Anda di halaman 1dari 33

PANDUAN PENILAIAN KINERJA BERKELANJUTAN STAF MEDIS RUMAH

SAKIT DAERAH MADANI

RUMAH SAKIT DAERAH MADANI


TAHUN 2022
Lampiran : Panduan penilaian kinerja
berkelanjutan staf medis Rumah
Sakit Daerah Madani
Nomor :

Tanggal :

BAB I

DEFINISI

A. Definisi
1. Pengertian penilaian kinerja staf medis
Penilaian kinerja staf medis dilakukan melalui evaluasi terus-menerus,
terhadap kualitas dan keamanan asuhan klinis yang diberikan oleh setiap
staf medis fungsional.
Penilaian dilakukan oleh komite medik (subkomite mutu profesi), yang
berkolaborasi dengan direktur medis, subkomite etik dan disiplin, subkomite
kredensial, mitra bestari (jika diperlukan).
2. Evaluasi praktik profesional

Evaluasi praktik profesional, terdiri atas:


a Evaluasi tenaga medis
Evaluasi tenaga medis adalah suatu proses pengumpulan data,
menganalisis informasi terhadap setiap kinerja staf medis yang
dilaksanakan berdasarkan data yang komprehensif untuk menilai
pencapaian program dan mendeteksi serta cara menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Perilaku tenaga medis adalah sebagai model
atau mentor dalam menumbuhkan budaya keselamatan (safety culture)
di rumah sakit. Budaya keselamatan ditandai dengan partisipasi penuh
semua staf untuk melaporkan bila ada insiden keselamatan pasien
tanpa ada rasa takut untuk melaporkan dan disalahkan (no blame
culture).
b Evaluasi praktik profesional berkelanjutan (On Going Professional
Practice Evaluation (OPPE))
Evaluasi praktik professional berkelanjutan (OPPE) adalah proses
pengumpulan data dan informasi secara berkesinambungan untuk
menilai kompetensi klinis dan prilaku profesional tenaga medis. Praktek
profesional tersebut dilakukan penilaian secara terus-menerus
terhadap kualitas dan keamanan pelayanan yang diberikan kepada
pasien oleh setiap anggota staf medis fungsional yang direview dan
dikomunikasikan kepada setiap anggota staf medis fungsional
setidaknya setiap tahun.
c Evaluasi Praktik Profesional Terfokus (Focused Professional Practice
Evaluation (FPPE))
Evaluasi praktik professional tergokus (FPPE) adalah evaluasi
praktek profesional terhadap kualitas dan keamanan pelayanan pasien
yang diberikan oleh setiap anggota staf medis fungsional yang direview
dan dikomunikasikan kepada setiap anggota staf medis fungsional
yang waktunya tidak ditentukan.
3. Evaluasi praktik profesional berkelanjutan (On Going Professional
Practice Evaluation (OPPE))
Maksud dan tujuan OPPE adalah sebagai sarana mengevaluasi
kinerja staf medis secara berkelanjutan. Informasi tersebut akan
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk mempertahankan,
merevisi, atau mencabut kewenangan klinis sebelum berakhirnya siklus 3
(tiga) tahun untuk perbaharuan kewenangan klinis. Pimpinan medik, kepala
unit Subkomite Mutu Profesi Komite Medik dan Ketua Kelompok Staf Medik
(KSM) bertanggung jawab mengintegrasikan data dan informasi tenaga
medis dan pengambilan kesimpulan dalam memberi penilaian.
Jika terjadi kejadian insiden keselamatan pasien atau pelanggaran
perilaku etik maka dilakukan tindakan terhadap tenaga medis tersebut
secara adil (just culture) berdasarkan hasil analisis terkait kejadian tersebut.
Tindakan jangka pendek dapat dalam bentuk konseling, menempatkan
kewenangan tertentu dibawah supervisi, pembatasan kewenangan, atau
tindakan lain untuk membatasi risiko terhadap pasien, dan untuk
meningkatkan mutu serta keselamatan pasien. Tindakan jangka panjang
dalam bentuk membuat rekomendasi terkait kelanjutan keanggotaan
tenaga medis kewenangan klinis. Walaupun dibutuhkan 3 (tiga) tahun untuk
memperpanjang keanggotaan tenaga medis dan kewenangan kliniknya,
prosesnya dimaksudkan berlangsung sebagai proses berkelanjutan dan
dinamis.
4. Evaluasi praktik profesional terfokus (Focused Professional Practice
Evaluation (FPPE))

FPPE melibatkan pemantauan lebih spesifik dan waktu terbatas.

B. Latar Belakang
Rumah sakit adalah lembaga/instansi yang memeberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien, dimana jiwa dan raga pasien sebagai sasaran
kegiatannya. Oleh karena itu mutu pelayanan medik menjadi indikator utama
yang menjadi cermin baik buruknya. Pelayanan suatu rumah sakit. Untuk
mewujudkan pelayanan medis yang bermutu, sangat di perlukan adanya tata cara
yang mengatur kegiatan pelayanan medis yang dilaksanakan oleh para dokter,
perawat dan tenaga kesehatan professional kesehatan lainnya.
Sebagaimana sistem governance di bidang manajemen, pada saat ini telah
dikembangkan sistem govermance di bidang klinik dengan menggunakan istilah
clinical governance, yang merupakan kerangka kerja dengan tujuan untuk
menjamin agar pelayanan kesehatan dapat terselenggara dengan standar
pelayanan yang tinggi, serta dilakukan pada lingkungan kerja yang profesional.
Dalam konsep ini setiap petugas yang terlibat dalam pelayanan klinik harus
memahami dan menerapkan prosedur-prosedur yang dapat mencegah terjadinya
risiko akibat pelaksanaan medik, dimana salah satu keberhasilannya dapat dilihat
dari tingkat kepuasan pasien yang merupakan salah satu indikator mutu
pelayanan kesehatan.
Sumber daya manusia yang mempunyai peran paling utama dala
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah tenaga Profesi Medis. Oleh
karena itu pihak manajemen tentunya mengahrapkan tenaga medis yang bekerja
di lingkungan rumah sakit miliknya, harus memberikan pelayanan kesehatan yang
baik, bertanggung jawab, dan berdisiplin tinggi.
Rumah sakit daerah merupakan suatu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang mutlak diperlukan pada suatu daerah, dalam rangka menjamin
terpenuhnya kebutuhan kesehatan masyarakat. Dalam menjalankan fungsinya,
rumah sakit diarahkan oleh suatu undang-undang untuk menjamin kualitas, mutu,
dan keamanan rumah sakit tersebut. Praktik profesional adalah salah satu
elemen yang diperhatikan dalam menjamin mutu pelayanan rumah sakit. Hal ini
sesuai dengan UU RS pasal 29 dimana rumah sakit berkewajiban memberi
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit, membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan
kesdehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien. Mengingat
dampak yang begitu besar terhadap rumah sakit, maka hal ini pada akhirnya
menuntut pihak manajemen (direktur RS) untuk mengetahui kemampuan dokter
yang bekera di RS yang dipimpinnya dengan penilaian secara berkala.
Agar dapat menjaga kompetensi tenaga medis sesuai standar pelayanan
yang telah ditentukan, maka pihak manajemen melakukan evaluasi praktik
profesional secara terus-menerus terhadap kualitas dan keamanan pelayanan
pasien yang diberikan oleh setiap anggota staf medis yang direview dan
dikomunikasikan kepada setiap anggota staf medis sekurang-kurangnya setahun
sekali. Dengan demikian diharapkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
pasien tetap aman, bermutu dan efektif sera selalu mengutamakan kepentingan
pasien.
C. Maksud dan Tujuan Penilaian Berkelanjutan Kinerja Staf Medis

Maksud dan tujuan penilaian kinerja staf medis adalah:


1. Ada proses terstandar, minimal setahun sekali, data per dokter yang
relevan di review oleh kepala unit kerja/panitia tertentu. Dalam hal ini di
RSD Madani diolah oleh komite medik (subkomite mutu & profesi)
2. Tujuan review agar rumah sakit dapat mengidentifikasi kecenderungan
prektik profesional yang berdampak pada kualitas dan keselamatan
pasien.
Data hasil evaluasi dapat digunakan sebagai:

1. Sebagai bagian dari upaya untuk memantau kompetensi profesional


2. Untuk mengidentifikasi area guna kemungkinan peningkatan kerja
3. Untuk menggunakan data objektif dalam keputusan mengenai kelanjutan
kewenangan klinik
BAB II

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Panduan Evaluasi Praktik Profesional Berkelanjutan ini
merupakan panduan yang harus dibuat untuk menjamin agar pelayanan
Kesehatan dapat terselenggara dengan standar pelayanan yang tinggi, serta
dilakukan pada lingkungan kerja yang professional. Dalam konsep ini setiap
petugas yang terlibat dalam pelayananklinik harus memahami dan merapkan
prosedur-prosedur yang dapat mencegah terjadinya resiko akibat
penatalaksanaan medik. Kebijakan dan prosedur dibuat dengan perencanaan
dan identifikasi yang jelas sesuai maksud dan tujuan yang diharapkan.
A. Lingkup Kewenangan
Pihak yang ditunjuk untuk melakukan evaluasi praktik professional
berkelanjutan (OPPE dan FPPE) terhadap staf medis tergantung kepada
kebijakan internal dari masing-masing rumah sakit/institusi penyelenggara
sesuai kondisi ada. Adapun lingkup kewenangannya adalah menetapkan
dengan jelas:
1. Menentukan alat ukur yang dipakai yang disesuaikan dengan area klinis
dimana staf klinis bertugas.
2. Menentukan siapa yang melakukan review terhadap staf klinis yang terkait.
3. Menentukan indicator/triggers/isu terkait masalah yang perlu dievaluasi.
4. Menentukan proses penilaiannya.
5. Menentukan apakah hasil evaluasi yang diperoleh akan menjadi dasar
untuk dilakukan kredensialing/re-kredensialing bagi staf medis terkait.
6. Menentukan bahwa penerapan FPPE/OPPE dilaksanakan untuk seluruh
kewenangan klinis dari staf medis.
B. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Penilaian Berkelanjutan Kinerja Staf Medis

Ruang lingkup kinerja staf medis meliputi penilaian pencapaian hasil


pelaksanaan dan pemeriksaan kesehatan, dan mutu pelayanan di RSD
Madani. Penilaian tehadap kegiatan upaya kesehatan merupakan suatu
kewajiban. Penilaian diselenggarakan melalui pelayanan dan pemeriksaan
kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh staf medis, dengan tetap
mengacu pada kebijakan di RSD Madani. Masalah mutu dan insiden
keselamatan pasien dapat terjadi jika kinerja klinis tenaga medis tidak
dikomunikasikan dan dilakukan tindak lanjut.

Penilaian OPPE tenaga medis memuat 3 (tiga) area umum, yaitu:

a. Perilaku.

b. Pengembangan professional.
c. Kinerja klinis
2. Landasan Hukum
UU RS pasal 4:

Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua


kerugian yanbg ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di rumah sakit.

UU RS pasal 13:

Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja


sesuai dnegan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien
dan mengutamakan keselamatan pasien.

UU PK pasal 44:

Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran


wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
BAB III

TATA LAKSANA

Pelaksanaan evaluasi praktik profesional berkelanjutan untuk staf medis,


memerlukan suatu metode, proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau
sekelompok orang atau unit-unit kerja yang terkait sesuai dengan standar kinerja
professional dilakukan secara objektif dan berbasis bukti, dan hasil proses evaluasi
bisa tidak ada perubahan dalam tanggung jawab staf medis, bisa terjadi perluasan
tanggung jawab atau pembatasan tanggung jawab, atau berada dalam masa
konseling dan pengawasan atau mendapat kegiatan yang lainnya.

Evaluasi Praktik Professional Berkelanjutan (OPPE) dilakukan minimal


setiap tahun untuk seluruh staf medis yang ada. Namun bila ada temuan atau
diperlukan evaluasi khusus terhadap kinerja staf medis yang dimaksud, maka
dilakukan evaluasi secara spesifik/fokus (FPPE). Hasil review, tindakan yang diambil
dan setiap dampak atas kewenangan didokumentasikan dalam file kredensial staf
medis fungsional atau file lainnya.

A. Tata Laksana

1. Bahan dan pedoman

Bahan yang dapat dipakai pada penilaian kinerja staf medis adalah dari:

a. Grafik review berkala: data pasien dirawat, data tindakan/prosedur

b. Referensi dari pengawas (proctors) atau dari pengamat pertama

c. Kritik dan saran pasien (complain)

d. Aduan malpraktik

e. Kejadian sentinel

f. Data monitor kinerja/indikator

g. Monitoring pelayanan:

1) Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan: audit rekam


medis, kepatuhan terhadap SPO

2) Monitoring kualitas klinis: data morbiditas dan mortalitas

h. Jumlah pasien rawat inap/rawat jalan

i. Jumlah operasi/prosedur

j. Observasi langsung: kepatuhan terhadap kebijakan SPO, contoh


diSKP, output asuhan medis

k. Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan: sesuai dengan


CPG/PPK

l. Monitoring kualitas klinis: outcome dan komplikasi

m. Diskusi/survey dengan sejawat lainnya

n. SMS/pengaduan keluhan pasien

Pedoman penilaian kinerja didapatkan dari hasil rapat komite


medik, yang disesuaikan dengan ketentuan akreditasi KARS versi
tahun 2022. Pedoman harus diketahui dan disetujui oleh direktur RSD
Madani.
2. Teknis pelaksanaan
Teknis pelaksanaan penilaian kinerja staf medis RSD Madani,
sebagaimana berikut di bawah ini:
a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan koordinasi dari tiap unit


ruangan/instalasi yang berkaitan, absensi, dan dari data rekam
medis.

b. Pengolahan data
Data yang didapat diolah dalam bentuk: angka/presentase/dan atau
grafik.
3. Standar penilaian kinerja staf medis RSD Madani

Evaluasi praktek professional, terdiri atas:


Evaluasi praktik professional berkelanjutan (On Going Professional
Practice Evaluation (OPPE)). Maksud dan tujuan OPPE adalah sebagai
sarana mengevaluasi kinerja staf medis secara berkelanjutan untuk tiga
alasan:
a. Meningkatkan praktik individual terkait mutu dan asuhan asuhan
pasien yang aman.
b. Digunakan sebagai dasar mengurangi variasi di dalam kelompok
tenaga medis (KSM) dengan cara membandingkan antara kolega,
penyusunan panduan praktik klinis (PPK), dan clinical pathway.
c. Digunakan sebagai dasar memperbaiki kinerja kelompok tenaga
medis/unit dengan cara membandingkan acuan praktik di luar rumah
sakit, publikasi riset, dan indicator kinerja klinis nasional bila tersedia.
Budaya keselamatan juga sangat menghormati satu sama lain, antar
kelompok professional dan tidak terjadi sikap saling mengganggu. Umpan
balik staf dalam dapat membentuk sikap dan perilaku yang diharapkan
dapat mendukung staf medik menjadi model untuk menumbuhkan budaya
aman. Evaluasi perilaku memuat :
a. Evaluasi apakah seseorang tenaga medis mengerti dan mendukung
kode etik dan disiplin profesi dan rumah sakit serta dilakukan
identifikasi perilaku yang dapat atau tidak dapat diterima maupun
perilaku yang mengganggu.
b. Tidak ada laporan dari anggota tenaga medis tentang perilaku yang
dianggap tidak dapat diterima atau mengganggu.
c. Mengumpulkan, analisis, serta menggunakan data dan informasi
berasal dari survei staf serta survei lainnya tentang budaya aman di
rumah sakit.
Proses pemantauan OPPE harus dapat mengenali hasil pencapaian,
pengembangan potensial terkait kewenangan klinis dari anggota tenaga
medis, dan layanan yang diberikan. Evaluasi perilaku dilakukan secara
kolaboratif antara subkomite etik dan disiplin, manajer SDM, manajer
pelayanan, dan kepala unit kerja.
Pengembangan professional anggota tenaga medis harus berkembang
dengan menerapkan teknologi baru dan pengetahuan klinis baru. Setiap
anggota tenaga medis dari segala tingkatan akan merefleksikan
perkembangan dan perbaikan pelayanan Kesehatan dan praktik
professional sebagai berikut:
a. Asuhan pasien, penyediaan asuhan penuh kasih, tepat dan efektif
dalam promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit
dan asuhan di akhir. Alat ukurnya adalah layanan preventif dan
laporan dari pasien serta keluarga.
b. Pengetahuan medik/klinik termasuk pengetahuan biomedik, klinis,
epidemiologi, ilmu pengetahuan sosial budaya, dan pendidikan kepada
pasien. Alat ukurnya adalah penerapan panduan praktik klinis (clinical
practice guidelines) termasuk revisi pedoman hasil pertemuan
professional dan publikasi.
c. Praktik belajar berdasarkan bukti (practice-bases learning) dan
pengembangan, penggunaan bukti ilmiah dan metode pemeriksaan,
evaluasi, serta perbaikan asuhan pasien berkelanjutan berdasar atas
evaluasi dan belajar terus-menerus (contoh alat ukut survei klinis
memperoleh kewenangan berdasar atas studi dan keterampilan klinis
baru, dan partisipasi penuh pada pertemuan ilmiah).
d. Kepandaian komunikasi antarpersonal termasuk menjaga dan
meningkatkan pertukaran informasi dengan pasien, keluarga pasien,
dan anggota tim layanan kesehatan yang lain (contoh partisipasi aktif
di ronde ilmiah, konsultasi tim, dan kepemimpinan tim).
e. Profesionalisme, janji mengembangkan profesionalitas terus-menerus,
praktik etik, pengertian terhadap perbedaan, serta perilaku
bertanggung jawab terhadap pasien, profesi dan masyarakat (contoh,
alat ukur: pendapat pimpinan ditenaga medis terkait isu klinis dan isu
profesi, aktif membantu diskusi panel tentang etik, ketepatan waktu
pelayanan di rawat jalan maupun rawat inap, dan partisipasi di
masyarakat).
f. Praktik berbasis sistem, serta sadar dan tanggap jangkauan sistem
pelayanan kesehatan yang lebih luas (contoh alat ukur: pemahaman
terhadap regulasi rumah sakit yang terkait dengan tugasnya seperti
sistem asuransi medis, asuransi kesehatan (JKN), sistem kendali
mutu, dan biaya. Peduli pada masalah resistensi antimikrob).
g. Mengelola sumber daya, memahami pentingnya sumber daya dan
berpartisipasi melaksanakan asuhan yang efisien, serta menghindari
penyalahgunaan pemeriksaan untuk diagnostik dan terapi yang tidak
ada manfaatnya bagi pasien sarta meningkatkan biaya pelayanan
kesehatan (contoh alat ukur: berpartisipasi dalam kendali mutu dan
biaya, kepedulian terhadap biaya yang ditanggung
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi evaluasi staf medis berkelanjutan harus mendapatkan


perhatian dari pimpinan rumah sakit. Keterkaitan terhadap panduan ini wajib
dilaksanakan oleh seluruh staf medis yang terkait dalam pemberian asuhan
kepada pasien. Evaluasi ini minimal dilakukan setiap tahun dan
didokumentasikan. Namun bila terjadi pemberian kewenangan baru,
tambhaan kewenangan atau ada suatu temuan, kesalahan atau kekeliruan
dalam proses pelayanan kesehatan harus mendapatkan perhatian khusus
dan dilakukan evaluasi terhadap kinerja staf medis yang terkait. Dokumentasi
yang perlu dilakukan adalah:
EVALUASI PRAKTIK PROFESSIONAL BERKELANJUTAN
(ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE)

Nama :
Pkt/Corp :
NIP/NIK :
Jabatan :

NILAI
No PARAMETER KET
60 70 80 90 100
A ASUHAN PASIEN

1 Memberikan asuhan pasien dengan kasih,


tepat dan efektif
2 Memberikan edukasi kepada pasien
3 Memahami kebutuhan unik pasien end of life

4 Memahami dan menghargai Hak Pasien dan


Keluarga
5 Memahami dan menghargai privasi pasien
6 Mendorong dan memberikan kesempatan
pasien untuk second opinion
7 Kesadaran akan keterbatasan diri

B PENGETAHUAN MEDIS/KLINIS DAN


PENERAPAN EBM
1 Kemampuan menegakkan diagnosis

2 Kemampuan formulasi tatalaksana pasien


3 Pemilihan/penggunaan alat penunjang
diagnosis
4 Penerapan EBM dalam asuhan pasien

5 Kemampuan terhadap aspek psikososial


dan penyakit
C HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
1 Komunikasi dengan pasien

2 Komuniksi dengan keluarga pasien


3 Komunikasi verbal dengan sejawat
4 Komunikasi tertulis dengan sejawat
5 Kemampuan memahami dan menilai
kontribusi sejawat serta tenaga kesehatan
lainnya

D PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

No PARAMETER SB BS B C KET
1 Asuhan Pasien
2 Pengetahuan Medis/Klinis Dan Penerapan
EBM
3 Hubungan Antar Manusia

4 Ketrampilan Hubungan Antar Manusia


5 Pengembangan Profesionalisme
TOTAL
NILAI RATA-RATA
NILAI RATA-RATA : Jumlah nilai yang didapat
5

Dokter yang dinilai Ketua Komite Medik

( )
( )

Ket:
1. 60-69 (Cukup)
Belum sepenuhnya memahami keterampilan interpersonal dan keilmuan, serta
belum sepenuhnya menerapkan keduanya.
2. 70-79 (Baik)
Sudah memahami dan mamapu menerapkan keterampilan interpersonal dan
keilmuan
3. 80-89 (Baik Sekali)
Sudah memahami dan menerapkan sepenuhnya keterampilan interpersonal
dan keilmuan
4. 90-100 (Sangat Baik)
Sudah memahami dan menerapkan sepenuhnya keterampilan interpersonal
dna keilmuan serta mempertahankan konsistensi penerapannya

Pekanbaru, 2022
Mengetahui
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS
(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER UMUM

Nama DPJP :
Tanggal Penilaian :

No Indikator Triger Hasil


.
1. Perawatan Pasien (Patient Care)
1. Pengkajian awal dilaksanakan dalam waktu 24 jam < 90%
sejak pasien MRS
2. Triase > 5 menit 2 (dua) kali
2. Pengetahuan Medis / Klinik (Medical / Clinical Knowledge)
1. Dokter mengikuti diklat minimal 20 jam per tahun < 20 jam
3. Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice Base Learning Improvement)
1. Penggunaan singkatan yang tepat pada penulisan 2 (dua) kali
diagnosis dan terapi
4. Ketrampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill Communication)
1. Menerima komplin dari pasien atau keluarga pasien 3 (tiga) kali
2. Menerima komplin dari teman sejawat/ perawat/ staf 3 (tiga) kali
5. PraktekBerbasisSistem (System Base Practice)
1. Resume medic terbaca, lengkap dan tepat waktu 2 (dua) kali
(nama, tanda tangan, tanggal dan jam jelas)
2. Menandatangani Read Back dalam waktu 24 jam < 90%
6. Profesionalisme
1. Menghadiri rapat tim medis 2 (dua) kali
2. Visite DPJP setiap hari kerja selambat lambatnya < 90%
jam 11.00

Kepala Seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

( ) ( )
Kepala Bidang Pelayanan

( )
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS
(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER RADIOLOGI

Nama DPJP :
Tangal Penilaian :
No Indikator Trigger Hasil

PerawatanPasien(Patient Care)
1. Pelaksanaan time out (radiologi intervensi dan (dua) kali
1 tindakan kontras)
Perforasi saat colon in-loop (satu) kali
Aspirasi pada saat barium in-loop (satu) kali
Jumlah review (expertise) radiologi (dua) kali
Pengetahuan Medik/Klinik (Medical/Clinical Knowledge)
2 Dokter mengikuti diklat minimal 20 jam per <20 jam
tahun
Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik(Practice-based Learning
3 Improvement)
1. Penggunaan singkatan yang tepat pada penilaian (satu) kali
hasil
Keterampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill
Communication)
4 Menerimakomplaindanpasienataukeluargapa (dua) kali
sien
2. Menerima complain dari teman (dua) kali
sejawat/perawat/staf
Praktik Berbasis Sistem (System-based Practice)
1. Hasil bacaan (expertise) terbaca, lengkap, dan (satu) kali
5
tepat waktu (nama, tanda tangan, tanggal,
dan jam jelas)
Profesionalisme
6
Menghadiri rapat tim medis (dua) kali

Kepala Seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

( ) ( )
Kepala Bidang Pelayanan

( )

EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS


(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Nama DPJP :
Tanggal Penilaian :
No Indikator Triger Hasil
Perawatan Pasien (Patient Care) :
1 1. Pengkajian awal (assessmentawal) dilaksanakan dalam <90%
waktu 24 jam sejak pasien MRS
2. Pelaksanaan Time Out 2 (dua)
kali
3. Pemberian site marking 1(satu)
kali
4. Kehadiran DPJP untuk visite pasien <90%
5. Adanya organ injuri pada saat tindakan operasi 1(satu)
kali
6. Perdarahan yang mengharuskan dilakukan laparotomi 2 (dua)
pada saat ovum pick up kali
Terjadinya cidera organ pada saat laparoscopy 2(dua)
kali
8. Terjadi perforasi uterus pada saat dilakukan histerektomi 2 (dua)
kali
Kegagalan reparasi fistula vesiko-vaginal 2(dua)
kali
10. Tertinggalnya alat medis dalam abdomen maupun vagina 1 (satu)
pada saat tindakan operasi kali
11. Trauma pada bayi pada saat tindakan persalinan 2(dua)
pervaginam maupun sc kali
2 Pengetahuan Medis/Klinik (medical/clinical khowledge)
1. Dokter mengikuti diklat minimal 20 jam per tahun < 20 jam
3 Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice base learning improvement),
1. Penggunaan singkatan yang tepat pada penulisan 1(satu)
diagnose dan therapy kali
4 Ketrampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill Communication),
1. Menerima komplain dari pasien atau keluarga pasien 2 (dua)
kali
2. Menerima komplain dari teman sejawat/perawat/staf 2 (dua)
kali
5 Praktek Berbasis Sistem (System Base Practice),
1. Resume Medik terbaca, lengkap, dan tepat waktu 1(satu)
(Nama, TandaTangan, Tanggal dan Jam Jelas) kali
2. Menandatangani Read Back dalam waktu 24 Jam <100%

6 Profesionalisme
Menghadiri rapat tim medis 2(dua)
kali
2. Visite DPJP setiap hari kerja selambat lambatnya jam <90%
11.00 wib

Kepala Seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

( ) ( )
Kepala Bidang Pelayanan
(
)
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS
(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER MATA

Nama DPJP :
Tanggal Penialaian :

No Indokator Trigger Hasil

1 Perawatan Pasien (Patient Care)


1. Pengkajian awal (initial assessment) dilaksanakan <90%
dalam 24 jam sejak pasien MRS
2. Pelaksanaantime out (dua) kali
3. Pemberiansite marking (satu) kali
4. Kehadiran DPJP untuk visite pasien <90%
5. Adanya organ injury pada saat tindakan operasi (satu) kali
6. Tidak melakukan tonometry pada peletakan pupil (dua) kali
7. Tidak memberikan steroid dan atropine pada uveitis akut(dua) kali
Pengetahuan Medik/Klinik (Medical/Clinical Knowledge)
2
1. Dokter mengikuti diklat minimal 20 jam per tahun <20 jam
Pembelajaran dan Perbaikan BerbasisPraktik (Practice-based Learning Improvement)
3 1. Penggunaansingkatan yang tepat pada penulisan (satu) kali
diagnose dan terapi
Keterampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill Communication)
1. Menerima komplain dan pasien atau keluarga pasien 2(tiga) kali
4 2. Menerima complain dari teman sejawat/ perawat/staf (dua) kali
PraktikBerbasisSistem (System-based Practice)
1. Resume medik terbaca, lengkap, dan tepat waktu (satu) kali
5 (nama, tanda tangan, tanggal, dan jam jelas)
2. Menandatangani Read Back dalam waktu 24 jam <90%
Profesionalisme
1. Menghadiri rapat tim medis 2(dua) kali
6 2. Visite DPJP setiap hari kerja selambat-lambatnya jam <90%
15.00 WIB

Kepala Seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

( ) ( )
Kepala Bidang Pelayanan

( )

EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS


(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER ANAK

Nama DPJP :
Tanggal Penilaian :
No Indikator Trigger Hasil

Perawatan Pasien (Patient Care)


1. Pengkajian awal (initial assessment) dilaksanakan <90%
dalam 24 jam sejak pasien MRS
2. Penulisan terapi nutrisi pada semua pasien <50%
1
3. Konsultasi ke Sub tumbuh kembang untuk bayi <50%
dengan risiko ting gi
4. Kajian tambahan terhadap pasien yang mengalami<80%
serangan yang tidak berespons dengan terapi
standar
Pengetahuan Medik/Klinik (Medical/Clinical Knowledge)
2 1. Dokter mengikuti diklat minimal 20 jam per tahun<20 jam
Pembelajaran dan Perbaikan BerbasisPraktik(Practice-basedLearnin Improvement)
3 1. Penggunaan singkatan yang 6tepat pada penulisan (satu) kali
diagnosa dan terapi
Keterampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill Communication)
1. Menerima komplain dan pasien atau keluarga pasien(dua) kali
4
2. Menerima complain dari teman sejawat/ perawat/staf(dua) kali
PraktikBerbasisSistem (System-based Practice)
1. Resume medik terbaca, lengkap, dan tepat waktu (satu) kali
5 (nama, tanda tangan, tanggal, dan jam jelas)
2. Menandatangani Read Back dalam waktu 24 jam <100%
Profesionalisme
6 1. Menghadiri rapat tim medis (dua) kali
2. Visite DPJP setiap hari kerja selambat-lambatnya <90%
jam 15.00 WIB

Kepala Seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

( ) ( )
Kepala Bidang Pelayanan

( )

EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS


(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER ANASTESI

Nama DPJP :
Tanggal Penilaian :

No Indikator Trigger Hasil

Perawatan Pasien (Patient Care)


1. Pengkajian awal (initial assessment) <90%
Dilaksanakan dalam 24 jam sejak pasien MRS
2. Pelaksanaan time out 2 (dua) kali
1
3. Kehadiran DPJP untuk visite pasien <90%
4. Kejadian kesalahan penempatan pipa endotrakeal (dua) kali
5. Kejadian desaturasi O2 pada saat anestesi (dua) kali
6. Menembus duramater saat tindakan analegesia (dua) kali
Pengetahuan Medik/Klinik (Medical/Clinical Knowledge)
2 1. Dokter mengikuti diklat minimal 20 jam pertahun <20 jam
Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice-based Learning Improvement)
2. Penggunaan singkatan yang tepat pada penulisan (satu) kali
3
diagnose dan terapi
Keterampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal andnSkill Communication)
1. Menerima komplain dan pasien atau keluarga pasien (dua) kali
4 2. Menerima complain dari teman sejawat/ perawat/staf (dua) kali
PraktikBerbasisSistem(System-based Practice)
1. Resume medik terbaca, lengkap, dan tepat waktu (satu) kali
5 (nama, tandatangan, tanggal, dan jam jelas)
2. Menandatangani Read Back dalam waktu 24 jam <100%
Profesionalisme
6 1. Menghadiri rapat tim medis (dua) kali
2. Visite DPJP setiap hari kerja selambat-lambatnya jam <90%
11.00 WIB

Kepala Seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

( ) ( )
Kepala Bidang Pelayanan

( )
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS
(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER PATOLOGI KLINIK

Nama DPJP :
Tanggal Penilaian :

No Indikator Trigger Hasil

Perawatan Pasien (Patient Care)


1
Kesalahan verifikasi hasil pemeriksaan lab (satu) kali
Pengetahuan Medik/Klinik (Medical/Clinical Knowledge)
2 Dokter mengikuti diklat minimal 20 jam pertahun <20 jam

Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice-based Learning Improvement)


3 1. Penggunaan singkatan yang tepat pada penulisan (satu) kali
laboratorium
Keterampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill Communication)
1. Menerima komplain dan pasien atau keluarga pasien (dua) kali
4
2. Menerima complain dari teman sejawat/ perawat/staf (dua) kali
Praktik Berbasis Sistem (System-based Practice)
1. Resume hasill pembacaan BMA terbaca, lengkap, (satu) kali
5
dan tepat waktu (nama, tanda tangan, tanggal, dan jam
jelas)
Profesionalisme
6
Menghadiri rapat tim medis (dua) kali

Kepala SeksiPelayanan Kepala Instalasi


Medik

( ) ( )
Kepala Bidang Pelayanan

(
)

EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS


(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER PENYAKIT DALAM

Nama DPJP :
Tanggal Penilaian :
No Indikator Trigger Hasil

Perawatan Pasien (Patient Care)


1. Pengkajian awal (initial assessment) dilakukan dalam <90%
waktu 24 jam sejak pasien MRS
2. Tidak memberikan program nutrisi pada perawatan (dua) kali
penderita penyakit dalam
3. Tidak memberikan antibiotika empirik 6 jam pertama (dua) kali
pada pasien infeksi berat
4. Tidak memberikan obat kortikosteroid sistemik pada (dua) kali
asma akut berat
5. Tidak memberikan obat analgetik pada penyakit nyeri (dua) kali
1
rematik
6. Tidak menghentikan penyebab alergi pada penyakit (dua) kali
7. Tidak memberikan glukosa intravena pada penderita (dua) kali
hipoglikemia
8. Tidak memberikan rehidrasi pada penderita dengan (dua) kali
dehidrasi
9. Terjadi false route pada endoskopi atas (dua) kali
10. Tidak melakukan rehabilitasi pada penderita imobilisasi (dua) kali
11. Tidak melakukan keseimbangan cairan pada gagal (dua) kali
ginjal
12. Memberikan obat kemoterapi pada penyakit (dua) kali
keganasan yang belum terbukti dengan pemeriksaan
patologi anatomi
13. Kehadiran DPJP untuk visite pasien <90%
Pengetahuan Medik/Klinik (Medical/Clinical Knowledge)
2
1. Dokter mengikuti diklat minimal 20 jam per tahun <20 jam
Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik(Practice Learning based
3 Improvement)
1. Penggunaan singkatan yang tepat pada penilaian (satu) kali
diagnosis dan terapi
Keterampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill
Communication)
4 1. Menerima komplain dan pasien atau keluarga pasien 2 (dua) kali

Menerima complain dari teman sejawat/perawat/staf (dua) kali


Praktik Berbasis Sistem (System-based Practice)
5 1. Resume medik terbaca, lengkap, dan tepat waktu (satu) kali
(nama, tanda tangan, tanggal, dan jam jelas)
2. Menandatangai read back dalam waktu 24 jam <100%
Profesionalisme
6 1. Menghadiri rapat tim medis 2 (dua) kali

2. Visite DPJP setiap hari kerja selambat-lambatnya jam


<90%
11.00 WIB

Kepala Seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

( ) ( )
Kepala Bidang Pelayanan

(
)
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS
(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER BEDAH

Nama DPJP :
Tanggal Penilaian :

No Indikator Triger Hasil


Perawatan Pasien (Patient Care) :
1 1. Pengkajian awal (assessment awal) <90%
dilaksanakan dalam waktu 24 jam sejak pasien
MRS
Pemberian site marking 1(satu) kali
Pelaksanaan Sign in, Time Out, Sign Out 1 (satu) kali
Kehadiran DPJP untuk visite pasien <90%
5. Kejadian salah posisi/benda atau alat tertinggal 1 (satu) kali
dalam tindakan/ operasi bedah
2 Pengetahuan Medis/ Klinik (Medical/ Clinical Knowledge),
1. Area kompetensi mandiri dalam penugasan < 70 %
klinis yang dilaksanakan oleh DPJP
3 Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice base learning improvement),
1. Pelayanan sesuai dengan PPK (Panduan Praktik 100%
Klinik) / CP (Clinical Pathway) / SPO (Standar
Prosedur Operasional)
Kejadian tidak diharapkan/sentinel 100%
3. Penundaan tindakan operasi elektif karena faktor 100%
operator
4 Ketrampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill Communication),
Komplain tertulis dari pasien atau keluarga pasien 2 ( dua ) kali
Menerima komplain dari teman sejawat/perawat/staf 2 ( dua) kali
5 Praktek Berbasis Sistem (System Base Practice),
1. Kelengkapan pengisian rekam medik pasien 100%
rawat jalan dan rawat inap
Penulisan resep obat sesuai Formularium Rumah 100%
Sakit
6 Profesionalisme
Tidak menghadiri rapat tim medis 3 ( tiga ) kali
Visite DPJP setiap hari kerja selambat-lambatnya jam <90%
12.00 WIB

Kepala seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

( ) ( )
Kepala Bidang Pelayanan

(
)

EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS


(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER ORTOPEDI DAN TRAUMALOGI

Nama DPJP :
Tanggal Penilaian :
No Indikator Triger Hasil
Perawatan Pasien (Patient Care) :
1. Pengkajian awal (assessment awal)
dilaksanakan dalam waktu 24 jam sejak <90%
pasien MRS
2. Pemberian site marking (satu) kali
3. Pelaksanaan Sign in, Time Out, Sign Out 1(satu) kali
4. Kehadiran DPJP untuk visite pasien 90 %
5. Adanya organ injuri/morbiditas pada saat
1 1(satu) kali
tindakan operasi
6. Pemberian obat obatan yang tidak sesuai
(satu) kali
standar
7. Komplikasi pasca tindakan operasi ORIF
>3%
pada fraktur terbuka grade 1
8. Kejadian salah posisi/benda atau alat
100%
tertinggal dalam tindakan/ operasi bedah
Pengetahuan Medis/ Klinik (Medical/Clinical Knowledge),
2 1. Area kompetensi mandiri dalam penugasan
70 %
klinis yang dilaksanakan oleh DPJP
Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice base learning
improvement),
1. Pelayanan sesuai dengan PPK (Panduan Praktik
Klinik) /CP (Clinical Pathway) / SPO (Standar 100%
3 Prosedur Operasional)
2. Kejadian tidak diharapkan/sentinel 100%
3. Penundaan tindakan operasi elektif karena
100%
faktor operator
4. Lama rawat inap pasien < 7 hari <90%
Ketrampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill
Communication),
1. Menerima komplain dari pasien atau keluarga
4 ( dua) kali
pasien
2. Menerima komplain dari teman
(dua kali
sejawat/perawat/staf
Praktek Berbasis Sistem (System Base Practice),
1. Kelengkapan pengisian rekam medik pasien
100%
5 rawat jalan dan rawat inap
2. Penulisan resep obat sesuai Formularium
100%
Rumah Sakit
Profesionalisme
1. Menghadiri rapat tim medis 3 ( tiga ) kali

<90%
2. Visite DPJP setiap hari kerja selambat-
lambatnya jam 12.00 Wita

Kepala Seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

(
) ( )
Kepala Bidang Pelayanan
(
)
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS
(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER THT

Nama DPJP :
Tanggal Penilaian:

No Indikator Triger Hasil


Perawatan Pasien (Patient Care) :
1 1. Pengkajian awal (assessment awal) dilaksanakan <90%
dalam waktu 24 jam sejak pasien MRS
Pemberian site marking 1 (satu) kali
Pelaksanaan Sign in, Time Out, Sign Out 1 (satu) kali
Kehadiran DPJP untuk visite pasien 100%
Adanya organ injuri pada saat tindakan operasi 1(satu) kali
6. Tidak terjadi komplikasi infeksi pasca tindakan operasi <95%
THT
7. Kejadian salah posisi/benda atau alat tertinggal dalam 100%
tindakan/ operasi bedah
2 Pengetahuan Medis/ Klinik (Medical/ Clinical Knowledge),
1. Area kompetensi mandiri dalam penugasan klinis yang < 70 %
dilaksanakan oleh DPJP
3 Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice base learning improvement),
1. Pelayanan sesuai dengan PPK (Panduan Praktik <100%
Klinik) / CP (Clinical Pathway) / SPO (Standar
Prosedur Operasional)
2. Kejadian tidak diharapkan/sentinel <100%
2. Penundaan tindakan operasi elektif karena faktor <100%
operator
3. Lama rawat inap pasien < 7 hari <90%
4 Ketrampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill Communication)
Menerima komplain dari pasien atau keluarga pasien 2(dua) kali
Menerima komplain dari teman sejawat/perawat/staf 2 (dua) kali
5 Praktek Berbasis Sistem (System Base Practice),
1. Kelengkapan pengisian rekam medik pasien rawat 100%
jalan dan rawat inap
2. Penulisan resep obat sesuai Formularium Rumah Sakit 100%
6 Profesionalisme
Tidak menghadiri rapat tim medis 3 (tiga) kali
2. Visite DPJP setiap hari kerja selambat-lambatnya jam <90%
12.00 Wita

Kepala Seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

( )
( )
Kepala Bidang Pelayanan

( )
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS
(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
REHABILITASI MEDIK

Nama :
Tanggal Penilaian :

No Indikator Triger Hasil


Perawatan Pasien (Patient Care) :
1 1. Kehadiran DPJP untuk visite pasien (untuk pasien <90%
yang dikonsultasikan)
2. Pemberian terapi modalitas dengan kontra indikasi 1(satu) kali
3. Keberhasilan pengelolaan pasien dengn kasus LPB <90%
mekanik dalam 1 periode terapi (8x sesi terapi)
4. Keberhasilan pengelolaan pasien dengan kasus <90%
Osteo Artritis dalam 2 periode terapi (8x sesi terapi)
5. Keberhasilan pengelolaan Carpal Tunnel Syndrom <90%
dalam 2 periode terapi (8x sesi terapi)
2 Pengetahuan Medis/ Klinik (Medical/ Clinical Knowledge),
1. Area kompetensi mandiri dalam penugasan klinis < 70 %
yang dilaksanakan oleh DPJP
3 Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice base learning improvement),
1. Pelayanan sesuai dengan PPK (Panduan Praktik 100%
Klinik) / CP (Clinical Pathway) / SPO (Standar
Prosedur Operasional)
2. Kejadian tidak diharapkan/sentinel 100%
4 Ketrampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill Communication),
1. Menerima komplain dari pasien atau keluarga pasien2 (dua) kali

2. Menerima komplain dari teman sejawat/perawat/staf 2 (dua) kali


5 Praktek Berbasis Sistem (System Base Practice),
1. Kelengkapan pengisian rekam medik pasien rawat 100%
jalan dan rawat inap
2. Penulisan resep obat sesuai Formularium Rumah 100%
Sakit
6 Profesionalisme
1. Menghadiri rapat tim medis 3(dua)
kali
2. Visite DPJP setiap hari kerja selambat-lambatnya jam <90%
12.00 Wita (untuk pasien yang dikonsultasikan)

Kepala Seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

( ) ( )
Kepala Bidang Pelayanan

( )
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS
(FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (FPPE))
DOKTER PARU

Nama DPJP :
Tanggal Penilaian :

No Indikator Triger Hasil


Perawatan Pasien (Patient Care) :
1 1. Pengkajian awal (assessment awal) < 90%
dilaksanakan dalam waktu 24 jam sejak pasien
MRS
2. Tidak memberikan antibiotika emperik 6 jam 2 (dua) kali
pertama pada infeksi berat
3. Memberikan obat kortikosteroid sistemik pada 2 (dua) kali
asma akut berat
4. Tidak memberikan obat analgetik pada 2 (dua) kali
penyakit
nyeri rematik
5. Tidak menghentikan penyebab alergi pada 2 (dua) kali
reaksi Anafilaktik
6. Kehadiran DPJP untuk visite pasien < 90%
2 Pengetahuan Medis/ Klinik (Medical/ Clinical Knowledge)
1. Dokter mengikuti diklat minimal 20 jam per < 20 jam
tahun
3 Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice base learning improvement)
1. Penggunaan singkatan yang tepat pada 1 (satu) kali
penulisan diagnose dan therapy
4 Keterampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill Communication)
1. Menerima komplain dari pasien atau 2 (dua) kali
keluarga pasien
2. Menerima komplain dari temaN sejawat/ 2 (dua) kali
perawat/staf
5 Praktik Berbasis Sistem (System Base Practice)
1. Resume Medik terbaca, lengkap, dan tepat 1(satu) kali
waktu (Nama, Tanda Tangan, Tanggal dan Jam
Jelas)
2. Menandatangani Read Back dalam waktu 24 <100%
Jam
6 Profesionalisme
1. Menghadiri rapat tim medis 2 (dua) kali
2. Visite DPJP setiap hari kerja selambat- < 90%
lambatnya jam 12.00 Wita

Kepala Seksi Pelayanan Kepala Instalasi


Medik

( ) ( )
Kepala Bidang Pelayanan

( )

Anda mungkin juga menyukai