Anda di halaman 1dari 22

PEMBENTUKAN KATA

Proses pembentukan kata atau proses morfemis adalah


proses pembentukan kata dari satuan lain yang
merupakan dasar atau bentuk dasarnya.
Dalam bahasa Indonesia kata umumnya dibentuk
melalui tiga macam pembentukan, yaitu afiksasi,
reduplikasi, dan komposisi.
Afiksasi (Pengimbuhan)
Proses Pembubuhan afiks (imbuhan) pada suatu bentuk
dasar. Kata yang terbentuk dari proses ini disebut kata
berimbuhan.
bertemu kepemimpinan
tidurkan gemuruh

Afiks bahasa Indonesia dibedakan atas prefiks, infiks,


sufiks, konfiks, dan simulfiks.
(1) Prefiks (awalan)
Awalan adalah bentuk terikat yang diimbuhkan di awal bentuk
dasar. Awalan dalam bahasa Indonesia meN-, peN-, per-, ber-, ter-
, di-, ke-, dan se-.

1) Awalan meN-
Awalan meN- memiliki alomorf me-, mem-, men-, meng-, meny-,
dan menge-.

a. Awalan meN- berubah menjadi me- jika diimbuhkan pada bentuk


dasar yang berfonem awal
/m/,/n/,/l/,/r/,/ng/,/ny/,/w/,dan/y/.
Contoh:
meN- + lirik melirik
meN- + mantapkan memantapkan
meN- + netralisasi menetralisasi
b. Awalan meN- berubah menjadi mem- → /f/,/p/,dan /b/.
Contoh:
meN- + banting membanting
meN- + fokus memfokus
meN- + pukul memukul

c. Awalan meN- berubah menjadi men- → /t/,/d/,/c/, dan /j/.


Contoh:
meN- + tempuh menempuh
meN- + cuci mencuci
meN- + jenguk menjenguk
meN- + dinginkan mendinginkan
d. Awalan meN- berubah menjadi meng- → /a/,/i/,/u/,/e/,
/o/,/g/,/h/, dan /k/.
Contoh:
meN- + ajar mengajar
meN- + edit mengedit
meN- + emban mengemban
meN- + uji menguji
meN- + ketik mengetik
e. Awalan meN- berubah menjadi meny- → /s/.
Contoh:
meN- + siapkan menyiapkan
meN- + samping menyamping
meN- + sakiti menyakiti
f. Awalan meN- berubah menjadi menge- → bentuk dasar
bersuku satu.
Contoh:
meN- + bor mengebor
meN- + cat mengecat
2) Awalan peN-
Awalan peN- memiliki alomorf (kaidah morfofonemik)
yang sama dengan awalan meN-.
Contoh:
peN- + netral penetral
peN- + lebur pelebur
peN- + tempuh penempuh
peN- + cuci pencuci

Catatan:
Bentuk dasar yang berfonem awal /k/,/p/,/t/, dan /s/ luluh
jika diimbuhkan awalan meN- dan peN-.
3) Awalan per-
Awalan per- memiliki alomorf pe- dan pel-.

a. Awalan per- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada


bentuk dasar yang berfonem awal /r/.
Contoh:
per- + rasa perasa
per- + rekat perekat
per- + redam peredam

b. Awalan per- berubah menjadi pel- → bentuk dasar ajar.


Contoh:
per- + ajar pelajar
4) Awalan ber-
Awalan ber- memiliki alomorf be- dan bel-.

a. Awalan ber- berubah menjadi be- jika diimbuhkan pada


bentuk dasar yang berfonem awal /r/ dan yang suku
pertamanya /er/.
Contoh:
ber- + runding berunding
ber- + rantai berantai
ber- + kerja bekerja

b. Awalan ber- berubah menjadi bel- jika diimbuhkan pada


bentuk dasar ajar.
ber- + ajar belajar
5) Awalan ter-
Awalan ter- memiliki alomorf te-.
Awalan ter- berubah menjadi te- jika diimbuhkan pada
bentuk dasar yang berfonem awal /r/ dan (kadang-
kadang) yang suku pertama /er/.
Contoh:
ter- + rasa terasa
ter- + pergok tepergok
ter- + renggut terenggut
6) awalan di-, ke-, se-
Awalan di-, ke-, se- tidak mempunyai alomorf sebagaimana
awalan-awalan lain.
Contoh:
di- + ambil diambil
ke- + tua ketua
se- + Aceh se-Aceh
(2) Infiks (Sisipan)
Sisipan adalah bentuk terikat yang diimbuhkan ditengah
bentuk dasar. Sisipan yang terdapat dalam bahasa
Indonesia adalah –el-, -er-, -em-, dan –in-.
Contoh:
-el- + tunjuk telunjuk
-er- + gigi gerigi
-em- + tali temali
-in- + kerja kinerja

(3) Sufiks (Akhiran)


Akhiran adalah bentuk terikat yang diimbuhkan di akhir
bentuk dasar. Akhiran dalam bahasa Indonesia adalah -an,
-kan, dan –i.
1) Akhiran –an
Akhiran –an tidak mengalami perubahan jika
diimbuhkan pada bentuk dasar apa pun.
Contoh:
-an + temu temuan
-an + baca bacaan

2) Akhiran –kan
Akhiran –kan juga tidak mengalami perubahan jika
diimbuhkan pada bentuk dasar apa pun.
Contoh:
-kan + tambah tambahkan
-kan + menyanyi menyanyikan
3) Akhiran –i
Akhiran –i juga tidak mengalami perubahan jika
diimbuhkan pada bentuk dasar apa pun.
Contoh:
-i + perang perangi
-i + tembak tembaki

Akan tetapi, bentuk dasar yang berfonem akhir /i/ tidak


dapat diimbuhkan akhiran -i.
Contoh:
-i + beli belii*
-I + caricarii*
(4) Gabungan (Awalan dan Akhiran)
Gabungan adalah bentuk terikat yang diimbuhkan di awal dan
di akhir bentuk dasar. Gabungan yang terdapat dalam bahasa
Indonesia ber-an, peN-an, per-an, ke-an. Jika gabungan itu tidak
dapat dipisahkan disebut konfiks. Akan tetapi, jika gabungan itu
masih dapat dipisahkan disebut simulfiks.

Contoh:
1) gabungan ber-an
ber-an + datang berdatangan
2) gabungan peN-an
peN-an + alam pengalaman
3) gabungan per-an
per-an + juang perjuangan
4) gabungan ke-an
ke-an + ada keadaan
Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses morfologis atau proses morfemis
yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan,
secara sebagian, maupun dengan perubahan bunyi.

Secara konkret kata ulang dibedakan atas lima macam.


(1) kata ulang murni
Contoh:
cantik-cantik lari-lari
empat-empat rumah-rumah
(2) kata ulang berimbuhan
Contoh:
berjalan-jalan mempermain-mainkan
turun-temurun guna-gunai
(3) kata ulang berubah bunyi
Contoh:
bolak-balik porak-poranda
kedap-kedip ramah-tamah
(4) kata ulang semu
Contoh:
agar-agar kura-kura
hati-hati tiba-tiba
(5) kata ulang dwipurwa
Contoh:
dedaunan rerumputan
lelaki tetamu
Proses terjadinya kata ulang berimbuhan adalah
(1) terjadi bersamaan dengan afiksasi
Contoh:
bermeter-meter
berton-ton
(2) reduplikasi terjadi terlebih dahulu
Contoh:
berlari-lari
mengingat-ingat
(3) afiksasi terjadi terlebih dahulu
Contoh:
kesatuan-kesatuan
memukul-mukul
Makna kata ulang, yaitu
(1) menyatakan ‘banyak, semua, seluruh, misalnya, buku-
buku;
(2) menyatakan ‘banyak bermacam-macam’ misalnya, buah-
buahan;
(3) menyatakan ‘banyak dengan ukuran satuan yang disebut
kata dasarnya’ misalnya, berkilo-kilo;
(4) menyatakan ‘banyak yang disebut kata dasarnya (kata
sifat)’ misalnya, tipis-tipis;
(5) menyatakan ‘agak, sedikit bersifat’ misalnya, kemerah-
merahan;
(6) menyatakan ‘menyerupai’ misalnya, kucing-kucingan;
(7) menyatakan ‘benar-benar,sungguh-sungguh’misalnya,
jauh-jauh;
(8) menyatakan ‘meskipun, walaupun’ misalnya, panas-
panas;
(9) menyatakan ‘berulang-ulang,seringkali’ misalnya,
menarik-narik;
(10)menyatakan ‘saling, berbalasan’ misalnya tembak-
menembak;
(11)menyatakan ‘santai’ misalnya, tidur-tiduran;
(12)menyatakan ‘paling’ misalnya, sepandai-pandai;
Komposisi (Kata Majemuk)

komposisi adalah hasil dari proses penggabungan morfem


dasar dengan morfem dasar, baik morfem bebas maupun
morfem terikat sehingga terbentuk sebuah konstruksi
(bentuk lain) yang memiliki identitas leksikal yang berbeda
atau yang baru. Kata yang terbentuk dari proses ini disebut
kata majemuk.

Contoh:
kaki tangan lalu lintas
kolam renang rumah sakit
Catatan:
Perlu dibedakan pengertian kata majemuk dan frasa
kata majemuk membentuk satu kesatuan makna.

rumah makan banyak makan


sabun mandi malas mandi
sapu tangan tua muda

Anda mungkin juga menyukai