Anda di halaman 1dari 5

Tata Kata mencoret, mendorong, menjual,

Kata Dasar dan Kata


Majemuk menulis
3) meny- (/s/)
Kata dasar merupakan kata yang belum
menyapu
mendapat imbuhan, baik itu berupa
4) meng-  (/a/, /e/, /i/, /o/, /u/, /g/,
prefiks atau awalan, sisipan, konfiks
/h/, /k/)
maupun sufiks atau akhiran..
mengambil, mengembun,
mengisap, mengoles, mengubah,
Kata berimbuhan atau imbuhan atau
menggunting, menghafal,
yang juga disebut sebagai afiks
mengubur
merupakan bunyi yang ditambahkan
5) menge- kata dasar yang dibetuk
pada sebuah kata baik itu di awal,
oleh satu suku kata
tengah, akhir, atau gabungan di antara
mengecat, mengebom
ketiga imbuhan tersebut guna
6) me- (/l/, /m/, /n/, /r/, /w/)
membentuk kata atau frasa baru yang
melambai, memuai, menilai,
maknanya masih berkaitan dengan kata
merusak, mewarnai
yang pertama.

Dari contoh di atas, ada yang fonem


A. Awalan (Prefiks)
awalnya luluh dan ada yang tidak.
 Awalan me(N)-
Fonem awal suatu kata akan luluh
Pemakaian imbuhan ini bervariasi:
bila diberi imbuhan me(N)- dan
mem- ; men- ; meny- ; meng- ;
fonem awalnya berupa /k/ /t/ /s/ /p/.
menge-
Contoh:
Contoh: melapor, menyanyi,
1)      me + kejar -> mengejar
menghibur, mengecat, mencari,
2)      me + sapu -> menyapu
menangis, menyapu, dll.
3)      me + tulis -> menulis

VARIASI me(N)- 4)      me + pukul -> memukul

Fonem Awal Makna awalan me(N)-:

CONTOH: 1) Melakukan perbuatan atau

1) mem- (/b/, /f/, /p/, /v/) tindakan

Membaca, memfitnah, memukul, Contoh: mengambil, mengejar,

memvonis menulis, dll.

2) men- (/c/, /d/, /j/, /t/) 2) Melakukan perbuatan dengan


alat
Contoh: menyapu, menggunting, Contoh: berkumis, berambut,
mencangkul, dll. berbulu, dll.
3) Menjadi atau dalam keadaan 2) Memakai, menggunakan, atau
Contoh: mengeras, mencair, mengendarai
membesar, dll. Contoh: berkuda, berkacamata,
4) Membuat kesan bermotor, dll.
Contoh: mengalah, membisu, 3) Mengeluarkan
mematung, dll. Contoh: beranak, bertelur,
5) Menuju ke berkata, berkeringat, bernapas,
Contoh: melaut, menepi, dll.
mendarat, dll. 4) Menyatakan sikap mental
6) Mencari Contoh: berbahagia, bersedih,
Contoh: merumput, merotan, berhati-hati, bersuka cita, dll.
mendamar, dll. 5) Dalam jumlah
Contoh: berdua, bertiga,
 Awalan ber- berempat, dll.
Pemakaian awalan ber- memiliki
kaidah sebagai berikut:  Awalan di-
Apabila kata dasar berhuruf awalan Bermakna suatu perbuatan yang
/r/ dan beberapa kata dasar yang pasif. Sebagai kebalikan dari
suku kata pertamanya berakhir awalan me(N)- yang bermakna
huruf /er/, bentuk awalan berubah aktif.
menjadi be- Contoh:
Contoh: di + baca -> dibaca
ber + rambut -> berambut di + tulis -> ditulis
ber + kerja -> bekerja di + sapu -> disapu
Apabila bertemu kata dasar ajar, di + kawal -> dikawal
berubah menjadi bel- (belajar).
Apabila diikuti kata dasar selain yang  Awalan ter-
disebutkan di atas, ber- tetap tanpa Hampir sama dengan awalan di-
perubahan. yang berfungsi membentuk kata
Contoh: kerja pasif.
ber + balik -> berbalik Contoh: terbakar, tertendang,
ber + tebar -> bertebar terbalik, dll.
Makna awalan ber-: Di samping itu, imbuhan ter- ada
1) Mempunyai yang termasuk golongan kata sifat.
Contoh: tertinggi, terendah, pembaca, pemfitnah, pemukul,
terpandai, tercantik, dll. pemvonis
Awalan ter- memiliki dua variasi 2) pen- (/c/, /d/, /j/, /t/, /z/)
bentuk, yaitu ter- dan te. Variasi te- pencoret, pendorong, penjual,
terjadi pada kata dasar berawalan penulis, penzikir
fonem /r/. 3) peny- (/s/)
Contoh: penyapu, penyakit
ter + rajin -> terajin 4) peng- (/a/, /e/, /i/, /o/, /u/, /g/,
ter + ramah -> teramah /h/, /k/
ter + rakus -> terakus pengambil, pengembun,
Makna awalan ter-: pengisap, pengoles, pengubah,
1) Sudah di- atau dapat di- penggunting, pengharum,
Contoh: terbuka, tertutup, pengubur
terkunci, dll. 5) penge-        
2) Ketidaksengajaan kata dasar yang dibetuk oleh satu
Contoh: terinjak, terbakar, suku kata
tertendang, dll. pengecat, pengebom
3) Tiba-tiba 6) pe- (/l/, /m/, /n/, /r/, /w/)
Contoh: terkejut, teringat, pelambai, pemuai, penilai,
terjatuh, dll. perusak, pewarna
4) Dapat atau kemungkinan
Contoh: ternilai, terbagus,  Awalan per-
terbakar, dll. Umumnya tidak dapat digunakan
5) Paling (superlatif) secara mandiri. Pemakaian awalan
Contoh: terajin, terendah, ini membutuhkan imbuhan lain,
tercantik, dll. seperti –kan, dan –an.
Contoh:
 Awalan pe(N)- per-kan + timbang ->
Pemakaian awalan ini hampir sama pertimbangkan
variasinya yang berlaku pada per-an + usaha -> perusahaan
awalan me(N)- yang telah Secara umum, awalan per-
dibicarakan sebelumnya. bermakna kausatif (membuat jadi).
Variasi pe(N)- Contoh: perbesar, perkecil
Fonem Awal
CONTOH:  Awalan se-
1) pem- (/b/, /f/, /p/, /v/) Makna awalan se-:
1) Menyatakan satu
Contoh: seekor, selembar, di atas tidak boleh dipakai dalam
setangkai, dll. kalimat normal. Kita tak mungkin
2) Menyatakan seluruh menggunakan kalimat:
Contoh: sekecamatan, Saya bacakan buku Bahasa
sekabupaten, dll. Indonesia. (?)
3) Menyatakan sama Dia ajari saya membacakan puisi.
Contoh: sesama, setingkat, (?)
sedarah, dll. Hanya dengan kalimat perintah
4) Menyatakan setelah yang bisa digunakan.
Contoh: sesudah, sepulang, Contoh:
sekembalinya, dll. Coba kamu bacakan buku ini!
Tolong ajari dia membaca puisi!
 Awalan ke- Dengan tambahan awalan me(N)- ;
Makna awalan ke-: di- ; ter- pokok kata itu dapat
1) Menyatakan kumpulan yang membentuk sebuah kata.
terdiri dari jumlah
Contoh: kesebelasan  Akhiran –an
2) Menyatakan urutan Makna akhiran –an:
Contoh: kedua 1) Menyatakan tempat.
Contoh: pangkalan, kubangan,
B. Sisipan (Infiks) dll.
-el-, -em-, -er- 2) Menyatakan alat.
Contoh: ayunan, perosotan,
C. Akhiran (Sufiks) timbangan, dll.
 Akhiran –kan dan –i 3) Menyatakan hal atau cara.
Sama-sama berfungsi membentuk Contoh: didikan, pimpinan, dll.
pokok kata. 4) Menyatakan akibat, hasil
Contoh: bacakan, belikan, ajari, perbuatan.
hindari Contoh: pembunuhan,
Kata-kata tersebut dikatakan hukuman, balasan, dll.
sebagai pokok kata, bukan kata 5) Menyatakan sesuatu yang di.
mandiri karena masih memrlukan Contoh: tulisan, catatan,
imbuhan lain untuk suruhan, dll.
melengkapinya. Kata-kata 6) Menyatakan kumpulan, seluruh.
berimbuhan –kan dan –i belum bisa Contoh: daratan, perairan,
digunakan sebagai kata yang kepulauan, sayuran, dll.
mandiri. Kata-kata seperti contoh 7) Menyatakan menyerupai.
Contoh: mobil-mobilan, rumah- Contoh: alami, manusiawi, alamiah,
rumahan, dll. anarkis, agamis, insani, humoris,
8) Menyatakan tiap-tiap. dll.
Contoh: harian, mingguan,
bulanan, tahunan, dll.   Akhiran –isme, dan –isasi
9) Menyatakan memunyai sifat. Merupakan imbuhan serapan.
Contoh: asinan, kuningan, dll. Mulanya pemakaian imbuhan ini
sangat terbatas pada kata-kata
  Akhiran –man, –wan, dan –wati tertentu, seperti liberalisme dan
Merupakan contoh imbuhan wasterisasi.
serapan dari bahasa asing, Pemakaiannya tidak hanya pada
ketiganya berasal dari Bahasa kata dasar dari Bahasa Inggris atau
Sansekerta. Berfungsi membentuk Belanda. Kata-kata Indonesia asli
kata benda. pun banyak memakai imbuhan ini,
Makna ketiga imbuhan ini: seperti bapakisme, Indonesialisasi.
Makna akhiran –isme, dan –isasi:
1) Menyatakan orang yang ahli. 1) Bermakna paham atau
Contoh: ilmuwan, negarawan, ajaran.
dll. Contoh: komunisme,
2) Menyatakan orang yang liberalisme, animisme, dll.
memiliki pekerjaan. 2) Bermakna proses atau
Contoh: usahawati, karyawan, menjadikan sesuatu.
wartawan, dll. Contoh: labelisasi,
3) Menyatakan orang yang globalisasi, swastanisasi, dl
memiliki sifat.
Contoh: budiman, rupawan,
darmawan, dll.

 Akhiran –i, –wi, –is, dan –iyah


Keempat bentuk ahiran ini hasil
serapan. Akhiran –i berasal dari
Bahasa Inggris, sedangkan –iyah, –
is, dan –wi berasal dari Bahasa
Arab. Berfungsi membentuk kata
sifat. Makna yang dikandungnya
pun menyatakan memiliki sifat.

Anda mungkin juga menyukai