0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
101 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang awalan (prefiks) dalam bahasa Indonesia. Secara singkat, dibahas tentang variasi awalan me(N)-, pe(N)-, ber-, di-, ter-, per-, se-, dan ke- beserta contoh dan makna masing-masing. Awalan-awalan tersebut digunakan untuk membentuk kata baru dari kata dasar.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang awalan (prefiks) dalam bahasa Indonesia. Secara singkat, dibahas tentang variasi awalan me(N)-, pe(N)-, ber-, di-, ter-, per-, se-, dan ke- beserta contoh dan makna masing-masing. Awalan-awalan tersebut digunakan untuk membentuk kata baru dari kata dasar.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang awalan (prefiks) dalam bahasa Indonesia. Secara singkat, dibahas tentang variasi awalan me(N)-, pe(N)-, ber-, di-, ter-, per-, se-, dan ke- beserta contoh dan makna masing-masing. Awalan-awalan tersebut digunakan untuk membentuk kata baru dari kata dasar.
Majemuk menulis 3) meny- (/s/) Kata dasar merupakan kata yang belum menyapu mendapat imbuhan, baik itu berupa 4) meng- (/a/, /e/, /i/, /o/, /u/, /g/, prefiks atau awalan, sisipan, konfiks /h/, /k/) maupun sufiks atau akhiran.. mengambil, mengembun, mengisap, mengoles, mengubah, Kata berimbuhan atau imbuhan atau menggunting, menghafal, yang juga disebut sebagai afiks mengubur merupakan bunyi yang ditambahkan 5) menge- kata dasar yang dibetuk pada sebuah kata baik itu di awal, oleh satu suku kata tengah, akhir, atau gabungan di antara mengecat, mengebom ketiga imbuhan tersebut guna 6) me- (/l/, /m/, /n/, /r/, /w/) membentuk kata atau frasa baru yang melambai, memuai, menilai, maknanya masih berkaitan dengan kata merusak, mewarnai yang pertama.
Dari contoh di atas, ada yang fonem
A. Awalan (Prefiks) awalnya luluh dan ada yang tidak. Awalan me(N)- Fonem awal suatu kata akan luluh Pemakaian imbuhan ini bervariasi: bila diberi imbuhan me(N)- dan mem- ; men- ; meny- ; meng- ; fonem awalnya berupa /k/ /t/ /s/ /p/. menge- Contoh: Contoh: melapor, menyanyi, 1) me + kejar -> mengejar menghibur, mengecat, mencari, 2) me + sapu -> menyapu menangis, menyapu, dll. 3) me + tulis -> menulis
2) men- (/c/, /d/, /j/, /t/) 2) Melakukan perbuatan dengan
alat Contoh: menyapu, menggunting, Contoh: berkumis, berambut, mencangkul, dll. berbulu, dll. 3) Menjadi atau dalam keadaan 2) Memakai, menggunakan, atau Contoh: mengeras, mencair, mengendarai membesar, dll. Contoh: berkuda, berkacamata, 4) Membuat kesan bermotor, dll. Contoh: mengalah, membisu, 3) Mengeluarkan mematung, dll. Contoh: beranak, bertelur, 5) Menuju ke berkata, berkeringat, bernapas, Contoh: melaut, menepi, dll. mendarat, dll. 4) Menyatakan sikap mental 6) Mencari Contoh: berbahagia, bersedih, Contoh: merumput, merotan, berhati-hati, bersuka cita, dll. mendamar, dll. 5) Dalam jumlah Contoh: berdua, bertiga, Awalan ber- berempat, dll. Pemakaian awalan ber- memiliki kaidah sebagai berikut: Awalan di- Apabila kata dasar berhuruf awalan Bermakna suatu perbuatan yang /r/ dan beberapa kata dasar yang pasif. Sebagai kebalikan dari suku kata pertamanya berakhir awalan me(N)- yang bermakna huruf /er/, bentuk awalan berubah aktif. menjadi be- Contoh: Contoh: di + baca -> dibaca ber + rambut -> berambut di + tulis -> ditulis ber + kerja -> bekerja di + sapu -> disapu Apabila bertemu kata dasar ajar, di + kawal -> dikawal berubah menjadi bel- (belajar). Apabila diikuti kata dasar selain yang Awalan ter- disebutkan di atas, ber- tetap tanpa Hampir sama dengan awalan di- perubahan. yang berfungsi membentuk kata Contoh: kerja pasif. ber + balik -> berbalik Contoh: terbakar, tertendang, ber + tebar -> bertebar terbalik, dll. Makna awalan ber-: Di samping itu, imbuhan ter- ada 1) Mempunyai yang termasuk golongan kata sifat. Contoh: tertinggi, terendah, pembaca, pemfitnah, pemukul, terpandai, tercantik, dll. pemvonis Awalan ter- memiliki dua variasi 2) pen- (/c/, /d/, /j/, /t/, /z/) bentuk, yaitu ter- dan te. Variasi te- pencoret, pendorong, penjual, terjadi pada kata dasar berawalan penulis, penzikir fonem /r/. 3) peny- (/s/) Contoh: penyapu, penyakit ter + rajin -> terajin 4) peng- (/a/, /e/, /i/, /o/, /u/, /g/, ter + ramah -> teramah /h/, /k/ ter + rakus -> terakus pengambil, pengembun, Makna awalan ter-: pengisap, pengoles, pengubah, 1) Sudah di- atau dapat di- penggunting, pengharum, Contoh: terbuka, tertutup, pengubur terkunci, dll. 5) penge- 2) Ketidaksengajaan kata dasar yang dibetuk oleh satu Contoh: terinjak, terbakar, suku kata tertendang, dll. pengecat, pengebom 3) Tiba-tiba 6) pe- (/l/, /m/, /n/, /r/, /w/) Contoh: terkejut, teringat, pelambai, pemuai, penilai, terjatuh, dll. perusak, pewarna 4) Dapat atau kemungkinan Contoh: ternilai, terbagus, Awalan per- terbakar, dll. Umumnya tidak dapat digunakan 5) Paling (superlatif) secara mandiri. Pemakaian awalan Contoh: terajin, terendah, ini membutuhkan imbuhan lain, tercantik, dll. seperti –kan, dan –an. Contoh: Awalan pe(N)- per-kan + timbang -> Pemakaian awalan ini hampir sama pertimbangkan variasinya yang berlaku pada per-an + usaha -> perusahaan awalan me(N)- yang telah Secara umum, awalan per- dibicarakan sebelumnya. bermakna kausatif (membuat jadi). Variasi pe(N)- Contoh: perbesar, perkecil Fonem Awal CONTOH: Awalan se- 1) pem- (/b/, /f/, /p/, /v/) Makna awalan se-: 1) Menyatakan satu Contoh: seekor, selembar, di atas tidak boleh dipakai dalam setangkai, dll. kalimat normal. Kita tak mungkin 2) Menyatakan seluruh menggunakan kalimat: Contoh: sekecamatan, Saya bacakan buku Bahasa sekabupaten, dll. Indonesia. (?) 3) Menyatakan sama Dia ajari saya membacakan puisi. Contoh: sesama, setingkat, (?) sedarah, dll. Hanya dengan kalimat perintah 4) Menyatakan setelah yang bisa digunakan. Contoh: sesudah, sepulang, Contoh: sekembalinya, dll. Coba kamu bacakan buku ini! Tolong ajari dia membaca puisi! Awalan ke- Dengan tambahan awalan me(N)- ; Makna awalan ke-: di- ; ter- pokok kata itu dapat 1) Menyatakan kumpulan yang membentuk sebuah kata. terdiri dari jumlah Contoh: kesebelasan Akhiran –an 2) Menyatakan urutan Makna akhiran –an: Contoh: kedua 1) Menyatakan tempat. Contoh: pangkalan, kubangan, B. Sisipan (Infiks) dll. -el-, -em-, -er- 2) Menyatakan alat. Contoh: ayunan, perosotan, C. Akhiran (Sufiks) timbangan, dll. Akhiran –kan dan –i 3) Menyatakan hal atau cara. Sama-sama berfungsi membentuk Contoh: didikan, pimpinan, dll. pokok kata. 4) Menyatakan akibat, hasil Contoh: bacakan, belikan, ajari, perbuatan. hindari Contoh: pembunuhan, Kata-kata tersebut dikatakan hukuman, balasan, dll. sebagai pokok kata, bukan kata 5) Menyatakan sesuatu yang di. mandiri karena masih memrlukan Contoh: tulisan, catatan, imbuhan lain untuk suruhan, dll. melengkapinya. Kata-kata 6) Menyatakan kumpulan, seluruh. berimbuhan –kan dan –i belum bisa Contoh: daratan, perairan, digunakan sebagai kata yang kepulauan, sayuran, dll. mandiri. Kata-kata seperti contoh 7) Menyatakan menyerupai. Contoh: mobil-mobilan, rumah- Contoh: alami, manusiawi, alamiah, rumahan, dll. anarkis, agamis, insani, humoris, 8) Menyatakan tiap-tiap. dll. Contoh: harian, mingguan, bulanan, tahunan, dll. Akhiran –isme, dan –isasi 9) Menyatakan memunyai sifat. Merupakan imbuhan serapan. Contoh: asinan, kuningan, dll. Mulanya pemakaian imbuhan ini sangat terbatas pada kata-kata Akhiran –man, –wan, dan –wati tertentu, seperti liberalisme dan Merupakan contoh imbuhan wasterisasi. serapan dari bahasa asing, Pemakaiannya tidak hanya pada ketiganya berasal dari Bahasa kata dasar dari Bahasa Inggris atau Sansekerta. Berfungsi membentuk Belanda. Kata-kata Indonesia asli kata benda. pun banyak memakai imbuhan ini, Makna ketiga imbuhan ini: seperti bapakisme, Indonesialisasi. Makna akhiran –isme, dan –isasi: 1) Menyatakan orang yang ahli. 1) Bermakna paham atau Contoh: ilmuwan, negarawan, ajaran. dll. Contoh: komunisme, 2) Menyatakan orang yang liberalisme, animisme, dll. memiliki pekerjaan. 2) Bermakna proses atau Contoh: usahawati, karyawan, menjadikan sesuatu. wartawan, dll. Contoh: labelisasi, 3) Menyatakan orang yang globalisasi, swastanisasi, dl memiliki sifat. Contoh: budiman, rupawan, darmawan, dll.
Akhiran –i, –wi, –is, dan –iyah
Keempat bentuk ahiran ini hasil serapan. Akhiran –i berasal dari Bahasa Inggris, sedangkan –iyah, – is, dan –wi berasal dari Bahasa Arab. Berfungsi membentuk kata sifat. Makna yang dikandungnya pun menyatakan memiliki sifat.