Dosen Pembimbing :
Efa Nur Aini, S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Disetujuhi pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 11 Februari 2022
Mengetahui,
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima
klien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan
komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang disampaikan harus
akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer
( penanggung jawab) shift sore atau shift malam secara tulisan dan lisan.
Timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya. Hal ini dilakukan
untuk perbaikan pada masa yang akan datang sehingga timbang terima menjadi bagian
penting dalam menginformasikan permasalahan klien sehari – hari.
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan
timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa
dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan
tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik,
maka akan muncul
kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi
yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan
menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan pasien.
Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan ditingkatkan
kualitasnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan seluruh perawat dan tenaga
medis lainnya mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien
dengan baik, sehingga kesinambungan informasi mengenai keadaan klien dapat
dipertahankan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat
1) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
2) Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat.
3) Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.
4) Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
2.1 Definisi
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan
yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus
dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan. (Nursalam, 2018)
2.2 Tujuan.
1) Menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum.
2) Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
3) Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2.3 Langkah-langkah
1) Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2) Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal- hal apa yang
akan disampaikan.
3) Perawat primer menyampaikan kepada penanggungjawab shift selanjutnya meliputi :
a) Kondisi atau keadaan klien secara umum.
b) Tindak lanjut atau dinas yang menerima operan.
c) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.
4) Penyampaian operan di atas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu
– buru.
5) Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama – sama secara langsung
melihat keadaan klien.
2.4 Prosedur Timbang Terima
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
2.4.1 Persiapan (Nurse Station)
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift/operan.
2) Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap.
3) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku operan dan status pasien
4) Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan pasien yang dilakukan
timbang terima khususnya pasien yang memiliki permasalahan yang belum/dapat
teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih lanjut.
5) PP menyampaikan timbang terima kepada PP (Penanggung jawab) berikutnya.
3.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Aidin Mahfiroh, S.Kep
PP 1 (Pagi) : Regita Intan Safiti, S.kep
PP 2 (Siang) : Anis Dwi Lestari, S.Kep
PA (Pagi) : Agnes Lodiana Penun, S.Kep
PA (Siang) : Ekandi Wahyu Priadi, S.kep
2) Media :
a. Materi disampaikan secara lisan.
b. Dokumentasi klien (status)
c. Buku Timbang Terima
3.4 Alur Timbang Terima
Karu
Karumempirsilahkan pj dinas
membuka timbang pagi melaporkan keadaan klien
terima
KLIEN
RENCANA
TELAH DILAKUKAN TINDAKAN
BELUM
DILAKUKAN
PERKEMBANGAN / KEADAAN PASIEN
MASALAH TERATASI
SELURUHNYA, SEBAGIAN, BELUM
TERATASI DAN TERDAPAT
MASALAH BARU
3.5 Instrumen
1) Status klien
2) Nursing kit.
3) Buku timbang terima
3.6 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
Pra Timbang Kedua kelompok dinas sudah 30 menit Nurse Station Karu, PP
Terima siap dan berkumpul di Nurse dan PA
Station guna melaksanakan
timbang terima.
Karu mengecek kesiapan 5 menit Karu
timbang terima tiap PP.
Kelompok yang akan 5 menit
bertugas menyiapkan catatan
(Work Sheet), PP yang akan
mengoperkan, menyiapkan
buku timbang terima &
nursing kit dan di bantu oleh
PA.
Kepala ruangan membuka 5 menit Karu
Di Rumah Sakit Amelia ruang Perawatan, akan dilaksanakan timbang terima. Para
perawat sedang berkumpul di Nurse Station. Perawat yang bertugas shif pagi
menyelesaikan tugasnya dan menyiapkan catatan perkembangan pasien untuk timbang
terima shif siang secara prosedur timbang terima yang ada di diterapkan di Rumah sakit
Amelia.
KARU :“Assalamu’alaikum dan selamat pagi semuanya. Bagaimana
kabarnya hari ini ?”
All perawat :“ Baik bu.”
KARU : “ Baik kita mulai timbang terima Silahkan perawat PP yang dinas pagi
untuk menyampaikan perkembangan kondisi pasien pada perawat
yang dinas siang ini”
PP Pagi : “Terima kasih bu, atas waktu yang diberikan kepada saya. Saya akan
menyampaikan pagi ini diuang mawar 3-5jumlah pasien ada 3 u n t u k
keadaaan pasien
1 . T n . S u b i y a n Usia 67 tahun,masuk rumah sakit tanggal 4
Februari 2022 di bed 1 Ruang Mawar 5 dengan diagnosa medis BPH
dan retensi urin dan diagnosa keperawatannya manajemen nyeri
dan retensi urin tingkat kesadarannya kompos mentis. Keadaan
umum Cukup, nyeri luka Operasi, nyeri punggung, tekanan darah:
174/100 mmHg, RR :20x/menit, nadi :72x/menit, S :36,3ºC. Pasien
diberikan intervensi manajemen nyeri, dan direkomendasikan obat anti
nyeri tambahan.
2. Kemudian Ny, Rike Usia 32 tahun, dengan diagnosa medis
post op S C diaognosa keperwatan manajemen nyeri, tingkat
ketergantungan parsial, baru masuk ruang perawatan ruang mawar 3
di bed B2 pasien Ny. R masuk igd dengan keluhan perut kencang-
kencang,mules. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
cukup
sakit sedang, TD 96/60 mmHg, Nadi:69x/menit, S: 36˚c, RR :
20x/menit.
Skala nyeri 3, terpasang kateter, infus RL 500cc , diagnosa
keperawatannya manajemen nyeri.
3. Selanjutnya Ny F usia 30 tahun dengan diagnosa medis Post OP
Sc ruang perawatan ruang Mawar bed 2 tindakan keperawatan yang
telah dilakukan yaitu TTV, tekanan darah : 129/190mmHg, RR :
20x/menit, nadi :89x/menit, S :36,3 ºC. Keadaan umum Cukup,
Kesadaran Komposmentis, ketergantungan parsial, Pasien terpasang
kateter, infus RL 200cc, skala nyeri 3 dengan diagnosa keperawatan
manajemen nyeri.
Kemudian perawat menuju ke bed pasien lainnya sampai semua pasien divalidasi.
Setelah memvalidasi, perawat kembali ke ruangan perawat untuk klarifikasi hasil
280
validasi data oleh Kepala Ruangan dan PP pagi. Kemudian, laporan timbang terima
ditanda tangani oleh kedua PP dan mengetahui Kepala Ruangan.
KARU : “Bagaimana, apa ada yang mau diklarifikasi?” All Perawat
: “Tidak Bu ”
KARU : “Kalau begitu terimakasih kepada perawat dinas pagi
yang telah bertugas dengan baik, kepada perawat dinas siang
dipersilahkan untuk pulang, semoga selamat sampai tujuan
dan yang dinas sore semoga diberikan kelancaran saat
bertugas. Sebelum melakukan aktivitas marilah kita berdoa
terlebih dahulu. Terimakasih atas kerjasamanya”
Selanjutnya para perawat melakukan rutintas menulis asuhan
keperawatan dan mempersiapkan tindakan keperawatan.
280