0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
137 tayangan5 halaman
Buku ini membahas pengelolaan kawasan sempadan sungai dengan pendekatan integral. Ia menjelaskan definisi dan istilah terkait sempadan sungai, fungsi-fungsinya, peraturan dan kelembagaan pengelolaannya, serta metode penetapan garis sempadannya. Partisipasi masyarakat dalam penetapan garis sempadan sungai juga dibahas. Metode penetapan garis sempadan meliputi analisis tampang dan faktor-faktor seperti
Deskripsi Asli:
ini merupakan resume buku yang saya buat dari buku milik Pak Agus Maryono yang berjudul "Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai"
Buku ini membahas pengelolaan kawasan sempadan sungai dengan pendekatan integral. Ia menjelaskan definisi dan istilah terkait sempadan sungai, fungsi-fungsinya, peraturan dan kelembagaan pengelolaannya, serta metode penetapan garis sempadannya. Partisipasi masyarakat dalam penetapan garis sempadan sungai juga dibahas. Metode penetapan garis sempadan meliputi analisis tampang dan faktor-faktor seperti
Buku ini membahas pengelolaan kawasan sempadan sungai dengan pendekatan integral. Ia menjelaskan definisi dan istilah terkait sempadan sungai, fungsi-fungsinya, peraturan dan kelembagaan pengelolaannya, serta metode penetapan garis sempadannya. Partisipasi masyarakat dalam penetapan garis sempadan sungai juga dibahas. Metode penetapan garis sempadan meliputi analisis tampang dan faktor-faktor seperti
Judul : PENGELOLAAN KAWASAN SEMPADAN SUNGAI DENGAN
PENDEKATAN INTEGRAL
Penulis : Dr.-Ing. Ir Agus Maryono
Penerbit : Gadjah Mada University Press dan Anggota IKAPI Tahun Terbit : 2014
Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai merupakan ilmu pengetahuan yang menjelaskan
tentang cara pengelolaan kawasan sempadan sungai agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pengelolaan kawasan sempadan sungai bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan pengoptimalan kawasan sempadan sungai di Indonesia. Namun, sempadan sungai menjadi permasalahan yang paling penting dalam penataannya. Hal ini dikarenakan penataannya menyinggung berbagai aspek seperti kepemilikan lahan, ekosisem sungai, kelembagaan, bencana alam, aset vital milik privat/publik dan sumber daya air. Untuk itu diperlukannya perancangan aturan yang mengatur hal itu terkait sempadan sungai agar diperolehnya pengetahuan bagi masyarakat mengenai garis sempadan dan manfaatnya bagi ekosistem sungai guna mendapati sungai yang sesuai seperti fungsi sempadan awalnya. Buku Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai ini terdiri dari 140 halaman yang terbagi menjadi 12 bab. Adapun ringkasan isi dari masing-masing Bab-nya adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang, urgensi, dan isi dari Buku Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai. Penulis mengatakan bahwa dengan tergerusnya bantaran sungai di berbagai daerah pada tahun-tahun belakangan ini mengakibatkan banyak kerugian seperti rumah roboh, rumah menggantung diatas sungai hingga pelindung tebing di sempadan sungai roboh. Hal ini menuntut untuk segera dirumuskannya konsep pengelolaan kawasan sempadan sungai. Urgensi yang dipaparkan yaitu memberi penjelasan secara komprehensif terkait istilah dan definisi sempadan sungai, kajian komprehensif mengenai kawasan sempadan sungai serta fungsinya, memberi dasar pijakan secara akademis dalam pembuatan peraturan tentang sempadan sungai, memberikan arahan umum dalam perancangan peraturan daerah sempadan sungai, dan memberikan pokok-pokok pikiran yang bersifat integral mengenai pengelolaan kawasan sempadan sungai. Isi dari buku ini yaitu mengenai definisi serta istilah-istilah terkait sempadan sungai, berbagai permasalahan terkait pengelolaan sempadan sungai, kepemilikan dan perizinan dalam pemanfaatan sempadan sungai lalu peraturan terkait dalam perancangan kawasan sempadan sungai BAB II PENGERTIAN-PENGERTIAN TERKAIT SEMPADAN SUNGAI Istilah-istilah umum sempadan sungai yaitu : 1. Garis sempadan sungai adalah garis batas luar kawasan pengamanan sungai 2. Daerah sempadan tanggul adalah daerah di luar tanggul yang dibatasi kaki tanggul luar sampai dengan garis sempadan sungai 3. Debit banjir rencana adalah debit pada periode ulang tertentu untuk perencanaan bangunan pengendalian banjir 4. Wedi kengser adalah daratan yang terbentuk oleh endapan yang menyatu dengan daerah sempadan sungai 5. Sungai bermeander adalah sungai yang alur morfologinya berkelok-kelok 6. Sungai ephemeral adalah sungai yang mengalir hanya pada saat hujan saja karena muka air tanahnya berada di bawah dasar sungai 7. Sungai intermitten adalah sungai yang mengalir selama musim hujan dan tidak mengalir selama musim kering, kecuali bila ada hujan 8. Sungai perennial adalah sungai yang selalu mengalir sepanjang tahun Istilah-istilah terkait sempadan sungai menurut UU No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air yaitu : 1. Daerah alira sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung aliran air 2. Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan air agar tetap ada dan memenuhi kebutuhan makhluk hidup 3. Pendayagunaan sumber daya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan penggunaan sumber daya air secara optimal 4. Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan daya rusak air Istilah-istilah terkait sempadan sungai menurut PP RI No. 38 Tahun 2011 tentang sungai yaitu : 1. Bantaran sungai adalah ruang antara tepi palung sungai dan kaki tanggul 2. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil BAB III FUNGSI SEMPADAN SUNGAI Pada bab ini menjelaskan tentang pengertian Sungai, sempadan sungai serta fungsinya. Sungai menurut PP No. 35 Tahun 1991 adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Sempadan sungai menurut Agus Maryono Tahun 2008 adalah daerah bantaran banjir ditambah daerah longsor tebing sungai (sliding), lebar bantaran ekologi, dan daerah keamanan yang diperlukan terkait dengan letak sungai. Fungsi sempadan sungai yaitu sebagai pelindung sungai, ruang penyangga antara ekosistem sungai dan daratan, melindungi tebing sungai dari pengikisan dan erosi, memberikan ruang bagi alur sungai untuk bergerak secara lateral, dan sebagai penyedia nutrisi bagi fauna dan estetika. BAB IV KELEMBAGAAN DAN KEWENANGAN Bab ini menerangkan bahwa Stakeholder dalam kelembagaan dan kewenangan mengenai sungai dikuasai oleh pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten, dan negara dan sewenangnya. Didalam kewenangannya diatur supaya bersama-sama mewujudkan fungsi sungai secara keberlanjutan. Didalam praktiknya sering terjadi konflik antarinstansi dalam pemanfaatan sumber daya. Hal ini terjadi juga pada sempadan sungai karena memiliki tujuan sendiri-sendiri dalam pemanfaatannya. Dalam hal koordinasi antrinstansi mengenai pengelolaan sungai diperlukannya kerja sama termasuk pengelolaan sempadan sungai secara sistematis BAB V PERATURAN-PERATURAN MENGENAI SUNGAI DAN SEMPADAN SUNGAI SEBAGAI DASAR DALAM PENGELOLAAN SEMPADAN SUNGAI Peraturan dan pemakaian peraturan tentang sempadan sungai diatur dalam : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air 2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang 3. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang sungai (dicabut oleh Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011) 4. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung 5. Peraturan Menteri Nomor 63 Tahun 1993 tentang garis sempadan sungai, daerah manfaat sungai, daerah penguasaan sungai, dan bekas sungai BAB VI PENATAAN DAN PENGATURAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI Pada bab ini penulis mengemukakan Prinsip-prinsip penataan dan pengaturan sempadan sungai diberbagai kawasasan dengan mengelola daerah sempadan sungai untuk diatur sedemikian rupa. Penataan dan pengaturan diberbagai kawasan seperti kawasan perkotaan, peri urban, dan perdesaan. Lalu menjelaskan melalui gambar perbedaan kondisi existing sempadan sungai diberbagai kawasan. Untuk pengaturan sempadan sungai di kawasan rural, semi-urban dan urban pada sungai yang dilalui lahar dingin yaitu pada saat ini belum bisa dilakukan. Namun, dapat didekati dengan meneliti lebar bekas lintasan lahar yang pernah terjadi. BAB VII SEMPADAN SUNGAI DAN PENATAAN TATA RUANG Dalam bab ini dijelaskan perkembangan dan pengembangan kawasan budi daya di sempadan sungai dengan maksud bahwa sempadan sungai akan direncanakan dan dimanfaatkan seoptimal mungkin sebagai elemn arsitektur kota yang ramah lingkungan. BAB VIII PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENETAPAN SEMPADAN SUNGAI Pada bab ini dijelaskan oleh penulis partisipasi dalam arti keikutsertaan masyarakat dan pembagian peran masyarakat dalam penetapan sempadan sungai.hal ini dikarenakan masyarakat perlu ikut serta untuk menggali potensinya dalam pemeliharaan sempadan sungai. Partisipasi ini diperlukan terkait isu-isu mengenai sempadan sungai yaitu : 1. Pemahaman yang rendah mengenai kawasan perkotaan, peri urban dan perdesaan 2. Perubahan penggunaan lahan yang drastis 3. Konflik kepentingan disekitar sempadan sungai 4. Kepemilikan lahan yang masih belum jelas 5. Pemahaman mengenai keterkaitan kondisi ekosistem sungai dan sosial ekonomi budaya 6. Sempadan sungai dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah 7. Kemiskinan dan status sosial 8. Pengelolaan yang belum optimal 9. Implementasi peraturan sempadan sungai yang lemah BAB IX PENENTUAN GARIS SEMPADAN SUNGAI BERDASARKAN ANALISIS DAN KAJIAN TAMPANG MELINTANG SUNGAI Pada bab ini penulis menjelaskan metode penetapan lebar sempadan sungai yang diperoleh dari studi literatur yaitu : 1. Penetapan lebar sempadan mengacu pada konsep kualitatif lebar sempadan sungai 2. Penetapan lebar sempadan berdasarkan lebar dasar dan kemiringan tebing 3. Penetapan lebar sempadan sungai disesuaikan dengan fungsinya 4. Penetapan lebar sempadan sungai berdasarkan PP 38/2011 dan PERMEN PU 63/1993 BAB X PENENTUAN SEMPADAN SUNGAI SECARA KOMPREHENSIF Pada bab ini dibahas mengenai metode penentuan lebar sempadan sungai, lebar sempadan sungai berdasarkan hasil-hasil penelitian, penentuan lebar sempadan sungai menurut luas daerah aliran sungai, penentuan lebar sempada sungai yang terpengaruh pasang surut, penentuan tepi sungai sebagai titik acuan garis sempadan sungai, penentuan daerah sempadan sungai berdasarkan kajian tampang melintang sungai, penentuan kategori sungai, penentuan tepi sungai, dan hasil kajian komprehensif lebar sempadan sungai. Hasil yang diperoleh mengenai kajian komprehensif lebar sempadan sungai yaitu untuk mendapatkan lebar sempadan sungai untuk kawasan peri urban dilakukan inteerpolasi linier antara besaran sempadan sungai di kawasan perdesaan dan perkotaan BAB XI PENGELOLAAN SEMPADAN SUNGAI Pada bab ini upaya pengelolaan dengan cara : 1. Pemanfaatn sempadan sungai yang dioptimalkan 2. Kepemilikan dan perizinan dalam pemanfaatan sempadan sungai harus memenuhi syarat 3. Pengawasan pemanfaatan sempadan sungai diatur guna menjadi diterapkannya peraturan mengenai sempadan sungai 4. Koordinasi dalam pengelolaan sempadan sungai diperlukan agar terciptanya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaannya 5. Sengketa dalam pengelolaan sempadan sungai diupayakan prinsip musyawarah, apabila tidak bisa melewati pengadilan 6. Sanksi dan penghargaan dalam pengelolaan sempada sungai diatur didalam UU No. 7 Tahun 2004 mengenai sumber daya air dan UU No. 23 Tahun 1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup 7. Pengelolaan sempadan sungai di kawasan khusus butuh peraturan yang khusus pula demi menciptakan kondisi yang serupa dengan yang lainnya 8. Partisipasi dan sosialisasi masyarakat diperlukan guna keefektifan dalam pengelolaan sempadan sungai BAB XII PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH MENGENAI SEMPADAN SUNGAI Peraturan sempadan sungai disusun dan dirancang pada PP 38 Tahun 2011