Anda di halaman 1dari 25

PASAR LEMBAGA KEUANGAN

OTORITAS MONETER DI INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT


DAN ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4

I Gst Ayu Dwi Diahlestari (1506205029)


Ni Luh Putu Mita Dani Puspita (1506205034)
I Gusti Ayu Putu Arika Putri (1506205077)
Made Ayu Somantari (1506205091)
Putu Arina Indah Puspita Dewi (1506205195)
Ni Luh Putu Sintya Marini (1506205111)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2016

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii


BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 2
1.2 Rumusan masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
2.1 Konsep Otoritas Moneter, Tugas dan Tujuannya .............................. 3
2.1.1 Tugas dan Tujuan Otoritas Moneter......................................... 3
2.2 Status, Modal BI serta Tugas-Tugas Dewan Gubernur BI ............... 4
2.2.1 Status dan Modal Bank Indonesia ........................................... 4
2.2.2 Tugas-tugas Dewan Gubernur Bank Indonesia ....................... 6
2.3 Pengertian, 6 Pilar, Program Kegiatan dan Implementasi API ......... 8
2.3.1 Pengertian API ......................................................................... 8
2.3.2 6 Pilar API ................................................................................ 8
2.3.3 Kegiatan dan Implementasi API .............................................. 9
2.4 The FED (Bank Sentral Amerika Serikat) ......................................... 14
2.4.1 Asal-Usul The Fed ................................................................... 14
2.4.2 Struktur The Fed....................................................................... 15
2.4.3 Peran Khusus Federal Reserve New York ............................... 18
2.5 Diskusi E-Finace : Elektronik tantangan baru Regulasi Bank .......... 20
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 21
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 21
4.2 Saran .................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan perbankan menunjukkan dinamika dalam kehidupan ekonomi.
Sebelum sampai pada praktik-praktik yang terjadi saat ini, ada banyak permasalahan yang
terkait dengan masalah-masalah perbankan ini. Masalah utama yang muncul dalam praktik
perbankan ini adalah pengaturan sistem keuangan yang berkaitan dengan mekanisme
penentuan volume uang yang beredar dalam perekonomian. Sistem keuangan, yang terdiri
dari otoritas keuangan (financial authorities), sistem perbankan dan sistem lembaga keuangan
bukan bank, pada dasarnya merupakan tatanan dalam perekonomian suatu Negara yang
memiliki peran utama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa keuangan. Fasilitas jasa tersebut
diberikan oleh lembaga-lembaga keuangan, termasuk pasar uang dan pasar modal.
Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokan dalam dua bentuk yaitu
lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Sistem perbankan di Indonesia
dibedakan berdasarkan fungsinya yang terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR). Dalam krisis ekonomi tahun 1997 menunjukkan bahwa industri
perbankan nasional belum memiliki kelembagaan perbankan yang kokoh yang didukung
dengan infrastruktur perbankan yang baik sehingga secara fundamental masih harus diperkuat
untuk dapat mengatasi gejolak internal maupun eksternal. Belum kokohnya fundamental
perbankan nasional merupakan tantangan bagi industri perbankan secara umum, serta juga
Bank Indonesia sebagai otoritas pengawasnya. Oleh karena itu sudah seharusnya untuk
dilakukan pembenahan pada fundamental perbankan nasional.
Dunia perbankan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan
walaupun memerlukan waktu yang lebih panjang untuk memulihkan perekonomian negara
dibanding dengan negara negara lain dengan waktu yang relatif cepat. Dimulai dari
berdirinya bank Indonesia sebagai bank sentral, dan kemudian diiringi dengan berdirinya
bank-bank swasta yang melengkapi fungsi-fungsi lain bank dengan segalanya jenis inovasi
pelayanan yang semakin meningkat dari periode-ke periode. Oleh karena itu penulis
mengangkat masalah mengenai otoritas moneter di Indonesia dan Amerika Serikat serta
Arsitertur Perbankan Indonesia (API).

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep otoritas moneter, tugas serta tujuan otoritas moneter?
2. Bagaimana status dan modal Bank Indonesia serta tugas-tugas dari Dewan Gubernur
Bank Indonesia?
3. Apakah pengertian API, enam pilar API, program kegiatan API serta tahap
implementasi API?
4. Bagaimana asal usul the FED , struktur dan peran khusus Federal Reserve New York?
5. Bagaimanakah dengan Perbankan elektronik: tantangan baru untuk regulasi bank?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami konsep otoritas moneter, tugas dan tujuan dari otoritas
moneter
2. Mengetahui dan memahami status dan modal dari Bank Indonesia serta tugas-tugas
dari Dewan Gubernur Bank Indonesia
3. Mengetahui pengertian API, enam pilar API, program kegiatan API dan tahap
implementasinya
4. Mengetahui dan memahami asal usul the FED, struktur dan peran khusus Federal
Reserve New York
5. Mengetahui perbankan elektronik mengenai tantangan baru untuk regulasi bank

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Konsep Otoritas Moneter, Tugas Dan Tujuannya


2.1.1 Konsep Otoritas Moneter
Berdasarkan undang-undang No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral terdapat 2
(dua) lembaga utama sebagai pelaksana kebijakan moneter, yaitu Bank Indonesia dan Dewan
Moneter, otoritasnya tetap pada pemerintah. Berbagai wewenang yang diberikan kepada
pemerintah terutama melalui presiden dan menteri-menterinya di atas menyebabkan otoritas
moneter tidak terletak pada Bank Indonesia, tetapi pada pemerintah.
Kondisi tersebut mengandung tiga implikasi utama. Pertama, kebijakan fiscal melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) relative lebih dapat disinkronkan dengan
kebijakan moneter melalui jumlah uang beredar karena otoritas kedua kebijakan tersebut
terletak pada satu pihak, yaitu pemerintah. Kedua, kebijakan moneter yang bertujuan
terutama menjamin sistem pembayaran yang lancer, stabil, dan baik seringkali tidak berjalan
searah dengan tujuan-tujuan pelaksanan kebijakan moneter. Ketiga, campur tangan yang
besar dari pemerintah mengandung risiko berupa pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
lembaga keuangan yang tidak efisien.
Sebagai salah satu akibat terjadinya krisis ekonomi dan perbankan pada akhir 1990-
an, Undang-Undang No.13 Tahun 1963 tersebut diganti dengan Undang-Undang No.23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Undang-Undang ini bertujuan agar otoritas moneter
dapat keuangan yang sehat, transparan, terpercaya, dan dapat dipertanggung jawabkan yang
didukung oleh sistem pembayaran yang lancer, cepat,tepat, dan aman serta pengaturan dan
pengawasan bank yang memenuhi prinsip kehati-hatian. Pada 2004, setelah menyadari
beberapa kelemahan yang terdapat dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, dilahirkanlah
Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun
1999.
Terjadinya krisis keuangan di Amerika Serikat yang dipicu oleh masalah pembiayaan
kredit property (subprime morgage) berimbas pada berbagai Negara termasuk Indonesia
Langkah yang dilakukan pemerintah adalah dengan dibuatnya Perpu No.2 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 23 Tahun 1999. Mengingat pentingnya
isi Perpu tersebut maka pemerintah menetapkan Perpu No. 2 Tahun 2008 menjadi Undang-
Undang No. 6 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang N0. 23 Tahun
1999. Undang –undang yang baru ini bukan menggantikan undang-undang yang sebelumnya.

5
2.1.2 Tugas dan Tujuan
Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dan
untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum
pemerintah dalam bidang perekonomian. Tugas tersebut dijabarkan menjadi
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
c. Mengatur dan mengawasi bank.
Disamping itu tugas tersebut, Bank Indonesia juga mempunyai tanggung jawab dan
kegiatan lain dalam kaitannya dengan pemerintah, hubungan internasional, akuntabilitas, dan
anggaran.
a. Tugas Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
1. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi.
2. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk,
tetapi tidak terbatas pada:
- Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing;
- Penetapan tingkat diskonto
- Penetapan cadangan wajib minimum
- Pengaturan kredit atau pembiayaan
3. Memberikan kredit atau pembayaran berdasarkan prinsip syariah atau jangka waktu
paling lama 90 (Sembilan puluh) hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan
pendanaan jangka pendek bank yang bersangkutan.
4. Dalam hal suatu bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemis dan
berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan, Bank
Indonesia dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya
menjadi beban pemerintah.
5. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan pada sistem nilai tukar yang telah
ditetapkan.
6. Menyelenggarakan survey berkala atau sewaktu-waktu diperlukan yang dapat bersifat
makro atau mikro untuk mendukung pelaksanaan tugasnya

6
b. Tugas Mengatur dan Menjaga Kelancaran Kelancaran Sistem Pembayaran
1. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran.
2. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
tentang kegiatannya.
3. Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
4. Mengatur sistem kiring antarbank dalam mata uang rupiah dan atau valuta asing.
5. Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank dalam mata
uang rupiah dan atau valuta asing
6. Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang digunakan,
dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah.
7. Sebagai satu-satunya lembaga yang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah
serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dimaksud dari peredaran.

c. Tugas Mengatur dan Mengawasi Bank


1. Menetapkan peraturan perbankan termasuk ketentuan-ketentuan perbankan yang
memuat prinsip kehati-hatian.
2. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari
bank, termasuk memberikan dan mencabut izin usaha bank, memberikan izin
pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas
kepemilikan dan kepengurusan bank, memberikan izin kepada bank untuk
menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
3. Melaksanakan pengawasan bank secara langsung dan tidak langsung. Pelaksanaan
pengawasan dilakukan antara lain dengan:
a) Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan dan penjelasan esuai
dengan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b) Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu
apabila diperlukan.
c) Menugasi pihak lain untuk dan atas nama Bank Indonesia melaksanakan
pemeriksaan
d) Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagian atau seluruh
kegiatan transaksi tertentu.
e) Melakukan tindakan sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang
perbankan yang berlaku dalam hal keadaan suatu bank menurut penilaian Bank

7
Indonesia membahayakan kelangsungan usaha bank yang bersangkutan dan atau
membahayakan sistem perbankan atau terjadi kesulitan perbankan yang
membahayakan perekonomian nasional.
f) Tugas mengawasi bank akan diakukan oileh lembaga pengawasan sector
keuangan yang independen dan dibentuk dengan undang-undang.
2. Mengatur dan mengembangkan sistem informasi antarbank
3. Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.

2.2 Status Dan Modal Bank Indonesia Serta Tugas-Tugas Dewan Gubernur Bank
Indonesia
2.2.1 Status dan Modal Bank Indonesia
Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia yang merupakan lembaga
negara independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
pemerintah dan /atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur oleh undang-
undang.
Bank Indonesia berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia dan dapat
mempunyai kantor-kantor di dalam dan di luar wilayah negara Republik Indonesia. Modal
Bank Indonesia ditetapkan berjumlah sekurang-kurangnya Rp. 2.000.000.000.000,00( dua
triliun rupiah) dan harus ditambah sehingga menjadi paling banyak 10%(sepuluh perseratus)
dari seluruh kewajiban moneter, yang dananya berasal dari cadangan umum atau dari hasil
revaluasi aset.
Tata cara penambahan modal dari cadangan umum dan dari hasil revalusasi aset
ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur. Dewan Gubernur merupakan pimpinan Bank
Indonesia, sedangkan yang dimaksud dengan cadangan umum adalah dana yang berasal dari
sebagian surplus Bank Indonesia yang dapat digunakan untuk menghadapi resiko yang
mungkin timbul dari pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia.

2.2.2 Tugas-tugas Dewan Gubernur Bank Indonesia


Dalam melaksanakan tugasnya, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur, yang
terdiri atas seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya 4
(empat) orang atau sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Deputi Gubernur. Sebagai pimpinan
Bank Indonesia, Dewan Gubernur mempunyai wewenang dan tugas sebagai berikut :

8
1. Dewan Gubernur mengangkat dan memberhentikan pegawai Bank Indonesia , yang
pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur
2. Dewan Gubernur menetapkan peraturan kepegawaian, sistem penggajian,
penghargaan, pension, dan tunjangan hari tua serta penghasilan lainnya bagi pegawai
Bank Indonesia, yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur
3. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, Deputi Gubernur, dan/atau pejabat Bank
Indonesia tidak dapat dihukum karena telah mengambil keputusan atau kebijakan
yang sejalan dengan tugas dan wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang ini sepanjang dilakukan dengan itikad baik
4. Gaji, penghasilan lainnya, dan fasilitas bagi Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan
Deputi Gubernur ditetapkan oleh Dewan Gubernur. Besarnya gaji dan penghasilan
lainnya bagi Gubernur ditetapkan paling banyak 2 (dua) kali dari gaji dan penghasilan
lainnya bagi pegawai dengan jabatan tertinggi di Bank Indonesia. Pelaksanaan
ketentuan ini ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur
5. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Dewan Gubernur dapat
menetapkan sanksi administratif terhadap pegawai Bank Indonesia serta pihak-pihak
lain yang tidak memenuhi kewajibannya seperti ditentukan dalam undang-undang
tersebut. Sanksi administratif di atas dapat berupa :
a. Denda, atau
b. Teguran tertulis, atau
c. Pencabutan atau pembatalan izin usaha oleh instansi yang berwenang apabila
pelanggaran dilakukan oleh badan usaha, atau
d. Pengenaan sanksi disiplin kepegawaian

9
2.3 Pengertian Api, 6 Pilar Api, Program Kegiatan Api Dan Tahap Implementasinya
2.3.1 Pengertian API
Aristektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar pengembangan
sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh untuk rentang waktu lima sampai
sepuluh tahun ke depan. Bank Indonesia mulai menerapkan API sejak tahun 2004 dengan
tujuan untuk memperkuat fundamental industri perbankan di Indonesia. API diharapkan akan
dapat memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima
sampai sepuluh tahun ke depan.
Kebijakan pengembangan industri perbankan di masa depan dilandasi oleh visi :
- Menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien,
- Menciptakan kestabilan sistem keuangan
- Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
Dalam jangka waktu lima tahun kedepan diharapkan Indonesia telah sama dengan negara-
negara lain dalam hal penerapan 25 Basel Core Principles. Program-program mencakup
banyak hal. Program yang lain berkaitan dengan usaha peningkatan kinerja perbankan
melalui penerapan standar good corporate govermance yang didukung:
- Kemampuan operasional yang tinggi
- Kemampuan tinggi dalam pengelolaan resiko
- Ketersediaan infrastruktur pendukung perbankan yang memadai
- Keberadaan lembaga pemeringkat kredit domestik
- Adanya skim penjaminan kredit yang mencukupi,serta
- Peningkatan kepercayaan nasabah.
2.3.2 6 Pilar API
Visi API adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna
menciptakan kestabilan sistem keuangan nasional dalam rangka mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional. Untuk merealisasikan pencapaian visi API maka ditetapkan 6 (enam) pilar
API. keenam pilar API adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada
standar internasional
3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta
memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko

10
4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal
perbankan nasional
5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri
perbankan yang sehat
6. Mewujudkan pemberayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan

2.3.3 Progam Kegiatan API dan Tahap Implementasinya


Pelaksanaan keenam pilar API dijabarkan lebih rinci oleh Bank Indonesia dalam
program kegiatan pada rentang waktu sepuluh tahun (Dari tahun 2004 hingga tahun 2013).
Program-program tersebut adalah:
A. Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional
Penguatan permodalan bank umum dijalankan dalam rangka meningkatkan kemampuan
bank dalam mengelola risiko, mengembangkan teknologi informasi, maupun meningkatkan
skala usahanya guna mendukung peningkatan kapasitas pertumbuhan kredit perbankan.
Upaya peningkatan modal bank tersebut dapat dilakukan dengan membuat rencana usaha
(business plan) yang memuat target, waktu, cara, dan tahap pencapaian. Adapun cara
pencapaiannya dapat dilakukan melalui :
a. Penambahan modal baru baik dari pemegang saham lama maupun investor baru
b. Merger untuk mencapai persyaratan modal minimum baru
c. Penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal
d. Penerbitan pinjaman subordinasi (subordinated loan).
Tahap implementasi program penguatan struktur perbankan nasional adalah sebagai berikut :

11
No. Kegiatan (Pilar I) Periode Pelaksanaan
1. Memperkuat Permodalan Bank
a. Meningkatkan persyaratan modal minimum bagi bank 2004-2010
umum (termasuk BPD) menjadi Rp. 100 milyar
b. Mempertahankan persyaratan modal Rp. 3 Triliun 2004-2010
untuk pendirian bank baru sampai dengan 1 Januari
2001
2. Memperkuat Daya Saing BPR
a. Meningkatkan Linkage Program antara bank umum 2004
dengan BPR
b. Mempermudah pembukaan kantor cabang BPR 2004
c. Memfasilitasi pembentukan fasilitas jasa bersama 2004-2005
untuk BPR
3. Meningkatkan Akses Kredit
a. Memfasilitasi pembentukan skema penjaminan kredit 2004-2006
b. Mendorong penyaluran kredit untuk sektor usaha 2004-2006
tertentu

B. Program Peningkatan Kualitas Pengaturan Perbankan


Peningkatan efektivitas pengaturan serta pemenuhan standar pengaturan mengacu pada
international best practices. Hal tersebut dapat dicapai dengan penyempurnaan proses
penyusunan kebijakan perbankan serta penerapan 25 Basel Core Principles for Effective
Banking Supervision secara bertahap dan menyeluruh.
Tahap implementasi program peningkatan kualitas pengaturan perbankan adalah sebagai
berikut :
No. Kegiatan (Pilar II) Periode Pelaksanaan
1. Memformalkan proses sindikasi dalam membuat
kebijakan perbankan
a. Melibatkan pihak III dalam setiap pembuatan 2004
kebijakan perbankan
b. Membentuk panel ahli perbankan 2004
c. Memfasilitasi pembentukan lembaga riset perbankan 2004-2005
di daerah maupun pusat

12
2. Implementasi secara bertahap 25 Basel Core 2004-2013
Principles For Effective Banking Supervision

C. Program Peningkatan Fungsi Pengawasan


Peningkatan independensi dan efektivitas pengawasan perbankan dicapai dengan
peningkatan kompetensi pemeriksa bank, peningkatan koordinasi antarlembaga pengawas,
pengembangan pengawasan berbasis risiko, peningkatan efektivitas penegakan hukum
(enforcement), dan konsolidasi organisasi sektor perbankan di Bank Indonesia.
Tahap implementasi program peningkatan fungsi pengawasan adalah sebagai berikut :
No. Kegiatan (Pilar III) Periode Pelaksanaan
1. Meningkatkan koordinasi antar lembaga pengawas
a. Melakukan koordinasi dan kerja sama secara reguler 2004
2. Melakukan konsolidasi sektor perbankan Bank
Indonesia
a. Mengonsolidasi fungsi pengawasan dan pemeriksaan 2004-2005
b. Mereorganisasi sektor perbankan Bank Indonesia 2004-2005
c. Membentuk tim Enforcement 2004-2005
d. Membentuk tim khusus pemeriksa spesialis 2004-2005
3. Meningkatkan kompetensi pemeriksa Bank
a. Melakukan sertifikasi pemeriksa bank 2004-2005
b. Melakukan attachment pemeriksa di lembaga 2004-2005
pengawas internasional
4. Mengembangkan sistem pengawasan berbasis risiko
a. Mendesain risk-based model untuk pengawasan 2004-2005
5. Meningkatkan Efektivitas enforcement
a. Menyempurnakan proses investigasi kejahatan 2004-2005
perbankan
b. Meningkatkan transparansi pengawasan dan 2004-2005
enforcement
c. Membentuk internal ombudsman untuk permasalahan 2004-2005
pengawasan
d. Meningkatkan perlindungan hukum bagi pengawas 2004
bank

13
D. Program Peningkatan Kualitas Manajemen dan Operasional Perbankan
Peningkatan good corporate governance (GCG), kualitas manajemen risiko, dan
kemampuan operasional manajemen perlu didukung dengan penetapan standar yang sesuai
untuk meningkatkan kinerja operasional perbankan.
Tahap implementasi program peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan
adalah sebagai berikut :
No. Kegiatan (Pilar IV) Periode Pelaksanaan
1. Meningkatkan Good Corporate Governance
a. Menetapkan satndar minimum untuk GCG 2004-2005
b. Mendorong bank–bank untuk go-public 2004-2005
2. Meningkatkan kualitas manajemen risiko perbankan
a. Mensyaratkan sertifikasi manajer risiko 2005
3. Meningkatkan kemampuan operasional bank
a. Mendorong bank-bank untuk berbagi penggunaan 2004-2005
fasilitas operasional guna menekan biaya
b. Memfasilitasi kebutuhan pendidikan dalam rangka 2004-2005
peningkatan operasional bank

E. Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan


Pengembangan sarana pendukung operasional perbankan yang efektif seperti biro kredit,
lembaga pemeringkat kredit domestik, dan pengembangan skema penjaminan kredit
merupakan program penting dalam pengembangan infrastruktur perbankan. Pengembangan
biro kredit akan membantu perbankan dalam meningkatkan kualitas keputusan kreditnya.
Penggunaan lembaga pemeringkat kredit dalam utan yang diperdagangkan di bursa efek yang
dimiliki bank akan meningkatkan transparansi dan efektivitas manajemen keuangan
perbankan. Sedangkan pengembangan skim penjaminan kredit akan meningkatkan akses
kredit bagi masyarakat.

14
Tahap implementasi program pengembangan infrastruktur perbankan adalah sebagai
berikut :
No. Kegiatan (Pilar V) Periode Pelaksanaan
1. Mengembangkan biro kredit (Credit Bureau)
a. Melakukan inisiatif pembentukan credit bureau 2004-2005
2. Mengoptimalkan penggunaan badan pemeringkat
kredit (credit rating agencies)
a. Mensyaratkan rating bagi obligasi yang diterbitkan 2004-2005
oleh bank

F. Program Peningkatan Perlindungan Nasabah


Pemberdayaan nasabah dilakukan melalui penetapan standar penyusunan mekanisme
pengaduan nasabah, pendirian lembaga mediasi independen, peningkatan transparasi
informasi dan pendidikan mengenai produk perbankan bagi nasabah. Dalam waktu dua
sampai lima tahun ke depan diharapkan program-program tersebut dapat meningkatkan
kepercayaan nasabah pada sistem perbankan.
Tahap implementasi program peningkatan perlindungan nasabah adalah sebagai berikut :
No. Kegiatan (Pilar VI) Periode Pelaksanaan
1. Menyusun standar mekanisme pengaduan nasabah
a. Menetapkan persyaratan minimum mekanisme 2004-2005
pengaduan konsumen
2. Membentuk lembaga mediasi independen
a. Memfasilitasi pendirian kembaga mediasi perbankan 2004-2005
3. Menyusun transaparansi informasi produk
a. Menfasilitasi penyusunan standar minimum 2004-2005
transparansi informasi produk bank
4. Mempromosikan edukasi untuk konsumen
a. Mendorong bank-bank untuk melakukan edukasi 2004
kepada konsumen mengenai produk-produk finansial

15
2.4 THE FED ( BANK SENTRAL AMERIKA SERIKAT)
2.4.1 Asal Usul The FED ( Bank Sentral Amerika Serikat)
Sebelum abab ke-20, karakteristik utama dari politik Amerika adalah kekhawatiran
akan kekuasaan sentralistrik, sebgaimana dilihat dalam check and balances Konstitusi dan
perlidungan hak negara bagian. Kekhawatiran akan kekuasaan sentralistik merupakan salah
satu sumber resistensi orang-orang Amerika Serikat untuk mendirikan Bank Sentral. Sumber
lain adalah ketidakpercayaan orang-orang tradisional Amerika Serikat akan bunga yang
bernilai moneter (moneyed interest), simbol utamanya adalah bank sentral.
Pertentangan terbuka dari masyarakat Amerika tentang keberadaan bank sentral
menghasilkan kehancuran dari dua pengalaman utama kebanksentralan, yang fungsinya
adalah mengatur sistem perbankan: the First Bank of United States dipecah pada tahun 1811,
dan perjanjian nasional the Second Bank of United States habis waktu pada tahun1836
setelah pembaharuannya ditolak pada tahun 1832 oleh Presiden Andrew Jackson. Akhir
perizinan the Second Bank tahun1836 menciptakan masalah besar bagi pasar keuangan
Amerika, karena tidak ada sumber akhir pemberi pinjaman(lender of the last resort) yang
dapat menyediakan cadangan bagi sistem perbankan untuk mencegah bank panic. Pada awal
abad ke-19 dan abad ke-20, bank panic yang menyebar secara nasional menjadi peristiwa
biasa, terjadi setiap 20 tahun, puncaknya pada tahun 1907 yang menghasilkan kegagalan bank
sedemikian menyebar dan kerugian depositor sedemikian besar sehingga publik diyakinkan
bahwa bank sentral diperlukan untuk mencegah kepanikan di masa mendatang.
Masyarakat Amerika yang menentang bank dan otoritas sentralistik menciptakan
oposisi besar terhadap penciptaan suatu bank sentral seperti Bank of England. Kekhawatiran
di luar kendali bahwa bunga yang bernilai moneter (moneyed interest) di Wall Street akan
dapat memanipulasi institusi tersebut untuk memperoleh kendali terhadap perekonomian dan
bahwa operasi federal dari bank sentral mungkin dapat menghasilkan intervensi pemerintah
yang terlalu banyak dalam urusan bank-bank swasta.
Ketidaksepakatan yang serius terjadi terhadap apakah bank sentral harus merupakan
bank swasta atau institusi pemerintah. Oleh karena itu suatu kompromi dibentuk. Dalam
tradisi besar Amerika, Kongres menulis suatu sistem elaborasi mengenai check and balances
ke dalam Federal Resere Act tahun 1913 yang menciptakan Federal Reserve System dengan
12 bank Federal Reserve regional. Alasan mengapa FED ini bisa terbentuk karena para
pendiri menyadari bahwa jika kekuasaan terlalu terkonsentrasi di Washington D.C atau New
York, kota yang seing dibenci oleh orang-orang Amerika, maka bank sentral Amerika tidak
akan mempunyai cukup dukungan dari publik utuk beroperasi secara efektif. Mereka

16
kemudian memutuskan untuk mencipakan suatu sistem yang tersetralisasi dengan 12 bank
Federal Reserve yang tersebar di seluruh negeri untuk menjamin semua daerah di AS
diwakili dalam pertimbangan-pertimbangan kebijakan moneter. Selain itu , mereka membuat
bank Federal Reserve sebagai institusi semiswasta dilihat dri direktur-direkturnya yang
berasal dari sektor swasta yang tinggal di setiap distrik yang mewakili pandangan-pandangan
dari daerahnya dan berhubungan dekat dengan presiden bank.

2.4.2.Struktur FED
Struktur Federal Reserve System terdiri dari dua belas Bank Federal Reserve regional
yang terletak di kota-kota besar seluruh bangsa, ban-bank anggota, Dewan Gubernur ditunjuk
oleh presiden Gubernur (atau Federal Reserve Board), Federal Open Market Commite
(FOMC), dan berbagai dewan penasehat FOMC adalah komite yang bertanggung jawab
untuk menetapkan kebijakan moneter dan terdiri dari semua tujuh anggota Dewan Gubernur
dan dua belas presiden bank daerah, meskipun hanya lima presiden bank suara pada setiap
diberikan.
The Federal Reserve System memiliki komponen swasta dan publik, dan dirancang
untuk melayani kepentingan kedua bankir publik dan swasta umum. Hasilnya adalah struktur
yang dianggap unik di antara bank-bank sentral. Hal ini juga tidak biasa dalam suatu entitas
di luar bank sentral, yaitu Amerika Serikat Departemen Keuangan, menciptakan mata uang
yang digunakan. [16] Menurut Dewan Gubernur, Reserve System "Federal dianggap sebagai
bank sentral yang independen karena keputusan kebijakan moneter tidak harus disetujui oleh
Presiden atau orang lain dalam cabang eksekutif atau legislatif pemerintah, tidak menerima
dana disesuaikan oleh Kongres, dan hal anggota Dewan Gubernur span beberapa presiden
dan istilah kongres. "[17]
A. Bank-bank Federal Reserve
Masing-masing dari 12 distrik Federal Reserve mempunyai satu Bank Federal
Reserve utama, yang dapat mempunyai cabang di kota lain di dalam distrik tersebut. Tiga
Bank Federal Reserve terbesar dalam arti aset adalah bank Federal Reserve New York,
Chicago, dan San Fransisco, jika digabung mereka memiliki lebih dari 50% aset Federal
Reserve System. Setiap bank Federal Reserve merupakan institusi semipublik(sebagian
swasta dan sebagian pemerintah) yang dimiliki oleh bank-bank komersial swasta di distrik
yang merupakan anggota Federal Reserve System.
Direktur dari suatu bank distrik diklasifikasikan ke dalam 3 kategori : A, B dan
C.Tiga direktur A(dipilih oleh bank-bank anggota) adalah bankir profeional, dan 3 direktur

17
B(juga dipilih bankm-bank anggota) adalah pemimpin utama dari sektor-sektor industri,
ketenagakerjaan, pertanian atau konsumsi. Tiga direktur C, yang ditunjuk oleh Dewan
Gubernur untuk mewakili kepentingan masyarakat, tidak diizinkan menjadi petugas, pekerja,
atau pemegang saham bank. Ada 12 fungsi bank Federal Reserve diantaranya yaitu :
- Menkliring cek
- Menerbitkan mata uang baru
- Menarik mata uang yang rusak dari sirkulasi
- Mengadministrasikan dan memberikan pinjaman diskonto kepada bank-bank di
distriknya
- Mengevaluasi proposal merger dan aplikasi bank untuk melakukan ekspansi
kegiatannya
- Bertindak sebagai penghubung antara komunitas usaha dan Federal Reserve System
- Memeriksa perusahaan induk bank dan bank-bank anggota negara bagian
- Mengumpulkan data mengenai kondisi bisnis lokal
- Menggunakan staf ekonom profesionalnya untuk meneliti topik-topik yang berkaitan
dengan pelaksanaan kebijakan moneter
Dua belas cara bank Federal Reserve terlibat dalam kebijakan moneter adalah :
1. Direktur-direktur mereka “menetapkan” suku bunga diskonto (meskipun suku bunga
diskonto pada setiap distrik dikaji dan ditentukan oleh dewan gubernur)
2. Mereka memutuskan bank-bank mana,anggota dan bukan anggota,dapat memperoleh
pinjaman diskonto dari bank Federal Reserve
3. Direktur-direktur mereka memilih satu banker komersil dari setiap distrik bank untuk
membantu Komite Penasihat Federal,yang berkonsultasi dengan dewan Gubernur an
menyediakan informasi yang membantuk untuk melaksanakan kebijakan moneter.
4. Lima dari dua belas presiden bank masing-masing mempunyai suara dalam
FOMC,yang mengarahkan operasi pasar terbuka (open market operation)-Pembelian
dan penjualan sekuritas pemerintah yang memengaruhi suku bunga maupun jumlah
cadangan dalam system perbankan.
B. Bank-bank Anggota
Semua bank nasional di haruskan menjadi anggota Federal Reserve System.Bank-
bank komersil yang dimiliki oleh Negara bagian tidak diharuskan menjadi anggota, tetapi
mereka dapat memilih untuk bergabung. Dewasa ini 37% dari bank komersial di AS adalah
anggota dari Federal Reserve System, telah menurun dari angka tertinggi 49% pada 1947.
Bank-bank bukan anggota diwajibkan atas giro wajib (reserve requirement) yang ditentukan

18
oleh Negara bagiannya, yang biasanya memungkinkan bank-bank tersebut untuk memiliki
banyak cadangannya dalam bentuk sekuritas yang memberikan pendapatan bunga (Interest
Bearing Securities). Sejalan dengan meningkatnya suku bunga,biaya relative untuk menjadi
anggota meningkat dan semakin banyak bank yang meninggalkan system.
Penurunan dalam keanggotaan the Fed merupakan perhatian utama dari Dewan
Gubernur: satu alasan adalah bahwa hal tersebut mengurangi control The Fed terhadap
jumlah uang beredar, membuatnya menjadi lebih sulit bagi The Fed untuk melaksanakan
kebijakan moneter. Salah satu hasil dari terkanan the Fed atas kongres adalah peraturan
dalam Undang-undang Deregulasi Lembaga Penyimpanan dan Pengendalian Moneter .
Tahun 1980: Semua lembaga penyimpanan dihadapkan pada (pada tahun 1987) persyaratan
yang sama untuk tetap meletakkan deposito pada The Fed, sehingga bank-bank anggota dan
bukan anggota akan mempunyai dasar yang sama dalam hal giro wajib.
C. Dewan Gubernur The FED
Pada tingkat kepala Federal Reserve System adalah ketujuh anggota dewan
gubernur,yang berpusat di Washington ,D.C. Setiap gubernur di tunjuk oleh presiden AS dan
dikonfirmasi oleh Senat.Untuk membatasi control presiden terhadap the Fed dan melindungi
the fed dari tekanan-tekanan politik, para gubernur dapat menjabat satu periode selama 14
tahun tidak tergantikan ditambah sebagian periode lainnya, dengan masa akhir jabatan satu
gubernur setiap januari. Gubernur diharuskan berasal dari distrik Federal Reserve yang
berbeda untuk menghindari kepentingan dari satu wilayah Negara memiliki terlalu banyak
perwakilan.Ketua Dewan Gubernur dipilih dari di antara tujuh gubernur dan menjabat masa
empat tahun yang dapat diperbarui. Dewan Gubernur secara aktif terlibat dalam keputusan –
keputusan mengenai pelaksanaan kebijakan moneter. Ketujuh Gubernur adalah anggota
FOMC dan memberikan suara kepada pelaksanaan operasi terbuka.
Oleh karena hanya ada 12 anggota yang memberi suara pada komite ini , Dewan
mempunyai suara terbanyak. Dewan juga menetapkan giro wajib dan secara efektif
mengendalikan suku bunga diskonto dengan proses “Pengkajian dan menetukan”, di mana
disetujui atau tidak di setujuinya suku bunga diskonto “yang menetapkan” oleh bank-bank
Federal Reserve.Melalui peraturan, Dewan gubernur sering akali diberikan tugas yang tidak
langsung berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan moneter.Di masa lalu,misalnya,Dewan
menetapkan suku bunga maksimum yang dapat dibayrkan atas jenis-jenis tertentu deposito
berdasarkan peraturan Q .Setelah 1986, pagu atas deposito berjangka diharuskan,tetapi
masih ada restriksi pembayaran suku bunga atas tabungan usaha.Berdasarkan undang-
undang pengendalian Kredit tahun 1969,Dewan mempunyai kemampuan untuk mengatur

19
dan mengendalikan kredit begitu disetujui oleh presiden AS.Dewan gubernur juga
menetapkan margin wajib,Presentase harga pembelian sekuritas yang harus dibayarkan
dengan tunai daripada dana pinjaman. Dewan Gubernur mempunyai fungsi-fungsi regulator
bank yang substansial, Dewan Gubernur menyetujui merger bank dan aplikasi kegiatan baru
bank, Menentukan kegiatan-kegiatan yang diizinkan dari perusahaan induk bank, dan
mengawasi kegiatan bank-bank asing di AS.

D. Federal Open Market Committe (FOMC)


FOMC biasanya rapat delapan kali setahun dan membuat keputusan mengenai
pelaksanaan operasi pasar terbuka, yang memengaruhi uang beredar dan suku bunga.
Tentunya, FOMC sering kali disebut dengan “Fed” di dunia pers : Misalnya ketika media
mengatakan bahwa The Fed sedang rapat,sebenarnya berarti bahwa FOMC sedang rapat.
Komite tersebut terdiri dari tujuh anggota Dewan Gubernur , presiden Bank Federal Reserve
New York, dan Presiden empat bank Federal Reserve lainnya. Ketua Dewan Gubernur juga
merupakan ketua FOMC. Meskipun hanya presiden dari lima bank Federeal Reserve yang
merupakan anggota berhak suara dari FOMC. Oleh karena operasi pasar terbuka merupakan
alat kebijakan paling penting yang dimiliki The Fed untuk mengendalikan uang beredar,
FOMC pada intinya merupakan titik pusat untuk pembuatan kebijakan di dalam Federal
Reserve System. FOMC sebenarnya tidak melakukan pembelian atau penjual sekuritas.
Sebaliknya, FOMC menerbitkan intruksi-intruksi ke “meja perdagangan” dan Bank Federal
Reserve New York, di mana manajer untuk operasi pasar terbuka domestik mengawasi
sejumlah orang yang melakukan pembelian dan penjualan sekuritas pemerintah atau badan.

2.4.3 Peran Khusus Federal Reserve New York


Bank Federal Reserve New York memiliki peran khusus dalam Federal Reserve
System karena: pertama distriknya terdiri atas banyak bank komersial terbesar di Amerika
Serikat, keamanan dan kesehatan dari bank-banknya merupakan yang terpenting bagi
kesehatan sistem keuangan AS. Bank Federal Reserve New York melakukan pengujian
terhadap perusahaan induk bank dan bank-bank negara bagian di distriknya, dan
menjadikannya pengawas dari beberapa keuangan terpenting dalam sistem keuang AS.
Alasan kedua adalah keterlibatan aktifnya dalam pasar obligasi dan valuta asing. The
FED New York mengakomodasikan pelayanan pasar terbuka, yang melalukan operasi pasar
terbuka , membeli dan menjual obligasi yang menentukan banyaknya cadangan di dalam
sistem perbankan. Oleh karena keterlibatannya dalam pasar serkuritas treasury, dan juga

20
jarak yang dekat dengan bursa New York dan bursa Amerika , petugas bank Federal Reserve
New York selalu berhubungan dengan pasar keuangan domestik utama AS.Bank Federal
Reserve New York mengakomodasikan pelayanan valuta asing, yang melaksanakan
intervensi valuta asing atas nama Federal Reserve System dan Treasury AS. Keterlibatannya
dalam pasar keuangan merupakan sumber informasi penting atas apa yang sedang terjadi di
pasar keuangan domestik dan asing, khususnya pada periode krisis.
Alasan ketiga adalah bahwa bank Federal Reserve New York merupakan satu-satunya
bank Federal Reserve yang menjadi anggota Bank for Internasional Settlement (BIS). Dengan
itu, presiden The FED New York bersama dengan ketua Dewan Gubernur , mewakili Federal
Reserve System dalam pertemuan bulanan reguler dengan bankir sentral utama lainnya di
BIS. Hubungan dekat dengan bankir sentral asing dan interaksi dengan pasar valuta asing
berarti the FED New York mempunyai peran khusus dalam hubungan internasional, baik
dengan bankir sentral ataupun dengan partisipan pasar swasta. Alasan lain yaitu presiden
Bank Federal Reserve New York merupakan satu-satunya anggota tetap FOMC di antara
presiden-presiden bank Federal Reserve, yang bertindak sebagai wakil ketua komite.

21
2.5 Diskusi E-Finace : Elektronik tantangan baru Regulasi Bank
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berlangsung sangat
cepat dan meliputi segal aspek kehidupan manusia. Pada era globalisasi saat ini banyak
bermunculan istilah atau konsep-konsep baru dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam
kegiatan perekonomian, baik pada level ekonomi makro maupun ekonomi mikro. Beberapa
contoh konsep tersebut diantaranya adalah digital economy, e-marketing, e-business, e-
finance, e-banking, e-money, digital cash, dan less-cash society.
Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting
dalam pembangunan nasional, karena perbankan berfungsi sebagai perantara antara sektor
defisit dengan sektor surplus dalam masyarakat maupun sebagai agen pembangunan.
Disamping itu, perbankan juga mempunyai peran yang strategis dalam berbagai kegiatan
usaha yang produktif, yang pada gilirannya akan mendorong kegiatan ekonomi secara
keseluruhan. Dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi yang merupakan bagian
dari pembangunan nasional, sangat diperlukan dana dalam jumlah besar serta kelancaran dari
penyaluran dana tersebut. Fungsi perbankan dalam penyediaan kredit dan jasa transfer dana
memegang peranan yang sangat penting.
Dalam perkembangannya saat ini, teknologi informasi dan komunikasi pun turut
menghadirkan inovasi dalam pembayaran elektronis (electronic payments). Baru-baru ini
telah dikembangkan produk pembayaran elektronis lainnya yang dikenal sebagai Electronic
Money (E-Money) di Indonesia. Munculnya E-Money di Indonesia dilator belakangi oleh
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 sebagai salah satu pendukung agenda Bank
Indonesia untuk menciptakan less cash society di Republik Indonesia.
Perkembangan e-money di indonesia bisa dikatakan perkembangannya Pelan tapi
pasti. Bank Indonesia mengharapkan e-money ini dapat berkembang untuk menggantikan
peran uang konvensional dalam transaksi-transaksi mikro. Perkembangan e-money di
indonesia dimulai dari dikeluarkannya regulasi dari bank indonesia pada tahun 2009. E-
Money sebagai instrument pembayaran elektronis terbukti telah memberikan manfaat di
beberapa Negara sebagai alternatif instrument pembayaran khususnya untuk pembayaran
yang bersifat mikro dan ritel. Berdasarkan hal tersebut, E-Money juga mempunyai potensi
yang sama untuk dikembangkan di Indonesia sebagai alternatif instrument pembayaran
nontunai, khususnya untuk pembayaran makro dan retail sehingga diharapkan dapat
mendorong masyarakat Indonesia ke arah less cash society.

22
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Ekonomi dan perbankan merupakan salah satu sektor yang paling dramatis yang
dipengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perbankan merupakan
sebuah lembaga yang sering mengalami perubahan serta perkembangan pelayanan pelanggan
dari periode ke periode. Kondisi perbankan di Indonesia semakin membaik meski tekanan
krisis keuangan global semakin terasa.
Beberapa tahun terakhir Bank Indonesia telah berupaya untuk menggerakkan industri
perbankan Indonesia ke arah yang lebih baik melalui implementasi program-program
Arsitektur Perbankan Indonesia (API), baik sebagai inisiator maupun fasilitator. API
mempunyai visi untuk menciptakan perbankan sehat, kuat dan efisien demi kestabilan
keuangan dan pertumbuhan. Sebagai inisiator, Bank Indonesia telah menerbitkan peraturan
dan ketentuan agar industri perbankan dapat melaksanakan kegiatannya usahanya secara
prudent, mengacu pada standar internasional, dan lebih memperhatikan hak-hak nasabah.
Sementara itu sebagai fasilitator Bank Indonesia mengupayakan terjalinnya kerjasama yang
konstruktif dengan pihak-pihak yang terkait dengan program API untuk menghasilkan suatu
stimulan bagi terwujudnya sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien.
Untuk membentuk perbangkan yang sehat, kuat dan efisien tersebut API menerapkan
Enam Pilarnya, yaitu Pilar pertama Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat
sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi
nasional yang berkesinambungan. Pilar kedua Menciptakan sistem pengaturan dan
pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional. Pilar ketiga
Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta
memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko. Pilar keempat Menciptakan good corporate
governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional. Pilar kelima
Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan
yang sehat. Dan Pilar terakhir adalah Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan
konsumen jasa perbankan.
Federal Reserve System (The Fed) adalah bank sentral Amerika Serikat. Lembaga ini
didirikan pada tahun 1913 dengan diberlakukannya Undang-Undang Federal Reserve,
terutama sebagai respon kepanikan finansial pada tahun 1907. Seiring dengan waktu, tugas
dan fungsi Federal Reserve System berkembang dan strukturnya juga mengalami perubahan.

23
Kejadian seperti depresi besar merupakan beberapa faktor utama yang menyebabkan
perubahan sistem ini. Bank Federal Reserve New York memiliki peran khusus dalam Federal
Reserve System karena distriknya terdiri atas banyak bank komersial terbesar di Amerika
Serikat, keamanan dan kesehatan dari bank-banknya merupakan yang terpenting bagi
kesehatan sistem keuangan AS. Selain itu Federal Reserve New York merupakan satu-
satunya bank Federal Reserve yang menjadi anggota Bank for Internasional Settlement (BIS).
Dengan itu, presiden The FED New York bersama dengan ketua Dewan Gubernur ,
mewakili Federal Reserve System dalam pertemuan bulanan reguler dengan bankir sentral
utama lainnya di BIS. Hubungan dekat dengan bankir sentral asing dan interaksi dengan
pasar valuta asing berarti the FED New York mempunyai peran khusus dalam hubungan
internasional, baik dengan bankir sentral ataupun dengan partisipan pasar swasta

4.2 Saran
Sebagai civitas akademika kita perlu memahami masalah-masalah yang menyangkut
perekonomian Indonesia, seperti kita ketahui menurut berita yang saat ini beredar di berbagai
media tentang perbankan Indonesia yang belakangan ini mulai tidak stabil.
Sebagai generasi muda kita harus ikut dan turut serta mengikuti tentang kondisi
perbankan atau ekonomi Negara kita, memikirkan faktor-faktor yang melemahkan ataupun
menguatkan perekonomian Indonesia guna mempersiapkan diri dengan keadaan tak terduka
yang akan dialami Indonesia sehingga kita tetap siap menghadapi segala gejolak
perekonomian, karena untuk sebagai generasi penerus kita merupakan harapan Bangsa
Indonesia untuk dapat mempemperbaiki dan mengmbangkan perekonomian Bangsa. Semoga
tulisan ini dapat membantu mahasiswa untuk memahami dan mengenal perbankan dan
faktor-faktor yang ada didalam perbankan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Abdulah,Tamrin dan Francis Tantri.2014. Bank dan Lembaga Keuangan.Jakarta:Rajawali


Pers

Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 2.
Jakarta : Salemba Empat.

Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan ke-11. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.

Mishkin, Federic S.2008. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets. Edisi
8. Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.

www.ejournal.unesa.ac.id/article/17060/57/article.pdf, diakses 15/09/2016, 17.51 WITA

25

Anda mungkin juga menyukai