Anda di halaman 1dari 25

BENTUK DAN DIKSI

Dian Sari A. Pekuwali, M.Pd.


A. PEMBENTUKAN KATA

Proses pembentukan kata atau proses morfemis adalah


proses pembentukan kata dari satuan lain yang merupakan
dasar atau bentuk dasarnya.
Dalam bahasa Indonesia, kata umumnya dibentuk
melalui tiga macam pembentukan, yaitu afiksasi,
reduplikasi, dan komposisi.
Lanjutan ...

1) Afiksasi (Pengimbuhan)
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks (imbuhan) pada suatu
bentuk dasar. Kata yang terbentuk dari proses ini disebut kata
berimbuhan.
bertemu kepemimpinan
tidurkan gemuruh

Afiks bahasa Indonesia dibedakan atas prefiks, infiks, sufiks,


konfiks, dan simulfiks.
Lanjutan ...
(1) Prefiks (awalan)
Awalan adalah bentuk terikat yang diimbuhkan di awal bentuk dasar.
Awalan dalam bahasa Indonesia, yaitu meN-, peN-, ber-, ter-, di-, ke-, dan
se-.
(a) Awalan meN- memiliki alomorf me-, mem-, men-, meng-, meny-, dan
menge-
 Awalan meN- berubah menjadi me- jika diimbuhkan pada bentuk
dasar yang berfonem awal /m/,/n/,/l/,/r/,/ng/,/ny/,/w/,/,dan/y/.
Contoh:
meN + lirik → melirik
meN + mantapkan → memantapkan
meN + netralisasi → menetralisasi
Lanjutan ...
 Awalan meN- berubah menjadi mem- jika dilekatkan pada bentuk
dasar berfonem awal /f/,/p/,dan/b/.
Contoh:
meN + banting → membanting
meN + fokus → memfokus
meN + pukul → memukul

 Awalan meN- berubah menjadi men- → /t/,/d/,/c/,/dan/j/.


Contoh:
meN + tempuh → menempuh
meN + cuci → mencuci
meN + jenguk → menjenguk
meN + dinginkan → mendinginkan
Lanjutan ...
 Awalan meN- berubah menjadi meng- jika dilekatkan pada bentuk dasar berfonem
awal /a/,/i/,/u/,/e/,o/,/g/h/,dan/k/.
Contoh:
meN + ajar → mengajar
meN + edit → mengedit
meN + emban → mengemban
meN + uji → menguji

 Awalan meN- berubah menjadi meny- → /s/.


Contoh:
meN + siap → menyiapkan
meN + samping → menyamping
meN + sakiti → menyakiti
Catatan:
Bentuk dasar yang bermorfem awal /k/,/p/,/t/,dan/s/ luluh (hilang) jika
diimbuhkan awalan meN- dan peN-.
Lanjutan ...
(b) Awalan meN- memiliki alomorf me-, mem-, men-, meng-, meny-,
dan menge-
Awalan peN- memiliki alomor (kaidah morfofonemik) yang sama
dengan awalan meN-.
Contoh:
peN + netral → penetral
peN + lebur → pelebur
peN + tempuh → penempuh
peN + cuci → pencuci

Catatan:
Bentuk dasar yang bermorfem awal /k/,/p/,/t/,dan/s/ luluh (hilang) jika
diimbuhkan awalan meN- dan peN-.
Lanjutan ...
(c) Awalan per- memiliki alomorf pe-, dan pel-
 Awalan per- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada bentuk
dasar yang berfonem awal /r/.
Contoh:
per + rasa → perasa
per + rekat → perekat
per + redam → peredam

 Awalan per- berubah menjadi pel- → bentuk dasar ajar.


Contoh:
per + ajar → pelajar
Lanjutan ...
(d) Awalan ber- memiliki alomorf be-, dan bel-
 Awalan ber- berubah menjadi be- jika diimbuhkan pada bentuk
dasar yang berfonem awal /r/ dan yang suku pertamanya /er/.
Contoh:
ber + runding → berunding
ber + rantai → berantai
ber + kerja → bekerja

 Awalan ber- berubah menjadi bel- → jika diimbuhkan pada bentuk


dasar ajar.
Contoh:
ber + ajar → belajar
Lanjutan ...
(e) Awalan ter- memiliki alomorf te-.
 Awalan ter- berubah menjadi te- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang
berfonem awal /r/ dan (kadang-kadang) yang suku pertamanya /er/.
Contoh:
ter + rasa → berunding
ter + pergok → berantai
ter + renggut → bekerja

(f) Awalan di-, ke-, se- tidak mempunyai alomorf sebagaimana awalan-awalan lain.
Contoh:
di- + ambil → diambil
ke- + tua → ketua
se- + Aceh → se-Acrh
Lanjutan ...
(2) Infiks (Sisipan)
Sisipan adalah bentuk terikat yang diimbuhkan ditengah bentuk dasar. Sisipan
yang terdapat dalam bahasa Indonesia, yaitu -el, -er, -em, dan -in.
Contoh:
-el + tunjuk → telunjuk
-er + gigi → gerigi
-em + tali → temali
-in + kerja → kinerja

(3) Sufiks (Akhiran)


Akhiran adalah bentuk terikat yang diimbuhkan di akhir bentuk dasar. Akhiran
dalam bahasa Indonesia adalah -an, -kan, dan -i (dan biasanya akhiran-
akhiran ini berkombinasi dengan awalan-awalan baik itu awalan meN-
maupun ber-).
Lanjutan ...
(4) Gabungan (Awalan dan Akhiran)
Gabungan adalah bentuk terikat yang diimbuhkan di awal dan di akhir bentuk
dasar. gabungan yang terdapat dalam bahasa Indonesia, yaitu ber-an, peN-an,
per-an, ke-an. Jika gabungan itu tidak dapat dipisahkan disebut sebagai
konfiks. Tetapi, jika gabungan itu masih dapat dipisahkan maka disebut
simulfiks.
Contoh:
(a) gabungan ber-an
ber-an + datang → berdatangan
(b) gabungan peN-an
peN-an + alam → pengalaman
(c) gabungan per-an
per-an + juang → perjuangan
(d) gabungan ke-an
ke-an + ada → keadaan
Lanjutan ...
2) Reduplikasi (Pengulangan)
Reduplikasi adalah proses morfologis atau proses morfemis yang
mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian, maupun
dengan perubahan bunyi.
Secara konkret, kata ulang dibedakan atas lima macam, yaitu:
(1) Kata ulang murni
Contoh:
cantik-cantik lari-lari
empat-empat rumah-rumah
(2) Kata ulang berimbuhan
Contoh:
berjalan-jalan mempermain-mainkan
turun-temurun guna-gunai
Lanjutan ...
(3) Kata ulang berubah bunyi
Contoh:
bolak-balik porak-poranda
kedap-kedip ramah-tamah
(4) Kata ulang semu
Contoh:
agar-agar kura-kura
hati-hati tiba-tiba
(5) Kata ulang dwipurwa/sebagian
Contoh:
dedaunan rerumputan
lelaki tetamu
Lanjutan ...
 Proses terjadinya kata ulang berimbuhan adalah ...
(1) Terjadi bersamaan dengan afiksasi
Contoh:
Bermeter-meter
Berton-ton
(2) Reduplikasi terjadi terlebih dahulu
Contoh:
Berlari-lari
Mengingat-ingat
(3) Afiksasi terjadi terlebih dahulu
Contoh:
Kesatuan-kesatuan
Memukul-mukul
Lanjutan ...
 Makna kata ulang, yaitu:

(1) Menyatakan 'banyak, semua, seluruh'. Misalnya: buku-buku;

(2) Menyatakan 'banyak bermacam-macam'. Misalnya: buah-buahan;

(3) Menyatakan 'banyak dengan ukuran satuan yang disebut kata dasarnya”.
Misalnya: berkilo-kilo;

(4) Menyatakan 'banyak yang disebut kata dasarnya (kata sifat)'. Misalnya: tipis-tipis;

(5) Menyatakan 'agak, sedikit bersifat'. Misalnya: kemerah-merahan;

(6) Menyatakan 'menyerupai'. Misalnya: kucing-kucingan;

(7) Menyatakan 'benar-benar, sungguh-sungguh'. Misalnya: jauh-jauh.


Lanjutan ...
(8) Menyatakan 'meskipun, walaupun'. Misalnya: panas-panas;

(9) Menyatakan 'berulang-ulang, seringkali'. Misalnya: menarik-narik;

(10) Menyatakan 'saling berbalasan”. Misalnya: tembak-menembak;

(11) Menyatakan 'santai'. Misalnya: tidur-tiduran;

(12) Menyatakan 'paling'. Misalnya: sepandai-pandai.


Lanjutan ...
3) Komposisi (Kata Majemuk)
Komposisi adalah hasil dari proses penggabungan morfem dasar dengan
morfem dasar, baik morfem bebas maupun morfem terikat sehingga terbentuk
sebuah konstruksi (bentuk lain) yang memiliki identitas leksikal yang berbeda
atau yang baru. Kata yang terbentuk dari proses ini disebut kata majemuk.

Contoh:
Kaki tangan Lalu lintas
Kolam renang Rumah sakit
B. DIKSI
1) Pengertian Diksi
Diksi adalah hasil dari upaya memilih kata yang tepat dan cocok
(sesuai), yang digunakan dalam situasi tertentu, dalam suatu
tuturan.
Lanjut...

2) Masalah dalam Memilih Diksi


(1) Memahami arti dari kata yang akan digunakan
(2) Memahami nuansa makna.
Contoh: renovasi, reparasi, revisi,
rehabilitasi
(keempat kata
tersebut bermakna 'perbaikan')
(3) Memahami situasi dan kondisi.
(4) Memperkaya perbendarahaan kosa kata/ menguasai kosa
kata.
Lanjut...

3) Syarat Memilih Diksi/ Ketepatan Diksi:


(1) Membedakan secara cermat makna denotatif dan makna
konotatif.
Contoh: (a) Saya duduk di kursi., (b) Mereka memperebutkan
kursi DPR.
(2) Membedakan secara cermat kata-kata yang bersinonim.
Contoh: (a) Saya mengangkat buku., (b) Saya membawa
buku., (c) Saya membopong buku.
(3) Membedakan secara cermat kata-kata yang mirip ejaannya
Contoh: (a) Salat-Sholat; (b) Zaman-Jaman
Lanjut...
(4) Hindari kata-kata ciptaan sendiri
Contoh: (a) Nggg, (b) Suka
(5) Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing
Contoh: Inovatif → bersifat inovasi
(6) Kata kerja idiomatis
Contoh: (a) Terdiri atas bukan terdiri dari. (b) Ingat akan
bukan ingat terhadap.
Lanjut...
(7) Penggunaan kata umum dan khusus.
Contoh: (a) Orang itu wafat. (b) Para pahlawan yang telah
gugur.
(8) Menggunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi
khusus.
Contoh: (a) Melihat. (b) Melirik, memelototi, mengintip
(9) Memperhatikan perubahan makna kata
Contoh: (a) Kelompok. (b) Gerombolan
(10) Memperhatikan kelangsungan pilihan kata
Contoh: Setiap orang akan mati.
Lanjut...
4) Kesesuaian Diksi
No Syarat Kesesuaian Diksi
1 Hindari penggunaan bahasa atau unsur substandar dalam situasi formal
2 Gunakan kata ilmiah dalam situasi khusus saja
3 Hindari jargon dalam tulisan untuk pembaca umum
4 Hindari penggunaan kata-kata slang (kata bahasa gaul, dsb)
5 Dalam penulisan, hindari bahasa lisan
6 Hindari ungkapan-ungkapan using (idiom yang mati)
7 Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial (makna yang sangat
bervariasi)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai