Anda di halaman 1dari 125

SUSUNAN PENGURUS

Penanggung Jawab dr. Alida Widiawaty, M.Biomed,


Sp.KK
Ubay Nurajeng Sutanto Universitas Riau
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Pimpinan Umum dr. Heni Retno Wulan, M.Kes.,


Sp.PD-KP
Faisal Rohmadiyulhaq Universitas Gajah Mada
Universitas Lampung
dr. Dian Zamroni, Sp.JP(K), FIHA
Wakil Pimpinan Umum Universitas Indonesia
Rivaldo Go
Universitas Hasanudin
dr. Inke Kusumastuti, Sp.KJ,
M.Biomed
Sekretaris-Bendahara Universitas Jember

Denis Hayu RM Dr. dr. Yoga Pamungkas M.Med.Ed


Universitas Hang Tuah
Universitas Mataram
Pimpinan Redaksi
Penyunting Pelaksana
Nathaniel Gilbert Dyson
Universitas Indonesia Arinie Awindya
Universitas Jember
Penyunting Ahli
Arya Marganda
dr. Dewi Friska, MKK Universitas Riau
Universitas Indonesia
Bima Diokta Alparisi
dr. Wira Muhammad Rindra Universitas Riau
Universitas Islam Indonesia
Belva Bhadranitya Buana
dr. Irawan Fajar Kusuma, Sp.PD, Universitas Mataram
M.Sci
Universitas Jember Emir Gibralatar Faisal
Universitas Indonesia
dr. Muhamad Taufik Ismail,
Sp.JP(K) Zahrandhika Putra Raihan
Universitas Islam Indonesia Universitas Gadjah Mada

Dr. dr. Hamsu Kadriyan Sp.THT-KL Shakirah Amira


(K) Universitas Indonesia
Universitas Mataram
Syalomitha Claudia S.S
Universitas Hang Tuah
Dr.dr.Maya Savira, M.Kes
Universitas Riau

ii
Syafira Elfa Muhammad Rifqi Al Azim
Universitas Islam Indonesia Universitas Andalas
Kemas Roihan Muhammad
Humas Universitas Muhammadiyah
Palembang
Irsyadina Hasana Bharata
Universitas Mataram Matthew Haryadi
Universitas Riau
Muhammad Albar Al Rasyid
Universitas Islam Negeri Jakarta Publikasi dan Promosi
Ilham Fahmi Hadziqi Ahmad Abizart
Universitas Jember Universitas Hasanudin

Tsaniya Ahda Indrayani Arzita Diandra Diva Fadhilla


Universitas Islam Indonesia Universitas Abdurrab
Ulul Ismaini
Doni Kurniawan Universitas Riau
Universitas Riau
Ni Luh Putu Puspita Ningrrum
Universitas Warmadewa
Nabil Athoillah
Universitas Jember

Tata Letak
Hanifa Zahra Besri
Universitas Andalas

iii
DOI: https://doi.org/10.53366/jimki.v10i1

DAFTAR ISI

Susunan Pengurus ..................................................................................................................................... ii


Daftar Isi ......................................................................................................................................................... iv

Penelitian
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASIWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENTINGNYA VAKSINASI COVID
19
Cyntia Caroline, Muara Panusunan Lubis

............................................................................................................................................................................. 1

PENGARUH POSISI DUDUK TERHADAP KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA
MAHASISWA UNIVERSITAS YARSI ANGKATAN 2018
Natasya Milenia
............................................................................................................................................................................. 11

Tinjauan Pustaka
PENGARUH PANDEMI COVID-19 DAN PEMBATASAN SOSIAL TERHADAP PASIEN
B-TALASEMIA TRANSFUSION- DEPENDENT DAN PELAYANAN TRANSFUSI
DARAH: SEBUAH TELAAH SISTEMATIS
Muhammad Ilham Dhiya Rakasiwi

............................................................................................................................................................................. 22

INFEKSI KUSTA PASCA INFEKSI COVID-19 : ANCAMAN PENYAKIT TROPIS


TERABAIKAN PASCA PANDEMI BAGI INDONESIA
Arya Marganda Simanjuntak, Patricia Dean Ully Marbun, Yuni Eka Anggraini

............................................................................................................................................................................. 35

POTENSI PENGGUNAAN SMARTWATCH SEBAGAI ALAT PEMBERI UMPAN


BALIK RESUSITASI JANTUNG PARU: SEBUAH KAJIAN SISTEMATIS
Valerie Josephine Dirjayanto, Garry Soloan, Bernadine Gracia Duindrahajeng

............................................................................................................................................................................. 45

POTENSI CTPF PADA MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DALAM


PENGEMBANGAN CTPF- INHIBITOR SEBAGAI INOVASI TERAPI TARGET
MUTAKHIR PADA PENGOBATAN TB MDR/XDR
Alfi Rahmatika, Muhammad Mufaiduddin, Innelya

............................................................................................................................................................................. 75

iv
DOI: https://doi.org/10.53366/jimki.v10i1

EFIKASI TERAPI PERILAKU KOGNITIF BERBASIS DARING TERHADAP GEJALA


DEPRESI DAN ANSIETAS PADA PASIEN PARKINSON: SEBUAH KAJIAN
LITERATUR
Nathaniel Gillbert Dyson, Priscilla Geraldine, Violine Martalia

............................................................................................................................................................................. 98

Advertorial
KEUNTUNGAN DARI PENGGUNAAN PROSTRATIN DALAM MEMBALIKKAN
LATENSI DAN ERADIKASI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
Nadine Aurelie

............................................................................................................................................................................. 109

VAKSIN HPV SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN KANKER SERVIKS DI


INDONESIA
Kemal Akbar Suryoadji, Alifaturrasyid Syafaatullah Ridwan, Fitriyadi Kusuma

............................................................................................................................................................................. 114

v
PENELITIAN ASLI
JIMKI : JURNAL ILMIAH
MAHASISWA KEDOKTERAN e-ISSN : 2721-1924
INDONESIA ISSN : 2302-6391

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA TENTANG PENTINGNYA
VAKSINASI COVID-19
1)
Chyntia Caroline, 2Muara Panusunan Lubis

Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera


Utara,Medan

ABSTRAK
Korespondensi: Pendahuluan: Pada awal tahun 2020, dunia dikejutkan
Chyntia Caroline dengan mewabahnya pneumonia baru yang bermula dari
Wuhan, Tiongkok yang kemudian menyebar dengan cepat
Email Korespondensi: dan penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019
(COVID-19). Penelitian ini untuk mensurvei pengetahuan
caroline.chyntia@gmail.com dan sikap mahasiswa tentang vakinasi COVID-19.
Riwayat Artikel Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan
mahasiswa FK USU tentang pentingnya vaksin COVID-19.
Diterima: 10-01-2022 Metode. Penelitian observasional tanpa melakukan
Selesai revisi: 19-05-2022 intervensi atau percobaan dengan rancangan cross
sectional. Pengambilan data dilakukan dengan
DOI :
menggunakan kuisioner. Sampel penelitian ini berjumlah
10.53366/jimki.v10i1.509 88 mahasiswa FK USU dan diacak dengan menggunakan
metode Simple Random Sampling.
Hasil: Dari penelitian ini didapatkan bahwa 50%
mahasiswa FK USU memiliki tingkat pengetahuan yang
baik, 40.4% tingkat pengetahuan yang cukup, dan 9.6%
tingkat pengetahuan yang kurang. Dengan aspek tingkat
sikap diperoleh 95.7% tingkat sikap yang baik, 4.3%
tingkat sikap yang cukup dan tidak ada yang memiliki
tingkat sikap yang kurang.
Simpulan: Mayoritas mahasiswa FK USU memiliki
tingkat pengetahuan dan sikap yang baik tentang vaksinasi
COVID-19.

Kata Kunci: Vaksin COVID-19, Pengetahuan, Mahasiswa


FK USU

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
1
PENELITIAN ASLI

KNOWLEDGE AND ATTITUDE LEVEL OF


MEDICAL STUDENTS FROM SUMATERA UTARA
UNIVERSITY ABOUT THE IMPORTANCE OF
COVID-19 VACCINE
ABSTRACT

Background: In the beginning of 2020, earth have been shocked by new pneumonia
virus pandemic that start from Wuhan, Tiongkok. The virus have been rapidly
spread and the disease is called Coronavirus disease 2019 (COVID-19). This
research is conducted to survey student’s knowledge and attitude about the
importance of COVID-19 vaccination.
Purpose: This research of this study is to describe FK USU student’s knowledge
about the importance of COVID-19 vaccine.
Results: From this study, there are 50% of FK USU students with good knowledge,
40.4% with sufficient level of knowledge and 9.6% with low knowledge. Based on
attitude level, there are 95.7% students with good level of attitude, 4.3% with
sufficient level of attitude, while there are none of them with low level of attitude.
Conclusion: Most of the USU’s Medical Student have good level of both knowledge
and attitude towards COVID-19 Vaccine.
Keywords: COVID-19 Vaccine, Knowledge, FK USU student.

1. PENDAHULUAN jumlah kematian di seluruh dunia.


Pada awal tahun 2020, dunia Sementara di Asia Tenggara sudah
dikejutkan dengan mewabahnya ditetapkan 44 005 474 kasus dengan
pneumonia baru yang bermula dari positif COVID-19 dan 693 814 kasus
Wuhan, Tiongkok yang kemudian kematian. (WHO, 2021). Lalu, untuk
menyebar dengan cepat dan di Indonesia sendiri, angka kumulatif
penyakitnya disebut Coronavirus kasus ialah 4 245 373 dan jumlah
disease 2019 (COVID-19). kematian 143 457. Dan selanjutnya,
Ditemukan pada akhir Desember di Sumatera Utara, terdapat 105 858
tahun 2019. Sampai saat ini sudah kasus dan 2 887 kematian. (Satgas
dipastikan terdapat 65 negara yang COVID, 2021)
telah terjangkit virus ini (WHO, Dikarenakan Indonesia
2020). berpenduduk terbesar keempat di
COVID-19 adalah virus zoonotic, dunia, Indonesia membawa risiko
yang berarti virus ini ditularkan dari infeksi yang lebih tinggi dan
binatang ke manusia, dengan host penyebaran virus yang tinggi.
utama adalah “horse shoe bat” dan Selanjutnya, virus ini sangat menular
spesies Mangolin atau Pangolin. yang perlu dicegah agar tidak
Transmisi Zoonotic hanya terjadi menyebar di dalam komunitas.
pada penderita di Kota Wuhan. Virus Transmisi yang tidak terkendali
ini dapat ditularkan dari manusia ke menyebabkan jumlah kasus yang
manusia. (Ahmad, 2020). Hingga sangat besar. Akibatnya, jumlah
tanggal 2 November 2021, terdapat kasus kematian akan sangat
246 951 247 kasus dan 5 004 855 meningkat seperti yang kita lihat di

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
2
PENELITIAN ASLI

beberapa negara. (Hamid et al., Fakultas Kedokteran Universitas


2020). Sumatera Utara Tentang Pentingnya
Vaksin adalah upaya dalam Vaksinasi COVID-19.
menangani COVID-19, termasuk di
Indonesia. Saat ini sedang 2. METODE
berlangsung vaksinasi COVID-19 Jenis penelitian yang
dan pengembangan vaksin merah dilakukan adalah penelitian
putih, yaitu dengan virus yang observasional, yaitu penelitian yang
bertransmisi di Indonesia juga sudah dilakukan sebatas pengamatan tanpa
dilaksanakan. Persiapan Indonesia melakukan intervensi atau percobaan
mulai dari penyimpanan vaksin dan dimaksudkan untuk memperoleh
hingga proses distribusi vaksin ke
gambaran pengetahuan dan sikap
seluruh provinsi di Indonesia juga
mahasiswa FK USU tentang
sudah dilakukan. Keberadaan vaksin
diharapkan menjadi kabar baik dalam pentingnya vaksinasi COVID-19
pencegahan penyebaran virus dengan pendekatan cross sectional.
COVID-19 (PPDAI, 2020). Berhubung dengan keadaan pandemi
Beberapa studi sudah COVID-19, penelitian ini yang akan
menunjukkan bahwa tingkat diadakan di FK USU dilaksanakan
pengetahuan dan sikap secara online dengan menggunakan
mempengaruhi penerimaan vaksin google form dimana pengambilan
COVID-19. Literatur data dilakukan pada awal bulan Juli
menggambarkan tentang pentingnya 2021 hingga November 2021.
membuat penelitian pada tingkat Populasi pada penelitian ini
pengetahuan dan sikap tentang merupakan mahasiswa/i FK USU
pentingnya vaksinasi untuk
angkatan 2018-2020 dan besar
mengurangi penyebaran penyakit.
Pengetahuan dan sikap tentang vaksin sampel yang diteliti dihitung dengan
COVID-19 dipengaruhi banyak menggunakan rumus slovin dan
faktor, diantaranya jenis kelamin dan hasilnya diperoleh sebanyak 90
tingkat pendidikan. orang. Teknik pengambilan sampel
Mahasiswa dinilai memiliki yang digunakan merupakan simple
tingkat intelektualitas yang tinggi, random sampling dimana jumlah
kecerdasan dalam berpikir dan sampel didistribusi secara rata pada
perencanaan dalam bertindak. setiap tahun angkatan. Sebelum
Dengan demikian, mahasiswa dapat kuesioner dibagikan, kuesioner
memilih untuk mencegah COVID-19 terlebih dahulu dilakukan pengujian
untuk menyebar lebih lanjut. Sesuai validitas dan reliabilitas dan pada
dengan judul, penulis ingin
hasilnya didapatkan semua
mengetahui tentang tingkat
pertanyaan kuesioner valid serta uji
pengetahuan dan sikap mahasiswa FK
USU mengenai pentingnya vaksin reliabilitas dengan rumus Alpha
COVID-19 Cronbach diperoleh nilai sebesar
Berdasarkan latar belakang yang 0,861. Kuesioner yang digunakan
telah dibahas, maka penulis dalam penelitian ini berjumlah 21
berpendapat bahwa perlu dilakukan butir pertanyaan tertutup. Kuesioner
penelitian mengenai ‘Tingkat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu 10
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa pertanyaan untuk menguji tingkat

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
3
PENELITIAN ASLI

pengetahuan dan 11 pertanyaan untuk pengetahuan dan sikap pada penelitian


melihat tingkat sikap. Kuesioner ini dibagi menjadi 3 kategori, yaitu
kemudian disebarkan secara acak pengetahuan baik, cukup, dan kurang.
kepada responden yang memenuhi Responden dikategorikan memiliki
kriteria inklusi dan eksklusi. pengetahuan baik apabila menjawab
benar > 75%, cukup apabila 56% -
75% yang benar, dan kurang apabila
3. HASIL PENELITIAN benar < 56% yang benar.
Penelitian ini dilakukan pada
bulan Juli 2021 sampai dengan bulan Tabel 2. Distribusi Tingkat
Oktober 2021 yang berlokasi di Fakultas Pengetahuan dan Sikap
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tingkat n= %
secara online. Kuesioner kemudian 94
disebarkan dan responden diminta untuk Pengetahuan
mengisi data diri seperti jenis kelamin, Baik 47 50,0
angkatan, dan sumber informasi Cukup 38 40,4
Kurang 9 9,6
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sikap
Karakteristik Responden Baik 90 95,7
Karakteristik n= % Cukup 4 4,3
94 Kurang 0 0
Jenis Kelamin
Laki-laki 36 38,3 Pada tabel 2, menunjukkan bahwa
Perempuan 58 61,7 tingkat pengetahuan dengan frekuensi
Angkatan tertinggi adalah baik, yaitu sebanyak
2018 31 33 47 responden (50%). Lalu diikuti
2019 30 31,9 dengan tingkat pengetahuan cukup,
2020 33 35,1 yaitu sebanyak 38 responden
(40.4%), dan yang paling sedikit
Pada tabel 1, terlihat bahwa adalah tingkat pengetahuan kurang,
kelompok terbesar adalah kelompok yaitu sebanyak 9 responden (9.6%).
jenis kelamin perempuan, yaitu Selanjutnya, dapat dilihat bahwa
sebanyak 58 responden (61.7%), hampir seluruh responden dalam
diikuti dengan kelompok laki-laki penelitian ini memiliki tingkat sikap
sebanyak 36 responden (38.3%). Dan yang baik tentang pentingnya
terlihat bahwa dari segi angkatan, vaksinasi COVID-19 dengan
jumlah responden angkatan 2018 frekuensi 90 orang (95.7%). 4 orang
sebanyak 31 responden (33%), lainnya (4.3%) memiliki tingkat sikap
angkatan 2019 sebanyak 30 responden yang cukup.
(31.9%), dan angkatan 2020 sebanyak
33 responden (35.1%). Tingkat

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
4
Tabel 3. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Dengan Karakteristik Responden
Tingkat Pengetahuan Faktor Risiko Stroke
Karakteristik
Baik Cukup Kurang Total %
Responden
n=47 % n=38 % n=9 %
Jenis Kelamin
Laki-laki 18 50 15 41,7 3 8,3 36 38,3
Perempuan 29 50 23 39,7 6 10,3 58 61,7
Angkatan
2018 19 61,3 9 29,0 3 9,7 31 33,0
2019 16 53,5 12 40,0 2 6,7 30 32,0
2020 12 36,4 17 51,5 4 12,1 33 35,0

Tabel 4. Tabulasi Silang Tingkat Sikap Dengan Karakteristik Responden


Tingkat Pengetahuan Gejala Stroke
Karakteristik
Baik Cukup Kurang Total %
Responden
n=90 % n=4 % n=0 %
Jenis Kelamin
Laki-laki 35 97,2 1 2,8 0 0 36 38,3
Perempuan 55 94,8 3 5,2 0 0 58 61,7
Angkatan
2018 30 96,8 1 3,2 0 0 31 33,0
2019 30 100 0 0 0 0 30 32,0
2020 30 90,9 3 9,1 0 0 33 35,0
yaitu 4 orang (12.1%). Selanjutnya,
Pada jenis kelamin laki-laki dan tingkat sikap baik mayoritas pada
perempuan adalah sama, yaitu 50% jenis kelamin laki-laki, yaitu 35 orang
dari total populasi masing-masing. atau 97.2%, sedangkan pada
Untuk tingkat pengetahuan cukup, perempuan berjumlah 55 orang atau
mayoritas merupakan jenis kelamin 94.8%. Untuk tingkat sikap cukup,
laki-laki, yaitu 15 orang atau 41.7% mayoritas merupakan jenis kelamin
dari total sampel laki-laki. Sedangkan perempuan, yaitu 3 orang atau 5.2%
pada tingkat pengetahuan kurang, dari total sampel perempuan. Dan
mayoritas adalah perempuan, yaitu 6 tidak ada responden dengan tingkat
orang atau 10.3% dari total sampel sikap yang kurang (0%). Berdasarkan
perempuan. angkatan, dapat diketahui bahwa
Selanjutnya, dapat diketahui tingkat sikap baik tertinggi ada pada
bahwa tingkat pengetahuan baik angkatan 2019, yaitu 30 orang
tertinggi ada pada angkatan 2018, (100%), sedangkan pada tingkat
yaitu 19 orang (61.3%), sedangkan sikap cukup mayoritas adalah
pada tingkat pengetahuan cukup angkatan 2020, yaitu 3 orang (9.1%).
mayoritas adalah angkatan 2020, Dan untuk tingkat sikap kurang, tidak
yaitu 17 orang (51.5%). Dan untuk ada.
tingkat pengetahuan kurang,
mayoritas merupakan angkatan 2020,

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 5
PENELITIAN ASLI

populasi masing-masing. Hal ini


4. PEMBAHASAN sejalan dengan penelitian Saiful et
al, 2021 yang menyatakan bahwa
Dengan total 94 responden yang tingkat pengetahuan tidak signifikan
diundang untuk berpartisipasi dalam berhubungan dengan variabel jenis
penelitian ini, dimana semua kelamin pada responden di
responden memenuhi kriteria Bangladesh. Tetapi tidak sejalan
inklusi dan eksklusi dan mengisi bila dibandingkan dengan penelitian
kuesioner secara lengkap, yang mahasiswa FK di Egypt dan
mana tingkat penyelesaian adalah populasi di Nigeria yang
100%. Mayoritas dari responden mendapatkan skor pada perempuan
adalah berjenis kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-
(61.7%) dan 35% responden laki (Asraf et al, 2021) (Hassen et al,
merupakan angkatan 2020. Alasan 2021) Angkatan 2018 (77.7%)
tingkat penyelesaian 100% dapat memiliki skor rata-rata pengetahuan
diperkirakan karena sistem yang paling tinggi dibandingkan
kuesioner daring yang angkatan 2019 (75%) maupun 2020
mengharuskan responden untuk (70.3%). Hal ini bisa jadi
mengisi semua pertanyaan agar disebabkan oleh materi dari mata
jawaban dapat dikumpulkan. Dari kuliah yang di dapat lebih banyak
total keseluruhan responden, dibandingkan angkatan lainnya.
presentase yang memiliki tingkat Total responden yang mendapat
pengetahuan yang baik adalah 50%, tingkat pengetahuan baik paling
lalu dengan tingkat pengetahuan besar pada angkatan 2018 (61.3%).
yang cukup 40.4%, serta tingkat Hal ini sejalan dengan penelitian
pengetahuan kurang sebanyak mahasiswa FK di Jordan yang
9.6%. Jikalau ditinjau dari tabel 4.3, mendapatkan mahasiswa tahun awal
persentase responden yang memiliki memiliki pengetahuan yang terbatas
pengetahuan yang baik di FK USU dibandingkan mahasiswa tahun
lebih rendah dibandingkan akhir (Asraf, 2020). Tetapi hasil ini
penelitian pada mahasiswa FK di tidak sejalan jika ditinjau dengan
Romania (Ana et al, 2021). Dan juga penelitian di Hongkong yang
dari hasil ini, didapatkan nilai rata- mendapatkan tingkat pengetahuan
rata pengetahuan mahasiswa FK yang lebih tinggi pada responden
USU adalah 74.3%. Hasil ini sedikit dengan tingkat pendidikan lebih
lebih tinggi dari tingkat rendah/angkatan pertama. (Martin et
pengetahuan mahasiswa di United al, 2021).
Arab Emirates, yaitu senilai 72.3%. Menurut Budiman dan
Juga lebih tinggi bila dibandingkan Riyanto (2013), beberapa faktor
dengan rata-rata pengetahuan dari yang mempengaruhi pengetahuan
survei komunitas di Bangladesh adalah pendidikan, informasi, sosial
(Saiful et al, 2021). Rata-rata skor budaya, ekonomi, lingkungan dan
pada laki-laki (75%) lebih tinggi pengalaman. Pengetahuan memiliki
dibandingkan pada perempuan hubungan yang erat dengan
(73.8%). Berlanjut pada tabel 4.5, pendidikan, dimana diharapkan
,tingkat pengetahuan baik pada jenis dengan pendidikan yang tinggi
kelamin laki-laki dan perempuan maka orang tersebut akan semakin
adalah sama, yaitu 50% dari total luas juga pengetahuannya. (Faot,

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
6
PENELITIAN ASLI

2019). Responden yang dengan penelitian di Hongkong


memiliki tingkat sikap baik adalah yang mengindikasikan tidak ada
95.7%, kemudian dengan tingkat perbedaan signifikasi dari jenis
sikap yang cukup sebanyak 4.3%. kelamin yang memiliki tingkat sikap
Hasil ini lebih tinggi jika yang baik. (Martin et al, 2021).
dibandingkan dengan penelitian
Wei Bai et al, 2021 dengan Disimpulkan bahwa yang
responden mahasiswa China dan memiliki rerata sikap yang baik
juga lebih ditinggi dibandingkan adalah angkatan 2019 (92.3%)
presentase responden yang bersikap tetapi hasil ini tidak jauh berbeda
baik pada penelitian Hayder Hasan dengan angkatan 2018 (90%) dan
et al, 2021. Bila dilihat dari aspek angkatan 2020 (88.8%). Hasil ini
rata-rata, didapatkan nilai 49.84 ± sejalan dengan penelitian di
4.4 dari 55, dengan skor rerata Bangladesh dan Romania yang
90.6%. Nilai ini lebih tinggi bila mendapatkan hasil tingkat
dibandingkan dengan penelitian di pendidikan tidak signifikan dalam
Bangladesh dengan rata-rata 78%. tingkat sikap. Lalu dapat diketahui
(Saiful et al, 2021). Juga, hasil ini bahwa seluruh angkatan 2019
lebih tinggi bila dibandingkan memiliki tingkat sikap yang baik.
dengan penelitian pada Mahasiswa Hal ini sejalan dengan penelitian
di UAE (72%) (Hayder et al, 2021). Julianti, 2021 yang meneliti tentang
Dan tingkat sikap responden yang sikap mahasiswa FK USU terhadap
positif terhadap vaksinasi COVID- pencegahan COVID-19,
19 pada penelitian ini sedikit lebih menerangkan bahwa angkatan 2019
tinggi jika dibandingkan dengan memiliki tingkat sikap yang baik.
penelitian mahasiswa kedokteran Hal ini kurang sejalan bila
Romanian (88%) (Ana et al, 2021). dibandingkan dengan penelitian di
Kemudian, nilai ini dapat dikatakan Euthopia yang menerangkan bahwa
sama bila disandingkan dengan tingkat sikap bergantung pada
penelitian pada tenaga Kesehatan di tingkat pendidikan yang telah
Riau (90%) (Selvi, 2020). diperoleh. (Hassen et al, 2021).
Didapatkan bahwa skor yang Garrett (1993)
didapatkan laki-laki lebih tinggi bila mengatakan bahwa ada dua faktor
dibandingkan dengan perempuan. utama yang menentukan
Hal ini tidak sesuai dengan pembentukan dan perubahan sikap,
penelitian Saiful et al, 2021 dimana yaitu faktor psikologis dan faktor
mereka mendapatkan skor sikap kultural. Faktor psikologis, yaitu
yang lebih tinggi pada perempuan. motivasi, emosi, kebutuhan,
Kemudian, 97.2% dari laki-laki pemikiran, kekuasaan dan
memiliki sikap yang baik dan 94.8% kepatuhan, kesemuanya merupakan
dari peremuan memiliki sikap yang faktor yang memainkan peranan
baik. Kondisi pembelajaran non dalam menimbulkan atau mengubah
akademik yang baik dapat menjadi sikap seseorang; sedangkan faktor
alas an peningkatan tingkat sikap kultural atau kebudayaan, yaitu
diantara laki-laki dari perempuan, status sosial, lingkungan keluarga
mengingat bahwa laki-laki lebih dan pendidikan juga merupakan
kompetitif dibandingkan faktor yang berarti yang
perempuan. Tetapi, hal ini sejalan menentukan sikap manusia. Teori

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
7
PENELITIAN ASLI

serupa diungkapkan oleh Chaiken coronaviruses. Nat Rev Microbiol.


(2009), ia mengemukakan bahwa 2016;14(8):523–34.
sikap terbentuk dan berubah
dipengaruhi oleh lingkungan sosial https://link.springer.com/content/pdf/
yang memungkinkan masuknya 10.1007/s12519-020-00353-5.pdf
berbagai proses subjektif dalam 4. Elhadi et al. BMC Public
rangka memelihara hubungan Health. Knowledge, attitude, and
interpersonal. acceptance of healthcare workers and
the public regarding the COVID-19
5. SIMPULAN
vaccine: a crosssectional study. 2021;
Mayoritas mahasiswa FK USU 21:955
memiliki tingkat pengetahuan dan
sikap yang baik tentang vaksinasi https://doi.org/10.1186/s12889-021-
COVID-19. 10987-3
5. Kemenkes RI, 2020. Infeksi
6. SARAN
emerging [online] cited on 3rd June
Mahasiswa/i diharapkan dapat 2021.
meningkatkan dan memperbaharui https://infeksiemerging.kemkes.go.id
pengetahuan khususnya mengenai /situasi-infeksi-emerging/situasi-
pentingnya vaksinasi COVID-19. terkini-perkembangan-coronavirus-
Kepada Fakultas kesehatan disease-covid-19-31-mei-2021
diharapkan agar dapat melakukan
kajian dan koordinasi tentang 6. Li G, Fan Y, Lai Y, Han T, Li
kualitas dan mutu dalam Z, Zhou P, et al. Coronavirus
meningkatkan pengetahuan infections and immune responses. J
masyarakat terhadap pentingnya Med Virol. 2020;92(4):424–32.
vaksinasi. 7. Li X, Geng M, Peng Y, Meng
L, Lu S. Molecular immune
pathogenesis and diagnosis of
DAFTAR PUSTAKA COVID-19. J Pharm Anal. 2020;
published online March 5. DOI:
10.1016/j.jpha.2020.03.001
1. Azwar, S. 1995. Sikap 8. Mannan, KA & Farhana, KM
Manusia: Teori dan Pengukurannya. (2020). Knowledge, Attitude and
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Acceptance of a COVID Vaccine: A
2. Bălan, A.; Bejan, I.; Bonciu, Global Cross- Sectional Study
S.; Eni, C.E.; Ruță, S. Romanian https://ssrn.com/abstract=3763373
Medical Students’ Attitude towards
and Perceived Knowledge on 9. PDPI, PERKI, PAPDI,
COVID-19 Vaccination. Vaccines PERDATIN, IDAI. 2020.
2021, 9, 854. Tatalaksana pasien terkonfirmasi
https://doi.org/10.3390/vaccines9080 COVID-19. Pedoman Tatalaksana
854 COVID-19. Vol.3, no.3, pp. 8-45.
Available at :
3. De Wit E, Van Doremalen N, https://www.papdi.or.id/pdfs/983/Bu
Falzarano D, Munster VJ. SARS and ku%20Pedoman%20Tatalaksana%20
MERS: Recent insights into emerging COVID-

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
8
PENELITIAN ASLI

19%205OP%20Edisi%203%202020. 16. Setiawan F., Puspitasari H.,


pdf Sunariani J., and Yudianto A. (2020)
Molecular Review Covid-19 From
10. Purnamasari, I., & Raharyani, The Pathogenesis and Transmission
A. E. (2020). Tingkat Pengetahuan Aspect. Environmental Health
Dan Perilaku Masyarakat Kabupaten Journal Volume 12 No.1 Special
Wonosobo Tentang Covid-19. Jurnal Issue. DOI: 10.20473 /
Ilmiah Kesehatan, 10(1), 33-42. jkl.v12i1si.2020.94-104
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jik/a
rticle/view/1311/783 17. Susilo, A., Rumende, C. M.,
Pitoyo, C. W., Santoso, W. D.,
11. Q. Li, X. Guan, P. Wu, X. Yulianti, M., Herikurniawan, H., &
Wang, L. Zhou, Y. Tong, et al. 2020, Chen, L. K. 2020. Coronavirus
Early transmission dynamics in Disease 2019: Tinjauan Literatur
wuhan, China, of novel coronavirus- Terkini. Jurnal Penyakit Dalam
infected pneumonia, N. Engl. J. Med. Indonesia, 7(1), 45-67.
, http://www.jurnalpenyakitdalam.ui.a
https://doi.org/10.1056/NEJMoa2001 c.id/index.php/jpdi/article/view/415/
316. 229
12. Ramdhani, N. 2009. 18. Wang, Y., & Zhu, L. Q. 2020.
Pembentukan dan Perubahan Sikap. Pharmaceutical care
Avaliable: recommendations for antiviral
http:/neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/ treatments in children with
wp-content/uploads/2009/09/bab2a1- coronavirus disease 2019. World
attitude.pdf. Journal of Pediatrics, 1-4.
13. Rothan HA, Byrareddy SN. 19. WHO. 2020, “Coronavirus
The epidemiology and pathogenesis Covid-19 Pneumonia Wuhan”,
of coronavirus disease (COVID-19) Corona virus disease, vol. 2, no. 1, pp.
outbreak. J Autoimmun. 2020; 187-192.
published online March 3. DOI:
10.1016/j.jaut.2020.102433. 20. WHO. 2021. Coronavirus
disease 2019 (COVID-19) Situation
14. S Bhartiya, N Kumar, T Report –13 April 2021. Available at :
Singh, S Murugan, S Rajavel, and M https://www.who.int/publications/m/i
Wadhwani, Knowledge, attitude and tem/weekly-epidemiological-update-
practice towards COVID-19 on-covid-19---13-april-2021 Access
vaccination acceptance in West India, 5 Mei 2021.
Int J Community Med Public Heal,
Vol. 8, 2021, pp. 1170-6. 21. WHO. Coronavirus (COVID-
19) Disease Indonesia. WHO
15. Salman M, Mustafa ZU, Asif Coronavirus (COVID-19) Disease
N, Haider ZA, Hussain K, Shehzadi Dashboard. 2021.
N, Mehmood Khan T, Saleem Z,
2020. Knowledge, attitude and 22. WHO. Vaccine Update.
preventive practices related to Available at :
COVID-19: a cross- sectional study https://www.who.int/docs/defaultsou
in two Pakistani university rce/coronaviruse/risk-comms-
populations. Drugs Ther Perspect 9: updates/update52_vaccines.pdf?sfvrs
1–7. n=b11be994_4

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
9
PENELITIAN ASLI

23. Wong MCS, Wong ELY,


Huang J, et al. Acceptance of the
COVID-19 vaccine based on the
health belief model: A population-
based survey in Hong Kong. Vaccine.
2021;39(7):1148-1156.
doi:10.1016/j.vaccine.2020.12.083
24. World Health Organization,
Novel Coronavirus (2019-nCoV)
Question and Answer, (2021)
https://www.who.int/emergencies/dis
eases/novel-coronavirus-
2019/question-and-answers-hub/q-a-
detail/coronavirus-disease-covid-19
25. Wu, X. 2020. Diagnosis,
Treatment and Prevention of Covid
19 in Children.
26. Zhang T, Wu Q, Zhang Z.
Probable Pangolin Origin of SARS-
CoV-2 Associated with the COVID-
19 Outbreak. Curr Biol [Internet].
2020;30(7):1346-1351.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
10
JIMKI : JURNAL ILMIAH PENELITIAN ASLI
MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA

PENGARUH POSISI DUDUK TERHADAP KELUHAN


LOW BACK PAIN (LBP) PADA MAHASISWA
UNIVERSITAS YARSI ANGKATAN 2018
Natasya Milenia1

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Yarsi


Jakarta, Jakarta

ABSTRAK
Korespondensi: Latar Belakang: Selama pandemi COVID-19 perkuliahan
Natasya Milenia mahasiswa di Indonesia umumnya diselenggarakan dengan metode
daring, begitu pula di Universitas YARSI. Waktu perkuliahan yang
Email Korespondensi:
lama dan dilakukan secara daring menuntut mahasiswa berada dalam
bynatasyia@gmail.com posisi duduk yang statis bahkan tidak nyaman, sementara posisi duduk
Riwayat Artikel tegak maupun membungkuk dalam jangka waktu lebih dari 30 menit
dapat mengakibatkan gangguan otot sehingga banyak individu
Diterima: 15– 02 – 2022
mengalami keluhan low back pain (LBP). Keluhan ini dirasakan
Selesai revisi: 10 – 06 – 2022
sebagai nyeri atau kekakuan otot di sudut bawah costae 12 dan di atas
DOI : lipatan bokong bagian bawah (gluteal inferior), dengan atau tanpa
10.53366/jimki.v10i1.510 nyeri yang menjalar dari punggung bawah ke kaki. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara posisi duduk dengan
kejadian LBP pada mahasiswa Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum,
dan Fakultas Teknologi Informatika Universitas YARSI angkatan
2018.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif bersifat
analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel
ditetapkan menggunakan metode simple random sampling. Instrumen
pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
Oswestry Disability Index (ODI). Peneliti menganalisis variabel data
univariat dan data bivariat dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil: Berdasarkan analisis bivariat chi square didapatkan p value
posisi duduk dengan keluhan LBP adalah 0,741 (p>0,05), artinya tidak
ada hubungan signifikan antara posisi duduk dengan keluhan LBP.
Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, dan Fakultas Teknologi
Informatika Universitas YARSI angkatan 2018 dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara posisi duduk dengan keluhan
LBP.
Kata kunci: posisi duduk, nyeri punggung bawah, mahasiswa

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
11
PENELITIAN ASLI

THE EFFECT OF SITTING POSITION ON LOW


BACKPAIN (LBP) COMPLAINTS IN YARSI
UNIVERSITY STUDENTS FOR THE 2018
ABSTRACT

Background: Lectures in Indonesia during the COVID-19 pandemic are generally


held online, as well as at YARSI University. Sitting for a long time in online lectures
requires students to be in a static or even uncomfortable sitting position. Sitting
either upright or bent over a period of more than 30 minutes can cause muscle
disorders so many individuals experience complaints of low back pain (LBP). It is
felt as pain or muscle stiffness under the lower angle of the 12th costae and above
the lower gluteal folds (inferior gluteal), with or without pain radiating from the
lower back to the legs. The purpose of this study was to determine whether there
was a relationship between sitting posture and the incidence of low back pain in
YARSI University students class of 2018 from the Faculty of Medicine, Faculty of
Law, and Faculty of Information Technology. Methods: The research design used
was quantitative analytic with a cross sectional research design. The sample was
determined using the simple random sampling method. The collection instrument
used in this study was the Oswestry Disability Index (ODI) questionnaire. The
researcher analyzed the univariate and bivariate data variables by using the chi-
square test.
Results: Based on bivariate chi square analysis, the p value of sitting position with
complaints of LBP was 0.741 (p>0.05), meaning that there was no significant
relationship between sitting position and complaints of LBP.
Conclusion: There is no relationship between sitting position and complaints of
low back pain on class of 2018 YARSI University students of Faculty of Medicine,
Faculty of Law, and Faculty of Information Technology.

Keywords: sitting posture, low back pain, students

1. PENDAHULUAN perkuliahan mahasiswa di Indonesia


Infeksi tuberkulosis (TB) sampai saat diselenggarakan dengan metode
World Health Organization (WHO) daring dengan durasi yang lama, yaitu
mengumumkan status pandemi global antara satu hingga tiga jam atau lebih.
COVID-19 sejak bulan 11 Maret Kondisi ini menyebabkan mahasiswa
2020, begitu pula Indonesia. Berbagai mengalami keluhan mulai dari stres,
upaya telah dilakukan pemerintah tidak fokus, bagian tubuh sakit,
sebagai pengendalian COVID-19, hingga timbul rasa nyeri otot terutama
salah satunya dengan membatasi pada leher yang menyebabkan
interaksi sosial. Kondisi tersebut semakin tidak nyamannyaperkuliahan
berdampak pada banyak sektor, salah yang berlangsung. [1,2]
satunya, yaitu sektor pendidikan.
Selama pandemi COVID-19

12
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
PENELITIAN ASLI

Kegiatan harian seorang terus-menerus dan tidak diatasi


mahasiswa selama perkuliahan daring dengan baik dapat menyebabkan
didominasi oleh aktivitas duduk. komplikasi seperti disabilitas, dan
Duduk adalah posisi tubuh dengan penurunan kualitas hidup.[9,10]
cara menyangga tubuh bagian atas Perkuliahan secara daring
oleh pinggul dan sebagian paha di membutuhkan posisi duduk dengan
mana perubahan posisi dan waktu yang lama sehingga mahasiswa
pergerakannya terbatas. Posisi duduk Universitas YARSI berada dalam
tegak ataupun membungkuk jika posisi duduk yang statis bahkan tidak
dilakukan dalam jangka waktu lebih nyaman. Selain itu banyaknya tugas
dari 30 menit dapat mengakibatkan yang harus dikerjakan juga
gangguan otot sehingga banyak memperpanjang durasi posisi duduk
individu mengalami low back pain yang dilakukan. Keadaan ini
(LBP). 3,4] LBP dianggap berakibat pada timbulnya keluhan
sebagai nyeri atau kekakuan otot di seperti nyeri terutama pada punggung
sudut bawah tulang tusuk (costae) 12 bawah. Oleh karena itu, posisi duduk
dan di atas bokong bagian bawah yang tidak nyaman dengan durasi
(gluteal inferior), dengan atau tanpa yang lama dapat menyebabkan
nyeri yang menjalar dari punggung keluhan LBP pada mahasiswa. LBP
bawah ke kaki.[3] Tanda dapat memengaruhi produktivitas
ketidaknyamanan yang dirasakan dalam perkuliahan pada mahasiswa
tubuh, seperti ketegangan, nyeri, atau Universitas YARSI.
tremor, merupakan gejala LBP. Tujuan penelitian ini adalah
Keluhan ini diperberat oleh situasi untuk mengetahui hubungan antara
tertentu seperti posisi duduk yang posisi duduk dengan kejadian LBP
salah dan fasilitas duduk yang kurang pada mahasiswa Fakultas
ergonomis.[5,6] Faktor Kedokteran, Fakultas Hukum, dan
risiko utama pada LBP adalah usia, Fakultas Teknologi Informatika
jenis kelamin, obesitas, faktor Universitas YARSI angkatan 2018
psikososial (stres, kecemasan, dan
depresi), tingkat pendidikan, faktor
2. METODE
pekerjaan, penurunan fleksibilitas dan Desain penelitian yangdigunakan
mobilitas otot, hipermobilitas, adalah kuantitatif bersifat analitik
olahraga, cara membawa dan dengan rancangan penelitian cross
mengangkut beban. Faktor risiko lain sectional. Populasi yang digunakan
yang dapat menimbulkan LBP antara adalah seluruh mahasiswa Universitas
lain kebiasaan duduk, membungkuk YARSI angkatan 2018 yang berasal
dalam jangka waktu yang lama, dari Fakultas Kedokteran, Fakultas
tulang belakang abnormal, atau akibat Hukum, dan Fakultas Teknologi
penyakit tertentu. LBP juga dapat Informatika dengan rentang usia 19-
timbul akibat gerakan berulang yang 22 tahun dimana pengaruh duduk
sering dari bagian tubuh tertentu yang lama masih dapat ditolerir oleh
dalam posisi berdiri atau duduk dalam tubuh
waktu lama.[5,7,8] LBP yang terjadi
13
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
PENELITIAN ASLI

masing-masing mahasiswa. Total


keseluruhan populasi berjumlah 552
mahasiswa. Sampel
ditetapkan dengan metode simple
random sampling dan menggunakan
rumus Slovin. Peneliti mendapatkan
314 sampel yang memenuhi kriteria
inklusi. Jumlah ini sesuai dengan
jumlah minimal penghitungan rumus
Slovin. Kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah: terdaftar sebagai
mahasiswa Universitas YARSI dan
berasal dari Fakultas Kedokteran,
Fakultas Hukum, dan Fakultas
Teknologi Informatika; mahasiswa
yang bersedia menjadi sampel
penelitian serta mengisi informed
consent; dan mahasiswa yang tidak
memiliki kelainan muskuloskeletal
bawaan atau penyakit lain yang
berhubungan dengan keluhan nyeri
punggung bawah.
Jenis data yang
digunakan adalah data primer dan
kuantitatif. Instrumen pengumpulan
yang digunakan adalah kuesioner
Oswestry Disability Index (ODI)
yang disebarluaskan melalui google
form. Peneliti selanjutnya
menganalisis variabel data univariat
untuk melihat gambaran deskriptif
setiap variabel penelitian, yaitu posisi
duduk dan LBP, serta data bivariat
untuk melihat adanya hubungan
antara posisi duduk pada mahasiswa
Universitas YARSI angkatan 2018
yang berasal dari Fakultas
Kedokteran, Fakultas Hukum, dan
Fakultas Teknologi Informatika
dengan uji chi-square menggunakan
EBM SPSS Statistics 25.

14
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022
PENELITIAN ASLI

3. HASIL PENELITIAN
Hasil yang dapat diberikan
setelah penyebaram kuisioner
adalah sebagai berikut

Fakultas Fakultas
Fakultas
Kedokteran Hukum Teknologi
Posisi Duduk Informatika
F % F % F %
Sangat Baik 110 59,8 23 39,7 25 34,7
Baik 60 32,6 28 48,3 33 45,8
Buruk 13 7,1 7 12,1 13 18,1
Sangat Buruk 1 0,5 0 0 1 1,4
Total 184 100 58 100 72 100
Tabel 1. Distribusi Sampel menurut Posisi Duduk per Fakultas

Tabel 3. Uji Chi Square terhadap Hubungan antara Posisi Duduk dengan LBP

LBP Total
Posisi P
Minimal Moderate Severe Crippled
Duduk Value
F % F % F % F % F %
Sangat baik 15
70 22,3 66 21 18 5,7 4 1,3 50,3
8
Baik 12
50 15,9 55 17,5 14 4,5 2 0,6 38,5
1 0,741
Buruk 12 3,8 15 4,8 6 1,9 0 0 33 10,5
Sangat
1 0,3 0 0 1 0,3 0 0 2 0,6
buruk
Total 31
133 42,4 136 43,3 39 12,4 6 1,9 100
4

Tabel 1 menunjukkan hasil dariposisi dan 33 (45,8%) mahasiswa. Posisi


duduk kategori sangat baik pada duduk kategori buruk pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran, mahasiswa Fakultas Kedokteran,
Fakultas Hukum, dan Fakultas Fakultas Hukum, dan Fakultas
Teknologi Informatika berturut-turut Teknologi Informatika berturut-turut
adalah sebanyak 110 (59,8%) adalah 13 (7,1%) mahasiswa, 7
mahasiswa, 23 (39,7%) (12,1%) mahasiswa, dan 13 (18,1%)
mahasiswa, dan 25 (34,7%) mahasiswa. Posisi duduk kategori
mahasiswa. Posisi duduk kategori sangat buruk pada mahasiswa
baik pada mahasiswa Fakultas Fakultas Kedokteran dan Fakultas
Kedokteran, Fakultas Hukum, dan Teknologi Informatika berturut-turut
Fakultas Teknologi Informatika adalah 1 (0,5%) mahasiswa dan 1
berturut-turut adalah 60 (32,6%) (1,4%) mahasiswa, pada Fakultas
mahasiswa, 28 (48,3%) mahasiswa, Hukum tidak ditemukan adanya
posisi duduk kategori sangat buruk.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret – September 2022 15
PENELITIAN ASLI

Tabel 2 menunjukkan bahwa Statistics 25, didapatkan p value posisi


pada mahasiswa Fakultas Kedokteran, duduk dengan keluhan LBP 0,741
Fakultas Hukum, dan Fakultas (p>0,05), artinya tidak ada hubungan
Teknologi Informatika yang signifikan antara posisi duduk dengan
mengalami keluhan LBP kategori keluhan LBP.
minimal didapatkan berturut-turut
3. PEMBAHASAN
adalah sebanyak 85 (46,2%)
mahasiswa, 20 (34,5%) mahasiswa, Duduk merupakan posisi yang
dan 28 (38,9%) mahasiswa. paling nyaman dalam melakukan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, perkuliahan, tetapi posisi duduk juga
Fakultas Hukum, dan Fakultas dapat memberikan tekanan pada
Teknologi Informatika yang punggung bawah yang cukup berat
mengalami keluhan LBP kategori hingga menimbulkan nyeri. Nyeri yang
moderate berturut-turut adalah timbul dapat diminimalisir dengan
sebanyak 75 (40,8%) mahasiswa, 30 menggunakan sandaran saat duduk
(51,7%) mahasiswa, dan 31 (38,9%) karena posisi tersebut akan mengurangi
mahasiswa. Mahasiswa Fakultas kerja dari otot-otot ekstensor, maka
Kedokteran, Fakultas Hukum, dan beban yang ditransmisikan pada
Fakultas Teknologi Informatika yang vertebra pun menjadi lebih
mengalami keluhan LBP kategori [11,12]
sedikit. Berdasarkan
severe berturut-turut adalah sebanyak hasil analisis data univariat (Tabel 1),
19 (10,3%) mahasiswa, 8 (13,8%) didapatkan hasil pada mahasiswa
mahasiswa, dan 12 (16,7%) Fakultas Kedokteran memiliki
mahasiswa. Mahasiswa Fakultas persentase terbanyak pada posisi duduk
Kedokteran, Fakultas Hukum, dan dengan kategori sangat baik. Posisi
Fakultas Teknologi Informatika yang duduk yang sangat baik adalah sering
mengalami keluhan LBP kategori melakukan posisi menyandar dan
crippled berturut-turut adalah sering melakukan peregangan tubuh
sebanyak 5 (2,7%) mahasiswa dan 1 saat ataupun setelah duduk. Posisi
(1,4%) mahasiswa, mahasiswa duduk ini dapat meminimalkan rasa
Fakultas Hukum tidak ada yang nyeri saat duduk. Duduk dengan posisi
mengalami LBP kategori crippled. menyandar lebih baik daripada duduk
Hasil analisis hubungan antara posisi dalam posisi bungkuk atau punggung
duduk terhadap keluhan LBP (Tabel 3) dalam bentuk “kurva C” karena posisi
didapatkan bahwa pada keempat tersebut dapat memberikan tekanan
kategori posisi duduk (sangat baik, pada punggung sehingga pada individu
baik, buruk, dan sangat buruk) yang duduk lama akan mengalami
memiliki responden terbanyak pada ketegangan otot-otot sekitar punggung
kategori LBP dengan moderate yang menyebabkan kelelahan pada
disability yang berturut-turut sebanyak jaringan dan menimbulkan rasa
66 responden (21%), 55 responden nyeri.[4,13] Anggraika et al[3]
(17,5%), dan 15 responden (4,8%). menjelaskan bahwa posisi duduk
Berdasarkan analisis bivariat chi membungkuk merupakan posisi yang
square menggunakan EBM SPSS kurang ergonomis, sehingga kerja otot

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret – September 2022 16
PENELITIAN ASLI

akan semakin kuat dan lama dan memiliki nilai tertinggi pada LBP
menyebabkan relaksasi otot tidak kategori minimal. Kategori minimal
adekuat sehingga aliran darah ke otot menggambarkan seseorang dapat
terhambat. Hal ini kemungkinan menjalankan aktivitas sehari-hari dan
disebabkan karena mahasiswa Fakultas tidak perlu dilakukan tindakan
Kedokteran memiliki pengetahuan intervensi. Mahasiswa Fakultas
yang lebih baik terhadap anatomi, Hukum dan Fakultas Teknik
sehingga mampu menerapkan posisi Informatika memiliki nilai tertinggi
duduk yang sangat baik. Mahasiswa pada LBP kategori moderate.
Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik Seseorang dengan LBP kategori
Informatika memiliki persentase moderate akan merasakan nyeri dan
terbanyak pada posisi duduk kategori kesulitan duduk, mengangkat, serta
baik (Tabel 1). Hal ini kemungkinan berdiri meskipun aktivitas sehari-hari
disebabkan karena rendahnya seperti perawatan diri, pekerjaan, dan
pengetahuan tentang posisi duduk yang tidur tidak terlalu berpengaruh dan
sangat baik yang berpengaruh terhadap biasanya dapat dilakukan tanpabantuan
perilaku setiap orang, sesuai dengan orang lain. LBP kategori moderate
penelitian Sonhaji et al[14] yang hanya memerlukan terapi konservatif
menjelaskan bahwa terdapat hubungan untuk mengatasi nyeri.[19,20] Hal ini
antara pengetahuan dan perilaku. Putra kemungkinan terjadi karena
dan Manalu [15] juga menyatakan pengetahuan mahasiswa Fakultas
bahwa terdapat hubungan bermakna Kedokteran tentang LBP lebih baik
antara pengetahuan dengan perilaku. dibandingkan mahasiswa Fakultas
Pengetahuan merupakan suatu hasil Hukum dan Fakultas Teknologi
dari rasa ketertarikan akan suatu hal Informatika. Pernyataan tersebut
melalui proses sensoris terhadap objek sejalan dengan penelitian Alfarisi et
tertentu. Posisi duduk pada mahasiswa al[21] yang menunjukkan bahwa
Fakultas Hukum dan Fakultas terdapat hubungan yang bermakna
Teknologi Informatika sudah dalam antara pengetahuan sikap tubuh dengan
kategori baik, meskipun demikian keluhan nyeri punggung bawah. Hasil
pengetahuan tentang posisi duduk penelitian Syarifullah et al[22] juga
sangat baik perlu ditingkatkan karena menyatakan bahwa individu dengan
duduk dengan posisi tegak pengetahuan tentang LBP yang rendah,
mengakibatkan peningkatan tekanan sering mengalami keluhan LBP.
sebesar 140% pada nukleus pulposus, Seseorang yang mengalami LBP
sedangkan posisi duduk membungkuk kategori severe mengalami nyeri pada
dapat meningkatkan tekanan pada aktivitas sehari-hari sehingga
nukleus pulposus sebesar 190%.[16,17] diperlukan pemeriksaan, sedangkan
seseorang dengan LBP kategori
LBP merupakan nyeri yang pada tulang crippled mengalami nyeri punggung
rusuk (costae) le-12 hingga bokong, bawah yang membebani seluruh aspek
LBP bukan penyakitmelainkan sebuah kehidupannya sehingga diperlukan
gejala.[18] Berdasarkan data dari hasil intervensi.[23]Hasil uji chi square(Tabel
analisis univariat (Tabel 2), didapatkan 3) dalam program EBM SPSS Statistics
padamahasiswa Fakultas Kedokteran 25 didapatkan hasil p value
uji analisis bivariat adalah 0,741

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret – September 2022 17
PENELITIAN ASLI

(p>0,05) yang menunjukkan bahwa mulai menurun seiring dengan


tidak ada hubungan antara posisi duduk bertambahnya usia sehingga makin
dengan keluhan LBP. Hasil penelitian meningkatkan risiko LBP lebih
ini didukung oleh penelitian Sambo[24] berat.[25,27] LBP juga dipengaruhi oleh
yang menjelaskan bahwa tidak ada IMT. Sesuai dengan penelitian Putra et
hubungan signifikan antara posisi saat al dan Noviyanti et al[26,,28] yang
belajar dengan kejadian nyeri menyatakan bahwa terdapat hubungan
[20]
punggung bawah. Pratami et al juga antara IMT terhadap keluhan LBP.
menjelaskan bahwa tidak didapatkan Namun, penelitian ini tidak meninjau
adanya hubungan antara sikap duduk pengaruh IMT terhadap keluhan LBP.
dengan keluhan LBP. Tidak adanya Oleh karena itu, penelitian selanjutnya
hubungan antara posisi duduk dengan diharapkan dapat meninjau faktor IMT
keluhan LBP pada penelitian ini terhadap LBP.
kemungkinan terjadi karena 4. KESIMPULAN
mahasiswa selama perkuliahan daring
telah menyesuaikan posisi duduksesuai Berdasarkan penelitian yang
kenyamanan masing-masing sehingga dilakukan terhadap 314 mahasiswa
keluhan LBP yang timbul menjadi Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum,
minimal. Pernyataan ini didukung oleh dan Fakultas Teknologi Informatika
hasil gambaran posisi duduk dengan Universitas YARSI angkatan 2018
frekuensi tertinggi yaitu posisi duduk dapat disimpulkan bahwa tidakterdapat
kategori sangat baik untuk mahasiswa hubungan antara posisi duduk dengan
Fakultas Kedokteran dan kategori baik keluhan low back pain (LBP).
untuk mahasiswa Fakultas Hukum dan 5. SARAN
Fakultas Teknologi Informatika. Berdasarkan pengalaman peneliti
Fasilitas duduk yang dimiliki sampel dalam melakukan penelitian dan
mungkin juga sudah mendukung, analisis hasil penelitian, peneliti dapat
sehingga meningkatkan kenyamanan memberikan saran sebagai berikut:
mahasiswa saat duduk. Posisi duduk
yang baik menyebabkan kontraksi otot a. Sebaiknya dilakukan penelitian
menjadi rendah sehingga nyeri yang lanjutan dengan memperhatikan
timbul minimal bahkan tidak ada.[25] faktor-faktor lain seperti IMT dan
keergonomisan kursi.
Timbulnya keluhan LBP (Tabel 3) juga
b. Sebaiknya dilakukan penelitian
dipengaruhi oleh multifaktor dan tidak lanjutan terkait metode peregangan
hanya satu faktor posisi duduk saja. yang ideal yang dapat dilakukan
Faktor-faktor lain yang dapat oleh mahasiswa.
menimbulkan LBP terutama faktor-
faktor yang tidak dapat diubah antara
lain usia, jenis kelamin, dan faktor DAFTAR PUSTAKA
hormonal.[26] Rentang usia pada 1. Nugroho, B. Y. S., Widianawati,
penelitian ini berkisar 20-23 tahun di E., and Wulan. W. R. (2020).
mana rentang usia ini belum berisiko Gambaran Keluhan Otot antara
mengalami LBP. Usia yang berisiko School from Home dan Work from
mengalami keluhan LBP adalah usia ≥ Home dalam Pandemi COVID-19.
35 tahun. Kekuatan otot juga akan VISIKES: Jurnal Kesehatan
Masyarakat 19(2): 514-521.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret – September 2022 18
PENELITIAN ASLI

2. Sobirin, M. (2020). Identifikasi 9. Allegri, M., Montella, S., Salici, F.,


Keluhan Kesehatan Mahasiswa Valente, A., Marchesini, M.,
Selama Perkuliahan Daring pada Compagnone, C., Baciarello, M.,
Masa Pandemic COVID19. JSM 6 Manferdini, M. E., and Fanelli, G.
(1): 128-132. (2016). Mechanisms of Low Back
3. Anggraika, P., Apriany, A. and Pain: a Guide for Diagnosis and
Pujiana, D. (2019). Hubungan Therapy. F1000 Research 5: 1-10.
Posisi Duduk dengan KejadianLow 10. Vlaeyen, J. W. S., Maher, C. G.,
Back Pain (LBP) pada Pegawai Wiech, K. Van Zundert, J., Meloto,
Stikes. Jurnal ‘Aisyiyah Medika 4 C. N., Diatchenko, L. Battié, M. C.
(1): 1-10. Goossens, M., Koes, B., and
4. Harkian, Y., Dewi, D. R. L., and Linton, S. J. (2018). Low Back
Fitrianingrum, I. (2019). Hubungan Pain. Nature Reviews Disease
antara Lama dan Sikap Duduk Primers 4: 1-18
terhadap Kejadian Nyeri Punggung 11. Novianah, N., Triyono, A., and
Bawah di Poliklinik Saraf RSUD Sumadi. (2014). Hubungan Posisi
Dokter Soedarso Pontianak. Kerja Duduk dengan Keluhan
Disertasi Fakultas Kedokteran, Nyeri Punggung Bawah pada
Universitas Tanjungpura, Tukang Becak di Wilayah
Pontianak. Kelurahan Larangan Indah
5. Harahap, P. S., Marisdayana, R., Ciledug-Tangerang. Jurnal Inohim
and Al Hudri, M. (2018). Faktor- 2(1): 59-66.
Faktor yang Berhubungan dengan 12. Wahyuni, L. G. A. S. N., Winaya,
Keluhan Low Back Pain (LBP) I. M. N., and Primayanti, I. D. A. I.
pada Pekerja Pengrajin Batik Tulis D. (2016). Sikap Duduk Ergonomis
di Kecamatan Pelayangan Kota Mengurangi Nyeri Punggung
Jambi Tahun 2018. Riset Informasi Bawah Non Spesifik pada
Kesehatan 7(2): 147-154. Mahasiswa Program Studi
6. Waongenngarm, P., Rajaratnam, B. Fisioterapi Fakultas Kedokteran
S., and Janwantanakul, P. (2016). Universitas Udayana. Majalah
Internal Oblique and Transversus Ilmiah Fisioterafi Indonesia 2(1):
Abdominis Muscle Fatigue 15-18.
Induced by Slumped Sitting 13. Setyowati, D, L. and
Posture after 1 Hour of Sitting in Fathimahhayati, L. D. (2021).
Office Workers. Safety and Health Sikap Kerja Ergonomis untuk
at Work 50: 49-54. Mengurangi Keluhan
7. Vujcic, I., Stojilovic, N., Muskuloskeletal pada Pengrajin
Dubljanin, E., Ladjevic, N. Manik-Manik. Solok: Insan
Ladjevic, I., and Sipetic-Grujicic, Cendekia Mandiri.
S. (2018). Low Back Pain among 14. Sonhaji, Hastuti, W., and Safitri, I.
Medical Students in Belgrade M. (2019). Hubungan Pengetahuan
(Serbia): A Cross-Sectional Study. Mandi Santri Putri terhadap
Pain Research and Management:1- Kejadian Scabies di Pondok
6. Pesantren Jlamprang Kabupaten
8. Amelot, A., Mathon, B., Haddad, Batang. SMART Keperawatan 6(2):
R., Renalut, N. C., Duguet, A., and 82-85.
Steichen O. (2019). Low Back Pain 15. Putra, I. M., and Manalu, N. V.
Among Medical Students: A (2020). Tingkat Pengetahuan
Burden and an Impact to Consider. dengan Perilaku Warga dalam
Spine 44(19): 1390-1395. Menjalankan Protokol Kesehatan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret – September 2022 19
PENELITIAN ASLI

di Masa New Normal Pandemi Back Pain (LBP) pada Buruh


Corona. COPING 8(4): 366-373. Angkat Angkut di Gudang Bulog
16. Mujiburrahman, Riyadi, M. E., and Landasan Ulin. Retrieved from
Ningsih, M. U. (2020). http://eprints.uniska-
Pengetahuan Berhubungan dengan bjm.ac.id/2487/1/ARTIKEL%20B
Peningkatan Perilaku Pencegahan ARU%20AKHMAD%202020.pdf
COVID-19 di Masyarakat. Jurnal 23. Lee, CP., Fu, TS., and Liu, CY.
Keperawatan Terpadu 2(2): 130- (2017). Psychometric Evaluation of
140. The Oswestry Disability Index in
17. Hadi, P. and Hasmar, W. 2021. Patients with Chronic Low Back
Ergonomi Duduk yang Benar untuk Pain: Factor and Mokken Analyses.
Mencegah Terjadinya Low Back Health and Quality of Life
Pain (LBP) di Kelurahan Mayang Outcomes 15: 1-7.
Mangurai Kota Jambi. JAK 3(1): 24. Sambo, N. S. (2021). Hubungan
287-294. Posisi Belajar dan Lama Duduk
18. Hartvigsen, J., Hancock, M. J., dengan Disabilitas Akibat Nyeri
Louw, Q., Ferreira, M. L., Punggung Bawah pada Mahasiswa
Genevay, S., Hoy, D., Karppinen, Fakultas Kedokteran USU Tahun
J., Pransky, G., Sieper, J., Smeets, 2020. Skripsi Fakultas Kedokteran
R. J., and Underwood, M. (2018). Universitas Sumatera Utara,
What Low Back Pain Is and Why Medan.
We Need To Pay Attention. The 25. Hasyim, R. L., and Triastuti, N. J.
Lancet 391(10137): 2356-2367. (2020). Hubungan Usia, Masa
19. Bilondatu, F. (2018). Faktor yang Kerja, Merokok, dan IMT dengan
Berhubungan dengan KejadianLow Kejadian Low Back Pain (LBP)
Back Pain pada Operator PT. pada Penjahit Konveksi. Diakses
Terminal Petikemas Makassar. pada Selasa, 11 Januari 2022
Skripsi Fakultas Keselamatan dan melalui
Kesehatan Kerja, Universitas https://publikasiilmiah.ums.ac.id/b
Hasanuddin, Makassar. itstream/handle/11617/12026/Thal
20. Pratami, A. R. (2019). Hubungan amus%2042.pdf?sequence=1&isA
Sikap Duduk terhadap Kejadian llowed=y
Low Back Pain pada Mahasiswa 26. Putra, A., Alfarisi, R., and Pratiwi,
Fakultas Kedokteran Universitas D. A. (2015). Hubungan Indeks
YARSI Angkatan 2016 dan 2017 Massa Tubuh dengan Angka
serta Tinjauannya dari Sisi Islam. Kejadian Low Back Pain pada
Skripsi Fakultas Kedokteran, Pekerja Olahan Makanan di
Universitas YARSI, Jakarta. Lingkungan 1 Kelurahan Kedaton
21. Alfarisi, R., Tanjung, Y. S., and Bandar Lampung Bulan Februari-
Permana, R. I. (2015). Hubungan Maret Tahun 2015. Jurnal
Pengetahuan Sikap Tubuh dengan Malahayati 2(1): 1-15.
Keluhan Nyeri Punggung Bawah 27. Nelwan, C. W. Joseph, W. B. S.,
pada Pengemudi Travel di Bandar and Kawatu, P. A. T. (2014).
Lampung-Bakauheni Bulan Maret- Hubungan antara Umur dan Posisi
April Tahun 2015. Jurnal Duduk dengan Keluhan Nyeri
Malahayati 2(1): 1-18. Punggung pada Pengemudi
22. Syarifullah, A., Fahrurazi, and Angkutan Kota di Kota Bitung.
Hayati, R. (2020). Hubungan Diakses pada Selasa, 11 Januari
Pengetahuan, Beban Kerja, dan 2022 https://fkm.unsrat.ac.id/wp-
Durasi Kerja dengan Kejadian Low

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret – September 2022 20
PENELITIAN ASLI

28. content/uploads/2014/10/Jurnal-
Christy-W.-Nelwan.pdf
29. Noviyanti, Azwar, Y., Santi, E.,
and Larasati, D. T. 2021. Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan
Keluhan Nyeri Punggung Bawah
pada Pekerja Welding. HEALTH CARE:
JURNAL KESEHATAN 10(1): 168-180

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret – September 2022 21
JIMKI : JURNAL ILMIAH
TINJAUAN PUSTAKA
MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

PENGARUH PANDEMI COVID-19 DAN PEMBATASAN SOSIAL


TERHADAP PASIEN 𝛽-TALASEMIA TRANSFUSION-
DEPENDENT DAN PELAYANAN TRANSFUSI DARAH:
SEBUAH TELAAH SISTEMATIS

Muhammad Ilham Dhiya Rakasiwi

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,


Depok

ABSTRAK
Korespondensi: Latar Belakang: 𝛽 -thalassemia merupakan kondisi
hemoglobinopati yang bergantung pada pelayanan transfusi darah
Muhammad Ilham Dhiya
rutin. Selama pandemi COVID-19 dan pembatasan sosial, akses
Rakasiwi
untuk mendapatkan fasilitas perawatan kesehatan dan ketakutan
Email Korespondensi: terhadap infeksi menghalangi pasien untuk mendapatkan transfusi
rutin. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
m.ilhamdhiya@gmail.com pandemi terhadap pelayanan transfusi darah bagi pasien
thalassemia.
Metode: Penelitian tentang pengaruh pandemi pada layanan
Riwayat Artikel
transfusi darah untuk pasien ketergantungan transfusi 𝛽 -
Diterima: 20 – 03 – 2022 thalassemia dilakukan melalui database jurnal Pubmed dan
Proquest. Artikel pendukung dicari menggunakan kata kunci
Selesai revisi: 19 – 05 –
2022 tertentu dengan kriteria inklusi: teks lengkap ditulis dalam bahasa
Inggris, artikel diterbitkan dalam 10 tahun terakhir (bisa lebih tua
jika pengetahuan mendasar), artikel EBM level 1-3 dan mampu
DOI : mendukung penelitian ini.
Hasil: Pasien hemoglobinopati yang terinfeksi COVID-19
10.53366/jimki.v10i1.512 memiliki hasil klinis yang lebih buruk daripada populasi umum.
Pandemi menyebabkan penurunan jumlah kantong darah dan
kebutuhan akan darah. Pembatasan sosial menyebabkan jumlah
darah yang digunakan pada pasien thalassemia menurun secara
signifikan (P = 0,002) dan peningkatan jumlah pasien yang tidak
datang untuk transfusi sesuai jadwal (P = 0,002).
Kesimpulan: Pandemi COVID-19 dan hambatan sosial
mengurangi jumlah darah yang disumbangkan dan jumlah darah
yang digunakan pada pasien 𝛽-thalassemia yang bergantung pada
transfusi.

Kata Kunci: 𝛽-thalassemia, COVID-19, layanan kesehatan,


transfusi darah

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 22
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

THE EFFECT OF THE COVID-19 PANDEMIC AND


SOCIAL RESTRICTIONS ON-THALASEMIA
TRANSFUSION-DEPENDENT PATIENTS AND BLOOD
TRANSFUSION SERVICES: A SYSTEMATIC STUDY

ABSTRACT

Background: 𝛽-thalassemia is a hemoglobinopathies condition that depends on


routine blood transfusion services. During COVID-19 pandemic and social
restrictions, access to health care facilities and fear of infection prevented patients
from obtaining routine transfusions. This literature review aims to determine the effect
of the pandemic on blood transfusion services for 𝛽 -thalassemia patients.
Method: A study of the effect of a pandemic on blood transfusion services for 𝛽-
thalassemia transfusion-dependent patients has been searched through the journal
database such as Pubmed and Proquest. Supporting articles were searched using
specific keywords with full text written in English, articles were published in the last
10 years (can be older if knowledge the is fundamental), level 1-3 EBM articles, and
have the ability to support this study as inclusion criterias.
Results: Hemoglobinopathies patients infected with COVID-19 had worse clinical
outcome than general population. The pandemic caused a decrease in the number of
blood bags and the need for blood. Social restrictions caused the amount of blood used
in -thalassemia patients to decrease significantly (P = 0.002) and an increase in the
number of patients who did not come for transfusions as scheduled (P = 0.002).
Conclusions: COVID-19 pandemic and social barriers reduced the amount of blood
donated and the amount of blood used in transfusion-dependent 𝛽-thalassemia
patients.

Keywords: 𝛽-thalassemia, COVID-19, health services, blood transfusion

1. PENDAHULUAN pemerintah di berbagai negara


Pandemi COVID-19 menyebabkan menerapkan lockdown dan pembatasan
banyak perubahan dalam berbagai sosial.1–3 Hal tersebut diadaptasi dari
aspek kehidupan. Sejak munculnya pengalaman penanganan severe acute
kasus pertama di Wuhan, China pada respiratory syndrome (SARS) dan
akhir tahun 2019, virus SARS-CoV-2 influenza H1N1 pada tahun-tahun
telah menyebar secara cepat ke sebelumnya.2 Tidak terkecuali di
berbagai belahan dunia.1–3 Pada 12 Indonesia, pemerintah melalui
Maret 2020, WHO menyatakan Peraturan Pemerintah No. 21 tahun
COVID-19 sebagai pandemi global.2 2020 telah menerapkan pembatasan
Melihat kemampuan transmisi virus sosial berskala besar.4 Kebijakan
SARS-CoV-2 antar manusia, pembatasan sosial tersebut

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 23
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

menyebabkan penurunan mobilitas menghindari pekerjaan di laboratorium


masyarakat sekaligus menurunkan selama masa karantina dan merasa
kunjungan pasien non-COVID-19 ke takut akan terpapar virus selama
rumah sakit dan UGD. Masyarakat prosedur donor darah.7,8 Permasalahan
menjadi ragu untuk mendatangi lainnya adalah keamanan dari produk
fasilitas pelayanan kesehatan karena donor darah. Walaupun saat ini belum
takut akan penularan COVID-19 yang terdapat bukti transmisi SARS-CoV-2
terjadi di rumah sakit.1,2 melalui transfusi darah, beberapa
sampel darah dari pasien COVID-19
𝛽-thalassemia adalah suatu
terdeteksi memiliki RNA SARS-CoV-
kelainan genetik yang menyebabkan
2. Sehingga, beberapa penyedia
gangguan pada produksi hemoglobin
layanan donor darah saat ini
yang menyebabkan hemolisis sel darah
menerapkan prosedur khusus berupa
merah serta kerusakan pada prekursor
isolasi produk selama 14 hari setelah
sel darah merah pada sumsum tulang
dikoleksi.9
belakang.5 𝛽-thalassemia
diklasifikasikan menjadi thalassemia Munculnya masalah dalam
mayor dan thalassemia minor. Pada pelayanan transfusi darah akan
pasien thalassemia mayor, pasien berdampak pada kebutuhan transfusi
tergantung pada transfusi darah secara pasien 𝛽-thalassemia transfusion
berkala seumur hidup untuk menunjang dependent. Tinjauan literatur ini
kualitas hidup pasien. Transfusi darah bertujuan untuk mengidentifikasi
dapat menekan risiko komplikasi masalah yang timbul akibat pandemi
berupa anemia, hipoksia kronis, dan COVID-19 terhadap pelayanan
splenomegali.5,6 transfusi darah pasien 𝛽-thalasemia
serta solusi yang dapat ditawarkan
Sejak awal pandemi COVID-
untuk mengatasi masalah tersebut.
19, timbul beberapa permasalahan baru
terkait transfusi darah. Salah satu 2. DASAR TEORI
permasalahan utama adalah penurunan Kelainan pada hemoglobin pada
drastis persediaan darah secara global.7 umumnya tidak berkaitan langsung
Hal ini disebabkan oleh jumlah dengan masalah pernapasan seperti
pendonor dan staf donor darah yang COVID-19. Namun, komplikasi organ
berkurang. Turunnya jumlah pendonor seperti gangguan pada jantung, paru-
darah diakibatkan oleh rasa takut akan paru, dan sistem imun pada pasien
terpapar virus selama menjalani hemoglobinopati dapat meningkatkan
prosedur pengambilan darah, peraturan tingkat keparahan dan mortalitas
untuk menghindari kegiatan berkumpul infeksi COVID-19.10 Pada pasien
ramai-ramai, dan beberapa pendonor hemoglobinopati, terjadi deplesi dari
terinfeksi COVID-19 sehingga tidak sintesis rantai globin hemoglobin A.
dapat mendonorkan darahnya. Hal ini mengakibatkan hemolisis
Beberapa staf donor darah juga kronik yang dapat berujung pada

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 24
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

anemia. Anemia yang menjadi semakin 3. METODE


parah dan tidak ditangani dapat Telaah literatur dengan topik
menyebabkan disfungsi jantung. pengaruh pandemi COVID-19 terhadap
Anemia dapat ditangani dengan pelayanan transfusi darah pasien 𝛽-
transfusi darah secara rutin, tetapi kadar thalassemia transfusion dependent
besi yang tinggi tanpa terkontrol akibat dibuat dengan telaah literatur secara
transfusi dapat mengganggu kerja rinci dan sistematis. Artikel utama dan
sistem imun dan jantung.11 Komplikasi pendukung merupakan hasil pencarian
lainnya pada pasien hemoglobinopati dari database jurnal internasional
adalah splenomegali yang seperti Pubmed dan Sciencedirect serta
menyebabkan disfungsi sistem imun, mesin pencari Google Scholar dengan
terutama terhadap fungsi sel T.12 kata kunci COVID-19, social
Komplikasi pada organ dan sistem distancing, transfusion, dan 𝛽-
tersebut akan memperparah kondisi thalassemia. Kriteria inklusi untuk
pasien hemoglobinopati pada kasus pencarian literatur artikel utama adalah
infeksi COVID-19.10 artikel yang dapat diakses penuh,
berbahasa Inggris, artikel EBM level 3
Sebuah studi menunjukkan
atau lebih dan artikel yang
bahwa tingkat mortalitas pasien
dipublikasikan kurang dari 5 tahun
hemoglobinopati dengan COVID-19
terakhir.
(6,42%) lebih tinggi jika dibandingkan
dengan tingkat mortalitas COVID-19
pada populasi umum (4,30%).13 Pasien
hemoglobinopati dengan COVID-19
memiliki risiko acute respiratory
distress syndrome (ARDS) yang lebih
tinggi sehingga, persentase penggunaan
ventilasi mekanik dan perawatan
intensif lebih tinggi dibandingkan
persentase pada umumnya.13,14 Selain
resiko keparahan, studi menunjukkan
bahwa pasien hemoglobinopati lebih
rentan terinfeksi COVID-19 akibat
transfusi darah rutin yang
menyebabkan kelebihan zat
besisehingga diperlukan pengawasan
Gambar 1. Alur Pencarian
rutin terhadap kadar zat besi , serta
Literatur
pembatasan kontak sosial untuk
menurunkan risiko transmisi COVID-
19.[15]

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 25
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

4. PEMBAHASAN komorbid utama COVID-19.


4.1 Keparahan Infeksi COVID Peningkatan aktivitas mediator
terhadap pasien 𝛽 proinflamasi akibat infeksi
thalassemia COVID-19 dapat memperparah
Keparahan infeksi dan mortalitas penyakit jantung pada pasien TDT.
COVID-19 berkaitan dengan Sebuah studi menunjukkan bahwa
faktor predisposisi pasien.16 Faktor di antara pasien COVID-19 yang
predisposisi dengan tingkat meninggal dunia, 77% diantaranya
pengaruh tertinggi antara lain usia memiliki cedera jantung akut dan
pasien, penyakit komorbid 49% diantaranya gagal
17,18
(penyakit jantung, diabetes, jantung. Pasien NTDT
kelainan sistem imun), dan memiliki gejala klinis yang lebih
obesitas. Pasien β-thalassemia ringan, sehingga tidak
pada umumnya memiliki membutuhkan transfusi darah
komplikasi berupa kerusakan secara rutin. Namun, pasien NTDT
beberapa organ, sehingga berisiko memiliki beberapa komplikasi
mengalami tingkat keparahan yang organ sehingga apabila terinfeksi
tinggi apabila terinfeksi COVID- COVID-19, tingkat keparahan
19. Komplikasi pada pasien β- penyakit dan angka mortalitas
thalasemia bergantung pada jenis menjadi lebih tinggi. Salah satu
thalassemia yang dialami, yakni komplikasi utama pada pasien
transfusion-dependent β- NTDT adalah hipertensi pulmonal
thalassemia (TDT) atau yang rentan berkembang menjadi
thalassemia mayor, non gagal jantung apabila terinfeksi
transfusion-dependent β- COVID-19.16
thalassemia (NTDT) atau Komplikasi lainnya pada pasien
talasemia intermedia, dan β-thalasemia adalah penurunan
talasemia minor. 16,17
Individu fungsi kelenjar endokrin seperti
dengan TDT umumnya mengalami diabetes. Pada penderita diabetes,
anemia parah sehingga terjadi peningkatan ekspresi
membutuhkan transfusi darah reseptor ACE2 yang merupakan
secara rutin. Transfusi darah rutin pintu masuk dari virus SARS-
tanpa terapi kelasi terkontrol dapat CoV-2 ke dalam sel paru-paru.
menyebabkan kelebihan zat besi, Peningkatan ekspresi reseptor ini
sehingga terjadi komplikasi berupa dapat menyebabkan peningkatan
penurunan fungsi organ seperti tingkat keparahan dan kerentanan
jantung, hati, dan kelenjar pasien β-thalasemia terhadap
endokrin. Disfungsi jantung COVID-19.16 Splenektomi
merupakan komplikasi yang paling merupakan salah satu pilihan terapi
sering ditemukan pada pasien pada pasien β-thalasemia yang
TDT, serta salah satu penyakit dapat meningkatkan risiko sepsis

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 26
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

setelah terinfeksi COVID-19.18 non-ICU membutuhkan transfusi


Sebuah studi di Iran oleh Karimi et darah. Hal ini berbanding terbalik
al. menunjukkan mortalitas pasien dengan pasien COVID-19 ICU
β-thalasemia yang terinfeksi yang 36,8% dari total pasien
COVID-19 lebih tinggi (18,6%) COVID-19 ICU membutuhkan
dibandingkan mortalitas pada transfusi darah.22 Penurunan
keseluruhan populasi di Iran jumlah suplai darah terjadi akibat
(4,71%). Sebagian besar pasien β- penurunan jumlah pendonor.20,21
thalasemia pada studi ini memiliki Di negara bagian Washington,
setidaknya satu penyakit komorbid jumlah pendonor darah telah turun
akibat komplikasi dari β- sebanyak 10–30%. Penurunan juga
16
thalasemia. Studi lain di Italia terjadi di Kanada dengan jumlah
menunjukkan hubungan yang tidak penurunan sebesar 30%.20
signifikan antara tingkat keparahan Penelitian yang dilakukan di benua
infeksi COVID-19 dan β- Afrika menunjukkan terjadinya
thalasemia. 19 penurunan pendonor darah yang
bervariasi pada 32 negara,
4.2 Masalah pelayanan donor
darirentang 0,07% hingga 44,2%.23
dan transfusi darah selama Penelitian yang dilakukan di
pandemi Malaysia, jumlah pendonor darah
Permasalahan utama yang turun sebesar 40–67%.21
dihadapi oleh layanan donor dan Penurunan jumlah pendonor
transfusi darah selama pandemi disebabkan oleh akses yang sulit
adalah permintaan darah yang untuk dicapai selama pandemi
tidak menentu, penurunan jumlah COVID-19. Pendonor mengalami
donor, penurunan jumlah sumber kesulitan dalam mengakses
daya manusia akibat sakit atau layanan donor darah disebabkan
terpapar COVID-19.20,21 oleh berbagai pembatasan yang
Permintaan darah yang tidak diberlakukan. Walaupun di
menentu disebabkan oleh adanya beberapa negara pembatasan tidak
kasus COVID-19 yang berlaku untuk kegiatan donor
membutuhkan transfusi darah darah, akan tetapi pendonor merasa
seperti anemia berat atau enggan untuk mendonorkan darah
trombositopenia. Pada penelitian dikarenakan ketakutan akan
yang dilakukan di Italia, data paparan SARS-CoV-2 selama
menunjukkan bahwa hanya 39% proses transfusi.21 Selain faktor
pasien yang memerlukan transfusi dari pendonor, faktor berupa
darah.20 Studi yang dilakukan oleh penurunan jumlah tenaga
Bingwen et al. menunjukkan kesehatan pada pelayanan transfusi
bahwa hanya 0,63% pasien darah juga menjadi salah satu
COVID-19 faktor penyebab penurunan suplai

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 27
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

darah. Tenaga kesehatan pada pasien dan tempat transfusi yang


pelayanan transfusi tidak luput dari jauh serta adanya larangan
paparan COVID-19. Sebuah meta bepergian oleh pemerintah
analisis memperkirakan prevalensi setempat dapat mencegah pasien
tenaga kesehatan yang terinfeksi untuk mendapatkan tata laksana
COVID-19 sebesar 7–11%.20,21 yang adekuat.24 Laporan kasus
Cina, Iran, dan Italia menjalankan oleh Hailan dkk tahun 2021
program donor darah keliling dan menunjukkan dampak infeksi
kampanye di media sosial maupun COVID-19 terhadap luaran
media tradisional tentang kehamilan. Diketahui bahwa
pentingnya ketersediaan suplai komplikasi paling umum dari
darah. Pembuatan sistem berbasis infeksi COVID-19 pada ibu hamil
daring real-time untuk memantau adalah ketuban pecah dini,
ketersediaan suplai darah di persalinan prematur dan demam
berbagai layanan donor dan post-partum. Hailan dkk
transfusi darah. Sistem ini menyebutkan bahwa pada pasien
diharapkan dalam meningkatkan ibu hamil dengan 𝛽 thalasemia
efisiensi waktu ketika terjadinya TDT dan terinfeksi COVID-19,
kekosongan suplai darah di salah meskipun mendapatkan
satu pusat layanan donor dan penanganan multidisiplin, terjadi
transfusi darah.21 intra-uterine fetal death akibat
korioamnionitis akut. Kondisi
4.3 Dampak Pembatasan Sosial
tersebut dapat menjadi komplikasi
terhadap pasien 𝛽-
dari COVID-19 (trombosis), 𝛽-
thalassemia transfusion-
thalassemia dan kelebihan
dependent 25,26
besi.
Penerapan pembatasan Penelitian Ali dkk tahun 2020
sosial dan pandemi COVID-19 membandingkan pelayanan
berdampak pada pelayanan transfusi darah pasien 𝛽
transfusi darah yang memerlukan thalasemia TDT sebelum dan
kehadiran pasien ke rumah sakit. selama pandemi. Penelitian yang
Kondisi pandemi menjadi dilakukan di Pakistan tersebut
tantangan bagi pasien 𝛽- menunjukkan terdapat penurunan
thalassemia transfusion-dependent jumlah kantong darah PRC yang
(TDT) karena pasien perlu rutin diberikan selama pandemi (P =
mendapatkan transfusi. Laporan 0.002), peningkatan jumlah pasien
kasus oleh Bouhou dkk tahun 2021 yang tidak datang mendapatkan
menggambarkan tantangan transfusi sesuai jadwal (P = 0.002),
pelayanan transfusi pada pasien serta penurunan kemampuan
anak 14 tahun dengan 𝛽- tenaga kesehatan untuk
thalasemia TDT. Lokasi rumah memberikan pelayanan. Penurunan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 28
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

jumlah kantong PRC yang pasien thalasemia yang datang


ditransfusikan dapat terjadi karena untuk transfusi darah sebelum dan
sistem pelayanan thalasemia di selama pandemi.26
Pakistan yang masih di bawah
4.4 Rekomendasi Organisasi
standar, sehingga adanya pandemi
semakin memperburuk pelayanan. Internasional
Alasan peningkatan jumlah pasien Hemoglobinopati tidak
yang tidak hadir pada jadwal berkaitan langsung dengan
transfusi dapat dijelaskan dengan penyakit pernapasan dan talasemia
penerapan pembatasan sosial skala tidak memiliki kerentanan
nasional serta persepsi pasien terhadap infeksi saluran napas
terkait penularan COVID-19 di yang sama dengan pasien anemia
rumah sakit. Kesalahpahaman sickle-cell. Meskipun tidak secara
terkait penularan COVID-19 langsung berpengaruh, pasien
melalui darah dan kekhawatiran thalasemia memiliki resiko
akan penularan juga menjadi komplikasi organ multipel akibat
alasan pasien tidak datang ke overload besi. Thalassemia
rumah sakit.27 Studi di Iran International Federation (TIF)
menunjukkan sekitar 10% pasien membagi pasien hemoglobinopati
talasemia menganggap pandemi menjadi 3 tingkat: grup A (resiko
berdampak negatif terhadap jadwal sedang), grup B (resiko tinggi), dan
transfusi mereka.28 grup C (resiko sangat tinggi).
Kriteria dan panduan masing-
masing grup tercantum pada
Lampiran 1.28
TIF mengembangkan alur
pelayanan pasien hemoglobinopati
pada dua seting: layanan non-
transfusi dan pelayanan transfusi.
Hingga saat ini belum ada bukti
penularan virus COVID-19
melalui produk darah, sehingga
proses pelayanan transfusi dapat
dilakukan secara normal dengan
mengikuti protokol kesehatan yang
sudah ditentukan (lampiran 2).28
Pada pelayanan transfusi,
Gambar 2. Pengaruh pandemi
seleksi donor secara ketat menjadi
terhadap pelayanan transfusi
langkah pencegahan munculnya
darah.(A) Jumlah kantong darah
kasus simptomatik dari proses
yang digunakan sebelum dan
transfusi. Calon pendonor yang
selama pandemi, (B) Jumlah

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 29
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

terkonfirmasi positif COVID-19 Scand J Trauma Resusc Emerg


perlu menunda jadwal donor darah Med. 2020;28(1):1–8.
minimal 28 hari setelah dinyatakan 3. Boserup B, McKenney M, Elkbuli
negatif. Selain pengemabngan alur A. The impact of the COVID-19
baru, modifikasi gaya hidup pasien pandemic on emergency
thalasemia dianjurkan sebagai department visits and patient safety
in the United States. Am J Emerg
tindakan pencegahan dari infeksi.28
Med. 2020;38(January):1732–6.
4. Presiden Republik Indonesia.
5. KESIMPULAN Peraturan Pemerintah Republik
Pandemi COVID-19 dan Indonesia Nomor 21 Tahun 2020
pembatasan sosial menjadi tantangan Tentang Pembatasan Sosial
tersendiri bagi pelayanan transfusi Berskala Besar Dalam Rangka
darah terutama untuk pasien yang Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 19 (COVID-19).
bergantung pada transfusi rutin.
Kementeri Sekr Negara Republlik
Pembatasan sosial mencegah pendonor
Indones [Internet]. 2020; Available
darah untuk datang serta pasien from:
talasemia untuk bisa mendapatkan https://peraturan.bpk.go.id/Home/
transfusi. Pada kasus β-thalassemia Details/135059/pp-no-21-tahun-
transfusion-dependent, terdapat 2020
penurunan jumlah pasien yang 5. Shah FT, Sayani F, Trompeter S,
mendapatkan transfusi selama Drasar E, Piga A. Challenges of
pandemi. Diperlukan pendekatan blood transfusions in β-thalassemia.
multidisiplin baik dari fasilitas Blood Rev. 2019;37:100588.
pelayanan kesehatan, pasien serta pihak 6. Larasati SA, Riza M. Pengaruh
pemerintah agar pelayanan transfusi Transfusi Sel Darah Merah
darah tidak mengganggu kebutuhan Terhadap Perubahan Kadar Kalium
pada Pasien Thalassemia Mayor.
pasien yang bergantung pada transfusi.
Sari Pediatr. 2020;21(4):241.
7. Ngo A, Masel D, Sbb A, Cahill C.
DAFTAR PUSTAKA Blood banking and transfusion
1. Rennert-May E, Leal J, Thanh NX, medicine challenges during the
Lang E, Dowling S, Manns B, et al. COVID-19 pandemic. Clin Lab
The impact of COVID-19 on Med. 2020;40(4):587–601.
hospital admissions and emergency 8. Stanworth SJ, New H V, Apelseth
department visits: A population- TO, Brunskill S, Cardigan R, Doree
based study. PLoS One . 2021;16(6 C, et al. Effects of the COVID-19
June):1–11. pandemic on supply and use of
2. Kuitunen I, Ponkilainen VT, blood for transfusion. Lancet
Launonen AP, Reito A, Hevonkorpi Haematol. 2020;7(10):756–64.
TP, Paloneva J, et al. The effect of 9. Cai X, Ren M, Chen F, Li L, Lei H,
national lockdown due to COVID- Wang X. Blood transfusion during
19 on emergency department visits.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 30
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

the COVID-19 outbreak. Blood nationwide study. Acta Biomed.


Transfus. 2020;18(2):79–85. 2020;91(3):1–7.
10. Vives Corrons JL, De Sanctis V. 17. Karimi M, De Sanctis V.
Rare anaemias, sickle-cell disease Implications of SARSR-COV 2
and covid-19. Acta Biomed. infection in thalassemias: Do
2020;91(2):216–7. patients fall into the ‘high clinical
11. Farmakis D, Triposkiadis F, risk’ category? Acta Biomed.
Lekakis J, Parissis J. Heart failure 2020;91(2):50–6.
in haemoglobinopathies: 18. Noun P, Ibrahim A, Hodroj MH,
pathophysiology, clinical Bou-Fakhredin R, Taher AT.
phenotypes, and management. Eur J COVID-19 in benign hematology:
Heart Fail. 2017;19(4):479–89. emerging challenges and special
12. Haley K. Congenital Hemolytic considerations for healthcare
Anemia. Med Clin North Am professionals. Expert Rev Hematol.
[Internet]. 2017;101(2):361–74. 2020;13(10):1081–92.
Available from: 19. Motta I, Migone De Amicis M,
http://dx.doi.org/10.1016/j.mcna.2 Pinto VM, Balocco M, Longo F,
016.09.008 Bonetti F, et al. SARS-CoV-2
13. Vilela T de S, Braga JAP, Loggetto infection in beta thalassemia:
SR. Hemoglobinopathy and Preliminary data from the Italian
pediatrics in the time of COVID-19. experience. Am J Hematol.
Hematol Transfus Cell Ther. 2020;95(8):E198–9.
2021;43(1):87–100. 20. Ramanathan K, Antognini D,
14. Malard F, Genthon A, Brissot E, Combes A, Paden M, Zakhary B,
van de Wyngaert Z, Marjanovic Z, Ogino M, et al. Effects of the
Ikhlef S, et al. COVID-19 outcomes COVID-19 pandemic on supply
in patients with hematologic and use of blood for transfusion.
disease. Bone Marrow Transplant. Lancet Haematol.
2020; 55(11): 2180–4. 2020;7(January):19–21.
15. Chowdhury SF, Anwar S. 21. Noordin SS, Yusoff NM, Karim
Management of Hemoglobin FA, Chong SE. Blood transfusion
Disorders During the COVID-19 services amidst the COVID-19
Pandemic. Front Med. pandemic. J Glob Health.
2020;7(June):1–6. 2021;11:1–6.
16. Karimi M, Haghpanah S, Zarei T, 22. Al Mahmasani L, Hodroj MH,
Azarkeivan A, Shirkavand A, Finianos A, Taher A. COVID-19
Matin S, et al. Prevalence and pandemic and transfusion
severity of coronavirus disease medicine: the worldwide challenge
2019 (COVID-19) in transfusion and its implications. Ann Hematol.
dependent and nontransfusion 2021;100(5):1115–22.
dependent β-thalassemia patients 23. Loua A, Kasilo OMJ, Nikiema JB,
and effects of associated Sougou AS, Kniazkov S, Annan
comorbidities: An iranian EA. Impact of the COVID-19
pandemic on blood supply and

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 31
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

demand in the WHO African


Region. Vox Sang.
2021;116(7):774–84.
24. Bouhou S, Benajiba M, Masrar A.
The impact of the covid-19
pandemic on the continuity of
transfusion care for thallasemic
patients: A case report. Pan Afr
Med J. 2021;38(33):1–8.
25. Trocado V, Silvestre-Machado J,
Azevedo L, Miranda A, Nogueira-
Silva C. Pregnancy and COVID-19:
a systematic review of maternal,
obstetric and neonatal outcomes. J
Matern Neonatal Med.
2020;0(0):1–13.
26. Hailan YMA, Sayed G, Yassin MA.
COVID-19 in a pregnant patient
with beta-thalassemia major: A
case report. Clin Case Reports.
2021;9(7):1–5.
27. Dehshal MH, Hosoya S, Bahremani
FH, Namini MT, Eleftheriou A.
COVID-19 and Thalassaemia in
Iran. Thalass Reports.
2020;10(1):9157.
28. Arshad Ali S, Azim D, Hassan HM,
Iqbal A, Ahmed N, Kumar S, et al.
The impact of COVID-19 on
transfusion-dependent thalassemia
patients of Karachi, Pakistan: A
single-center experience. Transfus
Clin Biol. 2021;28(1):60–7.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 32
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

Lampiran 1 - Kriteria dan panduan grup hemoglobinopati

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 33
TINJAUAN PUSTAKA

e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

Lampiran 2 - Alur Pelayanan Pasien Hemoglobinopati di seting pelayanan non-


transfusi dan pelayanan transfusi menurut Thalassemia International Federation28

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 34
TINJAUAN PUSTAKA
JIMKI : JURNAL ILMIAH
MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

INFEKSI KUSTA PASCA INFEKSI COVID-19 :


ANCAMAN PENYAKIT TROPIS TERABAIKAN PASCA
PANDEMI BAGI INDONESIA
Arya Marganda Simanjuntak,1 Patricia Dean Ully Marbun,2 Yuni Eka
Anggraini3
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Riau, Pekanbaru

ABSTRAK
Koresponden Pendahuluan: Kusta masih merupakan permasalahan di Indonesia dan
si: menjadi nomor tiga terbesar di dunia dengan jumlah kasus berkisar 8%.
Arya Kusta memiliki berbagai tantangan di Indonesia seperti stigma negatif,
Marganda
keengganan masyarakat untuk berobat, kepatuhan minum obat dan pandemi.
Pandemi COVID-19 seakan menutupi kasus kusta di Indonesia. Studi
Simanjuntak
populasi di Brazil menunjukkan dampak pandemi COVID-19 terjadi
Email peningkatan diagnosis lepra multibasiler. Studi korelasi antara kusta dan
Koresponden COVID-19 sangat minim di dunia dan tidak ditemukan laporan kasus lepra
si: dan COVID-19 di Indonesia. Peneliti berusaha untuk mengkaji lebih lanjut
mengenai infeksi kusta dan COVID-19 serta mekanisme yang mungkin
arya.margand terjadi, serta menelaah kondisi Indonesia yang kemungkinan akan terjadi
a@gmail.com Metode: Penelitian dengan desain kajian literatur bersumber dari PubMed,
Riwayat Science Direct dan Google Scholar sesuai kriteria inklusi dan dievaluasi
Artikel serta dikaji mendalam.
Pembahasan: Pada pasien pasca infeksi COVID-19 terjadi limfopenia. Hal
Diterima: 25 – ini mendukung pertumbuhan kusta didalam tubuh pasien apabila pasien
04 – 2022
berkontak dengan pasien kusta lain. Peningkatan jumlah kasus kusta akan
Selesai revisi: progresif dikarenakan imunitas yang menurun pada pasien COVID-19 yang
19 – 05 – 2022 menetap dalam jangka waktu tertentu. Semakin berat derajat keparahan
COVID-19 maka semakin besar kerentanan pasien terinfeksi kusta. Hal ini
DOI :
memungkinkan terjadinya lonjakan kasus kusta secara mendadak pasca
10.53366/jimk
pandemi. Strategi yang dapat dilakukan pemerintah seperti edukasi
i.v10i1.513 memberantas stigma hingga pemeriksaan serologis IgM PGL-1 diperlukan
untuk menemukan kasus kusta sedini mungkin terutama pada pasien kusta
stadium subklinis. Penemuan kasus kusta sedini mungkin diperlukan agar
dapat diobati sebelum terjadinya kecacatan pada pasien
Simpulan: Pasca infeksi COVID-19 membuka peluang progresivitas kusta
apabila pasien tersebut telah terinfeksi atau baru saja terinfeksi M.leprae
dikarenakan penurunan imunitas.

Kata Kunci: COVID-19, IgM PGL-1, Kusta, Limfopenia, Penyakit Tropis


Terabaikan.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 35
TINJAUAN PUSTAKA

LEPROSY INFECTION POST COVID-19 INFECTION:


THREAT OF NEIGHBED POST PANDEMIC TROPIC
DISEASES FOR INDONESIA

ABSTRACT

Background: Leprosy is still a global health problem. Indonesia as the third country
with the largest number of cases accounted for 8% of the world. Leprosy has various
challenges in Indonesia, such as negative stigma, public reluctance to seek medical
treatment and comply with medication and the pandemic. Pandemic COVID-19 seems
to cover up leprosy cases in Indonesia. A Population-based study in Brazil showed that
the impact of pandemic as increasing the diagnosis of multibacillary leprosy.
Correlation studies COVID-19 and Leprosy is still unknown. No article found related
to leprosy and COVID-19 in Indonesia. Researchers are trying to explore more about
leprosy infection and COVID-19 mechanisms that may occur and also probable
condition that would happen in Indonesia.
Methods: This literature review sourced from Pubmed, Science Direct and Google
Scholar according to the inclusion criteria and evaluated and studied.
Discussion: Patient would had Lymphopenia after COVID-19. This supports the
progression of leprosy while the patient makes contact with other leprosy patients. It
will be progressive due to decreased immunity in COVID-19 patients that would
persist for a certain period of time. Increasing severity of COVID-19, the greater the
susceptibility of the patient to be infected with leprosy. This allows for a sudden spike
in leprosy cases after the pandemic. Solution that can be carried out by the government,
such as education to eradicate stigma, to serological examination of IgM PGL-1 are
needed to find leprosy case as early as possible, especially in patients with sublclinical
phase. Finding cases of leprosy as early as possible is needed so that it can be treated
before the occurrence of disability in the patient.
Conclusion: Infection of COVID-19 would make patient more susceptible for leprosy
infection to growth progressively hence increasing case of leprosy after the pandemic
if the case is not found as early as possible especially in subclinical phase of Leprosy
infection.

Keywords: COVID-19, IgM PGL-1, Leprosy, Lymphopenia, Neglected Tropical


Disease

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 36
TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi


Kusta atau lepra disebut juga Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat,
Morbus Hansen, merupakan penyakit Maluku, Maluku Utara, Papua, dan
infeksi yang disebabkan oleh Papua Barat.[4] Kusta masih menjadi
Mycobacterium leprae.[1] Kusta permasalahan yang sulit dikarenakan
menyerang berbagai bagian tubuh adanya beberapa tantangan seperti:
terutama pada saraf perifer dan kulit. lambatnya deteksi kasus, sedikitnya
Bila penyakit ini tidak ditangani, sumber daya pemeriksaan, stigma
kusta dapat sangat progresif masyarakat yang buruk terhadap
menyebabkan kerusakan pada kulit, kusta, dan lainnya. Hal ini
saraf, mata dan ekstremitas.[2] menunjukkan bahwa Indonesia tidak
Transmisi pada kusta melalui droplet sepenuhnya bersih dari kusta dan
dari hidung dan mulut yang masuk ke dapat saja meningkat sewaktu-waktu
dalam tubuh individu lain. apabila abai terhadap kasus ini.
Berdasarkan data dari WHO pada Penyakit kusta seakan
tahun 2019 angka prevalensi kusta menurun sewaktu pandemi COVID-
sebanyak 202.256 kasus (26 individu 19. Hal ini ditunjukkan dengan
tiap 1 juta populasi) dan 79% penurunan angka penemuan kasus
disumbangkan dari India, Brazil dan kusta di Indonesia.[3] Hal ini dapat
Indonesia.[3] Indonesia menjadi terjadi kemungkinan karena
penyumbang nomor 3 terbesar di kekhawatiran masyarakat untuk
dunia dengan jumlah kasus berkisar memeriksakan dirinya ke fasilitas
8% kasus global.[3,4] Angka kesehatan, takut akan stigma
Prevalensi kusta di Indonesia pada masyarakat, menganggap enteng
tahun 2017 sebesar 0.70 kasus keluhan umum kusta, dan lainnya.
/10.000 penduduk dengan angka Oleh karena itu, apabila terus
penemuan kasus baru sebesar 6,08 berkelanjutan dapat terjadi lonjakan
kasus per 100.000.[4] Indonesia dapat kasus secara signifikan pasca
dikatakan mencapai status eliminasi pandemi. Lonjakan kasus secara
kusta. Status eliminasi kusta signifikan akan menghambat
mengindikasikan bahwa penularan di indonesia mengeliminasi kusta.[3]
masyarakat serta angka kesakitan dan Sebuah laporan kasus di Singapura
Kecacatan dapat diturunkan serendah menemukan adanya lepra
mungkin. Namun beberapa provinsi multibasiler aktif pasca vaksinasi
masih terdapat kasus di atas 1 per COVID-19. Pasien sebelumnya
10.000 penduduk. Hampir seluruh diketahui terinfeksi COVID-19 pada
provinsi di bagian timur Indonesia 6 bulan sebelumnya serta urtikaria.[5]
merupakan daerah dengan kasus Studi populasi di Brazil menilai
kusta tinggi seperti di Provinsi Jawa dampak kusta selama masa pandemi
Timur pada periode tahun 2015 – menunjukkan terjadi peningkatan
2017 (Gambar 1).[4] Sepuluh provinsi diagnosis lepra multibasiler . Hal
yang belum mencapai eliminasi kusta tersebut mengancam keberhasilan
yaitu : Sulawesi Utara, Sulawesi eliminasi dan kontrol lepra di

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 37
TINJAUAN PUSTAKA

Brazil.[6] Kasus seperti ini belum ada dampak yang akan terjadi bagi
dilaporkan di Indonesia. Namun Indonesia. Peneliti menduga bahwa
mengetahui bahwa masih ada daerah infeksi COVID-19 dapat
yang belum eliminasi kusta, maka mempermudah infeksi kusta dan akan
perlu untuk diketahui hubungan berdampak dengan peningkatan kasus
antara kejadian kusta, COVID-19 dan kusta bila tidak dicegah sejak dini.

Gambar 1. Deteksi Kasus Baru Kusta Menurut Provinsi Tahun 2017.[4]

skrining, dan kesesuaian terhadap


2. METODE variabel inklusi. Total dari pencarian
Penelitian ini menggunakan yang didapatkan dari mesin pencarian
desain Literature Review. Penelitian jurnal sebanyak 204 artikel. Artikel
dilakukan dengan melakukan kemudian diidentifikasi berdasarkan
pencarian di internet. Mesin judul, duplikasi, abstrak dan
pencarian jurnal yang digunakan kesesuaian dengan kriteria inklusi dan
meliputi Pubmed, Science Direct , dilaksanakan review untuk artikel
dan Google Scholar dengan kata terpilih . Dari 204 artikel, 199 artikel
kunci : (Leprosy ATAU Lepra ATAU tidak membahas kejadian antara
Morbus Hansen ATAU Kusta) DAN COVID-19 dan kusta. Sebanyak 5
(COVID-19 ATAU SARS-CoV-2). artikel yang sesuai dengan kriteria
Variabel inklusi dari literatur yang dan pemabahasan di review dalam
digunakan meliputi : (1) Terbit dalam artikel ini.
10 tahun terakhir; (2) Menggunakan
bahasa Indonesia atau bahasa Inggris; 3. PEMBAHASAN
(3) Full Text; dan (4) Hanya Respon imun yang terjadi
membahas hubungan atau kejadian pada pasien terinfeksi COVID-19
antara COVID-19 dan kusta. dapat melalui berbagai jalur hingga
Proses pemilihan artikel terjadinya badai sitokin. Pada pasien
dilakukan secara sistematis melalui COVID-19, diketahui dapat terjadi
beberapa langkah yaitu identifikasi, limfopenia, eosinopenia, dan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 38
TINJAUAN PUSTAKA

berbagai respon imunitas lainnya.[7–9] sitotoksik dengan semakin bertambah


Kondisi limfopenia juga dapat derajat keparahan pasien, maka
ditemukan pada infeksi TB, malaria semakin terjadi limfopenia.[7] Kondisi
serta sepsis. Kondisi limfopenia pada limfopenia pada pasien COVID-19
COVID-19 terjadi karena dapat menjadi penginduksi apoptosis
berkurangnya jumlah sel memori T sel pada paru sehingga menimbulkan
dan sel CD8+ sitotoksik (gambar 1).[7] kerentanan terhadap infeksi patogen
Analisis flow cytometric pada pasien lainnya. Hal ini terjadi karena sel
COVID-19 menunjukkan yang semakin rusak karena apoptosis,
berkurangnya jumlah sel T helper mempermudah perkembangan
pada darah tepi serta berkurangnya patogen pada jaringan tersebut untuk
jumlah sel T CD8+ sitotoksik pada berkembang. Mekanisme lain
kasus keparahan berat.[10] Berbagai terjadinya limfopenia juga dapat
studi lain dengan metode analisis terjadi karena supresi sumsum tulang
yang sama juga menunjukkan belakang selama badai sitokin dan
terjadinya limfopenia pada pasien sekuestrasi paru selama terjadinya
COVID-19 terutama pada sel T CD8+ pneumonia akibat COVID-19.[7]

Gambar 2. Imunopatogenesis COVID-19.[7]

Transmisi M.leprae terjadi M.leprae dapat bertahan dari infeksi


secara kontak langsung penderita tanpa menimbulkan gejala. Pada
kusta melalui inhalasi dan kontak daerah endemik sekitar 1,7% dan
kulit. Bakteri kemudian tumbuh pada 31% populasi yang memiliki antibodi
jaringan bersuhu dingin dan hidup di positif terhadap antigen spesifik
makrofag serta sel schwann. Setelah kusta.[11] Jumlah bakteri yang
M.leprae memasuki sel tersebut, meningkat dalam tubuh akan memicu
keadaannya akan bergantung pada sistem imun berupa limfosit dan
perlawanan individu yang terinfeksi. makrofag untuk menyerang jaringan
Sebanyak 90% individu yang terpapar yang terinfeksi. Tahap ini akan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 39
TINJAUAN PUSTAKA

muncul keterlibatan saraf disertai demam, malaise, pembesaran


hipoestesia.[12] M.leprae memiliki kelenjar getah bening, anoreksia,
protein PGL-1 untuk dapat mengikat penurunan berat badan, artralgia, dan
pada saraf perifer dan memiliki edema. Organ lain, seperti testis,
kemampuan untuk degenerasi sendi, mata, dan saraf juga dapat
saraf.[13,14] Perjalanan penyakit kusta terpengaruh. Setelah keadaan
berlangsung kronis yang merupakan reaksional memungkinkan adanya
fase akut peradangan klinis. Terdapat leukositosis signifikan yang biasanya
reaksi yang dapat meningkatkan surut. Sitokin proinflamasi dengan
morbiditas disebabkan oleh level yang tinggi, seperti TNF-α, IL-
kerusakan saraf bahkan setelah 6, dan IL1β dalam serum pasien ENL
pengobatan selesai. Reaksi lepra menunjukkan bahwa pleiotropic
memiliki 2 tipe utama yaitu tipe I sitokin inflamasi ini setidaknya dapat
(reaksi pembalikan/Reaksi Reversal bertanggung jawab dalam
(RR)) dan Reaksi tipe II (Eritema manifestasi klinis dari reaksi tipe
Nodosum Leprosum/ENL). Reaksi II.[15,16]
tipe I dihasilkan dari aktivasi
Berdasarkan
kekebalan sel, secara klinis
imunopatogenesis yang telah
diekspresikan oleh eksaserbasi
dipaparkan, ada kemungkinan
inflamasi kulit dan batang saraf.
terjadinya infeksi kusta pasca
Reaksi tipe II merupakan reaksi
seseorang terinfeksi COVID-19.
inflamasi akut dengan keterlibatan
Terjadinya penurunan imunitas pada
sistemik, melibatkan aktivitas sitokin
pasien COVID-19 memperbesar
proinflamasi, seperti TNF, IL-1, IL-6
kerentanan seseorang untuk terinfeksi
dan IL-8. Kedua reaksi ini ditemukan
kusta. Seseorang bisa saja terhindar
menyebabkan neuritis, penyebab
atau kebal dari kusta apabila memiliki
utama dari deformitas pada pasien
imunitas yang baik. Namun pada
yang tidak dapat sembuh.[12,13,15,16]
pasien pasca COVID-19 terutama
Reaksi tipe I dimulai dengan derajat keparahan berat, memiliki
edema dan eritema lesi kulit yang ada, imunitas yang menurun dibuktikan
pembentukan lesi kulit baru, neuritis, dengan adanya limfopenia penurunan
kehilangan sensorik dan motorik sel T CD4+ dan CD8+ juga serta
tambahan, dan edema tangan, kaki, eusinopenia. Kondisi penurunan imun
dan wajah, tetapi gejala sistemik ini dapat menjadi kebebasan tumbuh
jarang terjadi. Inflamasi dan kembang M.leprae apabila pasien
menginfiltrasi dengan predominasi tersebut kontak erat dengan penderita
sel T CD4+, makrofag yang kusta. Semakin berat derajat
berdiferensiasi , dan penebalan keparahan COVID-19 yang dialami
epidermis yang telah diamati di RR. seseorang dapat memperentan
Selanjutnya, reaksi II ditandai dengan seseorang tersebut terinfeksi kusta
munculnya tender, eritematosa, nodul apabila terjadi kontak erat dengan
subkutan yang terletak di kulit penderita lain. Hal ini yang mungkin
normal, dan sering disertai dengan menjadi jawaban pada laporan kasus
penyakit sistemik gejala, seperti pasien dengan diagnosis lepra

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 40
TINJAUAN PUSTAKA

multibasiler pasca terinfeksi COVID- Hal ini akan berlanjutnya mata rantai
19 sebelumnya, karena terjadinya penularan kusta, timbulnya kecacatan
penurunan imunitas pasca COVID-19 pada yang bersangkutan dan terjadi
diikuti dengan pertumbuhan M.leprae lingkaran setan yang tidak
yang lebih baik. Walaupun dalam terselesaikan, menjadi beban
laporan kasus tersebut, pasien sudah kesehatan dan kusta yang berat bagi
bebas COVID-19 sejak enam bulan, Indonesia.[3,4] Terutama dikala
M.leprae memiliki kemampuan pandemi masyarakat semakin enggan
berkembang secara kronis dan secara untuk memeriksa kesehatannya ke
patofisiologi tumbuh lambat sehingga rumah sakit dikarenakan khawatir
sering muncul gejala lebih lambat terinfeksi COVID-19 atau
dibanding waktu pertama terinfeksi. menganggap penyakit kulit kusta
awal hanyalah kurap atau panu biasa.
Akibat infeksi COVID-19
berdampak pada peningkatan kasus Strategi yang dapat dilakukan
kusta selama pandemi COVID-19. pemerintah untuk mencegah hal
Hal ini apabila diikuti dengan tersebut terjadi diperlukan kerjasama
penurunan tracing kasus kusta, maka antara pemerintah, masyarakat, BPJS
besar kemungkinan terjadinya Kesehatan dan tenaga kesehatan.
peningkatan infeksi kusta pasca Edukasi dapat menjadi strategi awal
pandemi secara mendadak terutama untuk memberantas stigma
di daerah yang belum tereliminasi masyarakat dan meningkatkan
kasus kusta. Bila Indonesia tidak kesadaran masyarakat untuk
memulai tracing sedini mungkin memeriksakan kesehatannya apabila
terhadap kasus kusta, besar memiliki gejala dasar yang mengarah
kemungkinan kejadian peningkatan kepada kusta. Pemerintah juga perlu
lepra multibasiler akan terjadi seperti memastikan vaksinasi BCG berjalan
pada studi populasi di Brazil.[6] Hal dengan baik, sebab masyarakat mulai
ini tentunya akan menurunkan enggan untuk melakukan vaksinasi
kualitas kesehatan di Indonesia pasca pada anaknya karena takut terinfeksi
pandemi dan menyulitkan Indonesia penyakit lain selama pandemi
dalam eliminasi kasus kusta. berlangsung. Vaksinasi BCG perlu
dipastikan pemerintah untuk dapat
Tidak hanya rendahnya
mengeliminasi kusta pada anak.[4]
tracing menjadi tantangan Indonesia
dalam eliminasi kusta, terdapat Strategi di masa pandemi
stigma yang melekat pada penyakit diperlukan untuk meminimalisir
kusta bahkan keluarga pasien. Stigma kemungkinan infeksi dari kusta pada
menghambat upaya seseorang yang pasien COVID-19. Pemerintah dapat
pernah terkena kusta dan keluarganya melakukan uji antibodi spesifik
untuk kembali beraktivitas sehari- terhadap M.leprae yaitu pemeriksaan
hari. Stigma dapat menyebabkan serologis kadar IgM PGL-1. Apabila
seseorang yang terkena kusta enggan kadar IgM PGL-1 diatas 605 U/mL
berobat karena takut keadaannya dapat disebut sebagai kusta stadium
diketahui oleh masyarakat sekitarnya. subklinis.[2,14] Kusta subklinis

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 41
TINJAUAN PUSTAKA

merupakan stadium Inkubasi, stadium berat. Pemeriksaan serologis juga


asimtomatik atau stadium laten. dapat dilakukan kepada pasien pasca
Stadium ini kuman sudah masuk ke terinfeksi COVID-19 dengan keluhan
dalam tubuh, tetapi gejala klinis dari menetap dermatologis yang
penyakit kusta belum terlihat. mengarah kepada kusta. Pemeriksaan
Pemeriksaan serologis ini dapat serologis penting dijalankan oleh
difokuskan lebih pada daerah yang pemerintah agar menemukan sedini
belum tereliminasi kusta di Indonesia mungkin pasien COVID-19 yang
(gambar 3).[4,14] Pemeriksaan terinfeksi kusta stadium subklinis.
serologis penting dilakukan untuk Stadium subklinis memiliki prognosis
mencegah terjadinya aktivasi lebih yang lebih baik dibandingkan pasien
lanjut dari M.leprae pada pasien yang sudah berkembang hingga lepra
dengan stadium subklinis. Stadium multibasiler. Sehingga apabila
subklinis dapat berkembang secara ditemukan pasien pasca COVID-19
progresif apabila terjadi penurunan dan IgM PGL-1 lebih dari 605 U/mL
imunitas pada pasien. Hal ini sejalan dapat diawasi dan diterapi sedini
dengan imunitas yang menurun pada mungkin sehingga sekaligus dapat
pasien pasca terinfeksi COVID-19, mengeliminasi kusta sedini mungkin.
terutama yang mengalami derajat

Gambar 3. Peta Eliminasi Kusta di Indonesia Tahun 2017.[4]

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 42
TINJAUAN PUSTAKA

Global Leprosy (Hansen’s


5. KESIMPULAN disease) Strategy 2021-2030.
Besar kemungkinan angka Word Health Organ 2021;1–30.
penderita kusta di Indonesia meningkat 4. Kemenkes RI. Hapuskan Stigma
setelah pasien terinfeksi COVID-19. dan Diskriminasi terhadap
Limfopenia dan eosinopenia pasca Kusta. InfoDatin Pus. Data dan
COVID-19 dapat menyebabkan Inf. Kementrian Kesehat.
M.leprae bertumbuh lebih baik dan RI2018;1–11.
5. Aponso S, Hoou LC, Wei YY,
menimbulkan gejala lebih berat kusta.
Salahuddin SA, Yit PJ.
Pada pasien COVID-19 derajat berat Multibacillary leprosy
memperbesar peluang terinfeksi kusta unmasked by COVID-19
apabila sebelumnya dalam kondisi vaccination. JAAD Case
kusta subklinis atau berkontak dengan Reports [Internet] 2022;19:87–
pasien kusta lainnya. Strategi 9. Available from:
pencegahan dan eliminasi kusta sedini https://doi.org/10.1016/j.jdcr.20
mungkin sangat diperlukan agar kasus 21.11.011
kusta tidak melonjak dan memperberat 6. Paz WS da, Souza M do R,
kualitas kesehatan masyarakat Tavares D dos S, Jesus AR de.
Indonesia. Impact of the COVID-19
Penelitian ini memiliki Pandemic On The Diagnosis Of
Leprosy in Brazil : An
kerterbatasan karena kurangnya
Ecological and Population-
penelitian mengenai kusta dan COVID-
Based Study. Lancet
19 di Indonesia. Studi perkembangan 2021;(January).
kusta di Indonesia juga sedikit 7. Azkur AK, Akdis M, Azkur D,
ditemukan oleh penulis. Sokolowska M, van de Veen W,
Brüggen MC, et al. Immune
DAFTAR PUSTAKA response to SARS-CoV-2 and
mechanisms of
1. Cooreman E, Gillini L, immunopathological changes in
Pemmaraju V, Shridar M, COVID-19. 2020.
Tisocki K, Ahmed J, et al. 8. Lindsley AW, Schwartz JT,
Guidelines for the diagnosis, Rothenberg ME. Eosinophil
Treatment and Prevention of responses during COVID-19
Leprosy. World Health Organ infections and coronavirus
2018;1:106. vaccination. J Allergy Clin
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Immunol [Internet]
Kulit dan Kelamin Indonesia 2020;146(1):1–7. Available
(PERDOSKI). Panduan Praktik from:
Klinis Bagi Dokter Spesialis https://doi.org/10.1016/j.jaci.20
Kulit Dan Kelamin Di 20.04.021
Indonesia. 2017. 9. Handayani RT, Arradini D,
3. WHO. Towards zero leprosy Darmayanti AT, Widiyanto A,

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 43
TINJAUAN PUSTAKA

Atmojo JT. Pandemi covid-19, Diagnosis And TreatMent : a


respon imun tubuh, dan herd Way to Avoid Disability In
immunity. J Ilm Stikes Kendal Leprosy. An Bras Dermatol
2020;10(3):373–80. 2013;88(5):787–92.
10. Chuan Qin, Zhou L, Hu Z,
Zhang S. Dysregulation of
immune response in patients
with COVID-19 in Wuhan,
China Chuan. J Chem Inf
Model 2020;53(9):1689–99.
11. James WD, Elston DM, Treat
JR, Rosenbach MA, Neuhaus
IM. Andrew’s Diseases of The
Skin Clinical Dermatology. 13th
ed. Elsebier Saunders; 2020.
12. Darmaputra IGN, Ganeswari
PAD. Peran sitokin dalam
kerusakan saraf pada penyakit
kusta: tinjuan pustaka. Intisari
Sains Medis [Internet]
2018;9(3):92–100. Available
from:
http://isainsmedis.id/%0Ahttps:/
/isainsmedis.id/index.php/ism/ar
ticle/view/328
13. Bhat RM, Prakash C. Leprosy:
An overview of
pathophysiology. Interdiscip
Perspect Infect Dis 2012;2012.
14. Hadi MI, Kumalasari MLF.
Kusta Stadium Subklinis Faktor
Risiko dan Permasalahannya.
2017.
15. Saumya P, Shyam V. Cytokine
Gene Polymorphisms in Type I
and type II Reactions in
Hansen’s Disease. Indian J
Dermatol Venereol Leprol
2018;84(1):6–15.
16. Nery JA da C, Machado AM,
Bernardes Filho F, Oliveira S de
SC, Quintanilha J, Sales AM.
Understanding The Type I
Reactional State For Early

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 44
TINJAUAN PUSTAKA
JIMKI : JURNAL ILMIAH
MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

POTENSI PENGGUNAAN SMARTWATCH SEBAGAI


ALAT PEMBERI UMPAN BALIK RESUSITASI
JANTUNG PARU: SEBUAH KAJIAN SISTEMATIS
Valerie Josephine Dirjayanto,1 Garry Soloan,2 Bernadine Gracia
Duindrahajeng3
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta

Pendahuluan: Henti jantung merupakan penyebab utama


Korespondensi:
mortalitas dan merupakan penyebab kematian pada setidaknya 50%
Valerie Josephine Dirjayanto dari seluruh penderita penyakit kardiovaskular. Berbagai literatur
telah mendokumentasikan potensial penggunaan perangkat
Email Korespondensi: elektronik pintar seperti smartwatch dalam meningkatkan kualitas
resusitasi jantung paru (RJP). Maka dari itu, para penulis membuat
vjosephine@gmail.com
kajian ini untuk menilai pengaruh penggunaan smartwatch terhadap
Riwayat Artikel berbagai parameter kualitas RJP.
Metode: Kajian sistematis ini dibuat berdasarkan PRISMA dan
Diterima: 26 – 07 – 2021 dilakukan melalui PubMed, Cochrane, Science Direct, Wiley
Selesai revisi: 23 – 10 – 2021 Online Library, Scopus dan Google Scholar untuk mendapatkan
DOI :
literatur yang meninjau penggunaan smartwatch terhadap
parameter kualitas RJP seperti kedalaman & frekuensi kompresi,
10.53366/jimki.v10i1.514 baik pada populasi dewasa maupun pediatrik. Penilaiaan kualitas
studi dilakukan dengan menggunakan Revised Cochrane Risk of
Bias Tool for Randomized Trials (RoB) 2.0.
Hasil dan Pembahasan: Penggunaan smartwatch terbukti efektif
dalam memandu RJP baik dalam keadaan in-hospital cardiac arrest
(IHCA) dan terlebih lagi pada out-of-hospital cardiac arrest
(OHCA). Smartwatch dapat meningkatkan akurasi frekuensi
maupun kedalaman kompresi dada secara signifikan (p<0.001).
Smartwatch juga memberikan kualitas RJP yang lebih baik pada
populasi pediatrik, terlepas dari tingkat pengetahuan penolong.
Fitur umpan balik dapat diintegrasikan dengan aplikasi dan
pengingat laju ventilasi juga mampu menghindari terjadinya over-
maupun underventilation. Dengan meningkatnya kepercayaan diri
serta rasa aman penolong dalam menghindari cedera pada pasien,
smartwatch berkontribusi mempertahankan kualitas RJP dengan
lebih panjang sehingga prognosis keselamatan pasien lebih baik.
Simpulan: Kajian sistematik ini menunjukkan efektivitas
penggunaan smartwatch sebagai alat pemberi umpan balik RJP
yang dapat secara signifikan meningkatkan kualitas RJP, baik dari
segi kedalaman maupun kecepatan kompresi. Penelitian lebih lanjut
dan dalam skala yang lebih besar diperlukan untuk memperkuat
bukti.

Kata Kunci: Henti Jantung, Kualitas, Resusitasi Jantung Paru,


Smartwatch

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret - September 2022
45
TINJAUAN PUSTAKA

POTENTIAL USE SMARTWATCH AS A FEEDBACK


TOOL OF HEART LUNG RESUSCITATION : A
SYSTEMATIC STUDY
ABSTRACT

Introduction: Cardiac arrest is the first cause of mortality, causing 50% of all
cardiovascular deaths. Previous studies have documented the potency of electronic
devices such as smartwatch in increasing the quality of cardiopulmonary
resuscitation (CPR). Thus, this review is made in order to evaluate the utility of
smartwatches in increasing the quality of various CPR parameters.
Methods: This review follows PRISMA guidelines, searching for studies from
databases such as PubMed, Cochrane, Science Direct, Wiley Online Library,
Scopus, and Google Scholar that evaluate the utility of smartwatches in increasing
parameters of CPR quality, including depth or frequency, in adults and pediatric
population. Quality of studies are assessed with Revised Cochrane Risk of Bias Tool
for Randomized Trials (RoB) 2.0.
Results and Discussion: Smartwatches are proven effective in guiding CPR both
during in-hospital cardiac arrest (IHCA) and more so in out-of-hospital cardiac
arrest (OHCA). Smartwatch can increase both the accuracy of frequency and depth
of chest compressions significantly. In pediatric population, regardless of expertise
of helper, smartwatches can help in achieving high quality CPR. Feedback feature
from smartwatches can prevent over- and underventilation. With increase of
confidence of helper in reducing patient injury, smartwatch is also potential for
maintaining CPR quality, resulting in better patient survival.
Conclusion: This review shows the effectiveness of smartwatches as CPR feedback
devices that can increase quality, both in terms of depth and frequency. Further
clinical studies are encouraged with greater samples to strengthen evidence.

Keywords: cardiac arrest, cardiopulmonary resuscitation, quality, smartwatch

PENDAHULUAN penyakit. Secara garis besar, henti


Henti jantung, sesuai definisi jantung dapat dibedakan menjadi
oleh American Heart Association, kelompok yang terjadi di dalam
merupakan kondisi terhentinya lingkungan rumah sakit (in-hospital
seluruh aktivitas jaringan jantung, cardiac arrest-IHCA) dan yang
sehingga korban kehilangan terjadi di luar lingkungan rumah sakit
kemampuan untuk bernafas secara (out-hospital cardiac arrest/OHCA).
normal, menjadi tidak responsif, dan Sebuah studi epidemiologi pada tahun
tidak menunjukkan tanda-tanda 2019 menemukan bahwa henti
sistem sirkulasi yang tidak jantung masih merupakan penyebab
berfungsi.[1] Seringkali, henti jantung utama mortalitas, dan merupakan
merupakan manifestasi akhir dari penyebab kematian pada setidaknya
progresivitas berbagai patofisiologi

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 46
TINJAUAN PUSTAKA

50% dari seluruh penderita penyakit pemantauan aktivitas fisik dengan


kardiovaskular.[2] akurat.[8] Terlebih lagi, berbagai fitur
Berbagai literatur telah smartwatch seperti akselerometer,
menekankan pentingnya kualitas sensor gerakan dan sensor tekanan
resusitasi jantung paru (RJP) sebagai memberikan smartwatch potensial
sebuah faktor yang berperan sangat untuk menjadi sebuah alat pemberi
penting dalam menentukan umpan balik RJP yang dapat diakses
keselamatan pasien henti jantung.[3,4] oleh masyarakat umum, baik tenaga
Namun, sangat disayangkan bahwa medis maupun orang awam. Melalui
tingkat kemampuan melakukan RJP kajian sistematis ini, para penulis
oleh masyarakat awam di Indonesia, berharap dapat menentukan
masih sangat rendah. Sebuah studi efektivitas smartwatch dalam
pada tahun 2020 yang melibatkan meningkatkan kualitas RJP
250 responden di wilayah Jakarta dengan.merangkum berbagai uji
Utara, menemukan bahwa sekitar klinis yang sudah pernah dilakukan.
55,6% dari seluruh responden
memiliki pengetahuan mengenai RJP 2. METODE
maupun prosedur bantuan hidup dasar Kajian sistematik ini disusun
(BHD).[5] Terlebih lagi, seorang berdasarkan Preferred Reporting
individu yang sudah terlatih dalam Items for Systematic Reviews and
melakukan RJP kerap kali gagal Meta-Analyses (PRISMA) statement.
memberikan RJP berkualitas tinggi Pencarian literatur dilakukan pada
dikarenakan kecemasan dan rasa database PubMed/MEDLINE,
takut pada saat menemui kasus henti CENTRAL/Cochrane, Science
jantung.[6] Hal ini tentu sangat Direct, Wiley Online Library, Scopus
mengkhawatirkan, mengingat dan Google Scholar. Untuk
penemuan dari sebuah kajian menemukan literatur yang relevan,
sistematis telah menunjukkan adanya kami menggunakan kata kunci
peningkatan kejadian dan mortalitas sebagai berikut: “Smartwatch” AND
OHCA pada masa pandemi COVID- (“Cardiopulmonary Resuscitation”
19.[7] Maka dari itu, terletak sebuah OR “Advanced Cardiac Life Support”
urgensi yang belum terpenuhi, untuk OR “CPR”), bersamaan dengan
menemukan sebuah teknologi yang sinonim serta Mesh terms jika
dapat meningkatkan pengetahuan dan dibutuhkan. Informasi lebih lanjut
kemampuan RJP pada masyarakat mengenai kata kunci yang digunakan
awam secara efektif. pada setiap database dapat dilihat
Teknologi kesehatan pada Tabel 1 di bagian lampiran.
merupakan sebuah bidang yang Literatur yang akan dikaji merupakan
sedang berkembang pesat selama studi yang telah dipublikasikan
beberapa tahun ke belakang. Sebuah sebelum 28 Oktober 2021. Detail
kajian sistematis pada tahun 2016 lebih lanjut mengenai strategi
menemukan bahwa kegunaan pencarian dapat dilihat pada Gambar
teknologi smartwatch memiliki 1.
perkembangan yang sangat pesat
sejak tahun 2014, dan telah
memudahkan kita memantau
parameter kesehatan dasar seperti
denyut nadi, tekanan darah, juga

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 47
TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Strategi Pencarian 2.2 Ekstraksi Data dan


Literatur Sesuai dengan PRISMA Penilaiaan Kualitas Studi
Flowchart Dari seluruh literatur yang
memenuhi kriteria inklusi yang
2.1 Kriteria Inklusi dan ditetapkan, kami mengekstrasi data
Eksklusi yang relevan. Data yang diekstraksi
Pada studi ini, ditetapkan meliputi penulis, tahun publikasi,
kriteria inklusi sebagai berikut: (1) desain studi, karakteristik populasi
studi klinis berbentuk randomised meliputi ukuran sampel dan rerata
maupun crossover trials, (2) studi usia, teknik RJP yang digunakan,
yang mempelajari pengaruh resipien RJP, deskripsi penggunaan
penggunaan smartwatch terhadap smartwatch, hasil studi yang meliputi
parameter kualitas RJP, (3) dilakukan parameter kualitas RJP seperti
pengukuran kedalaman kompresi & kedalaman & frekuensi RJP, serta
frekuensi RJP pada kelompok nilai P. Seluruh literatur yang dikaji
intervensi, (4) subjek adalah populasi dinilai kualitas metodologinya
tenaga medis dan juga masyarakat menggunakan Revised Cochrane Risk
awam. Beberapa kriteria eksklusi of Bias Tool for Randomized Trials
yang telah ditetapkan adalah sebagai (RoB) 2.0.[9] RoB 2.0 memiliki 5
berikut: (1) Studi dimana artikel domain yang dapat menjadi acuan
penuh (full-text) tidak dapat diakses, untuk menilai kemungkinan
(2) intervensi yang menggunakan alat munculnya bias pada proses:
selain smartwatch, (3) uji klinis yang pengacakan sampel, penerimaan
belum selesai atau hasil yang belum intervensi, bias dari data hasil yang
dipublikasi, (4) bentuk studi: kajian hilang, metode pengukuran luaran,
literatur, abstrak konferensi, dan serta seleksi data yang dilaporkan.
editorial, (5) studi yang menggunakan Pada kelima domain tersebut,
bahasa selain Bahasa Indonesia atau terdapat opsi jawaban Yes, Probably
Bahasa Inggris. yes, No, Probably No, dan Not

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 48
TINJAUAN PUSTAKA

included, yang dapat menggambarkan untuk meningkatkan prognosis


apakah sebuah studi memiliki keselamatan pasien. American Heart
kemungkinan bias yang rendah atau Association (AHA) 2020
tinggi. Penilaian kualitas studi menganjurkan kompresi dada dengan
dilakukan oleh ketiga peneliti, dan kedalaman 5-6 cm dan frekuensi 100-
bila terdapat perbedaan dalam 120 kali per menit untuk dewasa,
pendapat, diselesaikan dengan diskusi dengan rasio 30:2 untuk bantuan
hingga tercapai kesepakatan antara napas.[10] Sedangkan, untuk bayi
ketiga penulis. dianjurkan kedalaman 4 cm dan untuk
anak-anak sedalam 5 cm, dengan
2.3 Hasil Seleksi Studi rasio bantuan pernapasan 15:2 untuk
Kajian sistematik ini ditulis 2 penolong. Meskipun demikian,
berdasarkan 6 studi yang memenuhi seperti yang ditemukan dalam
kriteria inklusi, melibatkan total berbagai studi, secara praktik masih
subjek sebanyak 357 individu. cukup sulit bahkan bagi tenaga
Seluruh studi yang dikaji berbentuk kesehatan sekalipun untuk
randomised trials. Karakteristik mempertahankan kualitas kompresi
masing-masing studi serta hasil pada RJP,[11] sehingga telah
ekstraksi data dapat dilihat lebih dikembangkan berbagai metode
lanjut pada Tabel 2 di bagian untuk memandu RJP. Diantaranya,
lampiran. Selanjutnya, 6 studi yang pemandu metronom telah
memenuhi kriteria inklusi secara menunjukkan hasil yang baik untuk
lebih lanjut dikaji dari sisi metodologi meningkatkan kesesuaian frekuensi
penelitian menggunakan Cochrane kompresi, namun tidak adanya umpan
Risk of Bias Tool for Randomized balik mengakibatkan kedalaman
Trials (RoB) 2.0, dan ditemukan kompresi yang masih kurang.[12]
bahwa 5 dari 6 studi memiliki skor Selain itu, pemandu suara juga
bias low dan 1 studi memiliki skor dikembangkan, namun dalam
some concerns, sehingga dapat keadaan berisik di tempat umum saat
disimpulkan bahwa keenam studi out-of-hospital cardiac arrest
yang diinklusikan dalam kajian (OHCA), metode ini sulit untuk
sistematik ini memiliki kualitas diimplementasikan. Sementara itu,
metodologi yang cukup baik serta meskipun dapat digunakan dalam
memiliki risiko bias yang rendah. keadaan berisik, pemandu cahaya
Detail penilaian risiko bias dapat untuk RJP dapat menimbulkan
secara lebih lanjut dilihat pada Tabel kebingungan pada penolong.
3 di bagian lampiran. Smartwatch merupakan
terobosan mutakhir pada teknologi
3. PEMBAHASAN RJP yang termasuk pada kelompok
wearables. Dengan kemudahan
3.1 Smartwatch sebagai dalam penggunaannya serta dapat
inovasi teknologi mutakhir dalam dibawa dengan ringan, smartwatch
berbagai umpan balik kualitas RJP memiliki potensi yang baik yang
Sebagai tatalaksana pertama dapat dipakai dalam keadaan
henti jantung yang menentukan OHCA.[13] Tipe-tipe smartwatch yang
setidaknya 50% angka kematian dikembangkan pada studi-studi klinis
kardiovaskular, kualitas RJP yang saat ini juga melibatkan integrasi
baik menjadi langkah yang krusial dengan akselerometer dan sensor

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 49
TINJAUAN PUSTAKA

tekanan, sehingga kedalaman, umum, sehingga memperkuat utilitas


intensitas, maupun frekuensi RJP pada OHCA.[13] Namun, terdapat
kompresi dada dapat dideteksi dengan perbedaan signifikan antara jenis
akurat.[13] Dengan pengembangan kelamin, dimana akurasi penolong
aplikasi yang memberikan umpan perempuan mencapai dalam frekuensi
balik audiovisual maupun vibrasi maupun kedalaman kompresi tidak
smartwatch, penanganan RJP dapat sebaik laki-laki, kemungkinan karena
secara mudah dilakukan dengan lebih kekuatan fisik yang kurang. [13]
akurat baik oleh tenaga kesehatan Meskipun demikian, dengan adanya
maupun populasi umum mekanisme umpan balik smartwatch,
dibandingkan dengan panduan deviasi ini dapat dideteksi dengan
metode lainnya.[14] segera sehingga kembalinya ke
frekuensi optimal ataupun rekrutmen
3.2 Dampak terhadap penolong tambahan dapat dilakukan
frekuensi dan durasi kompresi dengan lebih cepat.
dada saat RJP
Akurasi frekuensi kompresi 3.3 Dampak terhadap
dada 100-120 per menit sangatlah kedalaman kompresi dada saat
penting karena frekuensi ideal RJP
tersebut memastikan aliran darah Dalam berbagai penelitian
yang optimal sehingga angka mengenai pengaruh penggunaan
keselamatan lebih tinggi.[10] Kajian smartwatch terhadap kualitas RJP,
sistematis ini menunjukkan bahwa parameter kedalaman RJP menjadi
smartwatch dapat meningkatkan salah satu titik berat studi. Sesuai
kesesuaian jumlah maupun proporsi studi oleh Edelson et al. perbedaan
frekuensi kompresi dada pada RJP. kedalaman kompresi dada sebesar 0,5
Pada studi Choi et al., ditemukan cm menjadi sangat signifikan, karena
bahwa setelah menggunakan peningkatan kedalaman kompresi
smartwatch, proporsi frekuensi yang dada sebesar 0,5 cm menggandakan
akurat mencapai 100% dengan kemungkinan kesuksesan RJP.[16]
peningkatan signifikan dibandingkan Sesuai hasil studi oleh Lu et al.
tanpa smartwatch (p<0,001). Selain (p<0,001), terlihat bahwa kedalaman
itu, terjadi juga penyesuaian rerata RJP dalam milimeter (mm) pada
jumlah kompresi per menit dari 115 subjek yang menggunakan
menjadi 109 kali, yang berada lebih smartwatch lebih dalam (50,9±6,6)
median dalam rentang 100–120 kali dibandingkan subjek yang tidak
per menit (p<0,001).11 Studi-studi menggunakan smartwatch
lain juga menunjukkan hasil yang (39,0±8,7).[15] Hasil studi ini selaras
serupa, termasuk studi Lu et al. dan dengan studi yang dilaksanakan oleh
Jeon et al., yang juga menemukan Lee et al. [17] dan Ahn et al. [13],
bahwa durasi kompresi dada dengan dimana kedalaman RJP lebih besar
smartwatch juga meningkat sebanyak dibandingkan subjek
20,9 milidetik, yang meningkatkan kontrol. Meskipun demikian, studi
optimalisasi aliran darah.[15] dari Choi et al. menunjukkan bahwa
Studi Ahn et al., juga kedalaman RJP pada subjek yang
menunjukkan bahwa kualitas menggunakan smartwatch lebih
frekuensi RJP meningkat baik pada dangkal dibandingkan subjek yang
tenaga kesehatan maupun populasi tidak menggunakan perangkat, walau

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 50
TINJAUAN PUSTAKA

tetap di dalam jangkauan normal. Hal disebabkan karena smartwatch yang


ini dikarenakan studi oleh Choi et al. digunakan memiliki fitur umpan
lebih fokus terhadap perbandingan balik, baik dalam bentuk lampu
fitur getaran pada smartwatch dengan berwarna, getaran atau audio, yang
fitur metronom, dimana umpan balik cukup akurat dalam mengarahkan
tidak dapat mengukur kedalaman subjek menuju frekuensi RJP yang
secara langsung.[11] tepat. Apabila subjek tidak
Selanjutnya, parameter yang menggunakan smartwatch,
dapat dibandingkan untuk kedalaman perhitungan oleh diri sendiri kerap
RJP pada penggunaan smartwatch tidak stabil dan lebih cepat. Frekuensi
adalah persentase kedalaman yang lebih lambat ini pun yang alhasil
kompresi yang benar pada subjek. menyebabkan kedalaman menjadi
Berdasarkan studi oleh Ahn et al. lebih dalam. Tetapi, kedalaman
(p=0,002), persentase subjek kompresi dada dapat pula dipengaruhi
mencapai tingkat kedalaman oleh parameter lain seperti jenis
kompresi dada yang benar dengan kelamin (lelaki lebih unggul
menggunakan smartwatch adalah dibandingkan perempuan) dan umur
64,6 ± 7,8, sedangkan pada subjek (kalangan muda lebih unggul
yang tidak menggunakan smartwatch dibandingkan orang yang lebih tua)
hanya mencapai 43,1 ± 28,3.[13] Hasil sesuai studi oleh Peberdy et al.[19]
perbandingan ini juga ditemukan Adapun penelitian oleh Choi et
selaras dengan studi oleh Choi et al. al. menemukan bahwa fitur getaran
dan Lee et al. Choi et al. pada smartwatch menjadi lebih
mengemukakan penemuan bahwa unggul dibandingkan metronom atau
kedalaman kompresi menjadi lebih audio pada kondisi yang cukup ramai
dangkal apabila kecepatan kompresi dengan banyak pelintas karena suara
lebih tinggi, sesuatu yang secara umpan balik auditori menjadi tidak
signifikan didukung oleh hasil terdengar dan menurunkan
penelitian Lu et al. dan Lee et konsentrasi.[11] Namun, umpan balik
al.[11,15,17] Konsep ini didukung oleh dalam bentuk getaran dapat pula
studi dari Monsieurs et al. yang menjadi tantangan dikarenakan
menemukan bahwa frekuensi gerakan oleh tangan saat melakukan
kompresi dalam jangkauan 80-120 RJP, sehingga perlu ada penyesuain
per menit menunjukkan kedalaman fitur getaran. Studi oleh Gruenerbl et
kompresi yang lebih besar al. mengangkat parameter persentase
dibandingkan frekuensi kompresi waktu partisipan mencapai
diatas 120 per menit. Kedalaman kedalaman ideal saat melakukan RJP,
paling akurat (4,5 cm) terjadi saat dimana subjek tanpa intervensi
frekuensi 86 per menit lalu penggunaan smartwatch hanya
menunjukkan penurunan kedalaman mencapai kedalaman ideal 48,5% dari
yang tidak sesuai saat frekuensi durasi RJP sedangkan subjek yang
mencapai lebih dari 145 per menit.[18] menggunakan smartwatch mencapai
Pada studi smartwatch, terlihat bahwa kedalaman ideal selama 65.01% dari
subjek yang menggunakan keseluruhan durasi RJP.20
smartwatch melakukan kompresi Smartwatch yang digunakan pada
dada dengan frekuensi yang lebih studi ini secara langsung memberi
lambat dan lebih sesuai dengan umpan balik mengenai kedalaman
frekuensi normal RJP. Hal ini dengan warna dan memiliki sensor,

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 51
TINJAUAN PUSTAKA

berbeda dengan smartwatch berfitur mahasiswa kedokteran yang


getaran dalam penelitian Choi et diberikan pelatihan bantuan hidup
al.[11,20] dasar (BHD) pediatrik selama 2
Perlu diketahui bahwa fitur minggu, sedangkan penelitian oleh
berbeda oleh perangkat umpan balik Jeon et al. melibatkan tenaga
memberikan pengaruh berbeda kesehatan dengan pengetahuan
terhadap kedalaman RJP. Fitur BHD.[14,17]
getaran pada smartwatch memiliki Pada studi oleh Lee et al. [17],
peran yang mirip dengan fitur penggunaan smartwatch dalam
metronom, dimana umpan balik pelaksanaan RJP untuk populasi
hanya fokus pada kecepatan dan tidak pediatrik menunjukkan efisiensi yang
secara langsung mempengaruhi lebih tinggi dibandingkan tanpa
kedalaman. Namun, ada beberapa penggunaan smartwatch. Selaras
studi yang memiliki sensor dengan hasil studi pada populasi
kedalaman pada smartwatch yang dewasa, RJP yang dipandu dengan
secara langsung dapat memberitahu smartwatch pada populasi pediatrik
secara visual atau auditori apabila memiliki persentase kedalaman
kedalaman kurang tepat. Hal ini patut kompresi benar yang lebih besar,
dipertimbangkan, sebab pada kecepatan kompresi dada yang lebih
smartwatch berumpan balik lambat, kedalaman kompresi dada
kecepatan, kedalaman menjadi yang lebih besar, dan persentase
dependen dengan kecepatan RJP yang keseluruhan kompresi dada akurat
dilakukan oleh subjek. Apabila fitur yang lebih baik. Perlu diketahui, hasil
khusus smartwatch memberikan dari kecepatan kompresi dada pada
umpan balik langsung terhadap studi oleh subjek yang menggunakan
kedalaman, hal ini meningkatkan smartwatch dan tidak menggunakan
fokus subjek terhadap kedalaman smartwatch tidak jauh berbeda, yaitu
kompresi dada dan dapat 108.4± 18.8 dan 113.2± 18.0 secara
menghasilkan kedalaman ideal berurutan dengan nilai statistik yang
independen terhadap kecepatan kurang signifikan (p=0,482).[17] Hal
RJP.[11,15,18] ini dikarenakan semua subjek adalah
tenaga kesehatan terlatih yang
3.4 Dampak studi pada memiliki pengetahuan BHD dengan
RJP di populasi pediatrik pengalaman melaksanakan BHD
Beberapa studi pada kajian sebelumnya. Terlebih dari itu, standar
menitikberatkan penelitian pada deviasi untuk nilai frekuensi
kualitas RJP terhadap kompresi dada kompresi dada cukup tinggi. Hal ini
dalam kasus penanganan darurat henti disebabkan oleh umpan balik dalam
jantung pada bayi atau balita. Studi bentuk getaran kurang dirasakan oleh
yang dimaksud termasuk studi oleh para partisipan saat sedang
Lee et al. [17] dan Jeon et al. [14], yang melaksanakan kompresi dada dan
menggunakan maneken bayi atau layar smartwatch juga kerap kali
anak sebagai objek RJP. Semua studi tidak terlihat dengan baik.[17]
yang telah disebut menggunakan two- Selanjutnya, studi oleh Jeon et
finger technique untuk kompresi dada al. [14] berhasil mengukur parameter
bayi dan/atau teknik two-thumb yang cukup berbeda dalam studi RJP
encircling hands pada manikin bayi. terhadap manikin bayi. Studi ini
Penelitian oleh Lee et al. melibatkan menemukan bahwa penggunaan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 52
TINJAUAN PUSTAKA

smartwatch berpengaruh signifikan terlihat bahwa rasa lelah tetap


terhadap jumlah total kompresi dada meningkat.[22] Hal ini mendukung
yang akurat terhadap total kompresi premis bahwa perangkat umpan balik
dada keseluruhan. Subjek yang dapat mengurangi penurunan kualitas
menggunakan smartwatch sebagai RJP yang disebabkan oleh kelelahan.
perangkat umpan balik mendapatkan Perlu dicatat bahwa studi ini
proporsi jumlah kompresi dada yang menggunakan umpan balik langsung
optimal sebesar 71,1% dari dari manikin, sesuatu yang tidak
keseluruhan kompresi dada, menggambarkan kasus pasien
dibandingkan hasil dari subjek yang sebenarnya. Namun, penggunaan
hanya sebesar 59.4% (p<0.001).[14] smartwatch adalah suatu hal yang
Selain itu, frekuensi dan kedalaman telah dibuktikan dalam studi Lee et al.
kompresi dada juga terbukti selaras dan Jeon et al. menjadi sarana
dengan penemuan pada studi RJP di pemberian umpan balik yang
pasien dewasa. Frekuensi kompresi signifikan untuk RJP pediatrik.[14,17]
dada ditunjukkan menjadi lebih stabil Sesuai studi oleh Alkhafaji et al.,
dengan smartwatch (218.02 dalam 2 umpan balik menjadi suatu konsep
menit) dibandingkan tidak penting yang dapat membantu
menggunakan smartwatch (226.59 kualitas RJP karena kecepatan dan
dalam 2 menit) dengan p<0.001.[14] kedalaman kompresi dada seringkali
Penggunaan smartwatch pada studi sulit untuk stabil dan sesuai dalam
ini juga menghasilkan durasi rata-rata jangkauan ideal apabila tidak ada
setiap kompresi data sedikit lebih basis acuan.[23] Basis acuan yang
panjang selama 18 milidetik tidak ada ini juga memudahkan
dibandingkan subjek yang tidak subjek untuk kehilangan konsentrasi
menggunakan smartwatch.[14] untuk menentukan siklus kompresi
Secara keseluruhan, dada saat RJP sebab subjek lebih
penggunaan smartwatch sebagai fokus pada kegiatan kompresi dada
perangkat umpan balik dalam itu sendiri, sehingga sering terlewat
pelaksanaan RJP untuk populasi dan lebih mudah lelah. Perangkat
pediatrik adalah suatu hal yang patut umpan balik menjadi suatu fasilitas
dikembangkan. Perlu diingat bahwa acuan yang sangat baik untuk
teknik RJP pediatrik merupakan hal dikembangkan.[14,17,22,23]
yang kurang umum untuk didalami
oleh masyarakat awam dan sesuai 3.5 Penemuan lainnya
dengan studi oleh Haque et al., teknik Secara keseluruhan, seperti
dua jari untuk RJP pediatrik adalah yang dikemukakan studi Gruenerbl et
suatu teknik yang lebih mudah al.,[20] smartwatch dapat
meningkatkan rasa lelah dan meningkatkan proporsi waktu
menurunkan kualitas RJP secara kedalaman maupun frekuensi yang
linear.21 Namun, peningkatan rasa akurat dalam RJP dari sekitar 18.14%
lelah ini dapat diatasi dengan adanya menjadi mendekati 52.14%.
penggunaan suatu sistem umpan Meningkatnya akurasi ini juga
balik, seperti pada studi oleh Martin berkontribusi terhadap kepercayaan
et al. yang menemukan bahwa umpan diri dan motivasi penolong yang
balik sesuai waktu sebenarnya dapat melakukan RJP. Faktanya, dengan
meningkatkan dan menstabilkan smartwatch, 89% partisipan merasa
kualitas RJP pediatrik meskipun lebih aman dalam melakukan RJP dan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 53
TINJAUAN PUSTAKA

92% merasa dapat melakukannya sehingga kurang menggambarkan


dengan lebih baik.[20] Dengan intervensi dan hasil klinis saat
berkurangnya rasa takut akan menggunakan perangkat umpan balik
mencederai pasien dalam RJP, untuk pasien henti jantung. Penting
berbagai aspek peningkatan ini akan untuk memperhitungkan kondisi
berkontribusi ke depannya untuk seperti keramaian atau getaran pada
mempertahankan kompresi yang kendaraan saat mobilisasi pasien
lebih optimal pula. Terlebih, fitur ketika menggunakan perangkat
pengingat smartwatch juga umpan balik dengan fitur berbeda.
meningkatkan kepatuhan penolong Selain itu, studi yang dilibatkan pada
dalam memberikan ventilasi, kajian ini belum dapat menilai waktu
sehinggap mampu melindungi pasien dan kenyamanan penyelamat dalam
dari over- maupun melakukan persiapan penggunaan
underventilation.[15] alat, sebab tindakan RJP kerap kali
merupakan situasi yang tegang dan
3.6 Kelebihan dan membuat panik, sehingga waktu
Kekurangan Studi persiapan yang dibutuhkan untuk
Studi ini merupakan kajian menjalankan program pada perangkat
sistematis pertama yang secara umpan balik serta kenyamanan
spesifik menilai penggunaan penyelamat dalam pre-tindakan
smartwatch dalam pelaksanaan RJP menjadi suatu parameter penting
pada pasien henti jantung. Ini untuk diteliti lebih lanjut.
merupakan suatu topik mutakhir yang
memiliki nilai aplikatif tinggi untuk 3.7 Aplikasi dan
pertolongan pertama pasien henti rekomendasi
jantung di keadaan sebenarnya, Kami merekomendasikan
dengan fitur umpan balik yang dapat studi klinis kuantitatif lebih lanjut
dimengerti oleh seluruh kalangan yang menerapkan smartwatch pada
masyarakat. Studi yang digunakan RJP pasien hidup dengan populasi
dalam kajian ini pun telah mencakup lebih besar. Dengan melihat
kalangan tenaga kesehatan, peningkatan kualitas RJP yang
masyarakat dengan latar belakang meningkat secara signifikan
pendidikan bantuan hidup dasar menggunakan smartwatch, dampak
(BHD), dan masyarakat awam yang terhadap keselamatan pasien juga
tidak memiliki pengalaman dalam akan meningkat, sehingga
BHD. Umur subjek penelitian pada penggunaan smartwatch ini secara
studi-studi ini cukup bervariasi, mulai lebih luas juga kami rekomendasikan
dari anak muda hingga dewasa terutama untuk OHCA. Melihat hasil
mencapai paruh baya yang dapat yang menjanjikan, tidak menutup
menggambarkan kalangan kemungkinan pula jika produksi
masyarakat secara luas pula. Studi smartwatch diadakan secara
penggunaan smartwatch juga komersiil diikuti edukasi publik agar
memberikan penemuan signifikan dapat RJP dapat dilakukan dengan
dan selaras untuk populasi dewasa efektif oleh masyarakat secara luas.
dan populasi pediatrik. Dengan demikian, penanganan henti
Di lain sisi, kekurangan studi jantung terutama dapat dilakukan
ini terletak pada penggunaan dengan lebih baik sehingga
maneken sebagai pasien RJP, meningkatkan keselamatan pasien,

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 54
TINJAUAN PUSTAKA

baik pada masa pandemi ini maupun terlalu dangkal. Beberapa studi
ke depannya secara berhasil menemukan bahwa kualitas
berkesinambungan. keseluruhan RJP menjadi lebih baik
apabila didukung oleh keberadaan
4. KESIMPULAN perangkat umpan balik, dan hasil
Sebagai kesimpulan, kajian tampak selaras baik untuk RJP di
sistematis ini mendukung kalangan pasien dewasa maupun
pengembangan penggunaan pasien anak. Menimbang hasil studi
smartwatch sebagai alat bantu ideal yang signifikan, penelitian lebih
dan perangkat umpan balik mutakhir lanjut mengenai penggunaan
dalam pelaksanaan Resusitasi smartwatch pada kondisi klinis
Jantung Paru (RJP) di kalangan sebenarnya menjadi langkah penting
masyarakat umum untuk kasus out- untuk diambil. Mengaplikasikan
of-hospital cardiac arrest (OHCA) smartwatch agar menyediakan fitur
disebabkan pengaruh signifikan bantuan RJP atau menyediakan
terhadap peningkatan kualitas perangkat umpan balik berbentuk
kedalaman dan kecepatan RJP. smartwatch pada kit RJP merupakan
Penggunaan smartwatch terlihat suatu pengembangan yang dapat
dapat menghasilkan kecepatan RJP meningkatkan kualitas RJP oleh
yang lebih pelan dan ideal, serta lebih khayalak umum. Dengan ini, besar
stabil sesuai dengan panduan harapan bahwa pelaksanaan RJP saat
American Heart Association (AHA). waktu genting dapat dilakukan
Smartwatch ini juga dapat menjaga dengan efektif oleh khalayak umum
kedalaman kompresi dada agar ideal, dan mengurangi mortalitas dari henti
baik tidak terlalu dalam maupun jantung.

DAFTAR PUSTAKA outcomes and intervention


effectiveness trials. Resuscitation.
1. Patel K, Hipskind JE. Cardiac 2015 Sep 1;94:106-13.
arrest [Internet]. 2021 Aug 21 4. Park HJ, Jeong WJ, Moon HJ,
[cited 2021 Dec 1. Available Kim GW, Cho JS, Lee KM, Choi
from: HJ, Park YJ, Lee CA. Factors
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/bo associated with high-quality
oks/NBK534866/ cardiopulmonary resuscitation
2. Wong CX, Brown A, Lau DH, performed by bystander.
Chugh SS, Albert CM, Kalman Emergency medicine
JM, Sanders P. Epidemiology of international. 2020 Feb 27;2020.
sudden cardiac death: global and 5. Hidayati R. Tingkat Pengetahuan
regional perspectives. Heart, Masyarakat Tentang Penanganan
Lung and Circulation. 2019 Jan Henti Jantung di Wilayah Jakarta
1;28(1):6-14. Utara. NERS Jurnal
3. Yannopoulos D, Aufderheide TP, Keperawatan. 2020 Jul
Abella BS, Duval S, Frascone RJ, 19;16(1):10-7.
Goodloe JM, Mahoney BD, 6. Abella BS. High-quality
Nadkarni VM, Halperin HR, cardiopulmonary resuscitation:
O’Connor R, Idris AH. Quality of current and future directions.
CPR: an important effect modifier Current opinion in critical care.
in cardiac arrest clinical 2016 Jun 1;22(3):218-24.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 55
TINJAUAN PUSTAKA

7. Lim ZJ, Reddy MP, Afroz A, feedback with a smartwatch for


Billah B, Shekar K, Subramaniam high-quality chest compressions
A. Incidence and outcome of out- during adult cardiac arrest: A
of-hospital cardiac arrests in the randomized controlled simulation
COVID-19 era: a systematic study. Lazzeri C, editor. PLoS
review and meta-analysis. ONE. 2017 Apr
Resuscitation. 2020 Nov 1. 3;12(4):e0169046.
8. Reeder B, David A. Health at 14. Jeon SA, Chang H, Yoon SY,
hand: A systematic review of Hwang N, Kim K, Yoon H, et al.
smart watch uses for health and Effectiveness of Smartwatch
wellness. Journal of biomedical Guidance for High-Quality Infant
informatics. 2016 Oct 1;63:269- Cardiopulmonary Resuscitation:
76. A Simulation Study. Medicina.
9. Cochrane. RoB 2: A revised 2021 Feb 25;57(3):193.
Cochrane risk-of-bias tool for 15. Lu T-C, Chang Y-T, Ho T-W,
randomized trials [Internet]. Chen Y, Lee Y-T, Wang Y-S, et
London: Cochrane; date unknown al. Using a smartwatch with real-
[2021 Dec 3]. Available from: time feedback improves the
https://methods.cochrane.org/bias delivery of high-quality
/resources/rob-2-revised- cardiopulmonary resuscitation by
cochrane-risk-bias- healthcare professionals.
toolrandomized-trials Resuscitation. 2019 Jul;140:16–
10. Merchant RM, Topjian AA, 22.
Panchal AR, Cheng A, Aziz K, 16. Edelson DP, Abella BS, Kramer-
Berg KM, et al. Part 1: Executive Johansen J, et al. Association
Summary: 2020 American Heart Between Chest Compression
Association Guidelines for Interruptions and Clinical
Cardiopulmonary Resuscitation Outcomes of Ventricular
and Emergency Cardiovascular Fibrillation Out-of-Hospital
Care. Circulation. 2020 Oct Cardiac Arrest. Circulation. 2015
20;142(16_suppl_2):S337–57. Aug 7;132:1030-7
11. Choi S, Han S, Chae MK, Lee 17. Lee J, Song, Y, Oh J, Chee Y, Ahn
YH. Effects of vibration-guided C, Shin H, et al. Smartwach
cardiopulmonary resuscitation feedback device for high-quality
with a smartwatch versus chest compressions by a single
metronome guidance rescuer during infant cardiac
cardiopulmonary resuscitation arrest: a randomized, controlled
during adult cardiac arrest: a simulation study. Eur J Emerg
randomized controlled simulation Med. 2018;00:00
study. Australasian Emergency 18. Monsieurs KG, De Regge M,
Care. 2021 Dec;24(4):302–7. Vansteelandt K, De Smet J,
12. Kim CW, Oh JH. Effect of Annaert E, Lemoyne S, Kalmar
metronome guidance on infant AF, Calle PA. Excessive chest
cardiopulmonary resuscitation. compression rate is associated
Eur J Pediatr. 2019 Jun with insufficient compression
1;178(6):795–801 depth in prehospital cardiac
13. Ahn C, Lee J, Oh J, Song Y, Chee arrest. Resuscitation. 2012 Nov
Y, Lim TH, et al. Effectiveness of 1;83(11):1319-23.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 56
TINJAUAN PUSTAKA

19. Peberdy, M. A., Silver, A., &


Ornato, J. P. (2009). Effect of a
feedback system on the quality of
2-minute chest compression-only
cardiopulmonary resuscitation: a
randomised crossover simulation
study [Internet]. Int J Med Res.
2019 Des 29;48(1). Available
from:
doi:10.1016/j.resuscitation.2009.
07.003
20. Gruenerbl A, Pirkl G, Monger E,
Gobbi M, Lukowicz P. Smart-
watch life saver: smart-watch
interactive-feedback system for
improving bystander CPR. In:
Proceedings of the 2015 ACM
International Symposium on
Wearable Computers - ISWC ’15
[Internet]. Osaka, Japan: ACM
Press; 2015 [cited 2021 Dec 5]. p.
19–26. Available from:
http://dl.acm.org/citation.cfm?doi
d=2802083.2802086
21. Manrique, G., González, A.,
Iguiñiz, M. et al. Quality of chest
compressions during pediatric
resuscitation with 15:2 and 30:2
compressions-to-ventilation ratio
in a simulated scenario. Scientific
Reports. 2020 Apr
22;10(6828):2020.
22. Martin P, Theobald P, Kemp A,
Maguire S, Maconochie I, Jones
M. Real-time feedback can
improve infant manikin
cardiopulmonary resuscitation by
up to 79% – a randomised
controlled trial. Resuscitation
2013; 84:1125–1130.
23. Alkhafaji F, Khalid G, Al-Naji A,
Hussein B, Chahl J.
Characterization of Infant
Cardiopulmonary Resuscitation
Delivery with Range Sensor
Feedback on Performance. Appl
Sci. 2021 Oct 20;11:9813

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 57
TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN
Tabel 1. Pelaporan kata kunci pada setiap database
Database Keyword
Google Scholar "Smartwatch" AND ("Cardiopulmonary resuscitation" OR "CPR")
Scopus TITLE-ABS-KEY ( "Smartwatch" AND ( "Cardiopulmonary resuscitation" OR "CPR" ) )
PubMed Smartwatch AND (("Cardiopulmonary Resuscitation"[Mesh]) OR ("Advanced Cardiac Life
Support"[Mesh]) OR (“CPR”[Text Word]))
Cochrane Smartwatch in Title Abstract Keyword AND "cardiopulmonary resuscitation" in Title Abstract Keyword -
(Word variations have been searched)
Science Direct ("Smartwatch" OR "Smart Devices") AND ("CPR" OR "Cardiopulmonary Resuscitation" OR "BLS" OR
"Basic Life Support")
Wiley Online "Smartwatch" AND ("Cardiopulmonary resuscitation" OR "CPR")
Library

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 58
TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2. Karakteristik Studi.


Penul Bent Lok Populasi Teknik Resipien Utilisasi Hasil studi
is; uk asi RJP RJP smartwat
tahun studi stud ch
studi i

Ukur Karakteri Rata- Paramete Kelo Kontro Nil


an stik rata r (satuan) mpok l ai p
samp usia Interv
el (tahun ensi
)

Ahn RCT Kor 40 Kelompok 19.0 RJP Maneken Smartwat Persentase 64.6 ± 43.1 ± 0.0
et al., ea mengguna tanpa pelatihan ch yang kompresi 7.8 28.3 020
2017 Sela kan bantuan “SkillRep dapat dada
tan perangkat napas orter” memberik dengan
umpan- an umpan kedalama
balik balik n yang
(n=20) visual akurat
mengenai (%)
Kontrol kualitas
(n=20) RJP yaitu Kedalama 53.1 ± 51.1 ± 0.9
kecepatan n 4.1 7.7 15
RJP serta kompresi
Lampu dada (mm)
indikator
berwarna Frekuensi 115.5 115.2 ± 0.3
kompresi ± 8.2 12.1 10

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 59
TINJAUAN PUSTAKA

biru dada(coun
menunjuk ts/min)
kan
kedalama Persentase 100.0 100.0 0.3
n RJP >6 siklus RJP (99.3 - (99.5 - 66
cm , dengan 100.0) 100.0)
warna dekompre
merah si dada
menunjuk yang
kan adekuat
kedalama (%)
n RJP <5
cm, dan
warna
hijau bila
kedalama
n RJP 5-6
cm

Choi RCT Kor 130 Kelompok 21.5 RJP Manekin Smartwat Persentase 73.0 ± 72.0 ± 0.3
et al., ea mengguna tanpa pelatihan ch Galaxy kompresi 28.8 27.4 70
2021 Sela kan bantuan “SkillRep Watch dada
tan perangkat napas orter” memberik dengan
umpan an getaran kedalama
balik pada n yang
(n=65) frekuensi akurat(%)
110 bpm
Kontrol Kedalama 51.8 ± 52.9 ± 0.0
n 3.4 3.5 89

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 60
TINJAUAN PUSTAKA

(n=65) kompresi
dada (mm)

Frekuensi 109.0 115.0 ± <0.


kompresi ± 1.5 3.7 001
dada(kali/
min)

Persentase 100.0 96.0 ± <0.


kompresi ± 0.0 15.6 001
dada
dengan
frekuensi
yang
akurat (%)

Lee et RCT Kor 30 Kelompok 26.2 teknik Manekin Smartwat Persentase 99 ± 83 ± 0.0
al., ea mengguna dua jari pelatihan ch yang kedalama 2.2 28.8 02
2017 Sela kan dengan RJP pada dapat n
tan perangkat single anak memberit kompresi
umpan- rescuer ahukan yang
balik(n=1 kualitas benar (%)
5) kompresi
dada Kecepatan 108.4 113.2± 0.4
Kontrol(n dengan kompresi ± 18.8 18.0 82
=15) warna dada
yaitu (kali/meni
t)

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 61
TINJAUAN PUSTAKA

putih Kedalama 41.2 ± 38.6 ± 0.0


(apabila n 1.4 2.6 04
tidak ada kompresi
pergeraka dada (mm)
n), merah
(apabila Persentase 94 ± 90 ± 5.9 0.0
kedalama kompresi 28.1 89
n kurang dada yang
dari 3.5 benar (%)
cm), hijau
(apabila
kedalama
n
kompresi
3.5-4.5
cm), dan
biru
(apabila
kedalama
n
kompresi
lebih dari
4.5 cm),
serta
adanya
vibrasi
yang
mengarha
kan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 62
TINJAUAN PUSTAKA

kecepatan
kompresi
110 kali
per menit

Lu et RCT Tai 80 Kelompok 30.0 RJP Manekin Smartwat Kecepatan 112.0 129.1 <0.
al., wan tenag mengguna dengan ch ASUS kompresi ± 3.5 ± 14.9 001
2019 a kan bantuan ZenWact dada(kali/
keseh perangkat nafas h 2 model min)
atan umpan- (30:2) WI501Q
denga balik yang Kedalama 50.9 ± 39.0 ± <0.
n (n=40) dikemban n 6.6 8.7 001
sertifi gkan kompresi
kasi Kontrol(n menggun dada (mm)
ACL =40) akan
S sensor Persentase 39.4 ± 0.0 <0.
yang CPR 17.0 [0.0- 001
memberik dengan 0.0]
an kualitas
estimasi tinggi (%)
kedalama Jumlah 1 11 dari <0.
n dan partisipan dari 4 40 001
kecepatan yang 0
kompresi mendapat
dada pada kan
layar peringatan
dengan karena
kecepatan terlupa
5-Hz

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 63
TINJAUAN PUSTAKA

refresh untuk
rate, memberik
menunjuk an bantuan
kan layar pernapasa
berwarna n
hijau
muda
apabila
kedalama
n dan
kecepatan
sesuai
dengan
standar
CPR
berkualita
s tinggi
atau
merah
apabila
tidak
sesuai
standar,
dan
menyedia
kan audio
umpan
balik yang
mengucap

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 64
TINJAUAN PUSTAKA

kan
perintah
lisan
seperti
push
faster atau
push
harder
setiap 3
detik
sesuai
dengan
estimasi
kompresi
dan
kedalama
n

Gruen Cross Jerm 41 Populasi 37 + 13 5 kali Manekin Smartwat Persentase 61.31 19.78 (
erbl et over an tanpa tahun 30/2 training ch yang waktu (29.79 33.7)
al., trial backgroun CPR ‘Little dapat partisipan )
2015 d tenaga pada Anne’ memberit mencapai
kesehatan/ masing- yang ahukan CPR
masing dilengkap kualitas frekuensi
CPR tanpa dari mo i CPR- kompresi ideal 100-
tambahan dalitas meter melalui 120
data CPR (QPCR) warna bpm[%(S
(n=40) tanpa (hijau jika D)]
tambaha 50-60mm,

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 65
TINJAUAN PUSTAKA

CPR n data kuning


dengan atau bila
smartwatc CPR terlalu
h (n=41) dengan kuat >60
smartwa mm,
tch. merah
jika
terlalu
lemah), Persentase 65.01 48.5%
dan waktu (23.87 (25.8)
jumlah partisipan )
kompresi mencapai
tersisa kedalama
yang n CPR
harus ideal 50-
dilakukan 60mm
untuk [%(SD)]
mencapai
30 Persentase 52.14 18.14
kompresi waktu (23.86 (24.73)
partisipan )
mencapai
CPR ideal
[%(SD)]

Persentase 89% N/A N/A


partisipan
merasa
lebih

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 66
TINJAUAN PUSTAKA

aman
dalam
melakuka
n CPR (%)

Persentase 92 N/A N/A


partisipan
merasa
melakuka
n CPR
lebih baik
(%)

Jeon Cross Kor 36 Partisipan Smartw 2 menit Manekin Smartwat Jumlah 15,58 16,212 N/A
et al., over ea yang atch: kompres bayi ch total 5
2021 RCT Sela direkrut 28.5 i dengan ‘Laerdal Samsung kompresi
tan melalui (25-30) teknik 2 Resusci Galaxy dada
pengumu jari Baby’ Gear S3
man Kontrol selama 2 dengan Persentase 11,08 9630 <0.
karyawan, : 27.5 menit, aplikasi kompresi 1 (59.4) 001
termasuk (25-31) istirahat metronom dada (71.1)
profesiona selama 2 yang optimal
l mnit, memberik [Jumlah
kesehatan, dan an vibrasi (%)]
yang tidak teknik 110
memiliki two- kali/menit Durasi 550.8 529.9 <0.
masalah thumb kompresi (54.8) (68.4) 001
dada

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 67
TINJAUAN PUSTAKA

muskulos encirclin (milidetik


keletal. g hands (SD))
selama 2
Intervensi menit. Perbedaan 1.98 6.59
(n=18) absolut
Kontrol kompresi
(n=18) dada dari
ideal 220
kali
SD, standar deviasi

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 68
TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 3. Penilaian kualitas studi dengan Cochrane RoB 2.0


Domain 1: Risk of bias arising from the randomization process
Signalling questions Response Gruenerbl et Jeon et Lee et Lu et al. Ahn et Choi et
options al. ; 2015 al. ;2021 al. ;2017 ;2019 al. ;2017 al. ;2021

1.1 Was the allocation sequence random? Y / PY / PN / N PN Y Y Y Y Y


/ NI

1.2 Was the allocation sequence concealed Y / PY / PN / N PY PY Y Y Y PY


until participants were enrolled and / NI
assigned to interventions?
1.3 Did baseline differences between Y / PY / PN / N PN PN N N N N
intervention groups suggest a problem with / NI
the randomization process?

Risk-of-bias judgement Low / High / Some concerns Low Low Low Low Low
Some concerns

Domain 2: Risk of bias due to deviations from the intended interventions (effect of assignment to intervention)
Signalling questions Response Gruenerbl et Jeon et Lee et Lu et Ahn et Choi et
options al. ;2015 al.;2021 al.;2017 al.;2019 al.;2017 al.;2021

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 69
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Were participants aware of their Y / PY / PN / PY PY PY PY PY PY


assigned intervention during the trial? N / NI

2.2. Were carers and people delivering the Y / PY / PN / PY PY PY PY N PY


interventions aware of participants' N / NI
assigned intervention during the trial?
2.3. If Y/PY/NI to 2.1 or 2.2: Were there NA / Y / PY / PN PN PN PN N PN
deviations from the intended intervention PN / N / NI
that arose because of the trial context?
2.4 If Y/PY to 2.3: Were these deviations NA / Y / PY / NA NA NA NA NA NA
likely to have affected the outcome? PN / N / NI
2.5. If Y/PY/NI to 2.4: Were these NA / Y / PY / NA NA NA NA NA NA
deviations from intended intervention PN / N / NI
balanced between groups?
2.6 Was an appropriate analysis used to Y / PY / PN / PY PY PY PY PY PY
estimate the effect of assignment to N / NI
intervention?
2.7 If N/PN/NI to 2.6: Was there potential NA / Y / PY / NA NA NA NA NA NA
for a substantial impact (on the result) of PN / N / NI
the failure to analyse participants in the
group to which they were randomized?
Risk-of-bias judgement Low / High / Low Low Low Low Low Low
Some
concerns

Domain 3: Missing outcome data

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 70
TINJAUAN PUSTAKA

Signalling questions Response Gruenerbl et Jeon et Lee et al. Lu et al. Ahn et Choi et
options al. ;2015 al. ;2021 ;2017 ;2019 al. ;2017 al. ;2021

3.1 Were data for this outcome available Y / PY / PN / N PN PY Y PY Y Y


for all, or nearly all, participants / NI
randomized?
3.2 If N/PN/NI to 3.1: Is there evidence NA / Y / PY / PY NA NA NA NA NA
that the result was not biased by missing PN / N
outcome data?

3.3 If N/PN to 3.2: Could missingness in NA / Y / PY / NA NA NA NA NA NA


the outcome depend on its true value? PN / N / NI

3.4 If Y/PY/NI to 3.3: Is it likely that NA / Y / PY / NA NA NA NA NA NA


missingness in the outcome depended on PN / N / NI
its true value?
Risk-of-bias judgement Low / High / Low Low Low Low Low Low
Some concerns

Domain 4: Risk of bias in measurement of the outcome


Signalling questions Response Gruenerbl et Jeon et Lee et Lu et Ahn et Choi et
options al. ;2015 al.;2021 al.;2017 al.;2019 al.;2017 al.;2021

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 71
TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Was the method of measuring the Y / PY / PN / N N N N N N


outcome inappropriate? N / NI

4.2 Could measurement or Y / PY / PN / N N N N N N


ascertainment of the outcome have N / NI
differed between intervention groups?
4.3 If N/PN/NI to 4.1 and 4.2: Were NA / Y / PY / NA NA NA NA N N
outcome assessors aware of the PN / N / NI
intervention received by study
participants?
4.4 If Y/PY/NI to 4.3: Could assessment NA / Y / PY / NA NA NA NA NA NA
of the outcome have been influenced by PN / N / NI
knowledge of intervention received?
4.5 If Y/PY/NI to 4.4: Is it likely that NA / Y / PY / NA NA NA NA NA NA
assessment of the outcome was PN / N / NI
influenced by knowledge of intervention
received?
Risk-of-bias judgement Low / High / Low Low Low Low Low Low
Some
concerns
Domain 5: Risk of bias in selection of the reported result
Signalling questions Response
Gruenerbl et Jeon et Lee et Lu et Ahn et Choi et
options
al. ;2015 al. al. al. al. al.
;2021 ;2017 ;2019 ;2017 ;2021
5.1 Were the data that produced this result Y / PY / PN / PY PY PY PY PY PY
analysed in accordance with a pre-specified N / NI

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 72
TINJAUAN PUSTAKA

analysis plan that was finalized before unblinded


outcome data were available for analysis?
Is the numerical result being assessed likely to
have been selected, on the basis of the results,
from...
5.2. ... multiple eligible outcome measurements Y / PY / PN / PN PN PN PN PN PN
(e.g. scales, definitions, time points) within the N / NI
outcome domain?

5.3 ... multiple eligible analyses of the data? Y / PY / PN / PN PN PN PN PN PN


N / NI

Risk-of-bias judgement Low / High / Low Low Low Low Low Low
Some
concerns

Overall risk of bias


Gruenerbl et al. Jeon et al. Lee et al. Lu et al. Ahn et al. Choi et al.
;2015 ;2021 ;2017 ;2019 ;2017 ;2021

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 73
TINJAUAN PUSTAKA

Risk-of-bias Low / High / Some Some concerns Low Low Low Low Low
judgement concerns

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 74
JIMKI : JURNAL ILMIAH TINJAUAN PUSTAKA
MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

POTENSI CTPF PADA MYCOBACTERIUM


TUBERCULOSIS DALAM PENGEMBANGAN CTPF-
INHIBITOR SEBAGAI INOVASI TERAPI TARGET
MUTAKHIR PADA PENGOBATAN TB MDR/XDR
Alfi Rahmatika1,Muhammad Mufaiduddin2,Innelya3
Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Dipenogoro,
Semarang

ABSTRAK

Korespondensi: Pendahuluan: Tuberkulosis (TB) menjadi salah satu penyebab utama


kematian di dunia dengan jumlah penderita mencapai jutaan orang
Alfi Rahmatika setiap tahunnya. TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Terjadinya mutasi pada M. tuberculosis yang
Email
menyebabkan resistensi terhadap obat anti tuberkulosis (OAT)
Korespondensi: merupakan krisis kesehatan pada pengobatan TB. Resistensi OAT
alfirahmatika@g terdiri dari TB multi drug resistance (MDR) dan TB extensive drug
mail.com
resistance (XDR). Kejadian TB MDR/XDR mengalami peningkatan
pesat di dunia dengan total penderita TB MDR mencapai lebih dari 480
Riwayat Artikel ribu setiap tahunnya dan 9% diantaranya berkembang menjadi TB
XDR. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan target terapi
Diterima: 09 – 05 baru untuk mengurangi angka kejadian TB MDR/XDR. CtpF pada M.
– 2022
Selesai revisi: 02 tuberculosis merupakan inovasi target terapi terbaru karena berperan
– 06 – 2022 penting dalam homeostasis bakteri M. tuberculosis.
Metode: Studi ini dibuat dengan metode literatur review yaitu narrative
DOI : review dengan menggunakan empat sumber publikasi dan beberapa
kata kunci. Sebanyak 88 kepustakaan berupa jurnal dan guidelines
10.53366/jimki.v1
0i.523 nasional dan internasional yang memenuhi kriteria inklusi digunakan
dalam pembuatan tinjauan ini.
Pembahasan: CtpF pada M. tuberculosis merupakan jenis P-type
ATPase yang mentransportasikan ion Ca2+ dan berperan dalam
merespon kondisi stress intrafagosomal sehingga berperan penting
untuk kelangsungan hidup bakteri. Penghambatan pada CtpF dapat
membuat M. tuberculosis kehilangan homeostasis Ca2+dan tidak
mampu menjalankan berbagai proses biomolekuler serta kehilangan
mekanisme pertahanan terhadap kondisi stress sehingga bakteri mati
dan replikasi terhenti. Selain itu, CtpF juga menunjukkan kemampuan
mutasi yang sangat rendah. Hal ini membuat CtpF menjadi target terapi
yang tidak rentan untuk mengalami resisten.
Simpulan: Kandidat CtpF- inhibitor berpotensi dikembangkan sebagai
terapi target mutakhir dalam pengobatan TB MDR/XDR.

Kata Kunci: CtpF, Mycobacterium tuberculosis, P-type ATPase, TB


MDR, TB XDR

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 75
TINJAUAN PUSTAKA

The Potency of CtpF in Mycobacterium tuberculosis in


The Development of CtpF-Inhibitors as Innovative Target
Therapy in MDR/DR TB Treatment

ABSTRACT

Background: Tuberculosis (TB) is one of the major causes of death in the world
with the number of cases reaching millions every year. TB is caused by
Mycobacterium tuberculosis. The occurrence of mutations in M. tuberculosis that
cause resistance to anti-tuberculosis drugs has become a health crisis in TB
treatment. Drug resistance in TB consists of MDR TB and XDR TB. The incidence
of MDR/XDR TB has increased rapidly in the world with total MDR TB cases
reaching more than 480 thousand each year and 9% of those develop into XDR
TB. Therefore, it is requisite to develop new therapeutic targets to reduce the
prevalence of MDR/XDR TB. CtpF in M. Tuberculosis is the latest innovative
therapeutic target in making a new anti-tuberculosis drug because it plays
important role in M. tuberculosis homeostasis.
Methods: This study was made using narrative review method with four sources of
publication and several keywords. Overall, 88 pieces of literature that meet the
inclusion criteria were used.
Discussion: CtpF is a type of P-type ATPase that transports Ca2+ ions and plays
important role in responding to intraphagosomal stress conditions that are
important for bacterial survival. Inhibition of CtpF can pull down Ca2+
homeostasis in M. tuberculosis so that it is unable to carry out various
biomolecular processes and lose defense mechanisms against stress conditions. In
addition, CtpF also has a very low mutation ability. This makes CtpF a druggable
target for designing new anti-tuberculosis therapy that is not susceptible to
resistance.
Conclusion: CtpF-inhibitor candidates have the potential to be developed as the
latest target therapy in the treatment of MDR / XDR TB.

Keywords: CtpF, MDR TB, Mycobacterium tuberculosis, P-type ATPases, XDR TB

1.6 juta diantaranya mengalami


1. PENDAHULUAN kematian.[1] Asia Tenggara
Penyakit tuberkulosis (TB) menyumbang angka morbiditas dan
menjadi salah satu dari 10 penyebab mortalitas terbanyak untuk TB,
utama kematian di dunia dengan termasuk Indonesia. Indonesia
jumlah penderita mencapai jutaan menempati 3 besar negara dengan
orang di tiap tahunnya. Menurut data angka penderita TB terbanyak di
dari World Health Organization dunia dan termasuk dalam high
(WHO), terdapat 10 juta kasus TB burden countries.[1] Pada tahun
baru di dunia pada tahun 2017 dan 2017, terdapat 420 ribu kasus TB

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 76
TINJAUAN PUSTAKA

baru dan 116 ribu kematian akibat penularan M. tuberculosis sekaligus


TB yang dilaporkan di Indonesia. [1,2] untuk mencapai eliminasi
Hal ini terkait dengan kepadatan penyakit.[7]
penduduk dan rendahnya tingkat Saat ini, pengobatan TB
kesadaran masyarakat akan penyakit dilakukan dengan menggunakan
ini. [3] Angka morbiditas dan Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
mortalitas TB yang masih tinggi Pengobatan yang adekuat harus
membuat penyakit ini masih menjadi memenuhi prinsip pengobatan yang
krisis kesehatan, baik di dunia meliputi pemberian bentuk paduan
maupun di Indonesia. Selain itu, OAT mengandung minimal 4
tingginya angka morbiditas TB juga macam obat untuk mencegah
menjadi beban ekonomi bagi negara. terjadinya resistensi, diberikan
[4].
TB merupakan penyakit infeksi dalam dosis tepat, ditelan secara
kronis yang disebabkan oleh bakteri teratur, dan diawasi secara langsung
Mycobacterium tuberculosis. oleh PMO (Pengawas Menelan
Bakteri ini berbetuk basil dan Obat) sampai selesai pengobatan.[8]
bersifat tahan asam sehingga disebut Pengobatan TB dengan OAT terbagi
juga sebagai Batang Tahan Asam menjadi 2 fase, yaitu fase intensif
(BTA).[5] Tingginya angka selama 2 bulan dan fase lanjutan
morbiditas TB diduga karena selama 4 bulan setelahnya, sebagai
penyakit ini dapat menyerang segala pengobatan yang adekuat untuk
usia, jenis kelamin dan juga etnis mencegah kekambuhan.[9] Kemasan
apapun.[6] Selain itu, hal ini juga OAT terbagi menjadi 2, yaitu OAT
didukung oleh mudahnya penularan tunggal (lepasan) dan kombinasi
penyakit ini. TB dapat menyebar dari dosis tetap (KDT). OAT tunggal
orang ke orang lewat udara. Saat terdiri dari obat yang disajikan
pasien TB batuk, bersin, tertawa, terpisah, masing-masing dari
atau meludah, M. tuberculosis akan isoniazid, rifampicin, pyrazinamide,
keluar ke udara. Bakteri ini lalu dan ethambutol. Sedangkan KDT
terhirup dan paling sering merupakan kombinasi 3 atau 4 obat
menginfeksi organ paru atau yang dalam 1 tablet. [11] Pada tahun 1993,
disebut TB pulmonal. Selain organ WHO dan International Union
paru, TB juga dapat menginfeksi Against Lung Disease (IUALD)
organ tubuh yang lain, seperti otak, merekomendasikan untuk
ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar menggunakan KDT karena dapat
getah bening dan lainnya atau yang mempermudah dan memperkecil
disebut dengan TB jumlah serta macam OAT yang
ekstrapulmonal.[5] Seseorang hanya dikonsumsi sehingga diharapkan
perlu sedikit eksposur M. dapat mengurangi resistensi
tuberculosis untuk terinfeksi. Sebuah terhadap OAT. [1]
penelitian menunjukkan bahwa Terjadinya resistensi M.
sekitar 5-10% orang yang terinfeksi tuberculosis terhadap OAT
M. tuberculosis akan mengalami merupakan krisis kesehatan yang
penyakit TB selama hidupnya.[1] ditemukan pada pengobatan TB.
Untuk itu, diagnosis dini dan Resistensi merupakan keadaan
pengobatan yang adekuat bagi dimana OAT tidak mampu
pasien yang terinfeksi TB perlu membunuh bakteri M.tuberculosis.
[12]
dilakukan untuk mengurangi Resistensi M. tuberculosis

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 77
TINJAUAN PUSTAKA

biasanya meliputi beberapa jenis obat menyebabkan terjadinya epidemi


yang termasuk dalam obat lini kasus TB yang sulit ditangani dan
pertama. Salah satu jenis resistensi memperbesar risiko kematian pada
pada TB meliputi TB MDR penderita TB yang resisten.
(Multidrug-Resistant Tuberculosis) Penyebab utama timbulnya
atau resitensi terhadap obat ganda. [13] resistensi terhadap OAT adalah
TB MDR merupakan resistensi pengobatan yang tidak adekuat
terhadap 2 jenis OAT lini pertama, (secondary drug resistant), dimana
yaitu isoniazid dan rifampicin. [14] pemakaian OAT tidak sesuai dengan
Jenis resistensi lain meliputi TB XDR aturannya, baik dari segi dosis, cara
(Extensively Drug Resistant pemakaian maupun durasi
Tuberculosis) yang merupakan MDR pemakaian obat.[14] Namun,
ditambah resistensi terhadap resistensi terhadap OAT juga bisa
golongan obat florokuinolon atau terjadi secara langsung jika penderita
florokuinolon ditambah linezolid atau tertular oleh bakteri M. tuberculosis
florokuinolon ditambah bedaquiline yang sudah resisten dari penderita
atau linezolid ditambah TB (primary drug resistant).
bedaquiline.[15] Saat ini, kejadian Resistensi terhadap OAT biasanya
resistensi OAT meningkat pesat di dapat terjadi akibat mutasi yang
seluruh dunia. 3,5% dari kasus TB dialami M. tuberculosis.[18] Mutasi
baru dan 18% dari kasus TB dalam ini terjadi karena pengaruh
pengobatan merupakan kasus pengobatan yang tidak adekuat
MDR/XDR-TB. [1] Data dari WHO membunuh seluruh M. tuberculosis
menunjukkan jumlah kejadian TB yang ada sehingga bakteri yang
MDR sebesar lebih dari 480 ribu di bertahan hidup dapat mengalami
tiap tahunnya di dunia dan 9% mutasi. Bahkan, M. tuberculosis
diantaranya berkembang menjadi TB yang mengalami mutasi ini menjadi
XDR dikemudian hari. [1] Padahal, semakin virulen. Mutasi ini terjadi
pengobatan TB MDR/XDR lebih pada tingkat gen yang akan
rumit bila dibandingkan dengan TB mengkode enzim yang sebelumnya
biasa. [16] WHO melaporkan bahwa menjadi target OAT, sehingga OAT
pada tahun 2017, hanya sekitar 55% yang sebelumnya digunakan tidak
saja penderita TB MDR/XDR yang dapat mengangganggu kerja enzim
dapat diobati. [1] Beberapa penelitian M. tuberculosis yang menjadi target
menunjukkan bahwa pengobatan TB pengobatan.[14] Oleh karena itu,
resisten obat membutuhkan waktu perlu dilakukan pengembangan
yang lebih lama, paduan pengobatan terapi untuk mengurangi peningkatan
yang lebih rumit, rejimen obat yang kejadian TB MDR/XDR. Berangkat
lebih mahal, lebih toksik, dan dari ketidakefektifan target terapi
evidence-based pengobatan yang pada pengobatan M. Tuberculosis
tergolong masih rendah.[17] Penelitian yang bermutasi sehingga
lain berdesain cohort menunjukkan menyebabkan resistensi, penulis
bahwa 50% pasien TB MDR yang meninjau potensi target terapi yang
menerima pengobatan jangka panjang lebih mutakhir dalam pengobatan TB
mengalami efek samping obat yang resistensi obat. Penulis
berat.[1] Apabila kejadian TB menggunakan CtpF-inhibitor
MDR/XDR semakin meningkat, sebagai inovasi terapi target terbaru
maka keadaan ini nantinya dapat dalam pengobatan TB MDR/XDR.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 78
TINJAUAN PUSTAKA

Sebelumnya, P-type ATPase pada pembuatan tinjauan. Sumber data


dianggap sebagai target pengobatan yang digunakan dalam pembuatan
yang menarik karena memiliki peran tinjauan meliputi Pubmed, Science
penting dalam homeostasis ion dan Direct, Google Scholar, dan Research
kelangsungan hidup bakteri.[19] P- gate. Pencarian terbatas pada jurnal dan
type ATPase adalah transporter ion guidelines yang dipublikasikan pada
yang bergantung pada ATP.[20] tahun 2011–2020. Total kepustakaan
Dalam hal ini, CtpF pada plasma yang digunakan adalah 88. Adapun
membran M. Tuberculosis (CtpF kriteria inklusi untuk jurnal yang
Mtb) merupakan salah satu tipe P- digunakan sebagai sumber data
type ATPase yang meliputi jurnal yang diterbitkan dalam
mentransportasikan ion Ca2+ dan kurun waktu 10 tahun terakhir,
berperan dalam merespon kondisi memiliki bahasan yang relevan
stres intrafasogosomal, termasuk terhadap topik tinjauan ini, dan
stres oksidatif, nitrit oksida dan memiliki kesesuaian antara tujuan
keadaan hipoksia. [21] P-type ATPase penelitian dan kesimpulan jurnal
telah berhasil digunakan sebagai tersebut. Sedangkan untuk kriteria
target dari senyawa antimikroba, eksklusi jurnal yang digunakan sebagai
misalnya pada antimalaria artemisin, sumber data apabila tidak memenuhi
yang menghambat PfATP6, sebuah kriteria inklusi. Penulis kemudian
Ca2+ P-type ATPase retikulum sarko- menganalisis jurnal-jurnal yang
endoplasma (SERCA) pada memenuhi kriteria inklusi tersebut dan
[22]
Plasmodium falciparum. membuat kesimpulan di akhir tinjauan.
Penelitian lain menunjukkan Kata kunci yang digunakan dalam
Thapsigargin berhasil menghambat pembuatan tinjauan pustaka ini adalah
replikasi Newcastle disease virus Mycobacterium tuberculosis, MDR TB,
(NDV) dan Peste des petits XDR TB, P-type ATPases, dan CtpF.
ruminants virus (PPRV) dengan
menghambat SERCA.[23] SERCA 3. PEMBAHASAN
merupakan homolog CtpF Mtb pada Tuberkulosis (TB) adalah suatu
organisme eukariotik yang lebih penyakit infeksi menular kronis yang
tinggi.[24] Dari kedua sudut pandang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tersebut, P-type ATPase dapat tuberculosis, yang dapat menyerang
menjadi target baru dalam berbagai organ, terutama organ paru. [25]
merancang OAT pada pengobatan Penyakit TB yang tidak diobati atau
TB MDR/XDR. Adapun tujuan dari pengobatan yang tidak tuntas dapat
peninjauan CtpF Mtb sebagai inovasi menimbulkan berbagai komplikasi
target terapi baru pada pengobatan hingga kematian. Kurangnya vaksin
TB MDR/XDR nantinya diharapkan yang efektif, lamanya pengobatan,
dapat dikembangkan untuk mahalnya rejimen obat, terbatasnya alat
mengurangi kejadian TB MDR/XDR diagnostik di negara-negara endemik
sekaligus menurunkan kematian TB, kurangnya langkah-langkah yang
akibat TB resistensi tersebut. efektif dalam pengendalian TB serta
kurangnya kesadaran masyarakat
mengenai TB dapat mengakibatkan
2. METODE timbulnya TB sebagai pandemi global.
[26]
Penulis menggunakan metode
literatur riview yaitu narrative riview

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 79
TINJAUAN PUSTAKA

Meskipun TB merupakan pilihan obat yang lebih sedikit, dengan


penyakit menular yang dapat diobati, harga obat- obatan yang lebih mahal
nyatanya angka mortalitas akibat TB (sekitar 100 kali lipat dibanding
masih tinggi dan menduduki 10 besar pengobatan TB biasa), panduan
penyakit dengan angka kematian pengobatan yang lebih rumit, dan efek
tertinggi di dunia. Hal ini selaras samping pengobatannya juga lebih
dengan data WHO yang menunjukkan berat. [4,17] Pedoman pengobatan TB
total kematian akibat TB sebanyak 1.6 MDR/XDR yang banyak digunakan
juta pada tahun 2017. [1] Salah satu saat ini di seluruh dunia adalah
alasan utama terjadinya hal tersebut pengobatan sesuai Menurut WHO-
adalah adanya peningkatan kejadian Consolidated Guidelines on
resistensi TB terhadap obat anti Tuberculosis tahun 2020, pengobatan
tuberculosis (OAT). [12,27] Salah satu TB MDR/XDR dibagi menjadi 3
jenis TB resisten obat diantaranya kelompok berdasarkan potensi dan
adalah TB MDR dan TB XDR. TB efikasi obat penanganan TB
MDR (Multidrug- Resistant MDR/XDR. Kelompok A, meliputi
Tuberculosis) adalah keadaan dimana levofloxacin atau moxifloxacin,
bakteri M. tuberculosis tidak dapat lagi bedaquiline, linezolid. Kelompok B
dibunuh atau resisten terhadap meliputi obat clofazimine, cycloserine
minimal 2 OAT lini pertama yang atau terizidone. Sedangkan kelompok
paling poten, yaitu isoniazid dan C regimen obat meliputi ethambutol,
rifampicin secara bersama-sama atau delamanid, pyrazinamide, impenem-
disertai resisten terhadap OAT lini cilastatin atau meropenem, amikacin
pertama lainnya seperti ethambutol, atau streptomycin, ethionamide atau
streptomycin dan pyrazinamide. [9,12,28] prothionamide, da p-aminosalicylic
Sedangkan TB XDR (Extensively acid. [30,31]
Drug Resistant Tuberculosis) adalah Pengobatan TB MDR/XDR yang
TBC MDR disertai dengan resistensi saat ini tersedia ternyata tidak
terhadap golongan obat florokuinolon memberikan hasil yang signifikan dan
atau florokuinolon ditambah linezolid tuntas. [17] Penelitian cohort pada
atau florokuinolon ditambah tahun 2009 di 107 negara yang
bedaquiline atau linezolid ditambah mengobati TB MDR sesuai PMDT
bedaquiline.[12,27] Kejadian TB 2008 mendapatkan hasil yang tidak
MDR/XDR semakin meningkat di tiap memuaskan dengan angka
tahunnya. Data dari WHO keberhasilan tertinggi hanya mencapai
menunjukkan jumlah kejadian TB 58%, yaitu di kawasan Mediteranian
MDR sebesar lebih dari 480 ribu di timur. Pada penelitian tersebut juga
tiap tahunnya di dunia dan 9% didapatkan angka kematian sebesar
diantaranya berkembang menjadi TB 12-19% selama masa pengobatan TB
XDR di kemudian hari. [1] MDR sesuai pedoman PDMT 2008.
Pengobatan TB MDR/XDR lebih Secara keseluruhan dari penelitian
sulit dibandingkan dengan pengobatan tersebut didapati angka kesuksesan
TB biasa.[29] Menurut Kementerian pengobatan hanya 48%, angka putus
Kesehatan Republik Indonesia, berobat 28%, dan kegagalan
pengobatan TB resisten obat pengobatan 10%.[1,30,31] Penelitian lain
membutuhkan waktu yang lebih lama, yang dilakukan oleh Chiang dkk pada
yaitu sekitar 18-24 bulan.[9] Selain itu, tahun 2013 mempermasalahkan
pengobatan TB MDR/XDR memiliki terlalu panjangnya jangka waktu

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 80
TINJAUAN PUSTAKA

pengobatan dari paduan yang no syntha


direkomendasikan oleh WHO dengan wn se
total lama pengobatan minimal 20 Subuni
>9
bulan. [31,32] Hasil cohort dari Rifam rpo t RNA
6
penelitian tersebut mendapati bahwa picin B polym
%
sekitar 20-50% pasien TB MDR yang erase
diobati dengan jangka panjang 72
Pyrazi Pyrazi
terpapar efek samping obat yang berat. pnc -
[30,33] namid namid
Oleh karena itu, saat ini terus A 97
e ase
dilakukan pembaharuan dan %
penelitian untuk menemukan OAT 47 Arabis
terbaru yang efektif dan efisien dalam Etham emb - onyl
pengobatan TB MDR/XDR. butol B 65 transfe
Resistensi M. tuberculosis % rase
terhadap OAT dapat terjadi baik pada Riboso
OAT lini pertama maupun lini Strepto rps 70 mal
kedua.[34] Resistensi terhadap OAT ini mycin L % protein
pada umumnya terjadi akibat mutasi S12
bakteri tersebut pada tingkat gen. Gen Strepto 70 16S
Rrs
yang mengalami mutasi ini berperan mycin % Rna
untuk mengkode enzim yang menjadi DNA
75
terget OAT sehingga OAT tidak dapat Floroq gyrase
gyr -
membunuh M. Tuberculosis yang uinolo A
A 94
bermutasi. nes subuni
Tabel 1. Gen dan protein yang terlibat %
t
dalam resistensi anti tuberkulosis
% Isoniazid bersifat bakterisidal
Anti Ge of Produ dengan membunuh bakteri M.
Tuberc ne M ct of tuberculosis yang sedang aktif
ulosis Mut ut that bermultiplikasi. [35] Isoniazid akan
Drug ated ati Gene dirubah menjadi metabolit aktif di
on dalam sel agar menjadi subtansi
40 Catala toksik untuk sel mikobakterial. [36]
Isonia Kat - se- Isoniazid akan diubah oleh enzim
zid G 60 peroxi katalase-peroksidase menjadi bentuk
% dase aktif KatG dimana enzim ini dikode
15 oleh gen katG. Bentuk aktif tersebut
Reduct
Isonia Inh - akan bereaksi dengan Nicotinamide
ase
zid A 43 adeninde dinucleotide (NADH) yang
analog
% merupakan suatu kofaktor yang
Hydro terikat pada enzim InhA yang dikode
peroxi gen InhA dan membentuk ikatan
Isonia ahp 10
dase kovalen INH-NAD. Ikatan ini
zid C %
reduct nantinya akan mengambat sintesis
ase asam mikolat yang merupakan salah
Isonia kas U Carrier satu bahan utama membentuk dinding
zid A nk protein sel M. tuberculosis. Selain itu,
isoniazid juga berperan dalam

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 81
TINJAUAN PUSTAKA

mengaktifkan gen kasA untuk bentuk aktif sehingga tidak dapat


mengkode enzim yang dapat bekerja dan menjadi resisten. [41]
menyebabkan terjadinya elongasi dari Kemudian OAT lain, yaitu
asam lemak intermediet sebagai ethambutol. Ethambutol merupakan
bahan pembentuk dinding sel. OAT spektrum luas yang
Adanya mutasi pada gen KatG, inhA pemberiannya harus digabung dengan
dan kasA membuat isoniazid OAT lainnya untuk dapat membunuh
kehilangan target terapinya dan M. tuberculosis secara menyeluruh.
terjadi resistensi. [37] [42]
Target kerja utama dari ethambutol
Selanjutnya rifampicin, OAT adalah enzim arabinosyl transferase
yang bekerja dengan menghambat yang dikode oleh gen embA, embB
sintesis asam nukleat dengan target dan embC. Enzim ini terlibat dalam
[38]
utama RNA polymerase. proses pembentukan arabinan, salah
Penghambatan RNA polymerase akan satu komponen arabinogalaktan
menghambat proses transkripsi yang dinding sel M. tuberculosis, sehingga
berakibat pada kematian M. nantinya terbentuk ikatan antara asam
tuberculosis. RNA polymerase mikolat dan gugus D-arabinose dari
dibentuk oleh 4 subunit yang masing- arabinogalaktan. Ethambutol bekerja
masing dikode oleh gen rpo A, rpoB, dengan membentuk ikatan bersama
rpoC dan rpoD. Rifampicin akan enzim arabinosyl transferase
terikat secara spesifik dengan subunit sehingga tidak terbentuk ikatan asam
β yang dikode oleh gen rpo B. Mutasi mikolat dan arabinogalaktan pada
pada gen rpo B akan menyebabkan dinding sel. Hal ini mengakibatkan
perubahan konformasi pada target terjadinya permeabilitas dinding sel
kerja rifampicin, yaitu tempat ikatan yang akan memudahkan masuknya
pada subunit β. [39] Hal ini yang OAT lain.[43] Terjadinya mutasi pada
menyebabkan resistensi terhadap obat lokus gen embB akan menyebabkan
rifampicin. perubahan target kerja dari
OAT lainnya yaitu pyrazinamide ethambutol, sehingga terjadi
yang membunuh M. tuberculosis resistensi. [44]
dalam keadaan semi dorman. Target OAT lini pertama lainnya
utama pyrazinamide adalah enzim meliputi streptomycin. Streptomycin
yang berperan dalam sintesis asam merupakan OAT golongan
lemak. [40] Pyrazinamide akan diubah aminoglikosida. Streptomycin bekerja
ke bentuk aktif pyrazinoic acid yang dengan target utama pada tingkat
dikonversi oleh enzim ribosom. [45] Dalam hal ini yang
pyrazinamidase. Enzim ini dihasilkan berperan adalah gen rrs yang
oleh fagolisosom M. tuberculosis mengkode 16S rRNA dan gen rpsl
yang dikode oleh gen pncA. yang mengkode S12 ribosom.
Penumpukan pyrazinoic acid dalam Interaksi streptomycin dengan 16S
sitoplasma M. tuberculosis akan rRNA dan S12 ribosom akan
menyebabkan penurunan pH intrasel menyebabkan terjadinya perubahan
dan menganggu sintesis asam lemak pada ribosom dan misreading pada
pada bakteri tersebut. Adanya mutasi mRNA sehingga proses sintesis
pada gen pncA membuat enzim protein terganggu. Namun, mutasi
pyrazinamidase tidak dapat yang terjadi pada gen rpsL dan gen rrs
mengkonversi pyrazinamide kedalam dapat mempengaruhi struktur 16S
rRNA dan S12 ribosom sehingga

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 82
TINJAUAN PUSTAKA

terjadi resistensi terhadap terdiri dari tiga domain, yaitu


[46]
streptomycin. nucleotide binding (N),
Kejadian resistensi OAT phosphorylating (P), dan actuator
dilatarbelakangi oleh mutasi gen pada (A); bersama dengan 2TMD,
M. tuberculosis yang mengakibatkan bernama transmembrane transport
perubahan target kerja dari OAT yang (T) dan class- specific support
sebelumnya sudah tersedia. [14,47] domains (S).[57] Selain itu, P-type
Untuk itu, diperlukan OAT dengan ATPase memiliki dua keadaan
target kerja yang berbeda dari OAT konformasi, yaitu: E1, dimana ion-ion
sebelumnya dan tidak mudah melekat pada sisi sitoplasma
mengalami mutasi untuk mengatasi membran sel untuk mempromosikan
kejadian resistensi tersebut. Sebuah autofosforilasi, menghasilkan
penelitian membuktikan bahwa P- keadaan konformasi baru, dan E2,
type ATPase dapat menjadi target dimana substrat memiliki afinitas
terapi antimikroba yang sukses. P- rendah, mempromosikan translokasi
type ATPase merupakan golongan ion melintasi membran sel. [49,58] P-
protein membran yang relevan untuk type ATPase diklasifikasikan menjadi
mempertahankan homeostasis seluler lima subfamili (P1-P5), berdasarkan
dan menghasilkan gradien elektro- spesifisitas ionik dan karakteristik
kimia untuk kelangsungan hidup sel. struktural: P1A-type bacterial
[24]
Salah satu contoh obat yang potassium transporters; P1B-type
menggunakan P-type ATPase sebagai heavy metal pumps; P2-type alkalin-
target kerja adalah antimalaria e/alkaline earth metal transporters;
artemisinin yang menghambat P3A-type H+ pumps; P3B-type bacterial
PfATP6, tipe sarco-endoplasmic Mg2+ pumps; P4-type putative lipid
reticulum Ca2+-ATPase (SERCA) flippases; dan uncharacterized P5-
dari Plasmodium falciparum. [48] Obat type ATPase pumps.[56,57,59] Penelitian
lainnya yaitu Thapsigargin berhasil bioinformatika mengidentifikasi 11 P-
menghambat replikasi Newcastle type ATPase dalam genom
disease virus (NDV) dan Peste des Mycobacterium tuberculosis (Mtb),
petits ruminants virus (PPRV) dengan yaitu tujuh tipe P1B dan empat tipe
menghambat SERCA1. [23] SERCA P2. [60]
merupakan salah satu tipe P-type Genom M. tuberculosis yang
ATPase pada eukariotik yang memiliki 11 tipe P-type ATPase
homolog dengan CtpF yang ada pada diklasifikasikan berdasarkan kation
membran plasma M. tuberculosis.[49- yang ditrasportasikan, diantaranya:
51]
Studi terbaru juga menyebutkan i) heavy-metal transporters, seperti
bahwa jenis P-type ATPase CtpF CtpA, CtpB, CtpC, CtpD, CtpG,
merupakan terapi target yang menarik CtpJ serta CtpV, dan ii) alkali /
karena memiliki peran penting dalam alkaline earth transporters, seperti
homeostasis ion dan kelangsungan CtpE, CtpF, CtpH, serta CtpI.
hidup bakteri Mycobacterium selama Beberapa P-type ATPase M.
proses infeksi. [21,52-55] tuberculosis menampilkan fungsi
Sebelumnya, P-type ATPases biologis yang relevan; misalnya
merupakan transporter ion yang CtpV terlibat dalam toleransi Cu2+,
menggunakan energi dari hidrolisis CtpC dikaitkan dengan efluks Zn2+,
ATP sehingga ion dapat melintasi dan CtpD menunjukkan afinitas
membran sel.[56-57] P-type ATPase baik antara Co2+ maupun Zn2+,

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 83
TINJAUAN PUSTAKA

menunjukkan bahwa P-type


ATPase dapat menjadi enzim yang
multifungsi. [21] Adapun P-type
ATPase yang paling berperan
dalam kelangsungan hidup bakteri
M. tuberculosis dalam tubuh host
adalah CtpF. [24]
CtpF Mtb merupakan
transporter efluks Ca2+ ke
ekstraseluler dengan melawan Gambar 1. CtpF: Pompa Efluks Kalsium
gradien konsentrasi (Gambar 1). Melawan Gradien Konsentrasi[31]
[24,61]
Ca2+ dianggap sebagai
regulator sel baik pada organisme Secara spesifik, CtpF Mtb
prokariotik maupun eukariotik. [51] merespon zat- zat toksik yang
Berbagai proses fisiologsi kritis, dapat menyebabkan stres pada M.
seperti pertumbuhan sel, motilitas, tuberculosis selama berada di
sporulasi, dan pengembangan intrafagosomal, seperti reactive
berbagai struktur bakteri diatur oleh nitrogen species (RNS) dan
konsentrasi Ca2+ sitosolik pada reactive oxygen species (ROS).
[52,53,65]
bakteri. [62] Pada M. tuberculosis, Pada level molekular, stres
Ca2+ terlibat langsung dalam oksidatif/ROS bersifat bakterisidal
mekanisme transpor membran, yang mampu membunuh patogen
mempertahankan strukturnya, asing di tubuh.[66] ROS
replikasi, ekspresi gen dan juga menyebabkan kerusakan via ikatan
berperan dalam mekanisme langsung ROS dengan sisi rantai
pertahanan dari kondisi stres yang asam amino, menyebabkan
tidak menguntungkan.[63,64] Oleh perubahan struktur dan juga fungsi
karena itu, sistem homeostatis oleh dari protein.[67] Selain itu, ROS
konsentrasi Ca2+ sangat penting memiliki efek toksik terhadap
untuk kelangsungan hidup M. bakteri karena dapat
tuberculosis.[63] Oleh karena itu, menghancurkan DNA, protein,
CtpF sebagai transporter Ca2+ dapat lipid secara langsung atau dapat
digunakan sebagai target terapi secara tidak langsung merusak
OAT terbaru. Dengan asam nukleat via oksidasi pada
penghambatan CtpF, maka rantai nukleotida bakteri. [68] Hal ini
homeostasis Ca2+ sebagai regulator terjadi karena interaksi antara ROS
pada M. tuberculosis akan dan bakteri melalui berbagai proses
terganggu dan bakteri tersebut tidak biokimia, termasuk reaksi Fenton
dapat menjalankan fungsi dan siklus asam trikarbosiklik. [69]
fisiologisnya. Hal ini nantinya akan M. tuberculosis menginvasi dan
menyebabkan hilangnya bereplikasi dalam makrofag. [70]
kemampuan replikasi dan juga Sebagai respon imun, makrofag
kematian pada M. tuberculosis. yang terinfeksi akan menghasilkan
ROS dengan kadar tinggi untuk
membunuh M. tuberculosis. [71,72]
Hal ini selaras dengan hasil suatu
studi terhadap kadar
malondiadehyde yang meningkat

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 84
TINJAUAN PUSTAKA

pada pasien dengan infeksi M. tersebut. [66,77,78] Dalam keadaan ini,


tuberculosis, dimana M. Tuberculosis akan dorman atau
malondiadehyde adalah suatu memasuki fase laten. Fase dorman
indikator peroksidasi lipid yang diinduksi oleh DosR, sebuah faktor
menunjukkan tingginya kadar ROS transkripsi yang nantinya akan
dalam tubuh. [72] Kadar ROS yang mengkode gen-gen yang berkaitan
diproduksi oleh makrofag dengan dormansi dari M.
[79,80]
menentukan kelangsungan hidup tuberculosis. DosR ini juga
M. tuberculosis. [73] Sebenarnya, M. akan meregulasi ekspresi CtpF. [24]
tuberculosis memiliki mekanisme CtpF akan membantu M.
pertahanan tersendiri melalui tuberculosis untuk tetap bertahan
berbagai proses biomolekuler yang hidup saat fase dorman dalam
dapat memghindarkan pengaruh keadaan tinggi NO. [81] Berdasarkan
ROS. [66] Salah satunya dengan kedua sudut pandang tersebut, CtpF
aktivasi CtpF yang menghasilkan dapat dijadikan sebagai target
respon redoks. Selain itu, fungsi terapi yang apabila dihambat dapat
CtpF sebagai transporter Ca2+ juga menyebabkan M. tuberculosis
berguna dalam mekanisme kehilangan kemampuannya dalam
pertahanan terhadap ROS. Studi bertahan di kondisi stres selama
menunjukkan bahwa akumulasi proses infeksi.
Ca2+ dapat mengaktifkan sistem Selain berperan dalam
2+
molekular yang merespon terhadap homeostasis Ca dan menjaga
stres oksidatif. [24,74] Peningkatan kelangsungan kehidupan M.
kadar kalsium intraseluler bersifat tuberculosis, CtpF masih memiliki
sementara untuk menjaga keunggulan lain. Studi tentang
kelangsungan hidup M. CtpF menunjukkan bahwa CtpF
tuberculosis. [62,63] Studi lain juga ternyata memiliki kemampuan
menunjukkan adanya korelasi mutasi yang sangat rendah. Hal ini
antara Ca2+ pumping dan stres membuat CtpF dapat diajadikan
oksidatif pada strain Mtb-CtpF sebagai target terapi OAT terbaru
dengan timbulnya respon yang tidak rentan mengalami
hipersensitifitas terhadap agen resistensi seperti OAT lainnya. [82]
oksidasi. [66] Saat ini, telah dikembangkan
Selain ROS, RNS juga menjadi berbagai uji untuk melihat
zat yang bersifat toksik bagi M. bagaimana efek CtpF-inhibitor
tuberculosis. [75] Dalam makrofag, sebagai terapi target terbaru untuk
aktivasi NOS diinduksi oleh menciptakan OAT yang lebih
sitokin-sitokin yang diproduksi mutakhir, seperti cyclopiazonic
oleh limfosit Th1. Aktivasi NOS acid (CPA) dan ZINC. [22] Sebuah
akan menstimulasi pembentukan penelitian oleh Paola dkk
NO, yang akan bereaksi dengan melakukan uji coba terhadap
superoksida membentuk bentuk cyclopiazonic acid (CPA) yang
RNS. [76] RNS yang diproduksi menjadi inhibitor dari SERCA,
berifat bakteriostatik yang dimana SERCA sebagai homolog
kemudian akan menyerang dari CtpF dengan tingkat kemiripan
makromolekul M. tuberculosis yang hampir sama. [22,83] Penelitian
untuk membantu memperlambat tersebut berhasil membuktikan
atau menghentikan replikasi bakteri bahwa CPA ternyata dapat

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 85
TINJAUAN PUSTAKA

menghambat aktivitas Ca2+-


ATPase pada Mycobacterium yang
dimediasi oleh CtpF pada
konsentrasi sebanding dengan
penghambatan SERCA1a dan
PfATP6. [84] CPA merupakan asam
indol tetramik yang secara alami
diproduksi oleh jamur Penicillium
dan Aspergillus. [85] CPA juga
berfungsi sebagai antivirus dimana
CPA mampu mengubah
homeostasis Ca2+ intraseluler untuk
virus respiratory syncytial virus
(RSV) yang berakibat pada
terhentinya transkripsi dan replikasi
[86]
virus tersebut. Secara
keseluruhan, CPA bertindak pada
TMD (Trans Membrane Domain) Gambar 2. Model Struktur CtpF
yang terlibat dalam transport Ca2+ Mtb yang Diprediksi dengan
P-type ATPase dan membuat Ca2+ Pemodelan Homologi; Domain
P-type ATPase menjadi kaku serta sitoplasma berupa: (N) nucleotide-
melakukan blok pada transpor Ca2+. banding, (P) phosporylation, (A)
Analisis dari asam amino actuator, dan transmembrane
mencerminkan bahwa CtpF Mtb domains (TMDs) [33]
merupakan transporter kation alkali
yang homolog dengan isoform Baik struktur SERCA1a dan
SERCA1 pada organisme CtpF tiga dimensi menunjukkan
eukariotik. [60]
Oleh karena itu, struktur global yang sangat mirip,
Paola dkk membuat prediksi termasuk sebagian besar residu
struktur tiga dimensi CtpF dengan disekitar situs pengikatan CPA
pemodelan homologi yang dengan posisi yang hampir sama.
menggunakan struktur kristal Kesamaan pengikatan CPA baik
SERCA1a dalam bentuk mirip E2.P pada CtpF dan SERCA1a
serta distabilkan dengan CPA menunjukkan bahwa ligan CPA ini
sebagai template (Gambar 2). [22,87] memiliki orientasi yang sama di
kedua situs pengikatannya. Tabel 2
menunjukkan residu di sekitar
CPA dikedua situs pengikatan
SERCA1a dan CtpF. Diantara 13
residu yang diidentifikasi,
perbedaan utama antara dua sekuen
terletak pada Asp59, Val62, dan
Leu98 dalam SERCA1a yang
masing-masing menyerupai His66,
Ile69 dan Val95 dalam CtpF.
Semua residu ini dekat dengan
gugus asam tetramat CPA. [22] CPA
dan enam senyawa terpilih diuji

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 86
TINJAUAN PUSTAKA

aktivitas anti-mycobacteriumnya Tabel 3 menunjukkan senyawa


terhadap strain standar Mtb H37Rv ZINC63908257 dan
(Tabel 2). [88] ZINC14541509 menghambat
pertumbuhan Mycobacterium
Tabel 2. Perbandingan Antara masing-masing 64,0% dan 60,7%.
Residu Situs Pengikatan CPA pada Karena senyawa anti-
SERCA1a dan CtpF (Perbedaan mycobacterium harus melintasi
Residu ditunjukkan dengan huruf dinding sel yang luas dan
tebal) [22] kompleks, persentase
Residu situs penghambatan pertumbuhan Mtb
Residu situs
pengikatan yang lebih tinggi dari 60% dapat
pengikatan
pada dianggap sebagai aktivitas anti-
pada CtpF
SERCA1a mycobacterium yang signifikan.[88]
Gln56 Gln63 Aktivitas sitotoksik juga
Asp59 His66 ditunjukkan pada Tabel 3, dimana
Leu61 Leu68 semua senyawa yang dipilih
Val62 Ile69 menunjukkan aktivitas sitotoksik
Leu98 Val95 dengan nilai lebih rendah dari 40%.
Asn101 Asn98 Menariknya, senyawa yang
Ala102 Ala99 paling aktif melawan
Leu253 Leu245 Mycobacterium, yaitu
Phe256 Phe248 ZINC63908257 dan
Ile307 Ile289 ZINC14541509, menunjukkan
Glu309 Glu 291 aktivitas sitotoksik terendah
Leu311 Leu308 (masing-masing 12,9% dan19,8%).
Pro312 Pro294 Sementara itu, CPA
Gln, glutamine; Asp, aspartic acid; menampilkan sitotoksisitas dengan
His, histidine; Leu, leucine; Val, nilai 50,8%. Mengenai aktivitas
valine; Ile, isoleucine; Asn, hemolitik, CPA menunjukkan
asparagine; Ala, alanine; Phe, hemolisis 6,6% pada 100 μg / mL.
phenilalanine; Glu, glutamic acid;
Pro, proline.

Tabel 3. Hasil Bioaktivitas CPA dan Enam Senyawa yang Dipilih dengan Penyaringan
Virtual dari Basis ZINC. [88]

Antimycobact Safety evaluation Enzymatic activity


erial activity (at 100 μg/ml) IC50 (μM) ± SEM
MI
C Hemol
Inhibit Cytot
(μ ytic Mtb
Compound ion oxicit Mtb ΔctpF
g/ activit WT
(%) y (%)
mL y (%)
)
Cyclopiazo
10 7.2 ±
nic acid 29.9 50.8 6.6 94.5 ± 1.2
0 0.3
(CPA)

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 87
TINJAUAN PUSTAKA

ZINC6390 4.4 ± 100.5 ±


50 64 12.9 2
8257 0.3 1.9
ZINC5509 10 4.2 ±
52.9 21.4 1.2 96.9 ± 2.4
0623 0 0.2
ZINC4560 10 4.1 ±
29.5 30 2.4 76.1 ± 1.9
5493 0 0.2
ZINC1454 8.0 ±
50 60.7 19.8 0.6 38.4 ± 1.1
1509 0.6
ZINC0978 10 11.8 ± 101.9 ±
37.3 31.6 2.1
7234 0 0.6 1.6
ZINC1258 >2 35.9 ± 109.4 ±
N/A 39.5 1
4082 00 0.5 2.3
MIC, minimum inhibitory concentration; Mtb, Mycobacterium
tuberculosis; CtpF, Calcium P-type ATPase; MtbΔctpF, Mtb H37Ra cells
defective in ctpF; Mtb WT, Mtb H37Ra wild type.
Gambar 3 menunjukkan mode (Ile289,
pengikatan CPA dan tiga senyawa Pro290,
paling aktif (ZINC63908257, Leu293,
ZINC55090623, dan Pro294)
ZINC45605493) yang dibentuk ZINC M1 (Gln63, 0.8
oleh segmen TMD M1 - M4 dari 6390 Hys66, Leu68, 8
CtpF. Semua ikatan antara CtpF 8257 Ile69); M2
dan senyawa yang paling relevan (Asn98, Ala99,
(CPA dan tiga senyawa paling Gly102,
aktif) juga diringkas dalam Tabel 4. Gln105,
[88]
Glu106); M3
(Thr242,
Tabel 4.Residu Situs Pengikatan (Segmen Leu245,
TMDS M1 - M4) untuk CPA dan Ala246,
TigaSenyawa yang Paling Aktif
(ZINC63908257, ZINC55090623, dan Phe248, Ser
ZINC45605493) [88] 249); M4
Ta (Ile289,
ni Pro290,
Com mo Glu291,
Residues at 4Å Leu293,
poun to
from ligands Pro294)
d sim
ilar ZINC M1 (Gln63, 0.3
ity 5509 Hys66, Leu68, 8
CPA M1 (Gln63, 1 0623 Ile69, Leu72);
Leu 68, Ile69, M2 (Val95,
Leu72); M2 Asn98, Ala99,
(Val95, Asn98, Gly102); M3
Ala99, (Leu245,
Gly102); M3 Ala246,
(Leu245, Phe248, Ser
Phe248, Ser 249); M4
249); M4 (Ile289,

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 88
TINJAUAN PUSTAKA

Pro290,
Glu291,
Leu293,
Pro294)
ZINC M1 (Gln63, 0.3
4560 Hys66, Leu68, 3
5493 Ile69); M2
(Ala99, Val101,
Gly102,
Gln105,
Glu106); M3
(Thr242,
Leu245,
Ala246,
Phe248, Ser
249, Leu252);
M4 (Ile289,
Pro290,
Pro294,
Val297)

CPA, cyclopiazonic acid; Gln, glutamine;


Asp, aspartic acid; Hys, histidine; Leu,
leucine; Val, valine; Ile, isoleucine; Asn,
asparagine; Ala, alanine; Phe,
phenilalanine; Glu, glutamic acid; Pro,
proline; Gly, glycine; Ser, serine; Thr,
threonine Gambar 3. Mode Pengikatan 3D dan 2D
dari CPA dan Inhibitor Paling Aktif
dengan Model CtpF. A. CPA; B.
ZINC63908257; C. ZINC55090623 dan
D. ZINC45605493.[88]

Berdasarkan penelitian
tersebut, didapatkan bahwa
ZINC6390825 menunjukkan
aktivitas anti-mycobacterium
tertinggi yaitu sekitar 60%.
ZINC63908257 juga memiliki efek
toksisitas terendah dalam sel
eukariotik bila dibandingkan
dengan CPA, yaitu sekitar 12% dan
tidak memiliki efek hemolitik
sehingga termasuk dalam kategori
aman apabila nantinya dikonsumsi
dalam dosis yang tepat.[88] Dengan
demikian, ZINC63908257
menunjukkan profil farmakokinetik
yang baik dan dapat menjadi
kandidat CtpF-inhibitor terbaik.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 89
TINJAUAN PUSTAKA

Tetapi, perlu dilakukan penelitian merupakan salah satu tipe P-type


lebih lanjut untuk mengembangkan ATPase yang mentransportasikan
kandidat-kandidat CtpF- inhibitor ion Ca2+ dan berperan dalam
lainnya sebagai terapi target terbaru merespon kondisi stres
yang lebih mutakhir dalam intrafasogosomal. CtpF sebagai
pengobatan TB MDR/XDR. transporter Ca2+ berperan dalam
menjaga homeostasis Ca2+ pada
4. KESIMPULAN M.tuberculosis. Ca2+ merupakan
Tuberkulosis (TB) regulator sel pada M.tuberculosis
merupakan penyakit infeksi yang memiliki peran penting dalam
menular kronis yang disebabkan berbagai proses biomolekuler,
oleh bakteri Mycobacterium seperti mekanisme transpor
tuberculosis dan dapat menyerang membran, mempertahankan
berbagai organ, terutama organ struktur sel, replikasi, ekspresi gen
paru. Resistensi M. tuberculosis dan juga berperan dalam
terhadap OAT merupakan krisis mekanisme pertahanan dari kondisi
kesehatan yang ditemukan pada stres yang tidak menguntungkan.
pengobatan TB dengan angka Oleh karena itu, sistem homeostatis
kejadian yang meningkat setiap konsentrasi Ca2+ sangat penting
tahunnya. Penyebab utama untuk kelangsungan hidup M.
timbulnya resistensi terhadap OAT tuberculosis. Penghambatan CtpF
ini adalah pengobatan yang tidak akan menganggu homeostasis Ca2+
adekuat, dimana pemakaian OAT dari M.tuberculosis sehingga
tidak sesuai dengan aturannya, baik bakteri tersebut tidak dapat
dari segi dosis, cara pemakaian menjalankan fungsi fisiologisnya
maupun durasi pemakaian obat. dan berakhir pada kematian serta
Jenis resistensi yang terjadi berupa terhentinya replikasi bakteri. Selain
TB MDR dan TB MDR. Keadaan itu, CtpF memiliki fungsi penting
ini terjadi akibat M. tuberculosis lain dalam mempertahankan
mengalami mutasi pada tingkat gen kelangsungan hidup dari M.
yang mengkode enzim-enzim yang tuberculosis. CtpF berperan dalam
menjadi target pengobatan OAT mekanisme respon untuk melawan
sebelumnya. Untuk itu, kondisi stres intrafagosomal akibat
pembaharuan target terapi baru zat-zat toksik, seperti ROS dan
perlu dilakukan dalam pengobatan RNS. Dalam proses infeksi,
TB MDR/XDR. makrofag yang dimasuki M.
P-type ATPase menjadi tuberculosis akan mengeluarkan
salah satu target terapi anti mikroba respon imunitas, salah satunya
yang menarik dan saat ini sudah dengan adanya pembentukan ROS
banyak dikembangkan. P-type dan RNS. ROS bersifat bakterisidal
ATPase merupakan golongan dengan membunuh M. tuberculosis
protein membran yang relevan via jalur-jalur molekuler.
untuk mempertahankan Sedangkan RNS bersifat
homeostasis seluler dan bakteriostatik terhadap M.
menghasilkan gradien elektro- tuberculosis, dimana RNS dapat
kimia untuk kelangsungan hidup menghambat dan menghentikan
sel. CtpF pada plasma membran M. proses replikasi bakteri. Dalam hal
tuberculosis (CtpF Mtb) ini, CtpF memberikan respon

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 90
TINJAUAN PUSTAKA

redoks untuk bertahan selama lebih mutakhir dalam pengobatan


keadaan tinggi ROS dan juga TB MDR/XDR. Pengembangan ini
mengaktifkan fase dorman untuk nantinya diharapkan dapat
menyelamatkan M. tuberculosis mengatasi permasalahan
dari RNS. Apabila CtpF dihambat, keterbatasan obat pada TB
maka M. tuberculosis akan MDR/XDR, mengurangi kejadian
kehilangan pertahanannya dan TB MDR/XDR serta menurunkan
menjadi lebih mudah untuk mati. angka kematian akibat TB
CtpF juga memiliki keunggulan MDR/XDR.
lain sebagai target terapi, yaitu
kemampuan mutasinya sangat DAFTAR PUSTAKA
rendah. Hal ini berbanding terbalik 1. World Health Organization.
dengan OAT yang sudah ada Global Tuberculosis Report
sebelumnya, dimana target-target [Internet]. 2018. 265 p. Available
kerja dari OAT tersebut sangat from:
mudah mengalami mutasi sehingga http://www.who.int/iris/handle/10
rentan untuk resisten. Kespesifikan 665/274453.
respon yang terjadi saat CtpF 2. Kementerian Kesehatan RI. Pusat
dihambat, seperti hilangnya data dan informasi kementrian
kemampuan fungsi fisiologi bakteri kesehatan Republik Indonesia.
dan mekanisme pertahan bakteri Tuberculosis. 2018.
menjadi lemah serta kemungkinan 3. Nurjana MA. Faktor Risiko
mutasi yang rendah membuat CtpF Terjadinya Tubercolosis Paru
dapat dijadikan sebagai target Usia Produktif (15-49 Tahun) di
terapi baru yang lebih mutakhir Indonesia. Media Penelit dan
dalam pengembangan CtpF- Pengemb Kesehat. 2015;
inhibitor untuk pengobatan TB 4. Collins D, Hafidz F, Mustikawati
MDR/XDR. D. The economic burden of
Saat ini, banyak dilakukan tuberculosis in Indonesia. Int J
penelitian untuk mencari kandidat- Tuberc Lung Dis. 2017;
kandidat CtpF-inhibitor. ZINC tipe 5. Lange C, Kalsdorf B, Maurer FP,
ZINC63908257 menunjukkan Heyckendorf J. Tuberculosis.
profil farmakokinetik sebagai Internist. 2019;
CtpF-inhibitor yang paling baik 6. Duarte R, Lönnroth K, Carvalho
diantara beberapa kandidat lainnya, C, Lima F, Carvalho ACC,
dengan efek aktivitas anti- Muñoz-Torrico M, et al.
mycobacterium tertinggi, level Tuberculosis, social determinants
toksisitas terendah dan juga tidak and co- morbidities (including
menimbulkan efek samping HIV). Pulmonology. 2018.
hemolitik. Tetapi, perlu dilakukan 7. Zumla A, Nahid P, Cole ST.
clinical trial phase 1 mengenai Advances in the development of
ZINC6390825 untuk menentukan new tuberculosis drugs and
keamanan, efek samping, dan dosis treatment regimens. Nature
yang tepat. Kedepannya, perlu Reviews Drug Discovery. 2013.
dilakukan penelitian lebih lanjut 8. Kementerian Kesehatan RI.
untuk mengembangkan kandidat- Peraturan Menteri Kesehatan
kandidat CtpF-inhibitor lainnya Republik Indonesia No. 67 Tahun
sebagai terapi target terbaru yang 2016 Tentang Penanggulangan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 91
TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis. Kementeri Kesehat Journal of Tuberculosis and Lung


Republik Indones. 2016; Disease. 2015.
9. Kementerian Kesehatan RI. 19. Dyla M, Terry DS,
Tuberkulosis ( TB ). Tuberkulosis. Kjaergaard M, Sørensen TLM,
2018. Andersen JL, Andersen JP, et al.
10. Robert Horsburgh C, Barry Dynamics of P- type ATPase
CE, Lange C. Treatment of transport revealed by single-
tuberculosis. New England molecule FRET. Nature. 2017;
Journal of Medicine. 2015. 20. Veshaguri S, Christensen SM,
11. Zulkifli Amin AB. Kemmer GC, Ghale G, Møller
Tuberkulosis Paru. Buku Ajar MP, Lohr C, et al. Direct
Ilmu Penyakit Dalam. 2014; observation of proton pumping by
12. Liang L, Ma Y, Liu X, Lv Y. a eukaryotic P-type ATPase.
Drug-resistant tuberculosis. In: Science (80-90). 2016;
Drug Resistance in Bacteria, 21. Raimunda D, Long JE,
Fungi, Malaria, and Cancer. Padilla-Benavides T, Sassetti CM,
2017. Argüello JM. Differential roles for
13. WHO. The Shorter MDR-TB the Co2+/Ni2+ transporting
Regimen. Who. 2016; ATPases, CtpD and CtpJ, in
14. S. A, C. P. Old and New TB Mycobacterium tuberculosis
Drugs: Mechanisms of Action and virulence. Mol Microbiol. 2014;
Resistance. In: Understanding 22. Santos P,
Tuberculosis - New Approaches to Lopez-vallejo F, Ramírez D,
Fighting Against Drug Resistance. Caballero J, Espinosa M,
2012. Hernández-pando R, et al.
15. Lange C, Abubakar I, Identification of Mycobacterium
Alffenaar JWC, Bothamley G, tuberculosis CtpF as a target for
Caminero JA, Carvalho ACC, et designing new antituberculous
al. Management of patients with compounds. Bioorg Med Chem
multidrugresistant/ extensively [Internet]. 2019;115256.
drug-resistant tuberculosis in Available from:
Europe: A TBNET consensus https://doi.org/10.1016/j.bmc.201
statement. Eur Respir J. 2014; 9.115256
16. Klopper M, Warren RM, 23. Kumar N,
Hayes C, van Pittius NCG, Khandelwal N, Kumar R, Chander
Streicher EM, Müller B, et al. Y, Rawat KD, Chaubey KK, et al.
Emergence and spread of Inhibitor of sarco/endoplasmic
extensively and totally drug- reticulum calcium-ATPase
resistant tuberculosis, South impairs multiple steps of
Africa. Emerg Infect Dis. 2013; paramyxovirus replication. Front
17. Prasad R. Multidrug and Microbiol. 2019;
extensively drug-resistant TB 24. Maya-Hoyos M, Rosales C,
(M/XDR-Tb): Problems and Novoa-Aponte L, Castillo E, Soto
solutions. Indian J Tuberc. 2011; CY. The P-type ATPase CtpF is a
18. Zhang Y, Yew WW. plasma membrane transporter
Mechanisms of drug resistance in mediating calcium efflux in
Mycobacterium tuberculosis: Mycobacterium tuberculosis cells.
Update 2015. International Heliyon. 2019;

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 92
TINJAUAN PUSTAKA

25. Zumla A, Raviglione M, 34. Kementerian Kesehatan


Hafner R, Von Reyn CF. Republik Indonesia. Pedoman
Tuberculosis. New England Nasional Pengendalian
Journal of Medicine. 2013. Tuberkulosis- Keputusan Menteri
26. Delogu G, Sali M, Fadda G. Kesehatan Republik Indonesia
The biology of mycobacterium Nomor 364. J ICT. 2011;
tuberculosis infection. (Pengendalian Tuberkulosis): 110.
Mediterranean Journal of 35. Jena L, Waghmare P, Kashikar
Hematology and Infectious S, Kumar S, Harinath BC.
Diseases. 2013. Computational approach to
27. Palomino JC, Martin A. Drug understanding the mechanism of
resistance mechanisms in action of isoniazid, an anti-TB
Mycobacterium tuberculosis. drug. Int J Mycobacteriology.
Antibiotics. 2014. 2014;
28. Müller B, Borrell S, Rose G, 36. Unissa AN, Subbian S, Hanna
Gagneux S. The heterogeneous LE, Selvakumar N. Overview on
evolution of multidrug-resistant mechanisms of isoniazid action
Mycobacterium tuberculosis. and resistance in Mycobacterium
Trends in Genetics. 2013. tuberculosis. Infection, Genetics
29. Lange C, Dheda K, Chesov D, and Evolution. 2016.
Mandalakas AM, Udwadia Z, 37. Vilchèze C, Jacobs JR. WR.
Horsburgh CR. Management of Resistance to Isoniazid and
drug- resistant tuberculosis. The Ethionamide in Mycobacterium
Lancet. 2019. tuberculosis: Genes, Mutations,
30. Tamsil TA, Nawas A, Sutoyo and Causalities. Microbiol Spectr.
DK. Pengobatan Multidrugs 2014;
Resistant Tuberculosis ( MDR-TB 38. Goldstein BP. Resistance to
) dengan Paduan Jangka Pendek rifampicin: A review. Journal of
Multidrugs Resistant Tuberculosis Antibiotics. 2014.
( MDR-TB ) Treatment with Short 39. Siu GKH, Zhang Y, Lau TCK,
Term Regimen. J Respirasi Lau RWT, Ho PL, Yew WW, et al.
Indones. 2014; Mutations outside the rifampicin
31. WHO. Meeting Report of the resistance-determining region
WHO Expert Consultation on the associated with rifampicin
Definition of Extensively Drug- resistance in Mycobacterium
Resistant Tuberculosis.WHO. tuberculosis. J Antimicrob
2020; Chemother. 2011;
32. Chiang C-Y, Deun A, Enarson 40. Jenkin G. Pyrazinamide. In:
D. A poor drug- resistant Kucers the Use of Antibiotics: A
tuberculosis programme is worse Clinical Review of Antibacterial,
than no programme: Time for a Antifungal, Antiparasitic, and
change. Int J Tuberc Lung Dis. Antiviral Drugs, Seventh Edition.
2013 Apr 9;17. 2017.
33. Reichman LB, Lardizabal A. 41. Njire M, Tan Y, Mugweru J,
Drug-resistant tuberculosis: How Wang C, Guo J, Yew WW, et al.
are we doing? International Pyrazinamide resistance in
Journal of Tuberculosis and Lung Mycobacterium tuberculosis:
Disease. 2013. Review and update. Advances in

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 93
TINJAUAN PUSTAKA

Medical Sciences. 2016. 2012;


42. Korman TM. Ethambutol. In: 50. Faxén K, Andersen JL,
Kucers the Use of Antibiotics: A Gourdon P, Fedosova N, Morth
Clinical Review of Antibacterial, JP, Nissen P, et al.
Antifungal, Antiparasitic, and Characterization of a Listeria
Antiviral Drugs, Seventh Edition. monocytogenes Ca2+ pump: A
2017. SERCA- type ATPase with only
43. Gillespie SH, Crook AM, one Ca2+-binding site. J Biol
McHugh TD, Mendel CM, Chem. 2011;
Meredith SK, Murray SR, et al. 51. Gupta HK, Shrivastava S,
Four-month Moxifloxacin-based Sharma R. A. novel calcium uptake
regimens for drug-sensitive transporter of uncharacterized P-
tuberculosis. N Engl J Med. 2014; type ATPase family supplies
44. Safi H, Lingaraju S, Amin A, calcium for cell surface integrity
Kim S, Jones M, Holmes M, et al. in Mycobacterium smegmatis.
Evolution of high-level MBio. 2017;
ethambutol-resistant tuberculosis 52. Soldati T, Neyrolles O.
through interacting mutations in Mycobacteria and the
decaprenylphosphoryl-β- D- Intraphagosomal Environment:
Arabinose biosynthetic and Take It With a Pinch of Salt(s)!
utilization pathway genes. Nat Traffic. 2012.
Genet. 2013; 53. Botella H, Peyron P, Levillain
45. Johnson PDR. Streptomycin. F, Poincloux R, Poquet Y, Brandli
In: Kucers the Use of Antibiotics: I, et al. Mycobacterial P 1-Type
A Clinical Review of Antibacterial, ATPases mediate resistance to
Antifungal, Antiparasitic, and Zinc poisoning in human
Antiviral Drugs, Seventh Edition. macrophages. Cell Host Microbe.
2017. 2011;
46. Spies FS, Ribeiro AW, Ramos 54. Argüello JM, González-
DF, Ribeiro MO, Martin A, Guerrero M, Raimunda D.
Palomino JC, et al. Streptomycin Bacterial transition metal P 1B-
resistance and lineage-specific ATPases: Transport mechanism
polymorphisms in Mycobacterium and roles in virulence.
tuberculosis gidB gene. J Clin Biochemistry. 2011.
Microbiol. 2011; 55. Patel S, Lewis B, Long J,
47. Zhang Y, Shi W, Zhang W, Nambi S, Sassetti C, Stemmler T,
Mitchison D. Mechanisms of et al. Fine Tuning of Substrate
Pyrazinamide Action and Affinity Leads to Alternative Roles
Resistance. Microbiol Spectr. of Mycobacterium tuberculosis Fe
2014; 2+ -ATPases. J Biol Chem. 2016
48. Fischbach MA. Combination Mar 28;291:jbc.M116.718239.
therapies for combating 56. Morth JP, Pedersen BP, Buch-
antimicrobial resistance. Current Pedersen MJ, Andersen JP, Vilsen
Opinion in Microbiology. 2011. B, Palmgren MG, et al. A
49. Chourasia M, Sastry GN. The structural overview of the plasma
Nucleotide, Inhibitor, and Cation membrane Na+,K+-ATPase and
Binding Sites of P-type II H+-ATPase ion pumps. Nature
ATPases. Chem Biol Drug Des. Reviews Molecular Cell Biology.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 94
TINJAUAN PUSTAKA

2011. in Mycobacteria. J Biol Chem.


57. Palmgren MG, Nissen P. P- 2013 Mar 12;288.
Type ATPases. Annu Rev Biophys. 66. Voskuil MI, Bartek IL,
2011; Visconti K, Schoolnik GK. The
58. Bublitz M, Morth JP, Nissen response of Mycobacterium
P. P-type ATPases at a glance. tuberculosis to reactive oxygen
Journal of Cell Science. 2011. and nitrogen species. Front
59. Smith AT, Smith KP, Microbiol. 2011;
Rosenzweig AC. Diversity of the 67. Ray PD, Huang BW, Tsuji Y.
metal-transporting P1B-type Reactive oxygen species (ROS)
ATPases. J Biol Inorg Chem. homeostasis and redox regulation
2014; in cellular signaling. Cellular
60. Novoa-Aponte L, León- Signalling. 2012.
Torres A, Patiño-Ruiz M, Cuesta- 68. Paiva CN, Bozza MT. Are
Bernal J, Salazar LM, Landsman reactive oxygen species always
D, et al. In silico identification and detrimental to pathogens?
characterization of the ion Antioxidants and Redox Signaling.
transport specificity for P-type 2014.
ATPases in the Mycobacterium 69. Shastri MD, Shukla SD,
tuberculosis complex. BMC Struct Chong WC, Dua K, Peterson GM,
Biol. 2012; Patel RP, et al. Role of oxidative
61. Pulido PA, Novoa-Aponte L, stress in the pathology and
Villamil N, Soto CY. The DosR management of human
Dormancy Regulator of tuberculosis. Oxid Med Cell
Mycobacterium tuberculosis Longev. 2018;2018.
Stimulates the Na+/K+ and Ca2+ 70. Podinovskaia M, Lee W,
ATPase Activities in Plasma Caldwell S, Russell DG. Infection
Membrane Vesicles of of macrophages with
Mycobacteria. Curr Microbiol. Mycobacterium tuberculosis
2014; induces global modifications to
62. Campbell AK. Intracellular phagosomal function. Cell
Calcium. Intracellular Calcium. Microbiol. 2013;
2014. 71. Goyal N, Kashyap B, Singh
63. Domínguez DC. Calcium NP, Kaur IR. Neopterin and
Signaling in Prokaryotes. In: oxidative stress markers in the
Calcium and Signal Transduction. diagnosis of extrapulmonary
2018. tuberculosis. Biomarkers. 2017;
64. Novoa-Aponte L, Soto 72. Shastri MD, Shukla SD,
Ospina CY. Mycobacterium Chong WC, Dua K, Peterson GM,
tuberculosis p-type atpases: Patel RP, et al. Role of oxidative
Possible targets for drug or stress in the pathology and
vaccine development. BioMed management of human
Research International. 2014. tuberculosis. Oxidative Medicine
65. Padilla-Benavides T, Long J, and Cellular Longevity. 2018.
Raimunda D, Sassetti C, Argüello 73. Idh J, Andersson B, Lerm M,
J. A Novel P-1B-type Mn2+- Raffetseder J, Eklund D, Woksepp
transporting ATPase Is Required H, et al. Reduced susceptibility of
for Secreted Protein Metallation clinical strains of Mycobacterium

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 95
TINJAUAN PUSTAKA

tuberculosis to reactive nitrogen The Mycobacterium DosR regulon


species promotes survival in structure and diversity revealed by
activated macrophages. PLoS comparative genomic analysis. J
One. 2017; Cell Biochem. 2013;
74. Lamichhane G. 81. Cossu A, Sechi LA, Bandino
Mycobacterium tuberculosis E, Zanetti S, Rosu V. Expression
response to stress from reactive profiling of Mycobacterium
oxygen and nitrogen species. Front tuberculosis H37Rv and
Microbiol. 2011; Mycobacterium smegmatis in
75. Tan MP, Sequeira P, Lin acid-nitrosative multi-stress
WW, Phong WY, Cliff P, Ng SH, displays defined regulatory
et al. Nitrate respiration protects networks. Microb Pathog. 2013;
hypoxic Mycobacterium 82. Veyrier FJ, Cellier MF. Metal
tuberculosisagainst acid- and economy in host- microbe
reactive nitrogen species stresses. interactions. Front Cell Infect
PLoS One. 2011; Microbiol. 2014;
76. Jamaati H, Mortaz E, Pajouhi 83. Anderson DM, Makarewich
Z, Folkerts G, Movassaghi M, CA, Anderson KM, Shelton JM,
Moloudizargari M, et al. Nitric Bezprozvannaya S, Bassel-Duby
oxide in the pathogenesis and R, et al. Widespread control of
treatment of tuberculosis. calcium signaling by a family of
Frontiers in Microbiology. 2017. SERCA-inhibiting micropeptides.
77. Elks PM, Brizee S, van der Sci Signal. 2016;
Vaart M, Walmsley SR, van Eeden 84. Di Marino D, D’Annessa I,
FJ, Renshaw SA, et al. Hypoxia Coletta A, Via A, Tramontano A.
Inducible Factor Signaling Characterization of the
Modulates Susceptibility to differences in the cyclopiazonic
Mycobacterial Infection via a acid binding mode to mammalian
Nitric Oxide Dependent and P. Falciparum Ca2+ pumps:
Mechanism. PLoS Pathog. 2013; A computational study. Proteins
78. Mishra BB, Rathinam VAK, Struct Funct Bioinforma. 2015;
Martens GW, Martinot AJ, 85. Varga J, Frisvad JC, Samson
Kornfeld H, Fitzgerald KA, et al. RA. Two new aflatoxin producing
Nitric oxide controls the species, and an overview of
immunopathology of tuberculosis Aspergillus section Flavi. Stud
by inhibiting NLRP3 Mycol. 2011;
inflammasome- dependent 86. Cui R, Wang Y, Wang L, Li
processing of IL-1β. Nat Immunol. G, Lan K, Altmeyer R, et al.
2013; Cyclopiazonic acid, an inhibitor of
79. Leistikow RL, Morton RA, calcium-dependent ATPases with
Bartek IL, Frimpong I, Wagner K, antiviral activity against human
Voskuil MI. The Mycobacterium respiratory syncytial virus.
tuberculosis DosR regulon assists Antiviral Res. 2016;
in metabolic homeostasis and 87. Sievers F, Higgins DG.
enables rapid recovery from Clustal Omega. Curr Protoc
nonrespiring dormancy. J Bioinforma. 2014;
Bacteriol. 2011; 88. Santos Ruiz P, López-Vallejo
80. Chen T, He L, Deng W, Xie J. F, Ramirez D, Mata-Espinosa D,

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 96
TINJAUAN PUSTAKA

Hernández-Pando R, Soto C.
Identification of Mycobacterium
tuberculosis CtpF as a target for
designing new antituberculous
compounds. Bioorg Med Chem.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1| Maret – September 2022 97
JIMKI : JURNAL ILMIAH
TINJAUAN PUSTAKA
MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

EFIKASI TERAPI PERILAKU KOGNITIF BERBASIS


DARING TERHADAP GEJALA DEPRESI DAN
ANSIETAS PADA PASIEN PARKINSON: SEBUAH
KAJIAN LITERATUR
Nathaniel Gilbert Dyson[1], Priscilla Geraldine[2], Violine Martalia[3]

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,


Jakarta

ABSTRAK

Korespondensi: Pendahuluan: Penyakit Parkinson (PP) merupakan penyakit


neurodegeneratif kronis dengan gejala neuropsikiatri seperti
Nathaniel Gilbert Dyson depresi dan ansietas yang sering tidak disadari atau tidak diobati
Email Korespondensi: secara memadai pada pasien PP. Ketersediaan terapi psikologis
yang disesuaikan untuk penderita PP masih sangat terbatas.
nathanielgilbert88@gmail.com Tujuan: Untuk menentukan efikasi, penerimaan, dan
kemanjuran awal dari Terapi Perilaku Kognitif Berbasis Daring
Riwayat Artikel
(ICBT) untuk mengobati ansietas dan depresi pada pasien PP.
Diterima: 12 – 05 – 2022 Metode: Pencarian literatur dilakukan pada basis data online
Selesai revisi: 03 – 08 – 2022 internasional, yaitu PubMed, Cochrane, SCOPUS,
ScienceDirect, dan CINAHL.
DOI : Hasil: Secara umum, terdapat perbaikan signifikan gejala depresi
dan ansietas setelah intervensi ICBT. ICBT memiliki tingkat
10.53366/jimki.v10i1.526
penyelesaian terapi yang tinggi dan ketaatan pada regimen terapi
karena fleksibilitas dan keterjangkauannya. Berbagai faktor
mempengaruhi efikasi ICBT, seperti durasi Penyakit Parkinson,
persepsi pasien, dan hubungan pasien-klinisi.
Kesimpulan: ICBT dapat menjadi terapi alternatif yang efektif
untuk mengurangi gejala neuropsikiatri pasien PP, terutama
pasien PP dengan depresi dan ansietas. Secara keseluruhan, studi-
studi menunjukkan adanya perbaikan gejala yang dinilai dari
kuesioner terstandar depresi dan ansietas seperti Hamilton
Depression Rating Scale (HAMD) dan Beck Depression
Inventory (BDI). Intervensi ini diterima dengan baik oleh pasien,
dengan tingkat aderensi pasien terhadap seluruh regimen terapi
yang tinggi.

Kata Kunci: Terapi perilaku kognitif, daring, penyakit


Parkinson, gejala neuropsikiatri

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022

98
TINJAUAN PUSTAKA

EFFICACY OF ONLINE COGNITIVE BEHAVIORAL


THERAPY FOR DEPRESSION AND ANXIETY IN
PATIENTS WITH PARKINSON’S DISEASE
ABSTRACT

Background: Parkinson’s Disease (PD) is a chronic neurodegenerative disease


with neuropsychiatric symptoms such as depression and anxiety, which are often
overlooked or untreated. Psychiatric treatment which is tailored especially for PD
patients is still limited.
Objectives: To determine the efficacy of internet-based cognitive behavioral
therapy (ICBT) in treating depression and anxiety in PD patients.
Methods: Literature searching was done in online databases which are PubMed,
Cochrane, SCOPUS, ScienceDirect, and EBSCOHost.
Results: Significant improvement of depression and anxiety score in patients
treated with ICBT. ICBT also has a higher adherence and completion rate because
of its flexibility and convenience. Factors affecting ICBT include duration of
disease, patients’ perception, and patient-clinician relationship.
Conclusion: ICBT is an effective alternative therapy to treat neuropsychiatric
symptoms in PD patients, especially depression and anxiety. Overall, studies show
improvement of depression and anxiety measured with standardized questionnaires,
and patients show good adherence and high completion rate with this therapy.

Keywords: Internet-based cognitive behavioral therapy, neuropsychiatric


symptoms, Parkinson’s Disease

1. PENDAHULUAN utama kedua kecacatan akibat


Penyakit Parkinson (PP) adalah gangguan neurologis selama
suatu penyakit neurodegeneratif bertahun-tahun, berkontribusi pada
kronis, progresif, dan multisistem[1] 6,1 juta pasien di dunia.[5] Pada tahun
yang mempengaruhi neuron 2005-2015, diperkirakan bahwa
dopaminergik pada otak.[2] PP mortalitas PP yaitu sekitar 117,4 ribu
ditandai dengan tiga gejala gangguan kematian.[6]
motorik yaitu bradikinesia, rigiditas, Seringkali, pasien PP lebih
tremor, dan instabilitas postur,[3] yang diasosiasikan terhadap gangguan
umumnya bermanifestasi secara motoriknya, padahal gejala non-
unilateral atau setidaknya asimetris.[1] motorik pasien PP juga memberi
PP telah menjadi penyakit neurologis dampak merugikan pada kualitas
dengan penderita terbanyak kedua di hidup pasien.[7] Gejala non-motorik
dunia selama bertahun-tahun setelah yang umum ditemukan adalah gejala
Alzheimer,[4] dan menjadi penyebab neuropsikiatri seperti depresi dan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022

99
TINJAUAN PUSTAKA

ansietas, dan gejala ini pada pasien PP pengobatan psikiatris lainnya.[1,14]


sering kali tidak ditangani dan Akan tetapi, akses terhadap CBT
terlewatkan, sehingga berpotensi sendiri masih terbatas, apalagi
menimbulkan komplikasi jangka ditambah dengan berbagai tantangan
panjang bagi pasien.[8] Gejala yang dimiliki pasien Parkinson
neuropsikiatri ini dapat terjadi pada seperti kesulitan berpergian karena
setiap tahap penyakit, dan dapat disabilitas fisik, tantangan geografis,
muncul bertahun-tahun sebelum tidak bisa mengendarai kendaraan,
gejala motorik klasik pasien PP.[9] dan rasa takut keluar rumah.[10] Hal
Depresi merupakan salah satu gejala ini dipersulit di tengah pandemi
non-motorik yang sering terjadi pada COVID-19. Kunjungan ke rumah
pasien PP. Sekitar 50% pasien PP sakit seharusnya dikurangi ditengah
memiliki depresi.[10] Selain depresi, pandemi ini, padahal pasien
gejala non-motorik yang umum Parkinson perlu pergi secara rutin
terjadi pada pasien PP adalah untuk menjalani medikasi.[15]
ansietas, yaitu sekitar 38%. Internet-Based Cognitive
Prevalensi tersebut diduga akan terus Behavioral Therapy (ICBT) adalah
bertambah seiring dengan pandemi terapi perilaku kognitif ang
COVID-19. Pasien Parkinson dilaksanakan secara daring dan
menjadi lebih rentan untuk berpotensi menjadi solusi untuk
mengalami perburukan gejala, baik masalah ini. Terapi Perilaku Kognitif
motorik maupun non-motorik, di secara daring menjadi jauh lebih
tengah situasi pandemi ini akibat efisien karena dapat diakses oleh
isolasi dan stress tinggi. Selain itu, berbagai macam pasien, tidak terbatas
pandemi juga menghambat pasien oleh tantangan geografis, dan pasien
untuk melakukan aktivitas fisik yang dapat mengakses pengobatan kapan
penting dalam penanganan PP itu saja dan di mana saja.[17] Kemudahan
sendiri.[11, 12] yang ditawarkan oleh ICBT juga
Salah satu modalitas dalam berpotensi untuk meningkatkan
penanganan gejala neuropsikiatri ini keinginan pasien untuk mengobati
adalah dengan cognitive-behavioral gejala neuropsikiatri mereka serta
therapy (CBT).[13] CBT atau Terapi meningkatkan kepatuhan pasien
Perilaku Kognitif adalah bentuk untuk menyelesaikan seluruh sesi
perawatan psikologis yang telah terapi.[17] Selain itu, di era pandemi
terbukti efektif sejak 40 tahun yang COVID-19, tentu saja pelaksanaan
lalu dalam menangani berbagai terapi perilaku kognitif secara daring
masalah psikiatri termasuk depresi, lebih aman dan lebih disarankan.[18]
ansietas, masalah penggunaan Melihat besarnya dampak negatif
alkohol dan narkoba, masalah dari ansietas dan depresi untuk pasien
perkawinan, gangguan makan, dan PP, diperlukan inovasi strategis
penyakit mental yang parah. berupa terapi yang berfokus pada
Sejumlah penelitian telah ansietas dan depresi serta dapat
membuktikan bahwa CBT memberi diakses pasien dengan mudah.
peningkatan yang signifikan dalam Tinjauan literatur ini diharapkan
fungsi dan kualitas hidup pasien. CBT dapat mengeksplorasi efikasi Terapi
juga telah terbukti sama efektifnya Perilaku Kognitif secara daring untuk
dengan, atau lebih efektif daripada mengatasi ansietas dan depresi pada
bentuk terapi psikologis atau pasien PP. Aplikasi telemedicine

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022

100
TINJAUAN PUSTAKA

dalam tatalaksana gangguan tahap pencarian akan disortir dan


neuropsikiatri diharapkan mampu dikaji ulang untuk mengeliminasi
menjadi solusi untuk meningkatkan artikel yang tidak relevan. Setelah
kualitas dan kesejahteraan hidup penulis memastikan seluruh studi
pasien dengan Penyakit Parkinson. yang akan digunakan telah memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi, artikel
2. METODE duplikat dieliminasi dengan bantuan
2.1. Strategi Penelusuran perangkat lunak EndNote X9. Dengan
Literatur demikian, berdasarkan penelusuran
Kajian literatur ini dilakukan oleh pada database yang digunakan
tiga penulis secara independen hingga penulis, sebanyak 11 literatur
tanggal 26 Maret 2021, dengan diekstrak dan dianalisis dalam kajian
melakukan pencarian literatur pada literatur ini.
database online internasional, yaitu
PubMed, Cochrane, SCOPUS, 3. PEMBAHASAN
ScienceDirect, dan CINAHL. Kata 3.1. Terapi Perilaku Kognitif
kunci penelusuran literatur yang Pada Pasien Parkinson
digunakan adalah [((Parkinson) OR Terapi Perilaku Kognitif adalah
(Parkinson Disease)) AND sebuah metode terapi psikologis yang
((telephone) OR (internet)) AND diberikan untuk mengatasi gejala
((cognitive behavioral therapy) OR gangguan psikis, seperti depresi,
(CBT)) AND ((anxiety) OR ansietas, penyalahgunaan obat-obatan
(depression) OR (insomnia) OR (non- terlarang, gangguan perilaku makan,
motoric syndrome)]. Penggunaan hingga gangguan jiwa berat. Pasien
mode advance search apabila parkinson memiliki risiko yang cukup
diperlukan untuk mengeliminasi tinggi untuk mengalami gangguan
literatur yang tidak sesuai. depresi dan ansietas. Hasil penelitian
Selanjutnya, penulis menetapkan Marsh et al menyimpulkan
kriteria inklusi dan eksklusi untuk peningkatan diagnosis gangguan
menyaring hasil pencarian tersebut. depresi sekitar 1.86% hingga 10%
Kriteria inklusi yang digunakan pada pasien PP.[19] Dengan demikian,
adalah studi klinis, menggunakan Terapi Perilaku Kognitif merupakan
intervensi berupa Terapi Perilaku salah satu jenis terapi yang sering
Kognitif secara daring, mengukur diterapkan bagi pasien PP untuk
gejala depresi atau ansietas, dan meningkatkan kualitas hidupnya.
dipublikasikan dalam 10 tahun
terakhir, untuk meningkatkan
relevansi studi pada kondisi saat ini.
Selain itu, kriteria eksklusi yang
diterapkan meliputi studi yang tidak
tersedia dalam bentuk dokumen
lengkap, serta studi yang
menggunakan bahasa selain
Indonesia dan Inggris, untuk
mengurangi bias pemahaman oleh
penulis.
2.2. Pemilihan Literatur
Literatur yang telah lolos pada

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022

101
TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 1. Karakteristik dan hasil studi


No. Penulis; Desain Lokasi Populasi Studi Hasil Studi
Tahun Studi Ukuran Sampel Karakteristik sampel Parameter Pengukuran Kelompok Perlakuan Nilai p
CBT berbasis daring Kontrol
1 Dobkin, et Randomized New 72 pasien Kelompok CBT HAM-D Scale 14.44 (95%CI : 12.97-15.93) 21.33 (95%CI : 19.76- <.0001
al[25]; 2020 Controlled Jersey, Parkinson dengan berbasis daring : 37 22.89)
Trials Amerika gejala gangguan pasien; Kelompok Mean Improvement from 6.53 (95% CI, 5.07–7.99) -0.27 (95% CI, −1.81 - <.0001
Serikat depresi mayor kontrol (TAU) : 35 baseline 1.27)
pasien
HAM-A Scale 16,48 19,88 <.0001
BDI Scale 13,09 19,03 <.0001
Quality of Life (SF-36MCS) 42,54 38,06 0,007

2 Wuthrich, Randomized Sydney, 11 pasien Pasien dengan GAI >6 Geriatric Depression Scale 3.50 (SD = 2.88) 8.00 (SD = 4.88) N/A
et al[29]; Controlled Australia Parkinson dengan atau GDS-15 >5) yang
2019 Trials gejala ansietas dan sedang mengonsumsi Geriatric Anxiety Inventory 7.33 (SD = 5.50) 11.40 (SD = 7.40) N/A
depresi yang obat psikiatri. Terbagi
signifikan dalam dua kelompok,
Quality of Life (BRE 13.22 (SD = 2.54) 10.00 (SD = 1.63) N/A
yaitu kelompok CBT
psychological subscale)
dan kelompok kontrol
(tanpa perlakuan)

3 Kraepelien, Randomized Stockholm, 77 pasien Pasien dengan WSAS Work and Social Adjustment 21.48 (SD = 1.05) 26.04 (SD = 1.07) 0,002
et al[30]; Controlled Swedia Parkinson dengan >18, yang dibagi dalam Scale
2020 Trials gejala gangguan dua kelompok, yaitu HADS-A 6.87 (SD = 0.61) 8.79 (SD = 0.59) 0,007
depresi kelompok ICBT dan
kelompok kontrol
HADS-D 6.36 (SD = 0.53) 8.62 (SD = 0.53) 0,011

4 Kraepelien, Pilot Study Stockholm, 13 pasien Pasien Parkinson HADS-A 7.6 (SD= 4.1) N/A p (pre and
et al[31]; Swedia Parkinson dengan dengan nilai HADS-A post) :
2015 gejala depresi dan atau HADS-D lebih dari 0.118
ansietas derajat 7 dan dapat mengikuti HADS-D 7.8 (SD= 2.5) N/A p (pre and
ringan hingga penelitian dengan post) :
sedang cukup sehat <0.05
HADS 15.3 (SD= 6) N/A p (pre and
post) :
<0.05
Abbreviations: HAM-D (Hamilton Depression Rating Scale); TAU (Treatment as Usual); WSAS (Work and Social Adjustment Scale);
HAM-A (Hamilton Anxiety Rating Scale); BDI (Beck's Depression Inventory); SF-36MCS (36-item Short Form Survey Mental
ComponentScore);BRE(BehavioralResponseEvaluation);

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022 102
TINJAUAN PUSTAKA

Terapi Perilaku Kognitif menunjukkan perbandingan yang


menggunakan beberapa prinsip dasar signifikan dengan kelompok lain
secara psikologis untuk membantu yang tidak diberikan Terapi Perilaku
kesembuhan pasien dari gejala Kognitif.[25]
depresi dan ansietas. Prinsip tersebut Hasil gejala psikis diukur
adalah (1) gangguan psikologis, menggunakan Hamilton Depression
sebagian atau seluruhnya, berakar Rating Scale (HAMD) dan Beck
pada pola berpikir yang keliru dan Depression Inventory (BDI). Pada
tidak solutif, (2) gangguan psikologis, akhir penelitian, diperoleh data
sebagian atau seluruhnya, bersumber bahwa 56% pasien kelompok Terapi
pada pembelajaran diri terhadap Perilaku Kognitif melaporkan
kebiasaan yang keliru, dan (3) peningkatan kondisi yang sangat
seseorang dengan gangguan signifikan, berbanding 8% pada
psikologis dapat mempelajari cara kelompok yang tidak diberikan terapi.
mengatasi gangguan tersebut dan Di sisi lain, Terapi Perilaku Kognitif
membantu dirinya sendiri untuk juga ditemukan berkaitan dengan
mengontrol gejala yang timbul.[20,21] peningkatan seluruh skala
Dengan demikian, secara umum, pengukuran HAMD, seperti mood,
Terapi Perilaku Kognitif memiliki ansietas, gejala somatik, dan kualitas
target untuk mengubah pola pikir atau tidur, yang merupakan salah satu
pola kebiasaan seseorang yang keliru gejala pada pasien parkinson yang
untuk membangun kepercayaan diri sangat mengganggu kualitas hidup.[25]
pasien dan pada akhirnya Selain itu, studi Dobkin et al
meringankan gejala gangguan juga melaporkan adanya peningkatan
psikisnya. Namun demikian, masing- efikasi pada pemberian Terapi
masing Terapi Perilaku Kognitif Perilaku Kognitif yang
memiliki tujuan dan aktivitas yang dikombinasikan dengan terapi obat-
berbeda yang akan disesuaikan oleh obatan, dibandingkan terapi obat
dokter terhadap gejala pasien tanpa terapi. Hasil temuan ini sejalan
tertentu.[22] Pada pasien Parkinson, dengan penelitian lainnya oleh
Terapi Perilaku Kognitif berfokus Cuijpers et al dan Hollon et al yang
pada masalah gangguan depresi menunjukkan hasil yang serupa. Oleh
maupun ansietas yang sering terjadi. sebab itu, dapat disimpulkan bahwa
[23,24]
pemberian Terapi Perilaku Kognitif
3.2. Efikasi Terapi Perilaku sebaiknya menjadi pelengkap utama
Kognitif Pada Pasien Parkinson terapi obat-obatan antidepresan untuk
Pemberian Terapi Perilaku meraih hasil terapi yang optimal pada
Kognitif pada pasien dengan Penyakit pasien Parkinson dengan gejala
Parkinson telah terbukti memberikan depresi dan ansietas.[25–27]
pengaruh perbaikan signifikan 3.3. Terapi Kognitif Daring:
terhadap gejala depresi dan ansietas. Sebuah Inovasi
Sebuah studi randomized controlled Terapi kognitif daring yang
trials (RCT) oleh Dobkin et al yang diberikan pada studi-studi
dilakukan pada 80 subjek dengan sebelumnya memiliki konten yang
karakteristik rentang usia antara 35- secara umum sama dengan terapi
85 tahun, yang diberikan Terapi perilaku kognitif konvensional. Pada
Perilaku Kognitif selama 10 hari studi Wuthrich et al (2019),

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022

103
TINJAUAN PUSTAKA

dijelaskan bahwa terapi kognitif yang butuhkan. Dengan CBT secara


diberikan ini berfokus pada daring, pengasuh pasien juga dapat
penanganan masalah depresi dan dilibatkan dalam terapi. Hal ini
ansietas pada pasien geriatri. Oleh bermanfaat tidak hanya untuk pasien,
sebab itu, prinsip terapi yang tetapi juga bagi pengasuhnya, karena
diberikan adalah psikoedukasi, pengasuh pasien umumnya memiliki
pelatihan penjadwalan aktivitas, tingkat stres dan depresi yang tinggi
pemantauan suasana hati, tantangan juga. Oleh karena itu, program terapi
berpikir, dan keterampilan yang bersifat integratif menjadi
komunikasi. Pada program terapi ini, sangat penting untuk dalam
pasien diberikan contoh kasus khusus penanganan Penyakit Parkinson.[28,29]
mengenai kecemasan dan depresi Selain itu, dengan semakin
yang dapat dialami oleh pasien beratnya penyakit, penanganan
Parkinson. Namun, karena berfokus Penyakit Parkinson bergantung pada
pada pasien geriatri dengan kesadaran dan keinginan pasien
kemungkinan adanya beberapa sendiri untuk merawat dirinya,
gangguan kognitif, proses untuk contohnya seperti berolahraga teratur,
tantangan kognitif disederhanakan, berobat teratur, dan mengkonsumsi
dan keterampilan relaksasi obat-obatan yang diresepkan. Depresi
ditambahkan untuk mengjurangi dapat menjadi penghambat dalam
gejala kecemasan.[29] memenuhi tuntutan pengobatan
Selain itu, tidak ditemukan Penyakit Parkinson. CBT secara
perbedaan yang signifikan antara daring, yang lebih fokus pada
program terapi pada studi yang satu pembelajaran pasien secara mandiri
dengan yang lainnya. Perbedaan yang dengan dukungan klinisi lewat
ditemukan adalah tentang modalitas telepon, dapat memberdayakan
teknologi yang digunakan, seperti pasien untuk mengaplikasikan
studi Dobkin[25] dan Wuthrich[29] mekanisme koping yang lebih baik
yang menggunakan telepon, secara mandiri. Selain meningkatkan
sedangkan studi Kraepelien[30] akses pasien terhadap terapi, hal ini
menggunakan internet sebagai media juga mempromosikan perawatan diri
untuk melakukan terapi. yang lebih baik dan perasaan positif
Perbaikan nilai depresi dan bagi pasien melalui aktivitas yang
ansietas yang lebih baik pada bermakna.[10, 29]
intervensi CBT melalui internet
maupun telepon dapat disebabkan
karena CBT secara daring dapat
diakibatkan karena tingkat
penyelesaian terapi serta tingkat
ketaatan pada regimen terapi yang
lebih baik. CBT secara daring
memberikan fleksibilitas pada pasien
untuk memilih jadwal terapi serta Gambar 1. Perbandingan Perbaikan
mengurangi beban finansial pasien Gejala Depresi pada CBT dan TAU
dari segi transportasi. Pasien juga (treatment as usual).[10]
dapat memilih konten tiap sesi
menurut kebutuhan, sehingga terapi Dari segi kelayakan dan
lebih fokus terhadap apa yang pasien praktikalitas, ketertarikan pasien

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022

104
TINJAUAN PUSTAKA

Parkinson terhadap CBT secara keadaan umum pasien menjadi faktor


daring cukup tinggi. Studi oleh Calleo yang penting dalam menentukan
et al menunjukkan bahwa sebagian efektifitas dan komitmen pasien
besar pasien (67%) lebih memilih terhadap pengobatan.[15]
CBT melalui telepon dibandingkan 3.4. Keterbatasan Studi
tatap muka, dengan setidaknya 1 sesi Limitasi dari studi yang kami
dilakukan melalui telepon bagi lakukan adalah masih terbatasnya
seluruh pasien.[28] Hal ini didukung jumlah studi randomized controlled
oleh studi Wurtrich et al dan Dobkin trial yang meneliti efikasi terapi
et al, dimana terdapat antusiasme kognitif secara daring. Sebagian besar
tinggi dari komunitas Penyakit studi merupakan studi pilot dengan
Parkinson terhadap CBT melalui jumlah sampel yang relatif kecil.
telepon serta tingkat aderensi Sebagian besar studi juga tidak
terhadap seluruh regimen terapi yang membedakan antara pasien yang
tinggi.[10, 25, 29] menggunakan obat-obatan seperti
Efektivitas CBT secara daring antidepresan, sehingga terdapat risiko
dapat dipengaruhi beberapa faktor. bias. Oleh karena itu, dibutuhkan
Pertama adalah durasi Penyakit penelitian lebih lanjut dengan desain
Parkinson, dimana pasien yang studi serta metode lebih baik.
dengan durasi penyakit lebih singkat
melaporkan perbaikan yang lebih 4. KESIMPULAN
tinggi (45% dibandingkan 18%). Hal Pandemi Coronavirus Disease
ini memberikan implikasi bahwa 2019 Berdasarkan kajian literatur di
CBT lebih efektif pada gejala atas, dapat disimpulkan bahwa CBT
neuropsikiatri penyakit Parkinson secara daring atau ICBT dapat
stadium awal.[30] Persepsi pasien menjadi terapi alternatif yang efektif
terhadap empati klinisi dan hubungan untuk mengurangi gejala
pasien-klinisi juga dapat menjadi neuropsikiatri pasien Parkinson,
faktor. Menariknya, sebagian besar terutama depresi dan ansietas. Secara
partisipan melaporkan persepsi keseluruhan, studi-studi
empati yang tinggi selama sesi terapi menunjukkan adanya perbaikan
walaupun dilakukan melalui gejala dinilai dari kuesioner
[25, 29]
telepon. Studi menunjukan terstandar depresi dan ansietas.
bahwa dalam konteks hubungan yang Intervensi ini diterima dengan baik
baik, seseorang cenderung oleh pasien, dengan tingkat
mengasosiasikan hal-hal positif tanpa penyelesaian seluruh regimen terapi
umpan balik visual atau nonverbal yang tinggi. Efikasi dari CBT sendiri
sekalipun, sehingga pada terapi bergantung pada durasi penyakit,
secara daring, pasien dapat persepsi pasien, serta hubungan
membayangkan klinisi lebih empatik dokter-pasien yang baik. Oleh karena
daripada sebenarnya. Akan tetapi, hal itu, kami berharap tinjauan literatur
ini dapat berubah ketika ada kesulitan ini dapat menjadi landasan untuk
atau kecurigaan dalam hubungan mengembangkan strategi intervensi
dokter-pasien, dimana untuk gejala neuropsikiatri pasien
ketidakberadaan umpan balik visual Parkinson yang holistik dan
atau nonverbal dapat memberikan terjangkau.
asosiasi negatif. Oleh karena itu,
sebagai hubungan dokter-pasien serta

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022

105
TINJAUAN PUSTAKA

5. SARAN 328 diseases and injuries for 195


Kami menyarankan dilakukan countries, 1990–2016: a
penelitian lebih lanjut mengenai systematic analysis for the Global
efikasi CBT secara daring terutama di Burden of Disease Study 2016.
negara-negara berkembang seperti The Lancet.
Indonesia untuk melihat feasibilitas 2017;390(10100):1211-1259.
dan aplikasinya pada negara 6. Wang H, Naghavi M, Allen C,
berkembang. Kami juga Barber R, Bhutta Z, Carter A et al.
menyarankan dilakukannya tinjauan Global, regional, and national life
lebih lanjut dengan sistematis expectancy, all-cause mortality,
maupun kuantitatif (meta-analisis). and cause-specific mortality for
249 causes of death, 1980–2015:
a systematic analysis for the
DAFTAR PUSTAKA Global Burden of Disease Study
1. Zhang Q, Yang X, Song H, Jin Y. 2015. The Lancet.
Cognitive behavioral therapy for 2016;388(10053):1459-1544.
depression and anxiety of 7. Barone P, Erro R, Picillo M.
Parkinson's disease: A systematic Quality of Life and Nonmotor
review and meta-analysis. Symptoms in Parkinson's
Complementary Therapies in Disease. International Review of
Clinical Practice. Neurobiology. 2017;:499-516.
2020;39:101111. 8. Karri M, Ramasamy B, Kalidoss
2. Elkouzi A. What Is Parkinson's? R. Prevalence of non-motor
[Internet]. Parkinson's symptoms in Parkinson’s disease
Foundation. 2021 [cited 26 March and its impact on quality of life in
2021]. Available from: tertiary care center in India. Ann
https://www.parkinson.org/under Indian Acad Neurol.
standing-parkinsons/what-is- 2020;23(3):270–4.
parkinsons 9. Zhang Q, Hu J, Wei L, Jia Y, Jin
3. Ramasamy B, Karri M, Kalidoss Y. Effects of dance therapy on
R. Prevalence of non-motor cognitive and mood symptoms in
symptoms in Parkinson's disease people with Parkinson's disease:
and its impact on Quality of Life A systematic review and meta-
in Tertiary Care Center in India. analysis. Complement Ther Clin
Annals of Indian Academy of Pract. 2019 Aug;36:12-17.
Neurology. 2019;0(0):0. 10. Dobkin RD, Mann SL, Gara MA,
4. Moustafa A, Chakravarthy S, Interian A, Rodriguez KM,
Phillips J, Gupta A, Keri S, Polner Menza M. Telephone-based
B et al. Motor symptoms in cognitive behavioral therapy for
Parkinson’s disease: A unified depression in Parkinson disease:
framework. Neuroscience & A randomized controlled trial: A
Biobehavioral Reviews. randomized controlled trial.
2016;68:727-740. Neurology. 2020;94(16):e1764–
5. Vos T, Abajobir A, Abate K, 73.
Abbafati C, Abbas K, Abd-Allah 11. Salari M, Zali A, Ashrafi F,
F et al. Global, regional, and Etemadifar M, Sharma S,
national incidence, prevalence, Hajizadeh N, et al. Incidence of
and years lived with disability for anxiety in Parkinson’s disease

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022

106
TINJAUAN PUSTAKA

during the Coronavirus disease implementation. J Med Internet


(COVID-19) pandemic. Mov Res. 2019;21(8):e13432.
Disord. 2020;35(7):1095–6. 18. Weineland S, Ribbegårdh R, Kivi
12. Helmich RC, Bloem BR. The M, Bygdell A, Larsson A,
Impact of the COVID-19 Vernmark K et al. Transitioning
Pandemic on Parkinson's Disease: from face-to-face treatment to
Hidden Sorrows and Emerging iCBT for youths in primary care –
Opportunities. J Parkinsons Dis. therapists' attitudes and
2020;10(2):351-354. experiences. Internet
13. K. Jaime, P. Javier, P.S. Berta, Interventions. 2020;22:100356.
G.S. Carmen, G. Alexandre, 19. Marsh L. Depression and
Prevalence and correlates of Parkinson’s Disease: Current
neuropsychiatric symptoms in Knowledge. Curr Neurol
Parkinson’s disease without Neurosci Rep. 2013;13(12):409.
dementia, Mov. Disord. 23 (13) 20. Villabø MA, Compton SN.
(2010) 1889–1896. Cognitive behavioral therapy.
14. American Psychological Pediatric Anxiety Disorders.
Association. What is cognitive 2019. p. 317–34.
behavioral therapy. Washingtond 21. Hofmann SG, Asnaani A, Vonk
DC: American Psychological IJJ, Sawyer AT, Fang A. The
Association. Date unknown [cited efficacy of cognitive behavioral
2021 Mar 26]. Available from: therapy: A review of meta-
https://www.apa.org/ptsd- analyses. Cognitive Therapy and
guideline/patients-and- Research. 2012;36(5):427–40.
families/cognitive-behavioral 22. Santoft F, Axelsson E, Öst LG,
15. Mohr DC, Ho J, Duffecy J, Hedman-Lagerlöf M, Fust J,
Reifler D, Sokol L, Burns MN, Jin Hedman-Lagerlöf E. Cognitive
L, Siddique J. Effect of telephone- behaviour therapy for depression
administered vs face-to-face in primary care: Systematic
cognitive behavioral therapy on review and meta-analysis.
adherence to therapy and Psychological Medicine.
depression outcomes among 2019;49(8):1266–74.
primary care patients: a 23. Reynolds GO, Saint-Hilaire M,
randomized trial. JAMA. 2012 Thomas CA, Barlow DH, Cronin-
Jun 6;307(21):2278-85. Golomb A. Cognitive-Behavioral
16. Papa SM, Brundin P, Fung VSC, Therapy for Anxiety in
Kang UJ, Burn DJ, Colosimo C, Parkinson’s Disease. Behav
et al. Impact of the COVID-19 Modif. 2020;44(4):552–79.
pandemic on Parkinson’s disease 24. Egan SJ, Laidlaw K, Starkstein S.
and movement disorders: Cognitive behaviour therapy for
COVID-19 pandemic and PD. depression and anxiety in
Mov Disord. 2020;35(5):711–5. Parkinson’s disease. Journal of
17. IJzerman RVH, van der Vaart R, Parkinson’s Disease.
Evers AWM. Internet-based 2015;5(3):443–51.
cognitive behavioral therapy 25. Dobkin RD, Menza M, Allen LA,
among psychologists in a medical Gara MA, Mark MH, Tiu J, et al.
setting: A survey on Cognitive-behavioral therapy for
depression in Parkinson’s disease:

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022

107
TINJAUAN PUSTAKA

A randomized, controlled trial. therapy for depression and


Am J Psychiatry. anxiety in Parkinson’s disease —
2011;24(4):206–214. A pilot study. Internet Interv
26. Hollon SD, DeRubeis RJ, Fawcett [Internet]. 2015;2(1):1–6.
J, Amsterdam JD, Shelton RC, Available from:
Zajecka J, et al. Effect of http://dx.doi.org/10.1016/j.invent
cognitive therapy with .2014.11.006
antidepressant medications vs
antidepressants alone on the rate
of recovery in major depressive
disorder a randomized clinical
trial. JAMA Psychiatry.
2014;71(10):1157–64.
27. Cuijpers P, Sijbrandij M, Koole
SL, Andersson G, Beekman AT,
Reynolds CF. Adding
psychotherapy to antidepressant
medication in depression and
anxiety disorders: A meta-
analysis. World Psychiatry. 2014;
28. Calleo JS, Amspoker AB, Sarwar
AI, Kunik ME, Jankovic J,
Marsh L, et al. A pilot study of a
cognitive-behavioral treatment
for anxiety and depression in
patients with Parkinson disease. J
Geriatr Psychiatry Neurol.
2015;28(3):210–7.
29. Wuthrich VM, Rapee RM.
Telephone-delivered cognitive
behavioural therapy for treating
symptoms of anxiety and
depression in Parkinson’s disease:
A pilot trial. Clin Gerontol.
2019;42(4):444–53.
30. Kraepelien M, Schibbye R,
Månsson K, Sundström C,
Riggare S, Andersson G, et al.
Individually tailored internet-
based cognitive-behavioral
therapy for daily functioning in
patients with Parkinson’s disease:
A randomized controlled trial. J
Parkinsons Dis. 2020;10(2):653–
64.
31. Kraepelien M, Svenningsson P,
Lindefors N, Kaldo V. Internet-
based cognitive behavioral

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret– September 2022

108
JIMKI : JURNAL ILMIAH ADVERTORIAL
MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

KEUNTUNGAN DARI PENGGUNAAN PROSTRATIN DALAM


MEMBALIKKAN LATENSI DAN ERADIKASI HUMAN
IMMUNODEFICIENCY VIRUS
Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Obat dalam Mengatasi Latensi dan
Eradikasi HIV secara keseluruhan

Nadine Aurelie,1

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,


Jakarta

ABSTRAK

Korespondensi: Pendahuluan: Selama puluhan tahun, HIV telah


menyebabkan dampak buruk kepada komunitas
Nadine Aurelie dengan kemunculan populasi rentan. Walaupun
kondisi ini dapat distabilkan dengan penggunaan obat
Email Korespondensi:
antiretroviral, muncul masalah lain seperti toksisitas
nadine.aurelie@ui.ac.id dan resistensi obat akibat pemakaian jangka panjang.
Oleh karena itu, para peneliti mencoba mengambil
Riwayat Artikel pendekatan berbeda dalam eradikasi infeksi HIV,
yakni shock and kill dengan menggunakan latency
Diterima: 01 – 05 – 2022
Selesai revisi: 19 – 05 – 2022
reversal agent. Salah satu kandidat yang menjanjikan
adalah prostratin, senyawa yang diperoleh dari ekstrak
DOI : tanaman obat.
Pembahasan: Selain reaktivasi sel yang terinfeksi
10.53366/jimki.v10i.520 HIV dan berada dalam tahap laten, penggunaan
prostratin dapat mempersiapkan sistem imun tubuh
dalam eliminasi infeksi HIV, sehingga memperbesar
kemungkinan kesembuhan seseorang. Kombinasi
dengan obat-obat farmakologi lain juga dapat
meningkatkan efektivitas sinergi dalam pendekatan
shock and kill, sehingga mampu memaksimalisasi
eradikasi infeksi HIV secara keseluruhan.
Simpulan: Oleh karena itu, berdasarkan pembahasan
yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan prostratin dapat memberikan
beberapa keuntungan yang sebelumnya tidak
didapatkan dari penggunaan agen pembalikkan latensi
lain. Dengan demikian, penggunaan prostratin dapat
membawa manusia lebih dekat untuk membasmi
infeksi HIV secara total.

Kata Kunci: Agen pembalikkan latensi, HIV,


Prostratin, Latensi, Syok dan pembunuhan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 |Maret– September 2022
109
ADVERTORIAL

THE EDGE PROVIDED BY PROSTRATIN UTILIZATION IN


REVERSING LATENCY AND ERADICATING HUMAN
IMMUNODEFICIENCY VIRUS
The Application of Medicinal Plant Extract to Overcome Latency and
Eradicate Human Immunodeficiency Virus Completely

ABSTRACT

Background: For decades, HIV has caused severe impact toward society by
generating vulnerable population. Even though this condition can be kept stabile
with antiretroviral usage, other issues including toxicity and resistance emerge due
to long term utilization. Therefore, researchers have taken new approach to
eradicate HIV infection, which is through shock and kill pace using latency reversal
agent. One of the promising candidates is prostratin, compound obtained from
medicinal plant extract.
Discussion: Aside of reactivating latent HIV-infected cell, prostratin can also
prepare related immune system function to combat and eliminate HIV infection,
enhancing success chance to obtain full recovery. Combination alongside with
other pharmacotherapy agents can further escalate synergist effectivity in shock
and kill approach, thus maximizing eradication of HIV infection completely.
Conclusion: Therefore, based on the discussion that has been explained above, it
can be sum up that prostratin has several advantages compared to other latency
reversal agents. Thus, prostratin application might bring one step closer for
mankind to annihilate HIV infection completely.

Keywords: HIV, Latency, Latency reversal agent, Prostratin, Shock and kill
1. PENDAHULUAN surveillance. In the right time
As one of the major burdens when the host immune
of society, Human deescalates, the latent HIV will be
Immunodeficiency Virus (HIV) reactivated once more and
has been a scourge in medical continue to cause havoc
field. It was not until the particularly toward one of the
discovery of antiretroviral therapy specific t cell subtypes, CD4+,
(ART) that the devastating until the host succumbs from
progressive effect toward immune severe opportunistic infection[1,2].
system could be suppressed into Theoretically, population
baseline. However, the sneaky infected by HIV can remain
method granted from reverse stabile as long as they take ART
transcriptase enzyme allows HIV appropriately and treat the
to integrate its genetic opportunistic infection
information to host cellular accordingly. Nevertheless, the
genome, providing temporary long-term medication arises new
safe sanctuary from immune issue such as toxicity and drug

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 |Maret– September 2022
110
ADVERTORIAL

resistance, prompting the scientist eliminating HIV such as natural


to research and update medication killer cell in front line and CD8+
line continuously. Therefore, in adaptive response. For
alternative method must be example, couple LRA candidates
discovered to tackle this endless that inhibit HDAC such as
issue. One of the proposed Romidepsin and Panobinostat that
methods is latency reversal agent influence immune function as
(LRA) obtained from nature, well. The deficiency of CD8+ is
Prostratin[1,2]. also related to escape mutation
where HIV-infected cells are not
2. PEMBAHASAN recognized, or in the state of
One of the cunning moves dysfunctional/exhausted
made by HIV is to sneak its commonly found at chronic
genetic information to host condition. Therefore, it is crucial
cellular genome, thus the hybrid to find the right selection of drug
gene, provirus, replicates that can support immune defense
coincidentally with normal cell at the same time. One of the listed
replication cycle. Even though the candidates is Prostratin[1-4].
viremia level can be kept in check Prostratin is classified into
through ART, HIV infection still Phorbol ester. This compound
persists nonetheless. Scientist was initially found at poisonous
starts to look for another plant native from New Zealand,
alternative to eradicate HIV Pimela prostrata. Then, this
wholly. Scanning for window of compound was also discovered at
opportunity, researcher tries to Homalanthus nutans, medicinal
reverse latency state, providing plant from Samoa. This plant is
vulnerable moment for HIV- usually used by traditional healers
infected cell to be targeted by host to treat yellow fever symptom
immune system or other from viral hepatitis. Aside from
pharmacotherapies that can activating latent HIV-infected
annihilate HIV. This project is cell, other study suggested that
called shock and kill pace[1,2]. prostratin can also inhibit entry
The agents that have been step of HIV replication cycle
discovered to induce such effects through CD4 and CXCR4 and
are called LRA. As the CCR5 down-modulation,
technology advances, there have assisting further in HIV
[2,5]
been long lists of LRA candidates annihilation .
that can be tested, each with As a potent protein kinase C
different molecular intervening (PKC), prostratin can reactivate
methods, pertaining complex provirus through NF-kappaB
method to unravel HIV latency. (NF-ƙB) and AP-1 signal
However, not all can achieve transduction. Contrast to the other
success when tested at in vivo potent PKC activator fellow
subject. Researchers found out phorbol 12-myristate 13-acetate
that the reason behind that (PMA), prostratin does not
ineffectiveness are caused by promote tumor, thus providing
altered or weakened immune safe insurance to the patient.
agents that play crucial roles in During in vitro test, prostratin

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 |Maret– September 2022
111
ADVERTORIAL

demonstrated proviral times. Further alteration can be


transcription induction, along investigated in order to reach
with pro-inflammatory cytokine maximum potential[5,7,8].
upregulation, including tumor
necrosis factor alpha (TNF-α) and 3. KESIMPULAN
IL-1B. Whereas, during ex vivo Proposing chronic issue to
experiment, prostratin and other HIV-infected population, various
non-tumor promoting phorbol alternatives have been explored to
esters 12-deoxyphorbol 13- put an end to this never-ending
phenylacetate (DPP) were ailment. The most recent
capable of reversing latency in inspection is focused on LRA
cell and most importantly application through shock and kill
inducing T cell activation to clear approach. However, not all
reactivated infected cells[2,5]. candidates provide satisfactory
Although there has been no in result due to heterogenous and
vivo test, the obtained data thus complex mechanism comprising
far had shown great promise in HIV reactivation and eradication.
prostratin utilization compared to Among all candidates,
current LRA combinations that prostratin stands out as a
can only produce secluded wanted promising choice. Not only can
results. Still, in order to achieve prostratin reactivate latent HIV,
optimal results, LRA combination but also deescalate early HIV
and adjuvant pharmacotherapy replication cycle, increase pro-
are required, especially with the inflammatory cytokine, induce T
heterogeneity found at different cell and natural killer cell
HIV-infected cell, each with activation. Therefore, prostratin
distinct drug sensitivity utilization supports immune
[2,4,6]
response . So far, the tested system function needed to clear
combination with synergistic the reactivated cells in addition of
reactivation result is Vorinostat, reversing the latency, providing
TSA, JQ1 (BRD main inhibitor, one step closer in HIV total
combination proved not eradication.
immunosuppressive), HDACi However, to ensure the
(Romidepsin or Panobinostat), efficacy and safety of prostratin in
hexamethylene bisacetamide human, further studies are
(HMBA, P-TEFb release required, especially concerning
enhancer), Galectin-9, and TLR-8 any short- or long-term effects
agonist (low activity in patient T developed after prostratin usage.
cells for the record)[2]. More investigations regarding the
Further study can be easily best model of prostratin
reproduced synthetically as alterations and pharmacotherapy
prostratin can be easily obtained combinations are also crucial to
from phorbol alteration at third increase the efficacy and safety of
carbon ring through the addition prostratin application in human as
of acetate side chain. Even, well, ensuring remarkable result
prostratin analogue such as to annihilate HIV infection
phorbol-13-monoesters produces wholly.
more potent result at least 10

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 |Maret– September 2022
112
ADVERTORIAL

DAFTAR PUSTAKA Highly potent, synthetically


1. Margolis DM, Garcia JV, Hazuda accessible prostratin analogs
DJ, Haynes BF. Latency reversal induce latent HIV expression in
and viral clearance to cure HIV- vitro and ex vivo. Proc Natl Acad
1. Science. 2016; 353(6297): Sci USA. 2013; 110(29): 11698-
aaf6517. 703.
2. Spivak AM, Planelles V. Novel 8. Wender PA, Kee J, Warrington
latency reversal agents for HIV-1 JM. Practical synthesis of
cure. Annu Rev Med. 2018; 69: prostratin, DPP, and their
421-36. analogs, adjuvant leads against
3. Desimio MG, Giuliani E, Ferraro latent HIV. Science. 2008;
AS, Adorno G, Doria M. In vitro 320(5876): 649-52.
exposure to prostratin but not
bryostatin-1 improves natural
killer cell functions including
killing of CD4+T cells harboring
reactivated Human
Immunodeficiency Virus. Front
Immunol. 2018; 9: 1514.
4. Ait-Ammar A, Kula A, Darcis G,
Verdikt R, De Wit S, Gautier V.
Current status of latency
reversing agents facing the
heterogeneity of HIV-1 cellular
and tissue reservoirs. Front
Microbiol. 2020; 10: 3060.
5. Cragg GM, Newman DJ,
Kingston DGI. Comprehensive
natural products II. Vol. 2,
Natural products structural
diversity-II secondary
metabolites: Sources, structures,
and chemical biology.
Amsterdam: Elsevier; 2010.
Chapter 2, Terrestrial plants as a
source of novel pharmaceutical
agents; p.5-39.
6. Grau-Exposito J, Luque-
Ballesteros L, Navarro J, Curran
A, Burgos J, Ribera E, et al.
Latency reversal agents affect
differently the latent reservoir
present in distinct CD4+ T
subpopulations. PLoS Pathog.
2019; 15(8): e1007991.
7. Beans EJ, Fournogerakis D,
Gauntlett C, Heumann LV,
Kramer R, Marsden MD, et al.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 |Maret– September 2022
113
JIMKI : JURNAL ILMIAH
ADVERTORIAL
MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

VAKSIN HPV SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN


KANKER SERVIKS DI INDONESIA

Kemal Akbar Suryoadji1, Alifaturrasyid Syafaatullah Ridwan2,Fitriyadi


Kusuma3

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,


Jakarta

Pendahuluan: Kanker Serviks merupakan kanker ketiga


Korespondensi:
terbanyak pada wanita di dunia dan kedua terbanyak pada wanita
Kemal Akbar Suryoadji di Indonesia. Kanker serviks menyumbang 7,5% kematian akibat
kanker di Dunia dan sebagian besar berasal dari negara
Email Korespondensi: berkembang termasuk Indonesia. Penyebab dari kanker serviks
adalah HPV risiko tinggi dan sebenarnya dapat dicegah melalui
kemal.akbar@ui.ac.id
vaksin HPV risiko tinggi yang telah tersedia di seluruh dunia
Riwayat Artikel termasuk Indonesia.
Pembahasan: Vaksin HPV telah terbukti efektif untuk menjadi
Diterima: 15 – 03 – 2021 pencegahan kanker serviks yang diketahui dapat menurunkan
Selesai revisi: 28 – 10 – 2021 insidensi hingga 90%. Berbagai sediaan vaksin HPV telah terbukti
aman untuk diberikan kepada pasien. Kondisi di Indonesia saat ini
DOI : menjadikan vaksin HPV sebagai vaksin yang wajib diberikan
10.53366/jimki.v10i1.521 sebagai bagian dari program bulan imunisasi anak sekolah
menjadi upaya langkah pencegahan kanker serviks kepada
masyarakat di masa depan.
Simpulan: Vaksin HPV memiliki efektivitas dan efek samping
yang aman untuk diberikan kepada masyarakat secara luas.
Kebijakan di Indonesia untuk mewajibkan pemberian vaksin HPV
pada program bulan imunisasi anak sekolah merupakan langkah
yang tepat sebagai pencegahan kanker serviks.

Kata Kunci: Kanker Serviks, Pencegahan, Vaksin HPV

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret - September 2022
114
ADVERTORIAL

HPV VACCINE AS A CERVICAL CANCER


PREVENTION STRATEGY IN INDONESIA

ABSTRACT
Background: Cervical cancer is the third most common cancer in women in the
world and the second most common in women in Indonesia. Cervical cancer
accounts for 7.5% of cancer deaths in the world and most of them come from
developing countries including Indonesia. The cause of cervical cancer is high-risk
HPV and can actually be prevented through high-risk HPV vaccines that are
available throughout the world, including Indonesia.
Discussion: The HPV vaccine has been shown to be effective in preventing cervical
cancer, which is known to reduce the incidence by up to 90%. Various preparations
of the HPV vaccine have been shown to be safe to give to patients. Conditions in
Indonesia currently make the HPV vaccine a mandatory vaccine given as part of
the school children's immunization month program as an effort to prevent cervical
cancer for the community in the future.
Conclusion: The HPV vaccine has effectiveness and side effects that are safe to be
given to the public at large. The policy in Indonesia to require the provision of the
HPV vaccine in the schoolchildren's immunization month program is the right step
to prevent cervical cancer.
Keywords: Cervical Cancer, HPV Vaccines, Prevention

1.PENDAHULUAN kanker serviks yang komprehensif


Secara global, kanker serviks termasuk kebijakan terhadap vaksin
adalah kanker nomor tiga di kalangan HPV. Vaksin human papillomavirus
wanita dalam hal kasus baru per (HPV) adalah salah satu intervensi
tahun. Kanker serviks menjadi yang direkomendasikan untuk anak
mayoritas (85%) dari beban kanker di perempuan berusia 9-13 tahun untuk
negara-negara berkembang. Kanker pencegahan primer. Program skrining
serviks menyumbang 7,5 % dari kanker serviks dengan menggunakan
semua kematian akibat kanker wanita tes skrining yang hemat biaya dapat
secara global pada tahun 2012, dan diterapkan untuk deteksi dini kondisi
ditemukan bahwa mortalitas akibat pra-kanker dan kanker. Sistem
kanker serviks lebih tinggi di negara- kesehatan perlu diperkuat untuk
negara berkembang[1]. Kanker layanan perawatan preventif, kuratif
Serviks juga merupakan kanker kedua dan paliatif untuk kanker[3].
terbesar pada wanita di Indonesia dan Vaksin HPV merupakan salah
menyumbang 5,4% kanker serviks di satu intervensi yang
dunia[2]. direkomendasikan untuk
WHO Wilayah Asia Tenggara pengendalian kanker serviks di
baru-baru ini mengembangkan seluruh dunia. Program vaksin HPV
strategi pengendalian kanker serviks telah menjadi program imunisasi
di Wilayah Negara Asia Tenggara. nasional di lebih dari 60 negara di
Strategi ini merekomendasikan seluruh dunia. Sementara biaya
pendekatan menuju pengendalian vaksin telah menjadi tantangan besar,

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret - September 2022 115
ADVERTORIAL

telah terjadi penurunan biaya dalam imunogenisitas mendokumentasikan


beberapa tahun terakhir. Kontribusi respons imun yang kuat dan profil
dari para donor dan Global Alliance keamanan[6].
for Vaccines and Immunization Kanker yang berpotensi
(GAVI), aliansi vaksin juga telah dicegah oleh ketiga vaksin tersebut
memfasilitasi pengadaan dengan diperkirakan dalam sebuah penelitian
harga yang terjangkau untuk negara- di AS berdasarkan data sekunder
negara berpenghasilan rendah dan yang tersedia dari berbagai sumber.
menengah[4]. Vaksin HPV 16/18 mencegah
Artikel ini akan membahas sebagian besar kanker serviks
vaksin HPV sebagai pencegah kanker (66,2%)[5].
serviks. Penjelasan lebih lanjut Berdasarkan Williams
mengenai vaksin HPV akan terbagi gynecology (2016) menyatakan
menjadi seberapa efektif vaksin HPV bahwa vaksin HPV risiko tinggi dapat
terhadap kanker serviks, apa efek menurunkan insidensi kanker serviks
samping yang dapat muncul akibat hingga 90%. Namun pencegahan
vaksin HPV, dan saat ini bagaimana dilakukan terhadap HPV yang
program vaksin HPV yang dijalankan menginfeksi setelah vaksin diberikan,
secara nasional di Indonesia maupun sehingga tidak dapat mencegah
secara global di dunia. kanker serviks yang sebelumnya telah
menginfeksi[7].
2.PEMBAHASAN Secara efektivitas, vaksin HPV
2.1 Efektivitas Vaksin HPV dapat menurunkan risiko kanker
terhadap Kanker Serviks serviks secara drastis. Sehingga dapat
Vaksin HPV memiliki tiga jenis dijadikan solusi yang tepat untuk
vaksin yang tersedia secara pencegahan kanker serviks bagi
komersial: bivalen, quadrivalent, dan wanita. Namun, kekhawatiran dapat
nonvalent. Vaksin quadrivalent muncul berupa apa selanjutnya efek
melindungi terhadap empat tipe HPV samping yang akan ditimbulkan
(6, 11, 16 dan 18) dan vaksin bivalen setelah diberikan vaksin HPV pada
melindungi terhadap dua HPV tipe 16 pasien.
dan 186. Vaksin nonavalen (sembilan 2.2 Efek Samping dari
valen) yang baru-baru ini Vaksin HPV
diperkenalkan melindungi terhadap Komite Penasihat Global untuk
lima tipe HPV 31, 33, 45, 52 dan 58 Keamanan Vaksin (GACVS) telah
selain jenis yang tercakup dalam merilis pernyataan tahun 2013 dan
vaksin quadrivalent[5]. 2014 mengenai keamanan vaksin
Ketiga vaksin yang tersedia berdasarkan bukti yang tersedia.
(bivalen, quadrivalent, dan Berdasarkan pengamatan komite ini,
nonavalent) diberikan secara vaksin HPV tidak menimbulkan efek
intramuskular. Data dari beberapa uji samping yang serius seperti sinkop,
klinis di kalangan wanita muda (15- anafilaksis, tromboemboli vena, hasil
26 tahun) menunjukkan profil kehamilan yang merugikan dan
imunogenisitas yang sangat baik stroke[8,9]. Pada Desember 2015
untuk semua vaksin yang diuji. GACVS menegaskan kembali
Meskipun studi kemanjuran tidak keamanan vaksin berdasarkan data
dilakukan pada populasi remaja pada lebih dari 200 juta dosis vaksin
target, studi yang menjembatani

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret - September 2022 116
ADVERTORIAL

HPV yang telah terdistribusi sejak ● Anak-anak dan orang dewasa


2006[10]. berusia 9 hingga 26 tahun.
Pada pelaksanaan vaksinasi, Vaksinasi HPV secara rutin
staf kesehatan yang bertanggung direkomendasikan pada usia
jawab perlu diberikan edukasi 11 atau 12 tahun; vaksinasi
mengenai efek samping umum dari dapat dimulai pada usia 9
vaksin. Dalam uji klinis vaksin tahun. Vaksinasi HPV
bivalen dan quadrivalent, terdapat direkomendasikan untuk
efek samping ringan seperti nyeri semua orang hingga usia 26
pada tempat suntikan yakni pada tahun yang tidak divaksinasi
sekitar 83-93% pasien yang sebelumnya secara memadai.
menerima kedua vaksin. Efek ● Dewasa berusia 27 hingga 45
samping ringan lainnya yg dilaporkan tahun. Meskipun vaksin HPV
berupa sakit kepala dan kelelahan disetujui oleh Food and Drug
yakni sebesar 50-60% dari kelompok Administration (FDA) untuk
yang divaksinasi[11]. diberikan hingga usia 45
Efek samping yang dapat tahun, vaksinasi HPV tidak
timbul dari penerima vaksin HPV dianjurkan untuk semua orang
sebagian besar bersifat ringan, dewasa berusia 27 hingga 45
bahkan efek samping yang serius tahun. Sebaliknya, ACIP
disangkal berdasarkan distribusi yang merekomendasikan agar
telah diamati di banyak pasien dokter mempertimbangkan
penerima vaksin sebelunnya. untuk berdiskusi dengan
Sehingga para wanita calon penerima pasien mereka dalam
vaksin HPV sebagai upaya kelompok usia ini yang tidak
pencegahan kanker serviks dapat cukup divaksinasi
lebih merasa aman untuk sebelumnya apakah vaksinasi
mendapatkan vaksin. Selanjutnya HPV tepat untuk mereka.
juga menjadi pokok bahasan yang Vaksinasi HPV pada rentang
penting mengenai bagaimana usia ini memberikan manfaat
program dan kebijakan dari yang lebih kecil karena lebih
pemerintah terkait vaksin HPV agar banyak orang yang telah
dapat diterima oleh masyarakat secara terpapar virus tersebut.
menyeluruh. ● Orang yang sedang hamil.
2.3 Kebijakan dan Vaksinasi HPV harus ditunda
Rekomendasi Vaksin HPV di sampai setelah kehamilan,
Dunia dan Indonesia tetapi tes kehamilan tidak
Komite Penasihat Pusat diperlukan sebelum vaksinasi.
Pengendalian dan Pencegahan Tidak ada bukti bahwa
Penyakit (CDC) bagian Praktik vaksinasi akan mempengaruhi
Imunisasi (ACIP) telah kehamilan atau
mengembangkan rekomendasi membahayakan janin.
mengenai semua vaksinasi di Vaksin HPV diberikan sebagai
Amerika Serikat, termasuk pada serangkaian suntikan. ACIP
vaksinasi HPV. Rekomendasi ACIP menentukan jadwal pemberian dosis
saat ini untuk vaksinasi HPV yang berbeda, tergantung pada usia
adalah[12]: saat seri vaksinasi dimulai. Anak-
anak yang memulai rangkaian vaksin

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret - September 2022 117
ADVERTORIAL

sebelum ulang tahun ke-15 mereka ini mengeluarkan pernyataan bahwa


hanya membutuhkan dua dosis untuk vaksin HPV akan menjadi salah satu
mendapatkan perlindungan penuh. vaksin wajib yang dibiayai oleh
Orang yang memulai rangkaian pada pemerintah. Target penerima vaksin
usia 15 tahun atau lebih dan orang HPV sendiri akan ditujukan kepada
yang memiliki kondisi tertentu yang anak sekolah sebagai bagian dari
melemahkan sistem kekebalan program Bulan Imunisasi Anak
memerlukan tiga dosis untuk sekolah (BIAS) untuk anak kelas 5
sepenuhnya terlindungi[13]. atau 6 SD. Target dari KEMENKES
Riskesdas (2018) RI diharapkan program ini pada tahun
memperkirakan kejadian kanker 2023 sudah dilaksanakan di semua
serviks di Indonesia adalah 179 per provinsi dan kabupaten/kota[17].
100.000 wanita, dengan 32.469 kasus Baik pemerintah di Indonesia
baru 18.279 kematian pada tahun maupun organisasi kesehatan di
2018. Indonesia menyumbang 5,8% Dunia telah membuat rekomendasi
kejadian global kanker serviks[14]. dan kebijakan yang komprehensif
Data pasien kanker serviks di mengenai pemberian vaksin HPV.
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Diharapkan vaksin HPV menjadi
sebagai pusat rujukan nasional pada upaya solutif terhadap penurunan
2009-2019 menunjukkan 80,6% kanker serviks di Indonesia maupun
pasien datang dengan stadium lanjut, di dunia. Khususnya di Indonesia
sehingga pencegahan kanker serviks sendiri, dengan adanya kebijakan
sangat dibutuhkan yang dapat wajib vaksin HPV untuk wanita
dilakukan dengan vaksin [15]. sangat diharapkan dapat menurunkan
Pedoman vaksin HPV untuk angka kanker serviks dan angka
perempuan dari Perhimpunan Dokter kematian wanita di masa depan
Spesialis Penyakit Dalam Indonesia khususnya yang disebabkan oleh
pada tahun 2017 mengungkapkan kanker.
bahwa vaksin HPV yang dapat
dilakukan berupa bivalen atau 3.KESIMPULAN
quadrivalent yang sudah banyak Vaksin HPV memiliki
beredar di Indonesia. Efektivitas efektivitas yang baik untuk
maksimal untuk pemberian vaksin menurunkan insidensi kanker serviks
dapat diberikan kepada wanita dan juga efek samping yang aman.
berusia 9-26 tahun atau yang belum Pemberian kanker serviks sebagai
aktif secara seksual. Usia maksimal program yang diwajibkan oleh
wanita penerima vaksin adalah pemerintah Republik Indonesia untuk
hingga 55 tahun. Namun dengan diberikan kepada wanita sebelum
dilakukannya vaksin, deteksi dini aktif secara seksual adalah langkah
seperti Pap Smear atau IVA tetap yang sangat tepat sebagai pencegahan
perlu dilakukan minimal 3 tahun kanker serviks di Indonesia yang
sekali. Serta ibu hamil di Indonesia merupakan salah satu kanker dengan
tidak direkomendasikan untuk vaksin penyebab kematian dan insidensi
HPV, melainkan menunggu hingga terbanyak. Serta dibutuhkan
proses kelahiran atau kehamilan kerjasama yang baik dari masyarakat
selesai [16]. untuk kooperatif terhadap program ini
Kementerian Kesehatan agar dapat mencegah kanker serviks
Republik Indonesia pada April 2022 bersama-sama.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret - September 2022 118
ADVERTORIAL

DAFTAR PUSTAKA Schaffer JI, Corton MM.


1. World Health Organization. Williams gynecology. 3rd ed.
Estimated cancer incidence, New York:McGraw-Hill
mortality and prevalence Medical; 2016. P.737-8
worldwide in 2012 [Internet]. 8. World Health Organization.
2012. [cited 2022 May 1]. Global advisory committee on
Available from: vaccine safety update on hpv
http://globocan.iarc.fr/old/FactSh vaccines, geneva 17 december.
eets/cancers/cervix-new.asp WHO. 2013.
2. Beban kanker di Indonesia 9. World Health Organization.
[Internet]. Pusat Data dan Global advisory committee on
Informasi Kementerian vaccine safety, statement on the
Kesehatan RI. 2019. [cited 2022 continued safety of hpv
May 1]. Available from: vaccination. WHO. 2014.
https://pusdatin.kemkes.go.id/do 10. World Health Organization.
wnload.php?file=download/pusd Global advisory committee on
atin/infodatin/Infodatin-Kanker- vaccine safety, statement on
2019.pdf safety of hpv vaccines: 17
3. World Health Organization, december, 2015. WHO. 2015.
Regional Office for South-East 11. Schiller JT, Castellsagué X,
Asia. Strategic framework for the Garland SM. A review of clinical
comprehensive control of cancer trials of human papillomavirus
cervix in south-east asia region. prophylactic vaccines. Vaccine.
New Delhi: WHO; 2015. [cited 2012;30(Suppl 5):F123–38.
2022 May 1]. Available from: 12. Meites E, Szilagyi PG, Chesson
https://apps.who.int/iris/bitstream HW, et al. Human papillomavirus
/handle/10665/152098/97892902 vaccination for adults: updated
24723- recommendations of the advisory
MRH.pdf?sequence=1&isAllowe committee on immunization
d=y practices. MMWR Morbidity and
4. Sankaranarayanan R. HPV Mortality Weekly Report 2019;
vaccination: The most pragmatic 68(32):698–702.
cervical cancer primary 13. Meites E, Kempe A, Markowitz
prevention strategy. Int J LE. Use of a 2-dose schedule for
Gynaecol Obstet. 2015;131:33–5. human papillomavirus
5. Saraiya M, Unger ER, Thompson vaccination — Updated
TD, Lynch CF, Hernandez BY, recommendations of the advisory
Lyu CW, et al. US assessment of committee on immunization
HPV types in cancers: practices. MMWR Morbidity and
implications for current and 9- Mortality Weekly Report. 2016;
valent HPV vaccines. J Natl 65:1405–1408.
Cancer Inst. 2015;107:djv086. 14. Kementerian Kesehatan Republik
6. Human papillomavirus vaccines: Indonesia. Riset Kesehatan Dasar
WHO position paper, October 2018. 2018.
2014. Wkly Epidemiol Rec. 15. Kusuma F, Suryoadji KA, Adrian
2014;89:465–91. M, et al. Socio-demographic
7. Hoffman BL, Schorge JO, profiles of cervical cancer patients
Bradshaw KD, Halvorson LM, at cipto mangunkusumo hospital -

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret - September 2022 119
ADVERTORIAL

2009-2019 and its association


with cancer stages at diagnosis.
CDK. 2022;49(5):245-7.
16. Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia.
Jadwal imunisasi dewasa:
rekomendasi satgas imunisasi
dewasa papdi tahun 2017. PAPDI.
2017.
17. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Kemenkes
tambah 3 jenis vaksin imunisasi
rutin, salah satunya hpv.
KEMENKES RI. [Internet]. 2022.
[cited 2022 May 1]. Available
from:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.i
d/baca/rilis-
media/20220423/2939708/39708
/#:~:text=Imunisasi%20rutin%20
merupakan%20program%20pem
erintah,Human%20Papilloma%2
0Virus%20(HPV).&text=Adapun
%20penambahan%203%20imuni
sasi%20adalah,Human%20Papill
oma%20Virus%20(HPV).

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 10.1 | Maret - September 2022 120

Anda mungkin juga menyukai