Anda di halaman 1dari 2

A.

LAKTASI
Laktasi atau menyusui adalah suatu proses produksi/pembentukan ASI (refleks
prolaktin) dan pengeluaran ASI (refleks let down) (Suradi dan Kristina, 2004). Pembentukan
ASI (refleks prolaktin) dimulai sejak kehamilan. Pada masa kehamilan terjadi perubahan-
perubahan payudara terutama besarnya payudara, yang disebabkan oleh adanya proliferasi
sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI serta lancarnya peredaran
darah pada payudara. Proses proliferasi ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang
dihasilkan oleh plasenta yaitu laktogen, prolaktin, kariogona dotropin, estrogen dan
progesteron (Maryuni, 2009). Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat
tetapi ASI biasanya belum keluar karena dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi (Suradi
dan Kristina, 2004). Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun dengan
lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan
terhadap prolaktin oleh estrogen. Hormon prolaktin ini merangsang selsel alveoli yang
berfungsi untuk membuat air susu (Maryuni, 2009).
Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh bayi yang selalu
menyusui. Prolaktin akan berada di peredaran darah selama 30 menit setelah dihisap,
sehingga prolaktin dapat merangsang payudara menghasilkan ASI untuk minum berikutnya.
Sedangkan untuk minum yang sekarang, bayi mengambil ASI yang sudah ada. Makin
banyak ASI yang dikeluarkan dari gudang ASI (sinus laktiferus), makin banyak produksi
ASI atau dengan kata lain, makin sering bayi menyusui makin banyak ASI diproduksi.
Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang kompleks antara rangsangan mekanik,
saraf dan bermacam-macam hormon. Proses pelepasan ASI atau refleks letdown
dikendalikan oleh neuroendokrin, dimana bayi yang menghisap payudara ibu akan
merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Kontraksi
dari sel-sel mioepitel akan memeras air susu yang telah dibuat dan keluar dari alveoli, masuk
ke sistem duktulus yang selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus dan masuk ke mulut
bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi (Maryuni, 2009).
Faktor-faktor yang memicu peningkatan refleks letdown yaitu pada saat ibu melihat
bayi, mendengar suara bayi, mencium bayi, dan memikirkan untuk menyusui bayi.
Sementara faktor-faktor yang menghambat refleks letdown adalah kondisi ibu yang stress,
keadaan bingung (psikis kacau), takut, cemas, lelah, malu dan merasakan nyeri. Oksitosin
juga memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi rahim makin cepat dan membantu
mengurangi terjadinya perdarahan. Tidak jarang, perut ibu akan terasa sangat mulas pada
hari-hari pertama menyusui. Hal ini merupam mekanisme alamiah yang baik untuk
kembalinya uterus ke bentuk semula. Laktasi adalah bagian terpadu dari proses reproduksi
yang memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik
dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air susu ibu (ASI) merupakan
makanan yang ideal bagi pertumbuhan neonates (Hasanah & Novayelinda, 2019).
Komponen yang terkandung didalam ASI sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan dan
perlindungan pertama terhadap infeksi. Proses pembentukan air susu merupakan suatu proses
yang kompleks melibatkan hipotalamus, dan payudara yang telah dimulai saat fetus sampai pada
paska persalinan. ASI yang dihasilkan memiliki komponen yang tidak sama,dengan terjadinya
kehamilan pada wanita akan berdampak pada pertumbuhan payudara dan proses pembentukan
air susu (Laktasi). Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui,mulai dari ASI di produksi
sampai bayi manghisap dan menelan (Prasetyono, 2009, p.61). Laktasi adalah suatu seni yang
harus di pelajari kembali tanpa diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal, yang
diperlukan

Anda mungkin juga menyukai