Anda di halaman 1dari 8

Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi:

Pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini;

Pencegahan (prevension); upaya untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya


suatu ancaman. Misalnya : pembuatan bendungan untuk menghindari terjadinya banjir, biopori,
penanaman tanaman keras di lereng bukit untuk menghindari banjir dsb. Namun perlu disadari
bahwa pencegahan tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian besar bencana.

Mitigasi (mitigation); yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari suatu
ancaman. Misalnya : penataan kembali lahan desa agar terjadinya banjir tidak menimbulkan
kerugian besar.

Kesiap-siagaan (preparedness); yaitu persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi(atau


kemungkinan akan terjadi) bencana. Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap kebutuhan-
kebutuhan dalam keadaan darurat danidentifikasi atas sumber daya yang ada untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Perencanaan ini dapat mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman.

Tanggap Darurat (Emergency Response), saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap
darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR),
bantuan darurat dan pengungsian;

Pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.

Pemulihan (recovery);adalah suatu proses yang dilalui agar kebutuhan pokok terpenuhi. Proses
recovery terdiri dari:

Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan secara langsung yang sifatnya sementara atau berjangka
pendek.

Rekonstruksi : perbaikan yang sifatnya permanen

Pengertian Mitigasi Bencana

adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP
No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).

____________________________________________________________________________

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana berdasarkan sumbernya dibagi menjadi tiga, yaitu:

 Bencana alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh alam
 Bencana nonalam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa
nonalam
 Bencana sosial, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh
manusia

Bencana alam juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:

 Bencana alam meteorologi (hidrometeorologi). Berhubungan dengan iklim. Umumnya tidak


terjadi pada suatu tempat yang khusus
 Bencana alam geologi. Adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa
bumi, tsunami, dan longsor

Penyebab bencana alam di Indonesia:

 Posisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudera besar


 Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia (Indo-Australia, Eurasia,
Pasifik)
 Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam

____________________________________________________________________________

Mitigasi Bencana

Tujuan mitigasi bencana

 Mengurangi dampak yang ditimbulkan, khususnya bagi penduduk


 Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko
bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman

Beberapa kegiatan mitigasi bencana di antaranya:

 pengenalan dan pemantauan risiko bencana;


 perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;
 pengembangan budaya sadar bencana;
 penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana;
 identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana;
 pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam;
 pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi;
 pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup

Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat dikembangkan untuk turut melakukan mitigasi
bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk mengurangi resiko terjadinya bencana.

Contoh robot mitigasi bencana diantaranya:

 robot pencegah kebakaran


 robot pendeteksi tsunami
 robot patroli/pemantau rumah atau gedung

Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori:


1. kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)
2. kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi)
3. kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan)
4. kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi)

Contoh upaya dalam mitigasi bencana

 Mitigasi Bencana Tsunami


adalah sistem untuk mendeteksi tsunami dan memberi peringatan untuk mencegah jatuhnya
korban.
Ada dua jenis sistem peringatan dini tsunami, yaitu:
 Sistem peringatan tsunami internasional
 Sistem peringatan tsunami regional

Berikut adalah contoh video mengenai mitigasi tsunami

mitigasi Tsunami

 Mitigasi Bencana Gunung Berapi


 Pemantauan aktivitas gunung api. Data hasil pemantauan dikirim ke Direktorat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan radio komunikasi SSB.
 Tanggap darurat
 Pemetaan, peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya,
daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, pengungsian, dan pos penanggulangan bencana
gunung berapi.
 Penyelidikan gunung berapi menggukanan metode geologi, geofisika, dan geokimia
 Sosialisasi, yang dilakukan pada pemerintah daerah dan masyarakat
 Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Sebelum Gempa

 Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)


 Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal
 Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional
 Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll
 Periksa penggunaan listrik dan gas
 Catat nomor telepon penting
 Kenali jalure evakuasi
 Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa

Ketika Gempa

 Tetap tenang
 Hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang
 Perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah
 Turun dari kendaraan dan jauhi pantai.

Setelah Gempa
 Cepat keluar dari bangunan. Gunakan tangga biasa
 Periksa sekitar Anda. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama.
 Hindari banugnan yang berpotensi roboh.
 Mitigasi Tanah Longsor
 Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman
 Mengurangi tingkat keterjalan lereng
 Terasering dengan sistem drainase yang tepat
 Penghijauan dengan tanaman berakar dalam
 Mendirikan bangunan berpondasi kuat
 Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk
 Relokasi (dalam beberapa kasus)
 Mitigasi Banjir

Sebelum Banjir

 Penataan daerah aliran sungai


 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan banjir
 Tidak membangun bangunan di bantaran sungai
 Buang sampah di tempat sampah
 Pengerukan sungai
 Penghijauan hulu sungai

Saat Banjir

 Matikan listrik
 Mengungsi ke daerah aman
 Jangan berjalan dekat saluran air
 Hubungi instansi yang berhubungan dengan penanggulangan bencana

Setelah Banjir

 Bersihkan rumah
 Siapkan air bersih untuk menghindari diare
 Waspada terhadap binatang berbisa atau penyebar penyakit yang mungkin ada
 Selalu waspada terhadap banjir susulan

____________________________________________________________________________

Contoh siklus manajemen bencana:


Tahap prabencana dapat dibagi menjadi kegiatan mitigasi dan preparedness (kesiapsiagaan).
Selanjutnya, pada tahap tanggap darurat adalah respon sesaat setelah terjadi bencana. Pada
tahap pascabencana, manajemen yang digunakan adalah rehabilitasi dan rekonstruksi.

Tahap prabencana meliputi mitigasi dan kesiapsiagaan. Upaya tersebut sangat penting bagi
masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana sebagai persiapan menghadapi bencana.
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian.

Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan.

Tahap pascabencana meliputi usaha rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai upaya


mengembalikan keadaan masyarakat pada situasi yang kondusif, sehat, dan layak sehingga
masyarakat dapat hidup seperti sedia kala sebelum bencana terjadi, baik secara fisik dan
psikologis.

PENGERTIAN PERINGATAN DINI BENCANA


PERINGATAN DINI adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga
yang berwenang.
INFORMASI PERINGATAN DINI BENCANA MENGACU PADA EMPAT LEVEL PERINGATAN
SEBAGAI BERIKUT :
1.Normal
kondisi aman, kondisi keseharian rata-rata dari ancaman yang di- ketahui dari berbagai data
ilmiah termasuk melalui pengalaman atau data sejarah perilaku fenomena ancaman tersebut;

2.Waspada
terjadi peningkatan ancaman dan risiko yang dibuktikan dari hasil analisis data-data dan
informasi ilimiah yang menunjukkan akti- vitas ancaman di atas rata-rata dari kondisi normal;

3.Siaga
terjadi peningkatan ancaman dan risiko yang signikan tetapi ma- sih dapat dikendalikan
sehingga sewaktu-waktu jika terjadi status ke- daruratan dinaikkan pada level tertinggi, maka
seluruh sumberdaya dapat segera dikerahkan untuk melakukan penyelamatan dan evaku- asi
masyarakat serta pengamanan asset. Tindakan yang dilakukan adalah dengan mendekatkan
sumberdaya ke lokasi aman terdekat da- ri skenario ancaman serta memastikan seluruh
peralatan dan sistem pengamanan dan penyelamatan berfungsi dengan baik;

4. Awas
tingkat ancaman dan risiko sedemikian tinggi sehingga membahayakan masyarakat. Tindakan
yang diambil adalah melakukan upaya evakuasi.

Status siaga 1 , 2, 3 dan 4


Status Siaga 4 sampai Siaga 1 yang kerap diberitakan terkait hujan dan banjir diukur
berdasarkan tinggi permukaan sungai-sungai di lokasi pemantauan itu. Namun, acuan
peningkatan statusnya pun tak sama.Urutan status terkait hujan dan banjir ini dimulai dari
angka besar dulu, Siaga 4. Kondisi paling darurat adalah Siagakhusu

Status awas Gunung Agung telah memasuki hari kelima dan semakin
menunjukkan tingkat keaktifan. Selama itu pula, masyarakat sekitar
gunung dievakuasi dan berbagai persiapan dilakukan pemerintah daerah
bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan
pemerintah pusat.

Masyarakat bisa melakukan sejumlah persiapan sebelum Gunung Agung


meletus nantinya. Oleh karena itu, Direktorat Kesiapsiagaan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan 8 tips siaga
selama dan setelah letusan.

8 Tips itu dapat dilakukan jika terperangkap di dalam rumah saat terjadi
letusan atau jika petugas berwenang telah memerintahkan penghuni untuk
berlindung. Tips-tips tersebut adalah sebagai berikut:
1. Segera tutup semua jendela, pintu dan sumber ventilasi,
seperti ventilasi cerobong asap atau tungku.

2. Matikan AC dan sistem pemanas; dan pindah ke ruang


interior tanpa jendela yang berada di atas permukaan tanah.

3. Untuk melindungi diri dari jatuhan abu vulkanik, cobalah


untuk tetap di dalam rumah dan tempatkan handuk lembab di
antara pintu dan tanah.

4. Jika Anda pergi ke luar, kenakan lengan panjang dan celana


panjang, kenakan masker sekali pakai dan kenakan kacamata
(dan beralih ke kacamata, bukan lensa kontak).

5. Abu vulkanik sangat berbahaya bagi mereka yang menderita


penyakit pernafasan, juga anak-anak dan lansia, jadi
keputusan terbaik adalah tetap berada di dalam rumah.

6. Setelah letusan, cobalah untuk menghindari mengemudi


pada daerah dengan hujan abu vulkanik lebat.

7. Jika perlu dan dengan sangat hati-hati, bersihkan abu dari


atap rumah, karena abu yang berat dapat menyebabkan
bangunan runtuh.

8. Mengulurkan bantuan-menjangkau teman dan tetangga,


terutama mereka yang mungkin memerlukan bantuan khusus.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapan prabencana meliputi:

1. Dalam situasi tidak terjadi bencana, meliputi :


o perencanaan penanggulangan bencana, yang terdiri atas :
1. pengenalan dan pengkajian ancaman bencana;
2. pemahaman tentang kerentanan masyarakat;
3. analisis kemungkinan dampak bencana;
4. pilihan tindakan pengurangan risiko bencana;
5. penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana;
dan
6. alokasi tugas, kewenangan, dan sumber daya yang tersedia.
o pengurangan risiko bencana, yang terdiri atas :
1. pengenalan dan pemantauan risiko bencana;
2. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;
3. pengembangan budaya sadar bencana;
4. peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana; dan
5. penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana.
o pencegahan; yang terdiri atas :
1. identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau
ancaman bencana;
2. kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang
secara tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya
bencana;
3. pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba
dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber ancaman atau bahaya
bencana;
4. penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup; dan
5. penguatan ketahanan sosial masyarakat.
o pemaduan dalam perencanaan pembangunan yang dilakukan dengan cara
mencantumkan unsur-unsur rencana penanggulangan bencana ke dalam
rencana pembangunan pusat dan daerah, dilakukan secara berkala
dikoordinasikan oleh suatu Badan.
o analisis resiko bencana
o pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang dilakukan untuk mengurangi
resiko bencana yang mencakup pemberlakuan peraturan tentang penataan
ruang, standar keselamatan, dan penerapan sanksi terhadap pelanggar.
o pendidikan dan pelatihan; dan
o persyaratan standar teknis penanggulangan bencana
2. Dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana, meliputi : kesiapsiagaan, peringatan
dini, dan mitigasi bencana

Anda mungkin juga menyukai