Anda di halaman 1dari 39

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 2
BAB I Ketentuan Umum ...................................................................................... 3
BAB II Nama, Tujuan dan Tanggung Jawab ............................................... 4
BAB III Penempatan Dokter Baru dan Penempatan Ulang Dokter ................. 6
BAB IV Kategori Staf Medis........................................................................ 7
BAB V Kewenangan Klinis (Clinical Previledge) ........................................... 8
BAB VI Pembinaan ..................................................................................... 9
BAB VII Pengorganisasian Staf Medis dan Komite Medik ............................ 11
7.1 Susunan .................................................................................. 11
7.2 Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................ 13
7.3 Uraian Tugas ............................................................................ 14
BAB VIII Rapat ............................................................................................ 16
BAB IX Kerahasiaan dan Informasi Medis .................................................... 20
BAB X Pengawasan ..................................................................................... 26
BAB XI Ketentuan Perubahan ......................................................................... 27
BAB XII Penutup ......................................................................................... 28
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
LAMPIRAN 1 : Susunan Subkomite Komite Medik RS.Bhakti Medicare
Cicurug - Sukabumi
LAMPIRAN 2 : Prosedur Tetap Tata Cara Pemilihan Ketua Komite Medik
Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
LAMPIRAN 3 : Prosedur Tata Tertib Rapat Komite Medik
Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
LAMPIRAN 4 : Prosedur Tetap Penempatan Tenaga Fungsional di SMF
Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
LAMPIRAN 5 : Prosedur Tetap Tata Cara Pemilihan Ketua Staf Medis
Fungsional di Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi

1
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
( Medical Staff By Laws )
RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE
CICURUG - SUKABUMI

PENDAHULUAN

Rumah Sakit Bhakti Medicare adalah Rumah Sakit Swasta yang terletak di
Jalan Siliwangi No 186 Cicurug - Sukabumi.
Rumah Sakit Bhakti Medicare saat ini merupakan Rumah Sakit Kelas C Non
Pendidikan yang dipimpin oleh 1 (satu) Direktur dengan 2 (dua) Wakil Direktur
yaitu Manager Pelayanan Medis dan Manager pelayanan umum.
Staf medis fungsional ( SMF ) Rumah Sakit Bhakti Medicare adalah dokter
umum, dokter spesialis, dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis yang
bekerja di RS.Bhakti Medicare.
Staf medis fungsional Rumah Sakit Bhakti Medicare dikelompokkan
berdasarkan spesialisasinya / keahliannya dan atau penggabungan tenaga
dokter spesialis dengan spesialis yang berbeda oleh karena jumlah dokter
spesialis yang terbatas.

2
BAB I
KETENTUAN UMUM

1. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff by Laws) RS.Bhakti Medicare


adalah Anggaran Dasar / konstitusi tertinggi di Rumah Sakit yang disusun atas
persetujuan bersama oleh Komite Medik RS.Bhakti Medicare sebagai pedoman
bagi Staf Medis Fungsional untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
2. Komite Medik RS.Bhakti Medicare adalah Kelompok profesional medis non
struktural yang terdiri dari Ketua kelompok Staf Medis Fungsional.
3. Subkomite adalah Kelompok kerja di bawah Komite Medik yang dibentuk untuk
membantu Komite Medik dalam melaksanakan tugas khusus yang
beranggotakan staf medis dan tenaga profesional lainnya.
4. Tenaga Administrasi adalah orang atau sekumpulan orang yang bertugas
membantu melaksanakan administrasi perkantoran guna menunjang
pelaksanaan tugas Komite Medik.

3
BAB II
NAMA, TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB

2.1 NAMA
Rumah Sakit Bhakti Medicare merupakan Rumah Sakit kelas C Non
Pendidikan yang beralamatkan di jalan Siliwangi No 186 B Cicurug - Sukabumi.
Organisasi kelompok staf medis di Rumah Sakit adalah Komite
Medik RS.Bhakti Medicare.

2.2 TUJUAN
a. Umum
Peraturan Internal Staf Medis RS.Bhakti Medicare merupakan pedoman
bagi SMF dalam melakukan peningkatan mutu pelayanan medis di Rumah
Sakit.
b. Khusus
1) Terciptanya tanggung jawab staf medis terhadap mutu pelayanan medis
dengan disertai peningkatan mutu tenaga medis di Rs.Bhakti Medicare
Cicurug - Sukabumi
2) Tercapainya kerjasama yang baik di antara staf medis, staf medis
dengan Direksi dan atau manajemen Rumah Sakit serta staf medis

2.3 TANGGUNG JAWAB


Kelompok staf medis mempunyai tanggung jawab yang terkait dengan
mutu,etik dan pengembangan pendidikan staf medis Rs.Bhakti Medicare
Cicurug - Sukabumi
Tanggung jawab tersebut meliputi :
a Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik / Subkomite
kredensial kepada Direktur Rumah Sakit terhadap permohonan
penempatan dokter baru di Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
b Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik / Subkomite
Kredensial kepada Direktur Rumah Sakit terhadap permohonan
penempatan ulang dokter Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
4
c Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktek dokter berdasarkan
data yang komprehensif melalui audit medis atau program kendali mutu.
d Memberikan kesempatan kepada staf medis untuk mengikuti pendidikan
berkelanjutan, pelatihan/Course/workshop, pertemuan ilmiah ataupun
seminar bagi masing-masing kelompok staf medis sesuai dengan
kompentensinya.
e Memberikan masukan kepada Direktur Rumah Sakit melalui Ketua Komite
Medik mengenai hal-hal yang terkait dengan praktek Kedokteran misalnya
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran,temuan terapi yang baru
dan lain sebagainya.
f Memberikan laporan secara teratur kepada Direktur Rumah Sakit melalui
Ketua Komite Medik dari staf medis minimal satu tahun sekali yang
meliputi hasil pemantauan indikator mutu klinik, hasil evaluasi kinerja
praktek klinis dan pelaksanaan program pengembangan staf medis dan
lain-lain.
g Melakukan perbaikan (up-dating) standar prosedur operasional dan
dokumen terkait yang disempurnakan secara berkala sehingga sesuai
dengan perkembangan jaman.

5
BAB III
PENEMPATAN DOKTER BARU DAN ATAU PENEMPATAN ULANG DOKTER

Penempatan dokter sebagai calon staf medis baru / penempatan ulang staf
medis yang kembali bekerja Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi di usulkan
ketua staf medis fungsional masing-masing kelompok staf medis dan atau calon
staf medis baru / staf medis Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi yang kembali
kemengajukan permohonan melalui Direktur secara langsung.
Komite Medik dengan pertimbangan Subkomite Kredensial dengan acuan
profesi, standar kompentensi masing-masing organisasi profesi dan referensi dari
institusi pendidikan / unit kerja sebelumnya akan membahas usulan/permohonan
tersebut.
Selanjutnya Komite Medik memberikan rekomendasi untuk calon staf medis
baru / staf medis yang diangkat kembali tersebut kepada Direktur Rs.Bhakti
Medicare Cicurug - Sukabumi

6
BAB IV
KATEGORI STAF MEDIS

Staf Medis Fungsional ( SMF ) Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi


terdiri dari : dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi umum dan dokter gigi
spesialis

1. Dokter umum / dokter gigi umum tetap adalah dokter / dokter gigi yang
bekerja di Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi dengan Surat Keputusan
penempatan dari Direktur.
2. Dokter umum / dokter gigi umum paruh waktu adalah dokter / dokter gigi
yang bekerja sebagian waktu kerjanya di Rs.Bhakti Medicare Cicurug -
Sukabumi karena merangkap tugas di lain tempat kerja dengan Surat
Keputusan penempatan dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi
3. Dokter spesialis adalah dokter spesialis Rs.Bhakti Medicare Cicurug -
Sukabumi dengan Surat Keputusan penempatan dari Pemerintah Kabupaten
Malang melalui Direktur Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi

7
BAB V
KEWENANGAN KLINIS
( CLINICAL PRIVILEGES )

Kewenangan klinis adalah tindakan yang dilakukan staf medis kepada penderita
sesuai dengan profesi dan kompetensinya.
 Temporary privileges adalah pemberian kewenangan klinis oleh staf medis
spesialis kepada staf medis umum di instalasi rawat jalan, rawat inap dan kamar
operasi oleh karena suatu sebab dengan pengaturan / informasi kepada Direksi.
Dan kewenangan akan berakhir apabila staf medis spesialis sudah ada
 Emergency privileges adalah pemberian kewenangan klinis oleh staf medis
spesialis kepada staf medis umum / residen yang dilakukan di instalasi gawat
darurat yang sesuai dengan standar pelayanan masing-masing profesi.
Prosedur dan konsultasi diantara SMF dilingkungan Rumah Sakit diatur dalam
standar operasional tersendiri.

8
BAB VI
PEMBINAAN

1 Pembinaan terhadap kewenangan klinis ( clinical privileges ) dilaksanakan oleh


Subkomite Etik, Sub komite Pengendalian Mutu Pelayanan Medis &
Keselamatan Pasien dalam keterkaitannya dengan aktifitas medis Rs.Bhakti
Medicare Cicurug - Sukabumi

2 Apabila terjadi ataupun dugaan adanya pelanggaran etika, prosedur pelayanan


medis, disiplin profesi, kinerja serta pelayanan farmasi dan terapi dalam
kaitannya dengan kewenangan klinis akan dilakukan tindakan korektif.

3 Sumber laporan adanya dugaan pelanggaran dapat berasal dari keluhan


penderita langsung ke direktur dan atau staf medis, temuan staf medis, farmasi,
satuan pengawas intern / SPI Rumah Sakit maupun tuntutan-tuntutan penderita
dan atau keluarga melalui jalur hukum

4 Klarifikasi, penyelidikan dan telaah akan dilakukan oleh Subkomite yang terkait
dibawah komando Ketua Subkomite Etik dalam waktu tertentu

5 Hasil kerja Subkomite akan ditindak lanjuti dalam rapat pleno Komite Medik dan
keputusan rapat dilaporkan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur
Rumah Sakit

6 Keputusan rapat Komite Medik merupakan tindakan korektif terhadap staf medis
yang dapat berupa peringatan lisan, tertulis ataupun usulan pencabutan sebagai
anggota staf medis Rumah Sakit tanpa melalui gradasi tindakan korektif

7 Keputusan tindakan korektif akan dilakukan pembinaan dan pengawasan untuk


selanjutnya dilakukan pelaporan secara berkala dalam forum rapat pleno Komite
Medik

9
8 Apabila dalam klarifikasi, penyelidikan dan telaah tidak diketemukan adanya
pelanggaran maka terhadap dugaan tersebut dihentikan prosesnya oleh Komite
Medik dalam bentuk pelaporan kepada Direktur

10
BAB VII
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS DAN KOMITE MEDIK

Komite Medik Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi merupakan komite dengan


klasifikasi Rumah Sakit Pemerintah kelas C non Pendidikan.
7.1 Susunan
Keanggotaan Komite Medik terdiri dari Ketua kelompok Staf Medis
Fungsional ( SMF ) atau yang mewakili.
Adapun struktur organisasi Komite Medik terdiri dari ;
 Ketua
 Wakil Ketua
 Sekretaris I
 Sekretaris II
 Sub Komite Kredensial
 Sub Komite Mutu Profesi
 Sub Komite Disiplin Profesi
 Anggota ( Ketua SMF )

Kelompok SMF ditentukan oleh direktur berdasarkan spesialisasi /


keahlian dan atau penggabungan dari dua SMF dengan kondisi dokter masih
satu/sendiri dengan mengingat perkembangan fasilitas dan sumber daya
manusia yang dimiliki Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi
Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Medik Rs.Bhakti Medicare Cicurug
- Sukabumi membentuk beberapa Subkomite sesuai dengan kebutuhan /
karateristik Rumah Sakit. Yang terinci dalam addendum dalam berkas yang
tidak terpisahkan dari peraturan internal staf medis ini.
Susunan keanggotaan Komite Medik ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur.

11
Bagan Struktur Organisasi Komite Medik
Rs.Bhakti Medicare Cicurug - Sukabumi

DIREKTUR

Ketua Komite Medik

Wakil Ketua Komite Medik

Sekretaris I Sekretaris II

Sub Komite kredensial Sub Mutu Komite Profesi Sub Komite Disiplin
Profesi

Keterangan :
: jalur komando

: jalur koordinasi

12
7.2 Tugas Pokok dan fungsi
a Tugas Komite Medik :
1) Membantu Direktur Rumah Sakit dalam penyusunan standar
pelayanan medis yang harus dilaksanakan oleh semua kelompok staf
medis di rumah sakit dan memantau pelaksanaannya.
2) Membantu Direktur Rumah Sakit dalam menyusun kebijakan
dan prosedur yang terkait dengan mediko-legal dan etiko-legal.
3) Mengkoordinasikan, mengarahkan, mengatur, membina dan
memantau dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan medis oleh
kelompok staf medis.
4) Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis
meliputi ; farmasi dan terapi, ketepatan, kelengkapan dan
keakuratan rekam medis, audit medis.
5) Melaksanakan pembinaan etika profesi serta mengatur
kewenangan profesi anggota staf medis fungsional.
6) Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan dalam bidang medis.

b. Wewenang Komite Medik


1) Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kalitas
tenaga medis.
2) Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan,
penggunaan dan pemeliharaan peralatan medis dan penujang medis
serta pengembangan pelayanan medis.
3) Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan
medis meliputi obat-obatan, effisiensi dan effektivitas peenggunaan
alat kedokteran di Rumah Sakit.
c. Tanggung Jawab Komite Medik
1) Ketua Komite Medik bertanggung jawab kepada Direktur
Rumah Sakit.
2) Ketua Staf Medis Fungsional dan Ketua Subkomite
bertanggung jawab kepada Direktur melalui Komite Medik.

13
3) Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya seluruh kegiatan
medis di Rumah Sakit.

7.3 Uraian tugas


a. Ketua Komite Medik
1) Memimpin Komite Medik agar selalu dalam keadaan kondusif
dan siap untuk membantu Direktur dalam :
 Menyusun standar pelayanan dan
memantau pelaksanaannya
 Mengatur kewenangan profesi anggota staf
medis fungsional
 Melaksanakan pembinaan etika profesi
 Meningkatkan dan mengembangkan
program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian
2) Merencanakan keperluan sarana dan prasarana dalam
pelayanan medis dengan berkoordinasi dan kerjasama dengan ketua
SMF dan kepala satuan kerja lainnya di Rumah Sakit.
3) Mengkoordinasikan pembinaan untuk meningkatkan mutu
profesional sumber daya manusia yang dilakukan oleh kelompok profesi
terkait.

b. Wakil Ketua Komite Medik


1) Membantu Ketua komite medik dalam memimpin organisasi agar selalu
dalam keadaan kondusif dan siap membantu Direktur serta memantau
terlaksananya .
2) Penyusunan standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya.
3) Memantau peningkatan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan
peserta penelitian dan pengembangan.
4) Membantu Ketua komite medik dalam Merencanakan keperluan sarana
dan prasarana dalam pelayanan medis dengan berkoordinasi dan
kerjasama dengan ketua SMF dan kepala satuan kerja lainnya di Rumah
Sakit.

14
5) Membantu Ketua komite medik dalam Mengkoordinasikan pembinaan
untuk meningkatkan mutu profesional sumber daya manusia yang
dilakukan oleh kelompok profesi terkait.

c. Sekretaris Komite Medik


1) Membantu Ketua Komite Medik dalam pelaksanaan kegiatan
administrasi untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Komite Medik.
2) Membantu Ketua dalam pelaksanaan teknis operasional Komite
Medik.
3) Menjamin kelancaran proses persiapan maupun pelaksanaan
rapat / pertemuan.
4) Menyelenggarakan tugas administrasi dan tata usaha termasuk
penyimpanan data maupun arsip.
5) menyusun laporan hasil pemantauan maupun evaluasi
6) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan yang ditugaskan oleh
Ketua Komite Medik apabila Ketua Komite Medik berhalangan.

d. Anggota Komite Medik


1) Menghadiri rapat / pertemuan rutin maupun insidentil.
2) Mengakomodasi keberadaan kelompok SMF
3) Memberikan saran dan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan.
4) Menyusun dan up-dating pedoman / standar pelayanan,
pendidikan dan penelitian untuk peningkatan mutu pelayanan,
pendidikan dan penelitian di SMF masing-masing.
5) Melakukan pembinaan dalam peningkatan mutu profesional
SMF oleh SMF terkait.
6) Melakukan pembinaan etika profesi di dalam SMF
7) Melakukan sosialisasi dan melaksanakan keputusan maupun
kebijakan yang dihasilkan dari pertemuan / rapat pleno.

15
BAB VIII
RAPAT

Rapat Komite Medik terdiri dari :


1. Rapat Pleno Komite Medik
2. Rapat Komite Medik dengan Direksi dan atau Manajemen RS
3. Rapat Komite Medik dengan Subkomite / Panitia Medik

8.1. TATA CARA RAPAT


a . Rapat pleno Komite Medik :
1) Tujuan :
Untuk membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas
pokok dan fungsi Komite Medik.
2) Peserta :
Ketua, Wakil, Bendahara, Sekretaris dan Anggota ( ketua SMF )
3) Jadwal :
 Insidentil / cito
 Rutin : 1 ( satu ) bulan sekali,
4) Tempat :
 Ruang Komite Medik / dokter
 atau ruangan lain yang ditetapkan.
5) Acara rapat ;
 Pengisian daftar hadir
 Pembukaan
 Pembacaan surat masuk & Pembahasan agenda rapat
 Kesimpulan hasil rapat
 Notulen rapat dibuat oleh sekretaris dibantu oleh staf
administrasi
6) Tata tertib rapat ;
 Sebelum pelaksanaan rapat diedarkan surat undangan
ditandatangani oleh Ketua dan atau sekretaris Komite Medik
dengan mencantumkan agenda rapat.
16
 Pada saat rapat peserta mengisi daftar hadir dan aktif dalam
pembahasan agenda rapat
 Hasil pembahasan rapat selalu terekam di notulen rapat
 Rapat harus dihadiri minimal oleh ½ ( 50% ) + 1 orang dari jumlah
semua anggota Komite Medik khususnya pada saat penetapan
kesepakatan.

b. Rapat Komite Medik dengan Direksi dan atau Manajemen :


1) Tujuan ;
Untuk menyampaikan saran, usulan dan masukan sebagai bahan
pertimbangan bagi pengambilan keputusan Direksi dan atau
manajemen yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Komite
Medik atau hal lain yang dianggap perlu oleh Direktur.
2) Peserta ;
 Ketua, Wakil, Bendahara, Sekretaris, Anggota
 Direksi ( Direktur, Manager Pelayanan Medis dan Manager
Pelayanan umum )
 Manajemen lainnya yang berkaitan dengan agenda rapat
3) Jadwal ;
 Insidentil / cito
 Rutin : 2 ( dua )
4) Tempat ;
 Ruang Meeting
 atau ruangan lain yang ditetapkan.
5) Acara rapat ;
 Pengisian daftar hadir
 Pembukaan
 Pembahasan agenda rapat
 Kesimpulan hasil rapat
 Notulen rapat dibuat oleh sekretaris Direksi atau manajemen terkait

17
6) Tata tertib rapat ;
 Sebelum pelaksanaan rapat diedarkan surat undangan
ditandatangani Direktur dengan mencantumkan agenda rapat
 Pada saat rapat mengisi daftar hadir dan aktif dalam pembahasan
agenda rapat
 Setelah rapat hasil pembahasan selalu terekam di notulen rapat

c. Rapat Komite Medik dengan Subkomite / Panitia Medik :


1) Tujuan ;
Untuk menyampaikan laporan hasil kerja dari subkomite / panitia Medik
kepada Komite Medik untuk mendapatkan saran, usulan, masukan dan
penetapan keputusan dari Komite Medik.
2) Peserta ;
Ketua, Wakil, , Sekretaris, Anggota, Ketua Subkomite / panitia dan
anggota
3) Jadwal ;
Setiap saat diperlukan
4) Tempat ;
 Ruang Komite Medik / dokter
 atau ruangan lain yang ditetapkan.
5) Acara rapat ;
 Pengisian daftar hadir
 Pembukaan
 Laporan hasil kerja panitia medik
 Pembahasan agenda rapat
 Kesimpulan dan atau penetapan hasil rapat
 Notulen rapat dibuat oleh sekretaris Komite Medik dan sekretaris
panitia medik
6) Tata tertib rapat ;
 Sebelum pelaksanaan rapat diedarkan surat undangan
ditandatangani Ketua dan atau Sekretaris Komite Medik dengan
mencantumkan agenda rapat
18
 Pada saat rapat peserta mengisi daftar hadir dan aktif dalam
pembahasan agenda rapat
 Setelah rapat hasil pembahasan selalu terekam di notulen rapat

19
BAB IX
KERAHASIAAN DAN INFORMASI MEDIS

Kerahasiaan dan informasi medis penderita merupakan kewajiban staf medis


untuk selalu memegang teguh yang akan dijabarkan dalam kebijakan medis yang
berisi tentang hak dan kewajiban penderita, dokter / dokter gigi dan Rumah Sakit.

9.1 RUMAH SAKIT


A. Hak Rumah Sakit Bhakti Medicare
1) Rumah Sakit berhak membuat peraturan yang berlaku sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada di Rumah Sakit
2) Rumah Sakit berhak mensyaratkan bahwa dokter umum/dokter
spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis, paramedis / non
paramedis, karyawan serta penderita harus mentaati segala peraturan
Rumah Sakit
3) Rumah Sakit berhak menentukan tenaga dokter umum/dokter
spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis serta tenaga lainnya
sesuai prosedur yang telah disepakati dengan ketetapan Direktur
4) Rumah Sakit berhak menuntut pihak-pihak yang telah melakukan
wanprestasi termasuk dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi
umum/dokter gigi spesialis, paramedis / non paramedis, karyawan dan
penderita serta pihak ketiga dan lainnya
5) Rumah Sakit berhak mendapatkan perlindungan hukum dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Malang

B. Kewajiban Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen


1) Rumah Sakit wajib mematuhi perundangan dan peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah
2) Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan kepada penderita
tanpa membedakan suku, ras, agama, jenis kelamin dan status sosial
penderita

20
3) Rumah Sakit wajib merawat penderita sebaik-baiknya dengan
tidak membedakan kelas perawatan ( duty of care )
4) Rumah Sakit wajib menjaga mutu perawatan dengan tidak
membedakan kelas perawatan ( quality of care )
5) Rumah Sakit wajib memberikan pertolongan di instalasi gawat
darurat tanpa meminta jaminan materi terlebih dahulu
6) Rumah Sakit wajib menyediakan sarana dan prasarana umum
yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit
7) Rumah Sakit wajib menyediakan sarana dan prasarana medik
( medical equitment) sesuai dengan standar yang berlaku sesuai dengan
kemampuan Rumah Sakit
8) Rumah sakit wajib menjaga agar semua sarana dan prasarana
senantiasa siap pakai ( ready for use )
9) Rumah Sakit wajib merujuk penderita kepada Rumah Sakit lain
apabila tidak memiliki sarana dan prasarana, peralatan, maupun tenaga
yang diperlukan
10) Rumah sakit wajib mengusahakan adanya sistem, sarana dan
prasarana pencegahan kecelakaan dan penangulangan bencana
11) Rumah sakit wajib melindungi dokter umum/dokter
spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis, paramedis / non
paramedis dan karyawan bilamana dalam melaksanakan tugasnya
mendapat perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari penderita atau
keluarga penderita
12) Rumah Sakit wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan dokter
umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis yang akan
dan atau bekerja di Rumah Sakit
13) Rumah Sakit wajib membuat standar dan prosedur tetap untuk
pelayanan medik, penunjang medik maupun non medik
14) Rumah Sakit wajib memberikan imbalan jasa profesi kepada
tenaga profesional di Rumah Sakit sesuai kesepakatan dan atau
peraturan yang berlaku

21
9.2 DOKTER UMUM / DOKTER SPESIALIS / DOKTER GIGI / DOKTER GIGI
SPESIALIS
A. Hak dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis
1) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak untuk bekerja sesuai standar profesi dan
kompetensinya secara bebas tanpa campur tangan pihak lain
2) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam rangka
melaksanakan tugas profesinya
3) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak atas informasi yang lengkap dari penderita dan atau
keluarga yang berkaitan dengan penyakitnya
4) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak mendapatkan perlakuan manusiawi, adil dan jujur dari
penderita dan atau keluarganya serta dari Rumah Sakit
5) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak untuk menolak keinginan penderita dan atau
keluarganya serta Rumah Sakit yang bertentangan dengan standar
pelayanan, standar profesi, etika profesi maupun perundang-undangan.
6) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak atas ’ privacy ’ apabila nama baik
dicemarkan/dilecehkan oleh penderita dan atau keluarga dengan
ucapan maupun tindakan maka dapat menuntut
7) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam
menghadapi penderita yang tidak puas terhadap pelayanannya
8) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis berhak mendapatkan imbalan jasa profesi yang telah
dikerjakan sesuai dengan kesepakatan dan atau peraturan Rumah Sakit

22
B. Kewajiban Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis
1) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib mematuhi peraturan Rumah Sakit
2) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dengan
menghormati hak penderita
3) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib merujuk penderita ke dokter/Rumah Sakit lain yang mempunyai
keahlian/kemampuan yang lebih baik apabila tidak mampu dalam
melakukan pemeriksaan, tindakan ataupun pengobatan
4) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang masalah
medis penderita
5) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib memberikan informasi yang jelas tentang penyakit, tindakan medis
dan atau pengobatan serta resiko yang dapat ditimbulkan
6) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib membuat rekam medis yang baik, lengkap dan akurat secara
berkesinambungan berkaitan dengan keadaan penderita.
7) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib secara berkesinambungan untuk menambah ilmu pengetahuan
dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran/kedokteran gigi.
8) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati dan atau peraturan
Rumah Sakit
9) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lainnya yang terkait dalam
pelayanan kepada penderita
10) Dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis
wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan Rumah Sakit

23
9.3 PENDERITA
A. Hak Penderita
1) Penderita berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2) Penderita berhak memperoleh informasi yang berkaitan dengan
penyakit yang dideritanya meliputi ; prosedur pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan akibatnya serta penyulitnya dan prognosanya sesuai
standar pelayanan Rumah Sakit.
3) Penderita berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu
sesuai dengan standar profesi kedokteran, kedokteran gigi tanpa
adanya diskriminasi
4) Penderita berhak memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil
dan jujur
5) Penderita berhak memilih kelas perawatan dan dokter sesuai
keinginannya dengan mengacu pada peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit
6) Penderita berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai
dengan standar profesi keperawatan
7) Penderita berhak dirawat oleh dokter yang sesuai dengan
penyakitnya dimana dokter secara bebas menentukan pendapat klinis
sesuai dengan kompetensinya tanpa campur tangan pihak luar.
8) Penderita berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang
terdaftar di Rumah Sakit terhadap penyakit yang dideritanya ( second
opinion ) maupun penyakit lainnya dengan sepengetahuan dokter yang
merawat.
9) Penderita berhak atas ’ privacy ’ dan kerahasiaan data-data medis
yang berkaitan dengan penyakit yang dideritanya
10) Penderita berhak menyetujui dan atau memberikan ijin atas
tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit
yang dideritanya setelah mendapat informasi dari dokter yang merawat.

24
11) Penderita berhak menolak tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri setelah
mendapat informasi dari dokter yang merawat.
12) Penderita berhak menuntut kepada Rumah Sakit dan atau dokter
umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis apabila
dalam pelayanannya terdapat kesalahan setelah diklarifikasikan dengan
Rumah Sakit atau dokter yang merawatnya
13) Penderita berhak didampingi keluarganya dalam keadaan belum
cukup umur, sakit berat / kritis dalam kaitannya menjalankan haknya
sebagai penderita
14) Penderita berhak menjalankan ibadah sesuai dengan agama /
kepercayaan yang dianutnya dengan tidak menganggu penderita lainnya
15) Penderita berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya sesuai
dengan peraturan Rumah Sakit
16) Penderita berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas
perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya

B. Kewajiban Penderita
1) Penderita dan keluarga berkewajinan untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib Rumah Sakit
2) Penderita dan keluarga berkewajiban untuk mematuhi segala
instruksi dokter dan perawat dalam kaitan penanganan penyakitnya.
3) Penderita dan keluarga berkewajiban memberikan informasi
dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit atau yang berkaitan
dengan penyakitnya kepada dokter yang merawat
4) Penderita dan keluarga / penanggungnya berkewajiban untuk
melunasi semua imbalan jasa pelayanan Rumah Sakit
5) Penderita dan keluarga / penanggungnya berkewajiban
memenuhi perjanjian / hal-hal yang telah disepakati dengan dokter yang
merawat / Rumah Sakit

25
BAB X
PENGAWASAN

Pelaksanaan pengawasan yang berkaitan dengan mutu pelayanan dan etika


akan dilakukan oleh komite medik dengan melibatkan subkomite yang sesuai
dengan ruang lingkup tugas pokok dan fungsinya.
Pelaksanaan pengawasan mutu pelayanan dan adanya dugaan medical error
akan dilaksanakan oleh subkomite peningkatan mutu pelayanan medis dengan
mekanisme yang tertuang pada prosedur tetap komite medik.
Pelaksanaan pengawasan etika dilaksanakan oleh subkomite etik &
medikolegal dengan mekanisme yang tertuang pada prosedur tetap komite medik.
Pelaksaanaan pengawasan dilakukan secara berkala oleh komite medik dan
ditindaklanjuti dengan pembinaan

26
BAB XI
KETENTUAN PERUBAHAN

Peraturan internal medis RS.Bhakti Medicare ini dapat dilakukan perubahan


dan revisi sewaktu-waktu sesuai dengan situasi dan kondisi Rumah Sakit.
Perubahan dan revisi diusulkan oleh komite medik yang diputuskan melalui
rapat pleno komite medik dengan suara terbanyak untuk melakukan perubahan atau
revisi, selanjutnya dibentuk tim untuk menindaklanjuti keputusan rapat.

27
BAB XII
PENUTUP

Merupakan kewajiban dari seluruh staf medis untuk menjalankan dan mematuhi
peraturan internal medis ini berikut kebijakan komite medik yang tertuang dalam
prosedur tetap dalam rangka menjalankan pelayanan medik di Rumah Sakit Bhakti
Medicare

Cicurug,4 Januari 2018


Direktur Ketua Komite Medik
RS.Bhakti Medicare RS.Bhakti Medicare

dr. Rahmini Shabariah,Sp.A dr. Febianto Ary


Prihatmono,Sp.B.FINACS

28
LAMPIRAN 1:

SUSUNAN SUBKOMITE KOMITE MEDIK


RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE

1. Subkomite Kredensial
2. Sub Komite Mutu Profesi
3. Sub Komite Disiplin Profesi

Susunan Sukomite Komite Medik dapat dilakukan perubahan sesuai dengan


perkembangan fasilitas sumber daya manusia serta karakteristik RS.Bhakti
Medicare

29
LAMPIRAN 2 :

PROSEDUR TETAP
TATA CARA PEMBENTUKAN KOMITE MEDIK
RS.BHAKTI MEDICARE

I. PENDAHULUAN

Komite Medik adalah organisasi fungsional non struktural yang bertugas untuk
membantu Direktur dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, pembinaan etika
profesi dan peningkatan mutu tenaga medis.
Untuk pembentukan Komite Medik diperlukan tata cara pembentukan yang
ditetapkan / disahkan oleh Direktur Rumah Sakit dalam bentuk prosedur tetap
(Protap).

II. TUJUAN

Dengan adanya prosedur tetap maka akan didapatkan acuan resmi sebagai
pedoman baku dalam pelaksanaan pembentukan Komite Medik di RS. Bhakti
Medicare

III. DASAR HUKUM

1. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik nomor : 811/212/VII/1993,


tentang Petunjuk Pelaksanaan Kerja Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja
Rumah sakit
2. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik nomor : HK. 00.06.2.3.730,
tanggal 14 Juni 1995, tentang Pembentukan dan Tata Kerja Komite di
Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 631/MENKES/SK/IV/2005, tentang
Pedoman Peraturan Internal Staf Medis ( Medical staff bylaws ) di Rumah
Sakit.

IV. BATASAN

1. Komite Medik :
Adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya terdiri dari Ketua/
wakil kelompok Staf Medis Fungsional .

2. Staf Medis Fungsional ( SMF ) :


Adalah kelompok dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi
spesialis yang bekerja di instalasi dalam jabatan fungsional.

30
III. TATA CARA PEMBENTUKAN KOMITE MEDIK

1. Susunan Keanggotaan.
Keanggotaan terdiri dari Ketua / wakil kelompok Staf Medis
Fungsional yang telah dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur
RS.Bhakti Medicare.

2. Pemilihan Ketua Komite Medik.


 Rapat pleno Komite Medik membentuk panitia pemilihan calon
Ketua yang baru terdiri dari ketua dan sekretaris panitia
pemilihan.
 Panitia melakukan penjaringan untuk mendapatkan 3 ( tiga )
nama calon Ketua.
 Rapat pleno melakukan pemilihan dari 3 ( tiga ) nama calon
tersebut, yang mendapatkan suara terbanyak merupakan calon
Ketua Komite Medik.
 Calon Ketua Komite Medik terpilih selanjutnya menunjuk salah
satu dari anggota Komite Medik untuk menjadi Wakil Ketua dan
sekretaris.
 Panitia melaporkan hasil pemilihan kepada Direktur untuk
ditetapkan dengan Surat Keputusan.

2. Direktur mengeluarkan Surat Keputusan Pembentukan Komite Medik


untuk masa kerja 4 ( empat ) tahun dengan susunan keanggotaan
sebagai berikut :
 Ketua
 Wakil Ketua
 Sekretaris
 Anggota : Ketua / wakil dari kelompok SMF

3. Surat Keputusan Direktur tentang Komite Medik disampaikan kepada


yang bersangkutan dan semua unit kerja di lingkungan RS.Bhakti
Medicare untuk diketahui dan dilaksanakan.

V. PENUTUP
Demikianlah Prosedur Tetap Tata Cara Pembentukan Komite Medik ini dibuat
agar dapat dipakai sebagai pedoman dan dipergunakan seperlunya.

---------------------------------------------

31
LAMPIRAN 3 :

PROSEDUR TETAP
TATA TERTIB RAPAT KOMITE MEDIK
RS.HAKTI MEDICARE
I. PENDAHULUAN

Untuk meningkatkan tata tertib administrasi dan menunjang kelancaran


pelaksanaan rapat Komite Medik di lingkungan RS.Bhakti Medicre maka perlu
pedoman / tata cara pelaksanaan rapat Komite Medik.

II. TUJUAN

Tercapainya penyelenggaraan rapat Komite Medik dengan hasil efektif dan


efisien melalui perencanaan rapat yang tertib dan baik.

III. BATASAN

1. Komite Medik :
Adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya terdiri dari Ketua
/ wakil kelompok Staf Medis Fungsional dan Ketua Subkomite.

1. Staf Medis Fungsional ( SMF ) :


Adalah kelompok dokter umum/dokter spesialis/dokter gigi umum /
dokter gigi spesialis yang bekerja di instalasi dalam jabatan fungsional.

2. Rapat Komite Medik terdiri dari ;


 Rapat pleno Komite Medik
 Rapat Komite Medik dengan Direksi dan atau Manajemen RS
 Rapat Komite Medik dengan Panitia Medik

32
V. TATA CARA RAPAT

V.1 Rapat pleno Komite Medik :


1) Tujuan :
Untuk membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
tugas pokok dan fungsi Komite Medik.
2) Peserta :
Ketua, Wakil, , Sekretaris dan Anggota ( ketua SMF )
3) Jadwal :
 Insidentil / cito
 Rutin : 1 ( satu ) bulan sekali waktu dan tempat
disesuaikan
4) Tempat :
 Ruang Komite Medik / dokter
 atau ruangan lain yang ditetapkan.
5) Acara rapat ;
 Pengisian daftar hadir
 Pembukaan
 Pembacaan surat masuk & Pembahasan agenda rapat
 Kesimpulan hasil rapat
 Notulen rapat dibuat oleh sekretaris dibantu oleh staf
administrasi
6) Tata tertib rapat ;
 Sebelum pelaksanaan rapat diedarkan surat undangan
ditandatangani oleh Ketua dan atau sekretaris Komite Medik
dengan mencantumkan agenda rapat.
 Pada saat rapat peserta mengisi daftar hadir dan aktif dalam
pembahasan agenda rapat
 Hasil pembahasan rapat selalu terekam di notulen rapat
 Rapat harus dihadiri minimal oleh ½ ( 50% ) + 1 orang dari jumlah
semua anggota Komite Medik khususnya pada saat penetapan
kesepakatan.

33
V.2 Rapat Komite Medik dengan Direksi dan atau Manajemen :
1) Tujuan ;
Untuk menyampaikan saran, usulan dan masukan sebagai bahan
pertimbangan bagi pengambilan keputusan Direksi dan atau
manajemen yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Komite
Medik atau hal lain yang dianggap perlu oleh Direktur.
2) Peserta ;
 Ketua, Wakil, Sekretaris, Anggota
 Direksi ( Direktur, Manager pelayanan medis dan manager
pelayanan umum )
 Manajemen lainnya yang berkaitan dengan agenda rapat
3) Jadwal ;
 Insidentil / cito
4) Rutin : 2 ( dua ) bulan sekali, Tempat ;
 Ruang Meeting
 atau ruangan lain yang ditetapkan.
5) Acara rapat ;
 Pengisian daftar hadir
 Pembukaan
 Pembahasan agenda rapat
 Kesimpulan hasil rapat
 Notulen rapat dibuat oleh sekretaris Direksi atau manajemen
terkait
6) Tata tertib rapat ;
 Sebelum pelaksanaan rapat diedarkan surat undangan
ditandatangani Direktur dengan mencantumkan agenda rapat
 Pada saat rapat mengisi daftar hadir dan aktif dalam
pembahasan agenda rapat
 Setelah rapat hasil pembahasan selalu terekam di notulen rapat

34
V.3 Rapat Komite Medik dengan Subkomite / Panitia Medik :
1) Tujuan ;
Untuk menyampaikan laporan hasil kerja dari subkomite / panitia
Medik kepada Komite Medik untuk mendapatkan saran, usulan,
masukan dan penetapan keputusan dari Komite Medik.
2) Peserta ;
Ketua, Wakil, , Sekretaris, Anggota, Ketua Subkomite / panitia dan
anggota

3) Jadwal ;
Setiap saat diperlukan
4) Tempat ;
 Ruang Komite Medik / dokter
 atau ruangan lain yang ditetapkan.
5) Acara rapat ;
 Pengisian daftar hadir
 Pembukaan
 Laporan hasil kerja panitia medik
 Pembahasan agenda rapat
 Kesimpulan dan atau penetapan hasil rapat
 Notulen rapat dibuat oleh sekretaris Komite Medik dan sekretaris
panitia medik
6) Tata tertib rapat ;
 Sebelum pelaksanaan rapat diedarkan surat undangan
ditandatangani Ketua dan atau Sekretaris Komite Medik dengan
mencantumkan agenda rapat
 Pada saat rapat peserta mengisi daftar hadir dan aktif dalam
pembahasan agenda rapat
 Setelah rapat hasil pembahasan selalu terekam di notulen rapat

IV. PENUTUP

Demikian prosedur tetap tata tertib rapat Komite Medik untuk dapat
35
dipergunakan sebagai pedoman sebagaimana mestinya.

LAMPIRAN 4 :

PROSEDUR TETAP
PENEMPATAN TENAGA FUNGSIONAL DI SMF
RS.BHAKTI MEDICAREI. PENDAHULUAN

Dalam rangka peningkatan efektivitas, efisiensi dan produktivitas kinerja staf


medik fungsional RS.Bhakti medicare untuk menghasilkan out come secara optimal
maka dipandang perlu untuk melakukan penambahan tenaga fungsional di masing-
masing SMF. Oleh karena itu perlu dibuat suatu prosedur tetap untuk penempatan
tenaga fungsional di SMF.

II.TUJUAN

Agar tercipta situasi kondusif maka diperlukan suatu prosedur yang dipakai
sebagai acuan dalam penempatan tenaga fungsional di SMF.

III. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang nomor : 23, Tahun 1992, Tentang Kesehatan


2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 983/Menkes/SE/VI/1992,
Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Praktek Kedokteran no 29 tahun 2005
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 631/MENKES/SK/IV/2005,
Tentang Pengorganisasian Staf Medis dan Komite Medis

IV. BATASAN

* Staf Medik Fungsional RS.Bhakti Medicare adalah semua dokter


umum/dokter spesialis/dokter gigi umum/dokter gigi spesialis yang bekerja
di instalasi dalam jabatan fungsional.

V. TATA CARA PENEMPATAN

1. Jalur SMF
 SMF mengusulkan penambahan tenaga kepada Komite Medik
melalui Subkomite Kredensial.
 Komite Medik membahas di dalam rapat pleno
 Komite Medik melaporkan hasil rapat kepada Direktur dalam bentuk
rekomendasi untuk diterima / ditolak

36
2. Selain Jalur SMF
 Direktur menginformasikan adanya penambahan tenaga di SMF
tertentu kepada Komite Medik
 Komite Medik melalui Subkomite Kredensial akan meneliti dan
mengevaluasi
 Subkomite Kredensial melaporkan ke Komite Medik di dalam rapat
pleno
 Komite Medik melaporkan hasil rapat kepada Direktur dalam bentuk
rekomendasi untuk diterima / ditolak

VI. PENUTUP

Demikian prosedur tetap penempatan tenaga fungsional di SMF untuk


dijadikan acuan sebagaimana mestinya.

----------------------------

37
LAMPIRAN 5 :

PROSEDUR TETAP
TATA CARA PEMILIHAN KETUA STAF MEDIS FUNGSIONAL
RS.BHAKTI MEDICARE

BAB I
RAPAT STAF MEDIS FUNGSIONAL

Pasal 1
ketua staf medis dipilih melalui rapat intern SMF yang bersangkutan dengan melalui
mekanisme secara aklamasi/penunjukan atau bergiliran dengan masa kerja 4 tahun
dihitung saat dilantik menjadi anggota Komite Medik

Pasal 2
ketua staf medis dipilih melalui rapat SMF yang sah yaitu dihadiri sekurang-
kurangnya 2/3 ( dua pertiga ) dari jumlah anggota SMF, apabila yang hadir masih
kurang ditunda 30 menit jika setelah ditunda masih kurang maka rapat dianggap sah
untuk memilih ketua SMF

Pasal 3
Apabila di dalam kelompok staf medis terdapat lebih dari dua dokter maka penentuan
ketua kelompok staf medis fungsional dilakukan oleh Direktur setelah mendapat
saran/masukan dari komite medik.

BAB II
PENYAMPAIAN HASIL PEMILIHAN

Pasal 4
Hasil rapat SMF dalam memilih calon Ketua SMF dimuat dalam formulir berita acara
rapat SMF dan ditandatangani oleh peserta rapat

Pasal 5
Formulir berita acara rapat SMF dengan mencatumkan calon Ketua SMF dalam
pasal 4 diserahkan kepada Subkomite Kredensial Komite Medik selambat-lambatnya
1 ( satu ) minggu sejak rapat SMF diselenggarakan

Pasal 6
Subkomite Kredensial membawa hasil tersebut pada pasal 6 ke dalam rapat pleno
Komite Medik

Pasal 7
Komite Medik membawa hasil rapat yang membahas calon ketua dari SMF kepada
Direktur untuk mendapatkan Surat Keputusan

38
BAB III
LAIN-LAIN

Pasal 8
Hal-hal yang belum diatur dalam prosedur ini akan diatur lebih lanjut dengan
ketentuan sendiri

Pasal 9
Ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan prosedur tetap ini dinyatakan
tidak berlaku

Pasal 10
Prosedur tetap ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan oleh direktur dengan
ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

39

Anda mungkin juga menyukai