I1031181033
SKRIPSI
Skripsi, 2022
Arizki Rahman Hakim, Ichsan Budiharto, M. Ali Maulana
ABSTRAK
Latar belakang : Pandemi Covid-19 mengharuskan setiap masyarakat yang
terpapar untuk melakukan isolasi mandiri termasuk juga mahasiswa keperawatan.
Saat diharuskan melakukan isolasi mandiri, mahasiswa keperawatan memiliki
banyak stressor yang mempengaruhi keyakinan dirinya. Tujuan : Untuk
mengeksplorasi pengalaman keyakinan diri mahasiswa keperawatan Universitas
Tanjungpura saat melakukan proses isolasi mandiri. Metode : Menggunakan
desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi sebanyak enam partisipan
dengan metode snowball sampling. Pengambilan data menggunakan metode
wawancara semi terstruktur selama 10-20 menit dengan menggunakan analisa
tematik. Hasil : Terdapat empat tema terindetifikasi dari tematik analisis, yaitu (1)
paparan Corona Virus Disease (Covid-19) yang memaparkan cara partisipan
terpapar Covid-19, waktu partisipan Covid-19, serta tanda dan gejala yang
partisipan rasakan ; (2) Strategi peningkatan keyakinan diri berupa pemenuhan
kebutuhan dasar, pemenuhan kebutuhan informasi, dan mekanisme koping;
(3)Faktor-faktor keyakinan diri yaitu dukungan lingkungan sekitar, harapan,
motivasi, dan tingkat pengetahuan; dan (4) Hambatan peningkatan keyakinan diri
berupa perubahan kondisi fisik, stresor, dan interaksi dan komunikasi.
Kesimpulan : Gambaran pengalaman keyakinan mahasiswa keperawatan saat
melakukan isolasi mandiri dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya adalah
paparan Covid-19, strategi peningkatan, keyakinan diri, faktor-faktor keyakinan
diri, dan hambatan peningkatan keyakinan diri
Skripsi, 2022
Arizki Rahman Hakim, Ichsan Budiharto, M. Ali Maulana
ABSTRACT
Background: The Covid-19 pandemic requires every exposed community to self-
isolate, including nursing students. When required to self-isolate, nursing students
have many stressors that affect their self-confidence (Self Efficacy). Objective:
To explore the self-efficacy experience of nursing students at Tanjungpura
University during the self-isolation process. Method : Using a qualitative design
with a phenomenological approach as many as six participants with the snowball
sampling method. Collecting data using a semi-structured interview method for
10-20 minutes using thematic analysis. Results: There were four themes
identified from the thematic analysis, namely (1) exposure to Corona Virus
Disease (Covid-19) which explained how participants were exposed to Covid-19,
when participants were Covid-19, and the signs and symptoms that participants
felt; (2) self efficacy enhancement strategies in the form of fulfilling basic needs,
fulfilling information needs, and coping mechanisms; (3) self efficacy factors,
namely the support of the surrounding environment, expectations, motivation, and
level of knowledge; and (4) Barriers to increasing self efficacy in the form of
changes in physical condition, stress load, and interaction and communication.
Conclusion: The description of the experience of nursing students' beliefs when
doing independent isolation is influenced by several aspects including exposure to
Covid-19, improvement strategies, self efficacy, self efficacy factors, and barriers
to increasing self efficacy.
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
NIM : I1031181033
Fakultas : Kedokteran
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang diacu dalam daftar pustaka.
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
iii
KATA PENGANTAR
Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat lulus jenjang Pendidikan
skripsi ini baik dari bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya dan masih jauh dari
pengorbanan semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan skripsi
ini.
Peneliti
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari rahmat serta karunia Allah
SWT serta dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak yang
memberikan kekuatan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan banyak terimakasih kepada
1. Prof. Dr. H. Garuda Wiko, SH., M.Si selaku Rektor Universitas Tanjungpura
Pontianak;
2. Orangtua yang saya cintai, Ibunda Kres Arimurti, Ayahanda Asnari dan
ketiga adik saya Muhammad Zikril Hakim, Nafisha Azzahhra, dan Ibnu
Abidzar atas segala bentuk dukungan moral, material serta doa yang
bersabar serta banyak memberikan masukan dan saran demi skripsi ini;
v
7. Ns, Muhammad Ali Maulana,S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing II
yang senantiasa bersabar serta banyak memberikan masukan dan saran demi
masukan, kritikan dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
Tanjungpura Pontianak;
12. Serta masih banyak lagi pihak-pihak yang sangat berpengaruh dalam proses
penyelesaian skripsi yang yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
diberikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sebagai
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
vii
3.6 Analisa Data dan Keandalan Hasil Penelitian ..................................40
3.6.1 Analisa Data .........................................................................40
3.6.2 Keandalan Hasil Penelitian ..................................................42
3.7 Pertimbangan Etika Penelitian .........................................................44
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
manusia, penyakit ini disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS CoV-2). Penyakit ini bermula dari Kota Wuhan Provinsi
Hubei China pada akhir tahun 2019. Pada awalnya penyakit ini dianggap sebagai
penyakit flu biasa. Akan tetapi, pada kenyataannya penyakit ini menular dengan
cepat karena interaksi antara manusia yang terpapar virus SARS CoV-2 dengan
manusia yang sehat. Pada tanggal 11 Maret 2020 Organisasi Kesehatan Dunia,
global karena penyebaran yang begitu cepat dan terjadi tidak hanya di China dan
terletak pada rentang usia 31- 45 tahun yaitu sebesar 582,291 kasus dan diikuti
oleh rentang usia 19-30 tahun dengan 493,695 kasus (Kemenkes RI, 2021).
1
2
tersendiri bagi orang-orang yang sedang terpapar penyakit Covid-19. Dewasa ini
ini sangat sulit disembuhkan dan munculnya varian-varian baru dari Covid-19.
Hal tersebut bisa saja menurunkan keyakinan diri pasien Covid-19 untuk sembuh
rasa individu terisolasi (79%), dan hampir setengah dari peserta penelitian (45%)
Saya sebagai peneliti pernah terpapar virus yang menjadi sumber pandemi
di seluruh dunia, yaitu Covid-19 tepatnya pada bulan Maret 2021. Peneliti
segi fisik maupun psikologis. penururan dari segi fisik tersebut berupa penurunan
fungsi tubuh, sesak nafas, dan kelelahan ketika melakukan aktivitas berat.
Sedangkan, dari segi psikologis penurunan yang terjadi berupa kecemasan dan
mandiri.
19 yang selalu meningkat dan belum ditemukannya vaksin Covid-19, selain itu
Stresor juga meningkat dimana pada saat isolasi mandiri peneliti juga terbebani
rasa keyakinan diri yang menurun sebagai motivasi awal seseorang. Penurunan
keyakinan diri membuat adanya rasa tidak percaya pada perawatan yang dijalani.
Hal tersebut terlihat dari kurangnya rasa semangat peneliti untuk melakukan
pemikiran positif dan keyakinan yang kuat untuk mejalani perawatan (Afro,
2021). Akan tetapi, kebanyakan orang menganggap bahwa kesembuhan dari suatu
penyakit akan lebih cepat jika lebih berfokus pada tindakan medis yang dilakukan.
Hal tersebut dapat dimaklumi jika seorang individu kurang terpapar informasi
Keyakinan diri merupakan salah satu bagian dari faktor internal kepatuhan
bahwa keyakinan diri merupakan bagian karakteristik dari suatu individu atau
suatu cara untuk mencapai hasil tertentu (Putra and Susilawati, 2018). Keyakinan
diri mempengaruhi cara seseorang berfikir, motivasi diri, dan perilaku saat proses
meningkatnya keyakinan diri. Akan tetapi, saat ini bagaimana kita bisa
kesehatan yang saat ini berada dalam proses peralihan menuju proses dewasa.
mahasiswa atau remaja lain. Akan tetapi dari studi pendahuluan yang peneliti
Tanjungpura yang terpapar Covid-19. Mengapa hal itu bisa terjadi sedangkan dari
tuntutan sebagai mahasiswa keperawatan yang memiliki etos belajar yang tinggi
5
cukup tinggi, dimana dari 3 mahasiswa yang diwawancara turut aktif mengikuti
kegiatan sosial dan mengatakan bahwa masih terdapat beberapa mahasiswa yang
memungkinkan mereka bertermu dengan kumpulan orang yang ramai. Dari hal-
hal tersebutlah mahasiswa keperawatan banyak yang terpapar dan memiliki tanda
gejala Covid-19.
Beberapa faktor antara psikologis dan pola aktivitas yang tinggi tersebut
untuk terpapar Covid-19 walaupun dari sisi fisik, pengetahuan, beban mental
lainnya. Berangkat dari beberapa fenomena dan pemaparan artikel yang ada,
Universitas Tanjungpura.
a. Eksplorasi apa saja yang menjadi faktor meningkatnya keyakinan diri dalam
penyembuhan Covid-19
a. Bagi Institusi
Tanjungpura.
b. Bagi Partisipan
bagaimana cara peningkatan keyakinan diri dan bagaimana cara yang baik untuk
TINJAUAN PUSTAKA
manusia, penyakit ini disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome
gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe
bahwa Novel Coronavirus atau yang dikenal dengan 2019-nCoV adalah virus
Coronavirus adalah salah satu jenis virus RNA yang memiliki strain
tunggal positif, berkapsul, dan tidak memiliki segmen. Virus ini tergolong
struktur yang berbentuk seperti kubus dengan protein S dan biasanya berlokasi di
permukaan virus. Protein S memiliki fungsi sebagai antigen utama virus dari
masuknya virus kedalam sel host. Virus ini sensitif terhadap suhu panas dan dapat
dinonaktifkan(Yuliana,2020).
8
9
dan biasanya ditemui pada hewan kelelawar dan unta. Virus ini memiliki sampul
(Enveloped), yang berbentuk bulat dan lebih sering berbentuk pleomorfik. Dinding
pada virus iini memiliki lapisan yang menutupi virus ini dengan protein S. Protein
S ini akan berikatan dengan reseptor di dalam tubuh host. Terdapat beberapa jenis
dari Coronavirus diantaranya yaitu 229E, NL63 dari genus Polygonum, OC43 dan
Penyebab infeksi virus Covid-19 tidak diketahui secara pasti, peneliti dari
Negara China menduga penyebab utama virus korona adalah kucing jenis palm
sebagai reservoir alami dari Human Coronavirus untuk SARS dan unta jenis
atau virus yang berasal dari hewan. Proses penularan dari hewan ke manusia
belum diketahui secara pasti. Akan tetapi data filogenetik memungkinkan bahwa
virus ini berasal dari hewan dan diprediksi melalui droplet dan kontak dengan
Muncul statement baru bahwa coronavirus berasal dari virus yang dibawa
merupakan rekombinan dari dua virus, yaitu yang berasal dari virus yang dibawa
oleh kelelawar dan virus yang tidak diketahui asalnya dengan pasti sehingga
membuat para ahli menyatakan bahwa virus tersebut dapat menyebar melalui
2020).
yang menyerang saluran pernapasan manusia. Virus ini termasuk kedalam genus
(90,5%). Akan tetapi, bedanya virus ini menyerang saluran pernapasan manusia
2021).
laring manusia dan menyerang alveoli pada paru-paru manusia. Kemudian virus
ini akan menyerang traktus respiratory dan akan merusak organ target lainnya dan
untuk masuk kedalam organ-organ target dari virus tersebut dan akan berikatan
11
diekspresikan pada sel epitel, dan bergantung pada priming protein S ke protease
Converting Enzyme type 2 (ECA2) untuk SARS-CoV dan CD26 untuk MERS-
CoV. Kedua reseptor tersebut memiliki kesamaan melalui protein S dari virus
tersebut meskipun terdapat mutasi asam amino pada domain pengikat reseptor.
Perbedaan reseptor tersebut juga dipengaruhi oleh hewan apa yang menjadi inang
dari virus tersebut. Hal tersebut didasarkan pada serangkaian struktur tingkat atom
manusia. Setelah menempel pada pada resptor genom RNA virus akan
organ target pada manusia. Setelah virus masuk maka akan terjadi kerusakan sel
dengan menarik sel-sel inflamasi seperti monosit, makrofag, dan neutrofil yang
seperti paru-paru, jantung, dan saluran cerna masnuia akan terinfeksi dan akan
menyebabkan demam, mulai terasa sesak, lesu di paru-paru serta akan membuat
limfosit pada tubuh menurun. Serangan kedua akan terjadi sekitar 4-7 hari gejala
awal sejak virus tersebut bereplikasi pada tubuh manusia. Jika penyebaran virus
tersebut tidak diatasi maka akan menimbulkan badai sitokin yang akan
Coronavirus akan menyebar ke sel lain dan akan keluar tubuh melalui tubuh
melalui droplet. Kemudian virus akan mati dan akan rusak akibat dari banyaknya
virus yang bereplikasi. Sel-sel yang telah rusak dan mati tersebut akan
sirkulasi oksigen yang masuk. Hal itu akan menimbulkan sesak napas yang begitu
kuat pada manusia. Siklus tersebut akan terus berulang setiap Coronavirus
Covid-19 yang pada awalnya hanya dikira flu dan batuk biasa ternyata
memiliki banyak sekali tanda dan gejala dari penyebaran virus tersebut. Infeksi
dari Covid-19 menimbulkan beberapa jenis gejala diantaranya yaitu gejala ringan,
gejala sedang, dan gejala berat. Secara umum tanda dan gejala klinis dari penyakit
ini adalah demam tinggi dengan suhu (>38o C), batuk dan kesulitan bernapas.
Gejala-gejala tersebut lambat laun juga akan bisa berubah menjadi gejala berat
seperti sesak napas yang semakin memberat, fatigue, myalgia, dan gejala
13
gastrointestinal (Kemenkes RI, 2020c). Berikut ini beberapa sindrom klinis yang
dapat muncul sebagai tanda dan gejala dari Covid-19, yaitu (Yuliana, 2020) :
a. Tidak Berkomplikasi
Manifestasi ini merupakan kondisi teringan dari Covid-19. Gejala yang akan
muncul berupa gejala yang tidak memiliki spesifik atau tidak memicu masalah
pada organ lainnya. Gejala utama seperti demam, batuk, nyeri tenggorokan,
malaise, sakit kepala, sesak napas dan nyeri otot akan tetap timbul. Akan tetapi,
pada orang dengan usia lanjut gejala tersebut tidak menjadi khas, karena beberapa
kasus Covid-19 tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan
b. Pneumonia Ringan
Gejala utama yang akan muncul pada pneumonia ringan ini umumnya sama
dengan gejala utama seperti batuk, demam, dan sesak. Akan tetapi, gejala tersebut
c. Pneumonia Berat
Gejala yang akan muncul dari pneumonia berat ini adanya kecurigaan pada
infeksi saluran napas. Hal itu dapat dilihat dari takipnea pada pasien.
bahwa masa inkubasi dari Coronavirus adalah 4 hari dengan rentang 2 sampai 7
hari setelah proses infeksi. Pada awal infeksi virus gejala yang akan muncul
adalah demam, batuk kering, dan myalgia. Gejala-gejala tersebut dipengaruhi oleh
faktor usia dan status imunitas pasien. Levani (2021) menjelaskan bahwa
14
individu yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan biasanya akan sembuh
kurang lebih seminggu. Akan tetapi, pada pasien dengan gejala yang cukup berat
diakibatkan oleh gagal napas progresif karena virus telah merusak alveolar
saluran perncernaan, hal itu dikatakan dalam penelitian yang dilaporkan Kumar
dkk, (2020) sakit pada abdominal juga menjadi salah satu tanda dan gejala
satu presentase awal, hal itu diakibatkan oleh masuknya virus tersebut pada sel
onset 8 hari dan comorbid yang mengikuti biasanya adalah usia lansia (>65
tahun). Gejala dari pneumonia tersebut akan mengakibatkan gagal napas, syok,
hingga tidak berfungsinya organ lain. Gejala lain yang timbul karena pneumonia
diantaranya yaitu nyeri kepala, nyeri tenggorokan, mual, muntah, dan hidung
berair. Gejala-gejala yang muncul dari Covid-19 terlalu banyak, karena virus ini
dapat menyerang ke berbagai organ lainnya. Oleh karena itu Covid-19 disebut
dunia pada tanggal 11 Maret 2020. Penyebaran dari virus yang begitu cepat
Untuk itu perlu dilakukan penanggulangan dan pencegahan dari berbagai sektor
sebagai berikut :
PSBB diatur oleh Peraturan Pemerintah (PP) nomor 21 tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan diatur juga dalam Keputusan
Prinsip dalam pelaksanaan PSBB ini sebenarnya hanya bersifat umum pada
suatu wilayah yang memiliki kasus Covid-19 tinggi. Tujuan dari pelaksanaan
2020).
menerapkan sistem Work From Home (WFH). Akan tetapi, akibat dari aturan ini
pandemi. Dari aturan tersebut membuat beberapa kantor menerapkan sistem WFH
Dunia pendidikan juga tidak luput dari terdampak Covid-19, untuk itu
tidak bisa diprediksinya kapan pandemi Covid-19 akan berakhir (Aly et al.,
2020).
17
masyarakat harus mematuhi beberapa aturan dan gaya hidup baru atau yang biasa
disebut dengan New Nornal. New Nornal adalah suatu tatanan hidup atau aktivitas
baru yang dilakukan semenjak pandemi Covid-19 meluas. Tujuan dari tatanan
hidup baru (New Normal) adalah sebagai pencegahan yang dilakukan agar
antar individu secaras droplet. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan
2020a) :
a) Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan
b) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan
handsanitizer.
c) Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang
d) Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari
minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta
oleh semua lintas sektor untuk mencegah dan mengendalikan penularan Covid-19.
penanggung jawab tempat dan fasilitas umum sangat penting untuk menerapkan
a) Upaya pencegahan
memberikan pengertian dan pemahaman bagi semua orang, serta keteladanan dari
tidak hanya bersifat edukasi melainkan juga proteksi dengan penerapan aturan-
19
aturan yang membiasakan masyarakat untuk hidup dengan kebiasaan baru atau
New Normal.
seluruh faslitas umum. Hal itu dilakukan agar tempat-tempat umum diizinkan
untuk dibuka. Fasilitas umum yang sudah diperbolehkan buka juga diharuskan
untuk menerapkan aturan menjaga jarak dan penegakan disiplin terkait protokol
Penemuan kasus juga diatur agar masyarakat dapat mengenali tanda dan
gejala dari Covid-19 secara umum. Fasilitas untuk penemuan kasus baru juga
dipantau secara langsung oleh Dinas Kesehatan disetiap wilayah. Hal itu
dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penanganan secara cepat oleh Fasilitas
satgas di suatu wilayah dan pelaporan dapat dilakukan dengan cepat apabila
terdapat masyarakat yang memiliki tanda dan gejala Covid-19. Tanda dan gejala
umum yang diedukasi kepada seluruh tempat umum diantaranya yaitu gejala
c) Upaya penanganan
daerah saja, melainkan memerlukan banyak dukungan dari berbagai lintas sektor.
sangat ketat, dengan pengadaan pemeriksaan Rapid Test atau Real Time
prioritas utama dalam segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan fasilitas
kesehatan terkait. Sejalan dengan prinsip kerja yaitu pencegahan pada tingkat
pada APD (alat pelindung diri) yang digunakan. Dalam hal ini APD akan
menunjang kinerja dari tenaga kesehatan yang bertugas secara langsung agar
penyaring (standar N95 atau FFP2 atau FFP3 atau yang setara) dan apron (WHO,
2020).
membantu dalam pengenalan dini dan pengendalian sumber penyakit. Hal itu jelas
akan menjadi lebih baik dan akan menerapkan standar kewaspadaan yang tinggi.
untuk melindungi diri dan mencegah transmisi airbone dan pathogen lain yang
prinsip pencegahan infeksi (PPI). Prinsip PPI diatur dalam Peraturan Menteri
pasien tidak terpapar virus Covid-19. Dalam pedoman tersebut lebih menekankan
pada prinsip-prinsip prosedur tindakan dan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)
mencapai sesuatu. Motivasi awal ini akan merubah cara pandang seseorang
terhadap sesuatu, dalam hal ini penyembuhan terhadap Covid-19. Seseorang akan
bahwa keyakinan diri tidak terlepas dari masa lalu sehingga akan mempengaruhi
penilaian pribadi tentang harga diri dan pola pikir dari suatu individu.
Keyakinan diri tidak hanya berfokus pada motivasi awal dari suatu tindakan
perawatan yang dilakukan, melainkan juga melibatkan persepsi risiko dari suatu
penyakit. Persepsi risiko merupakan suatu gambaran dan dampak dari suatu
tingkat pengetahuan terhadap dampak atau konsekuensi dari hasil yang merugikan
(Diana, 2021).
(Diana, 2021). Keyakinan diri juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
sehat dan produktif. Keyakinan diri akan mencerminkan dari ketahanan dan
kemampuan untuk merubah cara pandang dari pengalaman emosional yang buruk.
Seorang yang memiliki keyakinan diri yang baik akan dapat mengatasi stres,
memulihkan kecemasan, depresi, dan reaksi stres yang terjadi (Diponegoro et al.,
2021).
memerlukan sumber daya psikologis. keyakinan diri yang kuat akan membentuk
mengurangi sumber stress, emosi negatif, dan mencapai keseimbangan dalam pola
pikir dan tingkah laku seorang individu (Pratiwi, Ismail and Irayana, 2021).
Teori kognitif sosial dikenal juga sebagai teori keyakinan diri Teori ini
dikenalkan oleh Albert Bandura. Teori ini merujuk pada keyakinan individu
terhadap kemampuan seorang individu dalam mencapai tujuan yang ingin diraih.
Keyakinan diri akan menurunkan upaya untuk menyerah atau mengurangi tekanan
24
stress seorang individu. Lingkaran positif yang kuat akan terbentuk seiring dengan
peningkatan keyakinan diri disaat situasi yang sulit dhadapi. Teori ini merupakan
teori turunan dari teori pembelajaran sosial, yang membahas perilaku manusia
menganalisa pikiran dan tingkah laku manusia. Teori ini dilihat dari sudut
pandang individu yang dihadapi dengan situasi atau kondisi yang kurang baik.
Tingkah laku manusia saat dalam masalah sebagian besar adalah hasil perolehan
dan menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang dan menetap pada diri
individu disaat dalam masalah, sambil mengamati tingkah laku orang lain dan
fenomena yang sedang terjadi. Dalam teori kognitif terdapat turunan yang
tertentu dan untuk mencapai tujuan dari seorang individu. Paradigma itulah yang
teori diantaranya yaitu situasi lingkungan, emosi, dan kognitif individu (Abdullah,
2019).
25
Resilensi atau ketahanan diri adalah sebuah kontruksi dari disiplin ilmu
yang dipopulerkan oleh Michael Rutter, Teori resilensi ini akan membantu dalam
Teori ini menjelaskan bahwa ketahanan diri merupakan sebuah kemampuan untuk
beradaptasi secara positif ketika dihadapkan dengan situasi atau kondisi yang
dialami individu akan merubah persepsi dan pola pikirnya dan akan menghambat
kenyamanan diri pada seorang individu (Yates, Tyrell and Masten, 2015).
mental dari suatu penyakit. fokus dari teori ini adalah perubahan perilaku yang
menciptakan pola pikir positif dalam menghadapi situasi dan kondisi yang buruk.
dengan kombinasi pengalaman risiko yang serius. Ketahanan diri yang dimaksud
26
pada teori ini lebih menekankan sebagai kompetensi sosial yang mengarah pada
Teori ini mengatakaan bahwa resilensi pada manusia bukanlah sebuah sifat
yang melekat pada individu. Resilensi akan muncul seirng dengan interaksi
karena adanya kaitan antara dimensi kepribadian dan keyakinan diri, seperti
menjalani perawatan. Keyakinan dir akan menguatkan pola pikir dan perilaku
(HBM) tercapainya kesehatan seorang individu akan ditentukan oleh sikap atau
perilaku kesehatan, model ini juga menjelaskan bahwa sikap individu terbentuk
Faktor ini seorang individu akan memiliki persepsi dan pandangan tersendiri
pada suatu penyakit yang dialaminya. Dalam menfaktor ghadapi suatu penyakit
seorang individu akan memiliki banyak sekali persepsi baik itu persepsi yang baik
dan yang buruk, akan tetapi hal tersebut juga diliat dari beberapa sisi. Secara
awam masyarakat akan melihat dari tata cara pengobatan yang dilakukan. Secara
modern atau tradisional serta tingkatan dalam tindakan yang dilakukan. Hal itu
27
akan menimbulkan pro dan kontra pada persepsi seorang individu terkait
akan berpengaruh dalam keyakinan diri. Pola pikir masyarakat tersebut akan
membuat suatu penyakit yang ada akan sulit dideteksi hingga tindakan akan telat
tindakan akan menimbulkan parahnya suatu penyakit yang diderita dan kematian
akibat dari suatu penyakit. Keadaan tersebut akan menimbulkan pembiayaan yang
besar sehingga persepsi individu terhadap kesembuhan akan turun. Individu akan
merasa penyakit yang dideritanya merupakan suatu yang sulit diderita (Wijaya et
al., 2021).
terkait biaya dan keberhasilan tindakan juga dipengaruhi oleh paparan informasi
akan lebih memilih tindakan yang dilakukan sendiri dan disesuaikan dengan biaya
yang akan dikeluarkan relatif murah. Akan tetapi, dengan minimnya paparan
informasi yang didapat seorang individu terkadang melewati suatu tindakan yang
Suatu masalah atau penyakit yang diderita oleh seorang individu akan
merasa sulit untuk bisa mencapai atau melewati masalah yang dideritanya.
individu, menyikapi hal tersebut setidaknya setiap individu memiliki sikap untuk
bertahan pada suatu masalah. Sikap untuk bertahan pada suatu masalah dikenal
Keyakinan diri pada diri seseorang akan timbul seiring dengan banyaknya
secara nyata akan membuat beban yang ada pada seseorang akan menurun, dan
dalam menjalankan tindakan medis akan baik. Penerimaan dari individu juga akan
berubah seiring dengan dukungan yang diberikan oleh lingkungan sekitar. Hal itu
tercerminkan dari kombinasi perilaku dan pola pikir yang berubah dari yang
Keyakinan diri yang kuat ditunjukkan dengan sikap yang enggan menyerah
dalam perawatan yang dilakukan, selalu memiliki harapan yang baik dan
keyakinan yang kuat untuk berhasil dalam upaya penyembuhan. Keyakinan yang
kuat juga akan membuat seorang individu akan memegang kendali atas masalah
29
atau penyakit yang dideritanya. Pola pikir yang positif akan terbentuk dengan
keyakinan diri yang kuat juga, sehingga imunitas akan mudah meningkat dan
menurunkan faktor-faktor yang stress yang akan timbul akibat penyakit yang
Ditengah masa pandemi yang tengah terjadi akan banyak muncul stigma
atau pandangan individu terhadap penyakit yang muncul dalam hal ini Covid-19.
Banyaknya berita hoax yang muncul menyebabkan individu takut dan khawatir
cenderung kearah negatif. Seseorang yang diduga terdapat gejala Covid-19 akan
yang terinfeksi Covid-19 enggan untuk melakukan perawatan secara cepat pada
akan berpengaruh dalam pola pikir individu menjalani perawatan. Pola pikir yang
baik akan terbentuk seiring dengan terpenuhinya informasi yang didapat dan
dukungan dari lingkungan sekitar. Manusia sebagai mahluk sosial akan lebih
mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, namun tidak terlepas juga bahwa
manusia sebagai mahluk biologis yang harus terpenuhi kebutuhannya. Hal itu
menyebabkan bahwa sisi sosial dan biologis saling berikatan. Ketika fungsi
biologis seorang individu terganggu maka dukungan sosial akan menunjang demi
Seorang individu akan melakukan perawatan atau mencari cara untuk keluar
dari masalah yang dialaminya. Akan tetapi, dalam proses yang dilewati banyak
sekali hal yang tidak terduga terjadi, baik itu kearah positif maupun negatif.
keyakinan diri pada seorang individu. Banyak faktor yang menjadi hambatan
2018).
pada individu yang sedang memiliki masalah atau menderita suatu penyakit.
masing. Perbedaan budaya dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, terlebih lagi
31
Selain komunikasi, budaya juga bisa menjadi salah satu hambatan yang
daging pada masyarakat, dimana budaya sudah menjadi aturan tidak tertulis yang
berlaku pada suatu daerah. Akan tetapi, pada budaya yang memiliki sifat
Kebudayaan tercipta karena proses sosial dalam lingkungan berdasarkan ide, nilai,
dan minat dari suatu wilayah. Pola masyarakat yang baik jelas akan membentuk
pola pikir masyarakat yang baik dalam melakukan pencegahan dan penanganan
Keyakinan diri yang baik pada manusia tidak muncul begitu saja, melainkan
harus ada faktor-faktor pemicunya. Keyakinan diri dalam kesembuhan juga harus
yang akan timbul. Keyakinan diri akan muncul berdasarkan pengalaman pribadi
seorang individu dan lingkungan sekitarnya. Hal yang mendasari pola pikir dan
Fauziah, 2021).
kekhawatiran yang tinggi. Hal itu dikarenakan penyebaran dan penularan Covid-
32
19 yang cepat dan meyakini dirinya berisiko untuk tertular. Kekhawatiran tersebut
akan menimbulkan keyakinan diri pada individu menurun, seakan tidak ada
Persepsi masyarakat yang negatif perlu diluruskan dengan media informasi yang
seseorang. Peran dari media informasi sangat berpengaruh dalam pencegahan dan
penanganan Covid-19. Media informasi yang baik akan memembuat pola pikir
dan persepsi dari masyarakat menjadi baik terhadap Covid-19. Dengan begitu
keyakinan diri masyarakat menjadi lebih baik. Protokol kesehatan akan terus
f. Motivasi
merupakan salah satu bagian dari keyakinan diri . Motivasi merupakan langkah
awal dari terbentuknya keyakinan diri yang baik sehingga dalam menjalankan
sembuh. Motivasi bisa saja terbentuk dari dalam dan lingkungan seorang individu
Motivasi yang terbentuk dari luar dikenal dengan istilah dukungan sosial.
yang sedang terpapar Covid-19 akan merasa lebih dihargai dan tidak mendapatkan
akan memberikan dampak pada harapan untuk sembuh yang kuat dan
agama dalam menunjang sisi spiritual seseorang. Tokoh dianggap sebagai orang
yang kuat dengan Tuhan seseorang akan memiliki ketenangan dalam menjalankan
seseorang untuk menurunkan tekanan psikologis dan akan menemukan cara dalam
TEORI KOGNITIF
SOSIAL
PERILAKU
Kualitas Hidup/
Kesembuhan
METODOLOGI PENELITIAN
deskriptif, baik berupa visual gambar; video, suara, maupun catatan yang
melihat lebih jelas dan terperinci dari prespektif yang berbeda-beda pandangan
kualitatif yang mendalami tentang perilaku, gagasan dari seseorang, dan tindakan
fenomenologi bersifat lebih rinci dan padat. Rincian data yang diberikan
35
36
dinyatakan sembuh hingga mencapai saturasi data. Waktu penelitian ini dimulai
dari komite etik Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura yaitu pada tanggal
2 Maret.
3.3.1 Populasi
objek atau subjek penelitian yang memiliki kuantitas dan karakteristik sehingga
peneliti dapat menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Populasi pada
3.3.2 Partisipan
Tanjungpura yang pernah terpapar dan telah dinyatakan sembuh dari Covid-19
c. Partisipan pernah terpapar dan telah dinyatakan sembuh dari Covid-19 dengan
Adapun kriteria ekslusi yang tidak dimasukkan pada penelitian kali ini,
diantaranya :
bawaan.
dan terkesan tidak terstruktur dan tidak mengikuti baku (Donsu, 2016). Pemilihan
partisipan pada penelitian ini dilakukan dengan metode snow ball sampling,
dimana data diperoleh sedikit demi sedikit dan akhirnya bisa terkumpul secara
lengkap. Pada metode ini peneliti meminta rekomendasi dari salah satu partisipan
untuk memberikan partisipan yang dianggap cocok dan sesuai dengan kriteria
pernah terpapar dan telah dinyatakan sembuh Covid-19 hingga mencapai saturasi
dan non verbal dengan sistem wawancara. Wawancana dilakukan peneliti dan
Tanjungpura yang pernah terpapar Covid-19 dan telah dinyatakan sembuh dari
dari partisipan.
analisis dan pengolahan data, dan melakukan penyajian data. Alat bantu yang
jenis wawancara yang dapat dilakukan pada penelitian dengan metode kualitatif,
sama pada setiap partisipan. Berikut ini tahapan alur penelitian yang dilakukan,
yaitu :
pengumpulan data dilakukan selama 2 minggu setelah surat kaji etik keluar
yaitu pada tanggal 2 Maret. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini
kepada partisipan sebagai tanda kesediaan subjek untuk menjadi partisipan dan
wawancara.
Analisa data pada penelitian kualitatif berfokus pada jenis data yang
diambil. Jenis data yang dapat diambil diantaranya yaitu catatan lapangan,hasil
wawancara, video, hasil observasi, dan hasil korespondensi email. Proses analisa
data ini digunakan sebagai jawaban atau kesimpulan dari penelitian yang
cataatan dan hasil pengumpulan data dengandetail agar tidak terjadi bias pada
proses analisa data untuk pengujian data yang telah didapatkan. Selain sebagai
hasil atau jawaban dari proses penelitian yang dilakukan, analisa data juga sebagai
41
proses penggambaran atau deskripsi data yang sudah didapatkan. Pada penelitian
terkumpul.
penting.
infoman.
partisipan.
42
naturalistic untuk bisa memahami konteks tertentu pada lingkungan sekitar, dan
kejadian yang ada dengan konteks tertenu pada fenomena sosial. Validitas dan
dalam penelitian kualitatif melibatkan 2 aspek. Aspek yang pertama yaitu studi
kredibilitas temuan hasil kepada orang lain. Dalam hal ini, peneliti melakukan
rechecking transkip verbatim yang telah ada untuk menilai kesesuaian antara hasil
tunggal, tetap, atau universal, melainkan dari niat metodologi penelitian tertentu.
Akan tetapi pada beberapa peneliti kualitatif, menjelaskan bahwa validitas pada
penelitian tidak perlukan, seiring berjalannya waktu uji validitas sangat diperlukan
43
untuk melakukan evaluasi dari penelitian yang telah dilakukan. Creswell & Miller
atau cara pandang peneliti dan tergantung pada paradigma yang dibangun. Upaya
Sebuah studi kualitatif yang baik yaitu yang dapat membantu memahami situasi
yang terjadi. Hal ini sejalan dengan konsep mutu penelitian, dimana keandalan
sangat menentukan dan perlu dilakukannya evaluasi atau pengujian. Tujuan dari
pemahaman kepada orang lain hasil penelitian yang dilakukan. Kualitas penelitian
yang dilakukan evaluasi dapat dinilai dengan paradigm penelitian itu sendiri
ini dapat dipercaya validitas dan reabilitasnya, berikut ini beberapa kriteria yang
Pada penelitian ini agar hasil penelitian dapat diterapkan, maka hasil
penelitian ini harus dituliskan secara rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Untuk menerapkan kriteria ini peneliti berusaha untuk menuliskan semua temuan
cara mengaitkan data penelitian dengan jurnal-jurnal terkait yang sesuai dengan
d. Confirmability
persetujuan antara dua orang atau lebih tentang relevansi data. Peneliti
pada saat melakukan penelitian hingga publikasi dilakukan. Oleh karena itu untuk
menghindari masalah terkait etik yang dapat muncul peneliti harus bisa
mencermati peluang masalah etik dalam setiap tahap penelitian yang dilakukan.
Secara garis etika penelitian terbagi menjadi 2 yaitu etika penelitian pada saat
Dalam hal ini peneliti melakukan uji pada komite etik Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura. Uji etik ini dimaksudkan untuk melindungi hak asasi
dan ksejahteraan subyek penelitian yang bergabung dalam penelitian ini. Komite
Clearence) maka penelitian ini bisa dilanjutkan dan dinyatakan terbebas dari
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini peneliti berusaha untuk memaparkan data dan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tema pertama ini terdiri dari
Kategori pertama dari tema ini adalah cara terpapar Covid-19 yang
partisipan rasakan. Pada kategori ini peneliti mencari informasi kepada partisipan
berkunjung ketempat yang ramai saat situasi pandemi. Hal ini dapat dilihat dari
yaitu :
46
47
mengikuti banyak kegiatan. Hal tersebut dapat diliat pada pernyataan berikut ini :
berpergian jauh. Hal itu dapat dilihat pada pernyataan berikut ini :
“Jadi tuh mungkin kamek kenaknye tuh gare-gare pergi jauh lah…” (P5)
Kategori kedua pada tema ini menyatakan kapan partisipan bisa terpapar
Covid-19. Pada kategori ini peneliti berusaha mencari data dan informasi secara
mendalam mengenai waktu mereka bisa terpapar Covid-19. Tujuan dari data
waktu partisipan bisa terpapar Covid-19 adalah untuk mendukung apakah pada
saat itu terdapat sebuah acara atau kegiatan sehingga bisa ,mendukung pada
kategori yang pertama. Dua dari enam partisipan menyatakan bah mereka terpapar
pada Bulan Mei, yang dimana bulan tersebut bertepatan dengan hari raya lebaran.
“…Kire-kire kenak Covid tuh habis lebaran sekitar tanggal 31 Mei tahun
lalu” (P5)
perkuliahan saat luring. Hal itu dapat dilihat pada pernyataan berikut ini :
“Kalau aku ndak salah ingat itu pas kite lagi ee lab luring di kampus Bulan
Covid-19 saat ,menghadiri sebuah acara. Hal tersebut dapat dilihat pada
Kategori ketiga pada tema ini mengenai bagaimana tanda dan gejala yang
“…Hari kelima demam aku udah turun tapi aku kehilangan penciuma” (P2)
Tanda dan gejala lain yang dirasakan dari partisipan diantaranya yaitu
tidak enak badan dan merasa pegal-pegal. Hal tersebut dapat dilihat dari 3 dari 6
Adapun tanda dan gejala yang terakhir yang banyak dirasakan oleh
partisipan adalah sakit tenggorokan. Dua dari enam partisipan menyatakan bahwa
mereka merasakan sakit tenggorokan saat terdiagnosa Covid-19. Hal itu dapat
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan pada tema kedua terdapat tiga
kategori, yaitu :
partisipan. Pada kategori ini peneliti beruaha mencari tau lebih dalam bagaimana
Dua dari enam partisipan menyatakan bahwa dalam memenuhi kebuuhan sehhari-
hari dibantu oleh teman-teman yang bersedia membantu. Hal itu dapat dilihat dari
“…Untuk kebutuhan sehari-hari sih kawan karne nginap tempat die” (P4)
dua diantara enam partisipan juga meminta bantuan kepada tetangga dalam
50
tersebut, yaitu :
“..Ada satu orang jak sih yang mau negur sama belanjain…” (P5)
partisipan yang tidak memiliki gejala untuk pergi keluar. Hal itu dapat dilihat dari
dua diantara enam partisipan yang menyatakan hal tersebut. Berikut ini
“…Bapak yang keluar langsung stok banyak untuk selama isoman” (P2)
Kategori yang kedua dari tema ini adalah bagaimana partisipan dapat
memenuhi kebutuhan informasi terkait hal-hal yang perlu dilakukan selama isolasi
youtube. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari partisipan pertama yaitu :
“Kalau info-info kayak treatment dan lain sebagianya tuh aku tau dari
internet karne pemerintahkan gencar gitu kan kayka buat video, poster di
youtube” (P1)
oleh Kemenkes. Dua dari dari enam partisipan, menyatakan hal tersebut. Hal ini
panduan” (P2)
informasi tersebut didapatkan dari sosial media. Hal itu dapat dilihat dari
“…Kan biasenye kayak di IG tuh kan ade yang lewat-lewat terkait gejala
Covid-19…” (P3)
“Karne udah banyak juga kan di sosmed informasi terkait Covid-19” (P4)
Kategori terakhir pada tema dua adalah mekanisme koping dari partisipan
saat melakukan isolasi mandiri. Pada kategori ini peneliti berusaha mencari tau
secara online. Hal itu dapat dilihat dari pernyataan berikut ini :
“… Aku kemarin ade kegiatan kan jadi sarana aku buat ngibur diri…” (P2)
yang disenangi untuk mengalihkan pikiran mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari
“Kalau aku lebih ke main game saSme nonto youtube sih…” (P1)
Kategori yang pertama pada tema ini adalah dukungan dari lingkungan
sekitar. Dukungan sekitar yang dimaksud pada kategori ini adalah dukungan dari
keluarga, teman, dan tetangga sekitat. Temuan hasil penelitian ini menyatakan
bagi partisipan saat melakukan proses isolasi mandiri. Berikut ini pernyataan dari
partisipan, yaitu :
“kalau dari keluarge sendiri karne memang semue positif yee jadi lebih
“lebih ke mamak sih yang ngerawat semuenye, karne mamak yang ndak
kampuung halamannya dan berada jauh dari keluarga. Dua dari enam partisipan
keluar dari rumah, beberapa partisipan juga dibantu oleh tetangga sekitarnya.
Dukungan ini diberikan kepada dua dari enam partisipan yang ada. Berikut ini
“…Tapi ada sih tetangga nanya gimane kondisi bapak. Kita pun nda
dikucilkan… ada 1 orang jak sih yang negur same mau bantu belanjain”
(P5)
“… senengnya tuh dari tetangga sekeliling kayak peduli gitu lohh.” (P6)
4.3.2 Motivasi
kategori ini peneliti berusaha mencari informasi apa saja atau siapa yang menjadi
motivasi bagi partisipan untuk bisa melewati masa isolasi mandiri. Empat diantara
melewati masa isolasi mandiri. Berikut ini peryantaan dari partisipan mengenai
“ …Kalau untuk motivasi untuk sembuh dan lain sebagainye tetap keluarga
semangat untuk bisa sembuh dan melewati masa isolasi mandiri. Hal tersebut
dapat dilhat dari pernyataan dua dari enam partisipan, diantaranya yaitu :
54
“…Aku harus nerima aku positif yang penting aku bise ngelewatinnye dan
4.3.3 Harapan
Pada kategori ini peneliti berusaha mencari tau lebih dalam terkait harapan,
apakah terdapat perubahan pola pikir, atau suatu keinginan yang belum tercapai.
Lima dari enam partisipan keinginan terbesarnya adalah ingin segera sembuh dan
melewati masa isolasi mandiri dengan cepat. Hal itu dapat dilihat dari pernyataan
berikut ini :
“Kalau harapan terbesar bise ngelewatin masa isolasi mandiri lebih cepat…”
(P1)
“Harapan aku sembuh jak si, karne ape kan dikurung terus” (P5)
Selain keinginan untuk cepat sembuh terdapat satu partisipan untuk bisa
keluar rumah karne rasa jenuh yang dialami. Hal itu dapat dilihat dari pernyataan
berikut ini :
“… Kalau aku sembuh aku pengen keluar hirup udara segar…” (P2)
berpengaruh kepada seseorang saat melakukan isolasi mandiri. Tiga dari enam
keyakinan diri partisipan selama melakukan proses isolasi mandiri. Latar belakang
tindakan apa yang harus dilakukan selama melakukan isolasi mandiri. Berikut ini
“…karne pengetahuan aku tuh lebih banyaklah karnakan aku bisa dibilang
mahasiswa kesehatan jadi aku juga paham ape-ape yang harus aku
lakukan…” (P1)
“…aku sendiri mahasiswa kesehatan jadi tau gitu ape-ape langkah yang
harus aku lakukan untuk mengatasi gejala-gejalanye jadi aku ndak terlalu
panik.” (P2)
dari enam partisipan mengatakan bahwa paparan informasi yang mereka dapatkan
partisipan, yaitu :
“keyakinan diri aku kemarin tuh paparan informasi sih ki...” (P6)
Pada kategori pertama ini memaparkan bahwa kondisi fisik menjadi salah
satu faktor penghambat dan penurun keyakinan diri dari partisipan. Empat dari
56
“… Isoolasi mandiri udah jalan 2 minggu tapi kok gejalanya masih belum
hilang… jadi penciuman aku nih ndak kembali dan indra pengecap aku ndak
kembali…” (P1)
“Anosmia ki, karena kemarin tuh benar-benar cemas gitu loh ki…” (P6)
melakukan isolasi mandiri. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan partisipan
4.4.2 Stresor
Kategori kedua dari tema ini adalah apa yang menjadi stresor partisipan saat
mereka merasakan stres dikarenakan tugas saat perkuliahan. Hal itu dapat dilihat
“…Seharian ngadap laptop nah stres juga nambah mane tugas banyak” (P3)
“Selain itu kemarin aku juga iku PKM dengan dosen, jadi tugas agak
banyak gitu. Nah jadi pas kemarin tuh udahlah demam pusing terus banyak
Salah satu partisipan juga manyatakan bahwa anggota keluarga yang sakit
juga menjadi salah satu stresornya. Hal itu dapat dilihat pada pernyataan
terhadap efek yang berkepanjangan dan gejala yang tidak kembali normal.
:…Terus mungkin agak cemas takut penciuman tuh lama kembalinye. Itu
organisasi…” (P4)
Kategori yang terakhir ini merupakan salah satu faktor yang menghambat
peningkatan keyakinan diri pada partisipan. Tiga dari enam partisipan menyatakan
bahwa interaksi menjadi salah satu faktor penghambat untuk melakukan isolasi
“..Ndak bise dekat-dekat aku lagi dan mau interaksi pun susah…” (P1)
“…Susah buat akses kemane-mane, terus buat komunikasi juga agak susah
PEMBAHASAN
keperawatan saat melakukan isolasi mandiri. Berikut ini keempat tema hasil
Pada penelitian kali ini ditemukan tiga kategori yang mendasari bagaimana
paparan Covid-19 yang terjadi pada partisipan. Ketiga kategori terebut adalah
bagaimana partisipan bisa terpapar Covid-19, waktu dari partisipan saat terpapar
Covid-19, dan tanda dan gejala yang dialami oleh partisipan saat terpapar Covid-
19. Pada kategori pertama didapatkan bahwa partisipan bisa terpapar saat pergi ke
suatu tempat yang ramai dengan kerumunan dengan tingkat protokol yang
Covid-19 saat melakukan perjalanan jauh yang dimana saat era pandemi saat ini
Corona Virus Disease atau yang biasa dikenal dengan Covid-19 merupakan
penyakit yang menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Severe
58
59
Saat ini masyarakat seolah meremehkan penyakit tersebut dan mulai kendor
berpergian ketempat jauh dan ketempat yang penuh dengan kerumunan orang. Hal
tersebut sesuai dari hasil penelitian bahwa lima dari enam partisipan terpapar
(Airborne), dan tranmisi fomit. Penyebaran virus tersebut akan lebih mudah dan
lebih cepat apabila pada suatu kondisi yang ramai dengan kerumunan orang.
Transmisi droplet saluran napas dapat terjadi ketika seseorang melakukan kontak
erat (berada dalam jarak 1 meter) dengan orang terinfeksi yang mengalami gejala-
mengandung virus dapat mencapai mulut, hidung, mata orang yang rentan dan
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Prayitno et al., 2021) bahwa
virus Covid-19 dapat menyebar melalui transmisi udara atau yang disebut dengan
antara jumlah aeorosol dan jumlah dari virus SARS CoV-2. Proporsi droplet
nuclei yang diembuskan atau proporsi droplet saluran napas yang menghasilkan
infeksi pada orang lain (WHO, 2020). Pada kondisi dengan kerumunan orang
penelitian kali ini juga mendapatkan bahwa partisipan yang terpapar disebabkan
oleh penyebaran virus pada suatu kegiatan yang ramai. Dimana memang pada saat
kondisi ramai dan padat partisipan tidak bisa memastikan bahwa setiap orang
yang berada disana terjamin kesehatannya. Untuk itu, dalam meminimalisir atau
menjauhi tempat yang ramai. Sepeti yang diketahui bahwa virus Covid-19 dapat
menyebar dengan cara airbone dan droplet. Perjalanan yang jauh juga dapat
menjadi salah satu faktor menybarnya virus Covid-19. Hal itu disebabkan
sepanjang perjalanan yang dilalui kita tidak dapat memastikan keamanan protokol
pada suatu daerah, bisa saja daerah yang dilewati merupakan daerah dengan
Temuan kedua dari kategori dikatakan bahwa partisipan terpapar pada saat
waktu-waktu yang dimana terdapat sebuah perayaan besar atau terdapat sebuah
pada saat itu sudah terjadi penurunan dari kasus Covid-19. Mudik menjadi sebuah
tradisi bagi masyarakat Indonesia pada saat perayaan hari raya Idul Fitri. Akan
tetapi dengan situasi pandemi saat ini dan presiden Joko Widodo, menerapkan
sebuah aturan untuk larangan mudik demi mencegah tingginya kasus Covid-19.
Permenhub No. 25 Tahun 2020 (Rahayu, et al, 2021). Tercatat data dari Satgas
kedua, dimana kasus Covid-19 mencapai 207. 685 kasus dengan peningkatan
sebesar 9,82% atau sekitar 21. 342 kasus (Satgas Covid-19, 2021).Peningkatan
kasus tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan dimana empat dari enam
beberapa tanda dan gejala yang sama diantaranya yaitu kehilangan penciuman,
demam, badan terasa pegal-pegal dan sakit. (Levani, et al, 2021) dalam jurnalnya
mnyatakan bahwa gejala umum dari awal dari Covid-19 adalah demam,
kelelahan, atau myalgia, dan batuk kering. Kemenkes RI dalam buku penanganan
Distress Syndrome (ARDS), sepsis, dan syok septik (Kemenkes RI, 2020d).
yang merujuk pada WHO dan buku pedoman penatalaksanaan Covid-19. Tiga
tanda dan gejala tersebut adalah demam, batuk keting, dan sulit bernafas atau
sesak. Apabila terjadi tiga gejala tersebut maka seseorang harus bisa untuk
melakukan pengecekan seperti swab PCR sebagai sebuah test diagnostik yang
digunakan. Kemudian ketiga gejala tersebut akan diperkuat dengan tanda dan
62
gejala lainnya seperti nyeri kepala, nyeri otot, lemas, diare, dan batuk berdarah.
Akan tetapi gejala tambahan tersebut tidak semuanya dirasakan oleh individu
yang terpapar Covid-19 (Hidayani, 2020). Sehingga perlu adanya kesadaran diri
dalam menjaga protokol kesehatan dan pemahaman terakait tanda dan gejala dari
Covid-19. Hal tersebut dilakukan agar penyebaran daru Covid-19 dapat ditekan
Hasil temuan dari penelitian yang sudah dilakukan didapatkan bahwa pada
tea ini terdapat tiga kategori. Ketiga kategori tersebut merupakan strtaegi yang
proses isolasi mandiri. Ketiga kategori tersebut adalah strategi dalam pemenuhan
mekanisme koping yang dilakukan oleh partisipan saat melakukan proses isolasi
sekitar partisipan.
yang harus dipenuhi. Kebutuhan manusia merupakan hal-hal yang harus tercapai
dasar menjadi terhambat karena adanya proses isolasi mandiri yang dijalani, akan
termasuk kedalam kebutuhan yang paling dasar dan harus dipeuhi agar fisiologis
bantuan dari lingkungan sekitar agar kebutuhan dasar yang diperlukan tidak
terhambat (Ghaidan et al., 2022). Manusia juga dikenal sebagai mahluk yang
utuh. Sebagai makhluk yang utuh secara sosial, manusia perlu hidup bersama
orang lain, saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup,
dengan harapan dan norma yang ada (Kasiati, 2016). Sejalan dengan penelitian
(Kasiati, 2016) lima dari enam partisipan mengatakan hal yang sama, dimana
mencapai aktuliasasi yang tinggi atau kesehatan yang diinginkan manusia tidak
luput dari paparan informasi. Sejalan dengan teori pengguna (Uses) Isi media
menimbulkan sebuah krisis informasi, sehingga perlu adanya sebuah filter untuk
tertinggal akan informasi ini karena kekhawatiran mereka dengan keadaan yang
tidak pasti ini. Informasi yang dirasa kurang ini dapat menciptakan perasaan
untuk dapat beradaptasi dan informasi perlu ditambah agar dapat mengetahui apa
yang perlu dilakukan di masa pandemi ini (Hammadi, 2021). Hal tersebut sejalan
bagaimana tatacara pelaksanaan informasi mandiri pada buku panduan yang ada.
mengatasi berbagai tekanan dan stresor yang dihadapi partisipan saat melakukan
sendiri selama masa pandemi Covid-19. Koping menjadi hal penting dalam
menentukan respon yang dapat muncul apakah adaptif atau maladaptif dari setiap
dan kemampuan adaptasi yang lebih besar terhadap suatu masalah (Muthia et al,
2021).
kemungkinan untuk terpapar dari Covid-19 (Sitorus and Barus, 2018). Beberapa
strategi tersebut dapat diterapkan saat proses isolasi mandiri. Dengan kebutuhan
dasar yang tercukupi maka kondisi fisik seseorang akan jauh lebih baik. Selain itu
kebutuhan informasi juga harus diiringi agar sejalan dengan kebutuhan lainnya.
Jika kedua kebutuhan tersebut terpenuhi maka seseorang yang melakukan proses
isolasi mandiri akan lebih mudah untuk mencapai aktualisasi diri atau keyakinan
diri yang baik. Sejalan dengan teori 5 kebutuhan maslow bahwa dalam mencapai
Dalam mencapai suatu kesehatan atau tingkat keyakinan diri yang tinggi
dengan baik. Untuk itu perlu adanya strategi tersendiri bagi setiap orang agar
terjadi saat melakukan proses isolasi mandiri bukanlah sebuah halangan untuk
bisa terus melakukan aktivitas sehari-hari yang biasanya dilakukan. Akan tetapi
saat melakukan proses isolasi mandiri perlu adanya strategi agar hambatan yang
ada dapat diminimalisir agar proses isolasi mandiri dapat berjalan dengan mudah.
beberapa faktor yang yang berpengaruh keyakinan diri seseorang. Keempat faktor
tersebut adalah dukungan dari lingkungan sekitar, harapan, motivasi dan tingkat
66
dalam keyakinan diri seseorang. Dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar
sangat diperlukan dan menjadi faktor utama dalam menjalani proses isolasi
mandiri. Selain itu, disamping pelayanan medis yang masih sangat dibutuhkan
Dukungan psikososial terhadap seseorang bisa saja muncul dari mana saja,
akan tetapi fokus utama dalam memberikan dukungan adalah keluarga. Fungsi
keluarga selalu terbentuk dalam relasi antar anggota keluarga yang memiliki
pengaruh kuat bagi anggota-anggotanya, baik secara psikis maupun fisik. Pola
jawab untuk mengubah suatu organisme biologis menjadi manusia. Pada saat
dukungan dan motivasi dari keluarga. Dukungan terebut tidak hanya berupa
dukungan psikologis. sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Oktaviani &
proses isolasi mandiri. Peran keluarga yang bersifat menghibur dan sebagai
terhadap setiap anggota keluarga yang terpapar suatu penyakit atau memiliki suatu
Dukungan sosial, emosional dan dukungan informasi perlu diberikan terlebih lagi
disituasi pandemi seperti saat ini. Dukungan dari teman-teman dan lingkungan
bantuan nyata yang diberikan kepada seseorang (Putra & Susilawati, 2018).
hidup dan perilaku yang dilakukan seseorang dalam melakukan isolasi mandiri.
Dalam keadaan dan situasi pandemi seperti ini, peran dari teman kan memberikan
dalam situasi yang sulit juga dapat meningkatkan tingkat dukungan dan
merupakan langkah awal dari terbentuknya keyakinan diri yang baik sehingga
keinginan untuk sembuh (Puspitasari & Azis, 2017). Motivasi awal ini akan
68
merubah cara pandang seseorang terhadap sesuatu, dalam hal ini penyembuhan
perubahan sikap dan kepatuhan terhadap perawatan yang dilakukan. Pola perilaku
yang adaptif akan terbentuk seiring dengan meningkatnya keyakinan diri (Klassen
Motivasi yang baik akan menimbulkan pengharapan yang baik untuk bisa
pulih atau untuk bisa sembuh dari suatu penyakit yang diderita. Harapan dapat
menjadi suatu kekuatan untuk bisa bersama melewati masa-masa yang sulit dalam
hal ini adalah masa isolasi mandiri. Dengan motivasi yang baik, harapan akan
menjadi suatu realitas, dimana situasi yang sulit dengan berbagai tantangan dan
hambatan mampu untuk bisa diatasi. (Yohanes, 2016). Harapan pada saat
melakukan proses isolasi mandiri lebih kearah untuk sembuh dan pulih dari
Covid-19. Harapan tersebut merupakan hasil proses kognitif seseorang atau pola
pikir dari seseorang yang diiringi dengan motivasi kuat agar kesembuhan dapat
akan didasari oleh pemikiran yang didapatkan oleh seseorang, yang kemudian
seseorang bisa saja didapatkan dari latar belakang seseorang seperti tingkat
pendidikan dan pekerjaan. Akan tetapi pengetahuan seseorang tidak saja didasari
mencapai sebuah keyakinan diri yang baik seseorang akan berusaha untuk
keyakinan diri dan unutk mencapai suatu kesembuhan. Dengan motivasi awal
yang baik seseorang akan lebih patuh untuk melakukan perawatan isolasi mandiri.
fisik, stresor partisipan, dan interaksi serta komunikasi. Pada kategori pertama
diri pada partisipan menurun. Perubahan tersebut terjadi dalam kurun waktu yang
jika seseorang tersebut memiliki penyakit bawaan (Mu’afa and Asih, 2021).
Covid-19 akan menyebar melalui aliran darah manusia terutama pada jaringan
saluran cerna manusia akan terinfeksi dan akan menimbulkan beberapa gejala
awal. Pada serangan kedua akan menyebabkan demam, mulai terasa sesak, lesu
diparu-paru serta akan membuat limfosit pada tubuh menurun (Mu’afa and Asih,
saluran perncernaan, hal itu dikatakan dalam penelitian yang dilaporkan Kumar
dkk, (2020) sakit pada abdominal juga menjadi salah satu dampak terinfeksinya
kondisi fisik yang muncul ini terlalu banyak. Oleh karena itu Covid-19 disebut
sebagai the great imitator (Syam, Zulfa and Karuniawati, 2021). Infeksi Covid-19
pernapasan akut parah sindrom coronavirus dan kematian yang tinggi. Dampak
dari penurunan kondisi fisik ini jelas akan menghambat aktivitas fisik yang akan
fisik untuk menghindari komplikasi dari Covid-19. Karena jika aktivitas fisik
yang tidak mencukupi akan berakibat pada kekebelan tubuh yang berdampak pada
tingkat imunitasnya.
71
stresor yang dirasakan. Selain dari pola fisik, psikologis dari partisipan juga
menjadi salahh satu faktor penghambat dalam melakukan proses isolasi mandiri.
mahasiswa yang secara terus menerus menimbulkan penurunan daya tahan tubuh
gejala yang dialami oleh partisipan seperti demam, anosmia, pusing akan
meningkatkan stresors antara kondisi fisik yang sedang menurun dan tuntuan
beredar menambah kecemasan dan stres tersendiri bagi partisipan yang melakukan
proses isolasi mandiri. Aktivitas seseorang di dunia maya untuk mencari sebuah
tentang bahaya dari Covid-19. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Yuwono,
2020) menjelaskan bahwa stres pada seseorang dapat sangat beragam meski
dengan stresor yang jenisnya dan intesitasnya serupa. Hal tersebut didukung
dengan data bahwa pencarian Covid-19 pada halaman Google dimulai dari bulan
Mei menurun. Walaupun tidak menjadi sebuah data yang utama, akan tetapi hal
72
informasi.
seseorang untuk melakukan interaksi dengan lingkungan ssekitar saat ini menjadi
terbatas, hal itu dikarenakan hampir semua aktivitas yang dilakukan di masyarakat
dilakukan secara daring atau online. Transformasi interaksi dan komunikasi yang
media elektronik.
dan komunikasi seseorang. Akan tetapi media elektronik juga dapat mengganggu
yang tidak diirngi dengan kemajuan sumber dayanya juga akan menyulitkan
dan perkuliahan yang diharuskan untuk dilakukan secara daring tidak bisa diikuti
dengan situasi pandemi seperti ini. Bagi beberapa orang, hal tersebut akan
adanya keselaran antara kondisi fisik dan psikologis seseorang. Dengan kondisi
fisik psikologi yang terjaga, seseorang dapat meningkatkan kualitas sumber daya
hambatan yang terjadi, maka seseorang akan lebih fokus dalam melakukan
perawatan isolasi mandiri dan meningkatkan kepercayaan diri untuk sembuh dari
Covid-19.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna, dan masih
terdapat banyak sekali hambatan serta kendala selama penelitian ini berlangsung.
Kurang dalamnya informasi yang diberikan oleh partisipan juga menjadi salah
satu hambatan penelitian ini, dimana beberapa partisipan masih malu untuk
Temuan ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber bagi perawat untuk
bisa memahami bagaimana keyakinan diri dari seseorang. Hal itu bisa
terhadap perawatan isolasi mandiri yang dilakukan. Selain itu hasil temuan ini
bisa dijadikan sebagai salah satu acuan untuk melakukan pengkajian secara
ini akan memberikan implikasi berupa pengkajian yang dilakukan oleh perawat
tidak hanya berfokus pada masalah klinis dari pasien tetapi juga memperhatikan
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
b. Terdapat empat faktor yang ditemukan pada penelitian ini, dimana keempat
6.2 Saran
75
76
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi sumber bacaan tambahan mengenai
bisa meningkatkan keyakinan diri pada pasien Covid-19 yang melakukan proses
isolasi mandiri.
informasi terkait keyakinan diri yang penting untuk penyembuhan Covid-19 dan
masyarakat tidak panic dan takut saat terpapar Covid-19 dan diahruskan
bagaimana cara peninngkatan keyakinan diri dan bagaimana cara yng baik untuk
dari mahasiswa kesehatan atau pada orang yang tergolong usia dewasa ataupun
Afifi, T. D., Merrill, A. F. and Davis, S. (2016) ‘The theory of resilience and
relational load’, Personal Relationships, 23(4), pp. 663–683. doi:
10.1111/pere.12159.
77
Nasional Covid-19, pp. 66–73.
Fanani, S. and Kesuma, T. (2014) ‘Health Belief Model pada Pasien Pengobatan
Alternatif Supranatural dengan Bantuan Dukun’, Psikologi Klinis dan
Kesehatan Mental, 03(4).
78
Meningkatkan Kesehatan Mental’, Nosipakabelo: Jurnal Bimbingan dan
Konseling Islam, 2(02), pp. 79–87. doi: 10.24239/nosipakabelo.v2i02.841.
79
students: a critical review’, Perspectives on Medical Education, 7(2), pp.
76–82. doi: 10.1007/s40037-018-0411-3.
Nur Indah Fitriani (2020) ‘Tinjauan Pustaka Covid-19: Virologi, Patogenesis, Dan
Manifestasi Klinis’, Jurnal Medika Malahayat, Volume 4, pp. 194–201.
Nurul Aula, S. K. (2020) ‘Peran Tokoh Agama Dalam Memutus Rantai Pandemi
Covid-19 Di Media Online Indonesia’, Living Islam: Journal of Islamic
Discourses, 3(1), p. 125. doi: 10.14421/lijid.v3i1.2224.
Nurul Fadhillah Kundari, Wardah Hanifah, Gita Aprilla Azzahra, Nadzira Risalati
Qoryatul Islam, dan H. N. (2020) ‘Hubungan Dukungan Sosial dan
Keterpaparan Media Sosial terhadap Perilaku Pencegahan COVID-19 pada
Komunitas Wilayah Jabodetabek Tahun 2020’, (May), pp. 281–294.
80
Prastyawati, M. and Fauziah, M. (2021) ‘Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Perilaku Pencegahan COVID-19 Mahasiswa FKM UMJ pada Pandemi
COVID-19 Tahun 2020’, AN-NUR : Jurnal Kajian dan Pengembangan
Kesehatan Masyarakat, 1, pp. 173–184.
Pratiwi, H., Ismail, M. and Irayana, I. (2021) ‘Efikasi Diri, Stres Pengasuhan dan
Strategi Koping Orang Tua dari Anak Berkebutuhan Khusus di Masa
Pandemi Covid-19’, Jurnal Smart PAUD, 4(1), pp. 11–22. Available at:
http://ojs.uho.ac.id/index.php/smartpaud/article/view/15341.
81
Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman, 6(2), pp. 112–126. doi:
10.35309/alinsyiroh.v6i2.3889.
82
Diagnosis Covid-19’, eJournal Kedokteran Indonesia. doi:
10.23886/ejki.8.12230.
Tri Sulastri & Muhammad Zufri (2021) ‘Resiliensi di Masa Pandemi: Peran
Efikasi Diri dan Persepsi Ancaman Covid-19’, Jurnal Penelitian Psikologi,
Vol 12 No, pp. 25–32.
Triana Dewi (2021) ‘Jurnal Keperawatan & Kebidanan Jurnal Keperawatan &
Kebidanan’, Jurnal Keperawatan, 13(1), pp. 213–226.
83
10.36835/au.v1i2.235.
Yates, T. M., Tyrell, F. A. and Masten, A. S. (2015) ‘Resilience Theory and the
Practice of Positive Psychology From Individuals to Societies’, Positive
Psychology in Practice: Promoting Human Flourishing in Work, Health,
Education, and Everyday Life: Second Edition, (Id 0951775), pp. 773–788.
doi: 10.1002/9781118996874.ch44.
Yuwono, S. D., Studi, P. and Konseling, B. (2020) ‘Profil Kondisi Stres Di Masa
Pandemi Covid-19 Sebagai’, pp. 132–138.
84
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
Universitas Tanjungpura.
Tanggal :
Tempat :
Waktu wawancara :
Naskah wawancara :
a. Bagaimana perasaan yang anda rasakan saat mengetahui anda terpapar Covid-
19 ?
Covid-19?
c. Bagaimana tanggapan dan respon dari lingkungan sosial anda saat mengetahui
f. Bagaimana harapan anda jika sudah sembuh dari Covid-19 saat melakukan
xii
Lampiran 2
xiii
mahasiswa keperawatan yang melakukan isolasi di fasilitas kesehatan dan
mahasiswa keperawatan yang memiliki penyakit bawaan atau comorbid.
Penelitian ini dapat menjadi dapat menambah sumber pustaka tentang
gambaran keyakinan diri terhadap penyembuhan Covid-19 pada mahasiswa
keperawatan Universitas Tanjungpura dan dapat menjadi rujukan bagi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang gambaran keyakinan diri
terhadap penyembuhan Covid-19.. Dalam penelitian ini, dapat memberikan
informasi dan meningkatkan pemahaman partisipan terkait gambaran keyakinan
diri terhadap penyembuhan Covid-19.
Di dalam penelitian ini sebelum dilakukan proses pengambilan data,
responden akan diberikan informasi mengenai penjelasan sebelum penelitian, dan
formulir kesediaan untuk mengikuti penelitian. Selama proses pengambilan data,
responden diharapkan dapat memberikan bagaimana pengalaman yang dirasakan
partisipan terkait dengan keyakinan diri salama melakukan perawatan isolasi
mandiri.
Atas kesedian berpartisipasi dalam penelitian ini maka akan diberikan
imbalan sebagai pengganti waktu yang diluangkan untuk penelitian ini berupa
bingkisan sederhana yang akan diberikan kepada responden. Peneliti menjamin
bahwa penelitian ini tidak akan membahayakan atau merugikan
Bapak/Ibu/Saudara/(i). Bila selama penelitian ini Bapak/Ibu/Saudara/(i)
merasakan ketidaknyamanan, maka Bapak/Ibu/Saudara/(i) berhak untuk
berhenti menjadi responden tanpa mendapatkan sanksi ataupun konsekuensi
pembatalan dari peneliti. Berkas penelitian dan kerahasiaan identitas
Bapak/Ibu/Saudara/(i) sebagai responden akan terjaga selama proses
pengumpulan data, pengolahan data, penyajian dan publikasi hasil penelitian.
Kemudian berkas penelitian akan dimusnahkan jika sudah tidak dipergunakan
lagi.
Jika setuju untuk menjadi peserta peneltian ini, Anda diminta untuk
menandatangani formulir ‘Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Sebagai Peserta Penelitian’ setelah Anda benar benar memahami tentang
xiv
penelitian ini. Anda akan diberi salinan persetujuan yang sudah ditanda tangani
ini.
Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang
dapat mempengaruhi keputusan Anda untuk kelanjutan kepesertaan dalam
penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada Anda. Bila ada pertanyaan
yang perlu disampaikan kepada peneliti, silakan hubungi peneliti : Arizki
Rahman Hakim dengan nomor HP 089504006977. Tanda tangan Anda dibawah
ini menunjukkan bahwa Anda telah membaca, telah memahami dan telah
mendapat kesempatan untuk bertanya kepada peneliti tentang penelitian ini dan
menyetujui untuk menjadi peserta penelitian.
Peserta/ Subyek Penelitian,
______________________ ____________
Tanda Tangan dan Nama Tanggal (wajib diisi): / /
Peneliti
_______________________________ __________________
Tanda Tangan dan Nama Tanggal
xv
Lampiran 3
Pontianak, 2022
Partisipan
( )
xvi
Lampiran 4
xvii
Lampiran 5
ANALISIS TEMATIK
xviii
2020 sih…”
P1 “pertama-pertama agak 1. Penciuman
mulai samar-samar samar-
Tanda dan
mencium bau… badan samar
aku ndak enak sekali, 2. Kehilangan gejala
kayak sakit badan terus penciuman
Covid-19
rasa demam juga…” 3. Anosmia
P2 “Kemarin tuh 2 hari aku 4. Sakit
Kode Kutipan Kata Kunci Kategori Tema
demam turun naik lalu badan
dihari ketige ade batuk 5. Demam
pas hari kelima demam 6. Batuk
aku udah turun tapi aku 7. Hidung
kehilangan penciuman… tersumbat
ade batuk lalu hidung 8. Pegal-
agak tersumbat…” pegal
P3 “penciuman hilang, 9. Sakit teng-
makan ndak bisa terus gorokan
sakit, pokoknye badan 10. Badan
tuh pegal-pegal, agak anget
pusing…” 11. Dada sakit
P4 “… sempat ngerasain 12. Penurunan
sakit tenggorokan kosentrasi
beberapa hari, terus pilek
dipagi hari same badan
agak anget…”
P5 “…kamek tuh ngerase
capek kayak pulang
jelajah, pegal-pegal
malamnya dada kamek
sakit tapi nda sesak, masi
bisa napas tapi sakit,
demam kamek juga
ada… kamek ngerasa
penurunan konsesntrasi
P6 “,,,aku anosmia 3-4 hari
gitu, terus ada demam
juga sih tapi ndak lama,
sama sakit tenggorokan
itu aja sih ki”
xix
Tema 2 : Strategi Peningkatan Keyakinan Diri
Kode Kutipan Kata Kunci Kategori Tema
P1 “…minta bantu ke
teman-teman yang
sekiranya bisa bantu…”
P2 “…bapak yang keluar
langsung stok banyak
untuk selame isoman”
P3 “…Kalau untuk belanje
sehari-hari sih adek,
1. minta bantu
karne adek aku ndak ade
ke teman-
gejala…”
teman Pemenuhan
P4 “…untuk kebutuhan
2. stok banyak
sehari-hari sih dibantu kebutuahn
selama
kawan karne nginap
isoman dasar
tempat die…”
3. minta
P5 “…ada 1 orang jak sih
bantuan
yang negur same mau
tetangga
bantu belanjain…”
P6 “…Mereka juga baik kok
Strategi
kayak nganterin makanan
karena mama aku kan Peningkatan
ndak bisa masak juga
Keyakinan
waktu itu terus mereka
juga beliin vitamin dan Diri
keperluan sehari-hari…”
P1 “kalau info-info kayak
treatment dan lain
sebagainye tuh aku tau
dari internet. Karne kan
pemerintah gencar gitu
1. internet
kan kayak buat poster
2. poster
dan video di youtube…” Pemenuhan
3. video
P2 “kalau untuk menghadapi
4. panduan kebutuhan
isolasi mandiri kemarin
5. IG
cobe bace beberape informasi
6. Web
panduan…”
kemenkes
P3 “Jadi tuhh aku tuh sering
7. sosmed
bace-bace tuh kan
biasenye kayak di IG tuh
kana de yang lewat-lewat
terkait gejala Covid-
19…”
Kode Kutipan Kata Kunci Kategori Tema
xx
P5 “…”
P6 “Kalau dari aku yaa yang
meningkatkan keyakinan
diri aku kemarin tuh
paparan informasi sih ki,
kan banyak tuh panduan-
panduan dari web
kemenkes gitu…”
P1 “Kalau aku lebih ke main
game same nonton
youtube sih buat ngisi
waktu luangnye…”
P2 “…aku kemarin ade
kegiatan kan jadi sarana 1. Main game
aku buat ngibur diri 2. Nonton
sih…” youtube
“koping aku sih karne 3. Kegiatan
udah 2 kali vaksin…” 4. Tidur
P3 “…sarana menghibur diri 5. Scroll
karne ndak bise kemane- tiktok
mane kan palingan tidur, 6. Scroll IG
scroll tiktok ig, nonton 7. Rapat
drakor gitu-gitu jak…” online Mekanisme
P4 “…dengan rapat kegiatan 8. Baca al-
quran koping
walaupun online terus
Tari juga sering bikin- 9. 2 kali
bikin story gitu tentang vaksin
keseharian…” 10. Menghinda
P5 “…Terus tuh kamek ri berita
lebih sering baca al- Covid-19
quran hahahha.” 11. Nonton
P6 “ngehindarin berita- drakor
berita Covid soalnya 12. Nonton
waktu itu lagi serem- film
seremnya kan. Terus aku
juga ngalihinnya kayak
makan apa yang
dipengen sambil nonton
film-film …”
xxi
Tema 3 : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keyakinan Diri
Kode Kutipan Kata Kunci Kategori Tema
P1 “…teman-teman lebih
ke menyemangati sih
kayak cepat sembuhu
yaa, mereka lebih
support…”
“minta bantu teman-
teman yang sekiranya
bisa bantu buat
Menuhin kebutuhan
pribadi…”
P2 “kalau dari keluarge
sendiri karne memang
semue positif yee jadi
1. Teman-
lebih same-same
teman
menguatkan sih…”
2. Keluarge
P3 “lebih ke mamak sih
sendiri
yang ngerawat
3. Mamak
semuenye, karne Faktor-
4. Tetangga
mamak yang ndak Lingkungan
5. Same-same Faktor yang
terlalu parah…”
menguatkan sekitar
P4 “alhamdulilah dari Mempengaru
6. Support
teman-teman dekat
7. Peduli hi Keyakinan
semue support bang…”
8. Ngerawat
“…untuk beli sehari- Diri
9. Ndak
hari mungkin minta
dikucilkan
tolong teman…”
P5 “…Tp ada sih tetangga
nanya gimane kondisi
bapak. Kita pun nda
dikucilkan tapi kayak
ndak ditegur gara”
covid la kali yee jadi
agak takut gitu”
“ada 1 orang jak sih
yang negur same mau
bantu belanjain”
P6 “… senengnya tuh dari
tetangga sekeliling
kayak peduli gitu lohh.”
P1 “kalau harapan terbesar 1. Ngelewatin
bise ngelewatin isolasi isolasi Harapan
mandiri lebih cepat… mandiri
xxii
Kode Kutipan Kata Kunci Kategori Tema
semua aktivitas yang 2. Sembuh
aku lakukan bisa 3. Pengen keluar
kembali normal… terus
harapan aku juga imun
aku lebih kuat…”
P2 “….kalau aku sembuh
aku pengen keluar hirup
udara segar…”
P3 “…Cuma pengen
sembuh karne
ndakpengen nularin ke
orang-orang…”
P4 “”yang pasti pengen
cepat sembuh
bang…terus ingat,
kasian same orang
tue…”
P5 “Harapan aku sembuh
jak si, karen ape kan
dikurung terus”
P6 “Cepat sembuh aja…”
P1 “… yang buat aku
yakin tuh karne
pengetahuan aku tuh
lebih banyaklah…
kalau motivasi dari luar
mungkin orang tua
sih…”
P2 “…aku harus nerima 1. Pengetahuan
aku positif yang penting 2. Orang tue
aku bise ngelewatinnye 3. Ndak boleh
dan ndak boleh pasrah
Motivasi
pasrah…” 4. Nularin ke
P3 “… aku ndak mau orang-orang
nularin ke orang-orang 5. Keluarga
yak same ndak mau 6. Deadline
nyusahin orang tue…”
P4 “… kalau untuk
motivasi untuk sembuh
dan lain sebagainye
tetap keluarge bang,
karne ndak pengen
orang tue di kampung
khawatir…”
xxiii
Kode Kutipan Kata Kunci Kategori Tema
P5 “Motivasi kamek,
semngat jakla hahahha.
Ndak tau. Kayak hari”
tu udahlah yaa, jalanin
jak, yg pnting sembuh.”
P6 “yang memotivasi sih
ndak ade palingan
keluarga biar cepat
sembuh sama mau
ngerjain deadline-
deadline tugas
hahahah.”
P1 “…karne pengetahuan
aku tuh lebih banyaklah
karnakan aku bisa
dibilang mahasiswa
kesehatan jadi aku juga
paham ape-ape yang
harus aku lakukan…”
P2 “…aku sendiri
mahasiswa kesehatan
jadi tau gitu ape-ape
langkah yang harus aku
lakukan untuk
mengatasi gejala- 1. Pengetahuan
gejalanye jadi aku ndak
2. Mahasiswa Tingkat
terlalu panik.”
P3 “…dari kite yang anak- kesehatan pengetahua
anak kesehatan 3. Anak n
mungkin kalau kite
udah ngerasekan gejala- kesehatan
gejala gitu kan pasti 4. Informasi
kite swab tindakan
utamanye…”
P4 “…benar-benar cari
informasi dari situ sih
buat ningkatkan
pengetahuan buat
isolasi mandiri.”
P5 “…soalnya kan disitu
kita bisa tau apa yang
dilakukan sama biar
ndak kemakan berita
hoax…”
xxiv
Kode Kutipan Kata Kunci Kategori Tema
P6 “keyakinan diri aku
kemarin tuh paparan
informasi sih ki...”
xxv