SKRIPSI
Oleh :
19011101107
Dosen Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
MANADO
2023
IDENTIFIKASI GENUS NYAMUK DEWASA YANG DITANGKAP PADA
SIANG HARI DI KELURAHAN MALALAYANG SATU BARAT
KOTA MANADO
SKRIPSI
Oleh :
19011101107
Dosen Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
MANADO
2023
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Sarjana Kedokteran Di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Oleh:
19011101107
Menyetujui
Dr. dr. Greta J. P. Wahongan, M.Kes, Sp. ParK Ketua Bagian Parasitologi
NIP: 197006182000032001
i
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME, TANDA TANGAN
PEMBIMBING DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ARTIKEL
NIM : 19011101107
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Sarjana Kedokteran, baik di Universitas Sam Ratulangi maupun di
Perguruan Tinggi lainnya.
2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan
pihak lain kecuali bimbingan dan arahan Pembimbing I dan Pembimbing II,
serta koreksi dan/atau masukan dari Penguji I, Penguji II, dan Penguji III.
3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah disebutkan nama pengarang serta dicantumkan
dalam daftar pustaka.
4. Publikasi jurnal yang terkait dengan skripsi ini telah diketahui dan disetujui
oleh Pembimbing I dan Pembimbing II.
5. Tanda tangan dosen pembimbing skripsi, ketua bagian, dan dekan di lembar
pengesahan adalah asli dan tidak dipalsukan.
6. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, saya
bersedia untuk menerima sanksi akademik serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma dan aturan yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Anugerah dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu di Bagian Parasitologi dengan judul,
“Identifikasi Genus Nyamuk Dewasa yang Ditangkap pada Siang Hari
di Kelurahan Malalayang Satu Barat Kota Manado”
Penelitian ini dilakukan dan disusun dalam bentuk skripsi sebagai syarat
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado. Penulis sadar bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa
adanya doa, dukungan, bimbingan, dan nasihat dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Billy J. Kepel, M.Med.Sc, Sp.KKLP selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
2. Dr. dr. Greta J.P. Wahongan, M.Kes, Sp.ParK, selaku Ketua Bagian
Parasitologi yang telah memberikan izin dan arahan selama penelitian.
3. dr. Victor D. Pijoh, M.Kes, Sp.KKLP dan Dr. dr. Greta J.P. Wahongan,
M.Kes, Sp.ParK selaku Dosen Pembimbing I dan II atas bimbingan,
bantuan dan waktu yang diberikan sehingga skripsi ini bisa selesai tepat
waktu.
4. dr. Angle M. H. Sorisi, M.Sc, Sp.ParK, Prof. Dr. dr. Josef S. B. Tuda,
M.Kes, Sp.ParK(K), dan dr. Janno B. B. Bernadus, M.Biomed,
Sp.KKLP, selaku Dosen Penguji I, II, dan III atas kritik, saran dan arahan
demi tercapainya kesempurnaan pada skripsi ini.
5. dr. Angle M. H. Sorisi, M.Sc, Sp.ParK, selaku Dosen pembimbing
Akademik yang telah memberikan nasihat dan dukungan sejak semester
satu hingga saat ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai Fakultas Kedokteran Unsrat yang telah
memberi ilmu, bimbingan dan motivasi selama masa perkuliahan.
7. Keluarga terkasih, Papa, Mama, Abang Anes, Eda Monica, Abang
Youone, dan Adik Evril atas kasih sayang, semangat, motivasi serta doa
yang diberikan kepada penulis.
v
8. Teman-teman SMA, Nicky, Alvaro, dan Edo yang selalu mengirimkan doa
dan dukungan dari Kota Yogyakarta.
9. Teman-teman perkuliahan, Zefanya, Marta, Roy, Yuda, Felix, Stanley,
Mumtaza, Vega yang menemani pasang-surut perantauan dari semester
satu sampai skripsi ini selesai.
10. Kakak-kakak Istora, Kak Chan, Kak Maria, Kak Diyana, Kak Dhea yang
telah memberikan masukan, semangat, dan doa dari Pulau Jawa selama
penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman gereja, Naomi, Agnes, Hawila, Liza, yang telah memberikan
dukungan serta doa sejak awal perkuliahan sampai saat ini.
12. Teman-teman seperjuangan Bagian Parasitologi, Julia, Tristan, Marrisa,
Stephen yang telah berjuang bersama sejak awal penelitian hingga selesai.
13. Seluruh Pemerintah dan Masyarakat Kelurahan Malalayang Satu
Barat yang bersedia membantu dan memberi izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di lapangan.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar tercapainya kesempurnaan pada skripsi ini. Penulis juga berharap
skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis
vi
ABSTRAK
Email: sherinatampubolon011@student.unsrat.ac.id
vii
ABSTRACT
Email : sherinatampubolon011@student.unsrat.ac.id
Background: Mosquitoes are vectors that cause several diseases like Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF), chikungunya, filariasis, malaria, and Japanese
Encephalitis. Of 457 types of mosquitoes in Indonesia, the most dominant types are
Aedes, Culex, and Anopheles. Ensuring mosquito data and identifying pathogen
vectors is essential for developing effective disease control strategies. Purpose:
This study aims to determine the population and identify the genus of adult
mosquitoes caught during the day in the Malalayang Satu Barat Village, Manado
City. Methods: The research was implemented using the sweeping method, using a
net and an aspirator. Catching mosquitoes is carried out in nine areas, through
one point in each area, both indoors and outdoors. Catching time was during the
day between 08.00-17.00 WITA. Results: After capturing 118 adult mosquitoes and
identifying them, Aedes spp was the most common genus with 60 mosquitoes
(50.8%), and the remaining 58 Culex spp (49.2%), while Anopheles spp was
unknown. The Female sex was dominated by 61 (51.7%) mosquitoes. Aedes spp
was the most found indoors, while Culex spp at outdoors. Aedes spp was most
commonly found in Area 7, while Culex spp was in Area 1. Conclusion: Aedes spp
population was the hugest caught compared to Culex spp, while Anopheles spp was
unknown
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Taksonomi Nyamuk..................................................................................... 4
B. Morfologi Nyamuk ...................................................................................... 7
C. Perilaku Nyamuk ....................................................................................... 16
D. Penyakit-penyakit yang Disebabkan oleh Vektor Nyamuk ....................... 18
F. Kerangka Teori .......................................................................................... 21
G. Kerangka Konsep....................................................................................... 21
ix
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 22
A. Kesimpulan ................................................................................................ 35
B. Saran .......................................................................................................... 35
LAMPIRAN .......................................................................................................... 40
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 10. Abdomen dan kaki pada Culex spp dan Aedes spp ...................... 13
Gambar 14. Kaki nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus. ............................. 15
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit yang ditularkan melalui vektor menyumbang lebih dari 17% atau
sekitar 700.000 kasus dari semua kematian akibat penyakit menular setiap
salah satu vektor yang memengaruhi kesehatan manusia lebih dari artropoda
lainnya di seluruh dunia. Nyamuk mungkin kecil dalam segi ukuran, tetapi
sampai saat ini nyamuk merupakan makhluk hidup paling mematikan di bumi
ular (100.000), anjing (30.000), dan siput air tawar (20.000). Melalui
Nyamuk merupakan bagian dari kelas insekta, ordo diptera serta famili
culicidae. Genera yang terpenting bagi manusia yaitu Anopheles sebagai vektor
malaria, Culex sebagai vektor filariasis dan Japanese encephalitis, serta Aedes
sebagai vektor DBD dan chikungunya. Jumlah spesies nyamuk di dunia saat ini
mencapai 3600 spesies dalam 41 genera, dan Indonesia adalah negara kedua
didominasi oleh 125 jenis Aedes, 82 jenis Culex, dan 80 jenis Anopheles. Angka
jumlah spesies di daerah tropis lebih tinggi dibandingkan daerah dingin, karena
Pada tahun 2021 terdapat 73.518 kasus DBD dengan jumlah kematian
2,68%, dan menempati urutan ketiga setelah Jawa Tengah dan Gorontalo.
2019, Kota Manado menyumbang 165 kasus DBD, dan Kecamatan Malalayang
adalah yang tertinggi di Kota Manado. Pada tahun 2022, berdasarkan data dari
pada tahun 2020, menjadi 1,1% pada tahun 2021, dengan 0,28% di Sulawesi
Utara. Pada tahun 2019, terdapat 685 kasus malaria yang di Provinsi Sulawesi
Utara, dan Kota Manado adalah yang tertinggi dengan 136 kasus. Jumlah kasus
genus nyamuk yang ditangkap pada siang hari di Kelurahan Malalayang Satu
Barat, Kota Manado, karena memastikan data nyamuk dan mengenali vektor
yang efektif.(8)
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Kota Manado, dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi serta acuan
setempat.
Kota Manado.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Taksonomi Nyamuk
1. Genus Culex
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Tribus : Culicini
Genus : Culex
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Tribus : Culicini
Genus : Aedes
a. Ae. aegypti
b. Ae. albopictus
c. Ae. niveus
d. Ae. vittatus
5
3. Genus Anopheles
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Tribus : Anophelini
Genus : Anopheles
i. An. barbirostris
6
B. Morfologi Nyamuk
sempurna, melewati empat tahap berbeda yaitu, telur, larva, pupa, dan nyamuk
dewasa.
DEWASA
TELUR
PUPA
LARVA
1. Telur
bulat, ataupun lonjong. Lapisan terluar kulit telur nyamuk disebut korion.
(14)
7
Anopheles meletakkan telurnya terpisah satu per satu di permukaan
air. (15,16)
2. Larva
Setelah 2-4 hari telur akan menetas menjadi larva yang hidup dalam
air. Larva dari sebagian besar spesies memakan bahan organik dan
Berbeda dengan larva Anopheles, larva Culex spp dan Aedes spp
tegak lurus terhadap permukaan air, serta digantungkan oleh siphon yang
yang pendek dan seberkas rambut tunggal. Larva Culex spp memiliki
siphon yang lebih panjang dan beberapa rumbai rambut siphon. Larva
8
Anopheles spp terletak sejajar dengan permukaan air, dan bernafas
(A) (B)
3. Pupa
yang sejatinya tidak makan dan dapat hidup 1-3 hari sebelum menjadi
9
4. Nyamuk Dewasa
memerlukan waktu l-3 hari hingga beberapa minggu. Pupa jantan akan
untuk mengisap cairan misalnya pada tumbuhan, buah dan juga keringat.
Terdapat palpus dan sepasang antena di bagian kiri dan kanan probosis.
10
Toraks yang dominan tampak pada nyamuk (mesonotum) umumnya
diliputi oleh bulu-bulu halus. Warna bulu tersebut putih hingga gelap,
Setiap kaki terdiri atas 1 ruas femur, 1 ruas tibia, serta 5 ruas tarsus. (16)
a. Genus Culex
Pada nyamuk Culex betina, palpi lebih pendek atau sekitar 1/4
11
Pada Cx. tritaeniorhynchus probosis dengan gelang pucat di
bagian tengah dan meluas sampai ventral bagian pangkal, dan pada
(13,18)
12
Gambar 10. Abdomen dan kaki pada Culex spp dan Aedes spp.(13)
b. Genus Aedes
pendek dari probosis sekitar 1/4 sampai setengah dari belalai dan
Gambaran khas pada nyamuk Aedes dapat kita lihat pada daerah
toraks, dibentuk oleh sisik berwarna putih atau perak, dan bervariasi
(A) (B)
13
Aedes aegypti Aedes albopictus
Gambar 12. Mesonotum nyamuk Aedes.
14
Gambar 14. Kaki nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus. (13)
c. Genus Anopheles
Pada sayap Anopheles dewasa area pucat pada costa dan subcosta
sayap adalah <4 pada Subgenus Anopheles dan >4 pada Subgenus
15
Gambar 15. Palpus pada nyamuk dewasa Anopheles.
Betina (kiri) dan jantan (kanan). (13)
C. Perilaku Nyamuk
lebih lama dari nyamuk jantan, yaitu berkisar 2 minggu hingga 2-3 bulan.
Hospes yang disukai nyamuk juga berbeda-beda. Ada nyamuk yang hanya
Setelah mengisap darah dari hospes, nyamuk akan mencari tempat untuk
aktif mengisap darah. Nyamuk dikatakan bersifat endofilik jika memilih tempat
nyamuk yang mengisap darah pada malam hari disebut night-biters. Ada pula
nyamuk yang mengisap darah pada siang hari atau disebut day-biters. Sifat
16
nyamuk yang menggigit hospes di dalam rumah disebut dengan endofagik dan
seperti tong, kolam yang tidak terawat, anak sungai, parit, dan daerah rawa.
air, berjumlah 100 hingga 300 telur. Nyamuk betina dewasa membutuhkan
hewan. Nyamuk Culex tidak terbang dengan jarak jauh hanya sekitar 3,2km.
(20)
malam, di dalam maupun luar ruangan. Pada siang hari mereka tidak aktif
siang hari baik di dalam maupun luar rumah. Terdapat dua puncak waktu
pengisapan darah, yaitu pada siang hari (10.00-12.00) dan sebelum matahari
pakaian, sarung, kopiah dan lain sebagainya. Umur nyamuk dewasa betina
17
hidup mencapai dua bulan. Ae. aegypti mampu terbang hingga 2 kilometer,
kawasan pantai misalnya pada tanaman bakau, rawa dan empang sepanjang
atau sejak senja sampai dini hari. Jarak terbang anophelini berkisar 0,5-3km.
dipengaruhi oleh transportasi (bus, kereta api, dan kapal laut), juga
albopictus. Beberapa gejala klinis DBD adalah demam tinggi yang terus-
Indonesia. (16)
18
2. Malaria
yaitu genus Anopheles. Pada tahun 2020 kematian akibat malaria meningkat
nyeri otot, dan malaise. Dalam bentuk yang lebih berat pasien mungkin
datang dengan syok medis, delirium, atau koma. Diagnosis pasti pada
3. Chikungunya
sakit sendi. Keluhan lain yang mungkin menyertai adalah sakit kepala, sakit
bagian otot, nyeri sendi, dan rash. Penyakit virus chikungunya tidak selalu
menyebabkan kematian, tetapi keluhan yang ada dapat menjadi berat dan
kasus nyeri sendi dapat persisten sampai berbulan-bulan bahkan tahun. (23)
4. Filariasis Limfatik
19
Aedes. Manifestasi penyakit yang dapat terjadi yaitu limfedema, kaki gajah,
5. Japanese Encephalitis
akibat utama di dunia, dengan 70.000 kasus klinis, dan sekitar 15.000 jiwa
meninggal setiap tahun. Sekitar 25% kasus JE bergejala fatal dan sangat
25% kasus yang sembuh total. Virus ini ditularkan oleh nyamuk Culex,
Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Tenggara, terutama Cina dan
Vietnam. (22)
Kelurahan Malalayang Satu Barat adalah satu dari sembilan kelurahan yang
Malalayang Satu Barat adalah 5743 km2, dan terdiri dari sembilan lingkungan.
Jumlah penduduk di kelurahan ini mencapai 5.665 jiwa dengan 1.376 kepala
Puskesmas Minanga.
20
Gambar 16. Peta Malalayang Satu Barat, Kota Manado
F. Kerangka Teori
G. Kerangka Konsep
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Waktu
2. Tempat
1. Populasi
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
diidentifikasi.
D. Definisi Operasional
1. Genus atau marga adalah tingkatan taksonomi di bawah famili dan di atas
2. Nyamuk dalam penelitian ini adalah nyamuk dewasa yang ditangkap dan
3. Malalayang Satu Barat adalah salah satu kelurahan yang merupakan bagian
E. Instrumen
1. Alat 2. Bahan
b. Aspirator b. Kertas
g. Lem
23
F. Cara Kerja Penelitian
a. Siapkan alat dan bahan, yaitu net/jaring, aspirator, dan wadah untuk
nyamuk.
nyamuk.
d. Menuliskan jam dan lokasi detail penangkapan pada label kosong, lalu
melakukan identifikasi.
Indonesia.(26,27)
melakukan pencatatan.
24
H. Alur Penelitian
Data yang diperoleh akan diolah menjadi bentuk tabel atau diagram
pada pembahasan.
25
BAB IV
pada sembilan lingkungan yang ada, dilakukan di satu titik pada tiap
jenis kelamin yaitu dari 118 nyamuk terdapat 61 nyamuk betina (51,7%)
dan 57 nyamuk jantan (48,3%). Data jumlah jenis kelamin nyamuk tersebut
Pada Aedes spp jenis kelamin betina adalah yang paling dominan
dengan jumlah 33 nyamuk (55%), sedangkan pada Culex spp jenis kelamin
yang paling banyak adalah jantan dengan jumlah 30 nyamuk (51,7%). Data
genus adalah dari 118 nyamuk terdapat 60 nyamuk genus Aedes (50,8%),
27
Tabel 4. Jumlah Nyamuk Berdasarkan Genus
Genus Jumlah (N) Persentase (%)
Aedes 60 50,8%
Culex 58 49,2%
Anopheles 0 0%
Total 118 100%
Culex spp paling banyak ditangkap pada luar ruangan dengan jumlah 30
28
Tabel 6. Data Nyamuk Berdasarkan Genus dan Lingkungan
Genus
Lingkungan Aedes spp Culex spp
N % N %
1 2 3,3 12 20,7
2 9 15 5 8,6
3 9 15 2 3,4
4 5 8,3 11 19
5 6 10 3 5,2
6 7 11,7 5 8,6
7 12 20 6 10,3
8 6 10 4 6,9
9 4 6,7 10 17,2
Total 60 100 58 100
B. Pembahasan
1. Lokasi Penelitian
yang ada, dilakukan di satu titik pada tiap lingkungan, baik di dalam
ruangan maupun luar ruangan, dan hasil yang didapatkan adalah 118
29
2. Jenis Kelamin
atau hewan yang akan diperlukan dalam pembentukan telur. Nyamuk jantan
biasanya mengisap nektar bunga dan hidup tidak jauh dari perindukannya,
manusia pada siang hari. Penelitian yang dilakukan Trovancia dkk pada
tahun 2016 menemukan hasil yang sama, yaitu dari 65 nyamuk Aedes
sesuai, karena pada waktu penelitian, banyak nyamuk yang ditangkap saat
kelamin jantan adalah yang terbanyak. Penelitian Eman dkk pada tahun
2016 mendapatkan hasil yang sama, yaitu dari 115 nyamuk Culex spp yang
berkembang biak Culex spp seperti air yang tergenang pada tong, kolam
yang tidak terawat, dan parit. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan
bahwa nyamuk jantan hidup tidak jauh dari perindukannya, serta nyamuk
betina Culex spp yang harusnya akan keluar dan aktif mengisap hospes pada
malam hari.
30
3. Genus
paling banyak ditangkap adalah Aedes. Penelitian ini dilakukan pada siang
Aedes spp ditemukan aktif sejak pukul 06.00-18.00, dan memiliki puncak
penelitian Pratiwi dkk pada tahun 2018 di Venue Equestrian Asian Games
2018 Pulomas, Jakarta dimana Aedes spp adalah nyamuk yang paling
dkk, pada tahun 2021 yaitu menangkap nyamuk pada pukul 18.00-06.00
WIB, dan Aedes albopictus menghisap darah pada pukul 18.00-05.40 WIB.
pada siang hari saja, melainkan juga pada malam hari. (34)
teori, Culex spp aktif sepanjang malam hari, di dalam maupun luar ruangan.
Pada siang hari, Culex spp tidak aktif dan sering ditemukan beristirahat di
nyamuk mendekat dan tertangkap. Hal ini merupakan salah satu kelemahan
31
beristirahat. Hal serupa ditemukan pada penelitian yang dilakukan Lestari
dkk pada tahun 2009, Bernadus dkk tahun 2010 dan Sinda dkk tahun 2015,
ini sejalan dengan teori dimana nyamuk Anopheles dewasa aktif pada
bahwa nyamuk Anopheles spp aktif pada rentang waktu pukul 23.00-05.00
menemukan bahwa waktu puncak Anopheles spp adalah pada pukul 23.00-
24.00 WIB. (38) Hal ini mungkin adalah salah satu alasan mengapa tidak
yang umumnya bersifat aktif di luar rumah atau kerap disebut eksofagik.
ruangan.(32)
dalam maupun luar rumah. Namun, hasil yang paling banyak adalah pada
menemukan hal yang sama, yaitu Culex spp ditangkap lebih banyak di luar
32
rumah daripada di dalam rumah, walaupun hasil terbanyak ditemukan pada
Culex spp.
Biting Rate di malam hari. Adapun hasil terbanyak ditemukan pada Umpan
Orang Luar (UOL) yang menunjukkan bahwa nyamuk Anopheles spp pada
beberapa bunga hias, dan tumpukan barang bekas. Di dalam kamar mandi
terdapat bak yang terdapat jentik. Sedangkan di bagian luar rumah terdapat
tanaman hias yang di dalam vasnya tergenang air hujan. Peristiwa ini juga
ditemukan pada penelitian Bernadus dkk tahun 2010 dimana nyamuk Aedes
33
Jumlah nyamuk Culex spp terbanyak ditemukan di Lingkungan 1
bersih, berdebu, banyak tumpukan baju dan sepatu, serta bunga hias.
Sedangkan di luar ruangan, terdapat banyak tumpukan kayu dan tiang besi,
Peristiwa ini juga ditemukan pada penelitian Sinda dkk tahun 2015 dimana
nyamuk Culex spp ditemukan pada lingkungan kampus yang tidak terawat,
bahwa nyamuk tempat berkembang biak Anopheles spp adalah kolam bekas
tambak yang tidak dikelola, parit tergenang, hutan bakau liar, bekas
penebangan bakau liar, dan aliran sungai yang tertutup pasir (laguna). (38)
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari 118 nyamuk yang ditangkap pada siang hari dan diidentifikasi, Aedes
spp adalah yang paling banyak tertangkap dengan jumlah 60 nyamuk (50,8%),
B. Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
7. Foley DH, Rueda LM, Wilkerson RC. Insight into Global Mosquito
Biogeography from Country Species Records [Internet]. Vol. 44, J. Med.
Entomol. 2007. Available from: https://www.
12. Paomey VC, Nelwan JE, Kaunang WP. Sebaran Penyakit Demam
Berdarah Dengue Berdasarkan Ketinggian dan Kepadatan Penduduk di
36
Kecamatan Malalayang Kota Manado Tahun 2019. Jurnal KESMAS. 2019
Oct;8:521–7.
13. World Health Organization. Regional Office for South-East Asia. Pictorial
identification key of important disease vectors in the WHO South-East Asia
Region. New Delhi; 2020. 81 p.
14. Foster WA, Walker ED. Mosquitoes (culicidae). In: Medical and
Veterinary Entomology. Elsevier; 2018. p. 261–325.
17. Rozendaal JA. Vector control: methods for use by individuals and
communities. World Health Organization; 1996. 10–16 p.
19. Taxonomy, description and distribution of the mosquito Ae. aegypti. In:
Safety Assessment of Transgenic Organisms in the Environment.
Harmonisation of Regulatory Oversight in Biotechnology; 2018.
20. Culex species mosquito life cycle [Internet]. Centers for Disease Control
and Prevention . United States ; 2022. Available from: www.cdc.gov/sle
21. World Health Organization. World malaria report 2021. Geneva; 2021.
37
26. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kunci identifikasi nyamuk
Aedes. Jakarta; 2008. 18–31 p.
28. Bernadus JBB, Pijoh VD, Kareth V. Kepadatan nyamuk dewasa Aedes Sp
di Kelurahan Malalayang I Malalayang Manado periode Januari-Pebruari
2010. Jurnal Biomedik. 2010;
30. Trovancia G, Sorisi A, Tuda JSB. Deteksi transmisi virus dengue pada
nyamuk wild Aedes Aegypti betina di Kota Manado. Jurnal e-Biomedik .
2016;4(2).
31. Eman GJ, Bernadus J, Sorisi A. Survei nyamuk Culex spp di daerah
perumahan sekitar Pelabuhan Bitung. Jurnal Kedokteran Klinik . 2016
Dec;1(1):126–31.
32. Syahribulan, Biu FM, Hassan MS. Waktu aktivitas menghisap darah
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus di Desa Pa’lanassang
Kelurahan Barombong Makassar Sulawesi Selatan. Jurnal Ekologi
Kesehatan. 2012 Dec;11(4):306–14.
33. Pratiwi AE, Hadi UK, Soviana S. Keanekaragaman jenis dan kelimpahan
nyamuk di Venue Equestrian Asian Games 2018 Pulomas, Jakarta.
[Bogor]: Institut Pertanian Bogor ; 2018.
36. Sinda TI, Bernadus JB, Pijoh VD. Survei pemetaan nyamuk yang ditangkap
siang hari di kawasan Kampus Universitas Sam Ratulangi Manado.
[Manado]: Universitas Sam Ratulangi; 2017.
38
39. Dalilah, Apriliani FA, Prasasty GD, Handayani D, Susilawati, Pahlepi RI.
Keragaman Spesies Nyamuk di Dusun Sukoharjo, Desa Bayung Lencir,
Kabupaten Musi Banyuasin. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi
Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2022 Feb 15;9(1):109–
16.
40. Sambuaga JV, Duka RS. Kepadatan (Man Biting Rate) nyamuk Anopheles
di Desa Ranoketang Tua, Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa
Selatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2019;9(2):100–9.
39
LAMPIRAN 1
40
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI PENELITIAN
41
LAMPIRAN 3
42
LAMPIRAN 4
1 I ♀ Culex
12 O ♂ Culex
2 I ♀ Culex
13 O ♂ Culex
3 I ♀ Culex
14 O ♂ Culex
4 I ♀ Culex
Lingkungan 2
15 I ♀ Aedes
5 I ♂ Culex
16 I ♂ Aedes
6 O ♂ Aedes
17 I ♂ Aedes
7 O ♀ Aedes
18 I ♂ Aedes
8 O ♀ Culex
19 I ♂ Aedes
9 O ♀ Culex
20 I ♂ Aedes
10 O ♂ Culex
43
21 I ♂ Aedes 32 I ♂ Aedes
22 I ♂ Culex 33 I ♂ Aedes
23 O ♀ Aedes 34 I ♀ Culex
24 O ♀ Aedes 35 I ♂ Culex
25 O ♀ Culex 36 O ♀ Aedes
26 O ♀ Culex 37 O ♀ Aedes
27 O ♂ Culex 38 O ♀ Aedes
28 O ♂ Culex 39 O ♂ Aedes
Lingkungan 3 Lingkungan 4
29 I ♀ Aedes 40 I ♀ Aedes
30 I ♀ Aedes 41 I ♀ Aedes
31 I ♂ Aedes 42 I ♀ Aedes
44
43 I ♀ Aedes 54 O ♂ Culex
44 I ♀ Culex 55 O ♂ Culex
Lingkungan 5
45 I ♀ Culex
56 I ♀ Aedes
46 I ♀ Culex
57 I ♀ Aedes
47 I ♂ Culex
58 I ♂ Aedes
48 I ♂ Culex
59 I ♂ Aedes
49 O ♀ Aedes
60 I ♂ Culex
50 O ♀ Culex
61 O ♀ Culex
51 O ♀ Culex
62 O ♀ Aedes
52 O ♂ Culex
63 O ♀ Aedes
53 O ♂ Culex
64 O ♀ Culex
45
Lingkungan 6
76 O ♂ Culex
65 I ♀ Aedes
Lingkungan 7
66 I ♀ Aedes 77 I ♂ Aedes
67 I ♀ Aedes 78 I ♂ Aedes
68 I ♀ Aedes 79 I ♀ Culex
69 I ♀ Aedes 80 I ♀ Culex
70 I ♂ Aedes 81 I ♀ Culex
71 I ♂ Aedes 82 I ♂ Culex
72 O ♂ Culex 83 I ♂ Culex
73 O ♂ Culex 84 I ♂ Culex
74 O ♂ Culex 85 O ♀ Aedes
75 O ♂ Culex 86 O ♀ Aedes
46
87 O ♀ Aedes 98 I ♀ Culex
88 O ♀ Aedes 99 O ♂ Aedes
Lingkungan 9
94 O ♂ Aedes
105 I ♀ Culex
Lingkungan 8
47
109 I ♂ Culex 114 O ♀ Aedes
48
LAMPIRAN 5
49
50
LAMPIRAN 6
51
52
RIWAYAT HIDUP
kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama dan selesai pada tahun 2016
dari SMP Budya Wacana Yogyakarta, serta menempuh pendidikan menengah atas
dan selesai pada tahun 2019 dari SMA Budya Wacana Yogyakarta. Setelah itu,
Kedokteran Univesitas Sam Ratulangi Manado dengan NIM 19011101107. Saat ini
53