Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH

Oleh
Respati Anton Sasongko 2025011010
Heri Jaya 2025011011
Suryo Bahwono Isyworo 2025011012

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan tugas “Makalah Teknik Penulisan Ilmiah”.
Makalah ini berisikan tentang Teknik Penulisan Artikel Ilmiah.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan serta informasi sehingga
dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu keritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun selalu kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini.

Bandar Lampung, 20 Oktober 2020

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2
2.1 Teknik Penulisan Artikel Ilmiah..............................................................2
2.2 Sistematika Penulisan Artikel Ilmiah.......................................................3
2.2.1 Judul Artikel Ilmiah..........................................................................3
2.2.1.1 Baris Kepemilikan.......................................................................3
2.2.1.2 Judul Pelari..................................................................................4
2.2.1.3 Sinopsis........................................................................................4
2.2.2 Abstrak dan Ringkasan......................................................................4
2.2.2.1 Abstrak.........................................................................................4
2.2.2.2 Ringkasan....................................................................................5
2.2.2.3 Kata Kunci...................................................................................5
2.2.3 Pendahuluan......................................................................................5
2.2.4 Metode...............................................................................................5
2.2.5 Hasil Penelitian.................................................................................6
2.2.5.1 Hasil Analisis Sampel..................................................................6
2.2.5.2 Hasil Analisis Data......................................................................7
2.2.6 Pembahasan.......................................................................................7
2.2.7 Kesimpulan dan Saran.......................................................................7
2.2.8 Ucapan Terimakasih..........................................................................7
2.2.9 Acuan................................................................................................8
2.2.9.1 Petuntuk Pengacuan Pada Teks...................................................8
2.2.9.2 Penyusunan Daftar Acuan...........................................................8
2.3 Tata Bahasa Artikel Ilmiah......................................................................9
2.3.1 Pilihan Kata (Diksi).........................................................................10
2.3.2 Kalimat Efektif................................................................................12
2.3.3 Paragraf...........................................................................................15
2.3.4 Pedoman Penulisan.........................................................................16
2.3.5 Penggunaan Istilah Asing................................................................16
2.3.6 Lambang..........................................................................................16
2.3.7 Penulisan Nama Latin.....................................................................17
2.3.8 Antara Bahsa Indonesia dan Bahasa Inggris...................................19
2.4 Pagiarisme..............................................................................................19
2.4.1 Ruang Lingkup Plagiarisme............................................................19
2.4.2 Tipe Plagiarisme..............................................................................20
2.4.3 Menghindari Plagiarisme................................................................20
BAB III KESIMPULAN............................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, budaya menulis di indonesia masih jauh


dari yang di harapkan. menulis artikel ilmiah saat ini bukan sekedar hobi, tetapi
sudah menjadi keharusan bagi setiap orang yang sedang melanjutkan
pendidikan sarjananya.
menulis artikel ilmiah tidak semudah membuat karangan tulisan biasa. Ide-
ide ataupun gagasan yang ada dalam fikiran kita, tidak bisa begitu saja kita
tuangkan menjadi artikel ilmiah. Dalam menulis artikel ilmiah kita harus
memperhatikan teknik-teknik, ide atau gagasan harus mematuhi kaidah-kaidah
ilmiah.
Karenanya artikel ilmiah harus dapat menjelaskan secara rici, singkat dan
menarik sehingga dapat membuat para pembaca memiliki keinginan untuk
membaca artikel tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik-teknik penulisan artikel imliah ?
2. Bagimana cara menentukan tata bahasa di dalam artikel ilmiah ?
3. Bagimana teknik menghindari plagiarisme ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam menulis artikel ilmiah.
2. Untuk mengetahui tata bahasa yang akan digunakan dalam artikel ilmiah.
3. Untuk mengetahui teknik menghindari plagiarisme.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Artikel ilmiah menurut Suyitno (2011), ialah karya tulis yang didesain
untuk dimuat dibuku kumpulan artikel atau Jurnal, ditulis dengan tata cara
penulisan ilmiah yang disesuaikan dengan konvensi ilmiah yang berlaku.
Sedangkan menurut Brotowidjoyo (2002), Pengertian Artikel ilmiah sebagai
bagian dari karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta
umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Adapun ciri-ciri Artikel Ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Objektif, artinya isi artikel ilmiah hanya dapat dikembangkan dari keadaan
yang secara aktual.
2. Rasional.
3. Kritis karena berfunsi sebagai wahana menyampaikan kritik timbal balik
terhadap sesuatu yang dipersoalkan.
4. Reserved (menahan diri, hati-hati), jujur, lugas dan tidak menyertakan
motif-motif pribadi dan kepentingan tertentu.
5. Artikel ilmiah memiliki gaya bahasa yang formal sehingga hanya fokus ke
dalam ilmu saja dan tidak ada gaya bahasa yang santai.
6. Pengutipan sumber disertai dengan identits sumber yang jelas.

2.1 Teknik Penulisan Artikel Ilmiah


Teknik menulis artikel ilmiah adalah cara untuk membuat artikel ilmiah
yang baik dan benar. Secara garis besar teknik menulis artikel ilmiah dapat
kita bagi sebagai berikut:
1. Tentukan tema. Tema harus spesifik. Semakin spesifik tema yang kita
pilih, akan semakin menarik minat baca.
2. Tetapkan tujuan penulisan. Kebanyakan artikel, terutama artikel jenis
deskripsi dan narasi, tidak menyatakan tujuan penulisan secara tersurat,
melainkan tersirat.
3. Rumuskan ide pokok atau masalah. Biasanya perumusan masalah
dalam bentuk pertanyaan. Hanya saja dalam penulisan artikel deskripsi
dan narasi, rumusan masalahnya tidak tersurat tapi tersembunyi dibalik
alur tulisan.
4. Kembangkan tema dan pembahasan sesuai dengan jenis artikel.
5. Buatlah kesimpulan. Kesimpulan tidak sulit untuk dibuat. Anda bisa
membuatnya dengan baik dan benar.

2.2 Sistematika Penulisan Artikel Ilmiah


Sistematika penulisan adalah tata cara, atau urutan untuk menyelesaikan
sebuah penelitian atau riset yang di dalamnya terkandung judul, abstrak,
pendahuluan, metode, hasil penelitian, diskusi, kesimpulan, saran, ucapan
terimakasih, dan daftar pustaka.

2.2.1 Judul Artikel Ilmiah


dalam menentukan judul hendaknya memahami persyaratan sebagai berikut:
1. Menarik perhatian pembaca.
2. Informatif, maksudnya sekali membaca mudah untuk dipahami.
3. Terdiri dari kata kunci.
4. Tidak lebih dari 12 patah kata (Inggris 10 kata, Jerman 8 kata). Bila
melebihi bisa menggunakan anak judul.
5. Hindari kata-kata klise, maksudnya kata yang terlalu sering
digunakan, sehingga memudarkan makna aslinya.
6. Hindari penggunaan kata kerja diawal judul.
7. Hindari singkatan atau akronim (kecuali yang sudah lazim).
8. Setiap awal kata dalam huruf besar kecuali kata sambung.
Untuk bisa menarik perhatian para pembaca, maka informasi dan singkat
judul harus spesifik. Sebagai contoh:
a. Penelititian fungi set mast (terlalu umum)
b. peran sel mast dari inflasi (lebih spesifik)

2.2.1.1 Baris Kepemilikan


Di bawah judul perlu dicantumkan nama lengkap penulis (para
penulis), untuk gelar ada yang menambahkan ada yang tidak. Nama
institusi dan alamat. Penulis yang dimaksud adalah orang-orang yang
mempunyai kontribusi dalam perencanaan, pelaksanaan, analisis, sintesis
dan penulisan artikel itu sendiri. Setiap nama yang tercantum harus mampu
menjawab permasalahan yang timbul dari artikel tersebut. Tidak
dibenarkan menulis nama diikuti et al (dan kawan-kawan). Nama akhir
penulis jangan disingkat karena penting untuk penulisan dalam daftar
pustaka. Alamat sangat penting untuk kepentingan konspondensi dan
permintaan reprint.

2.2.1.2 Judul Pelari


Kebanykan jurnal mensyaratkan ada judul pelari, yang umumnya
dicantumkan disudut kanan atas. Judul pelari ini merupakan singkatan
judul terdiri atas 3-5 kata.

2.2.1.3 Sinopsis
Beberapa jurnal tertentu menuliskan hasil penelitian atau
kesimpulan terpenting di bawah ini judul artikel pada daftar isi jurnal
dalam satu dua kalimat. Hal ini disebut sinopsis. Dengan membaca
sinopsis seseorang bisa menentukan perlu atau tidaknya membaca artikel
tersebut, apabila jurnal mensyaratkan. Penulis harus pandai menulis
sinopsis agar menarik minat baca.

2.2.2 Abstrak dan Ringkasan


Dalam membuat sebuah artikel ilmiah hendaknya memahami apa yang
dimaksud abstrak dan ringkasan beserta tata cara penulisannya.

2.2.2.1 Abstrak
Abstarak merupakan kependekan secara lengkap, komperhensif
dan jelas menerangkan keseluruhan isi tulisan, artinya dengan membaca
abstrak tersebut pembaca sudah bisa mempunyai cukup pemahaman tentang
keseluruhan artikel. Biasanya disajikan dalam satu paragraf dengan
menggunakan tidak lebih 200 kata. Meskipun dalam satu paragraf harus
lengkap berisi unsur-unsur latar belakang, tujuan, metode yang dipakai, dan
hasil secara singkat. Tidak dibenarkan adanya tabel, gambar dan pengacuan
pustaka dalam abstrak.

2.2.2.2 Ringkasan
Ringkasan merupakan abstrak yang lebih panjang yang disusun
dalam beberapa paragraf dan tidak lebih dari 500 kata. Jadi ada paragraf
yang berisi ringkasan tentang latar belakang dan tujuan penelitian. Paragraf
selanjutnya berisi metode penelitian, hasil penelitian, kesimpulan dan saran.

2.2.2.3 Kata Kunci


Dibawah abstrak sering dicantumkan kata kunci, antara 3-12 kata
kunci. Satu kata kunci bisa terdiri dari satu kata atau lebih yang
mempunyai satu arti misalnya, hujan asam, struktur parametrik.
Kata kunci ini penting sebab mewakili ide-ide dasar yang dibahas dalam
artikel. Oleh kerenanya dalam artikel harus cermat dalam menentukan kata
kunci.

2.2.3 Pendahuluan
Dalam pendahuluan dikemukakan suatu permasalahan, konsep,
hasil penelitian sebelumnya secara jelas dan ringkas sebagai dasar
dilakukannya penelitian yang akan ditulis sebagai artikel ilmiah. Pustaka
yang dirujuk hanya yang benar-benar penting dan relevan dengan
permasalahan untuk men”justifikasi” dilakukannya penelitian, atau untuk
mendasari hipotesis. Pendahuluan juga harus menjelaskan mengapa topik
penelitian dipilih dan dianggap penting, dan diakhiri dengan menyatakan
tujuan penelitian tersebut.

2.2.4 Metode
Alur pelaksanaan penelitian harus ditulis dengan rinci dan jelas
sehingga peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sama. Spesifikasi
bahan-bahan harus rinci agar orang lain mendapat informasi tentang cara
memperoleh bahan tersebut. Jika metode yang digunakan telah diketahui
sebelumnya, maka acuan pustakanya harus dicantumkan. Jika penelitian
terdiri dari beberapa eksperimen, maka metode untuk masing-masing
eksperimen harus dijelaskan.
1. Sampel, maksudnya jumlah subjek, material dll. Yang telah diteliti.
2. Waktu/ priode penelitian, maksudnya awal dan akhir penelitian atau
periode penelitian perlu dijelaskan.
3. Lokasi penelitian
4. Prosedur penelitian, maksudnya bagimana data dikumpulkan dan
teknik atau metode yang dilakukan.
5. Analisis data secara singkat tetapi lengkap tanpa harus menunjukan
hasil analisis.

2.2.5 Hasil Penelitian


Hasil penelitian dalam bentuk data merupakan bagian yang
disajikan untuk menginformasikan hasil temuan dari penelitian yang telah
dilakukan. Ilustrasi hasil penelitian dapat menggunakan grafik/tabel/
gambar. Tabel dan grafik harus dapat dipahami dan diberi keterangan
secukupnya. Hasil yang dikemukakan hanyalah temuan yang bermakna dan
relevan dengan tujuan penelitian.
Temuan di luar dugaan yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian
harus mendapat tempat untuk dibahas. Jika artikel melaporkan lebih dari
satu eksperimen, maka tujuan setiap penelitian harus dinyatakan secara
tegas dalam teks, dan hasilnya harus dikaitkan satu sama lain. Dalam
Pembahasan dikemukakan keterkaitan antar hasil penelitian dengan teori,
perbandingan hasil penelitian dengan hasil penelitian lain yang sudah
dipublikasikan. Pembahasan menjelaskan implikasi temuan yang diperoleh
bagi ilmu pengetahuan dan pemanfaatannya.

2.2.5.1 Hasil Analisis Sampel


Menjelaskan gambaran populasi penelitian, priode sampel didapat,
bagaimana cara menentukan sampel. Menjelaskan apakah selama
pembuatan observasi bisa dijalankan dengan baik, apakah terdapat
permasalahan dalam pengukuran dll.
2.2.5.2 Hasil Analisis Data
Hasil analisis data bisa disampaikan dalam bentuk kalimat. Untuk
analisis sederhana bisa menggunakan penjelasan kalimat, namun analisis
yang kompleks perlu diperjelas dengan tabel dan grafik. Penjelasan tabel
dan grafik perlu tambahan sedikit narasi untuk mempermudah pembaca
memahaminya. Dalam narasi hanya menjelaskan bagian yang penting
jangan menjelaskan semua data.

2.2.6 Pembahasan
Dalam pembahasan penulis hendaknya berargumen secara logis
dan tidak melakukan pembahasan yang panjang lebar. Didalam pembahasan
perlu didiskusikan hal-hal terkait validasi penelitian. Secara jujur apabila
ada kelemahan, kekuruangan atau keterbatasan penelitian harus dibahas.
Didalam pembahasan juga dibahas seberapa jauh hasil penelitian bisa
menjawab permasalahan atau mecapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

2.2.7 Kesimpulan dan Saran


Artikel ilmiah diakhiri dengan bagian penutup yang berupa
simpulan. Ciri-ciri simpulan adalah abstraksi, implikasi, pernyataan umum,
deduksi, dan interpretasi. Simpulan harus berisi jawaban atas hipotesis
berdasarkan fakta, dirumuskan secara singkat, dan dinyatakan dengan tegas
(tanpa membubuhi kata “mungkin”, “kiranya”, atau “tampaknya”). Selain
itu, artikel ilmiah juga bisa mengajukan saran, asalkan bertautan dengan
penelitian, logis dan shahih, dan ditujukan kepada orang, lembaga atau
pihak yang berwenang.

2.2.8 Ucapan Terimakasih


Ucapan terima kasih dibuat secara ringkas sebagai ungkapan rasa
terima kasih penulis kepada tim promotor atau tim pembimbing, dan pihak –
pihak yang telah membantu dalam penelitian serta pemberi dan. Pada jurnal
tertentu mensyaratkan ada izin tertulis dari orang atau badan yang akan
diberikan ucapan terimakasih.
2.2.9 Acuan
Ada dua hal yang berkaitan dengan acuan yaitu, petunjuk
pengacuan pada teks dan menyusunan daftar pustaka. Keduanya dapat
dijelakan sebagai berikut

2.2.9.1 Petuntuk Pengacuan Pada Teks


Petunjuk pengacuan pada teks ada beberapa cara unutk menulis petunjuk
pustaka:
1. Mamakai angka sesuai dengan urutan tampil (Sistem Vancouver)
2. Memakai nama tahun (Sistem Harvard)

2.2.9.2 Penyusunan Daftar Acuan


Penyusunan daftar acuan tergantung dari sistem yang dianut.
1. Sistem vancuver - jurnal
a. nama keluarga diikuti huruf pertama nama didepannya, diikuti
tanda titik.
b. Judul artikel diikuti tanda petik.
c. Nama jurnal.
d. Tahun penerbitan diikuti tanda (;)
e. Volume (nomer) diikuti tanda (:)
f. Halaman diikuti tanda titik.
Contoh: You Ch, Lee KY. Electrogastrographic study patients with
unxeplaines neusea, Gastroenterology 1980;79 (1): 75-79
2. Sistem vancuver – buku
a. Ada penulis pada setiap bab
Contoh: Weistein L. Colorectal cancer, In : Clark W, ed, Texbook of
surgery. 5th ed. New York : WB Sounders, 1974;455-500.
b. Tanpa penulis pada bab.
Contoh: Eisen HN. Imunology : an introdyction to meleculer and cellular
principles in the imune response. 5th ed Philadelphia : WB Sounders,
1974;407-409.
3. Urutan penulisan daftar acuan Vancouver ditulis sesuai dengan
urutan tampilan pada teks.
4. Sistem Harvard
a. Acuan penulisan
Perbedaan mendasar pada cara Vancouver adalah letak tahun
publikasi dan tanda acuan.
b. Pada cara Harvard tahun diletakkan dibelakang penulis dan
tanda bacanya lebih lengkap.
Contoh: Martin F.W., Dobois M. And Ruberte R., M. 1983. Sugars ini
staple type sweet potatos as influenced bay cooking tachnique. Proc Am.
Soc. Hort. Sie. 27B:136-138.
5. Urutan penulisan daftar acuan Harvard ditulis sesuai urutan
alphabetis dari penulis.

2.3 Tata Bahasa Artikel Ilmiah


Ragam bahasa ilmiah merupakan bahasa dalam dunia pendidikan.
Karena penutur ragam bahasa ini adalah orang yang berpendidikan, bahasa
yang digunakan adalah bahasa yang dipelajari di sekolah/ institusi
pendidikan. Ragam bahasa ini dikenal pula dengan istilah ragam bahasa baku/
standar. Menurut Hasan Alwi dkk. (2003: 13/14), ragam bahasa ini memiliki
dua ciri, yaitu kemantapan dinamis dan kecendikiawan. Kemantapan dinamis
berarti aturan dalam ragam bahasa ini telah berlaku dengan mantap, tetapi
bahasa ini tetap terbuka terhadap perubahan (terutama dalam kosakata dan
istilah). Ciri kecendikiawan terlihat dalam penataan penggunaan bahasa
secara teratur, logis, dan masuk akal. Ragam bahasa ini bersifat kaku dan
terikat pada aturan-aturan bahasa yang berlaku.
Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi
dalam penggunaan ragam bahasa ilmiah. Standar tersebut meliputi
penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia baku. Tata bahasa
Indonesia yang baku meliputi penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang
sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah
kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan
oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia
yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
2.3.1 Pilihan Kata (Diksi)
Pilihan kata atau diksi dalam sebuah karya tulis ilmiah akan
mempengaruhi kesan dan makna yang ditimbulkan. Hal ini merupakan salah
satu unsur dalam artikel ilmiah. Pemilihan kata dalam satu ragam bahasa
berkaitan dengan ketepatan pemilihan kata dan kesesuaian pemilihan kata.
Menurut Gorys Keraf (2005: 87), ketepatan pemilihan kata
berkaitan dengan menggunakan kata secara tepat yang berarti menggunakan
kata sesuai dengan makna yang ingin dicapai. Sementara itu, kesesuaian
pemilihan kata berkaitan dengan suasana dan lingkungan berbahasa. Dalam
artikel ilmiah, suasana dan lingkungan bahasa yang digunakan adalah
formal dengan bahasa standar/baku. Dalam makalah ini, dibahas beberapa
hal yang berkaitan dengan ketepatan dan kesesuaian pemilihan kata dalam
artikel ilmiah, yaitu:
1. Sinonim
a. air kencing/air pipis/air seni/urin.
Air kencing adik berwarna keruh.
Air pipis adik berwarna keruh.
Air seni adik berwarna keruh.
Urin adik berwarna keruh.
Sinonim merujuk pada kata-kata dengan makna yang (hampir) serupa. Pada
contoh penggunaan sinonim di atas, bahasa yang standar (baku) adalah air
seni dan atau urin (dalam bidang kedokteran).

b. Mengemukakan/mengatakan/menyuarakan.
Ia mengemukakan pendapatnya.
Ia mengatakan pendapatnya.
Ia menyuarakan pendapatnya.

Untuk menghindari kebosanan karena menggunakan kata yang itu-itu saja,


dapat dipilih sinonim yang penggunaannya tepat (sesuai konteks).
2. Kata umum/ kata khusus
Kendaraan/ Kendaraan bermotor/ Kendaraan (bermotor)
umum/Angkot.
a. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan dianggap
berhasil.
b. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan
bermotor dianggap berhasil.
c. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan
umum dianggap berhasil.
d. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan angkot dianggap
berhasil.
Setiap kata yang digunakan pada kalimat-kalimat di atas, semakin lama
semakin khusus. Hal ini terlihat dari semakin khusus (sempit) makna yang
digunakan pada kata-kata di atas (sesuai urutannya). Kata yang semakin
sempit tujuannya itulah yang disebut dengan kata khusus.

3. Kata Indria
Kata indria merupakan kata yang menunjukkan perasaan/
pengalaman dengan pancaindra, seperti panas, manis, keras, apak,
desing, dan mengilat. Penggunaan kata-kata indria ini dapat saling
tumpang tindih. Gejala seperti ini disebut dengan sinestesia.
Perhatikan contoh berikut.
a. Ibu membuat teh manis.
b. Gadis itu manis sekali.
4. Kelangsungan pilihan kata
Kelangsungan pilihan kata berkaitan kata demi kata yang dipilih
sehingga dapat menyampaikan gagasan secara tepat, efektif, dan
efisien. Hal ini menyangkut penghamburan kata, ambiguitas makna,
kesalahan ejaan, dsb.
5. Istilah dan jargon
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang secara cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang
khas dalam bidang ilmu tertentu. Sementara itu, jargon adalah kata-
kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam
bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-
kelompok khusus lainnya (Keraf, 2005: 107). Antara istilah dan
jargon, terdapat ketumpangtindihan makna. Pada dasarnya, jargon
merupakan bahasa atau kata yang khusus sekali.
6. Kata populer dan ilmiah
Kata populer adalah kata yang lazim digunakan oleh masyarakat luas
dalam kegiatan sehari-hari. Kata ini tentu berbeda dengan kata
ilmiah yang merujuk pada bahasa ilmiah. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan Contoh berikut:.
a. orang sakit/pasien (kata populer/kata ilmiah)
b. pecahan/fraksi (kata populer/kata ilmiah)
c. kolot/konservatif (kata populer/kata ilmiah)
7. Kata slang
Kata slang adalah kata yang digunakan pada ragam percakapan yang
khas. Misalnya, bahasa gaul. Bahasa seperti ini tidak bisa digunakan
dalam karya tulis ilmiah karena merupakan bahasa nonstandar.
8. Idiom
Idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-
kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan
artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau gramatikal dengan
bertumpu pada makna-makna yang membentuknya (Keraf, 2005:
109) Contohnya, makan garam, banting tulang. Selain itu, dalam
menulis karya tulis ilmiah perhatikan pula penggunaan kata depan
yang dilekatkan secara idiomatis pada kata kerja tertentu,
seperti berbahaya bagi, selaras dengan, terdiri atas.

2.3.2 Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan penutur/ penulisnya dengan baik sehingga pendengar/ pembaca
akan menangkap gagasan di balik kalimat tersebut dengan tepat. Karena
tujuan seseorang menulis adalah mengkomunikasikan gagasan yang
dimilikinya, kalimat efektif merupakan sarana yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut. Dalam kegiatan menulis, populer maupun ilmiah, laporan
maupun artikel, kalimat yang digunakan berupa kalimat efektif. Menurut
Gorys Keraf (1993) syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:

1. Kesatuan Gagasan
Kesatuan gagasan mengacu pada bagaimana perilaku fungsi-fungsi
kalimat dalam satu kalimat. Syarat utama untuk membentuk sebuah
kalimat lengkap adalah adanya fungsi subjek dan predikat. Jika
dirasa perlu, fungsi-fungsi ini dapat ditambahkan dan diperluas
dengan fungsi lainnya.
Contoh:
a. Pada pembiayaan mudhabarah tidak berpartisipasi dalam
manajemen bisnis Yang dibiayainya.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kesatuan gagasan karena subjek
dalam kalimat di atas tidak ada. Siapakah yang tidak berpartisipasi
dalam manejemen bisnis yang dibiayainya? Mengacu kepada
siapakah partikel nya pada kata dibiayainya? Bandingkan dengan
kalimat berikut. Pada pembiayaan mudhabarah, konsumen tidak
berpartisipasi dalam manajemen bisnis yang dibiayainya.
b. Karena asam amino ini merupakan faktor pembatas pada pakan
nabati.
Kata karena merupakan konjungsi yang menunjukkan hubungan
alasan/sebab. Konjungsi ini berfungsi menghubungkan anak kalimat
(alasan/sebab) dengan induk kalimat dalam kalimat majemuk
bertingkat. Pada kalimat di atas, penyebab (induk kalimat) tidak
nampak
2. Koherensi yang baik dan kompak.
Koherensi yang baik dan kompak mengacu pada hubungan
antarunsur pembentuk kalimat. Dalam hal ini, urutan kata menjadi
hal yang perlu diperhatikan. Perhatikan contoh berikut:
a. Tes tersebut dibuat oleh guru bidang studi yang berjumlah 25
item.
b. Tes yang berjumlah 25 item tersebut dibuat oleh guru bidang
studi.
3. Penekanan
Dalam sebuah kalimat, umumnya terdapat satu hal/topik yang ingin
ditekankan. Melalui beberapa cara, penekanan tersebut akan terasa
nyata. Coba perhatikan contoh berikut ini.
a. Beberapa daerah sudah mencapai TFR kurang dari dua dan
angka prevelensi kontrasepsi yang cukup tinggi.
b. TFR kurang dari dua dan angka prevelensi kontrsepsi yang
cukup tinggi sudah dicapai beberapa daerah.
c. Beberapa daerah pun sudah mencapai kurang dari dua angka
prevelensi kontrasepsi yang cukup tinggi.
Dari contoh di atas, terlihat cara untuk memberi penekanan adalah
meletakkan topik di awal kalimat atau menggunakan partikel
penekan (pun). Selain cara di atas, dapat pula digunakan
pertentangan atau repetisi (pengulangan).

4. Variasi
Untuk menghindari kebosanan karena menggunakan kata atau pola
kalimat yang itu-itu saja, digunakan variasi. Dalam kosakata, variasi
berkaitan erat dengan sinonim. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
kembali pembahasan mengenai pilihan kata (sinonim).

5. Paralelisme
Paralelisme menekankan pada penggunakan jenis dan pola yang
sama dalam kalimat. Fungsi-fungsi dalam satu kalimat terbentuk dari
pola yang sama. Misalnya, jika dalam sebuah kalimat terdapat
predikat lebih dari satu, imbuhan dalam predikat-predikat tersebut
sama. Perhatikan kalimat-kalimat berikut.
a. Fungsi enzim di antaranya adalah membantu proses
metabolisme dan dapat digunakan mencegah infeksi.
b. Fungsi enzim di antaranya adalah membantu proses
metabolisme dan mencegah infeksi.
6. Penalaran atau Logika
Salah satu ciri bahasa ilmiah adalah logis. Hal ini berarti pernyataan
dalam kalimat yang digunakan dalam karya tulis ilmiah sesuai
dengan logika. Perhatikan contoh berikut.
a. Secara umum, pendekatan kultural lebih optimis daripada
kedua pendekatan sebelumnya...
Pertanyaan yang muncul dari kalimat di atas adalah, siapa yang
merasa lebih optimis? Apakah mungkin, sebuah pendekatan (dalam
hal ini pendekatan kultural) dapat merasakan optimisme? Perasaan
(optimis) tentunya dapat dirasakan oleh manusia, bukan pendekatan.

Selain syarat di atas, ada pula satu hal lagi yang perlu diperhatikan,
yaitu panjang kalimat. Logikanya, semakin kompleks dan panjang
kalimat, maka semakin sulit pula kalimat tersebut dipahami.

2.3.3 Paragraf
Dalam buku Komposisi (Keraf, 1997: 62/66) dikatakan bahwa
paragraf merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf merupakan
perluasan pikiran dari kalimat. Pembagian paragraf berdasarkan fungsinya
dalam satu karangan akan mempermudah pembaca memahami struktur
karangan.
Sebuah karangan yang dalam studi kasus berupa artikel ilmiah
minimal terdiri atas tiga pembagian, yaitu pendahuluan, isi, penutup. Hal ini
berlaku pula dalam penulisan paragraf. Dalam sebuah paragraf, terdapat
kalimat pembuka, isi, dan penutup. Oleh karena itu, sebuah paragraf yang
standar minimal terdiri atas tiga kalimat.
Dalam sebuah paragraf, terdapat kalimat yang menunjukkan
gagasan utamanya. Kalimat tersebut disebut kalimat topik. Dari kalimat
topik inilah sebuah paragraf kemudian dikembangkan. Dalam
mengembangkan satu kalimat topik menjadi paragraf, perlu pula
diperhatikan masalah urutan yang logis dan kepaduan bahasa. Kepaduan
bahasa ini akan terlihat dari penggunaan kata-kata yang merujuk pada
bagian sebelumnya sehingga topik yang dibahas dalam sebuah paragraf
tidak meluas tak terarah.

2.3.4 Pedoman Penulisan


Dalam setiap bahasa, terdapat pedoman penulisan yang perlu
diperhatikan. Pedoman ini dibuat untuk mempermudah penggunaan dan
pemahaman terhadap suatu bahasa. Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua
panduan yang dijadikan acuan, yaitu Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EyD). KBBI merupakan pedoman mengenai tata cara
penulisan dan makna kata. Hal ini berbeda dengan EyD yang berisi aturan-
aturan mengenai pungtuasi (tanda baca). Pedoman penulisan yang terdapat
dalam KBBI dan EyD bersifat mengikat penggunanya.

2.3.5 Penggunaan Istilah Asing


Dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (2003) telah dijelaskan bahwa huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang
telah disesuaikan ejaannya Hal ini menujukkan bahwa penggunaan kata
atau ungkapan asing dalam artikel ataupun karya tulis lainnya
diperbolehkan. Namun, apabila kata atau ungkapan yang digunakan tersebut
belum banyak digunakan, ada baiknya diberikan penjelasan. Dengan begitu,
pembaca tidak bingung. Perhatikan contoh berikut:
a. Pengambilan keputusan strategik sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai
(value) atau harapan (expectation).
b. Investasi (pembiayaan)

2.3.6 Lambang
Ada banyak karya tulis yang menggunakan satuan. Mien E. Rifai
(1995) menyatakan, Satuan dasar yang dianut secara universal memakai
Satuan Sistem Internasional (biasa disingkat SI dari Systeme international).
Contoh SI adalah:
Kilogram/kg = 5 kg
Meter/m = 10 m
Ampere/A =2 A
Penulisan satuan tidak diawali dengan huruf kapital. Namun, jika
satuan tersebut diambil dari nama orang, penulisan dalam bentuk singkatnya
menggunakan huruf kapital. Penulisan satuan dalam bentuk singkat tidak
menggunakan titik.
Sama seperti satuan dasar, penulisan satuan mata uang tidak
diawali dengan huruf kapital. Namun, penulisan satuan mata uang dalam
bentuk singkat, menggunakan lambang dan huruf kapital. Perhatikan contoh
berikut.
10.000 rupiah = Rp10.000,00
80.5 dolar Amerika = US$80.5
25 yen = Y25
catatan: dalam bahasa Indonesia, desimal ditunjukkan dengan penggunaan
koma. Sebaliknya dalam bahasa Inggris, desimal ditunjukkan dengan
penggunaan titik.
Lambang usur zat (kimia) dituliskan berdasarkan aturan yang
sudah berlaku internasional. Penulisan unsur zat dalam bahasa Indonesia
tidak ditulis dalam cetak miring kecuali jika tidak menggunakan ejaan
Indonesia. Contoh:
karbon/carbon --> C
kuprum --> Cu
Selain satuan dan lambang kimia, dalam bidang-bidang ilmu tertentu,
terdapat pula rumus.

2.3.7 Penulisan Nama Latin


Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (2003:21) disebutkan, Huruf kapital digunakan sebagai
huruf pertama unsur-unsur nama orang. Namun, bagaimana dengan unsur-
unsur nama hewan atau tumbuhan Selain itu, disebutkan pula, Huruf miring
dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing
kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. (2003:26) Penjelasan lebih lanjut
mengenai penulisan nama Latin ini dijelaskan Mien A. Rifai (1995:14),
huruf miring digunakan pada nama ilmiah, marga, jenis, anak jenis, varietas,
dan forma makhluk. Akan tetapi, nama ilmiah takson di atas tingkat marga
tidak ditulis dengan huruf miring. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-
contoh berikut:
Oryza sativa Linnaeus
Oryza sativa Linn.

Oryza sativa merupakan nama Latin untuk padi. Sebagaimana dijelaskan


pada EyD, penulisan nama diawali dengan huruf kapital. Oleh karena itu,
huruf O pada Oryza kapital. Namun, berbeda dengan tata cara penulisan
nama orang, huruf kapital hanya dipakai pada huruf pertama kata pertama.
Jadi, huruf s pada kata sativa tidak kapital.
Huruf L pada kata Linnaeus dan Linn. mengacu pada nama orang (penemu).
Oleh karena itu, tidak ditulis dengan huruf miring.

Felis domesticus strain Himalaya


Pada contoh di atas, kata Himalaya tidak menunjuk pada penemu jenis
kucing tersebut. Kata Himalaya mengacu pada tempat/ daerah asal kucing
tersebut.
Petunjuk mengenai hal itu adalah adanya kata strain sebelum Himalaya.
Oryza sp.
Felis sp.
Pongo spp.
Untuk menyingkat penulisan nama Latin, dapat dituliskan sp. atau spp. di
belakang kata pertama nama Latin. Penulisan sp. dan spp. ini merujuk
pada spesies dan subspesies. Tata cara penulisannya tidak dalam cetak
miring.
2.3.8 Antara Bahsa Indonesia dan Bahasa Inggris
Bahasa Inggris diakui sebagai bahasa internasional. Begitu pula
dalam karya tulis ilmiah. Agar dapat mempublikasikan hasil penelitiannya
pada masyarakat luas (dalam hal ini masyarakat internasional), ada banyak
peneliti yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam
karya tulis ilmiahnya.
Jika karya tulis ilmiah menggunakan bahasa pengantar Inggris
(atau bahasa asing lainnya), pedoman dan aturan yang digunakan sesuai
dengan bahasa yang digunakan. Jadi, jika bahasa pengantar yang digunakan
adalah bahasa Inggris, pedoman dan aturan yang digunakan adalah pedoman
dan aturan bahasa Inggris. Oleh karena itu, penggunaan bahasa di luar
bahasa Inggris (bahasa Indonesia atau Latin) ditulis dalam cetak miring.

2.4 Pagiarisme
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010,
Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan
mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang
diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan
memadai.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Plagiat adalah
pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri.

2.4.1 Ruang Lingkup Plagiarisme


Berdasarkan beberapa definisi plagiarisme di atas, berikut ini diuraikan
ruang lingkup plagiarisme:
1. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan
tanda kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
2. Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
3. Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
4. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
5. Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam
susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan
identitas sumbernya.
6. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau telah
dipublikasikan oleh pihak lain seolah-olah sebagai karya sendiri.

2.4.2 Tipe Plagiarisme


Menurut Soelistyo (2011) ada beberapa tipe plagiarisme:
1. Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism). Penulis
menggunakan kata-kata penulis lain (persis) tanpa menyebutkan
sumbernya.
2. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source). Penulis
menggunakan gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan
yang cukup (tanpa menyebutkan sumbernya secara jelas).
3. Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship). Penulis
mengakui sebagai pengarang karya tulis karya orang lain.
4. Self Plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah penulis
mempublikasikan satu artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi.
Dan mendaur ulang karya tulis/ karya ilmiah. Yang penting
dalam self plagiarism adalah bahwa ketika mengambil karya
sendiri, maka ciptaan karya baru yang dihasilkan harus memiliki
perubahan yang berarti. Artinya Karya lama merupakan bagian
kecil dari karya baru yang dihasilkan. Sehingga pembaca akan
memperoleh hal baru, yang benar-benar penulis tuangkan pada
karya tulis yang menggunakan karya lama.

2.4.3 Menghindari Plagiarisme


langkah yang harus diperhatikan untuk mencegah atau menghindarkan kita
dari plagiarisme yaitu melakukan pengutipan atau melakukan paraphrase.
1. Pengutipan
a. Menggunakan dua tanda kutip, jika mengambil langsung satu
kalimat, dengan menyebutkan sumbernya.
b. Menuliskan daftar pustaka, atas karya yang dirujuk, dengan baik
dan benar. Yang dimaksud adalah sesuai panduan yang ditetapkan
masing-masing institusi dalam penulisan daftar pustaka.
2. Paraphrase
a. Melakukan parafrase dengan tetap menyebutkan sumbernya.
Parafrase adalah mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan
menggunakan kata-kata sendiri, tanpa merubah maksud atau
makna ide/gagasan dengan tetap menyebutkan sumbernya.
Selain dua hal di atas, untuk menghindari plagiarisme, kita dapat
menggunakan beberapa aplikasi pendukung antiplagiarisme baik yang
berbayar maupun gratis.
Tips menulis, agar terhindar dari plagiarisme:
1. Tentukan buku yang hendak anda baca
2. Sediakan beberapa kertas kecil (seukuran saku) dan satukan dengan
penjepit.
3. Tulis judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat terbit,
jumlah halaman pada kertas kecil paling depan
4. Sembari membaca buku, salin ide utama yang anda dapatkan pada
kertas-kertas kecil tersebut.
5. Setelah selesai membaca buku, anda fokus pada catatan anda
6. Ketika menulis artikel, maka jika ingin menyitir dari buku yang telah
anda baca, fokuslah pada kertas catatan.
7. Kembangkan kalimat anda sendiri dari catatan yang anda buat
BAB III

KESIMPULAN

Teknik penulisan artikel ilmiah Merupakan cara untuk menyampaikan ide,


pendapat, gagasan berdasarkah hasil dari sebuah penelitian dalam bentuk
rangkayan kata dan kalimat. Didalam nya terkandung standar penulisan ilmiah
meliputi judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil penelitian, diskusi,
kesimpulan, saran, ucapan terimakasih, dan daftar pustaka.
Standar penggunaan tata bahasa meliputi penggunaan tata bahasa dan
ejaan bahasa Indonesia baku. Tata bahasa Indonesia yang baku di dalamnya
terdapat penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang sesuai dengan kaidah baku.
Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia
sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia.
Hal yang harus dilakukan agar tulisan tidak mengandung unsur
plagiarisme adalah gunakan teknik pengutipan dan paraphrashe yang sesuai
dengan aturan dan yang terpenting jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003: Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta, PT Balai
Pustaka.

Keraf, Gorys. 1997: Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende


Flores, Penerbit Nusa Indah.

Keraf, Gorys 2005: Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Diknas RI. 1989: Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Jakarta, Balai Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Diknas RI. 2001: Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Diknas RI. (2003): Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta, Balai Pustaka.

Rifai, Mien A. (1995): Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan


Karya Ilmiah Indonesia. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Utorodewo, Felicia N. (2003): Bahasa Jurnalistik dalam seminar Sejarah Bahasa


Melayu/Bahasa Indonesia dalam Jurnalistik. Proram Studi Indonesia
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Jakarta, Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya Universitas Indonesia.

Anonim. 2020. Panduan Anti Plagiarism. http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=327


(diakses pada tanggal 20 Oktober 2020 pukul 14.00 WIB).
Rusdina, A. 2019. Panduan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah.
http://digilib.uinsgd.ac.id/29523/1/2- Buku%20Panduan%20PENULISAN
%20ARTIKEL%20JURNAL%20IL
MIAH.pdf (diakses pada tanggal 20 Oktober 2020 pukul 14.35 WIB).

Claubaugh, G.K. & Rozycki, E.G. (2001). The Plagiarism Book: A Student’s
Manual.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang


Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Reitz, Joan M. Online Dictionary for Library and Information Science.


Dalam http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_p.aspx (diakses pada
tanggal 20 Oktober 2020 pukul 14.15 WIB).

Soelistyo, H. 2011. Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius.

Supriyadi, D. 2013. Integritas Akademik. Dalam


http://mmr.ugm.ac.id/index.php/akademik/integritas-akademik (diakses
pada tanggal 20 oktober 2020 pukul 15.10 WIB).

Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Zulkarnaen. 2012. Menghindari Perangkap Plagiarisme dalam Menghasilkan


Karya Tulis Ilmiah. Makalah. Disampaikan pada Pelatihan Penulisan
Artikel Ilmiah, Lembaga Penelitian, Universitas Jambi, 16 Januari 2012.

Riwanto, I. 2020. Penulisan Artikel Ilmiah.


https://media.neliti.com/media/publications/17650-ID-penulisan-artikel-
ilmiah.pdf (diakses pada tanggal 20 Oktober 2020 pukul 14.50 WIB).
Setiorini, Asihanti R. 2010. Analisis Penggunaan Tata Bahasa Dalam Penulisan
Karya Tulis Ilmiah: Studi Kasus Artikel Ilmiah.
https://www.perpusnas.go.id/magazine- detail.php?
lang=en&id=8134#:~:text=Ragam%20bahasa%20ilmiah%20ya ng
%20digunakan,ejaan%20bahasa%20Indonesia%20yang%20disempurna
kan.&text=Standar%20berbahasa%20yang%20perlu%20diperhatikan,kepa
duan%20paragraf%2C%20dan%20pedoman%20penulisan. (diakses pada
tanggal 20 Oktober 2020 pukul 15.00 WIB).

Anda mungkin juga menyukai