PEMBAHASAN
2. Menurut Konstruksi
a. Saluran terbuka
Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air
non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
4. Drainase Mole
Drainase mole biasa disebut dengan lubang tikus berupa saluran bulat yang
konstruksinya tanpa dilindungi sama sekali, pembuatannya tanpa harus menggali
tanah, cukup dengan menarik (dengan traktor) bantukan baja bulat yang disebut
mol yang dipasang pada alat seperti bajak dilapisan tanah subsoil pada kedalaman
dangkal. Pada bagian belakang alat mole biasanya disertakan alat expander yang
gunanya untuk memperbesar dan memperkuat bentuk lubang
Tidak semua daerah terdapat usaha-usaha pertanian atau perkebunan
memerlukan irigasi. Irigasi biasanya diperlukan pada daerah-daerah pertanian
dimana terdapat satu atau kombinasi dari keadaan-keadaan berikut :
a. Curah hujan total tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan air.
b. Meskipun hujan cukup, tetapi tidak terdistribusi secara baik sepanjang tahun.
c. Terdapat keperluan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian
yang dapat dicapai melalui irigasi secara layak dilaksanakan baik ditinjau dari segi
teknis, ekonomis maupun sosial.
1. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada
sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah
kota.
2. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang
(sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan
kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
3. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran
cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar
5. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
· Stabilitas sistemharus terjamin, baik dari segi struktural, keawetan sistem dan
kemudahan dalam operasi dan pemeliharaan.
· Pembuatan Kolam Retensi dan Sistem Polder disusun dengan memperhatikan
faktor sosial ekonomi antara lain perkembangan kota dan rencana prasarana dan
sarana kota.
4. Rencana Induk
Rencana Induk sistem drainase perkotaan adalah perencanaan menyeluruh
sistem drainase pada suatu wilayah perkotaan, untuk perencanaan 25 tahun.
Lingkupnya adalah sistem drainase utama saja yang berada dalam suatu daerah
administrasi.
5. Studi Kelayakan
· Perencanaan sistem drainase perkotaan satu atau lebih daerah pengaliran air
untuk waktu 5 atau 10 tahun.
· Lingkupnya diarahkan pada daerah prioritas yang telah ditentukan dalam
rencana induk.
6. Perecanaan Teknik
· Perencanaan teknis dibuat untuk daerah prioritas yang telah mempunyai studi
kelayakan atau rencana kerangka (outline plan). Jangka waktu perencanaan untuk
2 sampai 5 tahun.
· Rencana teknis harus membuat persyaratan teknis dan gambar teknis, kriteria
perencanaan dan langkah-langkah konstruksi.
7. Salah satu rumus yang dapat digunakan dalam mendisain saluran drainase
adalah : “METODE RASIONAL’’