Anda di halaman 1dari 13

Alomorf (Variasi Bunyi)

Pada Awalan
Alomorf (variasi bunyi)

Awalan Me- memiliki alomorf [m], [n], [ng], [ny]

Pelesapan/ Peluluhan terjadi pada kata kerja berinisial huruf K,T,S,P (murni) dan mendapat vairasi bunyi jika ditambah awalan me-:

Kata dengan:
Inisial K mendapat [-ng-] –> me+kejar => me-ng-ejar

Inisial T mendapat [-n-] –> me+tagih => me-n-agih

Inisial S mendapat [-ny-} –> me+suruh => me-ny-uruh

Inisial P mendapat [-m-] –> me+panah => me-m-anah

MORFOLOGI (AFIKS, ALOMORF, AFIKSASI,


KATA ULANG, KATA MAJEMUK)
MEI 21, 2013 | DESTINA1412
1. A.    Afiks
a. 1.      Pengertian Afiks
Afiks adalah satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila ditambahkan pada kata dasar akan mengubah makna
dan memebentuk kata baru. Afiks tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar.

1. 2.      Macam- Macam Afiks


a. Prefiks
Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar. Kata prefiks diserap dari kata prefix
yang terdiri dari kata “fix” yang berarti membubuhi dan “pre” yang berarti sebelum.

Macam-Macam Prefiks :

1)      Prefiks di-

Membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif. Contoh : diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola

2)      Prefiks me-

Membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural. Prefiks ini mengandung beberapa arti :

a)      Melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar. Contoh : menari, mengarsip, menanam, menulis, mencatat

b)      Membuat jadi atau menjadi. Contoh : menggulai,meninggi, menurun, menghijau, menua
c)      Mengerjakan dengan alat. Contoh : mengetik, membajak, mengail, mengunci

d)     Berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai. Contoh : membujang, menjanda, membabi buta

e)      Mencari atau mengumpulkan. Contoh : merotan, mendamar.

3)      Prefiks ber-

Berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri. Prefiks ini mengandung arti :

a)      Bermakna mempunyai. Contoh : bernama, beristri, berjanggut,

b)      Bermakna memakai. Contoh :berbaju biru, berdasi, bernusana

c)      Melakukan tindakan untuk diri sendiri. Contoh : berhias, bercukur, bersolek

d)     Bermakna berada dalam keadaan. Contoh ; bersenang-senang, bermalas-malas, berpesta-ria, berleha-leha

e)      Bermakna saling atau timbal balik (resiprok). Contoh : bergelut, bersalaman, berbalasan

4)      Prefiks pe-

Berfungsi membentuk kata kerja, kata benda dan kata benda sendiri.

a)      Bermakna sebagai alat untuk me…. Contoh : perekat, pengukr, penghadang, penggaris.

b)      Bermakna orang yang gemar. Contoh ; penjudi, pemabuk, peminum, pecandu

c)      Bermakna orang yang di. Contoh : pesuruh

d)     Bermakna alat untuk. Contoh : perasa, penglihat

5)      Prefiks ter-

Berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang dimiliki antara lain :

a)      Dalam keadaan di. Contoh : terkunci, terikat, tetutup, terpaksa

b)      Dikenai tindakan tak sengaja. Contoh : terbawa, terpukul

c)      Dapat di. Contoh : terangkat, termakan, tertampung.

d)     Paling (superlatif). Contoh : terbaik, terjauh, termahal, terendah


6)      Prefiks ke-

Berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata benda dan kata kerja.Sebagai pembentuk kata
benda, prefiks ke- bermakna gramatikal ‘yang di…..i’ atau ‘yang di…kan’, seperti pada kata kekasih dan ketua.

1. Infiks
Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata. Berikut daftar kata dalam Bahasa Indonesia yang
dapat diberi sisipan :

1)      Sisipan –el-

a)      Jajah menjadi jelajah

b)      Gembung menjadi gelembung

c)      Luhur menjadi leluhur

d)     Tunjuk menjadi telunjuk

e)      Tapak menjadi telapak

2)      Sisipan –er-

a)      Jari menjadi jemari

b)      Gigi menjadi gerigi

c)      Kudung menjadi krudung

d)     Suling menjadi seruling

e)      Runtuh menjadi reruntuhan

3)      Sisipan –em-

a)      Kilau menjadi kemilau

b)      Kuning menjadi kemuning

c)      Tali menjadi temali

d)     Serbak menjadi smerbak


e)      Turun menjadi temurun

4)      Sisipan –in-

a)      Kerja menjadi kinerja

b)      Sambung menjadi sinambung

5)      Sisipan –ha-

a)      Dulu menjadi dahulu

b)      Saya menjadi sahaya

c)      Basa menjadi bahasa

1. Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir sebuah kata. Macam-macam sufiks yaitu : -an, -kan, -i, -wati, -
wan, -man, -logi, -sasi, -if, -is, -iah, dll.

Contoh Kata : mainan, ambilkan, sirami, karyawati, seniman, egois, alamiah, dll.

1. Konfiks
Konfiks adalah afiks yang terdiri dari prefiks dan sufiks yang ditempatkan diantara kata dasar. Kata konfiks berasal dari
bahasa latin con- (dengan) dan fix- (tambahan).

Bentuk-bentuk Konfiks

1)      Ber-kan

Jika dipasangkan dengan kata benda tertentu akan membentuk makna “menjadikan yang disebut pelengkapnya sebagai yang
disebut kata dasarnya”.

Contoh : bersenjatakan, berdasarkan

2)      Ber-an

a)      Jika dipasangkan denga kata kerja yang menyatakan gerak akan membentuk makna “banyak serta tidak teratur”.

Contoh : bertaburan, berterbangan

b) Jika dipasangkan dengan kata kerja tertentu atau pada kata benda yang menyatakan letak atau jarak maka akan
membentuk makna “saling atau berbalasan”.
Contoh : berpotongan, bersebelahan

3)      Per-kan

a)      Jika dipasangkan dengan berberapa kata kerja tertentu akan membentuk makna “jadikan bahan”.

Contoh : pertunjukan

b)      Jika dipasangkan dengan beberapa kata sifat akan membentuk makna “jadikan supaya”.

Contoh : perkenalkan

4)      Per-an

a)      Jika dipasangkan dengan kata kerja tertentu akan membentuk makna “melakukan hal”

Contoh : pergerakan

b)      Jika dipasangkan dengan kata benda maka akan membentuk makna “masalah tentang “.

Contoh : perekonomian, perhotelan

5)      Pe-an

Mempunyai 6 bentuk yaitu pe-an, pem-an, pen-an, peng-an dan penge-an

a)      Jika dipasangkan dengan kata kerja, kata benda, kata sifat maka akan membentuk makna “hal atau peristiwa”.

Contoh : penghijauan, pembinaan, pemasaran

b)      Jika dipasangkan dengan beberapa kata kerja, kata sifat, kata benda, akan membentuk makna “proses”.

Contoh : pembayaran, penulisan.

c)      Jika dipasangkan dengan beberapa kata kerja, kata sifat, kata benda akan membentuk makna “tempat”.

Contoh : pemakaman, pelelangan.

d)     Jika dipasangkan dengan kata kerja, kata jadian pada kata gabung maka akan mendaptkan makna “alat”.

Contoh : penggorengan, penglihatan.

6)      Me-kan
a)      Jika dipasangkan dengan kata dasar merupakan kata sifat atau kata kerja yang menyatakan keadaan, maka maknanya
“menyebabkan jadi”.

Contoh : membingungkan

b)      Jika dipasangkan dengan kata dasar merupakan kata sifat yang berbentuk gabungan kata, maka maknanya adalah
“membuat jadi”.

Contoh : menghancurleburkan

7)      Me-i

a)      Me-i + kata sifat menghasilkan makna “membuat jadi”

Contoh : menerangi

b)      Me-i + kata benda menghasilkan makna “memberi atau membubuhi”

Contoh : menggarami, menggulai

c)      Me-i + kata kerja menghasilkan makna “melakukan sesuatu”.

1. B.     Alomorf
a. 1.      Pengertian Alomorf
Alomorf merupakan bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang  sama atau pewujudan konkrit dalam sebuah
morfem atau anggota-anggota suatu morfem.

1. 2.      Bentuk-Bentuk Alomorf
a. Alomorf me-
Alomorf  me- terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal r, w, m, n, ng, ny.

Contoh : rasa – merasa                        wajib – mewajibkan

nanti – menanti                      nyanyi – menyanyi

1. Alomorf mem-
Alomorf mem- terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal b, p, f, dan v.

Contoh : buru – memburu                   foto – memfoto

pisah – memisah                      vonis – memvonis

1. Alomorf men-
Alomorf men- terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal c, d, j, sy, dan t.
Contoh : catat – mencatat                               datang – mendatangi

tendang – menendang                syukur – mensyukuri

1. Alomorf meng-
Alomorf meng- terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal a, i, u, e, o, g, h, k.

Contoh : asuh – mengasuh                  usir – mengusir

1. Alomorf menge-
Alomorf menge- terbentuk jika bertemu dengan kata dasar yang terdiri dari suku kata.

Contoh : cat – mengecat                                 lap – mengelap

1. Alomorf meny-
Alomorf meny- terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal s.

Contoh : sapu – menyapu                   sikat – menyikat

1. C.    Kata Berimbuhan (Afiksasi)


a. 1.      Pengertian Kata Berimbuhan (Afiksasi)
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pemberian imbuhan. Misalnya kata ambil + (me-)
→ mengambil; tulis + (pe-an) → penulisan

1. 2.      Proses Pemberian Imbuhan


Dalam proses pemberian imbuhan :

1. Ada kalanya mengalami peubahan bunyi, misalnya me → meng, men, mem, meny,(mengambil, menulis, menyapu,
membaca) mengikuti aturan.
2. Menghasilkan makna gramatikal (panjang → memanjang (menjadi panjang)
3. Mengubah fungsi / kelas kata makan (Kk) + an → makanan (Kb)
4. 3.      Makna atau Nosi dalam Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan memiliki beberapa makna, arti makna/nosi antara lain, yaitu:

1. Makna benekatif : melakukan sesuatu untuk orang lain, contoh: menuliskan, membuatkan.
2. Makna refleksif : melakukan sesuatu untuk diri sendiri, contoh: bersolek bercermin.
3. Makna repetitif : melakukan berulang-ulang, contoh: memetiki, memukuli.
4. Makna kausatif : membuat jadi, contoh: meninggikan, mempertinggi.
5. Makna superlatif : paling, contoh: terpandai, tercantik.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa contoh kata berimbuhan beserta nosinya :

1) Imbuhan Ke-

Fungsi :
a)      Membentuk kata bilangan tingkat (kedua, ketiga, ketujuh)

b)      Membentuk kata bilangan kumpulan (kesebelas orang itu terluka)

c)      Membentuk kata benda (kekasih, ketua, kehendak)

Nosi :

a)      Menyatakan yang di- (kekasih, ketua, kehendak)

b)      Menyatakan tingkat atau himpunan

2)  Imbuhan Pe-

Fungsi :

a)      Membentuk kata benda

Nosi :

a)      Orang yang bekerja (petani, pelayan, pengarang)

b)      Alat (peneropong, penutup, pemancar)

c)      Mempunyai sifat (pemalu, pemarah, penakut)

d)     Orang yang gemar (perokok, peminum, pecandu)

e)      Yang menyebabkan (penyakit, pengharum, penghalus)

3) Imbuhan Se-

Fungsi :

a)      Sebagai kata keterangan (semalam ia datang)

b)      Sebagai kata sambung (sesudah makan ia pergi)

c)      Tidak mengubah jenis kata

Nosi :

a)      Satu (sebuah, sehari, sebatang)


b)      Seluruh (se-Indonesia, sekampung, sedunia)

c)      Sama dengan (sepandai, secantik, setinggi)

d)     Sebanyak (semaumu, sebisaku, seingatku)

e)      Setelah (sesampai, seusai, sepulang)

4) Imbuhan Me-

Fungsi :

a)      Membentuk kata kerja transitif dan intransitif

Nosi  Transitif :

a)      Melakukan suatu perbuatan (menikam, mencium, menanam)

b)      Perbuatan dengan alat seperti kata dasar (mencangkul, memarang, menyapu)

c)      Menghasilkan seperti kata dasar (menyambal, merujak)

Nosi Intransitif :

a)      Mengerjakan sesuatu (menari, menyanyi, mendidik)

b)      Menghasilkan (menelur, mengeluh, meringkik)

c)      Berbuat seperti (membatu, membabi buta, menyatu)

d)     Menghisap/minum (merokok, meminum)

e)      Dalam keadaan (mengantuk, menganga)

f)       Menuju ke arah (menepi, mendarat, menjauh)

g)      Mencari/mengumpulkan (merotan, mendarat)

h)      Menjadi (meninggi, mengeras, mengencang)

5) Imbuhan Ber-

Fungsi :
a)      Membentuk kata kerja aktif

Nosi dari Kata Benda :

a)      Mempunyai (berkaki, beruang, berharta, bernama)

b)      Memakai (berbaju, bersepeda, berkacamata)

c)      Mengerjakan 9bersawah, bernafas, bernyanyi)

Nosi dari Kata Kerja :

a)      Reflektif (berhias, berjemur, bersembunyi)

b)      Resiprok (berkelahi, bertinju, berselisih)

c)      Intransitif (berjalan, berlari, berdiri)

d)     Mempunyai pekerjaan (berkedai kopi, bermain bola)

Nosi dari Kata Sifat :

a)      Menghasilkan (bertelur, beranak, berbuah)

b)      Dalam keadaan beramai-ramai, bergegas, bersuka cita)

1. 4.      Imbuhan (Afiks) baru


a. A +  moral = amoral, Asusila
b. Ab  +  normal = abnormal
c. Non + formal = nonformal
d. Adi + daya = adidaya
e. Eka, dwi, tri, catur, panca + sila = ekasila, dwisila, trisila, catursila, pancasila, dst.
f. Semi → semifinal
g. Pasca → pascasarjana
h. Para → paranormal
i. Purna → purnawirawan, purnakarya
j. Ekstra → ekstraketat
k. Intra → intrakurikuler
l.  Super → superhebat
m. Ultra → ultraviolet
n. Tuna → tunawisma
o. Radio → radioaktif
p. Pra → prasejarah
2. D.    Kata Ulang
a. 1.      Pengertian Kata Ulang
Kata ulang ialah kata jadian yang terbentuk dari pengulangan kata.

1. 2.      Bentuk-bentuk kata ulang


a. Kata ulang murni atau pengulangan seluruh (dwilingga), yaitu pengulangan seluruh kata dasar.
Contoh : Ibu-ibu, hitam-hitam, kuda-kuda, dana-danau

1. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang sebagian, yaitu bentuk pengulangan kata dengan mendapat awalan, sisipan,
akhiran, atau gabungan imbuhan sebelum atau sesudah kata dasarnya diulang.
Contoh : berlari-lari, bermain-main, menari-nari, hormat-menghormati, bunga-bungaan, kekanak-kanakan

1. Kata ulang berubah bunyi atau bervariasi fonem, baik vokal maupun konsonan.
Contoh : lauk-pauk, serta merta, warna-warni, mondar-mandir

1. Kata ulang suku awal atu dwipura, yaitu bentuk pengulangan suku pertama kata dasarnya, biasanya disertai variasi
e pepet.
Contoh :

 lelaki dari laki-laki ~ lalaki ~ lelaki


 sesama dari sama-sama ~ sasama ~sesama
 tetangga dari tangga-tangga ~ tatangga ~ tetangga
1. 3.      Makna Kata Ulang
a. Menyatakan banyak tak tentu
Contoh: gunung-gunung, daerah-daerah, gerak-gerik, rumah-rumah

1. Menyatakan sangat
Contoh : rajin-rajin, besar- besar, kuat-kuat, manis-manis

1. Menyatakan saling, berbalasan atau pekerjaan dilakukan oleh dua pihak.


Contoh : kunjung-mengunjungi, tuduh-menuduh, tolong-menolong

1. Menyataka paling atau intensitas.


Contoh : sebaik-baiknya, setinggi-tingginya, sebanyak-banyaknya

1. Menyatakan tiruan atau menyerupai


Contoh : orang-orangan, rumah-rumahan

1. Menyatakan bersenang-senang atau santai


Contoh: duduk-duduk, minum-minum, membaca-baca, tidur-tiduran

1. Menyatakan dikenai sifat atau tidak


Contoh : Kebarat-baratan, kehijau-hijauan

1. Menyatakan himpunan pada kata bilangan


Contoh : dua-dua, lima-lima, banyak-banyak
1. Menyatakan agak
Contoh : kepala pening-pening, badan sakit-sakit, jangan malu-malu

1. Menyatakan beberapa
Contoh : bertahun-tahun, berhari-hari

1. Menyatakan terus-menerus
Contoh : bertanya-tanya, mencari-cari

1. Menyatakan waktu
Contoh : pagi-pagi, datang-datang

1. Menyatakan semakin atau bertambah


Contoh : lama-lama ia pingsan, meluap-luap amarahnya

1. Menyatakan berusaha
Contoh : menyabar-nyabarkan diri, menguat-nguatkan hati, menahan-nahan amarah.

1. E.     Kata Majemuk
a. 1.      Pengertian Kata Majemuk
Kata majemuk ialah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki struktur tetap, tidak dapat disisipi kata lain.

Contoh : Meja makan

1. 2.      Ciri- ciri kata majemuk


a. Memiliki struktur yang tetap dan tidak dapat diubah-ubah letaknya
Contoh : meja makan dibalik menjadi makan meja (tidak logis)

1. Tidak dapat disisipi oleh kata lain seperti kata yang, sedang dll.
Contoh : Meja (yang)  makan (tidak logis)

Meja (sedang) makan (tidak logis)

1. 3.      Bentuk- bentuk kata majemuk


a. Kata majemuk kiasan
Contoh : kaki tangan, anak buah, mata-mata

1. Kata majemuk setara sejalan


Contoh : pahit getir

Hancur lebur

1. Kata ulang majemuk berlawanan


Contoh : siang malam, kawan lawan, laba rugi
1. Kata majemuk gabung bersusun sederajat
Contoh : teman sejawat, kaum kerabat, sanak famili

Anda mungkin juga menyukai