Anda di halaman 1dari 27

KEPUTUSAN DIREKTURUTAMA RUMAH SAKIT DR. H.

MARZOEKI MAHDI BOGOR


Nomor : KP.01.03/2/ /2019
Tentang
PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN STAF SERTA
PENANGANAN KEKERASAN DI TEMPAT KERJA
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan menjaga
keselamatan staf serta penanganan kekerasan di tempat kerja di Rumah Sakit
dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor merupakan hal yang penting bagi rumah sakit,
maka perlu adanya Pedoman Kesehatan dan keselamatan Staf serta
Penanganan Kekerasan di Tempat Kerja pada Rumah Sakit dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor;
b. Bahwa untuk maksud tersebut butir (a) di atas, maka perlu ditetapkan
dengan keputusan Direktur Utama Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 54941);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan
Pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN STAF SERTA PENANGANAN
KEKERASAN DI TEMPAT KERJA
KESATU : Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Staf serta Penanganan Kekerasan di
Tempat Kerja bertujuan untuk memberikan acuan bagi rumah sakit dalam
memberikan layanan kesehatan dan keselamatan staf serta penanganan
kekerasan di tempat kerja dalam rangka menjaga kesehatan fisik, kesehatan
mental, kepuasan, produktivitas, dan keselamatan staf dalam bekerja.
KEDUA : Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Staf serta Penanganan Kekerasan di
Tempat Kerja meliputi pedoman penatalaksanaan terhadap kesehatan,
keselamatan staf dan pencegahan kekerasan yang meliputi:
a. Kesehatan Staf;
b. Keselamatan Staf;
c. Pencegahan Kekerasan Staf.
KETIGA : Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Staf serta Penanganan Kekerasan di
Tempat Kerja sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari keputusan Direktur Utama ini.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 27 Agustus 2019

DirekturUtama

dr. Bambang Eko Sunaryanto, Sp.KJ, MARS


NIP. 196204301987111001
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
NOMOR : KP.01.03/2/ /2019
TANGGAL : 27 AGUSTUS 2019
TENTANG : PEDOMAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN STAF SERTA PENANGANAN
KEKERASAN DI TEMPAT KERJA

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Indonesia
akhir akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi kedokteran.
Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tetap harus mengedepankan peningkatan
mutu pelayanan kepada masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) bagi seluruh pekerja Rumah Sakit.
Rumah Sakit kompetitif di era global tuntutan pengelolaan program K3 di Rumah Sakit
(K3RS) semakin tinggi karena pekerja, pengunjung, pasien dan masyarakat sekitar rumah sakit
ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai
dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana
yang ada di rumah sakit yang tidak memenuhi standard.
Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan Bab XII pasal 164 sampai 166, tentang kesehatan kerja; Rumah Sakit adalah suatu
tempat kerja dengan kondisi seperti tersebut diatas sehingga harus menerapkan Upaya
Kesehatan Kerja disamping Keselamatan Kerja. Rumah sakit merupakan suatu industri jasa
yang padat karya, padat pakar, padat modal dan padat teknologi, sehingga risiko terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) sangat tinggi, oleh karena itu
upaya K3 di RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sudah menjadi suatu keharusan.
Staf rumah sakit mempunyai risiko terpapar infeksi karena pekerjaannya yanglangsung
dan tidak langsung kepada pasien. Pelayanan kesehatan dan keselamatanstaf merupakan hal
penting bagi rumah sakit untuk menjaga kesehatan fisik,kesehatan mental, kepuasan,
produktivitas, dan keselamatan staf dalam bekerja.Karena hubungan staf dengan pasien dan
kontak dengan bahan infeksius makabanyak petugas kesehatan berisiko terpapar penularan
infeksi. Identifikasi sumberinfeksi berdasar atas epidemilogi sangat penting untuk
menemukan staf yang berisikoterpapar infeksi. Pelaksanaan program pencegahan serta
skrining seperti imunisasi,vaksinasi, dan profilaksis dapat menurunkan secara signifikan
insiden infeksi penyakitmenular.
Staf rumah sakit juga dapat mengalami kekerasan di tempat kerja. Anggapan bahwa
kekerasan tidak terjadi di rumah sakit tidak sepenuhnya benar mengingat jumlah tindak
kekerasan di rumah sakit semakin meningkat. Untuk itu rumah sakit diminta menyusun
program pencegahan kekerasan.
Kesehatan dan keselamatan staf harus menjadi bagian dari program mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit. Cara rumah sakit melakukan orientasi dan pelatihan staf,
penyediaan lingkungan kerja yang aman, pemeliharaan peralatan dan teknologi medis,
pencegahan atau pengendalian infeksi terkait perawatan kesehatan (healthcare-associated
infections), serta beberapa faktor lainnya menentukan kesehatan dan kesejahteraan staf.
Program kesehatan dan keselamatan staf dapat berada di dalam rumah sakit atau
diintegrasikan ke dalam program eksternal.
Dalam pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan maka staf harus
memahami:
• cara pelaporan dan mendapatkan pengobatan, menerima konseling,
danmenangani cedera yang mungkin terjadi akibat tertusuk jarum suntik,
terpapar penyakit menular, atau mendapat kekerasan di tempat kerja;
• identifikasi risiko dan kondisi berbahaya di rumah sakit;
• masalah kesehatan dan keselamatan lainnya.
Program tersebut dapat juga mencakup skrining kesehatan awal saat penerimaan
pegawai, imunisasi pencegahan, dan pemeriksaan kesehatan berkala serta tatalaksana
kondisi terkait pekerjaan yang umum dijumpai seperti cedera punggung atau cedera lain
yang lebih darurat.
Penyusunan program mempertimbangkan masukan dari staf serta penggunaan
sumber daya klinis yang ada di rumah sakit dan di komunitas.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui kondisi kesehatan dan keselamatan staf/pegawai serta penanganan
kekerasan di tempat kerja pada RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
2. Tujuan Khusus
Terlaksananya program Kesehatan dan Keselamatan Staf/Pegawai serta Penanganan
Kekerasan di Tempat Kerja pada RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor secara sistematis dan
terarah.

C. MANFAAT
1. Bagi RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
a. Meningkatkan mutu pelayanan dan citra rumah sakit.
b. Mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakit.
2. Bagi Staf/Pegawai Rumah Sakit
a. Tetap semangat dalam melayani pasien rumah sakit.
b. Terlindungi dari penyakit menular saat melayani pasien rumah sakit.
c. Adanya kepastian dalam penanganan kekerasan di tempat kerja.
3. Bagi pasien dan pengunjung
a. Mendapatkan pelayanan mutu yang baik
b. Mendapatkan kepuasan dalam proses penyembuhan penyakit dan pelayanan.
4. Pengertian Program Kesehatan Dan Keselamatan Staf/Pegawai serta Penanganan
Kekerasan di Tempat Kerja
 Program adalah kumpulan instruksi/perintah yang dirangkai sehingga membentuk
suatu proses.
 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.
 Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara fisik,
sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan
dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut.
 Staf/Pegawai adalah seseorang yang melakukan penghidupannya dengan bekerja
dalam kesatuan organisasi, baik kesatuan kerja pemerintah maupun kesatuan kerja
swasta.
 Kekerasan fisik adalah ekspresi dari apa yang dilakukan secara fisik yang
mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat
seseorang. Kekerasan fisik dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang.
 Kekerasan non fisik
 Perlindungan staf terhadap kekerasan fisik adalah suatu upaya rumah sakit untuk
melindungi staf dari kekerasan fisik oleh pengunjung, pasien lain atau staf rumah sakit.
 Program Kesehatan Dan Keselamatan Staf/Pegawai adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja pegawai. Prosedur yang dilakukan bila terdapat staf rumah sakit
yang terpapar penyakit infeksius.
 Program pencegahan kekerasan adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman dan bebas dari kekerasan, sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja pegawai.

5. Program Kesehatan dan Keselamatan Staf


Program Kesehatan dan Keselamatan Staf RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor mencakup :
1) skrining kesehatan awal saat penerimaan pegawai,
2) imunisasi pencegahan, dan
3) pemeriksaan kesehatan berkala serta tata laksana kondisi terkait pekerjaan yang
umum dijumpai seperti cedera punggung atau cedera lain yang lebih darurat
4) penatalaksanaan staf terpajan/terpapar infeksi
5) pencegahan kekerasan di tempat Kerja
6) evaluasi, memberikan konseling, dan melaksanakan tindak lanjut terhadap staf yang
cedera akibat kekerasan di tempat kerja

6. Program Skrinning Kesehatan Awal Saat Penerimaan Pegawai


Sasaran:
a. Setiap calon staf/pegawai dapat diketahui kondisi kesehatannya dan dapat
ditentukan kelanjutan proses rekruitmennya.
b. Mengetahui kondisi kesehatan staf/pegawai rumah sakit, untuk mencegah terjadinya
hal-hal yang tidak diharapkan

Pelaksanaan Kegiatan:
a. Setelah semua proses ujian tes tertulis dan wawancara dinyatakan lulus, oleh
Direktur Utama maka dilakukan pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan HbsAg,
kepada calon staf/pegawai RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
b. Mengisi Formulir untuk pemeriksaan Laboratorium di RS dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor

7. Program Imunisasi Pencegahan

8. Program Pemeriksaan Kesehatan Berkala


a. Melakukan identifikasi area infeksius
b. Melakukan grading area infeksius
c. Menyusun SPO dan melakukan sosialisasi pemeriksaan kesehatan Khusus bagi
staf/pegawai di RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
d. Melakukan Monitoring Kesehatan staf/pegawai di unit/instalasi yang berisiko tinggi
dengan memantau angka kesakitan di unit/instalasi yang berisiko.
e. Melakukan pelaporan hasil monitoring kesehatan khusus kepada kepala pelayanan
medis untuk tenaga dokter dan tenaga keperawatan, dan kepada kepala penunjang
medis dan non medis untuk tenaga kesehatan professional lain dan tenaga non
kesehatan rumah sakit.
f. Pemeriksaan Kesehatan berkala dilakukan sekali dalam 3 (tiga) tahun yang terdiri
dari :
 Unit Kamar Operasi : pemeriksaan HbsAg .
 Unit perawatan : Pemeriksaan HbsAg
 Unit Instalasi Gawat Darurat : Pemeriksaan HbsAg
 Unit Instalasi Rawat Jalan : Pemeriksaan HbsAg
 Unit Kamar Bersalin : Pemeriksaan HbsAg
 Unit Laboratorium : Pemeriksaan HbsAg
 Unit Radiologi : Pemeriksaan HbsAg
 Bagian Umum : Pemeriksaan HbsAg

9. Program Pencegahan Kekerasan di tempat kerja


a. identifikasi area potensi terjadinya kekerasan di tempat kerja
b. upaya yang terukur untuk mengurangi risiko kekerasan di tempat kerja/budaya
keselamatan

10. Jadwal Kegiatan


BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemeriksaan
Kesehatan Khusus bagi INSIDENTIL
Calon staf/pegawai.
TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022
2 Pemeriksaan √ √ √
Kesehatan Berkala.
3 Pelaporan pajanan dan
insiden kecelakaan INSIDENTIL
kerja
4 Pengobatan dan atau
INSIDENTIL
konseling

11. Evaluasi Pelaksanan Kegiatan Dan Pelaporan


Evaluasi Pelaksanaan
Dalam program kesehatan dan keselamatan staf/pegawai RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatannya setiap 1 (satu) tahun sekali oleh Tim K3RS
untuk tindak lanjut kepada Direktur Utama RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor apabila
ditemukan kendala dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan dan
keselamatan staf/pegawai lanjut dari Direktur rumah sakit dipakai sebagai bahan
penyempurnaan untuk program berikutnya.

Pelaporan
Jika terjadi insiden terpajan atau kekerasan terhadap staf, maka alur pelaporannya adalah
sebagai berikut

Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 27 Agustus 2019
DIREKTUR UTAMA

dr. Bambang Eko Sunaryanto, Sp.KJ, MARS


NIP. 196204301987111001
A. Analisa resiko
Probability Dampak/Resiko Sistem Yang Ada
No Identifikasi Resiko Skor
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
I. UNIT LAUNDRY
1 Tidak adanya ekstra fooding bagi petugas √ √ √ 80

2 Penggunaan APD belum patuh √ √ √ 64

3 Kurangnya kepatuhan kebersihan tangan √ √ √ 64

4 Belum adanya body shower √ √ √ 64

5 Belum ada eye washer √ √ √ 32

6 Belum adanya Air panas untuk pencucian Trolly √ √ √ 36

II. INSTALASI GIZI


Kurangnya debit air (air tidak naik ke mesin water heater) √ √ √ 9
1
APD masih kurang √ √ √ 64
2
Kepatuhan dan Ketepatan cuci tangan masih kurang √ √ √ 64
3
Kurangnya kepatuhan pemahaman alur di ruang gizi √ √ √ 64
4
Pencucian alat makan belum menggunakan mesin air panas (masih √ √ √ 24
5 manual dgn cara memasak air panas)

Pemeriksaan Kesehatan Karyawan belum menyeluruh √ √ √ 64


6
III. KLINIK ANAK
Probability Dampak/Resiko Sistem Yang Ada
No Identifikasi Resiko Skor
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 Kurangnya kepatuhan cuci tangan √ √ √ 64

2 Kurangnya disiplin cleaning service dalam memakai APD √ √ √ 64

3 Proses pembersihan tidak menyeluruh atau maksimal √ √ √ 48

4 Air wastafel tidak lancar √ √ √ 64

5 Tidak adanya kotak P3K √ √ √ 24

6 Kurangnya kepatuhan cuci tangan √ √ √ 48

IV. KLINIK GIGI


1 Janaitor kotor dan tidak rapih √ √ √ 64

2 Dinding berjamur √ √ √ 64

3 Meja tindakan tidak cepat dibersihkan setelah tindakan √ √ √ 48

V. UNIT IPAL
1 Ketersediaan APD belum memadai √ √ √ 64

2 Wastafel sering tersumbat √ √ √ 24

3 Kebersihan ruangan kurang √ √ √ 48

VI. IPSRS
1 Ketersediaan APD belum memadai √ √ √ 16

2 Ventilasi ruangan tidak sesuai standar √ √ √ 28

3 Penanganan linen di ruangan masih tidak sesuai standar √ √ √ 28


Probability Dampak/Resiko Sistem Yang Ada
No Identifikasi Resiko Skor
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
VII. POLI KLINIK PSIKIATRI
1 Desinfeksi permukaan tidak rutin dilakukan √ √ √ 64

2 Pencucian/ pembersihan gorden belum terjadwal √ √ √ 24

VIII. RUANG SRIKANDI


1 Air PAM sering mati √ √ √ 48

2 APD tidak lengkap untuk cleaning service √ √ √ 64

3 Alat mandi pasien sering disimpan dilantai kamar mandi √ √ √ 24

4 Penempatan wadah sisa makanan pasien belum ada √ √ √ 24

XIV RUANG ANTAREJA


1 Tissue cuci tangan sering kosong √ √ √ 8

2 Baju pasien terbatas √ √ √ 8

3 Pengelolaan linen bersih di ruangan masih tidak sesuai standar √ √ √ 12

XV RUANG BRATASENA
1 Ketersediaan APD belum memadai √ √ √ 12

2 Ventilasi ruangan tidak sesuai standar √ √ √ 12

3 Suhu ruangan lebih dari 30 ͦC siang hari. √ √ √ 12

4 Container linen kotor infeksius dan non infesius belum memadai √ √ √ 24

5 Ketersediaan air belum memadai √ √ √ 12


Probability Dampak/Resiko Sistem Yang Ada
No Identifikasi Resiko Skor
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
XXIV.Ruang Basudewa
1 Ruangan kosong, berdebu, belum dilakukan general cleaning √ √ √ 40

2 Tembok selazar berlumut. √ √ √ 40

3 Lingkungan kotor √ √ √ 40

XXIV.Ruang Basudewa
1 Proses Precleaning tumpahan darah secara manual diruangan √ √ √ 48

2 Container linen kotor infeksius dan non infesius belum memadai √ √ √ 12

3 Penanganan linen di ruangan masih tidak sesuai standar √ √ √ 12

4 Wastafel sering tersumbat √ √ √ 12

5 Ketidapatuhan kebersihan tangan √ √ √ 48

6 Kejadian Infeksi Daerah Operasi dalam Triwulan 1 √ √ √ 36

XXV.Ruang Parikesit
1 Container linen kotor infeksius dan non infesius belum memadai √ √ √ 16

2 Ketersediaan air belum memadai √ √ √ 16

3 Penanganan linen di ruangan masih tidak sesuai standar √ √ √ 16

4 Wastafel sering tersumbat √ √ √ 16

XXV.ICU
Probability Dampak/Resiko Sistem Yang Ada
No Identifikasi Resiko Skor
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 Container linen kotor infeksius dan non infesius belum memadai √ √ √ 16

2 Penanganan linen di ruangan masih tidak sesuai standar √ √ √ 16

3 Wastafel sering tersumbat √ √ √ 16

XXVI.ANTASENA

1 Container linen kotor infeksius dan non infesius belum memadai √ √ √ 16

2 Penanganan linen di ruangan masih tidak sesuai standar √ √ √ 16

3 Wastafel sering tersumbat √ √ √ 16

4 Kebersihan ruangan kurang √ √ √ 16

XXVI.ANTASENA IO/IMUNOCOMPREMISE

1 Ketersediaan APD belum memadai √ √ √ 16

2 Ventilasi ruangan tidak sesuai standar √ √ √ 16

3 Container linen kotor infeksius dan non infesius belum memadai √ √ √ 16

4 Penanganan linen di ruangan masih tidak sesuai standar √ √ √ 16

5 Wastafel sering tersumbat √ √ √ 16

6 Kebersihan ruangan kurang √ √ √ 48

7 Terkanan Negatif belum ada √ √ √ 100


MATRIK FAKTOR RESIKO KERJA KARYAWAN RSMM

TAHUN 2020

F.
F.Biologi F. Fisika F. Kimia F. Ergonomi Psikologi
NO RUANGAN RAWAT JUMLAH
1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Perawatan

1 IGD 30% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 100%

2 HAEMODIALISA 30% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 100%

3 Kamar Operasi 30% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 100%

4 ICU 30% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 3.33% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 100%

5 Perinatologi 30% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 92%

6 Parikesit 30% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 92%

7 Bisma 30% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 92%

8 Antasena 30% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 92%

9 Gayatri 30% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 92%

10 Basudewa 30% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 92%

11 Ruang Kebidanan 30% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 92%
12 Sadewa 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 2% 5% 5% 5% 72%

13 Srikandi 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 2% 5% 5% 5% 72%

14 Kresna 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 75%

15 Kresna Wanita 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 75%

16 Dewi Amba 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 2% 5% 5% 5% 72%

17 Shinta 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 2% 5% 5% 5% 72%

18 Yudistira 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 2% 5% 5% 5% 72%

19 Jatayu 30% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 2% 5% 5% 5% 84%

20 Napza(Rama) 24% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 2% 5% 5% 5% 78%

21 Utari 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 2% 5% 5% 5% 72%

22 Bratasena 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 2% 5% 5% 5% 72%

23 Subadra 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 6.66% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 80%

24 Saraswati 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 2% 5% 5% 5% 72%

25 Gatot kaca 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 75%

26 Antareja 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 2% 5% 5% 5% 72%

Poliklinik

1 Pusat Psikiatri terpadu 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 5% 5% 65%

2 Poliklinik Spesialis 18% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 5% 5% 65%

Penunjang

1 PKRS 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 5% 1% 41%
2 IPAL 30% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 5% 5% 1% 1% 75%

3 IPSRS 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 1% 1% 37%

4 GIZI 30% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 5% 5% 5% 1% 72%

5 Adm. Pasien 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 5% 1% 41%

6 Hukormas 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 1% 1% 37%

SIRS 6% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 5% 1% 44%

8 Rekam Medis 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 1% 1% 37%

9 CSSD 30% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 5% 5% 1% 1% 75%

10 Laudry 30% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 5% 5% 69%

11 Pool Kendaraan 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 1% 1% 37%

12 Gudang 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 1% 1% 37%

13 Rumah Tangga 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 1% 1% 37%

14 SDM 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 1% 1% 37%

15 TU dan Pelaporan 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 1% 1% 37%

16 Laboratorium 30% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 1% 5% 5% 5% 79%

17 Radiologi 30% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 1% 5% 5% 5% 83%

18 Bid.Medik 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 1% 1% 37%

19 Apotik 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 6.66% 6.66% 1.33% 5% 5% 1% 5% 5% 1% 51%

20 Penata Jasa 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 1% 1% 37%

21 Pendaftaran/TPP 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 5% 1% 41%
22 Kasir 6% 1.98% 1.98% 0.39% 0.39% 1.98% 1.98% 1.33% 1.33% 1.33% 5% 5% 1% 5% 5% 1% 41%

Keterangan :

A. F. Biologi Score = 30%

1.Tidak berbahaya dan tidak menimbulkan penyakit (resiko rendah)

2.Penyebaran terbatas, indifidu kena, masyarakat kena (dapat dicegah & diobati)

3 Tinggi bagi individu & masyarakat dapat menular baik langsung maupun tidak langsung

Range :

Nilai 1 . Sangat Perlu Asupan Gizi = 30% Kesepakatan

Nilai 2 . Kemungkinan besar perlu asupan gizi = 24%

Nilai 3. Mungkin perlu asupan gizi = 18% Probability

Nilai 4. Tidak perlu asupan gizi= 12%

Nilai 5. Sangat tidak perlu asupan gizi = 6%

B. F. Fisika score=20%

1. Pencahayaan= 3,33%

2. suhu/cuaca/Ventilasi= 3,33%

3. Kebisingan= 3,33%

4. Getaran= 3,33%

5. Debu= 3,33%

6. Radiasi= 3,33%

Range :
Nilai 1. Sangat Perlu Asupan Gizi = 3,33%

Nilai 2. Kemungkinan besar perlu asupan gizi= 2,64%

Nilai 3. Mungkin perlu asupan gizi= 1,98%

Nilai 4. Tidak perlu asupan gizi= 1,32%

Nilai 5. Sangat tidak perlu asupan gizi= 0,66%

C. F.Kimia score= 20%

1. Bahan kimia terhadap kesehatan / toksik (Inhalasi,ingestian, absobsi)= 6,66%

2. Bahan kimia mudah terbakar (padat,cair,gas)= 6,66%

3. Bahan kimia mudah meledak/sifat khusus= 6,66%

D. Ergonomi score= 20%

1. Posisi Duduk= 5%

2. Posisi Berdiri= 5%

3. Posisi Mengangkat Pasien= 5%

4. Resiko Jatuh= 5%

Range :

Nilai 1 . Sangat Perlu Asupan Gizi = 5%

Nilai 2 . Kemungkinan besar perlu asupan gizi= 4%

Nilai 3. Mungkin perlu asupan gizi= 3%

Nilai 4. Tidak perlu asupan gizi= 2%


Nilai 5. Sangat tidak perlu asupan gizi= 1%

E. F.Psikologis score = 10% Dr desi, kesepatan

1. Stres= 5%

2. Pola kerja= 5%

Range :

Nilai 1 . Sangat Perlu Asupan Gizi = 5%

Nilai 2 . Kemungkinan besar perlu asupan gizi= 4%

Nilai 3. Mungkin perlu asupan gizi= 3%

Nilai 4. Tidak perlu asupan gizi=2%

Nilai 5. Sangat tidak perlu asupan gizi=1%

Dari hasil penilaian risiko kerja, maka kami dari tim k3RS menyimpulkan bahwa untuk kebutuhan snack pagi lebih di diprioritaskan untuk ruangan yang berwarna merah.
Tabel : 2.1. Grading Risiko Kerja

Probability Dampak/Resiko Sistem Yang Ada Total


No Identifikasi Resiko Skor
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 Skore
IX. UNIT LAUNDRY
1 Tidak adanya Spoelhook untuk Precleaning √ √ √ 80

2 Suhu Ruangan Panas √ √ √ 64


344
3 Tindakan pemisahan linen kotor √ √ √ 64

4 Belum adanya body shower √ √ √ 64

5 Belum ada eye washer

5 Belum adanya Air panas untuk pencucian Trolly √ √ √ 32

6 Tidak adanya ekstra fooding bagi petugas √ √ √ 36

7 Mobil untuk transportasi linen hanya 1 2 2 1 4

X. INSTALASI GIZI
Belum ada hasil pemeriksaan Anak Swab untuk 6 orang √ √ √ 9
1
Pemeriksaan Kesehatan Karyawan belum menyeluruh √ √ √ 64
2
Pengelolaan Limbah Gizi oleh IPAL belum maksimal √ √ √ 64 289
3
Prasarana Hand Hygiene berupa Wastafel tidak ada diruangan √ √ √ 64
4 pemorsian

5 Pencucian alat makan belum menggunakan mesin air panas (masih √ √ √ 24


Probability Dampak/Resiko Sistem Yang Ada Total
No Identifikasi Resiko Skor
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 Skore
manual dgn cara memasak air panas)

Pemeriksaan Kesehatan Karyawan belum menyeluruh √ √ √ 64


6
XI. INSTALASI FARMASI
1 Terpapar Obat Dan Bahan Kimia √ √ √ 16 32

2 Terkena Tumpahan B3 √ √ √ 16

XII. KLINIK GIGI


1 Ketersedian Tisu sering kosong √ √ √ 64 192

2 Dindng Ruang berjamur √ √ √ 64

3 Wastafel Rusak belum diperbaiki oleh IPSRS √ √ √ 48

4 Melayani Pasien Infeksius dan Non Infeksius √ √ √ 16

XIII. UNIT IPAL


1 Area pekerjaan berisiko infeksi √ √ √ 64 116

2 Terdapat TPS terbuka √ √ √ 36

3. Risiko Tertusuk jarum √ √ √ 16

XIV. IPSRS
1 Ventilasi ruangan tidak sesuai standar √ √ √ 28 74

2 Banyak terdapat barang barang tidak terpakai √ √ √ 28

3 Kondisi Wastafel tidak optimal √ √ √ 18


Probability Dampak/Resiko Sistem Yang Ada Total
No Identifikasi Resiko Skor
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 Skore

XV. UNIT KAMAR JENAZAH


1 Terpapar darah dan cairan tubuh saat melakukan perawatan √ √ √ 64 140

2 Ketersediaan APD terbatas √ √ √ 64

3 Jumlah Petugas hanya 1 √ √ √ 12

XVI. UNIT RADIOLOGI


1 Risiko terpapar Bahan RadiOAKTIF √ √ √ 16 48

2 Risiko tertusuk jarum √ √ √ 16

3 Risiko tertular penyakit droplet dan airborne √ √ √ 16

XVII. INSTALASI LABORATORIUM


1. Risiko
2 tertusuk √ √ √ 16 64

2. Risiko
3 menghirup zat kimia √ √ √ 16

3. Risiko
4 terkena Tumpahan darah dan cairan tubuh √ √ √ 16

4. Risiko tertular penyakit droplet dan airborn √ √ √ 416

XVIII. UNIT CSSD


1 Terpapar Darah Dan Cairan Tubuh √ √ √ 12 84

2 Terpapar tumpahan zat kimia √ √ √ 12

3 Tidak ada fasilitas body shower √ √ √ 60

XIX. INSTALASI GAWAT DARURAT


Probability Dampak/Resiko Sistem Yang Ada Total
No Identifikasi Resiko Skor
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 Skore
1 Ruang isolasi tidak ada ante room √ √ √ 80 120

2 Tertusuk Jarum √ √ √ 20

3 Terpapar tumpahan darah dan cairan tubun pasien √ √ √ 20

XX. POLI KLINIK PSIKIATRI


1 Risiko terpapar secara kontak dengan pasien infeksius ( Skabies) √ √ √ 16 16

XXI. KILINIK SPESIALIS PARU DAN TB DOTS


1 Melayani pasien airborne dan droplet √ √ √ 48 136

2 Aliran Udara < 12 ACH √ √ √ 64

3 Pengelolaan Sputum kurang terfasilitasi √ √ √ 8

4 Masker belum membudaya pada pasien √ √ √ 16


XIV KLINIK SPESIALIS ANAK DAN PENYAKIT DALAM
1 Terpapar Secara Droplet Dan Airborne √ √ √ 12 20

2 Risiko terpapar tumpahan cairan tubuh √ √ √ 8

XV KLINIK PITA ARUNA


1 Risiko Paparan airborne,droplet dan kontak dari ODHA √ √ √ 16 80

2 Tidak ada fasilitas Exhaust Fan sementara AC terpasang √ √ √ 64

XVI RUANG INTERMEDIET DAN STABILISASI


1 Risiko terpapar melalui kontak dengan pasien scabies dan droplet √ √ √ 12 30
air ludah

2 Prosedur Pengiriman Linen kotor masih masih dilakukan √ √ √ 18


Probability Dampak/Resiko Sistem Yang Ada Total
No Identifikasi Resiko Skor
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 Skore
penghitungan di ruangan

XVII RUANG PHCU WANITA


1 Tidak tersedianya gudang untuk menyimpan linen kotor √ √ √ 16
96
2 Masih kurangnya kepatuhan cuci tangan √ √ √ 48

3 Belum memiliki janitor √ √ √ 16

4 Pembersihan menggunakan sapu ijuk √ √ √ 16

XVIII RUANG SARASWATI


1 Pasien Rentan Infeksi √ √ √ 12 28

2 Butuh Bantuan Total Petugas √ √ √ 8

3 Pembersihan mengunakan sapu ijuk √ √ √ 8

XIX RUANG ANTASENA IO

Ruang Isolasi Tidak Standart √ √ √ 48 212

Jenis Layanan Perawatan Infeksi Oportunistk √ √ √ 48

Terpapar Darah dan Cairan Tubuh √ √ √ 48

Pembersihan menggunakan sapu ijuk √ √ √ 68

XXX FISIOTERAPI

Terpapar infeksi kontak atau droplet √ √ √ 6 6


Probability Dampak/Resiko Sistem Yang Ada Total
No Identifikasi Resiko Skor
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 Skore
XXXI RANAP FISIK

Terpapar Darah Dan Cairan Tubuh √ √ √ 12 24

Terpapar secara airborne atau droplet √ √ √ 12


A. Skala Prioritas Pencegahan Kejadian Infeksi Bagi Karyawan
Tabel 2.2. Tabel Skala Prioritas

Area Risiko Skoring Prioritas

UNIT LAUNDRY 344 1

INSTALASI GIZI 289 2

RUANG ANTASENA IO 212 3

KLINIK GIGI 192 4

KAMAR JENASAH 140 5

KLINIK PARU DAN DOTS 136 6

IGD 120 7

IPAL 119 8

RUANG PHCU WANITA 96 9

CSSD 84 10

IPSRS 74 11

LABORAT 64 12

RADIOLOGI 48 13

FARMASI 32 14

RUANG INTERMEDIET DAN 30 15


STABILISASI

RANAP FISIK 24 16

KLINIK ANAK DAN PD 20 17

POLI PSIKIATRI 16 18

FISIOTERAPI 6 19
BAB III

TATALAKSANA

A. Prioritas Pelayanan Kesehatan Karyawan


Prioritas Pertama :

1. Karyawan terinfeksi secara airborne dan droplet


2. Karyawan berisiko terpapar darh dan cairan tubuh
3. Karyawan terpapar bahan kimia
4. Karyawan dengan Kegiatan membutuhkan posisi ergonomis mengangkat,mendorong
dan berdiri lama
5. Karyawan mudah terpapar debu
Prioritas Kedua :

1. Karyawan dengan Kegiatan membutuhkan posisi ergonomis mengangkat,mendorong


dan berdiri lama
2. Karyawan mudah terpapar debu

B. Program Pencegahan Infeksi


1. Pemeriksaan Berkala kepada petugas kesehatan dan Non Kesehatan
2. Kebijakan Penanganan Tertusuk Jarum
3. Pemberian Imunisasi
4. Penanganan Paska Pajanan

Anda mungkin juga menyukai