Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Logistik
Medik dan Non-Medik Rumah Sakit
Dosen Pengampu : Safari Hasan, S.IP.,MMRS
Disusun Oleh:
Muh Ragil Hirjani
(10822009)
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam tepat waktu. Makalah
ini kami buat untuk memenuhi tugas Antropologi Rumah Sakit. Kami berharap
dengan disusunnya makalah ini dapat membantu Sebagian mahasiswa dan
mahasiswi yang membaca mendapat informasi terbaru dan memudahkan dalam
pembelajaran mata kuliah Antropologi Rumah Sakit.
Kami juga mengharapkan makalah ini sudah tersusun dengan baik dan benar,
walaupun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus kami
perbaiki di makalah ini. Semoga kami bisa menjadi mahasiswa dan mahasiswi
yang ingin belajar dari kesalahan. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam proses pengerjaan makalah ini
terutama kepada dosen yang telah memberi materi ini kepada saya sehingga
saya mudah untuk menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 3
BAB III PENUTUP.................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................12
B. Saran.........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat yang harus memberikan perlindungan dan
perawatan kepada pasien yang sakit atau terluka dan keselamatan pasien
dan staf medis merupakan prioritas utama dalam penyediaan layanan
kesehatan yang berkualitas.Keamanan fasilitas informasi medis juga penting
untuk melindungi privasi pasien dan mencegah kerugian materil serta non-
materil karena rumah sakit sering kali rentan terhadap berbagai ancaman
nosokomial, kecelakaan pasien, resiko peretasan data, pelanggaran privasi
dan bahaya lainnya. Dan hal tersebut dapat merusak kepercayaan pasien
terhadap sistem perawatan kesehatan dan menimbulkan konsekuensi hukum
serta finansial bagi rumah sakit.
Penyusunan kebijakan dan prosedur keselamatan yang jelas dan terukur,
serta pelaksanaan yang konsisten serta efektif dan penggunaan teknologi
canggih seperti sistem keamanan pintar dan solusi perangkat lunak untuk
memantau dan meningkatkan keselamatan pasien. Peraturan pemerintah dan
standar industri yang ketat diperlukan untuk memastikan bahwa rumah sakit
mematuhi praktik keselamatan dan keamanan yang terbaik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian safety dan security ?
2. Apa saja tantangan rumah sakit dalam menjaga keselamatan dan
keamanan di rumah sakit ?
3. Bagaimana penerapan teknologi untuk membantu rumah sakit
meningkatkan safety dan security ?
4. Sejauh mana peraturan pemerintah dalam memastikan safety dan security
di rumah sakit ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian safety dan security.
2. Untuk mengetahui tantangan rumah sakit dalam menjaga keselamatan
dan keamanan di rumah sakit.
1
3. Untuk mengetahui peran teknologi dalam membantu meningkatkan safety
dan security di rumah sakit.
4. Untuk mengetahui sejauh mana peraturan pemerintah dalam memastikan
safety dan security di rumah sakit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Standar keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit bertujuan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit serta menjaga kondisi yang
aman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit. Berikut adalah langkah-
langkah safety dan security di rumah sakit sebagai berikut :
1. Keselamatan Pasien:
4
disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang menyebar di antara
pasien.
Pengelolaan obat yang aman: Kesalahan dalam penggunaan atau
distribusi obat dapat berdampak serius pada pasien, oleh karena itu,
rumah sakit harus memastikan pengelolaan obat yang aman dan
akurat.
Pencegahan jatuh: Pasien rawat inap sering kali berisiko jatuh,
terutama mereka yang lemah atau lanjut usia. Rumah sakit perlu
mengimplementasikan strategi pencegahan jatuh yang efektif.
2. Keamanan Fasilitas:
5
Bencana alam: Rumah sakit perlu memiliki rencana darurat yang solid
untuk menghadapi bencana alam seperti gempa bumi, badai, atau
banjir.
Serangan teroris atau kekerasan: Ancaman serangan teroris atau
tindakan kekerasan lainnya juga menjadi perhatian, dan rumah sakit
harus memiliki rencana darurat yang mencakup situasi-situasi ini.
6
penelitian ke dalam struktur organisasi dan pengetahuan ke dalam praktik.
Hasilnya, pasien menerima layanan kesehatan yang lebih berkualitas, lebih
aman, dan efisien, dan organisasi layanan kesehatan dapat menjadi tempat
yang lebih baik bagi individu untuk bekerja.
7
desain (misalnya desain bersama dengan pasien, desain partisipatif dengan
kelompok profesional kesehatan) ke teknologi yang berfungsi penuh.
Kesalahan yang disebabkan oleh teknologi dapat timbul dari/selama
perancangan, pengembangan, pemrograman, implementasi, dan
pemeliharaan teknologi yang digunakan untuk mendukung kegiatan
kesehatan dan layanan kesehatan. Metode yang menguji atau mengevaluasi
keamanan teknologi dapat diintegrasikan dan digunakan untuk mencegah
kesalahan yang disebabkan oleh teknologi.Terakhir, kualitas dan
keselamatan (misalnya informatika kesehatan - profesional peningkatan
kualitas dan manajemen risiko) perlu memahami bagaimana kesalahan
menyebar di seluruh ekosistem layanan digital, ketika teknologi diintegrasikan
dan dihubungkan ke seluruh lingkungan (misalnya dari rumah sakit ke
rumah).
Pembelajaran seperti itu sangat penting untuk pembelajaran sistem
kesehatan yang terjadi dalam struktur kesehatan digital. Jika kita belajar dari
kesalahan yang disebabkan oleh teknologi, kita dapat mencegahnya atau
membangun tinjauan manusia dan redundansi teknologi yang mencegah
kesalahan mempengaruhi pengambilan keputusan terkait kesehatan atau
menyebar ke seluruh sistem layanan.
8
jika ditemukan pelanggaran.
Pendidikan dan Pelatihan: Pemerintah dapat memberikan dukungan
dalam hal pendidikan dan pelatihan terkait keamanan bagi staf rumah
sakit. Ini termasuk pelatihan dalam penanganan keadaan darurat,
penanganan pasien yang mungkin berpotensi merugikan, dan
protokol keamanan lainnya.
Sumber Daya dan Infrastruktur: Pemerintah bertanggung jawab untuk
menyediakan sumber daya dan infrastruktur yang memadai bagi
rumah sakit untuk menjaga keamanan. Hal ini mencakup pendanaan
untuk sistem keamanan fisik, teknologi keamanan, dan fasilitas yang
aman bagi pasien dan staf.
Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Pemerintah perlu bekerja sama
dengan rumah sakit, lembaga kesehatan lainnya, dan pihak terkait
lainnya seperti kepolisian, pemadam kebakaran, dan layanan darurat
untuk meningkatkan koordinasi dan respons dalam situasi keamanan
darurat.
Dengan melakukan peran-peran ini, pemerintah dapat membantu
memastikan bahwa rumah sakit memberikan lingkungan yang aman dan
terlindungi bagi semua yang terlibat di dalamnya.
9
d. Pasal 45 (1) UU No.44/2009 tentang rumah sakit : Rumah sakit tidak
bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan atau keluarganya
menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian
pasien setelah adanya penjelasan medis yang komprehensif.
e. Pasal 32d UU No.44/2009 tentang rumah sakit : 32 Setiap pasien
mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesional dan standar prosedur operasional.
f. Pasal 32e UU No.44/2009 tentang rumah sakit : Setiap pasien mempunyai
hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi.
g. Pasal 32j UU No.44/2009 tentang rumah sakit : Setiap pasien mempunyai
hak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
h. Pasal 32q UU No.44/2009 tentang rumah sakit : Setiap pasien mempunyai
hak menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana.
i. Pasal 43 UU No.44/2009 : 1) Rumah sakit wajib menerapkan standar
keselamatan pasien. 2) Standar keselamatan pasien sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan
menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian
yang tidak diharapkan. 3) Rumah sakit melaporkan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada komite yang membidangi keselamatan
pasien yang ditetapkan oleh menteri. 4) Pelaporan insiden keselamatan
pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat secara anonim dan
ditujukan untuk mengkoreksi sistem dalam angka meningkatkan keselamatan
pasien. 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar keselamatan pasien
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan
menteri.
j. Permenkes RI No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan
pasien rumah sakit : Keselamatan pasien yang dimaksud adalah suatu
system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
10
tersebut meliputi: 33
1) Assessment risiko
2) Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien
3) Pelaporan dan analisis insiden
4) Kemampuan belajar dari insiden
5) Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan risiko
Langkah–Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Kemkes R1,
2015)
Mengacu kepada standar keselamatan pasien, maka rumah sakit harus
merancang standar keselamatan pasien. Ada tujuh langkah keselamatan pasien
rumah sakit sesuai dalam buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sakit yang isinya sebagai berikut:
Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien Langkah pertama ini
dilakukan dengan menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
dalam segala aspek pelayanan rumah sakit. Langkah kongkrit penerapannya
adalah sebagai berikut:
1) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang
harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-
langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang
harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga
2) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan peran dan
akuntabilitas individual bilamana ada insiden
3) Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di
rumah sakit.
4) Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan
pasien.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan patient safety Menurut
Cahyono (2008)
11
sakit, dalam penerapan keselamatan pasien juga dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu
12
memudahkan petugas untuk berbuat salah atau melakukan pelanggaran yaitu :
Tekanan mental dan fisik Suasana dan tuntutan kerja dalam pelayanan
medis atau keperawatan menuntut kecepatan, ketepatan dan hati-hatian.
Kondisi pasien dari waktu ke waktu dapat berubah secara tidak terduga.
Semua ini membutuhkan konsentrasi, perhatian dan kewaspadaan yang
tidak boleh lengah dan putus. Keadaan demikian dapat menimbulkan
kelelahan mental dan fisik para petugas kesehatan.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran pemerintah sangat penting dalam mengawasi dan memastikan
penerapan standar keamanan di rumah sakit guna melindungi pasien, staf
medis, dan pengunjung. Diperlukan regulasi yang ketat dan jelas terkait
dengan safety dan security di rumah sakit. Standar keamanan harus
ditetapkan dan ditegakkan secara konsisten. Pelatihan rutin bagi staf rumah
sakit dalam penanganan keadaan darurat, protokol keamanan, dan tindakan
pencegahan penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan dalam
menghadapi situasi berisiko. Pemanfaatan teknologi keamanan seperti
sistem keamanan fisik, kamera pengawas, dan akses kontrol dapat
membantu meningkatkan keamanan secara keseluruhan. Kolaborasi antara
pemerintah, rumah sakit, dan pihak terkait lainnya seperti kepolisian dan
layanan darurat penting untuk meningkatkan respons dan koordinasi dalam
situasi keamanan darurat.
B. Saran
Rumah sakit perlu menyusun rencana keamanan terpadu yang mencakup
prosedur darurat, identifikasi risiko, dan tindakan pencegahan untuk
mengatasi ancaman keamanan. Pelatihan berkala bagi staf rumah sakit
tentang penanganan keadaan darurat dan penggunaan peralatan keamanan
sangat penting untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi situasi yang
memerlukan respons cepat. Evaluasi rutin terhadap sistem keamanan,
14
termasuk inspeksi fisik dan pengujian protokol keamanan, diperlukan untuk
memastikan ketersediaan dan kesiapan dalam menghadapi berbagai
ancaman. Pemimpin rumah sakit harus menunjukkan komitmen yang kuat
terhadap safety dan security dengan memberikan sumber daya yang cukup,
mendukung pelatihan, dan mendorong budaya keamanan yang kuat di
seluruh organisasi
DAFTAR PUSTAKA
15