Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN

RSUD dr. H. YULIDDIN AWAY


JALAN T. BEN MAHMUD NO. 86-A TAPAKTUAN TELP. (0656) 21818
E-mail :rsudya_ttun@yahoo.com
Website :http://www.rsudya.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN


NOMOR: / /2021

TENTANG
PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA STAF DI RSUD dr. H. YULIDDIN AWAY
TAPAKTUAN

DIREKTUR RSUD dr. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN

Menimbang : a. bahwa rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki


risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber
daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit;
b. bahwa dalam rangka pengelolaan dan pengendalian
risiko yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di rumah sakit perlu diselenggarakan
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit agar
terciptanya kondisi rumah sakit yang sehat, aman,
selamat, dan nyaman;
c. bahwa dalam usaha mencapai sebagaimana tercantum dalam
huruf a di atas maka perlu adanya panduan sebagai acuan
dasar program kesehatan dan keselamatan staf.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b di atas maka perlu ditetapkan
Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi;
5. Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara;
6. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1173
Tahun 2004 tentang Rumah Sakit Gigi Mulut
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
631/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws)
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.
14. Keputusan Direktur RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
Nomor: 445/57/Tahun 2019 tentang Pemberlakuan Panduan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS).

15. Keputusan Direktur RSUD dr. H. Yuliddin Away


Tapaktuan Nomor : 445/58.1 Tahun 2019 tentang
Pemberlakuan Panduan Keselamatan dan Keamanan di
RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. H. YULIDDIN


AWAY TAPAKTUAN TENTANG PANDUAN
KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA STAF.
KEDUA : Panduan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Staf di RSUD dr. H.
Yuliddin Away Tapaktuan sebagaimana terlampir merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini.
Panduan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Staf termasuk dalam
KETIGA : DIKTUM KEDUA sebagai acuan dalam bekerja di RSUD dr. H.
Yuliddin Away Tapaktuan.

KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat Keputusan


ini dibebankan pada Anggaran RSUD dr. H. Yuliddin Away
Tapaktuan .

KELIMA : Keputusan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya akan diubah dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tapaktuan
Pada tanggal : Januari 2021
LAMPIRAN KEPUTUSAN
DIREKTUR NOMOR : / TAHUN 2021
TANGGAL : Januari 2021
TENTANG PANDUAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN STAF RSUD dr. H. YULIDDIN
AWAY TAPAKTUAN

BAB I
PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di
rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja disana
perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun
non- infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain
sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak
pasien, yang masuk kedalam program patient safety.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Bab XII Pasal 164
dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan
di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan,
mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika
memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke
dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi
juga terhadap pasien maupun pengunjung Rumah Sakit. Sehingga sudah seharusnya pihak
pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di Rumah Sakit.

Bahaya Yang Dihadapi Dalam Rumah Sakit Atau Instansi Kesehatan


Dalam pekerjaan sehari-hari petugas kesehatan selalu dihadapkan pada bahaya-bahaya
tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik , peralatan listrik maupun
peralatan kesehatan. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam rumah sakit atau
instansi kesehatan dapat digolongkan dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau
meledak (obat-obatan).
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik .
3. Bahaya radiasi .
4. Luka bakar .
5. Syok akibat aliran listrik .
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam .
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah kesehatan dan keselamatan yang berkaitan
dengan tenaga kerja, pekerjaan dan lingkungan kerja, yang meliputi segala upaya untuk
mencegah dan menanggulangi segala sakit dan kecelakaan akibat kerja.
BAB II
DEFINISI

1. Keselamatan Kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya


kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun
yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, tempat bekerja, dan lingkungan
kerja, secara langsung dan tidak langsung.
2. Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jabatan, pencegahan penyimpangan
kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko
akibat faktor yang merugikan penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang mengadaptasi antara pekerjaan dengan manusia dan manusia
dengan jabatannya.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat K3RS
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan
penyakit akibat kerja di rumah sakit.
4. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
5. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang
selanjutnya disebut SMK3 Rumah Sakit adalah bagian dari manajemen Rumah Sakit
secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktifitas
proses kerja di Rumah Sakit guna terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat,
aman dan nyaman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
6. Kepala atau Direktur Rumah Sakit adalah pimpinan tertinggi di Rumah Sakit
yang bertugas memimpin penyelenggaraan Rumah Sakit.
7. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit yang selanjutnya disebut SDM Rumah Sakit
adalah semua tenaga yang bekerja di Rumah Sakit baik tenaga kesehatan dan
tenaga non kesehatan.
BAB II
DASAR HUKUM , MAKSUD DAN TUJUAN, DAN RUANG
LINGKUP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA STAF

I. Dasar Hukum
1. UU No.1 /1970 tentang keselamatan kerja
2. UU No.36 /2009 tentang kesehatan
3. Permenkes RI No. 986/92 tentang kesehatan lingkungan RS
4. Permenkes RI No. 472 tahun 1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan
5. SK Menkes No.351 tahun 2003 tentang Komite K3 sektor Kesehatan
6. Permenaker No.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
7. Keputusan Dir.Jen. P2PLP Nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit
8. Pedoman K3 di rumah sakit th 2006 ( BinKesja DepKes )
9. Pedoman teknis pengelolaan limbah klinis dan desinfeksi dan sterilisasi di rumah sakit
tahun 2002.

II. Maksud dan Tujuan

1. Mencegah terjadinya infeksi silang yang bisa terjadi dalam lingkungan kerja.
2. Melindungi staf dari kecelakan kerja yang bisa terjadi.

III.Ruang lingkup K3 di Rumah Sakit


1. Sarana higene yang memantau pengaruh lingkungan kerja terhadap tenaga
kerja antara lain pencahayaan, bising, suhu / iklim kerja.
2. Sarana Keselamatan kerja yang meliputi pengamanan pada peralatan kerja,
pemakaian alat pelindung diri dan tanda/rambu-rambu peringatan dan alat
pemadam kebakaran.
3. Sarana Kesehatan Kerja yang meliputi pemeriksaan awal, berkala dan
khusus, gizi kerja, kebersihan diri dan lingkungan.
4. Ergonomi yaitu kesehatan antara alat kerja dengan tenaga kerja

IV. Indikator kinerja yang dipakai antara lain:


1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
BAB III

PROGRAM/KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN

DAN KESELAMATAN KERJA STAF

RSUD dr. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN

PROGRAM/KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN


KERJA
1. Pelayanan Kesehatan Kerja dilakukan secara komprehensif melalui
kegiatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

2. Kegiatan yang bersifat promotif paling sedikit meliputi pemenuhan gizi


kerja, kebugaran, dan pembinaan mental dan rohani.

3. Kegiatan yang bersifat preventif yaitu paling sedikit meliputi imunisasi,


pemeriksaan kesehatan, surveilans lingkungan kerja, dan surveilans
medik.

4. Imunisasi dilakukan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan


serta SDM Rumah Sakit lainnya yang berisiko.

5. Pemeriksaan kesehatan dilakukan bagi SDM Rumah Sakit yang


meliputi:
a. pemeriksaan kesehatan secara rutin
b. pemeriksaan kesehatan berkala

c. pemeriksaan kesehatan khusus

6. Kegiatan yang bersifat kuratif paling sedikit meliputi pelayanan tata


laksana penyakit baik penyakit menular, tidak menular, penyakit akibat
kerja dan kecelakaan akibat kerja, dan penanganan pasca pemajanan (post
exposure profilaksis).
7. Kegiatan yang bersifat rehabilitatif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit meliputi rehabilitasi medik dan program kembali
bekerja (return to work).
8. Kegiatan lain yang dilakukan adalh Konselling oleh Psycholog.
BAB IV
PELAPORAN, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

I. PELAPORAN DAN EVALUASI

1. Inventarisasi seluruh karyawan beserta tempat kerja


2. Laporan karyawan yang sakit kronis
3. Jumlah kunjungan karyawan yang berobat di Poli

II. TINDAK LANJUT

1. Usulan medikal check-up untuk karyawan yang sering sakit (absensi)

2. Usulan skrening test untuk pegawai yang bekerja di tempat resiko tinggi ( IGD,
dapur, laundri, laboratorium )

3. Usulan vaksinasi pegawai terutama yang bekerja di tempat resiko tinggi

5. Usulan pelatihan K3 diluar dan didalam Rumah Sakit

6. Usulan pembelian APD ( topi, masker, pakaian kerja, sepatu, sarung tangan)
7. Perbaikan kesejahteraan karyawan (makanan tambahan, vasilitas kesehatan)
8. Untuk melaksanakan kegiatan penanganan dan pencegahan tindakan
kekerasan di tempat kerja Bagian Tata Usaha c.q. Sub Bagian Umum &
Kepegawaian berkoordinasi dengan Tim Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/ K3RS, dan PPI.

Ditetapkan di : Tapaktuan
Pada tanggal : Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai