Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

lndonesia merupakan negara dengan tingkat kerentanan bencana nomor ke-dua terbesar di
dunia setelah Bangladesh. Indeks Risiko Bencana Alam (NORI) meletakkan Indonesia pada
tingkat extreme. Indeks ini diukur dengan menganalisis dampak bencana terhadap manusia,
jumlah kematian per-bencana dan per-sejuta populasi, serta frekuensi bencana selama 30 tahun
terakhir. Saat ini terdapat 129 gunung berapi yang masih aktif dan 500 tidak aktif di Indonesia.
Gunung berapi aktif yang ada di Indonesia merupakan 13 % dari seluruh gunung berapi aktif di
dunia, 70 gunung di antaranya merupakan gunung berapi aktif yang rawan meletus dan 15
gunung berapi kritis.
Gunung Semeru, adalah sebuah gunung berapi tertinggi di Jawa Timur dan kedua tertinggi se
Jawa, tepatnya terletak di Kabupaten Lumajang. Gunung Semeru memiliki ketinggian 3,676
meter di atas permukaan laut dan juga dikenal sebagai Mahameru atau Gunung Agung bahkan
memiliki hubungan dengan kebudayaan Hindu di India. Gunung Semeru merupakan gunung
berapi yang masih sangat aktif dan setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan
abu vulkanik berwarna hitam dan pasir.
Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian
ESDM, saat ini ada beberapa gunung berapi yang menjadi perhatian dan dalam pengawasan
instansi tersebut. Gunung Ibu dan Gunung Bromo pada saat berada dalam status siaga sedangkan
Gunung Semeru di Propinsi Jawa Timur berada dalam status waspada sama dengan Gunung
Karangetan di Propinsi Sulawesi Utara. Gunung-gunung tersebut berpotensi untuk meletus
berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh PVMBG. Dalam upaya mengantisipasi terjadinya
kemungkinan ancaman letusan gunung dimaksud dan dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan
daerah, maka perlu dilakukan penyusunan rencana kontijensi (Contingency Planning) di tingkat
Propinsi maupun Kabupaten/Kota sesuai dengan ancaman yang dihadapi.
Penyusunan rencana kontinjensi merupakan salah satu rencana yang dibuat pada tahapan pra-
bencana dan dilakukan pada kondisi normal atau potensi terjadinya suatu bencana. Rencana
kontinjensi dibuat untuk memastikan apakah pemerintah daerah maupun masyarakat siap dalam
menghadapi potensi terjadinya suatu kondisi darurat (bencana). Apabila bencana terjadi, maka
Rencana Kontinjensi dapat dijadikan Rencana Operasi Tanggap Darurat (Emergency Operation
Plan) setelah terlebih dahulu melalui kaji cepat (rapid assessment).

1.2 Tujuan
1. Tersusunnya analisa dampak kejadian bencana Gunung Api;
2. Teridentikasinya sumber daya penanggulangan bencana Gunung Api;
3. Tersedianya mekanisme tanggap darurat (SOP) penanggulangan
bencana Gunung Api yang efektif dan terpadu;
4. Tersedianya peta rawan dan peta risiko bencana daerah pengamatan

1.3 Ruang Lingkup


Pelaksanaan penyusunan renkon dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
Pengumpulan data sekunder seperti laporan kejadian bencana, peta risiko bencana, peta wilayah
administrasi, dsb;
1. Workshop penyusunan renkon;
2. Analisis data;
3. Pembuatan Peta rawan bencana dan Peta risiko bencana dalam bentuk digital (GIS)
sesuai daerah ancaman bahaya.
4. Analisis dampak risiko bencana
5. Desain animasi penanggulangan bencana sesuai SOP
6. Pemaparan dan penyerahan dokumen renkon kepada Pemerintah Daerah

1.4 Perorganisasian Pembelajaran


Kelompok akan melakukan kegiatan berupa mempelajari, menyimak, menjawab pertanyaan,
mencurahkan pendapat, dan mengerjakan tugas tentang pengembangan sistem peringatan dini di
masyarakat mengenai bencana Gunung Meletus.
Aktivitas pembelajaran dan alokasi waktu dalam modul ini disajikan sebagai berikut :
No Kegiatan Waktu
(Menit)
1 Menjelaskan dan diskusi kelompok tentang pengertian, tujuan 60
dan landasan rencana kontinjensi menit
2 Menjelaskan dan tugas kelompok menyusun rencana 30
kontinjensi menit

Pengkajian risiko bencana /penilaian ancaman

Sebagai gunung tertinggi di pulau jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan
laut (mdpl), Gunung Semeru merupakan salah satu gunung aktif yang memiliki kisah tertua.
Puncak Mahameru sendiri ditandai dengan Watu Gede yang berada di hamparan tanah lapang di
puncak. Di sebelah barat dataran ini terletak Kawah Jonggring Saloka yang menunjukkan bahwa
Gunung Semeru adalah gunung api yang masih aktif. Gunung Semeru merupakan gunung berapi
yang masih sangat aktif dan setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu
vulkanik berwarna hitam dan pasir. Rekomendasi untuk pendakian di gunung ini hanya diberikan
sampai dengan ketinggian 2.700 mdpl karena Gunung Semeru sebagai gunung api aktif memiliki
karakter yang tidak terduga di kawasan puncak. Letusan bisa terjadi tiba-tiba dan bisa
membahayakan jiwa masyarakat dan pendaki. Untuk penilaian pada gunung semeru ini yaki
waspada.

Pengembangan scenario
Setelah dijelaskan bahwasanya Gunung Semeru sebagai gunung api aktif memiliki karakter yang
tidak terduga di kawasan puncak. Letusan bisa terjadi tiba-tiba dan bisa membahayakan jiwa
manusia yang berada di sekitar kawasan gunung semeru. Status gunung semeru sendiri menjadi
siaga yang harus benar2 diperhatikan. Kerugian dari gunung semeru ketika erupsi sendiri tidak
banyak merenggut rumah-rumah, perternakan juga pertanian yang berada di sekitar gunung
semeru, bahkan juga ada korban jiwa.

Pengertian, tujuan dan landasan perencanaan kontinjensi

Rencana kontinjensi merupakan proses identifikasi dan penyusunan rencana kedepan


yang didasarkan pada keadaan yang kemungkinan besar akan terjadi, namun juga belum tetntu
terjadi. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan jika keadaan yang
diperkiraan tidak pernah terjadi. Penyusunan rencana kontinjensi dilakukan secara bersama antar
lembaga dan pelaku penanggulangan bencana, baik pemerintah maupun non-pemerintah.
Dokumen kontinjensi disusun dengan tujuan sebagai pedoman dalam penanganan darurat
bencana, agar pada saat tanggap darurat dapat terkelola dengan cepat dan efektif serta sebagai
dasar memobilisasi berbagai sumber daya para pemangku kepentingan (stake holder). Rencana
kontinjensi bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta membangun komitmen bersama
antar lembaga pelaku penanggulangan.
Diharapkan rencana kontinjensi ini dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan membangun
komitmen para pelaku penanggulangan bencana di Kab Lumajang, sehingga akan dapat
mengurangi risiko dampak terutama terhadap jiwa masyarakat.
Sumber referensi
https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/01/110938565/gunung-semeru-meletus-selasa-dini-
hari?page=all

Anda mungkin juga menyukai