PENDAHULUAN 2
BAB I Ketentuan Umum ...................................................................................... 3
BAB II Nama, Tujuan dan Tanggung Jawab ............................................... 4
BAB III Penempatan Dokter Baru dan Penempatan Ulang Dokter ................. 6
BAB IV Kategori Staf Medis........................................................................ 7
BAB V Kewenangan Klinis (Clinical Previledge) ........................................... 8
BAB VI Pembinaan ..................................................................................... 9
BAB VII Pengorganisasian Staf Medis dan Komite Medik ............................ 11
7.1 Susunan .................................................................................. 11
7.2 Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................ 13
7.3 Uraian Tugas ............................................................................ 14
BAB VIII Rapat ............................................................................................ 16
BAB IX Kerahasiaan dan Informasi Medis .................................................... 20
BAB X Pengawasan ..................................................................................... 26
BAB XI Ketentuan Perubahan ......................................................................... 27
BAB XII Penutup ......................................................................................... 28
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
LAMPIRAN 1 : Susunan Subkomite Komite Medik RS.Bhakti Medicare
Cicurug - Sukabumi
LAMPIRAN 2 : Prosedur Tetap Tata Cara Pemilihan Ketua Komite Medik
Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
LAMPIRAN 3 : Prosedur Tata Tertib Rapat Komite Medik
Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
LAMPIRAN 4 : Prosedur Tetap Penempatan Tenaga Fungsional di SMF
Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
LAMPIRAN 5 : Prosedur Tetap Tata Cara Pemilihan Ketua Staf Medis
Fungsional di Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
1
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
( Medical Staff By Laws )
RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE
CICURUG - SUKABUMI
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Bhakti Medicare adalah Rumah Sakit Swasta yang terletak di
Jalan Siliwangi No 186 Cicurug - Sukabumi.
Rumah Sakit Bhakti Medicare saat ini merupakan Rumah Sakit Kelas C Non
Pendidikan yang dipimpin oleh 1 (satu) Direktur dengan 2 (dua) Wakil Direktur
yaitu Manager Pelayanan Medis dan Manager pelayanan umum.
Staf medis fungsional ( SMF ) Rumah Sakit Bhakti Medicare adalah dokter
umum, dokter spesialis, dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis yang
bekerja di RS.Bhakti Medicare.
Staf medis fungsional Rumah Sakit Bhakti Medicare dikelompokkan
berdasarkan spesialisasinya / keahliannya dan atau penggabungan tenaga
dokter spesialis dengan spesialis yang berbeda oleh karena jumlah dokter
spesialis yang terbatas.
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
3
BAB II
NAMA, TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB
2.1 NAMA
Rumah Sakit Bhakti Medicare merupakan Rumah Sakit kelas C Non
Pendidikan yang beralamatkan di jalan Siliwangi No 186 B Cicurug - Sukabumi.
Organisasi kelompok staf medis di Rumah Sakit adalah Komite
Medik RS.Bhakti Medicare.
2.2 TUJUAN
a. Umum
Peraturan Internal Staf Medis RS.Bhakti Medicare merupakan pedoman
bagi SMF dalam melakukan peningkatan mutu pelayanan medis di Rumah
Sakit.
b. Khusus
1) Terciptanya tanggung jawab staf medis terhadap mutu pelayanan medis
dengan disertai peningkatan mutu tenaga medis di Rs.Bhakti Medicare
Cicurug - Sukabumi
2) Tercapainya kerjasama yang baik di antara staf medis, staf medis
dengan Direksi dan atau manajemen Rumah Sakit serta staf medis
5
BAB III
PENEMPATAN DOKTER BARU DAN ATAU PENEMPATAN ULANG DOKTER
Penempatan dokter sebagai calon staf medis baru / penempatan ulang staf
medis yang kembali bekerja Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi di usulkan
ketua staf medis fungsional masing-masing kelompok staf medis dan atau calon
staf medis baru / staf medis Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi yang kembali
kemengajukan permohonan melalui Direktur secara langsung.
Komite Medik dengan pertimbangan Subkomite Kredensial dengan acuan
profesi, standar kompentensi masing-masing organisasi profesi dan referensi dari
institusi pendidikan / unit kerja sebelumnya akan membahas usulan/permohonan
tersebut.
Selanjutnya Komite Medik memberikan rekomendasi untuk calon staf medis
baru / staf medis yang diangkat kembali tersebut kepada Direktur Rs.Bhakti
Medicare Cicurug - Sukabumi
6
BAB IV
KATEGORI STAF MEDIS
1. Dokter umum / dokter gigi umum tetap adalah dokter / dokter gigi yang
bekerja di Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi dengan Surat Keputusan
penempatan dari Direktur.
2. Dokter umum / dokter gigi umum paruh waktu adalah dokter / dokter gigi
yang bekerja sebagian waktu kerjanya di Rs.Bhakti Medicare Cicurug -
Sukabumi karena merangkap tugas di lain tempat kerja dengan Surat
Keputusan penempatan dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi
3. Dokter spesialis adalah dokter spesialis Rs.Bhakti Medicare Cicurug -
Sukabumi dengan Surat Keputusan penempatan dari Pemerintah Kabupaten
Malang melalui Direktur Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
7
BAB V
KEWENANGAN KLINIS
( CLINICAL PRIVILEGES )
Kewenangan klinis adalah tindakan yang dilakukan staf medis kepada penderita
sesuai dengan profesi dan kompetensinya.
Temporary privileges adalah pemberian kewenangan klinis oleh staf medis
spesialis kepada staf medis umum di instalasi rawat jalan, rawat inap dan kamar
operasi oleh karena suatu sebab dengan pengaturan / informasi kepada Direksi.
Dan kewenangan akan berakhir apabila staf medis spesialis sudah ada
Emergency privileges adalah pemberian kewenangan klinis oleh staf medis
spesialis kepada staf medis umum / residen yang dilakukan di instalasi gawat
darurat yang sesuai dengan standar pelayanan masing-masing profesi.
Prosedur dan konsultasi diantara SMF dilingkungan Rumah Sakit diatur dalam
standar operasional tersendiri.
8
BAB VI
PEMBINAAN
4 Klarifikasi, penyelidikan dan telaah akan dilakukan oleh Subkomite yang terkait
dibawah komando Ketua Subkomite Etik dalam waktu tertentu
5 Hasil kerja Subkomite akan ditindak lanjuti dalam rapat pleno Komite Medik dan
keputusan rapat dilaporkan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur
Rumah Sakit
6 Keputusan rapat Komite Medik merupakan tindakan korektif terhadap staf medis
yang dapat berupa peringatan lisan, tertulis ataupun usulan pencabutan sebagai
anggota staf medis Rumah Sakit tanpa melalui gradasi tindakan korektif
9
8 Apabila dalam klarifikasi, penyelidikan dan telaah tidak diketemukan adanya
pelanggaran maka terhadap dugaan tersebut dihentikan prosesnya oleh Komite
Medik dalam bentuk pelaporan kepada Direktur
10
BAB VII
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS DAN KOMITE MEDIK
11
Bagan Struktur Organisasi Komite Medik
Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
DIREKTUR
Sekretaris I Sekretaris II
Sub Komite kredensial Sub Mutu Komite Profesi Sub Komite Disiplin
Profesi
Keterangan :
: jalur komando
: jalur koordinasi
12
7.2 Tugas Pokok dan fungsi
a Tugas Komite Medik :
1) Membantu Direktur Rumah Sakit dalam penyusunan standar
pelayanan medis yang harus dilaksanakan oleh semua kelompok staf
medis di rumah sakit dan memantau pelaksanaannya.
2) Membantu Direktur Rumah Sakit dalam menyusun kebijakan
dan prosedur yang terkait dengan mediko-legal dan etiko-legal.
3) Mengkoordinasikan, mengarahkan, mengatur, membina dan
memantau dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan medis oleh
kelompok staf medis.
4) Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis
meliputi ; farmasi dan terapi, ketepatan, kelengkapan dan
keakuratan rekam medis, audit medis.
5) Melaksanakan pembinaan etika profesi serta mengatur
kewenangan profesi anggota staf medis fungsional.
6) Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan dalam bidang medis.
13
3) Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya seluruh kegiatan
medis di Rumah Sakit.
14
5) Membantu Ketua komite medik dalam Mengkoordinasikan pembinaan
untuk meningkatkan mutu profesional sumber daya manusia yang
dilakukan oleh kelompok profesi terkait.
15
BAB VIII
RAPAT
17
6) Tata tertib rapat ;
Sebelum pelaksanaan rapat diedarkan surat undangan
ditandatangani Direktur dengan mencantumkan agenda rapat
Pada saat rapat mengisi daftar hadir dan aktif dalam pembahasan
agenda rapat
Setelah rapat hasil pembahasan selalu terekam di notulen rapat
19
BAB IX
KERAHASIAAN DAN INFORMASI MEDIS
20
3) Rumah Sakit wajib merawat penderita sebaik-baiknya dengan
tidak membedakan kelas perawatan ( duty of care )
4) Rumah Sakit wajib menjaga mutu perawatan dengan tidak
membedakan kelas perawatan ( quality of care )
5) Rumah Sakit wajib memberikan pertolongan di instalasi gawat
darurat tanpa meminta jaminan materi terlebih dahulu
6) Rumah Sakit wajib menyediakan sarana dan prasarana umum
yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit
7) Rumah Sakit wajib menyediakan sarana dan prasarana medik
( medical equitment) sesuai dengan standar yang berlaku sesuai dengan
kemampuan Rumah Sakit
8) Rumah sakit wajib menjaga agar semua sarana dan prasarana
senantiasa siap pakai ( ready for use )
9) Rumah Sakit wajib merujuk penderita kepada Rumah Sakit lain
apabila tidak memiliki sarana dan prasarana, peralatan, maupun tenaga
yang diperlukan
10) Rumah sakit wajib mengusahakan adanya sistem, sarana dan
prasarana pencegahan kecelakaan dan penangulangan bencana
11) Rumah sakit wajib melindungi dokter umum/dokter
spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis, paramedis / non
paramedis dan karyawan bilamana dalam melaksanakan tugasnya
mendapat perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari penderita atau
keluarga penderita
12) Rumah Sakit wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan dokter
umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis yang akan
dan atau bekerja di Rumah Sakit
13) Rumah Sakit wajib membuat standar dan prosedur tetap untuk
pelayanan medik, penunjang medik maupun non medik
14) Rumah Sakit wajib memberikan imbalan jasa profesi kepada
tenaga profesional di Rumah Sakit sesuai kesepakatan dan atau
peraturan yang berlaku
21
9.2 DOKTER UMUM / DOKTER SPESIALIS / DOKTER GIGI / DOKTER GIGI
SPESIALIS
A. Hak dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis
1) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak untuk bekerja sesuai standar profesi dan
kompetensinya secara bebas tanpa campur tangan pihak lain
2) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam rangka
melaksanakan tugas profesinya
3) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak atas informasi yang lengkap dari penderita dan atau
keluarga yang berkaitan dengan penyakitnya
4) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak mendapatkan perlakuan manusiawi, adil dan jujur dari
penderita dan atau keluarganya serta dari Rumah Sakit
5) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak untuk menolak keinginan penderita dan atau
keluarganya serta Rumah Sakit yang bertentangan dengan standar
pelayanan, standar profesi, etika profesi maupun perundang-undangan.
6) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak atas ’ privacy ’ apabila nama baik
dicemarkan/dilecehkan oleh penderita dan atau keluarga dengan
ucapan maupun tindakan maka dapat menuntut
7) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam
menghadapi penderita yang tidak puas terhadap pelayanannya
8) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak mendapatkan imbalan jasa profesi yang telah
dikerjakan sesuai dengan kesepakatan dan atau peraturan Rumah Sakit
22
B. Kewajiban Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis
1) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib mematuhi peraturan Rumah Sakit
2) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dengan
menghormati hak penderita
3) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib merujuk penderita ke dokter/Rumah Sakit lain yang mempunyai
keahlian/kemampuan yang lebih baik apabila tidak mampu dalam
melakukan pemeriksaan, tindakan ataupun pengobatan
4) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang masalah
medis penderita
5) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib memberikan informasi yang jelas tentang penyakit, tindakan medis
dan atau pengobatan serta resiko yang dapat ditimbulkan
6) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib membuat rekam medis yang baik, lengkap dan akurat secara
berkesinambungan berkaitan dengan keadaan penderita.
7) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib secara berkesinambungan untuk menambah ilmu pengetahuan
dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran/kedokteran gigi.
8) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati dan atau peraturan
Rumah Sakit
9) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lainnya yang terkait dalam
pelayanan kepada penderita
10) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan Rumah Sakit
23
9.3 PENDERITA
A. Hak Penderita
1) Penderita berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2) Penderita berhak memperoleh informasi yang berkaitan dengan
penyakit yang dideritanya meliputi ; prosedur pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan akibatnya serta penyulitnya dan prognosanya sesuai
standar pelayanan Rumah Sakit.
3) Penderita berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu
sesuai dengan standar profesi kedokteran, kedokteran gigi tanpa
adanya diskriminasi
4) Penderita berhak memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil
dan jujur
5) Penderita berhak memilih kelas perawatan dan dokter sesuai
keinginannya dengan mengacu pada peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit
6) Penderita berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai
dengan standar profesi keperawatan
7) Penderita berhak dirawat oleh dokter yang sesuai dengan
penyakitnya dimana dokter secara bebas menentukan pendapat klinis
sesuai dengan kompetensinya tanpa campur tangan pihak luar.
8) Penderita berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang
terdaftar di Rumah Sakit terhadap penyakit yang dideritanya ( second
opinion ) maupun penyakit lainnya dengan sepengetahuan dokter yang
merawat.
9) Penderita berhak atas ’ privacy ’ dan kerahasiaan data-data medis
yang berkaitan dengan penyakit yang dideritanya
10) Penderita berhak menyetujui dan atau memberikan ijin atas
tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit
yang dideritanya setelah mendapat informasi dari dokter yang merawat.
24
11) Penderita berhak menolak tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri setelah
mendapat informasi dari dokter yang merawat.
12) Penderita berhak menuntut kepada Rumah Sakit dan atau dokter
umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis apabila
dalam pelayanannya terdapat kesalahan setelah diklarifikasikan dengan
Rumah Sakit atau dokter yang merawatnya
13) Penderita berhak didampingi keluarganya dalam keadaan belum
cukup umur, sakit berat / kritis dalam kaitannya menjalankan haknya
sebagai penderita
14) Penderita berhak menjalankan ibadah sesuai dengan agama /
kepercayaan yang dianutnya dengan tidak menganggu penderita lainnya
15) Penderita berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya sesuai
dengan peraturan Rumah Sakit
16) Penderita berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas
perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya
B. Kewajiban Penderita
1) Penderita dan keluarga berkewajinan untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib Rumah Sakit
2) Penderita dan keluarga berkewajiban untuk mematuhi segala
instruksi dokter dan perawat dalam kaitan penanganan penyakitnya.
3) Penderita dan keluarga berkewajiban memberikan informasi
dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit atau yang berkaitan
dengan penyakitnya kepada dokter yang merawat
4) Penderita dan keluarga / penanggungnya berkewajiban untuk
melunasi semua imbalan jasa pelayanan Rumah Sakit
5) Penderita dan keluarga / penanggungnya berkewajiban
memenuhi perjanjian / hal-hal yang telah disepakati dengan dokter yang
merawat / Rumah Sakit
25
BAB X
PENGAWASAN
26
BAB XI
KETENTUAN PERUBAHAN
27
BAB XII
PENUTUP
Merupakan kewajiban dari seluruh staf medis untuk menjalankan dan mematuhi
peraturan internal medis ini berikut kebijakan komite medik yang tertuang dalam
prosedur tetap dalam rangka menjalankan pelayanan medik di Rumah Sakit Bhakti
Medicare
28
LAMPIRAN 1:
1. Subkomite Kredensial
2. Sub Komite Mutu Profesi
3. Sub Komite Disiplin Profesi
29
LAMPIRAN 2 :
PROSEDUR TETAP
TATA CARA PEMBENTUKAN KOMITE MEDIK
RS.BHAKTI MEDICARE
I. PENDAHULUAN
Komite Medik adalah organisasi fungsional non struktural yang bertugas untuk
membantu Direktur dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, pembinaan etika
profesi dan peningkatan mutu tenaga medis.
Untuk pembentukan Komite Medik diperlukan tata cara pembentukan yang
ditetapkan / disahkan oleh Direktur Rumah Sakit dalam bentuk prosedur tetap
(Protap).
II. TUJUAN
Dengan adanya prosedur tetap maka akan didapatkan acuan resmi sebagai
pedoman baku dalam pelaksanaan pembentukan Komite Medik di RS. Bhakti
Medicare
IV. BATASAN
1. Komite Medik :
Adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya terdiri dari Ketua/
wakil kelompok Staf Medis Fungsional .
30
III. TATA CARA PEMBENTUKAN KOMITE MEDIK
1. Susunan Keanggotaan.
Keanggotaan terdiri dari Ketua / wakil kelompok Staf Medis
Fungsional yang telah dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur
RS.Bhakti Medicare.
V. PENUTUP
Demikianlah Prosedur Tetap Tata Cara Pembentukan Komite Medik ini dibuat
agar dapat dipakai sebagai pedoman dan dipergunakan seperlunya.
---------------------------------------------
31
LAMPIRAN 3 :
PROSEDUR TETAP
TATA TERTIB RAPAT KOMITE MEDIK
RS.HAKTI MEDICARE
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
III. BATASAN
1. Komite Medik :
Adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya terdiri dari Ketua
/ wakil kelompok Staf Medis Fungsional dan Ketua Subkomite.
32
V. TATA CARA RAPAT
33
V.2 Rapat Komite Medik dengan Direksi dan atau Manajemen :
1) Tujuan ;
Untuk menyampaikan saran, usulan dan masukan sebagai bahan
pertimbangan bagi pengambilan keputusan Direksi dan atau
manajemen yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Komite
Medik atau hal lain yang dianggap perlu oleh Direktur.
2) Peserta ;
Ketua, Wakil, Sekretaris, Anggota
Direksi ( Direktur, Manager pelayanan medis dan manager
pelayanan umum )
Manajemen lainnya yang berkaitan dengan agenda rapat
3) Jadwal ;
Insidentil / cito
4) Rutin : 2 ( dua ) bulan sekali, Tempat ;
Ruang Meeting
atau ruangan lain yang ditetapkan.
5) Acara rapat ;
Pengisian daftar hadir
Pembukaan
Pembahasan agenda rapat
Kesimpulan hasil rapat
Notulen rapat dibuat oleh sekretaris Direksi atau manajemen
terkait
6) Tata tertib rapat ;
Sebelum pelaksanaan rapat diedarkan surat undangan
ditandatangani Direktur dengan mencantumkan agenda rapat
Pada saat rapat mengisi daftar hadir dan aktif dalam
pembahasan agenda rapat
Setelah rapat hasil pembahasan selalu terekam di notulen rapat
34
V.3 Rapat Komite Medik dengan Subkomite / Panitia Medik :
1) Tujuan ;
Untuk menyampaikan laporan hasil kerja dari subkomite / panitia
Medik kepada Komite Medik untuk mendapatkan saran, usulan,
masukan dan penetapan keputusan dari Komite Medik.
2) Peserta ;
Ketua, Wakil, , Sekretaris, Anggota, Ketua Subkomite / panitia dan
anggota
3) Jadwal ;
Setiap saat diperlukan
4) Tempat ;
Ruang Komite Medik / dokter
atau ruangan lain yang ditetapkan.
5) Acara rapat ;
Pengisian daftar hadir
Pembukaan
Laporan hasil kerja panitia medik
Pembahasan agenda rapat
Kesimpulan dan atau penetapan hasil rapat
Notulen rapat dibuat oleh sekretaris Komite Medik dan sekretaris
panitia medik
6) Tata tertib rapat ;
Sebelum pelaksanaan rapat diedarkan surat undangan
ditandatangani Ketua dan atau Sekretaris Komite Medik dengan
mencantumkan agenda rapat
Pada saat rapat peserta mengisi daftar hadir dan aktif dalam
pembahasan agenda rapat
Setelah rapat hasil pembahasan selalu terekam di notulen rapat
IV. PENUTUP
Demikian prosedur tetap tata tertib rapat Komite Medik untuk dapat
35
dipergunakan sebagai pedoman sebagaimana mestinya.
LAMPIRAN 4 :
PROSEDUR TETAP
PENEMPATAN TENAGA FUNGSIONAL DI SMF
RS.BHAKTI MEDICAREI. PENDAHULUAN
II.TUJUAN
Agar tercipta situasi kondusif maka diperlukan suatu prosedur yang dipakai
sebagai acuan dalam penempatan tenaga fungsional di SMF.
IV. BATASAN
1. Jalur SMF
SMF mengusulkan penambahan tenaga kepada Komite Medik
melalui Subkomite Kredensial.
Komite Medik membahas di dalam rapat pleno
Komite Medik melaporkan hasil rapat kepada Direktur dalam bentuk
rekomendasi untuk diterima / ditolak
36
2. Selain Jalur SMF
Direktur menginformasikan adanya penambahan tenaga di SMF
tertentu kepada Komite Medik
Komite Medik melalui Subkomite Kredensial akan meneliti dan
mengevaluasi
Subkomite Kredensial melaporkan ke Komite Medik di dalam rapat
pleno
Komite Medik melaporkan hasil rapat kepada Direktur dalam bentuk
rekomendasi untuk diterima / ditolak
VI. PENUTUP
----------------------------
37
LAMPIRAN 5 :
PROSEDUR TETAP
TATA CARA PEMILIHAN KETUA STAF MEDIS FUNGSIONAL
RS.BHAKTI MEDICARE
BAB I
RAPAT STAF MEDIS FUNGSIONAL
Pasal 1
ketua staf medis dipilih melalui rapat intern SMF yang bersangkutan dengan melalui
mekanisme secara aklamasi/penunjukan atau bergiliran dengan masa kerja 4 tahun
dihitung saat dilantik menjadi anggota Komite Medik
Pasal 2
ketua staf medis dipilih melalui rapat SMF yang sah yaitu dihadiri sekurang-
kurangnya 2/3 ( dua pertiga ) dari jumlah anggota SMF, apabila yang hadir masih
kurang ditunda 30 menit jika setelah ditunda masih kurang maka rapat dianggap sah
untuk memilih ketua SMF
Pasal 3
Apabila di dalam kelompok staf medis terdapat lebih dari dua dokter maka penentuan
ketua kelompok staf medis fungsional dilakukan oleh Direktur setelah mendapat
saran/masukan dari komite medik.
BAB II
PENYAMPAIAN HASIL PEMILIHAN
Pasal 4
Hasil rapat SMF dalam memilih calon Ketua SMF dimuat dalam formulir berita acara
rapat SMF dan ditandatangani oleh peserta rapat
Pasal 5
Formulir berita acara rapat SMF dengan mencatumkan calon Ketua SMF dalam
pasal 4 diserahkan kepada Subkomite Kredensial Komite Medik selambat-lambatnya
1 ( satu ) minggu sejak rapat SMF diselenggarakan
Pasal 6
Subkomite Kredensial membawa hasil tersebut pada pasal 6 ke dalam rapat pleno
Komite Medik
Pasal 7
Komite Medik membawa hasil rapat yang membahas calon ketua dari SMF kepada
Direktur untuk mendapatkan Surat Keputusan
38
BAB III
LAIN-LAIN
Pasal 8
Hal-hal yang belum diatur dalam prosedur ini akan diatur lebih lanjut dengan
ketentuan sendiri
Pasal 9
Ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan prosedur tetap ini dinyatakan
tidak berlaku
Pasal 10
Prosedur tetap ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan oleh direktur dengan
ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
39