Anda di halaman 1dari 93

PENGGUNAAN TANAMAN HERBAL

PADA MASA PANDEMI VIRUS CORONA

SKRIPSI

Oleh
Lina Tiara Lisma
71170811052

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA


FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2021
PENGGUNAAN TANAMAN HERBAL
PADA MASA PANDEMI VIRUS CORONA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan


Menjadi Sarjana Kedokteran

Oleh

Lina Tiara Lisma


71170811052

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
i

LEMBAR PERSETUJUAN

Hasil dengan Judul :

PENGGUNAAN TANAMAN HERBAL


PADA MASA PANDEMI VIRUS CORONA

Yang dipersiapkan oleh :

Lina Tiara Lisma


71170811052
Hasil penelitian ini telah diperiksa dan disetujui
Medan, Maret 2021
Disetuji
PEMBIMBING I :

(dr. Irma Yanti Rangkuti, M.Si., M.Biomed)

PENGUJI I : PENGUJI II

(dr. Zaim Anshari Srg, M. Biomed, M.Kes) (dr. Budi Kurniawan, M.Kes)
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : PENGGUNAAN TANAMAN HERBAL PADA MASA


PANDEMI VIRUS CORONA
Nama : LINA TIARA LISMA
NPM : 71170811052
Telah diuji dan dinyatakan LULUS didepan tim penguji pada HARI ….,
TANGGAL… BULAN….. 2021.
Tim penguji skripsi
PEMBIMBING I :

(dr. Irma Yanti Rangkuti, M.Si., M.Biomed)


PENGUJI I : PENGUJI II

(dr. Zaim Anshari Srg, M. Biomed, M.Kes) (dr. Budi Kurniawan, M.Kes)

Diketahui
Dekan
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara

(dr. H. Indra Janis, MKT)


iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’aalaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur bagi Allah SWT yang telah mencurahkan
kenikmatan kepada kita semua atas berkat rahmat dan hidayah-NYA yang selalu
menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
“PENGGUNAAN TANAMAN HERBAL PADA MASA PANDEMI VIRUS
CORONA” Shalawat beserta salam kita hutarakan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, para sahabat, umatnya dan semoga kita termasuk ke dalam
golongan mereka.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Yanhar Jamaluddin, M.AP, selaku Rektor Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada
saya untuk mengikuti pendidikan program sarjana di Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara.
2. dr. H. Indra Janis, MKT selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
mengikuti pendidikan program sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sumatera Utara.
3. dr. Irma Yanti Rangkuti, M.Si., M.Biomed selaku dosen pembimbing I
yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, masukan, saran,
waktu, tenaga, dan dukungan kepada penulis skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
4. dr. Zaim Anshari Srg, M. Biomed, M.Kes dan dr. Budi Kurniawan,
M.Kes selaku dosen pembanding I dan pembanding II atas masukan dan saran
yang membangun untuk kelancaran skripsi ini.
5. Kedua orang tua saya yang mulia, Ayahanda Mukhlis dan Ibunda Nikmatul
Jannah Spd.MM yang senantiasa menyebut saya dalam setiap doanya yang
tiada henti, memberikan bantuan dukungan dan pengorbanan baik material
dan moral yang tak terkira sehingga saya berada ditahap ini.

iii
iv

6. Kedua Adik saya yang tersayang Khairul Raja Mahendra dan Ike Humaira
adik bungsu saya yang lucu, mereka selalu menghibur dan juga selalu
mendoakan, memberikan dukungan, dan semangat kepada saya dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
7. Nenek tercinta Hj. Nurjannah yang senantiasa selalu memberikan doa dan
dukungan kepada saya.
8. Kakak, dan Abang sepupu saya Nasirah Maulidia Ajhar, S.farm,Apt. dr.
Hafizus sabri, Rizki Fitra Ajhar, Nadia Sofia, Yana Nazela Ilma, yang juga
selalu mendoakan, selalu memberikan dukungan, masukan, saran, dan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
9. Keluarga Besar Hasan Tan dan Keluarga besar M. Jamin yang juga selalu
memberikan dukungan dan semangat kepada saya dalam menyelesaikan
Skripsi ini.
10. My best partner in spirit, sekaligus sahabat seperjuangan saya yang telah
memberi dukungan yang sangat Luar biasa sejak awal Menjadi Mahasiswa di
FK UISU Rahmayana desky, Desi Armayani Siregar, Febriyanthi,
Khairunnisa Ritonga, Dinda Sri Utami Lubis, Rizky Anisa Yasmine Daulay.
Saya menghamburkan ucapan terima kasih untuk doa, perhatian, semangat,
bantuan, nasihat, dalam menyelesaikan skripsi dan persahabatan yang manis
ini.
11. Keluarga Besar TBM FK UISU terkhusus angkatan 13 TBM FK UISU yang
telah memberi dukungan yang sangat berarti dalam penulisan Skripsi ini, Desi
Armayani Siregar, Rahmayana Desky, Tri Rizky Ananda Pelawi, Khairiah
Wardah Aruni, Miftahul Jannah, Rezky Marito Pandiangan, Safira Apri
Suandani, Balqis Salsabila, Reza Aulia Syahputri Harahap, Lidya Tri Utami,
Aldek Fibra, Riki Fharhan Manurung, Qorib Na’im, M. Akbar Tanjung, Yusuf
Pranoto, Zikri Maulana, Yudha P Haryanto, Sadewa Sandika.
12. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung saya dari jauh Fitriana, Devi Yusma
Afni, Desi Ramadhani, Wahdini.
v

13. Seluruh teman-teman angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Islam


Sumatera Utara yang tidak dapat saya sebutkan karena telah banyak
membantu dalam skripsi ini.
14. Bpk Tamar Jaya, Kepala Kampung Desa Tan Saril beserta Sekretaris dan
seluruh staff dan aparat kampung Tan Saril memberikan izin penelitian dan
membantu kelancaran dalam melakukan penelitian ini.
15. Teruntuk seluruh responden yang telah bersedia menjadi sampel dalam
penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi


ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat dan masukan baru di dunia kedokteran untuk
kemajuan ilmu pengetahuan. Aamiin

Medan, Maret 2021


Hormat penulis

Lina Tiara Lisma


vi

ABSTRAK
Latar Belakang : World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kasus
kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi
permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Penyebaran epidemi ini terus
berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini
adalah Novel Coronavirus. Pandemi ini terus berkembang hingga adanya laporan
kematian dan kasus-kasus baru di luar China.
Tujuan : Untuk mengetahui Penggunaan Tanaman Herbal Pada Masa Pandemi
Virus Corona
Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif, desain cross sectional
Hasil : Dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah umur 26-39 tahun
yaitu sebanyak 42 responden (43%), Didapatkan bahwa responden terbanyak
adalah laki-laki sebanyak 49 responen (51%), Responden terbanyak adalah
lulusan SMA sebanyak 45 responen (46,9%) dan Berdasarkan pekerjaan
responden terbanyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 28 responden (30,2%).
Dapat diketahui bahwa perilaku responden terbanyak yaitu Penggunaan
Tanaman Herbal sebanyak 87 responden (91,7%). Penggunaan Tanaman Herbal
Jahe sebanyak 40 responden (43%), dengan tunggal sebanyak 79 responden
(91,7%) dan digunakan setiap hari sebanyak 65 responden (70%),

Kata Kunci : Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Penggunaan


Tanaman Herbal dan COVID 19

vi
vii

ABSTRACT
Background: The World Health Organization (WHO) states that cluster cases of
pneumonia with unclear etiology in Wuhan City have become a worldwide health
problem. The spread of this epidemic continued to grow until it was finally known
that the cause of this pneumonia cluster was the Novel Coronavirus. This
pandemic continues to grow until there are reports of deaths and new cases
outside China.
Purpose: To determine the Use of Herbal Plants during the Corona Virus
Pandemic
Methods: This study was a descriptive study, cross sectional design
Results: It can be concluded that the most respondents are aged 26-39 years,
namely 42 respondents (43%). It was found that the most respondents were male
as many as 49 respondents (51%), the most respondents were high school
graduates as many as 45 respondents (46.9 %) and based on the occupation of
the most respondents were self-employed as many as 28 respondents (30.2%). It
can be seen that the behavior of the most respondents is the use of herbal plants
as many as 87 respondents (91.7%). The use of Ginger Herbal Plants was 40
respondents (43%), with single as many as 79 respondents (91.7%) and used
every day as many as 65 respondents (70%),

Keywords: Age, Gender, Education, Occupation, Use of Herbs and COVID 19

vii
viii

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
ABSTRAK ......................................................................................................vi
ABSTRACT .....................................................................................................vii
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ xii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................4
2.1 Tanaman Herbal................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Tanaman Herbal ....................................................... 4
2.1.2 Klasifikasi Tanaman Herbal ...................................................... 4
2.1.3 Pemanfaatan Tanaman Herbal ................................................... 8
2.2 Virus Corona........................................................................................ 15
2.2.1 Pengertian Virus Corona............................................................. 15
2.2.2 Patofisiologi Virus Corona......................................................... 15
2.2.3 Pencegahan Virus Corona .......................................................... 17
2.2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Virus Corona ................. 19
2.4 Penggunaan Tanaman Herbal untuk Pengobatan Penyakit .................. 20
2.5 Kerangka Teori.......................................................................................21
2.6 Kerangka Konsep ..................................................................................21
III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 22
3.1 Jenis Penelitian................................................................................... 22
ix

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ 22


3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 22
3.4 Alat Pengumpul Data......................................................................... 23
3.5 Tekhnik Pengumpul Data.................................................................. 23
3.6 Definisi Opresional ........................................................................... 24
3.7 Analisis Data ..................................................................................... 26
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................27
4.1 Hasil Penelitian.................................................................................. 27
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian..................................................
27
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian........................................................... 38
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 40
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 40
5.2 Saran .................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 42
LAMPIRAN.................................................................................................... 45
x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar 2.3 Rimpang ........................................................................................11
Gambar 2.4 Kerangka Teori.................................................................………..18
Gambar 2.5 Kerangka Konsep...........................................................................18

x
xi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel 3.1 Definisi Operasional.........................................................………..24

xi
xii

DAFTAR SINGKATAN

ACE 2 : Angiotensin Converting Enzyme 2


ARSD : Acute Respiratory Distress Syndrome
Covid-19 : Coronavirus disease 2019
IF : Interferon
IKOT : Industri Kecil Obat Tradisional
IOT : Industri Obat Tradisional
Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi
MERS : Middle East Respiratory Syndrome
NK : Natural Killer
RIP : Ribosome Inactivating Protein
SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome
TOGA : Tanaman Obat Keluarga
WHO : World Health Organitation

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian di Dunia.
Penyebabnya munculnya penyakit baru (new emerging disease) dan munculnya
kembali penyakit menular yang lama (re-emerging disease) membuat Indonesia
menanggung beban berlebih dalam penanggulangan penyakit (triple burden
disease) (Kemenkes,2013). Kondisi ini semakin buruk dengan kondisi
lingkungan yang tidak sehat menyebabkan beberapa penyakit infeksi akut yang
berbahaya menyerang manusia seperti penyakit yang bersumber pada binatang
seperti COVID 19 (Widarso dan Wilfried, 2008).
Coronavirus disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab Covid-
19 ini di namakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonasis (ditularkan antara
hewan dan manusia). Peneliti menyebutkan bahwa SARS ditularkan dari
kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS ditransmisikan dari unta ke
manusia. Adapun hewan yang yang menjadi sumber penular Covid-19 ini masih
belum di ketahui (Wulandari, 2020).
Covid-19 saat ini menjadi permasalahan dunia yang serius dengan jumlah
kasusnya yang selalu mengalami peningkatan setiap harinya. Menyerang setiap
orang tanpa memandang usia maupun jenis kelamin dan sudah dikategorikan
sebagai pandemi global yang diumumkan pada 11 Maret 2020 dan Pada tanggal
25 Maret 2020 sudah menjangkiti 175 negara dengan angka penularan
sebanyak 425.493 kasus (WHO, 2020).
Cina masih menempati posisi tertinggi yaitu dengan jumlah 81.637 kasus
dengan angka kesembuhan 73.770 kasus dan angka kematian 4.636 kasus
(Tahrus, 2020)
2

Pada tanggal 2 maret 2020 kasus pertama dikonfirmasi di Indonesia dan


data terbaru akhir 2 februari 2021 tercatatat konfirmasi COVID 19 1,1 juta
kasus dengan angka kesembuhan 897.000 kasus serta kasus kematian 30.581
kasus ( Kemenkes RI, 2020)
Berdasarkan lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), tercatat
program pencegahan dan penanganan tersebut meliputi 10 kluster riset dan
kegiatan. Salah satu kluster yang mempromosikan herbal Indonesia sebagai anti
virus (L. T. Handoko, 2020).
Berdasarkan data yang diberikan oleh pemerintah Aceh di laman khusus
covid-19, masyarakat Aceh yang terkonfirmasi positif berjumlah 8106 orang
per tanggal 21 November 2020. Dari 8106 terdapat pasien yang meninggal
dunia dengan jumlah 301 orang dan dinyatakan sembuh 6676 orang sementara
1129 orang masih dalam perawatan.
Pemakaian herbal sebagai obat-obatan tradisional telah diterima luas di
negara-negara maju maupun berkembang sejak dahulu kala, bahkan dalam 20
tahun terakhir perhatian dunia terhadap obat-obatan tradisional meningkat, baik
di negara yang sedang berkembang maupun negara-negara maju. World Health
Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia menyebutkan bahwa hingga
65% dari penduduk negara maju menggunakan pengobatan tradisional dan
obat-obat dari bahan alami (Kemenkes RI, 2007).
Indonesia merupakan negara besar yang terkenal karena
keanekaragamannya, salah satunya adalah keanekaragaman hayati
(megabiodiversity) khususnya tumbuhan. Selain itu Indonesia juga memiliki
keanekaragaman etnis yang memiliki berbagai macam pengetahuan tentang
obat tradisional yang menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan. Banyak dari
jenis tumbuhan itu telah ribuan tahun digunakan oleh nenek moyang bangsa
Indonesia dan dokter sebagai bahan obat atau jamu tradisional untuk berbagai
macam penyakit dan memberikan hasil yang baik bagi pemeliharaan kesehatan
serta pengobatan (Mills, 1996). Di bumi ini diperkirakan terdapat 40.000
spesies tumbuhan. Dari jumlah tersebut sekitar 30.000 spesies hidup di
3

kepulauan Indonesia dan sekurang-kurangnya 9.600 spesies diketahui


berkhasiat obat, tetapi baru 300 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan
baku obat tradisional dan industri obat tradisional (Kemenkes RI, 2007).
Aceh Tengah merupakan daerah tropis dikarenakan dari aspek geografis
kawasan Aceh Tengah di kelilingi Taman Nasional Gunung Leuser dan
terkenal kaya akan sumber daya hayati berupa jenis tumbuh-tumbuhan
beranekaragam, salah satunya adalah jenis tanaman obat. Tumbuhan obat
adalah tanaman yang salah satu atau seluruh bagian pada tumbuhan tersebut
mengandung zat aktif yang berkhasiat bagi kesehatan yang dapat dimanfaatkan
sebagai penyembuh penyakit seperti tumor, kanker, Serambi yang dapat
menghambat pertumbuhan sel-sel yang tidak normal. Tumbuhan obat
merupakan tumbuhan berkhasiat obat yang dapat membunuh bibit penyakit,
menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki
organ yang rusak. Desa Tansaril mendapatkan tanaman obat dengan cara
mencarinya di pekarangan rumah atau hutan berupa tanaman liar atau membeli
di pasar . Bagian tumbuhan obat dimaksud adalah daun, buah, bunga, akar,
rimpang, batang (kulit), dan getah (resin). Bagian tumbuhan yang paling
banyak digunakan adalah daun dengan persentase sebesar 57,97%, sedangkan
yang paling sedikit digunakan adalah bagian bunga, dengan persentase sebesar
1,44%. Hal ini disebabkan karena mudah didapatkan dan pada daun
terakumulasi senyawa metabolit sekunder yang berguna sebagai obat, seperti
flavonoid (John 2008).
Pada umumnya, Tanaman obat sangat sering digunakan sebagai bahan
baku obat tradisional dan jamu, yang jika digunakan akan meningkatkan sistem
kekebalan tubuh (immune system), karena tanaman ini mempunyai sifat spesifik
sebagai tanaman obat yang bersifat pencegahan (preventif) dan promotif
melalui kandungan metabolit sekunder pada jahe seperti gingiro dan pada
temulawak santoriso yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh Salah
satu jenis tanaman obat yang paling popular digunakan sebagai bahan baku
utama jamu dan obat tradisional adalah jahe (BPS, 2016 dalam salim 2017).
4

Penggunaan obat tradisional sudah membudaya di kecamatan semadam


selain melakukan pengobatan modern, masyarakat juga melakukan pengobatan
alternatif menggunakan beberapa tanaman obat tradisional untuk mengatasi dan
mengobati berbagai macam jenis penyakit, seperti diare, diabetes dan lain-lain.
Hal ini dipengaruhi oleh melonjaknya harga obat sintetik sehingga masyarakat
kembali memanfaatkan tanaman obat. Manfaat penggunaan tanaman obat
sangat besar, seperti dalam keadaan ekonomi masyarakat, dengan adanya
penggunaan obat tradisional ini akan menghemat biaya kehidupan karena
pengobatan tradisional selain bahannya dapat diperoleh dengan mudah di alam,
pengobatan ini lebih murah, aman dan tidak memiliki efek samping yang besar.
Departemen kesehatan melalui Undang-undang No. 1076 tahun 2003 tentang
penyelenggaraan pengobatan tradisional mengakui keberadaan pengobatan
tradisional dan obat tradisional sebagai bagian yang tidak dapat diabaikan
dalam pelayanan kesehatan. Obat tradisional merupakan warisan turun-temurun
dari nenek moyang yang berakar kuat dalam budaya bangsa, oleh karena itu
baik dalam ramuan maupun dalam penggunaannya sebagai obat tradisional
masih berdasarkan pengalaman yang diturunkan dari generasi ke generasi baik
secara lisan maupun tulisan (Riswan dalam, Siti Aminah 2016).
Berdasarkan Survey Awal saya pada Aceh Tengah masih sering
mengonsumsi minuman herbal (bawang putih, jeruk lemon, rimpang putih dan
jahe) bahkan sudah menjadi budaya orang Aceh Tansaril sejak dulu.
Berdasarkan survey awal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut yang berjudul “Penggunaan Tanaman Herbal Pada Masa
Pandemi Virus Corona” (Lina, 2021).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana Penggunaan Tanaman Herbal (bawang putih,
jeruk lemon, rimpang putih dan jahe) Pada Masa Pandemi Virus Corona?
5

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui Penggunaan Tanaman
Herbal Pada Masa Pandemi Virus Corona.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui Penggunaan Tanaman Herbal Pada Masa Pandemi
Virus Corona
2. Untuk mengetahui Jenis – jenis tanaman herbal yang selalu digunakan
pada masa Virus Corona.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Aspek Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada
bidang ilmu kesehatan mengenai Penggunaan Tanaman Herbal Pada Masa
Pandemi Virus Corona dan diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar
meneliti lebih lanjut tentang Penggunaan Tanaman Herbal Pada Masa
Pandemi Virus Corona.
1.4.2 Aspek Praktis
Sebagai bahan masukan bagi pelayanan kesehatan di Transil Aceh Tengah
dalam pelaksana program pengendalian penyakit menular dan pelaksanaan
protokol kesehatan dalam pemberian Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) sehingga Protokol Kesehatan memberikan perlindungan kesehatan
kepada masyarakat.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Herbal


2.1.1 Pengertian Tanaman Herbal
Tanaman herbal adalah tumbuhan yang telah diidentifikasi dan diketahui
berdasarkan pengalaman manusia memiliki senyawa yang bermanfaat untuk
mencegah,menyembuhkan penyakit, melakukan fungsi biologis tertentu, hingga
mencegah serangan suatu prnyakit ( Haryanto, F, dkk, 2015).
2.1.2 Klasifikasi Tanaman Herbal
Tanaman obat di definisikan sebagai jenis tanaman yang sebagian,
seluruh, atau sel tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan, atau
ramuan obat-obatan. Beberapa ahli mengelompokkan tanaman berkhasiat
obat menjadi 3 kelompok (Savitri, 2016):
1. Tumbuhan obat tradisional merupakan spesies tumbuhan yang
diketahui atau dipercayaimasyarakat memiliki khasiat obat dan
telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
2. Tumbuhan obat modern merupakan spesies tumbuhan yang secara
ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif
yang berkhasiat obat dan penggunaanya dapat dipertanggung
jawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial merupakan spesies tumbuhan yang
diduga mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif
berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara
ilmiah-medis sebagai bahan obat.
Pengertian obat herbal sendiri juga bisa diartikan sebagai tanaman
atau bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa,
atau untuk pengobatan. Berdasarkan tingkatan uji klinisnya, obat
tradisonal dapat digolongkan menjadi:
7

1. Jamu (empirical based herbal medicine) adalah obat tradisional


Indonesia
2. Obat ekstrak alam/obat herbal terstandar (scientific based herbal
medicine) adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam yang dapat berupa tumbuhan obat, hewan,
maupun mineral.
3. Fitofarmaka (clinical based herbal medicine) adalah sediaan obat
bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara
ilmiah dengan uji praklinik dan klinik, bahan baku dan produk
jadinya telah distandardisasi.
Menurut pengertian obat herbal, Jamu adalah jenis herbal yang belum
melalui proses uji kelayakan, hanya berdasarkan pengalaman
masyarakat,sedangkan obat herbal terstandar telah diuji khasiat dan toksisitasnya
(kandungan racun), namun belum diujicobakan penggunaannya pada pasien.
Tumbuhan obat terdiri dari beberapa macam habitus. Habitus berbagai jenis
adalah sebagai berikut :
a. Pohon adalah tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki satu
batang yang jelas dan bercabang jauh dari permukaan.
b. Perdu adalah tumbuhan berkayu yang tidak seberapa besar dan
bercabang dekat dengan permukaan.
c. Herba adalah tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan
berair.
d. Liana adalah tumbuhan berkayu dengan batang menjalar/memanjat
pada tumbuhan lain.
e. Tumbuhan memanjat adalah herba yang memanjat pada tumbuhan
lain atau benda lain.
f. Semak adalah tumbuhan yang tidak seberapa besar, batang
berkayu, bercabang-cabang dekat permukaan tanah atau di dalam
tanah.
g. Rumput adalah tumbuhan dengan batang yang tidak keras,
mempunyai ruas- ruas yang nyata dan seringkali berongga (Yatias,
2015)
8

WHO (World Health Organitation) juga memprediksi pada tahun 1985


bahwa sekitar 80% penduduk dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat,
(Herbal medicine, phytoterapi, phytomedicine, atau botanical medicine) untuk
pemeliharaan kesehatan primernya. Keanekaragaman tumbuhan obat obatan
dapat menunjang adanya ketersediaan obat- obat tradisional yang siap pakai
(Makalalag, I. 2014).

Obat tradisional adalah ramuan dari berbagai jenis bagian tanaman yang
mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang sudah
dilakukan sejak zaman dahulu secara turun –menurun.

Penggolongan obat tradisional menurut yang dikeluarkan Badan


Pengawasan Obat dan Makanan secara garis besar obat tradisional dapat
dibedakan menjadi :

1) Jamu

Jamu yang digunakan untuk pengobatan sendiri terdiri atas:

a) Jamu Racikan

Usaha peracikan, pencampuran atau dalam pengolahan


obat tradisional dengan bentuk rajangan, serbuk, cairan
pilis, tapel ataupun param dalam sekala kecil, dijual dari
satu tempat penandaan atau merek dagang.

b) Jamu Gendong

Ini dalah suatu usaha peracikan, pencampuran, pengolahan


dan pengedaran obat tradisional dalam bentuk cairan, pilis
atau param tanpa penandaan atau merek dagang yang
tertera dan tanpa dijajakan.

2) Industri Obat Tradisional (IOT)


Ini merupakan industry yang memproduksi obat tradisiona
dengan total aset diatas Rp. 600.000.000 tidak termasuk harga
tanah dan bangunan.
9

3) Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT)


Ini merupakan industry obat tradisional dengan total asset
kurang atau sama dengan Rp.600.000.000 tidak termasuk
pada harga tanah dan bangunan
Sediaan obat tradisional yang digunakan oleh masyarakat disebut
dengan Herbal medicine atau Fitofarmaka. Menurut Keputusan MenKes RI No.
761 tahun 1992. Fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan
keamanan dan kekhasiatannya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau
sediaan galenik yang dapat memenuhi syarat yang berlaku.

2.1.3 Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional untuk Berbagai Penyakit


Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. (Yuliarti, 2010).

Dalam penelitian (Lee et al., 2018) ia mengutip keterangan bahwa 80%


populasi dunia masih beragantung pada obat-obatan tradisional untuk memenuhi
kebutuhan perawatan kesehatan utama mereka dan hampir 25% dari obat-obatan
modern berasal dari alam, banyak diantaranya berasal dari penggunaan
tradisional. Penggunaan obat-obatan tradisional umumnya terpengaruh oleh
aksesibilitas ketersediaan dan penerimaan layanan perawatan kesehatan.
Terutama, di daerah terpencil di negara berkembang, tanaman obat dapat
membentuk satu-satunya sumber perawatan kesehatan yang tersedia. Obat
tradisional sebagai obat-obatan yang di olah secara tradisional, turun- temurun
berdasarkan resep nenek moyang, adat istiadat, kepercayaan, dan kebiasaan
setempat, baik bersifat magis maupun pengetahuan tradisional. Bagian organ
tumbuhan yang di manfaatkan untuk pengobatan adalah akar (radix), rimpang
(rhizome), batang (caulis), buah (fructus), daun (folia), dan bunga (flos)
(Nasrudin, 2005).

Tumbuhan obat pada zaman dahulu memiliki peranan penting untuk


kesehatan, untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengobati berbagai
10

macam penyakit. Oleh karena itu pemanfaatan tumbuhan obat sebagai bahan
baku obat tradisional masih dipertahankandalam kehidupan masyarakat
sekarang ini. Semula menggantungkan kehidupannya dengan alam, termasuk
untuk pengobatan penyakit.

Terkait dengan sejarah perkembangan manusia, pengetahuan terkait


pengetahuan tentang penyembuhan penyakit muali beragam. Sesuai dengan
budaya, kemampuan bangsa, lingkungan, serta ragam flora dan fauna yang ada.
Pengolahan tumbuhan obat sebelum dikonsumsi, dapat berbagai macam cara.
Mulai dari daun atau bunga yang direbus, sari yang diperas dari daun dan tapal
yang dapat diperoleh dari akar atau kulit kayu atau juga bahan simplisia yakni
bahan alam yang digunakan sebagai bahan obat yang belum mengalami proses
apapun kecuali dikeringkan (Kesehatan RI, 2018)

Pengetahuan terkait penggunaan dan pemanfaatan tumbuhan obat ini


adalah warisan budaya bangsa berdasarkan pengalaman, yang secara turun-
temurun telah diwariskan oleh generasi terdahulu kepada generasi berikutnya
termasuk generasi saat ini. Pengenalan ini sebagai upaya antisipasi pengaruh
globalisasi saat ini dalam mengikis budaya pemanfaatan tumbuhan obat yang
telah dipertahankan dalam waktu lama dan terus terwariskan dari generasi ke
generasi, atau simpelnya adalah pemanfaatan tumbuhan obat tidak boleh terkikis
oleh jaman. Adapun jenis tumbuhan obat tradisinal terhadap berbagai macam
penyakit diantaranya:

a. Sere

Kandungan dari sereh terutama minyak atsiri dengan komponen


sitronelal 30- 45%, geraniol 65-90%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%,
sitronelil asetat 2- 4%, sitral, kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen,
vanilin, limonen, kamfen. Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup
komplek. Menurut Sastrohamidjojo (2007), kandungan utama dan terpenting
terdapat pada sereh wangi adalah sitronelal dan geraniol. Kedua senyawa ini
mempengaruhi kualitas minyak, menentukan intensitas bau, harum, serta nilai
harga minyak sereh wangi. 8 Kadar komponen kimia penyusun utama minyak
11

sereh wangi tidak tetap, dan tergantung pada beberapa faktor. Apabila
kandungan geraniol tinggi, maka kandungan sitronelal juga tinggi.

b. Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe (Zingiberaceae)


Kandungan tumbuhan dari Rimpang temu putih mengandung protein
toksis, kurkumin, yang berkhasiat sebagai antioksidasi, 4-hidoksisinamoil dan
minyak arsiri. Keguanaan kunyit putih merupakan bahan alamiah yang dapat
menghambat laju pertumbuhan sel kanker karena mengandung RIP ( ribosome
inactivating protein). Rimpang juga bermanfaat untuk mencegah kerusakan gen,
yang juga merupakan salah satu penyebab kanker.

Gambar 2. 7 Rimpang Temu putih (Curcuma zedoaria) (Allert, 2018 )

Untuk penggunaan kunyit putih biasanya dijadikan ekstrak. Dosis kapsul


ekstrak kunyit putih adalah untuk pengobatan kanker sebelum dan sesudah
operasi, satu kapsul tiga kali sehari. Untuk pengobatan ringan atau tumor biasa
juga diberikan satu kapsul tiga kali sehari. Untuk pencegahan, diberikan satu
kapsul satu kali sehari. Kapsul ekstrak kunyit putih mengandung 120 mg ekstrak
kunyit putih.

Berdasarkan (Ridho et al, 2017) dalam penelitiannya ia menggunakan


tanaman obat untuk mengobati penyakit kulit karena infeksi jamur secara
tradisional dimana beberapa tanaman obat Indonesia telah diuji dan terbukti aktif
sebagai agen antijamur. Tumbuhan ini dipelajari untuk kapasitas menghambat
pertumbuhan phytophthora dan fusarium dengan menggunakan ekstraki tanaman
obat yang salah satunya adalah dari daun sirih Piper, daun Piper crocatum.
12

c. Jahe (zingiber officinale)

Jahe mengandung senyawa seperti minyak atsiri zinigiberena (zingirona )


bisabolena, zigiberol, curcumen, flandrema, gingerol, dan resin pahit. Jahe
bersifat antiinflamasi yang dapat di jadikan obat pengurang rasa sakit. Herbal
yang satu ini juga menunjukkan efek anti bakteri dan anti jamur karena
mengandung sejumlah anti oksidan zingeron dan dapat melindungi jaringan
tubuh dari kerusakan oksidasi. ( Faiha, A, 2019 )

2.2 Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)


2.2.1 Definisi Coronavirus
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang serius seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar
dengan cara droplet dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga 3
hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga 3 hari,
atau dalam aerosol selama 3 jam. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi
hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan melalui feses mungkin, dan
risikonya diperkirakan rendah. (Kemendagri, 2020)
2.2.2 Patofisiologi Virus Corona
Virus dapat melewati membran mukosa, terutama mukosa nasal dan
laring, kemudian memasuki paru-paru melalui traktus respiratorius.
Selanjutnya, virus akan menyerang organ target yang mengekspresikan
Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2), seperti paru-paru, jantung, sistem
renal dan traktus gastrointestinal (Gennaro dkk., 2020).

Protein S pada SARS-CoV-2 memfasilitasi masuknya virus corona ke


dalam sel target. Masuknya virus bergantung pada kemampuan virus untuk
berikatan dengan ACE2, yaitu reseptor membran ekstraselular yang
diekspresikan pada sel epitel, dan bergantung pada priming protein S ke
13

protease selular, yaitu TMPRSS2 (Handayanidkk., 2020; Kumar dkk., 2020;


Lingeswaran dkk., 2020).

Protein S pada SARS-CoV-2 dan SARS-CoV memiliki struktur tiga


dimensi yang hampir identik pada domain receptor-binding. Protein S pada
SARS-CoV memiliki afinitas ikatan yang kuat dengan ACE2 pada manusia.
Pada analisis lebih lanjut, ditemukan bahwa SARS-CoV-2 memiliki pengenalan
yang lebih baik terhadap ACE2 pada manusia dibandingkan dengan SARS-
CoV. (Zhang dkk., 2020).

Periode inkubasi untuk COVID-19 antara 3-14 hari. Ditandai dengan


kadar leukosit dan limfosit yang masih normal atau sedikit menurun, serta
pasien belum merasakan gejala. Selanjutnya, virus mulai menyebar melalui
aliran darah, terutama menuju ke organ yang mengekspresikan ACE2 dan pasien
mulai merasakan gejala ringan. Empat sampai tujuh hari dari gejala awal,
kondisi pasien mulai memburuk dengan ditandai oleh timbulnya sesak,
menurunnya limfosit, dan perburukan lesi di paru. Jika fase ini tidak teratasi,
dapat terjadi Acute Respiratory Distress Syndrome(ARSD), sepsis, dan
komplikasi lain. Tingkat keparahan klinis berhubungan dengan usia (di atas 70
tahun), komorbiditas seperti diabetes, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
hipertensi, dan obesitas (Gennaro dkk., 2020; Susilo dkk., 2020).

Sistem imun innate dapat mendeteksi RNA virus melalui RIG-I- like
receptors, NOD-like receptors, dan Toll-like receptors. Hal ini selanjutnya akan
menstimulasi produksi interferon (IFN), serta memicu munculnya efektor anti
viral seperti sel CD8+, sel Natural Killer (NK), dan makrofag. Infeksi dari
betacoronavirus lain, yaitu SARS-CoV dan MERS-CoV, dicirikan dengan
replikasi virus yang cepat dan produksi IFN yang terlambat, terutama oleh sel
dendritik, makrofag, dan sel epitel respirasi yang selanjutnya diikuti oleh
peningkatan kadar sitokin proinflamasi seiring dengan progress penyakit
(Allegra dkk., 2020; Lingeswaran dkk., 2020).

Infeksi dari virus mampu memproduksi reaksi imun yang berlebihan


pada inang. Pada beberapa kasus, terjadi reaksi yang secara keseluruhan
14

disebut “badai sitokin”. Badai sitokin merupakan peristiwa reaksi inflamasi


berlebihan dimana terjadi produksi sitokin yang cepat dan dalam jumlah yang
banyak sebagai respon dari suatu infeksi. Dalam kaitannya dengan Covid-19,
ditemukan adanya penundaan sekresi sitokin dan kemokin oleh sel imun innate
dikarenakan blokade oleh protein non-struktural virus. Selanjutnya, hal ini
menyebabkan terjadinya lonjakan sitokin proinflamasi dan kemokin (IL-6,
TNF- α, IL-8, MCP-1, IL-1 β, CCL2, CCL5, dan interferon) melalui aktivasi
makrofag dan limfosit. Pelepasan sitokin ini memicu aktivasi sel imun adaptif
seperti sel T, neutrofil, dan sel NK, bersamaan dengan terus terproduksinya
sitokin proinflamasi. Lonjakan sitokin proinflamasi yang cepat ini memicu
terjadinya infiltrasi inflamasi oleh jaringan paru yang menyebabkan kerusakan
paru pada bagian epitel dan endotel. Kerusakan ini dapat berakibat pada
terjadinya ARDS dan kegagalan multi organ yang dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat (Gennaro dkk., 2020; Lingeswaran dkk., 2020).

Seperti diketahui bahwa transmisi utama dari SARS-CoV-2 adalah


melalui droplet. Akan tetapi, ada kemungkinan terjadinya transmisi melalui
fekal-oral. Penelitian oleh Xiao dkk. (2020) menunjukkan bahwa dari 73 pasien
yang dirawat karena Covid- 19, terdapat 53,42% pasien yang diteliti positif
RNA SARS- CoV-2 pada fesesnya. Bahkan, 23,29% dari pasien tersebut tetap
terkonfirmasi positif RNA SARS- CoV-2 pada fesesnya meskipun pada sampel
pernafasan sudah menunjukkan hasil negatif. Lebih lanjut, penelitian juga
membuktikan bahwa terdapat ekspresi ACE2 yang berlimpah pada sel
glandular gaster, duodenum, dan epitel rektum, serta ditemukan protein
nukleokapsid virus pada epitel gaster, duodenum, dan rektum. Hal ini
menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 juga dapat menginfeksi saluran pencernaan
dan berkemungkinan untuk terjadi transmisi melalui fekal-oral (Kumar dkk.,
2020; Xiao dkk., 2020).
15

Gambar 2.1 Patofisiologi Virus Corona (Kumar dkk., 2020; Xiao dkk., 2020)
2.2.3 Pencegahan Virus Corona 
Menurut (Meirin, 2020) sampai saat ini, belum ada vaksin untuk
mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan
yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan
Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

1. Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari


orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan
mendesak.
2. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian,
termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah di
hari raya, misalnya Idul Adha.
3. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
4. Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
5. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti
mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat
yang cukup, dan mencegah stres.
16

6. Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif


terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau
pilek.
7. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian
buang tisu ke tempat sampah.
8. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.

Virus corona merupakan pandemi yang mudah menyebar secara


contagious. Karena itu, banyak pemimpin yang menghimbau warganya untuk
melakukan social distancing dan isolasi untuk mencegah penularan virus penyakit
ini. Dalam jaringan sosial, banyak hal dapat menyebar secara contagious,
termasuk virus. Dan cara untuk mencegah penyebaran makin luas adalah dengan
menjalani peran sebagai isolate dalam jaringan sosial. Studi ini bertujuan
menunjukkan efektivitas peran isolate yang menjalani social distancing dalam
mencegah penularan virus corona secara contagious, dengan metode analisis
jaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan sosial tanpa peran isolate
memiliki ties dan kepadatan tinggi sehingga banyak peluang virus untuk
menyebar pada anggota jaringan. Sedangkan jaringan sosial di mana banyak
anggotanya melakukan isolasi memiliki ties lebih sedikit serta kepadatan rendah
yang membuat peluang penyebaran virus antar anggota jaringan melalui ties
menjadi lebih rendah ( Naihal, 2020 )
2.2.4 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Penularan Virus Corona
Virus corona merupakan pandemi yang mudah menyebar secara
contagious. Virus ini dapat menyerang siapapun yang terhubung dengan pembawa
virus dalam sebuah jaringan sosial. Karenanya, masyarakat Indonesia sebagai
salah satu negara terdampak corona harus melakukan upaya pencegahan
penyebaran, yaitu dengan social distancing dan isolasi diri. Dengan langkah
tersebut, seseorang harus menanggung peran sebagai isolate yang berkonotasi
negatif: tidak memiliki power, kesepian, membosankan, dan sebagainya. Seorang
isolate juga membuat kepadatan jaringan menjadi menurun dan tidak terpusat di
17

tengah jaringan. Namun upaya dan pengorbanan untuk diisolasi ini sepadan
dengan risiko yang harus dihadapi apabila mengabaikannya. Karena kita tidak
kuasa menghentikan virus corona, maka yang dapat dilakukan adalah
mencegahnya menyebar dengan lebih luas. Faktor – faktor yang mempengaruhi
penularan Virus corona yaitu :
1. Daya tahan tubuh ( imunitas ) seseorang.
2. Kontak langsung dengan penderita virus corona.
3. Melalui air drops penderita.
4. Kontak dengan benda – benda bekas sentuhan penderita corona ( Naihal, 2020 )
2.3 Penggunaan Tanaman Herbal sebagai pengobatan Infeksi
Jenis umbi-umbian seperti temulawak, kunyit, kencur, jahe (merah/putih),
lengkuas, temu putih, temu mangga sangat baik digunakan meningkatkan
kekebalan tubuh, sehingga tubuh mampu melawan berbagai jenis virus maupun
penyakit. Kesemuanya jenis umbi tersebut mengandung kurkumin, zat anti
inflamasi dan anti bakteri, serta mengandung anti oksidan yg dapat meningkatkan
sistem imunitas tubuh sehingga membantu tubuh mengatasi serangan bakteri atau
virus yg masuk ke dalam tubuh. Selain jenis umbi, jenis buah juga sangat baik.
Buah seperti jeruk, lemon, pepaya, anggur, berry, mengkudu, segala jenis buah yg
mengandung antioksidan dan vitamin C juga sangat baik untuk menjaga daya
tahan tubuh dan meningkatkan sistem metabolisme. Bahkan, jenis daun juga
sangat baik. contoh daun kelor, sirih dan meniran. Jenis daun ini kaya akan zat
anti oksidan dan anti inflamasi dan antiseptik mampu mengatasi serangan
bakteri/virus yang menyerang tubuh. Jenis daun pegagang (piduh) juga baik untuk
meregenerasi sel-sel tubuh yg rusak akibat serangan virus atau bakteri (Meirin,
2020).
Bahan herbal itu dapat diolah dengan sangat sederhana. Bisa dijadikan
obat herbal untuk mempertahankan daya than tubuh, bumbu seperti jenis umbi-
umbian semisal jahe, kencur, kunyit, lengkuas, serta rempah-rempah seperti pala,
cengkih yang biasa digunakan oleh orang Indonesia sejak dulu.bumbu-bumbu ini
biasa dikonsumsi setiap hari. Secara tidak sadar kita telah memelihara kesehatan
kita dengan cara mengonsumsi bumbu yg berasal dari rempah dan umbi.
18

Pengolahan kedua bisa dengan cara dibuat jamu, yakni jenis umbi dan daun ini
dijadikan jamu dengan cara sederhana yakni bahan-bahan diolah tunggal (satu
jenis umbi saja) atau bisa dengan beberapa jenis dicampur dan diracik menjadi
satu. Contohnya temulawak, jahe, kencur, kunyit direbus dengan tiga gelas air.
Direbus hingga mendidih, kemudian airnya disaring dan diminum. Selain itu,
temulawak, kunyit, jahe, kencur bisa diparut, diperas, disaring diambil
saripatinya, kemudian ditambah sedikit air hangat dan perasan jeruk nipis,
kemudian diminum. Bisa juga dengan cara dikonsumsi langsung seperti aneka
buah dan daun. ( Meirin, 2020 )
2.4 Kerangka Teori
Virus Corona

Manusia(host)

Replikasi virus

Tanaman Herbal memiliki


kandungan:
- Anti Oksidan
- Anti Biotik
- Anti Inflamasi

Mencegah Penularan Virus Corona

2.4 Kerangka Teori


19

2.5 Kerangka Konsep


Kerangka konsep pada dasarnya adalah kerangka Penggunaan Tanaman
Herbal Untuk Mencegah Penularan Virus Corona.

Penggunaan Tanaman Herbal Mencegah Penularan Virus Corona

Gambar 2.5 Kerangka Konsep


22

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan
metode study cross-sectional dengan cara observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada saat yang sama (Notoatmodjo, 2012).
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan selama 2 bulan.
3.2.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Tansaril Aceh Tengah
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat Tansaril yang berjumlah
1.704 orang.
3.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang akan diambil sebagai
responden. Sampel penelitian ini menggunakan metode stratified random
sampling dan purposive sampling.

Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan


(2013) didapatkan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n = jumlah sampel

Zα = tingkat kemaknaan (ditetapkan peneliti)

p = proporsi penyakit atau keadaan yg akan dicari (ditetapkan dari kepustakaan


supiyadi, 2016)

d = tingkat kepercayaan 0,1 (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)


23

sehingga didapatkan jumlah sample sebagai berikut :

 95 orang

Jadi, dari rumus diatas jumlah sampel yang akan diteliti adalah 95 orang
3.4 Kriteria penelitian
Aapun kriteria penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
a. Responden berdomisili di Tansaril Aceh Tengah
b. Masyarakat yang berumur 26 – 65 tahun dan mampu
menggunakan google form.
c. Masyarakat yang terkena Corona dan tidak terkena Corona
d. Responden yang bersedia menjadi responden penelitian
b. Kriteria Eklusi
a. Responden tidak mengisi data kuisoner dengan lengkap
3.5 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Tanaman Herbal pandemi Virus
Corona

3.6 Definisi Operasional

N Definisi Cara
Variabel Hasil Ukur Skala
o Operasional Ukur
1. Penggunaan Tumbuhan Kuisoner 1. Iya Nominal
Tanaman yang telah 2. Tidak
Herbal Pada diidentifikasi
masa dan diketahui
pandemik berdasarkan
Virus Corona
pengalaman
manusia
memiliki
senyawa yang
bermanfaat
untuk
24

mencegah,men
yembuhkan
penyakit,
melakukan
fungsi biologis
tertentu,
hingga
mencegah
Virus Corona
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan pada waktu
penelitian untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah dicatumkan atau dilampirkan pengambilan data
dengan menggunakan daring (secara tidak langsung) menggunakan google form.
Kuesioner ini dimodifikasi dari penelitian sebelumnya oleh Mariani FK Udayana
2020 dengan judul “Edukasi Tentang COVID-19 Serta Pemanfaatan Tanaman
Herbal Pada Pedagang Jamu Keliling Di Desa Tanjungsari” yang telah diuji
dengan validitas 0,003 dan reliabilitas 0,187.
3.9 Tehnik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer dalam penelitian ini di peroleh dari google form untuk pengisian
kuisioner di Tansaril Aceh Tengah.
3.10 Pengolahan dan Analisis Data
A. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah menggunakan program SPSS.
Tahap-tahap pengelolahan data adalah sebagai berikut:
a. Coding
yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses pengolahan
data.
25

b. Tabulating
yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang akan diteliti agar
mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis
(Notoadmodjo, 2012).
B. Analisa Data

Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa data kategorik.


Prosedur analisis data adalah sebagai berikut :

1. Analisis Univariate
Bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel
26

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tansaril, Kecamatan Bebesen,
Kabupaten Aceh Tengah, Indonesia. Subjek penelitian ini adalah penduduk di
Desa Tansaril,yang terdata di badan pusat statistika Tansaril, tahun 2021, yaitu
sebanyak 95 orang.
Pengambilan sampel dilakukan hanya di Desa Tansaril, Kecamatan
Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Indonesia. Dalam penelitian ini dilakukan
pengambilan data dengan instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan data
Dinas Kesehatan Kota Takengon Kabupaten Aceh Tengah terkait kasus COVID-
19.
4.1.2 Analisa Univariat
Analisis Univariat digunakan untuk melihat karakteristik responden dari
masing-masing variabel.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
No Umur ( Tahun ) Frekuensi %
1. 26-39 42 43%
2. 40-52 35 38%
3. 53-65 18 19%
Total 95 100%
Dari tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak
adalah umur 26-39 tahun yaitu sebanyak 42 responden (43%), sedangkan yang
terkecil adalah responden umur 53-65 tahun yaitu sebanyak 18 responden (19%).
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi %
1. Laki-laki 49 51
2. Perempuan 46 49
Total 95 100
Dari tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah
laki-laki sebanyak 49 responen (51%), sedangkan yang terkecil adalah responden
perempuan sebanyak 46 responden (49%).
27

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan


Terakhir
No Pendidikan Terakhir Frekuensi %
1. SD 8 8,3
2. SMP 12 12,5
3. SMA 45 46,9
4. S1 22 24
5. S2 8 8,3
Total 95 100%
Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah
ulusan SMA sebanyak 45 responen (46,9%), sedangkan yang terkecil adalah
responden lulusan SD dan S2 sebanyak 8 responden (8,3%).
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi %
1. Ibu Rumah Tangga 22 22,9
2. Wiraswasta 28 30,2
3. PNS 21 21,9
4. Karyawan Swasta 18 18,8
5. Pelajar 3 3,1
6. Tidak Bekerja 3 3,1
Total 95 100%
Dari tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden
terbanyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 28 responden (30,2%), sedangkan
yang terkecil adalah pelajar dan tidak bekerja yaitu sebanyak 3 responden (3,1%).
Tabel 4.5 Distribusi Responden Tentang Penggunaan Tanaman Herbal
No Penggunaan Tanaman
Frekuensi %
Herbal
1. Iya 87 91,7
2. Tidak 8 8,3
Total 95 100
Dari tabel 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak yaitu
Penggunaan Tanaman Herbal sebanyak 87 responden (91,7%), sedangkan yang
terkecil adalah Tidak Penggunaan Tanaman Herbal sebanyak 8 responden (8,3%).
28

Tabel 4.6 Distribusi Responden Tentang Jenis Tanaman Herbal yang Selalu
Digunakan pada Masa Pandemi
No Jenis Tanaman Herbal Frekuensi %
1. Jahe 40 43%
2. Kunyit 27 38%
3. Sere 20 19%
Total 87 100
Dari tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak yaitu
Penggunaan Tanaman Herbal Jahe sebanyak 40 responden (43%), sedangkan
yang terkecil adalah Penggunaan Tanaman Herbal Sere sebanyak 20 responden
(19%).
Tabel 4.7 Distribusi Responden Tentang Penggunaan Tanaman Herbal
dengan Tunggal/Kombinasi yang Selalu Digunakan pada Masa Pandemi
No Penggunaan Tanaman
Frekuensi %
Herbal
1. Tunggal 79 91,7
2. Kombinasi 8 8,3
Total 87 100
Dari tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden
terbanyak yaitu Penggunaan Tanaman Herbal dengan tunggal sebanyak 79
responden (91,7%), sedangkan yang terkecil adalah Penggunaan Tanaman Herbal
dengan kombinasi sebanyak 8 responden (8,3%).
Tabel 4.8 Distribusi Responden Tentang Rutinitas Penggunaan Tanaman
Herbal yang Selalu Digunakan pada Masa Pandemi
No Rutinitas Penggunaan
Frekuensi %
Tanaman Herbal
1. Setiap Hari 65 70
2. Tidak Setiap Hari 22 30
Total 87 100
Dari tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden
terbanyak yaitu Penggunaan Tanaman Herbal digunakan setiap hari sebanyak 65
responden (70%), sedangkan yang terkecil adalah Penggunaan Tanaman Herbal
tidak digunakan setiap hari sebanyak 22 responden (30%).
29

4.3 Pembahasan
Dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah umur 26-39 tahun
yaitu sebanyak 42 responden (43%), Didapatkan bahwa responden terbanyak
adalah laki-laki sebanyak 49 responen (51%), Responden terbanyak adalah
lulusan SMA sebanyak 45 responen (46,9%) dan Berdasarkan pekerjaan
responden terbanyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 28 responden (30,2%).
Dapat diketahui bahwa perilaku responden terbanyak yaitu Penggunaan
Tanaman Herbal sebanyak 87 responden (91,7%). Penggunaan Tanaman Herbal
Jahe sebanyak 40 responden (43%), dengan tunggal sebanyak 79 responden
(91,7%) dan digunakan setiap hari sebanyak 65 responden (70%),
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggun
Wulandari (2020) bahwasannya yang menjadi responden pada penelitian ini
adalah umur remaja (93,7%), dan penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ni Putu Emy Darmayanti (2020) bahwasannya yang paling
banyak responden penelitian ini adalah berusia antara 17-25 tahun (34%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Emy
Darmayanti (2020) bahwasannya yang paling banyak responden penelitian ini
adalah laki-laki sebanyak (55,3%), dan penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sri Handayani (2020) bahwasannya yang paling
banyak responden penelitian ini adalah laki-laki sebanyak 60%. Penelitian ini juga
memperoleh hasil bahwa pendidikan tertinggi responden adalah perguruan tinggi,
namun responden dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA. Menurut
Pearson (2005), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin
mudah untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan
yang dapat dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang rendah akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang baru dikenal, karena
pendidikan formal yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi pengetahuan dan
kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Emy Darmayanti (2020) bahwasannya
yang paling banyak responden penelitian ini adalah memiliki pekerjaan sebagai
pegawai swasta atau pensiunan swasta (30.67%), tetapi penelitian ini tidak sejalan
30

dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggun Wulandari bahwasaanya yang


menjadi responden pada penelitian ini adalah tidak bekerja (77,2%).
Seperti yang kita ketahui bahwasannya Umur bukan menjadi faktor
penghambat sumber informasi masyarakat di Tansaril untuk mendapatkan
pengetahuan mengenai pencegahan COVID-19, karena masyarakat dengan
kategori umur yang berbeda tersebut memungkinkan untuk memiliki keaktifan
dan keterpaparan informasi yang sama.
Tetapi masyarakat Tansaril memiliki banyak masyarakat yang tamatan SMA,
seperti pada hasil penelitian yang didapatkan, hal ini disebabkan karena
pengetahuan yang didapatkan oleh masyarakat dengan pendidikan rendah
mengenai penularan COVID 19 tidak hanya dari pendidikan formal tetapi dari
pengalaman dirinya maupun lingkungan kehidupan bermasyarakat.
Jenis umbi-umbian seperti temulawak, kunyit, kencur, jahe (merah/putih),
lengkuas, temu putih, temu mangga sangat baik digunakan meningkatkan
kekebalan tubuh, sehingga tubuh mampu melawan berbagai jenis virus maupun
penyakit. Kesemuanya jenis umbi tersebut mengandung kurkumin, zat anti
inflamasi dan anti bakteri, serta mengandung anti oksidan yg dapat meningkatkan
sistem imunitas tubuh sehingga membantu tubuh mengatasi serangan bakteri atau
virus yg masuk ke dalam tubuh.
Tanaman sereh wangi mempunyai beberapa kegunaan salah satunya
adalah sebagai vegetasi konservasi yaitu potensial untuk mencegah terjadinya
erosi tanah dan merehabilitasi lahan-lahan kritis. Tanaman sereh terutama batang
dan daun bisa dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk karena mengandung zat-zat
seperti geraniol, metil heptenon, terpen-terpen, terpen-alkohol, asam-asam
organik, dan terutama sitronelal sebagai obat nyamuk semprot. Dalam beberapa
penelitian, daun sereh mengandung zat anti-mikroba dan anti-bakteri yang sangat
berguna khususnya untuk mengobati infeksi pada lambung, usus, saluran kandung
kemih, menyembuhkan luka, peluruh kentut (karminatif), penambah nafsu makan
7 (stomakik), obat pasca bersalin, penurun panas, dan pereda kejang atau
antispasmodic (Kurniawati, 2010).
31

Akar sereh juga bermanfaat sebagai pengencer dahak, obat kumur, peluruh
keringat (diaforetik), dan penghangat badan. Sebuah tim riset dari Ben Gurion
University di Israel pada tahun 2006 menemukan bahwa sereh menyebabkan
apoptosis (kematian sel) dalam sel kanker. Berdasarkan studi in vitro, peneliti
mengamati pengaruh molekul sitral yang ditemukan dalam sereh terhadap sel
normal dan sel kanker. Pada konsentrasi sitral 1 gram sereh dalam air panas, sitral
memicu apoptosis dalam sel kanker tanpa memengaruhi sel normal (Kurniawati,
2010). Tanaman sereh dapat digunakan dalam pengobatan penyakit stroke, karena
berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, sereh dapat menginhibisi
agregasi platelet, antikonvulsan, penurunan tekanan darah, dan vasorelaksan. Dari
beberapa penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa tanaman sereh dapat
digunakan dalam pengobatan penyakit stroke. Hal ini sesuai dengan pendapat
Alemeida (2011), bahwa minyak sereh dapat menginhibisi agregasi platelet,
antikonvulsan, penurunan tekanan darah, dan vasorelaksan (Junior, 2008).
Kandungan senyawa seperti geranil butirat, lomonen, eugenol, metileugenol,
geranial pada sereh dapat mencegah penyakit kanker, mengobati gangguan
pencernaan, menurunkan tekanan darah, detoksifikasi, manfaat pada sistem saraf,
berfungsi sebagai analgesik, memperindah kulit dan kesehatan wanita (PT
Deherba Indonesia, 2015).
Kunyit memiliki efek farmakologis seperti, melancarkan darah dan vital
energi, menghilangkan sumbatan peluruh haid, antiradang (anti–inflamasi),
mempermudah persalinan, antibakteri, memperlancar pengeluaran empedu
(kolagogum), peluruh kentut (carminative)dan pelembab (astringent) (Said, 2007).
Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan obat tradisional untuk
berbagai jenis penyakit, senyawa yang terkandung dalam kunyit (kurkumin dan
minyak atsiri) mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor dan antikanker,
antipikun, menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah dan hati,
antimikroba, antiseptic dan antiinflamasi(Hartati & Balittro, 2013).
Jahe dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal karena mengandung minyak
atsiri dengan senyawa kimia aktif, seperti: zingiberin, kamfer, lemonin, borneol,
shogaol, sineol, fellandren, zingiberol, gingerol, dan zingeron yang berkhasiat
32

dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit (Goulart, 1995; Reader’s


Digest, 2004; Sudewo,2006; Santoso, 2008). Senyawa kimia aktif yang juga
terkandung dalam jahe yang bersifat anti-inflamasi dan antioksidan, adalah
gingerol, beta-caroten, capsaicin, asam cafeic, curcumin dan salicilat (Ware,
2017).
Menurut Goulart (1995), jahe dapat dimanfaatkan untuk mengobati
penyakit vertigo, mual-mual, mabuk perjalanan, demam, batuk, gangguan saat
menstruasi, kanker, dan penyakit jantung. Dalam bukunya berjudul ‘Ragam dan
Khasiat Tanaman Obat’, Santoso (2008) menyatakan bahwa Jahe berkhasiat untuk
mengobati penyakit impoten, batuk, pegal-pegal, kepala pusing, rematik, sakit
pinggang, dan masuk angin. Jahe sebagai bahan obat herbal tradisional Bali
(dalam buku Usada Bali) biasa digunakan untuk mengobati penyakit rematik dan
impoten (Nala, 1992).
Reader’s Digest (2004) menyatakan bahwa jahe dapat dimanfaatkan untuk
mencegah mabuk perjalanan, membantu mengatasi mual-mual, dan membantu
meredakan rasa sakit ketika menstruasi. Menurut Ware (2017), jahe berkhasiat
untuk mengatasi gangguan pencernaan yang berisiko terhadap kanker usus besar
dan sembelit, menyembuhkan penyakit flu, meredakan mual-mual pada wanita
yang sedang hamil, mengurangi rasa sakit saat siklus menstruasi, mengurangi
risiko serangan kanker colorectal, dan membantu meningkatkan kesehatan
jantung.
Diketahui pada pasien penderita COVID-19 yang menggunakan tanaman
herbal terdapat perbandingan 2 : 1 menggunakan tanaman herbal sebelum terkena
COVID-19 sejak awal, di umumkan COVID-19 di Indonesia tetapi usia nya
sekitar > 59 tahun perempuan. Sementara setelah terkena COVID-19 pasien
penderita COVID-19 menggunakan minum tanaman herbal usia 44 tahun,
sehingga dia merasakan kesegaran dan kebugaran di dalam tubuhnyaa selama
menggunakan tanaman herbal tersebut dimasa pandemic Corona ini.
33

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah umur 26-39 tahun
yaitu sebanyak 42 responden (43%), Didapatkan bahwa responden terbanyak
adalah laki-laki sebanyak 49 responen (51%), Responden terbanyak adalah
lulusan SMA sebanyak 45 responen (46,9%) dan Berdasarkan pekerjaan
responden terbanyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 28 responden
(30,2%)
2. Dapat diketahui bahwa perilaku responden terbanyak yaitu Penggunaan
Tanaman Herbal sebanyak 87 responden (91,7%)
3. Penggunaan Tanaman Herbal Jahe sebanyak 40 responden (43%), dengan
tunggal sebanyak 79 responden (91,7%) dan digunakan setiap hari sebanyak
65 responden (70%),
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Petugas Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan disarankan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat tentang pentingnya melaksanakan protokol
kesehatan, kegiatan tersebut adalah salah satu hal yang penting dalam
mencegah penyebaran COVID-19
5.2.2 Bagi Masyarakat.
Bafi masyarakat disarankan agar mengikuti aturan pemerintah dalam
hal melakukan protocol kesehatan yang dianjurkan tenaga kesehatan
sebagaimana hal tersebut adalah salah satu kegiatasan untuk mencegah
terjadinya penyebaran COVID-19
5.2.3 Bagi Peneliti Lain
Untuk melengkapi hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut dengan menganalisis faktor – faktor lain yang dapat mencegah
terjadinya COVID-19 dengan metode cohort.
34
35

DAFTAR PUSTAKA

Allegra, A., Gioacchino, M. Di, Tonacci, A., Musolino, C., & Gangemi, S.
Immunopathology of SARS-CoV-2 Infection : Immune Cells and
Mediators , Prognostic Factors , and Immune- Therapeutic
Implications. Journal of Molecular Sciences, 21(4782), 1–19.
https://doi.org/10.3390/ijms2113 4782.2020.
Faih, A., Obat Herbal Yogyakarta perpustakaan nasional : katalog dalam terbitan (
ISBN : 978-602-5861-19-2). 2019.
Gennaro, F., Di., Pizzol, D., Marotta, C., Antunes, M., Racalbuto, V., Veronese,
N., & Smith, L. Coronavirus Diseases ( COVID-19) Current Status and
Future Perspectives : A Narrative Review. International Journal of
Environmental Research and PublicHealthEnvironmental Research and
Public Health, 17(2690),1–11. https://doi.org/10.3390/ijerph170 82690.
2020.
Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H.Penyakit Virus
Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40(2), 119–129.2020
Haryanto, F., dkk. Tanaman Herbal Sebagai Tanaman Hias Dan Tanaman Obat,
Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Seri Pengabdian Masyarakat, Vol. 4,
No.1, Januari 2015.17,18,19. 2015Kementerian Dalam Negeri.
Pengelolaan Pasar . Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 42 Tahun 2007.
2020
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kesiapan KEMENKES Dalam
Menghadapi Outbreak Novel Coronavirus (2019-nCoV). Direktur
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Ditjen
Pencegahan dan Penyakit Kementrian Kesehatan. Simposium PAPDI
Forum 29 Januari 2020. 2020.
Kumar, C., V., S., Mukherjee, S., Harne, P., S., Subedi, A., Ganapathy, M., K.,
Patthipati, V. S., & Sapkota, B. Novelty in the Gut : A Systematic Review
Analysis of the Gastrointestinal Manifestations of COVID-19. BMJ
36

Open Gastroenterology, 7(e000417), 1– 9.


https://doi.org/10.1136/bmjgast- 2020-000417.2020
Lingeswaran, M., Goyal, T., Ghosh, R., & Suri, S. Inflammation , Immunity and
Immunogenetics in COVID-19 : A Narrative Review. Indian Journalof
Clinical Biochemistry, 35(3), 260–273. https://doi.org/10.1007/s12291-
020-00897-3.2020.
Makalalag, Indri Wirasuasty, Adeanne Wullur, dan Weny Wiyono. 2013.” Uji
Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia Steen.) Terhadap Kadar Gula
Darah Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) yang
Diinduksi Sukrosa”. Jurnal Ilmiah Farmasi 1(1):34
Meirin R., H.,S., Covid-19, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19,
Propinsi Sulawesi Tengah, Mei 2020 Email/Website
https://dinkes.sultengprov.go.id.5.2020.
Mulyo. Kemanfaatan Tanaman Herbal Dalam Pencegahan Virus Corona,
StikesMuh. https://stikesmuhgombong.ac.id/kemanfaatan-tanaman-herbal-
dalam-pencegahan-virus-corona.3.2020.
Naihal M., Konsep isolasi dalam jaringan sosial untuk meminimalisasi efek
contagious ( kasus penyebaranvirus corona di Indonesia ), Vol2, No 2,
Januari 2020, Jurnal Sosial Humaniora Terapan USHT 15,16. 2020.
Nasruddin. Dynamic Modeling and Simulation of a Two-Bed SilicagelWater
Adsorption Chiller. Disertation, Rwth Aachen, Germany. 2005
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Riset Herbal Indonesia untuk Anti Virus Covid-19,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), http://lipi.go.id/berita/Riset-
Herbal-Indonesia-untuk-Anti-Virus-Covid-19.2
Rahmawati. Dasar-dasar Kebidanan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya. 2012.
Savitri, A., Tanaman Ajaib Basmi Penyakit Dengan TOGA (Tanaman Obat
Keluarga). Depok: Bibit Publisher.2016.
Siswoyo, P., Tumbuhan Berkhasiat Obat. Penerbit Absolut. Yogyakarta. 2004.
Susilo, A., Rumende, C., M., Pitoyo, C., W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Sinto,
R.,Yunihastuti, E., Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45–67.2020.
37

Tahrus Z.,N.,H.Dunia Dalam Ancaman Pandemi: Kajian Transisi Kesehatan dan


Mortalitas Akibat Covid-19. Kajian Demografi Sosial Departemen
Sosiologi, FISIP UI. 2020.
Untari, I., Bawang Putih Sebagai Obat Paling Mujarab Bagi Kesehatan. Jurnal
Gaster, Vol.7 (1). Hal: 547 – 554. 2010.
World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory
infection when novel coronavirus (nCoV) infection is suspected. Geneva:
World Health Organization. 2020.
Wulandari, A., Karakteristik Individu Dengan Pengetahuan Tentang
Pencegahan Coronavirus Disease 2019 Pada Masyarakat Di
Kalimantan Selatan. published online March.
https://doi.org/10.26714/jkmi.15.1.2020.42-46. 2020.
Xiao, F., Tang, M., Zheng, X., Liu, Y., Li, X., & Shan, H. Evidence for
Gastrointestinal Infection of SARS-CoV-2. Elsevier Gastroenterology,
158(6), 1831– 1833.Retrieved from https://doi.org/10.1053/j.gastro.2
020.02.055. 2020.
Yatias, E.,A., Etnobotani Tumbuhan Obat Di Desa Neglasari Kecamatan
Nyalindung Kabupaten Sukabumi. [Jurnal] Diunduh di
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/29770. .2015.
Yuliarti, N., Keajaiban ASI: Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan
dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: Andi. 2010.
Zhang, H., Penninger, J. M., Li, Y., Zhong, N., & Slutsky, A.,S. Angiotensin -
Converting Enzyme 2 ( ACE2 ) as a SARS - CoV- 2 Receptor :Molecular
Mechanism and Potential Therapeutic Target Intensive Care Medicine,
46(4), 586–590. https://doi.org/10.1007/s00134- 020-05985-9. 2020
38

Lampiran II
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN
Penggunaan Tanaman Herbal Pada Masa Virus Corona di Tansaril Aceh
Tengah pada tahun 2021
Oleh
Lina Tiara Lisma
Saya adalah mahasiswa program studi S1 kedokteran di Fakultas
Kedokteran Islam Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan
mengetahui “Penggunaan Tanaman Herbal Pada Masa Virus Corona di
Tansaril Aceh Tengah pada tahun 2021”. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat
buat saudara/I yaitu dapat menambah wawasan tentang Penggunaan Tanaman
Herbal Untuk Mencegah Penularan Virus Corona.
Saudara/i dapat berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara menjawab
pertanyaan yang saya berikan dalam bentuk kuesioner.
Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang berbahaya. Semua
informasi yang saudara/i berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
penelitian. Bila saudara/i bersedia, silahkan menandatangani formulir persetujuan
ini. Atas kesediaan saudari saya ucapkan terima kasih.

Aceh Tengah, 2021


Peneliti Partisipan

(Lina Tiara Lisma) (................................)


39

Lampiran III
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Alamat :
No. Telepon/Hp :
Jenis Kelamin :
Telah mengerti atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai
penelitian yang berjudul “Penggunaan Tanaman Herbal Pada Masa Virus
Corona di Tansaril Aceh Tengah pada tahun 2021”. Oleh karena itu saya
menyatakan bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.
Demikianlah persetujuan ini saya sampaikan secara sukarela dan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
Aceh Tengah ,
2021
Hormat saya

(…………………………..)
40

PENGGUNAAN TANAMAN HERBAL PADA MASA VIRUS CORONA


DI TANSARIL ACEH TENGAH PADA TAHUN 2021

Petunjuk Pengisian.
1.Isilah data identitas saudara dengan benar.
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik, teliti, dan benar.
3. Berilah tanda ceklis ( < ) pada salah satu jawaban yang menurut saudara benar.
4. Jika ingin memperbaiki jawaban, coret yang salah dan beri tanda pada jawaban
yang dibuat. Setiap jawaban akan kami jaga kerahasiaannya.

KUESIONER PENELITIAN
Nomor :
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Jenis Tanaman Herbal :
Penggunaan Tanaman Herbal :.
No Keterangan Ya Tidak
1 Apakah Bapak atau Ibu mengetahui tanaman Herbal
2 Apakah Bapak atau Ibu mengerti tentang tanaman Herbal
3 Apakah Bapak atau Ibu mengetahui manfaat tanaman Herbal
4 Apakah Bapak atau Ibu mengetahui takaran penggunaan
tanaman Herbal
5 Menurut pendapat Bapak atau Ibu, Tanaman Herbal dapat
mencegah infeksi virus corona
6 Apakah bapak/ ibu menggunakan tanaman herbal?
7 Menggunakan tanaman Herbal rutin setiap hari untuk
mencegah corona
8 Tanaman herbal tersebut dikonsumsi sehari tiga kali yaitu
pagi,siang dan malam
9 Tanaman herbal tersebut dikonsumsi sehari dua kali
10 Tanaman herbal tersebut dikonsumsi sehari sekali
11 Tanaman Herbal tersebut di ketahui sendiri dari membaca
41

buku/Koran/majalah
12 Tanaman Herbal tersebut di ketahui sendiri dari televisi
13 Tanaman Herbal tersebut di ketahui dari tetangga atau orang
lain
14 Tanaman Herbal tersebut di ketahui dari tenaga kesehatan
15 Penggunaan tanaman Herbal diketahui dari kebiasaan turun
temurun keluarga
16 Penggunaan tanaman Herbal diketahui dari kebiasaan turun
temurun orang lain
17 Tanaman Herbal diketahui dari penjual obat – obat herbal
Jumlah
42

Lampiran IV
CORRELATIONS
/VARIABLES=x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 sum
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Notes

Output Created 27-NOV-2020 21:45:49


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 11
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each pair of variables are based
on all the cases with valid data for that pair.
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9
x10 sum
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Resources Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.10

Correlations

x1 x2 x3 x4 x5 x6
*
x1 Pearson Correlation 1 -.356 .479 -.375 .606 -.46

Sig. (2-tailed) .282 .136 .256 .048 .15

N 11 11 11 11 11 1
x2 Pearson Correlation -.356 1 .256 .134 .123 .845
Sig. (2-tailed) .282 .448 .695 .718 .00
N 11 11 11 11 11 1
43

x3 Pearson Correlation .479 .256 1 .000 .332 .00


Sig. (2-tailed) .136 .448 1.000 .319 1.00
N 11 11 11 11 11 1
x4 Pearson Correlation -.375 .134 .000 1 .289 -.03
Sig. (2-tailed) .256 .695 1.000 .389 .91
N 11 11 11 11 11 1
*
x5 Pearson Correlation .606 .123 .332 .289 1 -.13
Sig. (2-tailed) .048 .718 .319 .389 .69
N 11 11 11 11 11 1
**
x6 Pearson Correlation -.463 .845 .000 -.039 -.134
Sig. (2-tailed) .152 .001 1.000 .910 .695
N 11 11 11 11 11 1
x7 Pearson Correlation .161 .069 .000 -.549 -.179 .09
Sig. (2-tailed) .635 .840 1.000 .080 .599 .79
N 11 11 11 11 11 1
x8 Pearson Correlation -.542 .356 -.479 .375 .029 .46
Sig. (2-tailed) .085 .282 .136 .256 .933 .15
N 11 11 11 11 11 1
*
x9 Pearson Correlation -.149 .199 .000 .671 .336 .06
Sig. (2-tailed) .662 .557 1.000 .024 .313 .84
N 11 11 11 11 11 1
x10 Pearson Correlation -.149 -.239 -.428 -.559 -.516 .06
Sig. (2-tailed) .662 .479 .189 .074 .104 .84
N 11 11 11 11 11 1
sum Pearson Correlation .030 .802** .340 .247 .554 .63

Sig. (2-tailed) .931 .003 .306 .465 .077 .03

N 11 11 11 11 11 1

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
44

RELIABILITY
/VARIABLES=x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 27-NOV-2020 22:11:09


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 11
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid
data for all variables in the procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9
x10
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00.03

Elapsed Time 00:00:00.03

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 11 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 11 100.0
45

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.187 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

x1 20.6364 4.055 -.203 .288


x2 21.0909 1.891 .514 -.346a
x3 20.9091 3.491 .120 .146
x4 20.6364 3.655 .010 .196
x5 20.5455 2.873 .247 .036
x6 20.5455 2.873 .447 -.043a
x7 20.7273 3.818 -.123 .279
x8 20.1818 3.364 .180 .116
x9 20.4545 3.473 .075 .165
x10 20.4545 4.873 -.544 .441

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates
reliability model assumptions. You may want to check item codings.
46

Lampiran V

Master Data Umur


No Nama Umur
1 SPY 30
2 MI 28
3 HJ 30
4 AA 46
5 VN 45
6 MH 57
7 SS 60
8 MY 46
9 AK 57
10 AI 39
11 SD 26
12 BP 40
13 WE 35
14 JK 51
15 ID 44
16 MRD 52
17 RD 36
18 RES 35
19 UP 35
20 TK 47
21 NR 42
22 MI 26
23 AR 28
24 EM 34
25 NA 55
26 TA 46
27 EA 62
28 PR 34
29 LLH 65
30 AN 49
31 YP 44
32 PT 45
33 ATG 57
34 LI 51
35 JH 32
36 MA 29
37 BG 54
38 GP 37
47

39 SS 61
40 TW 33
41 NF 27
42 KU 44
43 LJ 51
44 DK 32
45 MS 46
46 WIU 48
47 CP 56
48 TG 42
49 ZL 39
50 P 27
51 DD 29
52 MR 32
52 IU 31
54 NH 37
55 MRD 45
56 SN 61
57 DW 59
58 BY 44
59 CR 39
60 NN 57
61 ML 54
62 JLY 32
63 RT 26
64 FR 50
65 HD 43
66 SC 30
67 YL 31
68 NW 47
69 FL 55
70 NS 47
71 KH 49
72 MZA 51
73 KY 47
74 LG 42
75 PS 54
76 NP 59
77 HA 43
78 AP 28
79 SW 45
80 ADS 54
48

81 SA 34
82 TH 53
83 TA 41
84 WE 36
85 HJ 28
86 MU 26
87 FP 34
88 AP 41
89 TT 33
90 MY 29
91 FLB 42
92 CK 33
93 SA 50
94 AK 33
95 DI 30

Master Data Jenis Kelamin


Jenis
No Nama
Kelamin
1 SPY PR
2 MI LK
3 HJ PR
4 AA PR
5 VN PR
6 MH PR
7 SS LK
8 MY PR
9 AK LK
10 AI LK
11 SD LK
12 BP LK
13 WE PR
14 JK PR
15 ID LK
16 MRD LK
17 RD LK
18 RES PR
19 UP PR
20 TK PR
21 NR PR
22 MI PR
49

23 AR PR
24 EM PR
25 NA LK
26 TA LK
27 EA LK
28 PR LK
29 LLH PR
30 AN PR
31 YP LK
32 PT PR
33 ATG PR
34 LI LK
35 JH PR
36 MA LK
37 BG LK
38 GP LK
39 SS LK
40 TW LK
41 NF LK
42 KU LK
43 LJ LK
44 DK PR
45 MS PR
46 WIU PR
47 CP PR
48 TG PR
49 ZL PR
50 P LK
51 DD PR
52 MR LK
52 IU PR
54 NH PR
55 MRD PR
56 SN LK
57 DW LK
58 BY LK
59 CR LK
60 NN LK
61 ML LK
62 JLY LK
63 RT LK
64 FR PR
50

65 HD LK
66 SC LK
67 YL PR
68 NW PR
69 FL PR
70 NS LK
71 KH LK
72 MZA LK
73 KY PR
74 LG PR
75 PS PR
76 NP PR
77 HA PR
78 AP PR
79 SW LK
80 ADS LK
81 SA PR
82 TH LK
83 TA LK
84 WE LK
85 HJ LK
86 MU PR
87 FP PR
88 AP PR
89 TT LK
90 MY PR
91 FLB PR
92 CK LK
93 SA LK
94 AK LK
95 DI LK
51

Master Data Pendidikan Terakhir


No Nama Pendidikan Terakhir
1 SPY SMA
2 MI SD
3 HJ SMA
4 AA S2
5 VN SMA
6 MH S1
7 SS SMP
8 MY SMA
9 AK S1
10 AI S2
11 SD SMA
12 BP S1
13 WE SD
14 JK SMP
15 ID S1
16 MRD S1
17 RD SMA
18 RES S1
19 UP SMA
20 TK SMA
21 NR SMA
22 MI SMP
23 AR SMA
24 EM SD
25 NA S2
26 TA S1
27 EA S2
28 PR SMA
29 LLH SMA
30 AN SMA
31 YP S1
32 PT SD
33 ATG S1
34 LI S1
35 JH SMA
36 MA SMA
37 BG S2
38 GP SMP
39 SS SMP
40 TW SMA
52

41 NF SMA
42 KU SMA
43 LJ SMA
44 DK SMP
45 MS SMA
46 WIU SMA
47 CP SMP
48 TG SMA
49 ZL SMP
50 P S1
51 DD SMA
52 MR SMA
52 IU S1
54 NH SMA
55 MRD SMP
56 SN SMA
57 DW SMA
58 BY SMA
59 CR SMA
60 NN SMA
61 ML S1
62 JLY S2
63 RT S1
64 FR SMA
65 HD SMA
66 SC SD
67 YL SD
68 NW SMA
69 FL S1
70 NS SMP
71 KH SMA
72 MZA SMA
73 KY SMA
74 LG S2
75 PS SMA
76 NP SMA
77 HA SMA
78 AP SD
79 SW SD
80 ADS SMP
81 SA S1
82 TH S1
53

83 TA S1
84 WE S2
85 HJ S1
86 MU S1
87 FP SMA
88 AP SMA
89 TT SMA
90 MY SMA
91 FLB S1
92 CK S1
93 SA SMA
94 AK S1
95 DI SMA

Master Data Pekerjaan


No Nama Pekerjaan
1 SPY IRT
2 MI WIRASWASTA
3 HJ WIRASWASTA
4 AA PNS
5 VN IRT
6 MH IRT
7 SS TIDAK BEKERJA
KARYAWAN
8 MY
SWASTA
9 AK PNS
10 AI PNS
11 SD WIRASWASTA
12 BP PNS
13 WE IRT
14 JK WIRASWASTA
KARYAWAN
15 ID
SWASTA
KARYAWAN
16 MRD
SWASTA
17 RD WIRASWASTA
18 RES WIRASWASTA
19 UP IRT
20 TK IRT
21 NR IRT
22 MI WIRASWASTA
54

KARYAWAN
23 AR
SWASTA
24 EM IRT
25 NA PNS
KARYAWAN
26 TA
SWASTA
27 EA WIRASWASTA
KARYAWAN
28 PR
SWASTA
KARYAWAN
29 LLH
SWASTA
30 AN WIRASWASTA
31 YP PNS
32 PT IRT
33 ATG PNS
34 LI PNS
KARYAWAN
35 JH
SWASTA
36 MA WIRASWASTA
37 BG PNS
38 GP WIRASWASTA
KARYAWAN
39 SS
SWASTA
KARYAWAN
40 TW
SWASTA
41 NF WIRASWASTA
42 KU WIRASWASTA
43 LJ WIRASWASTA
44 DK IRT
45 MS IRT
46 WIU IRT
47 CP WIRASWASTA
KARYAWAN
48 TG
SWASTA
49 ZL WIRASWASTA
50 P PNS
51 DD WIRASWASTA
52 MR WIRASWASTA
52 IU PNS
54 NH IRT
55 MRD IRT
56 SN WIRASWASTA
57 DW IRT
55

58 BY WIRASWASTA
KARYAWAN
59 CR
SWASTA
KARYAWAN
60 NN
SWASTA
61 ML PNS
62 JLY PNS
63 RT PNS
64 FR WIRASWASTA
65 HD WIRASWASTA
66 SC TIDAK BEKERJA
67 YL IRT
68 NW WIRASWASTA
69 FL PNS
70 NS TIDAK BEKERJA
71 KH PELAJAR
72 MZA PELAJAR
73 KY WIRASWASTA
74 LG PNS
75 PS IRT
76 NP IRT
77 HA PELAJAR
78 AP IRT
79 SW WIRASWASTA
80 ADS WIRASWASTA
81 SA PNS
82 TH PNS
KARYAWAN
83 TA
SWASTA
KARYAWAN
84 WE
SWASTA
85 HJ PNS
86 MU IRT
87 FP IRT
KARYAWAN
88 AP
SWASTA
89 TT WIRASWASTA
90 MY WIRASWASTA
91 FLB PNS
92 CK WIRASWASTA
KARYAWAN
93 SA
SWASTA
94 AK PNS
56

KARYAWAN
95 DI
SWASTA

Master Data Penggunaan Tanaman Herbal


Penggunaan
No Nama
Tanaman Herbal
1 SPY Iya
2 MI Tidak
3 HJ Iya
4 AA Iya
5 VN Iya
6 MH Iya
7 SS Tidak
8 MY Iya
9 AK Iya
10 AI Iya
11 SD Tidak
12 BP Iya
13 WE Tidak
14 JK Iya
15 ID Iya
16 MRD Iya
17 RD Iya
18 RES Iya
19 UP Iya
20 TK Iya
21 NR Iya
22 MI Iya
23 AR Iya
24 EM Iya
25 NA Iya
26 TA Iya
27 EA Iya
28 PR Iya
29 LLH Iya
30 AN Iya
31 YP Iya
32 PT Iya
33 ATG Iya
34 LI Iya
57

35 JH Iya
36 MA Iya
37 BG Iya
38 GP Tidak
39 SS Tidak
40 TW Iya
41 NF Iya
42 KU Iya
43 LJ Iya
44 DK Iya
45 MS Iya
46 WIU Iya
47 CP Iya
48 TG Iya
49 ZL Iya
50 P Iya
51 DD Iya
52 MR Iya
52 IU Iya
54 NH Iya
55 MRD Iya
56 SN Iya
57 DW Iya
58 BY Iya
59 CR Iya
60 NN Iya
61 ML Iya
62 JLY Iya
63 RT Iya
64 FR Iya
65 HD Iya
66 SC Tidak
67 YL Iya
68 NW Iya
69 FL Iya
70 NS Iya
71 KH Iya
72 MZA Iya
73 KY Iya
74 LG Iya
75 PS Iya
76 NP Iya
58

77 HA Iya
78 AP Iya
79 SW Tidak
80 ADS Iya
81 SA Iya
82 TH Iya
83 TA Iya
84 WE Iya
85 HJ Iya
86 MU Iya
87 FP Iya
88 AP Iya
89 TT Iya
90 MY Iya
91 FLB Iya
92 CK Iya
93 SA Iya
94 AK Iya
95 DI Iya

Master Data Jenis Tanaman Herbal


Jenis Tanaman
No. Nama
Herbal
1. SPY Sere
2. HJ Jahe
3. AA Jahe
4. VN Jahe
5. MH Jahe
6. MY Sere
7. AK Sere
8. AI Sere
9. BP Sere
10. JK Sere
11. ID Jahe
12. MRD Jahe
13. RD Jahe
14. RES Jahe
15. UP Jahe
16. TK Jahe
17. NR Jahe
18. MI Sere
59

19. AR Sere
20. EM Sere
21. NA Sere
22. TA Sere
23. EA Sere
24. PR Jahe
25. LLH Jahe
26. AN Sere
27. YP Sere
28. PT Sere
29. ATG Sere
30. LI Jahe
31. JH Jahe
32. MA Kunyit
33. BG Jahe
34. TW Jahe
35. NF Jahe
36. KU Jahe
37. LJ Sere
38. DK Sere
39. MS Sere
40. WIU Sere
41. CP Kunyit
42. TG Kunyit
43. ZL Kunyit
44. P Jahe
45. DD Jahe
46. MR Jahe
47. IU Jahe
48. NH Jahe
49. MRD Jahe
50. SN Jahe
51. DW Jahe
52. BY Jahe
53. CR Jahe
54. NN Jahe
55. ML Jahe
56. JLY Jahe
57. RT Kunyit
58. FR Kunyit
59. HD Kunyit
60. YL Kunyit
60

61. NW Kunyit
62. FL Kunyit
63. NS Kunyit
64. KH Kunyit
65. MZA Kunyit
66. KY Kunyit
67. LG Kunyit
68. PS Kunyit
69. NP Kunyit
70. HA Kunyit
71. AP Kunyit
72. ADS Jahe
73. SA Jahe
74. TH Jahe
75. TA Jahe
76. WE Jahe
77. HJ Jahe
78. MU Jahe
79. FP Jahe
80. AP Kunyit
81. TT Kunyit
82. MY Kunyit
83. FLB Kunyit
84. CK Kunyit
85. SA Kunyit
86. AK Kunyit
87. DI Kunyit
61

Master Data Penggunaan Tanaman Herbal


Penggunaan
No. Nama
Tanaman Herbal
1. SPY Kombinasi
2. HJ Kombinasi
3. AA Kombinasi
4. VN Kombinasi
5. MH Kombinasi
6. MY Kombinasi
7. AK Kombinasi
8. AI Kombinasi
9. BP Kombinasi
10. JK Kombinasi
11. ID Kombinasi
12. MRD Kombinasi
13. RD Kombinasi
14. RES Kombinasi
15. UP Kombinasi
16. TK Kombinasi
17. NR Kombinasi
18. MI Kombinasi
19. AR Kombinasi
20. EM Kombinasi
21. NA Kombinasi
22. TA Kombinasi
23. EA Kombinasi
24. PR Kombinasi
25. LLH Kombinasi
26. AN Kombinasi
27. YP Kombinasi
28. PT Kombinasi
29. ATG Kombinasi
30. LI Kombinasi
31. JH Kombinasi
32. MA Kombinasi
33. BG Kombinasi
34. TW Kombinasi
35. NF Kombinasi
36. KU Kombinasi
37. LJ Kombinasi
38. DK Kombinasi
39. MS Kombinasi
40. WIU Kombinasi
62

41. CP Kombinasi
42. TG Tunggal
43. ZL Tunggal
44. P Tunggal
45. DD Kombinasi
46. MR Kombinasi
47. IU Kombinasi
48. NH Tunggal
49. MRD Kombinasi
50. SN Kombinasi
51. DW Tunggal
52. BY Kombinasi
53. CR Kombinasi
54. NN Kombinasi
55. ML Kombinasi
56. JLY Kombinasi
57. RT Kombinasi
58. FR Tunggal
59. HD Kombinasi
60. YL Kombinasi
61. NW Kombinasi
62. FL Tunggal
63. NS Kombinasi
64. KH Kombinasi
65. MZA Kombinasi
66. KY Kombinasi
67. LG Kombinasi
68. PS Kombinasi
69. NP Kombinasi
70. HA Kombinasi
71. AP Kombinasi
72. ADS Kombinasi
73. SA Kombinasi
74. TH Kombinasi
75. TA Kombinasi
76. WE Kombinasi
77. HJ Kombinasi
78. MU Kombinasi
79. FP Kombinasi
80. AP Kombinasi
81. TT Kombinasi
82. MY Kombinasi
63

83. FLB Kombinasi


84. CK Kombinasi
85. SA Kombinasi
86. AK Kombinasi
87. DI Kombinasi

Master Data Rutinitas Tanaman Herbal


Rutinitas Tanaman
No. Nama
Herbal
1. SPY Setiap Hari
2. HJ Setiap Hari
3. AA Setiap Hari
4. VN Setiap Hari
5. MH Setiap Hari
6. MY Setiap Hari
7. AK Setiap Hari
8. AI Setiap Hari
9. BP Setiap Hari
10. JK Setiap Hari
11. ID Setiap Hari
12. MRD Setiap Hari
13. RD Setiap Hari
14. RES Setiap Hari
15. UP Setiap Hari
16. TK Setiap Hari
17. NR Setiap Hari
18. MI Setiap Hari
19. AR Setiap Hari
20. EM Setiap Hari
21. NA Setiap Hari
22. TA Setiap Hari
23. EA Setiap Hari
24. PR Tidak Setiap Hari
25. LLH Tidak Setiap Hari
26. AN Tidak Setiap Hari
27. YP Tidak Setiap Hari
28. PT Tidak Setiap Hari
29. ATG Setiap Hari
30. LI Setiap Hari
31. JH Setiap Hari
32. MA Setiap Hari
33. BG Setiap Hari
64

34. TW Setiap Hari


35. NF Setiap Hari
36. KU Setiap Hari
37. LJ Setiap Hari
38. DK Setiap Hari
39. MS Setiap Hari
40. WIU Setiap Hari
41. CP Setiap Hari
42. TG Setiap Hari
43. ZL Setiap Hari
44. P Setiap Hari
45. DD Setiap Hari
46. MR Setiap Hari
47. IU Setiap Hari
48. NH Setiap Hari
49. MRD Setiap Hari
50. SN Setiap Hari
51. DW Setiap Hari
52. BY Setiap Hari
53. CR Tidak Setiap Hari
54. NN Tidak Setiap Hari
55. ML Tidak Setiap Hari
56. JLY Tidak Setiap Hari
57. RT Tidak Setiap Hari
58. FR Tidak Setiap Hari
59. HD Tidak Setiap Hari
60. YL Tidak Setiap Hari
61. NW Tidak Setiap Hari
62. FL Setiap Hari
63. NS Setiap Hari
64. KH Setiap Hari
65. MZA Setiap Hari
66. KY Setiap Hari
67. LG Setiap Hari
68. PS Setiap Hari
69. NP Setiap Hari
70. HA Setiap Hari
71. AP Setiap Hari
72. ADS Setiap Hari
73. SA Setiap Hari
74. TH Setiap Hari
75. TA Setiap Hari
65

76. WE Setiap Hari


77. HJ Tidak Setiap Hari
78. MU Tidak Setiap Hari
79. FP Tidak Setiap Hari
80. AP Tidak Setiap Hari
81. TT Tidak Setiap Hari
82. MY Tidak Setiap Hari
83. FLB Tidak Setiap Hari
84. CK Setiap Hari
85. SA Setiap Hari
86. AK Setiap Hari
87. DI Tidak Setiap Hari
66

FREQUENCIES VARIABLES=NAMA USIA JK PENDIDIKAN PEKERJAAN PENGGUNAAN


TANAMAN HERBAL
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 29-JAN-2021 22:07:11


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 96
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid
data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=NAMA USIA
JK PENDIDIKAN PEKERJAAN PERILAKU
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.08

[DataSet0]

Statistics

PENGGUNAA
N TANAMAN
NAMA USIA JK PENDIDIKAN PEKERJAAN HERBAL

N Valid 95 95 95 95 95 95

Missing 0 0 0 0 0 0
67

Frequency Table

NAMA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid AA 1 1.0 1.0 1.0

ADS 1 1.0 1.0 2.1

AI 1 1.0 1.0 3.1

AK 2 2.1 2.1 5.2

AN 1 1.0 1.0 6.3

AP 2 2.1 2.1 8.3

AR 1 1.0 1.0 9.4

ATG 1 1.0 1.0 10.4

BG 1 1.0 1.0 11.5

BP 1 1.0 1.0 12.5

BY 1 1.0 1.0 13.5

CK 1 1.0 1.0 14.6

CP 1 1.0 1.0 15.6

CR 1 1.0 1.0 16.7

DD 1 1.0 1.0 17.7

DI 1 1.0 1.0 18.8

DK 1 1.0 1.0 19.8

DW 1 1.0 1.0 20.8

EA 1 1.0 1.0 21.9

EL 1 1.0 1.0 22.9

EM 1 1.0 1.0 24.0

FL 1 1.0 1.0 25.0

FLB 1 1.0 1.0 26.0

FP 1 1.0 1.0 27.1

FR 1 1.0 1.0 28.1

GP 1 1.0 1.0 29.2

HA 1 1.0 1.0 30.2

HD 1 1.0 1.0 31.3

HJ 2 2.1 2.1 33.3

ID 1 1.0 1.0 34.4


68

IU 1 1.0 1.0 35.4

JH 1 1.0 1.0 36.5

JK 1 1.0 1.0 37.5

JLY 1 1.0 1.0 38.5

KH 1 1.0 1.0 39.6

KU 1 1.0 1.0 40.6

KY 1 1.0 1.0 41.7

LG 1 1.0 1.0 42.7

LI 1 1.0 1.0 43.8

LJ 1 1.0 1.0 44.8

LLH 1 1.0 1.0 45.8

MA 1 1.0 1.0 46.9

MH 1 1.0 1.0 47.9

MI 2 2.1 2.1 50.0

ML 1 1.0 1.0 51.0

MR 1 1.0 1.0 52.1

MRD 2 2.1 2.1 54.2

MS 1 1.0 1.0 55.2

MU 1 1.0 1.0 56.3

MY 2 2.1 2.1 58.3

MZA 1 1.0 1.0 59.4

NA 1 1.0 1.0 60.4

NF 1 1.0 1.0 61.5

NH 1 1.0 1.0 62.5

NN 1 1.0 1.0 63.5

NP 1 1.0 1.0 64.6

NR 1 1.0 1.0 65.6

NS 1 1.0 1.0 66.7

NW 1 1.0 1.0 67.7

P 1 1.0 1.0 68.8

PR 1 1.0 1.0 69.8

PS 1 1.0 1.0 70.8

PT 1 1.0 1.0 71.9

RD 1 1.0 1.0 72.9

RES 1 1.0 1.0 74.0

RT 1 1.0 1.0 75.0


69

SA 2 2.1 2.1 77.1

SC 1 1.0 1.0 78.1

SD 1 1.0 1.0 79.2

SN 1 1.0 1.0 80.2

SPY 1 1.0 1.0 81.3

SS 2 2.1 2.1 83.3

SW 1 1.0 1.0 84.4

TA 2 2.1 2.1 86.5

TG 1 1.0 1.0 87.5

TH 1 1.0 1.0 88.5

TK 1 1.0 1.0 89.6

TT 1 1.0 1.0 90.6

TW 1 1.0 1.0 91.7

UP 1 1.0 1.0 92.7

VN 1 1.0 1.0 93.8

WE 2 2.1 2.1 95.8

WIU 1 1.0 1.0 96.9

YL 1 1.0 1.0 97.9

YP 1 1.0 1.0 99.0

ZL 1 1.0 1.0 100.0

Total 95 100.0 100.0

USIA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 26 4 4.2 4.2 4.2

27 2 2.1 2.1 6.3

28 4 4.2 4.2 10.4

29 3 3.1 3.1 13.5

30 4 4.2 4.2 17.7

31 2 2.1 2.1 19.8

32 4 4.2 4.2 24.0

33 4 4.2 4.2 28.1

34 4 4.2 4.2 32.3


70

35 3 3.1 3.1 35.4

36 2 2.1 2.1 37.5

37 2 2.1 2.1 39.6

39 3 3.1 3.1 42.7

40 1 1.0 1.0 43.8

41 2 2.1 2.1 45.8

42 4 4.2 4.2 50.0

43 2 2.1 2.1 52.1

44 4 4.2 4.2 56.3

45 4 4.2 4.2 60.4

46 5 5.2 5.2 65.6

47 4 4.2 4.2 69.8

48 1 1.0 1.0 70.8

49 2 2.1 2.1 72.9

50 2 2.1 2.1 75.0

51 4 4.2 4.2 79.2

52 1 1.0 1.0 80.2

53 1 1.0 1.0 81.3

54 4 4.2 4.2 85.4

55 2 2.1 2.1 87.5

56 1 1.0 1.0 88.5

57 4 4.2 4.2 92.7

59 2 2.1 2.1 94.8

60 1 1.0 1.0 95.8

61 2 2.1 2.1 97.9

62 1 1.0 1.0 99.0

65 1 1.0 1.0 100.0

Total 95 100.0 100.0


71

JK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid LK 49 51.0 51.0 51.0

PR 46 49.0 49.0 100.0

Total 95 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid S1 23 24.0 24.0 24.0

S2 8 8.3 8.3 32.3

SD 8 8.3 8.3 40.6

SMA 45 46.9 46.9 87.5

SMP 12 12.5 12.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

PEKERJAAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 22 22.9 22.9 22.9

KARYAWAN 18 18.8 18.8 41.7

PELAJAR 3 3.1 3.1 44.8

PNS 21 21.9 21.9 66.7

TIDAK BE 3 3.1 3.1 69.8

WIRASWAS 28 30.2 30.2 100.0

Total 95 100.0 100.0


72

Penggunaan Tanaman Herbal

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Iya 87 91.7 91.7 91.7

Tidak 8 8.3 8.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

Jenis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Jahe 40 46.0 46.0 46.0

Kunyit 27 31.0 31.0 77.0

Sere 20 23.0 23.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

Penggunaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kombinas 80 92.0 92.0 92.0

Tunggal 7 8.0 8.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

Rutinitas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Setiap H 65 74.7 74.7 74.7

Tidak Se 22 25.3 25.3 100.0

Total 87 100.0 100.0


73

Lampiran VI
74

Lampiran VII
75

Lampiran VIII
76

Lampiran IX
77

Lampiran X
78

Lampiran XI
Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp)
1. Bahan Habis pakai
a.Kertas HVS, Jilid, Tinta printer Rp. 550.000
2. Biaya perjalanan survei lokasi
a.Pengambilan Sampel Rp. 300.000
b.Penelitian Rp.500.000
3. Dan lain lainnya
a. Pengumpulan kepustakaan yang Rp. 200.000
relevan (jilid hard cover)
b. Dokumentasi / foto hasil Rp. 200.000
penelitian
Total Rp. 1.750.000
79

Lampiran XII
80

Lampiran XIII

I. Data Pribadi
Nama : LINA TIARA LISMA
NPM : 71170811052
TTL : Takengon, 01 januari 2000
Jenis kelamin : Perempuan
Agama islam : Islam
Anak ke : 1 dari 3 bersaudara
Alamat : Takengon, tansaril kec. Bebesen kab aceh tengah.
II. Riwayat pendidikan
Tahun 2005-2011 : MIN 2 bebesen
Tahun 2011-2014 : MTSs Darul mukhlisin
Tahun 2014-2017 : SMAN 8 unggul takengon
Tahun 2017 : FK UISU
III. Riwayat organisasi :
- OSIS MTSs Darul Mukhlisin
- ORSANDA (organisasi santri darul mukhlisin)
- IKADM (Ikatan Alumni Darul Mukhlisin)
- Sekretaris ISAT (Ikatan Santri Aceh Tengah)
- Pramuka Sakawirakartika
- Paskibraka Kab. Aceh Tengah 2016
- PPI (Purna Paskibraka Indonesia 2016)
81

- Koordinator Diklat TBM FK UISU

Anda mungkin juga menyukai