Disusun oleh:
Nama : Devia Rizqi Putri Susanti
NPM : 21317575
Jurusan : Teknik Arsitektur
Pembimbing : Rakhmanita ST., MT.
Jakarta
2021
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI
Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan
dapat dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan
dalam bentuk apa pun telah mengikuti kaidah dan etika. Mengenai isi tulisan ini
adalah merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas Gunadarma.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar dan dengan penuh kesadaran.
i
LEMBAR PENGESAHAN
KOMISI PEMBIMBING
No. NAMA KEDUDUKAN
1 Rakhmanita ST., MT. Ketua
2
3
Tanggal Sidang: 21/10/21
PANITIA UJIAN
No. NAMA KEDUDUKAN
MENGETAHUI
ii
ABSTRAK
Universitas Gunadarma
(xii+70)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat
melaksanakan tugas akhir dan juga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir.
Laporan tugas akhir yang berjudul “Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota
Depok” ini disusun guna memenuhi syarat kelulusan mata kuliah tugas akhir pada
program studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Gundarma.
1. Prof. Dr. E.S Margianti, SE., MM. selaku rector Universitas Gunadarma;
2. Dr. Ir. Raziq Hasan, MTArs. selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Gunadarma;
3. Dr. Ir. Arief Rahman, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma;
4. Dr. Ir. Agus Dharma T., MT. selaku koordinator tugas akhir;
5. Rakhmanita. ST, MT. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah tugas akhir di
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Arsitektur;
6. Dr. Edi Sukirman, SSi, MM, selaku Kepala Bagian Ujian Sidang;
7. Kedua orang tua dan keluarga yang telah senantiasa memberikan doa restu
serta dukungan baik moril maupun materil;
iv
8. Musa Keke, Aryo Teguh N, Chandra Rifqi, dan Rafi Khalish sahabat
seperjuangan selama melakukan tugas akhir;
Tentunya penulis menyadari bahwa laporan penulisan ini jauh dari kata
sempurna dan terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca supaya laporan ini nantinya dapat
menjadi manfaat untuk orang banyak.
Demikian yang dapat disampaikan, apabila ada kesalahan pada laporan ini
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................................... iii
1.4 Pendekatan..................................................................................... 2
vi
2.5 Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) ...................................................... 9
vii
4.2 Hubungan Ruang ......................................................................... 44
viii
6.2.3 Sirkulasi Dalam Bangunan ...................................................... 65
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Peta Kota Depok ..................................................................... 23
Gambar 3. 2 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Depok ............................. 27
Gambar 3. 3 Peta Rencana Pola Ruang Kota Depok ................................... 28
Gambar 3. 4 Lokasi Site .............................................................................. 31
Gambar 3. 5 Kondisi Site............................................................................. 32
Gambar 3. 6 Akses Jalan Site dari Raya Bogor ........................................... 32
Gambar 3. 7 Akses Site dari Margonda ....................................................... 33
Gambar 3. 8 Eksisting Site .......................................................................... 33
Gambar 3. 9 Hasil Analisis .......................................................................... 34
Gambar 3. 10 Eksisting Site ........................................................................ 34
Gambar 3. 11 Hasil Analisis ........................................................................ 35
Gambar 3. 12 Eksisting Site ........................................................................ 35
Gambar 3. 13 Hasil Analisis ........................................................................ 36
Gambar 3. 14 Eksisting Site ........................................................................ 36
Gambar 3. 15 Hasil Analisis ........................................................................ 37
x
Gambar 5. 8 Material yang Digunakan........................................................ 51
Gambar 5. 9 Rigid Frame ............................................................................ 54
Gambar 5. 10 Cara Kerja Panel Surya ......................................................... 55
Gambar 5. 11 Cara Kerja Sumur Resapan ................................................... 58
Gambar 5. 12 Ilustrasi Penggunaan CCTV di Sekolah ............................... 59
Gambar 6. 1 BlokPlan.................................................................................. 61
Gambar 6. 2 BlokPlan.................................................................................. 62
Gambar 6. 3 SitePlan ................................................................................... 62
Gambar 6. 4 SitePlan ................................................................................... 63
Gambar 6. 5 BirdView................................................................................. 63
Gambar 6. 6 Denah Lantai 1 ........................................................................ 64
Gambar 6. 7 Denah Lantai 2 ........................................................................ 64
Gambar 6. 8 Denah Lantai 3 ........................................................................ 65
Gambar 6. 9 Denah Lantai ! ........................................................................ 65
Gambar 6. 10 Denah Lantai 2 ...................................................................... 66
Gambar 6. 11 Denah Lantai 3 ...................................................................... 66
Gambar 6. 12 Eksterior Bangunan .............................................................. 67
Gambar 6. 13 Eksterior Bangunan .............................................................. 67
Gambar 6. 14 Ekterior Bangunan ................................................................ 68
Gambar 6. 15 Interior Bangunan ................................................................. 68
Gambar 6. 16 Interior Bangunan ................................................................. 69
Gambar 6. 17 Interior Bangunan ................................................................. 69
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kota Depok
pada tahun 2017 sebanyak 2.254.513 jiwa dengan persentase pertumbuhan
penduduk sebesar 3,48% dari jumlah penduduk pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut tidak sebanding dengan tersedianya
sarana dan prasarana yang ada. Pemerintah Kota Depok menemukan pertumbuhan
penduduk yang pesat ini berpengaruh sangat besar terhadap berbagai aspek, salah
satunya terhadap aspek pendidikan terkait kapasitas daya tampung Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Banyak didirikan SMP di Kota Depok untuk
menampung kebutuhan penduduk akan pendidikan tingkat SMP, namun tidak
diimbangi dengan ketersediaan sarana dan prasarananya.
Sekolah Menengah Pertama atau yang sering disebut SMP merupakan
jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah
Dasar (atau sederajat).1 SMP memiliki peranan penting dalam menyiapkan dan
mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kota Depok Tahun 2017- 2021,
program yang sedang direncanakan adalah membangun masyarakat yang
berkualitas dan berdaya saing, dimaknai melalui salah satunya adalah kebijakan
optimalisasi kualitas dan sebaran layanan pendidikan. Hal tersebut diwujudkan
melalui rencana peningkatan ketersediaan fasilitas SMP melalui penambahan RKB
(Ruang Sekolah Baru) dan pembangunan USB (Unit Sekolah Baru) seperti yang
terjadi dengan SMP Negeri di Depok. Demikian hal tersebut yang menjadi landasan
dasar perancangan yang dilakukan.
1
1.2 Masalah Perancangan
Setelah ditinjau dari alasan yang melatarbelakangi pemilihan judul, masalah
perancangan yang dilakukan oleh penulis adalah bagaimana merencanakan dan
merancang pembangunan unit sekolah baru (new design) untuk SMP Negeri di
Depok
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan perancangan yang dilakukan oleh penulis adalah
merencanakan dan merancang pembangunan unit sekolah baru (USB) untuk SMP
Negeri di Depok yang berfungsi sebagai sarana edukasi atau wadah kegiatan belajar
dan mengajar untuk para penggunanya sesuai dengan keinginan SMP Negeri di
Depok dan Peraturan Pemerintah.
1.4 Pendekatan
Adapun pendekatan yang digunakan dalam perancangan ini adalah
Pendekatan Pendidikan. Pendekatan tersebut dilakukan untuk mempelajari pola
kegiatan belajar dan mengajar dalam dunia pendidikan khususnya pada tingkat
SMP Negeri, di mana dari pola kegiatan belajar dan mengajar tersebut dapat
berpengaruh terhadap desain nantinya.
Kemudian pendekatan juga dilakukan terhadap peraturan-peraturan
mengenai bagaimana mendesain bangunan/fasilitas pendidikan yang baik dan
nyaman. Peraturan tersebut bisa bersumber dari peraturan pemerintah maupun dari
buku-buku literatur.
1.5 Lingkup/Batasan
Adapun lingkup/batasan yang dilakukan oleh penulis adalah perencanaan dan
perancangan unit sekolah baru untuk sekolah negeri tingkat SMP di wilayah Kota
Depok pada site terpilih dan didukung dengan data-data yang konkret, menjelaskan
permasalahan dan memberikan solusi desain sesuai dengan standar yang berlaku
yaitu milik Pemerintah Kota Depok.
2
BAB II
DEFINISI DAN TIPOLOGI
2.1 Definisi
Definisi yang dimaksud di sini adalah definisi bangunan/fasilitas yang
menjadi obyek penulisan sesuai kajian literatur. Adapun obyek penulis adalah
sekolah sehingga definisi sekolah adalah sebagai berikut.
Sekolah, berasal dari Bahasa Latin yaitu skhole, scola, scolae atau skhola,
yang memiliki arti “waktu luang” atau “waktu senggang”, di mana kegiatan
bersekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah
kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati
masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu yang disebutkan tadi adalah
mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi
pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi dalam kegiatan scola, anak-anak
didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga
memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan
sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran di atas.2
Kemudian, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi dari sekolah
adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima
dan memberi pelajaran.3 Sementara menurut Ensiklopedia Wikipedia, sekolah
adalah lembaga untuk para siswa mendapatkan pengajaran di bawah pengawasan
guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya
wajib.
2.2 Tipologi Bangunan
Tipologi adalah menjelaskan jenis-jenis atau tipe bangunan sesuai kajian
literatur yang sesuai dengan obyek penulisan. Adapun obyek penulisan adalah
sekolah, sehingga jenis-jenis sekolah adalah sebagai berikut.
2.2.1 Sekolah konvensional
Adalah sekolah dengan wujud gedung yang dibangun khusus untuk keperluan
penyelenggaraan pendidikan. Siswa dari sekolah jenis ini biasanya masuk pada
jam-jam tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola sekolah. Siswa
3
diarahkan masuk kelas masing-masing untuk melaksanakan pembelajaran. Siswa
kemudian pulang ke rumah masing-masing setelah mendapat pembelajaran sesuai
jam yang telah ditentukan. Tetapi ada pula sekolah yang siswanya diasramakan,
misalnya sekolah pesantren. Hingga saat ini yang termasuk ke dalam Sekolah
Konvensional adalah :
Sekolah Dasar/MI
Sekolah Menengah Pertama/MTs
Sekolah Menengah Atas/MA
Sekolah-sekolah tersebut dikemas dalam satu unit lingkungan sekolah dan
dinilai sebagai bentuk sekolah yang paling ideal oleh sebagian pemerhati
pendidikan. Di dalamnya ada perpustakaan, koperasi sekolah, kantin, tempat ibadah
dan tempat parkir kendaraan.
2.2.2 Sekolah Terbuka
Salah satu bentuk sekolah yang dikembangkan oleh pemerintah. Mirip
dengan Sekolah Konvensional dari sisi proses pendaftaran, bahan pelajaran dan
ujian, namun berbeda dari sisi jumlah pertemuan antara tenaga pengajar/guru
dengan murid. Jika pada Sekolah Konvensional, antara guru dan murid ada tatap
muka setiap hari kecuali pada hari libur. Sedangkan pada Sekolah Terbuka, antara
guru dan murid tidak ada tatap muka setiap hari. Murid pada Sekolah Terbuka lebih
mandiri dalam mempelajari bahan-bahan pelajaran.
2.2.3 Sekolah Rumah dan Sekolah Alternatif
Sekolah jenis ini adalah lembaga-lembaga kursus atau bimbingan belajar
untuk bidang tertentu saja. Kursus adalah lembaga pelatihan yang termasuk ke
dalam jenis pendidikan non-formal. Kursus biasanya diselenggarakan dalam waktu
pendek dan hanya untuk mempelajari suatu keterampilan tertentu. Misalnya, kursus
Bahasa Inggris selama 3 bulan, atau Kursus Memasak, Kursus Menjahit, Kursus
Musik, dan sebagainya. Peserta yang telah mengikuti kursus dengan baik dapat
memperoleh sertifikat atau surat keterangan. Contoh lain dari sekolah jenis ini
adalah seseorang atau sekelompok orang yang menyelenggarakan pembelajaran
baca tulis Al-Quran di rumahnya.
4
2.2.4 Sekolah Elektronik
Sekolah jenis ini belum diterapkan. Sekolah jenis ini biasa disebut sebagai
Sekolah Berbasis Teknologi Internet (SBTI). Siswa melakukan proses pendaftaran
sebagai siswa dan pembelajaran langsung melalui media internet.
2.2.5 Sekolah Berdasarkan Status
Sekolah Negeri
Yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, mulai dari
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas
dan Perguruan Tinggi.
Sekolah Swasta
Yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintah atau swasta.
Penyelenggara berupa badan atau yayasan pendidikan yang sampai
saat ini badan hukum penyelenggara pendidikan masih berupa
rancangan peraturan pemerintah.
Ada kalanya sekolah swasta dibangun khusus untuk anak-anak
dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa memberi
sekolah khusus bagi mereka, misal : keagamaan, seperti Sekolah
Islam, Sekolah Kristen, dan lain-lain, atau sekolah yang memiliki
standar pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk
mengembangkan prestasi pribadi lainnya.
Sebuah sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan Kepala
Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah. Jumlah Wakil Kepala
Sekolah di setiap sekolah berbeda-beda, tergantung dengan
kebutuhannya. Bangunan sekolah disusun meninggi untuk
memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan
fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah
mempunyai peran penting dalam terlaksananya proses pendidikan.4
Adapun obyek yang dilakukan oleh penulis termasuk ke dalam jenis
Sekolah Konvensional Negeri milik Pemerintah di Kota Depok.
5
2.3 Persyaratan Bangunan
Adapun persyaratan bangunan sebuah SMP ada hubungannya dengan
Kerangka Kurikulum 2013, rincian dari tujuan tingkat satuan pendidikan, antara
lain :
a. Domain Kognitif (pengetahuan)
SMP
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban.
Terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.
DIKDAS :
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam. Dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
SMP
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret.
Sesuai dengan yang dipelajari di sekolah atau sumber lain yang samadengan
yang diperoleh dari sekolah.
6
Adapun isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada
anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.
7
1. Domain Kognitif (pengetahuan)
“Memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Terkait fenomena dan kejadian yang
tampak mata.”. Hal ini berarti :
Konseptual dan prosedural dalam ilmu pengetahuan akan efektif jika
dilakukan di dalam Ruang Kelas, Ruang Laboratorium IPA dan
Ruang Perpustakaan.
Teknologi akan efektif jika dilakukan di dalam Ruang Laboratorium
Komputer.
Seni dan Budaya akan efektif jika dilakukan di dalam Ruang
Kesenian.
Fenomena dan kejadian yang tampak mata akan efektif jika dilakukan
di luar ruang kelas seperti praktikum langsung di Ruang Laboratorium
IPA, Laboratorium Komputer, Laboratorium Bahasa, dan Ruang
Kesenian.
2. Domain Afektif (sikap)
“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam. Dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.”. Hal
ini berarti :
Beriman, berakhlak mulia dapat dilakukan di dalam ruang kerohanian
seperti Ruang Kelas, Masjid (untuk umat muslim) atau Ruang Kerohanian
(untuk umat non muslim).
Percaya diri, dan bertanggung jawab dapat dididik di Ruang Konseling,
Ruang UKS dan Ruang Organisasi Kesiswaan.
Berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dapat
dilakukan di ruang terbuka seperti Aula, Ruang Pertemuan atau Lapangan.
3. Domain Psikomotor (keterampilan)
“Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret.”. Hal ini berarti :
8
Kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dapat dilakukan di
Ruang Kesenian atau Lapangan.
4. “Bahasa Inggris diajarkan untuk membentuk keterampilan berbahasa.”. Hal
ini berarti dibutuhkan Ruang Laboratorium Bahasa untuk kegiatan praktikum
berbahasa.
Kemudian persyaratan bangunan selanjutnya yang akan dipaparkan adalah
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
Tanggal 28 Juni 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah
Pendidikan Umum.
Standar sarana dan prasarana ini disusun untuk lingkup pendidikan formal,
jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu : Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA). Standar sarana dan prasarana ini mencakup :
1. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan
komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap
sekolah/madrasah.
2. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-
ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.
2.5 Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs)
2.5.1 Satuan Pendidikan
1. Satu SMP/MTs memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani
minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan
belajar.
2. Minimum satu SMP/MTs disediakan untuk satu kecamatan.
3. Seluruh SMP/MTs dalam setiap kecamatan menampung semua
lulusan SD/MI di kecamatan tersebut.
4. Lokasi setiap SMP/MTs dapat ditempuh peserta didik yang berjalan
kaki maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.
9
2.5.2 Lahan
1. Untuk SMP/MTs yang memiliki 15 sampai dengan 32 peserta didik
per rombongan belajar, lahan memenuhi ketentuan rasio minimum
luas lahan terhadap peserta didik seperti tercantum pada Tabel 2.5.
2. Luas lahan yang dimaksud pada angka 1 dan 2 di atas adalah luas
lahan yang dapat digunakan secara efektif untuk membangun
prasarana sekolah/madrasah berupa bangunan dan tempat
bermain/berolahraga
Tabel 2. 5 Rasio Minimum Luas Lahan terhadap Peserta Didik
10
6. Lahan sesuai dengan peruntukkan lokasi yang diatur dalam
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat,
dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah
Setempat.
7. Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin
pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu
minimum 20 tahun.
2.5.3 Bangunan
1. Untuk SMP/MTs yang memiliki 15 sampai 32 peserta didik per rombongan
belajar, bangunan memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap
peserta didik seperti tercantum pada Tabel 2.6.
Tabel 2. 6 Rasio Minimum Luas Lahan terhadap Peserta Didik
11
Jarak Bebas Bangunan yang meliputi Garis Sempadan Bangunan
dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau
jaringan tegangan tinggi, jarak antara bangunan dengan batas-batas
persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman yang ditetapkan
dalam Peraturan Daerah.
3. Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan berikut.
Memiliki konstruksi yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi
pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan
beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan
untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya.
Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk
mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
4. Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan berikut.
Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan
pencahayaan yang memadai.
Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan meliputi saluran air
bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat sampah, dan
saluran air hujan.
Bahan bangunan yang mana bagi kesehatan pengguna bangunan dan
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
5. Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan
nyaman termasuk bagi penyandang distabilitas.
6. Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan berikut.
Bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang
mengganggu kegiatan pembelajaran.
Setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik.
Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan.
7. Bangunan bertingkat memenuhi persyaratan berikut.
Maksimum terdiri dari tiga lantai.
12
Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan,
keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna.
8. Bangunan dilengkapi sistem keamanan berikut.
Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur
evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya.
Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi
penunjuk arah yang jelas.
9. Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt.
13
c. Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik.
d. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan
yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan
pandangan ke luar ruangan.
e. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru
dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci
dengan baik saat tidak digunakan.
f. Ruangan kelas dilengkapi sarana sebagai berikut:
Kursi Peserta Didik : 1 buah/peserta didik
Meja Peserta didik : 1 buah/peserta didik
Kursi Guru : 1 buah/guru
Meja Guru : 1 buah/guru
Lemari : 1 buah/ruang
Papan Pajang : 1 buah/ruang
Papan Tulis : 1 buah/ruangan
Tempat Sampah : 1 buah/ruangan
Tempat Cuci Tangan : 1 buah/ruangan
Jam Dinding : 1 buah/ruangan
Kotak Kontak : 1 buah/ruangan
2. Ruangan Perpustakaan
a. Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan satu setengah kali
luas ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan 5 meter.
b. Ruangan perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi
pencahayaan yang memadai untuk membaca buku.
c. Ruangan perpustakaan terletak di bagian sekolah/madrasah yang
mudah dicapai.
d. Ruangan perpustakaan dilengkapi sarana sebagai berikut:
Rak Buku : 1 set/sekolah
Rak Majalah : 1 buah/sekolah
Rak Surat Kabar : 1 buah/sekolah
14
Meja Baca : 15 buah/sekolah
Kursi Baca : 15 buah/sekolah
Kursi Kerja : 1 buah/petugas
Meja Kerja : 1 buah/petugas
Lemari Katalog : 1 buah/sekolah
Lemari : 1 buah/sekolah
Papan Pengumuman : 1 buah/sekolah
Meja Multimedia : 1 buah/sekolah
Peralatan Multimedia : 1 set/sekolah, sekurang-kurangnya
terdiri dari 1 set komputer (CPU,
monitor minimum 15 inch,
printer),TV, radio, dan pemutar
VCD/DVD.
Buku Inventaris : 1 buah/sekolah
Tempat Sampah : 1 buah/ruang
Kotak Kontak : 1 buah/ruang
Jam Dinding : 1 buah/ruang
3. Ruang Laboratorium IPA
a.Ruang Laboratorium IPA dapat menampung minimum satu
rombonganbelajar.
b.Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m²/peserta didik. Lebar
minimum Ruang Laboratorium IPA 5 meter.
c.Ruang Laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi
pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.
d.Tersedia air bersih.
e.Ruang Laboratorium IPA dilengkapi sarana sebagai berikut :
Kursi Guru : 1 buah/guru
Kursi Peserta Didik : 1 buah/peserta didik
Meja Peserta Didik : 1 buah/7 peserta didik
15
Meja Demonstrasi : 1 buah/lab
Meja Persiapan : 1 buah/lab
Lemari Alat : 1 buah/lab
Lemari Bahan : 1 buah/lab
Bak Cuci : 1 buah/2 kelompok, ditambah 1 buah
di ruang persiapan
Papan Tulis : 1 buah/lab
Kotak Kontak : 9 buah/lab
Alat Pemadam Kebakaran : 1 buah/lab
Peralatan P3K : 1 buah/lab
Tempat Sampah : 1 buah/lab
Jam Dinding : 1 buah/lab
4. Ruang Pimpinan
a.Berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan
sekolah/madrasah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid,
unsur komite sekolah/majelis madrasah, petugas dinas pendidikan, atau tamu
lainnya.
b.Luas minimum Ruang Pimpinan 12 m² dan lebar minimum 3 meter.
c.Ruang Pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah/madrasah,
dapat dikunci dengan baik.
d.Ruang Pimpinan dilengkapi sarana sebagai berikut :
Kursi Pimpinan : 1 buah/ruang
Meja Pimpinan : 1 buah/ruang
Kursi dan Meja Tamu : 1 set/ruang
Lemari : 1 buah/ruang
Papan Statistik : 1 buah/ruang
Simbol Kenegaraan : 1 set/ruang
Tempat Sampah : 1 buah/ruang
Jam Dinding : 1 buah/ruang
16
5. Ruang Guru
a. Rasio minimum luas ruang guru 3 m²/pendidik dan luas minimum 40 m².
b. Ruang Guru mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun dari
luar lingkungan sekolah/madrasah, serta dekat dengan Ruang Pimpinan.
c. Ruang Guru dilengkapi sarana sebagai berikut :
Kursi Kerja : 1 buah/guru ditambah 1 buah/wakil kepala
sekolah
Meja Kerja : 1 buah/guru
Lemari : 1 buah/guru, atau 1 buah yang digunakan
bersama oleh semua guru
Kursi Tamu : 1 set/ruang
Papan Statistik : 1 buah/ruang
Papan Pengumuman : 1 buah/sekolah
Tempat Sampah : 1 buah/ruang
Tempat Cuci Tangan : 1 buah/ruang
Jam Dinding : 1 buah/ruang
17
Telepon : 1 buah/sekolah
Jam Dinding : 1 buah/ruang
Kotak Kontak : 1 buah/ruang
Tempat Sampah : 1 buah/ruang
7. Tempat Beribadah
a.Banyaknya tempat ibadah sesuai dengan kebutuhan tiap SMP/MTs,
dengan luas minimum 12 m².
b.Tempat Beribadah dilengkapi sarana sebagai berikut :
Lemari/Rak : 1 buah/tempat ibadah
Jam Dinding : 1 buah/tempat ibadah
8. Ruang Konseling
a.Luas minimum Ruang Konseling 9 m².
b.Ruang Konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin
privasi peserta didik.
c.Ruang Konseling dilengkapi sarana sebagai berikut :
Meja Kerja : 1 buah/ruang
Kursi Kerja : 1 buah/ruang
Kursi Tamu : 2 buah/ruang
Lemari : 1 buah/ruang
Papan Kegiatan : 1 buah/ruang
Jam Dinding : 1 buah/ruang
9. Ruang UKS
a.Luas minimum Ruang UKS 12 m².
b.Ruang UKS dilengkapi sarana sebagai berikut :
Tempat Tidur : 1 set/ruang
Lemari : 1 buah/ruang
Meja : 1 buah/ruang
Kursi : 2 buah/ruang
Perlengkapan P3K : 1 set/ruang
Tandu : 1 buah/ruang
18
Timbangan Badan : 1 buah/ruang
Pengukur Tinggi Badan : 1 buah/ruang
Tempat Sampah : 1 buah/ruang
Tempat Cuci Tangan : 1 buah/ruang
Jam Dinding : 1 buah/ruang
10. Ruang Organisasi Kesiswaan
a.Luas minimum Ruang Organisasi Kesiswaan 9 m².
b.Ruang Organisasi Kesiswaan dilengkapi sarana sebagai berikut :
Meja : 1 buah/ruang
Kursi : 4 buah/ruang
Papan Tulis : 1 buah/ruang
Lemari : 1 buah/ruang
Jam Dinding : 1 buah/ruang
11. Jamban
a.Berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil.
b.Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria,
1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk
guru. Jumlah minimum jamban setiap sekolah/madrasah 3 unit.
c.Luas minimum 1 unit jamban 2 m².
d.Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan.
e.Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
f.Jamban dilengkapi sarana sebagai berikut :
Kloset Jongkok : 1 buah/ruang
Tempat Air : 1 buah/ruang
Gayung : 1 buah/ruang
Gantungan Pakaian : 1 buah/ruang
Tempat Sampah : 1 buah/ruang
12.Gudang
a.Luas minimum gudang 21 m².
b.Gudang dapat dikunci.
19
c.Gudang dilengkapi sarana sebagai berikut :
Lemari : 1 buah/ruang
Rak : 1 buah/ruang
13.Ruang Sirkulasi
a.Ruang Sirkulasi Horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar
ruang dalam bangunan sekolah/madrasah dan sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar
jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan
kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah/madrasah.
b.Ruang Sirkulasi Horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-
ruang di dalam bangunan sekolah/madrasah dengan luas minimum 30% dari
luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi
minimum 2,5 m.
c.Ruang Sirkulasi Horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan
baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d.Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi
pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm.
e.Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan bertingkat dengan
panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga.
f.Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat
tidak lebih dari 25 m.
g.Lebar minimum tangga 1,8 m, tinggi maksimum anak tangga 17 cm, lebar
anak tangga 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh dengan
tinggi 85-90 cm.
h.Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes
dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga.
i.Ruang Sirkulasi Vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
14.Tempat Bermain/Berolahraga
a.Tempat Bermain/Berolahraga memiliki rasio luas minimum 3 m²/peserta
didik.
20
b.Terdapat tempat berolahraga berukuran minimum 30 m x 20 m yang
memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran
air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga.
c.Tempat Bermain sebagian ditanami pohon penghijauan.
d.Tempat Bermain/Berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.
e.Tempat Bermain/Berolahraga dilengkapi dengan sarana sebagai berikut :
Tiang Bendera : 1 buah/sekolah
Pengeras Suara : 1 set/sekolah
21
BAB III
LOKASI DAN REGULASI
3.1.1 Administratif
Kondisi administratif suatu wilayah berupa pembagian wilayah daratan dan
lautan untuk dikelola oleh pemerintah daerah di dalam batas- batas wilayahnya
masing-masing.7 Secara astronomis, Kota Depok terletak antara 6̊ 19’ s.d. 6̊ 28’
Lintang Selatan dan antara 106̊ 43’ sd 106̊ 55’ Bujur Timur. Sedangkan secara
geografis, Kota Depok terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Barat berbatasan
dengan Provinsi DKI Jakarta dan memiliki batas-batas sebagai berikut.
Utara : Provinsi DKI Jakarta
Timur : Kabupaten Bogor
Barat : Kota Tangerang Selatan
Selatan : Kabupaten Bogor
Luas wilayah Kota Depok adalah berupa daratan seluas 200,29 km².
Kota Depok terdiri dari 11 kecamatan, yaitu :
Kecamatan Sawangan
22
Kecamatan Bojongsari
Kecamatan Pancoran Mas
Kecamatan Cipayung
Kecamatan Sukmajaya
Kecamatan Cilodong
Kecamatan Cimanggis
Kecamatan Tapos
Kecamatan Beji
Kecamatan Limo
Kecamatan Cinere
Berikut adalah Peta Kota Depok lengkap dengan letak kecamatannya.
Adapun bentuk bulat berwarna ungu pada Gambar 3.1. adalah lokasi site obyek.
23
3.1.2 Geografi
Kondisi geografi suatu wilayah adalah keadaan muka bumi dari aspek letak,
cuaca, iklim, relief, jenis tanah, flora dan fauna serta sumber daya alamnya. Letak
suatu wilayah berhubungan dengan lokasi, posisi batas, bentuk dan luas.
Berdasarkan Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Air Laut (DPAL), Kota
Depok merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 77 – 150 meter di atas
permukaan air laut (DPAL), yang merupakan dataran rendah – perbukitan
bergelombang lemah.
Iklim Kota Depok yang tropis mendukung untuk pemanfaatan lahan pertanian
ditambah lagi dengan kadar curah hujan yang kontinyu di sepanjang tahun. Kondisi
curah hujan di seluruh wilayah Kota Depok relatif sama, dengan rata-rata curah
hujan sebesar 3332 mm/tahun atau rata-rata 278 mm per bulan (data tahun 2009).
Kondisi curah hujan mendukung kegiatan di bidang pertanian terutama
pertanian lahan basah di area irigasi teknis. Sedangkan untukdaerah tinggi dan tidak
ada saluran irigasi teknis akan lebih sesuai untuk tanaman palawija kombinasi
dengan padi/lahan basah pada musim hujan sebagai pertanian tadah hujan. Selain
penting sebagai sumber irigasi, curah hujan juga penting untuk pemberian
gambaran penentuan lahan, terutama lokasi, pola cocok tanam, dan jenis tanaman
yang sesuai.
3.1.3 Demografi
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat
kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.11
Populasi Penduduk Kota Depok berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017
sebanyak 2.254.513 jiwa, yaitu penduduk laki-laki sebanyak
1.135.539 jiwa dan perempuan 1.118.974 jiwa. Dibandingkan tahun 2016,
penduduk Kota Depok tahun 2017 bertambah sekitar 74.700 jiwa atau dengan
pertumbuhan penduduk sebesar 3,48 persen. Jumlah penduduk laki-laki lebih
banyak dibandingkan penduduk perempuan.
24
Kepadatan penduduk di Kota Depok tahun 2017 meningkat dibandingkan
dengan tahun 2016 yaitu 11.256 jiwa/km² dibandingkan sebelumnya yaitu 10.388
jiwa/km². Kepadatan penduduk di 11 kecamatan bervariasi dengan kepadatan
tertinggi terletak di Kecamatan Sukmajaya yaitu sebesar 17.488 jiwa/km² dan
terendah di Kecamatan Sawangan sebesar 6.094 jiwa/km². Adapun data mengenai
Populasi Penduduk Kota Depok selengkapnya adalah sebagai berikut.
25
Perekonomian di Kota Depok mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,65
persen, tumbuh lebih melambat dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun demikian, jumlah warga miskin di Kota Depok masih cukup besar
yakni sebanyak ratusan ribu penduduk. Adapun data mengenai jumlah penduduk
miskin di kota Depok selengkapnya adalah sebagai berikut
Tabel 3. 2 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kota Depok, Tahun
2010 - 2017
26
selain untuk melayani kegiatan skala kota, meliputi sistem jaringan transportasi,
sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem
jaringan sumber daya air, dan sistem jaringan lainnya. Dalam Peta Rencana Struktur
Ruang terdapat Sistem Pusat Kota yang terdiri dari :
Pusat Pelayanan Kota (PPK), melayani seluruh wilayah kota dan/atau
regional
Subpusat Pelayan Kota (SPK), melayani sub wilayah kota
Pusat Lingkungan (PL), melayani skala lingkungan wilayah kota
Berikut adalah Peta Rencana Struktur Ruang Kota Depok pada Gambar 3.2.
27
Gambar 3. 3 Peta Rencana Pola Ruang Kota Depok
Sumber : RTRW Depok 2012 – 2032, 2019
28
1 Sawangan 21 4.975 233 21,35
29
7 Cimanggis 7 0 6 0
8 Tapos 0 0 6 0
9 Beji 2 0 3 0
10 Limo 0 0 1 0
11 Cinere 2 0 1 0
Kota Depok 21 0 35 0
Sumber: Depok dalam angka, 2018
Tabel 3. 5 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya di Kota Depok
Tahun 2017
9 Optik/Optik Berizin 23
10 Pengobatan Tradisional 4
11 Klinik Utama 35
30
Tabel 3. 6 Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan dan Agama di Kota
Depok 2017
31
Lokasi Site berada di Jl. Akses UI/ Komjen Pol. M Jasin No 45, Kel. Tugu
Kec. Cimanggis, Kota Depok – Jawa Barat 16451
Adapun deskripsi site yaitu:
Luas : 7,307m
KDB: 50%
KLB: 2,8
GSB: 7,5m
32
Gambar 3. 7 Akses Site dari Margonda
Sumber: Maps.com, 2021
33
Gambar 3. 9 Hasil Analisis
Sumber: Data Pribadi, 2021
Pintu masuk dibuat di sisi depan site mengikuti arah jalur kendaraan. Sisi kanan
digunakan untuk jalur sirkulasi pembuangan sapah, setelah itu akses untuk
pengelola dan kendaraan kantin, pejalan kaki, pesepeda, sirkulasi mobil, dan diikuti
dengan motor.
3.3.2 Analisis Kebisingan
34
Tingkat kebisingan tertinggi pada site terdapat pada bagian utara site, hal ini
karena pada bagian utara site terdapat jalan akses UI yang ramai sepanjang hari.
Untuk sisi barat dan selatan tingkat kebisingan sedang karena pada sisi ini site
berbatasan dengan sekolah dan rumah masyarakat. Untuk bagian timur tidak terjadi
kebisingan karena pada sisi ini site berbatasan langsung dengan lahan kosong.
35
Kondisi eksisting site tidak memiliki vegetasi, vegetasi hanya ditemui pada
site walk atau trotoar.
Vegetasi akan ditanam mengelilingi site, terutama pada bagian, depan site untuk
mengurangi polusi udara maupun suara masuk ke dalam bangunan serta membuat
lingkungan site lebih asri.
3.3.4 Analisis Angin dan Matahari
36
Site ini memiliki muka di timur laut sehingga intensitas matahari dan
hembusan angin dari utara dapat masuk maksimal ke site.
37
BAB IV
PROGRAM RUANG
4.1 Kebutuhan Ruang
4.1.1 Kegiatan Indoor
Tabel 4. 1Program Ruang Kegiatan Indoor
38
39
Keterangan
40
Tanggal 28 Juni 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum.
DA : Data Arsitek
S : Survey
A : Asumsi
I : Internet
1. Pendidikan 1626 m² 59 %
2. Pengelola 453 m² 17 %
3. Penunjang 545 m² 20 %
4. Servis 121 m² 4%
41
2. Eksplorati Taman Bersantai, 33 2 A 66 1 66
f belajar orang m²/org
Jumlah 966
Sirkulasi 25% 242
Keterangan
: 120 m²
MOTOR
10% x 160
: 16 orang
42
1 motor Jumlah motor : 2 orang
Luas parkir motor : 8 motor
: 8 motor x 2 m²/motor
: 16 m²
MOBIL
20% x 160 : 32 orang
1 mobil Jumlah mobil : 4 orang
Luas parkir mobil : 8 mobil
: 8 mobil x 15 m²/mobil
: 120 m²
MOTOR
10% x 160
:16 orang
1 motor Jumlah motor : 2 orang
Luas parkir motor : 8 motor
: 8 motor x 2 m²/motor
: 16 m²
Total Luas Parkir
43
4.2 Hubungan Ruang
4.2.1 Makro
4.2.2 Mikro
44
Gambar 4. 3 Hubungan Ruang Mikro
Sumber: Data Pribadi, 2021
45
Gambar 4. 5 Hubungan Ruang Mikro
Sumber: Data Pribadi, 2021
46
BAB V
KONSEP DESAIN
5.1 Konsep Dasar Perancangan
Tema yang digunakan pada bangunan sekolah menengah pertama ini ialah
Heal-Temp. Heal-Temp berasal dari gabungan dua kata yaitu healthy yang berarti
sehat dan contemporare yang berarti kekinian atau masa kini. Heal-Temp sendiri
berarti bangunan sehat dengan gaya kekinian. Hal ini diambil dari kondisi dimana
sekolah harus memiliki lingkungan yang sehat, nyaman dan mengikuti
perkembangan zaman.
Konsep bangunan sehat ialah konsep yang dikembangkan sebagai lanjutan dari
konsep bangunan hijau. Konsep ini tidak hanya mempertimpangkan dampak
bangunan ke lingkungan, tetapi juga dampak bangunan bagi kesehatan
penghuninya. Hal ini kemudian menjadi pertimbangan baru bagi arsitek dan
desainer dalam proses desain bangunan. Selain kesehatan fisik manusia, pada
bangunan sehat dipertimbangkan pula kesehatan mental manusia.
Bangunan sehat sendiri memiliki prinsip prinsip seperti
• Memiliki sirkulasi udara yang baik
• Memiliki sistem sanitasi yang baik
• Memiliki sistem pencahayaan yang baik
• Memiliki penghijauan yang baik
Sedangkan arsitektur kontemporer didefinisikan sebagai seni rupa terapan yang
berkiblat pada masa kini. Jika diuraikan secara sederhana, istilah yang berasal dari
dua kata, yaitu “co” (bersama) dan “tempo” (waktu) ini mengacu pada hal-hal yang
terjadi pada “saat ini” atau bersifat kekinian.
Adapun arsitektur kontemporer menurut Egon (1988) memiliki prinsip, yaitu:
• Bentuk atap datar atau melengkung dengan bentuk yang dinamis
• Penghawaan dan pencahayaan alami yang maksimal
• Material batu, semi transparan atau bening untuk menambahkan kesan
yang lembut dan hangat
• Kesederhanaan penggunaan warna netral sebagai ciri khas (contoh: abu-
abu muda atau tua, dan warna kayu)
47
• Sangat memperhatikan aspek lingkungan
Gambar 5. 1 Heal-Temp
Sumber: Data Pribadi, 2021
48
Enterance dan sirkulasi bangunan ini memberikan kebebasan bagi kendaraan
dan manusia agar tidak terjadi cross ventilation yang membuat kepadatan di jalan
akses UI. Biru untuk sirkulasi motor menuju dan keluar parkir, orange pintu keluar
parkir mobil dan kendaraan yang hanya menurunkan penumpang di lobby, hijau
untuk pintu masuk kendaraan yang hanya menurunkan penumpang di lobby dan
mobil yang hendak parkir, abu abu untuk pejalan kaki, kuning untuk pesepeda,
hitam untuk kendaraan pengelola/ guru dan kendaraan kantin.
5.2.2 Peletakan Massa Bangunan
49
Pada bangunan ini tata ruang dibentuk dari hasil analisa site. Parkir motor dan
mobil dibuat sesuai dengan perhitungan jumlah kendaraan tamu/ murid pada saat
hari hari tertentu. Parkir sepeda dibuat untuk para siswa dikarenakan siswa SMP
tidak diperbolehkan membawa kendaraan bermotor dikarenakan belum memiliki
surat izin mengemudi.
5.2.4 Landskap dan Vegetasi
50
5.3.2 Zonasi Bangunan
Gambar 5. 7 Zoning
51
Beton hijau mendapatkan kekuatannya lebih cepat dan nilai yang lebih
rendah pada penyusutan dari pada beton yang dibuat hanya dari semen
Portland yang umumnya lebih sering dipakai. Struktur yang dibangun
dengan beton hijau mempunyai kesempatan yang lebih baik dalam
ketahanannya terhadap bahaya api/kebakaran. Beton ini bahkan bisa
mencapai temperature 2400 skala Fahrenheit.
Beton hijau juga mempunyai ketahanan yang lebih kuat terhadap korosi
yang mana hal ini menjadi penting karena adanya dampak polusi yang
terjadi pada lingkungan. Terlebih lagi hal ini menjadi penting jika
lingkungan dalam keadaan diturunin hujan asam yang berlebih yang dapat
menurunkan umur suatu bangunan.
Mengurangi sampah industri
Menggunakan Limbah Industri: Alih-alih 100 persen semen Portland, beton
hijau menggunakan abu terbang dari 25 hingga 100 persen. Fly ash adalah
hasil sampingan dari pembakaran batu bara dan dikumpulkan dari
cerobong-cerobong tanaman industri (seperti pembangkit listrik) yang
menggunakan batubara sebagai sumber listrik.
Mengurangi Konsumsi Energi
Penggunaan fly ash yang merupakan sisa limbah industri membuat
pengolahan beton hijau mengurangi energi yang digunakan dalam
pembuatan semen porland yang membutuhkan batu bara dan gas alam
dalam mengolahnya.
Mengurangi Emisi CO2
Untuk membuat semen Portland - salah satu bahan utama dalam batu kapur
biasa - batu kapur bubuk, tanah liat, dan pasir dipanaskan hingga 1450
derajat C menggunakan gas alam atau batu bara sebagai bahan bakar.
Proses ini bertanggung jawab atas 5 hingga 8 persen emisi karbon dioksida
(CO2) di seluruh dunia. Pembuatan pelepasan beton hijau memiliki emisi
CO2 hingga 80 persen lebih sedikit. Sebagai bagian dari upaya global untuk
mengurangi emisi, beralih sepenuhnya ke menggunakan beton hijau untuk
konstruksi akan sangat membantu.
52
Kaca laminated sendiri merupakan kaca yang terdiri dua lembar atau
lebih kaca biasa/ polos yang saling merekatkan menggunakan polyvinyl
butiran film (PVB) sebagai lapisan perekatnya. Lapisan dalam kaca tersebut
merekatkan kaca dan mencegah pecahan kaca terbagi menjadi pecahan
tajam yang besar.
Kaca Laminated sering digunakan untuk ekterior interior rumah,
ruko, kantor,kolam renang, dll. Lapisan polyvinil pada kaca laminated juga
memberikan isolasi kedap suara tingkat tinggi dan juga 99% mencegah sinar
UV masuk.
Karakteristik kaca laminated adalah sebagai berikut :
Aman
Memberi Perlindungan
Kontrol kedap suara
Membatasi sinar ultra violet
Warna Bervariasi
Conwood adalah material bangunan yang terbuat dari campuran
selulosa dan fiber semen yang dihasilkan melalui proses dan unsur
penyusun yang ramah lingkungan.
Proses terbentuknya material ini adalah dengan menggabungkan
material fiber semen sebanyak 70% dengan selulosa sebanyak 30% hingga
menjadi adonan. Proses selanjutnya, adonan dicetak dan dikeringkan
dengan teknologi khusus sehingga padat dan memiliki kesolidan sama
dengan kayu. Conwood dapat dipotong dengan gergaji maupun dengan
pahat. Bentuk dan tekstur Conwood seperti kayu asli sehingga dapat
digunakan untuk berbagai macam elemen bangunan, interior maupun
eksterior.
Secara umum, conwood sebagai pengganti kayu memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya:
Memiliki nilai estetika seperti kayu
Memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca, api, rayap
Dapat di fungsikan dalam jangka waktu yang lama
53
Memiliki harga yang ekonomis
Ramah lingkungan karena tidak menggunakan kayu asli dan
100% bebas asbes
5.3.4 Sistem Struktur
Struktur Bangunan sekolah menggunakan kontruksi beton bertulang dengan
sistem rigid frame. Rigid Frame sendiri terdiri dari kolom dan balok yang saling
mengikat satu sama lain. Beton bertulang cocok digunakan pada sistem rigid karena
kekuatan dari beton bertulang yang mampu menerima dan menopang beban dan
gaya yang terjadi.
Sistem ini biasanya berbentuk pola grid persegi, organisasi grid serupa juga
di gunakan untuk bidang horizontal yang terdiri atas balok dan gelagar. Dengan
keterpaduan rangka spasial yang bergantung pada kekuatan kolom dan balok, maka
tinggi lantai ke lantai dan jarak antara kolom menjadi penentu pertimbangan
rancangan.
54
memaksimalkan potensi energi cahaya matahari yang sampai ke bumi,
walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari
matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem solar
thermal.
Adapun cara kerja panel surya sendir yaitu panel surya dapat
menghasilka listrik menggunakan sisitem fotovoltaik. Fotovoltaik adalah
fenomea yang mengubah energi matahari menjadi arus listrik.
Penggunaan panel surya pada bangunan ini bertujuan untuk
memanfaatkan keadaan lingkungan site yang membentang dari timur
kebarat sehingga intensitas cahaya yang masuk ke dalam site maksimal.
Selain itu penggunaan panel surya pada bangunan dapat membantu
mengurangi pencemaran lingkungan yang dihasilkan pembangkit listrik
tenaga fosil, dan mengurangi ketergantungan bangunan pada energi dari
pihak lain.
55
Sumur resapan merupakan lubang untuk memasukkan air ke dalam tanah,
sedangkan sumur air minum untuk menaikkan air ke permukaan. Selain itu
konstruksinya pun sudah pasti berbeda, untuk sumur resapan lubang yang
dibuat kedalamannya diatas permukaan air tanah, sedangkan sumur air
minum dibuat dengan kedalaman dibawah permukaan air tanah.
Adapun tujuan dari pembuatan sumur resapan adalah :
Melestarikan dan memperbaiki kualitas dan kwantitas air
tanah.
Membantu menanggulangi kekurangan air baku.
Membudayakan kesadaran lingkungan.
Melestarikan dan menyelamatkan sumberdaya air jangka
panjang.
Sedangkan kegunaan sumur resapan dikelompokkan sebagai berikut :
Pengendali banjir : salah satu fungsi pembuatan sumur resapan ini
adalah untuk menekan banjir. Sumur resapan ini mampu memperkecil
aliran air permukaan sehingga terhindar dari penggenangan aliran air
permukaan secara berlebihan yang dapat menyebabkan banjir.
Konservasi air tanah : disini diharapkan air hujan lebih banyak yang
diresapkan ke dalam tanah menjadi air cadangan dalam tanah. Air
yang tersimpan dalam tanah tersebut akan dapat dimanfaatkan melalui
sumur-sumur atau mata air.
Menekan laju erosi : Dengan adanya penurunan aliran permukaan
maka laju erosi pun akan menurun. Bila aliran permukaan menurun,
tana-tanah yang tergerus dan terhanyut pun akan berkurang.
Dampaknya, aliran permukaan air hujan kecil dan erosipun akan kecil.
Dengan demikian adanya sumur resapan yang mampu menekan
besarnya aliran permukaan berarti dapat menekan laju erosi.
Meningkatkan kembali permukaan air tanah (khususnya air tanah
dangkal) ke kondisi semula.
Menambah cadangan / potensi air tanah.
Mengurangi meluasnya penyusupan / intrusi air laut.
56
Mengurangi genangan banjir dan aliran permukaan (run off)
Mencegah penurunan permukaan air tanah (land subsidence)
Prinsip kerja dari sumur resapan adalah dengan menyalurkan dan
menampung air hujan ke dalam lubang atau sumur agar air dapat memiliki
waktu tinggal di permukaan tanah lebih lama sehingga sedikit demi sedikit
air dapat meresap ke dalam tanah.
Tujuan utama dari sumur ini adalah memperbesar masuknya air ke dalam
tanah sebagai air resapan (infiltrasi). Dengan demikian, air akan lebih banyak
masuk ke dalam tanah dan sedikit yang mengalir sebagai aliran permukaan
(run off).
Semakin banyak air yang mengalir ke dalam tanah berarti akan banyak
tersimpan air tanah di bawah permukaan bumi. Air tersebut dapat
dimanfaatkan kembali melalui sumur-sumur atau mata air yang dapat di
eksplorasi setiap saat.
Jumlah aliran permukaan akan menurun karena adanya sumur resapan.
Pengaruh positifnya bahaya banjir dapat dihindari karena terkumpulnya air
permukaan yang berlebihan di suatu tempat dapat dihindarkan. Menurunnya
aliran permukaan ini juga akan menurunkan tingkat erosi tanah.
Penggunaan sumur resapan pada bangunan ini difungsika untuk mengurangi
intensitas genangan air pada saat musim hujan yang dikarenakan kemiringan
tanah yang menyebabkan rendahnya permukaan tanah pada bagian depan site
dan jalan, sehingga menyebabkan tergenangnya air ketika hujan. Selain untuk
mengggurangi genangan yang ada di depan site, penggunaan sumur resapan
sebagai kontribusi bangunan terhadap lingkungan yaitu konservasi air tanah.
57
Gambar 5. 11 Cara Kerja Sumur Resapan
Sumber: kementerian negara riset dan teknologi
CCTV
Televisi sirkuit tertutup (bahasa Inggris: Closed Circuit Television
(CCTV) yang berarti menggunakan sinyal yang bersifat tertutup, tidak
seperti televisi biasa yang merupakan sinyal siaran. Pada umumnya CCTV
digunakan sebagai pelengkap keamanan dan banyak dipakai di dalam
industri-industri seperti militer, bandara, toko, kantor, pabrik dan bahkan
sekarang perumahan pun telah banyak yang menggunakan teknologi ini.
Fungsi CCTV adalah sebuah perangkat sistem yang didesain secara
khusus untuk meningkatkan keamanan, pengawasan dan juga sebagai
kamera pengintai. Pada dasarnya CCTV adalah sebuah perangkat keamanan
yang dapat digunakan secara luas baik itu untuk keperluan pribadi maupun
untuk keperluan publik. CCTV yang digunakan untuk publik bisa
digunakan di banyak area. Salah satu area paling banyak CCTV adalah area
jalanan.
Ada banyak manfaat dari penggunaan kamera CCTV di sekolah.
Terlebih lagi di sekolah-sekolah ternama yang tidak cukup hanya dengan
pengawas keamanan. Bukan hanya membantu mengawasi keamanan di
lingkungan sekolah, CCTV memiliki manfaat di antaranya;
58
Penggunaan CCTV dalam mengidentifikasi orang-orang
yang masuk ke lingkungan sekolah sehingga mampu
membantu mencegah/mengawasi bila ada penyusup atau
orang asing.
Mengawasi pintu masuk dan keluar sekolah.
Mengawasi dan memastikan pekerjaan dan aktivitas
karyawan.
Mengetahui keadaan darurat lebih awal dan penyebab
masalah. Misal kebakaran dan pencurian.
Mengawasi dan melindungi properti sekolah serta
mengidentifikasi pelaku atau pengacau.
Memantau dan mencegah perilaku intimidasi antar siswa.
Mengawasi kedisiplinan dan perilaku para siswa.
Mencegah dan melacak pencurian atau kekerasan antar
siswa.
Memberikan keyakinan kepada para orang tua siswa tentang
keamanan sekolah dan lingkungan sekolah.
Sumber: cctvbalikpapan.id
Penghawaan Ruang
59
Ventilasi silang atau cross ventilation adalah metode sirkulasi udara pada
suatu hunian yang memanfaatkan dua jalur bukaan dengan posisi saling
berhadapan di dalam satu ruangan. Jalur bukaan yang dimaksud bisa berupa
jendela, pintu, atau lubang angin yang umumnya terletak di bagian atas
dinding atau atap.
Sistem ventilasi silang bekerja dengan memanfaatkan perbedaan antara
area tekanan tinggi dan rendah yang tercipta dari aliran udara. Perbedaan
tekanan pada kedua sisi bangunan ini akan menciptakan sebuah perputaran
udara keluar masuk, yaitu udara segar masuk dari satu sisi dan mendorong
udara yang pengap keluar dari sisi lainnya.
Sistem Access card door lock
Sistem Access card door lock ini digunakan pada ruang ruangan
private dan service seperti laboratorium, dan ruang servis/control panel
surya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keamanan, juga membatasi
aktivitas dan orang yang tidak berkepentingan keluar atau masuk ruangan
tersebut.
60
BAB VI
HASIL RANCANGAN
6.1 Hasil Rancangan Tapak
Pada Rancangan tapak SMP negeri di Depok terdiri dari tata letak bangunan,
pencapaian dan sirkulasi, tata ruang luar dan parkir, landskap dan vegetaasi sebagai
berikut.
6.1.1 Tata Letak Bangunan
Gambar 6. 1 BlokPlan
Sumber: Data Pribadi, 2021
Pada gambar blok plan diatas terlihat tata letak bangunan pada site SMP
negeri di kota Depok berada di tengah site dan menjorok ke dalam.
6.1.2 Pencapaian dan Sirkulasi Dalam Tapak
61
Gambar 6. 2 BlokPlan
Sumber: Data Pribadi, 2021
Pada gambar blok plan diatas terlihat bentuk sirkulasi manusia dan kendaraan
pada site SMP negeri di kota Depok.
6.1.3 Tata Ruang Luar dan Parkir
Gambar 6. 3 SitePlan
Sumber: Data Pribadi, 2021
Pada tata ruang luar dan parkir terlihat terdapat enterance, parkir monil,
lobby, parkir motor, taman, parkir pengelola, lapangan upacara, tps, kantin, parkir
sepeda, dan akses pejalan kaki.
62
6.1.4 Landskap dan Vegetasi
Gambar 6. 4 SitePlan
Sumber: Data Pribadi, 2021
Pada gambar di atas terlihat bentuk dan posisi landskap dan vegetasi yng
mengelilingi site. Vegetasi pada site terdapat pohon pohon perdu, pengarah dan
tanaman hias.
6.2 Hasil Rancangan Bangunan
6.2.1 Bentuk bangunan
Gambar 6. 5 BirdView
Sumber: Data Pribadi, 2021
63
6.2.2 Penataan Ruang
64
Gambar 6. 8 Denah Lantai 3
Sumber: Data Pribadi, 2021
65
Gambar 6. 10 Denah Lantai 2
Sumber: Data Pribadi, 2021
66
6.2.4 Eksterior Bangunan
67
Gambar 6. 14 Ekterior Bangunan
Sumber: Data Pribadi, 2021
6.2.5 Interior Bangunan
68
Gambar 6. 16 Interior Bangunan
Sumber: Data Pribadi, 2021
69
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Depok, Kota Depok Dalam Angka (2018). 2019
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni
2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan
Umum
Temanggung kab, 2018, rpjmd 2013-2018, portal.temanggungkab.go.id 2019
Neufred Ernesrt, 1996, Data Arsitek Jilid 1, Jakarta, Penerbit Erlangga
Neufred Ernesrt, 1996, Data Arsitek Jilid 2, Jakarta, Penerbit Erlangga
70