Disusun Oleh:
WIRANTIKA
NIM: 16.1394
2019
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat yang akan ujian proposal untuk
pemenuhan studi kasus
Disusun Oleh:
WIRANTIKA
NIM: 16.1394
2019
i
SURAT PERNYATAAN
Nama : Wirantika
NIM : 16.1394
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil studi kasus saya dengan judul “
Panti Waluya Sawahan Malang” adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian
sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi yang ditentukan oleh
akademis
Wirantika
NIM 16.13794
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh:
Wirantika
NIM: 16.1394
Pada
Hari/Tanggal :
Mengetahui
Wibowo, S.Kep.Ners., M.Biomed Maria Magdalena Setyaningsih, Ns. Sp.Kep. Mat Ns. Susianik Ernawati, S.Kep
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya penulis dapat
menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pada Klien Diabetes Melitus Dengan Masalah Kerusakan integritas Kulit di RS
Panti Waluya Sawahan Malang”. Penulis membuat Karya Tulis Ilmiah ini untuk
memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Stikes
Panti Waluya Malang. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti telah
banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
iv
8. Seluruh Suster Misericordia yang banyak membantu dalam proses studi dan
memberikan penyertaan doa dan dukungan disetiap proses penulisan
sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
9. Semua teman-teman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Waluya Malang
yang telah memberikan banyak bantuan, semangat, dan dorongan untuk
penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi sempurnanya penelitian ini. Semoga Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya Institusi,
lahan penelitian, dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Sampul dalam ................................................................................................... ii
Halaman Pernyataan......................................................................................... iii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iv
Halaman Pengesahan ....................................................................................... v
Kata Pengantar ................................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................... vii
Daftar Bagan .................................................................................................... viii
Daftar Tabel...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................... 5
1.4 Tujuan ........................................................................................ 5
1.5 Manfaat ...................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 7
2.1 Konsep Diabetes Melitus ........................................................... 8
2.2 Konsep Kerusakan Integritas Kulit............................................ 20
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan…….…………………………....25
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 34
3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 35
3.2 Batasan Istilah ........................................................................... 35
3.3 Partisipan ................................................................................... 36
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 36
3.5 Pengumpulan Data..................................................................... 36
3.6 Uji Keabsahan Data ................................................................... 37
3.7 Analisa Data .............................................................................. 37
3.8 Etik penelitian ............................................................................ 38
vi
DAFTAR BAGAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
karbohidrat, lemak dan protein (Fain, 2014). Hal ini ditandai dengan kadar
insulin baik absolut maupun relatif (Hasdianah, 2012). Selain itu Diabetes
gejala khas yaitu poliphagia, polidipsia dan poliuria serta sebagian mengalami
menjadi 2 tipe, yaitu diabetes tipe 1 terjadi akibat kerusakan sel- sel beta
pankreas islet dan kekurangan sirkulasi insulin total, sedangkan diabetes tipe 2
Peningkatan gula darah yang terlalu tinggi diakibatkan oleh produksi insulin
akibatnya glukosa yang tidak ditangkap oleh insulin beredar bebas di dalam
darah. Normalnya glukosa digunakan sebagai sumber energi oleh sel-sel tubuh
untuk dapat menopang sistem kerja organ. Beredarnya glukosa di dalam darah
1
2
pekat dan membentuk sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah besar atau
pemulihan luka sehingga akan terjadi Kerusakan Integritas Kulit (Fain, 2014).
Kerusakan integritas kulit yang terjadi pada klien Diabetes Melitus disebabkan
oleh adanya trauma dan infeksi yang menyerang sampai ke dalam jaringan
subkutan, pembuluh darah dan adanya infeksi yang menyebabkan luka (Fady,
integritas kulit ini tidak dilakukan perawatan yang baik maka proses
penyembuhan dan perawatan akan lama dan faktor resiko infeksi semakin
bahwa pada tahun 2014 jumlah penderita Diabetes Melitus mencapai 108 juta
dan terjadi kematian akibat Diabetes Melitus dinegara miskin dan berkembang.
2013 dari keseluruhan penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa. Angka
605.973 jiwa. Kota Malang menempati urutan ke-3 jumlah terbesar penderita
Diabetes Melitus di tahun 2014 yaitu sebesar 7.534 penderita (Lukita, 2016).
dapatkan data Rekam Medik pasien rawat inap di tahun 2018 sebanyak 94
Melitusyang terkadang sering tidak disadari oleh banyak orang yaitu kombinasi
fisik, stress, dan pertambahan umur, resistensi insulin dan gangguan sekresi
timbul akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol, misalnya neuropati,
dan sel-sel tidak mendapatkan cukup darah serta nutrisi dan menjadi rusak
Fenomena yang ditemukan oleh peneliti pada bulan Januari 2018 saat praktik
ruang Santa Anna Atas, klien perempuan berusia 56 tahun yang menderita
Diabetes Melitus selama 2 tahun yang lalu. Klien mengeluhkan badan lemas,
sering buang air kecil dan kesemutan pada bagian kaki. Pada ekstrimitas bawah
ditemukan luka pada bagian tungkai sebelah kanan, area sekitar luka berwarna
kemerahan, luka berbau menyengat, tidak edema dan terdapat pus berwarna
4
kuning encer. Sedangkan untuk klien II diruang Santa Anna Bawah, laki-laki
berusia 60 tahun yang menderita Diabetes Melitus selama 3 tahun yang lalu.
dengan nafsu makan meningkat dan nyeri pada bagian ektrimitas. Pada bagian
ektrimitas sebelah kiri ditemukan luka pada bagian tungkai, area luka berwarna
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk membahas studi kasus
Karya tulis ilmiah ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabates
Malang.
waluya Malang ?
1.4 Tujuan
Malang.
Waluya Malang.
6
Waluya Malang.
1.5 Manfaat
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya ilmu
kulit.
2) Bagi Perawat
Karya tulis ilmiah ini diharapkan menjadi salah satu masukan kepada
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi referensi dan data dasar
kulit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis akan mengemukakan teori-teori yang mendukung studi kasus
Kerusakan Integritas Kulit di Rumah Sakit Panti Waluya Malang” yang terdiri dari
Konsep Diabetes Melitus, Konsep Kerusakan Integritas Kulit pada Klien Diabetes
Melitus, dan Asuhan Keperawatan pada Klien Diabetes Melitus dengan masalah
defisiensi atau resistansi insulin relatif atau absolut, dan ditandai dengan
jika memiliki kadar glukosa darah puasa di bawah 100 mg/dl, sedangkan
8
9
sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas
Diabetes Melitus juga dapat terjadi karena gagguan terhadap fungsi insulin
dalam memasukkan glukosa kedalam sel (Hasdianah, 2012). Selain itu terdapat
berbagai faktor resiko lain yang dibagi menjadi faktor resiko yang dapat diubah
dan yang tidak dapat diubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain
1) Faktor Genetik
Diabetes Melitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
Diabetes Melitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita Diabetes
Melitus. Pewarisan gen ini dapat sampai kecucunya bahkan cicit walaupun
2) Usia
3) Gender
Meskipun saat ini belum ditemukan alasan penyebab prevalensi diabetes pada
wanita dan pria, namun berbagai studi menunjukan perbedaan prevalensi yang
bermakna antara pria dan wanita. Study yang dilakukan oleh pusat pencegahan
Diabetes Melitus pada wanita sebesar 4,8%, sedangkan pada pria sebesar 3,2%
(Hotma, 2014).
Diabetes Melitus pada ibu pasca melahirkan. Disamping peluang bagi ibu
dan menderita penyakit Diabetes Melitus pada usia dewasa (Damayanti, 2015).
a) Obesitas (kegemukan)
b) Pola Hidup
c) Pola Makan
insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam
(Hasdianah, 2012).
2.1.3 Klasifikasi
setiap hari untuk pasien Diabetes Melitus tipe 1. Diabetes mellitus tipe 1
2012).
2.1.4 Patofisiologi
berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika
kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dl, maka glukosa akan
dikeluarkan melalui air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan
hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang banyak
Pada penderita Diabetes Melitus Tipe I, terjadi suatu keadaan yang disebut
tetapi sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin,
sehingga sel-sel ini mengambil energi dari sumber lain. Sumber untuk
energi dapat berasal dari lemak tubuh. Sel lemak dipecah dan menghasilkan
diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang berlebihan, mual, muntah,
lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernapasan menjadi dalam
13
dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. bau
insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini.
berlangsung lambat dan progresif maka diabetes tipe II dapat berjalan tanpa
terdeteksi. Jika gejalanya dialami oleh pasien, gejala tersebut sering bersifat
yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadar
Pankreas
Kerusakan ekstremitas
integritas kulit Defesiensi insulin
Suplai makan ke
Penurunan pemakaian
jaringan perifer
glukosa oleh sel
menurun
Perubahan pembuluh
darah Glycosuria
Angiopati
Mikrovaskuler
(Fady, 2015)
2.1.6 Manifestasi Klinik
dibawa masuk dalam sel dan terjadi penumpukan gula darah atau
2) Poliuria
karena gula dalam darah tidak dapat dibawa masuk dalam sel dan terjadi
Disebabkan volume urine yang sangat besar dan keluarnya air yang
(Hotma 2014)
16
1) Kesemutan
2) Gatal
3) Mata kabur
4) Impotensi
5) Mudah mengantuk
(Hasdianah, 2012)
2.1.7 Komplikasi
1) Komplikasi akut :
a) Hipoglikemia
b) Diabetes ketoasidosis
adanya stess fisik seperti kehamilan atau penyakit akut dan trauma.
(Hasdianah, 2012)
2) Komplikasi kronik :
a) Komplikasi makrovaskuler
b) Komplikasi mikrovaskuler
menyebabkan kebutaan.
mesangium.
otonom.
2.1.8 Penatalaksanaan
setiap tipe Diabetes Melitus adalah mencapai kadar glukosa darah normal
aktivitas pasien.
khusus memperbaiki pola makan dan pola latihan fisik. Terdapat macam-
macam cara atau media yang melakukan penyuluhan atau edukasi misalnya
2) Latihan fisik
Melitus:
c) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
3) Terapi gizi
diarahkan pada gizi seimbang serta pengaturan jumlah kalori jenis makanan
a) Karbohidrat
b) Lemak
c) Protein
antara lain daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu tanpa
d) Serat
20
Mengontrol gula darah secara rutin dapat memantau kondisi kesehatan saat
Kulit merupakan suatu massa atau jaringan terbesar di tubuh. Kulit bekerja
Kulit terdiri atas tiga lapisan, yang masing- masing memiliki berbagai jenis sel
1) Epidermis
21
yang dihasilkan oleh sel-sel yang disebut keratinosit. Keratin adalah bahan
yang kuat dan memiliki daya tahan tinggi, serta tidak larut dalam air.
Keratin mencegah hilangnya air tubuh dan melindungi epidermis dari iritan
2) Dermis
struktur pada kulit. Lapisan dermis berfungsi untuk untuk menyokong dan
3) Lapisan subkutis
Lapisan subkutis kulit terletak di bawah dermis. Lapisan ini terdiri atas
antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang, serta
4) Rambut
folikel rambut. Folikel rambut ini disokong oleh matriks kulit dan akan
22
5) Kuku
(Muttaqin, 2013)
1) Proteksi
2) Sensasi
Ujung-ujung saraf dari kulit membuat kita dapat merasakan nyeri, panas,
3) Sistensis vitamin D
pencernaan.
4) Gambaran tubuh
5) Imunitas tubuh
23
sistem imunitas tubuh, yaitu sel langerhan dan sel-sel dendritik dermal.
6) Termoregulasi
(Eviana, 2013)
perubahan atau gangguan epidermis dan atau dermis pada lapisan kulit
dua yaitu :
a. Vulnus scissum atau luka sayat akibat benda tajam. Pinggir luka
kelihatan rapi.
d. Vulnus punctum, luka tusuk yang kecil di bagian luar (bagian muka
f. Vulnus abrasion, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak
2. Luka nonmekanik terdiri atas luka akibat zat kimia, radiasi atau sengatan
listrik.
epidermis kulit.
2.3.1 Pengkajian
1) Biodata
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
rasa lapar (polifagia), kesemutan, kram dan rasa tebal dikulit, adanya
luka yang tidak sembuh-sembuh dan berbau (Muttaqin & Sari, 2013).
(Udjianti, 2013).
26
e) Riwayat Psikososial
Adakah terdapat stress fisik maupun emosional pada diri klien karena
(Susilowati, 2014).
Jika terjadi hipoglikemia reaksi yang akan muncul pada pasien yaitu
27
3) Pemeriksaan Fisik
a) Tanda-tanda Vital:
insulin.
(2) Nadi : kaji adanya sirkulasi yang adekuat, pada klien dengan
tubuh).
36,5-37,5 o C
(Kasron, 2012)
c) Mata
28
d) Hidung
hidung, kesimetrisan.
e) Mulut
(1) Inspeksi : Kaji mukosa bibir, lidah terasa tebal, gigi mudah
f) Telinga
g) Leher
vena jugularis
29
(Susilowati, 2014).
h) Paru-paru
dada
i) Jantung
dikatakan normal
(Sudarta, 2012)
k) Ektrimitas
30
<2 detik, akral hangat, kaji warna kulit, sianosis, melihat pada
(1) Inspeksi : lihat adanya luka, warna luka, adanya edema, luas
diminimalkan.
(2) Palpasi : Akral teraba dingin, kulit pecah-pecah, pucat, kulit kering,
pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa juga teraba lembek.
31
(b) Edema
tibia atau medial malleolus. kulit yang edema tampak lebih coklat
kemerahan mengkilat.
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Glukosa Urin
Kadar glukosa darah sewaktu pada pagi hari, normalnya ialah 80 mg/dl
(Tambunan, 2011)
Didapatkan bila orang normal yang puasa memakan 1 gram glukosa per
dari kadar kira – kira 90 mg/dl menjadi 120-140 mg/dl dan dalam waktu
d) Pernapasan aseton
e) Insulin darah
Insulin darah mungkin menurun bahkan sampai tidak ada (pada tipe I)
infeksi luka.
(Srihartini, 2014)
1) Diagnosa Keperawatan
sensabilitas (neuropati).
2) Batasan Karakteristik :
e) Kulit kering
6. Faktor nutrisi
6. Anjurkan klien merupakan salah
untuk tetap satu faktor penting
menjaga pola yang berperan
makan, yaitu dalam
tetap penyembuhan luka
mengkonsumsi (Wijaya & Yessie
makanan yang Mariza 2013).
bernutrisi
(Wijaya &
Yessie Mariza
2013).
7. Mengurangi resiko
7. Pantau adanya penyebaran infeksi
luka dan rawat dan pelebaran luka
luka dengan (Wijaya & Yessie
menggunakan Mariza, 2013)
aseptik (Wijaya
& Yessie
Mariza 2013).
8. Jaringan nekrosis
8. Pantau adanya dapat menghalangi
jaringan luka karena
nekrosis dan menyediakan tempat
buang jaringan untuk bertumbuhnya
36
10. Pemberian
10. Kolaborasi antibiotik dapat
dengan tim mencegah
medis dalam persebaran infeksi
pemberian (Soegondo,
antibiotik Soewondo,
(Soegondo, Subekti, 2009)
Soewondo,
Subekti, 2009)
Melitus:
(Wartonah, 2015)
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah study kasus untuk
Malang. Pada studi kasus ini, yang dimaksud dengan asuhan keperawatan
2) Klien berumur lebih dari 30 tahun yang sedang dirawat diruang inap
3) Klien yang mengalami rasa nyeri pada area luka, kulit kering dan
38
39
3.3 Partisipan
Pada penelitian ini yang menjadi partisipan peneliti adalah 2 pasien DM dengan
Studi kasus ini dilaksanakan di Rumah Sakit Panti Waluya Malang yang akan
1) Wawancara
3) Studi dokumen
Disamping integritas penulis, uji keabsahan data dilakukan dengan cara berikut
ini :
data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan
1) Pengumpulan Data
(catatan terstruktur).
2) Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan maupun teks
naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan identitas klien dibuat
inisial.
41
3) Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusya tidak boleh dilakukan. Etika
atas upaya medis yang akan dilakukan oleh dokter terhadap dirinya, setelah
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
disajikan.
42
3) Confidentiality (Kerahasiaan)
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Endokrin. Jakarta : Salemba Medika
Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Novitasari. 2012. Diabetes Melitus Medikal Book. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Perkeni. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Tipe II di Indonesia.
Jakarta : Gramedia.
Priscilla, M.Burke & Bauldoff. 2016. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Purwanti. 2013. Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Diabetik. Jakarta
: EGC.
Rekam Medis. 2018. Index Penyakit Diabetes Melitus Rumah Sakit Panti Waluya
Sawahan Malang.
Rendy & Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Jakarta : EGC.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI.
Rohman, Nikmatur & Walid Saiful. 2010. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
Rudy Bilous & Richard Donelly. 2015. Buku Pegangan Diabetes. Bumi Medika :
Jakarta.
Saferi, Andra. 2013. KMB II Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Semiardji G. 2011. Panatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FKUI.
Subekti. 2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FKUI
Sudarta, I. W. 2012. Pengkajian Fisik Keperawatan. Yogyakarta : Gosyen
Publishing
Susilowati, Martina. 2014. Patofisiologi Buku Ajar Ilustrasi. Binarupa Aksara :
Tangerang Selatan.
Sutedjo, A. Y. 2010. Lima Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia Panjang.
Jogjakarta: Kanisius.
Suyono S. 2009. Diabetes Melitus di Indonesia. Jakarta : Pusat Penerbit Ilmu
Penyakit Dalam.
Suyono S. 2011. Patofisiologi Diabetes Mellitus. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, pp
16-18.
45