahun lalu di padang pasir utara Chad,
Afrika tengah, ditemukan oleh kelompok 40 arkeolog yang berasal dari 10 negara,
dipimpin oleh Beaulognier yang sudah 30 tahun menyelidiki dilokasi tersebut. Lokasi itu
terletak di selatan padang pasir Sahara, atau wilayah Sahelan (bahasa Arab yang artinya
adalah ujung padang pasir). Ditambah lagi dengan perbedaan yang sangat besar antara
ciri khas tulang tengkorak dengan nenek moyang manusia masing-masing yang sudah
diketahui, ahli Perancis memastikan bahwa fosil tulang tengkorak tersebut semestinya
digolongkan pada spesies manusia yang baru, karena itu istilah ilmiahnya dinamakan
Sahelanthropus tchadensis. Beaulognier cs menggunakan kata bahasa yang digunakan
penduduk setempat, menyebut manusia purbakala yang baru ditemukan dengan sebutan
Tumai, artinya adalah harapan hidup.
Karena di daerah setempat tidak terdapat lapisan debu gunung berapi, dan batuannya
kekurangan isotop yang cocok, sehingga tidak bisa dilakukan radiasi pelapukan guna
mengukur masa yang pasti dari bangsa Tumai ini. Weinoir, ahli dari Universitas
Bordeaux dan koleganya memastikan bahwa masa eksistensi bangsa ini adalah pada 6-7
juta tahun silam berdasarkan fosil binatang yang ditemukan secara bersamaan dengan

mereka, akan tetapi mereka juga mengakui bahwa cara seperti itu tidak mutlak dapat
dipercaya.
Sarjana paleontologi Universitas Harvard, AS yakni Doktor Lybermann mengatakan,
bahwa fokus perhatian sarjana arkeologi di masa lalu dipusatkan di Afrika timur dan
selatan, dan berdasarkan hasil temuan individual dijadikan evolusi silsilah manusia. Hasil
temuan ini mengingatkan kalangan arkeologi agar tidak mengabaikan bentuk evolusi
asal-usul manusia di Afrika tengah dan barat, kondisi alam yang sangat buruk di Afrika
mengakibatkan semakin sulit mengadakan riset arkeologi.
Lybermann, peneliti tengkorak Tumai mengatakan yang menggembirakan sekaligus
mengherankan, diluar dugaan bangsa ini menunjukkan adanya ciri khas manusia primitif
serta evolusi hingga mencapai ciri manusia yang agak moderen. Para ahli semula mengira
bangsa Tumai semestinya sangat mirip dengan simpanse pada masa 7 juta tahun silam,
pada dasarnya wajahnya agak mirip dengan manusia beradab yang muncul pada 2 juta
tahun silam. Yang lebih mengherankan adalah bentuk rupa ini sangat mirip dengan kera
purba dari selatan yang hidup 3,2 juta tahun silam atau muka Lusi si simpanse hitam
yang terkenal itu. Lybermann menyatakan, bahwa bentuk evolusi dan kecenderungan
menjadi lebih memburuk adalah gejala yang sangat langka terjadi; seandainya bangsa
Tumai secara langsung merupakan leluhur pertama Lusi atau kera purba selatan, maka
dalam proses evolusi manusia hingga munculnya manusia sekarang, mestinya pernah
terjadi 2 kali atavisme.
Lybermann menekankan, jika kondisinya bukan demikian, maka bangsa Tumai adalah
leluhur pertama manusia primitif tertentu, yang kemudian secara langsung berevolusi
menjadi manusia modern. Dengan demikian evolusi kera purba selatan menjadi
manusia merupakan silsilah garis cabang yang menyimpang. Ahli paleontologi dari
universitas George Washington, Dr. Whorter mengatakan dengan penemuan ini semakin
dapat dipastikan asal-usul evolusi manusia, dan polanya mungkin lebih menyerupai pola
perdu yang bukan berbentuk garis sederhana, adanya sejumlah besar perbedaan adalah
reaksi untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru atau lingkungan yang berubah
mendadak, dan proses evolusi pun bisa mengalami penyimpangan.
Sebelum ditemukannya fosil manusia bangsa Tumai, kelompok arkeologi yang dipimpin
oleh White dari Universitas California, AS pada 1997 menemukan fosil kerangka
manusia dari jaman 160 ribu tahun silam di Ethiopia, Afrika, di antara fosil tersebut
termasuk 2 kerangka orang dewasa dan satu kerangka anak-anak yang berusia sekitar 6-7
tahun. Fosil kerangka tersebut sangat mirip dengan manusia sekarang, ciri khas bagian
muka kerangka hampir sama dengan manusia sekarang, terutama kerangka anak-anak
nyaris tidak ada perbedaan apa pun dengan anak-anak sekarang. Cara berjalan juga
sangat mirip dengan manusia sekarang, setelah melalui pengujian, didapati sejarahnya
dapat ditelusuri kembali pada 154-160 ribu tahun silam.
Peneliti Amerika sebelumnya juga percaya, bahwa tulang belulang laki-laki yang
ditemukan disebuah gua gelap di sebuah pegunungan selatan Rumania, adalah fosil
manusia modern yang paling kuno. Setelah tulang tersebut diuji dengan Kapur 14 oleh
kelompok yang dipimpin Profesor Chouglas, arkeolog dari Universitas Washington, St.
Louis City, Mississipi, Amerika, didapati bahwa waktu atau tahunnya terlacak pada 34-36
ribu tahun silam. Dalam laporan tahunan Akademi Sains dan Teknologi Nasional
Amerika, Chouglas menunjukkan, bahwasannya Tulang tersebut adalah fosil manusia
modern tertua yang bisa dilacak secara langsung. Itu merupakan catatan awal yang dapat
dipercaya sebagai rupa manusia modern yang berimigrasi ke Eropa.
Berbagai hasil temuan tersebut diatas kembali telah menunjukkan bahwa manusia dengan
peradabannya sudah sejak lama eksis diatas bumi, jauh melampaui perkiraan manusia.
Dan hasil temuan itu juga sekali lagi menunjukkan, bahwa ilmu dan pengetahuan
manusia itu senantiasa berkembang, tidak boleh percaya membuta pada teori yang sudah
ada, dan tidak boleh menggunakan teori yang sudah ada untuk menyangkal sesuatu yang
tidak terdapat dalam sistem teori yang ada. Segala sesuatu mengandung suatu
kemungkinan.
(Sumber:Dajiyuan)

Kerangka Raksasa di Arab Saudi


Tidak hanya manusia berukuran sedang seperti kita, manusia jenis raksasa juga termasuk
manusia prasejarah. Keberadaan manusia bertubuh sangat besar seperti raksasa ini juga
luput dari perhatian teori evolusi Darwin. Bahkan teori ini tidak bisa untuk menjelaskan
apapun tentang adanya manusia raksasa, inilah salah satu bukti kelemahan teori Darwin.
Tentang eksistensi manusia raksasa, tabloid Era Baru edisi 14 sudah secara panjang lebar
mengupasnya. Belum lama ini, website New Nation juga melaporkan tentang
ditemukannya kerangka tulang manusia raksasa oleh tim eksplorasi ARAMCO dalam
eksplorasi ladang minyak di sebelah Timur Arab Saudi. Kerangka besar ini ditemukan di
kawasan Empty Quarter.
Kerangka manusia raksasa yang ditemukan ini sangat tinggi, badannya sangat lebar, dan
sangat kuat tenaganya, mereka bisa menggunakan satu tangan mencabut sebatang pohon
besar. Arkeolog percaya, bahwa tulang kerangka manusia raksasa ini termasuk golongan
bangsa At yang dalam kitab suci Alquran disebut sebagai bangsa yang dimusnahkan.
Pihak militer Saudi Arabia telah mengambil alih kawasan tersebut. Kecuali tim eksplorasi
ARAMCO, orang lain siapapun dilarang masuk ke dalam. Pemerintah Arab Saudi terus
menyimpan rahasia temuan tersebut, namun, sejumlah helicopter pihak militer telah
mengambil foto tersebut dari atas angkasa, dan salah satu foto tersebut tersebar di
internet.

Piramida Mesir: Mahakarya Manusia Raksasa

(Erabaru.or.id) - Piramida raksasa Mesir merupakan salah satu dari tujuh keajaiban
dunia saat ini, sejak dulu dipandang sebagai bangunan yang misterius dan megah oleh
orang-orang. Namun, meskipun telah berlalu berapa tahun lamanya, setelah sarjana dan
ahli menggunakan sejumlah besar alat peneliti yang akurat dan canggih, masih belum
diketahui, siapakah sebenarnya yang telah membuat bangunan raksasa yang tinggi dan
megah itu? Dan berasal dari kecerdasan manusia manakah prestasi yang tidak dapat
dibayangkan di atas bangunan itu? Serta apa tujuannya membuat bangunan tersebut? Dan
pada waktu itu ia memiliki kegunaan yang bagaimana atau apa artinya? Teka-teki yang
terus berputar di dalam benak semua orang selama ribuan tahun, dari awal hingga akhir
merupakan misteri yang tidak dapat dijelaskan. Meskipun sejarawan mengatakan ia
didirikan pada tahun 2000 lebih SM, namun pendapat yang demikian malah tidak bisa
menjelaskan kebimbangan yang diinisiasikan oleh sejumlah besar penemuan hasil
penelitian.
Sejarah Mitos dan Temuan Arkeologi
Sejak abad ke-6 SM, Mesir merupakan tempat pelarian kerajaan Poshi, yang kehilangan
kedudukannya setelah berdiri lebih dari 2.000 tahun, menerima kekuasaan yang berasal
dari luar yaitu kerajaan Yunani, Roma, kerajaan Islam serta kekuasaan bangsa lain.
Semasa itu sejumlah besar karya terkenal zaman Firaun dihancurkan, aksara dan
kepercayaan agama bangsa Mesir sendiri secara berangsur-angsur digantikan oleh budaya
lain, sehingga kebudayaan Mesir kuno menjadi surut dan hancur, generasi belakangan
juga kehilangan sejumlah besar peninggalan yang dapat menguraikan petunjuk yang
ditinggalkan oleh para pendahulu.

Tahun 450 SM, setelah seorang sejarawan Yunani berkeliling dan tiba di Mesir,
membubuhkan tulisan: Cheops, (aksara Yunani Khufu), konon katanya, hancur setelah 50
tahun. Dalam batas tertentu sejarawan Yunani tersebut menggunakan kalimat "konon
katanya", maksudnya bahwa kebenarannya perlu dibuktikan lagi. Namun, sejak itu
pendapat sejarawan Yunani tersebut malah menjadi kutipan generasi belakangan sebagai
bukti penting bahwa piramida didirikan pada dinasti kerajaan ke-4.
Selama ini, para sejarawan menganggap bahwa piramida adalah makam raja. Dengan
demikian, begitu membicarakan piramida, yang terbayang dalam benak secara tanpa
disadari adalah perhiasan dan barang-barang yang gemerlap. Dan, pada tahun 820 M,
ketika gubernur jenderal Islam Kairo yaitu Khalifah Al-Ma'mun memimpin pasukan,
pertama kali menggali jalan rahasia dan masuk ke piramida, dan ketika dengan tidak
sabar masuk ke ruangan, pemandangan yang terlihat malah membuatnya sangat kecewa.
Bukan saja tidak ada satu pun benda yang biasanya dikubur bersama mayat, seperti
mutiara, maupun ukiran, bahkan sekeping serpihan pecah belah pun tidak ada, yang ada
hanya sebuah peti batu kosong yang tidak ada penutupnya. Sedangkan tembok pun hanya
bidang yang bersih kosong, juga tak ada sedikit pun ukiran tulisan.
Kesimpulan para sejarawan terhadap prestasi pertama kali memasuki piramida ini adalah
"mengalami perampokan benda-benda dalam makam". Namun, hasil penyelidikan nyata
menunjukkan, kemungkinan pencuri makam masuk ke piramida melalui jalan lainnya
adalah sangat kecil sekali. Di bawah kondisi biasa, pencuri makam juga tidak mungkin
dapat mencuri tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, dan lebih tidak mungkin lagi
menghapus seluruh prasasti Firaun yang dilukiskan di atas tembok. Dibanding dengan
makam-makam lain yang umumnya dipenuhi perhiasan-perhiasan dan harta karun yang
berlimpah ruah, piramida raksasa yang dibangun untuk memperingati keagungan raja
Firaun menjadi sangat berbeda.
Selain itu, dalam catatan "Inventory Stela" yang disimpan di dalam museum Kairo,
pernah disinggung bahwa piramida telah ada sejak awal sebelum Khufu meneruskan
takhta kerajaan. Namun, oleh karena catatan pada batu prasasti tersebut secara keras
menantang pandangan tradisional, terdapat masalah antara hasil penelitian para ahli dan
cara penulisan pada buku, selanjutnya secara keras mengecam nilai penelitiannya.
Sebenarnya dalam keterbatasan catatan sejarah yang bisa diperoleh, jika karena
pandangan tertentu lalu mengesampingkan sebagian bukti sejarah, tanpa disadari telah
menghambat kita secara obyektif dalam memandang kedudukan sejarah yang sebenarnya.
Teknik Bangunan yang Luar Biasa
Di Mesir, terdapat begitu banyak piramida berbagai macam ukuran, standarnya bukan
saja jauh lebih kecil, strukturnya pun kasar. Di antaranya piramida yang didirikan pada
masa kerajaan ke-5 dan 6, banyak yang sudah rusak dan hancur, menjadi timbunan puing,
seperti misalnya piramida Raja Menkaure seperti pada gambar. Kemudian, piramida
besar yang dibangun pada masa yang lebih awal, dalam sebuah gempa bumi dahsyat pada
abad ke-13, di mana sebagian batu ditembok sebelah luar telah hancur, namun karena
bagian dalam ditunjang oleh tembok penyangga, sehingga seluruh strukturnya tetap
sangat kuat. Karenanya, ketika membangun piramida raksasa, bukan hanya secara
sederhana menyusun 3 juta batu menjadi bentuk kerucut, jika terdapat kekurangan pada
rancangan konstruksi yang khusus ini, sebagian saja yang rusak, maka bisa
mengakibatkan seluruhnya ambruk karena beratnya beban yang ditopang.
Lagi pula, bagaimanakah proyek bangunan piramida raksasa itu dikerjakan, tetap
merupakan topik yang membuat pusing para sarjana. Selain mempertimbangkan sejumlah
besar batu dan tenaga yang diperlukan, faktor terpenting adalah titik puncak piramida
harus berada di bidang dasar tepat di titik tengah 4 sudut atas. Karena jika ke-4 sudutnya
miring dan sedikit menyimpang, maka ketika menutup titik puncak tidak mungkin
menyatu di satu titik, berarti proyek bangunan ini dinyatakan gagal. Karenanya,
merupakan suatu poin yang amat penting, bagaimanakah meletakkan sejumlah 2,3 juta
-2,6 juta buah batu besar yang setiap batunya berbobot 2,5 ton dari permukaan tanah
hingga setinggi lebih dari seratus meter di angkasa dan dipasang dari awal sampai akhir
pada posisi yang tepat.
Seperti yang dikatakan oleh pengarang Graham Hancock dalam karangannya "Sidik Jari
Tuhan": Di tempat yang terhuyung-huyung ini, di satu sisi harus menjaga keseimbangan

tubuh, dan sisi lainnya harus memindahkan satu demi satu batu yang paling tidak
beratnya 2 kali lipat mobil kecil ke atas, diangkut ke tempat yang tepat, dan mengarah
tepat pada tempatnya, entah apa yang ada dalam pikiran pekerja-pekerja pengangkut batu
tersebut. Meskipun ilmu pengetahuan modern telah memperkirakan berbagai macam cara
dan tenaga yang memungkinkan untuk membangun, namun jika dipertimbangkan lagi
kondisi riilnya, akan kita temukan bahwa orang-orang tersebut tentunya memiliki
kemampuan atau kekuatan fisik yang melebihi manusia biasa, baru bisa menyelesaikan
proyek raksasa tersebut serta memastikan keakuratan maupun ketepatan presisinya.
Terhadap hal ini, Jean Francois Champollion yang mendapat sebutan sebagai "Bapak
Pengetahuan Mesir Kuno Modern" memperkirakan bahwa orang yang mendirikan
piramida berbeda dengan manusia sekarang, paling tidak dalam "pemikiran mereka
mempunyai tinggi tubuh 100 kaki yang tingginya sama seperti manusia raksasa". Ia
berpendapat, dilihat dari sisi pembuatan piramida, itu adalah hasil karya manusia raksasa.
Senada dengan itu, Master Li Hongzhi dalam ceramahnya pada keliling Amerika Utara
tahun 2002 juga pernah menyinggung kemungkinan itu. "Manusia tidak dapat memahami
bagaimana piramida dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya?
Beberapa orang manusia raksasa yang tingginya lima meter mengangkut sesuatu, itu
dengan manusia sekarang memindahkan sebuah batu besar adalah sama. Untuk
membangun piramida itu, manusia setinggi lima meter sama seperti kita sekarang
membangun sebuah gedung besar."
Pemikiran demikian mau tidak mau membuat kita membayangkan, bahwa piramida
raksasa dan sejumlah besar bangunan batu raksasa kuno yang ditemukan di berbagai
penjuru dunia telah mendatangkan keraguan yang sama kepada semua orang: tinggi besar
dan megah, terbentuk dengan menggunakan susunan batu yang sangat besar, bahkan
penyusunannya sangat sempurna. Seperti misalnya, di pinggiran kota utara Mexico ada
Kastil Sacsahuaman yang disusun dengan batu raksasa yang beratnya melebihi 100 ton
lebih, di antaranya ada sebuah batu raksasa yang tingginya mencapai 28 kaki,
diperkirakan beratnya mencapai 360 ton (setara dengan 500 buah mobil keluarga). Dan di
dataran barat daya Inggris terdapat formasi batu raksasa, dikelilingi puluhan batu raksasa
dan membentuk sebuah bundaran besar, di antara beberapa batu tingginya mencapai 6
meter. Sebenarnya, sekelompok manusia yang bagaimanakah mereka itu? Mengapa
selalu menggunakan batu raksasa, dan tidak menggunakan batu yang ukurannya dalam
jangkauan kemampuan kita untuk membangun?
Sphinx, singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian
ilmuwan, tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh
kerjaan Firaun ke-4 yaitu Khafre. Namun, melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada
permukaan badan Sphinx, ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin
lebih awal, paling tidak 10 ribu tahun silam sebelum Masehi.
Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa Piramida raksasa dan tetangga
dekatnya yaitu Sphinx dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya sama sekali berbeda,
ia dibangun pada masa yang lebih purbakala dibanding masa kerajaan ke-4. Dalam
bukunya "Ular Angkasa", John Washeth mengemukakan: perkembangan budaya Mesir
mungkin bukan berasal dari daerah aliran sungai Nil, melainkan berasal dari budaya yang
lebih awal dan hebat yang lebih kuno ribuan tahun dibanding Mesir kuno, warisan
budaya yang diwariskan yang tidak diketahui oleh kita. Ini, selain alasan secara teknologi
bangunan yang diuraikan sebelumnya, dan yang ditemukan di atas yaitu patung Sphinx
sangat parah dimakan karat juga telah membuktikan hal ini.
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam "Ilmu Pengetahuan Kudus" menunjukkan: pada
tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu
Sphinx telah ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas
sekali ada bekas erosi. Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM
dan hujan lebat yang silih berganti lalu mengakibatkan bekas erosi.
Perkiraan erosi lainnya pada Sphinx adalah air hujan dan angin. Washeth
mengesampingkan dari kemungkinan air hujan, sebab selama 9.000 tahun di masa lalu
dataran tinggi Jazirah, air hujan selalu tidak mencukupi, dan harus melacak kembali
hingga tahun 10000 SM baru ada cuaca buruk yang demikian. Washeth juga
mengesampingkan kemungkinan tererosi oleh angin, karena bangunan batu kapur lainnya

pada masa kerajaan ke-4 malah tidak mengalami erosi yang sama. Tulisan berbentuk
gajah dan prasasti yang ditinggalkan masa kerajaan kuno tidak ada sepotong batu pun
yang mengalami erosi yang parah seperti yang terjadi pada Sphinx.
Profesor Universitas Boston, dan ahli dari segi batuan erosi Robert S. juga setuju dengan
pandangan Washeth sekaligus menujukkan: Bahwa erosi yang dialami Sphinx, ada
beberapa bagian yang kedalamannya mencapai 2 meter lebih, sehingga berliku-liku jika
dipandang dari sudut luar, bagaikan gelombang, jelas sekali merupakan bekas setelah
mengalami tiupan dan terpaan angin yang hebat selama ribuan tahun.
Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin
dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, produk seni
yang tekniknya rumit.
Jika diamati secara keseluruhan, kita bisa menyimpulkan secara logis, bahwa pada masa
purbakala, di atas tanah Mesir, pernah ada sebuah budaya yang sangat maju, namun
karena adanya pergeseran lempengan bumi, daratan batu tenggelam di lautan, dan budaya
yang sangat purba pada waktu itu akhirnya disingkirkan, meninggalkan piramida dan
Sphinx dengan menggunakan teknologi bangunan yang sempurna.
Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida raksasa dan Sphinx
mengalami rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang panjang, adalah penyebab
langsung yang mengakibatkan erosi yang parah terhadap Sphinx. Karena bahan bangunan
piramida raksasa Jazirah adalah hasil teknologi manusia yang tidak diketahui orang
sekarang, kemampuan erosi tahan airnya jauh melampaui batu alam, sedangkan Sphinx
terukir dengan keseluruhan batu alam, mungkin ini penyebab yang nyata piramida
raksasa dikikis oleh air laut yang tidak tampak dari permukaan.
Keterangan gambar: Sphinx yang bertetangga dekat dengan piramida raksasa
kelihatannya sangat kuno. Para ilmuwan memastikan bahwa dari badannya, saluran dan
irigasi yang seperti dikikis air, ia pernah mengalami sebagian cuaca yang lembab,
karenanya memperkirakan bahwa ia sangat berkemungkinan telah ada sebelum 10 ribu
tahun silam. (Lisensi gambar: Xu Xiaoqian)
(Sumber: Inspiration Civilization Prehistoric for Mankind)

Menyingkap Misteri Stonehenge Kuno

Stonehenge: Telah bersejarah 5.000


tahun dan di sisinya terukir wajah
manusia 4.000 tahun silam.

Menurut laporan BBC tanggal 16 Oktober, dengan


menggunakan scanning laser berteknologi tinggi
Stonehenge yang berada di Provinsi Wilshire,
Inggris, yang sejarahnya telah 5.000 tahun lebih,
ditemukan dua benda ukiran yang semula tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang.

(Erabaru.or.id) - Pada masa tahun 1950-an di sana pernah ditemukan benda ukiran yang
mirip, namun arkeolog mengatakan, bahwa sekarang sangat sulit untuk dapat dilihat
karena telah terkorosi. Stonehadge secara total ada 83 buah batuan, saat ini hanya 3 buah
yang telah di-scanning, tim pemeriksa memastikan bahwa setelah semua di-scanning
mungkin akan ditemukan semakin banyak benda ukiran. Mereka mengatakan, dengan
menggunakan laser berdaya rendah men-scanning tidak akan merusak struktur batu.
Arkeolog Wessex, Tom Goskar mengatakan bahwa Scanning laser telah membuka cara
yang baru untuk kita dalam melihat Stonehadge. Tidak hanya menemukan semakin
banyak benda ukiran, bahkan masih bisa melihat kontur dengan jelas yang dulu tidak bisa
dilihat secara jelas. Membantu orang-orang memahami bangunan kuno itu.

Tahun 2000 Stonehenge menemukan sebuah kerangka manusia pada 2100 tahun silam.
Tahun 1999 arkeolog Inggris menemukan ada sebuah wajah manusia 4.000 tahun silam
di sisi sebuah batu raksasa.
Batu-batu terkenal yang setiap tahunnya dikunjungi jutaan orang tersebut, dibangun pada
5.000 tahun silam. Berat rata-rata tonggak batu tersebut mencapai 26 ton, yang paling
tinggi mencapai 10 meter, ketinggian rata-rata di atas 4 meter, ditata dengan bentuk
bundar, di atas 2-4 buah tonggak batu yang berdiri tegak yang berdekatan melintang
sebuah batu. Sebenarnya apa kegunaan Stonehenge? Apakah kuil? Ramalan cuaca?
Tempat mengubur? Atau digunakan orang dahulu untuk memastikan musim matahari,
atau almanak astronomi yang digunakan untuk menghitung periode gerhana matahari dan
bulan? Masih merupakan misteri yang tak terpecahkan. Namun, ada setitik keterangan,
yakni jika dalam sejarah manusia raksasa itu ada, maka bagi manusia-manusia raksasa
akan mudah sekali mendirikan batu-batu yang besar dan mahaberat itu.

Jalan Raya Akhirat yang Menakjubkan


Dalam sejumlah besar bangunan
orang dahulu, data akurat yang
tersembunyi acap kali membuat
manusia modern sangat takjub,
sebenarnya dari manakah
kecerdasan mereka itu?
(Erabaru.or.id) - Kota kuno yang terkenal di benua Amerika yaitu Teotihuacan, ada
sebuah jalan raya yang luas membujur dari utara ke selatan, disebut sebagai 'jalan raya
akhirat' yang lebih dikenal dengan Evenue of the Dead. Ia memiliki nama yang demikian
aneh, adalah karena ketika pada abad ke-10 bangsa yang paling dulu datang di tempat itu
yakni bangsa Aztec, ketika menelusuri jalan raya dan memasuki kota kuno itu, mendapati
segenap kota tidak ada seorang pun, mereka mengira bahwa bangunan di kedua sisi jalan
raya adalah makam para dewa, maka mereka memberinya nama tersebut.
Tahun 1974, dalam rapat internasional bangsa Amerika yang diadakan di Mexico,
seorang yang bernama Sir Harriston mengatakan, bahwa di Teotihuacan ia menemukan
sebuah satuan pengukuran yang cocok untuk semua bangunan dan jalan raya. Melalui
perhitungan dengan menggunakan komputer elektrik, panjang satuan tersebut adalah
1059 M. Seperti misalnya, Kuil Bulu Ular, Piramida Rembulan dan Piramida Matahari di
kota Teotihuacan, tinggi masing-masing adalah 21, 42, dan 63 satuan, perbandingannya
adalah 1:2:3.
Harriston memakai 'satuan' tersebut mengukur tempat peninggalan piramid dan kuil dewa
yang berbeda di kedua sisi jalan raya akhirat, menemukan suatu hal yang lebih
menakjubkan, jarak bekas-bekas peninggalan di atas jalan raya akhirat itu, persis
menandakan data orbit planet sistem tata surya. Di dalam bekas reruntuhan Kuil Dewa
Kota, jarak bumi dan matahari adalah 96 satuan, dengan bintang Mercuri 36 satuan,
bintang Venus 72 satuan, dan bintang Mars 144 satuan. Di belakang kastil terdapat
sebuah terusan yang digali bangsa Teotihuacan, garis sumbu pada kastil terusan adalah
288 satuan, persis merupakan jarak jalur planet kecil antara bintang Mars dan bintang
Jupiter. Di satuan 520 garis sumbu ada sebidang reruntuhan kuil dewa yang tidak
bernama, dan itu setara dengan jarak dari Matahari ke bintang Mars. Melalui 945 satuan
lagi, ada lagi sebuah bekas peninggalan kuil dewa, itu adalah jarak dari bintang Saturnus
ke Matahari, melewati lagi 1.845 satuan maka tibalah di ujung jalan raya akhirat di pusat
piramid rembulan, dan itu persis adalah data lintasan bintang Uranus. Jika garis lurus
jalan raya akhirat diperpanjang lagi, maka tibalah di puncak gunung Sailoketuo, di sana
ada sebuah kuil kecil dan sebuah menara, fondasi menara masih ada. Jaraknya masingmasing adalah 2.880 dan 3.780 satuan, tepat merupakan jarak orbit bintang Neptunus dan
planet Pluto.

Jika semua ini adalah suatu yang kebetulan, jelas membuat orang sulit untuk
meyakininya. Jika ini merupakan rencana yang disadari oleh para pembangun, maka jalan
raya akhirat jelas dibangun menurut contoh sistem tata surya, dan dipastikan para desain
Teotihuacan sejak awal telah memahami seluruh kondisi peredaran planet sistem tata
surya, sekaligus memahami data orbit antar-Matahari dengan setiap planet. Namun,
manusia baru menemukan bintang Uranus pada tahun 1781, pada tahun 1845 baru
menemukan bintang Neptunus, dan pada tahun 1930 menemukan planet Pluto.
Kalau begitu, pada zaman prasejarah, di mana saat bumi baru saja terpisah dari surga
alam semesta mulai berkembang dari keadaan kacau balau, tangan manakah yang tidak
terlihat itu, telah memberi petunjuk ke semuanya ini pada orang-orang untuk membangun
Teotihuacan?
Perkakas Logam Zaman Prasejarah
Harian Republik Spingfield, Illinois pada tahun 1851 melaporkan,
ada seorang pedagang yang bernama Hiram de Witt membawa
pulang sebuah sepuh emas batuan kristal seukuran telapak tangan
manusia dari California. Ketika ia memperlihatkan batu itu pada
temannya, batu itu tergelincir dari tangannya, jatuh ke bawah dan
pecah, di tengah-tengah batu tersebut, mereka menemukan sebuah
paku besi persegi, sedikit terkikis, tetapi sangat lurus, punya
kepala yang sempurna. Batu kristal itu diperkirakan telah berusia
1 juta tahun lamanya.
(Erabaru.or.id) - Pada tahun 1865, pertambangan Abbey di kota Treasure, Nevada,
ditemukan sebuah bekas baut besi yang berukuran 2 inci di dalam sebuah batu lonjong.
Baut besi itu sejak awal telah dioksidasi, namun dari teraan batu lonjong tersebut tetap
dapat diketahui bentuk bautnya. Melalui deteksi, batu tersebut diperkirakan dibuat pada
zaman prasejarah yakni 21 juta tahun yang lalu.
Lebih awal 20 tahun dibanding baut besi itu, tahun 1844, sebuah laporan yang
diumumkan Sir David Brewster di lembaga ilmu pengetahuan Inggris telah menimbulkan
kegemparan. Di utara Inggris, di tambang batu Kindgoodie dekat Inchyra tergali sebuah
batu pasir, sebuah paku yang jelas buatan manusia setengahnya tertanam di dalam. Paku
itu sudah terkorosi, namun masih bisa dibedakan. Batu pasir ini setelah dipastikan paling
tidak usianya telah 40 juta tahun
Selain komponen logam yang sederhana, juga ada sejumlah perhiasan logam ditemukan.
Misalnya, pada tanggal 9 Juni 1891, ada seorang wanita di kota Morrisonville, Illinois,
Amerika Serikat, ketika ia membawa sekop batu bara ke dalam rumahnya, sebuah batu
bara besar hampir merekah, dari dalam batubara tersebut jatuh sebuah rantai emas. Rantai
tersebut panjangnya kurang lebih 10 inci, mengandung 8 karat mas, digambarkan halus
dan indahnya bagaikan produk bermutu tinggi barang-barang antik. Para arkeolog merasa
yakin bahwa rantai tersebut bukan sengaja terbenam ke dalam batubara: Sebab sebagian
batubara masih melekat di atas rantai, dan bagian yang terlepas dengan batubara tetap
disertai stamp di dalam batu bara semula. Batubara tersebut ditaksir telah berusia 300 juta
tahun sejarahnya.

Peristiwa yang sama terjadi di sebuah pabrik elektronik di kota Thomas, Oklahoma.
Tahun 1912, ketika 2 pekerja memasukkan sekop batubara ke dalam tungku dinding
untuk bahan bakar di pabrik. Sebuah batubara terlalu besar, para pekerja menggunakan
sebuah palu tempa dan memukulnya dengan keras, ketika batubara merekah, mereka
menemukan sebuah kuali besi terbungkus di dalam. Dan ketika kuali besi itu dikeluarkan,

batubara yang merekah dua belah itu persis membentuk cetakan kuali besi itu. Dua
pekerja membubuhkan tanda tangan membuktikan telah menemukan benda itu. Melalui
pemeriksaan beberapa ahli, mendapati bahwa benda yang terbungkus dalam batubara
tersebut adalah kuali yang terbentuk sejak 325 juta tahun silam.

Selain itu, di bagian teknik peleburan, di lereng sebuah gunung di Afrika, para buruh
tambang menemukan ratusan logam bola, dan lapisan tempat bola-bola logam tersebut
menurut pembuktian dengan bahan-bahan kurang lebih telah berumur 2,8 miliar tahun.
Alur lekukan yang mengelilingi bola besi sangat halus, ahli teknik pembuatan besi
menganggap sangat sulit untuk dijelaskan bahwa itu adalah pembentukan proses alamiah.
Temuan yang serupa tidak terhitung banyaknya. Bila kita memadukan beberapa temuan
arkeolog berikut ini, maka tidak sulit untuk dipahami bahwasannya manusia prasejarah
juga memiliki budaya yang mirip dengan kita, menggunakan penambangan untuk
memurnikan pengolahan logam menjadi barang kerajinan tangan.
Industri Pertambangan Kuno
Pada tahun 1968 lalu, seorang arkeolog Uni Soviet menemukan sebuah bekas pabrik
metalurgi prasejarah di Republik Armenia. Dunia arkeologi secara bulat berpendapat,
bahwa itu merupakan temuan terbesar hinga saat ini, pabrik metalurgi yang paling kuno,
paling tidak telah berumur 5.000 tahun.
Di sini, suku bangsa tertentu yang belum diketahui pernah menggunakan dua ratusan
tanur peleburan untuk melebur, memroduksi, seperti misalnya: vas bunga, pedang dan
tombak, cincin, serta produk seperti gelang. Logam yang dilebur mereka seperti:
tembaga, isi pensil, seng, besi, emas, timah, mangan (kimia) dll. Ketika melebur, pekerja
memakai sarung tangan dan masker penyaring. Yang paling membuat kagum adalah tang
baja. Berdasarkan tes laboratorium, kadar baja tersebut dibuat secara bersama oleh
lembaga riset ilmu pengetahuan eks Uni Soviet, Amerika, Inggris, Perancis, dan Jerman.
Wartawan Perancis, Weda di majalah Science and Life menulis: "Semua temuan ini
menunjukkan, bahwasannya benda itu dibangun oleh tokoh berpandangan luas pada
permulaan budaya manusia. Pengetahuan melebur mereka berasal dari warisan zaman
purbakala yang masih belum kita ketahui. Pengetahuan ini dapat dinilai sebagai 'ilmu
pengetahuan' dan 'industri' .
Tahun 1969 dan 1972, di dalam lingkungan perbatasan Swaziland, Afrika, ditemukan
puluhan tempat tambang zaman batu awal saat menambang biji besi merah. Tambang
besi di Afrika itu, pernah ditambang pada 43 ribu tahun lalu, semua ini terdeteksi dengan
menggunakan cara ilmiah.
Di sebuah pulau di Amerika, arkeolog Amerika menemukan sumur tambang tembaga
prasejarah bahkan suku bangsa Indian setempat tidak tahu kapan dimulainya sumur
tambang tersebut. Ada indikasi menunjukkan, bahwa industri tambang prasejarah telah
menambang ribuan ton tambang tembaga, namun tempat sumur tambang itu tidak
ditemukan adanya jejak manusia yang pernah menetap lama di tempat tersebut.
Yang paling aneh adalah temuan buruh tambang di industri tambang Utah, AS. Tahun
1953, di luar dugaan tergali lorong tambang yang telah ada sebelumnya, padahal dalam
sejarah penambangan batubara di tempat itu tidak ditemukan catatannya. Batubara yang
tersisa di dalamnya telah teroksidasi, tidak ada nilai jual lagi. Jelas, masanya telah lama
sekali. Agustus 1953, hasil penyelidikan yang dilakukan oleh 2 sarjana Fakultas
Paleoantropologi dan Teknik, Universitas Utah, menunjukkan bahwa suku bangsa Indian
setempat belum pernah memakai batubara. Keadaannya sama seperti tambang tembaga di
pulau itu, buruh-buruh tambang prasejarah itu juga memiliki cara dan teknik
penambangan, memindahkan batubara ke tempat yang jauh. Hingga saat ini sejumlah
besar medan tambang yang masih tetap diteliti dan mendapat perhatian ahli geologi serta

ahli antropologi, ditemukan di dalam sebuah lapisan batu karang di tempat penggalian
batu di Perancis.
Selama kurun waktu antara 1786-1788, medan penggalian batu tambang itu telah
memberikan sejumlah besar batu kapur untuk membangun kembali gedung pengadilan
setempat. Antara lapisan batu di pertambangan itu disekat oleh lapisan lumpur dan pasir.
Ketika para buruh tambang menggali sampai pada lapisan batu ke sebelas, muncul lagi
selapis lumpur dan pasir. Ketika para buruh tambang membersihkan lumpur dan pasir, di
luar dugaan mereka menemukan tonggak batu di dalamnya dan kepingan batuan yang
pernah tergali. Penggalian dilanjutkan, dan yang lebih membuat mereka takjub adalah
ditemukannya uang logam, dan tangkai kayu palu besi yang telah menjadi fosil serta
perkakas kayu yang telah berfosil. Terakhir bahkan ditemukan sebuah papan kayu,
panjang 2,5 meter, tebalnya 25 cm. Papan besar bersama dengan perkakas kayu lainnya
juga telah menjadi fosil, bahkan telah merekah menjadi kepingan. Setelah kepingan
disatukan, persis sebuah papan kayu yang digunakan oleh buruh tambang batu, sama
persis dengan yang digunakan sekarang.
Di kedalaman 15 meter, di bawah batu kapur dan lumpur pasir yang sejarahnya telah
ratusan juta tahun, mengapa bisa bersembunyi fosil peninggalan sejarah yang serupa
dengan perkakas pertambangan zaman modern? Masalah tersebut lebih membuat orang
sulit memahami saat ini dibanding ketika menemukannya.
Usaha pertambangan prasejarah dan wujud peninggalan sejarah lainnya yang tidak
diketahui, dengan semakin banyaknya pembuktian baru secara arkeologis menunjukkan
kepada semua orang, bahwa masa dimulainya sejarah peradaban harus secara luas
dikembangkan ke depan. Namun, budaya seperti ini belum bisa terus berlangsung,
sehingga meninggalkan kehampaan. Atau, inikah penyelidikan cermat sesungguhnya
yang harus kita lakukan

Ditemukan Padi yang Paling Kuno


Arkeolog Korea Selatan menyatakan, bahwa mereka telah
menemukan bibit padi setempat yang sudah diketahui
paling kuno di dunia, dan sekali lagi mendorong maju
ribuan tahun rekor saat ini tentang sumber makanan pokok
Asia. Di kawasan tengah Korea Selatan tergali 59 biji padi
cokelat yang hangus, melalui penentuan tahun dengan
sinar radioaktif, menunjukkan, bahwa tahun garapan
tumbuh-tumbuhan ini, sejak 14.000-15.000 tahun silam
telah dimulai.
(Erabaru.or.id) - Profesor Universitas Negeri Zhong Bei, Qing Zhou, Li Yonghe
mengatakan bahwa temuan ini membuat daerah sumber asal padi-padian dan pandangan
evolusi yang diakui umum ini mendapat ujian.
Seperti dikutip AFP, Li Yonghe mengatakan sebelum ini pada umumnya orang
menganggap, bahwa padi karbonisasi yang ditemukan di sekitar Sungai Yangzhi dan
Sungai Kuning, China, merupakan padi-padian yang paling kuno di dunia, tahunnya
hingga sekarang di antara 10.500-11.000 tahun silam. Dan temuan terbaru juga
menunjukkan, padi mungkin juga berevolusi di daerah utara yang lebih jauh. Yang
menemukan biji padi kuno tersebut di atas adalah Li Yonghe dan koleganya yaitu Yu
Zhong Yong, lokasi penemuan di bekas peninggalan Sorori, Karesidenan Qing Yuan, Bei
Dao, Zhong Qing, kawasan tersebut berada di lintang utara antara 36-37 derajat. Li
Yonghe menyatakan, bahwa penggalian dilakukan antara tahun 1997-1998, dan pada
tahun 2001 sekali lagi dilakukan penggalian. Ia mengatakan, bahwa gen-gen padi tersebut
tidak sama dengan jenis padi yang sekarang, dan hal itu dapat membantu peneliti melacak
proses evolusi mereka.

Teknologi Logam Manusia Prasejarah

Selain beberapa temuan yang berhubungan dengan jejak manusia,


di dunia juga ada sejumlah temuan menunjukkan, bahwa pada
masa yang sama bukan saja terdapat kehidupan manusia, lagi pula
manusia-manusia itu sama seperti kita memiliki peradaban yang
tinggi. Sebab salah satu ciri khas mereka adalah kemampuan
penggunaan pada logam.

(Erabaru.or.id) - Pada edisi Juni tahun 1851, majalah Science of America mengutip
sebuah artikel, dalam peledakan yang dilakukan di Dorchester, Massachusetts, AS,
sebuah vas logam terbelah dua terlempar dari bebatuan. Vas bunga yang terbelah itu
disatukan menjadi sebuah vas bunga berbentuk lonceng. Vas bunga itu dibuat dari paduan
seng dan perak, lagi pula perak menempati komposisi sangat besar. Pada vas tersebut
terpasang 6 kuntum bunga dari perak murni, ditata dengan bentuk tumpukan, di sekeliling
bawah dililiti rotan dan dipasangi dengan perak murni. Pengerjaan rautan, ukiran dan
pemasangan sangat sempurna, dibuat oleh tangan yang terampil.
Vas bunga kuno ini berasal dari batuan pecah pada kedalaman 15 kaki di bawah tanah,
ditaksir telah berusia 100 ribu tahun lamanya. Sayangnya, vas bunga itu saling berpindah
tempat di ruang museum, akhirnya hilang entah ke mana. Mungkin sekarang ia berada di
bawah tanah tertutup debu.

instalasi mesin yang mirip sumbat api


Selain itu, pada tangal 13 Februari 1961, tiga pemburu batu mengumpulkan batuan kristal
di sebuah gunung, kurang lebih 4.300 kaki di atas permukaan laut yang berjarak 12 mil
tenggara Olancha, California. Batu kristal adalah suatu batuan yang memiliki setrip
kristal udara dalam bulatan. Waktu itu, mereka mencari-cari, di suatu tempat yang hampir
mencapai puncaknya menemukan sebuah batu, batu tersebut mempunyai bekas fosil kulit
kerang. Mereka bertiga membelah batu itu, dan menemukan suatu benda di luar dugaan
mereka. Di dalamnya adalah suatu sisa peninggalan instalasi mesin: Lapisan paling luar
adalah tanah liat, benda campuran batu koral dan fosil, selanjutnya adalah benda 6 bagian
yang berbentuk tubuh, hampir seperti kayu, lebih lunak daripada (batu) akik.
Ia seperti kulit melapisi sebuah tabung bundar keramik putih yang lebarnya 3/4 inci, di
tengah-tengah tabung adalah sebuah sumbu logam berwarna tembaga terang yang
berukuran 2 mm. Pemburu batu mendapati sumbu itu memiliki magnetisme, bahkan
terbuka di luar selama bertahun-tahun tidak pernah tampak bekas oksidasi sedikit pun. Di
sekeliling tabung bundar keramik dikelilingi oleh gelang tembaga, sebagian besar telah
berkarat. Selain itu, dalam batu juga tersimpan dua macam barang lainnya hasil buatan
manusia, tidak berada pada posisi yang sama dengan tabung bundar, tampak seperti paku
dan ganjalan.
Temuan mereka dikirim ke sebuah lembaga yang khusus menyelidiki benda-benda antik.
Lembaga itu telah menentukan dengan sinar-X terhadap silinder yang terkandung dalam

fosil tersebut, membuktikan bahwa sisa peninggalan itu memang benar adalah sebagian
instalasi mesin. Sinar-X menunjukkan bahwa satu sisi sumbu logam itu telah terkorosi,
dan sisi lainnya adalah sebuah per atau spiral. Singkatnya, benda buatan itu dianggap
sebagian mesin, keramik yang halus itu, sumbu logam dan komponen tembaga
mengisyaratkan bahwa ia adalah sebagian instrumen elektron. Instalasi modern yang
paling mirip dan dapat ditemukan para ilmuwan adalah sumbu kembang api. Tetapi, ahli
geologi senior memastikan bahwa batuan tersebut sejarahnya telah ada 500 ribu tahun.

Rahasia Kebudayaan Maya


Banyak orang pernah mendengar legenda budaya bangsa Maya.
Selama ini, kesan sebagian besar orang terhadap bangsa Maya
tidak terlepas dari suasana hutan belantara di benua Amerika.
Menyinggung tentang bangsa Maya, yang terlintas dalam benak
sejumlah orang adalah sekelompok orang Indian yang sekujur
tubuhnya mengenakan pakaian bulu warna cemerlang, berputar
mengelilingi lingkaran di bawah sinar rembulan melaksanakan
upacara misterius, di tengah-tengah berdiri dukun sakti yang
berilmu tinggi.
(Erabaru.or.id) - Memang benar, bangsa Maya tinggal di Amerika Tengah yang
sekarang ini, bekas peninggalan sejarah yang misterius berada di dalam hutan belantara
yang terpencil dan sepi, sekalipun begitu, ada beberapa orang yang mengetahui, bahwa
bangsa Maya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan bangsa Tiongkok dan
Mongol di belahan bumi lain yang jauh. Peninggalan batu raksasa dan karya seni bangsa
Maya yang mahatinggi, jauh melebihi kehebatan teknologi masa kini. Marilah kita
lepaskan prasangka dan persepsi yang telah telanjur tertanam, menyelami kembali bekas
kehidupan dan tempat tinggal bangsa Maya, melihat-lihat bagaimana dan apakah
sebenarnya bangsa dan kebudayaan Maya.
Proses Penemuan
Bangsa Spanyol masuk ke Amerika Selatan pada abad ke-16, dengan status agresor
mereka menjajah daratan yang asli ini. Penduduk Amerika Tengah dan Selatan ketika itu
hidup sebagai petani yang primitif, mereka sama sekali tidak berdaya menghadapi kapal
dan meriam kuat bangsa Spanyol. Dan dengan cepat, bangsa Spanyol menyebarkan
agama mereka ke tempat tersebut, dua orang misionaris yang melihat kepercayaan
takhayul dan ilmu sihir penduduk setempat, segera membakar tempat tersebut,
mengakibatkan buku kuno yang disembunyikan semuanya terbakar musnah.
Tidak disangka bahwa buku-buku tersebut adalah buku kuno yang mencatat pusaka
pengetahuan peninggalan kebudayaan bangsa Maya yang telah lama menghilang, di
dalamnya tercatat secara terperinci tingkat ilmu pengetahuan dan budaya mereka yang
mahatinggi pada masa itu. Mungkin demikianlah takdirnya, kini para ilmuwan yang
menyelidiki kebudayaan Maya hanya bisa menggambarkan kehebatan budaya Maya saat
itu secara tambal sulam berdasarkan potongan naskah yang berhasil dikumpulkan.
Bebatuan Raksasa di Hutan
Piramida bangsa Maya dapat dikatakan merupakan bangunan piramida kedua yang
terkenal setelah piramida di Mesir. Kedua jenis bangunan piramida ini terlihat tidak
begitu sama, warna piramida Mesir adalah kuning keemasan, sebuah piramida bersudut
empat yang berbentuk kerucut, agak terkikis setelah berabad-abad tertiup angin dan
diterpa hujan. Piramida Maya lebih rendah sedikit, disusun dari bebatuan raksasa yang
berwarna abu-abu dan putih, tidak semuanya berbentuk kerucut, di puncaknya ada sebuah
balairung untuk memuja dewa. Di sekeliling piramida Maya masing-masing memiliki 4
tangga, setiap tangga memiliki 91 undakan, secara total 4 buah tangga ditambah satu
undakan bagian paling atas adalah berjumlah 365 undakan (91 x 4 + 1 = 365), tepat
merupakan jumlah hari dalam satu tahun.
Bangsa Maya sangat memperhatikan ilmu perbintangan, baik di dalam maupun di luar
bangunan semuanya adalah angka yang berhubungan dengan hukum peredaran benda

langit. Selain jumlah undakan tangga, pada 4 bagian piramida masing-masing terdapat 52
buah relief 4 sudut, menandakan satu abad bangsa Maya adalah 52 tahun.
Observatorium astronomi bangsa Maya juga memiliki bentuk bangunan yang sangat
spesifik. Dilihat dari sudut pandang masa kini, secara fungsional maupun bentuk luar
observatorium bangsa Maya sangat mirip dengan observatorium masa kini, sebagai
contoh misalnya menara pengamat observatorium Kainuoka, di atas teras yang indah dan
sangat besar pada menara tersebut, terdapat undakan kecil bertingkat-tingkat yang
menuju ke teras. Ada beberapa kemiripan dengan observatorium sekarang, juga
merupakan sebuah bangunan tingkat rendah yang berbentuk tabung bundar, pada bagian
atas terdapat sebuah kubah yang berbentuk setengah bola, kubah ini dalam rancangan
observatorium sekarang adalah tempat untuk menjulurkan teropong astronomi. Empat
buah pintu di lantai yang rendah tepat mengarah pada 4 posisi. Jendela di tempat itu
membentuk 6 jalur hubungan dengan serambi muka, paling sedikit tiga di antaranya
berhubungan dengan astronomi. Salah satunya berhubungan dengan musim semi (musim
gugur), sedangkan dua lainnya berhubungan dengan aktivitas bulan.
Menara pengamat observatorium Kainuoka ini adalah peninggalan terbesar dalam
sejarah, peninggalan sejarah yang lain juga memiliki bangunan yang serupa. Semuanya
dalam posisi yang saling merapat dengan matahari dan bulan. Belakangan ini arkeolog
beranggapan bahwa astronom bangsa Maya pada zaman purbakala telah membangun
jaringan pengamat astronomi pada setiap wilayahnya.
Dinilai pada masa kini, bangunan tersebut cukup menakjubkan. Piramida Maya misalnya,
bagaimanakah caranya memotong bebatuan berukuran sangat besar, diangkut ke tempat
yang jauh dalam hutan belantara, bebatuan yang beratnya puluhan ton, ditumpuk hingga
mencapai tinggi 70 meter, jika tidak ditunjang dengan alat angkut dan peralatan yang
memadai, adalah sangat sulit untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dan suku bangsa
yang hidup dalam hutan belantara, mengapa harus mengerahkan upaya dan tenaga
sedemikian besar, membangun sebuah jaringan pengamat observatorium? Ditilik dari
sejarah, teleskop baru ditemukan pada abad ke-16 oleh Galileo, setelah itu barulah
muncul observatorium ukuran besar, dan konsep jaringan pengamat observatorium baru
muncul pada zaman modern. Kala itu konsep yang demikian dapatlah dikatakan sangat
maju dan canggih.
Hilang Secara Misterius
Lembaran budaya cemerlang yang ditulis bangsa Maya untuk sejarah manusia, telah kita
ketahui tingkat keanggunannya. Arkeolog menganggap, kebudayaan bangsa Maya
semestinya secara perlahan-lahan terbentuk sejak tahun 2000 SM hingga masa tahun 250
M, setelah tahun 250 M hingga masa tahun 900 M, budaya tersebut memasuki masa
keemasan, dan pada abad ke-7 dan 8, memasuki masa yang sangat makmur dan sejahtera.
Tulisan paling dini bangsa Maya muncul menjelang dan sekitar Masehi, namun batu
prasasti pertama yang tergali memperlihatkan catatan yang menulis tahun 292 M. Sejak
itu, tulisan bangsa Maya hanya tersebar pada areal terbatas. Dan pada tarikh Masehi
setelah pertengahan abad ke-5, tulisan bangsa Maya baru secara menyeluruh tersebar ke
semua kawasan Maya. Misalnya batu prasasti terakhir diselesaikan pada 869 M, dan batu
prasasti terakhir di seluruh kawasan Maya diselesaikan pada 909 M.
Menurut data penelitian: "Suatu hari di tahun 909 M, tanpa sebab yang jelas, 80% bangsa
kuno Maya tiba-tiba saja menghilang, tidak hanya meninggalkan kuil yang belum selesai
dibangun, bahkan sejumlah besar balairung dewa dan bangunan model raksasa semuanya
ditinggalkan begitu saja, terbenam dalam reruntuhan tembok yang roboh. Semua pusat
pemujaan juga terhenti aktivitasnya. Kemudian, sejak hari itu, kebijaksanaan leluhur
lenyap dengan sangat cepat, dan bangsa Maya yang tertinggal pun mulai berubah menjadi
buta pengetahuan dan merosot moralnya."
Dari bukti penelitian ilmuwan ini, kita dapat memberikan penjelasan yang rasional:
Setelah mengalami perkembangan budaya yang tinggi, dikarenakan perkembangan
budaya materi, kehidupan bangsa Maya kuno lambat laun merosot, menuju kemerosotan
moral masyarakat. Lalu sebagian yang masih disebut kebijaksanaan leluhur itu, pada
kenyataannya adalah sekelompok orang yang telah jatuh merosot moralnya, mereka

mendorong perkembangan hal yang tidak baik, membuat segenap masyarakat bangsa
Maya kuno mengarah menuju kepunahan!
Meskipun terdapat sejumlah dokumen yang tersisa, namun sangat sulit bagi kita untuk
memastikan peristiwa mengerikan apa yang sebenarnya terjadi pada tahun 909 M itu,
berbagai macam versi hipotesa tentang kepunahan bangsa Maya, misalnya banjir, gempa
bumi, angin topan, bencana maupun pendapat lainnya tentang wabah, keracunan massal,
penyakit menular, bahkan dikatakan populasi yang membengkak, pembakaran hutan
secara berulang kali untuk bercocok tanam yang mengakibatkan tanah gersang, ataupun
bencana ekonomi, bahkan dikatakan invasi musuh, perang antarkota, pemberontakan
kaum petani maupun masalah sosial seperti bunuh diri massal, dan pendapat lain yang tak
terhitung jumlahnya. Apa pun penyebabnya sama sekali tidaklah penting, intinya adalah
sejarah sekali lagi telah mempertahankan orang yang baik dan sederhana, sedangkan
sebutan "buta pengetahuan dan merosot moralnya" yang digunakan untuk melukiskan
keturunan bangsa Maya, hanyalah kaidah yang dilihat oleh mata manusia masa kini,
sangat lugu dan baik seperti tidak berpengetahuan, tidak tahu mengejar keuntungan
mendatangkan keputusasaan. Pertanyaannya adalah mengapa sejarah manusia lagi-lagi
mencatat lenyapnya umat manusia yang disebut sebagai "kebijaksanaan leluhur"?

Menengok Atap Peradaban Dunia

(Erabaru.or.id) - Pada akhir abad ke-19, seorang Inggris semasa menjalankan tugas
garnisun di India, pada sebuah kesempatan yang sangat istimewa, mendapatkan buah
prasasti Naccal dari seorang kepala biara kuil kuno agama Hindu. Itu adalah suatu huruf
yang sangat sulit dimengerti, kolonel berusaha sekuat tenaga, akhirnya di bawah petunjuk
seorang biksu luhur India, berhasil membaca sebuah sejarah zaman kemakmuran dan
kemerosotan peradaban kuno yang hebat, pada tahun 1926 kolonel menerbitkan karya
yang berhubungan dengan peradaban daratan besar Mu (daratan yang hilang), yaitu kisah
legenda yang sekarang kita namakan "Daratan Mu".
Letak daratan besar Mu menurut yang tercatat dalam prasasti letaknya di perairan laut
Samudera Pasifik, di daratan besar Mu manusia pernah mengembangkan sebuah
peradaban besar yang makmur, menciptakan sastra, seni, dan teknik yang tinggi serta
menciptakan budaya lainnya. Ketika itu penduduk memiliki teknik bangunan yang tinggi,
mampu membuat bangunan ukuran besar, piramida, tonggak batu serta kastil, jalan raya
dan sebagainya. Konon, ibukota daratan besar MU dan di setiap kota semuanya dialasi
jalan raya dari hamparan batu yang terbentang rapi dan kanal, tembok dalam kota dihiasi
dengan perhiasan emas yang gemerlap, semua orang hidup dalam kemewahan. Penduduk
daratan besar Mu juga sangat terampil dalam teknologi pelayaran laut, jejak pelayaran
laut tersebar di setiap samudera, bahkan mengembangkan kerajaan koloni yang kuat,
waktu itu daratan besar Mu disebut "atap peradaban dunia".
Namun, daratan besar Mu yang makmur, dalam bencana yang tiba-tiba terjadi dalam
sekejap hilang di bawah permukaan horizontal. Tragedi yang mengerikan dan
menggetarkan hati pertama-tama berasal letusan gunung merapi yang dahsyat,
menimbulkan gempa bumi dan gelombang laut yang dahsyat. Akhirnya semburan
dahsyat lahar gunung berapi dan di bawah getaran serta guncangan gempa bumi,
permukaan bumi naik turun bagaikan gelombang laut, bara api dan asap tebal
menyelimuti angkasa, segala yang ada di atas daratan laksana timbunan kayu yang roboh
runtuh ke bawah, lava gunung merapi serta gelombang laut yang meliputi langit

menyelimuti bumi menembus ke atasnya, lalu dalam sekejap mata, daratan besar Mu
lenyap sama sekali di permukaan Samudera Pasifik.
Prestasi daratan besar Mu meskipun bisa dipandang sebagai sebuah kisah legenda, namun
jika dilihat dari sudut lain bisa ditemukan: Proses perkembangan peradaban manusia
semuanya musnah setelah mengalami peradaban materiil yang tinggi, sebenarnya ada
kesalahan yang bagaimana peradaban materiil yang tinggi itu? Peradaban materiil yang
tinggi harus ditopang oleh budaya spiritual yang tinggi, perkembangan budaya spiritual,
dalam sejarah jelas tidak ada preseden yang berhasil, dalam peninggalan kuno prasejarah,
hampir semuanya hanya dapat mempertahankan budaya spiritual agar jangan sampai
merosot terlalu cepat saja. Dilihat dari perkembangan masyarakat sekarang, kita memang
merasakan tingkat kesukaran dan kerumitannya pada perkembangan budaya spiritual,
tingkat kerumitannya, jauh lebih besar dari perkembangan teknologi materinya.

Tambang Reaktor Nuklir Dua Miliar Tahun Lalu

(Erabaru.or.id) - Pada tahun 1972, ada sebuah perusahaan (Perancis) yang mengimpor
biji mineral uranium dari Oklo di Republik Gabon, Afrika untuk diolah. Mereka terkejut
dengan penemuannya, karena biji uranium impor tersebut ternyata sudah pernah diolah
dan dimanfaatkan sebelumnya serta kandungan uraniumnya dengan limbah reaktor nuklir
hampir sama. Penemuan ini berhasil memikat para ilmuwan yang datang ke Oklo untuk
suatu penelitian, dari hasil riset menunjukkan adanya sebuah reaktor nuklir berskala besar
pada masa prasejarah, dengan kapasitas kurang lebih 500 ton biji uranium di enam
wilayah, diduga dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt. Tambang reaktor
nuklir tersebut terpelihara dengan baik, dengan lay-out yang masuk akal, dan telah
beroperasi selama 500 ribu tahun lamanya.
Yang membuat orang lebih tercengang lagi ialah bahwa limbah penambangan reaktor
nuklir yang dibatasi itu, tidak tersebarluas di dalam areal 40 meter di sekitar
pertambangan. Kalau ditinjau dari teknik penataan reaksi nuklir yang ada, maka teknik
penataan tambang reaktor itu jauh lebih hebat dari sekarang, yang sangat membuat malu
ilmuwan sekarang ialah saat kita sedang pusing dalam menangani masalah limbah nuklir,
manusia zaman prasejarah sudah tahu cara memanfaatkan topografi alami untuk
menyimpan limbah nuklir!

Tambang uranium di Oklo itu kira-kira dibangun dua miliar tahun, setelah adanya bukti
data geologi, dan tidak lama setelah menjadi pertambangan maka dibangunlah sebuah
reaktor nuklir ini. Mensikapi hasil riset ini maka para ilmuwan mengakui bahwa inilah
sebuah reaktor nuklir kuno, yang telah mengubah buku pelajaran selama ini, serta
memberikan pelajaran kepada kita tentang cara menangani limbah nuklir. Sekaligus
membuat ilmuwan mau tak mau harus mempelajari dengan serius kemungkinan

eksistensi peradaban prasejarah itu, dengan kata lain bahwa reaktor nuklir ini merupakan
produk masa peradaban umat manusia.
Seperti diketahui, penguasaan teknologi atom oleh umat manusia baru dilakukan dalam
kurun waktu beberapa puluh tahun saja, dengan adanya penemuan ini sekaligus
menerangkan bahwa pada dua miliar tahun yang lampau sudah ada sebuah teknologi
yang peradabannya melebihi kita sekarang ini, serta mengerti betul akan cara
penggunaannya. Hal yang patut membuat orang termenung dalam-dalam ialah bahwa
mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak bisa
mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tersisa hanya setumpuk jejak
saja. Lalu bagaimana kita menyikapi atas penemuan ini? Permulaan sebelum dua miliar
tahun hingga satu juta tahun dari peradaban manusia sekarang ini terdapat peradaban
manusia. Dalam masa-masa yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban yang
demikian ini menuju ke binasaan?
Jika kita abaikan terhadap semua peninggalan-peninggalan peradaban prasejarah ini,
sudah barang tentu tidak akan mempelajarinya secara mendalam, apalagi menelusuri
bahwa mengapa sampai tidak ada kesinambungannya, lebih-lebih untuk mengetahui
penyebab dari musnahnya sebuah peradaban itu. Dan apakah perkembangan dari ilmu
pengetahuan dan teknologi kita sekarang akan mengulang seperti peradaban beberapa
kali sebelumnya? Betulkah penemuan ini, serta mengapa penemuan-penemuan peradaban
prasejarah ini dengan teknologi manusia masa kini begitu mirip? Semua masalah ini patut
kita renungkan dalam-dalam.
(Sumber: Prehistoric Civilization Inspiration for Mankind)
Asal Peradaban Prasejarah
Penemuan reaktor nuklir di Gabon, harus diakui merupakan keunggulan peradaban
prasejarah. Pertanyaannya, siapa yang membangun peraban tinggi itu? Saat ini terdapat
dua penafsiran dari para ilmuwan mengenai pertanyaan ini. Pertama adalah peradaban itu
merupakan peninggalan makhluk angkasa luar yang melakukan penyelidikan di bumi,
dan yang kedua adalah sebelum peradaban manusia masa sekarang, pernah ada
keunggulan peradaban prasejarah manusia yang bertaraf tinggi.
Karena semakin banyak orang yang percaya dengan penafsiran kedua, maka ada ilmuwan
yang mengusulkan diadakannya diskusi mengenai teori peradaban bumi. Arkeolog
biologi berpendapat bahwa selama 4,5 miliar tahun munculnya bumi hingga hari ini,
sudah mengalami 5 kali kepunahan yang dahsyat, musnah dan terbentuk kembali,
berputar dan kemudian memulai lagi, hingga pada kepunahan dahsyat yang terakhir yang
terjadi 65 juta tahun lalu. Ada yang menarik kesimpulan berdasarkan hal tersebut di atas,
bahwa 2 miliar tahun yang lalu di bumi pernah ada peradaban tingkat tinggi. Namun
malang, karena mengalami kepunahan akibat sebuah perang nuklir yang hebat atau
perubahan bencana alam yang dahsyat. Perubahan dunia pada ratusan juta tahun yang
lalu telah membawa serta semua peninggalan peradaban, dan hanya menyisakan
segelintir peninggalan benda-benda purbakala, yang sekarang menjadi sebuah teka-teki
tak terpecahkan oleh manusia.
Ada juga yang berpendapat bahwa punahnya peradaban prasejarah manusia yang bertaraf
tinggi, dikarenakan perubahan berskala besar pada iklim bumi. Atau dikarenakan
kehilangan kestabilan gaya tarik bumi. Di saat sistem tata surya bergerak pada posisi
tertentu di ruang orbit bumi, maka secara periodik akan muncul iklim yang tidak serasi
dengan kehidupan manusia di bumi. Pada 65 juta tahun yang lampau, musnahnya
dinosaurus oleh karena hal tersebut di atas adalah merupakan sebuah contoh. Perubahan
iklim secara berkala di bumi ini, mengatur siklus awal dan evolusi makhluk berinteligensi
tinggi. Tentu saja, semua ini hanya merupakan pandangan dari sebuah versi atau beberapa
penafsiran saja, sedangkan mengenai misteri peradaban prasejarah, kita perlu lebih serius
lagi untuk menyelaminya.

Bangsa Sumeria dan Legenda Air Bah

(Erabaru.or.id) - Orang Sumeria adalah bangsa kuno di kawasan Timur Tengah pada
3500 tahun Masehi, dari daerah gurun pasir Irak masa kini tergali pelat lumpur sfenogram
(tulisan paku) yang cukup besar, di mana tercatat legenda atau mitologi Mesopotamia.
Disebutkan pada zaman dahulu kala bumi pernah mengalami sebuah banjir badang
(besar) yang menggemparkan.
Di atas pelat lumpur terdapat catatan yang menakjubkan: Pada masa yang lama, 4 dewa
bersama-sama menguasai bumi ini: dewa langit, dewa pelindung, dewi perang dan damai,
serta dewa air. Di antaranya dewa air paling memperhatikan manusia, adalah dewa
pelindung manusia. Pada masa itu, di bumi penduduknya padat, manusia terus
berkembang biak, seluruh dunia dipenuhi suara keras, bagaikan benteng liar yang
meraung, gaduhnya membuat dewa langit tidak bisa tidur. Dewa pelindung mendengar
suara ribut manusia, lalu berkata pada semua dewa: "Hiruk-pikuk manusia benar-benar
memekakkan telinga, gaduhnya membuat kita tidak bisa tenang." Lalu, semua dewa
memutuskan memusnahkan manusia.
Dewa air merasa kasihan pada manusia. Dia ke istana raja, berdiri di luar tembok berkata
pada raja di istana, di dunia manusia akan segera terjadi sebuah bencana besar, harus
segera membuat kapal, untuk melindungi jiwa keluarga. "Bongkar rumah Anda, buat
sebuah kapal, buang semua harta kekayaan, segeralah menyelamatkan diri! Jangan
merasa berat meninggalkan semua harta benda, menyelamatkan roh lebih penting
dengarkan baik-baik, segeralah bongkar rumahmu, menurut ukuran yang ditentukan
untuk membuat kapal dengan ukuran panjang dan lebar seimbang. Simpan semua bibit
makhluk hidup di dunia ke dalam kapal."
Raja tidak berani menentang, segera mulai membuat kapal. Dan memindahkan semua
harta ke dalam kapal, serta menyimpan semua bibit makhluk hidup ke dalam kabin.
Setelah sekeluarga masuk kapal, baru memasukkan sapi, kuda dan binatang lainnya serta
tukang dari berbagai macam keahlian ke dalam kapal. Hari itu bencana akhirnya tiba.
Begitu fajar menyingsing, muncul segumpalan awan hitam di langit, dewa topan
mencambuk dan menderapkan kuda, mengeluarkan ledakan halilintar, siang hari berubah
menjadi malam. Itu berlangsung selama 6 hari 6 malam, badai dan banjir bergemuruh
dahsyat bersamaan, banjir menenggelamkan segenap dunia. Hari ke-7 dini hari, badai
reda, permukaan laut berangsur-angsur tenang kembali, banjir mulai surut. Rakyat di atas
bumi semuanya terkubur di air yang tampak di sekeliling adalah air yang sangat luas kirakira lebih dari 40 li, di dalam air berdiri tegak sebuah gunung. Kapal hanyut ke sana, dan
kandas di gunung.
Raja menambatkan kapalnya erat-erat di atas gunung Nixiel pada hari ke-7 subuh, raja
membuka sangkar burung dan melepaskan seekor merpati, ia berputaran sejenak di atas
permukaan air, tidak menemukan dahan kayu yang bisa digunakan untuk bertengger, dan
terbang kembali ke atas kapal. Raja lalu mengeluarkan seekor walet, ia juga tidak
menemukan tempat untuk berpijak, mau tidak mau kembali lagi. Raja mengeluarkan lagi
seekor gagak, melihat banjir sudah surut, ia merasa gembira hingga mengaok terbang ke
4 penjuru, mencari makanan, dan dalam sekejap mata hilang tak membekas.

Tahun 1992, arkeolog Inggris Sir Rondenna Woolly, mulai mengadakan penggalian
terhadap kawasan gurun pasir Mesopotamia antara Boswan dan Irak, dan hasilnya
menemukan bekas peninggalan kota negeri kuno Sumeria menemukan makam keturunan

raja kota tersebut. Di bawah lubang lurus kuburan itu, Woolly dan para asistennya
menemukan lapisan onggokan tanah liat bersih yang tebalnya 2 meter lebih. Dari
manakah lapisan tanah liat bersih yang tebalnya mencapai 2 meter itu? Setelah melalui
penelitian dan analisa terhadap tanah liat menunjukkan, bahwa lapisan tanah liat yang
bersih itu termasuk lumpur setelah endapan banjir. Dari situ dapat ditarik kesimpulan:
Sebelum manusia menggunakan pelat lumpur mencatat sejarah, kawasan tersebut pernah
terjadi banjir yang maha dahsyat, yang cukup menghancurkan peradaban Sumeria,
bahkan segenap peradaban manusia.
Yang membuat orang merasa tergoncang adalah catatan-catatan itu bukan hanya terdapat
catatan kuno Sumeria, dalam pelat lumpur lainnya yang tergali di Irak, juga terdapat
kisah yang serupa, bahkan di antaranya ada sejumlah pelat lumpur yang masa sejarahnya
hampir 5.000 tahun.
Bencana di Negeri Lain
Dalam legenda India, bencana air bah juga pernah terjadi. Diceritakan seorang biksu
pertapa bernama Mo Nu saat sedang mandi di sungai Gangga, tanpa sengaja telah
menyelamatkan seekor ikan. Sang ikan memberitahu kepadanya, dalam musim panas
tahun ini, air bah akan menggenangi, dan akan memusnahkan segala makhluk hidup, ia
mengingatkan supaya sang pertapa bersiap diri. Ketika air bah meluap, sang ikan menarik
kapal pertapa itu ke tempat yang aman. Setelah itu, anak cucu sang pertapa bertambah
banyak dan menjadi nenek moyang orang India, dan kitab hukum Mo Nu juga telah
diwariskan olehnya.
Legenda suku bangsa Babilonia juga menceritakan: Dewa sangat murka pada manusia,
lalu memutuskan mengirim air bah memusnahkan manusia. Sebelumnya dewa pernah
berpesan pada seorang kakek di muara sungai untuk memilih sebuah kapal,
mempersiapkan segala sesuatunya, kemudian turunlah hujan lebat selama 7 hari, hanya
gunung memperlihatkan permukaan airnya.
Di antara lebih dari 130 suku Indian benua Amerika hampir tidak ada satu suku yang
tidak menjadikan air bah sebagai tema legenda. Dalam dokumen kuno Meksiko
digambarkan: "Langit mendekati bumi, dalam satu hari, semua manusia musnah, gunung
juga tenggelam di tengah-tengah banjir." Catatan dalam kitab suci bangsa Maya juga
menyebutkan: "Ini adalah bencana dahsyat yang memusnahkan makhluk hidup, sebuah
bencana banjir, orang-orang mati tenggelam di tengah hujan lebat yang turun dari langit".
Begitu juga dalam budaya penduduk asli di kepulauan Polinesia Oseania, juga terdapat
legenda tentang air bah. Bahkan berbagai macam ingatan, di mana air mendadak naik
dari samudera.
Ahli etnologi Inggris pernah menunjukkan bahwa di antara 130 lebih suku Indian di
Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan, pasti terdapat legenda tentang
banjir besar sebagai tema.
Melalui catatan bersama seluruh dunia, kita dapat memastikan bahwa manusia pada
zaman dulu pernah mengalami sebuah bencana banjir yang mematikan. Bangsa yang
bermukim berpencaran di setiap negeri, meskipun telah mengalami waktu yang sangat
lama, tetap menyimpan ingatan sama, dan hal ini tidak mungkin merupakan legenda yang
dibuat sekehendak hati, maka kami menganggap bahwa semua legenda banjir itu
sebenarnya sedang menyampaikan kebenaran sejarah yang sama. Dalam kitab suci
beberapa agama seperti Injil dan Al-Quran bahkan disinggung cerita tentang air bah pada
masa Nabi Nuh.
Lalu, selain banjir dahsyat tersebut, kenyataan apa saja yang masih tersimpan pada
legenda itu? Petama-tama secara logika, coba renungkan: Jika memang setiap bangsa
pada saat bersamaan mengalami bencana itu, namun, sebelum bencana, apakah setiap
bangsa telah mengembangkan peradaban yang sangat tinggi. Ketika bencana yang
mematikan itu berlalu, sejumlah kecil orang mulai membangun peradaban lagi, karena
tidak ada sarana pencatat, antara kisah yang diceritakan secara lisan timbul perbedaan,
maka telah menjadi perbedaan kisah legenda saat ini. Namun, mengapa legenda itu secara
umum tidak menyinggung tentang peradaban masa lalu, malah sebaliknya meninggalkan,
seperti: kemerosotan manusia, tuhan atau dewa menghukum manusia, ini kan, jenis
legenda yang kita anggap sekarang?
Coba pikirkan, sejumlah kecil nenek moyang manusia yang tersisa setelah bencana waktu
itu, dengan mata kepala sendiri melihat keadaan manusia yang dimusnahkan, akan terukir
dalam lubuk hati suasana waktu itu, yang paling mereka harapkan adalah agar anak cucu
generasi berikutnya menjadikannya sebagai pelajaran. Tersebar dengan catatan bahasa
tulisan yang resmi, semua ini pasti merupakan ingatan dan pelajaran yang pahit!

Karenanya legenda itu sendiri adalah pelajaran yang paling penting! Apakah yang akan
diberitahukan kepada kita legenda-legenda yang telah ditinggalkan oleh leluhur kita?
Tahun dan waktu samar-samar dapat mengurangi ingatan manusia, tulisanlah yang paling
dini digunakan untuk mencatat segala peristiwa, karenanya Tiongkok sejak dini
mempunyai catatan, mencatat peristiwa terutama perihal yang penting, yang tidak boleh
dilupakan, pelajaran yang pahit. Dilihat dari pandangan ini, asal mula semua suku
bangsa, perkembangannya akan sama.
Secara umum lihatlah gambaran setiap suku bangsa di dunia, kita temukan sebab utama
banjir dahsyat adalah, manusia telah merosot akhlaknya, telah hilang sifat baiknya, maka
tuhan menurunkan banjir dahsyat untuk melenyapkan manusia, hanya sejumlah kecil
manusia baik yang dapat meneruskan hidupnya. Kenyataan ini, bagi anak cucu generasi
sekarang, biar bagaimanapun juga leluhur kita menguraikannya, pasti akan dianggap
sekadar legenda. Begitu banyak temuan arkeologi peradaban prasejarah yang tidak dapat
dijelaskan dan wujud legenda manusia yang demikian sama, memberitahu pada kita
bahwa legenda adalah sejarah yang sebenarnya.
(Sumber: buku Himpunan Peradaban Prasejarah)

Kaca Lensa Optik Berusia 2000 Tahun

(Erabaru.or.id) - Setelah ditemukan batu baterai kuno berusia sekitar 250-224 SM di


Kota Porsan sekitar pinggir Kota Bagdad, Timur Tengah, kini ada sebuah penemuan yang
lebih mengejutkan lagi. Berlokasi di tempat galian peninggalan sejarah yang sama,
ditemukan sebuah kaca lensa optik.
Lensa tersebut besarnya kira-kira dua jempol serta tingkat keterangannya tinggi, setelah
dites terbukti bahwa lensa itu pernah dipoles, akan tetapi karena usianya sudah lama
sekali maka bagian lain yang mengaitkan dengan lensa tersebut sudah hilang, hanya
tersisa bagian kaca yang agak retak. Lensa tertua yang diketahui oleh umat manusia itu
saat ini disimpan di museum Inggris.
Seperti diketahui bahwa teknik pemolesan optik kaca yang paling awal berasal dari Eropa
pada abad 16 M. Itu berarti baru berjalan sekitar 400 tahun yang lalu. Tapi justru kali ini
ditemukan kaca lensa optik yang sudah dipoles pada peninggalan sejarah berusia 2.200
tahun lamanya.
Orang Bagdad kuno sang pembuat lensa ini, menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki
pengetahuan tentang pemolesan dan pengacuan yang setara dengan ilmu dan teknologi
modern sekarang ini. Bisa menggunakan larutan campuran bahan kaca yang dibutuhkan
dan bentuk dari hasil olahannya serta dipoles supaya mencapai transparansi yang luar
biasa. Kalau tidak memiliki teknik pemolesan serta pengacuan itu, bagaimana mereka
bisa membuat lensa ini? Erich Von Daniken, sang pemberi data foto tersebut mengatakan,
"Saya rasa terdapat sebuah peradaban kuno tinggi yang belum dapat diketahui oleh
manusia!"

Kemiripan Manusia Purba dengan Manusia Modern

(Erabaru.or.id) - Belum lama ini, sebuah tim arkeolog internasional menemukan fosil
tengkorak manusia berusia sekitar 160 ribu tahun lalu di Ethiopia, Afrika. Penemuan ini
telah menghebohkan kalangan arkeolog dunia. Sebab menurut laporan majalah Natural
edisi bulan Juni tahun 2003 disebutkan bahwa fosil yang baru ditemukan itu mirip sekali
dengan manusia zaman modern, baik cara berjalan bahkan ada beberapa tingkah laku pun
mirip dengan manusia.
Sebuah kelompok arkeolog di bawah pimpinan Team White dari Universitas California
Amerika menemukan fosil tengkorak itu di Ethiopia tengah, yang terdiri atas dua orang
dewasa dan seorang bocah berusia 6-7 tahun. Kemiripan tengkorak tersebut dengan
manusia modern bisa dilihat pada spesifikasi daripada bagian mukanya itu hampir sama
dengan manusia sekarang, terutama tengkorak anak-anak hampir tak ada bedanya dengan
manusia sekarang ini. Setelah melalui pengetesan, ditemukan bahwa fosil itu berusia
sekitar 159 ribu hingga 160 ribu tahun.
Fosil tersebut secara kebetulan ditemukan pada tahun 1997. Saat itu karena perubahan
cuaca di Atlantik yang membawa pengaruh sangat besar bagi Ethiopia, tidak saja
menghanyutkan segala sesuatu yang berada di sekitar pantai laut itu, juga menghanyutkan
fosil dari tanah kuno itu. Ketika White dan anggota peneliti lewat ke desa tersebut,
menemukan sebuah fosil kuda nil. Setelah diteliti dengan seksama maka mendapatkan
fosil itu dibelah dengan peralatan batu, ini jelas menyatakan bahwa pernah ada manusia
yang menghuni di sana.
Setelah 11 hari sekembalinya mereka, dalam beberapa menit saja mereka telah
menemukan dua buah tengkorak orang dewasa, selanjutnya ditemukan lagi sekitar 200
keping tulang tengkorak anak-anak. Setelah beberapa tahun pencucian, direkonstruksi
ulang dan diteliti, akhirnya diumumkan di hadapan publik bahwa: penemuan fosil ini
berumur lebih awal 1.000 tahun daripada penemuan terdahulu! Penemuan itu
menunjukkan bahwa manusia sudah berada di bumi sejak dahulu kala, jauh melebihi apa
yang dibayangkan manusia.

Melacak Peradaban Atlantis :


Daratan yang Hilang Ditelan Masa

(Erabaru.or.id) - Legenda yang berkisah tentang "Atlantis", pertama kali ditemui dalam
karangan filsafat Yunani kuno: Dua buah catatan dialog Plato (427-347 SM) yakni: buku
Critias dan Timaeus.
Pada buku Timaeus, Plato berkisah: Di hadapan "Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah
pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulaupulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan
Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun

di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari
semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban
tinggi, lenyap dalam semalam.
Dalam legenda, yang mendirikan kerajaan Atlantis adalah dewa laut Poseidon. Di atas
sebuah pulau, ada seorang gadis muda yang kedua orang tuanya meninggal, Poseidon
memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima anak kembar, kemudian Poseidon
membagi keseluruhan pulau menjadi 10 wilayah, masing-masing diserahkan pada 10
anak untuk menguasai, dan anak sulung ditunjuk sebagai penguasa tertinggi. Karena anak
sulung lelaki ini bernama Atlan, oleh karenanya menyebut nama negeri tersebut sebagai
kerajaan "Atlantis".
Satu bagian dalam dialog buku Critias, tercatat kisah Atlantis yang dikisahkan oleh adik
sepupu Critias. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan
keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang
lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama
Solon ( 639-559 SM). Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani
kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur
mengetahui legenda Atlantis. Catatan dalam dialog, secara garis besar seperti berikut ini:
"Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang
sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan
emas dan perak yang tak terhitung banyaknya: istana dikelilingi oleh tembok emas dan
dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertakhtakan emas, cemerlang
dan megah. Di sana, tingkat perkembangan peradabannya memukau orang. Memiliki
pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa
membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh
sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat, tenggelamlah ia ke dasar laut
beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang."
Penyelidikan Arkeolog
Menurut perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih
11.150 tahun yang silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan kerajaan
Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan
pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato
yaitu Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan, karena
hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.
Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun
silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu?
Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini.
Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat
Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah
berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.
Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan
Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang
hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke kepulauan Bimini,
tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa
penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar
membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun
dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu dan
ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah
ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?
Awal tahun '70-an, sekelompok peneliti telah tiba di sekitar kepulauan Yasuel, Samudera
Atlantik. Mereka telah mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800
meter di dasar laut, atas ungkapan ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan
pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan,
begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya
kerajaan Atlantis?
Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang
jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia! Apakah ini
dibangun oleh orang Atlantis?
Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat
canggih menemukan piramida di dasar laut "segitiga maut" laut Bermuda. Panjang
piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan
permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir.

Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang
menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan
pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke
Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal
dari kerajaan Atlantis?
Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut
"segitiga maut". Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan besar
vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang),
kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan: "Mutlak percaya, yang kami
temukan adalah Benua Atlantik! Sama persis seperti yang dilukiskan Plato!" Benarkah
itu?
Yang disayangkan, piramida dasar laut segitiga Bermuda, berhasil diselidiki dari atas
permukaan laut dengan menggunakan instrumen canggih, hingga kini belum ada seorang
pun ilmuwan dapat memastikan apakah sebuah bangunan yang benar-benar dibangun
oleh tenaga manusia, sebab mungkin saja sebuah puncak gunung bawah air yang
berbentuk limas.
Foto peninggalan bangunan kuno di dasar laut yang diambil tim ekspedisi Rusia, juga
tidak dapat membuktikan di sana adalah bekas tempat kerajaan Atlantis. Setelah itu ada
tim ekspedisi menyelam ke dasar samudera jalan batu di dasar lautan Atlantik Pulau
Bimini, mengambil sampel "jalan batu" dan dilakukan penelitian laboratorium serta
dianalisa. Hasilnya menunjukkan, bahwa jalan batu ini umurnya belum mencapai 10.000
tahun. Jika jalan ini dibuat oleh bangsa kerajaan Atlantis, setidak-tidaknya tidak kurang
dari 10.000 tahun. Mengenai foto yang ditunjukkan kedua kelasi Norwegia itu, hingga
kini pun tidak dapat membuktikan apa-apa.
Satu-satunya kesimpulan tepat yang dapat diperoleh adalah benar ada sebuah daratan
yang karam di dasar laut Atlantik. Jika memang benar di atas laut Atlantik pernah ada
kerajaan Atlantis, dan kerajaan Atlantis memang benar tenggelam di dasar laut Atlantik,
maka di dasar laut Atlantik pasti dapat ditemukan bekas-bekasnya. Hingga hari ini,
kerajaan Atlantis tetap merupakan sebuah misteri sepanjang masa.
(Sumber: Buku Himpunan Inspirasi Peradaban Prasejarah)

Peradaban India Kuno yang Musnah

Perang Mahabharata pada masa India kuno


kemungkinan besar merupakan sebuah
perang berteknologi tinggi semacam perang
nuklir. Bukti-bukti kerusakan akibat perang
itu menunjukkan hal itu.

(Erabaru.or.id) - Mahabharata, adalah sebuah wiracarita India kuno yang terkenal,


berbahasa Sansekerta, yang melukiskan tentang konflik keturunan Pandu dan Dritarastra
dalam memperebutkan takhta kerajaan. Bersama dengan Ramayana disebut sebagai 2
besar wiracarita India, yang ditulis pada tahun 1500 SM, dan hingga kini sudah sampai
sekitar lebih dari 3.500 tahun. Fakta sejarah yang dicatat dalam buku tersebut, masanya
juga lebih awal 2.000 tahun dibanding penyelesaian bukunya, artinya peristiwa yang
dicatat dalam buku, kejadiannya hingga kini kira-kira telah lebih dari 5.000 tahun yang
silam.
Buku ini telah mencatat kehidupan dua saudara sepupu yakni Kurawa dan Pandawa yang
hidup di tepian sungai Gangga, serta dua kali perang hebat antara kerajaan Alengka dan

Astina. Namun yang membuat orang tidak habis pikir, kenapa perang pada masa itu
begitu dahsyat? Dengan menggunakan teknologi perang tradisional, tidak mungkin bisa
memiliki kekuatan yang begitu besar. Spekulasi baru dengan berani menyebutkan perang
yang dilukiskan tersebut, kemungkinan adalah semacam perang nuklir!
Perang pertama kali dalam buku catatan dilukiskan seperti berikut ini: bahwa Arjuna
yang gagah berani, duduk dalam Weimana (sarana terbang yang mirip pesawat terbang)
dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang mirip
rudal, roket yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang gencar di atas
wilayah musuh, seperti hujan lebat yang kencang, mengepungi musuh, kekuatannya
sangat dahsyat. Dalam sekejap, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk di
atas wilayah Pandawa, angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam
kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup,
wuuus.... wuuus...., disertai dengan debu pasir, burung-burung bercicit panik... seolaholah langit runtuh, bumi merekah. Matahari seolah-olah bergoyang di angkasa, panas
membara yang mengerikan yang dilepaskan senjata ini, membuat bumi bergoncang,
gunung bergoyang, di kawasan darat yang luas, binatang-binatang mati terbakar dan
berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan udang dan lainnya semuanya mati. Saat
roket meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat prajurit musuh terbakar bagaikan
batang pohon yang terbakar hangus.
Jika akibat yang ditimbulkan oleh senjata Arjuna bagaikan sebuah badai api, maka akibat
serangan yang diciptakan oleh bangsa Alengka juga merupakan sebuah ledakan nuklir
dan racun debu radioaktif.
Gambaran yang dilukiskan pada perang dunia ke-2 lebih membuat orang berdiri bulu
romanya dan merasa ngeri: pasukan Alengka menumpangi kendaraan yang cepat,
meluncurkan sebuah rudal yang ditujukan ke-3 kota pihak musuh. Rudal ini seperti
mempunyai segenap kekuatan alam semesta, terangnya seperti terang puluhan matahari,
kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah. Mayat yang terbakar, sehingga
tidak bisa dibedakan, bulu rambut dan kuku rontok terkelupas, barang-barang porselen
retak, burung yang terbang terbakar gosong oleh suhu tinggi. Demi untuk menghindari
kematian, para prajurit terjun ke sungai membersihkan diri dan senjatanya.
Spekulasi perang Mahabharata sebagai perang nuklir diperkuat dengan adanya penemuan
arkeologis. Para arkeolog menemukan banyak puing-puing yang telah menjadi batu
hangus di atas hulu sungai Gangga yang terjadi pada perang seperti yang dilukiskan di
atas. Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya
menonjol dan cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan
suhu paling rendah 1.800 C. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai suhu seperti ini,
hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu yang demikian.
Di dalam hutan primitif di pedalaman India, orang-orang juga menemukan lebih banyak
reruntuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca,
lapisan luar perabot rumah tangga yang terbuat dari batuan di dalam bangunan juga telah
dikacalisasi. Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia juga
telah ditemukan reruntuhan perang nuklir prasejarah. Batu kaca pada reruntuhan
semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini.
Semua temuan arkeologis ini sesuai dengan catatan sejarah yang turun-temurun, kita bisa
mengetahui bahwa manusia juga pernah mengembangkan peradaban tinggi di India pada
5.000 tahun silam, bahkan mengetahui cara menggunakan reaktor nuklir, namun oleh
karena memperebutkan kekuasaan dan kekayaan serta menggunakan dengan sewenangwenang, sehingga mereka mengalami kehancuran.
Sebagai perbandingan, reaktor nuklir pada 2 miliar tahun silam pernah dimanfaatkan di
Oklo, Afrika Selatan. Manusia dapat memanfaatkan nuklir untuk tujuan damai, sekaligus
memanfaatkan topografi alam menimbun limbah nuklir, peradaban materiil taraf tinggi
ini jelas dikembangkan melalui peradaban jiwa yang relatif tinggi, beroperasi selama 500
ribu tahun, mewakili perdamaian dan kemakmuran 500 ribu tahun. Kalau tidak,
penggunaan senjata nuklir yang saling menyerang seperti wiracarita yang dilukiskan
dalam peradaban India kuno, mungkin jika tidak hancur dalam 50 tahun, akan mengalami
penghancuran dengan sendirinya!
Teknologi reaktor nuklir pada manusia modern baru beberapa dasawarsa saja ditemukan,
hanya demi masalah limbah nuklir saja telah berdebat tiada henti, apalagi
memperdebatkan yang lainnya, kita benar-benar harus merasa malu dengan manusia
zaman prasejarah untuk hal seperti ini.
(Sumber: Dajiyuan)

Piramida Kuno di Dasar Laut Jepang

Sejumlah piramida dan bangunan batu raksasa


ditemukan di dasar laut lepas pantai Jepang.
Peradaban maju itu tidak ada hubungannya
dengan peradaban Jepang sekarang ini.

(Erabaru.or.id) - Selama ini, orang menganggap piramida hanya terdapat di Mesir.


Padahal di berbagai wilayah lainnya di dunia juga secara berturut-turut telah ditemukan
piramida zaman prasejarah. Seperti misalnya peradaban bangsa Maya di Amerika
Selatan, peradaban bangsa Yunani di Eropa, wilayah Asia dan lain-lain, telah ditemukan
piramida yang bentuk dan besar kecilnya tidak sama. Artikel ini memperkenalkan
sebagian piramida yang ditemukan di Jepang, piramida-piramida ini sepertinya tidak ada
hubungan apa pun dengan bangsa Jepang modern, mungkin dibuat oleh manusia
prasejarah yang jauh sebelum adanya sejarah.
Sejak tahun 1950-an, di berbagai wilayah Jepang secara berturut-turut telah ditemukan
peninggalan piramida dalam jumlah besar dan bangunan batu raksasa, dari masa sejarah
yang sangat lama, di antaranya beberapa piramida karena permukaannya tertutup oleh
debu dan tanah, serta dipenuhi dengan berbagai macam tumbuh-tumbuhan, bagian luar
tampak seperti sebuah gunung yang tinggi. Orang Jepang Jiujing Shengjun bahkan
menemukan adanya hubungan tertentu antara bangsa Jepang dengan bangsa Yahudi pada
zaman dahulu.
Tidak hanya demikian, pada tahun-tahun terakhir ini di dasar laut lepas pantai Jepang
telah ditemukan banyak sekali peninggalan peradaban zaman purbakala. Sejak Maret
1995, penyelam menemukan 8 tempat peninggalan yang tersebar di sekitar Hiroshima
hingga lautan Pulau Yonaguni. Tempat peninggalan pertama adalah sebuah konstruksi
persegi empat yang sangat menarik, namun tidak begitu jelas dan ditutupi oleh karang
sehingga bagian buatan manusianya tidak bisa dipastikan. Setelah itu, seorang atlet
penyelam di musim panas tahun 1996 di luar dugaan menemukan sebuah teras beruncing
raksasa di kedalaman 40 kaki di bawah permukaan laut Oklahoma Selatan, dipastikan
merupakan hasil buatan manusia. Dan melalui pencarian lebih lanjut, tim penyelam
lainnya menemukan lagi sebuah monumen lain dan lebih banyak lagi bangunan buatan
manusia. Mereka mendapati jalan yang panjang dan luas, tangga dan pintu lengkung yang
tinggi dan megah, serta batu raksasa yang dipotong dengan sempurna. Semua ini
dipersatukan selaras dengan gaya bangunan berbentuk garis lurus yang belum pernah
ditemukan sebelumnya.
Dalam beberapa bulan selanjutnya, kalangan arkeologi Jepang ikut serta dalam
penggalian yang membangkitkan semangat ini. Tidak lama kemudian, mereka
menemukan lagi sebuah konstruksi yang berbentuk piramida yang sangat besar di
kedalaman 100 kaki di bawah permukaan laut tidak jauh dari pegunungan Sinaguni yang
berjarak 300 mil dari Hiroshima. Benda raksasa ini terletak di sebuah kawasan luas yang
kelihatannya digunakan untuk penyelenggaraan upacara, pada kedua sisinya terdapat
pintu menara raksasa, bangunan ini panjang 240 kaki, lebar 600 kaki, dan tinggi 90 kaki,
dan sejarahnya dapat dilacak kembali minimal 8.000 tahun SM.
Oleh karena visibilitas normal adalah 100 kaki di bawah permukaan laut, maka tingkat
kejernihan pandang peninggalan ini cukup untuk pengambilan foto dan rekaman video.
Gambar-gambar tersebut muncul dalam berita utama di koran-koran Jepang melebihi satu

tahun lamanya, arkeolog berpendapat, bahwa ini mungkin adalah sebuah bukti awal
adanya peradaban zaman batu yang masih belum diketahui orang.
Ahli geologi, Profesor Masaki Kimura dari Universitas Hiroshima, yang pertama-tama
mengadakan penelitian ini dan mengambil kesimpulan bahwa bangunan yang
mempunyai lima tingkat konstruksi ini adalah buatan manusia. Dia mengatakan: Bahwa
bangunan ini bukan benda hasil alamiah. Jika hasil alamiah, seharusnya pecahan yang
terbentuk melalui korosi bertumpuk di atasnya, namun tidak ditemukan pecahan batu
seperti ini. Dia menambahkan, bahwa sekeliling bangunan terdapat suatu yang mirip
jalanan, dan ini semakin membuktikan bahwa ia adalah buatan manusia.
Profesor ilmu geologi Universitas Boston Robert Sketche menyelam dan memeriksa
bangunan tersebut. Dia mengatakan, Jika diamati, bangunan itu seperti serentetan tangga
raksasa, setiap tangga tingginya kurang lebih 1 meter. Esensial penampang bangunannya
mirip dengan piramida model tangga. Ini merupakan sebuah struktur yang sangat
menarik. Pengikisan air yang alami ditambah lagi dengan proses perpecahan batu
berkemungkinan menghasilkan struktur seperti ini, namun kami masih belum
menemukan proses yang bagaimana dapat menghasilkan penampang tangga yang begitu
tajam.
Bukti selanjutnya yang dapat membuktikan bahwa bangunan tersebut adalah buatan
manusia adalah beberapa tumpukan kecil dari batu yang ditemukan di sekitarnya. Mirip
dengan bangunan utama, piramida-piramida mini ini dibentuk dari batu hampar
berbentuk tangga yang disatukan, lebarnya 10 meter dan tinggi 2 meter.
Profesor Kimura berpendapat, bahwa masih terlalu pagi jika ingin mengetahui siapa yang
telah membuat monumen tersebut atau apa tujuannya. Dia mengatakan, Bangunan ini
mungkin adalah sebuah istana dewa dari agama zaman dahulu, digunakan untuk memujamuji dewa tertentu, sama seperti penduduk Hiroshima yang percaya pada dewa NiraiKanai yang dapat mendatangkan kesejahteraan dari laut kepada mereka. Oleh karena
berdasarkan catatan, 10 ribu tahun lampau tidak ada manusia yang mampu membuat
monumen seperti ini, maka ini mungkin adalah sebuah bukti peradaban manusia yang
tidak diketahui orang.
Hanya manusia yang memiliki teknologi tingkat tinggi baru mampu menyelesaikan
proyek seperti ini, dan sangat mungkin berasal dari daratan Asia yang mengandung
peradaban manusia paling kuno. Bangunan yang demikian raksasa harus menggunakan
mesin tertentu baru dapat menyelesaikannya, lanjut Profesor Kimura.
Masa peradaban Jepang sekarang ini berawal dari zaman batu baru sekitar tahun 9000
SM. Penghidupan orang-orang pada zaman itu adalah berburu dan mengumpulkan
makanan. Tidak mungkin ada teknologi maju untuk membuat bangunan seperti piramida
raksasa tersebut. Dapat disimpulkan bahwa sebelum peradaban Jepang kali ini, di
kawasan Jepang ini, pernah ada peradaban manusia yang sangat maju, dan ia dengan
bangsa Jepang sekarang tidak mempunyai hubungan apa pun.
(Sumber: Dajiyuan)

Aktivitas Penerbangan & Angkasa Zaman Prasejarah

(Erabaru.or.id) - Orang-orang zaman sekarang berpikir bahwa adalah Galileo yang


orang Italia penemu teleskop pada 300 tahun yang lalu, berdasarkan pada versi abad 16
oleh pembuat lensa yang orang Belanda, oleh sebab itu membuat astronomi modern suatu
usaha yang mungkin dilakukan. Lensa kasar dari zaman terdahulu telah ditemukan di
Crete dan Asia kecil pada 2000 BCE. Seribu tahun lensa yang terbaik telah ditemukan
dari sebuah tempat Viking di Pulau Gotland, mungkin dibuat oleh Byzanfine atau perajin
Eropa Timur. Penulis Roma Pliny dan Seneca menunjukkan lensa digunakan oleh
pengukir.
Pertanyaannya adalah mengapa? Karena lensa telah secara rutin digunakan untuk
membuat api, memperbesar objek-objek kecil, bahkan untuk kacamata, dan umat
manusia mempunyai minat yang terus menerus mengamati fenomena angkasa atau
melihat langit, untuk membuat sebuah teleskop yang dapat bekerja dibutuhkan waktu
yang panjang sekali. Seorang arkeolog menemukan bukti yang dapat dipercaya bahwa
mungkin orang-orang Eropa bukan yang pertama yang memproduksinya. Museum ICA
di Peru memiliki sebuah batu berbentuk manusia yang telah ditanggalkan kembali
sedikitnya 500 tahun yang lalu. Yang terpenting dari ukiran itu adalah bahwa penampilan
figur itu menggambarkan sedang mengamati langit dengan teleskop di tangannya. Selain
itu, ada sebuah tubuh langit di dalam ukiran tersebut, mungkin juga sebuah komet dengan
ekornya yang figurnya menjadi objek observasi. Seperti sebuah penemuan unik bertitik
berat pada kepercayaan zaman sekarang bahwa orang-orang Eropa menemukan teleskop
di abad 16.
Dr. Javier Cabrera di Peru telah menemukan banyak batu berukir. Di samping astronomi,
tema gambar di batunya meliputi transpalasi organ, transfusi darah dan perburuan
dinosaurus, di antara benda-benda lain. Sangat sulit untuk melakukan penanggalan pada
batu tersebut. Sebuah kronologi sejarah Spanyol sesekali menyebutkan bahwa batu-batu
seperti itu telah ditemukan di makam zaman dahulu dari karajaan Inca. Oleh sebab itu,
orang-orang menduga bahwa dasar astronomi batu-batuan tersebut adalah paling sedikit
500 tahun. Berbicara secara logika, batu-batu itu yang melukiskan makhluk seperti
dinosaurus mungkin diperkirakan jauh lebih tua dari kepercayaan aslinya.
Bila ini benar-benar teleskop yang dilukiskan pada batu dari museum ICA dan temuan
semacam itu adalah lumrah di dunia ini, hal ini membantu para ahli ilmu pengetahuan
untuk memahami kenapa Dogon, sebuah suku di Afrika telah mengembangkan ilmu
pengetahuan tentang astronomi yang begitu maju. Suku Dogon hidup di pusaran sungai
Niger di sebelah selatan Mali, Afrika Barat, mereka memimpin perkampungan yang
penting dan hidup mengembara tanpa bahasa tulisan. Mereka menyampaikan ilmu
pengetahuan secara lisan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam doktrin agama
mereka yang telah berlangsung lebih dari 400 tahun, suatu bintang disebut Sirius B oleh
astronom, teman bintang Sirius telah dijelaskan secara akurat, inilah yang mengherankan
astronom modern.
Sirius B sangat kabur dan tidak kelihatan untuk ukuran mata manusia. Berdasarkan
pengamatan yang direkam dengan menggunakan peralatan modern, astronom
menemukan Sirius B di abad 19. Masyarakat suku Dogon diduga tidak memiliki
peralatan teknologi modern, tapi dari generasi ke generasi mereka telah menceritakan
legenda tentang Sirius, termasuk suatu referensi terhadap sistem yang terdiri dari 2
bintang. Menurut legenda, bintang kecil sangat berat dan ia berotasi memutari bintang
Sirius dalam orbit elipstik. Beberapa orang tua suku Dogon dapat menggambarkan orbit
dua bintang tersebut di tanah, dan hal itu hampir mirip dengan hasil yang dihitung oleh
astronom modern. Contoh ini mengindikasikan bahwa masyarakat kuno Dogon telah
menguasai ilmu astronom dari jauh-jauh hari.
Lukisan batu di Peru, seperti ilmu astronominya masyarakat Dogon, mengungkap
misterius ilmu pengetahuan dan teknik yang dimiliki oleh peradaban manusia
sebelumnya. Ilmu pengetahuan modern mungkin hanya menemukan kembali ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh terdahulu. Mari kita lihat beberapa metode
penerbangan yang telah diketahui oleh orang zaman dahulu.
Penerbangan
Buku masyarakat China kuno telah mencatat bahwa di periode musim semi dan gugur
(770475 BC), Lu Ban telah menciptakan mesin terbang. Hal ini membuat Lu Ban
dikenal sebagai bapak dari semua keahlian. Di Mozi Luwon, terbaca, Lu Ban memotong
bambu dan kayu untuk membuat burung kayu terbang, tinggal di angkasa selama 3 hari.
Lu Ban juga membuat layang-layang besar dari kayu untuk mengintai musuh dalam suatu

pertempuran. Di Hongshu terbaca, Lu Ban membuat layang-layang kayu untuk


mengintai kota-kota di State of Song. Di samping itu, Lu Ban membuat pesawat
penumpang. Menurut Yaoyang Zazu, dari Dinasti Tang, Lu pernah bekerja jauh dari
rumah tinggalnya. Dia sangat merindukan istrinya, jadi dia membuat burung dari kayu.
Setelah didesain berulang-ulang, layang-layang dari kayu tersebut bisa terbang. Lu Ban
pulang ke rumah naik layang-layang tersebut untuk menemui istrinya dan kembali
keesokan harinya.

Ada juga contoh menarik dari Barat berhubungan dengan burung kayu ini. Di tahun
1898, arkeolog Perancis Lauret, menggali burung kayu dari kuburan kuno orang Mesir di
Saqarra. Di situ tertera tahun sekitar 200 BC. Karena masyarakat belum memiliki konsep
penerbangan waktu itu, makanya disebut burung kayu dan sangat berdebu lebih dari 70
tahun dalam suatu museum di Kairo. Tahun 1969, Khalil Massiha, seorang dokter Mesir
yang suka membuat model melihatnya. Burung kayu ini mengingatkan Massiha pada
pengalamannya terdahulu dalam membuat model pesawat. Dia berpikir ini bukan saja
sebuah burung, karena tidak memiliki cakar, tidak berbulu, tidak ada bulu ekor yang
horizontal. Yang mengejutkan, ekornya itu vertikal dan memiliki sebuah pembuangan
udara, yang mengualifikasikannya sebagai sebuah model pesawat. Meskipun dia tidak
tahu bagaimana orang Mesir kuno menerbangkannya, ketika dia melempar model
tersebut, dia menemukan bahwa benda ini dapat berjalan. Pengujian lebih jauh
menunjukkan bahwa benda ini tidak hanya meluncur, tapi juga dalam skala mirip pesawat
modern.
Kemudian, ilmuwan menemukan model ini sangat mirip dengan pesawat peluncur
modern, yang bisa terbang di udara kota mereka. Dengan mesin kecil, mereka bisa
terbang dengan kecepatan 4565 mil per jam (72105 km/jam). Dan bahkan bisa
membawa barang yang tidak sedikit. Kebudayaan Mesir kuno akan membuat model itu
sebelum dituang pada objek yang sesungguhnya. Itu adalah memungkinkan bahwa
burung kayu semacam ini digunakan untuk alat transportasi, seperti halnya layang-layang
kayu yang dibuat oleh Lu Ban.
Penelitian pada penerbangan dimulai kira-kira 200 tahun yang lalu. Di tahun 1903,
sesudah kakak-beradik Wright menyelesaikan penerbangan pertama, teori afiasi mulai
diformulasikan. Meskipun Lu Ban dan orang Mesir kuno harus berhati-hati bagaimana
menggunakan teori semacam itu beberapa waktu yang lampau. Keadaan ini
menyebabkan untuk mempertimbangkan kembali sejarah perkembangan kebudayaan
yang dipercaya oleh masyarakat modern. Sangat mungkin orang zaman dahulu tahu lebih
banyak dari apa yang telah orang modern lakukan sekarang ini.
Angkasa
Penemuan lainnya jauh lebih mengherankan. Ia menunjukkan bahwa daerah orang zaman
dahulu mungkin telah melampaui langit dan bahkan mungkin telah mencapai luar ruang
angkasa. Pada tahun 1959, Amerika Serikat berhasil mendapat gambar pertama bumi dari
satelit buatan manusia dari luar angkasa. Foto yang diperoleh memperlihatkan pandangan
yang mengherankan, inilah untuk pertama kalinya manusia mengamati bumi yang kita
tinggal dari jarak jauh (17.000 mil).
Semenjak saat itu, banyak studi ilmu pengetahuan telah melibatkan teknik fotografi
dengan satelit. Di antara mereka, ada satu gambar geografi yang sangat mengejutkan.
Perkembangan foto menunjukkan pemandangan yang luar biasa.
Ilmuwan memasang sebuah kamera di angkasa dan dapat mengambil gambar Kairo dari
luar angkasa. Perkembangan foto menunjukkan pemandangan yang luar biasa. Semenjak
lensa dari kamera difokuskan di Kairo, semuanya berpusat di sebuah area besar di Kairo
dengan diameter 5.000 mil itu sangat jelas. Benda-benda yang lebih dari 5.000 mil
menjadi jelas. Hal ini disebabkan bumi bulat, benua dan daratan mulai menjadi kabur dan
melengkung ketika jauh dari pusat. Contohnya, benua Amerika Selatan menjadi
memanjang di gambar. Hal yang sama berlaku terhadap gambar yang diambil oleh
astronot dari bulan. Namun, ketika ilmuwan membandingkan foto satelit ini dengan peta
orang Turki kuno, secara mengejutkan mereka menemukan persamaan.

Pegunungan di antartika telah tertutup es dan salju selama ratusan tahun dan tidak terpeta
hingga 1952 sampai ilmuwan menggunakan kemampuan sonar. Namun, ia terlihat di peta
kuno milik Admiral Riri Reis, komandan kelautan Turki. Sebagai tambahan, peta tersebut
secara tepat merekam konturnya, garis bujur dan garis lintang benua Afrika dan Amerika.
Ironisnya, petanya dibuat di abad 16 berdasarkan peta kuno.
(Sumber: Pureinsight.net)

Busi Mobil dan Baterai Zaman Prasejarah

Sejumlah benda-benda peninggalan prasejarah ditemukan. Di antaranya baterai, busi


mobil, tonggak dari semen dan peta ruang angkasa. Hal itu menunjukkan tingginya
peradaban masa itu.

(Erabaru.or.id) - Sejarah umat manusia menciptakan peralatan adalah tidak lebih dari
beberapa ratus ribu tahun, namun dari dalam tambang yang terbentuk sejak beberapa
puluh juta bahkan beberapa ratus juta tahun yang lampau ditemukan peralatan ini.
Pada 1844, buruh tambang di sekitar sebuah sungai di Skotlandia, menemukan di bawah
tanah, sehelai benang emas yang tersimpan di batu sepanjang 8 foot. Setahun kemudian,
Inggris, melaporkan di dalam pertambangan Skotlandia, ditemukan sebuah paku besi,
ujung paku besi tersebut terselip di tengah bebatuan.
Pada 1851, dilakukan peledakan di kota kecil Dorchester, Massachusetts, Amerika
Serikat, dari peledakan batuan yang keras itu ditemukan 2 keping pecahan logam. Setelah
kedua keping pecahan logam ini dirangkaikan, ternyata adalah semacam wadah dan
bejana yang berbentuk genta (stupa), tinggi 12 cm, lebar 17 cm yang terbuat dari sejenis
logam, sedikit mirip dengan seng atau paduan seng dengan perak, pada bagian
permukaannya terukir gambar 6 kuntum bunga, bertakhtakan putik bunga yang terbuat
dari perak murni, sedangkan pada bagian dasarnya terukir untaian kalung bunga yang
dililit dengan anyaman rotan, surat kabar atau majalah setempat menyebutnya sebagai
sesuatu benda yang sangat indah, elok tiada bandingnya.
Pada tahun 1852, di sebuah tambang batubara Skotlandia, pada segumpal batubara juga
ditemukan sebuah perkakas besi yang bentuknya mirip dengan mata bor, pada permukaan
batubara tidak ada yang rusak, dan juga tidak ditemukan lubang bor apa pun.

Pada tahun 1885, pekerja pada sebuah bengkel di Australia, di mana saat menghancurkan
gumpalan batubara, menemukan sebuah benda logam yang memancarkan cahaya
berkilauan di antara bongkahan batubara, yang merupakan sebuah benda berbentuk 6
bidang sejajar; dua bidang menonjol, sedangkan pada 4 bidang lainnya mempunyai alur
yang dalam, bentuknya sangat rapi, maka tidak dapat disangkal lagi bahwa benda tersebut
adalah buatan manusia.
Pada tahun 1891, di kota kecil Morrisonville, Illinois, saat S.W. Culp menghancurkan biji
batu bara, dia menemukan seutas rantai besi dalam batubara tersebut, kedua ujungnya
masing-masing melekat pada sekeping batubara. Semula, dua keping batubara tersebut
merupakan satu gumpalan yang kemudian pecah ketika dihancurkan.
Pada tahun 1961, Lanny, Michael dan Mark, tiga orang yang bekerja sama mengelola
sebuah toko perhiasan di Orlando, California, saat mendaki gunung, pada puncaknya
dengan ketinggian 4.300 kaki, menemukan sebuah fosil. Ketika mereka menggergaji fosil
tersebut, pisau gergaji rusak oleh suatu benda yang keras, setelah terbuka, baru diketahui
ternyata fosil membungkus sebuah gelembung kristal, dan di dalamnya terdapat sebuah
benda yang mirip dengan sejenis busi mobil; sebuah gelondong porselen bersumbukan
logam bulat, pada bagian luar gelondong tersebut ada lagi sebuah selongsong ukiran kayu
berbentuk 6 sisi yang telah menjadi fosil. Selongsong tersebut terbungkus lumpur keras,
serpihan batu dan fosil kulit kerang. Menurut perhitungan ahli geologi, fosil ini sudah
terbentuk sejak 500 ribu tahun yang silam. Sedangkan pada masa 500 ribu tahun yang
silam, dari manakah busi mobil ini?
Tonggak Terbuat dari Semen
Di sebuah tempat 40 mil sebelah selatan pulau Kaledonia Baru yang berjarak sekitar 750
mil dari pantai laut timur Australia, terdapat sebuah pulau kecil. Di pulau tersebut
terdapat lebih dari 400 makam kuno aneh yang mirip dengan gundukan sarang rayap.
Dibangun dengan menggunakan pasir batu, tingginya 89 kaki, dan diameternya 300
kaki. Tidak ada rumput yang tumbuh di atas makam kuno itu, dan tidak ditemukan mayat
apa pun juga di dalam makam kuno yang aneh tersebut. Dari tiga makam di antaranya, di
dalamnya ditemukan sebuah tonggak semen bulat yang berdiri tegak. Tonggak-tonggak
bulat tersebut, diameter masing-masingnya tidak sama, berkisar antara 40-75 inci, dan
tingginya antara 40-100 inci.
Dengan menggunakan metode karbon pengujian isotop radioaktif, dipastikan bahwa
tonggak-tonggak tersebut adalah benda yang berasal dari masa tahun 1905-5120 SM.
Siapakah yang telah menggunakan semen sebelum manusia menemukan semen ini? Dan
apakah sebenarnya kegunaan tonggak-tonggak tersebut? Kenapa di sekitar situ tidak
ditemukan benda-benda peninggalan manusia apa pun yang berkaitan dengannya?
Di Amerika Selatan ditemukan sebuah terowongan yang misterius. Pintu rahasia
terowongan misterius ini dijaga oleh patung dewa penjaga bangsa Indian, menembus ke
bawah tanah hingga kedalaman 250 meter. Tembok terowongan halus mengkilap dengan
permukaan yang datar dan licin, atap terowongan itu rata. Di dalamnya terdapat beberapa
ruang gua yang luas dan lebar, seluas dan selebar hanggar pesawat. Pada sebuah ruang
gua dengan lebar 153 meter dan panjang 164 meter, terpajang sebuah meja dan 7 buah
kursi. Meja kursi ini entah terbuat dari bahan apa, jika dikatakan terbuat dari batu tapi
tidak dingin, terbuat dari plastik namun sekeras baja.
Di dasar laut sekitar kepulauan Georgia, Florida, Amerika Serikat, juga ditemukan sebuah
jalan datar yang lebar dan luas. Kapal selam setelah dipasangi roda, bisa dikemudikan di
atasnya layaknya mengemudikan bus kota.
Peta Kuno Luar Angkasa

Istana Taifurkhafi di Istanbul,Turki, tersimpan selembar peta kuno yang unik. Peta kuno
ini ditemukan pada awal abad ke-18, sepertinya hanyalah selembar replika. Dalam peta
tersebut, hanya kawasan Laut Tengah yang tergambar secara persis, sedangkan kawasan
lainnya, seperti benua Amerika dan benua Afrika tergambar sangat berbeda. Kemudian,
di saat para ilmuwan menelitinya dengan lebih lanjut, hasilnya sangat mengejutkan,
karena ternyata peta kuno ini sebenarnya adalah gambar pandangan udara dari atas
angkasa.
Jika disandingkan dengan gambar yang diambil dari pesawat Apollo 8, maka peta kuno
Turki ini bagaikan fotokopinya. Gambar perubahan garis besar pada benua Amerika dan
Afrika di peta kuno tersebut, sesuai dengan gambar yang diambil melalui pesawat Apollo
8. Dan yang lebih menakjubkan lagi adalah, bahwa peta kuno itu melukiskan bentuk
rumit permukaan bumi kutub selatan yang tertutup lapisan es tebal, tidak ada perbedaan
sedikit pun dengan hasil gambar pemetaan menggunakan fatometer yang dilakukan oleh
tim eksplorasi kutub selatan pada tahun 1952 yang mengadakan penyelidikan keadaan
bumi di bawah lapisan es. Siapakah pada masa purbakala yang sudah menguasai
teknologi tinggi pemotretan melalui angkasa luar?
Di dataran tinggi sebuah danau di Amerika Selatan, ditemukan juga reruntuhan kota kuno
Dhyawalarck yang misterius, di mana terdapat sebuah patung dewa raksasa yang diukir
dari batu cadas merah utuh. Pada bagian atas patung itu terukir sebuah gambar
pemandangan langit malam berbintang yang sempurna dengan ratusan kode. Setelah
penelitian bertahun-tahun, para arkeolog akhirnya mengetahui arti gugus bintang dan
kodenya. Mereka berpendapat, bahwa semua yang dilukiskan pada gugus bintang ini
adalah langit malam berbintang zaman kuno pada 2,7 puluh ribu tahun yang lampau,
semua kode-kode yang diurai adalah tentang pengetahuan astronomi yang luar biasa
dalamnya.
Semua pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang masih belum dikuasai oleh
manusia pada zaman modern ini. Manusia kuno yang tinggal di tepi danau Amerika
Selatan ini pada beberapa puluh ribu tahun yang lampau, bagaimanakah caranya bisa
melampaui pengetahuan astronomi manusia di masa kini?
Yang lebih unik lagi adalah di Zambia, Afrika, orang-orang menemukan sebuah
tengkorak suku Neethe kuno, bagian kiri tengkorak tersebut terdapat sebuah lubang
bundar yang rata dan licin di tepiannya. Lubang bundar ini baru bisa terbentuk hanya
dengan tembakan peluru. Dan berdasarkan hasil penelitian, suku Neethe hidup pada masa
pertengahan zaman batu, yang berjarak sekitar 70 ribu tahun lampau dari sekarang.

Masih ada lagi keunikan pada sebidang makam kuno di luar kota Baghdad, ilmuwan
menemukan satu set baterai kimia berusia 2.000 tahun, mereka merekaulang baterai kuno
dan berhasil memperoleh 0.5 voltmeter, yang bekerja nonstop selama 18 hari. Baterai
atau sel listrik pertama yang diakui dunia adalah yang ditemukan pada tahun 1800 M,
jarak penemuannya hingga kini tidak sampai 200 tahun.
Dari dada sebelah kiri sesosok mumi anak lelaki yang terdapat di dalam piramida di
Mesir, para ilmuwan juga menemukan sebuah jantung buatan. Sejarah manusia pada
masa kini yang menggunakan jantung buatan di bidang ilmu kedokteran hanya beberapa
puluh tahun saja, sedangkan pada 5.000 tahun yang lampau, jantung buatan sudah
dipasang pada rongga dada mumi anak lelaki melalui operasi yang akurat.
(Sumber: Harian Nan Yang, petikan Wang Yuen, 23 April 2003)

Kebudayaan Harappa, Peradaban India Kuno

Sebuah peradaban tinggi bernama Harappa pernah berada di India pada ribuan tahun
yang lalu dengan lay-out kota yang sangat canggih.
(Erabaru.or.id) - Penemuan kebudayaan di sungai India kuno, berawal pada abad ke-19
(tahun 1870), dan mulai dieksplorasi oleh bangsa Inggris. Hingga sekarang, penggalian
kebudayaan sungai India kuno tidak pernah berhenti, bahkan menemukan lagi sebuah
aliran sungai kuno lainnya, pada dua sisi aliran sungai kuno ini tidak sedikit ditemukan
juga peninggalan kuno lainnya.
Di abad 20, awal tahun 1980-an, Amerika dan Pakistan membentuk Lembaga Arkeologi
Amerika-Pakistan, dan dengan demikian pekerjaan arkeologi semakin maju.
Kejayaan Sebuah Peradaban
Munculnya peradaban Harappa lebih awal dibanding kitab Veda, saat itu bangsa Arya
belum sampai India. Waktunya adalah tahun 2500 sebelum masehi, bangsa Troya
mendirikan kota Harappa dan Mohenjondaro serta kota megah lainnya didaerah aliran
sungai India. Tahun 1500 sebelum masehi, suku Arya baru menjejakkan kaki di bumi
India Kuno.
Asal mula peradaban India, berasal dari kebudayaan sungai India, mewakili dua kota
peninggalan kuno yang paling penting dan paling awal dalam peradaban sungai India,
yang sekarang letaknya di kota Mohenjodaro, propinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa
dipropinsi Punjabi.
Menurut penentuan karbon 14, keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun
2000 hingga 3000 sebelum masehi, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu
10 ribu tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km persegi.
Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro
dan Hara. Hasilnya tingkat kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut membuat
Marshell terkejut. Ini adalah bekas ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban
sungai India antara tahun 2350-1750 sebelum masehi, penelitian lebih lanjut
menghasilkan perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40 ribu
penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar pada abad
pertengahan.
Kota dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. Kota administratif
adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang
menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar.
Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas membuat
jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara gedung
mencerminkan kewibawaan Raja. Sistim saluran air bawah tanah yang sempurna dengan
menggunakan bata membuat kehidupan kota manusia sudah berubah menjadi nyata

Puing-puing menunjukkan Harappa merupakan sebuah kota yang mempunyai rancangan


bangunan disekeliling ruang lingkup tertentu, kurang lebih menggunakan bahan yang
sama, segalanya sangat teratur, bahwa pada tahun 3000 sebelum masehi, orang-orang
membangun kota dengan skala yang sedemikian, memperlihatkan tingginya peradaban
mereka. Kedua kota ini hilang pada tahun 1750 sebelum masehi, kira-kira dalam waktu

1000 tahun kebelakang, didaerah aliran sungai India tidak pernah ada lagi kota yang
demikian megahnya, namun pada 500 tahun lampau, ketika bangsa Arya datang
menginvasi, kebudayaan Harappa sudah merosot.
Sejarah peradaban India kuno lalu menampakkan suatu kondisi patah, hingga muncul
kerajaan baru pada abad ke-6 sebelum masehi, peradaban kota baru jaya kembali di aliran
sungai India. Perkembangan peradaban tinggi India kuno terhadap bangkit dan
musnahnya budaya Harappa, telah menambah sebuah misteri pada peradaban India.

Misteri Hilangnya Hegemoni Kekuasaan Laut

(Erabaru.or.id) - Kira-kira antara tahun 2300 SM hingga tahun 1500 SM, peradaban
kerajaan Kreta sempat mencapai kemakmuran sesaat, pada saat 200 tahun terakhir ketika
kerajaan Minos mencapai titik puncaknya, banyak ahli sejarah sudah terbiasa
menganggap peradaban Minos untuk mewakili peradaban Kreta. Saat itu, bangsa Minos
berkuasa atas Laut Ionia, menggemparkan Athena, menyatukan negara-negara maju di
tiga benua yakni Eropa, Asia dan Afrika. Kerajaan Minos dengan sepenuhnya
memanfaatkan letak geografis yang strategis ini untuk mengembangkan pembuatan
kapal, dan membentuk armada yang sangat besar, ini merupakan sebuah armada laut yang
paling awal di dunia.
Armada Minos yang sangat kuat, membuat kerajaan bisa menjaga hubungan perdagangan
dengan Mesir, Suriah, Babilon, Asia kecil dan wilayah lainnya, sekaligus menjadi negara
hegemonis lautan, Laut Ionia dan semua negara kepulauan berturut-turut
mempersembahkan upeti kepada Minos, bahkan Athena juga harus memberikan
persembahan kepadanya.
Tak diragukan lagi, bahwa Kepulauan Kreta adalah salah satu tempat asal peradaban
kuno benua Eropa. Namun, sekitar tahun 1500 SM, seluruh kota yang ada di Kepulauan
Kreta, tiba-tiba dalam sekejap mata telah dirusak, dan peradaban kuno ini akhirnya
lenyap selamanya dari atas bumi.
Pada tahun 1967, arkeolog Amerika di kepulauan Sandolin sebelah utara Kreta
menemukan sebuah kota perdagangan kuno di bawah abu vulkanik setebal 60 meter.
Melalui uji pembuktian, kota ini merupakan kota yang tertimbun oleh abu vulkanik
ketika gunung berapi meletus pada sekitar tahun 1500 SM. Itu mungkin adalah sebuah
letusan dahsyat gunung berapi yang paling hebat dalam sejarah manusia, serpihan abu
vulkanik yang disemburkan menempati luas permukaan tanah hingga mencapai 62,5 km
persegi, kota di atas kepulauan itu dalam sekejap tertanam di bawah abu vulkanik yang
tebal. Menurut catatan, di angkasa Mesir ketika itu pernah terjadi suasana gelap gulita
selama 3 hari, letusan gunung berapi menimbulkan gelombang laut dahsyat, gelombang
laut yang tingginya mencapai 50 meter, ombak melambung setinggi langit, bergulunggulung, dan menghancurkan kota di atas Kepulauan Kreta, pedesaan, dan kerajaan Minos
menjadi musnah seiring dengan kehancuran kota tersebut.
Bangunan istana raja dalam legenda mitologi Yunani adalah sebuah labirin, dan asal kata
"labirin" ini adalah dari Kepulauan Kreta, arti kata ini adalah kapak bermata dua, yang
dijadikan sebagai simbol utama Kepulauan Kreta. Dalam mitologi Yunani kuno tercatat
sebuah kisah yang sangat populer: Pada zaman dahulu kala, dewa laut menganugerahkan

seekor sapi jantan yang cakap dan perkasa kepada raja Minos di Kepulauan Kreta, supaya
Minos membunuh sapi tersebut dan mempersembahkan kepadanya.
Sesaat Minos merasa tidak tega, lalu membiarkan sapi tersebut. Dewa laut menjadi
marah, lalu menggunakan tipu muslihat agar istri raja Minos dan sapi jantan tersebut
terlibat percintaan, dan melahirkan Minotau, seekor makhluk kanibal aneh setengah
manusia separuh sapi. Aib keluarga tidak boleh tersiar keluar, kemudian Minos
memerintahkan membangun sebuah istana "sepasang kapak", mengurung makhluk aneh
tersebut di dalam istana itu. Demi untuk membalas dendam kepada raja Athena yang
mencelakakan anaknya, Minos lalu memerintahkan orang Athena setiap 9 tahun sekali
mempersembahkan 14 pemuda sebagai makanan Minotaur. Akhirnya anak raja Athena
dengan menggunakan pedang iblis membunuh makhluk aneh Minotaur.
Pada tahun 1980, seorang arkeolog Inggris menemukan sebuah puing reruntuhan istana
raja di Kepulauan Kreta. Reruntuhan itu mencakup tanah seluas 2.000 m2, mempunyai
beberapa ratus kamar, dihubungkan oleh koridor yang berkelok-kelok, kerumitan
strukturnya benar-benar jarang ditemui, di dalam istana yang menyesakkan itu bahkan
ditemukan lambang sepasang kapak, dan para arkeolog secara serempak berpendapat,
bahwa inilah istana sepasang kapak kerajaan Minos. Di atas tembok istana terdapat
lukisan dinding yang masih berwarna terang dan indah seperti semula. Dalam gudang
sangat banyak tersimpan makanan, minyak zaitun, arak, dan kendaraan serta persenjataan
perang.
Di dalam sebuah bangunan kecil yang luarnya terbungkus timah terdapat batu permata,
emas dan stempel raja yang tak terhitung jumlahnya. Barang-barang tembikar dalam
jumlah besar yang dilukis indah dan perabot dari logam yang dibuat sangat halus,
menunjukkan bakat yang luar biasa bangsa Kreta. Namun yang paling berharga adalah
puluhan ribu lembar papan lumpur berukir aksara, salah satunya secara mengejutkan
tertulis: "Athena mempersembahkan wanita sebanyak 7 orang, bocah lelaki dan
perempuan di bawah umur masing-masing 1 orang."
Di dalam sebuah rumah dari zaman perunggu di Kepulauan Kreta, ditemukan juga 200an tulang belulang manusia yang berantakan, yang diperkirakan berasal dari 8-11 orang
anak berusia 10-15 tahun, pada tulang belulang tersebut ditemukan bekas pisau
penyembelih. Galian tersebut membuktikan bahwa orang-orang di kepulauan Kreta pada
masa Minos memang mempunyai kebiasaan memakan daging manusia, kemudian baru
tersebar legenda bangsa Athena mempersembahkan bocah lelaki dan perempuan kepada
Kreta.
Peradaban Minos seolah-olah masuk dalam salah satu dari peradaban kekuatan politik
senjata, dan catatan sejarah peradaban Yunani kuno yang tersimpan, menunjukkan bahwa
kehidupan mewah yang berlebihan dan tak beradab (terbukti dengan adanya kanibalisme)
merupakan penyebab utama peradaban ini tidak bisa bertahan dalam jangka panjang.
(Sumber: Buku Prehistoric Civilization Inspiration for Mankind)

Beberapa Temuan Fosil dan


Peninggalan Peradaban Prasejarah

Banyak temuan arkeologi terbaru membuktikan bahwa


manusia sudah hidup di muka bumi ini sejak ratusan ribu
tahun yang lalu. Temuan arkeologi tersebut semakin
menunjukkan bahwa sejarah manusia mungkin tidak hanya
ada sekali saja, namun beberapa kali, dengan berbagai
peradaban manusia yang berbeda pada periode sejarah
yang berbeda.
(Erabaru.or.id) - Fosil Manusia Kuno di Korea
Today's Korea edisi Agustus menyebutkan bahwa arkeolog bekerja sama dengan Korean
Academy of Social Sciences menemukan fosil manusia kuno dalam lava pada lokasi
berbatu di Korea. Fosil tersebut terdiri dari tulang tengkorak, tulang panggul, tulang paha

dan tulang pinggang seorang wanita, seorang anak muda, dan seorang anak kecil. Ini
adalah yang pertama kalinya, fosil manusia kuno diketemukan dalam lava.
Setelah penelitian dilakukan di 5 lokasi jalur gunung berapi di daerah dekat fosil tersebut
diketemukan, para peneliti yakin bahwa 5 jalur gunung berapi ini pernah meletus antara
700.000 dan 100.000 tahun yang lalu. Melalui analisa fluoresent dan high-magnetic,
ditemukan bahwa fosil itu telah berumur 300.000 tahun.
Kegiatan Manusia Kuno di Tibet
Di daerah Deqing, Duilong, Tibet, telah ditemukan suatu lokasi kegiatan manusia kuno.
Temuan itu membuktikan bahwa manusia hidup di Tibet sejak 20.000 tahun lalu, 10.500
lebih awal dari perkiraan sebelumnya. American Journal of Geo-physics terbitan nomor
29 menurunkan sebuah artikel yang ditulis oleh 2 orang profesor dari Hongkong
University yang berjudul "Divisi Analisa Sejarah dari Cahaya Panas" menunjukkan suatu
fosil tapak tangan dan kaki manusia kuno yang ditemukan di Tibet, juga membahas
tentang lingkungan kuno di Tibet selama Zaman Es ke-4.
Artikel itu menyebutkan bahwa 85 km dari daerah Deqing, pada lereng dengan
ketinggian 4.200 m, diketemukan fosil 19 telapak tangan dan kaki di antara lapisan batu
kapur. Setelah dilakukan serangkaian analisa contoh telapak tersebut, ditemukan bahwa
telapak itu berusia 20.000 tahun. Sebelum adanya penemuan ini, para ilmuwan
peninggalan kuno di Tibet berpendapat bahwa lokasi Changdu digunakan antara 4.3005.300 tahun lalu dan bahwa antara 16.000-24.000 tahun yang lalu daratan Tibet tertutup
es, sehingga tidak ada manusia yang mungkin bisa hidup di sana. Para ilmuwan sekarang
menentang teori lama ini.
Potongan Jari Manusia Kuno di Polandia
Arkeolog di Polish Academy of Sciences menemukan beberapa ibu jari dan kelingking
manusia yang terpotong-potong rapi berusia sekitar 30.000 tahun lalu di sebuah gua
pegunungan dekat Podehar, Polandia.
Lokasi peninggalan itu termasuk dalam arkeologi kelas 8, di mana manusia kuno hidup
antara 28.000-9.000 tahun lalu. Potongan jari itu ditemukan pada pagar batu. Gigi hewan
yang tajam yang berfungsi sebagai pelindung juga ditemukan bersama-sama jari tersebut,
juga terdapat tanduk dan cangkang yang berguna sebagai hiasan. Peninggalan ini
menunjukkan bahwa lokasi tersebut digunakan untuk pemujaan dewa atau leluhur.
Pemotongan jari adalah ritual penting manusia kuno, dan biasanya dilakukan untuk suatu
hubungan rahasia, sirkumsisi, dan penguburan. Para peneliti Polish melakukan penelitian
arkeologi kelas 11 dalam gua ini, dan menemukan lokasi sampah yang ditinggalkan oleh
penghuni dari beberapa waktu yang berbeda, di mana terdapat bangkai (dari makanan),
peralatan dan jenis sisa/peninggalan lainnya.
Kerangka Manusia dan Pecahan Keramik di Mesir
Pada 7 Mei, Egyptian Supreme Committee for Historical Relics mengumumkan bahwa
sebuah tim arkeolog Belgia berbasis di Mesir telah menemukan sebuah kerangka manusia
yang berusia 30.000-33.000 tahun. Ini kerangka manusia tertua yang ditemukan di Afrika
Utara.
Kerangka ini ditemukan di sebuah gua pegunungan di daerah Dandela, sekitar 550 km
dari Kairo, ibukota Mesir. Kerangka ini dalam posisi duduk ketika ditemukan, dengan
kepala menghadap ke langit timur. Selain itu, arkeolog itu juga menemukan pecahan
keramik dari masa sejarah yang sama dalam gua tersebut.
Kegiatan Manusia Sepanjang Selat Taiwan
Arkeolog Taiwan pernah melakukan penyelidikan sekitar akhir tahun lalu di Pulau
Dongshan, Provinsi Fujian. Para ahli mengidentifikasikan sekitar 100 fosil gigi taring
gajah kuno, rusa david, dan lembu jantan yang hidup antara 10.000-30.000 tahun lalu.
Mereka juga menemukan bekas pahatan, kikisan, penghalusan dengan menggunakan
peralatan batu yang dilakukan oleh manusia pada 9 fosil tanduk rusa. Hal ini
menunjukkan bahwa manusia kuno telah hidup di daerah yang sekarang dinamakan Selat
Taiwan dan bahwa manusia kuno itu dapat menggunakan alat yang dibuat dari tanduk

rusa untuk berburu. Hal ini juga membuktikan bahwa Selat Taiwan adalah sebuah daratan
di mana manusia kuno dan mamalia pernah hidup 30.000 tahun yang lalu.

Pilar Besi India yang Tak Berkarat

Sejak abad ini, di berbagai belahan dunia menemukan


begitu banyak bekas peradaban prasejarah, semua
peninggalan sejarah ini tersebar di bawah tanah, di dasar
lautan dan bahkan di atas angkasa. Artikel ini
menceritakan sebuah pilar (tonggak) besi yang ditemukan
di kota New Delhi, India. Penguasaan teknik peleburannya
telah melampaui taraf teknik manusia masa sekarang.

(Erabaru.or.id) - Tugu peringatan di candi sekitar Siamaihaluoli kota New Delhi, India,
berdiri tegak sebuah pilar besi raksasa. Tinggi pilar besi yang oleh penduduk setempat
disebut dengan Raja Ah-Yii ini adalah 6,7 meter, diameternya sekitar 0,37 meter dan
beratnya kira-kira 6 ton, hasil pengecoran besi panas, padat berisi dan terdapat pola
hiasan bercorak kuno di atas pilar tersebut. Konon pembuatan pilar besi ini telah
mencapai hingga di atas ribuan tahun lamanya. Namun yang paling membuat orang
merasa heran dan takjub adalah bahwa pilar besi yang telah berdiri tegak selama ribuan
tahun ini, tidak berkarat hingga sekarang meskipun diterpa angin dan hujan!
Semua orang mengetahui, bahwa besi merupakan logam yang mudah berkarat, besi yang
pada umumnya, jangankan ribuan tahun, dalam beberapa puluhan tahun saja telah
dipenuhi oleh karat. Hingga saat ini, orang-orang juga belum menemukan cara yang
efektif untuk mencegah timbulnya karat pada perkakas besi. Kalau demikian, siapakah
yang menuang pilar besi ini?
Kemurnian Peleburan
Setelah dilakukan penelitian, pilar besi ini terbentuk melalui tingkat kemurnian peleburan
besi yang mencapai hingga 99,72% dan hingga kini juga tidak ada orang yang
mengetahui bagaimana orang-orang dulu menguasai teknik peleburan ini. Dan teknik
manusia pada zaman sekarang juga tidak memungkinkan bisa melebur hingga mencapai
peleburan yang demikian murni. Demikian jelaslah, bahwa ini merupakan sebuah bekas
peradaban prasejarah manusia yang ditinggalkan, majunya tingkat peradaban manusia itu
telah hilang dan meninggalkan misteri sepanjang masa ini.
Mengenai peradaban prasejarah, telah banyak ilmuwan yang mengakui realita
keberadaannya secara terbuka. Arkeolog Michael Claimo dan Richard Thompson dalam
monograf mereka (Arkeologinya yang Dilarang; Sejarah Manusia yang Disembunyikan)
menceritakan ribuan kejadian peninggalan peradaban prasejarah. Pakar manusia
prasejarah dari Inggris yang bernama Genamd Hundcock dalam sebuah bukunya juga
telah mencatat begitu banyak peninggalan peradaban prasejarah penting. Dan dalam kitab
Injil dan Al-Quran juga telah mencatat fakta kejadian peradaban manusia sebelumnya
yang dihancurkan oleh sebuah banjir besar (kisah Nabi Nuh).
Berkaitan dengan peradaban prasejarah dan sifatnya yang berkala, pendiri Falun Gong
Mr. Li Hongzhi dalam bukunya (Zhuan Falun) menyebutkan, "Di luar negeri, banyak
ilmuwan pemberani secara terbuka telah mengakui itu adalah suatu kebudayaan
prasejarah, peradaban sebelum peradaban manusia yang ada sekarang ini, yakni sebelum
adanya peradaban sekarang ini masih ada periode peradaban, bahkan tidak hanya satu
kali saja. Berdasarkan pengamatan benda budaya yang tergali, ternyata itu bukanlah
produk dari satu masa peradaban saja. Oleh karena itu dipercaya, dari sekian banyak kali
peradaban manusia setelah mengalami pukulan yang memusnahkan, hanya menyisakan
sedikit orang yang masih bertahan hidup dan menempuh kehidupan primitif, kemudian

berangsur-angsur berkembang menjadi sejenis manusia baru lagi, demikianlah mereka


mengalami perubahan melalui periode demi periode. Oleh ilmuwan fisika dikatakan
bahwa gerakan materi mengikuti hukum tertentu, perubahan segenap alam semesta kita
juga mengikuti hukum tertentu."
Penguraian di atas dengan tulisan yang sederhana telah menyingkap pokok masalah
penting sejarah manusia dan telah memecahkan rahasia serta berbagai macam prasangka
yang membingungkan para ahli sejarah selama lebih dari setengah abad.
(Sumber: Dajiyuan edisi 31)

Misteri Kota Hilang di Dasar Laut


Peninggalan prasejarah kembali ditemukan di dasar laut. Di Kuba ditemukan kota kuno
yang kira-kira berusia 600 tahun, juga di Semenanjung Gujarat yang diperkirakan berusia
9000 tahun. Asal-usul peradaban manusia semakin terungkap.

(Erabaru.or.id) - Pada Desember 2001, sebuah penemuan baru di Kuba telah


menyajikan bukti yang lebih jauh untuk kebudayaan prasejarah. Di bawah ini adalah
berita baru yang bersumber dari berita Reuters, 12 Desember 2001 yang berjudul: ''Puingpuing dari "Kota yang Hilang" Ditemukan di Bawah Laut Kuba''. Berikut beritanya;
Dengan Menggunakan Robot Kapal Selam untuk menjelajah dasar laut Kuba, para
peneliti mengemukakan bahwa pada mereka telah menemukan beberapa struktur-struktur
bebatuan yang mungkin telah dikonstruksi oleh peradaban kuno yang tidak diketahui
ribuan tahun lalu.
Ahli-ahli dari Perusahaan Penjelajah Kanada mengatakan bahwa selama musim panas,
mereka mendokumentasikan puing-puing dari "Kota yang Hilang" dibawah permukaan
air pantai Guaanahacibabes Peninsula, disebelah barat pulau. Setelah memperingatkan
bahwa sifat penemuan mereka tidak seluruhnya dapat dipahami, pemimpin ekspedisi
mengatakan bahwa mereka akan kembali di bulan Januari untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut. "Ini adalah sebuah stuktur yang mengagumkan yang mungkin merupakan
suatu pusat kota yang besar", ujar Paulina Zelitsky, ahli kelautan Kanada dari perusahaan
Advance Digital Communication (ADC). Peneliti menunjukkan bahwa struktur misterius
tersebut kemungkinan besar telah dibangun paling tidak sekitar 6000 tahun yang lalu
(1.500 tahun sebelum piramida pertama di Giza, Mesir).
Pada bulan Juli 2000, peneliti ADC menggunakan peralatan sonar mengindentifikasikan
sebuah dasar di kedalaman 650 meter, yang tersusun secara simetris dari batu-batuan,
menyerupai sebuah layout kota dilapisi oleh pasir, yang secara jelas terlihat. ''Dari atas,
stuktur-struktur tersebut terlihat seperti piramid, jalan dan bangunan-bangunan,'' imbuh
Paulina.
Satu tahun kemudian, pada bulan Juli 2001, tim ADC, rekan Paulina dari Kuba dan ahliahli dari akademi Ilmu Pengetahuan Kuba kembali ke area tersebut dengan menggunakan
kapal laut bernama Ulises dan mengirimkan robot kapal selam, yang dikendalikan oleh
remote control untuk mendokumentasikan bagian-bagian dari area seluas 20 meter
persegi. Hasilnya menunjukkan adanya blok-blok besar dari granit yang berbentuk
formasi melingkar dan tegak lurus. Sebagian dari blok-blok tersebut, mempunyai panjang
dua sampai lima meter, tidak terlapisi oleh apapun. Yang lainnya dilapisi oleh sedimen
dan pasir putih.
Menurut para peneliti, penemuan yang membangkitkan minat ini menyajikan bukti
bahwa Kuba kemungkinan besar mempunyai hubungan dengan Yucatan Peninsula oleh
garis daratan. "Ada banyak teori baru tentang pergerakan daratan dan kolonisasi dan apa
yang kita lihat disini menyajikan banyak informasi-informasi baru yang menarik,'' jelas
Zelitsky.

Para arkeolog ilmu kelautan telah menemukan suatu tempat bersejarah dari kebudayaan
kuno di Teluk Khambhat di Semenanjung Gujarat, berdekatan dengan semenanjung barat
India. Diperkirakan memiliki riwayat sejarah 9000 tahun dan beberapa ribu tahun lebih
lama dibanding kota kuno yang pernah diketemukan oleh manusia sebelumnya.
Demikian diberitakan radio BBC London, 16 Januari 2002.
Lokasi itu ditemukan secara tidak sengaja ketika para ilmuwan kelautan dari Institut
Nasional Teknik Kelautan sedang melakukan uji coba tingkat pencemaran air di area
tersebut. Peralatan uji coba mereka menerima tanda-tanda asing, dan mereka memasang 2
buah peralatan sonar dengan sensitifitas tinggi di samudra guna menemukan sumber
tanda-tanda asing tersebut.
Tanpa disangka-sangka, mereka menemukan lokasi bersejarah kota kuno ini, 9000 m2,
membentang di pantai. Artifak yang ditemukan oleh anggota riset di dasar samudra
meliputi gigi manusia yang sudah tidak lengkap lagi, tulang hewan, potongan
peninggalan dari kayu dan keramik. Mineral karbon yang ada menunjukkan bahwa
artifak tersebut diperkirakan telah ada sejak 9000 tahun yang silam. Gambar lokasi
bersejarah memperlihatkan adanya tangga, kamar mandi, dan pura di sana.
Orang-orang menganggap kota terkuno yang pernah dibangun manusia adalah kota yang
dibangun di lembah antara 2 sungai di Mesopotamia, antara 4000 - 3500 SM, sementara
kebudayaan di lembah Sungai Indus berusia sekitar 2500 SM. Penemuan baru di
Samudra India ini telah menyanggah anggapan tersebut. Para arkeolog berpendapat
bahwa kebudayaan tersebut kemungkinan adalah kebudayaan pra-sejarah, yang tidak
dikenal sama sekali oleh umat manusia sekarang.
Dengan penemuan-penemuan arkeologis pada jaman prasejarah tersebut, pengertian
manusia akan asal-usul umat manusia dan sejarah manusia sedikit demi sedikit mulai
berubah. Beberapa teori, yang telah diterima secara luas bahkan sampai hari ini, seperti
misalnya Teori Evolusi Darwin, terbukti tidak dapat menjelaskan penemuan ini. Sekarang
saatnya membuka mata dan memahami diri kita sendiri dan dunia ini, dengan cara
pandang yang baru.
(Diolah dari zhengjian dan pureinsight)

Teknik Amputasi Berusia 3500 tahun

Sebuah mumi yang dipajang di Museum Kairo, Mesir membuktikan bahwa operasi bedah
yang maju dan cara pembiusan telah ada di Mesir 3.500 tahun yang lalu.
(Erabaru.or.id) - Ibu jari kaki dari mumi itu telah diamputasi dan digantikan oleh ibu
jari palsu yang dibuat dari kulit dan kayu. Gambar yang terlihat di bawah ini diperoleh
dari Museum Mesir pada tanggal 13 Agustus 2002, yang dipublikasikan AFP.
AFP melaporkan bahwa mumi tersebut hidup pada masa Amenhotep II pada dinasti ke-18
Mesir kuno, sekitar abad ke-15 Sesudah Masehi. Para ahli sejarah kuno percaya bahwa
pada masa itu, operasi pembedahan yang maju dan cara pembiusan sudah dikembangkan.

Tingkat perkembangan dari banyak teknik masa lampau cukup mengagumkan.


Setidaknya kita hanya mengetahui sedikit tentang bagaimana dan dengan alat apa
manusia zaman kuno memperoleh teknik ini. Contohnya, pengetahuan mengenai medan
energi dari ilmu medis masa lampau dan kemajuan dari astonomi masa lampau masih
merupakan sebuah misteri bagi kita.
(Sumber : http://www.zhengjian.org)

Piramida di Segitiga Bermuda


Belum lama ini, beberapa ilmuwan Amerika, Perancis dan negara lainnya pada saat
melakukan survey di area dasar laut Segitiga Bermuda, Samudera Atlantik, menemukan
sebuah piramida berdiri tegak di dasar laut yang tak pernah diketahui orang, berada
dibawah ombak yang menggelora! Panjang sisi dasar piramida ini mencapai 300 meter,
tingginya 200 meter, dan jarak ujung piramida ini dari permukaan laut sekitar 100 meter.
Jika bicara tentang ukuran, piramida ini lebih besar skalanya dibandingkan dengan
piramida Mesir kuno yang ada di darat. Di atas piramida terdapat dua buah lubang yang
sangat besar, air laut dengan kecepatan tinggi melalui kedua lubang ini, dan oleh karena
itu menggulung ombak yang mengamuk dengan membentuk pusaran raksasa yang
membuat perairan disekitar ini menimbulkan ombak yang dahsyat menggelora dan
halimun pada permukaan laut. Penemuan terbaru ini membuat para ilmuwan takjub.
Bagaimanakah orang dulu membangun piramida dan hidup didasar laut dengan lautnya
yang gemuruh menggelora? Ada beberapa ilmuwan Barat yang berpendapat bahwa
Piramida di dasar laut ini mungkin awalnya dibuat diatas daratan, lalu terjadi gempa bumi
yang dahsyat, dan tenggelam ke dasar laut seiring dengan perubahan di darat. Ilmuwan
lainnya berpendapat bahwa beberapa ratus tahun yang silam perairan di area Segitiga
Bermuda mungkin pernah sebagai salah satu landasan aktivitas bangsa Atlantis, dan
Piramida di dasar laut tersebut mungkin sebuah gudang pemasokan mereka. Ada juga
yang curiga bahwa Piramida mungkin sebuah tanah suci yang khusus dilindungi oleh
bangsa Atlantis pada tempat yang mempunyai sejenis kekuatan dan sifat khas energi
kosmosnya, dia (Piramida) bisa menarik dan mengumpulkan sinar kosmos, medan energi
atau energi gelombang lain yang belum diketahui.dan struktur pada bagian dalamnya
mungkin adalah resonansi gelombang mikro, yang memiliki efek terhadap suatu benda
dan menghimpun sumber energi lainnya.
Benarkah demikian? Master Li Hongzhi dalam buku Zhuan Falun mempunyai penjelasan
tentang penemuan peradaban prasejarah sebagai berikut;
"Di atas bumi ada benua Asia, Eropa, Amerika Selatan, Amerika Utara, Oceania, Afrika
dan benua Antartika, yang oleh ilmuwan geologi secara umum disebut 'lempeng
kontinental'. Sejak terbentuknya lempeng kontinental sampai seakrang, sudah ada sejarah
puluhan juta tahun. Dapat dikatakan pula bahwa banyak daratan berasal dari dasar laut
yang naik ke atas, ada juga banyak daratan yang tenggelam ke dasar laut, sejak kondisi
ini stabil sampai keadaan sekarang , sudah bersejarah puluhan juta tahun. Namun
dibanyak dasar laut, telah ditemukan sejumlah bangunan yang tinggi besar dengan
pahatan yang sangat indah, dan bukan berasal dari warisan budaya umat manusia modern,
jadi pasti bangunan yang telah dibuat sebelum ia tenggelam ke dasar laut." Dipandang
dari sudut ini, misteri asal mula Piramida dasar laut ini sudah dapat dipecahkan.
(Sumber: Dajiyuan)

Jejak Kaki Manusia di Trilobite

(Erabaru.or.id) - Doktor Brosshil, Ketua Fakultas Geologi, Institut Berry, Kentucky,


Amerika Serikat pada tahun 1938 mengumumkan bahwa ia menemukan 10 jejak
binatang yang menyerupai manusia di karang pasir pada zaman karbon. Foto mikroskop
dan infra merah membuktikan, bahwa semua jejak ini adalah tercipta secara alami dari
pijakan kaki manusia, dan bukan diukir oleh tangan manusia. Menurut perkiraan, batubatu yang meninggalkan jejak kaki manusia ini sejarahnya diperkirakan telah mencapai
250 juta tahun lamanya.
Pada saat yang lebih awal lagi, ada orang di kota St.Loui, tepi sungai Mississippi,
Amerika Serikat, pernah menemukan sepasang jejak kaki manusia di sebuah batu karang.
Menurut penilaian ahli geologi, sejarah batuan ini kira-kira sudah 270 juta tahun
lamanya.
Penemuan yang lebih unik lagi adalah Sumber Antilop di Utah, Amerika Serikat. Seorang
penggemar bernama Missanter pada bulan Juni tahun 1968 menemukan beberapa
bongkah fosil trilobite. Dia menceritakan bahwa di saat dia menggunakan palu geologi
dengan ringan mengetuk untuk membuka selempengan batu, lempeng batu-batu terbuka
sama seperti sebuah buku, dia dengan terkejut menemukan jejak kaki seorang manusia
pada permukaan batu yang sedang menginjak trilobite pada bagian tengahnya, sedangkan
kepingan batu yang satunya lagi juga hampir memperlihatkan bentuk jejak kaki yang
sempurna, namun yang semakin membuat orang merasa heran adalah ternyata beberapa
orang itu mengenakan sandal!
Kemudian, pada bulan Juli 1968, ahli geologi ternama Doktor Bedick berinisiatif pergi
sendiri ke Sumber Antilop untuk melakukan penyelidikan, lalu menemukan lagi sebuah
jejak kaki anak kecil. Pada bulan Agustus 1968, seorang pengajar di sekolah pemerintah
di kota danau garam yang bernama Howard menemukan lagi dua jejak kaki manusia
yang mengenakan sepatu di sebuah batuan yang sama yang mengandung fosil trilobite.
Semua penemuan yang ada ini, setelah dinilai oleh para sarjana yang ahli di bidang itu,
maka rata-rata berpendapat bahwa itu merupakan suatu yang tidak dapat disangsikan lagi,
dan merupakan sebuah tantangan besar terhadap tradisi geologi. Kepala Museum Ilmu
Bumi Universitas Utah, Madisson, dalam jumpa persnya mengatakan; "Kala itu tidak ada
manusia di bumi, juga tidak ada kera, beruang, atau binatang malas besar lainnya yang
bisa membuat serupa jejak kaki manusia. Namun jika demikian halnya, maka di saat
bahkan sebelum terevolusi binatang yang mempunyai tulang belakang, lantas ada
binatang apakah yang mirip dengan manusia dan yang bisa berjalan di planet bumi ini?"
Trilobite adalah binatang samudera yang halus-kecil dan tidak memiliki ruas tulang
belakang, satu spesies dengan udang dan kepiting. Waktu keberadaannya di bumi di
mulai sejak 600 juta tahun yang lampau hingga punah pada 280 juta tahun yang silam.
Dan sejarah munculnya manusia sangat pendek jika dibandingkan dengannya, namun
mengenai penggunaan sepatu yang cukup memenuhi standar ini hanya 3.000 tahun lebih.
Lalu bagaimana untuk menjelaskan atas semuanya ini?

Kenangan Atas Atlantis yang Menyenangkan

Seorang sarjana Barat menemukan Inggrid Bennette, seorang


yang mampu mengenang kehidupan masa lalunya saat menjadi
warga Atlantis ribuan tahun yang lalu. Dari ingatannya diketahui
peradaban Atlantis sangat tinggi dan selaras dengan alam.

(Erabaru.or.id) - Mitos mengenai peradaban Atlantis, selain catatan dalam dialog Plato,
kita nyaris tidak memiliki bukti lain sebagai bahan pertimbangan. Sebenarnya, dialog
juga mencatat: Atlantis, yang mempunyai tingkat peradaban tinggi, negara makmur dan
kuat, mengakibatkan kehidupan rakyat mulai bejat, sehingga akhirnya segenap peradaban
lenyap dalam bencana besar. Sarjana Barat secara kebetulan menemukan seseorang yang
mampu mengingat kembali dirinya sebagai orang Atlantis di kehidupan sebelumnya
--Inggrid Benette. Beberapa penggal kehidupan dan kondisi sosial dalam ingatannya
masih membekas, sebagai bahan masukan agar bisa merasakan secara gamblang
peradaban tinggi Atlantis. Dan yang terpenting adalah memberikan kita petunjuk tentang
mengapa Atlantis musnah. Di bawah ini adalah ingatan Inggrid Bennette.
Kehidupan yang Dipenuhi Kecerdasan
Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang berpengetahuan luas,
dipromosikan sebagai kepala energi wanita "Pelindung Kristal" (setara dengan seorang
kepala pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang
luas yang bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di
tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar hitam. Fungsinya
adalah menyalurkan energi ke seluruh kota. Tugas saya melindungi kristal tersebut.
Pekerjaan ini tak sama dengan sistem operasional pabrik sekarang, tapi menjaga
keteguhan dalam hati, memahami jiwa sendiri, merupakan bagian penting dalam
pekerjaan, ini adalah sebuah instalasi yang dikendalikan dengan jiwa. Ada seorang lelaki
yang cerdas dan pintar, ia adalah "pelindung" kami, pelindung lainnya wanita.
Rambut saya panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan emas, persis
seperti zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan gulungan bengkok jatuh bergerai
di atas punggung. Setiap hari rambutku ditata oleh ahli penata rambut, ini adalah
sebagian pekerjaan rutin. Filsafat yang diyakini orang Atlantis adalah bahwa "tubuh
merupakan kuilnya jiwa", oleh karena itu sangat memperhatikan kebersihan tubuh dan
cara berbusana, ini merupakan hal yang utama dalam kehidupan. Saya mengenakan baju
panjang tembus pandang, menggunakan daun pita emas yang diikat di pinggang belakang
setelah disilang di depan dada. Lelaki berpakaian rok panjang juga rok pendek, sebagian
orang memakai topi, sebagian tidak, semuanya dibuat dengan bahan putih bening yang
sama. Seperti pakaian seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak dibedakan,
mengenakan ini hanya menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan jiwa raga
kita. Ada juga yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening yang
sama, mereka mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan untuk pengobatan.
Hubungannya sangat besar dengan ketidakseimbangan pusat energi tubuh, warna yang
spesifik memiliki fungsi pengobatan.
Berkomunikasi dengan Hewan
Saya sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di sebuah
tempat yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau besar yang indah,
mempunyai undakan raksasa yang menembus ke tengah danau. Pilar dua sisi undakan
adalah tiang yang megah, sedangkan area danau dihubungkan dengan laut melalui terusan
besar. Di siang hari lumba-lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba
kembali ke lautan luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu adalah tempat
yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan penasihat kami. Mereka
sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan serta keharmonisan masyarakat
kami. Hanya sedikit orang pergi mendengarkan bahasa intelek lumba-lumba. Saya sering

berenang bersama mereka, mengelus mereka, bermain-main dengan mereka, serta


mendengarkan nasihat mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui telepati. Energi
mereka membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberiku kekuatan. Saya dapat
berjalan-jalan sesuai keinginan hati, misalnya jika saya ingin pergi ke padang luas yang
jauh jaraknya, saya memejamkan mata dan memusatkan pikiran pada tempat tersebut.
Akan ada suatu suara "wuung" yang ringan, saya membuka mata, maka saya sudah
berada di tempat itu.
Saya paling suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama seperti kuda
makan rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah tanduk di atas kepalanya,
sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak lewat hubungan telepati. Secara relatif,
pikiran Unicorn sangat polos. Kami acap kali bertukar pikiran, misalnya, "Aku ingin
berlari cepat". Unicorn akan menjawab: "Baiklah". Kita lari bersama, rambut kami
berterbangan tertiup angin. Jiwa mereka begitu tenang, damai menimbulkan rasa hormat.
Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi mempunyai pikiran atau maksud jahat,
ketika menemui tantangan sekalipun akan tetap demikian.
Saya sering kali merasa sedih pada orang zaman sekarang, sebab sama sekali tidak
percaya dengan keberadaan hewan ini, ada seorang pembina jiwa mengatakan kepadaku:
Saat ketika kondisi dunia kembali pada keseimbangan dan keharmonisan, semua orang
saling menerima, saling mencintai, saat itu Unicorn akan kembali.
Lingkungan yang Indah Permai
Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput
ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di sana.
Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari bunga segar sangat banyak, maka ditanam
secara luas. Misalnya, bunga yang berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan
saja sangat menggoda secara visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran. Padang
rumput ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan berkualitas tinggi serta
kaya pengetahuan. "Ahli ramuan" mulai merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik
dan mengekstrak sari pati kehidupannya.
Di lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah. Serendah apa pun
pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting di dalam masyarakat kami.
Masyarakat terbiasa dengan menghormati dan memuji kemampuan orang lain. Yang
menanam buah, sayur-mayur, dan penanam jenis kacang-kacangan juga hidup di timur
laut. Sebagian besar adalah ahli botani, ahli gizi dan pakar makanan lainnya. Mereka
bertanggung jawab menyediakan makanan bagi segenap peradaban kami.
Sebagian besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik, misalnya tukang kebun dan tukang
bangunan. Hal itu akan membuat kondisi tubuh mereka tetap stabil. Sebagian kecil dari
mereka mempunyai kecerdasan, pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan tingkat
perkembangan kecerdasan mereka. Orang Atlantis menganggap, bahwa pekerjaan fisik
lebih bermanfaat, ini membuat emosi (perasaan) mereka mendapat keseimbangan, marah
dan suasana hati saat depresi dapat diarahkan secara konstruktif, lagi pula tubuh manusia
terlahir untuk pekerjaan fisik, hal tersebut telah dibuktikan. Namun, selalu ada
pengecualian, misalnya lelaki yang kewanitaan atau sebaliknya, pada akhirnya, orang
pintar akan membimbing orang-orang ini bekerja yang sesuai dengan kondisi mereka.
Setiap orang akan menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri, semua ini
merupakan hal yang paling mendasar.
Seluruh kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat secara
universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan sayur-mayur. Setiap orang
merupakan partikel bagiannya, setiap orang tahu, bahwa pengabdian mereka sangat
dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada sistem keuangan, hanya ada aktivitas perdagangan.
Kami tidak pernah membawa dompet atau kunci dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan
atau kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.
Teknologi yang Tinggi
Di Atlantis ada sarana terbang yang modelnya mirip "piring terbang" (UFO), mereka
menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana
hubungan jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan jarak pendek

hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai sebuah
mesin yang mirip seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga
menggunakan medan energi magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi rumah
tangga atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama
menggunakan alat angkut besar yang disebut "Subbers."
Atlantis adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi menggunakan
kapal untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian besar informasi diterima
oleh "orang pintar" melalui respons batin, mereka memiliki kemampuan menerima
dengan cara yang istimewa, ini mirip dengan stasiun satelit penerima, dan sangat akurat.
Maka, pekerjaan mereka adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari
tempat lain. Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal besar, juga
dikerjakan melalui hati.
Pengobatan yang Maju
Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang
digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian dan paduan
ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.
Pusat pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat penderita masuk,
sebuah warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien diarahkan ke sebuah kamar khusus
untuk menentukan pengobatan. Di kamar pertama, asisten yang terlatih baik dan
berpengetahuan luas tentang pengobatan akan mendeteksi frekwensi getaran pada tubuh
pasien. Informasi dialihkan ke kamar lainnya. Di kamar tersebut, sang pasien akan
berbaring di atas granit yang datar, sedangkan asisten lainnya akan mengatur rancangan
pengobatan yang sesuai untuk pasien.
Setelah itu, kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan diletakkan di pasien.
Seluruh kamar penuh dengan wewangian yang lembut, terakhir akan tampak sebuah
warna. Selanjutnya, pasien diminta merenung, agar energi pengobatan meresap ke dalam
tubuh. Dengan demikian, semua indera yang ada akan sehat kembali, "warna"
menyembuhkan indera penglihatan, "aroma tumbuh-tumbuhan" menyembuhkan indera
penciuman, "musik yang merdu" menyembuhkan indera pendengaran, dan terakhir, "air
murni" menyembuhkan indera perasa. Saat meditasi selesai, harus minum air dari tabung.
Energinya sangat besar, bagaikan seberkas sinar, menyinari tubuh dari atas hingga ke
bawah. Seluruh tubuh bagai telah terpenuhi. Teknik pengobatan selalu berkaitan dengan
"medan magnet" dan "energi matahari" , sekaligus merupakan pengobatan secara fisik
dan kejiwaan.
Pendidikan Anak yang Ketat
Saat bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan
kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, "orang pintar" akan memberikan
pengarahan kepada orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi lahir, orang tua merawat
dan mendidiknya di rumah, menyayangi dan mencintai anak mereka. Di siang hari, anakanak akan dititipkan di tempat penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat getaran
warna dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara berpikiran positif dan kisah
bertema filosofis.
Pusat pendidikan anak, terdapat di setiap tempat. Anak-anak dididik untuk menjadi
makhluk hidup yang memiliki inteligensi sempurna. Belajar membuka pikiran, agar
jasmani dan rohani mereka bisa bekerja sama. Di tahap perkembangan anak, orang pintar
memegang peranan yang sangat besar, pendidik mempunyai posisi terhormat dalam
masyarakat Atlantis, biasanya baru bisa diperoleh ketika usia mencapai 60-120 tahun,
tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan merupakan tugas yang didambakan setiap
orang.
Di seluruh wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun. Mereka
menerima pendidikan di dalam gedung bertingkat. Di depan gedung sekolah terdapat
lambang pelangi, pelangi adalah lambang pusat bimbingan. Pelajaran utamanya adalah
mendengar dan melihat. Sang murid santai berbaring atau duduk, sehingga ruas tulang
belakang tidak mengalami tekanan. Metode lainnya adalah merenung, mata ditutup
dengan perisai mata, dalam perisai mata ditayangkan berbagai macam warna. Pada

kondisi merenung, metode visualisasi seperti ini sangat efektif. Bersamaan itu juga diberi
pita kaset bawah sadar. Saat tubuh dan otak dalam keadaan rileks, pengetahuan mengalir
masuk ke bagian memori otak besar. Ini merupakan salah satu metode belajar yang paling
efektif, sebab ia telah menutup semua jalur informasi yang dapat mengalihkan perhatian.
"Orang pintar" membimbing si murid, tergantung tingkat kemampuan menyerap sang
anak, dan memudahkan melihat bakat tertentu yang dimilikinya. Dengan begini, setiap
anak memiliki kesempatan yang sama mengembangkan potensinya.
Pemikiran maju yang positif dan frekwensi getaran merupakan kunci utama dalam masa
belajar dan meningkatkan/mendorong wawasan sanubari terbuka. Semakin tinggi tingkat
frekwensi getaran pada otak, maka frekwensi getaran pada jiwa semakin tinggi. Semakin
positif kesadaran inheren, maka semakin mencerminkan kesadaran ekstrinsik maupun
kesadaran terpendam. Ketika keduanya serasi, akan membuka wawasan dunia yang
positif: Jika keduanya tidak serasi, maka orang akan hanyut pada keserakahan dan
kekuasaan. Bagi orang Atlantis, mengendalikan daya pikir orang lain adalah cara hidup
yang tak beradab, dan ini tidak dibenarkan.
Dalam buku sejarah kami, kami pernah merasa tidak aman dan tenang. Karakter leluhur
kami yang tak beradab masih saja mempengaruhi masyarakat kami waktu itu. Misalnya,
memilih binatang untuk percobaan. Namun, kaidah inteligensi dengan keras melarang
mencampuri kehidupan orang lain. Meskipun kita tahu ada risikonya, namun kita tidak
boleh memaksa atau menghukum orang lain, sebab setiap orang harus bertanggung jawab
atas perkembangan sanubarinya sendiri. Pada masyarakat itu, rasa tidak aman adalah
demi untuk mendapatkan keamanan. Filsafat seperti ini sangat baik, dan sangat dihormati
orang-orang ketika itu, ia adalah pelindung kami.
Kiamat yang Melanda Atlantis
Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan perkawinan. Jika Anda
bermaksud mengikat seseorang, maka akan melaksanakan sebuah upacara pengikatan.
Pengikatan tersebut sama sekali tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat,
hanya berdasarkan pada perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis
untuk mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan
kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan sebuah bagian
penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan makan atau tidur. Ini adalah
bagian dari "keberadaan hidup secara keseluruhan", lagi pula tubuh kami secara fisik
tidak menampakkan usia kami, umumnya kami dapat hidup hingga berusia 200 tahun
lamanya.
Ada juga yang orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah manusia
separuh hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala manusia. Di saat itu, orang
Atlantis dapat mengadakan transplantasi kawin silang, demi keharmonisan manusia dan
hewan pada alam, namun sebagian orang melupakan hal ini, titik tolak tujuan mereka
adalah seks. Orang yang sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan
ketidakseimbangan pada masyarakat kami, orang-orang sangat cemas dan takut terhadap
hal ini, tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini sangat besar hubungannya dengan
keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, dan seseorang tidak boleh
mengganggu pertumbuhan inteligensi orang lain. Orang yang memilih hewan sebagai
lawan main, biasanya kehilangan keseimbangan pada jiwanya, dan dianggap tidak
matang.
Teknologi Maju yang Lalim
Pada masa kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara
kami ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar orang
sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini. Unsur materiil telah
kehilangan keseimbangan. Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi udara dimurnikan,
suhu udara disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi
udara dan air. Terakhir ini menyebabkan kehancuran Atlantis.
Empat unsur pokok yakni: angin, air, api, dan tanah adalah yang paling fundamental dari
galaksi kami, basis materiil yang paling stabil. Mencoba menyatukan atau mengubah
unsur pokok ini telah melanggar hukum alam. Ilmuwan bekerja dan hidup di bagian barat

Atlantis, mereka "mengalah" pada keserakahan, demi kekuasaan dan kehormatan pribadi
bermaksud "mengendalikan" 4 unsur pokok. Kini alam tahu, hal ini telah mengakibatkan
kehancuran total. Mereka mengira dirinya di atas orang lain, mereka berkhayal sebagai
tokoh Tuhan, ingin mengendalikan unsur pokok dasar pada bintang tersebut.
Menjelang Hari Kiamat
Ramalan "kiamat" pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang pintar dan yang
mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir dari peradaban kami hanya
disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan mengatakan: "Bumi akan naik,
mengumpulkan rakyatnya. Daratan baru akan muncul, semua orang mulai berjuang lagi.
Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka akan menyebar ke segala
penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis akan turun-temurun, kami akan kembali ke
masa lalu. Menarik pelajaran." Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari "kiamat"
akan tiba, kami tahu saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak
bertemu lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat yang
tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami dapat pergi dengan
aman ke barat.
Banyak orang meninggalkan Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi sampai ke
Mesir, ada juga menjelang "kiamat" meninggalkan Atlantis dengan kapal perahu, ke
daratan baru yang tidak terdapat di peta. Daratan-daratan ini bukan merupakan bagian
dari peradaban kami, oleh karena itu tidak dalam perlindungan kami. Banyak yang
merasa kecewa dan meninggalkan kami, aktif mencari lingkungan yang maju dan aman.
Oleh karenanya, Atlantis nyaris tidak ada pendatang. Namun, setelah perjalanan segelintir
orang hingga ke daratan yang "aneh", mereka kembali dengan selamat. Dan keadaan
negerinya paling tidak telah memberi tahu kami pengetahuan tentang kehidupan di luar
Atlantis.
Saya memilih tetap tinggal, memastikan kristal energi tidak mengalami kerusakan apa
pun, hingga akhir. Kristal selalu menyuplai energi ke kota. Saat beberapa pekan terakhir,
kristal ditutup oleh pelindung transparan yang dibuat dari bahan khusus. Mungkin suatu
saat nanti, ia akan ditemukan, dan digunakan sekali lagi untuk maksud baik. Saat kristal
ditemukan, ia akan membuktikan peradaban Atlantis, sekaligus menyingkap misteri lain
yang tak terungkap selama beberapa abad.
Saya masih tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik terakhir, bumi kandas,
gempa bumi, letusan gunung berapi, bencana kebakaran. Lempeng bumi saling
bertabrakan dengan keras. Bumi sedang mengalami kehancuran, orang-orang di dalam
atap lengkung bangunan kristal bersikap menyambut saat kedatangannya. Jiwa saya
sangat tenang. Sebuah gedung berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke atas tembok,
kami saling berpelukan. Saya berharap bisa segera mati. Di langit asap tebal bergulunggulung, saya melihat lahar bumi menyembur, kobaran api merah mewarnai langit. Ruang
dalam rumah penuh dengan asap, kami sangat sesak. Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya
ingat roh saya terbang ke arah terang. Saya memandang ke bawah dan terlihat daratan
sedang tenggelam. Air laut bergelora, menelan segalanya. Orang-orang lari ke segala
penjuru, jika tidak ditelan air dahsyat pasti jatuh ke dalam kawah api. Saya mendengar
dengan jelas suara jeritan. Bumi seperti sebuah cerek air raksasa yang mendidih, bagai
seekor binatang buas yang kelaparan, menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut
telah menenggelamkan daratan.
Sumber Kehancuran
Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi bangsa
Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan pengalamannya akan
materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern, sebaliknya mirip dengan ilmu
pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini
jauh melampaui peradaban sekarang. Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif.
Bandingkan dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan,
bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu berkomunikasi dengan hewan:
yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat, dicekoki berbagai
pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.

Bangsa Atlantis mementingkan "inteligensi jiwa" dan "tubuh" untuk mengembangkan


seluruh potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini membuat peradaban mereka bisa
berkembang pesat dalam jangka panjang dan penyebab utama tidak menimbulkan gejala
ketidakseimbangan. Mengenai punahnya peradaban Atlantis, layak direnungkan orang
sekarang. Plato menggambarkan kehancuran Atlantis dalam dialognya sebagai berikut:
"Hukum yang diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia, keadilan
Dewa Laut mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia, peraturan hukum diukir di
sebuah tiang tembaga oleh raja-raja masa sebelumnya, tiang tembaga diletakkan di
tengah di dalam pulau kuil Dewa Laut. Namun masyarakat Atlantis mulai bejat, mereka
yang pernah memuja dewa palsu menjadi serakah, maunya hidup enak dan menolak kerja
dengan hidup berfoya-foya dan serba mewah."
Plato yang acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan: "Pikiran sekilas yang suci
murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orangorang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan
tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin
merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam
yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap
gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan."
Hancurnya peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu sebabnya,
akan tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul kelongsoran besar, dalam
akhlak dan tidak dapat tertolong. Maka, sejumlah kecil orang berbuat kesalahan tidak
begitu menakutkan, yang menakutkan adalah ketika sebagian besar orang "mengabaikan
kesalahan", hingga "membiarkan perubahan" selanjutnya diam-diam "menyetujui
kejahatan", tidak dapat membedakan benar dan salah, kabar terhadap kesalahan
mengakibatkan kesenjangan sifat manusia, moral masyarakat merosot dahsyat,
mendorong peradaban ke jalan buntu.
Kita sebagai orang modern, dapatlah menjadikan sejarah sebagai cermin pelajaran,
merenungi kembali ilmu yang kita kembangkan, yang mengenal kehidupan hanya
berdasarkan pengenalan yang objektif terhadap dunia materi yang nyata, dan
mengabaikan hakikat kehidupan dalam jiwa. Makna kehidupan sejati, berangsur menjadi
bisnis --memenuhi nafsu materiil, seperti ilmuwan Atlantis, segelintir orang tunduk pada
keserakahan, tidak mempertahankan kebenaran, demi kekuasaan dan kemuliaan,
mengembangkan teknologi yang salah, merusak lingkungan hidup. Apakah kita sedang
berbuat kesalahan yang sama?
Sumber : Buku Himpunan Inspirasi Peradaban Prasejarah

Pameran Prasasti Heliodorus di Museum Israel

Museum Israel memperkenalkan batu prasasti berusia 2200 tahun pada tanggal 3
Mei 2007. Batu prasasti ini memberikan pandangan baru atas cerita dramatis
Heliodorus dan Kuil di Yerusalem, sebagaimana diberitakan dalam Buku Kedua
Makabe.
(Erabaru.or.id) - Prasasti Heliodorus merupakan batu prasasti Helenistik terpenting
yang ditemukan di Israel, kata James S. Snyder, Anne dan Jerome Fisher Direktur
Museum Israel.
Prasasti tersebut berhubungan dengan Buku Kedua Makabe. Yang menyajikan informasi
yang independen dan asli atas episode penting dalam sejarah yang mengarah kepada
Pemberontakan Makabe. Dimana kemenangan tersebut dirayakan setiap tahun dalam
Festival Hanukah, festival Bangsa Yahudi.

Prasasti Heliodorus
Prasasti tersebut menguraikan informasi baru mengenai Heliodorus. Yang menurut Buku
Kedua Makabe, menerima perintah untuk menyita barang-barang berharga dari Kuil di
Yerusalem. Tetapi dihalau dari tempat suci tersebut oleh penampakan ajaib seorang
penunggang kuda angker yang didampingi dua anak muda perkasa.
Pameran ini merupakan pameran publik pertama untuk Prasasti Heliodorus, yang
sebelumnya dipinjamkan kepada Museum Michael dan Judy Steinhardt di New York.
Prasasti tersebut mencatat korespondensi dalam bahasa Yunani Kuno antara Heliodorus
dan Raja Seleukus IV, penguasa Kerajaan Seleukus (187 175 SM), yang merupakan
pewaris dari Antiokhus IV Epifanes (terkenal dalam sejarah Hanuka). Dalam suratnya
tersebut, Raja Seleukus mengumumkan pengangkatan seorang administrasi untuk
mengawasi tempat-tempat suci dalam provinsi tersebut termasuk juga Tanah Israel
Penunjukan pengawas untuk tempat-tempat suci tersebut termasuk juga Kuil di
Yerusalem. Bertujuan menggiring provinsi tersebut agar sejalan dengan Kekaisaran
Seleukus. Posisi ini juga mencakup kekuasaan atas pendapatan tempat-tempat suci,
terutama pajak setoran kepada raja. Dalam hal ini, masyarakat Yahudi menganggap
penunjukkan ini sebagai suatu pelanggaran terhadap ideologi keagamaan Yahudi
Episode ini mungkin dapat memberi bayangan terhadap kejadian berikutnya. Kurang dari
sepuluh tahun kemudian (berkisar antara 169-168 SM), raja Seleukus baru, Antiokhus IV
Epifanes dan tentaranya masuk ke Yerusalem, membunuh penduduk, merampok harta
benda di Kuil, dan menodai tempat-tempat suci. Dengan demikian penunjukkan baru
tersebut, yang tercatat dalam prasasti tersebut, menunjukkan mulainya keterlibatan
Yunani/Seleukus dalam masalah keagamaan Yahudi, yang akhirnya terjadi
Pemberontakan Makabe di tahun 167 SM.

Pameran Prasasti Bersejarah


Prasasti Batu Heliodorus merupakan bagian dari pameran khusus dengan judul
Korespondensi Kerajaan di Batu Pengawas Tempat-tempat Suci. Pameran tersebut
dijaga oleh David Mevorah, Kurator Arkeolog Helenistik, Roma, dan Byzantine.
Dalam pameran tersebut juga ditampilkan prasasti Helenistik dari administrasi kerajaan
Kekaisaran Seleukus Prasasti Hefzibah yang merupakan barang arkeologi
kepemilikan tetap museum tersebut.
Tulisan pada prasasti Heliodorus tersebut telah diurakan dan diterjemahkan oleh Profesor
Hannah cotton-Paltiel dari Universitas Ibrani dan Profesor Michael Woerrle dari Komisi
Sejarah Kuno dan Epigrafi, Institute Arkeologi Jerman di Munich. Analisa komposisi
kimia batu tersebut dilakukan oleh Profesor Yuvel Goren dari Universitas Tel Aviv, yang
menyatakan bahwa batu tersebut berkemungkinan besar berasal dari dataran rendah
antara bukit Yudea dan Pantai Mediterania.

Penyelidikan Baru
Batu prasasti Heliodorus menyajikan informasi salah satu dari tiga misi administrasi
kerajaan Raja Seleukus IV (187 175 SM) yang berhasil dipertahankan. Surat terdahulu
dan paling penting dari Raja Seleukus IV kepada Heliodorus, hanya tersisa bagian
pendahuluannya saja.
Korespondensi antara gubernur provinsi dengan Antiokhus III, ayah dari Raja Seleukus
IV, tercantum di Prasasti Hefzibah, juga diikut sertakan dalam pameran kali ini. Prasasti
ini pernah dipamerkan di Museum Israel sejak ditemukan di bagian Utara Israel pada
tahun 1960-an.
Penelitian menyeluruh Cotton-Paltiel, Woerrle dan Goren telah dipublikasikan di
Zeitschrift fr Papyrologie und Epigraphik, jurnal internasional terkemuka dalam
publikasi dokumen dari jaman kuno.
http://en.epochtimes.com/news/7-5-6/54964.html

Stonehenge Bangunan Megalitik Berusia 5000 tahun

(Erabaru.or.id) - Stonehenge merupakan sebuah monumen batu peninggalan manusia


purba pada zaman Perunggu dan Neolithikum yang terletak berdekatan dengan Amesbury
sekitar 13 kilometer (8 batu) barat laut Salisbury Plain, Propinsi Wilshire, Inggris.
Stonehenge sendiri terdiri dari tiga puluh batu tegak (sarsens) dengan ukuran yang sangat
besar (masing-masing batu pada mulanya seragam tingginya, yaitu 10 meter dengan
masing-masing batu mempunyai berat 26 ton), semua batu tegak tersebut disusun dengan
bentuk tegak melingkar yang dikenal sebagai megalithikum.

Terdapat perdebatan mengenai usia sebenarnya lingkaran batu itu, tetapi kebanyakan
arkeolog memperkirakan bahwa sebagian besar bangunan Stonehenge dibuat antara
2500-2000 SM. Bundaran tambak tanah dan parit membentuk fase pembangunan
monumen Stonehenge yang lebih, awal sekitar 3100 SM. Walaupun seusia dengan
( henges ) zaman Neolithikum yang menye rupai Stonehenge, Stonehenge mungkin
memiliki keterkaitan dengan bulatan batu lain yang terdapat di British Isle seperti Cincin
Brodgar namun ukuran trilitonnya sebagai contoh menjadikannya unik. Tempat ini
dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1986.
Di dalam 30 lingkaran batu besar tadi, juga masih terdapat sekitar 30 batu dengan ukuran
yang lebih kecil yang dinamakan Lintels, yang disusun dengan bentuk melingkar
juga.Tapi pada saat ini keba nyakan batu-batu tegak tadi telah terkikis dan jatuh.
Prasejarah
Menurut Arkeolog inggris, Richard Jhon Coplan Atkinson (1950), Stonehenge kira-kira
dibangun sekitar 5000 tahun silam, pembangunannya sendiri dibagi menjadi beberapa
fase (I,II,IIIa,IIIb, dan IIIc). Tentunya dengan banyaknya tahapan fase dalam
pembangunan Stonehenge, menunjukkan bahwa bangunan tersebut memerlukan waktu
yang sangat lama dalam pengerjaannya, mulai dari peng angkutan batunya sendiri sampai
tahap pengukiran pada setiap batunya. Pene muan diketahui adanya ukiran disetiap batu
Stonehenge, hal ini baru diketahui oleh para peneliti baru-baru ini. Menurut seorang
Arkeolog, Tom Goskar, dengan metode scaning laser, ukiran-ukiran pada batu tersebut
baru akan terlihat. Jika deng an mata telanjang tidak akan terlihat. Tentunya dengan
ditemukannya bentuk-bentuk ukiran pada bebatuan, setidaknya bisa memberikan
secercah harapan untuk menguak kegunaan Stonehenge pada masa lalu.
Kompleks Stonehenge dibangun dalam beberapa fase pembangunan selama 2.000 tahun
dan sepanjang kurun waktu itu aktivitas terus berjalan. Hal tersebut dibuktikan dengan
ditemukannya sesosok mayat seorang Saxon yang dipancung dan dikebumikan di tugu
peringatan tersebut, dan kemungkinan mayat tersebut berasal dari abad ke-7 M.
Stonehenge I
Monumen pertama terdiri dari lingkaran tebing bulat dan parit berukuran 115 meter (320
kaki) diameter dan dengan satu pintu masuk di bagian timur laut. Fase ini adalah sekitar
3100 SM. Di bagian luar kawasan lingkaran terdapat 59 lubang, dikenal sebagai lubang
Aubrey untuk memperingati Jhon Aubrey, arkeolog abad ketujuh belas yang merupakan
orang pertama yang mengetahui lubang-lubang tersebut. Dua puluh lima dari lubang
Aubrey diketahui mempunyai perkebumian abu pada dua abad setelah berdirinya
Stonehenge. Tiga puluh abu mayat diletakkan di dalam parit kawasan lingkaran dan
bagian lain dalam kawasan Stonehenge. Tembikar Neolitikum akhir telah ditemukan
bersama-sama ini memberikan bukti tanggal. Sebuah batu tunggal monolit besar yang
tidak dilicinkan dikenal sebagai Batu Tumit ( Heel Stone ) terletak di luar pintu masuk.
Stonehenge II
Bukti fase kedua tidak lagi kelihatan. Bagaimanapun bukti dari beberapa lubang tiang
dari waktu masa ini membuktikan terdapatnya beberapa bangunan kayu yang dibangun
dalam kawasan lingkaran sekitar awal milenium ketiga SM. Beberapa kesan papan yang
didapati dile takkan pada pintu masuk. Fase ini sama dengan tempat Woodhenge yang
terletak berdekatan.
Stonehenge IIIa
Ekskavasi arkeologi menunjukkan bahwa sekitar 2600 SM, dua lengkungan bulan sabit
dibuat dari lubang (dikenal sebagai lubang Q dan R) yang digali di tengah-teng ah lokasi.
Lubang tersebut mengandung 80 batu biru tegak yang dibawa dari bukit Preseli, 250 batu
di Wales. Batu-batu tersebut dibentuk menjadi tiang dengan teliti, kebanyakan terdiri dari
batu jenis dolerite bertanda tetapi juga termasuk contoh batu rhyolite, tufa gunung berapi,
dan myolite seberat 4 ton.
Pintu masuk dilebarkan pada masa ini menjadikannya selaras dengan arah matahari naik
pertengahan musim panas dan matahari terbenam pertengahan musim semi masa
tersebut. Monumen tersebut ditinggalkan tanpa disiapkan, sementara batu biru
kelihatannya di pindah dan lubang Q dan R ditutup. Ini kemungkinan dilakukan pada

masa fase Stonehenge IIIb. Monumen ini kelihatannya melebihi tempat di Avebury dari
segi kepentingannya pada akhir masa ini dan Amesbury Archer, ditemukan pada tahun
2002 tiga batu ke selatan, membayangkan bagaimana Stonehenge kelihatan pada masa
ini. Stonehenge IIIa dikatakan diba ngun oleh orang Beaker
Stonehenge IIIb
Pada aktivitas fase berikutnya pada akhir milenium ketiga 74 SM mendapati batu Sarsen
yang besar dibawa dari kueri 20 batu di utara di lokasi Marlborough Downs. Batu-batu
tersebut dikemaskan dan dibentuk dengan sambungan pasak dan ruas sebelum 30
didirikan membentuk bulatan tiang batu berukuran 30 meter diameter dengan 29 atap
batu ( lintel ) di atas. Setiap bongkah batu seberat 25 ton dan jelas dibentuk dengan tujuan
membuat kagum.
Batu orthostat lebar sedikit di bagian atas agar memberikan gambaran ia kelihatan lurus
dari bawah ke atas sementara batu alang melengkung sedikit untuk menyambung
gambaran bundar monumen lebih awal.
Di dalam bulatan ini terletak lima trili thon batu sarsen diproses dan disusun dalam
bentuk ladam. Batu besar ini, sepuluh menegak dan lima batu alang, dengan berat
masing-masing hingga 50 ton yang disambungkan dengan sambungan rumit. Ukiran
pisau belati dan kepala kapak terdapat di sarsen. Dalam masa ini, jalan sepanjang 500
meter dibangun, menuju ke arah timur laut dari pintu masuk dan mengandung dua pasang
tambak selaras yang berparit di tengahnya. Terakhir dua batu portal besar dipasangkan di
pintu masuk yang kini hanya tinggal satu, Batu Penyembelihan ( Slaughter Stone ) 4,9
meter (16 kaki) panjang. Hal ini dipercayai hasil kerja kebudayaan Wessex Zaman
Perunggu awal, sekitar 2000 SM.
Stonehenge IIIc
Selepasnya pada Zaman Perunggu, batu biru kelihatannya telah ditegakkan semula,
dalam bulatan antara dua tiang sarsen dan juga dalam bentuk ladam di tengah, mengikuti
tata layout sarsen. Walaupun ia kelihatannya satu fase kerja yang menakjubkan,
pembangunan Stonehenge IIIc dibangun kurang teliti berbanding Stonehenge IIIb, batu
biru yang ditegakkan kelihatannya mempunyai pondasi yang tidak kokoh dan mulai
tumbang. Salah satu dari batu yang tumbang telah diberi nama yang kurang tepat sebagai
Batu Penyembahan ( Altar Stone ). Dua bulatan lubang juga digali di luar bulatan batu
yang dikenal sebagai lubang Y dan Z. Lubang-lubang ini tidak pernah diisi dengan batu
dan pembangunan lokasi peringatan ini kelihatannya terbiarkan sekitar 1500 SM.
Stonehenge IV
Sekitar 1100 SM, jalan raya Avenue disambung sejauh lebih dari dua batu sampai ke
Sungai Avon walaupun tidak jelas siapakah yang terlibat dalam kerja pembangunan
tambahan ini.
Teori mengenai Stonehenge
Penelitian serius pertama dilakukan sekitar 1740 oleh William Stukeley. Stukeley keliru
menyatakan bahwa lokasi ini dibangun oleh Druid, tetapi sumbangannya yang terpenting
adalah mengambil gambar yang terukur mengenai lokasi Stonehenge yang membenarkan
analisis yang lebih tepat tentang bentuk dan kepentingannya. Yang menunjukkan bahwa
henge dan batunya disusun dalam bentuk tertentu yang mempunyai kepentingan
astronomi.
Gerald Hawkins, Seorang Profesor Astronomi. Juga mengeluarkan pernyataan bahwa
fungsi sesungguhnya dari Stonehenge dimasa lalu adalah sebagai Observatorium
Astronomi yang canggih untuk meramalkan datangnya Gerhana Matahari ataupun Bulan
(Stonehenge Decoded). Munurutnya, peletakkan setiap batu pada stonehenge
mengandung kekayaan informasi untuk menunjang pernyataan tersebut.
Menurutnya, Jika anda bisa memahami posisi pada setiap susunan batu, maka anda pasti
dapat menyimpulkan mengenai kegunaan Stonehenge pada masa lalu. Para Astronom
lainnya juga menemukan siklus 56 tahun Gerhana Matahari dan Bulan dengan cara
mendecode setiap batu pada Stonehenge.

Pada setiap batu tegak, merefleksikan posisi tertentu dari cahaya matahari, sehingga
sangat akurat untuk menunjukkan siklus perhitungan astronomi. Sungguh hebat orangorang zaman itu.
Bagaimana batu biru diangkut dari Wales telah banyak dibincangkan dan berdasarkan
penelitian bahwa ia mungkin merupakan sebagian dari batu peringatan lebih awal di
Pembrokeshire dan dibawa ke Dataran Salisbury ( Salisbury Plain ). Banyak arkeolog
percaya bahwa Stonehenge merupakan percobaan mengekalkan dalam bentuk batu,
bangunan papan yang bertaburan di Dataran Salisbury seperti Tembok Durrington.
Monumen ini diselaraskan timur laut - barat daya dan keutamaan diletakkan oleh
pembangunnya pada titik balik matahari dan equinox sebagai contohnya, pada
pertengahan pagi musim panas, matahari muncul tepat di puncak batu tumit ( Heel
stone ), dan cahaya pertama matahari ke tengah Stonehenge antara dua susunan batu
berbentuk ladam. Ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Matahari timbul pada arah
berlainan pada permukaan geografi tempat berlainan. Untuk penyelarasan itu tepat, ia
mesti diperkirakan tepat untuk garis lintang Stonehenge pada 51 11. Penyelarasan ini,
tentunya dasar bagi reka dan bentuk dan tempat bagi Stonehenge. AlexanderThom
berpendapat bahawa lokasi tersebut diatur menurut ukuran yar megalitikum.
Maka sebagian pendapat bahwa Stonehenge melambangkan tempat observatorium kuno,
walaupun berapa jauh penggunaan Stonehenge untuk tujuan tersebut dipertentangkan.
Sebagian pendapat pula mengemukakan teori bahwa ia melambangkan farah besar
(Artikel dari the Observer), komputer atau juga lokasi pendaratan makhluk asing.
Banyak perkiraan mengenai pencapaian mesin diperlukan untuk membangun
Stonehenge. Mengandaikan bahwa batu biru ini dibawa dari Wales dengan tenaga
manusia dan bukannya oleh gletser sebagaimana dugaan Aubrey Burl, pelbagai cara
untuk memindahkannya dengan menggunakan tali dan kayu. Pada 2001, suatu percobaan
untuk mengalihkan satu batu besar sepanjang jalan darat dan laut yang mungkin dari
Wales ke Stonehenge. Sukarelawan menariknya di atas luncur ( sledge ) kayu di daratan
tetapi jika dipindahkan ke replika bot prasejarah, batu tersebut tenggelam diSelat Bristol.
Ukiran senjata pada sarsen adalah unik pada seni megalitikum di Kepulauan British
( British Isles ) di mana desain lebih abstrak, begitu juga batu berbentuk ladam kuda
adalah luar biasa bagi kebudayaan yang mengatur batu dalam bentuk bundar. Motif
tersebut biasa bagi penduduk Brittany pada masa itu dan pada dua fase Stonehenge telah
dibangun di bawah pengaruh continental influence. Ini dapat menjelaskan pada satu
tahap, tentang reka dan bentuk monumen, tetapi pada keseluruhannya, Stonehenge masih
dapat dijelaskan dari segala konteks kebudayaan Eropa prasejarah.
Perkiraan mengenai tenaga manusia yang diperlukan untuk membangun pelbagai fase
Stonehenge meletakkan jumlah keseluruhan yang terlibat atas berjuta jam manusia
bekerja. Stonehenge I kemungkinan memerlukan sekitar 11.000 jam, Stonehenge II
sekitar 360.000 dan pelbagai baian bagi Stonehenge III mungkin melibatkan sehingga
1.75 juta jam. Membentuk batu-batu ini diperkirakan memerlukan 20 juta jam manusia
menggunakan perkakas primitif yang terdapat pada masa itu.
Mitos dan legenda
Batu Tumit ( The Heel Stone ) pada suatu masa dikenal sebagai Friars Heel. Cerita
rakyat, yang tidak dapat dipastikan asalnya lebih awal dari abad ke tujuh belas,
menceritakan asal nama batu ini.
Sebagian pendapat mendakwa Tumit Friar ( Friars Heel ) adalah perubahan nama
Freyas He-ol atau Freya Sul, dari nama Dewa Jerman Freya dan (didakwa)
perkataan Welsh bagi laluan dan hari matahari menurut turutan.
Sebuah argumen yang mengejutkan tentang sejarah Stonehenge di kemukakan oleh
seorang ahli Sejarah dan Topografi Irlandia, Gerald Wales. Dia menyebutkan bahwa
Manusia Raksasa telah membawa batu-batu maha besar tersebut dari Afrika ke Inggris.
Dari struktur geologi pada batu-batu penyusun Stonehenge sendiri memang menunjukkan

bahwa batu-batu maha besar itu bukanlah berasal dari wilayah Eropa, karena strukturnya
sangat berbeda, namun mirip dengan batu-batuan dari wilayah Afrika.
Stonehenge juga dikaitkan dengan legenda Raja Arthur. Geoffrey dari Monmouth berkata
bahwa tukang sihir Merlin telah melakukan pemindahan Stonehenge dari Irlandia, di
mana ia telah dibangun di Gunung Killaraus oleh raksasa yang membawa batu-batu
tersebut dari Afrika.
Jika Manusia raksasa itu memang ada, seperti yang kita ketahui, pembangunan The Great
Pyramid Giza Mesir, katanya juga ada sangkut pautnya dengan para Manusia Raksasa.
Bagaimana cara mereka membawa batu-batu berat tersebut? Mungkin hal ini
dimungkinkan jika Manusia Raksasa dengan tinggi 7-10 meter yang mengangkut
sekaligus menyusun bebatuan tersebut.
(Berbagai sumber)

Menyingkap peradaban prasejarah: Siapa yang membuat Piramida?

Ditinjau dari bekas erosi di permukaan Sphinx (patung manusia berbadan singa), sarjana
memperkirakan bahwa masa pembangunannya mungkin lebih awal dari perkiraan saat
ini, paling tidak ia sudah terbentuk pada 10000 tahun silam SM.
(Erabaru.or.id) - Piramida Mesir, tinggi 146 m, panjang masing-masing di sisi bawah di
sekelilingnya 230 m, dengan areal 52.900 meter persegi, total terdapat 2.3 juta buah
batuan. Menurut pandangan umum, piramida dibangun dinasti ke-4 sekitar tahun 2.000
SM, yang dibangun oleh Raja Cheops/Khufu. Namun karena kurangnya data sejarah,
para sejarawan angkatan berikutnya baru menarik kesimpulan ini dari legenda dan
petunjuk terkait. Adapun mengenai bagaimana membangun mega proyek ini? Siapa
gerangan yang memilki inteligensi tinggi ini? Dan apa maksud dari pembuatan bangunan
ini dan teka teki lain yang sampai sekarang masih belum terpecahkan.
Bukan makam raja Firaun?
Pada umumnya para sejarawan berpendapat bahwa piramida mempunyai hubungan erat
dengan makam Firaun. Sebab piramida tersebut menyimpan suatu kekuatan yang
ganjil. Dapat membuat mayat dengan cepat dehidrasi, mempercepat proses menjadi fosil
mumi. Namun pada tahun 820 M, Gubernur Jenderal muslim Kairo yakni Caliph AlMamun memimpin pasukan, dan untuk pertama kalinya menggali terowongan masuk ke
piramida. Namun pemandangan yang tampak di dalamnya ternyata hanya sebuah ruang
yang sangat sederhana, tidak ada barang-barang atau perhiasan maupun arca yang
dikubur bersama si mati, bahkan juga tidak ditemukan adanya potongan apapun. Di
dalam ruangan yang dinamakan istana raja hanya tampak sebuah kotak batu berbentuk
peti tanpa tutup dan tidak ada isinya. Begitu juga dengan temboknya, tampak kosong
tidak ada sedikitpun dihiasi dengan tulisan apapun.
Angka bangunan memperlihatkan keakuratan yang mengagumkan.
Pada akhir tahun 1880 silam, bapak arsitektur modern yakni William F menuturkan
bahwa yang paling menakjubkan dari piramida ini adalah posisinya. Sebab tiap-tiap garis

sisinya dengan begitu akurat mengarah pada tenggara barat laut. Bukan saja teknik
pengamatan yang begitu akurat, yang lebih mengagumkan lagi adalah pembuat bangunan
di luar dugaan bisa menjaga keakuratan super tinggi di atas bangunan yang maha besar
ini.
Selain itu, keakuratan tarafnya juga sangat mengagumkan. Sebab toleransinya hanya 1.5
inci (3.8 cm), meski bangunan modern sekalipun juga sulit menyamainya. Ilmuwan
memperkirakan bahwa jika hendak mencapai taraf teknik tinggi seperti bangunan
piramida yang maha besar ini sedikitnya butuh evolusi ribuan tahun. Namun setelah
memeriksa catatan sejarah Mesir, tidak ditemukan adanya catatan tentang perkembangan
teknik demikian.
Tekhnologi yang luar biasa dengan kecerdasan yang hebat
Mekanika pembangunan piramida luar biasa cerdik. Bentuk kerucutnya bukan di tata
secara langsung dengan 2 juta lebih batuan. Seandainya pembangunannya demikian
sederhana, jika sebagian di dalamnya roboh, maka seluruh bangunan itu akan ambruk
karena terlalu berat. Yang menopang piramida, adalah konstruksi yang mirip dengan
lingkaran tahunan pohon, yaitu dibentuk dari lapisan batu yang disumbat ke celanya dan
konstruksi kokoh yang disebut tembok penopang. Konstruksi ini hanya menyebabkan
sebagian kecil batuan di sisi luar ambruk ketika terjadi gempa dahsyat pada abad ke-13,
sedangkan keseluruhan strukturnya sedikitpun tidak terpengaruh. Namun secara
perbandingan strukturnya sangat kasar dibandingkan piramida yang dibangun pada
dinasti kerajaan ke-3 atau piramida lainnya yang dibangun pada masa dinasti kerajaan ke4 atau 5, bahkan banyak yang sudah hancur sama sekali.
Lagipula, bagaimana pada ketinggian 100 meter lebih dari permukaan tanah, menata 2.32.6 juta batu-batu besar yang beratnya rata-rata 2.5 ton itu dipasang pada posisi yang
begitu akurat inilah yang sulit dipahami. Para sarjana Mesir secara berturut-turut
memperkirakan lebih dari 30 macam metode pembangunannya. Namun menurut sarjana
bernama Graham Hancock yang pernah mendaki piramida bahwa menurut metode
pembangunan yang diumpamakan saat ini kemungkinan itu kecil. Menurutnya Di
tempat yang tinggi menjulang. Di satu sisi harus menjaga keseimbangan, sisi lainnya
harus mengangkut dari bawah ke atas, satu demi satu batu tersebut yang beratnya paling
tidak 2 kali lipat beratnya mobil sekarang. Dan dibawa ke tempat juga sekaligus
mengarahkannya ke posisi yang tepat. Belum dapat dimengerti bagaimana pemikiran
tukang-tukang batu ini ketika itu.
Batu raksasa yang digunakan membangun piramida kala itu, dipadukan dengan
pengukuran yang tepat akurat, teknik pembangunan yang akurat, jika di lakukan dengan
metode yang diperkirakan sekarang, jelas itu adala mimpi buruk bagi pekerja dan
pengurus lapangan. Ditilik dari kecerdasan yang ditunjukkan piramida, Hancock
memperkirakan bahwa metode pembangunan oleh pembangun zaman dulu mungkin
melampaui imajinasi kita. Jean-Francois Champollion yang mempunyai sebutan sebagai
bapak ilmu Mesir Kuno modern melukiskan arsitek-arsitek zaman dulu: Pemikiran
mereka masih lebih tinggi bagaikan manusia raksasa setinggi 100 kaki.
Karena terdapat sejumlah besar tanda tanya pada pandangan tradisional, ditambah lagi
dengan sulitnya menemukan catatan sejarah, ilmuwan modern mengemukakan
pandangan peradaban prasejarah yang menantang dengan metode secara geologi,
klimatologi kuno dan metode lain meneliti tempat bersejarah di atas dataran tinggi
tersebut.

Masa nan panjang, piramida yang berdiri tegak di Mesir telah membuktikan
kecemerlangan akan peradaban manusia kala itu.
Prakiraan peradaban prasejarah
Sphinx juga merupakan inti penelitian para sarjana. Tingginya 20 m, panjang total 73 m,
dianggap sebagai bangunan yang didirikan raja Firaun Kafre dari dinasti kerajaan ke-4.
namun, dari bekas erosi di permukaan patung manusia berbadan singa tersebut, baru-baru
ini ilmuwan mempekirakan bahwa masa pembangunannya besar kemungkinan lebih awal
dari perkiraan sebelumnya, diperkirakan 10.000 tahun silam SM.
Dalam ilmu pengetahuan kudus matematikawan Swalle Rubich menyebutkan, pada
sebagian badan Singa Sphinx tersebut jelas terdapat bekas kikisan air, ia menduga bahwa
itu adalah akibat hujan lebat secara beruntun dan banjir dahsyat pada tahun 11.000 SM.
Sarjana lainnya yakni John Westheth juga menyatakan pendapat yang sama seperi di atas,
dan menyangkal pandangan bahwa itu adalah akibat pengikisan angin. Sebab jika
pengikisan oleh angin, maka bangunan dari batu kapur lainnya pada masa yang sama
semestinya juga mengalami pengikisan yang sama, akan tetapi, kami mendapati di antara
bangunan yang tersisa tidak ada satu pun pengikisan yang demikian parah seperti patung
bermuka manusia ber badan Singa tersebut.
Profesor geologi dari Universitas Boston dan ahli dalam bidang erosi batuan yakni
Roberto Sewski juga menyetujui pandangan Westheth, dan mengatakan bahwa
pengikisan yang dialami patung bermuka manusia berbadan Singa tersebut ada yang
bagian kedalamannya mencapai sekitar 2 m, sehingga penampilan luar tampak berkelokkelok, seperti gelombang, nyata sekali bahwa semua itu merupakan bekas dari akibat
terjangan angin dan hujan yang hebat selama ribuan tahun.
Namun pandangan baru yang dikemukakan Westheth cs menimbulkan kontroversial
dari tokoh arus utama ilmu Mesir. Sebab mereka tidak mau percaya bahwa pada 10.000
tahun silam, di atas bumi mungkin telah muncul manusia yang lebih matang dibanding
orang sekarang. Namun penelitian Westheth mendapat sambutan dan dorongan dari
sejumlah besar ahli geologi ketika data yang dikumpulkan Westheth disiarkan dalam
suatu forum lembaga geologi AS. Meski pandangan tentang peradaban prasejarah
selama ini diabaikan, namun kini semakin banyak ilmuwan berani menghadapi
kenyataan, pembelaan terhadap pandangan yang tampak tersendiri saat ini. Dimana jika
diteruskan, yakin perubahan demikian dapat membantu manusia dalam menyingkap
misteri abadi Piramida ini! (Sumber : Dajiyuan)
Arsitek Prancis menyingkap misteri pembangunan Piramida
Bagaimanakah Piramida raksasa di Mesir itu dibangun? ini adalah misteri yang selalu
membingungkan ilmuwan selama ribuan tahun. Namun kini, seorang insinyur bangunan
asal Prancis mungkin telah menemukan jawaban atas pertanyaan ini.
Piramida yang berdiri tegak di atas padang pasir di peluaran kota Kairo, Mesir adalah
salah satu keajaiban tempat bersejarah yang terkenal di dunia,setiap tahun selalu
dikunjungi wisatawan mancanegara. Sampai kini bangunan Piramida merupakan misteri
yang tak terpecahkan di bidang arsitektur dan ini juga satu alasan mengapa Piramida dan
Spinx bisa menarik sejumlah besar wisatawan berkunjung kesana.
8 Tahun Penelitian
Melalui penelitian yang berlangsung selam 8 tahun, dan paduan pandangan sarjana

lainnya, arsitek Prancis Houden mengemukakan sebuah teori yang unik dan meyakinkan.
Menurut Houden: Piramida di bangun dari dalam, di bagian dalam terdapat sebuah
landaian atau lereng. Teori lain yang berhubungan dengan lereng tersebut sulit untuk
menjelaskan bagaimana sentuhan terakhir itu dirampungkan, sebab kalau bukan terlalu
panjang, derajat kemiringan lereng terlalu besar. Menurut saya, hingga selesai dibangun,
bahan bangunan yang diperlukan di angkut ke atas dari lereng bagian dalam, sebuah
koridor bagian dalam. Piramida paling panjang mencapai 1.6 km. Berdasarkan hipotesa
ini, telah dibuat animasi 3 dimensi, dan anda dapat melihatnya di www.3ds.com/khufu
Landasan teori Houden berdasarkan maket komputer multidimensi dalam proses
pembangunan dan struktur Piramida. Menurutnya pekerja bangunan menempatkan granit
dan gamping (batu kapur) ke setiap bagian Piramida dengan menggunakan seperangkat
alat keseimbangan berat.
Teori Houden
Peneliti senior asal AS yakni Blair adalah ahli peneliti tempat bersejarah di Mesir.
Menurutnya: bagi sarjana yang menyelidiki tempat bersejarah Mesir, teori Houden
sangat penting. Adapun mengenai bangunan Piramida, di masa lalu ada dua versi. Versi
pertama adalah, di depan Piramida terdapat sebuah lereng yang besar, dan versi lainnya
mengatakan bahwa di luar Piramida terdapat jalan bergelombang berbentuk spiral.
Namun kami tahu kedua pandangan ini tidak benar dan bermasalah. Sekarang kami
memiliki pandangan ke tiga, dan pandangan ini tidak ada masalah-masalah itu.
Piramida merupakan salah satu bangunan manusia yang terbesar di dunia, dan para
arkeolog telah menyelidiki selama beberapa abad terhadap Piramida. Sejumlah besar
arkeolog mengatakan, tidak mengherankan bila seorang arsitek mengemukakan uraian
terbaru atas misteri Piramida dengan teknologi abad ke-21 ini. Untuk membuktikan
kebenaran dari hipotesa tersebut, tim peneliti sudah siap sedia, dan jika pemerintah
setempat mengizinkan, kami akan segera menuju ke lokasi, untuk survei di lapangan
dengan radar dan detektor sumber panas. (Sumber : Dajiyuan)
PIRAMIDA MESIR BUKAN DIBUAT OLEH BUDAK BELIAN
Menurut laporan situs-net Xinhua, Sekretaris jenderal dewan tertinggi tentang benda
budaya Mesir yakni doktor Jasey Hawass mengumumkan bahwa hasil temuan arkeologi
terbaru menunjukkan, bahwasannya Piramida itu dibuat oleh buruh. Hasil temuan ini
menyangkal infrensi bahwa Piramida dibuat oleh budak belian.
Doktor Hawass mengumumkan temuan ini di bawah kaki Piramida dekat Kairo. Doktor
Hawass yang berusia 55 tahun dinobatkan sebagai pakar paling berpengaruh dalam
penelitian benda budaya kuno Mesir. Ketika diwawancarai di lokasi penggalian arkeologi
saat itu mengatakan bahwa, setelah lebih dari 10 tahun melakukan penggalian dan
penelitian, dapat ditarik kesimpulan, bahwa Piramida itu dibangun oleh buruh bukan
budak belian. Dan di lokasi penggalian ini adalah makam pekerja yang meninggal dalam
proses pembangunan Piramida.
Hawass menjelaskan bahwa, peneliti arkeologi menemukan sejumlah besar alat hitung,
alat ukur dan perkakas batu prosesing dalam barang-barang yang dikubur bersama si
mati. Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang meninggal ini adalah pembuat Piramida.
Dan tidak mungkin mereka adalah budak belian, sebab budak yang mati tidak akan
dikebumikan. Selain itu, arkeolog juga menemukan perkakas operasi dari logam primitif
dan bekas pengobatan si mati yang mengalami patah tulang dalam liang kubur. Ini
menunjukkan bahwa simati mendapat perlakuan dan perawatan medis yang baik jika
budak belian tidak akan mendapat perlakuan demikian.
Hawass mengantar reporter melihat-lihat salah satu makam di antaranya. Ia menuturkan,
bahwa pintu masuk ke makam ini adalah sepotong granit, sama dengan batu raksasa
untuk pembangunan Piramida juga berasal dari daerah Aswan, selatan Mesir. Ini
menunjukkan bahwa status si pemilik makam berasal dari golongan terhormat. Dan
epigraf di atas pintu menunjukkan, bahwa pemilik makam adalah pejabat administrasi
tertinggi di daerah asministratif Piramida.

Personel arkeologi menemukan sebuah peti mati dari batu dalam liang kubur, dan yang
menggembirakan adalah peti mati batuan ini tidak ada tanda mengalami pencurian dan
penggalian. Hawass bahkan mengatakan, bahwa daerah penghidupan para pekerja berada
di sekitar makam. Personel arkeologi menemukan bekas tempat tinggal sekretaris
jenderal di sana. Dan tempat tinggal pejabat ini dibangun pada 4.500 tahun lampau,
adalah tempat tinggal sekretaris jenderal paling kuno yang ditemukan di Mesir saat ini.
Selain itu, personel peneliti juga menemukan mess kolektif dan bekas perlengkapan para
pekerja di dalam kawasan penghidupan tersebut. Dari perkiraan peninggalan-peningalan
ini, secara total terdapat lebih dari 20.000 pekerja yang turut dalam pembangunan
Piramida. Dan ini berarti bahwa kesimpulan sejarawan Yunani kuno tentang
pembangunan. Piramida yang dikerjakan oleh 10.000 tukang batu itu tidak benar. Hawass
menambahkan, bahwa pekerjapekerja tersebut bekerja secara bergantian di proyek ini,
dengan masa kontrak kerja 3 bulan, dan sebagian besar pekerja adalah petani, tukang batu
yang miskin, biaya penghidupan mereka ditanggung oleh keluarga yang berada
kampungnya.
Piramida terletak di sebelah selatan Kairo, adalah Piramida terbesar di Mesir, dan
dinobatkan sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Piramida ini dibangun dari 2.3 juta
batu raksasa, batu yang paling ringan adalah 2.5 ton, sedang yang paling berat mencapai
40 ton. Siapakah yang membangun mega proyek yang demikian hebat ini, hingga saat ini
banyak versinya, namun sebagian besar sejarawan mendukung pandangan tentang budak
belian yang membangun Piramida. (Sumber : Dajiyuan)

Aneh Tapi Nyata


Kompleks Piramida Giza yang dibangun bangsa Mesir kuno sekitar 5000 tahun yang lalu
memiliki luas area yang bisa disamakan antara jarak dari St Peter (Roma), Katedral
Florence (Milan) sampai ke St. Paul (London). Diyakini pula kumpulan batu di Piramid
Giza apabila disatukan bisa membuat tembok setinggi 3 meter dengan ketebalan 0,3
meter yang bisa melingkupi seluruh Perancis.
Jika dibandingkan dengan Empire State Building di New York, piramida atau piramida ini
lebih besar 30 kali lipat dan bahkan bisa terlihat dari bulan. Sementara bangsa Mesir
Kuno sendiri membangunnya dalam waktu 30 tahun. Belum lagi dari cara memindahkan
batu batuan dan menyusunnya menjadi piramida yang tinggi (ada yang mengatakan
membuat struktur lereng atau ulir seperti pada skrup yang kemudian dikapur dengan batu
kapur pada lapisan luar. Ada pula yang menyebutkan bahwa batu batu tersebut adalah
hasil pengecoran).
Konstruksi yang akurat serta titik berat pusat benda. Sehingga seperti yang diutarakan
sebelumnya ada yang menyebutkan bahwa Piramida dibangun oleh UFO dengan
mengkaitkannya dengan potret piramida di Mars. Ada lagi yang berspekulasi bahwa
piramida dibangun oleh manusia masa datang yang terdampar di masa lalu. Ada pula
piramida berhubungan dengan rasi gugus bintang Orion ditinjau dari letak katiga
piramida Giza dan Piramida Maya pun diyakini memiliki letak dan posisi yang sama
berdasarkan gugus rasi bintang Orion. Selain itu diyakini pula ada ruangan di bawah
Sphinx (yang dinamakan Hall off Records) yang merupakan kunci rahasia menuju Zep
Tepi yakni suatu zaman keemasan masa lampau ketika Piramid Giza ini di buat.
Menurut penelitian dari Ilmuwan dan Arkeologi, bahan baku pembuatan piramida
diambil dari beberapa tempat. Misalnya batu kapur dari Tura, granit dari Aswan, tembaga
dari Sinai dan kayu untuk peti dari Libanon yang kesemuanya diangkut melalui Sungai
Nil. Kemudian buruh-buruh pekerja rata-rata meningal pada usia muda diantara 30 tahun
karena mengalami cedera tulang belakang karena membawa beban yang sangat berat.
Kemudian terungkap pula terdapat cara pertolongan gawat darurat bagi buruh yang
cedera.
Jauh sebelum ada teleskop apalagi observatorium, masyarakat Mesir sudah memiliki
teknologi astronomi tinggi. Piramida dan Sphinx adalah hasil karya ilmu astronomi
ribuan tahun lalu itu.

Kajian tersebut menyatakan bahwa Sphinx dan tiga piramida besar di sekelilingnya
(Khufu, Khafre, and Menkaure), dibangun dan disusun menurut konstelasi bintangbintang dalam rasi (kumpulan bintang-bintang) Orion.
Mengapa rasi bintang tersebut yang dipilih masyarakat purba Mesir sebagai pola dalam
membangun kompleks piramida Giza itu?
Nama Orion diambil dari salah satu tokoh dalam mitologi Yunani, anak dari pasangan
dewa Poseidon (dikenal juga sebagai Neptunus) dan Euryale. Sebagai anak dewa, Orion
diberi banyak kesaktian oleh orangtuanya. Misalnya, oleh ayahnya yang merupakan
penguasa samudera, dia diberi kesaktian bisa hidup di lautan seperti makhluk laut.
Antara Januari hingga Mei, rasi bintang Orion ini bisa kita amati di arah Timur. Bila
bintang-bintang tersebut ditarik garis, memang akan terlihat seperti ada sebuah adegan
manusia sedang mengacungkan senjata. Dalam astronomi, rasi bintang Orion dibentuk
oleh delapan bintang besar Betelgeus, Meissa, Bellatrix, susunan bintang MintakaAlnilam-Alnitak (sering disebut sebagai sabuk Orion), Saiph, dan Rigel. Bersama
bintang-bintang kecil lain yang berperan seperti satelitnya.
Rasi bintang Orion ini seperti rasi bintang di galaksi kita, yang disebut sebagai Bimasakti
(Milky Way). Jadi bintang-bintang besar yang disebut di atas tak ubahnya seperti
Matahari di galaksi Bimasakti. Sedangkan bintang-bintang kecilnya adalah planet-planet
yang mengelilinginya, seperti Bumi, Mars, Saturnus, hingga Pluto, mengelilingi
Matahari. Hanya saja bedanya, di rasi bintang Orion "matahari"-nya lebih dari satu,
sedangkan di galaksi kita hanya satu.
Dari susunan para bintang besar dan masing-masing satelitnya itulah, bila ditarik dalam
sebuah garis tak putus, akan tergambar seperti seorang pemuda gagah dengan senjatanya.
Oleh mitologi Yunani disebutkan sebagai penjelmaan tokoh Orion. Lalu di sebelah
selatan Orion, terlihat rasi bintang yang lebih kecil disebut Lepus. Bila bintang-bintang di
rasi bintang tersebut ditarik garis, maka akan terlihat seperti anjing. Rasi bintang inilah
yang disebut dalam mitologi sebagai salah satu anjing yang menemani Orion di langit.
Terdiri atas dua bintang besar (Nihai dan Arneb) serta bintang-bintang yang ukurannya
jauh lebih kecil.
Terdapat pula deretan bintang yang kadang menggambarkan sosok kalajengking, tapi bisa
juga banteng. Itu semua tergantung dari mana arah kita memandang. Yang pasti, rasi
bintang Taurus atau Scorpio ini terdiri dari lima bintang besar, yakni Al Nath, Aldebaran,
Hyades, Ain, Pleiades, dan tentunya bintang- bintang satelit mereka masing- masing.
Dengan paduan tiga rasi bintang itulah (Orion, Lepus, dan Scorpius/Taurus), mitologi
tentang Orion tercipta.
Lalu apa hubungannya dengan budaya purba Mesir, yang membangun kompleks
piramida di Giza juga atas mitos rasi bintang Orion tersebut?
Ini dihubungkan dengan pemujaan bangsa Mesir purba terhadap Osiris, yang tak lain
dipercaya sebagai jelmaan Orion yang kemudian menjadi dewa kematian. Dalam reliefrelief di piramida yang ditemukan, Osiris ini digambarkan sebagai dewa yang
mengenakan mahkota putih tinggi. Lewat kesaktiannya, Osiris dengan mudah bisa
membinasakan bumi dan isinya.
Masyarakat Mesir kuno juga percaya bahwa dewa-dewa di langit itu juga harus
mempunyai persinggahan di bumi.
Atas dasar latar belakang itulah, kemudian kompleks piramida Giza dibangun. Tentu
karena untuk Osiris, maka arsitektur posisi tiap piramidanya dibuat sedemikian rupa agar
mirip dengan posisi rasi bintangnya. Termasuk membangun penjaganya, yakni makhluk
berbadan singa berkepala manusia.
Piramida Khufu menggambarkan bintang Alnitak, piramida Khafre untuk bintang
Alnilam, sedangkan piramida Menkaure sebagai simbol bintang Mintaka. Deret posisi
tiap piramida pun dibuat seakurat mungkin, menyerupai posisi tiga bintang besar itu di
langit. Dan penempatan posisi tiga piramida tersebut nyaris akurat! Hanya meleset

0,1364 derajat dari besar sudut antar piramida dibanding antarbintangnya. Hal ini jadi
begitu istimewa, mengingat teknologi saat piramida-piramida tersebut dibangun, tentu
belum secanggih sekarang. (Sumber: Dajiyuan dan beberapa sumber lain)

Bangunan Berusia 3000 Tahun Digali dari Reruntuhan Jinsha

(Erabaru.or.id) - Penggalian arkeologi yang dilakukan di Reruntuhan Jinsha di Provinsi


Sichuan, China bagian Barat Daya selama setahun telah membuahkan hasil. Penggalian
berhasil menemukan bangunan kuno berusia 3000 tahun peninggalan dari Kerajaan Shu,
bangunan tersebut melingkupi area lebih dari 230 meter persegi, telah berhasil digali.
Bangunan tersebut dipercaya merupakan arsitektur gaya aristokrat terlengkap dan
terbesar yang pernah digali di Reruntuhan Jinsha.
Xinhua Net melaporkan bahwa bangunan tersebut berlokasi di bagian Timur Laut
Reruntuhan Jinsha dengan luas penggalian lebih dari 2000 meter persegi. Menurut
arkeolog, bangunan tersebut dikonstruksi pada masa dinasi Shang (1600-1100 SM) atau
sekitar 3000 tahun yang lalu.
Bangunan kuno tersebut mencakup panjang 23 meter dan lebar 9,9 meter, dengan lima
bagian ruangan terpisah, sebagai pembanding, rumah-rumah pada masa peradaban
tersebut hanya berkisar antara panjang 5 meter dan lebar 3 meter
Di dalam bangunan terbesar ditemukan ruang keluarga dengan luas kira-kira 15 kali lebih
luas dari rata-rata rumah pada jaman tersebut, kolom seukuran satu kaki dan dinding kayu
dan tanah liat digunakan dalam konstruksi bangunan. Arkeolog percaya bahwa dengan
kompleksitas arsitektur kuno tersebut, bangunan tersebut diperkirakan merupakan rumah
tinggal dari bangsawan tingkat tinggi, kuil atau tempat ibadah besar.
Reruntuhan Jinsha ditemukan secara tidak disengaja di pinggiran kota Chengdu sebelah
barat pada tahun 2001. Para arkeolog menganggap Reruntuhan Jinsha sebagai salah satu
penemuan arkeolog terpenting di Sichuan setelah ditemukannya Reruntuhan Sanxindui di
kota Guangshan.
Penemuan dari Reruntuhan Jinsha telah mengganti masa keberadaan Kerajaan Shu Kuno
dari tahun 2500 tahun ke 3000 tahun yang lalu. Reruntuhan Jinsha terdiri dari banyak
fungsi di dalamnya, termasuk area pengorbanan, area istana, area perkuburan dan area
tempat tinggal. Melihat dari ukuran areanya dan juga pembagian fungsi per area
sebagaimana juga penemuan sejumlah relik kebudayaan, Jinsha dipercaya merupakan
salah satu pusat pemerintahan dan kebudayaan pada masa Shu kuno.
Epoch Times Staff Apr 10, 2007
Mengungkap Tulisan Kota Kuno Peru 5.000 Tahun

Seorang Arkeolog terhadap bangsa Peru, Ruth Shady menjelaskan tentang


rekonstruksi pameran wajah. Manusia dipercaya hidup 5.000 tahun yang lalu di
kota suci Caral, sekitar 300 km sebelah utara dari kota Lima, Peru. (Jaime Razuri/AFP)
LIMA, Peru seorang Arkeolog telah menemukan sebuah Quipu di Peru, kota tertua di
Amerika, menunjukkan suatu peralatan, seorang ahli penerapkan tehnik mutahir telah
merancang suatu simpul dan benang tali untuk menyampaikan suatu informasi secara
lengkap, yang telah digunakan ribuan tahun lebih awal dari apa yang sebelumnya
dipercaya.
Sebelum Quipu dikenal, sering kali diasosiasikan dengan bangsa Inca yang tersebar luas
di selatan Amerika suatu kerajaan yang ditaklukkan oleh bangsa spanyol diabad 16,
sekitar 650 tahun Setelah Masehi.
Tetapi Ruth Shady, seorang Arkeolog yang memimpin penyelidikan terhadap bangsa Peru
di pesisir kota Caral, mengatakan Quipu adalah harta karun yang ditemukan, sekitar
5.000 tahun.
Ini adalah Quipu tertua dan menunjukkan kepada kami suatu kehidupan sosial.juga
telah mempunyai system untuk Menulis yang akan berkelanjutan sampai pada kerajaan
Inca dan berakhir 4.500 tahun kata Shady.
Dia telah berbicara sebelum pembukaan LimaTuesday dalam pameran barang-barang
hasil dari kecerdasan manusia di Caral, yang mana dia menyebut sebagai suatu negara
dengan peradaban kuno.
Quipu yang dirawat dengan baik, terbuat dari benang coklat dibalut mengelilingi tongkat
tipis, juga telah ditemukan suatu rangkaian persembahan termasuk gulungan serat
misterius dari berbagai ukuran dibungkus dengan Jaring dan keranjang ilalang yang
masih asli.
Kami percaya itu merupakan alat surat menyurat pada periode Caral sebab ditemukan di
bangunan umum kata Shady. Ada sebuah tempat persembahan di atas sebuah tangga,
ketika mereka memutuskan untuk menguburnya dan meletakkan sebuah lantai untuk
membangun susunan yang lain di atasnya.
Pyramid yang berbentuk bangunan umum yang dibangun di Caral, kota pesisir yang
direncanakan 115 miles sebelah utara kota Lima, disaat yang sama Pyramid Saqqara,
mesir kuno telah dibangun. Mereka telah berubah ketika Pyramid Mesir Kuno Keops
(atau Khufu) dalam perbaikan, kata Shady.
Manusia memulai peradaban 5.000 tahun yang lalu hanya di lima tempat di dunia
Mesopotamia (kira-kira Irak sekarang dan sebagian dari Syria), Mesir, India, China, dan
Peru, kata Shady, Caral 3.200 tahun lebih tua dari kota-kota peradaban kuno di Amerika,
Maya.
Caral Berkembang sendiri
Shady berkata tidak ada persamaan dengan Batu Rosetta yang menguraikan tulisan
kuno Mesir yang belum diketemukan kunci pembuka penuh bahasa Quipu, tetapi
berbicara tentang eksistensinya yang ditunjukkan oleh seorang ahli, organisasi social
yang mana informasi seperti produksi, pajak dan tabungan telah tercatat.
Mereka datang dengan sistemnya sendiri karena tidak seperti kota-kota kuno di dunia
yang mempunyai kontak dengan satu sama lainnya serta pertukaran ilmu pengetahuan
dan pengalaman, kota Caral di Peru adalah kota tertutup di Amerika, dan berkembang
sendiri.
Caral adalah suatu daerah yang gersang dengan ketinggian 11.500 kaki yang telah
dibantu untuk melindungi harta kekayaannya, seperti tumpukan-tumpukan katun kasar
yang belum disisir dan dipisahkan biji-bijinya, walaupun berubah kembali menjadi coklat
dan kotor karena usiadan sebuah gulungan benang katun.

Dalam pameran tersebut juga dipamerkan 25 tulang ikan paus besar yang diketemukan
pada suatu tempat, juga sandal yang terbuat dari katun dan seruling serta pipa yang
terbuat dari tanduk binatang, burung undan atau tulang burung nasar atau buluh.
Untuk mengingatkan kembali tentang buah-buahan hutan, serat pohon kaktus yang
diperdagangkan dengan jarak daerah yang berjauhan, dan sebuah balok garam sebesar
laptop computer yang kecil yang telah diketemukan di kuil utama kota Caral, disarankan
garam tersebut bisa dipakai untuk suatu upacara keagamaan juga dapat untuk
diperdagangkan.
Shady menceritakan tentang penampikan pada sosok tubuh yang terbuat dari tanah liat
juga dipamerkan dengan memakai pakaian seperti layaknya seorang bangsawan,
rambutnya dikepang dua di kedua sisi wajahnya dengan lingkaran pinggir didepan dan
rambut yang ada di atas kepala dipotong pendek mendekati kulit kepala.

Kerajaan Romawi Kuno Dibangun Dalam Semalam

Menurut laporan sebuah situs Amerika, bahwa arkeolog menemukan misteri yang
mengejutkan, di mana bukti terbaru akhirnya membuktikan bahwasannya kerajaan
Romawi kuno mulai dibangun pada tanggal 13 Agustus tahun 625 SM dan selesai
dirampungkan sebelum Matahari terbenam. Ketika wartawan menanyakan kepada
mereka di mana mendapatkan bukti-bukti itu, para arkeolog mengeluarkan satu gulungan,
yaitu sebuah dokumen dan kontrak yang ditandatangani sendiri oleh Julius Caesar.
Sebagian di dalam kontrak yang berbahasa Latin itu jika diterjemahkan adalah sebagai
berikut: Kami dari perusahaan developer Aljeida Babylon setuju, bahwasannya pada
tanggal 13 Agustus tahun 625 SM ini akan mulai bekerja dan merampungkan bangunan
kerajaan Romawi, jika kami tidak dapat menyelesaikannya dalam waktu yang ditentukan
kerajaan, kemaharajaan Caesar boleh memenggal kepala kami dan berikan kepada singa
sebagai santapan.
Menurut para arkeolog, bahwa bukti ini mutlak berlaku, dan para pekerja ahli pasti dalam
waktu satu hari menyelesaikan pembangunan kota Roma, sebab mereka tidak
menemukan apa pun sisa fosil kepala yang dipenggal.
Pada kenyataannya, dokumen kemaharajaan Caesar ini sama persis dengan kain
pembungkus mayat, bisa dipercaya namun juga meragukan. Dan saat ini, ilmuwan sedang
menaksir usia sebenarnya isi gulungan itu yang menggunakan cara penentuan tahun
dengan karbon.
Orang-orang mengetahui dari mata pelajaran di sekolah, bahwa wilayah kerajaan
Romawi seluas 280 ribu meter persegi, dan di dalamnya termasuk sejumlah kota, kota
kecil, beberapa sungai, sejumlah gunung, dan beberapa gedung teater, banyak sekali
saluran pipa air, saluran pembuangan air, gerbang lengkung, museum, gereja katedral
bersepuh emas, dan pondok piza dan lain sebagainya, yang mana kesemuanya itu harus
dalam satu hari, artinya mesti diselesaikan dalam waktu 12 jam, sama sekali di luar
imajinasi.
Arsitek bernama Flayter mengatakan, Dalam waktu satu hari, tim proyek pembangunan
saya bahkan tidak bisa menyelesaikan sebuah tembok pembatas kota. Di lihat dari
gambar maket kota Roma ini, perusahaan saya harus menghabiskan waktu ratusan tahun
baru bisa menyelesaikan seluruh proyek pembangunan kerajaan Roma.

Jika kondisi yang dilukiskan dokumen tersebut itu benar, maka ilmuwan dan arsitek
sekarang akan terperosok lagi ke labirin yang baru, mereka tidak mampu menjelaskan
bagaimana orang-orang pada masa itu dapat menyelesaikan pembangunan kerajaan Roma
yang luasnya 280 ribu meter persegi itu hanya dalam waktu 12 jam.
Sejarawan Rogyes berpendapat, bahwa semua ini sama seperti bangunan piramida,
adalah misteri sepanjang masa, hanya bisa membayangkan bahwa sejumlah benda-benda
yang dikuasai orang-orang di masa itu telah hilang tak terwariskan, dan teknologi kita
sekarang tidak bisa bersaing dengannya. Pertama-tama mereka membangun piramida,
berikutnya mereka membuat patung muka singa berbadan manusia, dan belakangan
mereka membangun menara dsb, serta bangunan misterius dan unik yang tak terhitung
banyaknya.
(Sumber: Secretchina.com)

Tempat Misterius : Moai, Lebih Banyak Pertanyaan Daripada Jawaban


Sebuah pulau terpencil di kawasan Pasifik selatan
merupakan rumah bagi patung-patung batu
raksasa, kehadiran mereka menakjubkan para
ilmuwan, arkeolog dan turis. Penduduknya
disebut orang sebagai Rapanui dan pulaunya
disebut Rapa Nui atau Rapa Besar, juga dikenal
sebagai Pulau Paskah. Terletak 2,300 mil
disebelah barat Amerika Selatan dan 2,500 mil
disebelah timur Tahiti. Pulau Paskah termasuk
salah satu tempat yang paling terisolasi dan
misterius di Bumi ini.
Pulau Paskah mulai masuk kedalam sejarah Barat ketika penduduk setempat menyambut
kedatangan pelaut Belanda pada abad ke 18 ke Te-Pito-O-Te-Henua (Pusat Dunia). Kapal
Belanda yang dipimpin oleh Laksamana Jacob Roggeveen tersebut, tiba di pulau itu
bertepatan pada hari Paskah tahun 1722, lalu mereka memberi nama pulau tersebut sesuai
dengan nama perayaan itu. Setibanya disana, mereka menjumpai patung-patung batu
raksasa yang mengagumkan itu. Patung-patung tersebut dinamakan Moai, yang berarti
rupa, berdiri tegak diatas podium batu besar yang dinamakan Ahu. Mahkota dikepala
patung tersebut adalah bulat berjambul yang terbuat dari batu merah.
Patung Moai itu dipahat dari batu yang berasal dari Rano Raraku, gunung berapi yang
sudah tidak aktif lagi di pulau tersebut. Lalu bagaimana batu-batu raksasa seberat 14
sampai 80 ton ini dipindahkan dari gunung ke beberapa tempat Ahu yang tersebar di
pulau tersebut, masih merupakan sebuah teka-teki yang belum terpecahkan. Menurut
dongeng penduduk setempat, nenek moyang mereka menggunakan Mana atau
kekuatan supernatural untuk memerintahkan para Maoi itu berjalan sendiri ke atas
podium batu. Ada beberapa teori lainnya yang berusaha memecahkan misteri artifak ini.
Beberapa diantaranya percaya bahwa pulau ini adalah ujung dari daratan yang ada pada
peradaban prasejarah, sedangkan yang lainnya berspekulasi adanya keterlibatan
kehidupan luar planet.
Para Moai ini telah menarik sejumlah besar peneliti yang berusaha untuk mengetahui asal
usul dan rahasia mereka. Katherine Rutledge, seorang arkeolog yang menyelidiki pulau
Paskah pada tahun 1914, telah memetakan lokasi dari patung2 raksasa tersebut. Pada
akhir bukunya yang berjudul Misteri Pulau Paskah, dia menulis dan saat ini cerita
telah dikisahkan. Saat expedisi berlangsung, kami berharap dapat membawa beberapa
kepingan puzzle baru yang bisa diletakkan, yang nantinya dapat dipelajari, akan tetapi
bantuan dari setiap pembaca diperlukan untuk dapat membawa lebih banyak lagi
kepingan puzzle baru, dari berbagai belahan bumi, dengan demikian kesendirian dapat
menjadi jawaban akhir dari Misteri Pulau Paskah.

Untuk dapat menyelidiki misteri ini, anda dapat terbang dengan pesawat dari Santiago,
Chili dan singgah di Tahiti. Pulau ini menawarkan beraneka pemandangan mulai dari
kawah gunung berapi, pembentukan lava dan bebatuan disepanjang garis pantai yang
juga tersedia area untuk berenang di pantai Anakena. Cuacanya bertemperatur sedang
dengan rata-rata 80 F pada musim panas dan 50 F dimusim dingin. Untuk memperoleh
informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website www.islandheritage.org , disana juga
tersedia beberapa website bagi yang mempunyai rencana untuk berkunjung ke pulau
tersebut.
Pulau Paskah merupakan sebuah misteri yang masih menunggu untuk ditemukan
kepingan puzzle baru lebih banyak lagi untuk membuka kunci kebenaran dan menjawab
misteri pulau Moai raksasa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai