Anda di halaman 1dari 30

ETIKA DAN TEKNIK MENGUTIP SERTA MENULIS DAFTAR

PUSTAKA BERBASIS KONTEN LITERASI

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
yang diampu oleh Renda Yuriananta, M.Pd.

Nama Kelompok

1. Faradilla Nada Arsita (1950203001111079)


2. Nuh Titang Salyowioso (195020307111043)
3. Onam Permana Putra (195020307111039)
4. Steviani Jaeni Kendek Allo (195020307111036)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1
Daftar Isi
Halaman
Daftar ISI.........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................5
1.3 Manfaat..............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
2.1 Etika Mengutip dan Cara Menghindari Plagiasi…………….…...….6
2.1.1 Definisi Plagiarisme................................................................7
2.1.2 Ruang Lingkup Plagiarisme....................................................7
2.1.3 Penggunaan Copyspace dan Pengecekan Plagiasi……...……7
2.2 Teknik Mengutip................................................................................8
2.2.1 Menyusun Kutipan dengan Kolaborasi....................................9
2.2.2Menyusun Kutipan dengan Komparasi.....................................9
2.2.3Menyusun Kutipan dengan Interpretasi...................................10
2.2.4 Menyusun Kutipan dengan Justifikasi………………..…….10
2.3 Model Pengutipan............................................................................11
2.4 Jenis-jenis kutipan……………........................................................11
2.4.1 Kutipan Langsung..................................................................11
2.4.2 Kutipan Tidak langsung.........................................................12
2.5 Gaya Mengutip……………………………………….…………......15
2.5.1 Gaya Penulisan APA………………………….…………......15
2.5.2 Gaya Penulisan Harvard………………………………….....18
2.5.3 Gaya Penulisan Vancouver………………………………....19
2.6 Menulis Daftar Pustaka………………………………………........20
2.6.1 Pengertian Daftar Pustaka…………………………………..20
2.6.2 Cara Penulisan Daftar Pustaka……………………………...21
2.6.3 Gaya Penulisan Daftar Pustaka………………......………...26
BAB III PENUTUP.......................................................................................28
3.1 Simpulan..........................................................................................28

2
3.2 Saran................................................................................................29
BAB 4 DAFTAR RUJUKAN.......................................................................30

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya tulis merupakan sesuatu yang tidak asing lagi terdengar dalam
berbagai kalangan. Setiap orang bisa menulis serta menyusun sendiri karya
tulisnya. Tentunya, karya tulis memiliki kaidah kaidah yang harus dipenuhi
dalam proses penulisannya.Dalam penulisan karya tulis, unsur yang tidak dapat
terlepas yaitu sumber atau bahan karya tulis itu didapat. Sumber sumber yang
didapat sebagai bahan dalam penyusunan karya tulis harus dicantumkan, baik
dalam bentuk kutipan maupun daftar isi. Kutipan adalah pinjaman kalimat atau
pernyataan yang terdapat dalam buku, majalah, surat kabar, serta jurnal hasil
karya orang lain (Kamdhi, 2016 : 223). Sedangkan, pengertian daftar pustaka
ialah daftar yang berisi tentang semua buku atau tulisan yang dijadikan acuan atau
landasan dalam penelitian (Fathoni, 2016). Ada cara dan susunan dalam membuat
kutipan serta daftar isi yang harus diketahui dalam membuat karya tulis. Dan
unsur ini terkadang disepelekan oleh sebagian orang dalam menyusun karya tulis
karena dianggap tidak perlu.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang kutipan dan daftar pustaka. Kami
rasa penting untuk mengingatkan kembali kepada penulis dan pembaca agar
memperhatikan sebuah aturan dan kaidah penulisan yang benar dalam mengutip.
Penulisan kutipan dan daftar pustaka yang baik dan benar sesuai dengan kaidah
bahasa indonesia harus diketahui terlebih dahulu sebelum melakukan penulisan
sebuah karya tulis. Sebagian besar orang belum memahami dan mempelajari
tentang kutipan dan daftar pustaka bahkan mengabaikan tata cara penulisannya
karena dianggap tidak begitu penting. Dalam kesempatan ini, kami
menyampaikan beberapa kaidah pengutipan serta penulisan daftar pustaka dalam
penulisan suatu karya tulis agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapatempat rumusan masalah
dalam makalah ini. Lima rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut.
1. Bagaimana etika mengutip yang baik?
2. Bagaimana cara menghindari plagiasi?
3. Bagaimaba teknik dalam mengutip?
4. Bagaimana cara menulis daftar pustaka?

1.3 Manfaat
Selaras dengan rumusan masalah pada sub-bab sebelumnya, berikut
merupakan manfaat dari penulisan makalah ini.
1. Pembaca dapat mengetahui etika mengutip
2. Pembaca dapat mengetahui cara menghindari plagiasi
3. Pembaca dapat mengetahui teknik dalam mengutip
4. Pembaca dapat mengetahui cara menuliska daftar pustaka dengan baik

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika Mengutip dan Menghindari Plagiasi


Dalam sebuah literatur,mengutip adalah hal yang lumrah dilakukan.
Dengan adanya kutipan,karya literatur memiliki landasan teori yang jelas dan
bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.Di sisi lain pembaca juga dapat
mengetahui bahwa penulis tidak melukakan kejahatan intelektual dengan mencuri
hasil pemikiran orang lain. Setiap penulis harus cermat dalammengutipagar
terhindari tindakan kriminal dengan mencuri hasil pemikiran orang lain.
MenurutAndarwulan, dkk. (2019:64)ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
mengenai etika pengutipan sebagai berikut.
1. Mencantumkan nama atau instansi pemilik sumber kutipan: setiap kali
meminjam, mengambil alih, atau menyalin kalimat orang lain harus tetap
mencantumkan sumber yang dirujuk sebagai kutipan. Bahkan, melihat ide
dari sumber lain kemudian mengolah dalam Bahasa sendiri juga harus
mencantumkan sumber rujukan karena merupakan bentuk kutipan tak
langsung.
2. Memilih sumber terpercaya untuk dikutip; sumber-sumber yang tidak
valid, tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, atau berasal dari
informasi yang tidak jelas mengarah pada penyebaran hoaks.
3. Merujuk pada sumber asli atau penulis langsung; merujuk bukan pada
sumber asli hanya akan menimbulkan kesalahan informasi atau interpretasi.
Lebih baik penulis mencari buku asli terlebih dahulu daripada mengutip
pendapat ahli yang dikutip.
4. Tidak mengambil alih semua gagasan tanpa intepretasi dan disertai
pendapat yang original.
5. Tepat dalam atau menginterpretasikan sumber rujukan yang dikutip.
Kesalahan penulis dalam memahami sumber rujukan dapat berakibat fatal
pada informasi yang tidak valid.
6. Mengutip sumber yang relevan, yakni mengambil kutipan yang sejalan
dengan gagasan jika mengutip dengan tujuan memperkuat pendapat.

6
2.1.1 Definisi Plagiat
Penulis sangat sulit untuk menghindari plagiasi dalam penulisan karyanya
jika tidak memahami definisi plagiat dengan jelas. Oleh karena itu, seorang
penulis perlu mengetahui definisi dari plagiarisme itu sendiri. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010dikatakan“Plagiat adalah
perbuatan sengajaatautidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh
karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai”. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang
lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri.

2.1.2 Ruang Lingkup Plagiarisme


Berdasarkan definisi plagiarisme, terdapat beberapa ruang lingkup
plagiarisme yang perlu diperhatikan. Beberapa ruang lingkup (dalam Istiana,
2017) tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan
tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
2. Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa menyebutkan
identitas sumbernya.
3. Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa menyebutkan
identitas sumbernya.
4. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
5. Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat
sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
6. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau telah dipublikasikan
oleh pihak lain seolah-olah sebagai karya sendiri.

2.1.3 Penggunaan Copyspace dan Pengecekan Plagiasi


Copyspace merupakan websiteyangmenyediakan jasa untuk mengecek
orisinalitas sebuah karya tulis. Penggunaan Copyspace dapat dilakukan secara

7
gratis atau berbayar. Penggunaan Copyspace secara gratis, pengguna hanya dapat
mengecek sebanyak 45 tulisan danhanya menampilkan 10 artikel yang memiliki
kesamaan dari website lain. Di sisi lain pengguna berbayar diberi kebebasan
dalam mengecek artikel dan lebih banyak lagi situs atau alamat website yang
tulisannya sama dengan yang pengguna tulis.
Berikut adalah cara mengecek orisinalitas karya tulis.
1. Buka website Copyspacepada copyscape.com
3. Kemudian, ketikkan atau salin alamat artikel kita yang akan kita cek.
4. Lalu, klik tulisan "Go".
5. Apabila muncul beberapa situs"10 Result" berarti tulisan
penggunamemilikikesamaan dengan karya tulis lain. Di sisi lain, apabila tidak ada
akan muncul tulisan "No Result".

2.2 Teknik Mengutip

Seringkali penulis tidak memperhatikan bagaimana menulis kutipan dengan


benar. Mengutip merupakan pekerjaan yang dapat menunjukkan kredibilitas
penulis. Oleh karena itu, mengutip harus dilakukan secara teliti, cermat, dan
bertanggung jawab. Dalam mengutip pengutip harus menyebutkan sumbernya.
Hal ini dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang
pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.
Penggunaan cara peletakan kutipan tersebut harus konsisten.
Menurut Andarwulan, dkk. (2019:69) ada beberapa prinsip pengutipan.
1. Pengutipan dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
2. Kutipan dianggap benar jika pengutip menunjukkan sumber atau asal
kutipan sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber
aslinya.
3. Tidak dianjurkan menggunakan sumber rujukan anonim. Tidak
diperkenankan juga mengutip kutipan.
4. Kutipan diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.
5. Kutipan yang panjang lebih baik dimasukkan dalam lampiran.
6. Diperkenankan menghilangkan bagian yang akan dikutip dengan syarat
bahwa bagian yang hilang tersebut tidak merubah makna.

8
7. Kutipan lebih baik jika dibuat bervariasi
8. Kutipan dapat bersumber secara lisan asal dapat pengesahan dari
penuturnya.

2.2.1 Menyusun Kutipan dengan Kolaborasi


Mengutip dengan Teknik kolaborasi dilakukan dengan cara mengutip dari
berbagai sumber yang saling berkaitan dan mendukung. Tujuan mengutip
menggunakan teknik kolaborasi sebagai landasan teori atau untuk memperkuat
gagasan penulis(Andarwulan,Trisna , dkk. 2019 : 70). Contoh mengutip dengan
kolaborasi sebagai berikut.
Menurut Faisal Basri (2019) demo mahasiswa pada 30 Septemper 2019 lalu
tidak berdampak negatif terhadap ekonomi Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan
pendapat Fajar B. hirawan (2019)Peneliti Centre for Strategic and International
Studies menilai aksi tersebut tidak akan berpengaruh signifikan terhadap ekonomi
Indonesia.

2.2.2Menyusun Kutipan dengan Komparasi


Menyusun kutipan dengan teknik komparasi dilakukan dengan cara
membandingan dua atau lebih pendapat yang bertentangan. Tujuan mengutip
menggunakan teknik komparasi adalah untuk menguatkan gagasan yang
kontroversial, tetapi penulis tetap memiliki argumen sendiri untuk memihak
kepada siapa(Andarwulan,Trisna , dkk. 2019 : 71).Contoh mengutip dengan
komparasi sebagai berikut.
Adam Smith (1776) berpendapat bahwa tanpa adanya campur tangan
pemerintah akan memberi ruang pada pelaku ekonomi dan membentuk persaingan
sehat yang dapat memajukan perekonomian suatu negara.
Hal ini bertentangan dengan Karl Marx (1867)yang menyatakan bahwa alat-
alat produksi seharusnya dipegang oleh Negara agar tidak terjadi monopoli dari
pemilik modal yang menyebabkan mayoritas masyarakat berada dalam
kemiskinan.

9
2.2.3 Menyusun Kutipan dengan Interpretasi
Menyusun kutipan dengan teknik interpretasi dilakukan dengan cara
mengkritik, menguraikan, atau membahas sebuah gagasan. Setelah itu,
kesimpulan dibuat oleh penulis untuk memperkuat
gagasansiapa(Andarwulan,Trisna , dkk. 2019 : 71).
Contoh mengutip dengan interpretasi sebagai berikut.
Menurut Karl Marx (1848) agama adalah candu atau opium bagi masyarakat.
Disisi lain, Marxisme sendiri telah menjadi agama baru yang menyembah kepada
objek-objek yang jauh lebih membelenggu dan memperbudak yaitu pemping yang
bertindak tiranik dan otoriter.

2.2.4 Menyusun Kutipan dengan Justifikasi


Menyusun kutipan dengan teknik justifikasi dilakukan dengan memberi
penilaian terhadap pandangan dari rujukan. Hal ini dilakukan jika penulis ingin
menggunakan rujukan sebagai landasan teorisiapa(Andarwulan,Trisna , dkk.
2019 : 71).
Contoh mengutip dengan justifikasi sebagai berikut.
Fajar Hirawan (2019)Peneliti Centre for Strategic and International Studies
berpendapat bahwa demo mahasiswa pada 30 Septemper 2019 lalu tidak akan
berpengaruh signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Sementara itu, ekonom
Institute for Develompent of Economic and Finance Bhima Yudhistira
Adhinegara (2019) mengatakan demo yang berujung ricuh selalu menimbulkan
dua hal bagi kegiatan ekonomi. Pertama, jika demonstrasi harus berujung pada
pemblokiran jalan, maka aktivitas seperti logistik tentu akan terganggu. Walhasil,
ini menimbulkan ongkos tambahan bagi dunia usaha.
Kedua, dalam jangka pendek, demo yang meluas dan berlarut-larut akan
menimbulkan sentimen negatif bagi investasi. Investor akan melihat gejolak demo
sebagai instabilitas politik. Maka dapat disimpulkan bahwa pandangan Fajar
Hirawan tidak memperhatikan demo yang menimbulkan kericuhan sehingga
memperlambat aktivitas logistic dan menimbulkan sentiment negative bagi
investasi.

10
2.3 Model Pengutipan
Pengutipan umumnya ditulis dengan mencantumkan nama akhir penulis tanpa
mencantumkan gelar dan tahun pembuatan. Berikut beberapa model pengutipan
suatu karya menurut siapa(Andarwulan,Trisna , dkk. 2019 : 72).
1. Sumber kutipan di awal kalimat
Contoh.
Emil (2007) melaporkan bahwa bahan dasar harus tersedia dengan cukup untuk
menjamin kelancaran produksi.
2. Sumber kutipan di tengah kalimat
Contoh.
Meskipun komunikasi formal sangat penting bagi organisasi besar seperti
dilaporkan oleh Purwanto (2008:14), bagi sudut pandang individual maupun
perusahaan dirasa kurang menguntungkan.
3. Sumber kutipan di akhir kalimat
Contoh.
Hal yang tidak bias dimungkiri bahwa gelombal globalisasi membawa dampak
besar bagi perkembangan teknologi di Indonesia (Andar, 2009).
4. Bila sumber kutipan terdiri dari dua atau tiga nama penulis, maka semua
nama harus disebutkan dan kata “dan” atau tanda “&”
Contoh.
Menurut Evan dan Marxwell(2008:56) “faktur pajak merupakan bukti
pungutan pajak yang dapat digunakan sebagai saran pengkreditan pajak masuk”
5. Bila sumber kutipan lebih dari tiga penulis, maka dicantumkan nama
penulis utama diikuti oleh “et all” atau “dkk”.
Contoh.
Ada hubungan yang erat antara factor social ekonommi dengan kemajuan
belajar (Soebronto dkk, 1990:120).

2.4. Jenis-Jenis Kutipan


Menurut Andarwulan, dkk. (2019:73) kutipan secara umum dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

2.4.1. Kutipan Langsung

11
Kutipan langsung adalah kutipan yang mengambil penuh dari suatu
gagasan dan isinya sesuai dengan teks aslinya. Kutipan langsung sering
disebut dengan kutipan copy-paste suatu karya.Menurut Andarwulan, dkk.
(2019:73)ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
kutipan langsung, yakni.
a. Tidak boleh mengubah teks asli yang dikutip.
b. Bila ada sebagian kutipan dari teks asli yang dihilangkan, perlu
menggunakan tanda titik tiga berspasi (. . .)
c. Mencantumkan sumber kutipan dengan mengacu gaya tertentu seperti
APA, Harvard, Vancouver sesuai bidang yang telah ditetapkan
d. Kutipan langsung memiliki beberapa model, yakni (a) kutipan kurang dari
40 kata, (b) kutipan 40 kata atau lebih, (c) kutipan penghilang sebagian,
dan (d) interpolasi.
1. Kutipan kurang dari 40 kata.
Kutipan ini berisi kurang dari 40 kata atau 40 baris. Kutipan ini disebut juga
dengan kutipan langsung pendek. Cara penulisannya adalah diketik seperti
ketikan teks; diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ “); terpadu dalam
teks utama; diikuti dengan nama akhir penulis, tahun dan nomor halaman
tanpa spasi; nama penulis dapat ditulis terpadu dalam teks atau menjadi satu
dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung(Andarwulan,Trisna , dkk.
2019 : 74).
Contoh sebagai berikut.
Soebroto(1990:123)menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor
sosial ekonomi dengan kemajuan belajar.”
2. Kutipan 40 kata atau lebih.
Kutipan ini terdiri atas empat baris atau 40 kata lebih. Kutipan ini sering
disebut dengan kutipan langsung panjang.Menurut Andarwulan, dkk.
(2019:74)cara penulisannya adalah sebagai berikut.
a. Kutipan tidak selalu menggunakan tanda kutip
b. Teks yang dikutip dimulai lima sampai tujuh ketukan dari batas tepi
kiri
c. Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan.

12
d. Teks yang dikutip diketik dengan spasi tunggal dan ukuran huruf lebih
kecil.
Menurut Ratna Sumarni (2017) contohnya sebagai berikut.
Golcman2 dalam karyanya yang berjudul The new leader; Transforming the art of
leadership into the science of results yang mengutip pendapat Kolb menyatakan
bahwa belajar dapat melalui cara – cara berikut:

3. Concrete experience: Having an experience that allows them to see and


feel wat it is like
4. Reflection: Thinking about their own and others’ experiences
5. Mode building: Coming up with a theory that makes sense of what they
observe
6. Trial and error learning: Trying something out by actively experimenting
with a new approach.

Kutipan di atas dapat dibuat catatan kaki sebagai berikut :

2
Daniel Goleman; Richard Ooyntzis & Annie McKee. 2002. The new leaders:
Transforming the art of leadership into the science of results. London: Little,
Brown, hlm. 143.

7. Kutipan penghilang sebagian


Kutipan ini sering digunakan dalam kutipan panjang agar lebih efisien.
Penulisan kutipan ini menggunakan gaya ellipsis (…). Tanda tersebut
digunakan untuk menghilangkan kata atau bagian kalimat yang kurang
diperlukan.
Contoh
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah
diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru”(Manan, 1995:278).
Apabila ada kalimat yang tidak dimasukkan dalam teks, kalimat tersebut
diganti dengan tanda (….) empat titik
Contoh
“Gerak manipulative adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi
antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain …. Yang termasuk Gerakan

13
manipulative antara lain menangkap bola, menendang bola dan
menggambar” (Asim, 1995:315).
Penggunaan ellipsis dapat dilakukan pada bagian awal, tengah, ataupun akhir
paragraph(kalimat), tetapi tidak boleh menguba makna dari teks aslinya.
8. Interpolasi
Kutipan ini dilakukan oleh pengutip dengan cara menambahkan sisipan kata
sendiri untuk mempertegas pengetikan kutipan asli tanpa menghilangkan makna
kutipan asli. Secara teknis, interpolasi menggunakan tanda kurung persegi […]
untuk meletakkan kata sisipan. Penulisan menggunakan teknik interpolasi terdapat
tiga bentuk yang biasa dilakukan dalam penulisan ilmiah.
a. Penggunaan sic untuk koreksi jika ada kesalahan kata pada kalimat asli.
b. Penggunaan komentar pada kata yang digunakan dalam kalimat asli
c. Penggunaan kata penjelas pada kata yang digunakan dalam kalimat asli
Contoh
Cara lain perhitungan manfaat penguasaan [sic] adalah menentukan
“return of return” atau nilai r dengan membuat nilai PVb sama dengan nol.
Pengusaha akan memberikan manfaat jika “rate of return” tersebut lebih
tinggi daripada tingkat bunga yang berlaku. (Reksohadiprojo dan Pradono
1998, hlm. 53)
Menyisipkan kata [sic] setelah kata penguasaan menunjukkan bahwa pengutip
melihat ada kesalahan pengetikan/penggunaan kata penguasaan yang mungkin
seharusnya adalah pengusahaan.
Contoh penambah anteseden atau kata penjelas.
Kedua-duanya [model Arthur Lewis dan model Harrod-Domar] sama-
sama mencoba membangun suatu model pertumbuhan ekonomi akan mengikuti
jalan optimal (an optimal path) dalam dua sector ekonomi, pertanian, dan industry
(diartikan oleh Lewis sebagai sector kapitalis) (Syahrir 1986, hlm11).
Anteseden [mode Arthur Lewis dan model Harrod-Domar] ditambahkan oleh
pengutip setelah kata ‘Kedua-duanya’. Ini menunjukkan bahwa penulis
bermaksud memperjelas kutipannya terhadap penggunaan kata ‘kedua-duanya’
pada tulisan aslinya karena memang penulis asli (Syahrir) sedang membahas
kedua model tersebut.

14
2.4.2 Kutipan Tidak Langsung

Menurut Widjono (dalam Aldiunanto, 2015) Kutipan tidak langsung


merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan.
Cara menggunakannya adalah sebagai berikut.
-Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa).
-Mencamtumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman).
Contoh kutipan tidak langsung sebagai berikut.
Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan
Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan
mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kepada Prabu Geusan Ulun.
Penyerahan mahkota secarasibolisbereti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus
Kerajaan Sunda (Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).

2.5 Gaya Mengutip


Ada 3 gaya pengutipan, APA, Harvard, dan Vancouver.
2.5.1 Gaya Penulisa APA
Gaya penulisan menggunakan APA (American Psychological
Association) pada umumnya dipakai untuk mensitasi sumber-sumber referensi
dalam bidang ilmu sosial. Pedoman sitasi ini menggunakan APA Style edisi revisi
ke-6. Menurut Kuntarto (2017) APA Style memiliki dua bagian utama dalam
penulisan sitasi:
a. Mengutip dalam teks (In-text citations)
b. Daftar pustaka / bibliografi (List of references)
In-Text Citations mengarahkan pembaca untuk menemukan informasi
utuh sumber kutipan dalam daftar pustaka yang digunakan penulis.List of
references mengarahkan pembaca untuk menemukan informasi daftar pustaka
secara utuh tentang keseluruhan sumber informasi yang dirujuk penulis. List of
references berada pada halaman terakhir dari karya tulis.
Contoh In-teks citations sebagai berikut.

15
1. Format in text citation menggunakan metode author-date, yaitu nama terakhir
pengarang dan tahun terbit sumber yang dikutip muncul dalam teks, contoh
(Kuntarto, 2014), dan referensi harus muncul lengkap di daftar pustaka pada akhir
tulisan.
2. Kutipan gagasan / ide dari sumber referensi tidak langsung, tidak perlu
menyebutkan nomor halaman dalam pengutipan teks.
3. Semua sumber referensi yang dikutip dalam teks harus muncul dalam daftar
pustaka
4. Kata pertama untuk proper noun (nama orang, tempat, dan nama benda secara
spesifik), termasuk nama dan inisial pengarang selalu kapital, contoh M. Hatta, D.
Jones
5. Semua kata dalam judul kapital dan dicetak miring The Develompent of New
Prespective Curriculum (Catatan: dalam daftar pustaka hanya kata pertama yang
dikapitalkan. The Develompent of New Prespective Curriculum
6. Semua judul karya jenis buku, dokumentasi, album, film dicetak miring, contoh
The Develompent of New Prespective Curriculum
7. Semua judul karya artikel diberi tanda kutip “…”,contoh : “Pengembangan
Pembelajaran Di PGSD".
8. Kutipan singkat terdiri dari nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor
halaman yang didahului tanda ‘h.’ (halaman)
9. Kutipan panjang lebih dari 40 kata maka tanda kutip tidak diperlukan.
Penulisan kutipan dimulai dari baris baru dengan indent 1cm dari margin kiri
yaitu dalam tempat yang sama pada paragraf baru. Margin kanan tidak perlu
menjorok ke dalam.
10. Parafrase atau ringkasan sebuah ide atau gagasan dari suatu karya tulis lain,
hanya diperlukan rujukan nama pengarang dan tahun terbit, namun disarankan
oleh APA untuk memberikan nomor halaman.

Contoh Mensitasi dalam In-text citation menurut Kurtanto (2017)sebagai berikut.

 Karya dengan Dua Penulis Penelitian

16
Kuntarto & Destrinelli (2014) menyimpulkan…... atau ………. Penelitian tentang
kemampuan membaca cepat mahasiswa menyimpulkan……….. (Kuntarto &
Destrinelli, 2014).

 Karya Tiga Sampai Lima Penulis

(Kernis, Cornell, Sun, Berry, & Harlow, 1993).

Dalam tubuh teks, rujukan ditulis sebagai berikut.


(Kernis, Cornell, Sun, Berry, & Harlow, 1993).

 Enam Pengarang atau Lebih

(Kernis, Cornell, Sun, Berry, Harlow, & Santrock, 1993).


Dalam tubuh teks, rujukan ditulis sebagai berikut.
(Kernis dkk., 1993).

 Pengarang Tidak Diketahui. Sitasi sumber pada judul dengan huruf


miring.

Sitasi sumber pada judul buku atau laporan dengan huruf miring, dan pada judul
artikel, bab, dan halaman web dalam tanda kutip.

A similar study was done of students learning to format research papers ("Using
APA," 2001).

 Dua karya atau Lebih dalam Tanda Kurung yang Sama

(Berndt, 2002; Harlow, 1983)

 Pengarang dengan Nama Akhir Sama Gunakan Inisial nama pertama dan
nama terakhir.

(E. Johnson, 2001; L. Johnson, 1998)

 Dua Karya atau Lebih dengan Pengarang Sama dalam Tahun Sama

Penelitian oleh Berndt (1981a) mengemukakan bahwa...

 Mensitasi/Mengutip Sumber Tidak Langsung.

Johnson berpendapat bahwa...(dalam Smith, 2003, p. 102).

 Tahun Tidak diketahui.

17
Penelitian menemukan bahwa siswa berhasil dengan bimbingan belajar ("Tutoring
and APA," t.t.), artinya tanpa tahun.

2.5.2 Gaya Penulisan Harvard


Gaya penulisan Harvard pada umumnya digunakan dalam ilmu sosial,
dengan versi pertama dari tuntunan gaya APA yang sudah diterbitkan pada
tahun1929. Dalam dekade-dekade terakhir, kebanyakan organisasi sarjana dan
profesional telah mengadopsi sistem penulisan referensi Harvard.
Aturan mengutip gaya pengutipan Harvard sebagai berikut (Akhmad
Riduwan,2014).
a. Sumber kutipan dapat ditulis pada awal atau akhir kutipan.
b. Penempatan sumber kutipan (pada awal atau akhir kutipan) tidak boleh
mengaburkan bagian yang dikutip.
c. Nama penulis suatu sumber kutipan hanya ditulis nama belakang, diikuti tahun
dan halaman sumber kutipan, dilanjutkan dengan isi teks yang dikutip.
(Pencantuman halaman setelah tahun dipisahkan oleh tanda titik dua)
d. Jika penulis terdiri atas dua orang, kata penghubung penulis pertama dan kedua
menggunakan ”dan” (tidak menggunakan simbol ”&”; serta tidak menggunakan
kata penghubung ”and” walaupun literaturnya berbahasa Inggris, kecuali seluruh
naskah ditulis menggunakan bahasa Inggris).
e. Jika penulis lebih dari dua orang, hanya nama belakang penulis pertama yang
ditulis sebagai sumber kutipan, diikuti et al., kemudian tahun dan halaman sumber
kutipan. (Catatan: et al. dalam bahasa Latin adalah singkatan dari et alia atau et
alii, dalam bahasa Inggris berarti and others, dan dalam bahasa Indonesia berarti
dan kawan-kawan).
f. Jika sumber kutipan merupakan literatur terjemahan (buku, artikel, dll), maka
yang disebut sebagai sumber adalah nama penulis asli (bukan penerjemah), diikuti
tahun penerbitan literatur asli (bukan tahun penerbitan hasil terjemahan). [Catatan:
nama penerjemah hanya dinyatakan dalam daftar pustaka]
g. Pencantuman halaman sumber kutipan setelah tahun bersifat wajib jika isi teks
yang dikutip jelas letak halamannya.
Cara penulisan semuber kutipan sebagai berikut (“Akhmad Riduwan” tt).

18
 Sumber kutipan ditulis di awal kalimat atau awal teks.
1. Satu sumber kutipan dengan satu penulis: Asyik (2006) menyatakan bahwa......;
jika disertai dengan halaman: Asyik (2006: 289) menyatakan bahwa........;
2. Satu sumber kutipan dengan dua penulis: Cooper dan Schlinder (2003: 24)
…………
3. Satu sumberkutipan lebih dari dua penulis: Guan et al. (2009: 32) ……….
 Sumber kutipan ditulis di akhir kalimat atau awal teks
1. Satu sumber kutipan dengan satu penulis: ............. (Asyik, 2006); jika disertai
dengan halaman: .......... (Asyik, 2006: 289).
2. Satu sumber kutipan dengan dua penulis: ........ (Cooper dan Schlinder, 2003:
24).
3. Satu sumber kutipan lebih dari dua penulis: …….. (Guan et al., 2009: 32).
 Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama.
John (2006, 2007).
 Sumber kutipan berupa banyak pustaka dengan penulis yang berbeda-
beda.
(Yermack, 1997; Aboody dan Kasznik, 2000; Guan et al., 2000).
 Sumber kutipan tidak menyebut nama penulis, tetapi menyebut suatu
lembaga atau badan tertentu.
Ikatan Akuntan Indonesia (2011); Financial Accounting Standard Board (1984).
 Sumber kutipan tidak menyebut nama penulis, tetapi menyebut suatu
peraturan atau undangundang.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45......
 Kutipan berasal dari sumber kedua.
Scott (2000) dalam Asyik (2009: 23).......; Arthur Levitt (lihat Riharjo, 2008:
21).....; Andayani (2002) seperti dikutip Herlina (2009: 16)....

2.5.3 Gaya Penulisan Vancouver


Gaya Vancouver sering digunakan dalam penulisan jurnal ilmiah atau
publikasi akademik. umumnya sistem penulisan ini disebut sebagai Author-
number System, dikarenakan sistem penulisannya yang merujuk menggunakan
angka. Gaya Vancouver lebih populer dibidang kedokteran, karena tidak

19
membutuhkan terlalu banyak tempat (dikarenakan hanya perlu menuliskan nama
dan tahun) sehingga mengurangi jumlah halaman.
Menurut Andarwulan, dkk. (2019:81)ketentuan penulisan kutipan dengan gaya
Vancouver adalah sebagai berikut.
1. Sistem Vancouver menggunakan sistem penomoran untuk
menyatakan sumber yang digunakan dalam tulisan. Apresiasi
penulis terhadap penulis karya yang dikutipnya diwujudkan dalam
nomor ini.
2. Nomor ini bersifat statis, artinya nomor yang digunakan di dalam
paragraph mana pun selalu sama ketika mengutip dari sumber yang
sama.
3. Nomor ini ditulis di sebelah kanan koma atau titik, dan di sebelah
kiri titik dua atau titik koma.

Menurut Ratna Sumarni (2017)contohnya sebagai berikut.


Golcman2 dalam karyanya yang berjudul The new leader; Transforming the art of
leadership into the science of results yang mengutip pendapat Kolb menyatakan
bahwa………..

Kutipan di atas dapat dibuat catatan kaki sebagai berikut :

2
Daniel Goleman; Richard Ooyntzis & Annie McKee. 2002. The new leaders:
Transforming the art of leadership into the science of results. London: Little,
Brown, hlm. 143.

2.6 Menulis Daftar Pustaka


Daftar pustaka merupakan bagian yang penting dalam sebuah karya tulis.
Dengan menuliskan daftar pustaka, berarti penulis menghargai pendapat atau
pemikiran dari penulis lain yang menjadi sumber tulisannya. Penulisan daftar
pustaka juga menghindarkan penulis dari tuduhan plagiasi.

2.6.1 Pengertian Daftar Pustaka


Seperti kita ketahui, daftar pustaka adalah bagian dari karya tulis yang di
dalamnya memuat sumber sumber yang menjadi bahan referensi penulis. Menurut
Keraf (dalam Andarwulan, Zulfarina, dkk. 2019 ), yang dimaksud dengan daftar

20
pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah
karangan atau sebagian dari karangan yang tengah digarap. Bisa disimpulkan
bahwa daftar pustaka adalah daftar semua tulisan yang pernah dikutip dan
digunakan dalam penulisan karya ilmiah.

2.6.2 Cara Penulisan Daftar Pustaka


Dalam menuliskan daftar pustaka tentunya terdapat kaidah kaidah yang
perlu ditaati. Namun, cara penulisan daftar pustaka yang baik tidak seragam bagi
semua bahan referensi, bergantung pada jenis referensi itu.Hal penting yang harus
dicantumkan yaitu pengarang, judul, dan data data publikasi. Menurut Keraf
(dalam Andarwulan, Zulfarina, dkk. 2019), petunjuk umum penulisan daftar
pustaka dijelaskan sebagai berikut.
1. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir karya tulis di halaman tersendiri.
2. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
3. Nama penulis ditulis urut berdasarkan alfabetis, setelah nama dibalik.
4. Tiap sumber bacaan ditulis dengan jarak spasi rapat.
5. Jarak antar sumber bacaan yang satu dengan yang liain ditulis dengan jarak
duaspasi.
6. Baris pertama dimulai dari margin kiri, baris kedua dan seterusnya dari tiap
sumber harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga sampai empat ketukan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penulisan daftar pustaka
memiliki kaidahnya masing-masing menurut jenis referensinya. Berikut ini
dijelaskan mengenai beberapa contoh penulisan daftar pustaka dari berbagai
referensi.
1. Sumber Diambil dari Buku
Untuk daftar pustaka yang sumbernya diambil dari buku, maka semua unsur
di atas wajib dimasukkan dengan urutan: nama belakang penulis, nama depan
(boleh disingkat), tahun penerbitan, judul buku, kota asal, dan penerbit. Berikut
adalah contoh dari buku yang ditulis oleh satu pengarang.
Badudu, J.S. 1985. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Jika buku tersebut ditulis oleh dua pengarang, maka semua namanya harus
ditulis. Penulis pertama ditulis sebagaimana ketentuan, sedangkan nama penulis

21
kedua ditulis dengan urutan biasa. Di antara kedua nama tersebut disisipkan kata
“and” atau “dan”.Contohnya sebagai berikut.
Chambers, J.K. and Peter Trudgill. 1980. Dialectology. New York: Cambridge
University Press.
Jika buku tersebut ditulis oleh lebih dari dua orang, maka penulis pertama
ditulis sebagaimana ketentuan kemudian ditambahkan singkatan “dkk.” atau “et
al.” di belakangnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
Gilman, Sander, et al. 1993. Hysteria Beyond Freud. Berkeley: U of California.
Jika beberapa buku ditulis oleh seorang penulis yang sama, maka nama
penulis cukup ditulis satu kali pada buku pertama, sedangkan untuk buku
berikutnya cukup dibuat garis sepanjang tujuh ketukan dan diakhiri dengan titik.
Judul buku diurutkan berdasarkan tahun terbitnya. Contohnya sebagai berikut.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Semantik I: Pengantar ke Arah Ilmu Makna.
Bandung: Eresco.
——-. 1994. Wacana Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: Eresco.
Sedangkan apabila tahun diterbitkannya sama, maka harus dibubuhkan
huruf a,b, dan seterusnya di belakang tahunnya. Contohnya sebagai berikut.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993a. Metode Linguistik: Ancangan Metode
Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco.
——- 1993b. Semantik I: Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung: Eresco.
Jika buku tersebut merupakan hasil terjemahan, maka setelah penulisan
judul bukunya harus ditambah kata “Trans.” dan juga nama penerjemahnya.
Contohnya sebagai berikut.
Homer. 1996. The Odyssey. Trans. Robert Fagles. New York: Viking.
Jika buku tersebut merupakan hasil suntingan, maka dibelakang nama
penyunting atau editor harus ditambah kata”Ed.” dalam tanda kurung. Contohnya
sebagai berikut.
Philip, H.W.S. and Simpson, G.L. (Ed.). 1976. Australia in the World of
Education Today and Tomorrow. Canberra: Australian National Commission.
Jika buku tersebut merupakan edisi lanjutan dari edisi-edisi sebelumnya,
maka edisinya tersebut harus dituliskan. Contohnya sebagai berikut.

22
Gabriel, J. 1970. Children Growing Up: Development of Children’ Personality
(third ed.). London: University of London Press.
2. Sumber Diambil dari Artikel
Jika kita mengambil sumber dari artikel yang terdapat pada buku
kumpulan artikel, maka kita harus mencantumkan judul artikel tersebut disertai
dengan judul dan pengarang bukunya. Contohnya sebagai berikut.
Russel, T. 1998. “An Alternative Conception: Representing Representation”.
Dalam P.J. Black & A. Lucas (Eds.), Children’s Informal Ideas in Science (hlm.
62-84). London: Routledge.
Namun begitu, untuk penulisan artikel seperti ini, sebenarnya kita harus
tetap berpandu pada pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku di kampus
masing-masing. Ini karena aturan untuk penulisan pustaka, terutama artikel jurnal
dan publikasi berkala lainnya seringkali memiliki gaya selingkung (inhouse style)
yang berlaku di kampus masing-masing.Ada kampus tertentu yang menggunakan
gaya APA, ada yang menggunakan gaya MLA, ada pula yang menggunakan gaya
Chicago. Sistem-sistem pengutipan dan penulisan daftar pustaka tersebut akan
dijelaskan pada bagian berikutnya.
3. Sumber Diambil dari Internet
Saat ini internet juga menjadi salah satu referensi pembuatan tulisan yang
cukup banyak digunakan. Hingga saat ini format penulisan daftar pustaka dari
internet masih banyak diperdebatkan mengingat terlalu banyaknya variasi tulisan
yang ada di internet.Namun secara umum, penulisan daftar pustaka yang
bersumber dari internet harus mencantumkan nama penulis, tahun, judul, alamat
situs tempat tulisan tersebut dipublikasi, dan tanggal tulisan tersebut diakses. Pola
penulisan sumber pustaka daring adalah sebagai berikut.
Nama pengarang. (tanggal terbit, gunakan “tanpa tahun” jika tidak ada). Judul
artikel. Nama situs web. Diakses pada <tanggal pengaksesan> melalui
<http://alamatweb.com>.Contoh sebagai berikut.
Thomson, A. 1998. The Adult and the Curriculum, (Online), (http:/
/www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson.homl. diakses 30 Maret
2000).

23
Sedangkan bila artikel tersebut diambil dari jurnal online, maka kita juga
harus mencantumkan edisi atau volume dari jurnal tersebut. Contohnya sebagai
berikut.
Supriadi, D. 1999. Restructuring the Schoolbook Provision System in Indonesia:
Some Recent Initiatives dalam Educational Policy Analysis Archives, (Online),
vol 7, (http:/ /epaa.asu.edu /epaa/v7n7. Html, diakses 17 Maret 2000).
Apabila sumber tulisan tersebut diambil dari forum diskusi online, maka
kita harus mencantumkan tanggal tulisan tersebut dibuat serta alamat forum
onlinenya. Contohnya sebagai berikut.
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN
Discussion List, (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22
Februari 2010).
Email juga dapat dijadikan referensi sebuah tulisan. Format penulisan
daftar pustakanya harus menyertakan pengirim serta penerima email tersebut.
Contohnya sebagai berikut.
Naga, D.S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 Oktober 2009. Artikel untuk JIP. E-mail
kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id).
4. Sumber Diambil dari Majalah dan Koran
Majalah dan koran alias surat kabar juga menjadi sumber rujukan favorit
untuk jenis tulisan tertentu. Jika kita mengambil rujukan dari artikel yang terdapat
pada sebuah majalah, maka kita juga harus mencantumkan nama majalah, edisi
penerbitan, serta halaman dari artikel tersebut. Contohnya sebagai berikut.
Kansil, C.L. 2002. Orientasi Baru Penyelenggaraan Pendidikan Program
Profesional dalam Memenuhi Kebutuhan Dunia Industri. Transpor, XX (4): 57-61.
Format serupa juga berlaku jika kita mengambil referensi dari koran, di
mana kita harus mencantumkan nama koran, tanggal penerbitan, dan juga
halaman dari artikel tersebut. Contohnya sebagai berikut.
Cipto, B. 2000, 27 April. Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi
Reformasi Bisa Runtuh. Pikiran Rakyat, halaman 8.
Sedangkan apabila kita mengambil artikel atau berita dari koran yang tidak
ada nama penulisnya, maka cukup untuk menulis nama koran tersebut di awalnya.
Contohnya sebagai berikut.

24
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, halaman 3.
5. Sumber dari Undang-Undang dan Dokumen Resmi
Penulisan daftar pustaka yang diambil dari undang-undang dan dokumen
resmi tidak jauh berbeda dengan yang lainnya. Untuk tulisan yang diambil dari
sebuah dokumen resmi, maka kita harus mencantumkan instansi yang
mengeluarkan dokumen tersebut. Contohnya sebagai berikut.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian. Jakarta: Depdikbud.
Sedangkan untuk undang-undang, peraturan pemerintah, keppres, dan
berbagai dokumen lain yang berkaitan dengan negara, maka cara menulis daftar
pustakanya adalah sebagai berikut.
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang. Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 115. Sekretariat Negara. Jakarta.
6. Sumber Diambil dari Video, Film, atau Wawancara
Video dan film sering dijadikan sebagai rujukan untuk tulisan di bidang
tertentu. Untuk rujukan yang bersumber dari video, maka kita harus
mencantumkan pembuat video tersebut beserta dengan durasi videonya. Contoh:
Burke, J. 2009. Distant Voices, BBC Videocasette, London, UK. 45 mins.
Jika sumber yang kita ambil merupakan sebuah film, maka kita harus
mencantumkan produser dari film tersebut beserta dengan durasinya. Contoh:
Oldfield, B. (Producer) 1977. On the Edge of the Forest. Tasmanian Film
Corporation. Hobart, Austraalia, 30 mins.
Sedangkan untuk sumber dari sebuah wawancara, maka kita harus
menuliskan orang yang diwawancarai, topik wawancara, pewawancara, dan juga
waktu publikasin2ya. Contohnya sebagai berikut.
Indrayana, Deny. 2010. Kasus Gayus Tambunan. Wawancara oleh Global TV dan
ditayangkan 27 Maret, pukul 19.15.

25
2.6.3 Gaya penulisan daftar pustaka.
Penulisan daftar pustaka memiliki beberapa gaya penulisan. Tiga
diantaranya adalah APA style, Harvard style, dan gaya penulisan Vancouver.
Ketiga gaya penulisan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Penulisan Daftar Pustaka Berdasarkan Format APA Style
Gaya penulisan daftar pustaka menurut APA (American Psychological
Association) adalah gaya yang mengikuti format Harvard. Beberapa ciri penulisan
daftar pustaka dengan APA style adalah sebagai berikut.
1. Tanggal publikasi dituliskan setelah nama(-nama) pengarang.
2. Referensi di dalam isi tulisan mengacu pada item di dalam daftar pustaka
dengan cara menuliskan nama belakang (surname) pengarang diikuti tanggal
penerbitan yang dituliskan di antara kurung.
3. Urutan daftar pustaka adalah berdasarkan nama belakang pengarang. Jika
suatu referensi tidak memiliki nama pengarang maka judul referensi digunakan
untuk mengurutkan referensi tersebut di antara referensi lain yang tetap diurutkan
berdasarkan nama belakang pengarang.
4. Daftar pustaka tidak dibagi-bagi menjadi bagian-bagian berdasarkan jenis
pustaka, misalnya buku, jurnal dan sebagainya.
5. Judul referensi dituliskan secara italic. Jika daftar pustaka ditulis tangan maka
judul digarisbawahi.
2. Penulisan Daftar Pustaka Berdasarkan Format Harvard Style
Berikut ini merupakan beberapa ciri penulisan dartar pustaka berdasarkan format
Harvard style.
1. Daftar pustaka tidak diberi penomoran.
2. Sebelum ditulis, nama harus dibalik dulu, nama keluarga di depan. Kecuali
nama orang China yang biasanya nama keluarganya sudah ditaruh didepan.
3. Penulisan daftar pustaka ditulis sesuai urutan abjad setelah nama pengarang
dibalik.
4. Apabila terdapat lebih dari dua penulis dalam satu buku, maka yang di balik
hanya penulis pertama, penulis selanjutnya tidak dibalik.
5. Dua penulis menggunakan kata hubung “dan”
6. Lebih dari tiga penulis menggunakan kata “dkk” atau”et al”

26
7. Gelar seseorang tidak perlu ditulis.
8. Daftar pustaka yang tidak muat ditulis dalam satu baris, baris kedua
menjorok kedepan dengan jarak yang sama antar barisnya.
9. Apabila terdapat dua atau lebih judul buku dengan penulis yang sama, maka
yang ditulis terlebih dahulu adalah buku terbitan terlama. Nama penulis tidak
perlu dicantumkan kembali cukup ditulis dengan”-------“
10. Sumber daftar pustaka yang berupa artikel harus diberi tanda “petik” tanpa di
italic.
11. Sumber daftar pustaka yang berupa buku ditulis italic.
12. Nama majalah/surat kabar harus ditulis italic.
3. Penulisan Daftar Pustaka Berdasarkan Format Vancouver
Gaya Vancouver sering digunakan dalam penulisan jurnal ilmiah atau
publikasi akademik. umumnya sistem penulisan ini disebut sebagai Author-
number System, dikarenakan sistem penulisannya yang merujuk menggunakan
angka. Gaya Vancouver lebih populer dibidang kedokteran, karena tidak
membutuhkan terlalu banyak tempat (dikarenakan hanya perlu menuliskan nama
dan tahun) sehingga mengurangi jumlah halaman.
Berikut langkah-langkah dalam menulis daftar pustaka bergaya vancouver:
1. Menggunakan bullet angka
2. Angka tersebut menjadi rujukan dalam sitasi sebuah karya tulis yang dibuat
3. Nomor rujukan yang ada dalam karya tulis itu harus sama dengan urutan
penulisan yang ada dalam daftar pustaka
4. Tidak perlu mengurutkan tahun publikasi tulisan
5. Nama tidak perlu diurutkan berdasarkan alfabet
Contohnya ialah sebagai berikut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Pr; 1993.
2. Feinberg TE, Farah MJ, editors. Behavioural Neurology and Neuropsychology.
Ed ke2. New York: McGraw-Hill; 1997.
3. Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodontic. J Endod 1994; 20: 3556.

27
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Alangkah baiknya karya tulis diberi kutipan karena berfungsi sebagai
landasan teori dan menguatkan pendapat penulis. Disisi lain ada beberapa etika
pengutipan yang perlu diperhatikan agar karya tulis tidak dikatakan sebagai
plagiat atau penyebaran hoaks. Penulis wajib mencantumkan nama atau intansi
pemilik sumber kutipan, Memilih sumber terpercaya. merujuk pada sumber asli
atau penulis langsung, tidak mengambil alih semua gagasan tanpa intepretasi dan
disertai pendapat yang original, tepat dalam atau menginterpretasikan sumber
rujukan yang dikutip, mengutip sumber yang relevan, yakni mengambil kutipan
yang sejalan dengan gagasan jika mengutip dengan tujuan memperkuat pendapat.
Sebelum mengutip alangkah baiknya jika penulis memahami definisi
plagiarisme terlibih dahulu.Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia plagiat
adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri. Ruang Lingkup
plagirisme sebagai berikut. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa
menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan identitas
sumbernya.Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.Menggunakan fakta (data, informasi) milik
orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya.Mengakui tulisan orang lain
sebagai tulisan sendiri.Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke
dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan
identitas sumbernya.Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau
telah dipublikasikan oleh pihak lain seolah-olah sebagai karya sendiri.
Pengecekan orisinalitas karya tulis dapat dicek menggunakan Copyspace.
Suatu paragraf dapat dikatakan baik apabila memenuhi 3 ciri paragraf
yang baik. Ciri pertama adalah memiliki pemilihan kata yang tepat.Pemilihan kata
bukanlah sekedar memilata yang teoat,melainkan juga memilih kata yang
cocok.Ciri kedua adalah logis yang berarti hubungan suatu kalimat harus
didasarkan pada penalaran dan kelogisan. Ciri terakhir dari paragraf yang baik
adalah memiliki kekompakan hubungan antarkalimat.

28
Daftar pustaka merupakan daftar yang memuat sumber sumber yang
digunakan p,enulis sebagai bahan penulisan karya tulisnya. Oleh karena itu,
penulisan daftar pustaka sangat penting dilakukan dalam penyusunan sebuah
karya tulis, karena dengan menuliskan daftar pustaka maka penulis akan terhindar
dari tuduhan plagiasi. Dalam menuliskan daftar pustaka penulis perlu
memperhatikan kidah kaidah penulisan daftar pustaka sesuai dengan jenis
referensi atau sumber yang digunakan. Di dalam penulisan daftar pustaka, penulis
juga dapat menggunakan beberapa gaya penulisan. Di antaranya adalah gaya
penulisan APA, gaya penulisan Harvard, dan gaya penulisan Vancouver.

3.2 Saran
Setelah mengetahui dan memahami teknik serta cara-cara penulisan
kutipan serta daftar pustaka yang baik, diharapkan pembaca tidak lagi melakukan
kesalahanpenulisan kutipan dan daftar pustaka dalam karya tulisnya.Setidaknya,
penulis dapat menuliskan kutipan dan daftar pustaka dengan benar sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan makalah ataupun karya lain yang ia tulis
sehingga dapat menghindari sifat plagiat yang dapat merugikan orang lain. Selain
menghindari plagiasi, dengan penulisan kutipan serta daftar pustaka yang benar
pembaca juga dapat lebih mudah untuk mencari kebenaran dari karya tersebut
dengan merujuk kepada sumber yang telah dikutip.

29
BAB IV
DAFTAR RUJUKAN

Andarwulan, Trisna,dkk. 2019. Kreatif Berbahasa Indonesia. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya
Fathoni, Arthur. 2016. Pengertian dan Cara Penulisan Daftar Pustaka.
Darling,(https://www.zonasiswa.com/2016/07/daftar-pustaka-cara-
penulisan-contoh.html?m=1). Diakses pada 23 September 2019.
Istiana. 2017. Panduan Anti Plagiarism. Darling,
(http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=327). Diakses pada 1 Oktober 2019.
Kamdhi. 2016. Terampil Berwicara SMU 2. Grasindo.
Kuntarto, E. 2017. Penulisan Rujukan Berdasarkan Ketentuan APA Versi 6.
Darling,(http://repository.unja.ac.id/5905/1/Modul%20MK%20Penelitian%
20Kualitatif%20Penulisan%20Rujukan%20Berdasarkan%20Pedoman%20
APA.pdf). Diakses pada 1 Oktober 2019.
Nugraha, S. 2019. Inilah Cara Menulis Daftar Pustaka Dengan Format yang
Benar. Darling, (https://bacaterus.com/cara-menulis-daftar-pustaka/).
Diakses pada 27 September 2019.
Yustianingsih, D. 2013. Penulisan Daftar Pustaka Format APA style. Darling,
(http://dewiyustia21.blogspot.com/2013/05/penulisan-daftar-pustaka-
format.html?m=1). Diakses pada 27 September 2019.

30

Anda mungkin juga menyukai