Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN

TERHADAP STAF DI RUMAH SAKIT

UPT RSUD SAYANG RAKYAT


MAKASSAR
2023

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................................................ ii
BAB I DEFINISI............................................................................................................................................................ 2
BAB II RUANG LINGKUP................................................................................................................................................. 4
BAB III TATA LAKSANA................................................................................................................................................... 6
BAB IV DOKUMENTASI.................................................................................................................................................... 7
BAB I
DEFINISI

Terjadinya kekerasan di tempat kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, tetapi
faktor individu menjadi peranan utama. Sebagai contoh, sebagian besar pekerja kesehatan
adalah perempuan, pasien dengan gangguan mental atau pengguna obat/alkohol, yang
memungkinkan terjadinya resiko tinggi kekerasan terhadap pekerja kesehatan. Faktor
organisasi (tempat dimana pekerja kesehatan tersebut bekerja) juga memberikan peranan
terjadinya kekerasan di tempat kerja, contohnya faktor lingkungan kerja yang tidak aman (tidak
ada/kurang petugas keamanan), pencahayaan yang kurang, kurangnya staf dalam memberikan
pelayanan sehingga mengakibatkan para pasien menunggu lama, pekerja kesehatan bekerja
sendiri ketika memberikan pelayanan (memeriksa pasien atau melakukan tindakan medis).
Tekanan di tempat kerja dari atasan atau penyelia atau dari rekan kerja sendiri juga
akan meningkatkan agresivitas pekerja kesehatan (berupa tidak mendukung, mencemoohkan,
menghina didepan pasien, menggunakan kata-kata kasar atau sindiran untuk menegakkan
disiplin, tidak terjalin kerjasama yang baik ditempat kerja dan sebagainya). Dilihat dari faktor
diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya kekerasan karena adanya suatu kondisi
ketidakpuasan atas layanan yang mengakibatkan terjadinya kekerasan antara pekerja
kesehatan-pasien/keluarganya, antara sesama pekerja kesehatan, dan antara pekerja kesehatan
dengan atasan ataupun sebaliknya. Karakteristik kekerasan di sektor kesehatan adalah dalam
bentuk kekerasan fisik dan verbal, dan kondisi sering dialami oleh para petugas kesehatan.
Macam kekerasan bisa berupa tindakan kekerasan fisik atau kekerasan psikologis.
a. Definisi Kekerasan Fisik (WHO): tindakan fisik yang dilakukan terhadap orang lain atau
kelompok yang mengakibatkan luka fisik, seksual dan psikologi. Tindakan itu antara lain
berupa memukul, menendang, menampar, menikam, menembak, mendorong (paksa),
menjepit.
b. Definisi Kekerasan Psikologis (WHO): penggunaan kekuasaan secara sengaja termasuk
memaksa secara fisik terhadap orang lain atau kelompok yang mengakibatkan luka fisik,
mental, spiritual, moral dan pertumbuhan sosial. Tindakan kekerasan ini antara lain
berupa kekerasan verbal, memarahi/penghinaan, pelecehan dan ancaman.
TUJUAN
 Memastikan tidak terjadinya kekerasan terhadap karyawan selama berada di
UPT RSUD Sayang Rakyat.
 Mengurangi kejadian yang berhubungan dengan adanya serangan dari pihak luar
terhadap karyawan.
 Mengurangi kejadian cidera akibat kekerasan terhadap karyawan selama berada
dalam UPT RSUD Sayang Rakyat.
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Penanganan Kekerasan di Lingkungan Kerja UPT RSUD Sayang Rakyat :
1. Penanganan adalah tindakan yang dilakukan terkait dengan suatu kondisi yang
dihadapi;
2. Kekerasan adalah berbagai macam tindakan yang dilakukan yang menyakiti diri sendiri
atau orang lain;
3. Tempat Kerja adalah lingkungan kerja dimana seorang staf memberikan pelayanan atau
melaksanakan tugas terkait dengan pekerjaannya di UPT RSUD Sayang Rakyat.
4. Daftar area berisiko terjadi gangguan keamanan berupa tindakan kekerasan di
lingkungan di UPT RSUD Sayang Rakyat antara lain:
a. Pintu masuk IGD
b. Ruang Rawat inap
c. Pintu masuk perawatan
d. Rumah Duka
e. Ruang Perawatan Jiwa dan Napza
5. Upaya mengurangi resiko kekerasan yaitu penyediaan Fasilitas Keamanan
berupa:
a. Pemasangan Kamera Keamanan (CCTV)
CCTV di UPT RSUD Sayang Rakyat pada tahun 2023 mengalami
penambahan sebanyak 20 unit sehingga jumlah yang tadinya berjumlah
27 unit menjadi 47 unit. Untuk tahun 2024 belum ada perencanaan
penambahan CCTV kecuali terdapat perubahan proses di unit tertentu,
maka kebutuhan CCTV akan dipenuhi sesuai keadaan saat itu
b. Penyediaan Petugas Keamanan untuk melakukan ceking area beresiko
(patroli).
Jumlah tenaga keamanan atau security UPT RSUD Sayang Rakyat adalah

12 orang. Dan untuk tahun 2024 tidak ada perencanaan penambahan

tenaga security kecuali ditahun 2024 terdapat perubahan system kerja,

maka tenaga security akan dipenuhi sesuai kebutuhan. Petugas keamanan

siap selama 24 jam, terbagi dalam 2 shift yaitu, shift siang dan shif malam

Patroli dilaksanakan untuk memeriksa dan meyakinkan seluruh personil


dan aset Rumah Sakit serta area dalam keadaan aman dan memastikan

bahwa ketertiban dapat dijaga.


BAB III
TATA LAKSANA

1. PENCEGAHAN
Pencegahan dilakukan sebelum terjadinya tindak kekerasan terhadap anggota Staf UPT RSUD
Sayang Rakyat
a. Dengan melakukan identifikasi pengunjung yang berkunjung ke UPT RSUD Sayang
Rakyat, dengan meminta mereka menitipkan identitas resmi kepada security
b. Setiap pasien / pengunjung / karyawan yang berada dalam UPT RSUD Sayang Rakyat
harus menggunakan tanda pengenal berupa tanda identitas pasien, kartu visitor /
pengunjung (diluar jam besuk) atau kartu pengenal karyawan.

2. PENANGANAN
Penanganan dilakukan apabila telah terjadi tindak kekerasan di tempat kerja, langka-langkah
yang harus dilakukan adalah:
a. Melakukan koordinasi antara petugas medis dengan Unit Satuan Pengamanan untuk
tindak lanjut perlindungan terhadap karyawan tersebut.
b. Karyawan yang mengalami kekerasan fisik diminta untuk menandatangani dan
menuliskan nama orang yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan
kejadian. Petugas Satuan Pengamanan lapor ke Kepolisian terdekat atas seizin
karyawan yang memerlukan perlindungan.
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Identitas Pengunjung

2. Identitas Staf/Karyawan

3. Berita Acara kejadian kekerasan di tempat kerja

Anda mungkin juga menyukai