Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN TIMBANG TERIMA MNAJEMEN

KEPERAWATAN DIRUUANG AMARILIS A RSUD KARSA HUSADA


BATU
Dibuat untuk memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Manajemen Keperawatan
yang dibimbing oleh:
Ns. Regista Trigantara, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:
Vega Luyuni Dwiyanti 2214314901030
Yovina Nuriati 2114314901039
Sarah Wahyu Utami 2214314901033
Devi Kartika 2214314901004
Rani Wahyu Siswati 2214314901040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

PROFESI NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MANAJEMEN

HASIL ANALISA PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI


RUANG AMARILIS RSUD KARSA HUSADA BATU

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh


Pembimbing Profesi Ners

Hari/Tanggal: .. , ..

Pembimbing Institusi Kepala Ruang Amarilis A


RSUD Karsa Husada Batu

(Ns. Regista Trigantara., S.Kep., M.Kep) (Yuliana, S.Kep., Ns)


NIK. 0716058301 NIP. 197906292008012010

Pembimbing CI

(An Widi Agustin., S.Kep,, Ns)


NIP. 198205202008011008
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
“Satuan Acara Penyuluhan Timbang Terima Manajemen Keperawatan di
Ruang Amarilis A RSUD Karsa Husada Batu” tanpa halangan apapun. Adapun
tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Manajemen
Keperawatan.
Dalam penyusunan tugas ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, sehingga saya mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah
diberikan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Andi Surya Kurniawan, S.Kep., M.Kep. selaku Kaprodi S1 Ilmu
Keperawatan.
2. Ns. Regista Trigantara, S.Kep., M.Kep. selaku dosen penanggung
jawab sekaligus sebagai dosen pembimbing institusi Profesi Ners
Departemen Manajemen Keperawatan
3. Pembimbing lahan (CI) di RSUD Karsa Husada Batu yang memberikan
banyak arahan dan bimbingan selama praktik di lahan.
4. Kepala ruang Amarilis RSUD Karsa Husada Batu yang memberikan
ijin kepada kami untuk melaksanakan praktik manajemen keperawatan
di ruang tersebut.
5. Orang tua kami yang selalu mendoakan dan mendukung kami.
6. Dan teman-teman di STIKes Maharani Malang yang telah senantiasa
mendukung dalam penyusunan laporan.
Dalam penyusunan tugas ini kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini
sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini, dan dalam pembuatan
laporan lainnya. Akhir kata, semoga tugas ini dapat berguna bagi kita semua.
Batu, 21 Maret 2023
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi
mandiri merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme
pelayanan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan
secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat
kondusif dengan belajar tentang konsep pelayanan keperawatan dan langkah-
langkah konkret dalam pelaksanaannya. Langkah- langkah tersebut dapat
berupa penataan ketenagaan dan pasien, penerapan MAKP dan perbaikan
dokumentasi keperawatan.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat.  Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang
efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu
bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat
pergantian shift, yaitu saat timbang terima klien.Timbang terima merupakan
teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang
berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer
antar shift secara tulisan dan lisan.
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas
dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan
lisan.
Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Isi dan substansi timbang
terima yang dilakukan selama ini adalah identitas pasien, diagnosa medis,
diagnosa keperawatam, program terapi yang sudah dilakukan dan rencana
tindakan yang akan dilakukan. Timbang terima dilakukan secara lisan dan
tertulis kemudian keliling ke semua pasien. Timbang terima perlu terus
ditingkatkan baik teknik maupun alurnya karena timbang terima merupakan
bagian penting dalam menginformasikan permasalahan klien sehari- hari.
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting,
karena dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang
diberikan akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan
tanggungjawab dan tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima
tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan
keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa
digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan
menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan
pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan
ditingkatkan kualitasnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka perawat akan melaksanakan
timbang terima pasien berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan
Profesional Primary Nursing diruang Arjuna RS Kusuma Husada Surakarta.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan timbang terima, perawat mampu mengkomunikasikan
keadaan pasien secara detail dan menyampaikan informasi yang penting
sesuai dengan keadaan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
b. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian
asuhan keperawatan  kepada pasien
c. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat
dinas berikutnya
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
1.3 Manfaat
3. Manfaat bagi perawat :
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar
perawat
c. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
d. Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien
e. Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan
f. Menimbulkan rasa aman
g. Meningkatkan percaya diri/bangga
4. Manfaat bagi pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secaral langsung bila ada yang
belum terungkap 
5. Manfaat bagi Rumah sakit:
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepadal klien secara komprehensif
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Definisi
Timbang terima sering disebut dengan operan atau over hand. Operan
adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat itu 
Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. (Nursalam, 2002)
2.2 Langkah – langkah
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan
pergantian shift atau operan jaga, diantaranya (Nursalam, 2002):
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah waktunya pergantian shift
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan
hal-hal apa yang disampaikan
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung
jawab shift yang selanjutnya meliputi :
4. Kondisi atau keadaan klien secara umum
5. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
6. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
7. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu-buru
8. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-
sama secara langsung melihat keadaan klien.
B. Prosedur
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur operan jaga
(Nursalam, 2002), meliputi:
1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. Pelaksanaan
a. Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-
masing penanggung jawab:
b. Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan
c. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
d. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya
3. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
a. Identitas klien dan diagnosa medic
b. Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
d. Intervensi kolaborasi dan dependen
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan   selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin.
4. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
Penyampaan pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
5. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
6. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat.
2.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan timbang terima (Nursalam, 2002), meliputi:
a. Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
b. Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan
c. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
d. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan
kepada perawat yang berikutnya
2.4 Dokumentasi
Dokumentasi timbang terima atau operan jaga (Nursalam, 2002),
meliputi :
a. Identitas klien
b. Diagnosa medis klien
c. Dokter yang menangani
d. Kondisi saat klien ini
e. Masalah Keperawatan
f. Intervensi yang sudah dilakukan
g. Intervensi yang belum dilakukan
h. Tindakan kolaborasi
i. Rencana umum dan persiapan lain
j. Tanda tangan dan nama terang
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN
OPERAN JAGA PERAWAT

Tema : Operan jaga perawat


Sub Tema : Operan jaga perawat dari shift pagi ke shift siang
Sasaran : Perawat jaga dan pasien
Tempat : RSUD Karsa Husada Batu
Hari/Tanggal :
Waktu : 30 Menit

A. Analisis Situasional
Perawat : Perawat shift pagi melakukan operan jaga ke perawat shift
sore
B. Latar Belakang
Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi
mandiri merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme
pelayanan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan
secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat
kondusif dengan belajar tentang konsep pelayanan keperawatan dan langkah-
langkah konkret dalam pelaksanaannya. Langkah- langkah tersebut dapat
berupa penataan ketenagaan dan pasien, penerapan MAKP dan perbaikan
dokumentasi keperawatan.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat.  Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang
efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu
bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat
pergantian shift, yaitu saat timbang terima klien.Timbang terima merupakan
teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang
berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer
antar shift secara tulisan dan lisan.
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas
dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan
lisan.
Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Isi dan substansi timbang
terima yang dilakukan selama ini adalah identitas pasien, diagnosa medis,
diagnosa keperawatam, program terapi yang sudah dilakukan dan rencana
tindakan yang akan dilakukan. Timbang terima dilakukan secara lisan dan
tertulis kemudian keliling ke semua pasien. Timbang terima perlu terus
ditingkatkan baik teknik maupun alurnya karena timbang terima merupakan
bagian penting dalam menginformasikan permasalahan klien sehari- hari.
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting,
karena dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang
diberikan akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan
tanggungjawab dan tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima
tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan
keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa
digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan
menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan
pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan
ditingkatkan kualitasnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka perawat akan melaksanakan
timbang terima pasien berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan
Profesional Primary Nursing diruang Arjuna RS Kusuma Husada Surakarta.

C. Tujuan
2.4.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan timbang terima, perawat mampu mengkomunikasikan
keadaan pasien secara detail dan menyampaikan informasi yang penting
sesuai dengan keadaan pasien.
2.4.1.2 Tujuan Khusus
e. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
f. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian
asuhan keperawatan  kepada pasien
g. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat
dinas berikutnya
h. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

D. Pokok Materi
1. Keadaan pasien (data fokus)
2. Hal - hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan  kepada pasien
3. Hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya
4. Rencana kerja untuk dinas berikutnya

E. Metode
1. Karu memimpin proses Timbang Terima
2. Melakukan timbang terima antara Perawat Primer pagi dengan Perawat
Primer sore. 
3. Melaporkan status keadaan klien dari PP pagi ke PP sore.
4. Diskusi, tanya jawab dan validasi data kembali.

F. Media
1. Dokumentasi klien (status).
2. Buku Timbang Terima

G. Setting Tempat

K P1 P2

S1 S2

Keterangan :
K : Kepala Ruang

P1 : Perawat shift pagi 1 (Ka Tim)

P2 : Perawat shift pagi 2

S1
: Perawat shift siang 1 (Ka Tim)

S2
: Perawat shift siang 2

H. Pengorganisasian
Devi Kartika Sari : Kepala Ruang
Yofina Nuriati : Perawat shift pagi 1(Ka Tim)
Rani Wahyu Siswati : Perawat shift pagi 2
Sarah Wahyu Utami : perawat shift sore 1 (Ka Tim)
Vega Luyuni Dwiyanti : perawat shift sore 2
I. Kegiatan
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
Pra 1. Kedua kelompok 5 menit Nurse K, PP, PA
Timbang dinas shift pagi dan Station shift pagi dan
Terima shift ssore sudah PP,PA shift
siap dan berkumpul sore
di Nurse Station
2. PP pagi mengecek
kesiapan timbang
terima antar kedua
kelompok
3. Perawat yang akan
bertugas
menyiapkan catatan
(Work Sheet), PP
yang akan
mengoperkan,
menyiapkan buku
timbang terima.
4. PP perawat shift
Pagi membuka acara
timbang terima
diawali dengan doa
dilanjutkan dengan
memulai timbang
terima pasien.
Pelaksanaan 1. PP pagi membuka 15 menit Nurse PP, PA shift
Timbang dan memberi salam Station, pagi dan
Terima kepada klien, PP Disamping PP,PA shift
siang menjelaskan tempat sore
tentang klien, PP tidur klien
malam mengenalkan
anggota timnya dan
melakukan validasi
data.
2. Lama timbang
terima setiap klien
kurang lebih 5
menit, kecuali
kondisi khusus yang
memerlukan
keterangan lebih
rinci.
3. PP dinas pagi
melakukan timbang
terima kepada PP
dinas sore. Hal-hal
yang perlu
disampaikan PP
pada saat timbang
terima :
a. Identitas klien
dan diagnosa
medis termasuk
hari rawat
keberapa atau
post op atau
keadaan lainnya
dari pasien hari
keberapa.
b. Masalah
keperawatan.
c. Data yang
mendukung.
d. Tindakan
keperawatan
yang
sudah/belum
dilaksanakan.
e. Rencana umum
yang perlu
dilakukan:
Pemeriksaan
penunjang,
konsul,
prosedur
tindakan
tertentu.
Post 1. Klarifikasi hasil 5 menit Nurse PP, PA shift
timbang validasi data oleh PP station pagi dan
terima sore. PP,PA shift
2. Penyampaian alat- sore
alat kesehatan
3. Laporan timbang
terima
ditandatangani oleh
kedua PP.
4. Reward PP terhadap
perawat yang akan
dan selesai bertugas.
5. Penutup oleh PP
sore.

J. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift
timbang terima. Kegiatan timbang terima pada shift pagi ke sore dipimpin
oleh perawat primer.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh PP shift pagi dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan
mengganti shift. Perawat primer pagi menyerahkan ke perawat primer
berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan
di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station.
Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan
khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5
menit saat klarifikasi ke klien kecuali pasien dengan keadaan khusus yang
membutuhkan penanganan yang khusus.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik

Anda mungkin juga menyukai