Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis menjelaskan hasil dan pembahasan dari Asuhan

Keperawatan pada Pasien Hipertensi dengan Masalah Ketidakpatuhan Memenuhi

Kebutuhan Kesehatan.

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2019 di wilayah kerja Puskesmas

Bareng Kota Malang. Peneliti memulai pengambilan data dari klien yang datang

ke Puskesmas Bareng Kota Malang untuk kontrol ataupun klien baru yang

didiagnosa Hipertensi, selanjutnya dilakukan kontrak untuk kunjungan rumah

kepada 2 klien. Klien 1 bertempat tinggal di Jalan Kelompok Kasri II/257-A Rt.06

7 Rw.02 Kelurahan GD.Kasri Kota Malang, Klien 2 bertempat tinggal di Jalan

Bareng Tengah V-D RT 6 RW 3 Keluruhan Bareng Kota Malang. Pengkajian dan

kunjungan rumah pada klien 1 dilakukan mulai tanggal 8, 9, 13, 15 dan 17 Maret

2019, klien 2 pengkajian dan kunjungan rumah dilakukan mulai tanggal 8, 9, 11,

12 dan 13 Juni 2018.

4.1.2 Karakteristik Partisipan

Tabel 4.1 Identitas Pasien


Identitas Pasien Klien 1 Klien 2
Nama Tn. M Ny. T
Umur 63 Tahun 67 Tahun
Agama Islam Kristen
Alamat Jl. Kelompok Kasri II Jl. Bareng kulon VI/990 rt 6
Pendidikan SMA SD
Pekerjaan Swasta Swasta
Status Perkawinan Kawin Cerai mati

36
37

keterangan Klien 1 Klien 2


Tanggal/Jam
6 Maret 2019 / 09.00 WIB 29 Maret 2019 / 08.30 WIB
Kunjungan Puskesmas
Tanggal/Jam
8 Maret 2019 / 09.30 WIB 1 April 2019 / 13.00 WIB
Pengkajian

4.1.3 Pengkajian

1) Riwayat Penyakit

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit


Riwayat Penyakit Pasien 1 Pasien 2
Keluhan Utama Klien mengatakan terasa berat Klien mengatakan pusing dan
ditengkuk dan pandangannya pandangannya kabur
kabur
Riwayat Penyakit Klien mengatakan kurang Klien mengatakan mengalami
Sekarang lebih 2 minggu yang lalu mulai pusing kepala dan padangannya
merasa berat ditengkuk, klien kabur, saat kecapek an. Hal ini
tidak merasa darah tingginya dirasakan sudah 1 bulan lebih.
mengganggu aktifitasnya. Pada Sebelumnya klien mengatakan
tanggal 20 februari 2019 bahwa pusingnya ini tidak
pasien pergi ke Puskesmas minum obat warung ataupun
untuk periksa, setalah jamu. Klien sudah kurang lebih
dilakukan anamneses tekanan 9 bulan tidak kontrol tekanan
darah klien 150/90 mmHg, darah karena klien menganggap
klien mengaku masih sering sakitnya biasa tidak perlu
minum kopi dan begadang kontrol. Karena pusingnya tiba-
pada malam hari. Oleh dokter tiba dating sewaktu-waktu dan
klien diberikan obat anti menganggu pekerjaannya
hipertensi. akhirnya klien memutuskan
untuk kontrol tanggal 29 Maret
2019 klien pergi ke Puskesmas
untuk memeriksakan
keadaannya dan minta obat. Di
Puskesmas klien dilakukan
tindakan mengukur tekanan
darah hasilnya 160/90 mmHg.
Terapi dari dokter obat anti
hipertensi
Riwayat Penyakit klien mengatakan sudah 1 klien mengatakan sudah 10
Dahulu tahun lalu mengalami penyakit tahun yang lalu di diagnose
darah tinggi hingga sekarang Hipertensi. klien tidak memiliki
tetapi tidak pernah dianggap riwayat serius sampai masuk
serius hingga tak pernah rumah sakit.
berkunjung untuk kontrol
hipertensi ke puskesmas
maupun ke pelayanan
kesehatan lain. Klien juga
tidak pernah minum obat. klien
tidak pernah masuk rumah
sakit sebelumnya.
38

Riwayat Penyakit klien mengatakan tidak Pasien mengatan suaminya


Keluarga mempunyai keturunan sudah meninggal karena
dikarnakan istrinya mandul. penyakit jantung. Di
Klien mengatakan penyakit keluarganya tidak ada yang
darah tingginya merupakan memiliki penyakit Hipertensi
penyakit turunan dari ibunya. atau penyakit keturunan dan
menular lainnya.
Riwayat Alergi klien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak
memiliki alergi terhadap obat memiliki alergi terhadap obat
atupun makanan atupun makanan
2) Genogram

Tabel 4.3 Genorgram


Pasien 1 Pasien 2

Keterangan :

: Laki-laki : Garis Keturunan : Pasien : Tinggal Satu Rumah

: Perempuan : Garis Perkawinan : Meninggal

39
40
40

3) Data Psikososial

Tabel 4.4 Data Psikososial


Psikososial Pasien 1 Pasien 2
Gambaran Diri Pasien mengatakan bersyukur Pasien mengatakan semua
memiliki bagian tubuh yang anggota tubuhnya masih
lengkap dan masih bisa berfungsi
berfungsi dengan baik
Harga Diri Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tetap sama
merasa malu dengan saja dengan keadaan sebelum dan
keadaannya sekarang saat sakit ini
Identitas Diri Pasien mengatakan bahwa Pasien mengatakan bahwa
dirinya laki-laki berumur 63 dirinya sudah menjadi nenek
tahun bernama Tn. M memiliki 5 cucu berumur 67
tahun bernama Ny T
Peran Diri Klien mengatakan dirinya Pasien mengatakan sebagai
masih bekerja sebagai kuli seorang nenek dan bekerja
bangunan bila dibutuhkan menjahit di rumah
untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, klien biasanya
membantu istrinya di warung
di teras rumah berjualan tahu
lontong, klien sebagai suami
bagi istrinya.
Ideal Diri Pasien mengatakan ingin Pasien mengatakan ingin sembuh
keluhan-keluhan yang dirasa tidak sakit lagi
cepat hilang dan tekanan
darahnya tidak tinggi
Hubungan Sosial Klien mengatakan guyub Klien mengatakan hubungan
dengan tetangga sekitar rumah dengan tetangganya baik, tampak
dan ikut serta dalam tahlil dari terkenalnya nama klien dari
setiap hari selasa dan selalu warga sekitar yang menganggap
mengikuti kerjabakti bila klien orang yang ramah, klien
diminta oleh ketua Rw. klien juga bersyukur ada kunjungan
mengatakan senang kalo ada dari puskesmas untuk
kunjungan rumah dari memperbaiki masalah
puskesmas, karena merasa kesehatannya
dirinya di perhatikan, dan
untuk pertama kalinya klien
dikunjungi rumahnya.
Spritual Klien mengatakan selalu Klien mengatakan rutin ibadah
sholat 5 waktu di rumah sholat 5 waktu, untuk terus
bersama istrinya. Jika ada mendekatkan diri kepada Allah
masalah klien juga selalu SWT. Klien ketika ada masalah
berdoa agar diberikan tidak lupa untuk berdoa
petunjuk
Kecemasan Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak
merasa cemas, akan darah mengalami cemas terkait
tingginya karena baginya penyakitnya hanya saja merasa
bukan masalah yang serius. terganggu karena tidak bias
bekerja dengan baik
Kehilangan Pasien mengatakan menerima Pasien mengatakan menerima
41

keadaan sakitnya dan keadaan sakitnya, karena percaya


menganggap sebagai cobaan bahwa semua penyakit bisa
dari Allah SWT disembuhkan

4) Pola Fungsi Kesehatan

Tabel 4.5 Fungsi Kesehatan


Fungsi Kesehatan Pasien 1 Pasien 2
Nutrisi dan Metabolik klien mengatakan tidak tahu klien mengatakan makan 3x
berapa jumlah kebutuhan sehari, sudah jarang makan
energinya, klien mengaku makanan bersantan. Klien
makan 1-2 kali sehari bila mengatakan masih makan
lapar, makan sesuai apa makanan yang digoreng dan
yang dimasak istrinya. Klien masik menggunakan bahan
sudah pernah konsul gizi bahan penyedap seperti micin
tetapi klien tidak mematuhi masako. Klien mengatakan
karena klien menganggap sudah tau kalo tidak
tidak memberikan efek apa- dianjurkan makan makanan
apa pada darah tingginya. seperti itu.
klien mengatakan masih
minum kopi sehari bisa 2
gelas ukuran besar.
Eliminasi Klien mengatakan BAK Pasien mengatakan BAK
perhari kurang lebih 4-5 kali perhari kurang lebih 5-6 kali,
sehari, wana urin kuning wana urin kuning jernih, tidak
jernih, tidak ada nyeri saat ada nyeri saat berkemih.
berkemih. Pasien mengatakan BAB dua
Klien mengatakan BAB 1 hari 1x, feses lembek
kali perhari, feses lembek berwana kuning, tidak ada
berwana kuning, tidak ada bau darah.
bau darah.
Kebersihan Diri Klien mengatakan mandi Pasien mengatakan
dan gosok gigi 2 kali sehari, melakukan pola kebersihan
keramas setiap kali mandi. diri di kamar mandi, mandi
semua sedilakukan di kamar dan gosok gigi 2 kali sehari,
mandi keramas 2 hari sekali, gunting
kuku kalau sudah panjang
saja
Aktivitas dan Latihan Klien mengatakan bekerja Klien mengatakan bekerja
sebagai kuli bangunan, jika dirumah sebagai penjahit,
tidak ada proyek klien setiap hari beraktivitas
dirumah berjualan tahu menjahit karena banyak
lontong bersama istrinya permintaan dari konsumen.
biasa buka jam 16.00 Klien mengatakan tidak
sampai jam 22.00, klien sempat untuk berolahraga
mengatakan tidak pernah karena terlalu sibuk dengan
olahraga. datline pekerjaannya.
Istirahat/tidur Klien mengatakan tidur Pasien mengatakan tidak bias
siang biasanya jam 11.00 tidur pada siang hari. Tidur
selama 1 jam, tidur malam malam jam 22.00 selama 5-
jam 01.00 selama 5jam. 6jam tetapi sering terbangun
42

dan tidak bisa tidur lagi.


Perawatan Kesehatan Klien mengatakan pergi ke Pasien mengatakan pergi ke
puskesmas/dokter setiap kali puskesmas dan rumah sakit
ada keluhan, klien tidak bila ada keluhan yang
pernah dengan sengaja pergi dianggapnya serius. Klien
kepuskesmas hanya untuk menganggap tekanan
mengecek tekanan darahnya. darahnya ya naik turun dan
Data rekam medik cenderung tinggi tapi klien
puskesmas : pasien periksa mengganggap hal biasa, dan
pada tanggal 6 maret 2019 tidak harus control ataupun
di diagnosa Hipertensi minum obat. Data rekam
(pasien baru). Sebelumnya medik puskesmas : pasien
klien pernah priksa priksa ke didiagosa Hipertensi sejak
klinik dengan keluhan lain tanggal 10 maret 2010. Di
saat dan tekanan darahnya puskesmas pasien mendapat
tinggi. Jadi sebelum ke obat anti hipertensi.
puskesmas sudah lama klien Pasien mengatakan selalu
mengidap penyakit darah mendapatkan pelayanan yang
tinggi. Dari puskesmas baik di puskesmas/rumah
diberi obat anti hipertensi. sakit.
Klien tidak memiliki BPJS Pasien mengatakan sudah
klien mengatakan ini kali pernah mendapatkan
pertamanya priksa ke informasi tentang penyakit
puskesmas. hipertensi.
Pasien mengatakan belum klien belum bisa mentaati
sudah pernah mendapatkan anjuran dari dokter.
informasi tentang penyakit
Hipertensi dari klinik yang
biasanya klien kunjungi.
klien mengatakan sampai
saat ini tidak pernah
mendapatkan pelayan buruk
di puskesmas/rumah sakit

5) Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.6 Pemeriksaan Fisik Head to Toe


Pemeriksaan Fisik Pasien 1 Pasien 2
Kesadaran Compos mentis Compos mentis
GCS 456 456
TTV TD : 140/90 TD : 160/80
N : 80x/mnt N : 88x/mnt
RR : 18x/mnt RR : 20x/mnt
S : 36oC S : 35oC
Kulit dan Kuku - Inspeksi : - Inspeksi :
Warna kulit sawo matang, Warna kulit sawo matang.
kulit lembab, tidak ada tidak ada massa pada bagian
massa dan tidak ada luka, tangan dan tidak ada luka,
kuku rapi tidak ada luka kuku rapi tidak ada luka
disekitar kuku. disekitar kuku. Kuku kaki
43

tampak keras

- Palpasi : - Palpasi :
Tidak teraba massa, turgor Kulit terasa kasar, tidak
kulit kembali < dari 2 detik, teraba massa, turgor kulit
CRT < dari 2 detik kembali < dari 2 detik, CRT
< dari 2 detik
Kepala - Inspeksi : - Inspeksi :
Rambut sudah beruban, Rambut berwarna hitam,
persebaran rambut merata persebaran rambut merata

- Palpasi : - Palpasi :
Tidak teraba massa, tidak Pada kepala saat di palpasi
ada nyeri tekan tidak teraba massa, tidak ada
nyeri tekan

Mata - Inspeksi : - Inspeksi :


tampak kantung mata, Rambut alis merata, bola
Rambut alis merata, bola mata lengkap, tidak juling,
mata lengkap, tidak juling, tidak konjungtivitis, sklera
tidak konjungtivitis, sklera putih susu bola mata berair,
putih susu bola mata berair, tidak tampak kantung mata,
reflek cahaya + klien tidak reflek cahaya + pasien
memakai kacamata. Klien memakai kacamata
mengatakan pandanganya
kabur - Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan
- Palpasi : massa, bola mata teraba
Teraba kenyal pada bola kenyal.
mata tidak ada nyeri tekan
dan massa. Ket : pasien mengatakan
ketika membaca
Ket : klien mengatakan menggunakan kacamata dan
sering pandangannya tiba- jika melihat jarak jauh tidak
tiba kabur. bisa karena buram.
Hidung - Inspeksi : - Inspeksi :
Tidak tampak sekret pada Hidung berada di tengah, ada
lubang hidung, hidung 2 lubang hidung, tidak
berada di tengah, ada 2 tampak massa ataupun luka
lubang hidung, tidak tampak
massa ataupun luka - Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada
- Palpasi : sinus frontalis, edmodialis,
Tidak ada nyeri tekan pada spenoidalis, maxilaris.
sinus frontalis, edmodialis,
spenoidalis, maxilaris. Ket : pasien mengatakan
tidak ada masalah pada
Ket : pasien mengatakan fungsi penciuman nya, pasien
masih bisa mencium bau- masih bisa mencium macam-
bau macam bau
Telinga - Inspeksi : - Inspeksi :
Daun telinga lengkap 2 Daun telinga lengkap 2 buah,
44

buah, simetris kiri kanan, simetris kiri kanan, tidak


tidak tampak serumen yang tampak serumen yang keluar,
keluar, tidak ada massa tidak ada massa ataupun luka
ataupun luka
- Palpasi :
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada
Tidak ada nyeri tekan pada tragus
tragus
Ket : fungsi pendengaran
Ket : fungsi pendengaran masih baik, ditandai dengan
masih baik, ditandai dengan pasien mampu mendengarkan
pasien mampu dan mengulang apa yang
mendengarkan dan diucapkan penulis
mengulang apa yang
diucapkan penulis
Mulut - Inspeksi : - Inspeksi :
Bibir tampak kering pecah Bibir tampak merah tidak
pecah, gigi lengkap, gusi kering, gigi palsu, gusi
merah, lidah tampak bersih, merah, lidah tampak bersih,
uvula tepat berada ditengah, uvula tepat berada ditengah,
tidak tampak pembesaran tidak tampak pembesaran
tonsil, tidak ada stomatitis tonsil, tidak ada stomatitis

- Palpasi : - Palpasi :
tidak ada nyeri tekan pada tidak ada nyeri tekan pada
daerah mulut daerah mulut
Leher - Inspeksi : - Inspeksi :
Kondisi kuit lembab, tidak Kondisi kuit lembab, tidak
ada massa ataupun luka ada massa ataupun luka

- Palpasi : - Palpasi :
Tidak ada pembesaran - Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, vena kelenjar tiroid, vena jugularis
jugularis dan kelenjar limfe, dan kelenjar limfe, tidak
tidak teraba deviasi trakea teraba deviasi trakea

Paru - Inspeksi : - Inspeksi :


Normal chest, RR 22x/mnt, Bentuk dada normal chest,
tidak ada massa ataupun RR 20x/mnt, tidak ada massa
luka, tidak tampak retraksi ataupun luka, tidak tampak
dada retraksi dada

- Palpasi : - Palpasi :
Tidak ditemukan massa, Tidak ditemukan massa,
teraba getaran pada teraba getaran pada
punggung ketika dilakukan punggung ketika dilakukan
pemeriksaan taktil fremitus pemeriksaan taktil fremitus

- Perkusi : - Perkusi :
Terdengar sonor pada ics Terdengar sonor pada ics
1,2,3 dextra dan 1,2 sinistra, 1,2,3 dextra dan 1,2 sinistra,
terdengar pekak pada ics 4,5 terdengar pekak pada ics 4,5
45

dextra dan 3,4,5 sinistra dextra dan 3,4,5 sinistra

- Auskultasi : - Auskultasi :
Suara nafas vesikuler Suara nafas vesikuler

Ronchi Wheezing Ronchi Wheezing

Jantung - Inspeksi : - Inspeksi :


Tampak denyutan apeks Tampak denyutan apeks
jantung pada ics 5 med jantung pada ics 5 med
sternum sinistra. sternum sinistra.

- Palpasi : - Palpasi :
Teraba denyutan apeks, Teraba denyutan apeks, irama
irama teratur teratur

- Perkusi : - Perkusi :
Terdengar pekak Terdengar pekak

- Auskultasi : - Auskultasi :
Bunyi jantung reguler Bunyi jantung reguler
Abdomen - Inspeksi : - Inspeksi :
Perut supel, tidak ada massa Perut supel, tidak ada massa
ataupun luka ataupun luka

- Palpasi : - Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada Tidak ada nyeri tekan pada
seluruh regio abdomen seluruh regio abdomen

- Perkusi : - Perkusi :
Terdengar pekak pada regio Terdengar pekak pada regio
kanan atas, terdengar kanan atas, terdengar timpani
timpani pada regio lain pada regio lain

- Auskultasi : - Auskultasi :
Bising usus 6x/mnt Bising usus 10x/mnt
Muskuloskeletal - Inspeksi : - Inspeksi :
Jari tangan dan kaki lengkap Jari tangan dan kaki lengkap
tidak tampak massa ataupun tidak tampak massa ataupun
luka, tidak tampak luka, tampak kontraktur pada
kontraktur, tidak tampak jari manis dan tengah di
atrofi otot tangan kanan, tidak tampak
atrofi otot

- Palpasi : - Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan Tidak ada nyeri tekan dan
massa massa
46

Kekuatan otot : Kekuatan otot :


5 5 5 5
5 5 5 5
Genetalia - Inspeksi : - Inspeksi :
Tidak memakai kateter Tidak memakai kateter

- Palpasi : - Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan Tidak ada nyeri tekan dan
massa massa

Ket : pasien mengatakan


tidak ada keluhan gatal pada
daerah kemaluannya

6) Pemeriksaan Penunjang

Tabel 4.7 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2
Gula Darah Acak
Hasil 288 mg/dl 308 mg/dl
Nilai Normal < 200 mg/dl < 200 mg/dl
Intepretasi High High

7) Terapi

Tabel 4.8 Terapi


Terapi Pasien 1 Pasien 2
Nama Obat Dari puskesmas tidak Metformin 500mg
Dosis diberi obat karena faskes 3x500mg per hari
Rute Pemberian tk1 BPJS bukan di Per oral setelah makan
Fungsi puskesmas, pasien Metmorfin bekerja dengan
diarahkan ke dokter membantu mengembalikan
keluarga untuk mendapat respon tubuh yang tepat
obat terhadap insulin yang
diproduksi secara natural.
Obat ini juga menurunkan
jumlah gula yang diproduksi
hati dan yang diserap
perut/usus

4.1.4 Analisa Data


47

Tabel 4.9 Analisa Data Pasien 1


Analisa Data Masalah Etiologi
DS : Manajemen Usia, Pola hidup
- Pasien mengatakan BAK perhari Regimen Buruk, Keturunan
kurang lebih 15-20 kali sering terjadi Terapeutik
pada waktu bangun tidur dan malam Inefektif
hari. Penurunan
- Pasien mengatakan mulut dan bibir produksi
terasa kering . insulin/resistensi
- Pasien mengatakan sering haus. insulin
- Pasien mengatakan tidak tahu berapa
jumlah kebutuhan energinya.
- Pasien mengatakan makan 2-3 dengan Glukagon
kali sehari dengan waktu acak. meningkat
- Pasien mengatakan makan sesuai apa
yang dimasak istrinya, tidak tahu
bagaimana makan yang tepat sesuai Hiperglikemi
orang sakit diabetes
- Pasien mengatakan tidak mengerti
bagaimana latihan/olahraga yang baik Diabetes Mellitus
untuk penderita diabetes.
- Pasien mengatakan belum pernah
mendapatkan informasi tentang Kurang
penyakit Diabetes Mellitus. pengetahuan
terhadap terapi
O:
- Gula darah acak : 308 mg/dl
- Pasien tidak bisa melakukan senam kaki Manajemen
diabetes regimen
- Pasien baru periksa gula darah terapeutik
- Data rekam medik : pasien periksa pada inefektif
tanggal 7 juni 2018 di diagnosa
Diabetes Mellitus (pasien baru). Dari
puskesmas tidak diberi obat karena
faskes tk1 BPJS bukan di puskesmas,
pasien diarahkan ke dokter keluarga
untuk mendapat obat.
- Pasien belum bisa melakukan program
terapi 5 pilar DM (edukasi, diet,
olahraga, minum obat, hasil cek gula
darah)

Tabel 4.10 Analisa Data Pasien 2


Analisa Data Masalah Etiologi
DS : Manajemen Usia, Pola hidup
- Pasien mengatakan tangan sebelah kiri Regimen Buruk, Keturunan
terasa tebal dan sedikit kaku Terapeutik
- Pasien mengatakan sudah 1 bulan tidak Inefektif
kontrol gula dan obat Penurunan
- Pasien mengatakan tidak tahu makan produksi
untuk orang yang menderita diabet insulin/resistensi
48

bagaimana insulin
- Pasien mengatakan takut makan terlalu
banyak karena dapat meningkatkan gula
darah. Glukagon
- Pasien mengatakan tidak mengerti meningkat
bagaimana latihan/olahraga yang baik
untuk penderita diabetes.
- Pasien mengatakan belum pernah Hiperglikemi
mendapatkan informasi tentang
penyakit Diabetes Mellitus.

O: Diabetes Mellitus
- Gula darah acak : 288 mg/dl
- Pasien tidak bisa melakukan senam kaki
diabetes Kurang
- Data rekam medik : pasien didiagosa pengetahuan
Diabetes Mellitus sejak tanggal 14 terhadap terapi
maret 2017. Di puskesmas pasien
mendapat obat metformin 2x500mg,
pasien 1 bulan tidak kontrol gula dan Manajemen
obat pada bulan mei. regimen
- Pasien belum bisa melakukan program terapeutik
terapi 5 pilar DM (edukasi, diet, inefektif
olahraga, minum obat, cek gula darah
mandiri).

4.1.5 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.11 Diagnosa Keperawatan


Tanggal Diagnosa Keperawatan
07/06/2018 Manajemen Regimen Terapeutik Inefektif berhubungan dengan
Pasien 1 Kurangnya Pengetahuan.
08/06/2018 Manajemen Regimen Terapeutik Inefektif berhubungan dengan
Pasien 2 Kurangnya Pengetahuan.

4.1.6 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.12 Intervensi Pasien 1


Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tupen : NOC: NIC:
Pasien mampu me - Complience Behavi Self Modification Assi
ngidentifikasi in or stance
formasi tentang - Knowledge : treat 1. Kaji pengetahuan 1. Penyesuaian pemb
penyakit: definisi, ment regimen pasien tentang pen erian intervensi te
tanda gejala, pe Kriteria Hasil : yakit, komplikasi pat sesuai sasaran
nyebab, penata a. Mengembangkan da dan pengobatan (Bulechek et al, 20
laksanaan dan aki n mengikuti regimen (Bulechek et al, 13).
bat ketidakmam terapeutik 2013).
puannya menja b. Mampu mencegah 2. Hargai alasan pa 2. Meningkatkan ko
49

lankan terapi deng perilaku yang beri sien (Bulechek et munikasi yang efe
an efektif setelah siko al, 2013). ktif antara pasien-
dilakukan tinda c. Menyadari dan men perawat (Bulechek
kan keperawatan catat tanda-tanda pe et al, 2013).
selama 2 x kun rubahan status kese 3. Hargai pengetahu 3. Mengetahui kebu
jungan rumah. hatan an pasien (Bule tuhan informasi pa
d. Gula darah dalam chek et al, 2013). sien dan keluarga
batas normal : gula terkait penyakit (
Tupan : darah acak < 200 Bulechek et al,
Pasien mampu me mg/dl (Moorhead et 2013).
nunjukkan peri al, 2014) 4. Hargai lingkungan 4. Meningkatkan ke
laku mengguna fisik dan sosial percayaan pasien
kan program tera pasien (Bulechek dan keluarga agar
pi yang benar se et al, 2013). perawat dapat di
suai harapan sete terima di lingku
lah dilakukan tin ngannya (Bulechek
dakan keperawat et al, 2013).
an selama 5 x 5. Dukung dan moti 5. Meningkatkan rasa
kunjungan rumah. vasi pasien untuk kepuasan pasien da
melanjutkan pengo n keluarga terha
batan yang berkesi dap status keseha
nambungan (Bule tannya (Bule chek
chek et al, 2013). et al, 2013).

6. Sediakan informasi 6. Pasien dan kelu


tentang penyakit, arga mengenal jen
komplikasi dan pe is penyakit serta
ngobatan yang di mengetahui terapi
rekomendasikan yang dapat dija
lankan
a. Pendekatan a. menunjukkan ada
“Diabetes Educa perbedaan signify
tion Empowerment kan pengetahuan
“ berbasis health sebelum dan sesu
promotion model dah intervensi (Ai
(Aini, 2011; Wija ni; 2011; Sudoyo,
ya & Putri, 2013; 2014; Nuari & Kar
Sudoyo, 2014; Nu tikasari 2015)
ari & Kartikasari
2015).
b. penerapan pola 3J b. Dari hasil uji De
pada diet (Handa pendent t-test (pe
yani & Rudijanto, ngaruh konseling
2015; gizi) menunjukkan
hasil yang signi
fikan terhadap peru
bahan kadar gula
darah sebesar rata-
rata 92,826 mg/dl
(Sukraniti, 2011).
c. Olahraga/latihan fi c. Pengaturan pola hi
sik dengan prinsip dup dengan lati han
50

CRIPE dan senam jasmani dapat me


kaki diabetes (Kari nghambat resisten
adi, 2009; Novita si insulin dan Hasil
sari, 2012) penelitian menun
jukkan bahwa dura
si latihan jasmani,
dimana semakin la
ma durasi latihan
jasmani, maka se
makin rendah ka
dar gula darah pu
asa dan kadar gula
darah 2 jam post
prandial (Fitri, 20
12).
d. Penggunaan Oral d. Pengobatan dan te
Anti Diabetic atau rapi insulin yang
terapi insulin (Su baik sesuai anjuran
doyo, 2014; Rudi pakar diabetes di
janto, 2017). harapkan pengen
dalian glikemia da
pat tercapai, sehing
ga pada gilirannya
nanti komplikasi
Diabetes Mellitus
dapat dicegah (Ru
dijanto, 2017).
e. Cek gula darah e. Guna mengetahui
mandiri secara ruti adanya pening
n (Kariadi, 2009; katan atau penu
Rudijanto, 2017). runan kadar gula
darah sebelum dan
sesudah makan, la
tihan jasmani mau
pun penggunaan
obat/insulin (Rudi
janto, 2017).
7. Review informasi 7. Pendidikan kese
yang telah diberi hatan tidak cukup
kan (bulecheck, 20 diberikan satu wa
13) ktu, harus diulang
agar penerima be
nar benar paham
dan sadar akan
masalah kesehatan
(swarjana, 2017)
8. Fasilitasi pasien da 8. Membantu pasien
lam melakukan pro dalam menjalankan
gram terapi (bu le program terapi
check, 2013)
51

9. Monitor gula darah 9. Sebagai salah satu


(Hasdianah, 2012) acuan keberhasilan
program terapi (Ha
sdianah, 2012)

Tabel 4.12 Intervensi Pasien 2


Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tupen : NOC: NIC:
Pasien mampu me - Complience Behavi Self Modification Assi
ngidentifikasi in or stance
formasi tentang - Knowledge : treat 1. Kaji pengetahuan 1. Penyesuaian pemb
penyakit: definisi, ment regimen pasien tentang pen erian intervensi te
tanda gejala, pe Kriteria Hasil : yakit, komplikasi pat sesuai sasaran
nyebab, penataa. Mengembangkan da dan pengobatan (Bulechek et al, 20
laksanaan dan aki n mengikuti regimen (Bulechek et al, 13).
bat ketidakmam terapeutik 2013).
puannya menja b. Mampu mencegah 2. Hargai alasan pa 2. Meningkatkan ko
lankan terapi deng perilaku yang beri sien (Bulechek et munikasi yang efe
an efektif setelah siko al, 2013). ktif antara pasien-
dilakukan tinda c. Menyadari dan men perawat (Bulechek
kan keperawatan catat tanda-tanda pe et al, 2013).
selama 2 x kun rubahan status kese 3. Hargai pengetahu 3. Mengetahui kebu
jungan rumah. hatan an pasien (Bule tuhan informasi pa
d. Gula darah dalam chek et al, 2013). sien dan keluarga
batas normal : gula terkait penyakit (
Tupan : darah acak < 200 Bulechek et al,
Pasien mampu me mg/dl (Moorhead et 2013).
nunjukkan peri al, 2014) 4. Hargai lingkungan 4. Meningkatkan ke
laku mengguna fisik dan sosial percayaan pasien
kan program tera pasien (Bulechek dan keluarga agar
pi yang benar se et al, 2013). perawat dapat di
suai harapan sete terima di lingku
lah dilakukan tin ngannya (Bulechek
dakan keperawat et al, 2013).
an selama 5 x 5. Dukung dan moti 5. Meningkatkan rasa
kunjungan rumah vasi pasien untuk kepuasan pasien da
melanjutkan pengo n keluarga terha
batan yang berkesi dap status keseha
nambungan (Bule tannya (Bule chek
chek et al, 2013). et al, 2013).

6. Sediakan informasi 6. Pasien dan kelu


tentang penyakit, arga mengenal jen
komplikasi dan pe is penyakit serta
ngobatan yang di mengetahui terapi
rekomendasikan yang dapat dija
lankan
a. Pendekatan a. menunjukkan ada
“Diabetes Educa perbedaan signify
tion Empowerment kan pengetahuan
52

“ berbasis health sebelum dan sesu


promotion model dah intervensi (Ai
(Aini, 2011; Wija ni; 2011; Sudoyo,
ya & Putri, 2013; 2014; Nuari & Kar
Sudoyo, 2014; Nu tikasari 2015)
ari & Kartikasari
2015).
b. penerapan pola 3J b. Dari hasil uji De
pada diet (Handa pendent t-test (pe
yani & Rudijanto, ngaruh konseling
2015; gizi) menunjukkan
hasil yang signi
fikan terhadap peru
bahan kadar gula
darah sebesar rata-
rata 92,826 mg/dl
(Sukraniti, 2011).
c. Olahraga/latihan fi c. Pengaturan pola hi
sik dengan prinsip dup dengan lati han
CRIPE dan senam jasmani dapat me
kaki diabetes (Kari nghambat resisten
adi, 2009; Novita si insulin dan Hasil
sari, 2012) penelitian menun
jukkan bahwa dura
si latihan jasmani,
dimana semakin la
ma durasi latihan
jasmani, maka se
makin rendah ka
dar gula darah pu
asa dan kadar gula
darah 2 jam post
prandial (Fitri, 20
12).
d. Penggunaan Oral d. Pengobatan dan te
Anti Diabetic atau rapi insulin yang
terapi insulin (Su baik sesuai anjuran
doyo, 2014; Rudi pakar diabetes di
janto, 2017). harapkan pengen
dalian glikemia da
pat tercapai, sehing
ga pada gilirannya
nanti komplikasi
Diabetes Mellitus
dapat dicegah (Ru
dijanto, 2017).
e. Cek gula darah e. Guna mengetahui
mandiri secara ruti adanya pening
n (Kariadi, 2009; katan atau penu
Rudijanto, 2017). runan kadar gula
darah sebelum dan
sesudah makan, la
53

tihan jasmani mau


pun penggunaan
obat/insulin (Rudi
janto, 2017).
7. Review informasi 8. Pendidikan kese
yang telah diberi hatan tidak cukup
kan (bulecheck, 20 diberikan satu wa
13) ktu, harus diulang
agar penerima be
nar benar paham
dan sadar akan
masalah kesehatan
(swarjana, 2017)
9. Fasilitasi pasien da 9. Membantu pasien
lam melakukan pro dalam menjalankan
gram terapi (bu le program terapi
check, 2013)
10. Monitor gula darah 10. Sebagai salah satu
(Hasdianah, 2012) acuan keberhasilan
program terapi (Ha
sdianah, 2012)

4.1.7 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.14 Implementasi Pasien 1


Tanggal/jam Implementasi
09/06/18 1. Mengetahui seberapa tahu pasien tentang penyakit Diabetes Mellitus
10:00 WIB (sharing) tidak menghakimi pendapat pasien
2. Melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit Diabetes Mellitus
(pengertian, tanda & gejala, penyebab, komplikasi, penatalaksanaan)
3. Menyarankan pasien untuk ke dokter agar segera mendapatkan obat
4. Melakukan tindakan cek gula darah : gula darah puasa 308mg/dl
20/06/18 1. Mengulang secara singkat materi penyakit Diabetes Mellitus (Sharing)
14:00 WIB 2. Mengkaji seberapa tahu pasien tentang olahraga pada Diabetes Mellitus
(sharing) tidak menghakimi pendapat pasien
3. Melakukan pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan olahraga pada
Diabetes Mellitus dengan prinsip CRIPE
4. Mengajarkan senam kaki Diabetes
5. Memberikan lembar langkah-langkah senam kaki Diabetes
6. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendemonstarsikan senam
kaki Diabetes secara mandiri
7. Melakukan tindakan cek gula darah : gula darah acak 363mg/dl
8. Menyarankan pasien untuk segera ke dokter agar mendapatkan obat
karena gula darah terus meningkat setiap kali kunjungan
9. Menyarankan pasien untuk menerapkan olahraga dengan prinsip CRIPE
setiap hari
23/06/18 1. Melakukan review tentang penyakit Diabetes Mellitus dan
08:00 WIB penatalaksanaan olahraga (sharing)
2. Mengkaji seberapa tahu pasien tentang diet pada Diabetes Mellitus
(sharing) tidak menghakimi pendapat pasien
54

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet pada Diabetes Mellitus


dengan prinsip 3J
4. Bersama pasien dan keluarga menghitung kebutuhan kalori/hari :
1500kcal/hari
5. Memberikan contoh jadwal makan kepada pasien dan keluarga
6. Memberikan contoh jenis makanan, jumlah kalori setiap makanan serta
ukuran rumah tangga
7. Memberikan jadwal harian diet, olahraga, minum obat dan pemantauan
gula darah dan mencatatnya setalah melakukan
8. Melakukan tindakan cek gula darah : gula darah acak 410mg/dl
9. Menyarankan pasien untuk segera pergi ke dokter agar mendapat obat
karena gula darah semakin tinggi
10. Menyarankan pasien untuk menerapkan diet dengan prinsip 3J, olahraga
dengan prinsip CRIPE, serta manajemen stress
11. Menyarankan pasien untuk pindah faskes BPJS ke puskesmas agar
mendapat obat segera
12. Memberitahu pasien dampak negatif dari gula darah yang tinggi sehinga
memotivasi pasien untuk segera mendapat obat dan mengerti pentingnya
minum obat.
26/06/18 1. Mereview tentang penyakit Diabetes Mellitus, penatalaksanaan olahraga
14:00 WIB dan diet (sharing)
2. Mengkaji seberapa tahu pasien tentang pentingnya pemantauan gula
darah mandiri (sharing) tidak menghakimi pendapat pasien
3. Melakukan pendidikan kesehatan tentang pemantauan gula darah secara
mandiri (tujuan, alat yang dibutuhkan, manfaat, cara penggunaan alat)
4. Memberikan lembaran jenis jenis cek gula darah (GDA, GDP, GD2JPP)
serta nilai normal dan kapan pengecekan dilakukan pada setiap jenis cek
gula darah
5. Mendemonstrasikan kepada pasien cara melakukan cek gula darah
mandiri
6. Memberikan kesempatan pada pasien untuk melakukan cek gula darah
mandiri : gula darah acak 271 mg/dl
7. Memberikan penyuluhan tentang komplikasi Diabetes Mellitus
(hipoglikemi) yang disebabkan oleh konsumsi obat
8. Menyarankan pasien untuk terus menerapkan penatalaksanaan Diabetes
Mellitus dengan prinsip yang sudah dijelaskan.

Tabel 4.15 Implementasi Pasien 2


Tanggal/jam Implementasi
09/06/18 1. Mengetahui seberapa tahu pasien tentang penyakit Diabetes Mellitus
12:00 WIB (sharing) tidak menghakimi pendapat pasien
2. Melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit Diabetes Mellitus
(pengertian, tanda & gejala, penyebab, komplikasi, penatalaksanaan)
3. Melakukan tindakan cek gula darah : gula darah acak 277mg/dl
11/06/18 1. Melakukan review tentang penyakit Diabetes Mellitus (sharing)
12:00 WIB 2. Mengkaji seberapa tahu pasien tentang diet pada Diabetes Mellitus
(sharing) tidak menghakimi pendapat pasien
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet pada Diabetes Mellitus
dengan prinsip 3J
4. Bersama pasien dan keluarga menghitung kebutuhan kalori/hari :
1050kcal/hari
55

5. Memberikan contoh jadwal makan kepada pasien dan keluarga


6. Memberikan contoh jenis makanan, jumlah kalori setiap makanan serta
ukuran rumah tangga
7. Memberikan jadwal harian diet, olahraga, minum obat dan pemantauan
gula darah
8. Melakukan tindakan cek gula darah : gula darah acak 236mg/dl
9. Menyarankan pasien untuk menyimpan obat ditempat tersendiri dan
diberi labelisasi (jam minum obat), memberitahu fungsi obat serta
dampak negatif dari tidak minum obat secara teratur sehingga pasien
sadar akan pentingnya minum obat.
10. Menyarankan pasien dan keluarga (anak) untuk menerapkan diet dengan
prinsip 3J setiap hari dan minum obat secara teratur sesuai resep
12/06/18 1. Mengulang secara singkat materi penyakit Diabetes Mellitus dan diet
12:00 WIB pada Diabetes Mellitus (Sharing)
2. Mengkaji seberapa tahu pasien tentang olahraga pada Diabetes Mellitus
(sharing) tidak menghakimi pendapat pasien
3. Melakukan pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan olahraga pada
Diabetes Mellitus dengan prinsip CRIPE
4. Mengajarkan senam kaki Diabetes
5. Memberikan lembar langkah-langkah senam kaki Diabetes
6. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendemonstarsikan senam
kaki Diabetes secara mandiri
7. Melakukan tindakan cek gula darah : gula darah acak 197mg/dl
8. Menyarankan pasien untuk menerapkan diet dengan prinsip 3J, olahraga
dengan prinsip CRIPE setiap hari
13/06/18 1. Mereview tentang penyakit Diabetes Mellitus, penatalaksanaan olahraga
12:00 WIB dan diet (sharing)
2. Mengkaji seberapa tahu pasien tentang pentingnya pemantauan gula
darah mandiri (sharing) tidak menghakimi pendapat pasien
3. Melakukan pendidikan kesehatan tentang pemantauan gula darah secara
mandiri (tujuan, alat yang dibutuhkan, manfaat, cara penggunaan alat)
4. Memberikan lembaran jenis jenis cek gula darah (GDA, GDP, GD2JPP)
serta nilai normal dan kapan pengecekan dilakukan pada setiap jenis cek
gula darah
5. Mendemonstrasikan kepada pasien cara melakukan cek gula darah
mandiri
6. Memberikan kesempatan pada pasien dibantu keluarga untuk melakukan
cek gula darah mandiri : gula darah acak 177mg/dl
7. Menyarankan pasien untuk terus menerapkan penatalaksanaan Diabetes
Mellitus dengan prinsip yang sudah dijelaskan

4.1.8 Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.16 Evaluasi Pasien 1


Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi
09/06/18-10.00 20/06/18-15.00 23/06/18-09.00 24/06/18-15.00
S: S: S: S:
- Pasien mengata - Pasien mengata - Pasien mengata - Pasien mengatakan
kan diabetes ada kan diabetes ada kan sudah tidak mengerti tentang
lah penyakit yang lah penyakit ya mengeluh haus penyakit Diabetes
disebabkan karena ng disebabkan ka dan sering ken Mellitus (tanda ge
56

pola hidup yang rena pola hidup cing jala, penyebab, ko


buruk, usia tua yang buruk, usia - Pasien mengata mplikasi serta pena
yang dapat menga tua yang dapat kan diabetes ada talaksanaan nya)
kibatkan luka pa mengakibatkan lah penyakit ya - Pasien mengatakan
da kaki. Bisa dice luka pada kaki. ng disebabkan pentingnya cek gu
gah dengan makan Bisa dicegah de karena pola hi la darah mandiri un
sesuai kebutuhan, ngan makan se dup yang buruk, tuk melihat hasil
olahraga yang be suai kebutuhan, usia tua yang dari pengobatan ya
nar, cek gula da olahraga yang be dapat mengaki ng dilakukan
rah teratur dan mi nar, cek gula da batkan luka pa - Pasien mengatakan
num obat teratur rah teratur dan da kaki. Bisa di sudah mengurus
- Pasien minum obat tera cegah dengan BPJS nya dan akan
mengatakan ingin tur makan sesuai segera ke puskes
tahu bagaimana ol - Pasien mengatak kebutuhan, olah mas untuk menda
ahraga pada Diabe an prinsip olah raga yang benar, patkan obat
tes Mellitus raga pada diabet cek gula darah - Pasien mengatakan
- Pasien mengatak es adalah olah teratur dan mi ternyata dengan
an dokter keluarga raga ringan seper num obat teratur makan dan olah
tutup ti jalan kaki 30- - Istri pasien men raga sesuai anjuran
O: 60 menit tanpa gatakan terbantu dapat menurunkan
- Gula darah puasa : berhenti dan bisa dengan adanya gula darah
308 mg/dl (high) diseling dengan penyuluhan ma O:
A: jalan cepat kan yang benar - Gula darah acak :
- Masalah belum ter - Pasien mengatak pada orang sakit 271 mg/dl (high)
atasi an ingin tahu bag diabetes - Pasien mampu me
P: aimana makan - Pasien mengata lakukan cek gula
- Lanjutkan interve yang benar pada kan besok akan darah secara man
nsi 1, 2, 3, 4, 5, Diabetes Melli ke dokter, jika diri
6c, 7, 8, 9 tus masih tutup ak - Pasien memilik le
- Pasien mengatak an mengurus pi mbaran jenis jenis
an dokter masih ndah lokasi fas cek gula darah
libur lebaran kes BPJS nya (GDA, GDP, GD
O: O: 2JPP) serta nilai
- Gula darah acak - Gula darah acak normal dan kapan
: 363 mg/dl (hi : 410 mg/dl (hi pengecekan dilaku
gh) gh) kan pada setiap
- Pasien mampu - TTV jenis cek gula da
mendemonstrasi TD : 140/70 rah
kan senam kaki RR : 20x/mnt - Pasien tidak punya
diabetes N : 80x/mnt obat
- Pasien tidak pu S : 35,8oc A:
nya obat - Kebutuhan ener - Masalah teratasi se
A: gi pasien 1500 bagian
- Masalah teratasi kcal/hari P:
sebagian - Pasien memiliki - Hentikan Intervensi
P: contoh jenis ma
- Lanjutkan inter kanan, ukuran
vensi 1, 2, 3, 4, rumah tangga se
5, 6b, 7, 8, 9 rta jadwal mak
an yang dapat
diterapkan
- Pasien memiliki
lembar obser
57

vasi pilar Diabe


tes Mellitus
- Pasien mencatat
hasil dan pilar
Diabetes Melli
tus yang sudah
dilakukan
- Pasien tidak pu
nya obat
A:
- Masalah teratasi
sebagian
P:
- Lanjutkan inter
vensi 1, 2, 3, 4,
5, 6d, 6e, 7, 8, 9

Tabel 4.17 Evaluasi Pasien 2


Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi
09/06/18-13.00 11/06/18-13.00 12/06/18-13.00 12/06/18-13.00
S: S: S: S:
- Pasien mengatakan - Pasien mengata - Pasien mengata - Pasien mengata
diabetes adalah pe kan diabetes ada kan tangannya su kan mengerti ten
nyakit yang dise lah penyakit ya dah tidak ada tang penyakit
babkan karena ma ng disebabkan keluhan Diabetes Melli
kan sembarangan, karena makan se - Pasien mengata tus (tanda gejala,
jarang olahraga ya mbarangan, jara kan diabetes ada penyebab, kom
ng dapat mengaki ng olahraga yang lah penyakit ya plikasi serta pena
batkan gula darah dapat mengaki ng disebabkan talaksanaan nya)
tinggi. Bisa dice batkan gula da karena makan se - Pasien mengata
gah dengan makan rah tinggi. Bisa mbarangan, jara kan pentingnya
yang baik, olah dicegah dengan ng olahraga yang cek gula darah
raga secara teratur, makan yang baik dapat mengakiba mandiri adalah
cek gula darah te , olahraga secara tkan gula darah melihat keberha
ratur dan minum teratur, cek gula tinggi. Bisa dice silan pengobatan
obat teratur darah teratur dan gah dengan ma - Pasien mengata
- Pasien mengatakan minum obat tera kan yang baik, kan bersyukur su
ingin tahu bagai tur. olahraga secara dah ada yang
mana makan yang - Pasien mengata teratur, cek gula memberi tahu
baik pada Diabetes kan ingin tahu darah teratur dan cara mengatasi
Mellitus bagaimana olah minum obat tera gula darah yang
O: raga yang benar tur. tinggi dan akan
- Gula darah acak : pada Diabetes - Pasien mengata melakukan pilar
277 mg/dl (high) Mellitus kan olahraga dila diabet setiap hari
A: - Pasien mengata kukan 30 menit - Pasien mengata
- Masalah belum ter kan ternyata sakit tidak berhenti da kan tetangganya
atasi diabetes tidak per n bisa dengan ja banyak yang me
P: lu membatasi ma lan kaki saja, minjam (foto
- Lanjutkan interven kanan dan makan senam kaki juga copy) lembaran-
58

si 1, 2, 3, 4, 5, 6b, apa saja boleh bisa dilakukan lembaran yang


6e, 7, 8, 9 yang penting se agar tidak terjadi sudah diberikan
suai ukuran yang luka pada kaki. untuk dicontoh
sudah ada - Pasien mengata O:
- Pasien dan kelua kan melakukan - Gula darah acak:
rga mengatakan olahraga setiap 177 mg/dl (high)
akan mencoba pagi hari - Pasien dibantu
makan sesuai an O : keluarga mampu
juran dengan prin - Gula darah acak : melakukan cek
sip 3J 197 mg/dl (nor gula darah secara
O: mal) mandiri
- Gula darah acak : - Pasien mampu A:
236 mg/dl (high) mendemontrasika - Masalah teratasi
- Kebutuhan ener n senam kaki dia P:
gi : 1050kcal betes - Hentikan Interv
- pasien memiliki - ensi
lembaran contoh A :
jadwal makan, je - Masalah teratasi
nis makanan dan sebagian
jumlah ukuran ru P :
mah tangga - Lanjutkan inter
- obat pasien terta vensi 1, 2, 3, 4,
ta ditempat khu 5, 6e, 7, 8, 9
sus dan tertulis
dosis, rute pembe
rian.
- Pasien memiliki
lembar observasi
pilar Diabetes
Mellitus
- Pasien mencatat
hasil dan pilar
Diabetes Melli
tus yang sudah
dilakukan
A:
- Masalah teratasi
sebagian
P:
- Lanjutkan interve
nsi 1, 2, 3, 4, 5,
6c, 7, 8, 9
59

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian

Tabel 4.18 Pembahasan Pengkajian


Pasien 1 Pasien 2
Pasien mengatakan kurang lebih 2 minggu Pasien mengatakan sudah satu minggu
yang lalu mulai merasa sering haus dan sering tangan sebelah kiri terasa tebal dan sedikit
kencing pada malam hari, kemudian 1 minggu kaku, pasien sudah 1 bulan tidak kontrol
yang lalu mulut dan bibir terasa kering. Pada gula dan obat karena bertepatan dengan
tanggal 7 Juni 2018 pasien pergi ke acara keluarga lalu lupa untuk kontrol. Pada
Puskesmas untuk periksa, setalah dilakukan tanggal 8 juni 2018 pasien pergi ke
anamneses oleh dokter pasien diberikan Puskesmas untuk memeriksakan keadaannya
tindakan untuk dilakukan cek gula darah di dan minta obat. Di Puskesmas pasien
laboratium Puskesmas. Hasil pemerikasaan dilakukan tindakan cek gula darah di
gula darah sesaat 305mg/dl dan pasien di laboratorium Puskesmas. Hasil gula darah
diagnosa Diabetes Mellitus oleh dokter. sesaat 288mg/dl. Terapi dari dokter
Pasien dari puskesmas tidak mendapatkan metformin 3x500mg. Saat dilakukan
obat karena faskes BPJS tingkat 1 pasien pengkajian Pasien mengatakan tidak tahu
bukan di Puskesmas melainkan di dokter makan untuk orang yang menderita diabet
keluarga. Saat dilakukan pengkajian pasien bagaimana, takut makan terlalu banyak
mengatakan tidak tahu berapa jumlah karena dapat meningkatkan gula darah,
kebutuhan energinya, pasien makan 2-3 pasien mengatakan tidak mengerti
dengan kali sehari dengan waktu acak, makan bagaimana latihan/olahraga yang baik untuk
sesuai apa yang dimasak istrinya, tidak ada penderita diabetes, pasien mengatakan
pantangan makan, pasien tidak mengerti belum pernah mendapatkan informasi
bagaimana latihan/olahraga yang baik untuk tentang penyakit Diabetes Mellitus. Hasil
penderita diabetes. Pasien tidak bisa TD : 130/80mmhg, N : 88x/mnt, RR :
melakukan senam kaki diabetes, pasien tidak 20x/mnt, S : 35,8oc
pernah mendapatkan informasi tentang
penyakit diabetes dan pasien tidak bisa
menggunakan alat cek gula darah. Hasil TD :
140/80mmhg, N : 90x/mnt, RR : 22x/mnt, S :
36,6oc

Opini :
Hasil pengkajian, kedua pasien mengalami ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik
yang berkaitan dengan penatalaksanaan 5 pilar Diabetes Mellitus karena pasien kurang
informasi tentang penyakit Diabetes Mellitus, bagaimana diet, olahraga pada Diabetes
Mellitus, pentingnya cek gula darah mandiri secara teratur. Pasien 1 tidak memiliki obat dan
memiliki gula darah yang tinggi. Klien mengeluh mulut dan bibir terasa kering, sering haus
dan sering kencing malam hari. Pasien 2 sudah 1 bulan tidak kontrol gula dan obat. Klien
mengeluh tangan sebelah kiri terasa tebal dan sedikit kaku.
Teori :
Hal ini sesuai dengan teori Herdman & Kamitsuru (2014) dan Rudijanto (2017) mengatakan
manajemen regimen terapeutik inefektif adalah pengaturan dan penyatuan program terapi 5
pilar Diabetes Mellitus (edukasi, diet 3J, olahraga dengan prinsip CRIPE, pemantauan gula
darah mandiri dan minum obat teratur) yang tidak memuaskan ke dalam kehidupan sehari-
hari untuk memenuhi tujuan kesehatan tertentu. Lalu, teori Hasdianah (2012) dan Riyadi
(2014) mengatakan bahwa tanda gejala Diabetes Mellitus adalah sering kencing, sering
minum serta gula darah acak meningkat > 200 mg/dl
60

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.19 Pembahasan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa Diagnosa
Keperawatan Pasien Fakta Pasien 1 Keperawatan Pasien Fakta Pasien 2
1 2
Manajemen Regimen Pada pasien per Manajemen Regimen Pada pasien kedua
Terapeutik Inefektif tama ditetapkan Terapeutik Inefektif ditetapkan diagnosa
berhubungan dengan diagnosa keperawa berhubungan dengan keperawatan yaitu
Kurangnya Pengetahu tan yaitu Mana Kurangnya Pengetahu Manajemen Regim
an. jemen Regimen Te an. en Terapeutik Inefek
rapeutik Inefektif tif berhubungan den
berhubungan den gan Kurangnya Pen
gan Kurangnya Pe getahuan ditunjang
ngetahuan ditunja dengan data : Pasien
ng dengan data : mengatakan tangan
Pasien mengatakan sebelah kiri terasa
BAK perhari kura tebal dan sedikit ka
ng lebih 15-20 kali ku , sudah 1 bulan
sering terjadi pada tidak kontrol gula
waktu bangun tidur dan obat, Pasien men
dan malam hari, gatakan tidak tahu
sering haus, Pasien makan untuk orang
mengatakan tidak yang menderita dia
tahu berapa jumlah bet bagaimana, takut
kebutuhan energy makan terlalu ban
nya, Pasien menga yak karena dapat me
takan makan sesuai ningkatkan gula da
apa yang dimasak rah, tidak mengerti
istrinya, tidak men bagaimana latihan
gerti bagaimana la /olahraga yang baik
tihan/olahraga ya untuk penderita dia
ng baik untuk pen betes, belum pernah
derita diabetes, Pa mendapatkan infor
sien mengatakan be masi tentang penya
lum pernah menda kit Diabetes Melli
patkan informasi te tus. gula darah acak :
ntang penyakit Dia 288 mg/dl
betes Mellitus, Pasi
en tidak bisa mela
kukan senam kaki
diabetes, Pasien ti
dak bisa menggu
nakan alat cek gula
darah, gula darah
acak 308 mg/dl
Opini :
Menurut penulis kdua pasien mengalami diagnosa keperawatan yaitu Manajemen Regimen
Terapeutik Inefektif berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya data yang menunjang untuk ditetapkannya diagnosa keperawatan yaitu pasien
tidak mengerti tentang penatalaksanaa 5 pilar Diabetes Mellitus
61

Teori :
Dari diagnosa yang telah ditetapkan sesuai dengan teori menurut Herdman & Kamitsuru
(2012) dan Ackley (2013) yang mengatakan bahwa salah satu diagnosa keperawatan pasien
Diabetes Mellitus adalah Manajemen Regimen Terapeutik Inefektif berdasarkan faktor resiko
keterbatasan pengetahuan

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Berdasarkan dari diagnosa yang telah ditetapkan pada klien 1 dan 2, dapat

dilakukan perencanaan tindakan keperawatan kepada kedua klien sesuai tinjauan

pustaka.

Tabel 4.20 Pembahasan Tujuan Intervensi Keperawatan


Tujuan Pasien 1 Pasien 2
Tupen : Tujuan yang ditetapkan Pada pasien 2 juga dite
Pasien mampu mengidenti pada pasien 1 mampu menu tapkan tujuan yang sama
fikasi informasi tentang njukkan perilaku menggu yaitu mampu menunjukkan
penyakit: definisi, tanda nakan program terapi yang perilaku menggunakan pro
gejala, penyebab, penatala benar sesuai harapan gram terapi yang benar
ksanaan dan akibat ketidak sesuai harapan
mampuannya menjalankan
terapi dengan efektif sete
lah dilakukan tindakan ke
perawatan selama 2 x
kunjungan rumah.

Tupan :
Pasien mampu menunjuk
kan perilaku menggunakan
program terapi yang benar
sesuai harapan setalah dila
kukan tindakan keperawa
tan selama 5 x kunjungan
rumah.
Opini :
Tujuan yang ditetapkan pada pasien 1 dan 2 tersebut sudah sesuai dengan teori pada
tinjauan pustaka, karena dengan ditetapkannya tujuan seperti diatas informasi terakit
penyakit didapat, sehingga pasien mampu menunjukkan perilaku menggunakan program
terapi yang benar sesuai harapan
Teori :
Dari tujuan yang telah ditetapkan pada pasien 1 dan 2 sesuai dengan teori Sunarto
(2012) dan Ackley (2013) yang mengatakan bahwa penetapan tujuan rencana
keperawatan bagi klien Diabetes Mellitus dengan masalah Manajemen Regimen
Terapeutik Inefektif adalah pasien mampu mengidentifikasi informasi tentang penyakit:
definisi, tanda gejala, penyebab, penatalaksanaan, akibat ketidakmampuannya
menjalankan terapi dengan efektif dan mampu menunjukkan perilaku menggunakan
program terapi yang benar sesuai harapan
62

Tabel 4.21 Pembahasan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Kriteria Hasil Pasien 1 Pasien 2
a. Mengembangkan dan a. Pasien mampu menjelas a. Pasien mampu menje
mengikuti regimen tera kan kembali informasi laskan kembali infor
peutik yang diterima masi yang diterima
b. Mampu mencegah peri b. Pasien mampu mende b. Pasien mampu mende
laku yang berisiko monstrasikan / melaku monstrasikan / melaku
c. Menyadari dan menca kan program terapi kan program terapi
tat tanda-tanda peruba c. Pasien mampu mencatat c. Pasien mampu menca
han status kesehatan kegiatan dan hasil dari tat kegiatan dan hasil
d. Gula darah dalam batas program terapi dari program terapi
normal : gula darah d. Gula darah acak : 271 d. Gula darah acak : 177
acak < 200 mg/dl mg/dl mg/dl
Opini :
Kriteria hasil yang telah ditetapakan pada pasien 1 dan pasien 2 sudah sesuai dengan
teori penulis pada tinjauan pustaka. Pada pasien 1 dan pasien 2 ditentukan kriteria diatas
karena kurangnya informasi tentang penyakit yang menyebabkan pasien tidak dapat
menjalankan program terapi dengan benar, akibatnya gula darah cenderung tinggi
Teori :
Dari kriteria hasil yang ditetapakan pada pasien 1 dan pasien 2 sesuai dengan teori pada
tinjauan pustaka menurut Hasdianah (2012) dan Moorhead et al (2014) pasien 1 dan
pasien 2 ditentukan pasien mampu menjelaskan kembali informasi yang diterima, pasien
mampu mendemonstrasikan / melakukan program terapi, asien mampu mencatat
kegiatan dan hasil dari program terapi, gula darah dalam batas normal < 200 mg/dl

Tabel 4.22 Pembahasan Intervensi Keperawatan


Intervensi Pasien 1 Pasien 2
1. Kaji pengetahuan pasi 1. Kaji pengetahuan pasi 1. Kaji pengetahuan pasi
en tentang penyakit, ko en tentang penyakit, ko en tentang penyakit, ko
mplikasi dan pengo mplikasi dan pengo mplikasi dan pengo
batan (Bulechek et al, batan (Bulechek et al, batan (Bulechek et al,
2013). 2013). 2013).
2. Hargai alasan pasien 2. Hargai alasan pasien 2. Hargai alasan pasien
(Bulechek et al, 2013). (Bulechek et al, 2013). (Bulechek et al, 2013).
3. Hargai pengetahuhan 3. Hargai pengetahuhan 3. Hargai pengetahuhan
pasien (Bulechek et al, pasien (Bulechek et al, pasien (Bulechek et al,
2013). 2013). 2013).
4. Hargai lingkungan fisik 4. Hargai lingkungan fisik 4. Hargai lingkungan fisik
dan sosial pasien (Bule dan sosial pasien (Bule dan sosial pasien (Bule
chek et al, 2013). chek et al, 2013). chek et al, 2013).
5. Dukung dan motivasi 5. Dukung dan motivasi 5. Dukung dan motivasi
pasien untuk melan pasien untuk melan pasien untuk melan
jutkan pengobatan yang jutkan pengobatan yang jutkan pengobatan yang
berkesinambungan (Bu berkesinambungan (Bu berkesinambungan (Bu
lechek et al, 2013). lechek et al, 2013). lechek et al, 2013).
6. Sediakan informasi ten 6. Sediakan informasi ten 6. Sediakan informasi ten
tang penyakit, kompli tang penyakit, kompli tang penyakit, kompli
kasi dan pengobatan ya kasi dan pengobatan ya kasi dan pengobatan ya
ng direkomendasikan ng direkomendasikan ng direkomendasikan
a. Pendekatan “Diabetes a. Pendekatan “Diabetes a. Pendekatan “Diabetes
Education Empowerme Education Empowerme Education Empowerme
63

nt “ berbasis health pro nt “ berbasis health pro nt “ berbasis health pro


motion model (Aini, motion model (Aini, motion model (Aini,
2011; Wijaya & Putri, 2011; Wijaya & Putri, 2011; Wijaya & Putri,
2013; Sudoyo, 2014; 2013; Sudoyo, 2014; 2013; Sudoyo, 2014;
Nuari & Kartikasari Nuari & Kartikasari Nuari & Kartikasari
2015). 2015). 2015).
b. penerapan pola 3J pada b. penerapan pola 3J pada b. penerapan pola 3J pada
diet (Handayani & Ru diet (Handayani & Ru diet (Handayani & Ru
dijanto, 2015; dijanto, 2015; dijanto, 2015;
c. Olahraga/latihan fisik c. Olahraga/latihan fisik c. Olahraga/latihan fisik
dengan prinsip CRIPE dengan prinsip CRIPE dengan prinsip CRIPE
dan senam kaki diabetes dan senam kaki diabetes dan senam kaki diabetes
(Kariadi, 2009; Novita (Kariadi, 2009; Novita (Kariadi, 2009; Novita
sari, 2012) sari, 2012) sari, 2012)
d. Penggunaan Oral Anti d. Penggunaan Oral Anti d. Penggunaan Oral Anti
Diabetic atau terapi insu Diabetic atau terapi insu Diabetic atau terapi insu
lin (Sudoyo, 2014; Rudi lin (Sudoyo, 2014; Rudi lin (Sudoyo, 2014; Rudi
janto, 2017). janto, 2017). janto, 2017).
e. Cek gula darah mandiri e. Cek gula darah mandiri e. Cek gula darah mandiri
secara rutin (Kariadi, secara rutin (Kariadi, secara rutin (Kariadi,
2009; Rudijanto, 2017). 2009; Rudijanto, 2017). 2009; Rudijanto, 2017).
7. Review informasi yang 7. Review informasi yang 7. Review informasi yang
telah diberikan (bulec telah diberikan (bulec telah diberikan (bulec
heck, 2013) heck, 2013) heck, 2013)
8. Fasilitasi pasien dalam 8. Fasilitasi pasien dalam 8. Fasilitasi pasien dalam
melakukan program te melakukan program te melakukan program te
rapi (bulecheck, 2013) rapi (bulecheck, 2013) rapi (bulecheck, 2013)
9. Monitor gula darah (Ha 9. Monitor gula darah (Ha 9. Monitor gula darah (Ha
sdianah, 2012) sdianah, 2012) sdianah, 2012)
Opini :
Pada pasien 1 dan pasien 2 telah dilakukan intervensi yang bersifat mandiri maupun
monitoring, pada klien 1 dan 2 akan diberikan penyuluhan tentang penyakit yang
meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi serta pentalaksanaan 5 pilar
Diabetes Mellitus dengan media leaflet dan alat peraga dan dilakukan cek gula darah
pada setiap kali kunjungan.
Teori :
Intervensi yang telah direncanakan bagi kedua pasien telah sesuai dengan teori menurut
Kariadi (2009), Hasdianah (2012), Aini (2011), Novitasari (2012), Bulecheck et al
(2013), Wijaya & Putri (2013), Sudoyo (2014), Nuari & Kartikasari (2015), Handayani
& Rudijanto (2015), Rudijanto (2017) :
1. Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit, komplikasi dan pengobatan
2. Hargai alasan pasien
3. Hargai pengetahuhan pasien
4. Hargai lingkungan fisik dan sosial pasien
5. Dukung dan motivasi pasien untuk melanjutkan pengobatan yang berkesinambungan
6. Sediakan informasi tentang penyakit, komplikasi dan pengobatan yang
direkomendasikan
a. Pendekatan “Diabetes Education Empowerment“ berbasis health promotion
model
b. penerapan pola 3J pada diet
c. Olahraga/latihan fisik dengan prinsip CRIPE dan senam kaki diabetes
d. Penggunaan Oral Anti Diabetic atau terapi insulin
64

e. Cek gula darah mandiri secara rutin


7. Review informasi yang telah diberikan
8. Fasilitasi pasien dalam melakukan program terapi
9. Monitor gula darah

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.23 Pembahasan Implementasi Keperawatan


Pasien 1 Pasien 2
1. Mengkaji pengetahuan pasien tentang 1. Mengkaji pengetahuan pasien tentang
penyakit Diabetes Mellitus, tanpa penyakit Diabetes Mellitus, tanpa
menghakimi pendapat pasien dan menghakimi pendapat pasien dan
menghargainya (sharing)
menghargainya (sharing)
2. Memberikan pendidikan kesehatan
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit Diabetes Mellitus
tentang penyakit Diabetes Mellitus (pengertian, tanda & gejala, penyebab,
(pengertian, tanda & gejala, penyebab, komplikasi, penatalaksanaan)
komplikasi, penatalaksanaan) 3. Monitoring gula darah
3. Monitoring gula darah - K1 : gula darah acak 288 mg/dl
- K1 : gula darah acak 305 mg/dl (pengkajian)
- K2 : gula darah acak 277 mg/dl
(pengkajian)
- K3 : gula darah acak 236 mg/dl
- K2 : gula darah puasa 308 mg/dl - K4 : gula darah acak 197 mg/dl
- K3 : gula darah acak 363 mg/dl - K5 : gula darah acak 177 mg/dl
- K4 : gula darah acak 410 mg/dl 4. Memberikan pendidikan kesehatan
- K5 : gula darah acak 271 mg/dl tentang diet pada Diabetes Mellitus
4. Melakukan pendidikan kesehatan dengan prinsip 3J
tentang penatalaksanaan olahraga pada 5. Menghitung bersama pasien kebutuhan
Diabetes Mellitus dengan prinsip energy : 1050kcal
CRIPE 6. Memberikan pasien contoh jadwal
5. Mengajarkan senam kaki Diabetes makan, jenis makanan, jumlah kalori
6. Memberikan lembar langkah-langkah setiap makanan serta ukuran rumah
senam kaki Diabetes tangga, jadwal harian diet, olahraga,
7. Memberikan kesempatan kepada minum obat dan pemantauan gula darah
pasien untuk mendemonstarsikan 7. Menyarankan pasien untuk selalu
senam kaki Diabetes secara mandirI mencatat kegiatan program terapi yang
8. Menyarankan pasien untuk segera ke sudah dilakukan setiap hari
dokter agar mendapatkan obat karena 8. Menyarankan pasien untuk menyimpan
gula darah terus meningkat setiap kali obat ditempat tersendiri dan diberi
kunjungan labelisasi (jam minum obat),
9. Melakukan review materi yang sudah memberitahu fungsi obat serta dampak
diberikan negatif dari tidak minum obat secara
10. Memberikan pendidikan kesehatan teratur sehingga pasien sadar akan
tentang diet pada Diabetes Mellitus pentingnya minum obat
dengan prinsip 3J 9. Memberikan penyuluhan tentang
11. Menghitung bersama pasien dan komplikasi Diabetes Mellitus
keluarga kebutuhan kalori/hari : (hipoglikemi) yang disebabkan oleh
1500kcal/hari konsumsi obat
12. Memberikan contoh jadwal makan 10. Melakukan review materi yang sudah
kepada pasien dan keluarga diberikan
65

13. Memberikan contoh jenis makanan, 11. Melakukan pendidikan kesehatan


jumlah kalori setiap makanan serta tentang penatalaksanaan olahraga pada
ukuran rumah tangga Diabetes Mellitus dengan prinsip
14. Memberikan jadwal harian diet, CRIPE
olahraga, minum obat dan pemantauan 12. Mengajarkan senam kaki Diabetes
gula darah dan mencatatnya setalah 13. Memberikan lembar langkah-langkah
melakukan senam kaki Diabetes
15. Menyarankan pasien untuk segera 14. Memberikan kesempatan kepada pasien
pergi ke dokter agar mendapat obat untuk mendemonstarsikan senam kaki
karena gula darah semakin tinggi Diabetes secara mandiri
16. Menyarankan pasien untuk 15. Melakukan review materi yang sudah
menerapkan diet dengan prinsip 3J, diberikan
olahraga dengan prinsip CRIPE, serta 16. Melakukan pendidikan kesehatan
manajemen stress tentang pemantauan gula darah secara
17. Menyarankan pasien untuk pindah mandiri (tujuan, alat yang dibutuhkan,
faskes BPJS ke puskesmas agar manfaat, cara penggunaan alat
mendapat obat segera 17. Memberikan lembaran jenis jenis cek
18. Memberitahu pasien dampak negatif gula darah (GDA, GDP, GD2JPP) serta
dari gula darah yang tinggi sehinga nilai normal dan kapan pengecekan
memotivasi pasien untuk segera dilakukan pada setiap jenis cek gula
mendapat obat dan mengerti darah
pentingnya minum obat. 18. Mendemonstrasikan kepada pasien cara
Melakukan review materi yang sudah melakukan cek gula darah mandiri
diberikan 19. Memberikan kesempatan pada pasien
19. Melakukan pendidikan kesehatan dibantu keluarga untuk melakukan cek
tentang pemantauan gula darah secara gula darah mandiri
mandiri (tujuan, alat yang dibutuhkan, 20. Menyarankan pasien untuk terus
manfaat, cara penggunaan alat) menerapkan penatalaksanaan Diabetes
20. Memberikan lembaran jenis jenis cek Mellitus dengan prinsip yang sudah
gula darah (GDA, GDP, GD2JPP) dijelaskan
serta nilai normal dan kapan
pengecekan dilakukan pada setiap
jenis cek gula darah
21. Mendemonstrasikan kepada pasien
cara melakukan cek gula darah
mandiri
22. Memberikan kesempatan pada pasien
untuk melakukan cek gula darah
mandiri
23. Memberikan penyuluhan tentang
komplikasi Diabetes Mellitus
(hipoglikemi) yang disebabkan oleh
konsumsi obat
24. Menyarankan pasien untuk terus
menerapkan penatalaksanaan Diabetes
Mellitus dengan prinsip yang sudah
dijelaskan.
Opini :
Pada pasien 1 dan 2 seluruh intervensi yang telah direncanakan semua dilakukan atas
dasar pasien setuju dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tanggal dan topik
yang telah disetujui sebelumnya, pasien juga mampu menerima tindakan keperawatan
yang diberikan seperti penyuluhan, demonstrasi dan monitoring.
66

Teori :
Hal diatas sesuai dengan teori menurut Asmadi (2008) yaitu implementasi adalah tahap
ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan dalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.24 Pembahasan Evaluasi Keperawatan


Pasien 1 Pasien 2
Pasien 1 pada kunjungan ke 5 mampu Pasien 2 pada kunjungan ke 5 mampu
mengidentifikasi informasi tentang mengidentifikasi informasi tentang
penyakit Diabetes Mellitus, mampu penyakit Diabetes Mellitus, mampu
mendemonstrasikan senam kaki diabetes mendemonstrasikan senam kaki diabetes
dan cek gula darah secara mandiri, dan cek gula darah secara mandiri,
melakukan prinsip CRIPE dalam melakukan prinsip CRIPE dalam olahraga,
olahraga, pasien dibantu istrinya juga pasien dibantu istrinya juga mencoba diet
mencoba diet sesuai prinsip 3J, mencatat sesuai prinsip 3J, minum obat dengan rutin
semua kegiatan dan hasil dari program dan labelisasi obat, gula darah acak : 177
terapi, tetapi pasien sampai kunjungan ke mg/dl (normal)
5 masih belum mendapatkan obat, faskes
tk1 BPJS sudah pindah di puskesmas,
gula darah acak : 271 mg/dl (high)

Opini :
Pada pasien 1 masalah teratasi sebagian karena klien mampu menjelaskan kembali
informasi tentang penyakit Diabetes Mellitus dan mampu melakukan program terapi
yang sudah diajarkan serta mencatatnya, fakses tk1 bpjs pasien 1 sudah pindah di
puskesmas tetapi pasien 1 belum mendapatkan obat karena belum ke puskesmas dan
hasil gula darah acak pada kunjungan ke 5 : 277 mg/dl (high).
Pada pasien 2 masalah teratasi karena klien mampu menjelaskan kembali informasi
tentang penyakit Diabetes Mellitus dan mampu melakukan program terapi yang sudah
diajarkan serta mencatatnya, hasil gula darah acak pada kunjungan ke 5 : 177 mg/dl
(normal). Pada pasien 2 masalah teratasi pada kunjungan ke 5 setelah semua intervensi
no 6 dilakukan pada setiap kali kunjungan.
Teori :
Menurut Nursalam (2008), Hasdianah (2012), Moorhead et al (2014) untuk masalah
manajemen regimen terapeutik inefektif, penilaian terakhir proses keperawatan
didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu
asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah
ditetapkan, yaitu pasien mampu mengembangkan dan mengikuti regimen terapeutik,
mampu mencegah perilaku yang berisiko, menyadari dan mencatat tanda-tanda
perubahan status kesehatan, gula darah dalam batas normal : gula darah acak < 200
mg/dl

Anda mungkin juga menyukai