Anda di halaman 1dari 14

Tulisan geologi popular dari IAGI

tags: sangiran
Sangiran Menjawab Dunia
2010 MARCH 23
by RDP (admin)
Penulis : Awang H Satyana
Awal Maret 2010 yang lalu, sebuah paket terletak di meja
saya, dikirim dari seorang teman di Yogyakarta Pak
Budianto Toha (Geologi UGM). Saat dibuka, wah kejutan yang
menyenangkan, sebuah buku berjilid keras berkertas
mengkilap, penuh gambar dan foto, dicetak dengan baik,
berjudul, Sangiran Menjawab Dunia. Penulisnya tak
asing bagi saya, juga pasti bagi setiap pembaca artikel atau
karya-karya arkeologi Indonesia, yaitu Harry Widianto dan
Harry Truman Simanjuntak, dua ahli arkeologi senior
Indonesia. Terima kasih Pak Bud, atas kejutan yang istimewa
ini, sesuai harapan Pak Bud saya menikmati membacanya.
Buku Sangiran Menjawab Dunia diterbitkan oleh Balai
Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, sebuah lembaga yang paling punya autorisasi untuk
menerbitkannya. Penerbitan buku ini didukung secara penuh termasuk pendanaannya oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pak Bibit Waluyo, Gubernur Jawa Tengah memberikan
sambutan di buku ini. Pak Bibit pasti sadar bahwa Sangiran adalah warisan budaya dunia, yang
sangat penting dalam dunia paleoantropologi, khususnya sejarah Homo erectus (Sangiran saat ini
tempat terpenting di dunia untuk mempelajari Homo erectus). Pak Bibit berharap bahwa
Sangiran bisa menjadi salah satu tujuan penting dalam Tahun Kunjungan Wisata Jawa Tengah
2011.
Dr. Harry Widianto saat ini adalah Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran,
sedangkan Prof. Dr. Truman Simanjuntak adalah Director of Center for Prehistoric and
Austronesian Studies di Jakarta. Keduanya juga adalah peneliti utama pada Puslitbang Arkenas
(Arkeologi Nasional), pengajar dan penguji mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Indonesia
maupun di beberapa negara. Februari 2010 lalu saya bertemu dengan Pak Truman di TMII saat
sama-sama diundang sebagai narasumber Seminar Atlantis yang diadakan oleh penerbit buku
Atlantis PT Ufuk (sudah saya ceritakan di milis ini). Saat itu, Pak Truman membedah buku
Atlantis karya Prof. Arysio Santos itu berdasarkan arkeologi, sedangkan saya menganalisisnya
RSS Feed Email Updates
G E T F R E E U P D A T E S
Get the latest and the greatest news delivered for
free to your reader or your inbox:
R E C E N T A R T I C L E S
cagar geologi lokasi tipe
upload image
Pemikiran Alternatif: Tukang Besi Tidak
Membentur Buton
www.seis.nagoya
pera
Sumatra Stratigraphy From Surface to
Basement
test upload image
APLIKASI GEOLISTRIK UNTUK
EKSPLORASI HIDROGEOLOGI
Blognya Ahli Geologi Indonesia
Home About this E-Zine IAGI Blogroll Central
Java
Disaster Gemology gempa Geofisika Geohidrologi Geology
Basins
Geoscience Pertambangan Petroleum
Geology
Regional
Indonesia
Review
buku
Rupa-
rupi
Tektonik Uncategorized
Undangan Anggota Vulkanologi
converted by Web2PDFConvert.com
berdasarkan geologi. Kesimpulan kami sama : Indonesia bukan Atlantis yang hilang itu. Karya-
karya ilmiah Pak Harry Widianto tentang Homo erectus Sangiran banyak saya pelajari pada tahun
2008 saat saya sedang menyusun sebuah makalah untuk PIT IAGI yang berhipotesis bahwa
perkembangan lebih lanjut dari Homo erectus tidak berkembang di Sangiran, tetapi berkembang
di aliran lebih hilir Bengawan Solo di wilayah Ngandong, Trinil dan Ngawi karena Sangiran saat itu
tak layak huni lagi sebab Sangiran telah tererupsi sebagai mud volcano.
Buku Sangiran Menjawab Dunia enak dibaca, penjelasannya mudah dipahami sebab ditujukan
untuk pembaca umum, pekerjaan penataan letak dibuat artistik sehingga sejuk membacanya
sebab banyak variasi pemandangannya. Buku ini menjelasakan secara komprehensif hal ihwal
Sangiran sebagai situs paling penting Homo erectus di dunia. Tidak hanya Sangiran saja yang
diterangkan, tetapi pembaca diperkenalkan dulu kepada beberapa perihal yang berkaitan dengan
manusia purba.
Buku diawali dengan penjelasan tentang Gejolak Teori Evolusi Di Akhir Abad ke-19 dari cerita
tentang Charles Darwin, sang pembentuk teori evolusi 1859, kontroversi di seputarnya, para
pembela dan penyerangnya, dan terakhir diceritakan tentang Eugene Dubois, dokter Belanda
yang terobsesi dengan teori Darwin lalu datang ke Indonesia, mengembara ke Sumatra lalu Jawa
dan akhirnya pada tahun 1891-1892 ia menemukan di Trinil, Ngawi apa yang diyakininya sebagai
missing link antara kera dan manusia : fosil batok kepala, gigi dan tulang paha kiri -ketiganya
membuat Dubois menyimpulkan bahwa ketiga ex fragmen yang ditemukannya itu milik suatu
makhluk bukan kera bukan manusia. Bukan kera karena ketika diukur volume otaknya 900 cc
(otak kera paling maju -simpanse 600 cc; otak manusia 1200 cc), lalu tulang pahanya
menunjukkan bahwa sang empunyanya berjalan tegak (tentu saja Dubois tahu sebab ia seorang
dokter ahli anatomi). Maka dua kata diberikannya untuk penemuan ini : Pithecanthrous erectus -
manusia seperti kera (atau kera seperti manusia) yang berjalan tegak. Cocoklah ia sebagai missing
link di antara kera dan manusia. Pada tahun 1980-an, nama genus Pithecanthropus diubah
menjadi Homo, genus yang sama dengan manusia modern.
evolusi hominid-manusia (widianto dan simanjuntak, 2009)
Charles Darwin meninggal pada 1882, ia tak menyaksikan penemuan-penemuan fosil-fosil di
sekeliling hominid (makhluk mirip manusia) yang menunjukkan apa yang digagas Darwin
mungkin benar : evolusi. Fosil-fosil yang ditemukan Dubois dan banyak ahli lainnya pada abad
ke-20 telah dapat menunjukkan bahwa telah terjadi evolusi dari hominid paling primitif ke
hominid paling modern dan mungkin juga manusia modern. Bahwa teori evolusi menimbulkan
converted by Web2PDFConvert.com
ekskavasi arkeologi sangiran
(widianto dan simanjuntak,
2009)
kontroversi yang besar saat Darwin hidup tentu salah satunya karena bukti-bukti fosil saat itu
belum ditemukan. Meskipun bukti2 fosil telah sedemikian terang menunjukkan bahwa evolusi
adalah fakta, sampai sekarang pun masih terjadi pro dan kontra evolusi itu. Peperangan
menjadi lebih seru lagi ketika kaum kreasionis Kristen maupun Islam maju serentak menyerang
para evolusionis.
Saat buku kiriman Pak Budianto Toha datang, saya sedang
membaca sebuah buku yang baru diterjemahkan
Kepustakaan Populer Gramedia Evolusi (Februari, 2010)
yang ditulis oleh seorang ahli yang berkontribusi signifikan
kepada teori evolusi modern, Ernst Mayr. Mayr menulis
buku komprehensif tentang evolusi ini pada tahun 2001
saat usianya 97 tahun (bukan main). Geologi tentu erat
berkaitan dengan evolusi yang dikemukakan Darwin,
Darwin terinspirasi mengemukakan teorinya karena
geologi, dan geologi juga yang berkontribusi saat ia
menyusun teorinya (lihat tulisan saya di Berita IAGI
terakhir -edisi 2/2009 terbit saat PIT IAGI di Semarang-
tentang bagaimana peranan Charles Lyell, salah satu bapak
geologi modern, berkiprah saat Darwin menyusun
teorinya).
Bab kedua buku Sangiran Menjawab Dunia menerangkan
lebih jauh lagi tentang evolusi hominid yang disusun berdasarkan penemuan seluruh fosil
hominid di seluruh dunia : di Afrika, di Eropa, di Asia sampai di Jawa. Maka di dalam bab ini,
tentu ada penjelasan tentang hominid paling primitif Australopithecus afarensis, kemudian
berturut-turut dijelaskan tentang A. africanus hominid pemburu pertama, A. robustus yang
berbadan kekar; lalu genus baru Homo muncul sebagai Homo habilis yang mulai membuat
perkakas dari batu (terkenala sebagai kebudayaan Olduvai/Oldowan) dan akhirnya si hominid
terkenal yang pintar bertukang dan pengembara pertama keluar dari Afrika : Homo erectus.
Diceritakan pula di bab ini tentang Homo neanderthalensis dan Homo crromagnon yang hidup di
Eropa sampai akhirnya Homo sapiens tertua yang muncul juga di Afrika sebelum mereka
bermigrasi ke seluruh dunia. Bab ini dengan jelas menunjukkan timeline sejak Australopithecus
afarensis (sekitar 7 Ma-juta tahun yang lalu) sampai suatu saat secara serentak pada 0,035 Ma
(35.000 tahun yang lalu) muncul jenis baru manusia bernama Homo sapiens sapiens. Perjalanan
panjang menuju manusia modern, tulis Widianto dan Simanjuntak (2009).
Bab tiga buku Sangiran Menjawab Dunia mulai mengkhususkan pembahasan kepada Homo
erectus, jenis hominid penghuni Sangiran, tetapi bab ini belum membahas Sangiran, baru
membahas bagaimana pola kehidupan Homo erectus berdasarkan artefak-artefak yang
ditinggalkannya. Dari artefak-artefak inilah para ahli arkeologi menyimpulkan suatu pola
kehidupan. Bila ada fosil2 hominid pembuat artefak itu ditemukan, tentu sangat baik, dan itu
terjadi di Sangiran. Bab ini menjelaskan bagaimana kapak genggam dibuat Homo erectus. Kapak
genggam merupakan perkakas yang universal dari budaya paleolitikum yang ditemukan tersebar
luas dari Afrika, Eropa sampai Asia. Secara umum, budaya kapak genggam ini disebut sebagai
budaya Acheullian yang mulai muncul di Afrika Timur sejak 1,5 Ma. Bagaimana Homo erectus
mengasah batu yang ditemukannya menjadi kapak dengan berbagai keperluan (penumbuk,
pembelah, penusuk, dsb.) diceritakan di dalam bab ini.
Situs Sangiran yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Sragen dan Karanganyar, Jawa
Tengah mulai diceritakan di bab keempat buku ini dan seterusnya. Situs ini merupakan situs
paling lengkap untuk hunian Homo erectus sejak 1,5 juta tahun yang lalu. Kolonisasi Jawa
diperkirakan sudah berlangsung pada akhir Pliosen (1,8 jt tyl). Bukti-bukti ke arah itu didasarkan
pada penemuan mamalia Archidiskodon berumur Pliosen Atas di situs Bumiayu. Migrasi Homo
erectus melalui jembatan darat pada zaman es mulai terjadi pada Plistosen Bawah dan mulai
menghuni Sangiran pada 1,5 jt tyl. Homo erectus tertua ditemukan di Afrika berumur 1,8 jt tyl.
converted by Web2PDFConvert.com
ekskavasi-arkeologi-sangiran-widianto-
simanjuntak-2009
Situs sangiran ditemukan oleh ahli paleontologi G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1934 melalui
artefak yang ditinggalkan Homo erectus di Desa Ngebung, Sangiran. Saat itu von Koenigswald
ditugaskan Belanda untuk menyusun biostratigrafi Jawa berdasarkan fosil mamalia. Penggalian
yang dimulai pada tahun 1936 lalu menemukan fosil-fosil Homo erectus. Penemuan demi
penemuan pun terjadi terus sampai dasawarsa terakhir ini, membuktikan bahwa Sangiran adalah
situs Homo erectus yang sangat penting.
Penjelasan tentang Sangiran dimulai dengan
menerangkan stratigrafi daerah Sangiran yang di
salah satu formasinya ditemukan banyak fosil
Homo erectus. Lapisan terbawah di Sangiran
disusun oleh lempung biru Formasi Kalibeng
berumur Pliosen Atas (2,4 Ma) berlingkungan
pengendapan laut (dalam). Pengangkatan tektonik
yang disertai aktivitas volkanik mengubah
lingkungan Sangiran menjadi lingkungan rawa. Ini
terjadi pada batas Plio-Pleistosen (1,8 Ma). Breksi
lahar menandai peristiwa ini, yang diendapkan di
atas lempung Kalibeng. Selama sebagai rawa, di
Sangiran diendapkan lempung hitam Formasi
Pucangan yang berlangsung sampai 0,9 Ma. Fosil
paling tua ditemukan di bagian atas endapan ini
berumur 1,0 Ma. Pasti Homo erectus yang lebih
tua daripada ini ada sebab artefaknya yang
berumur 1,2 Ma telah ditemukan. Antara 0.9-0.7
Ma, di sekitar wilayah Sangiran terjadi
pengangkatan kembali; daerah ini kemudian
tererosi dan mengendapkan bahan rombakannya ke wilayah Sangiran berupa pecahan gamping
dan materi volkanik yang terkenal disebut lapisan Grenzbank (lapisan pembatas) sebab lapisan ini
membatasi antara Formasi Pucangan di bawahnya dengan Formasi Kabuh di atasnya. Setelah 0,7
Ma, wilayah Sangiran merupakan daerah penampung endapan volkanik hasil letusan gunungapi-
gunungapi di sekitarnya (Lawu-Merapi-Merbabu purba). Sangiran saat itu telah menjadi daratan.
Di dalam Formasi Kabuh-lah banyak ditemukan fosil Homo erectus dengan umur 700.000-
300.000 tahun. Pada 0,25 Ma diendapkan lagi breksi lahar yang mengakhiri Formasi Kabuh.
Letusan volkanik masih terus terjadi sampai menjelang Resen, mengendapkan pasir volkanik
Formasi Notopuro.
Fosil hominid tertua yang ditemukan di Sangiran saat ini berumur 1 Ma, tetapi artefaknya telah
ditemukan di lokasi Dayu (masih di Sangiran) dan berumur 1,2 Ma. Artinya, masih mungkin
terdapat Homo erectus yang lebih tua daripada 1 Ma. Berdasarkan semua fosil Homo erectus
yang telah ditemukan di Sangiran dan sekitarnya (Kedungbrubus, Sambungmacan, Ngandong,
Trinil, Ngawi), Pak Harry Widianto menyatakan bahwa Homo erectus di Sangiran ini bisa
dikelompokkan menjadi tiga subspesies mengikuti penemuannya di lapisan tertua-termuda. Dari
tua ke muda adalah : (1) Homo erectus arkaik -Plistosen Bawah 1,5-1,0 Ma ditemukan di bagian
atas Formasi Pucangan, (2) Homo erectus tipikal -Plistosen Tengah 0,9-0,3 Ma ditemukan di
seluruh Formasi Kabuh, dan (3) Homo erectus progresif -Plistosen Atas 0,2-0,1 Ma ditemukan di
Formasi Notopuro. Homo erectus progresif tidak ditemukan di Sangiran, tetapi di wilayah2 lebih
hilir dari Sangiran (Kedungbrubus, Sambungmacan, Ngandong, Trinil, Ngawi).
Mengapa Homo erectus progresif tidak
ditemukan di Sangiran ? Karena tak lama setelah
pengendapan Notopuro, terjadi mud volcanism
di Sangiran, sehingga subspesies selanjutnya
bermigrasi ke wilayah lebih hilir dan
ditemukanlah fosil-fosilnya di sana, termasuk
yang pertama kali ditemukan Dubois di Trinil.
Begitulah kira-kira hipotesis yang saya
kemukakan dalam makalah yang dipresentasikan
di PIT IAGI 2008 (Sangiran Dome, Central Java :
Mud Volcanoes Eruption, Demise of Homo erectus erectus and Migration of Later Hominid)
Secara singkat, Pak Harry dan Pak Truman pun melanjutkan cerita Sangirannya dengan fosil-fosil
binatang besar yang ditemukan di Sangiran. Bila Homo erectus hanya ditemukan di lapisan
bagian atas Pucangan dan Kabuh; berbagai fosil vertebrata ditemukan di semua lapisan (Kalibeng,
converted by Web2PDFConvert.com
Pucangan, grenzbank, Kabuh, Notopuro). jenis vertebrata yang paling sering ditemukan adalah
jenis-jenis gajah purba, rusa, kerbau, sapi, banteng dan badak. Sebagian binatang ini sezaman
dengan Homo erectus, mungkin menjadi binatang-binatang yang diburunya. Penjelasan di
Sangiran diakhiri dengan cerita tentang perjuangan para ahli arkeologi dan Pemerintah Indonesia
untuk menjadikan Sangiran agar diakui sebagai situs warisan budaya dunia. Perjuangan itu
berhasil dengan diakuinya Sangiran oleh Unesco PBB sebagai Warisan Budaya Dunia dengan
nomor 593 (dokumen WHC-96/Conf.201/21) tahun 1996. Pemerintah Indonesia sendiri tentu
saja telah mengakui Sangiran sebagai Kawasan Cagar Budaya sejak 1977 (SK Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nom 070/0/1977).
Bab lima buku Sangiran Menjawab Dunia menerangkan tentang fosil-fosil Homo erectus yang
ditemukan di luar Sangiran, dimulai dengan fosil yang ditemukan Dubois di Trinil, di
Kedungbrubus tempat pelukis Raden Saleh pernah menggali fosil-fosil vertebrata yang banyak
ditemukan di sini dan dipercayai penduduk sebagai sisa peperangan Bharatayudha di padang
Kurusetra, di Perning Mojokerto tempat sebuah atap tengkorak berumur tua (1,8 Ma) ditemukan
dan menimbulkan kehebohan di kalangan para ahli karena ketuaannya sehingga peneraan umur
bocah Perning ini diragukan, di Ngandong tempat Ter Haar dan Oppenoorth menemukan fosil-
fosil yang kemudian dikenal sebagai Homo erectus progresif berumur 300.000 tahun, di
Sambungmacan tempat T. Jacob dan R.P Sujono menemukan fosil berupa atap tengkorak Homo
erectus progresif dan perkakasanya, dan di Patiayam, lereng selatan Muria tempat yang menarik
sebab Sartono menemukan geraham dan
fragmen tengkorak Homo erectus yang diperkirakan seumur dengan Homo erectus tipikal di
Sangiran. Penemuan di Patiayam menarik sebab tempat ini terisolasi dari Sangiran pada zaman
Homo erectus tipikal berkembang. Bagaimana kedua tempat ini (yang pada masa itu terpisah
sebuah selat/laut) bisa dihuni pada saat yang bersamaan tentu menarik secara paleogeografi. Pak
Yahdi Zaim, yang terlibat dalam
penemuan fosil di Patiayam itu tentu bisa bercerita lebih jauh.
Di dalam bab ini dijelaskan
pula penemuan-penemuan
terbaru fosil hominid atau
artefaknya. Yang pertama
adalah fosil yang pernah
membuat heboh itu, yaitu
Homo floresiensis yang
ditemukan di Liang Bua
Flores pada bulan September
2003. Umurnya kini sudah
diketahui : 18.000 tahun dan
disimpulkan sebagai Homo
sapiens purba yang
mengalami pengerdilan
karena paleogeografi pulau
terisolasi, seperti juga fosil gajah kerdil yang ditemukan di sini. Kini, subspesies manusia purba
Flores ini disebut sebagai Homo sapiens floresiensis. Berikutnya, adalah situs-situs hunian
hominid yang disebut Situs Semedo di Pegunungan Serayu Utara, Kecamatan Kedungbanteng,
Tegal. Di sini ditemukan beberapa fosil vertebrata dan perkakas hominid berupa kapak dan
penyerut yang terbuat dari rijang dan batugamping kersikan. Fosil Homo erectus belum
ditemukan di sini. Yang terakhir adalah Situs Bringin di Ngawi, tempat ditemukannya fosil-fosil
vertebrata dan ala-alat batu yang morfologinya sama dengan milik Homo erectus progresif yang
ditemukan di tempat lain. Fosil hominid belum ditemukan di sini.
Bab enam buku ini, yang merupakan bab terakhir, menjelaskan tentang rencana utama (master
plan) pengembangan Situs Sangiran untuk menjadi pusat informasi peradaban manusia purba
bertaraf internasional. Pengembangan ini berusaha sedemikian rupa agar Sangiran yang
merupakan padang gersang ini tetapi yang sesungguhnya memuat informasi yang sangat penting
tentang evolusi manusia dapat dinikmati dengan mudah oleh masyarakat umum. Maka, akan
didirikan pusat-pusat informasi yang terletak dekat situs-situs penggaliannya, dibagi ke dalam
empat klaster (cluster) : klaster Ngebung, Klaster Bukuran, Klaster Dayu dan Klaster Krikilan. Di
setiap klaster akan didirikan berbagai sarana yang akan memudahkan pengunjung memahami
makna paleoantropologi dan
arkeologi Homo erectus, termasuk kesempatan untuk mengamati sendiri tempat-tempat
converted by Web2PDFConvert.com
REPLY
RDP PERMALINK
March 29, 2010
Res serias omnes extollo ex hoc die in alium diem adalah kata-kata Platius,
penulis Yunani tahun 495 AD yang maknanya lebih kurang : apa-apa yang
terasa susah pada hari ini (masa ini) belum tentulah susah pada hari lain
(masa depan maksudnya). Itu rasanya cocok untuk menyebut penerimaan
orang akan teori evolusi. Dan, orang yang tak ingin diyakinkan, percumalah
diyakinkan.
REPLY
anam PERMALINK
June 27, 2010
kami senang masih banyak yang peduli pada negeri ini
REPLY
yosri PERMALINK
August 16, 2010
salam kenal pak,,
saya ingin menanyakan, kenapa formasi di sangiran di rubah namanya,
dimana sebelum nya formasi sangiran sama dengan nama formasi di
pegunungan gendeng..
terima kasih atas jawaban nya ya pak..?
REPLY
hartono wicitrokusumo,ir,mm PERMALINK
August 22, 2010
Sangiran sebagai pusat peradaban dunia dimasa purba. Apakah belum
ditemukan hasil karya nenek moyang kita itu. Kami yakin pasti ada yang
spektakuler. Mereka pasti perkasa, karena bisa hidup bersama hewan-hewan
yang berukuran raksasa. Tuhan telah me-rahmat-i nya sehingga bisa
menurunkan kita-kita yang berada diabad sekarang. Dari adanya fosil-fosil
binatang laut yang ada, apakah menandakan banjir besar dikala nabi Nuh
melanda sampai Sangiran? Maaf, ini pertanyaan orang awam yang kurang
belajar arkeologi. Semangat terus para arkeolog kita. Indonesia semestinya
menjadi mercusuar dunia!
haruna sackura PERMALINK
September 20, 2010
pak salam kenal nama saya harunasaya seorang pelajar.bolehkah saya
tnya..kalau TEORI DARWIN mengatakan cikal bakal manusia adalah
ekskavasi (lubang penggalian) tempat para ahli mencari fosil dan artefak Homo erectus.
Demikian, buku Sangiran Menjawab Dunia karya Dr. Harry Widianto dan Prof. Dr. Truman
Simanjuntak. Seratus individu yang telah ditemukan di Sangiran memang telah menjawab dunia,
yang bertanya tentang bukti evolusi.
Res serias omnes extollo ex hoc die in alium diem
from Archeology , Rev iew buku, Rupa-rupi
39 Responses leave one
converted by Web2PDFConvert.com
REPLY
indra PERMALINK
April 26, 2012
Darwin memang tidak pernah menyebut langsung bahwa
manusia berevolusi dari kera, tetapi tidak salah jika
sebagian orang menerjemahkannya demikian. Darwin
meyakini bahwa semua mahluk hidup berasal dari satu sel
purba (satu nenek moyang) dan kemudian berevolusi secara
fisik menuju bentuk yang semakin sempurna. Artinya,
manusiasebagai mahluk yang paling sempurnajuga
merupakan hasil evolusi dari mahluk lain. Hal tsb yang
umumnya tidak bisa diterima oleh banyak pihak. Setiap
mahluk hidup adalah spesial, diciptakan secara khusus oleh
Tuhan, terlebih manusia yang ditangani Tuhan dengan
perlakuan istimewa.
Hingga saat ini, teori evolusi darwin belum dapat dibuktikan.
Sekalipun banyak mahluk hidup memiliki kemiripan ciri fisik,
tetap bisa dikategorikan sebagai mahluk yang berbeda.
REPLY
Julimar PERMALINK
September 26, 2010
Ada yang perlu diluruskansetahu saya Darwin tidak pernah
mengatakan bahwa kera adalah nenek moyang manusia. Dia
hanya mengatakan bahwa kera dan manusia memiliki
nenek moyang yang sama. Darwin mendasarkan pikirannya
ini pada banyaknya kesamaan morfologi antara kera dengan
manusia.
REPLY
kera.MENGAPA SEKARANG MASIH ADA KERA, BUKANNYA IKUT
MENJADI MANUSIA?terima kasih atas jawabanya
REPLY
agam r PERMALINK
October 1, 2010
Bapak pengasuh Web Yth.
Salam kenal..
Mohon ijin untuk meng-copy artikel ini untuk ditayangkan di web
indonesiakuno,
terimakasih banyak.
-agam-
Achmadeus PERMALINK
October 17, 2010
Apakah kehidupan masa lalu ada pembiasaan manusia untuk berjalan tegak
saat lingkungan dimana mereka hidup ada dlm habitat perburuan hewan
predator purba ( ? ) Atau mereka terbiasa merunduk ketika predator mulai
punah ( ? ) ,masihkah ada manusia moderen di zaman kini orang berjalan
merunduk tanpa alasan? Atau adakah benang merah antara kuda di darat dgn
converted by Web2PDFConvert.com
REPLY
kuda laut? Mengapa mereka mirip secara fisik, apakah evolusi menjelaskan
sirip kuda laut adalah hasil adaptasi ? Tidakah kemiripan di alam ini adalah
hal yang wajar dan biasa, seperti juga manusia dan kera memiliki kesamaan.
Karena akal dan kecerdasan manusia bisa meninggalkan masa2
peradabannya tanpa merubah bentuk fisik. Bagaimana dengan kera? Apakah
bercita2 mencerai pohon agar dapat terbiasa menapak tanah lantas dapat
berjalan spt manusia? Gajah saja tak pernah punya niat merubah fisik meski
dpt predikat hewan cerdas. Wallahu alam bissawab.
REPLY
agus supriyanto PERMALINK
March 22, 2011
sya punya uneg uneg harusnya sangiran bisa menjadi wisata andalah tuk
sragen. sangiran adalh sejarah ekosistem yang tiada taran nilanyakita
harus bisa mengemas dengan apik bagai mana sangiran bisa menjadi wisata
dunia.ini memang tidak gampang..tapi saya yakin klau ini bisa dikelola
dengan serius..sragen akan makmur..
bagai mana Pk Agus bupati sekarang..??????????????????????
REPLY
sommarosy PERMALINK
April 1, 2011
saya ingin dapatkan buku tersebut untuk koleksi perpustakaan gratis somma
di desa saya .jika bapk yang terkait ada kesediaan untuk menyumbangkan
mohon dikirim ke Perpustakaan SOMMA an Bpk Isomuddin RT 06 RW04
Kirig Mejobo Kudus 59381.terima kasih
REPLY
aristian PERMALINK
May 24, 2011
yang percaya ya percayalah, namun yang menjadi pertanyaannya adalah;
akankan kelak manusia bisa berevolusi menjadi manusia yang bersayap dan
bisa terbang?, bukankan sudah disebutkan dalam kitab suci bahwa bentuk
yang ini adalah yang paling sempurna. apakah itu tidak berarti bahwa bentuk
manusia dari awal diciptakan ya begini/begitu keadaannya. Itu firman
Tuhan, bukan kata siDarwin yang mengaku keturunan siKera.
Tetapi terserahlah. silahkan difikirkan dengan logika Oke?
REPLY
Darmanto PERMALINK
December 6, 2011
OK saya salut dengan ahli Paleontologi dan Geologi bekerja untuk Sangiran
yang mendunia
Darmanto PERMALINK
December 6, 2011
OK saya salut dengan ahli Paleontologi dan Geologi bekerja untuk Sangiran
yang mendunia. Semoga menjadi daya tarik sendiri sebagai informasi di
masa lampau.
converted by Web2PDFConvert.com
REPLY
Dari: Darmanto tinggal di Pangkah Tegal
REPLY
haninunona PERMALINK
January 13, 2012
mau tanya , mengapa di sangiran di temukan banyak fosil ?
> ada tempat tertentu yg mampu menyimpan
(preserves) sisa-sisa mahluk hidup yg nantinya akan
menjadi fosil. Misalnya di rawa-rawa, atau tempat yg
sedimennya halus. Pada jaman dahulu (2 juta tahun lalu)
daerah sangiran berupa rawa yg sedimennya halus,
lempung
.
REPLY
azadirra PERMALINK
January 13, 2012
like it..!!
REPLY
yhunda PERMALINK
January 23, 2012
asalam pak
sya mohon izin copy artikel yah pak..soalx mau di persentasikan di skolh !
Awam PERMALINK
November 1, 2012
Mas, sejarah itu tidak bisa dihapus.
Nah pada tahun-tahun itu (saat ditemukannya fosil2
tersebut) memang tidak ditemukan orang yang seperti
sekarang.
REPLY
Fadly PERMALINK
January 24, 2012
Anda meyakini teori Darwin, berarti anda juga secara langsung meyakini
bahwa leluhur anda adalah monyet.
Saya tidak setuju teori darwin. Sesungguhnya teori ini amat sangat
menyesatkan.
Saya masih menganggap, 1.000.000 generasi leluhur saya dan lebih tua lagi
adalah manusia murni meskipun dengan peradaban yang berbeda..
Mohon jangan dipaksakan kepada orang lain untuk meyakini leluhurnya
adalah monyet, sebagaimana anda percaya bahwa leluhur anda adalah
seperti itu.
converted by Web2PDFConvert.com
REPLY
Ini justru tidak dipaksakan, karena berdasarkan runut waktu.
REPLY
Kemal Sayful R PERMALINK
January 26, 2012
Fondasi dasar pemahaman tonggak sejarah peradaban manusia ini adalah
Teori Evolusi Darwin. Inti teori Darwin adalah bahwa makhluk hidup
berevolusi dari generasi ke generasi melalui proses seleksi alam, termasuk
manusia. Disimpulkan bahwa manusia pada masa pra-sejarah memiliki
tingkat kemampuan otak serta peradaban yang rendah atau primitif. Bukti-
bukti evolusi tengkorak dan fosil manusia pra-sejarah diklaim untuk
mengukuhkan bahwa peradaban masa kini adalah hasil dari evolusi pra-
sejarah yang jauh terbelakang. Charles Dawson, ahli palaentologi mengklaim
menemukan sebuah tulang rahang dan fragmen tengkorak di Piltdown,
Inggris pada tahun 1912. Tulang yang kemudian dijuluki Manusia Piltdown
ini mirip tulang rahang hewan, namun gigi dan tengkoraknya seperti milik
manusia. Ketika ditemukan, para arkeolog memperkirakan tulang manusia
Piltdown berumur 500.000 tahun.
Pemikiran dengan bukti-bukti artefak itu yang dijadikan dasar untuk
membedakan antara masa kini yang dilihat sebagai peradaban modern
karena memiliki teknologi yang maju, perilaku yang berperikemanusiaan
serta menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia peradaban pra-sejarah yang
kuno, berteknologi rendah, berperilaku barbarian atau tidak beradab.
Modern menjadi satu identitas baru sebagai syarat untuk dikatakan lebih
beradab dan memiliki peradaban. Modernisasi menjadi arahan dan mesin
penggerak peradaban karena diidentikan dengan kebaruan dan kemajuan.
Modern pun menjadi kata sifat yang juga dilekatkan dalam gaya hidup dan
etos kerja manusia, yang dinamis, cepat, praktis dan profesional.
Namun demikian, bukti-bukti sejarah yang baru ditemukan mulai
mempertanyakan pemahaman yang mengdikotomikan sejarah dan pra-
sejarah dan soal peradaban manusia itu sendiri. Banyak ilmuwan yang
memberikan bukti bahwa teori Darwin layak untuk diragukan. Pada tahun
1953, hasil pengujian secara menyeluruh terhadap fosil tersebut
menunjukkan kepalsuannya. Tengkorak itu berasal dari manusia yang hidup
beberapa ribu tahun yang lalu, sedangkan tulang rahangnya berasal dari
bangkai kera yang baru terkubur beberapa tahun. Agar terlihat mirip
manusia, gigi-giginya ditambahkan dan persendiannya disumpal. Fosilpun
diwarnai dengan potasium dokromat agar tampak kuno. Riset lain
menunjukkan rekaman fosil yang merobohkan Teori Evolusi. Temuan tim
riset University of California mengungkap sebuah bukti bahwa manusia dan
simpanse berevolusi secara terpisah.
REPLY
Jefry PERMALINK
January 30, 2012
Saya suka membaca hal2 yang berhubungan dengan dunia arkeologi dan
sangat puas membaca semua ulasan yang bapak sampaikan di blog ini
Teruslah menggali dan menggali misteri supaya Indonesia lebih maju lagi,
saya selalu mendukung anda..
Subiyanto PERMALINK
February 2, 2012
Penemuan ilmiah yang luar biasa.Tentu akan menjadi bahan diskusi yang
menarik dengan para penganut agama samawi, terutama tentang teori
converted by Web2PDFConvert.com
REPLY
penciptaan manusia.Salam Sukses!
REPLY
wahyu nurhidayat PERMALINK
February 29, 2012
salam kenal pakk.. saya wahyu seorang mahassiswa jurusan teknik
informatika, saya sangat ingin sekali mengemas teori tengtang manusia
purba kedalam sebuah media informatika, dengan tujuan agar lebih banyak
masyarakat yang berminat untuk mempelajarinya, akan tetapi saya kesulitan
untuk mendapatkan materi dan teorinya karena perijinan penelitian di
sangiran juga agak sulit,..
REPLY
nove PERMALINK
May 22, 2012
manusia purba yang ada diartikel diatas bentuknya mirip seperti kera dan
ditemukan baik diluar dan didalam negri. Tapi bukan kan menurut Al Quran
manusia pertama itu adam dan hawa yang bentuknya manusia seperti kita.
Jadi apakah benar yang ditemukan itu manusia purba atau fosil gorila purba
yang mirip seperti mausia, gorila juga bentuknya besar dan secara fisik mirip
seperti manusia. mohon penjelasannya. terima kasih
REPLY
mamat PERMALINK
June 30, 2012
kalu sya berpendapat itu posil manusia biasa.dan bisa jadi dia adalah
manusia atlantic.karen saya yakin pulau jawa serpihan dari benua atlantic
REPLY
edie sudono PERMALINK
July 21, 2012
Tuaan mana adam-hawa sama manusia purba ya?
REPLY
edie sudono PERMALINK
July 21, 2012
Tak mau tahu adalah kebodohan, asal percaya adalah kebodohan, katanya
berfikir tapi pikiran tidak digunakan. Kenyataan adalah kenyataan. Ataukah
illusi di dalam illusinya illusi seperti teori relativitas.
REPLY
Kgs M Arief Hidayat PERMALINK
September 30, 2012
I Like It
DRS. H. Kgs M Arief Hidayat Spd PERMALINK
converted by Web2PDFConvert.com
REPLY
September 30, 2012
saya mau tanya mas siapa yang tau
mengapa sangiran menjadi terkenal di dunia
&
mengapa kelestarian situs sangiran harus kita jaga? jelaskan !
kalau tau kirim jawaban nya ke Email saya Ariefhidayat_arif@yahoo.com
atau kirim ke twitter saya @Ariefhidayat_71
JWB Ya
,
,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.
REPLY
Kgs M Arief Hidayat PERMALINK
September 30, 2012
JWB NYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA PLISSS
REPLY
Ando Harapan Gurning PERMALINK
January 9, 2013
Teori Evolusi Darwin menjadi rumusan sementara tentang kemajuan alam
semesta. Bila teori ini ditempatkan dengan penemuan arkeologis-sangiran,
maka kemajuan kemanusiaan Sangiran bergerak ke mana ya? mudah-
mudahan makin kita temukan.
REPLY
disa PERMALINK
February 25, 2013
apakah bner kalau dlu tu nenek moyang nya seekor kera ..??????
dhiia PERMALINK
October 6, 2013
seharusnya agama adalah pedoman hidup seorang manusia
dalam setiap tindakannya termasuk dalam mempelajari
pengetahuan (termasuk sains)
apakah anda tidak mengakui bahwa sebuah keyakinan
harusnya bisa dibuktikan dengan penjelasan yang rasional ??
perlu anda tahu,, orang2 yang mempelajari sains tanpa bekal
agama akan melahirkan saintis yang gak bermoral. karena
yang ada dipikiran dan cara hidupnya hanya materi yang
tiada habisnya
REPLY
Tito PERMALINK
October 1, 2013
Menurut saya, jangan mempersangkutkan ilmu agama/religi dengan ilmu
pengetahuan karena sudut pandang ilmu agama dan ilmu pengetahuan tidak
sejalan. karena ilmu pengetahuan menuntut penjelasan yang rasional,
sedangkan agama menuntut keyakinan.
converted by Web2PDFConvert.com
REPLY
itu malah tidak rasional mereka mencoba menggali rahasia
alam tanpa menggunakan pedoman agama sebagai mengukuh
iman
bisa2 nanti akan ada orang2 saintis yang mencari tahu Tuhan
itu terbuat dari apa naudzubillah
perdebatan itu akan tiada habisnya karena sebenarnya
pedoman atau ideologi berfikir mereka itu gak rasional.
karena tanpa agama..
sampai sekarangpun teori evolusi yang menyatakan
manusia itu evolusi dari kera bisa dipatahkan karena tidak
ada penghubung antargen
REPLY
Felice Dorothy PERMALINK
October 18, 2013
Apa manfaat belajar materi manusia purba Sangiran dan Trinil bagi
kehidupan sekarang dan yang akan datang ? Terima kasih
REPLY
pramono PERMALINK
November 6, 2013
sebenarnya fosil-fosil selain manusia kera yang di temukan hingga saat ini
berjumlah ribuan, di antaranya telah berumur 150 jt-250 jt tahun, seperti
ikan coleacanth yang di anggap sebagai moyangnya ikan-ikan modern, yang
terlihat di fosil 150 jt tahun yang lalu bentuknya masih sama dengan
coleacanth yang di temukan nelayan pada tahun 1930, padahal ikan tersebut
telah di nyatakan punah, demikian juga fosil kelelawar, laba-laba, semut,
tawon dll mempunyai bentuk yang persis dengan hewan-hewan sekarang.
jadi teori evolusi secara langsung tidak terbukti kebenarannya berdasarkan
penemuan-penemuan fosil tersebut. sementara penemuan eugene dubois
yang menyimpulkan fosil dari sangiran (gigi, tengkorak, tulang paha kiri)
sebagai bukti adanya manusia-kera saya kira sangat lemah sekali, bagaimana
kesimpulan bisa di tarik dari bukti-bukti yang sangat minim dan terbatas
tersebut ???
mudjiono PERMALINK
January 15, 2014
sebagai orang awam sangat sulit memahami teori evolusi, namun dengan
mudah menolak teori itu. sementara ilmuwan termasuk ahli geologi,
arkeologi tentunya tidak mudah menolak teori evolusi, karena didukung
data, fosil, dan sudah tentu melalui penelitian yang panjang. Charles Darwin
dapat mengutarakan teori evolusi setelah berpayah-payah mengikuti
penjelajahan ilmiah kapal Beagle dari 1831-1836, dari Inggris menjelajah
sampai kep Galapagos samudera Pacific , menelusuri pantai Amerika Selatan
bagian barat dan timur. bagi ilmuwan untuk menolak teori evolusi, tentu saja
harus melalui cara yang sama seperti yang ditempuh Charles Darwin.
pertanyaannya, sekarang para penentang teori evolusi apa ada yang
bersedia membiayai dan mendukung penelitian tentang asal-usul manusia.
bagi umat beragama yang meyakini ajaran agamanya sangat bijak jika
beriman pada kitab suci tanpa harus memusuhi para ilmuwan yang
berpegang pada teori evolusi. Al Quran sendiri tidak menyatakan Adam
sebagai manusia pertama di bumi, tetapi sebagai khalifah pertama di bumi.
converted by Web2PDFConvert.com
Copy right 201 4
REPLY
REPLY
bocah petualang PERMALINK
February 5, 2014
Saya coba cari-cari bukunya di toko-toko online tapi ga ada? Kira-kira di
mana saya bisa mendapatkannya?
REPLY
retno PERMALINK
April 30, 2014
bapak pengasuh yth. saya retno yg kebetulan wong magetan tetangganya
ngawi dan kebetulan punya koran di bali namanya Pos Bali. Mohon ijin kalau
ada artikel-artikelilmiah populer di blog ini apakah boleh kami publikasikan
di koran kami??? terimakasih.
salam,
retno
Leave a Reply
Name: (required):
Email: (required):
Website:
Comment:
Note: You can use basic XHTML in your comments. Your email address will never be published.
Subscribe to this comment feed via RSS
Submit Comment
Vigilance Theme by The Theme Foundry
converted by Web2PDFConvert.com

Anda mungkin juga menyukai