Anda di halaman 1dari 10

1.

mengkontrak atau mengontrak


2. mensejahterakan atau menyejahterakan
3. mempaku atau memaku
4. mentraktir atau menraktir
5. mengkonsolidasi atau mengonsolidasi
6. mempengaruhi atau memengaruhi
7. mempercayai atau memercayai
8. memperhatikan atau memerhatikan
9. mempertinggi atau memertinggi
10. mempunyai atau memunyai

Dari kesepuluh jawaban tersebut, silakan hitung jawaban kamu yang benar. Jawaban
yang tepat adalah
1. mengontrak
2. menyejahterakan
3. memaku
4. mentraktir
5. mengonsolidasi
6. memengaruhi
7. memercayai
8. memperhatikan
9. mempertinggi
10. Mempunyai
Jadi, imbuhan me- jika bertemu dengan beberapa kata, huruf pertama pada kata
tersebut akan lebur.

Contoh:
mengaca - = me- + kaca
menulis - = me- + tulis
menyapu - = me- + sapu
memaku - = me- + paku

Dapat dilihat dari keempat kata tersebut, huruf k pada kata kaca, huruf t pada kata
tulis, huruf s pada kata sapu, dan huruf p pada kata paku lebur/hilang jika keempat
kata tersebut diberikan imbuhan me-.

Akan tetapi, coba perhatikan pada beberapa kata di bawah ini.

membaca - = me- + baca

mencari - = me- + cari

menderita - = me- + derita


Pada ketiga kata tersebut, huruf b pada kata baca, huruf c pada kata cari, dan huruf d
pada kata derita masih terlihat dan terbaca jelas, meskipun sudah diberi imbuhan me-.

Nah, apakah yang membedakan keduanya? Ini rahasianya...

Imbuhan me- akan meleburkan huruf pertama pada kata berimbuhan me- dengan
beberapa syarat, yaitu kata tersebut harus
1. diawali dengan huruf K, T, S, atau P,
2. lebih dari satu suku kata,
3. diawali dengan KV, bukan KK (huruf pertama berupa konsonan, huruf kedua
berupa vokal)

Ketiga syarat tersebutlah yang dapat menentukan apakah huruf pertama pada kata
yang diberi imbuhan me- lebur atau tidak.
Contoh:

SAPU

Kata sapu memenuhi ketiga syarat tersebut sehingga penulisan yang benar adalah menyapu.
Huruf s lebur.

TRAKTIR

Kata traktir memenuhi syarat pertama dan kedua, tetapi tidak memenuhi syarat ketiga karena
kata TRAKTIR diawali dengan pola KK, yaitu huruf pertama berupa konsonan dan huruf
kedua berupa konsonan sehingga penulisan yang benar adalah mentraktir. Huruf t tidak lebur.

PEL

Kata pel memenuhi syarat pertama dan ketiga, tetapi tidak memenuhi syarat kedua karena
kata PEL hanya terdiri dari satu suku kata sehingga penulisan yang benar adalah mengepel.
Huruf p lebur. (tambahan: jika kata yang bersuku kata satu diberi imbuhan me-, pengimbuhan
yang benar adalah menge-. Contoh: mengebom, mengecat, mengebor)

Lalu, manakah yang benar: mempengaruhi atau memengaruhi?

Tentunya, jika berdasarkan "biasanya" atau "enak tidaknya", kita akan menjawab
mempengaruhi karena tulisan memengaruhi sungguh terdengar aneh. Namun, marilah
terlebih dahulu kita analisis berdasarkan persyaratan di atas.

Kata dasar dari kata berimbuhan tersebut adalah pengaruh. Kata pengaruh diberi imbuhan
me- dan -i. Oleh karena itu, berdasarkan persyaratan yang ada, kata pengaruh memenuhi
ketiga syarat di atas. Dengan demikian, huruf p pada kata pengaruh ditulis lebur sehingga
penulisan yang benar adalah memengaruhi.
Penjelasan ini juga berlaku untuk pilihan mempercayai atau memercayai, memperhatikan
atau memerhatikan. Untuk menjawabnya, carilah kata dasar kedua kata berimbuhan tersebut
lalu cocokkan dengan ketiga syarat di atas. Jika memenuhi, jawaban yang benar adalah lebur.
Jika tidak memenuhi syarat, jawaban yang benar adalah tidak lebur.

Ketentuan penulisan kata berimbuhan yang lebur ini berlaku untuk semua kata yang diawali
dengan huruf k, t, s, dan p (me- + KTSP), baik kata serapan, maupun kata asli dari bahasa
Indonesia. Tentunya kata berawalan KTSP tersebut harus memenuhi ketiga syarat di atas.

Namun, perlu diingat, ada satu kata yang menjadi pengecualian, yaitu kata punya.

Kata punya diawali dengan huruf P, lebih dari satu suku kata, dan diawali dengan pola
KV, seharusnya penulisan kata tersebut jika diberi imbuhan me- akan menjadi lebur:
memunyai, tetapi hal tersebut tentu saja salah karena penulisan yang benar adalah
mempunyai.

Kenapa? Badan bahasa tidak memberikan alasan yang jelas, tetapi salah satu dosen
linguistik saya pernah berkata, hal ini terjadi karena kemungkinan zaman dulu kata
punya berasal dari empunya sehingga kata tersebut sebenarnya berawalan e bukan p
jadi penulisan yang benar tidak lebur.

Jenis-jenis Imbuhan[sunting | sunting sumber]


Imbuhan menurut posisinya terbagi ke dalam empat bentuk

 Awalan atau prefiks, Contoh: meN-, ber-, di-, ter-, peN-, per-, se-, dan ke-.
 Sisipan atau infiks, Contoh: -el-, -em-, -er-, -e-, dan -in-.
 Akhiran atau sufiks, Contoh: -kan, -an, -i, dan -nya.
 Konfiks atau simulfiks: berupa awalan dan akhiran yang pemakaiannya sekaligus.
Contoh: ke-an, per-an, peN-an, ber-an, dan se-nya.
Di samping itu, terdapat pula imbuhan yang merupakan serapan dari bahasa asing,
yaitu: -I ; -man ; -wan ; -wati ; -iyah ; - is ; -sasi ; -isme.
Imbuhan tersebut di antaranya sebagai berikut:

 Dari bahasa Arab: -ah, -i. Fungsinya sebagai pembentuk atau penanda kata sifat.
Contoh: manusiawi, alamiah, alami.
 Dari bahasa Sanskerta: -man, -wan, -wati. Fungsinya sebagai pembentuk kata
benda. Contoh: budiman, wartawan, pragawati.
 Dari bahasa Inggris: -an, -en, -is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat.
Contoh: imigran, presiden, egois, deskriptif, formal.

Fungsi Imbuhan[sunting | sunting sumber]


Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi
imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:

 batu (benda) -> membatu (sifat),


 indah (sifat) -> seindah-indahnya (keterangan),
 mandi (kerja) -> pemandian (benda).
Fungsi imbuhan adalah:

 Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an,
pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
 Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan, dan di-i.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
 Membentuk kata sifat, yakni –I, -wi, -iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi,
ilmiah, agamis.
 Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
 Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-habisan,
seindah-indahnya, dll.

Awalan pen-[sunting | sunting sumber]


Imbuhan pen- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat produktif.
Makna yang dikandung awalan peN- bermacam-macam antara lain:

 Menyatakan yang melakukan perbuatan. Contoh: penulis, & pembaca.


 Menyatakan pekerjaan. Contoh: pengusaha, pedagang.
 Menyatakan alat. Contoh: pengerat, penggaris.
 Menyatakan memiliki sifat. Contoh: pemaklum, penggembira.
 Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutih.

Awalan ber-[sunting | sunting sumber]


Awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut:

 Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa kata dasar
yang suku pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi be-. Contoh:
beramal, bekerja.
 Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-. Contoh: bel + ajar = belajar.
 Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka ber- tetap tanpa
perubahan. Contoh: ber + balik = berbalik.
Makna yang terkandung oleh awalan ber-, antara lain:

 Mempunyai, contoh: beratap, beranak, berhasil.


 Menggunakan, contoh: bersepeda, bersepatu.
 Mengeluarkan, contoh: bertelur, berbau, berkata.
 Menyatakan sikap mental, contoh: berbahagia, berhati-hati.
 Dalam jumlah, contoh: berdua, bertiga.
Dalam beberapa tulisan atau berbagai percakapan sering dijumpai pelesapan-
pelesapan imbuhan ber-. Perhatikan kalimat berikut:

 Usahanya belum hasil.


 Pendapat kita memang beda.
 Murid-murid sudah kumpul di muka kelas.
Bentuk-bentuk tanpa ber- seperti pada contoh di atas merupakan pemakaian kalimat
yang tidak baku. Hal tersebut antara lain merupkan unsur pengaruh dari bahasa daerah.
Kalimat-kalimat tersebut seharusnya diucapkan:

 Usahanya belum berhasil.


 Pendapat kita memang berbeda.
 Murid-murid sudah berkumpul di muka kelas.

Awalan men-[sunting | sunting sumber]


Apabila awalan me- dihubungkan dengan kata dasar (bahasa Inggris: word stem,root
word) dengan fonem awal tertentu, terjadi variasi bentuk, yakni me-, mem-, men, meng-
, dan meny-.
Kaidah imbuhan men-
Imbuhan meN- apabila ditambahkan pada kata dasar berfonem awal vokal, /k/, /h/, /g/,
/kh/ berubah menjadi meng- Contoh:

 meN- + ambil = mengambil,


 meN- + elak = mengelak,
 meN- + kalah = mengalah,
 meN- + harap = mengharap,
 meN- + khawatirkan = mengkhawatirkan,
Jika imbuhan meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /l/, /m/, /n/, /ng/,
/ny/, /r/, /y/, atau /w/, bentuknya berubah menjadi me-

 meN- + lamar = melamar,


 meN- + makan = memakan,
 meN- + nikah = menikah,
 meN- + nganga = menganga,
 meN- + nyanyi = menyanyi,
 meN- + raih = meraih,
 meN- + yakini = meyakini,
 meN- + wajibkan = mewajibkan,
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang berfonem awal /c/, /d/, /j/, /sy/ atau /t/
bentuknya berubah menjadi men-

 meN- + datang = mendatang,


 meN- + tanam = menanam,
 meN- + cari = mencari,
 meN- + jadi = menjadi,
 meN- + syukuri = mensyukuri,
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /b/, /p/, atau /f/, bentuknya
berubah menjadi mem-

 meN- + babat = membabat,


 meN- + pukul = memukul,
 meN- + fokuskan = memfokuskan,
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /s/ bentuknya berubah menjadi
meny- .

 meN- + satu = menyatu,


Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang bersuku satu, bentuknya berubah
menjadi menge-.

 meN- + bom = mengebom,


 meN- + cek = mengecek,
Jika dirasakan masih baru, proses peluluhan kata-kata yang berasal dari bahasa asing
tidak berlaku. Namun, jika kata dasar itu tidak asing lagi, proses penggabungan
mengikuti kaidah yang umum.

 meN- + produksi = memproduksi


Jika kata kerja berkata dasar tunggal direduplikasi, kata dasarnya diulangi dengan
mempertahankan peluluhan konsonan pertamanya.

 tulis = menulis-nulis; tulis-menulis.


 karang = mengarang-ngarang; karang-mengarang.
 cek = mengecek-ngecek.
 ulangi = mengulang-ulangi.
Makna awalan meN- adalah sebagai berikut:

 Melakukan perbuatan, tindakan; Contoh: mengambil, menjual.


 Melakukan perbuatan dengan alat: Contoh: mengambil, menyabit.
 Menjadi atau dalam keadaan; contoh: menurun, meluap.
 Membuat kesan; contoh: mengalah, membisu.
 Menuju ke; contoh: mendarat, menepi.
 Mencari; contoh: mendamar.
Fonem /p/ menjadi luluh ke dalam fonem /m/. Namun, peluluhan tidak terjadi jika fonem
/p/ adalah permulaan dari prefiks per- atau kata dasarnya mulai dengan per- atau pe-
tertentu.

 meN- + pertinggi = mempertinggi.


 meN- + pertaruhkan = mempertaruhkan.
Penulisan yang benar untuk makna ‘membuat jadi lebih tinggi’ adalah mempertinggi
atau meninggikan bukan mempertinggikan.

Awalan di-[sunting | sunting sumber]


Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari awalan (me-
(N)) yang bermakna aktif. Contoh: di- + baca -> dibaca ; di- + ambil = diambil ; di- + jual
= dijual Jika di- diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat, maka penulisannya dipisah.

Awalan ter-[sunting | sunting sumber]


Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut:
 Sudah di- atau dapat di-; contoh: tertutup, terbuka.
 Ketidaksengajaan; contoh: terbawa, terambil.
 Tiba-tiba; contoh: teringat, terjatuh.
 Paling/superlatif; contoh: terindah, terbagus.

Awalan se-[sunting | sunting sumber]


Awalan se- mengalami variasi-variasi makna, yakni sebagai berikut:

 Satu; contoh: seekor, sebutir.


 Seluruh, seisi; contoh: serumah, sekampung.
 Sama-sama; contoh: sepermainan, seperjuangan.
 Sama dengan, seperti; contoh: seperti, selebar, seenaknya, semaumu.
 Menyatakan waktu; contoh: sesudah, selagi.

Awalan per-[sunting | sunting sumber]


Awalan per- berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang diawali
huruf /r/

 per- + ringan = peringan


Awalan per- juga berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang
tersusun atas huruf-huruf berikut:

 huruf ke-1 adalah konsonan,


 huruf ke-2 dan ke-3 adalah /er/, dan
 huruf ke-4 adalah konsonan
Contoh:

 per- + kerja + -an = pekerjaan


 per- + ternak + -an = peternakan
Imbuhan per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar

 per- + ajar = pelajar

Akhiran –an[sunting | sunting sumber]


Pada umumnya akhiran –an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan,
satuan, ratusan. Makna akhiran –an adalah sebagi berikut:

 Menyatakan tempat, contoh: pangkalan, kubangan.


 Menyatakan alat, contoh: timbangan, ayunan.
 Menyatakan hal atau cara, contoh: didikan, pimpinan.
 Menyatakan akibat, hasil perbuatan, contoh: hukuman, balasan.
 Menyatakan sesuatu yang di, contoh: catatan, suruhan.
 Menyatakan seluruh, kumpulan, contoh: lautan, sayuran.

Akhiran –kan dan –i[sunting | sunting sumber]


Fungsi

 Membentuk kata kerja. Semua kata yang berakhiran –kan dan –i dengan atau tanpa
awalan merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran –kan dan –i itu merupakan
kata kerja bentuk imperatif. Contoh:
o Panas (kata sifat)
o Panaskan (kata kerja)
o Panasi (kata kerja)
 Menjadikan kata kerja taktransitif menjadi kata kerja transitif. Contoh:
o Didi duduk di kursi (taktransitif)
o Didi menduduki kursi (transitif)
o Didi mendudukkan Adik di kursi (transitif)
 Mengintensifkan arti. Contoh:
o Polisi menangkap penjahat.
o Polisi menangkapi penjahat (pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang karena
objeknya lebih dari satu).
Perbedaan-perbedaan[sunting | sunting sumber]
 Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –kan berpindah tempatnya dan objek itu
merupakan alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –i tetap tempatnya,
tidak berpindah, dan objek itu merupakan tempat berlakunya pekerjaan itu: Contoh:
o Petani itu menanamkan benih di sawahnya.
o Petani itu menanami sawahnya.
 Kata kerja berakhiran –kan diikuti oleh objek penderita, sedangkan kata kerja
berakhiran –i diikuti objek penyerta. Contoh:
o Dia menawarkan pekerjaan kepada saya.
o Dia menawari saya pekerjaan.
 Adakalanya perbedaan kedua akhiran itu kurang jelas sehingga pemakaiannya
seolah-olah sama saja dan dapat saling menggantikan. Contoh:
o Dia menamai anaknya Alam. (menamai = memberi nama)
o Dia menamakan anaknya Alam. (menamakan = menyebabkan bernama)

Konfiks ke-an[sunting | sunting sumber]


Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya, kepandaian,
kecepatan, keindahan, kesehatan. Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut:

 Menyatakan keadaaan: contoh; kedinginan, kesakitan.


 Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau); contoh: kebesaran, kemahalan.
 Menyatakan agak, menyerupai: contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan.

Konfiks pe(n)-an[sunting | sunting sumber]


Konfiks pe(n) –an mempunyai variasi bentuk pe-an, pem-an, peng-an, peny-an. Makna
konfiks pe(N)-an adalah sebagai berikut:

 Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penanaman,


pendidikan.
 Menyatakan proses/perbuatan. Contoh: pemberontakan, pendaftaran.
 Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan.
 Menyatakan alat. Contoh: penciuman.
 Menyatakan tempat. Contoh: penampungan, pemandian.

Konfiks per-an[sunting | sunting sumber]


Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut:

 Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan.


 Menyatakan daerah. Contoh: perkebunan.
 Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pernyataan, pertahanan.
 Menyatakan perihal. Contoh: peristilahan, perhukuman.
 Menyatakan banyak, bermacam-bermacam. Contoh: peralatan, persyaratan.

Konfiks se-nya[sunting | sunting sumber]


Konfiks se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk kata
keterangan. Contoh: se-nya + putih -> seputih-putihnya ; se-nya + pintar -> sepintar-
pintarnya
Konfiks se-nya menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai.
Contoh: seputih-putihnya = seputih mungkin ; sepintar-pintarnya = sepintar mungkin.

Klitika –ku, –mu, –nya[sunting | sunting sumber]


Fungsi

 Sebagai penunjuk kepunyaan. Contoh:


o rumahku, rumahmu, rumahnya
 Sebagai alat pembentuk kata benda. Contoh:
o salah (kata sifat) = salahmu (kata benda),
o duduk (kata benda) = duduknya(kata benda),
 Sebagai objek penderita Contoh:
o Sudah beberapa kali ia membujukku.
o Ia memandangnya tajam-tajam.
 Sebagai objek penyerta. Contoh:
o Surat itu telah kukirimkan kepadanya.
o Barang-barang ini sengaja dia bel untukmu.
Khusus untuk –nya, selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi sebagai
imbuhan.
Fungsi imbuhan –nya adalah sebagai berikut:

 Sebagai pembentuk kata keterangan. Contoh:


o Agaknya akan turun hujan hari ini.
o Tidak selamanya orang menderita.
 Sebagai penunjuk. Contoh:
o Penyakit seperti ini sukar dicari obatnya.
o Rumah kami besar, kamar-kamarnya luas.
 Bersama-sama dengan awalan se- menyatakan superlatif. Contoh:
o Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali gagal juga.
o Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah.
Pemakaian –nya pada kata rumah & sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya
sudah dinyatakan langsung. Perhatikan kalimat di bawah ini:

 a) Rumah paman bertingkat dua. ; b) Rumahnya bertingkat dua.


 a) Sepeda adiknya yang baru dibeli bercat merah. ; b) Sepedanya bercat merah

Anda mungkin juga menyukai