NIM : 6411418107
Rombel : 3 Kesehatan Masyarakat
Mata Kuliah : Dasar Epidemiologi
Dosen Pengampu : Dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes (epid)
Pertemuan 1
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Epi yang berarti pada, demos yang artinya
penduduk atau rakyat, dan logos yang berarti ilmu, jadi epidemiologi adalah ilmu yang
memperlajari hal-hal yang terjadi pada populasi / sekelompok masyarakat (penduduk).
Epidemiologi juga disebut sebagai ilmu yang mempelajari penyebaran, perkembangan atau
perluasan suatu penularan penyakit didalam suatu kelompok masyarakat. Dulu epidemiologi
diartikan sebagai studi tentang epidemi yang berarti epidemiologi hanya mempelajari penyakit-
penyakit menular saja. Seiring perkambangannya, masalah kesehatan yang dialami masyarakat
tidak hanya penyakit menular, namun juga penyakit tidak menular, penyakit jiwa, kecelakaan
lalu lintas, penyakit yang berhubungan dengan gizi, bencana alam, peledakan penduduk, dan
lain-lain.
Epidemiologi merupakan ilmu yang dalam perkembangannya, berkembang secara bersamaan
dengan ilmu kedokteran, karena kedua ilmu ini saling berkaitan. Dalam pelaksanaan program
pencegahan dan pemberantas penyakit, epidemiologi butuh ilmu kedokteran berupa biokimia,
patologi, faal, mikrobiologi, dan genetika. Perbedaan keduanya terletak pada cara penanganan
masalah kesehatan. Ilmu kedokteran lebih menekankan pelayanan kasus perindividu, sedangkan
epidemiolgi menekankan pada kasus kelompok masyarakat.
Saat 1000 SM Cina dan India telah mengenal variolasi. Abad ke 5 SM, Hipocrates yang
memperkenalkan bukunya tentang air, water, and places, selanjutnya Galen melengkapi dengan
faktor atmosfer, faktor internal, dan faktor predisposisi. Abad ke 14 dan 15 karantina penyakit
oleh V. Fracastorius dan Sydenham, lalu John Graunt pada tahun 1662 memperkenalkan ilmu
biostat dengan mancatat kematian PES dan data metriologi.
Di tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, dengan mengembangkan
sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan dengan
kematian antara orang-orang yang berisiko. Upayanya ini berhasil mengangkat nama William
Farr sebagai the founder of modern epidemiology.
Selanjutnya tahun 1848, John Snow menggunakan metode epidemiologi untuk menjawab
epidemic cholera di London. Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah, terakhir
penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker. Edwin Chadwik pada
tahun 1892 melakukan riset tentang masalah sanitasi di Inggris, serta Jacob Henle, Robert Koch,
Pasteur mengembangkan teori kontak penularan.
Konsep-konsep epidemiologi yang masih berlaku hingga kini, yaitu :
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan statistic
3. Penularan penyakit
4. Eksperimen manusia
Pada zaman kerajaan Yunani dan Romawi Kuno, sudah dikenal proses penularan penyakit
yang erat kaitannya dengan faktor lingkungan. Hal ini dikemukakan oleh Hipocrates (abad ke-5
SM), beliau mempelajari masalah penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan teori
tentang hubungan sebab akibat terjadi penyakit dalam masyarakat. Teori ini tidak sesuai dengan
kenyataan, namun telah memberikan dasar pemikiran tentang hubungan penyakit dengan faktor
lingkungan.
Di Inggris pada tahun 1842, Edwin Chadwik menerbitkan laporan mengenai peranan
lingkungan terhadapa kejadian penyakit beserta sejumlah gambaran dalam bentuk table. Dalam
laporan diuraikan bahwa faktor kemiskinan dan kurangnya pengetahuan menjadi peran yang
penting sebagai sebab terjadinya kematian yang tinggi. Chadwik dengan didasarkan pada teori
miasma dan dianggap berhasil dalam menggunakan pengumpulan, pengolahan, dan interpretasi
data itu, Chadwik juga telah melakukan pengamatan longitudinal yang didasarkan pada “before
and after experiment”.
Selanjutnya dikembangkan oleh beberapa ahli, seperti William Farr, John Snow, dan John
Simon, dengan demikian berkembanglah konsep lingkungan dan sistem pendekatan numerik
dalam memahami masalah kesehatan masyarakat dan hubungannya dengan lingkungan yang
dikembangkan melalui dasar pemikiran Epidemiologis.
Dengan perkembangan Mikrobiologi didapatkan mikroorganisme penyebab penyakit.
Perkembangan selanjutnya mengarah pada pemahaman proses hubungan sebab akibat terhadap
berbagai peristiwa penyakit dan gangguan kesehatan ( The evolution of causal model ) dengan
melalui pendekatan metode epidemiologi.
Dari berbagai perkembangan tersebut, maka para ahli epidemiologi mulai mengembangkan
apa yang sekarang dikenal dengan epidemiologi, yakni suatu sistem pendekatan ilmiah yang
diarahkan pada analisis faktor penyebab serta hubungan sebab akibat disamping
dikembangkannya epidemiologi sebagai bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
B. Pengertian Epidemiologi
1). Greenwood ( 1934 )
Professor di School of Hygiene and Tropical Medicine, London, mengemukakan
epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian penyakit yang mengenai
kelompok penduduk. Kelebihan pengertian in adalah dengan adanya penekanan pada kelompok
penduduk yang memberikan arahan pada distribusi dan metode terkait.
Tujuan
1. Mempelajari riwayat alamiah penyakit
2. Menentukan masalah komunitas
3. Melihat risiko dan pengaruhnya
4. Menilai dan meneliti
5. Menyempurnakan gambaran penyakit
6. Identifikasi sindrom
7. Menentukan penyebab dan sumber penyebab
Manfaat
1. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Yaitu membantu pekerjaan dalam perencanaan (planning) dari pelayanan kesehatan,
pemantauan (monitoring), dan penilaian (evaluation) suatu upaya kesehatan. Data yang
diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah
upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (pemantauan) dan ataukah
tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (evaluation).
Komponennya terdiri dari host, agent, environment. Perubahan pada salah satu faktor /
komponen akan mengubah keseimbangan. Hubungan ketiga komponen digambarkan sebagai
tuas dalam timbangan:environment sebagai penumpu.
Dalam konsep penyakit terdapat interaksi antar tiga komponen, yaitu :
a). Host dalam hal ini adalah manusia dengan sifatnya baik sebagai makhluk biologis maupun
makhluk sosial.
b). Agent adalah penyebab terjadinya suatu penyakit yang meliputi banyak unsur,antara lain :
- Unsur penyebab biologis : semua unsur penyebab yang tergolong makhluk hidup termasuk
kelompok mikroorganisme seperti virus, bakteri, protozoa, jamur, kelompok cacing dan
insekta.
- Unsur kimiawi : semua unsur dalam bentuk senyawa kimia yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan atau penyakit tertentu. Pada umumnya berasal dari luar tubuh
termasuk berbagai jenis zat racun, obat-obatan keras, berbagai senyawa kimia dan lain
sebagainya. Unsur tersebut dalam bentuk padat, cair atau gas. Ada juga zat yang
merupakan hasil produksi tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan penyakit seperti
ereum, kolesterol dan lain-lain.
- Unsur nutrisi : semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat nutrisi dan dapat
menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan zat nutrisi tertentu
seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin dan mineral.
- Unsur fisika : semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui proses fisika
misalnya panas (luka bakar), irisan, pukulan, tikaman, radiasi dan lain-lain. Proses
kejadian dalam hal ini terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan
dan gangguan kesehatan.
- Unsur psikis : semua unsur yang berkaitan dengan kejadian penyakit gangguan jiwa serta
gangguan tingkah laku normal.
- Unsur genetika : disebabkan oleh sifat keturunan (gen).
c). Environment adalah lingkungan sekitar host, termasuk didalamnya :
- Biologis : segala flora, fauna, dan mikroorganisme yang ada disekitar manusia
- Fisik : kondisi udara, cuaca, geografis, geologis, pencemaran udara, tanah, air, radiasi
- Sosial : kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, pendidikan, sistem organisasi serta
institusi atau peraturan yang berlaku didaerah tersebut.
Suatu penyakit dapat timbul di masyarakat apabila terjadi ketidakseimbangan antara ketiga
komponen itu, hal ini karena perubahan pada salah satu komponen akan mengubah
keseimbangan secara keseluruhan.
Interaksi antara host, agent, dan environment :
1. Interaksi antara agent penyakit dan lingkungan
Suatu keadaan terpengaruhnya manusia secara langsung oleh lingkungannya dan terjadi
pada saat prepatogenesis suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan, kebiasaan
mambuat makan.
Suatu keadaan agent penyakit yang menetap, berkembang biak, dan dapat merangsang
manusia untuk menimbulkan respons berupa tanda-tanda dan gejala penyakit, missal
demam terjadi perubahan fisiologis jaringan dan pembentukan kekebalan mekanisme
pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh, kecacatan atau
mati.
Ukuran Epidemiologi
Ukuran epidemiologi rata (angka, rasio, dan proporsi) adalah tiga serangkai bentuk dasar
ukuran epidemiologi. Ketiga bantuk dasar perhitungan ini merupakan bentuk yang paling sering
dipakai untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan, kematian, dan nilai statistik vital,
misalnya kesakitan bila diukur dengan angka insidensi dan angka seraman, dan kematian dengan
angka kematian ( mortatily rate ).
Penggunaan perhitungan ini dimaksudkan untuk member ukuran yang lebih objektif
terhadap peristiwa yang diukur. Dengan hanya mengetahui jumlah bilangan angka mutlak kasus
atau kematian, maka tidak cukup untuk memberikan gambaran, ukuran suatu masalah
epidemiologis, terlebih jika dimaksudkan untuk menentukan peluang (risk) infeksi/kematian
anggota populasi. Disini angka lebih tepat dipakai.
Sebelum membahas ukuran frekuensi penyakit sebaiknya dipahami terlebih dahulu ukuran
dasar dari epidemiologi. Ada 2 komponen ukuran dasar, yaitu :
a. Pembilang (nominator) X : frekuensi atau jumlah kasus yang diamati (subjek pengamatan
yang mengalami kejadian atau akibat yang tidak diinginkan)
b. Penyebut (denominator) Y : jumlah populasi yang berisiko, yaitu sekelompok individu
yang mempunyai peluang untuk mengalami kasus yang diamati.
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan didalam istilah
tunggal yaitu morbiditas.
Morbiditas = kesakitan : merupakan derajat sakit, cedera, atau gangguan pada suatu populasi.
Morbiditas = juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi akit.
Morbiditas = juga mengacu pada angka kesakitan yaitu ; jumlah orang yang sakit dibandingkan
dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang
berisiko.
Didalam epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah : angka insidensi dan prevalensi
dan berbagai ukuran turunan dari kedua indicator tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi
gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angka insidensi dan angka prevalensi.
1. Rate
Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai
risiko kejadian tersebut. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian
tertentu dalam masyarakat. Insidensi merupakan kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam
kurun waktu tertentu. Ini merupakan cara terbaik untuk menentukan risiko tingginya penyakit.
Rumus :
x angka (atau yang dihar apkan)
=
y K
Contoh : - campak berisiko pada balita
- diare berisiko pada semua penduduk
- kanker servik berisiko pada wanita
Prevalensi
Adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk
tanpa memperhitungkan orang / penduduk yang kebal atau penduduk dengan risiko (population
at risk ). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu
RATE yang murni, karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juag dimasukkan
dalam perhitungan.
Secara umum nilai prevalensi dibedakan menjadi 2,yaitu :
a). Period Prevalen Rate
Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan.
Nilai periode prevalen rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat
munculnya, misalnya pada penyakit kanker dan kelainan jiwa.
Rumus :
jumlah penderita lama∧baru
Periode Prevalen Rate = xK
jumlah penduduk pertengahan
2. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.
Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi. Proporsi adalah
suatu persen (yaitu proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang
mengenai masing-masing kategori atau sub kelompok) dari kelompok itu.
Rumus yang digunakan dalam menghitung proporsi adalah :
x
Persen = xK
y
X = banyaknya peristiwa atau orang dan lain-lain, yang terjadi dalam kategori tertentu
Y = jumlah peristiwa atau orang dan lain-lain, yang terjadi dalam semua kategori
K = selalu sama dengan 100
Contoh :
jumlah mahasiswa wanita
- Proporsi mahasiswa wanita = xK
jumlah mahasiswa wanita+ pria
- Proporsi mahasiswa berprestasi
Proporsi umumnya dipakai dengan keadaan dimana tidak mungkin menghitung angka
insidensi, karena X dan Y berada pada tempat yang sama, berbagai persen dalam kelompok data
yang ada dapat dan seharusnya saling ditambahkan bersama semua kategori data, dan jumlah
harus menjadi 100%. Sedangkan angka (rate) kalau tidak dijumlahkan tidaklah demikian.
3. Rasio
Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi mutlak kejadian suatu peristiwa lainnya.
Merupakan perbandingan dua bilangan yang tidak saling tergantung dan digunakan untuk
menyatakan besarnya kejadian.
Rumus rasio adalah :
x
Rasio = xK
y
X : banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu
Y : banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu,tetapi
dalam hal berbeda atributnya dengan anggota x.
K:1
Contoh :
jumlah pria
- Sex ratio = xK
jumlah wanita
jumlah usia ( 0−¿ 14 th ) +( ¿ 65th)
- Dependency ratio = xK
jumlah usia(15−64 th)
5. Mortality Rate
a). Crude Death Rate
CDR adalah angka kematian kasar atau jumlah seluruh kematian selama satu tahun dibagi
jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Rumus :
jumlah semua kematian
CDR = xK
jumlah semua penduduk