Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN KESADARAN MASYARAKATA TENTANG


TANDA TANDA AKAN TERJADINYA BENCANA
BANJIR DENGAN KESIAPAN MANAJEMEN
RESIKO BENCANA BANJIR

REGA YOGA PRADANA


NIM 192102128

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG WIDYA


CIPTA HUSADA
FAKULTAS KEBIDANAN & KEPERAWATAN
SUB DEPARTEMEN S1 – ILMU KEPERAWATAN
MALANG
2022
BAB 1

1.1. Latar Belakang

Bencana merupakan peristiwa yang tidak diharapkan oleh


masyarakat karena dapat menyebabkan kerugian fisik, psikis maupun
materal. Walaupun tidak diharapkan, kehadiran bencana tidak bisa
dilepaskan dari aktivitas sehari - hari manusia karena dapat menimpa siapa
saja dan dimana saja, baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun faktor
non alam. Diantara kedua faktor penyebab bencana tersebut, bencana yang
disebabkan oleh faktor alam menjadi momok ditengah masyarakat karena
kedatanganya sulit bahkan hampir tidak bisa diprediksi. Salah satu bencana
yang disebabkan oleh faktor alam adalah banjir.

Banjir adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat adanya


penumpukan air yang jatuh dan tidak dapat ditampung oleh tanah. Peristiwa
alam, seperti banjir ini bukanlah hal yang baru terjadi pada suatu wilayah
perkotaan (Eldi, 2020). Banjir adalah suatu bencana yang mengganggu
kehidupan manusia berupa genangan air dari yang terkecil sampai terbesar
yang disebabkan faktor-faktor baik manusia maupun alam atau aliran air
yang tinggi, dan tidak tertampung oleh aliran sungai sehingga air itu meluap
ke daratan yang lebih rendah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering)
karena volume air yang meningkat. Definisi kedua dari kamus tersebut,
banjir adalah berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap.(Sulaiman et
al., 2020).

Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak dilanda


bencana. Selama periode 2000 sampai 2011, dari sekian banyak bencana
secara nasional, 77 % bencana yang terjadi merupakan bencana
hidrometeorologi yaitu banjir, angin puting beliung dan, longsor. Pada bulan
Januari 2013, terdapat sekitar 120 kejadian bencana hidrometeorologi di
Indonesia. Akibat bencana tersebut maka 123 orang meninggal, 179.659
orang menderita dan mengungsi, 940 rumah rusak berat, 2.717 rumah rusak
sedang, 10.798 rumah rusak ringan, kerusakan fasilitas umum lainnya.

Banjir memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak, karena


berkontribusi sebesar 37 % atas keseluruhan bencana yang terjadi secara
nasional. Banjir terjadi bila volume air yang mengalir pada saluran drainase
atau sungai melebihi kapasitas aliran dan daya serap lahan kering
disekitarnya. Setiap tahunnya, intensitas maupun luasan area banjir
senantiasa meningkat akibat kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh
manusia, sehingga laju aliran permukaan meningkat dan luas lahan resapan
air berkurang yang hampir terjadi diseluruh kawasan daerah aliran sungai
(DAS) di Indonesia.(Yudistira et al., 2021)

Di indonesia sendiri pada periode 2011 sampai 22 september 2020


telah terjadi 7.574 bencana banjir. Meski trendnya fluktuatif, tapi bencana
ini memiliki tingkat intensitas yang cukup sering selama 10 tahun terakhir.
Banjir yang paling banyak terjadi pada tahun 2019 sebanyak 1.271 kali.
Selanjutnya pada tahun 2017 dan 2013 masing masing 997 dan 776 kali.
Jumlah banjir sempat menurun alias palingsedikit terjadi pada 2015
sebanyak 516 kali. Lalu pada 2016 bencana banjir melonjak kembali
mencapai 785 kali.(Cindi Mutia Annur, 2020).

Menurut Nugroho Rahardjo penyebab banjir diperkotaan ada 7 yaitu


1. Pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan, 2. Tidak adanya pola
hidup bersih di masyarakat, 3. Tidak adanya perencanaan dan pemeliharaan
sistem drainase yang baik, 4. Tidak adanya konsistensi pihak berwenang
dalam RTRW, 5. Tidak adanya upaya konservasi faktor penyeimbang
lingkungan air, 6. Terjadinya penurunan muka tanah, 7. Curah hujan yang
sangat tinggi pada musim penghujan(Nugro et al., 2014).

Selain korban jiwa, bencana banjir juga merusak tatanan masyarakat


baik dari segi sosial,spiritual,ekonomi dan juga psikologis. Beberapa
dampak yang ditimbulkan karena adanya banjir antara lain : Menimbulkan
kerugian material, Merusak bangunan, Menyebabkan lingkungan menjadi
kotor dan becek, Menyebarnya bibit penyakit, Mengganggu lalu lintas,
Kelangkaan air bersih, Bencana banjir mengurangi tingkat kualitas hidup
dan kesejahteraan masyarakat.(Nugro et al., 2014). Resiko yang di
timbulkan akibat bencana banjir sangat berpengaruh terhadap kehidupan
manusia, maka di perlukan perencanaan wilayah yang baik dan penyediaan
media informasi dan komunikasi yang kritis dan terbari sebagai sarana
untuk meningkatkan respon terhadap bencana.(Arsyad, 2017)

Manajemen Risiko Bencana Adalah pengaturan/manejemen bencana


dengan penekanan pada faktor-faktor yang bertujuan mengurangi risiko saat
sebelum terjadinya bencana. Pencegahan bencana adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau
mengurangi ancaman bencana. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna. Kesiapsiagaan ini sebenarnya masuk
manajemen darurat, namun letaknya di pra bencana. Dalam fase ini juga
terdapat peringatan dini yaitu serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.(Arsyad, 2017)

Di Indonesia pelaksanaan manajemen bencana dilakukan oleh Badan


Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui bebarapa program yang
tersedia seperti Program Pramuka Sigap Bencana dan telah terbitnya buku
saku tanggap tangkas tangguh menghadapi bencana. Hal tersebut
memberikan edukasi yang yang berguna dalam manajemen kejadian
bencana di Indonesia. Akan tetapi, hal tersebut harus diikuti oleh kesadaran
dari masyarakat untuk mendukung manajemen resiko bencana di Indonesia
sehingga dapat mengurangi dampak apabila terjadi bencana. Persiapan yang
mumpuni tidak hanya pada sumber daya manusia tetapi juga program dan
pendekatan yang tepat sangat membantu dalam persiapan terjadinya
bencana.(Arsyad, 2017)
Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai
hubungan kesadaran dengan kesiapan dalam manajemen resiko bencana
gempa bumi, oleh karena itu peneliti ini merangkum literatur yang bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan kesadaran dengan
kesiapan dalam manajemen resiko bencana banjir.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk


melakukan rangkuman literatur mengenai “Apakah terdapat hubungan
kesadaran masyarakata tentang tanda tanda akan terjadinya bencana banjir
dengan kesiapan manajemen resiko bencana banjir ?”.

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Tujuan Umum
Rangkuman literatur ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
kesadaran masyarakata tentang tanda tanda akan terjadinya
bencana banjir dengan kesiapan manajemen resiko bencana banjir.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Mengetahui tingkat kesadaran masyarakat dalam manajemen
resiko bencana banjir.
b. Mengetahui tingkat kesiapan masyarakat dalam manajemen
resiko bencana banjir.

1.4. Manfaat Penulisan


1.4.1. Manfaat Teoritis
Rangkuman literatur ini diharapakan dapat memberikan
informasi tentang hubungan kesadaran masyarakata tentang tanda
tanda akan terjadinya bencana banjir dengan kesiapan manajemen
resiko bencana banjir.
1.4.2. Manfaat Praktis
a. Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan
khususnya yang bekerja di bidang kegawatdaruratan dan
kebencanaan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya


Sebagai bahan referensi tambahan pemikiran dalam
perkembangan pengetahuan sehingga dapat
mengembangkan penelitian tentang hubungan kesadaran
masyarakata tentang tanda tanda akan terjadinya bencana
banjir dengan kesiapan manajemen resiko bencana banjir.

c. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapakan dapat bermanfaat sehingga bisa menambah
kepustakaan mengenai hubungan kesadaran dengan
kesiapan dalam manajemen resiko bencana banjir.
Daftar Pustaka

Arsyad, M. (2017). Modul manajemen penanggulangan bencana pelatihan


penanggulangan bencana banjir 2017. In Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber
Daya Air Dan Kontruksi.

Cindi Mutia Annur. (2020). INTENSITAS BENCANA BANJIR DI INDONESIA SELAMA


10TAHUN TERAKHIR. DATABOKS.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/09/22/intensitas-bencana-banjir-di-
indonesia-selama-10-tahun-terakhir

Eldi. (2020). ANALISIS PENYEBAB BANJIR DI JAKARTA. Journal Inovasi


Penelitian, 1(75), 1057–1064.
https://doi.org/10.1016/j.jnc.2020.125798%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.smr.2020.02.002%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/810049%0Ahttp://
doi.wiley.com/10.1002/anie.197505391%0Ahttp://www.sciencedirect.com/
science/article/pii/B9780857090409500205%0Ahttp:

Nugro, P., Pusat, R., Lingkungan, T., & Abstrak, B. (2014). 7 PENYEBAB BANJIR DI
WILAYAH PERKOTAAN YANG PADAT PENDUDUKNYA 7 Causes Flooding
In City Area Which Are Very Densely Populated. Jurnal Lingkungan Hidup, 7(2),
205.

Sulaiman, M. E., Setiawan, H., Jalil, M., Purwadi, F., S, C. A., Brata, A. W., & Jufda, A.
S. (2020). Analisis Penyebab Banjir. Jurnal Geografi Gea, 20(1), 39–43.

Yudistira, D., Christian, R., Hutauruk, H., & Bolango, B. (2021). Peluang Bencana
Banjir Pada Saat Hujan Lebat dan Sangat Lebat di Kawasan Pantura Provinsi
Jawa Barat Opportunity for Flood Disaster During Heavy and Very Heavy Rain in
The Pantura Region of West Java Province. 2, 16–23.

Anda mungkin juga menyukai