Anda di halaman 1dari 11

1.

KATA BERIMBUHAN
PENGERTIAN
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan. Imbuhan
(afiks) adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk membentuk
suatu kata. Hasil dari proses pengimbuhan ini yang disebut kata berimbuhan.

BENTUK-BENTUK IMBUHAN
Awalan (Prefiks)
Contoh: me(N)- ; ber- ; di- ; ter- ; pe(N)- ; per- ; se- ; ke- ; mahaSisipan (Infiks)
Contoh: -el- ; -em- ; -er- ; -inAkhiran (Sufiks)
Contoh: -kan ; -an ; -i ; -nya
Konfiks
Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran yang digunakan sekaligus.
Contoh: ke-an ; per-an ; pe(N)-an ; me(N)-kan ; ber-an ; se-nya
Di samping itu, dikenal pula imbuhan yang diserap dari bahasa asing, yaitu: -i ; -man ;
-wan ; -wati ; -iyah ; - is ; -sasi ; -isme
FUNGSI IMBUHAN
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi
imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:

batu (benda) -> membatu (sifat)

indah (sifat) -> seindah-indahnya (keterangan)

mandi (kerja) -> pemandian (benda)

Fungsi imbuhan:
Membentuk kata benda
pe(N)- ; ke- ; -isme ; -wan ; -wati ; -sasi ; -tas ; per-an ; ke-an ; pe(N)-an ; pe- ; pe-an ;
-an ; perContoh: penyapu, pelaut, pertapa, ketua, nasionalisme, wartawan, organisasi, fakultas,
perairan, lautan, kelautan, dll.
Membentuk kata kerja
me(N)- ; ber- ; per- ; ter- ; di- ; -kan ; -i ; me(N)-kan ; me(N)-i ; ber-an ; ter-kan ; di-kan ;
di-i

Contoh: melaut, berlayar, perbudak, terlihat, diminum,


mengertingkan, menaiki, bertebaran, termanfaatkan, dilayari, dll.

Membentuk kata sifat


-i ; -wi ; -iyah ; -is
Contoh: insani, duniawi, alamiah, humoris, dll.

Membentuk kata keterangan


se-nya ; -nya ; -an
Contoh: sepertinya, habis-habisan, seindah-indahnya, dll.

Membentuk kata bilangan


se- ; keContoh: sebelas, seratus, kedua, kelima, dll.

bawakan,

lempari,

PREFIKS
Awalan me(N)Pemakaian imbuhan ini bervariasi: mem- ; men- ; meny- ; meng- ; mengeContoh: melapor, menyanyi, menghibur, mengecat, mencari, menangis, menyapu, dll.
Perubahan bentuk me(N)- dipengaruhi oleh fonem awal dari setiap kata dasar yang
diikutinya.
VARIASI me(N)mem-

men-

menymeng-

mengeme-

FONEM AWAL
/b/
/f/
/p/
/v/
/c/
/d/
/j/
/t/
/s/
/a/
/e/
/i/
/o/
/u/
/g/
/h/
/k/
kata dasar yang dibetuk
oleh satu suku kata
/l/
/m/
/n/

CONTOH
membaca
memfitnah
memukul
memvonis
mencoret
mendorong
menjual
menulis
menyapu
mengambil
mengembun
mengisap
mengoles
mengubah
menggunting
menghafal
mengubur
mengecat
mengebom
melambai
memuai
menilai

/r/
merusak
/w/
mewarnai
Dari contoh di atas, ada yang fonem awalnya luluh dan ada yang tidak. Fonem awal
suatu kata akan luluh bila diberi imbuhan me(N)- dan fonem awalnya berupa /k/ /t/ /s/
/p/.

Contoh:
me + kejar -> mengejar
me + sapu -> menyapu
me + tulis -> menulis
me + pukul -> memukul
Makna awalan me(N)-:
Melakukan perbuatan atau tindakan
Contoh: mengambil, mengejar, menulis, dll.
Melakukan perbuatan dengan alat
Contoh: menyapu, menggunting, mencangkul, dll.
Menjadi atau dalam keadaan
Contoh: mengeras, mencair, membesar, dll.
Membuat kesan
Contoh: mengalah, membisu, mematung, dll.
Menuju ke
Contoh: melaut, menepi, mendarat, dll.
Mencari
Contoh: merumput, merotan, mendamar, dll.
Awalan berPemakaian awalan ber- memiliki kaidah sebagai berikut:

Apabila kata dasar berhuruf awalan /r/ dan beberapa kata dasar yang suku kata
pertamanya berakhir huruf /er/, bentuk awalan berubah menjadi beContoh:
ber + rambut -> berambut
ber + kerja -> bekerja
Apabila bertemu kata dasar ajar, berubah menjadi bel- (belajar).

Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, ber- tetap tanpa perubahan.
Contoh:
ber + balik -> berbalik
ber + tebar -> bertebar
Makna awalan ber-:
Memunyai
Contoh: berkumis, berambut, berbulu, dll.

Memakai, menggunakan, atau mengendarai


Contoh: berkuda, berkacamata, bermotor, dll.
Mengeluarkan
Contoh: beranak, bertelur, berkata, berkeringat, bernapas, dll.
Menyatakan sikap mental
Contoh: berbahagia, bersedih, berhati-hati, bersuka cita, dll.
Dalam jumlah
Contoh: berdua, bertiga, berempat, dll.
Awalan diBermakna suatu perbuatan yang pasif. Sebagai kebalikan dari awalan me(N)- yang
bermakna aktif.
Contoh:
di + baca -> dibaca
di + tulis -> ditulis
di + sapu -> disapu
di + kawal -> dikawal
Awalan terHampir sama dengan awalan di- yang berfungsi membentuk kata kerja pasif.
Contoh: terbakar, tertendang, terbalik, dll.
Di samping itu, imbuhan ter- ada yang termasuk golongan kata sifat.
Contoh: tertinggi, terendah, terpandai, tercantik, dll.

Awalan ter- memiliki dua variasi bentuk, yaitu ter- dan te. Variasi te- terjadi pada kata
dasar berawalan fonem /r/.
Contoh:
ter + rajin -> terajin
ter + ramah -> teramah
ter + rakus -> terakus
Makna awalan ter-:
Sudah di- atau dapat diContoh: terbuka, tertutup, terkunci, dll.
Ketidaksengajaan
Contoh: terinjak, terbakar, tertendang, dll.
Tiba-tiba
Contoh: terkejut, teringat, terjatuh, dll.
Dapat atau kemungkinan
Contoh: ternilai, terbagus, terbakar, dll.
Paling (superlatif)
Contoh: terajin, terendah, tercantik, dll.

Awalan pe(N)Pemakaian awalan ini hampir sama variasinya yang berlaku pada awalan me(N)- yang
telah dibicarakan sebelumnya.
VARIASI pe(N)pem-

pen-

penypeng-

pengepe-

FONEM AWAL
/b/
/f/
/p/
/v/
/c/
/d/
/j/
/t/
/z/
/s/
/a/
/e/
/i/
/o/
/u/
/g/
/h/
/k/
kata dasar yang dibetuk
oleh satu suku kata
/l/
/m/
/n/
/r/
/w/

Makna awalan pe(N)-:


Menyatakan yang melakukan perbuatan.
Contoh: pembunuh, penyapu, pengebom, dll.
Menyatakan pekerjaan.
Contoh: pedagang, penjual, peternak, petani, dll.
Menyatakan alat.
Contoh: pemotong, penghapus, penggaris, dll.
Menyatakan memiliki sifat.

CONTOH
pembaca
pemfitnah
pemukul
pemvonis
pencoret
pendorong
penjual
penulis
penzikir
penyapu
pengambil
pengembun
pengisap
pengoles
pengubah
penggunting
pengharum
pengubur
pengecat
pengebom
pelambai
pemuai
penilai
perusak
pewarna

Contoh: pemalas, pemarah, pemaaf, pemberi, dll.


Menyatakan penyebab.
Contoh: pengeras, pencari, pendingin, pemanas, dll.

Awalan perUmumnya tidak dapat digunakan secara mandiri. Pemakaian awalan ini membutuhkan
imbuhan lain, seperti kan, dan an.
Contoh:
per-kan + timbang -> pertimbangkan
per-an + usaha -> perusahaan
Secara umum, awalan per- bermakna kausatif (membuat jadi).
Contoh: perbesar, perkecil

Awalan seMakna awalan se-:


Menyatakan satu
Contoh: seekor, selembar, setangkai, dll.
Menyatakan seluruh
Contoh: sekecamatan, sekabupaten, dll.
Menyatakan sama
Contoh: sesama, setingkat, sedarah, dll.
Menyatakan setelah
Contoh: sesudah, sepulang, sekembalinya, dll.
Awalan keMakna awalan ke-:
Menyatakan kumpulan yang terdiri dari jumlah
Contoh: kesebelasan
Menyatakan urutan
Contoh: kedua

SUFIKS
Akhiran kan dan i
Sama-sama berfungsi membentuk pokok kata.
Contoh: bacakan, belikan, ajari, hindari

Kata-kata tersebut dikatakan sebagai pokok kata, bukan kata mandiri karena masih
memrlukan imbuhan lain untuk melengkapinya. Kata-kata berimbuhan kan dan i
belum bisa digunakan sebagai kata yang mandiri. Kata-kata seperti contoh di atas tidak
boleh dipakai dalam kalimat normal. Kita tak mungkin menggunakan kalimat:
Saya bacakan buku Bahasa Indonesia. (?)
Dia ajari saya membacakan puisi. (?)

Hanya dengan kalimat perintah yang bisa digunakan.


Contoh:
Coba kamu bacakan buku ini!
Tolong ajari dia membaca puisi!

Dengan tambahan awalan me(N)- ; di- ; ter- pokok kata itu dapat membentuk sebuah
kata.
Makna akhiran kan:
Menyatakan perbuatan untuk orang lain.
Contoh: membacakan, membawakan, dll.
Membuat jadi.
Contoh: memanjangkan, mematahkan, dll.
Tidak sengaja.
Contoh: termanfaatkan, dll.
Pengantar objek sebagai kata depan.
Contoh: dibuatkan minuman, memasakkan makanan, dll.
Makna akhiran i:
Menyatakan perbuatan yang berulang-ulang.
Contoh: memukuli, mencomoti, dll.
Memberi, membumbui.
Contoh: menandatangani, membumbui, dll.
Menghilangkan.
Contoh: menguliti, membului, dll.

Akhiran an
Makna akhiran an:
Menyatakan tempat.
Contoh: pangkalan, kubangan, dll.
Menyatakan alat.
Contoh: ayunan, perosotan, timbangan, dll.
Menyatakan hal atau cara.
Contoh: didikan, pimpinan, dll.
Menyatakan akibat, hasil perbuatan.
Contoh: pembunuhan, hukuman, balasan, dll.
Menyatakan sesuatu yang di.
Contoh: tulisan, catatan, suruhan, dll.
Menyatakan kumpulan, seluruh.
Contoh: daratan, perairan, kepulauan, sayuran, dll.
Menyatakan menyerupai.
Contoh: mobil-mobilan, rumah-rumahan, dll.
Menyatakan tiap-tiap.
Contoh: harian, mingguan, bulanan, tahunan, dll.
Menyatakan memunyai sifat.
Contoh: asinan, kuningan, dll.
Akhiran man, wan, dan wati
Merupakan contoh imbuhan serapan dari bahasa asing, ketiganya berasal dari Bahasa
Sansekerta. Berfungsi membentuk kata benda.

Makna ketiga imbuhan ini:


Menyatakan orang yang ahli.
Contoh: ilmuwan, negarawan, dll.
Menyatakan orang yang memiliki pekerjaan.
Contoh: usahawati, karyawan, wartawan, dll.
Menyatakan orang yang memiliki sifat.
Contoh: budiman, rupawan, darmawan, dll.
Akhiran i, wi, is, dan iyah
Keempat bentuk ahiran ini hasil serapan. Akhiran i berasal dari Bahasa Inggris,
sedangkan iyah, is, dan wi berasal dari Bahasa Arab. Berfungsi membentuk kata
sifat. Makna yang dikandungnya pun menyatakan memiliki sifat.
Contoh: alami, manusiawi, alamiah, anarkis, agamis, insani, humoris, dll.
Akhiran isme, dan isasi
Merupakan imbuhan serapan. Mulanya pemakaian imbuhan ini sangat terbatas pada
kata-kata tertentu, seperti liberalisme dan wasterisasi.
Pemakaiannya tidak hanya pada kata dasar dari Bahasa Inggris atau Belanda. Katakata Indonesia asli pun banyak memakai imbuhan ini, seperti bapakisme,
Indonesialisasi.

Makna akhiran isme, dan isasi:


Bermakna paham atau ajaran.
Contoh: komunisme, liberalisme, animisme, dll.
Bermakna proses atau menjadikan sesuatu.
Contoh: labelisasi, globalisasi, swastanisasi, dll.

KONFIKS
Konfiks me(N)-kan
Memiliki beberapa variasi, yakni: me-kan, men-kan, meng-kan, mem-kan, meny-kan,
dan menge-kan. Variasi-variasi di atas ditentukan dengan fonem kata awal yang
mengikutinya.

Makna konfiks me(N)-kan:


Melakukan pekerjaan untuk orang lain.
Contoh: Adik memesankan ibu baju baru.
Menyebabkan atau membuat jadi.
Contoh: Ledakan itu sanggup memecahkan kaca jendela.
Melakukan perbuatan.
Contoh: Petugas menyemprotkan air pada bangunan itu.
Mengarahkan.
Contoh: Pemilik toko itu meminggirkan barang dagangannya ke tempat aman.
Memasukkan.
Contoh: Polisi memenjarakan maling itu.
Konfiks ber-an
Makna konfiks ber-an:
Jumlah pelakunya banyak.
Contoh: bersamaan, berdatangan, berjatuhan, dll.
Perbuatan yang diulang-ulang.
Contoh: bergulingan, berlompatan, dll.
Hubungan antara dua pihak.
Contoh: berpelukan, berpasangan, bergandengan, bersalaman, dll.
Timbal balik (respirok).
Contoh: bersahutan, berbalasan, bersalaman, dll.
Konfiks pe-an
Makna konfiks pe-an:
Menyatakan hal yang berhubungan dengan.
Contoh: penanaman, pendidikan, dll.
Menyatakan proses atau perbuatan.
Contoh: pemberontakan, pendaftaran, dll.
Menyatakan hasil.

Contoh: pengakuan, penyamaran, dll.


Menyatakan alat.
Contoh: perabaan, penciuman, dll.
Menyatakan tempat.
Contoh: penampungan, pemandian, dll.

Konfiks per-an
Makna konfiks per-an:
Menyatakan tempat.
Contoh: perhentian, percetakan, dll.
Menyatakan daerah.
Contoh: perkebunan, pertanian, perkotaan, dll.
Menyatakan hasil perbuatan.
Contoh: pernyataan, pertahanan, dll.
Menyatakan perihal.
Contoh: perbukuan, peristilahan, dll.
Menyatakan berbagai-bagai, banyak.
Contoh: peralatan, perlengkapan, persyaratan, dll.
Konfiks ke-an
Imbuhan ini memiliki dua fungsi, yaitu: membentuk kata benda (kebenaran, keikhlasan),
dan membentuk kata kerja (kecurian, kehilangan).

Makna konfiks ke-an:


Menyatakan sesuatu hal atau peristiwa yang terjadi.
Contoh: keserakahan, kebenaran, kemarahan, kekerasan, dll.
Menyatakan tempat atau daerah.
Contoh: kecamatan, kelurahan, dll.
Menyatakan menderita sesuatu hal atau kena.
Contoh: kehujanan, kecolongan, kehilangan, dll.
Menyatakan suatu perbuatan yang tidak sengaja.
Contoh: kelupaan, ketiduran, keguguran, dll.
Menyatakan terlalu.
Contoh: kekecilan, kegemukan, kemahalan, dll.
Menyatakan menyerupai.
Contoh: keibuan, kekuningan, kecoklatan, dll.
Konfiks se-nya
Umumnya berkombinasi dengan kata ulang. Berfungsi membentuk kata keterangan.
Contoh:
se-nya + putih -> seputih-putihnya
se-nya + pendek -> sependek-pendeknya

Konfiks se-nya umumnya menyatakan superlatif atau tingkat yang paling tinggi yang
dapat dicapai.
Contoh:
seputih-putihnya (seputih mungkin)
sependek-pendeknya (sependek mungkin)

2. KONJUNGSI

Anda mungkin juga menyukai