PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis menjelaskan hasil dan pembahasan dari Asuhan
Kebutuhan Kesehatan.
4.1 Hasil
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2019 di wilayah kerja Puskesmas
Bareng Kota Malang. Peneliti memulai pengambilan data dari klien yang datang
ke Puskesmas Bareng Kota Malang untuk kontrol ataupun klien baru yang
kepada 2 klien. Klien 1 bertempat tinggal di Jalan Kelompok Kasri II/257-A Rt.06
kunjungan rumah pada klien 1 dilakukan mulai tanggal 8, 9, 13, 15 dan 17 Maret
2019, klien 2 pengkajian dan kunjungan rumah dilakukan mulai tanggal 8, 9, 11,
36
37
4.1.3 Pengkajian
1) Riwayat Penyakit
Keterangan :
39
40
40
3) Data Psikososial
5) Pemeriksaan Fisik
tampak keras
- Palpasi : - Palpasi :
Tidak teraba massa, turgor Kulit terasa kasar, tidak
kulit kembali < dari 2 detik, teraba massa, turgor kulit
CRT < dari 2 detik kembali < dari 2 detik, CRT
< dari 2 detik
Kepala - Inspeksi : - Inspeksi :
Rambut sudah beruban, Rambut berwarna hitam,
persebaran rambut merata persebaran rambut merata
- Palpasi : - Palpasi :
Tidak teraba massa, tidak Pada kepala saat di palpasi
ada nyeri tekan tidak teraba massa, tidak ada
nyeri tekan
- Palpasi : - Palpasi :
tidak ada nyeri tekan pada tidak ada nyeri tekan pada
daerah mulut daerah mulut
Leher - Inspeksi : - Inspeksi :
Kondisi kuit lembab, tidak Kondisi kuit lembab, tidak
ada massa ataupun luka ada massa ataupun luka
- Palpasi : - Palpasi :
Tidak ada pembesaran - Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, vena kelenjar tiroid, vena jugularis
jugularis dan kelenjar limfe, dan kelenjar limfe, tidak
tidak teraba deviasi trakea teraba deviasi trakea
- Palpasi : - Palpasi :
Tidak ditemukan massa, Tidak ditemukan massa,
teraba getaran pada teraba getaran pada
punggung ketika dilakukan punggung ketika dilakukan
pemeriksaan taktil fremitus pemeriksaan taktil fremitus
- Perkusi : - Perkusi :
Terdengar sonor pada ics Terdengar sonor pada ics
1,2,3 dextra dan 1,2 sinistra, 1,2,3 dextra dan 1,2 sinistra,
terdengar pekak pada ics 4,5 terdengar pekak pada ics 4,5
45
- Auskultasi : - Auskultasi :
Suara nafas vesikuler Suara nafas vesikuler
- Palpasi : - Palpasi :
Teraba denyutan apeks, Teraba denyutan apeks, irama
irama teratur teratur
- Perkusi : - Perkusi :
Terdengar pekak Terdengar pekak
- Auskultasi : - Auskultasi :
Bunyi jantung reguler Bunyi jantung reguler
Abdomen - Inspeksi : - Inspeksi :
Perut supel, tidak ada massa Perut supel, tidak ada massa
ataupun luka ataupun luka
- Palpasi : - Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada Tidak ada nyeri tekan pada
seluruh regio abdomen seluruh regio abdomen
- Perkusi : - Perkusi :
Terdengar pekak pada regio Terdengar pekak pada regio
kanan atas, terdengar kanan atas, terdengar timpani
timpani pada regio lain pada regio lain
- Auskultasi : - Auskultasi :
Bising usus 6x/mnt Bising usus 10x/mnt
Muskuloskeletal - Inspeksi : - Inspeksi :
Jari tangan dan kaki lengkap Jari tangan dan kaki lengkap
tidak tampak massa ataupun tidak tampak massa ataupun
luka, tidak tampak luka, tampak kontraktur pada
kontraktur, tidak tampak jari manis dan tengah di
atrofi otot tangan kanan, tidak tampak
atrofi otot
- Palpasi : - Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan Tidak ada nyeri tekan dan
massa massa
46
- Palpasi : - Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan Tidak ada nyeri tekan dan
massa massa
6) Pemeriksaan Penunjang
7) Terapi
bagaimana insulin
- Pasien mengatakan takut makan terlalu
banyak karena dapat meningkatkan gula
darah. Glukagon
- Pasien mengatakan tidak mengerti meningkat
bagaimana latihan/olahraga yang baik
untuk penderita diabetes.
- Pasien mengatakan belum pernah Hiperglikemi
mendapatkan informasi tentang
penyakit Diabetes Mellitus.
O: Diabetes Mellitus
- Gula darah acak : 288 mg/dl
- Pasien tidak bisa melakukan senam kaki
diabetes Kurang
- Data rekam medik : pasien didiagosa pengetahuan
Diabetes Mellitus sejak tanggal 14 terhadap terapi
maret 2017. Di puskesmas pasien
mendapat obat metformin 2x500mg,
pasien 1 bulan tidak kontrol gula dan Manajemen
obat pada bulan mei. regimen
- Pasien belum bisa melakukan program terapeutik
terapi 5 pilar DM (edukasi, diet, inefektif
olahraga, minum obat, cek gula darah
mandiri).
lankan terapi deng perilaku yang beri sien (Bulechek et munikasi yang efe
an efektif setelah siko al, 2013). ktif antara pasien-
dilakukan tinda c. Menyadari dan men perawat (Bulechek
kan keperawatan catat tanda-tanda pe et al, 2013).
selama 2 x kun rubahan status kese 3. Hargai pengetahu 3. Mengetahui kebu
jungan rumah. hatan an pasien (Bule tuhan informasi pa
d. Gula darah dalam chek et al, 2013). sien dan keluarga
batas normal : gula terkait penyakit (
Tupan : darah acak < 200 Bulechek et al,
Pasien mampu me mg/dl (Moorhead et 2013).
nunjukkan peri al, 2014) 4. Hargai lingkungan 4. Meningkatkan ke
laku mengguna fisik dan sosial percayaan pasien
kan program tera pasien (Bulechek dan keluarga agar
pi yang benar se et al, 2013). perawat dapat di
suai harapan sete terima di lingku
lah dilakukan tin ngannya (Bulechek
dakan keperawat et al, 2013).
an selama 5 x 5. Dukung dan moti 5. Meningkatkan rasa
kunjungan rumah. vasi pasien untuk kepuasan pasien da
melanjutkan pengo n keluarga terha
batan yang berkesi dap status keseha
nambungan (Bule tannya (Bule chek
chek et al, 2013). et al, 2013).
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
Opini :
Hasil pengkajian, kedua pasien mengalami ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik
yang berkaitan dengan penatalaksanaan 5 pilar Diabetes Mellitus karena pasien kurang
informasi tentang penyakit Diabetes Mellitus, bagaimana diet, olahraga pada Diabetes
Mellitus, pentingnya cek gula darah mandiri secara teratur. Pasien 1 tidak memiliki obat dan
memiliki gula darah yang tinggi. Klien mengeluh mulut dan bibir terasa kering, sering haus
dan sering kencing malam hari. Pasien 2 sudah 1 bulan tidak kontrol gula dan obat. Klien
mengeluh tangan sebelah kiri terasa tebal dan sedikit kaku.
Teori :
Hal ini sesuai dengan teori Herdman & Kamitsuru (2014) dan Rudijanto (2017) mengatakan
manajemen regimen terapeutik inefektif adalah pengaturan dan penyatuan program terapi 5
pilar Diabetes Mellitus (edukasi, diet 3J, olahraga dengan prinsip CRIPE, pemantauan gula
darah mandiri dan minum obat teratur) yang tidak memuaskan ke dalam kehidupan sehari-
hari untuk memenuhi tujuan kesehatan tertentu. Lalu, teori Hasdianah (2012) dan Riyadi
(2014) mengatakan bahwa tanda gejala Diabetes Mellitus adalah sering kencing, sering
minum serta gula darah acak meningkat > 200 mg/dl
60
Teori :
Dari diagnosa yang telah ditetapkan sesuai dengan teori menurut Herdman & Kamitsuru
(2012) dan Ackley (2013) yang mengatakan bahwa salah satu diagnosa keperawatan pasien
Diabetes Mellitus adalah Manajemen Regimen Terapeutik Inefektif berdasarkan faktor resiko
keterbatasan pengetahuan
Berdasarkan dari diagnosa yang telah ditetapkan pada klien 1 dan 2, dapat
pustaka.
Tupan :
Pasien mampu menunjuk
kan perilaku menggunakan
program terapi yang benar
sesuai harapan setalah dila
kukan tindakan keperawa
tan selama 5 x kunjungan
rumah.
Opini :
Tujuan yang ditetapkan pada pasien 1 dan 2 tersebut sudah sesuai dengan teori pada
tinjauan pustaka, karena dengan ditetapkannya tujuan seperti diatas informasi terakit
penyakit didapat, sehingga pasien mampu menunjukkan perilaku menggunakan program
terapi yang benar sesuai harapan
Teori :
Dari tujuan yang telah ditetapkan pada pasien 1 dan 2 sesuai dengan teori Sunarto
(2012) dan Ackley (2013) yang mengatakan bahwa penetapan tujuan rencana
keperawatan bagi klien Diabetes Mellitus dengan masalah Manajemen Regimen
Terapeutik Inefektif adalah pasien mampu mengidentifikasi informasi tentang penyakit:
definisi, tanda gejala, penyebab, penatalaksanaan, akibat ketidakmampuannya
menjalankan terapi dengan efektif dan mampu menunjukkan perilaku menggunakan
program terapi yang benar sesuai harapan
62
Teori :
Hal diatas sesuai dengan teori menurut Asmadi (2008) yaitu implementasi adalah tahap
ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan dalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Opini :
Pada pasien 1 masalah teratasi sebagian karena klien mampu menjelaskan kembali
informasi tentang penyakit Diabetes Mellitus dan mampu melakukan program terapi
yang sudah diajarkan serta mencatatnya, fakses tk1 bpjs pasien 1 sudah pindah di
puskesmas tetapi pasien 1 belum mendapatkan obat karena belum ke puskesmas dan
hasil gula darah acak pada kunjungan ke 5 : 277 mg/dl (high).
Pada pasien 2 masalah teratasi karena klien mampu menjelaskan kembali informasi
tentang penyakit Diabetes Mellitus dan mampu melakukan program terapi yang sudah
diajarkan serta mencatatnya, hasil gula darah acak pada kunjungan ke 5 : 177 mg/dl
(normal). Pada pasien 2 masalah teratasi pada kunjungan ke 5 setelah semua intervensi
no 6 dilakukan pada setiap kali kunjungan.
Teori :
Menurut Nursalam (2008), Hasdianah (2012), Moorhead et al (2014) untuk masalah
manajemen regimen terapeutik inefektif, penilaian terakhir proses keperawatan
didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu
asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah
ditetapkan, yaitu pasien mampu mengembangkan dan mengikuti regimen terapeutik,
mampu mencegah perilaku yang berisiko, menyadari dan mencatat tanda-tanda
perubahan status kesehatan, gula darah dalam batas normal : gula darah acak < 200
mg/dl