Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang

sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat, baik di rumah sakit maupun di sarana pelayanan kesehatan

lainnya. Hal ini sejalan dengan amanat UU No 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit dimana pada Bagian Kesatu Umum Pasal 7 (1) Rumah Sakit

harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya

manusia, keselamatan dan peralatan.

Oleh karenanya kondisi maupun fungsi alat kesehatan harus laik pakai

agar dapat mendukung pelayanan medik prima pada sarana pelayanan

kesehatan tersebut sebagaimana tertera pada Bagian Ketujuh Peralatan

Pasal 16 1.Persyaratan peralatan sebagaimana

d i m a k s u d dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis dan non

medis harus memenuhi standar pelayanan,persyaratan mutu,

keamanan,keselamatan dan laik pakai. 2.Peralatan medis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan

dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan

dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang

Untuk kegiatan pengoperasian, pemeliharaan & perbaikan sarana yang

ada juga diatur pada Bagian Ketujuh Peralatan Pasal 16 ayat 5.

1
Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan

oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya & ayat 6.

Pemeliharaan peralatan harus didokumentasidandievaluasisecara berkala

dan berkesinambungan.

Adapun pemenuhan kebutuhan untuk kegiatan tersebut diatas terdapat

pada Bagian Ketujuh Peralatan Pasal 17 Rumah sakit yang tidak

memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, pasal 8,

pasal 9,pasal 10, pasal 11, pasal 12, pasal 13, pasal 14, pasal 15 dan pasal 16

tidak diberikan izin mendirikan, dicabut atau tidak diperpanjang izin

operasional Rumah Sakit.

Sehingga diperlukan Manajemen Peralatan Medik (MPM) yang

bertujuan untuk menjamin agar mutu kegiatan pelayanan kesehatan di RS

Wahidin Sudirohusodo akurat, efektif, dapat dipercaya, aman bagi pasien

dan petugas serta dapat diandalkan. Manajemen Pengelolaan peralatan

medik termasuk proses seleksi alat, perawatan dan pelatihan staf yang

dirancang untuk mempromosikan penggunaan alat yang efektif dan

meminimalkan resiko terhadap pasien dan staf.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan Manajemen Peralatan Medik (MPM) ini adalah untuk

menjamin agar mutu fasilitas yang menunjang kegiatan pelayanan

kesehatan di RS Wahidin Sudirohusodo yaitu peralatan medik yang

2
digunakan berfungsi dengan baik, akurat, dapat dipercaya, aman bagi

pasien dan petugas serta dapat diandalkan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan utama dari Manajemen Peralatan Medik (MPM) adalah

untuk mematuhi setiap standar JCI dan unsur kinerja pegelolaan

peralatan medik, yang mencakup semua:

1) Mencegah seminimal mungkin kejadian kegagalan fungsi peralatan

medik yang tidak direncanakan.

2) Melakukan pengecekan dan pemantauan fungsi peralatan medik

secara berkala

3) Melakukan pemeliharaan preventif dan korektif peralatan medik

untuk menjamin ketersediaan dan kehandalannya.

4) Mengevaluasi dan menganalisa masalah yang timbul, baik yang

menyangkut kegagalan fungsi dan kesalahan dalam pemakaian.

5) Melakukan kegiatan kalibrasi peralatan medik

6) Melakukan analisa kondisi peralatan medik yang akan dimasukkan

dalam daftar usulan penghapusan

7) Membuat pengecekan data secara berkala untuk peralatan medic

yang masuk dalam kategori tidak layak pakai atau Recall

8) Melaporkan rutin setiap bulan kepada Direktur Umum dan

Operasional untuk dilakukan evaluasi dan perencanaan selanjutnya

3
C. SASARAN

Adapun sasaran dari tujuan yang ingin dicapai dalam dalam kegiatan

managemen peralatan medic adalah:

1. Pasien

2. Petugas medis

3. Teknisi elektromedis

4
BAB II

INDIKATOR PRIORITAS MASALAH

Beberapa indikator yang menjadi fokus penilaian indikator untuk

peralatan medik adalah :

Problem
High Risk High Volume
Prone

(nilai x
(nilai x bobot (nilai x bobot
bobot =
= skor) = skor)
No Nama Indikator RSWS skor) Total

Rentang Rentang Nilai Rentang

Nilai = 1 - 5 =1-5 Nilai = 1 - 5

Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20

N B S N B S N B S

1 Kalibrasi peralatan medik 5 50 250 5 30 150 4 20 80 480

Kondisi peralatan medik laik


2 5 50 250 4 30 120 3 20 60 430
pakai

Kontrak service peralatan medik


3 5 50 250 4 30 120 4 20 80 450
high technology

Pemeliharaan dan perbaikan


4 5 50 250 4 30 120 3 20 60 430
peralatan medik high risk

Pemeliharaan dan perbaikan


5 4 50 200 3 30 90 3 20 60 350
peralatan medik low risk

5
Dari Penilaian indikator Prioritas masalah pada tahun 2017 ini berkaitan

dengan Peralatan medic adalah Kalibrasi Peralatan Medik di Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo Makassar. Karena hasil dari kegiatan kalibrasi

peralatan medic adalah untuk meyakinkan bahwa peralatan medic yang

ada dalam kondisi laik pakai dan mempunyai output akurasi yang masih

dalam batas toleransi untuk digunakan. Secara tidak langsung hal ini juga

berkaitan erat dengan system pemantauan, perbaikan dan pemeliharaan

peralatan medic itu tersebut. Diharapkan dengan tersedianya peralatan

medic yang baik akan memberikan kepastian keamanan baik untuk

pasien, petugas medis maupun untuk teknisi elektromedis juga.

6
BAB III

STRUKTUR ORGANISASI

A. Struktur Organisasi Managemen Peralatan Medik

Direktur Utama

Direktur Umum dan Operasional

Kabag Umum

Kasubag
Rumah Tangga
Kepala
Instalasi Pemeliharaan Sarana

Administrasi & Logistik


IPS-RS

Koordinator Peralatan
Medik

Teknisi Teknisi
Peralatan Medik Peralatan Medik

7
B. Uraian Tugas

No Jabatan/Struktur Uraian Tugas Kualifikasi

1 Direktur Utama 1) Menyediakan sarana & - Pendidikan

prasarana, ruang manajemen RS

pendukung & sumber daya - Surat Keputusan

untuk memenuhi kebutuhan Kementerian

Manajemen Peralatan Kesehatan

Medik

2) Menunjuk Direktur Umum &

Operasional sebagai

penanggung jawab

langsung dari Manajemen

Peralatan Medik

Mengevaluasi informasi &

laporan dari Direktur Umum.

3) Memastikan informasi

sesuai yang di

rekomendasikan JCI.

2 Direktur Umum dan 1) Memastikan Instalasi - Pendidikan

Operasional Pemeliharaan Sarana manajemen RS

memenuhi tanggung jawab - Surat Keputusan

8
untuk pelaksanaan MPM. Kementerian

2) Mengevaluasi informasi dan Kesehatan

laporan dari Instalasi

Pemeliharaan Sarana

Rumah Sakit (IPSRS) dalam

hal kegiatan Manajemen

Peralatan Medik (MPM)

3 Kepala Bagian Umum 1) Mengkoreksi dan - Magister

mengkoordinasikan daftar Managemen

peralatan medik yang - Surat Keputusan

diberikan dengan kondisi di Kementerian

lapangan Kesehatan

5 Kepala Sub Bagian 1) Menyesuaikan daftar - Surat Keputusan

Rumah Tangga peralatan medik yang Kementerian

diberikan dengan daftar Kesehatan

RKT tahun berjalan

2) Melakukan telaah daftar

peralatan medik yang

diberikan dengan data

SIMAK di Rumah Tangga

6 Kepala Instalasi 1) Memastikan pelaksanaan - SK Direktur Utama

Pemeliharaan Sarana MPM sesuai dengan - Pendidikan S-1

9
perencanaan, ketentuan Teknik

pelaksanaan, monitoring

dan evaluasi peralatan

medik.

2) Melaporkan pelaksanaan

MPM setiap bulan kepada

Direktur Umum dan

Operasional.

3) Melakukan evaluasi dan

melaporkan ke Direktur

Umum dan Operasional per

triwulan.

7 Administrasi & Logistik 1) Membuat Berita Acara 1. SK Kepala

Instalasi Pemeliharaan Kerusakan, Permintaan Instalasi

Sarana Suku Cadang dan Pemeliharaan

persuratan lainnya Sarana

2) Menerima dan 2. SMK / D-3 Teknik

mengeluarkan kebutuhan

suku cadang di gudang

3) Mendata kegiatan

pemeliharaan dan perbaikan

peralatan medik

10
8 Koordinator Peralatan 1) Mengkoordinir 1. D-3 Teknik

Medik pelaksanaan perencanaan, Elektromedik

pemeliharaan, perbaikan 2. SK direktur utama

dan kalibrasi peralatan

medik

2) Melakukan evaluasi

kegiatan pemeliharaan,

perbaikan dan kalibrasi

peralatan medik

3) Mensupervisi kegiatan

pemeliharaan dan

perbaikan peralatan medik

4) Merekapitulasi laporan

hasil pemantauan,

pemeliharaan dan

perbaikan peralatan medik

secara berkala

1.

9 Teknisi Peralatan Medik 1) Melakukan kegiatan 1. D-3 Teknik

pemantauan fungsi, Elektromedik

pemeliharaan dan 2. SK Kepala Instalasi

perbaikan peralatan medik Pemeliharaan

11
2) Melakukan pendampingan Sarana

kegiatan kalibrasi yang

dilakukan oleh pihak ketiga

3) Melakukan pendampingan

kegiatan perbaikan

peralatan medik oleh pihak

ketiga

4) Membuat laporan hasil

pemantauan, pemeliharaan

dan perbaikan peralatan

medik

12
BAB IV

PETA RISIKO

IDENTIFIKASI/PEMETAAN RISIKO

PERALATAN MEDIK

Controllability
Dampak (D) Probability (P)
'(C)
1 : Tidak Ada 1 : Sangat jarang (> 5 thn) 1 : Mudah untuk Dampak x
Cidera 2 : Jarang (2-5 thn) dikontrol
2 : Cidera Ringan 3 : Mungkin (1-2 Thn) 2 : Agak Mudah Probability x
No RISIKO 3 : Cidera Sedang 4 : Sering ( bbrpa kali dlm dikontrol Controllability
4 : Cidera 1 thn) 3 : Agak Sulit
berat/Luas 5 : Sangat Sering Dikontrol (D x P x C)
5 : Kematian (mingguan/bulan) 4 : Sulit untuk dikntrol
Rangking
1-5 1-5 1-4 Risiko
Kerusakan alat medik
diagnostik utama ( CT-
1 4 4 3 48
Scan, MRI, MS-CT,
Cathlab, Echo ) 4
Peralatan medik belum
2 terkalibrasi secara 5 4 4 80
berkelanjutan 1
Kerusakan alat terapi
utama
3 4 4 4 64
(ESWL, Hiperbarik,
Cathlab ) 2

Kerusakan peralatan
4 5 4 3 60
medik di kamar operasi
3
Kerusakan peralatan
5 medik di ruang intensive 4 4 3 48
dan gawat darurat
4
Kerusakan peralatan
6 medik di rawat inap dan 3 4 3 36
rawat jalan 5
Peralatan medik tidak
7 terpantau dan 3 4 2 24
terpeliharan dengan baik 6

13
BAB V

PROGRAM STRATEGIS PERALATAN MEDIK

A. Persyaratan Prasarana Bangunan Peralatan Medik

Fasilitas yang ada dirumah sakit termasuk peralatan medik pada

dasarnya mempunyai resiko yang dapat ditimbulkan sehingga

menimbulkan kecelakaan, ketidakamanan serta ketidak nyamanan baik

itu untuk pasien, karyawan serta pengunjung yang ada. Untuk dapat

mengetahui resiko yang ada, harus dilakukan pemeriksaan lokasi antara

lain :

1. Gedung radiasi

Peralatan medic yang dalam pemanfaatannya menghasilkan

radiasi yaitu peralatan radiologi dan peralatan radiotherapy.

Radiasi yang dihasilkan yaitu radiasi sinar X yang mempunyai efek

kerusakan pada biologis. Peralatan radiologi terdapat di gedung

Radiologi, IRD, PCC. Ruangan ini didesain dengan pengaman

pemasangan Pb atau timbal ukuran 2mm ditiap dindingnya

setinggi 2m dari lantai, pintu yang dilapis dengan Pb 2mm serta

kaca yang juga Pb dengan ketebalan 1cm yang berfungsi untuk

memonitor posisi pasien. Khusus ruangan untuk alat CT-Scan,

dinding ruangannya dilapisi Pb 4mm, dengan kaca Pb ketebalan

2cm. Peralatan Radiotherapy yang digunakan di RS Wahidin

adalah Linear Accelerator (Linac) dengan kontruksi ruangan full

14
beton dengan ketebalan dinding 120cm dan atap serta lantai

ketebalan beton 80cm.

2. Gedung MRI

Pada alat Magnetic Resonance Image (MRI), gedung yang

digunakan mempunyai pelapis dinding khusus yang disebut

sangkar faraday. Dinding khusus ini berfungsi untuk mencegah

pengaruh gelombang elektromagnetik statik dari luar yang dapat

mempengaruhi hasil pemerikasaan.

3. Ruangan peralatan syaraf

Pada ruangan ini terdapat peralatan-peralatan yang mempunyai

tingkat sensitivitas tinggi terhadap grounding listrik serta frequensi

gelombang elektromagnetik. Peralatan pada ruangan ini antara

lain EEG dan EMG. Untuk mencegah pengaruh noise tegangan

terhadap peralatan diatas yang dapat mempengaruhi hasil

pemeriksaan pasien, maka dipasang grounding tanam dengan

kedalaman 3m, sehingga didapat nilai grounding 0,5Ω.

B. Kegiatan Managemen Peralatan Medik

Untuk menjamin ketersediaan peralatan medis dalam kondisi

berfungsi dengan baik dan laik pakai, serta aman untuk pasien,

operator dan pengunjung, dilakukanlan beberapa program kegiatan

yang dilakukan secara berkelanjutan. Adapun kegiatan yang dilakukan

antara lain :

15
1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilakukan setiap tahunnya yang digunakan

untuk menentukan kebutuhan terkait jenis, spesifikasi dan jumlah

peralatan medik yang akan dilakukan pemeliharaan, perbaikan

dan kalibrasi. Perencanaan kebutuhan peralatan sangat

bermanfaat untuk penyediaan anggaran, pelaksanaan

pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi peralatan medik secara

efektif, efisien dan prosesnya dapat dipertanggung jawabkan.

Selain itu perencanaan juga terkait dengan jadwal pemantauan

dan pemeliharaan peralatan medic yang ada.

2. Pendataan dan identifikasi peralatan medik.

Kegiatan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali. Kegiatan yang

dilakukan adalah inventarisasi data peralatan medik meliputi

a) Nama alat

b) Merk/type

c) No seri

d) Kondisi alat

e) Tahun perolehan.

Hasil dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan jumlah yang

pasti serta kondisi peralatan medic yang ada sebagai data untuk

melakukan kegiatan perencanaan, pemantauan, pemeliharaan

dan kalibrasi peralatan medic.

16
3. Kegiatan pemantauan fungsi secara berkala.

Pemantauan fungsi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

secara berkelanjutan selama usia dan kondisi alat dalam keadaan

baik, dilakukan baik 1 bulan maupun 3 bulan sekali. Adapun

kegiatan tersebut antara lain:

a) Pemantauan kondisi lingkungan

b) Pemantauan kondisi fisik alat seperti display parameter,

keybord, connector

c) Bagian-bagian alat seperti cable electrode, tranduser, printer,

probe detector

d) Pemantauan kinerja alat

e) Pemantauan aspek keselamatan.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan

peralatan medic dalam kondisi siap pakai dan dapat mendeteksi

kerusakan secara dini jika terjadi kerusakan alat serta

memberikan jaminan keamanan penggunaan alat tersebut.

Prosedur pemantauan setiap peralatan medic mengacu kepada

form ceklist untuk setiap jenis alat.

4. Kegiatan Pemeliharaan peralatan medik.

Pemeliharaan peralatan medik adalah kegiatan yang terdiri dari :

a) pengecekan fungsi bagian-bagian alat

b) penggantian bahan suku cadang jika diperlukan

c) pengecekan kinerja alat

17
d) penyetelan/ ajustment setting parameter

e) pengukuran aspek keselamatan jika diperlukan

Kegiatan pemeliharaan secara berkala tergantung jenis peralatan

serta life time spare part yang digunakan. Kegiatan ini dilakukan

setiap 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun atau 2 tahun sekali. Hasil dari

kegiatan ini adalah untuk memperoleh hasil alat selalu dalam

kondisi siap dan laik pakai dan usia teknis alat dapat tercapai.

5. Perbaikan kerusakan atau kegagalan fungsi peralatan medik.

Perbaikan peralatan medik adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengembalikan kondisi peralatan medik dari

kondisi rusak menjadi berfungsi kembali. Kondisi kerusakan atau

kegagalan fungsi alat medik dapat dilaporkan oleh user sebagai

pengguna atau dideteksi oleh teknisi elektromedis. Dalam kegiatan

ini terdiri dari:

a) Analisa kerusakan,

b) Identifikasi suku cadang,

c) Penyiapan suku cadang jika diperlukan

d) Perbaikan alat dengan atau tanpa ganti suku cadang

e) Penyetelan/ adjutsment jika diperlukan

f) Uji kinerja atau uji fungsi

Kegiatan perbaikan dapat dilakukan oleh teknisi rumah sakit atau

pihak ke tiga atau vendor alat. Setelah alat selesai diperbaiki,

18
dikembalikan ke user dengan menyertakan tanda penyerahan

barang atau berita uji fungsi alat.

6. Kalibrasi peralatan medik.

Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 54 Tahun 2015 tentang

Pengujian, Kalibrasi Dan Inspeksi Peralatan Medis yang bertujuan

mencari kesalahan pada setiap item perangkat lunak,mencatat hasilnya,

mengevaluasi setiap aspek pada setiap komponen system dan mengevaluasi

semua fasilitas dari perangkat lunak yang dikembangkan.

Alat kesehatan yang dipergunakan di sarana pelayanan kesehatan

wajib diuji atau dikalibrasi secara berkala, sekurang-kurangnya 1

(satu) kali setiap tahun bekerjasama dengan BPFK atau instansi

lain yang terkait dilakukan setiap 1 tahun sekali. Kegiatan ini

dibuktikan dengan terbitnya sertifikat dan label hasil kegiatan

kalibrasi. Jika alat dalam laik pakai diberikan label Hijau dan alat

siap untuk digunakan kembali Sedangkan jika tidak dalam kondisi

laik pakai, diberikan label merah sampai alat diperbaiki kondisinya

untuk dilakukan kalibrasi ulang kembali.

7. Penarikan (recall) peralatan medik

Recall adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi

masalah pada suatu peralatan medik, bila tidak sesuai dengan

peraturan yang berlaku atau dapat menyebabkan suatu bahaya

pada penggunaannya. Suatu produk yang ditarik dari peredaran,

19
akan diteliti ulang oleh produsen sehingga dapat ditentukan

apakah produk tersebut akan diperbaiki atau dimusnahkan. Data

recall didapat dari pabrikan alat atau data yang di rilis oleh

www.fda.gov.

8. Penghapusan barang.

Kegiatan ini dilakukan dengan membuat daftar barang-barang yang akan

dimasukkan dalam daftar penghapusaan barang. Adapun daftar peralatan

medic yang dimasukkan dalam daftar rencana penghapusan antara lain :

a) Dalam kondisi rusak berat

b) Sudah melewati usia ekonomis alat atau sudah berusia sekurangnya 5

tahun

Penghapusan ini dilakukan untuk mengurangi daftar nilai aset barang atau

peralatan medic di rumah sakit yang sudah tidak produktif dan tidak digunakan

lagi.

20
BAB VI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pendidikan dan pelatihan staff penting dilakukan untuk menjamin adanya

peningkatan kemampuan dan keterampilan staff baik secara teknis

maupun jenjang pendidikan secara berkala. Adapun kegiatan yang

dilakukan sebagai berikut :

1. Membuat daftar inventarisasi staff yang telah dan akan dilatih yang

berhubungan peralatan medik setiap tahun. Jenis pelatihan yang

dilakukan yaitu sistem managemen pengelolaan peralatan medik,

pemeliharaan dan perbaikan peralatan medik serta kalibrasi peralatan

medik.

2. Membuat perencanaan untuk pendidikan & pelatihan yang dibutuhkan

setiap tahun terkait peralatan medik.

3. Membuat evaluasi untuk pendidikan & pelatihan yang dibutuhkan

setiap tahun yang telah dilakukan.

21
No
Nama Kegiatan Jenis Kegiatan

1 - Pelatihan Kalibrasi Peralatan Medik

- Pelatihan Pemeliharaan dan perbaikan peralatan


2
kamar bedah

- Pelatihan Pemeliharaan dan perbaikan peralatan


3
rawat intensif

- Pelatihan Pemeliharaan dan perbaikan peralatan


Pelatihan Tenaga
4
Elektromedis cardiology

Pelatihan Pemeliharaan dan perbaikan peralatan


5
radiologi

6 Pelatihan Pemeliharaan dan perbaikan Peralatan NICU

Pelatihan manajemen pemeliharaan peralatan


7
kesehatan

8 Pendidikan D – 4 Teknik Elektromedik


Tenaga
9 S -1 Teknik Fisika Instrumentasi Medik
Elektromedis
10 S – 2 Teknik Elektro / Biomedik

22
BAB VII

MONITORING DAN EVALUASI

Hal ini dilakukan setiap tahunnya untuk mengetahui sacara garis

besar, hal-hal yang telah direncanakan dan kegiatan yang telah dilakukan.

Hasil hasil monitoring dan evaluasi ini digunakan sebagai bahan dalam

melakukan perencanaan pada tahun berikutnya. Hasil Monev ini juga

sebagai bahan rekomendasi direksi dalam pengambilan kebijakan di

tahun berikutnya

1. Evaluasi kondisi ketersediaan peralatan medic utama dilakukan


setianp 3 bulan
2. Evaluasi pemakaian dan penggunaaan suku cadang dilakukan
setiap 1 bulan
3. Evaluasi berkala program dilakukan satu kali dalam setahun yaitu
pada bulan Desember.

23
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

C. Sasaran

BAB II

INDIKATOR PRIORITAS MASALAH

BAB III

STRUKTUR ORGANISASI

A. Struktur Organisasi Managemen Peralatan Medik

B. Uraian Tugas

BAB V

PROGRAM STRATEGIS PERALATAN MEDIK

A. Persyaratan Prasarana Bangunan Peralatan Medik

B. Kegiatan Managemen Peralatan Medik

1. Perencanaan

24
2. Pendataan dan identifikasi peralatan medik.

3. Kegiatan pemantauan fungsi secara berkala.

4. Kegiatan Pemeliharaan peralatan medik.

5. Perbaikan kerusakan atau kegagalan fungsi peralatan medik.

6. Kalibrasi peralatan medik.

7. Penarikan (recall) peralatan medik

8. Penghapusan barang.

BAB VI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI

25
26

Anda mungkin juga menyukai