P-ISSN: 2302-7851
Volume 8 No. 1
Februari - Juni 2021
Dewan Redaksi
Penyunting
Galuh Zhafirah Rahmita Universitas
Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si. Indonesia
Universitas Indonesia
Dannisya Alzura Universitas Indonesia
Dr. apt. Hadi Kuncoro, S.Farm.,
Andhini Fajriaty Universitas Lambung
M.Farm. Universitas Mulawarman Mangkurat
Emmanuela Stefany Sugiarto
Penanggung Jawab Institut Teknologi Bandung
Damas Raja Alvinnu Fajri Lika Ginanti Febriana Universitas
Padjajaran
Pimpinan Umum Adinda Niki Universitas Padjadjaran
Syafura Az-Zahra Universitas Indonesia
ii
Daftar Isi
Susunan Pengurus ii
Daftar Isi iii
Pedoman Penulisan v
Setitik Ilmu xii
Sambutan Pemimpin Umum xiii
Penelitian
REAKSI OBAT YANG TIDAK DIKEHENDAKI (ROTD) PADA PASIEN RAWAT JALAN
PENYAKIT GINJAL KRONIS TAHAP AKHIR DI KOMUNITAS PASIEN CUCI DARAH
INDONESIA CABANG JAWA TIMUR : METODE CROSS SECTIONAL
Martanty Aditya, Muhammad Hilmi Aftoni, Feliadewi Ruth
…………………………………………………………………………………………………………………………………. 1
Tinjauan Pustaka
NARRATIVE REVIEW: EDIBLE FILM STRIP ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK
HERBA KELINGKIT (Malpighia coccigera L.)
Nur Hidayah Saputri, Febby Oliviary Derajathun, Yuni Fadilah Husain, Selpirahmawati Saranani
……………………………………………………………………………………………………………………………….... 25
iii
POTENSI ALGA COKLAT (Sargassum polycystum c. agardh) SEBAGAI PRODUK TEH
UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH
Natasia, Agisna Abdul Jabar
…………………………………………………………………………………………………………………………………. 80
iv
Petunjuk Penulisan
Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (BIMFI) adalah publikasi tiap enam bulanan
yang menggunakan sistem seleksi peer-review dan redaktur. Naskah diterima oleh redaksi,
mendapat seleksi validitas oleh peer-reviewer, serta seleksi dan pengeditan oleh redaktur. BIMFI
menerima artikel penelitian asli yang berhubungan dengan kelompok bidang ilmu farmakologi,
farmasetika,teknologi sediaan farmasi, farmakognosi, fitokimia, kimia farmasi, bioteknologi farmasi,
artikel tinjauan pustaka, laporan kasus, artikel penyegar ilmu kedokteran dan kesehatan, advertorial,
petunjuk praktis, serta editorial. Tulisan merupakan tulisan asli (bukan plagiat) dan sesuai dengan
kompetensi mahasiswa farmasi.
Kriteria artikel
1. Penelitian asli: hasil penelitian asli dalam ilmu farmasi, kesehatan masyarakat, dan ilmu
dasar farmasi.Format terdiri dari judul penelitian, nama dan lembaga pengarang, abstrak,
dan teks (pendahuluan, metode, hasil, pembahasan/diskusi, kesimpulan, dan saran).
2. Tinjauan pustaka: tulisan artikel review/sebuah tinjauan terhadap suatu fenomena atau ilmu
dalam dunia farmasi, ditulis dengan memperhatikan aspek aktual dan bermanfaat bagi
pembaca.
3. Laporan kasus: artikel tentang kasus yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca.
Artikel ini ditulis sesuai pemeriksaan, analisis, dan penatalaksanaan sesuai kompetensi
farmasi. Format terdiri dari pendahuluan, laporan, pembahasan, dan kesimpulan.
4. Artikel penyegar ilmu farmasi: artikel yang bersifat bebas ilmiah, mengangkat topik-topik
yang sangat menarik dalam dunia farmasi atau kesehatan, memberikan human interest
karena sifat keilmiahannya, serta ditulis secara baik. Artikel bersifat tinjauan serta
mengingatkan pada hal-hal dasar atau farmasi yang perlu diketahui oleh pembaca.
5. Editorial: artikel yang membahas berbagai hal dalam dunia farmasi dan kesehatan, mulai
dari ilmu dasar farmasi, berbagai metode terbaru, organisasi, penelitian, penulisan di bidang
farmasi, lapangan kerja sampai karir dalam dunia farmasi. Artikel ditulis sesuai kompetensi
mahasiswa farmasi.
v
6. Petunjuk praktis: artikel berisi panduan analisis atau tatalaksana yang ditulis secara tajam,
bersifat langsung (to the point) dan penting diketahui oleh pembaca (mahasiswa farmasi).
7. Advertorial: artikel singkat mengenai obat atau kombinasi obat terbaru, beserta
1. BIMFI hanya akan memuat tulisan asli yang belum pernah diterbitkan baik pada jurnal cetak
maupun online
2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, jelas, lugas, serta ringkas. Naskah
diketik di atas kertas A4 dengan 1.5 spasi, kecuali untuk abstrak 1 spasi. Ketikan tidak dibenarkan
dibuat timbal balik. Ketikan diberi nomor halaman mulai dari halaman judul. Batas kiri, atas,
bawah, dan kanan setiap halaman adalah 4 cm, 3 cm, 3 cm dan 3 cm.
3. Naskah harus diketik dengan komputer dan harus memakai program Microsoft Word. Naskah
dikirimkan langsung ke web BIMFI yang telah bersistem OJS (Open Journal System). Lalu,
penulis harus mengisi formulir yang berisi identitas dan mengunggah surat orisinalitas.
4. Untuk keseragaman penulisan, khusus naskah Penelitian asli harus mengikuti sistematika
sebagai berikut:
1. Judul karangan (Title)
2. Nama dan Lembaga Pengarang (Authors and Institution)
3. Abstrak (Abstract)
4. Naskah (Text), yang terdiri atas:
- Pendahuluan (Introduction)
- Metode (Methods)
- Hasil (Results)
- Pembahasan (Discussion)
- Kesimpulan
- Saran
5. Daftar Rujukan (Reference)
5. Untuk keseragaman penulisan, khusus naskah Tinjauan pustaka harus mengikuti sistematika
sebagai berikut:
1. Judul
2. Nama penulis dan lembaga pengarang
3. Abstrak
4. Naskah (Text), yang terdiri atas:
- Pendahuluan (termasuk masalah yang akan dibahas)
- Pembahasan
- Kesimpulan
- Saran
vii
5. Daftar Rujukan (Reference)
6. Judul ditulis dengan huruf besar, dan bila perlu dapat dilengkapi dengan anak judul. Naskah yang
telah disajikan dalam pertemuan ilmiah nasional dibuat keterangan berupa catatan kaki.
7. Nama penulis yang dicantumkan paling banyak enam orang, dan bila lebih cukup diikuti dengan
kata-kata: dkk atau et al. Nama penulis harus disertai dengan asal fakultas penulis. Alamat
korespondensi ditulis lengkap dengan nomor telepon dan email.
8. Abstrak harus dibuat dalam bahasa Inggris serta bahasa Indonesia. Panjang abstrak tidak
melebihi 200 kata dan diletakkan setelah judul makalah dan nama penulis.
9. Kata kunci (key words) yang menyertai abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia. Kata kunci diletakkan di bawah judul setelah abstrak. Tidak lebih dari 5 kata, dan
sebaiknya bukan merupakan pengulangan kata-kata dalam judul.
10. Kata asing yang belum diubah ke dalam bahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring
(italic).
11. Tabel
12. Gambar
13. Metode statistik
14. Ucapan terima kasih
15. Daftar rujukan disusun menurut sistem Vancouver, diberi nomor sesuai dengan pemunculan dalam
keseluruhan teks, bukan menurut abjad. Contoh cara penulisan dapat dilihat
1. Artikel dalam jurnal
i. Artikel standar
Vega Kj, Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an increased risk for
atau
Vega Kj, Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an increased risk for
Parkin Dm, Clayton D, Black RJ, Masuyer E, Freidl HP, Ivanov E, et al. Childhood leukaemia
viii
iv. Artikel tidak dalam bahasa Inggris
Ryder TE, Haukeland EA, Solhaug JH. Bilateral infrapatellar seneruptur hos tidligere frisk
Livingstone; 1996.
v. Prosiding konferensi
Kimura J, Shibasaki H, editors. Recent advances in clinical neurophysiology. Proceedings
of the 10th International Congress of EMG and Clinical Neurophysiology; 1995 Oct 15-19;
Kyoto, Japan. Amsterdam: Elsevier; 1996.
viii. Disertasi
Kaplan SJ. Post-hospital home health care: the elderly/access and utilization
annually. The Washington Post 1996 Jun 21;Sect A:3 (col. 5).
x. Materi audiovisual
HIV + AIDS: the facts and the future [videocassette]. St. Louis (MO): Mosby-Year book;
1995.
x
3. Materi elektronik
i. Artikel journal dalam format elektronik
Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease. Emerg Infect Dis [serial online]
1995 Jan-Mar [cited 1996 Jun 5]:1(1):[24 screens]. Available from: URL: HYPERLINK
http://www.cdc.gov/ncidod/EID/eid.htm
xi
Setitik Ilmu
Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (BIMFI) atau Scientific Journal of Indonesian
Pharmacetical Students merupakan berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Ikatan Senat Mahasiswa
Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) setiap enam bulan sekali. Publikasi naskah dilakukan setiap
bulan Juni dan Desember. Berkala ilmiah ini merupakan langkah awal ISMAFARSI dalam memenuhi
kebutuhan mahasiswa farmasi terhadap jurnal ilmiah dan media publikasi naskah penelitian dan
artikel ilmiah terkait ilmu kefarmasian di Indonesia. BIMFI berasaskan dari, oleh, dan untuk mahasiwa.
Kriteria jenis tulisan yang tercantum dalam BIMFI adalah penelitian asli, tinjauan pustaka,
laporan kasus, artikel penyegar, editorial, petunjuk praktis, dan advertorial yang dibuat oleh
mahasiswa farmasi Indonesia. Karya ilmiah yang dipublikasikan merupakan artikel terbaik yang
sudah menjalani tahap penyaringan, penilaian, dan penyuntingan. Karya ilmiah yang dimuat dalam
BIMFI terbagi dalam kelompok bidang ilmu, seperti Farmakologi, Farmakoterapi, Farmasetika,
Teknologi Sediaan Farmasi, Farmakognosi, Fitokimia, Kimia Farmasi, Analisis Farmasi, Mikrobiologi
Farmasi, dan Bioteknologi Farmasi. Karya yang dipublikasikan adalah tulisan asli (bukan plagiat) dan
sesuai dengan kompetensi mahasiswa farmasi Indonesia.
Naskah yang diterima oleh jurnal BIMFI akan dikirim kepada dua mitrabestari yang ahli di
bidangnya. Setiap naskah yang yang diterima oleh anggota redaksi akan diperiksa untuk
menyesuaikan dengan ketentuan penulisan artikel di jurnal BIMFI. Selanjutnya, naskah tersebut akan
melalui tahap penilaian dan review oleh mitra bestari. Komentar dan saran dari mitra bestari akan
dikirim ke penulis untuk menanggapi ulasan mitrabestari dan mengirim kembali naskah revisi dalam
waktu yang telah ditentukan. Naskah yang telah lulus tahap review akan disunting oleh dewan
penyunting. Naskah dipublikasikan merupakan naskah yang telah melalui proses penyuntingan dari
aspek tata bahasa, tanda baca, gaya cetak, dan format. Naskah yang telah lulus tahap editing sesuai
waktu yang ditentukan akan dipublikasikan di jurnal BIMFI. Seluruh proses pengajuan naskah, proses
review, hingga penerbitan dilakukan secara online.
xii
Sambutan Pemimpin Umum
Puji syukur kehadirat Allah swt. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga e-journal
Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (BIMFI) Volume 8 No.1 tahun 2021 dapat
dipublikasikan dengan tepat waktu. E-journal BIMFI Volume 8 No.1 ini berisi naskah penelitian dan
artikel ilmiah karya mahasiswa/i farmasi Indonesia yang telah lolos tahap review dan penilaian oleh
para mitra bestari dan disunting oleh dewan penyunting.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si. (Universitas
Indonesia) dan Dr. apt. Hadi Kuncoro, S.Farm., M.Farm., (Universitas Mulawarman) selaku dewan
penyunting. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. apt. Anas Subarnas, M.Sc.
(Universitas Padjajaran), Prof. Dr. Dra. apt. Fatimawali, M.Si. (Universitas Samratulangi), Prof. Drs.
Bambang Kuswandi, M.Sc, Ph.D. (Universitas Negeri Jember), Prof. Dr. Sahidin, M.Si. (Univeristas
Halu Oleo), Dr. apt. Maria Immaculata Iwo (Institut Teknologi Bandung), Dr. apt. Islamudin Ahmad,
S.Si., M.Si. (Universitas Mulawarman), Dr. Khairul Anam, S.Si., M.Si. (Universitas Diponegoro), Dr.
Prima Endang Susilowati, M.Si. (Universitas Halu Oleo), dan apt. Fifteen Aprila Fajrin, S.Farm.,
M.Farm. (Universitas Negeri Jember) selaku mitra bestari.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada seluruh pengurus BIMFI 2020—2022 yang
terdiri atas tim redaksi, tim tata letak dan layout, tim humas dan promosi, tim PSDM dan litbang, serta
divisi sekretaris dan bendahara yang telah memberikan kontribusi terbaik sehingga e-journal ini dapat
terbit tepat waktu. Ucapan terimakasih pula saya sampaikan kepada Widia Tri Utami selaku Staff Ahli
PSE Ismafarsi dan Damas Raja Alvinnu Fajri selaku Sekretaris Jendral Ismafarsi beserta jajarannya
yang telah memberikan dukungan morel dan materiel terhadap e-journal BIMFI. Semoga e-journal ini
dapat memberi kebermanfaatan di bidang ilmu pengetahuan khususnya bidang kefarmasian.
#BIMFI2020-2022
#Goforthwrite
Syafura Az-Zahra
xiii
Penelitian REAKSI OBAT YANG TIDAK
DIKEHENDAKI (ROTD) PADA PASIEN
RAWAT JALAN PENYAKIT GINJAL
KRONIS TAHAP AKHIR DI KOMUNITAS
PASIEN CUCI DARAH INDONESIA
CABANG JAWA TIMUR : METODE
CROSS SECTIONAL
Martanty Aditya1,a, Muhammad Hilmi Aftoni1 , Feliadewi
Ruth1
1
Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Ma Chung, Malang, Indonesia
a
Email Korespondensi: martanty.aditya@machung.ac.id
ABSTRAK
Pendahuluan: Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) merupakan efek samping
yang timbul dari penggunaan obat dengan dosis normal. ROTD dapat menyebabkan
penurunan kualitas hidup, peningkatan frekuensi ke dokter dan kematian. Kejadian ROTD
pada penderita Penyakit Ginjal Kronis (PGK) tahap akhir terutama pada pasien rawat jalan
belum banyak diteliti. Penderita PGK memiliki risiko lebih besar mengalami ROTD
dikarenakan pada penderita PGK tahap akhir, ginjal mengalami penurunan fungsi ginjal
dan obat yang dikonsumsi dapat terakumulasi dalam tubuh. Dilakukan penelitian untuk
mengetahui kejadian ROTD pada pasien rawat jalan Pasien PGK tahap akhir.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Data demografis dan
status ROTD dikumpulkan melalui Lembar Pengumpul Data (LPD). Data penggunaan obat
akan dikelompokkan menjadi obat yang berpotensi ROTD dan obat yang tidak berpotensi
ROTD, kemudian dilakukan analisis dengan uji Chi-square untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antara obat yang berpotensi ROTD dengan kejadian ROTD pada pasien rawat
jalan PGK tahap akhir.
Hasil: Penelitian ini mendapatkan 62 responden yang memenuhi inklusi. Dari uji antara
hasil karaktersitik dan kejadian ROTD diketahui bahwa ada korelasi antara alergi dengan
kejadian ROTD (p=0,018). Berdasarkan hasil uji Chi-square antara penggunaan obat yang
berpotensi ROTD dengan kejadian ROTD pada pasien rawat jalan tahap akhir tidak
memiliki korelasi (nilai p=0,812).
Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara obat
yang berpotensi ROTD dengan kejadian ROTD pada pasien rawat jalan PGK tahap akhir
(nilai p=0,812).
Kata Kunci: Hemodialisis, PGK, pasien rawat jalan, ROTD, alergi
ABSTRACT
Introduction: Adverse Drug Reaction (ADR) is a side effect arising from the use of drugs
with normal doses. ADR might decrease quality of life, increase frequency to doctor, and
death. ADR in patients with End-Stage Renal Disease (ESRD) has not been much studied.
ESRD have a greater risk of experiencing ADR because the kidneys have decreased and
the drugs can accumulate in the body. Study was conducted to determine the incidence of
ADR in outpatients in the final stage of ESRD.
Methods: This study use cross sectional method. Demographic data and ADR status were
collected from members of the Indonesian Dialysis Patient Community in East Java. Drug
data had grouped into drugs that potential and no potential for ADR, then an analysis with
1
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
a Chi-square test to find correlation of potential ROTD drugs and the incidence of ADR in
outpatients in ESRD.
Result: There are 62 respondents in this study who fulfilled the inclusion. From the test
between the characteristic and ADR is a correlation between allergies and ADR (p = 0.018).
Based on the results of the Chi-square test between the use of potential ADR drugs with
the incidence of ADR in outpatients in the final stage of the patient did not have a correlation
(p value = 0.812).
Conclusion: From this study it can be concluded that there is no correlation between
potential ROTD drugs with the incidence of ROTD in end-stage CKD outpatients (p =
0.812).
Keywords: ADR, ESRD, Hemodialysis, outpantients, allergies
(ROTD) adalah reaksi yang tidak pada pasien usia lanjut. Hal ini
diinginkan dari obat yang terjadi selama dikarenakan adanya rejimen multi obat,
Dari segi biaya, ROTD bertanggung terapi dan meminimalkan risiko ROTD.
jawab 5%-10% biaya perawatan rumah Selain itu, apoteker juga mendeteksi
sakit[1]. ROTD harus cepat diidentifikasi adanya kejadian ESO dan ROTD,
dan dikelola untuk membatasi efek dari mengidentifikasi obat dan pasien yang
ROTD pada pasien. Diagnosis klinis mempunyai risiko tinggi mengalami ESO
yang disebabkan oleh ROTD tidak atau ROTD, mengevaluasi laporan ESO,
2
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Dalam penelitian ini, diperlukan penelitian ini diuji menggunakan uji Chi-
penelitian terdahulu yang berkaitan square dan uji Spearman Rank.
sebagai acuan dan landasan. Penelitian
HASIL PENELITIAN
terdahulu juga berguna sebagai
Sebanyak 62 responden memenuhi
perbandingan. Penelitian mengenai
kriteria inklusi. Data tersebut
ROTD pada PGK masih belum dilakukan
menampilkan data karakteristik, data
di Indonesia. Namun, peneliti
penggunaan obat yang diuji korelasinya
menemukan penelitian mengenai ROTD
dengan data kejadian ROTD.
di Indonesia yang dapat dijadikan
Karakteristik responden penelitian
refrensi. Landasan dari penelitian ini,
direpresentasikan pada tabel 1.
peneliti menggunakan beberapa
Responden yang didapatkan dalam
penelitian dari luar negri yang membahas
penelitian ini tidak merata antara pria dan
mengenai ROTD pada PGK.
wanita dimana responden wanita lebih
METODE banyak dengan karakteristik umur paling
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah banyak pada umur 40-49 tahun. Rata-
berusia di atas 30-79 tahun, dapat rata responden telah melakukan
menjelaskan atau memiliki riwayat medis hemodialisis selama 1-3 tahun dan
yang jelas, mengonsumsi obat dan sebagian besar melakukan aktivitas
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ringan pada sehari-harinya. Sebagian
ini. Kriteria eksklusi dari penelitian ini besar responden tidak merokok, tidak
adalah pasien tidak memenuhi kriteria rutin mengonsumsi kopi, teh dan jamu.
inklusi. Teknik sampel yang dilakukan Semua responden tidak ada yang rutin
menggunakan non-probabilitas (non- mengonsumsi alkohol. Responden
probability sampling) yaitu sampling Sebagian besar memiliki waktu tidur 4-6
konveniens. Sampling konveniens jam/hari. Sebagian besar masuk rumah
(convenience sampling) adalah teknik sakit sebanyak 1-3 kali per tahun. Nilai
sampling non-random yang sampel IMT Sebagian besar responden sebesar
penelitiannya diambil berdasarkan 18,5-22,9 yang dikategorikan sebagai
kenyamanan sampel [5]. IMT normal. Responden yang ada dalam
penelitian ini sebagian besar tidak
Pengambilan data dilakukan
mengalami alergi dan rutin mengonsumsi
menggunakan Lembar Pengumpul Data
obat dan multivitamin 1-2 jenis.
yang terdapat “Form Kesediaan
Penelitian” yang harus disetujui Nilai sig. antara alergi dan kejadian
responden sebelum mengisi Lembar ROTD adalah 0,018 (<0,05) sehingga
Pengumpul Data. Data karakteristik terdapat korelasi. Kategori alergi dibagi
dianalisis secara deskriptif dan menjadi dua kelompok yaitu tidak
independen dan dependen dari mengalami alergi dan mengalami alergi.
Kelompok yang paling banyak dalam
3
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
karakteristik adalah responden yang buah berkalium tinggi, sayuran yang
tidak mengalami alergi dan tidak berkalium tinggi, makanan berlemak dan
mengalami ROTD sebanyak 60 orang ikan laut.
dengan persentase 64,5%. Jika dilihat
Terdapat 38 responden yang memiliki
dari frekuensinya, responden yang tidak
penyakit penyerta atau komorbid.
memiliki alergi tidak mengalami ROTD.
Penyakit penyerta yang dialami
Alergi yang dialami adalah ikan laut,
responden adalah hipertensi, diabetes,
makanan kemasan, udara dingin, debu,
asam lambung, hipotensi, penyakit
obat seperti antibiotik, obat penurun
jantung, lever, asam urat, infeksi paru
asam dan ibuprofen.
dan anemia. Jumlah responden yang
Pasien yang mengalami ROTD dalam mengalami hipertensi adalah 23 orang,
responden berjumlah 18 orang. Kejadian penyakit diabetes 7 orang, asam
ROTD yang paling banyak dialami oleh lambung 4 orang, hipotensi 3 orang,
responden adalah gejala nyeri pada penyakit jantung 2 orang, lever 2 orang,
daerah persendian. Kejadian ROTD asam urat 1 orang, infeksi paru 1 orang,
yang terjadi pada responden adalah anemia 1 orang.
kadang-kadang pusing, kadang-kadang
Untuk menganalisis ada tidaknya
gatal, rambut rontok, nyeri didaerah
hubungan antara obat yang berpotensi
dada, diare, konstipasi, mudah lelah dan
ROTD dengan kejadian ROTD,
gampang kram.
dilakukan uji Chi-square. Hasil dari uji
Responden yang terdapat dalam kontingensi Chi-square menunjukkan p
penelitian ini terdapat 4 orang value dari uji Chi-square ini 0,812 dimana
mengonsumsi jamu produksi pabrik dan > 0,05. Sehingga tidak ada korelasi
13 orang yang minum jamu racikan antara obat berpotensi ROTD dengan
sendiri. Jamu produk pabrik yang kejadian ROTD dan obat lainnya yang
dikonsumsi oleh responden antara lain tidak berpotensi ROTD juga dapat
VIP albumin dan sarikutuk. Sedangkan menyebabkan ROTD. Responden
jamu racikan yang dikonsumsi mengonsumsi obat yang berpotensi
responden adalah rebusan empon- ROTD tidak selalu mengalami ROTD dan
empon, rendaman rempah-rempah, respoden yang tidak mengonsumsi obat
rebusan jahe dan serai. Responden yang berpotensi ROTD tidak menjamin
mengonsumsi jamu paling sering 2 kali bahwa responden tersebut tidak akan
sehari dan paling jarang 1x sebulan. mengalami ROTD.
Dalam kategori makanan yang dihindari, Data penggunaan obat yang digunakan
semua responden menghindari buah oleh repsonden dibagi menjadi 13
belimbing. Makanan lainnya yang kelompok obat yaitu analgesik non
dihindari adalah makanan kemasan, opioid, anti-angina, antibiotik, anti-
4
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
epilepsi, anti-hipertensi, anti-histamin, rambut rontok. Dalam penelitian ini
anti-rematik, anti-tukak, elektrolit, responden yang mengonsumsi obat
mineral, insulin, penurun-lipid dan golongan diuretik mengalami efek
vitamin. Setiap kelompok obat akan samping berupa nyeri pada bagian dada
dibagi lagi sesuai dengan farmakologi kiri, rambut rontok dan gatal-gatal. Hasil
obat tersebut. Dari 13 golongan obat, penelitian ini ada 5 orang yang
kemudian dibagi menjadi golongan obat mengonsumsi obat golongan PPI dan 3
yang berpotensi ROTD dipresentasekan diantaranya mengalami ROTD. Obat
pada tabel 2 dan tidak berpotensi ROTD yang dikonsumsi oleh ketiga responden
yang akan dipresentasekan pada tabel 3. mengalami ROTD adalah omeprazole.
Ketiga responden dalam penelitian ini
Dalam penelitian, hanya ada satu
mengalami efek ROTD berupa nyeri
responden mengonsumsi antibiotik yaitu
pada bagian persendian, gatal-gatal dan
penisilin. Antibiotik penisilin dapat
rambut rontok. Lalu pada penelitian ini,
memberikan efek hipertensi. Dalam
responden yang mengonsumsi mineral
penelitian ini responden yang
mengalami efek ROTD berupa sakit
mengonsumsi penisilin mengalami efek
kepala, mudah lelah dan kadang-kadang
ROTD berupa gatal-gatal. Obat golongan
muncul nyeri pada bagian dada.
antihipertensi yang dikonsumsi
responden dalam penelitian ini adalah Responden dalam penelitian ini
golongan alfa-blocker, ACEi, ARA II, mengonsumsi hematinic golongan ferro
Beta Bloker, CCB dan agonis reseptor fumarat, vitamin B9 atau asam folat dan
alfa sentral. Responden yang vitamin B12. Efek ROTD yang dialami
mengonsumsi alfa-blocker dan ACEi responden yang mengonsumsi ferro
tidak mengalami kejadian ROTD. fumarate adalah mudah lelah, efek
Sedangkan responden yang ROTD akibat mengonsumsi vitamin B9
mengonsumsi ARA II mengalami adalah diare, mudah lelah, rambut
kejadian ROTD berupa kadang-kadang rontok. Efek samping yang dialami
nyeri bagian dada bawah, rambut rontok responden saat mengonsumsi vitamin
dan susah BAB. Untuk responden yang B12 adalah gatal-gatal dan rambut
menggunakan beta-blocker mengalami rontok.
efek ROTD berupa gatal-gatal dan
Terdapat jenis obat yang berpotensi
kadang-kadang nyeri pada bagian dada
menimbulkan ROTD dalam penelitian ini
bawah. Obat CCB terdapat tiga
namun tidak menyebabkan ROTD yaitu
responden yang mengalami ROTD
jenis elektrolit dan anti-lipemika.
berupa rambut rontok, kadang-kadang
Responden yang mengonsumsi kalium
timbul gatal dan diare. Efek ROTD yang
oral hanya 2 orang dan tidak mengalami
ditimbulkan oleh agonis resptor alfa
ROTD. Efek ROTD yang dialami adalah
sentral dalam penelitian ini adalah
petechiache dimana muncul bintik-bintik
5
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
kecil berwarna merah atau ungu pada dan keduanya mengalami efek ROTD
kulit. Hal ini disebabkan oleh pecahnya berupa gatal-gatal dan rambut rontok.
pembuluh darah kecil pada kulit. Dalam Responden yang mengonsumsi vitamin
penelitian ini, reponden yang C mengalami efek ROTD berupa linu
mengonsumsi obat golongan statin pada sendi. Sedangkan responden yang
hanya 1 orang dan tidak mengalami menggunakan vitamin neurotropik
kejadian ROTD. megalami efek ROTD berupa mudah
lelah.
Terdapat beberapa obat yang tidak
berpotensi menimbulkan ROTD namun Hasil penelitian ini mengatakan bahwa
menimbulkan efek ROTD pada tidak ada hubungan antara obat
responden. Obat-obat tersebut adalah berpotensi ROTD dengan kejadian
obat anti-angina, antagonis reseptor H2, ROTD (p<0,05;nilai p=0,812). Namun
vitamin C dan vitamin neutropik. Dalam dalam penelitian ditemukan bahwa ada
penelitian responden yang mengonsumsi hubungan antara golongan obat yang
obat anti-angina golongan nitrat dikonsumsi dengan kejadian ROTD
mengalami efek ROTD berupa nyeri (p<0,05;nilai p= 0,025). Hal ini
pada bagian dada dan konstipasi. dikarenakan dalam penelitian ini terdapat
Responden yang mengonsumsi obat responden yang mengonsumsi obat
golongan antagonis kalsium mengalami yang berpotensi ROTD namun
efek ROTD berupa nyeri pada bagian cenderung tidak mengalami ROTD dan
dada. Responden yang mengonsumsi sebaliknya. Dalam penelitian ini
anatgonis reseptor H2 berjumlah 2 orang sebagian besar respondennya berada
6
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
4. Mengonsumsi Alkohol -
Tidak Mengonsumsi 18 (29,0%) 44 (71,0%)
Mengonsumsi 0 (0,0%) 0 (0,0%)
5. Alergi 0,018*
Tidak mengalami alergi 12 (19,4%) 40 (64,5%)
Mengalami alergi 6 (9,7%) 4 (6,5%)
(*) = adanya hubungan antara alergi dan ROTD
7
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
6. Mengonsumsi Teh 0,583 -0,071
Tidak mengonsumsi 8 (12,9%) 23 (37,1%)
teh 1-3 gelas 10(16,1%) 21 (33,9%)
7. Waktu Tidur 0,638 0,061
0-3 jam 1 (1,6%) 4 (6,5%)
4-6 jam 12 19,4%) 24 (38,7%)
7-9 jam 5 (8,1%) 14 (22,6%)
10-12 jam 0 (0,0%) 2 (3,2%)
8. Frekuensi Rawat 0,404 -0,108
Inap
0 kali/tahun 5 (8,1%) 19 (30,6%)
1-3 kali/tahun 10(16,1%) 18 (29,0%)
4-6 kali/tahun 3 (4,8%) 5 (8,1%)
10-12 kali/tahun 0 (0,0%) 2 (3,2%)
9. Kategori IMT 0,204 0,164
< 18,5 4 (6,5%) 6 (9,7%)
18,5-22,9 10(16,1%) 21 (33,9%)
23-24,9 1 (1,6%) 6 (9,7%)
25-29,9 3 (4,8%) 9 (14,5%)
>30 0 (0,0%) 2 (3,2%)
10. Jumlah Komorbid 0,894 -0,017
0
1 7 (11,3%) 17 (27,4%)
2 8 (12,9%) 21 (33,9%)
3 2 (3,2%) 5 (8,1%)
1 (1,6%) 1 (1,6%)
8
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Tabel 3 Karakteristik penggunaan obat tidak berpotensi ROTD yang dikonsumsi
responden terhadap kejadian ROTD
Golongan Obat ROTD Tidak ROTD
Analgesik
Asetaminofen 0 (0,0%) 2 (1,9 %)
NSAID 2 (4,4%) 0 (,0,0%)
Antibiotik
Penisilin 1 (2,2%) 0 (0,0%)
Antihipertensi
Alfa-blocker 0 (0,0%) 1 (1,0%)
ACE-inhibitor 0 (0,0%) 2 (1,9%)
ARA II 3 (6,7%) 2 (1,9%)
Beta Blocker 2 (4,4%) 3 (2,9%)
CCB 3 (6,7%) 22 (21,0%)
Agonis Reseptor Alfa sentral 1 (2,2%) 2 (1,9%)
Loop Diuretik 3 (6,7%) 0 (0,0%)
Anti-lipemika
Statin 0 (0,0%) 1 (1,0%)
Anti-tukak
PPI 3 (6,7%) 2 (1,9%)
Elektrolit
Kalium Oral 0 (0,0%) 2 (1,9%)
Vitamin
Ferro Fumarat 3 (6,7%) 11 (10,5%)
Vitamin b9 3 (6,7%) 12 (11,4%)
Vitamin b12 2 (4,4%) 2 (1,9%)
9
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Antihistamin H1 generasi kedua 0 (0,0%) 1 (1,0%)
Antihistamin H3 0 (0,0%) 1 (1,0%)
Antirematik
Penghambat Xanthine-oxidase 0 (0,0%) 4 (3,8%)
Anti-tukak
Antagonis reseptor H2 2 (4,4%) 0 (0,0%)
Mineral
Pengikat Fosfat 7 (15,6%) 12 (11,4%)
Insulin
Insulin kerja panjang 0 (0,0%) 1 (1,0%)
Insulin kerja pendek 0 (0,0%) 2 (1,9%)
Vitamin
Epoetin Alfa 0 (0,0%) 3 (2,9%)
Recombinant Human Erythropoietin 0 (0,0%) 1 (1,0%)
Vitamin C 1 (2,2%) 1 (1,0%)
Vitamin neutropik 5 (11,1%) 12 (11,4%)
Vitamin neutropik injeksi 1 (2,2%) 4 (3,8%)
10
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
menimbulkan gejala. Ketika ada antigen sering mengalami kejadian ROTD.
yang memiliki struktur yang mirip Sehingga dapat diketahui apakah ada
memasuki peredaran makan IgE akan korelasi antara jenis kelamin dengan
mengenali dan berikatan dengan antigen kejadian ROTD.
tersebut. Sehingga membran sel mast
DAFTAR PUSTAKA
pecah dan menimbulkan reaksi alergi.
1. Ariani, S. Stop Gagal Ginjal dan
Alergi yang terjadi akibat makanan dapat
Gangguan Ginjal Lainnya.
terjadi akibat protein yang terkandung
Yogyakarta: Istana Media; 2016
pada makanan berlangsung melalui IgE
[8] 2. Christianie, M., Setiati, S., Trisna,
dan pelepasan mediator . Alergi yang
Y. dan Andrajati, R. Kejadian
terjadi pada obat melibatkan IgE atau
Reaksi Obat yang Tidak
reaksi hipersentivitas cepat dengan
Dikehendaki yang Menyebabkan
berbagai mekanisme. Reaksi dari alergi
Pasien Usia Lanjut Dirawat di
obat dapat menghilang sendiri setelah
Ruang Perawatan Penyakit Dalam
penghentian obat namun apabila sudah
Instalasi Rawat Inap B Rumah
terbentuk kompleks imun maka dapat
Sakit DR. Cipto Mangunkusumo.
diberikan obat antihistamin (jika terdapat
Majalah Ilmu Kefarmasian,
urtikaria, angioedema dan pruritus) dan
Osa/vuosikerta V.2008; 139; 2008
diperimbangkan untuk pemberian
[9] 3. Danial, M., Hassali, M. A., Ong, L.
kortikosteroid . Sehingga responden
M. dan Khan, A. H. Survivability of
yang memiliki alergi memiliki
hospitalized chronic kidney
kemungkinan untuk mengalami ROTD.
disease (CKD) patients with
KESIMPULAN moderate to severe estimated
Dari penelitian ini dapat disimpulkan glomerular filtration rate (eGFR)
bahwa tidak ada korelasi antara after experiencing adverse drug
penggunaan obat yang berpotensi ROTD reactions (ADRs) in a public
dengan kejadian ROTD (nilai p=0,812). healthcare center: a retrospective
Peneliti menyarankan apabila terdapat 3 year study. BMC Pharmacology
penelitian lanjutan mengenai kejadian and Toxicology. 2018; 19(52): 1-
ROTD pada penyakit gagal ginjal kronis, 12.
pengambilan data penelitian dilaukan di https://bmcpharmacoltoxicol.biom
rumah sakit agar mencocokkan data edcentral.com/articles/10.1186/s4
dengan rekam medis. Agar dapat 0360-018-0243-0
membandingkan kejadian ROTD pada 4. Gallieni, M. dan Cancarini, G.
PGK berdasarkan jenis kelamin, Drugs in the eldery with chronic
dibutuhkan penelitian lanjutan untuk kidney disease: beware of
mengklarifikasi pasien berdasarkan jenis potentially inappropriate
kelamin, kelompok mana yang lebih medications. Nephrol Dial
11
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Transplant, Osa/vuosikerta. 2014; 10. Pengurus Ikatan Apoteker
30: 342-244. Indonesia, Peraturan Organisasi
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2 Tentang Standar Pratik Apoteker
4923769/ Indonesia, Jakarta: Ikatan
5. Harlan, J. dan Sutjiati, R. Apoteker Indonesia. 2014.
Metodologi Penelitian Kesehatan. 11. Robbins. Buku Ajar Patofisiologi
2. Jakarta: Penerbit Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku
Gunadarma.2018. Kedokteran EGC; 2014.
6. Hassan, Y., Al Ramahi, R. J., Aziz, 12. Schatz, S. dan Weber, R. Adverse
N. A. dan Ghazali, R. Adverse Drug Reactions. PSAP. 2015; 229-
Drug Events in Hospitalized 267 5.
Patients with Chronic Kidney https://www.accp.com/docs/books
Diesase. International Journal of tore/psap/2015B2.SampleChapter
Clinical Pharmacology and .pdf.
Therapeutics. 2010; 48(9): 571- 13. Sharif-Askari, F., Sulaiman, S.,
576. Sharif-Askari, N. dan Hussain, A.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2 Development of an Adverse Drug
0860910/ Reaction Risk Assessment Score
7. Henry Ford Health System. among Hospitalized Patients with
Chronic Kidney Disease. 7.0 toim. Chronic Kidney Disease. PLOS
AS Michigan: Dinamic Marketing, ONE. 2014; 9(4); 1-8.
LLC; 2017. https://journals.plos.org/plosone/a
8. Herawati, F. dan Utomo, A. rticle?id=10.1371/journal.pone.00
Analisis Risiko Reaksi Obat yang 95991
Tidak Dikehendaki pada Pasien 14. WHO. The use of the WHO- UMC
Lanjut. Jurnal Farmasi Klinik system for standardised case
Indonesia.2006; 5(2); 98-105. causality assessment. [Internet];
http://repository.ubaya.ac.id/2794 2018. Available from:
3/ https://www.who.int/medicines/are
9. Kareem, S. A., Sridhar, S. B. dan as/quality_safety/safety_efficacy/
Shetty, M. S. Intensive Monitoring WHOcausality_assessment.pdf
of Adverse Drug Reactions in
Nephrology Unit of Tertiary Care
Teaching Hospital. Saudi Journal
of Kidney Diseases and
Transplantation, 2019; 30(5);
1075-1083.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/3
1696846/
12
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Penelitian STUDI PENAMBATAN MOLEKULER
SENYAWA BIOAKTIF BIJI
HABBATUSSAUDA (Nigella sativa)
TERHADAP ERα SEBAGAI ALTERNATIF
PENGOBATAN KANKER PAYUDARA
DALAM UPAYA PEMBERIAN DATA
ILMIAH
THIBBUN NABAWI
1
Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok
a
Email Korespondensi: vegamyland@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Reseptor Estrogen α (ERα) merupakan salah satu target reseptor utama dari
pengobatan kanker payudara, sehingga penghambat ERα adalah salah satu obat yang paling
potensial dalam pengobatan kanker payudara. Pencarian terhadap molekul penghambat ERα
dapat ditemukan pada senyawa dari tanaman tradisional, seperti misalnya habbatussauda
(Nigella sativa). Habbatussauda telah dijelaskan pada Thibbun Nabawi sebagai tumbuhan
yang dapat mengobati segala penyakit, namun masih belum ada penelitian yang menjelaskan
senyawa dalam habbatussauda sebagai penghambat ERα. Habbatussauda diketahui memiliki
beberapa kandungan senyawa yang memiliki aktivitas farmakologis, seperti antioksidan dan
antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan interaksi dari senyawa yang
terkandung dalam habbatussauda sebagai pengobatan baru kanker payudara dengan target
ERα.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penambatan molekuler dengan peranti lunak
AutoDock 4.2 dengan metode pencarian Lamarckian Genetic Algorithm (LGA). Penambatan
molekuler dikenal ilmuwan sebagai metode yang cepat dan hemat biaya.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa senyawa stigmasterol dalam habbatussauda
berpotensi sebagai inhibitor ERα dengan nilai ΔG sebesar -10,14 kkal/mol dan Ki sebesar
36,99 nM.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa stigmasterol merupakan kandidat potensial
sebagai inhibitor ERα yang baru. Selain itu, penelitian ini mendapatkan beberapa residu asam
amino yang diduga penting dalam aktivitas penghambatan ERα, yaitu Leu346, Glu353,
Leu387, dan Arg394, serta memberikan bukti ilmiah bahwa senyawa kimia dalam Nigella
sativa memiliki potensi sebagai obat kanker payudara.
Kata kunci: habbatussauda, Nigella sativa, ERα, penambatan molekuler, stigmasterol,
thibbun nabawi
Abstract
Introduction: Estrogen receptor (ERα) is one of the main receptor targets of breast cancer
treatment, so ERα inhibitors are one of the most potential drugs in the treatment of breast
cancer. Searches for ERα inhibitory molecules can be found in compounds from traditional
plants, such as Black Seed (Nigella sativa). Black Seed has been described by Thibbun
Nabawi as a plant that can treat all diseases, but there is still no research that explains the
compounds in Black Seed as an ERα inhibitor. Black Seed is known to contain several
13
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
compounds that have pharmacological activities, such as antioxidants and anticancer. This
study aims to determine the potential and interactions of natural compounds in Black Seed as
a new treatment for breast cancer with ERα targets.
Methods: This research uses molecular docking method with AutoDock 4.2 software with
Lamarckian Genetic Algorithm (LGA) search method. Molecular docking is known as a fast and
cost-effective research method.
Results: The results of this study shows that the stigmasterol compound in Black Seed has
the potential as an ERα inhibitor with an ΔG value of -10.14 kcal/mol and Ki 36.99 nM.
Conclusions: This study shows that stigmasterol is a potential candidate as a new ERα
inhibitor. In addition, this study obtained several amino acid residues that were thought to be
important in ERα inhibitory activity, Leu346, Glu353, Leu387, and Arg394, as well as providing
scientific evidence that the chemical compounds in Nigella sativa have potential as breast
cancer drugs.
Keywords: habbatussauda, Nigella sativa, ERα, molecular docking, stigmasterol, thibbun
nabawi
14
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
menunjukkan bahwa biji Habbatussauda *.pdb. Makromolekul dihapus molekul air
diketahui mengandung senyawa yang dan residu yang tidak pentingnya,
memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, dipisahkan dari ligan kokristal, dan
antihelmintik, antikanker dan keduanya disimpan dalam format *.pdb
[8],[9],[10].
antimikroba Beberapa senyawa dengan ditambahkan atom hidrogen pada
kimia dalam Habbatussauda yang telah bagian polarnya menggunakan peranti
diketahui memiliki aktivitas farmakologis lunak AutoDockTools 1.5.6.
diantaranya yaitu D-Glucose, 6-O-a D
Preparasi Ligan Uji
galactopyranosil; Terpinen-4-ol; a-D-
Struktur ligan yang digunakan adalah 8
Glucopyranoside, O-a-D-glucopyranosil-b-
ligan uji yang memiliki aktivitas antikanker
D-fructose; Thymoquinone; Longifolene; 2-
dan torsi di bawah 32, yaitu (1) D-Glucose,
(4-Nitrobutyryl)cyclooctanone; Phenol, 4-
6-O-a D galactopyranosil; (2) Terpinen-4-
methoxy-2,3,6-trimethyl; dan
ol; (3) a-D-Glucopyranoside, O-a-D-
Stigmasterol[10]. Namun, belum ada
glucopyranosil-b-D-fructose; (4)
penelitian yang menjelaskan potensi
Thymoquinone; (5) Longifolene; (6) 2-(4-
senyawa Habbatussauda sebagai inhibitor
Nitrobutyryl)cyclooctanone; (7) Phenol, 4-
ERα.
methoxy-2,3,6-trimethyl; dan (8)
Oleh sebab itu, peneliti ingin memberikan Stigmasterol(10). Selanjutnya ligan uji
bukti ilmiah bahwa habbatussauda dapat digambar menggunakan MarvinSketch,
berpotensi sebagai alternatif pengobatan dioptimasi dengan Clean 3D disimpan
kanker payudara melalui penghambatan dalam format *.pdb, lalu diubah
ERα menggunakan metode in silico ditambahkan atom hidrogen dan dioptimasi
penambatan molekuler 8 senyawa di AutoDockTools 1.5.6. dan disimpan
Habbatussauda yang memiliki aktivitas dalam format *.pdbqt.
antikanker dan torsi di bawah 32. Metode
Validasi Metode Penambatan Molekuler
in silico penambatan molekuler dipilih
Validasi dilakukan dengan metode
karena dapat menggambarkan interaksi
redocking. Metode ini dilakukan dengan
senyawa kandidat obat dengan target
menambatkan kembali ligan kokristal lalu
reseptor, hemat waktu, serta hemat biaya.
dihitung Root Mean Square Deviation
METODE PENELITIAN (RMSD)-nya. RMSD menunjukan
Preparasi Makromolekul perbedaan konformasi dari ligan kokristal
Struktur tiga dimensi makromolekul native dengan ligan hasil gambar.
Estrogen Receptor α (ERα) yang berikatan Parameter yang diinginkan adalah RMSD
dengan ligan 4-Hidroksitamoxifen diunduh < 2 Å. Selain itu, hasil persebaran data juga
dari RCSB (PDB ID: 3ERT) dalam format menggambarkan hasil validasi metode.
15
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Penambatan Molekuler lalu diambil 3 ligan yang menunjukan hasil
Penambatan molekuler dilakukan dengan terbaik. Selanjutnya divisualisasi dengan
menyesuaikan grid box dengan koordinat PyMOL dan LigPlot+ untuk melihat
berada di tengah ligan kokristal. interaksi antara ligan-residu asam amino.
Selanjutnya melakukan penambatan
dengan menambatkan ligan yang telah HASIL PENELITIAN
digambar kepada makromolekul ERα. Validasi Metode Penambatan Molekuler
Parameter yang diamati berupa free Validasi metode penambatan molekuler
binding energy/energi Gibbs (ΔG) dan dilakukan dengan melakukan redocking
konstanta inhibisi (Ki) dari ligan-ligan kokristal dari makromolekul ERα (PDB ID:
tersebut. 3ERT) yaitu hidroksitamoksifen (OHT) ke
Analisis dan Visualisasi Penambatan makromolekulnya. Superposisi kokristal
Molekuler OHT dan hasil penambatan dapat dilihat
Hasil penambatan molekuler 8 ligan uji pada Gambar 1. Selain itu, dilakukan pula
dengan makromolekul ERα dianalisis clustering dari metode validasi yang
binding energy dan konstanta inhibisinya dilakukan, dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Superposisi Kokristal OHT (Warna Biru) dan Hasil Penambatan (Warna Hijau)
16
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Gambar 2. Hasil Clustering dari Metode Validasi yang Digunakan
17
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
8 -10,14 36,99 nM
OHT -11,72 2,57 nM
(a)
(b)
18
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
(c)
Gambar 3. Hasil Visualisasi 2D dan 3D Tiga Senyawa dengan 3ERT. (a) Hasil visualisasi 2D
dan 3D stigmasterol dengan 3ERT; (b) Longifen dengan 3ERT; (c) 2-(4-
Nitrobutyryl)cyclooctanone dengan 3ERT.
OHT 8 5 6
Met343 v v
Leu346 v v v v
Thr347 v v
Leu349 v
Ala350 v v v
Asp351 v v
Glu353 v v v v
Trp383 v v
Leu384 v v v
Leu387 v v v v
Met388 v v v
Leu391 v v v
Arg394 v v v v
Phe404 v v
Glu419 v
19
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Met421 v
Ile424 v v
Leu428 v
Gly521 v v
His524 v
Leu525 v v v
* Warna hijau menunjukkan ikatan hidrogen
20
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
30.010, y = -1.913, dan z = 24.207). aktivitas inhibisi estrogen α adalah (8)
Parameter yang penambatan yang Stigmasterol; (5) Longifolene; dan (6) 2-(4-
divalidasi berdasarkan Lamarckian Nitrobutyryl)cyclooctanone. Maka dari itu,
Genetic Algorithm (LGA) dengan number ketiga senyawa tersebut dianalisis lebih
of runs = 100, population size = 150, dan lanjut untuk divisualisasikan dan dianalisis.
number of GA = 2.500.000[16]. Hasil yang
Visualisasi dilakukan untuk mengetahui
didapatkan berupa nilai RMSD senilai
residu asam amino yang berikatan secara
0,971048 Å. Angka ini membuktikan
hidrofobik dan/atau hidrofilik dengan ligan.
bahwa hasil validasi cukup baik karena
Interaksi antara ligan dan protein berguna
berada di bawah nilai 2 Å[17]. Dengan
untuk mengetahui aktivitas ligan terhadap
demikian, parameter yang digunakan
protein tersebut. Visualisasi dilakukan
terbukti valid untuk dilakukan. Selain nilai
dengan menggunakan dua program,
RMSD, persebaran data dari sampel juga
PyMOL dan LigPlot+. Program PyMOL
menggambarkan kualitas dari metode
membantu visualisasi secara tiga dimensi
tersebut. Hasil clustering atau persebaran
sedangkan program LigPlot+ membantu
data yang baik adalah hasil clustering yang
visualisasi secara dua dimensi. Hasil
tidak memilik persebaran data terlalu jauh.
visualisasi dapat dilihat pada Gambar 3.
Hasil clustering dari metode validasi yang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2. Dari data-data tersebut, dapat diketahui
bahwa ada beberapa asam amino yang
Potensi inhibisi dari suatu ligan terhadap
diduga penting dalam proses inhibisi ERα.
protein atau makromolekul dapat dilihat
Asam amino tersebut adalah Leu346,
dari nilai ΔG-nya. Nilai ΔG
Glu353, Leu387, dan Arg394. Keempat
menggambarkan energi ikatan bebas
asam amino tersebut menunjukan ikatan
antara ligan tersebut dengan
dengan keempat ligan yang diujikan
makromolekul. Maka dari itu, makin kecil
(Gambar 3). Hal ini berguna bagi penelitian
nilai dari ΔG suatu ligan maka makin
di masa mendatang untuk mengetahui
mudah ligan tersebut menempati sisi aktif
asam amino mana saja yang berperan
dari enzim sehingga dapat menginhibisi
dalam inhibisi ERα. Selain itu, jumlah ikatan
aktivitas enzim tersebut. Nilai konstanta
hidrogen pada OHT lebih banyak
inhibisi (ki) adalah konsentrasi ligan
dibandingkan dengan ligan lain. Hal ini juga
tersebut dalam molar yang dapat
menjadi referensi untuk mengetahui
menimbulkan setengah poten aktivitas
hubungan ikatan hidrogen dengan
inhibisi. Dari Tabel.1 dapat dilihat tiga
kemampuan inhibisi ERα. Peningkatan
urutan teratas senyawa bioaktif dari
afinitas antara ligan dengan protein dapat
Habbatussauda yang memiliki potensi
dilakukan dengan modifikasi struktur.
21
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa Hidroksitamoksifen yaitu dan -11,72
semakin banyak interaksi antara ligan kcal/mol dan 2,57 Nm. Stigmasterol
dengan asam amino makromolekul maka memiliki interaksi hidrofobik dan ikatan
akan semakin baik hasil ΔG yang diperoleh. hidrogen dengan beberapa asam amino
Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa yang diduga penting dalam penghambatan
senyawa kimia dalam Nigella sativa telah ERα, yaitu Leu346, Glu353, Leu387, dan
terbukti secara ilmiah melalui uji in silico Arg394.
berpotensi menghambat ERα. Hal ini
sekaligus mendukung sabda Rasulullah DAFTAR PUSTAKA
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
1. Departemen Kesehatan. Hari
“Sesungguhnya pada habbatussauda’
Kanker Sedunia 2019. Available
terdapat obat untuk segala macam
from:https://www.depkes.go.id/pdf.p
penyakit, kecuali kematian” HR. Bukhari
hp?id=19020100003.
No. 5687; HR. Muslim No. 2215(7), dan
2. Bouris, P., Skandalis, S., Piperigkou,
menguatkan keabsahan sistem
Z., Afratis, N., Karamanou, K.,
pengobatan thibbun nabawi yang diajarkan
Aletras, A., Moustakas, A.,
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
Theocharis, A. and Karamanos, N.
sallam. Penelitian ini menambah bukti
Estrogen receptor alpha mediates
ilmiah mengenai manfaat habbatussauda
epithelial to mesenchymal transition,
sebagai obat untuk segala macam
expression of specific matrix
penyakit dengan membuktikan bahwa
effectors and functional properties of
Habbatussauda berpotensi sebagai obat
breast cancer cells. 2015. Matrix
kanker payudara.
Biology,43:42-60,10.1016/j.matbio.
2015.02.008.
KESIMPULAN
3. Swaby R, Sharma C, Jordan V.
Kesimpulan yang dapat diambil dari
SERMs for the treatment and
penelitian ilmiah ini adalah Habbatussauda
prevention of breast cancer. 2007.
memiliki beberapa senyawa yang
Reviews in Endocrine and Metabolic
berpotensi menghambat ERα secara in
Disorders.; 8(3):229-239,
silico, yaitu Stigmasterol, Longifolen, dan
10.1007/s11154-007-9034-4.
2-(4-Nitrobutyryl)cyclooctanone, dimana
4. Badan Penelitian dan
Stigmasterol memiliki nilai ΔG dan ki
Pengembangan Kesehatan.
sebesar, yaitu -10,14 kcal/mol dan 36,99
nM, mendekati nilai ΔG dan ki 4-
22
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
5. Laporan Nasional Riset Dasar stramonium and evaluation of
Kesehatan (Riskesdas) 2018. antimicrobial activity Afr. 2019. J.
Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Biotechnol 14(19):1668-1674,
Penelitian dan Pengembangan 10.5897/AJB2015.14536.
Kesehatan. 11. Mohammed Y, Ghaidaa J, Imad H.
6. Shabrina A, Iskandarsyah A. Analysis of bioactive chemical
Pengambilan Keputusan mengenai compounds of Nigella sativa using
Pengobatan pada Pasien Kanker gas chromatography-mass
Payudara yang Menjalani spectrometry. 2016. Journal of
Pengobatan Tradisional. 2019. Pharmacognosy and Phytotherapy.;
Jurnal Psikologi 8(2):8-24, 10.5897/JPP2015.0364
46(1):72,10.22146/jpsi. 31902. 12. Kementrian Kesehatan RI. Panduan
7. Rusian, H. Adab Berobat dalam Penatalaksanaan Kanker Payudara.
Islam. 2016. Available n.d, 2018. Available
from:https://www.republika.co.id/ber from:http://kanker.kemkes.go.id/gui
ita/duniaislam/mozaik/16/10/01/oec delines/PPKPayudara.pdf
ywj313-adab-berobat-dalam-islam. 13. Gross J, Yee D. How does the
8. Bahraen, R. Pengobatan yang estrogen receptor work?. 2002
Menisbatkan pada Islam dan Breast Cancer Research; 4(2),
Sunnah. 2019. Available 10.1186/bcr424
from:https://muslim.or.id/52358- 14. An K. Selective Estrogen Receptor
pengobatan-yang-menisbatkan- Modulators. 2016. Asian Spine J,
pada-islam-sunnah.html 10(4): 787-791,
9. Mansour M, Nagi M, El-Khatib A, Al- 10.4184/asj.2016.10.4.787.
Bekairi A. Effects of thymoquinone 15. Enomoto S, Asano R, Iwahori Y,
on antioxidant enzyme activities, Narui T, Okada Y, Singab A, et al.
lipid peroxidation and DT- Hematological Studies on Black
diaphorase in different tissues of Cumin Oil from the Seeds of Nigella
mice: a possible mechanism of sativa L. 2001. Biological and
action. 2002. Cell Biochemistry and Pharmaceutical Bulletin; 24(3):307-
Function 20(2):143-151, 310, 10.1248/bpb.24.307
10.1002/cbf.968. 16. Aboul Ela MA, el-Shaer NS,
10. Altameme HJ, Hameed IH, Kareem Ghanem NB. Antimicrobial
MA. Analysis of alkaloid evaluation and chromatographic
phytochemical compounds in the analysis of some essential and fixed
ethanolic extract of Datura oils. 1996. Pharmazie; 51(12):993-4.
23
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
17. Muchtaridi M, Dermawan D, Yusuf 18. Bissantz C, Folkers G, Rognan D.
M. Molecular Docking, 3D Structure- Protein-Based Virtual Screening of
Based Pharmacophore Modeling, Chemical Databases. Evaluation of
and ADME Prediction of Alpha Different Docking/Scoring
Mangostin and Its Derivatives Combinations. 2000. Journal of
against Estrogen Receptor Alpha. Medicinal Chemistry; 43(25):4759-
2018. Journal of Young 4767, 10.1021/jm001044l
Pharmacists; 10(3):252-259,
10.5530/jyp.2018.10.58.
24
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Tinjauan NARRATIVE REVIEW: EDIBLE FILM
STRIP ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK
Pustaka HERBA KELINGKIT (Malpighia coccigera
L. )
Nur Hidayah Saputri,1a Febby Oliviary Derajathun,1 Yuni
Fadilah Husain,1 Selpirahmawati Saranani1
1
Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Mandala Waluya,
Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia
a
Email Korespondensi: nurhidayahsaputri507@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Edible film strip (EFS) merupakan salah satu sediaan farmasi yang dapat
diformulasi dengan bahan aktif senyawa antioksidan dari tanaman kelingkit (Malphigia
coccigera L). Tujuan narrative review ini adalah untuk menarasikan rangkuman artikel hasil
eksplorasi tentang potensi antioksidan ekstrak herba kelingkit dalam bentuk sediaan EFS.
Metode: penelusuran jurnal atau pengumpulan data sekunder pada berbagai platform
jurnal ilmiah dan pengujian aktivits antioksidan dengan menggunakan metode DPPH dan
ABTS serta metode formulasi EFS.
Hasil: Tanaman Malpighia mengandung senyawa fenol yang memiliki aktivitas antioksidan
dengan kemampuannya untuk menangkap dan menetralkan radikal bebas.
Kesimpulan: Ekstrak herba kelingkit dalam bentuk sediaan EFS berpotensi untuk
meningkatkan sistem imun dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif.
Kata Kunci: Antioksidan, Edible Film Strip, Kelingkit
ABSTRACT
Introduction: Edible Film Strip (EFS) is one of pharmaceutical preparations that could be
formulated with active antioxidant ingredient from dwarf holly/kelingkit (Malphigia coccigera
L). The aim of this narrative review is to narrate the article summary of the exploration
outcome regarding the potential antioxidant from the extraction of dwarf holly/kelingkit in
the form of EFS.
Methods: This narrative review conducted the method of literature review or the secondary
data compilation from several scientific journals and antioxidant activity testing from DPPH
and ABTS methods as well as the EFS formulation.
Result: Malpighia contains phenolic compounds in having antioxidant activity with its ability
to capture an neutralize free radicals.
Conclusion: The extraction of antioxidant in the EFS dosage form has the potential for the
immune system and prevent degenerative diseases.
Keywords: Antioxidant, Edible Film Strip, Kelingkit
25
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
terjadinya kerusakan oksidatif pada antioksidan adalah ekstrak herba
biomolekul seperti lipid, protein dan DNA kelingkit (Malpighia coccigera L.).
yang akan menyebabkan terjadinya Tanaman kelingkit mengandung
penyakit kronis seperti aterosklerosis, flavonoid yang berfungsi sebagai
kanker, diabetes, penuaan, dan penyakit antioksidan untuk menanggulangi
degeneratif lainnya[4]. Produksi radikal produksi radikal bebas yang
bebas yang berlebihan dapat menimbulkan kerusakan pada sel-sel
[9].
menyebabkan terjadinya kerusakan yang hebat Flavonoid dapat
oksidatif pada biomolekul seperti lipid, menghambat produksi radikal bebas,
protein, dan DNA yang dapat memicu menghambat produksi enteroksin, dan
[8].
terjadinya penyakit kronis seperti meningkatkan imunitas tubuh
aterosklerosis, kanker, diabetes,
Saat ini, dunia kesehatan dan teknologi
penuaan, dan penyakit degeneratif
farmasi terus mengalami perkembangan
[4].
lainnya Radikal bebas juga berkaitan
sehingga munculnya berbagai sediaan
dengan sistem imunitas tubuh karena
farmasi yang dapat memenuhi
radikal bebas yang berlebihan dapat
kebutuhan kesehatan manusia, salah
menyebabkan terganggunya sistem
satunya sediaan berupa antioksidan.
imun sehingga menyebabkan beberapa
Sediaan antioksidan yang beredar saat
penyakit degeneratif [5].
ini hanya berbentuk tablet dan berbagai
Upaya pencegahan yang dapat minuman antioksidan lainnya. Umumnya
dilakukan untuk mencegah radikal suplemen antioksidan tersedia dalam
bebas, yaitu dengan pemberian bentuk kapsul atau tablet suplemen.
antioksidan. Produksi oksidan dan Sehingga mendorong para farmasis
antioksidan yang seimbang merupakan memanfaatkan bahan alam yang berada
salah satu penentu keseimbangan di sekitar masyarakat dengan konsep
sistem imun pada manusia sehingga sediaan yang lebih praktis namun
antioksidan dibutuhkan untuk memiliki daya absorbsi dan bioavaibilitas
[6].
mempertahankan respon imun yang lebih besar.
Penggunaan antioksidan sintetik dalam
Berdasarkan uraian di atas, timbul suatu
jangka panjang dan berlebihan dapat
pemikiran yang menarik perhatian
menyebabkan efek samping yang
penulis untuk membuat sebuah sediaan
bersifat karsiogenik sehingga
antioksidan yang lebih menarik dan lebih
antioksidan alami dengan zat aktif yang
mudah dikonsumsi untuk meningkatkan
digunakan dari tumbuhan dapat dijadikan
kualitas kesehatan manusia. Sediaan
alternatif untuk mencegah terjadinya efek
antioksidan yang akan dibuat adalah
samping pada suplemen antioksidan [7].
sediaan dalam bentuk edible film Strip.
Salah satu bahan alam yang dapat Edible film strip merupakan produk
digunakan sebagai suplemen makanan yang menyerupai permen
26
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
dengan penampakan berupa lapisan tipis tersebut tidak berkurang karena tidak
transparan yang dipotong dengan melalui tahapan first pass effect
panjang dan lebar tertentu sehingga metabolism yang terjadi pada lambung
[28]
mudah diletakkan didalam mulut . dan hati.
Bentuk sediaan ini sangat mudah
dikonsumsi oleh masyarakat dan METODE
memiliki bentuk yang menarik. Selain itu, Metode yang digunakan adalah
sediaan edible film strip saat dikonsumsi penelusuran pustaka secara online pada
langsung bersentuhan dengan membran penyedia artikel seperti sciencedirect,
mukosa sehingga lebih mudah diserap SINTA, springer link, google scholar dan
dengan cepat dan zat aktif dari suplemen Elsevier. Kata kunci yang digunakan
antioksidan tersebut tidak berkurang yaitu antioksidan, edible film, kelingkit
karena tidak melalui tahapan first pass (Malpighia coccigera L.), dan flavonoid.
effect metabolism yang terjadi pada Artikel yang digunakan adalah artikel
lambung dan hati. Pada sediaan lain publikasi 10 tahun terakhir. Data yang
seperti tablet, mempunyai bioavailabilitas diperoleh kemudian disusun dalam
yang rendah akibat melalui tahapan first bentuk narrative review untuk
pass effect metabolism sehingga mengetahui efektifitas antioksidan dari
mengurangi khasiat antioksidan itu ekstrak herba kelingkit (Malpighia
[29]
sendiri . coccigera L.) dalam bentuk sediaan
edible film strip.
Uraian di atas mengindikasikan perlunya
dilakukan literatur review yang bertujuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk menarasikan rangkuman artikel
KELIGKIT (MALPIGHIA COCCIGERA
hasil eksplorasi tentang efektivitas dan
L.)
potensi antioksidan dari ekstrak herba
Kelingkit termasuk dalam family
kelingkit (M. coccigera L.) dalam bentuk
Malpighiaceae yang memiliki nama
sediaan EFS. Bentuk sediaan EFS
umum Miniature Holly dan Singapore
sangat mudah dikonsumsi dan memiliki
[11].
Holly Tanaman M. coccigera L.
bentuk yang menarik. Sediaan EFS
mempunyai nama lain yaitu daun serut,
merupakan sediaan yang praktis untuk
bunga mutiara, kelingkit dan daun
dibawa karena bentuk sediaannya yang
selaput. Selain itu juga memiliki nama
kecil, tipis, ringan, dan stabil serta lebih
asing yaitu mirten lurus. Tanaman
mudah dikonsumsi dibandingkan dengan
[10].
kelingkit berasal dari India Barat yang
sediaan tablet atau sirup Selain itu,
beriklim sub-tropis, dan banyak
saat dikonsumsi langsung bersentuhan
ditemukan di Malaysia dan China. Di
dengan membran mukosa sehingga
Indonesia tumbuh di Sumatera Utara,
dengan mudah diserap lebih cepat dan
Sumatera Barat dan Jawa berada di
zat aktif dari suplemen antioksidan
dataran tinggi. M. coccigera L. memiliki
27
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
daun yang besar bergerigi seperti duri, EDIBLE FILM STRIP (EFS)
bentuknya oval dengan pangkal EFS merupkan sediaan yang memiliki
membulat, dengan panjang kurang lebih sifat disintegran dan disolusi yang cepat,
2 cm. Tekstur daun yang tebal, dengan meniadakan kebutuhan air untuk
permukaan yang mengkilap dan disintegrasi dan cocok untuk
berwarna hijau tua. Bunga tumbuh di diaplikasikan oleh pasien pediatrik dan
[16].
bagian bawah daun berwarna putih atau geriatrik Sediaan tersebut
pink pudar. Memiliki buah yang keras dikembangkan berdasarkan teknologi
sekitar 1 sampai 2 buah yang berukuran sistem pengantaran obat secara
kurang lebih 1 cm berwarna merah. transdermal yang berbentuk yang tipis
Tangkai bunga mempunyai ruas 1–2 cm, dan hanya ditempatkan pada lidah atau
berbunga satu [9]. jaringan mukosa mulut [17].
EFS memiliki
karakter yang khas yaitu berupa film tipis
M. coccigera L. merupakan tanaman
yang tidak menganjal pada lidah, serta
tradisional yang mempunyai aktivitas
daya mukoadhesif yang baik, mudah
farmakologi yaitu sebagai antibakteri,
hancur dan melepaskan zat aktif. Dari
antioksidan, mencegah pembekuan
sisi ekonomisnya, EFS praktis untuk
darah, antikanker, antidiabetes,
dibawa, memiliki bentuk yang kecil tipis,
antidiare, sebagai obat batuk, dan
ringan dan lebih stabil dan mudah
memiliki aktivitas sitotoksik [12]. Penelitian
[13]
dikonsumsi dibandingkan dengan
yang dilakukan oleh mengenai
[11].
sediaan tablet atau sirup
kandungan fitokimia yang ditemukan
pada daun kelingkit diantaranya alkaloid, Penyerapan obat yang cepat ketika EFS
steroid dan flavanoid. Kadar flavanoid diberikan, terjadi melalui jalur sublingual,
total yang didapatkan dalam ekstrak yang akhirnya mengarah pada onset
herba kelingkit 0,74% dan nilai kerja obat yang cepat. Pemilihan
absorbansi yang diperoleh pada rentang eksipien/bahan yang dimasukkan untuk
[9].
0,2-0,8 Kelingkit memiliki kandungan memformulasikan EFS sangat penting
[14].
total asam amino yaitu 2,77% karena EFS harus hancur dan atau larut
Alkaloid, saponin, flavonoid, steroid, dan dengan cepat pada rongga mulut [18]. EFS
fenol, Senyawa fitokimia ini diketahui larut pada oral cavity, dalam sistem
mendukung bioaktivitas yang pengiriman obat dapat dikembangkan
bertanggung jawab atas aktivitas berdasarkan teknologi sistem
[15].
antioksidan Penelusuran senyawa penghantaran obat transdermal, sistem
dan aktivitas antioksidan juga dilakukan yang terdiri dari strip oral yang sangat
dengan pendekatan taksonomi pada tipis yaitu hanya ditempatkan pada lidah
genus Malphigia untuk menambah data pasien atau mukosa mulut [16].
Pustaka.
Penambahn komponen aktif pada EFS
seperti aktivitas antioksidan dalam suatu
28
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
ekstrak dipengaruhi oleh muatan ketersediaan hayati obat lebih baik dari
senyawa fenolik pada sampel yang pada bentuk sediaan tablet
tipikalnya adalah senyawa antioksidan konvensional. EFS cepat larut mungkin
alami berupa golongan flavonoid, asam lebih diminati dibandingkan pada sediaan
sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam tablet perekat dalam hal fleksibilitas dan
[20]
organil lain. Parameter lain yang dapat kenyamanan . EFS dibuat
dijadikan parameter untuk mengetahui menggunakan polimer hidrofilik yang
kemampuan pergerakan antioksidan dari dengan cepat larut di lidah atau rongga
suatu bahan adalah IC50. Bilangan bukal, mengantarkan obat ke sirkulasi
tersebut menunjukkan konsentrasi sistemik melalui pelarutan saat terjadi
ekstrak yang dapat menghalangi kontak dengan cairan. Polimer dengan
pergerakan suatu radikal sebesar 50% sifat yang larut dalam air digunakan
[18].
EFS yang ideal harus memiliki sebagai pembentuk EFS untuk EFS yang
beberapa sifat yaitu stabilitas tinggi, cepat larut [19].
kemudahan pengangkutan, kemudahan [20]
Studi dari menemukan hasil uji
penanganan dan administrasi, tidak ada
aktivitas antioksidan pada daun, kulit
bahan kemasan khusus dan atau
kayu dan buah M. umbellata
persyaratan pemrosesan, tidak
menggunakan metode DPPH dan ABTS
diperlukan air untuk aplikasi, dan rasa
(2,2'-azino-bis-[3-etilbenzotiazolin
yang enak [15].
sulfonat]). Hasil uji antioksidan
EFS oral cepat larut adalah bentuk dinyatakan dengan nilai konsentrasi
sediaan padat yang hancur atau larut ekstrak memberikan 50% penghambatan
dalam 1 menit bila ditempatkan di mulut radikal bebas (EC50) yag dinyatakan
tanpa minum air atau mengunyah. dalam mikrogram per miliiter (𝜇g/mL).
Setelah hancur di mulut, sediaan ini Studi ini menemukan nilai EC50 pada
meningkatkan efek klinis obat melalui bagian daun, kulit kayu dan buah M.
absorpsi pra lambung dari mulut dan umbellata yang dapat dilihat pada tabel
kerongkongan saat air liur turun ke perut, 1.
namun dalam kasus seperti ini
29
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
(Ferric reducing antioxidant power). Hasil dikupas dan dipotong. Menurut studi
[21],
uji antioksidan yang diperoleh dalam yang dilakukan oleh evaluasi EFS
studi ini yaitu untuk metode DPPH pada meliputi pemeriksaaan organoleptis,
buah tahap matang dan matang pemeriksaan pH, pemeriksaan
sepenuhnya masing masing 1120,4 dan ketebalan, susut pengeringan,
963,3 mg Trolox Equivalent (TE) g-1. pemeriksaan pH, pemeriksaan
Hasil uji antioksidan pada metode FRAP kerapuhan, dan pemeriksaan daya dan
untuk buah tahap matang dan matang waktu melarut EFS.
sepenuhnya masing masing 501,8 dan
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
338,3 𝜇mol Trolox Equivalent (TE) g-1.
MALPIGHIA
Hal ini disebabkan karena bagian buah
M. emargianta memiliki kandungan
M. emargianta memiliki jumlah senyawa
fitokimia yaitu asam amino, β-karotenoid,
fenolik yang banyak yang dikuantifikasi
senyawa fenolik, mineral, vitamin C,
serta dengan konsentrasi senyawa
flavonoid, fenilalanin, fenil propanoid,
quercetin yang tinggi, yang dianggap [24].
steroid dan terpenoid Senyawa
sebagai salah satu yang paling efisien
flavonoid pada ekstrak M. emargianta
untuk mencegah senyawa radikal bebas.
memiliki aktivitas antioksidan yang dapat
FORMULASI EDIBLE FILM STRIP menghambat radikal bebas berdasarkan
(EFS) data yang menunjukkan absorbansi daya
Berdasarkan studi yang telah dilakukan reduksi yaitu 3,034 ± 0,015, dimana
[17] dapat melakukan pencegahan terhadap
oleh komponen formulasi EFS
meliputi polimer larut air (40-50%), zat radikal bebas anion superoksida yang
aktif (1-25%), pemlastis (0-20%) dan dihasilkan oleh molekul oksigen karena
pengisi, pewarna, perasa dan lain lain (0- enzim oksidatif dalam tubuh dan melalui
40%). Studi yang telah dilakukan oleh [22], reaksi non enzimatik seperti autooksidasi
[25].
menjelaskan mengenai metode oleh katekolanin Pada M. glabra
pembuatan EFS. Metode pembuatan memiliki kandungan fitokimia asam
EFS yaitu polimer (larutan A) dilarutkan askorbat, senyawa fenolik khususnya
kedalam aquadest (70%) kemudian flavonoid, flavonol, kuersetin glikosidan,
dilarutkan zat aktif dan polietilen glikol dan kaempferol. Senyawa fenol pada M.
kedalam sisa air (30%) sambil dilakukan glabra memiliki aktivitas antioksidan
pengadukan. Larutan B ditambahkan dengan kemampuannya untuk
secara perlahan dalam larutan polimerik menangkap senyawa radikal bebas
A dengan pengadukan terus melalui pendonoran atom H. Kandungan
menerus. Kemudian larutan dituangkan kimia ini digunakan untuk memenuhi
dan dikeringkan pada suhu 45°C dalam kebutuhan nutrisi, pengoptimalan sistem
[26].
oven selama 24 jam. Edible film yang imun dan sumber antioksidan
diletakkan pada piring cetakan kemudian Senyawa pada tumbuhan yang
1
Program Studi Farmasi, Universitas Padjadjaran,
Sumedang, Indonesia
a
Email Korespondensi: prillymutiaras@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Kelebihan berat badan dan obesitas adalah permasalahan kesehatan yang
muncul di negara-negara berkembang. Meskipun tergolong penyakit tidak menular (PTM),
kelebihan berat badan dapat merupakan penyebab kematian karena adanya komordibitas
yang dihasilkannya. Terapi konvensional obesitas umumnya berupa obat dan prosedur
bedah, yang jika dikonsumsi dengan jangka panjang akan memiliki efek samping
berbahaya yang bersifat invasif dan masih adanya kemungkinan untuk kambuh. Oleh
karena itu, penulisan review ini bertujuan untuk mengumpulkan semua data yang tersedia
tentang terapi non invasif berupa inhalasi aromaterapi yang mengandung konstituen
fitokimia aktif berasal dari tumbuhan Indonesia dan memungkinkan sebagai agen anti-
obesitas alami.
Metode: Tinjauan pustaka dilakukan pada periode 2007-2021 dengan pencarian elektronik
melalui database seperti Scopus, ScienceDirect, PubMed dan Google Scholar. Artikel
disortir berdasarkan kata kunci “obesity”, “essential oils” dan “mechanism” dan juga
abstrak. Dari penelusuran didapatkan 26 artikel relevan yang kemudian dibahas dalam
artikel review ini. Untuk pengembangan konsep dan gagasan, digunakan literatur lain
seperti buku dan laporan ilmiah.
Hasil: Dua belas jenis essential oil tanaman di Indonesia yang berpotensi memiliki aktivitas
anti-obesitas berhasil diperoleh dengan berbagai empat mekanisme kerja, yaitu regulasi
nafsu makan; thermogenesis dan stimulasi metabolisme lipid; penghambatan
adipogenesis dan penghambatan aktivitas lipase pankreas.
Kesimpulan: Konstituen fitokimia yang terdapat dalam review ini menunjukkan bahwa
senyawa di dalam masing-masing tanaman berperan atas aktivitas anti-obesitas. Selain
mekanisme anti-obesitas yang potensial, terdapat juga beberapa dosis efektif yang dapat
dikaji lebih lanjut.
Kata Kunci: Obesitas, essential oil, aromaterapi, metabolit sekunder tumbuhan, terapi
non-invasif
ABSTRACT
Introduction: overweight and obesity are health problems that arise in developing
countries. Although classified as a non-communicable disease (NCD), being overweight
can cause death due to its comorbidity. Conventional obesity therapy is generally in the
form of medications and surgical procedures. If consumed long-term, it will have dangerous
side effects and it is invasive, and there is a possibility to relapse. Therefore, this review
was aimed to collect all available data on non-invasive therapies in the form of
aromatherapy inhalation containing active phytochemical constituents derived from
Indonesian plants that will be possible as a natural anti-obesity agent.
Methods: The data review during 2007-2021 with electronic searches through Scopus,
ScienceDirect, PubMed, and Google Scholar. Articles are sorted by the keywords "obesity",
"essential oils" and "mechanism" and abstract screening. Twenty-six relevant reports were
obtained, which were later discussed in this review article. For the development of concepts
and ideas, other literature such as books and scientific literature are used.
Result: Twelve types of essential oil plants in Indonesia that can have anti-obesity
activities were successfully obtained by various four mechanisms of action, ,i.e., appetite
37
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
regulation, thermogenesis and stimulation of lipid metabolism, inhibition of adipogenesis,
and inhibition of pancreatic lipase activity.
Conclusion: Phytochemical constituents summarized in this review show that every
plant's compounds play a role in anti-obesity activity. In addition to potential anti-obesity
mechanisms, several effective doses can be further reviewed.
Keywords: Obesity, essential oil, aromatherapy, secondary plant metabolites, non-
invasive therapy
38
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
samping umum yang biasanya terjadi mudah menguap.[9] Proses penciuman
saat pengobatan adalah diare, kembung, adalah serangkaian proses yang terdiri
feses berminyak yang berlebihan, sakit dari deteksi, penentuan, dan pembedaan
perut, sembelit, pusing, mulut kering, bau. Proses dimulai ketika senyawa
kesemutan pada tangan dan kaki, dan aromatik yang mudah menguap
kesulitan tidur. Selain itu, adanya mengikat reseptor pada neuron
kemungkinan berat badan akan kembali penciuman yang merangsang saraf
seperti semula setelah penggunaan obat perifer. Selanjutnya, rangsangan
penurun berat badan dihentikan. Oleh diangkut ke otak satu demi satu.
karena itu, penting untuk Pengikatan senyawa aromatik yang
mengidentifikasi obat yang lebih aman mudah menguap ke reseptor penciuman
dan efektif untuk membantu orang yang bersifat spesifik, sehingga setiap
kelebihan berat badan atau obesitas reseptor kompatibel dengan senyawa
untuk menurunkan berat badan dan aromatik tertentu, dan di sini, persatuan
mempertahankan berat badan yang yang kompleks terbentuk di antara
[6]
sehat untuk waktu yang lama. reseptor yang memungkinkan manusia
untuk menentukan dan mendiskriminasi
Pada dekade terakhir ini diperkirakan
bau. Melalui serangkaian proses yang
bahwa hingga empat miliar orang
disebutkan di atas, manusia dapat
(mewakili 80% dari populasi dunia) yang
membedakan ribuan bau, sambil
tinggal di dunia berkembang
mengenali masing-masing secara
mengandalkan produk obat herbal
bersamaan. Ditunjukkan bahwa bau
sebagai sumber utama perawatan
yang diakui mampu merangsang sistem
kesehatan dan praktik medis tradisional.
saraf pusat (CNS) untuk terlibat dalam
Sistem obat herbal yang sudah ada sejak
metabolisme energi dengan mengatur
lama kembali dipakai dalam praktik
asupan makanan, saraf otonom, dan
sehari-hari karena efek kuratifnya yang
lipolisis. [9, 27]
jangka panjang, ketersediaan yang
mudah, cara penyembuhan alami, dan
METODE
lebih sedikit efek samping, sehingga saat
Studi tinjauan pustaka ini menggunakan
ini obat-obatan herbal semakin penting
data sekunder yang didapatkan dari
dan berkembang di seluruh dunia.[7, 8]
berbagai database antara lain Scopus,
ScienceDirect, PubMed dan Google
Beberapa spesies tanaman obat telah
Scholar. Pencarian dilakukan dengan
lama digunakan untuk pengobatan
menggunakan kata kunci “obesity”,
komplementer untuk obesitas. Di
“essential oils” dan “mechanism”. Artikel
antaranya adalah minyak esensial yang
disortir berdasarkan kata kunci dan
berasal dari tanaman aromatik,
abstrak serta tahun publikasi pada 15
merupakan senyawa organik yang
tahun terakhir sehingga didapatkan 113
39
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
artikel penelitian sesuai. Artikel tersebut digunakan untuk pengembangan konsep
kemudian dibaca penuh agar ditemukan dan gagasan.
relevansi mengenai essential oil dari
Data yang telah terkumpul kemudian
tumbuhan yang terdapat di seluruh Asia
dianalisis, dibandingkan, dan
yang memiliki potensi dalam mengurangi
dikembangkan. Kumpulan data akhir
obesitas.
tersebut digunakan untuk menyusun
Berdasarkan hasil bacaan, terdapat 26 diskusi secara deskriptif dan kemudian
artikel relevan yang kemudian disajikan diringkas berdasarkan fitokimia tiap
dan dibahas dalam artikel review ini. essential oil tumbuhan yang
Literatur lain seperti buku dan laporan berhubungan dengan aktivitas
menurunkan obesitas.
HASIL
Tabel 1. Daftar tumbuhan dengan essential oils yang mempunyai aktivitas antiobesitas
Senyawa
No Nama Tumbuhan Metode Mekanisme Sumber
Fitokimia
1 Cengkeh In vivo, Meningkatkan
(Syzygium tikus aktivitas saraf
aromaticum) dengan diet simpatetik,
Eugenol tinggi lemak nafsu makan
(25 g/ 200g) menurun dan
diinhalasi lipolisis
dengan 1% meningkat [10]
b- w/w dari
Caryophyllene masing-
masing
senyawa
fitokimia
Isoeugenol
2 Anuma In vitro, Menurunkan
(Artemisia annua) dilakukan adipogenesis
Western melalui
1,8 cineole
Blot penghambatan
terhadap transkripsi [11,12]
adiposit PPARγ dan
dari sel CEBPα
Germacrene-D
3T3-L1 di dalam tubuh
yang tanpa
40
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
dikultur di menekan nafsu
dalam MDI makan dan
dengan konsumsi
Caryophyllene 0,1-1 μL makanan
essential oil
Anuma
3 Jeruk Nipis In vivo, Menekan nafsu
(Citrus tikus yang makan dan
aurantifolia) diinduksi menurunkan
ketotifen jumlah
Limonene
(32 mg/kg) makanan yang
diberikan dapat
essential oil dikonsumsi
jeruk nipis
α-terpineol sebanyak [13]
125, 250,
500 mg/kg,
s.c.
p-cymene
β-pinene
4 Jeringau In vitro, Penghambatan
(Acorus calamus) dilakukan aktivitas α-
Western glukosidase
Blot sehingga
terhadap menghambat
adiposit adipogenesis,
dari sel penghambatan
[14,15,16]
3T3-L1 lipase
β-asarone
yang pankreas dan
dikultur di peningkatan
dalam MDI aktivitas
dengan 125 thermogenesis
μL essential
oil jeringau
41
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
5 Jahe In vivo, Melindungi dari
(Zingiber tikus inflamasi, yang
officinale) dengan diet melibatkan
tinggi modulasi jalur
lemak mediasi
(15,7-16,6 SREBP-1c dan
kcal/ hari) CYP2E1,
[17,18]
diberikan Menghambat
Citral
dosis 12.5, adipogenesis
62.5, atau dan
125 mg/kg meningkatkan
essential oil katabolisme
jahe asam lemak.
β-patchoulene
8 Bawang Putih In vivo, Meningkatkan
(Allium sativum L.) tikus regulasi UCP-
Diallyl trisulfide [22]
dengan diet 1, sehingga
tinggi lemak menekan nafsu
42
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
diinhalasi makan serta
dengan 80 menghambat
mg/kg adipogenesis
essential oil dan
bawang meningkatkan
putih penggunaan
selama 9 energi
minggu
9 Sereh Wangi In vivo, Meningkatkan
(Cymbopogon tikus aktivitas saraf
nardus L.) dengan diet simpatetik
tinggi lemak sehingga nafsu
diinhalasi makan
dengan 1% menurun [23]
β-citronellol
v/v
essential oil
sereh
selama 5
minggu
10 Adas Sowa In vivo, Mengaktivasi
(Anethum tikus PPAR-α
graveolens) dengan diet hepatic dan
tinggi lemak kemudian
α-
diinhalasi menekan
phellandrene
dengan penumpukan
[24]
0,02% dan lemak
0,05% v/v
Anethofuran essential oil
adas sowa
selama 4
minggu
11 Lavender In vitro, Penghambatan
(Lavandula metode aktivitas lipase
pubescens Decne) ABTS pancreas [25]
assay
Carvacrol
43
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
12 Adas In vivo, Menurunkan
(Foeniculum tikus stress oksidatif
vulgare) dengan diet dan
tinggi lemak menghambat
Anethole
diinhalasi aktivitas lipase
dengan 0,2
mL/kg
[26]
essential oil
Fenchyl
adas
acetate
selama 6
minggu
p-allylanisole
13 Mangga Kasturi In vivo, Meningkatkan
(Mangifera casturi) tikus ekspresi UCP-
dengan diet 1 dan PGC-1,
tinggi lemak meningkatkan
diberikan marker
5-
300 mg/kg metabolisme p-
Hydroxymethyl
ekstrak AMPKα dan
furfural
yang mengurangi
mengandun ekspresi gen
9- [40,41]
g senyawa terkait sintesis
Octadecenoic
tersebut lemak
acid
selama 8
minggu
n-
(belum ada
Hexadecanoic
penelitian
acid
antiobesita
s mangga
kasturi)
44
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
kardiovaskular dan aterosklerosis. Oleh oksidatif, yang merupakan faktor
karena itu, pengobatan obesitas sangat etiologis dalam banyak kondisi patologis
bermanfaat untuk mencegah dan dapat membantu menangkal
[28]
menangkal komorbiditas ini. konsekuensi rentan obesitas dan
[28]
komplikasi lainnya.
Obesitas dapat diatasi dengan
mengurangi nafsu makan atau dengan Adiposit juga berperan dalam
meningkatkan pengeluaran kalori. Nafsu merangsang pelepasan adipositokin
makan dapat dikendalikan oleh yang melepas tiga komponen yaitu lectin,
pengaturan hormon dan ekspresi adiponectin dan visfatin. Ketiga hormon
reseptor yang bertanggung jawab atas ini merangsang pelepasan insulin, yang
kelaparan dan rasa kenyang. Selain itu, mempertahankan kadar glukosa darah
peningkatan aktivitas fisik mencegah dan membantu dalam pengaturan lemak
akumulasi adiposit putih. Strategi ini akan tubuh. Jika terjadi disregulasi atau
membantu mengurangi terjadinya adanya resistensi insulin, kemampuan
obesitas dan mencegah komordibitas.[32] tubuh untuk mengambil glukosa pada
lemak dan otot menurun dan akan
Kelebihan asam lemak dan trigliserol
mengakibatkan obesitas.[29,30]
dalam darah menyebabkan akumulasi
adiposit di seluruh tubuh dan Dopamin mengatur jaringan adiposa,
aterosklerosis. Hal ini menyebabkan pankreas, dan saluran pencernaan untuk
peningkatan stres oksidatif, mengeluarkan hormon masing-masing.
hipertrigliseridemia, lipotoksisitas, Hormon-hormon ini menjaga rasa lapar,
diabetes, dan berbagai sindrom kenyang, dan lemak tubuh, sementara
metabolik. Dengan demikian, jika terjadi disregulasi, dapat
[31,32]
pengurangan kadar lemak baik yang menyebabkan obesitas. Oleh karena
beredar dan yang tersimpan adalah itu, faktor-faktor ini dalam
faktor kunci dalam manajemen obesitas. pengembangan agen antiobesitas baru
Kesimpulannya, pengurangan stres sangatlah penting.
45
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Selama beberapa tahun terakhir, Terpenoid adalah salah satu kelas
terdapat penelitian yang menunjukkan terbesar dalam metabolit sekunder pada
potensi metabolit sekunder untuk tanaman. Di antaranya adalah modulasi
mencegah dan mengobati obesitas serta kegiatan faktor transkripsi yang
penyakit kronis terkait obesitas. Efek bergantung pada ligan, yaitu, proliferator-
terapeutik yang bermanfaat dari tanaman activated receptor (PPAR). Karena
obat biasanya dihasilkan dari kombinasi PPAR adalah sensor lipid diet yang
multi-fitokimia yang dapat mengontrol homeostasis energi,
mengakibatkan efek sinergis atau aditif. konsumsi harian terpenoid dapat
Secara umum, metabolit sekunder dibagi berguna untuk memperbaiki kondisi
dalam tiga kelas utama: polifenol, gangguan metabolisme yang diinduksi
alkaloid dan terpenoid.[43] obesitas, seperti diabetes tipe 2,
hiperlipidemia, resistensi insulin, dan
Polifenol terbagi menjadi dua kelas:
penyakit kardiovaskular. Terpenoid juga
flavonoid dan non-flavonoid, seperti
memiliki aktivitas stimulasi pemanfaatan
tanin. Polifenol yang berasal dari herbal
karbohidrat dan lipid dan sintesis
mengurangi keberadaan adiposit dan [43,45]
lipid.
proliferasi preadiposit, menghambat
diferensiasi adiposit dan akumulasi Alkaloid ditemukan pada konsentrasi
trigliserida, merangsang lipolisis dan minimum di hampir semua tanaman.
asam lemak β-oksidasi, dan mengurangi Beberapa alkaloid seperti kafein,
inflamasi. Quercetin, polifenol pada teh capsaicin, dan efedrin menunjukkan efek
hijau dan capsaicin yang berasal dari anti-obesitas dengan merangsang
lada mempunyai aktivitas untuk lipolisis dan termogenesis serta
menginduksi apoptosis pada preadiposit. mengurangi nafsu makan. Kafein
Reservatrol menginduksi pengurangan menyebabkan efek termogenik melalui
lemak tubuh dengan menghambat penghambatan degradasi adenosin
proses akumulasi lemak dan monofosfat siklik (cAMP) intraseluler
merangsang jalur lipolitik dan oksidatif. yang diinduksi fosfodiesterase, dan
Studi in vivo yang sudah dilakukan mengurangi asupan energi dengan
[43]
menunjukkan bahwa polifenol yang mengurangi asupan makanan.
berasal dari herbal memberikan efek
Fitosterol adalah sterol tanaman yang
pengurangan berat badan dan aktivitas
secara struktural mirip dengan kolesterol
antiobesitas dengan menurunkan berat
dan bersifat kompetitif dalam
badan, massa lemak, dan trigliserida
pembentukan micelle di lumen usus dan
melalui peningkatan pengeluaran energi
menghambat penyerapan kolesterol.
dan pemanfaatan lemak, serta
Selain itu, fitosterol memiliki penyerapan
memodulasi hemostasis glukosa.[43,44,45]
sistemik yang sangat rendah. Oleh
46
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
karena itu, meningkatkan asupan (UCP-1), yang kemudian berdampak
fitosterol mungkin merupakan cara pada suhu tubuh yang meningkat dan
praktis untuk mengurangi obesitas dan konsumsi energi melalui proses
[10]
penyakit jantung koroner dengan risiko fosforilasi oksidatif uncoupling.
[47]
minimum.
Efek pemberian minyak esensial jeruk
Asam lemak konjugasi seperti asam nipis adalah penurunan berat badan dan
linoleat konjugasi (CLA) mempengaruhi penurunan jumlah makanan yang
pengurangan akumulasi lemak dan dikonsumsi. Minyak esensial jeruk nipis
menginduksi ekspresi gen metabolisme mencegah terjadinya perubahan berat
lipid. Selain itu, CLA berdampak pada badan dan menginduksi penurunan berat
pengurangan lipogenesis, mengurangi badan. Penurunan berat badan
asupan energi dan meningkatkan tampaknya dimediasi melalui
[46]
lipolisis. pengurangan nafsu makan. Dengan
demikian, minyak esesial jeruk nipis
Dalam pengurangan berat badan,
dapat mencegah kenaikan berat badan
mekanisme yang mungkin terdapat pada
yang disebabkan efek samping dari
senyawa fitokimia dapat berupa
sejumlah obat, misalnya ketotifen.
pengaturan nafsu makan, thermogenesis
Karena minyak esensial jeruk nipis
dan stimulasi metabolisme lipid,
mempengaruhi asupan makanan serta
penghambatan aktivitas lipase pankreas,
beragam proses yang terlibat dalam
penghambatan adipogenesis, dan
pengeluaran energi yang semuanya
meningkatkan lipolisis.[33]
dapat menekan kenaikan berat badan.[13]
47
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
menurun pada tikus yang terhirup β- babi dengan inhibitory concentration
citronellol, namun tingkat trigliserida (MIC50) sebesar 12,5 μL/mL. [19, 39]
48
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
preadipocyte 3T3-L1, dalam pengujian in sebagian dapat melalui aktivitas
vitro citral menunjukkan efek thermogenesis oleh fitokimia melalui
penghambatan yang lebih besar pada stimulasi reseptor β-adrenergik yang
[35]
adipogenesis dan akumulasi lipid. berhungan dengan pembakaran
[15]
Citral juga dapat meningkatkan lemak.
peroxisome proliferator-activated
Dalam studi, adas sowa mengaktifkan
receptor (PPARδ), dan hal ini
PPAR-α, sehingga meningkatkan tingkat
menghasilkan peningkatan katabolisme
ekspresi mRNA gen yang terkait oksidasi
asam lemak dalam sel tubuh.[36]
asam lemak yang merupakan target
Akumulasi lipid yang meningkat diinduksi PPAR-α, dan perbaikan kondisi
oleh CEBPα yang dimediasi oleh PPARγ, hiperlipidemia. Pada eksperimen in vitro,
yang merupakan aktivator transkripsi pemberian essential oil adas sowa dapat
utama diferensiasi adiposit dan juga menekan akumulasi trigliserida dengan
berkontribusi pada regulasi ekspresi gen menginduksi oksidasi asam lemak. Hasil
khusus adipogenik. Penelitian in vitro ini menunjukkan bahwa senyawa α-
dengan essential oil dari tanaman anuma phellandrene dan anethofuran memiliki
menunjukkan bahwa adanya penurunan aktivitas hipolipidemik, namun
ekspresi PPARγ dan CEBPα pada sebenarnya masih perlu diteliti lebih
adipocytes 3T3-L1. Oleh karena itu, spesifik mengenai kedua senyawa ini.[24]
senyawa 1,8 cineole, germacrene-D,
caryophyllene dapat menghambat Penghambatan aktivitas lipase
diferensiasi adipocyte yang dimediasi pankreas
oleh PPARγ/CEBPα. [11,12]
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
flavonoid dan senyawa fenolik adalah
Dalam studi, β-asarone dalam tanaman
kelas fitokimia yang berperan atas dalam
jeringau dapat menekan ekspresi faktor
aktivitas antioksidan yang kuat, dan
transkripsi adipogenik, sehingga
senyawa ini dimiliki oleh tanaman
adipogenesis terhambat dan
adas.[34] Karena, obesitas juga
merangsang liposisis dalam adipocytes
menunjukkan kadar enzim antioksidan
3T3-L1.[14,16] β-asarone mengurangi
dalam tubuh yaitu catalase, glutathione
kadar trigliserida intraseluler dengan
peroxidase dan glutathione reductase[35],
merangsang fosforilasi lipase
bukti epidemiologi menunjukkan bahwa
hormonsensitif yang memicu liposisis
antioksidan dalam makanan memainkan
dalam adiposit.[37] Selain aktivitas anti-
peran penting dalam pencegahan dan
adipogenik, Sebagian aktivitas senyawa
pengendalian obesitas dengan
ini dalam pengurangan berat badan
meningkatkan pertahanan antioksidan
dapat dimediasi sebagian melalui
alami serta dengan mengurangi
penghambatan lipase pankreas dan
pengendapan lemak di jaringan adiposa
49
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
dan dengan menunjukkan efek
penghambatan pada aktivitas lipase.
Selain itu, mereka memiliki tindakan
antihyperlipidemia dengan pengaturan
lipid darah.[26]
ditunjukkan yaitu regulasi nafsu makan; Indonesia memiliki aktivitas dan potensi
aktivitas lipase pankreas. Selain dan in vivo terhadap hewan uji. Sehingga
terdapat juga beberapa dosis efektif yang mengobservasi dosis, efikasi dan
50
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
UCAPAN TERIMAKASIH Traditional Herbal Medicines
Ucapan terima kasih disampaikan Category. Drug Information
kepada semua pihak yang turut Journal. 2011;45(1):15-23.
berkontribusi dalam penyelesaian tulisan 6. Yanovski S, Yanovski J. Long-
ini, baik berupa masukan ataupun kritik. term Drug Treatment for Obesity.
JAMA. 2014;311(1):74.
DAFTAR PUSTAKA 7. Tripathi P, Srivatava R, Pandey A,
1. Hailemariam T, Ethiopia S, Pandey R, Goswami S. Alternative
Alamdo A, Hailu H. Emerging therapies useful in the
Nutritional Problem of Adult management of diabetes: A
Population: Overweight/Obesity systematic review. Journal of
and Associated Factors in Addis Pharmacy and Bioallied Sciences.
Ababa City Communities, 2011;3(4):504.
Ethiopia—A Community-Based 8. Ekor M. The growing use of herbal
Cross-Sectional Study. Journal of medicines: issues relating to
Obesity. 2020; 2020:1-8. adverse reactions and challenges
https://doi.org/10.1155/2020/6928 in monitoring safety. Frontiers in
452 Pharmacology. 2014;4.
2. World Health Organization. 9. H. Farouk, B.A. El-Sayeh, S.S.
Obesity and Overweight [Internet]. Mahmoud and O.A. Sharaf, Effect
WHO International. 2021. of Olfactory Stimulation with
Tersedia di: Grapefruit Oil And Sibutramine in
https://www.who.int/news- Obese Rats. Journal of Pioneering
room/fact-sheets/detail/obesity- Medical Sciences. 2012;2: 1-10.
and-overweight 10. Hasim F, Batubara I, Herawati
3. Kementerian Kesehatan Suparto I. The Potency Of Clove
Indonesia. Hasil Utama (Syzygium aromaticum) Essential
RISKESDAS 2018. Jakarta: Oil As Slimming Aromatherapy By
Badan Penelitian dan In Vivo Assay. International
Pengembangan Kesehatan. 2018. Journal of Pharma and Bio
4. Hruby A, Manson J, Qi L, Malik V, Sciences. 2016;7(1):110-116.
Rimm E, Sun Q et al. Determinants 11. Il Hwang D, Jong Won K, Yoon
and Consequences of Obesity. Kim D, Won Yoon S, Hoon Park J,
American Journal of Public Health. Kim B et al. Anti-adipocyte
2016;106(9):1656-1662. Differentiation Activity and
5. Anquez-Traxler C. The Legal and Chemical Composition of
Regulatory Framework of Herbal Essential Oil from Artemisia
Medicinal Products in the annua. Natural Product
European Union: A Focus on the
51
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Communication. 2016;11(4):539- Biological and Chemical Science.
542. 2013;4:598-610.
12. Baek HK, Shim H, Lim H, Shim M, 17. Lai Y, Lee W, Lin Y, Ho C, Lu K,
Kim CK, Park SK, Lee YS, Song Lin S et al. Ginger Essential Oil
KD, Kim SJ, Yi SS. Anti- Ameliorates Hepatic Injury and
adipogenic Effect of Artemisia Lipid Accumulation in High Fat
annua in Diet-induced-obesity Diet-Induced Nonalcoholic Fatty
mice Model. Journal of Veterinary Liver Disease. Journal of
Sciences. 2015;16(4):389-96. doi: Agricultural and Food Chemistry.
10.4142/jvs.2015.16.4.389. PMID: 2016;64(10):2062-2071.
26243598; PMCID: PMC4701730. 18. Mao Q, Xu X, Cao S, Gan R, Corke
13. Asnaashari S, Delazar A, Habibi B, H, Beta T et al. Bioactive
Vasfi R, Nahar L, Hamedeyazdan Compounds and Bioactivities of
S et al. Essential Oil from Citrus Ginger (Zingiber officinale
aurantifolia Prevents Ketotifen- Roscoe). Foods. 2019;8(6):185.
induced Weight-gain in Mice. 19. Ali-Shtayeh M, Jamous R, Abu-
Phytotherapy Research. Zaitoun S, Khasati A, Kalbouneh
2010;24(12):1893-1897. S. Biological Properties and
14. Lee M, Chen Y, Tsai J, Wang S, Bioactive Components of Mentha
Watanabe T, Tsai Y. Inhibitory spicata L. Essential Oil: Focus on
Effect of β-asarone, a Component Potential Benefits in the Treatment
of Acorus calamus essential Oil, of Obesity, Alzheimer’s Disease,
on Inhibition of Adipogenesis in Dermatophytosis, and Drug-
3T3-L1 Cells. Food Chemistry. Resistant Infections. Evidence-
2011;126(1):1-7. Based Complementary and
15. Athest K, Joshi G. Alternative Medicine. 2019;2:1-11.
Pharmacological Screening of 20. Van, Beek T, Joulain D. The
Anti-obesity Potential Of Acorus Essential Oil of Patchouli,
calamus Linn. in High Fat Pogostemon cablin: A Review.
Cafeteria Diet Fed Obese Rats. Flavour and Fragrance Journal.
Asian Journal of Pharmaceutical 2017;33(1):6-51.
and Clinical Research. 21. Hong S, Cho J, Boo C, Youn M,
2017;10(4):384. Pan J, Kim J et al. Inhalation of
16. Selvaraj M, Immanuel C, Patchouli (Pogostemon Cablin
Rajasekharan P. The Sweetness Benth.) Essential Oil Improved
and Bitterness of Sweet Flag Metabolic Parameters in Obesity-
(Acorus calamus L.). Research Induced Sprague Dawley Rats.
Journal of Pharmaceutical, Nutrients. 2020;12(7):1-15.
52
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
22. Kagawa Y, Ozaki-Masuzawa Y, 27. Riera C ,Tsaousidou E, Halloran J,
Hosono T, Seki T. Garlic Oil Follett P, Hahn O, Pereira, M,
Suppresses High-fat Diet Induced Ruud L, Alber J, Tharp K,
Obesity in Rats Through The Anderson C. The Sense of Smell
Upregulation of UCP-1 and The Impacts Metabolic Health and
Enhancement of Energy Obesity. Cell Metabolism. 2017;
Expenditure. Experimental and 26:198–211.
Therapeutic Medicine. 2019; 28. Redinger R. The Pathophysiology
19(2):1536-1540. of Obesity and Its Clinical
23. Batubara I, Suparto I, Sa’diah S, Manifestations. Gastroenterol
Matsuoka R, Mitsunaga T. Effects Hepatol (N Y). 2007;3(11): 856-
of Inhaled Citronella Oil and 863.
Related Compounds on Rat Body 29. Muppala S, Konduru S, Merchant
Weight and Brown Adipose Tissue N, Ramsoondar J, Rampersad C,
Sympathetic Nerve. Nutrients. Rajitha B. Adiponectin: Its Role in
2015;7(3):1859-1870. Obesity-associated Colon and
24. Takahashi N, Yao L, Kim M, Prostate Cancers. Critical Reviews
Sasako H, Aoyagi M, Shono J. Dill in Oncology/Hematology.
Seed Extract Improves 2017;116:125-133.
Abnormalities in Lipid Metabolism 30. Nagaraju G, Aliya S, Alese O. Role
Through Peroxisome Proliferator- of Adiponectin in Obesity Related
Activated Receptor-Α (PPAR-a) Gastrointestinal Carcinogenesis.
Activation in Diabetic Obese Mice. Cytokine & Growth Factor
Molecular Nutrition & Food Reviews. 2015;26(1):83-93.
Research. 2013;57(7):1295-1299. 31. Mohamed G, Ibrahim S, Elkhayat
25. Ali-Shtayeh M, Abu-Zaitoun S, E, El Dine R. Natural Anti-obesity
Dudai N, Jamous R. Downy Agents. Bulletin of Pharmacy.
Lavender Oil: A Promising Source 2014;52(2):269-284.
of Antimicrobial, Antiobesity, and 32. Zhang Y, Liu J, Yao J, Ji G, Qian
Anti-Alzheimer’s Disease Agents. L, Wang J et al. Obesity:
Evidence-Based Complementary Pathophysiology and Intervention.
and Alternative Medicine. Nutrients. 2014;6(11):5153-5183.
2020;2020:1-10. 33. Kasprzak K, Wojtunik-Kulesza K,
26. Garg C, Ansari S, Khan S, Garg M. Oniszczuk T, Kuboń M, Oniszczuk
Effect of Foeniculum vulgare Mill. A. Secondary Metabolites, Dietary
Fruits in Obesity and Associated Fiber and Conjugated Fatty Acids
Cardiovascular Disorders. Journal as Functional Food Ingredients
of Pharmaceutical and Biomedical against Overweight and Obesity.
Sciences. 2011;8(19):1-5.
53
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Natural Product Communications. 38. Kabera J, Semana E, Mussa A,
2018;13(8):1073-1082. Xin H. Plant Secondary
34. Fang L, Qi M, Li T, Shao Q, Fu R. Metabolites: Biosynthesis,
Headspace Solvent Classification, Function and
Microextraction-Gas Pharmacological Properties.
Chromatography–Mass Journal of Pharmacy and
Spectrometry for The Analysis of Pharmacology. 2014;2:377-392.
Volatile Compounds From 39. Cho S, Choi Y, Park S, Park T.
Foeniculum vulgare Mill. Journal of Carvacrol Prevents Diet-induced
Pharmaceutical and Biomedical Obesity by Modulating Gene
Analysis. 2006;41(3):791-797. Expressions Involved in
35. Chung M, Sung N, Park C, Kweon Adipogenesis and Inflammation in
D, Mantovani A, Moon T. Mice Fed With High-fat diet. The
Antioxidative and Journal of Nutritional
Hypocholesterolemic Activities Of Biochemistry. 2012;23(2):192-
Water-Soluble Puerarin 201.
Glycosides In Hepg2 Cells And In 40. Suhendar U, Fathurrahman M,
C57 BL/6J Mice. European Sogandi S. Antibacterial Activity
Journal of Pharmacology. and Mechanism of Action of
2008;578(2-3):159-170. Methanol Extract from Kasturi
36. Misawa K, Hashizume K, Mango Fruit (Mangifera casturi) on
Yamamoto M, Minegishi Y, Hase Caries-Causing Bacterium
T, Shimotoyodome A. Ginger Streptococcus mutans. Jurnal
Extract Prevents High-fat Diet- Kimia Sains dan Aplikasi.
induced Obesity In Mice Via 2019;22(6):235-241.
Activation of The Peroxisome 41. Lee Y, Kim M, Irfan M, Kim S, Kim
Proliferator-Activated Receptor δ S, Rhee M. Physalis alkekengi
Pathway. The Journal of Exhibits Antiobesity Effects in Mice
Nutritional Biochemistry. with Potential of Inducing White
2015;26(10):1058-1067. Adipose Tissue Browning. Journal
37. Si M, Lou J, Zhou C, Shen J, Wu of Medicinal Food.
H, Yang B. Insulin Releasing and 2020;23(3):312-318.
Alpha-Glucosidase Inhibitory 42. Van Dam A, Kooijman S,
Activity of Ethyl Acetate Fraction of Schilperoort M, Rensen P, Boon
Acorus Calamus In Vitro and In M. Regulation of brown fat by
Vivo. Journal of AMP-activated protein kinase.
Ethnopharmacology. Trends in Molecular Medicine.
2010;128(1):154-159. 2015;21(9):571-579.
54
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
43. Saad B, Zaid H, Shanak S, Kadan
S. Anti-diabetes and anti-obesity
medicinal plants and
phytochemical. Springer Charm;
2017.
44. Kabera J, Edmond S, Ally M, Xin
H. Plant Secondary Metabolites:
Biosynthesis, Classification,
Function and Pharmacological
Properties. Journal of Pharmacy
and Pharmacology. 2014;2:377-
392.
45. Chen J, Mangelinckx S, Ma L,
Wang Z, Li W, De Kimpe N.
Caffeoylquinic acid derivatives
isolated from the aerial parts of
Gynura divaricata and their yeast
α-glucosidase and PTP1B
inhibitory activity. Fitoterapia.
2014;99:1-6.
46. Brown L, Poudyal H, Panchal S.
Functional foods as potential
therapeutic options for metabolic
syndrome. Obesity Reviews.
2015;16(11):914-941.
47. Oniszczuk A, Oniszczuk T,
Wójtowicz A, Wojtunik K,
Kwaśniewska A, Waksmundzka-
Hajnos M. Radical scavenging
activity of extruded corn gruels
with addition of linden
inflorescence. Open Chemistry.
2015;13(1).
55
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Tinjauan REVIEW: INTERAKSI ANTARA OBAT
KONVENSIONAL DAN HERBAL UNTUK
Pustaka DIABETES MELITUS
Izzah Al Mukminah1,a, Raden Bayu Indradi2
1
Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Padjadjaran
2
Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas
Padjadjaran
a
Corresponding author’s email : izzah17001@mail.unpad.ac.id
ABSTRAK
Pendahuluan: Prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia tinggi dan bahkan
mengalami fluktuasi dari 422 juta jiwa menjadi 463 juta jiwa dalam 5 tahun. Pada
tatalaksana penyakit DM, salah satunya ialah terapi farmakologi menggunakan Obat
Antihiperglikemik (OAH). Saat ini selain OAH, masyarakat juga menggunakan herbal untuk
mengatasi DM. Senyawa aktif herbal yang telah terbukti berkontribusi dalam pengobatan
beragam dan multikomponen, namun tidak semua komponen tersebut diketahui
memberikan efek terapeutik pada DM. Maka, tujuan dari tinjauan pustaka ini untuk
mengetahui interaksi yang terjadi antara obat konvensional dan herbal untuk DM.
Metode: Pencarian literatur dilakukan pada bulan Mei 2020. Situs yang digunakan adalah
Google Scholar, Elsevier dan NCBI. Kata kunci yang digunakan untuk menemukan
sumber jurnal ialah “interaksi obat DM dan herbal”, “interaction of diabetic drugs and
herbs”, “herbal untuk diabetes”, dan “herbs for diabetes”. Jurnal yang digunakan sebagai
sumber berjumlah 15 jurnal dengan fokus penelitian secara in vivo dan klinis.
Hasil dan Pembahasan: Multikomponen pada herbal tersebut jika digunakan bersamaan
dengan OAH berpotensi untuk menimbulkan interaksi, beberapa studi melaporkan bahwa
OAH dan herbal untuk antidiabetes memiliki interaksi sinergis atau antagonis. Berdasarkan
pustaka beberapa penelitian interaksi obat dan herbal bisa terjadi, seperti Metformin,
Glibenklamid dan Pioglitazon dengan Aloe vera berinteraksi sinergis.
Kesimpulan: Potensi interaksi antagonis dan sinergis muncul pada beberapa hasil
penelitian interaksi herbal dengan OAH.
Kata kunci: Diabetes Melitus, Obat Antihiperglikemik, Herbal, Interaksi
ABSTRACT
Introduction: The prevalence of Diabetes Mellitus (DM) in Indonesia is high and has even
fluctuated from 422 million to 463 million in 5 years. In the management of DM, one of
which is pharmacological therapy using antihyperglycemic drugs (AHD). Currently, besides
AHD, people also use herbs to treat DM. While active herbal compounds that have been
shown to contribute to DM treatment are diverse and multicomponent, not all of these
components are known to have therapeutic effects. Thus, the aim of this literature review
is to determine the interactions that might occur between conventional and herbal drugs
for DM.
Method: A literature search was conducted in May 2020. The sites used were Google
Scholar, Elsevier and NCBI. The keywords used to find the journal sources were "drug
interactions with diabetes and herbs", "interaction of diabetic drugs and herbs", "herbs for
diabetes", and "herbs for diabetes". The journals used as sources totaled 15 journals with
a focus on in vivo and clinical research.
Results and Discussion: Multi components in these herbs, when used together with AHD,
have the potential to cause interactions. Several studies reported that AHD and herbs for
antidiabetic have synergistic or antagonistic interactions. Based on the literature, some
56
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
drug and herbal interactions can occur, such as Metformin, Glibenclamide and Pioglitazone
with Aloe vera interact synergistically.
Conclusion: The potential for antagonistic and synergistic interactions emerged in several
studies on herbal interactions with OAH.
Keywords: Diabetes Mellitus, Antihyperglycemic Drugs, Herbs, Interactions
metabolik yang ditandai dengan gejala insulin tubuh.[1] DMT2 terjadi karena
poliuria (frekuensi kencing tinggi), gaya hidup individu yang buruk seperti
polidipsia (rasa haus luar biasa), rendahnya aktivitas tubuh dan pola
atau obesitas. DM dikarakterisasi oleh yang berujung pada kerusakan sel yang
kehamilan.[4] Klasifikasi DM secara garis 6,9% dan pada tahun 2018 menjadi
57
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
pasien menggunakan obat mekanisme kerja dibagi menjadi 5 yaitu
antihiperglikemik. Obat antihiperglikemik pemacu sekresi insulin, peningkat
(OAH) atau antidiabetes adalah obat sensitivitas terhadap insulin,
dengan kegunaan menurunkan kadar penghambat absorpsi glukosa,
glukosa darah dengan mekanisme yang penghambat Dipeptyl Peptidase (DPP-
berbeda-beda sesuai golongannya IV), dan penghambat Sodium Glucose
[7]
masing-masing. Obat antihiperglikemik co-Transporter (SGLT-2). Pada Tabel 2,
berdasarkan rute administrasi obat obat antihiperglikemik parenteral
terbagi menjadi obat antihiperglikemik terdapat 2 macam yaitu insulin dan
oral dan parenteral. Pada Tabel 1, obat agonis Glucagon like Peptide 1 (GLP-
antihiperglikemik oral berdasarkan 1).[3]
Golongan
Jenis Aksi Jenis Mekanisme Efek Samping
Obat
Glimepirid
Glipizid
Gliquidon
Gliklazid
58
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Penghambat Inhibitor α- Akarbosa Hambat Flatulen
Absorpsi glukosidase absorpsi
Feses lembek
Glukosa glukosa di
pencernaan
Insulin Glargine
59
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
sejalan dengan laporan WHO yang digunakan di dunia adalah lidah buaya
menyebutkan bahwa kepatuhan pasien (Aloe vera), bawang putih, ginseng, dan
dalam mengikuti terapi penyakit kronis di gurmara.[5]
negara berkembang sangat rendah
Tumbuhan-tumbuhan antidiabetes
dibandingkan dengan negara maju yang
memiliki senyawa aktif dengan efek
mencapai 50% dalam hal kepatuhan
farmakologi yaitu karbohidrat kompleks,
pasien.[10]
alkaloid, glikopeptida, terpenoid, peptida,
Selain masalah ketidakpatuhan dalam amina, steroid, flavonoid, lipid, kumarin,
pengobatan OAH, penderita DM juga ion anorganik, turunan sulfur dan
[16]
mungkin menggunakan herbal yang senyawa utama lainnya. Dalam satu
secara empiris telah digunakan sebagai tumbuhan terdapat multikomponen
obat untuk DM. Penggunaan herbal dengan khasiat yang berbeda-beda,
tersebut dijadikan alternatif tambahan seperti lidah buaya memiliki senyawa
pengobatan yang mudah dijangkau utama Aloeresin A dengan mekanisme
bersamaan dengan OAH. Hal ini menginhibisi α-glukosidase[16] dan
didasarkan pada pengetahuan umum senyawa antioksidan serta senyawa
masyarakat tentang tumbuhan lainnya baik dengan efek yang diketahui
merupakan alternatif pengobatan yang atau belum diketahui jelas.[17] Jika
sesuai karena diyakini tidak ada efek multikomponen yang dimiliki tumbuhan
samping dan sudah digunakan secara obat digunakan bersamaan dengan obat
[11]
turun-temurun. antihiperglikemik diduga akan terjadi
interaksi obat.[18]
Persentase penggunaan herbal sebagai
pengobatan penyakit di Indonesia sejak Jika dua obat atau lebih digunakan
tahun 2013 yaitu sebesar 30%, lalu bersamaan, dapat menciptakan suatu
berkembang hingga tahun 2018 menjadi interaksi karena efek yang saling
[6]
31,8%. Lebih dari 500 spesies tanaman tumpang tindih dari masing-masing
[19]
yang terbukti berkhasiat menurunkan senyawa. Interaksi yang dihasilkan
kadar glukosa darah.[12] Berdasarkan dapat berupa interaksi sinergis/aditif atau
beberapa penelitian etnofarmasi lokal, berupa interaksi antagonis yang dapat
banyak tumbuhan di dunia yang menimbulkan adverse drug reaction.[15]
berpotensi memiliki aktivitas Maka, tujuan dari tinjauan pustaka ini
antihiperglikemik seperti di Afrika untuk mengetahui interaksi yang terjadi
terdapat 24 spesies dan diduga dapat antara obat konvensional dan herbal
terus berkembang.[13] Beberapa untuk DM.
tumbuhan asli Indonesia yang sering
METODE
digunakan sebagai antidiabetes adalah
Pencarian literatur dilakukan pada bulan
brotowali, kayu manis, pare dan
Mei 2020. Situs yang digunakan adalah
salam.[14] Tumbuhan lainnya yang
60
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Google Scholar, Elsevier dan NCBI. interaksi yang menghasilkan
Kata kunci yang digunakan untuk penambahan efek, dimana pada DM
menemukan sumber jurnal ialah interaksi ini perlu menjadi perhatian
“interaksi obat DM dan herbal”, sebab dapat mengakibatkan
“interaction of diabetic drugs and herbs”, hipoglikemia. Sedangkan interaksi
“herbal untuk diabetes”, dan “herbs for antagonis adalah interaksi yang
diabetes”. menghasilkan pengurangan efek dan
Kriteria inklusi literatur adalah jurnal bahkan efek yang merugikan.[15] Interaksi
ilmiah dan ulasan artikel, tahun publikasi obat terjadi pada proses farmakodinamik
dari 10 tahun terakhir yakni 2010-2020. dan farmakokinetik.[18] Pada
Kriteria eksklusi literatur adalah tahun farmakodinamik, interaksi terjadi pada
publikasi di bawah tahun 2010. Literatur kompetisi antar senyawa berikatan
yang digunakan sebagai sumber dengan reseptor target yang berujung
berjumlah 15 publikasi jurnal dengan pada efek sinergis/aditif atau antagonis.
fokus penelitian secara in vivo dan klinis. Pada farmakokinetik, interaksi terjadi
pada fase absorpsi obat, metabolisme
obat, ikatan protein-obat dan ekskresi
HASIL DAN PEMBAHASAN metabolit lewat ginjal yang memengaruhi
Interaksi antar senyawa pada obat kadar obat plasma dan urin.[20]
dengan obat, obat dengan herbal, Beberapa penelitian interaksi antara obat
maupun obat dengan makanan dapat dengan herbal untuk DM telah dirangkum
terjadi secara sinergis/aditif dan dalam Tabel 3.
antagonis. Interaksi sinergis/aditif adalah
Tabel 3. Interaksi OAH dengan Herbal
[21]
Metformin Aloe vera (lidah buaya) Keterangan Disolusi Sinergis
dosis tidak metformin
tersedia menurun
[22]
Momordica charantia Keterangan Tidak Sinergis
(pare) dosis tidak tersedia
tersedia
[23]
Cinnamomum verum 300-600 Tidak Sinergis
(kayu manis) mg/kg/hari tersedia
61
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
[24]
Trigonella foenum 2 g/hari Tidak Sinergis
graecum (biji klabet) tersedia
[25], [26]
Allium sativum (bawang 500 mg/kg Tidak Sinergis
putih) tersedia
[28]
Andrographis paniculata 434,6 mg/kg Menurunka Antagonis
(sambiloto) n
bioavailabili
tas
metformin
[29]
Moringa oleifera (daun 375-1.500 Tidak Sinergis
kelor) mg/kg tersedia
[30]
Gymnema sylvestre Keterangan Capaian Antagonis
(Gurmara) dosis tidak konsentrasi
tersedia maksimal
dan
distribusi
metformin
lebih
lambat
[27]
Glibenklamid Allium sativum (bawang 500 mg/kg Tidak Sinergis
putih) tersedia
[31]
Cinnamomum cassia 60 mg/kg Tidak Sinergis
(kayu manis china) tersedia
[32]
Aloe vera (lidah buaya) Keterangan Tidak Sinergis
dosis tidak tersedia
tersedia
[33]
Coccinia indica (anggur 200 mg/kg Tidak Sinergis
tropis) tersedia
[34]
Andrographis paniculata Keterangan Tidak Sinergis
(sambiloto) dosis tidak tersedia
tersedia
[35]
Pioglitazone Aloe vera (lidah buaya) Keterangan Tidak Sinergis
dosis tidak tersedia
tersedia
62
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
[36]
Repaglinid Panax ginseng (ginseng Keterangan Tidak Antagonis
korea) dosis tidak tersedia
tersedia
63
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Pemberian metformin dengan dosis metformin itu sendiri dan bisa membantu
ekstrak 600 mg/kg menunjukkan mengontrol kadar gula darah.[24]
penurunan jumlah glukosa darah yang Metformin-Allium sativum
paling besar yaitu menjadi 49,8 mg/dL Allium sativum atau bawang putih dikenal
dibandingkan dengan metformin-kayu dengan banyak khasiat, salah satunya
manis 300 mg/kg menjadi 85,3 mg/dL. sebagai antidiabetes. Dalam penelitian
Namun, 40% hewan coba dari grup ini interaksi bawang putih dengan metformin
mati karena hipoglikemik. Penelitian ini 400 mg/kg, efek hipoglikemik diamati
menunjukkan interaksi sinergis antara secara in vivo dengan menggunakan
[23]
metformin dengan ekstrak kayu manis. ambilan glukosa pada jaringan
Penggunaan metformin dengan kayu hemidiafragma tikus. Hasil uji
manis secara bersamaan perlu dilakukan menunjukkan ekstrak petroleum eter
pemantauan untuk menghindari (PE) bawang putih memiliki efek
terjadinya hipoglikemia. hipoglikemik lebih besar daripada
Metformin-Trigonella foenum ekstrak metanol bawang putih dan lebih
graecum besar daripada metformin sendiri.
Trigonellafoenum graecum atau biji Aktivitas antihiperglikemik Metformin
klabet dikenal sebagai herbal dengan ekstrak PE bawang putih lebih
antidiabetes di Asia Selatan. Sebuah kecil daripada aktivitas ekstrak PE
studi pada 6 pasien DM dengan OAH bawang putih saja. Kombinasi ekstrak
primer metformin yang memiliki 64iwayat methanol bawang putih-metformin
glukosa darah puasa >= 140 mg/dL dan menunjukkan tidak adanya efek
gula darah tak terkontrol selama antihiperglikemik yang meningkat. Hal ini
pengobatan. Pasien diberi biji klabet memperlihatkan pengaruh pelarut pada
dosis 2 g/hari sesuai anjuran perusahan aktivitas. Jika pelarut semakin polar
produk kesehatan GNC (General artinya senyawa dari bawang putih yang
Nutrition Centers) Amerika selama 3 terikat dengan pelarut polar tesebut tidak
bulan. Dilaporkan menghasilkan menurunkan efek antihiperglikemik dari
kenaikan kadar insulin puasa yang metformin. Sedangkan interaksi yang
signifikan serta menurunkan kadar terjadi antara ekstrak PE bawang putih
glukosa darah puasa, tetapi tidak lebih dengan metformin adalah antagonis
signifikan dibandingkan dengan riwayat karena efek antihiperglikemik
[25]
terakhir saat penggunaan metformin berkurang. Kesimpulan tadi selaras
tunggal. Dengan demikian, interaksi dengan penelitian lain yang
metformin-biji klabet adalah aditif atau menyebutkan bahwa interaksi ekstrak air
sinergis karena masih dapat bawang putih dengan metformin dapat
menimbulkan penurunan glukosa darah menambah aktivitas antihiperglikemik
walaupun tidak lebih besar dari karena ekstrak air bawang putih bersifat
polar. Dengan demikian, interaksi
64
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
metformin dan bawang putih adalah dibandingkan dengan metformin tunggal
sinergis dan dosis metformin bisa dan ekstrak terpurifikasi sambiloto
dikurangi untuk menghindari efek tunggal. Sambiloto dapat menurunkan
[26]
sampingnya. bioavailabilitas metformin dengan
Glibenklamid-Allium sativum menghambat absorpsi di saluran cerna
Studi interaksi dilakukan pada tikus yang dengan bekerja pada enzim α-
diinduksi streptozotocin. Glibenklamid glukosidase seperti halnya akarbosa
diberi dengan ekstrak air bawang putih menurunkan efek metformin. Hal ini
500 mg/kg. Pada uji akut 1 hari dan menunjukkan interaksi yang terjadi
kronik selama 28 hari dilaporkan bahwa adalah interaksi antagonis karena saling
kombinasi dosis 0,5 mg/kg glibenklamid menurunkan efek.[28]
dengan ekstrak bawang putih secara Metformin-Moringa oleifera
signifikan menurunkan glukosa darah Moringa oleifera atau tumbuhan kelor
daripada glibenklamid tunggal dan biasa digunakan sebagai herbal
ekstrak bawang putih tunggal. Pada uji antidiabetes, di Indonesia bagian
kronik dengan grup yang sama terjadi tumbuhan yang sering digunakan adalah
penurunan gula darah lebih besar dari uji daun. Penelitian dilakukan pada tikus
akut, namun tidak terjadi kematian. yang diinduksi aloksan lalu diberi
Senyawa agen antidiabetes bawang metformin 150 mg/kg dengan ekstrak
putih adalah komponen sulfur (di-2- daun kelor berturut-turut 375, 750 and
propenyl disulfide dan 2-propenyl propyl 1500 mg/kg. Gula darah puasa dimonitor
disulfide) dengan mekanisme stimulasi tiap minggu dan darah dikumpulkan pada
sekresi insulin dari pelepasan gugus -SH hari ke 28 untuk uji profil lemak. Ketiga
(sulfhidril) pada molekul thiol endogen grup metformin-ekstrak daun kelor
seperti sistein, glutation, dan albumin menunjukkan efek antihiperglikemik dan
serta menghambat absorpsi glukosa. hipolipidemia signifikan daripada grup
Penelitian ini memperlihatkan interaksi metformin saja dan grup ekstrak daun
yang terjadi adalah sinergis dan dapat kelor tunggal. Interaksi yang terjadi aditif
membantu dalam menurunkan dosis dan mungkin bisa membantu dalam
glibenklamid agar terhindar dari adverse manajemen terapi DM yang berasosiasi
drug reactions.[27] dengan dislipidemia.[29]
Metformin-Andrographis paniculata Metformin-Gymnema sylvestre
Penelitian interaksi kombinasi metformin Gymnema sylvestre adalah tumbuhan
dengan ekstrak terpurifikasi sambiloto Gurmara yang terkenal di India dan Sri
(Andrographis paniculata) dilakukan Lanka sebagai antidiabetes. Pada
pada tikus DM resitensi insulin. Grup sebuah penelitian mengenai interaksi
kombinasi metformin-sambiloto dengan metformin dengan produk teh gurmara
sambiloto 434,6 mg/kg. Grup kombinasi selama 28 hari pada tikus induksi
tersebut menaikkan gula darah aloksan. Pada grup kontrol metformin
65
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
150 mg/kg menghasilkan glukosa darah menurunkan kadar glukosa darah
yang normal <130 mg/dL. Kadar gula daripada glibenklamid sendiri, maka
darah pada grup metformin-gurmara interaksi yang terjadi dapat bermanfaat
>130 mg/dL yaitu tidak normal. atau sinergis/aditif.[32]
Konsentrasi dan distribusi metformin Glibenklamid-Coccinia indica
dalam plasma pada grup metformin- Coccinia indica atau dikenal dengan
gurmara lambat daripada metformin anggur tropis sudah dipakai sebagai
tunggal, di mana kejadian ini herbal antidiabetes pada Ayurveda.
menunjukkan lambatnya aksi Pada penelitian interaksi anggur tropis
menurunkan glukosa darah. Jadi, dosis 200 mg/kg dengan glibenklamid
interaksi yang terjadi adalah antagonis pada tikus yang DM dilaporkan signifikan
karena menurunkan efek metformin.[30] hipoglikemik dan aman digunakan
Glibenklamid-Cinnamomum cassia karena tidak menimbulkan hipoglikemik
Cinnamomum cassia atau kayu manis parah dan efek toksik.[33]
cina adalah bumbu rempah dengan efek Pioglitazone-Aloe vera
antidiabetes paling besar di antara Pada penelitian uji farmakokinetik A.
rempah-rempah lainnya maupun vera, dilaporkan bahwa senyawa aktifnya
dibandingkan kayu manis sejati menginhibisi kerja enzim sitokrom
(Cinnamomum verum). Pada uji interaksi CYP3A4. Sedangkan diketahui bahwa
glibenklamid 5 mg/kg dengan kayu manis Pioglitazone dimetabolisme oleh
china dengan dosis 60 mg/kg ini CYP3A4. Maka diprediksi terjadi
dilakukan 15 hari pada tikus diinduksi interaksi aditif pada Pioglitazone yang
aloksan. Kadar glukosa dicek waktu paruhnya menjadi lebih panjang
menggunakan glukometer. Pemberian sehingga terakumulasi dan berujung
kombinasi glibenklamid dengan kayu hipoglikemik. Namun belum ada studi
manis cina menurunkan gula darah lebih lanjut pada interaksi ini.[34]
secara signifikan daripada glibenklamid Glibenklamid-Andrographis
tunggal atau kayu manis cina tunggal, paniculata
maka interaksi yang terjadi adalah Andrographis paniculata atau sambiloto
[31]
sinergis. sering digunakan sebagai antidiabetes.
Diketahui bahwa sambiloto menginhibisi
Glibenklamid-Aloe vera enzim CYP2C9 di mana glibenklamid
Pada pengujian aktivitas Aloe vera akan berikatan dengan CYPC29 untuk
dihasilkan bahwa efek antihiperglikemik dimetabolisme. Diduga akan terjadi
dari Aloe vera lebih besar daripada interaksi aditif karena glibenklamid tidak
glibenklamid sendiri. Selain itu, pada dimetabolisme untuk waktu yang lebih
studi single-blinded di Thailand lama dan akan terus menimbulkan efek
dilaporkan 15 mL jus A. vera dengan penurunan glukosa darah.[35]
glibenklamid secara signifikan
66
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Repaglinid-Panax ginseng interaksi sinergis yang secara teoritis
Panax ginseng atau ginseng korea diprediksi antara lain adalah
diketahui dengan komponen ginsenosida Glibenklamid dengan Andrographis
sebagai agen antidiabetes. Ginseng paniculata dan Pioglitazone dengan Aloe
korea ditemukan dapat menginduksi vera.
CYP3A4 sehingga enzim lebih cepat
aktif. Regaglinid di dalam tubuh akan UCAPAN TERIMAKASIH
dimetabolisme oleh CYP3A4 sehingga Terimakasih kepada Bapak Dr. Rizky
diduga akan terjadi interaksi obat-herbal Abdulah, Apt. selaku dosen mata kuliah
yang antagonis. Repaglinid akan metodologi penelitian yang telah
dimetabolisme lebih cepat sehingga memberi arahan dalam membuat ulasan
banyak yang termetabolisme yang artikel ini.
berujung menurunkan efek dari
[36]
repaglinid.
DAFTAR RUJUKAN
1. Wells BG., DiPiro JT.,
KESIMPULAN Schwinghammer TL. & DiPiro C.
Interaksi farmakokinetik pada Metformin Pharmacotherapy Handbook. New
dengan Aloe vera adalah disolusi York: McGraw Hill Education; 2015.
metformin menurun, Metformin dengan 2. Pusdatin. Info DATIN: Hari DM
Andrographis paniculata adalah turunnya Sedunia 2018. Info DATIN. 2018:1-8.
bioavailabilitas metformin, dan Metformin 3. Soelistijo SA., Novida H. & Rudijanto
dengan Gymnema sylvestre adalah A. Konsensus Pengelolaan dan
tercapainya konsentrasi maksimal dan Pencegahan DMT2 Di Indonesia. 1st
distribusi metformin dalam plasma lebih ed. Jakarta: PERKENI; 2015
lambat. Potensi interaksi 4. WHO. Classification of DM. 1st ed.
farmakodinamik antagonis pada Geneva: World Health Organization;
beberapa hasil penelitian muncul pada 2019.
Metformin dengan Andrographis 5. IDF. International DM Federation.
paniculata dan Gymnema sylvestre. [Internet]. 2019 [Accessed 22 May
Potensi interaksi antagonis yang secara 2020].
teoritis diprediksi adalah Repaglinid Available from:
dengan Panax ginseng. Untuk interaksi https://www.idf.org/aboutDM/what-is-
sinergis dihasilkan pada Metformin DM/facts-figures.html
dengan Aloe vera, Momordica charantia, 6. Riskesdas. Hasil Utama RISKESDAS
Cinnamomum verum, Trigonella foenum 2018. [Internet]. 2018 [Accessed 22
graecum, Allium sativum, Moringa May 2020].
oleifera, Glibenklamid dengan Allium Available at: www.kemkes.go.id
sativum, Cinnamomum cassia, Aloe
vera, dan Coccinia indica. Potensi
67
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
7. Jameson JL. Harrison's 16. Chang CL., Lin Y. & Bartolome AP.
Endocrinology. 4th ed. New York: Herbal Therapies For Type 2 DM.
McGraw Hill; 2016. Evid Based Complement Altern Med.
8. Putri RI. Faktor Determinan Nefropati 2013;378657:1-33.
Diabetik pada Penderita DM Melitus 17. Melliawati R. Potensi Tanaman Lidah
di RSUD DR. M. Soewandhie Buaya dan Keunikan Kapang Endofit.
Surabaya. J Berk Epidemiol. BioTrends. 2018;9:1-6.
2015;3:109–21. 18. Archana MP. & Gurupadayya BM.
9. Agarwal AA., Jadhav PR. & Potential Herb Drug Interactions in
Deshmukh YA. Prescribing Pattern Antidiabetic Drugs and Herbal Drugs.
and Efficacy of Antidiabetic Drugs in International Journal of
Maintaining Optimal Glycemic Levels Phytopharmacy. 2018;8:65-72.
in Diabetic Patients. J Basic Clin 19. Corrie, K. & Hardman JG.
Pharm. 2014;5:79-83. Mechanisms of Drug Interaction:
10. WHO. Chronic Diseases and Health Pharmacodynamics and
Promotion. [Internet]. 2020 [Accessed Pharmacokinetics. Anaesthesia &
22 May 2020]. Intensive Care Medicine. 2017;18:
Available at: 331-334.
https://www.who.int/chp/knowledge/p 20. BPOM. Pusat Informasi Obat
ublications/adherence_report/en/ Nasional [Internet]. 2015 [Accessed
11. Sari R. Diabetes Melitus. 1st ed. 22 Mei 2020].
Yogyakarta: Nuha Medika; 2013 Available at:
12. Hamzah DF. Analisis Penggunaan http://pionas.pom.go.id/ioni/lampiran-
Obat Herbal Pasien DMT2 di Kota 1-interaksi-obat-0
Langsa. Jurnal JUMANTIK. 21. Arhewoh MI., Eraga SO., Irabor J. &
2019;4:168-177. Iwuagwu MA. A Study On The
13. Semenya S., Potgietera M. & Interaction Between Metformin and
Erasmus L. Ethnobotanical survey of Constituents of A Commercial Herbal
medicinal plants used by Bapedi Product. Tropical Journal of
Healers to treat DM. Journal of Pharmaceutical Research.
Ethnopharmacology. 2012;14:440- 2017;16:1703-1709.
445. 22. Pramesthi ADEE., Ardana M. &
14. Kemenkes. Formularium Obat Indriyanti N. Drug-Herb Interaction
Herbal. 1st ed. Jakarta: Kementrian Between Metformin and Momordica
Kesehatan RI; 2016. charantia in Diabetic Mice. Molecular
15. Gupta RC., Chang D. & Nammi S. and Cellular Biomedical Sciences.
Interactions Between Antidiabetic 2019;3:81-87.
Drugs and Herbs. Diabetology & 23. Ashoor LA. & Qusti SY. Potential
Metabolic Syndrome. 2017;9:1-12. Interactions Between Cinnamon and
68
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Metformin Treatment in Diabetic Rats. 29. Idakwoji PA., Salawu OA. & Maiha
Biosciences, Biotechnology Research BB. Co-administration of Ethanolic
Asia. 2010;7:607-616. Leaf Extract of Moringa oleifera and
24. Najdi RA., Hagras MM., Kamel FO. & Metformin Improves Glucose, Lipid
Magadmi RM. A Randomized and Protein Profiles in Diabetic Wistar
COntrolled Clinical Trial Evaluating Rats. Biokemistri. 2015;27:123-138.
The Effect of Trigonella foenum- 30. Raja P., Thejaswini JC. &
graecum (fenugreek) Versus Gurupadayya BM. Evaluation of
Glibenclamide in Patients With DM. Influence of Gymnema Tea on
African Health Sciences. Antidiabetic Activity of Metformin in
2019;19:1594-1601. Diabetic Rats. Indo America Journal
25. Eltayeb IM. & Yacouba AD.. Anti- of Pharmceutical Research.
hyperglycemic Effect of The Extracts 2013;3:1262-1268.
of Allium sativum bulbs Growing in 31. Kamble S. & Rambhimaiah S.
Sudan: With and Without Metformin Antidiabetic Activity of Aqueous
Drug in DM Treatment. International Extract of Cinnamomum cassia in
Journal of Medical and Health Alloxan-Induced Diabetic Rats.
Sciences. 2018;12:1-10. Biomedical and Pharmacology
26. Poonam T., Gupta PP. & Lal VK. Journal. 2013;6:83-88.
Effect of Co-administration of Allium 32. Rai A., Eapen C. & Prasanth VG.
sativum Extract and Metformin on Interaction of Herbs and
Blood Glucose of Streptozotocin Glibenclamide: A Review.
Induced Diabetic Rats. Journal of International Scholarly Research
Intercultural Ethnopharmacology. Network. 2012;659478:1-5.
2013;2:81-84. 33. Eliza J. & Usha PTA. Interaction of
27. Poonam T., Gupta PP. & Lal VK. Coccinia indica With Glibenclamide
Influence of Allium sativum extracat in Alloxan Induced Diabetic Rats.
on The Hypoglycemic Activity of Indian Journal of Veterinary
Glibenclamide: And Approach to Research. 2011;20:1-7.
Possible Herb-Drug Interaction. Drug 34. Djuv A. & Nilsen OG. Aloe vera
Metab Drug Interact. 2013;28:225- Juice: IC50 and dual mechanistic
230. inhibition of CYP3A4 and CYP2D6.
28. Syamsul ES., Nugroho AE. & Phytotherapy Research. 2012;2:445-
Pramono S. Aktivitas Antidiabetes 451.
Kombinasi Ekstrak Terpurifikasi 35. May M. & Schindler C. Clinically and
Herba Sambiloto dan Metformin Pada Pharmacologically Relevant
Tikus DM Tipe 2 Resisten Insulin. Interaction of Antidiabetic Drugs.
Majalah Obat Tradisional. Therapeutic Advances in
2011;16:124-132.
69
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Endocrinology and Metabolism. Mechanisms, Evidence, Importance,
2016;7:69-83. and Management. Archives of
36. Rehman SU., Choi MS., Choe K. & Pharmacal Research. 2015;3:1281-
Yoo HH. Interactions Between Herbs 1298.
and Antidiabetic: An Overview of The
70
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
POLIMER-POLIMER UNTUK PATCH
Tinjauan TRANSDERMAL YANG MENGANDUNG
Pustaka EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI
(Apium graveolens) BERKHASIAT
ANTIHIPERTENSI
Ni Kadek Ayu Pramesti1a, I Putu Mas Arie Pradina Putri1, Ni
Putu Mas Arya Shinta1, I Gusti Ngurah Jemmy Anton
Prasetia1
1
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Badung, Indonesia
a
Email Korespondensi : ayupramesti844@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar bagi
masyarakat Indonesia. Daun seledri merupakan salah satu tanaman yang dapat
digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi. Penelitian menunjukan bahwa ekstrak
etanol daun seledri dengan dosis 150 mg/hari dapat menurunkan tekanan darah. Obat
antihipertensi memiliki bioavailabilitas oral yang rendah karena mengalami first pass
metabolism di hati. Penggunaan patch transdermal dapat meningkatkan kenyamanan
pasien dan dapat memperbaiki biaovaibilitas oral yang rendah. Salah satu komponen
penting dalam sediaan patch adalah matriks polimer yang terdiri dari polimer hidrofilik
(PVP K-30) dan hidrofobik (EC N-20).
Metode: penulisan artikel review ini menggunakan kajian pustaka hasil review dan
evaluasi dari jurnal-jurnal penelitian.
Hasil: Optimasi formula sediaan patch transdermal dilakukan dengan menggunakan tiga
variasi perbandingan PVP K-30 dan EC N-20 untuk matriks polimer patch transdermal
yaitu 1:2, 2:3, dan 1:3. Formula patch transdermal ekstrak etanol daun seledri terbaik
ditinjau dari parameter karakteristik fisik dan berpotensi memberikan pelepasan bahan
aktif secara optimal untuk menurunkan tekanan darah yaitu formula dengan kombinasi
matriks polimer PVP K-30 dan EC N-20 2:3.
Kesimpulan: penulisan artikel review ini adalah memperoleh perbandingan polimer
hidrofilik (PVP K-30) dan polimer hidrofobik (EC N-20) terbaik pada sediaan patch ekstrak
daun seledri (Apium graveolens) yang berpotensi memberikan pelepasan bahan aktif
secara optimal untuk menurunkan tekanan darah.
Kata Kunci: Hipertensi, Apium graveolens, Patch Transdermal, PVP K-30, dan EC N-20.
ABSTRACT
Introduction: Hypertension is one of the biggest health problems for Indonesian people.
Celery leaves are a plant that can be used to treat hypertension. Research shows that the
ethanol extract of celery leaves at a dose of 150 mg / day can reduce blood pressure.
Antihypertensive drugs have low oral bioavailability due to first pass metabolism in the
liver. The use of transdermal patches can improve patient comfort and may improve low
oral bioavailability. One of the important components in the patch preparation is a
polymer matrix consisting of hydrophilic (PVP K-30) and hydrophobic (EC N-20)
polymers.
Methods: this review article using literature review and evaluation results from research
journals.
Results: Optimization of the formula for transdermal patch preparations was carried
outusing three variations of the ratio of PVP K-30 and EC N-20 for the transdermal patch
Jumlah polimer per patch 300 mg fisik patch yang dilakukan meliputi uji
keseragaman bobot, ketebalan patch,
SARAN
Penggunaan polimer hidrofobik seperti
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
EC N-20 dapat memperlambat laju
mengenai jenis enhancer patch
pelepasan obat, semakin tinggi
sehingga dapat membantu proses
konsentrasi EC N-20 yang digunakan,
penetrasi bahan aktif menembus barier
maka laju pelepasan obat makin lama
[22] kulit. Selain itu, perlu dilakukan
. Kombinasi PVP K-30 dan EC N-20
penelitian mengenai profil pelepasan
dapat memberikan jumlah dan laju
bahan aktif pada patch transdermal
pelepasan obat yang baik. Formula 2
ekstrak etanol daun seledri dengan
memiliki perbandingan PVP K-30: EC N-
kombinasi matriks polimer PVP K-30
20 1:3 dengan bahan aktif ekstrak
dan EC N-20 2:3.
etanol daun tembakau memberikan
pelepasan zat aktif yang lebih rendah
DAFTAR RUJUKAN
dibandingkan dengan formula 3 dengan
1. Fitriani, A. “Kondisi Sosial
perbandingan PVP K-30: EC N-20 2:3
Ekonomi dan Stres Pada Wanita
dengan bahan aktif papaverin HCl.
Hipertensi Anggota Majelis
Papaverin HCl memiliki kelarutan yang Taklim”. Jurnal Kesehatan
[23]
tinggi dalam air dan bersifat Masyarakat Nasional. 7: 5 (2012):
[24]
vasodilator pada otot polos arterior . 214-217.
Kedua sifat tersebut serupa dengan sifat 2. Ekowati, R. dan Sulistyowati.
ekstrak etanol daun seledri yang akan “Prevalensi Hipertensi dan
digunakan sebagai bahan aktif sediaan Determinannya di Indonesia”.
patch transdermal. Dengan formulasi Majalah Kedokteran Indonesia. 59
yang tepat, patch transdermal ekstrak (2009): 12.
etanol daun seledri berpotensi dapat 3. WHO. Surveillance of Major Non-
memberikan pelepasan bahan aktif yang Communicable Diseases in
optimal sehingga dapat menurunkan South–East Asia Region Report
tekanan darah.
ABSTRAK
Pendahuluan: Florotanin merupakan senyawa metabolit sekunder khas dari alga coklat
Sargassum polycystum yang memiliki banyak aktivitas biologis, salah satunya adalah
sebagai sumber antioksidan. Antioksidan berperan dalam meningkatkan imunitas tubuh,
yaitu dapat menjadi sumber imunostimulan. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk
meneliti dan mengetahui potensi alga coklat Sargassum polycystum dan cara
memperoleh hingga memproduksi menjadi minuman berupa teh yang memiliki
kandungan florotanin yang aman dan mampu meningkatkan imunitas tubuh. Teh dipilih
sebagai minuman yang diproduksi dari alga coklat karena teh merupakan minuman yang
mudah dijumpai dan telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode studi pustaka menggunakan search en-
gine Google Scholar dan PubMed. Penulis mencari sumber-sumber pustaka yang
relevan dengan hasil penelitian yang telah teruji dengan cukup baik dan informasi yang
didapatkan kemudian dikumpulkan serta disusun dalam artikel ini.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa florotanin dari alga coklat Sargassum
polycystum Agardh memiliki potensi sebagai peningkat sistem imun dengan mekanisme
imunooksidatif. Pembuatan teh alga coklat dimulai dari penyiapan alga coklat Sargassum
polycystum, kemudian dikeringkan, lalu dipotong-potong, kemudian disimpan dalam
kantong teh untuk kemudian dikonsumsi sebagai teh celup. Nilai antioksidan yang
terkandung di dalam teh alga coklat dapat dipengaruhi oleh salah satu proses
produksinya, yaitu proses perendaman sampel di dalam air panas yakni semakin lama
sampel alga coklat tersebut direndam, maka nilai aktivitas antioksidannya akan semakin
tinggi.
Kesimpulan: Alga coklat (Sargassum polycystum Agardh) sebagai sumber florotanin
berpotensi sebagai sumber bahan baku teh yang dapat meningkatkan kerja sistem imun
tubuh.
Kata kunci: Sargassum polycystum Agardh, florotanin, antioksidan, imunostimulan
ABSTRACT
Introduction: Phlorotannin, a secondary metabolite compound found in Sargassum pol-
ycystum Agardh, has been implicated as a source of immunostimultants, which plays an
important role in boosting the immune system. Here, we investigated the potency of Sar-
gassum polycystum Agardh obtained from a phlorotanin tea bag.
Methods: This research was a literature study using Google Scholar and PubMed, in
which we searched and compiled relevant literature sources with results that had been
tested well enough.
Results: The phlorotannin tea bag – which contained the dried and cut Sargassum poly-
cystum Agardh – had the potential to boost the immune system using an immunooxida-
tive mechanism. The antioxidant value in the tea could be influenced by the immersion
process of the sample in hot water. The longer the sample was soaked, the higher its an-
tioxidant activity became.
Conclusion: A brown algae (Sargassum polycystum Agardh) tea bag as a source of
phlorotannin has the potential to boost the immune system.
80
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Keywords: Sargassum polycystum Agardh, phlorotannin, antioxidants, immunostimu-
lants
terpenuhi. Akan tetapi kesehatan obat atau nutrien yang dapat men-
masyarakat Indonesia masih relatif ren- dorong kerja sistem imun dengan
dah. Hal ini ditunjukkan dengan Indeks meningkatkan aktivitas dalam melawan
menempati peringkat 101 dari 149 nega- sistem imun yang baik, berbagai penya-
ra[1]. Pada masa ini, pemanfaatan herbal kit dapat dilawan dan kesehatan tubuh
Indonesia terkenal akan sebutannya alasan minuman jenis ini disukai. Tidak
sebagai negara dengan sumber daya hanya itu, teh juga dimanfaatkan se-
alam maritimnya yang melimpah. Salah bagai minuman yang menyehatkan. Teh
satu kekayaan maritimnya yakni alga merupakan jenis minuman yang mem-
Randayan, Kalimantan Barat. Oleh ka- uh. Selain daun teh, teh juga dapat
rena itulah, penulis ingin menawarkan dibuat dari bahan lain yang ada di seki-
solusi alternatif dalam meningkatkan tar kita, salah satunya adalah alga
kekayaan alam yang ada di Provinsi tif yang tinggi sehingga tidak menutup
Kalimantan Barat yaitu alga coklat jenis kemungkinan untuk diolah menjadi teh
81
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
dan lektin, ulvan, karagenan, laminaran; METODOLOGI PENELITIAN
karotenoid berupa fukosantin; serta fla- Metode penulisan yang digunakan da-
vonoid berupa florotanin dapat mening- lam penelitian ini adalah studi literatur
katkan kerja imun tubuh dengan atau literature review. Pustaka yang
berbagai mekanisme.[5],[6],[7],[8],[9],[10] Alga digunakan merupakan literatur primer
coklat (Sargassum polycystum) berupa jurnal. Pencarian pustaka dil-
diketahui mengandung senyawa florota- akukan menggunakan berbagai kata
nin yang merupakan polifenol turunan kunci seperti “Sargassum polycystum
tanin. Polifenol merupakan senyawa Agardh”, “Phlorotannin”, “Immunostimu-
aktif yang banyak terdapat pada tana- lants”, dan lain-lain melalui search en-
man, termasuk alga coklat. Bioaktif ini gine yakni google scholar dan PubMed.
memberi banyak manfaat kesehatan Setelah ditemukan pustaka yang sesuai,
bagi yang mengkonsumsinya. Berikut semua bentuk kajian terhadap
merupakan beberapa manfaat polifenol permasalahan ditempuh melalui pen-
untuk kesehatan tubuh manusia yaitu dekatan secara ilmiah, terdiri dari empat
sebagai antioksidan, antimikroba, anti- tingkatan proses, yaitu deskripsi
hipertensi, dan efek hipoglikemik. (mekanisme kerja sistem imun pada
manusia), analisis (senyawa yang ber-
Adapun komponen fenolik yang banyak
potensi sebagai imunostimulan), inter-
dijumpai pada alga coklat adalah floro-
pretasi (lemahnya sistem imun
tanin yang memiliki kadar 0,74% hingga
mengakibatkan penurunan daya tahan
5,06% yang mana jumlah florotanin di
tubuh yang menyebabkan mudahnya
alga coklat berjumlah 329,3269
tubuh terserang penyakit, kandungan
mg/100g.[11,[12] Florotanin ini adalah
senyawa florotanin dalam Sargassum
polifenol khas yang hanya terkandung
polycystum Agardh yang terdapat di
pada alga coklat dan memiliki potensi
perairan Pulau Lemukutan memiliki ak-
sebagai antioksidan.[12] Selain itu, floro-
tivitas imunostimulan) dan pengambilan
tanin juga berpotensi untuk imunostimu-
kesimpulan (Sargasssum polycystum
lan dikarenakan mekanisme kerja dari
Agardh) dapat dijadikan sebagai bahan
senyawa ini salah satunya adalah
baku teh alga imunostimulan karena
dengan meningkatkan kekebalan tubuh
mengandung sejumlah senyawa metab-
dengan cara menaikkan jumlah sel-sel
olit sekunder pendukung lainnya selain
CD4+.[13] Dengan demikian, diharapkan
florotanin).
alga coklat dapat dikonsumsi sebagai
teh peningkat imun tubuh demi mening-
katkan angka kesehatan di Indonesia.
82
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
HASIL DAN PEMBAHASAN diekstrak serta tipe dari senyawa yang
tumbuhan, dan lain-lain. Ekstraksi ada- gugus kromofor yang terkandung dida-
lah suatu langkah pertama dalam pen- lamnya, spektrofotometer Infra-red (IR)
gujian aktivitas biologi tumbuhan yang untuk mengetahui gugus fenolik yang
suatu komponen yang polar pada jarin- Spechtrometer) untuk mengetahui waktu
gan tumbuhan diperlukan pelarut yang retensi dan massa molekul senyawa
polar pula, seperti etanol, air, dan se- yang terbentuk. Penentuan kadar floro-
ekstraksi yang tepat dan aman sangat duksi oksidasi) kalorimetrik total kadar
83
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Penentuan kandungan florotanin hasil besar reduksi ion fenolik asam hetero-
ekstraksi yang telah diperoleh dilakukan polinya.[18]
dengan mengambil 0,2 mL larutan sam-
pel yang dicampur dengan 1,3 mL aku-
ades dan 0,5 mL reagen Folin-Ciocalteu
Kemudian 1 mL natrium karbonat (7,5%
dalam akuades) ditambahkan. Sampel
Gambar 1. Reaksi Senyawa Fenolik
kemudian diinkubasi selama 1 jam pada
dengan Reagen Folin-Ciocalteu[18]
suhu ruang dalam gelap. Absorbansi
diukur menggunakan spektrofotometer
Adapun senyawa florotanin yang ber-
UV-Vis pada panjang gelombang 770
hasil diekstrak beberapa alga coklat
nm. Kandungan florotanin dikalkulasi
dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
dengan menggunakan floroglusinol se-
bagai standar (0-100 µg/ml), dan hasil-
nya ekuivalen dengan milligram
floroglusinol per gram bubuk sampel
(mg PGE/g) atau per 100 mg ekstrak
(mg PGE/100 mg).[17] Prinsip metode
folin-ciocalteu merupakan oksidasi
gugus total kadar fenolik hidroksil. Pe-
reaksi Folin-Ciocalteu akan mereduksi
asam heteropoli menjadi kompleks mo-
lybdenum-tungsten dan mengoksidasi
Gambar 2. Senyawa florotanin dalam
fenolat. Saat berlangsungnya reaksi,
alga coklat{19}
pereaksi Folin-Ciocalteu Fenolat hanya
ada dalam larutan basa, tetapi reagen
Metabolit sekunder adalah suatu mole-
Folin-Ciocalteu dan produknya tidak
kul organik dan tidak memiliki peran
stabil dalam kondisi basa. Selama
langsung dalam perkembangan dan per-
reaksi berlangsung, gugus hidroksil
tumbuhan. Metabolit sekunder pada
fenolik bereaksi dengan pereaksi Folin-
tumbuhan memiliki fungsi tertentu, na-
Ciocalteu membentuk kompleks asam
mun tidak diperlukan, yaitu dapat ber-
fosfomolibdat biru dengan struktur yang
peran sebagai pertahanan melawan or-
tidak diketahui, yang dapat dideteksi
ganisme lain, dapat digunakan sebagai
dengan spektrofotometer. Semakin
penyerbuk dan atraktan bagi hewan
gelap warna biru yang terbentuk setara
penyebar benih, serta dapat menahan
dengan konsentrasi ion fenolik yang ter-
sinar ultraviolet.[20] Tidak semua bahan
bentuk, artinya semakin tinggi konsen-
alami memiliki semua metabolit
trasi senyawa fenolik maka semakin
sekunder. Oleh karena itu, diperlukan
84
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
pendekatan awal secara kualitatif pelarut etil asetat, metanol, dan n-
menggunakan uji fitokimia yang akan heksana.[21] Pada uji fitokimia menun-
diujikan pada ekstrak yang telah jukkan hasil yang reaktif terhadap tanin
didapatkan. Uji fitokimia dapat dilakukan pada ekstrak Sargassum sp dan
terhadap beberapa golongan senyawa pengaruh beberapa pelarut terhadap
seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavo- metabolit sekunder pada ekstrak alga
noid, terpenoid, dan tanin. Ekstrak alga cokelat. Hasil uji fitokimia tersebut dapat
coklat tersebut terkandung alkaloid, dilihat pada Tabel 1 berikut.
steroid, dan terpenoid menggunakan
Keterangan: + = menunjukkan intensitas warna pada analisis flavonoid, tanin, dan terpe-
noid; pada analisis saponin menunjukkan tinggi buih yang terbentuk.
penggunaan pelarut metanol dan etanol heksana sebagai pelarut. Hal ini karena
memberikan hasil yang lebih baik da- senyawa tanin bersifat semi polar, se-
hingga lebih sedikit diekstraksi oleh pel-
85
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
arut non-polar (seperti n-heksana) dan lebih lanjut menjelaskan bahwa
pelarut polar (seperti air suling). Dalam rendemen diekol lebih tinggi pada
penelitian tersebut, pembuatan ekstrak ekstrak air mendidih (100°C selama 5
menggunakan dua tahapan berbeda menit) dibandingkan dengan ekstrak
yaitu metode satu tahap dan bertingkat. pelarut organik. Adapun rendemen
Metode satu tahap dilakukan dengan diekol dari ekstrak air mendidih pada
melakukan ekstraksi sekali pada alga alga coklat E. cava, Ecklonia stolonifera,
sedangkan untuk metode bertingkat dil- dan Ecklonia bicyclis masing-masing
akukan dua kali dengan mengesktrak adalah 86%, 93% dan 98%.[25] Dengan
kembali ampas yang telah diekstrak demikian, florotanin jenis diekol dapat
sebelumnya. Selain itu, penelitian lain terekstraksi pada air mendidih sehingga
menunjukkan bahwa ekstraksi tanin dapat dibuat teh imunostimulan.
menggunakan pelarut metanol mem-
Alga cokelat (Sargassum polycystum C.
berikan hasil yang lebih banyak
Agardh) dapat ditemukan di perairan
dibandingkan penggunaan pelarut etil
dengan kedalaman 0,5-10 meter. Sam-
asetat dan n-hexana.[22] Walaupun ka-
pel alga cokelat dilakukan penyortiran
dar tanin dalam pelarut air tidak lebih
dan pencucian untuk memisahkan ko-
banyak dibanding metanol, tanin
toran atau bahan asing lainya yang
diketahui masih memiliki aktivitas
menempel pada bahan menggunakan
imunostimulan dalam pelarut air. Poten-
air mengalir. Kemudian, sampel dapat
si teh alga coklat (Sargasssum polycys-
dikeringkan menggunakan oven pada
tum) sebagai imunostimulan diperkuat
suhu 50°C sampai kering untuk
dengan florotanin yang juga terkandung
menghilangkan air agar tidak mudah
didalam alga coklat tersebut yang
rusak dan dapat disimpan dalam waktu
diketahui bertanggung jawab dalam
yang cukup lama. Proses pengeringan
berbagai aktivitas biologis Ecklonia cava
dilakukan hingga kadar air mencapai
seperti antioksidan, anti-inflamasi,
kurang dari 10%.[26] Sampel alga
imunomodulator, dan aktivitas anti-asma
kemudian dipotong menjadi serbuk agak
yang mana senyawa bioaktif sebagai
halus dan kecil (ukuran 0,5 ± 0,1 cm).[27]
imunomodulator akan meningkatkan
Serbuk halus dikemas dalam kantong
jumlah CD4 limfosit.[23],[24]
teh celup kosong sebanyak satu gram.
Pengolahan Alga Cokelat sebagai Teh celup dapat dimasukkan kedalam
Teh Imunostimulan 100 mL air mendidih dan dibiarkan
Seperti yang dapat dilihat pada Gambar selama 6-10 menit, lalu dilakukan pen-
2, terdapat banyak jenis senyawa floro- gadukan sebanyak 2-3 kali sambil di-
tanin yang diekstrak dari alga coklat. naikturunkan dengan tujuan untuk
Salah satu florotanin yang diekstraksi mengeluarkan ekstrak dari teh tersebut
dari alga coklat adalah diekol. Penelitian yang nantinya akan dikonsumsi. Teh
86
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
celup dapat diangkat dan air hasil ren- antioksidan.[33] Selain itu, integritas dan
daman teh tersebut dapat ditambahkan fungsi lipid membran, protein seluler,
lagi hingga 100 ml. Teh siap untuk asam nukleat dan kontrol transduksi
[28]
dikonsumsi. sinyal ekspresi gen sel-sel imun di-
Mekanisme Kerja Florotanin dalam pengaruhi oleh kadar antioksidan tubuh.
Meningkatkan Imunitas Tubuh Oleh karena itu, sel-sel imun sangat
Salah satu penyebab terbesar kerusa- sensitif terhadap perubahan status anti-
kan sel adalah radikal bebas. Radikal oksidannya. ROS juga dapat mengakti-
bebas adalah molekul reaktif dan tidak vasi sel monosit dan neutrofil untuk
stabil karena hanya memiliki satu el- melepas hemoprotein myeloperoxidase
[29]
ektron bebas di kulit terluarnya. Pem- yang mengkatalisis oksidasi ion klorida
bentukan radikal bebas berasal dari dua dengan hidrogen peroksida
unsur utama, yaitu oksigen dan nitrogen menghasilkan asam hipoklorit ke ruang
(ROS dan RNS) dengan radikal bebas antarsel. Asam hipoklorit merupakan
yang dihasilkan, misalnya superoksida agen pengoksidasi nonspesifik dan
(O2-) dan nitrogen oksida (NO). Semakin agen pengklorinasi yang dapat bereaksi
tinggi kadar radikal bebas didalam tubuh dengan berbagai senyawa biologis
akan mengakibatkan fenomena stress tubuh, seperti asam lemak tak jenuh
oxidative yang mengarah kepada ke- pada membran sel dan DNA.[34]
matian sel.[30] Reactive Oxygen Species
Komponen membran sel mengandung
(ROS) dapat mengaktifkan dan merang-
asam lemak tak jenuh yang banyak se-
sang neutrofil melepaskan lebih banyak
hingga membran sel akan lebih mudah
radikal bebas.[31]
teroksidasi oleh radikal bebas yang
Selain itu, selama proses inflamasi, akti- dihasilkan oleh neutrofil sehingga
vasi sel fagosit yang diperantai oleh merusak sel epitel. Hasil oksidasi terse-
mediator inflamasi atau bakteri dapat but berupa lemak peroksida yang bersi-
menyebabkan pelepasan multikompo- fat racun dan meningkatkan penge-
nen Flavoprotein NADPH Oxidase yang luaran prostaglandin untuk
mengkatalisis produksi anion radikal menghasilkan sitokin pro-inflamasi untuk
superoksida. Jumlah ROS yang berlebi- meningkatkan sistem imun tubuh.
han tidak diimbangi oleh pertahanan Penelitian secara in vivo pada tikus
antioksidan sel, dapat menjadi sumber menjelaskan bahwa pengeluaran pros-
kerusakan jaringan, karena radikal taglandin (PGE2) dari makrofag akibat
bebas dapat menyerang komponen sel induksi kerusakan pada membran sel
dan menyebabkan kematian karena ke- akan mensupresi kerja dari sistem imun
rusakan molekuler akibat stres oksi- termediasi sel T. Selain itu, pengeluaran
[32]
datif. Fungsi sel-sel imun dipengaruhi PGE2 akan menurunkan ekspresi prolif-
oleh keseimbangan oksidan- erasi sel limfosit T.[35]
87
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Peningkatan radikal bebas juga akan Kerangka molekul florotanin terdiri dari 8
berpengaruh pada terganggunya fungsi cincin fenol, sedangkan tanaman darat
protein integral termasuk sistem imun lainnya menghasilkan tanin hanya terdiri
yang diperantai sel. Semakin banyak sel dari 3 sampai 4 cincin. Cincin fenol ber-
yang terlibat dalam proses inflamasi, tindak sebagai perangkap elektron untuk
semakin mudah sel tersebut dapat radikal bebas. Akibatnya, florotanin
mengalami kerusakan dan akhirnya ma- memiliki sifat antioksidan yang sangat
ti. Salah satu cara untuk mencegah kuat karena strukturnya yang unik.[37]
adanya kerusakan dan menurunkan Selain itu, komponen florotanin diduga
stress oksidatif adalah konsumsi anti- dapat meningkatkan ekspresi sitokin
oksidan. Asupan antioksidan eksogen, yang dapat meningkatkan kerja mak-
misalnya asupan vitamin C, vitamin E rofag dan sel limfosit. Pembuatan teh
[36]
beta karoten, seng, dan selenium. dari alga coklat Sargassum polycystum
diharapkan menjadi solusi alternatif se-
Beberapa vitamin dan mikronutrien,
bagai asupan antioksidan eksogen bagi
seperti selenium memiliki kemampuan
masyarakat.
untuk mengubah ROS menjadi senyawa
Aktivitas Antioksidan Teh dari Alga
yang konstan dan tidak berbahaya me-
Coklat (Sargassum polycystum
lalui reaksi redoks. Vitamin E dapat
Agardh)
meningkatkan jumlah titer antibodi pada
Kandungan fenol alga cokelat adalah
vaksin tetanus dan hepatitis B dengan
20% sampai 30% dari berat kering[38]
meningkatkan kerja sistem imun yang
Florotanin yang terkandung dalam alga
diperantai oleh sel T, supresi Fas dan
cokelat diketahui dapat menjadi sumber
ekspresi Fas ligand mRNA, serta
utama fenolik sebagai antioksidan yang
mencegah kematian sel T helper akibat
paling efektif. Hal ini diperkuat dengan
infeksi virus HIV. Antioksidan N-
penelitian dari Mugozin dan A. Husni,
asetilsistein dapat menginduksi ekspresi
yakni dengan penambahan ekstrak flo-
reduksi dari sel mastosit untuk sekresi
rotanin dari Sargassum sp. hingga 0,5%
IgE dan IL-4. Selain itu, penelitian lain
mempengaruhi aktivitas antioksidan
menjelaskan bahwa senyawa golongan
secara signifikan serta mampu mening-
polifenol dapat meningkatkan ekspresi
katkan aktivitas antioksidan susu sam-
enzim antioksidan, seperti HO-1 secara
pai ±15%[39],[40]. Penelitian ini membuk-
[34]
in vitro.
tikan bahwa dengan konsentrasi florota-
nin yang semakin tinggi, aktivitas anti-
Salah satu sumber antioksidan eksogen
oksidan juga semakin tinggi. Adapun
adalah senyawa florotanin didalam alga
perlakuan perendaman dan tanpa pe-
coklat Sargassum polycystum yang ma-
rendaman mempengaruhi aktivitas anti-
na jumlah florotanin di alga coklat ini
oksidan teh alga yang dapat dilihat pada
berjumlah 329,3269 mg/100 g.[12]
tabel 3.2 [28] Nilai fenol teh alga seband-
88
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
ing dengan nilai antioksidannya. Se- maka aktivitas antioksidan teh semakin
makin banyak penambahan ekstrak lemah. Berdasarkan nilai IC50, semua
Sargassum polycystum pada minuman perlakuan tergolong lemah.[42] Waktu
instan maka aktivitas antioksidan minu- pemanasan akan mempengaruhi aktivi-
[41]
man instan semakin meningkat. . Pada tas biologis bahan aktif dalam pangan,
studi aktivitas antioksidan teh alga Sar- yaitu jika waktu pemanasan terlalu lama
gassum sp., perlakuan dengan peren- maka aktivitas biologis bahan aktif akan
daman (A1: perendaman 1 menit, A2 berkurang. Hal ini terjadi pada saat teh
perendaman 3 menit, dan A3 (peren- pengeringan teh akibat proses oksidasi
daman 5 menit) dan tanpa perendaman pada polifenol yang menurunkan aktivi-
menunjukkan hasil yang berbeda secara tas.[43]
signifikan. Aktivitas antioksidan tersebut
Aktivitas antioksidan dapat menurun
terlihat mengalami peningkatan pada
seiring dengan semakin lamanya waktu
variasi perendaman (blanching) selama
perendaman sampel.[44] Disisi lain, pros-
3 menit.
es pemanasan pada waktu yang tepat
Tabel 2. Aktivitas antioksidan dan IC50 termasuk perendaman selama lima
dari Teh Sargassum sp[28] menit dapat meningkatkan aktivitas an-
Sampel Aktivitas IC50 tioksidan saat menangkap radikal bebas
(%) (ppm)
DPPH. Perendaman dapat melepaskan
A1 (1 menit pe- 4 ± 1,34 2.215 ± antioksidan dari sel, sehingga mening-
rendaman) 20,32
katkan hasil ekstraksi.[45] Diketahui bah-
A3 (3 menit pe- 10,4 ± 1,79 2.086 ±
wa perlakuan pemanasan pada bahan
rendaman) 23,25
akan menurunkan aktivitas antioksidan
A5 (5 menit pe- 18 ± 2,01 638 ±
rendaman) 14,12 yang terkandung di dalamnya, karena
proses pemanasan akan merusak fenol
A0 (tanpa pe- 4 ± 1,21 2.226 ±
rendaman) 24,35 dan flavonoid yang terdapat pada bahan
tersebut.[46] Namun pemanasan peren-
TK (The 12,9 ± 1,38 650 ±
Rumput Laut 13,56 daman ternyata dapat meningkatkan
Konvensional) aktivitas antioksidan.[47]
Vitamin C 6 ± 0,23 6 ± 0,12
Metode perlakuan lain yang dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan ada-
Berdasarkan pada tabel 2 di atas
lah dengan mengukus beberapa sayur-
didapatkan bahwa waktu perendaman
an yang diuji dengan metode FRAP.
teh Sargassum sp. pada perlakuan lama
Waktu perendaman juga mempengaruhi
perendaman lima menit memiliki aktivi-
aktivitas antioksidannya. Proses pema-
tas antioksidan tertinggi yakni 18%
nasan yang berlebihan dapat merusak
dengan nilai IC50 sebesar 638 ppm. Hal
sel dan menyebabkan senyawa (terma-
ini dikarenakan semakin besar nilai IC50
89
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
suk senyawa aktif) di dalam sel larut Imunostimulan dari Ekstrak Etanol
dalam pelarut, serta menyebabkan Daun Sirsak (Annona muricate)
ikatan kimiawi menjadi putus, terhi- pada Tikus Jantan dengan
drolisis dan lebih mudah larut dalam Metode Hipersensitivitas Tipe
[44]
air. Lambat, Jurnal Farmasimed
(Jfm), 2019; 2(1), pp. 21-30. Doi:
KESIMPULAN 10.35451/jfm.v2i1.304.
Ekstrak alga coklat Sargassum polycys- 3. Agustin, T., A.S. Dachlan dan E.
teh celup yang mana aktivitas antioksi- cent advances on the ethnome-
dengan nilai IC50 sebesar 638 ppm. expression in white adipose tissue
of diabetic/obeseKK-Ay mice.
Arch. Biochem. Biophys. 2010;
UCAPAN TERIMA KASIH
(504): 17–25. doi:
Terima kasih kepada seluruh pihak yang
10.1016/j.abb.2010.05.031.
telah terlibat secara langsung dan tidak
6. Barahona, T., et al, Bioactive pol-
langsung dalam penyelesaian jurnal ini
ysaccharides from marine algae.
dengan memberikan kritikan dan saran
J. Bioact Carbohydr and Diettary
yang membangun.
Fibre. 2014; (4): 125–138. doi:
org/10.1016/j.bcdf.2014.09.002.
DAFTAR PUSTAKA
7. Liu, J., S. Willfor, dan C. Xu. A
1. Debora, Yantina. Indeks
review of bioactive plant polysac-
Kesehatan Indonesia Masih San-
charides: Biological activities,
gat Rendah. 2017; 17 August
functionalization, and biomedical
2020. https://tirto.id/indeks-
applications. Bioactv Carbohy-
kesehatan indonesia-masih-
drand Diettary Fibre. 2015;
sangat-rendahcBRn
(5):31–61.doi:
2. Wulandari, S., Hasibuan, A. S.
org/10.1016/j.bcdf.2014.12.001.
dan Cahya, C. A. D., Efektifitas
90
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
8. Bakar, N. A., et al, Seaweed (Eu- 14. Dadang, dan Bambang Wahyu
cheuma cottonii) reduced inflam- Nughroho. Bahan Pelatihan
mation, mucin synthesis, eosino- Pengembangan dan Pemanfaa-
phil infiltration and MMP-9 ex- tan Insektisida Alami. Pusat
pressions in asthma-induced rats Kajian Pengendalian Hama
compared to Loratadine. Journal Terpadu. Institut Pertanian Bogor.
of Functional Foods.19 2015; 2000.
710-722. 15. Sedjati, S., et al, Aktivitas Anti-
9. Peasura, N., et al, Assessment of oksidan dan Kandungan Senyawa
biochemical and immunomodula- Fenolik Makroalga Coklat Sar-
tory activity of sulphated polysac- gassum sp. Jurnal Kelautan Tro-
charides from Ulva intestinalis. In- pis, 2017; 20(2); 24-130.
ternational journal of biological 16. Sambada, Edhi. Metode Folin-
macromolecules. 2016; (91): 269- Ciocalteau” 29 Agustus 2020;
277. edhisambada.wordpress.com.
10. Erniati, Zakaria., et al, Chemical 17. Li, Y., et al, Extraction and Identi-
evaluation of nori-like product (ge- fication of Phlorotannins from the
luring) made from the mixture of Brown Alga, Sargassum fusiforme
Gelidium sp. and Ulva lactuca (Harvey) Setchell. Marine Drugs,
seaweedik, potogana de nya. 2017; 15(2). doi:
Curent Research Nutrition and 10.3390/md15020049.
Food Science. 2018; 6(3): 664- 18. Khadijah, K., et al, Penentuan
671. Total Fenolik Dan Aktivitas Anti-
11. Sameeet, H. Antiallergic effects oksidan Ekstrak Etanolik Daun
ofethanol extracts from brown Samama (Anthocephalus Macro-
seaweeds. Journal of Zhejiang phylus) Asal Ternate, Maluku
University Science B. 2009; 10 Utara. Jurnal Kimia Mulawarman,
(2):147-153. 2017; 15(1):11-18.
12. Istiqomah. Kandungan Senyawa 19. Thomas, N.V., dan S.K. Kim. Po-
Antioksidan Florotanin pada tential pharmacological applica-
Kerupuk Puli Alga Coklat (Sar- tions of polyphenolic derivatives
gassum polycystum). Institut from marine brown algae. Envi-
Teknologi Sepuluh November. ronmental toxicology and phar-
2013. macology, 2017; 32(3): 325-335.
13. Vo, T.S., dan Se Kwon K. Poten- 20. Anggraito, Y.U., et al, Metabolit
tial Anti-HIV Agents from Marine Sekunder Dari Tanaman: Aplikasi
Resources: An Overview. Jour- Dan Produksi. Fakultas Matemat-
nal of Mar. Drugs. 2010; (8): ika dan Ilmu pengetahuan Alam,
2871-2892.
91
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
Universitas Negeri Semarang 26. Ditjen POM, Depkes RI. Cara
(UNNES), Semarang. 2018. Pembuatan Simplisia. Departe-
21. Riyanto, Erwin Ivan, Ita Widowati, men Kesehatan Republik Indone-
dan Agus Sabdono. Skrinning Ak- sia. Jakarta. 1985; 10-15.
tivitas Antibakteri pada Ekstrak 27. BPOM RI. Acuan Sediaan Herbal.
Sargassum Polycystum Terhadap Direktorat Obat Asli Indonesia.
Bakteri Vibrio harveyi dan Micro- 2011; 6(1): 9
coccus luteus Di Pulau Panjang 28. E. Sinurat, Suryaningrum Th. D.
Jepara. J. Marine Reaserch 2013; Aktivitas Antioksidan dan Sifat
1(1): 115-121. Sensori Teh Rumput Laut Sar-
22. Septiana, Triaisyah dan Ari gassum sp. Berdasarkan Variasi
Asnani. Kajian Sifat Fisikokimia Lama Perendaman. Jurnal Pen-
Ekstrak Rumput Laut Coklat Sar- golahan Hasil Perikanan Indone-
gassum Duplicatum sia. 2019; 22(3):581-588.
Menggunakan Berbagai Pelarut 29. Takahashi, A., T. Watanabe, dan
dan Metode Ekstraksi. J. Argo A. Mondal. A Mechanism
Intek, 2018; 6(1): 22-28. basedinhibition of cancer metas-
23. Pangestuti, I. E., S. Sumardianto, tasis with (-)-
dan U. Amalia, Skrining Senyawa epigallocatechingallate. Biochem
Fitokimia Rumput Laut Sargas- and Biophysical Research Com-
sum Sp. dan Aktivitasnya Sebagai munications. 2014; 443(1): 1–6.
Antibakteri Terhadap Staphylo- 30. Rohmatussolihat. Antioksidan,
coccus aureus dan Eschericia coli penyelamat sel-sel tubuh manu-
(Phytochemical Compound sia. BioTrends 2019; (4): 5-9.
Screening of Sargassum Sp. 31. Moncada S, Palmer R M J, dan
Saintek Perikanan: Indonesian Higgs E A. Nitric oxide: Physiolo-
Journal of Fisheries Science and gy, pathophysiology, and phar-
Technology, 2017; 12(2): 98-102. macology. Pharm-col Rev. 1991;
24. Lee, S., et al, Antineuroinflamma- (43) : 109.
tory property of phlorotannins 32. Fialkow, L., et al, Reactive oxygen
from Ecklonia cava on Aβ25-35- and nitrogen species as signaling
induced damage in PC12 cells. molecules regulating neutrophil
Marine drugs. 2019 17(1):7. function. Free Radic Biol Med.
25. Chowdhury, et al, Comparison of 2007 (42): 153–164. doi:
Ecklonia cava, Ecklonia stolonif- 10.1016/j.freer adbio-
era and Eisenia bicyclis for phlo- med.2006.09.030.
rotannin extraction. Journal of en- 33. Hajian S. Positive effect of antiox-
vironmental biology. 2014; 35(4): idants on immune system. Im-
713.
92
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
munopathol Persa. 2015; 1(1):1- Pertanian Universitas Gadjah
2. Mada. 2019; 22(3).
34. Valko, Marian, et al. Free radicals, 40. Gazali, M., Nurjanah, dan Zamani
metals, and antioxidants in oxida- N.P. Eksplorasi senyawa bioaktif
tive stress-induced cancer. alga cokelat Sargassum sp.
Chemico-biological interactions. ; agardh sebagai antioksidan dari
160(1): 1-40. Pesisir Barat Aceh. Jurnal Pen-
35. De la Fuente, M. Effects of golahan Hasil Perikanan Indone-
antioxidants on immune system sia. 2018; 21(1): 167- 178.
ageing. European Journal of Clin- 41. Mardawati, EF., Filianty, dan Har-
ical Nutrition, 200256(3): S5-S8 ta H. Kajian aktivitas antioksidan
36. Meydani, S. N. dan Haytek M. ekstrak kulit manggis (Garcinia
Vitamin E and the immune re- mangostana L.) dalam rangka
sponse, in Il1fernational confer- pemanfaatan limbah kulit manggis
ence on nutrition, unity, and ill- di Kecamatan Puspahiang Kabu-
ness in the elderly edited by R K paten Tasikmalaya. Jurnal Indus-
Chandra (ARTS Biomedical Publ, tri Teknologi Pertanian. 2008;
St. Johns, Newfoundland) .1992. 2(3).
105. 42. Rohdiana, D. Aktivitas penangka-
37. Chojnacka, K., et al, Biologically pan radikal polifenol dalam daun
active compounds in seaweed ex- teh. Majalah Jurnal Indonesia.
tracts-the prospects for the appli- 2001; (1): 52-58.
cation”. In The open conference 43. Wicaksono, Gilang S., dan Elok Z.
proceedings journal 2018; 3:1. Pengaruh karagenan dan lama
38. Husni, A., D Ariani, dan Budhi- perendaman daun sirsak ter-
yanti, 2015. Aktivitas Antioksidan hadap mutu dan karakteristik jelly
dan Tingkat Penerimaan Kon- drink daun sirsak. Jurnal Pangan
sumen pada Minuman Instan dan Agroindustri. 2014; 3(1): 281-
yang Diperkaya dengan Ekstrak 291.
Sargassum polycystum. 44. Pujimulyani, Dwiyati, et al, Aktivi-
agriTECH, 35(4), pp.368-376. tas antioksidan dan kadar senya-
39. Mugozin, A. dan A, Husni. wa fenolik pada kunir putih (Cur-
Pengaruh Penambahan Ekstrak cuma mangga Val.) segar dan
Florotanin dari Sargassum Sp. setelah blanching. Agritech. 2010;
pada Susu Segar terhadap Aktivi- 30(2):68-74.
tas Antioksidan dan Tingkat Pen- 45. Saragih, R. Uji kesukaan panelis
erimaan Konsumen. JPHPI 2019, pada teh daun torbangun (Coleus
Departemen Perikanan Fakultas amboinicus). Jurnal Kesehatan
93
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
dan Lingkungan. 2014; 1(1): 46-
52.
46. Halvorsen, BL, et al., Content of
redox-active compounds (ie, anti-
oxidants) in foods consumed in
the United States. American
Journal of Clinical Nutrition 2016
(84): 95-105.
47. Sitorus, Erwin, Liddya I.M., dan
Dewa G.K. Aktivitas antioksidan
tumbuhan suruhan (Peperomia
pellucida [L.] Kunth). Jurnal Ilmiah
Sains. 2013; 13(2):80-85.
94
B I M F I Volume 8 No.1 | Februari 2021 - Juni 2021
bimfi.e-journal.id
BIMFI
Index by: