Wiwik Kurniati - Laporan Pendahuluan Kebutuhan Aman Nyaman
Wiwik Kurniati - Laporan Pendahuluan Kebutuhan Aman Nyaman
DISUSUN OLEH :
NOVITA TRI REZEKI
NIM. I4051231040
2. Etiologi
Kebutuhan rasa aman dan nyaman tentu memiliki urgensi tersendiri
pada setiap diri manusia. Namun, kebutuhan rasa aman dan nyaman
terkadang tidak terpenuhi dengan berbagai penyebabnya, menurut Ping
et al (2023) beberapa diantaranya sebagai berikut :
(a) Adanya gejala dari suatu penyakit yang dialami
(b) Kurangnya pengendalian diri terhadap situasi dan lingkungan
(c) Kurang adekuatnya sumber daya yang dimiliki, salah satunya
finansial
(d) Kurangnya privasi
(e) Adanya gangguan stimulasi lingkungan
(f) Adanya efek samping terapi
(g) Gangguan adaptasi kehamilan
Faktor lain yang dapat memengaruhi rasa aman dan nyaman menurut
(Ping et al., 2023) diantaranya ialah;
(a) Internal
1) Usia, yakni berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman
yang ada pada diri seseorang. Kalangan usia anak-anak
kebanyakan belum memiliki pengetahuan yang lebih terkait
bahaya yang dapat menyebabkan cedera pada dirinya sehingga
kebutuhan rasa aman dan nyaman belum cukup terpenuhi.
Kalangan usia dewasa sudah cukup matang dalam hal
pengetahuan dan pengalaman, peluang untuk terpenuhinya rasa
aman dan nyaman cukup besar, namun ada juga kalanya pada
suatu kondisi tertentu yang dapat menyebabkan kurang
terpenuhinya rasa aman dan nyaman tersebut.
2) Jenis kelamin, yakni pada dasarnya laki-laki dan perempuan
memiliki kebutuhan yang sama akan rasa aman dan nyaman.
Namun, oleh karena adanya perbedaan regulasi emosional
antara laki-laki dan perempuan, sehingga kebutuhan rasa aman
dan nyaman pada perempuan cenderung lebih tinggi dibanding
laki-laki.
3) Status emosional, yakni seseorang dengan regulasi emosi yang
tidak teratur sangat beresiko terganggunya kemampuan diri
dalam menerima dan merespon bahaya lingkungan yang ada
sehingga kebutuhan rasa aman dan nyaman tidak terpenuhi.
4) Gangguan sensori persepsi, yakni pentingnya sensori persepsi
yang akurat terhadap lingkungan agar terpenuhinya kebutuhan
rasa aman dan nyaman. Adanya gangguan sensori persepsi
seperti persepsi rasa, pendengaran, penglihatan, perabaan, dan
penciuman ini sangat beresiko mengalami cedera sehingga
kebutuhan belum terpenuhi.
5) Tingkat kesadaran, yakni sadar akan stimulus lingkungan
sehingga tubuh akan berespon dengan tujuan agar terpenuhinya
kebutuhan rasa aman dan nyaman.
6) Mobilisasi dan status kesehatan, yakni terkait kelemahan otot,
kurangnya energi untuk beraktifitas, adanya gangguan
keseimbangan tubuh sehingga beresiko mengalami cedera yang
dalam hal ini kebutuhan rasa aman dan nyaman tidak dapat
terpenuhi.
(b) Eksternal
1) Lingkungan, yakni kurangnya perlindungan pada lingkungan
yang ditempati seperti lingkungan rumah, lingkungan kerja, dan
jalan raya dapat beresiko menyebabkan cedera sehingga
kebutuhan rasa aman dan nyaman tidak terpenuhi.
2) Budaya, yakni perbedaan keyakinan dan nilai-nilai yang dapat
mempengaruhi tiap orang dalam memenuhi kebutuhan rasa
aman dan nyaman.
3. Manifestasi Klinis
Kebutuhan rasa aman dan nyaman yang paling sering dirasakan oleh
kebanyakan orang adalah nyeri. Beberapa klasifikasi nyeri menurut
Sinthania et al (2022) diantaranya sebagai berikut
(a) Nyeri permukaan
(b) Nyeri dalam
(c) Nyeri fisik
(d) Nyeri psikogenik
(e) Nyeri seperti teriris, tertusuk, terbakar, diremas
Selain berfokus pada nyeri, kebutuhan rasa aman dan nyaman juga
meliputi (Setyaningsih et al., 2023):
(a) Mengeluh tidak nyaman
(b) Merasa mual
(c) Demam
(d) Ingin muntah
(e) Enggan untuk makan
(f) Sensasi panas atau dingin
(g) Terlihat pucat
(h) Denyut nadi meningkat
(i) Keringat berlebih
(j) Merasa sulit tidur
(k) Merasa gatal
(l) Merasa lelah berkepanjangan
4. Patofisiologi
Pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman sangat berkaitan akan
kebutuhan nyaman yang terbebas dari rasa sakit dan nyeri. Hal ini terjadi
karena rasa sakit dan nyeri merupakan kebanyakan kondisi yang
mempengaruhi rasa tidak nyaman Masalah kesehatan yang paling sering
dirasakan menyangkut kebutuhan rasa aman dan nyaman adalah nyeri.
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya
rangsangan. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk
menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor
nyeri adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya
terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri
disebut juga nyeri nosiseptor. Secara anatomis, reseptor nyeri
(nosiseptor) ada yang bermialin dan ada yang tidak bermialin dari saraf
eferen. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut
saraf perifer.
a. Serabut A delta
2. Diagnosa Keperawatan
(a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis (mis.
Inflamasi, iskemia, neoplasma), kimiawi (mis. Terbakar, bahan
kimia iritan), fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, Latihan fisik
berlebihan) dibuktikan dengan
Data subjektif:
- Mengeluh Nyeri
Data Objektif:
- Tampak Meringis
- Bersikap Protektif
- Gelisah
- Frekuensi Nadi Meningkat
- Sulit Tidur
(Kategori: Psikologis, Subkategori: Nyeri Dan Kenyamanan, Hal:
172)
(b) Gangguan pola tidur (D.0055) berhubungan dengan hambatan
lingkungan, kurang control tidur (disebabkan nyeri), kurang privasi,
restraint fisik, ketiadaan teman tidur, tidak familiar dengan peralatan
tidur dibuktikan dengan
Data subjektif:
- Mengeluh sulit tidur
- Mengeluh pola tidur berubah
- Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
Data Objektif:
- Terlihat lemah dan kurang bertenaga
(Kategori: Fisiologis, Subkategori: Aktivitas/Istirahat, Hal: 128)
3. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri ( i. 08238)
tindakan keperawatan Observasi:
nyeri menurun. Dengan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
kriteria hasil : Tingkat frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Nyeri - Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri - Identifikasi respons nyeri non verbal
menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan
2. Sikap protektif meringankan nyeri
sedang - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
3. Meringis nyeri
cukup - Identifikasi pengeruh budaya terhadap respon
menurun nyeri
4. Gelisah sedang - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
5. Kesulitan tidur - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
cukup menurun sudah diberikan
6. Frekuensi nadi - Monitor efek samping penggunaan analgesic
cukup menurun Terapeutik :
- Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. Tens, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan penggunaan analgesic secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
Terapeutik
Anggeria, E., Silalahi, K.L., Halawa, A., Hanum, P., Nababan, T. & Sitopu, R.F.
2023. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Deepublish Digital.
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. (2011). Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.
Ping, M.F., Agustiningsih, Sulisnadewi, N.L.K., Natalia, E., Supatmi, Fabanjo, I.J.,
Fajria, S.H., Purwaningsih, E., Nurhayati, C., Kumalasari, D.N., Tambi, I.F.S.,
Tuwohingide, Y.E., Yudhawati, N.L.P.S., Rambi, C.A., Rinarto, N.D. &
Lestari, M.P.L. 2023. Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jambi: PT. Sonpedia
Publishing Indonesia.
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Setyaningsih, W., Amri, L.F., Marianna, S., Arneliwati & Gemini, S. 2023. Buku
Ajar Gerontik S1 Keperawatan. Jakarta: Mahakarya Citra Utama.
Sinthania, D., Yessi, H., Hidayati, Lufianti, A., Suryati, Y. & Ningsih, O.S. 2022.
Ilmu Dasar Keperawatan 1. Sukoharjo: Pradina Pustaka.
Wahyudi, Andri Setiya & Wahid, Abd. (2016). Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:
Mitra Wacana Media.