Oleh :
4. Tahap 3 deduksi
Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara
deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum
menuju hal-hal yang bersifat khusus. Anak juga telah mengerti betapa
pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan, di sampaing
unsur-unsur yang didefinisikan. Misalnya anak sudah mulai memahami
dalil. Selain itu, pada tahap ini anak sudah mulai mampu menggunakan
aksioma atau postulat yang digunakan dalam pembuktian.
Postulat dalam pembuktikan segitiga yang sama dan sebangun,
seperti postulat sudut-sudut-sudut, sisi-sisi-sisi atau sudut-sisi-sudut, dapat
dipahaminya, namun belum mengerti mengapa postulat tersebut benar dan
mengapa dapat dijadikan sebagai postulat dalam cara-cara pembuktian dua
segitiga yang sama dan sebangun (kongruen).
5. Tahap 4 Akurasi
Dalam tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya
ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.
Tahap akurasi merupakan tahap berfikir yang tinggi, rumit dan kompleks.
Keterangan:
Klp ahli aaa membahas materi 1 (sifat balok)
Klp ahli bbb membahas materi 2 (sifat kubus)
Klp ahli ddd membahas materi 3 (sifat prisma)
Klp ahli eee membahas materi 4 (sifat limas)
f. Setelah memahami materi, kelompok ahli
menyebar dan kembali ke kelompok asal masing-
masing.
g. Kemudian menjelaskan materi kepada rekan
kelompoknya.
h. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
Tahap 4 Akurasi Pada materi ini tidak terdapat tahap 4 akurasi, karena
tidak ada pembuktian rumus.
MODEL JIGSAW TEORI VANHELE
Fase I Menyajikan Informasi tujuan pembelajarn. Tahap 0 Visualisasi (Pengenalan)
1. Guru memyampaikan tujuan pembelajaran 1. Guru menyampaikan
“akhir dari pembelajaran ini diharapkan siswa informasi tentang bangun
bisa mengetahui sifat-sifat dari bangun ruang” ruang.
2. Guru memperlihatkan beberapa bangun 2. Guru memperlihatkan
ruang. bangun ruang kepada
siswa.
3. Siswa mengamati bangun
Fase II Guru menyajikan informasi kepada siswa ruang yang diperlihatkan
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan guru.
bacaan 3. Tanya jawab tentang
bangun ruang (balok,
kubus, prisma dan
limas).
4. Siswa hanya mengenal
bangun ruang yang
dilihat tersebut tanpa
mengetahui sifat dari
bangun ruang tersebut.
Fase III Mengorganisasikan siswa ke dalam Tahap 1 Analisis
kelompok-kelompok belajar;
1. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana 1. Siswa mengetahui sifat
caranya membentuk kelompok belajar dan bangun ruang (balok,
membantu setiap kelompok agar melakukan kubus, prisma dan limas)
transisi secara efisien. melalui diskusi kooperatif
4. Guru membentuk kelompok heterogen yang dengan tipe Jigsaw.
beranggotakan 4-6 orang untuk
mendiskusikan tentang sifat-sifat bangun
ruang (balok, kubus, prisma, dan limas).
5. Tiap orang dalam kelompok diberi subtopic
yang berbeda.
6. Kelompok asal membahas materi yang
berbeda-beda (sifat balok, kubus, prisma, dan
limas).
Tahap 3 Deduksi
Keterangan:
1. Anak dapat mengetahui
Klp ahli aaa membahas materi 1 (sifat balok)
banyaknya sisi-sisi,
Klp ahli bbb membahas materi 2 (sifat kubus)
rusuk, sudut, titik sudut,
Klp ahli ddd membahas materi 3 (sifat prisma)
dan sisi yang berhadapan
Klp ahli eee membahas materi 4 (sifat limas)
pada masing-masing
bangun ruang (balok.
11. Setelah memahami materi, kelompok ahli
kubus, prisma, dan
menyebar dan kembali ke kelompok asal
limas).
masing-masing.
2. Dengan mengetahui sifat
12. Kemudian menjelaskan materi kepada rekan
dan hubungan antar
kelompoknya.
bangun ruang tersebut,
anak bisa
Fase V Mempresntasikan
menggambarkan bangun
13. Tiap kelompok mempresentasikan hasil
ruang tesebut.
diskusi.
3. Guru memberikan tes
individual pada akhir
Fase VI Penghargaan
pembelajaran tentang
Daftar Pustaka