Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PELAYANAN IPSRS

Tim penyusun : IPSRS

RUMAH SAKIT KHUSUS PARU KABUPATEN KARAWANG


2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan salah satu instalasi pelayanan kesehatan baik
secara langsung maupun tidak langsung berfungsi untuk memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat. Rumah sakit merupakan institusi yang
memberikan pelayanan jasa kesehatan dan senantiasa berusaha memberikan
pelayanan yang baik dan professional. Dalam perkembangan rumah sakit
dapat dilihat dan dirasakan seiring penambahan jenis dan jumlah fasilitas
sarana, dan prasarana yang digunakan. Ini sangat menunjang dalam
memberikan pelayanan yang efektif, efisien, dan professional.
Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit (IPSRS) adalah suatu unit
fungsional untuk melaksanakan kegiatan, agar fasilitas yang menunjang
pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu sarana, prasarana, dan peralatan
selalu berada dalam keadaan siap pakai.
Rumah Sakit Khusus Paru Karawang sebagai rumah sakit khusus Paru
yang ingin tumbuh dan berkembang maka membutuhkan suatu pengelolaan
yang strategis dalam seluruh bidang pelayanan diantaranya Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) yang melakukan tugas proses
perbaikan dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum dan medis demi
keberlangsungan pelayanan jasa kesehatan di dalam rumah sakit. Agar
kegiatan di Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) dapat
dilaksanakan dengan baik maka harus dilengkapi dengan pedoman pelayanan
tentang tata laksana yang harus dilaksanakan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mencapai kondisi pelayanan rumah sakit secara optimal
terintegrasi dalam sistem.

2. Tujuan Khusus
a. Terpeliharanya fasilitas gedung rumah sakit, peralatan-peralatan agar
tetap siap digunakan setiap saat untuk pelayanan serta menekan biaya
seminimal mungkin.
b. Terciptanya kegiatan yang optimal instalasi pemeliharaan sarana,
prasarana, dan peralatan rumah sakit.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup kegiatan pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit (IPSRS) meliputi :
1. Pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan dan penunjang medis
cakupannya adalah melakukan pemeliharaan berupa pengecekan fungsi
secara berkala dan melakukan pengujiaan secara klinis yaitu kalibrasi
baik yang dilakukan sendiri maupun yang dilakukan oleh pihak ketiga dan
melakukan perbaikan jika ada perlatan yang tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
2. Pemeliharaan prasarana gedung meliputi lift, water treatment, gas medis,
aerocom, Air Conditioner (AC), Fire Alarm System, Hydrant, Generator Set
(Genset), Trafo, panel listrik, dan sistem penerangan gedung.
3. Pemeliharaan sarana gedung meliputi keretakan dan kebocoran lantai dan
dinding, pengecatan interior dan eksterior gedung, mebeuler, dan sanitary.
4. Semua kegiatan pemeliharaan dan perbaikan dilakukan secara berkala
dan dibuatkan jadwal berkala selama satu tahun berjalan.

D. Batasan Operasional
1. Rumah sakit merupakan suatu sarana kesehatan yang berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar atau penunjang, dengan tetap
memperhatikan fungsi sosial, serta dapat juga dipergunakan untuk
kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009).
2. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah suatu unit
fungsional untuk melaksanakan kegiatan agar fasilitas yang menunjang
pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu sarana, prasarana, dan
peralatan selalu berada dalam keadaan layak pakai.
3. Pemeliharaan adalah suatu upaya atau kegiatan terencana secara periodik
untuk mengurangi kemungkinan kerusakan atau bagian-bagiannya tidak
memenuhi kondisi yang dapat diterima dan untuk memperbaiki suatu
bagian atau seluruhnya, termasuk penyetelan, penggantian bagian yang
rusak untuk memenuhi kondisi yang dapat diterima.
4. Teknisi adalah petugas yang bekerja dalam melaksanakan kegiatan teknis
sarana, prasarana, peralatan medik atau peralatan non medik di rumah
sakit dan bertanggung jawab terhadap kepala Teknisi.
5. Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukkan instrument ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukurnya yang ditelusuri dengan
standar nasional dan atau internasional.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432/MENKES/SK/IX/2007 tentang
Pedoman Manjemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di RS.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Perencanaan Sumber Daya Manusia yaitu proses mengantisipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi.
Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif
mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang
yang sesuai dengan persyaratan jabatan.

Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan


kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi. Adapun kualifikasi sumber daya manusia di
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah sebagai berikut :

No JABATAN KUALIFIKASI

1. Kepala Teknisi/ 1. Pendidikan minimal D3/D4 Teknik


IPSRS Elektromedik/S1 Teknik dengan
pengalaman.
2. Mendapat pelatihan kepemimpinan
dan pengetahuan tentang manajemen
pemeliharaan alat medis dan
prasarana umum rumah sakit
3. Mendapat pelatihan Bantuan Hidup
Dasar (BHD) dari rumah sakit.
2. Administrasi 1. Pendidikan minimal D3
2. Mendapatkan pelatihan Bantuan
Hidup Dasar dari rumah sakit.

3. Penanggung 1. Pendidikan minimal SMK


Jawab Sarana 2. Mendapat pelatihan pemeliharaan
Prasarana 3. Mendapat pelatihan Bantuan Hidup
Dasar (BHD) dari rumah sakit.
4. Penanggung 1. Pendidikan minimal D3 Elektromedik
Jawab Alat 2. Mendapat pelatihan tentang
Kesehatan pemeliharaan alat kesehatan.
3. Mendapat pelatihan Bantuan Hidup
Dasar (BHD) dari rumah sakit.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Ka.IPSRS

Administrasi

Penanggung Penanggung
Jawab Sarana Jawab Peralatan
dan Prasarana Medik

Teknisi Teknisi
Pelaksana Pelaksana

Ketenagaan di Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) sesuai


dengan stuktur organisasi yang terdiri dari Kepala IPSRS, Administrasi,
Penanggung jawab Sarana dan Prasarana, Penanggung Jawab Alat Kesehatan,
dan Teknisi Pelaksana .
Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
a. Kedudukan Kepala IPSRS
1) Kepala IPSRS Kelas C adalah seorang yang melaksanakan
tugasnya di bawah koodinator Kabag Umpeg bertugas
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana,
prasarana dan peralatan rumah sakit bertanggung jawab
kepada Direktur Rumah Sakit.
2) Dalam melaksanakan tugasnya kepala IPSRS bertanggung
jawab kepada Direktur Rumah Sakit
3) Kepala IPSRS dalam melaksanakan tugasnya dibantu dan
didampingi oleh :
a) Administrasi
b) Penanggung jawab Sarana dan Prasarana
c) Penanggung jawab Medis
b. Tugas Pokok Kepala IPSRS
Sebagai kepala IPSRS bertugas menyelengarakan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan
rumah sakit serta memberikan masukan kepada Direktur Rumah
Sakit tentang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tugas
pokoknya
c. Uraian Tugas Kepala IPSRS
1) Menyusun standar kebutuhan sarana, tenaga, alat dan bahan
kegiatan untuk insatalasi
2) Merencanakan kegiatan penyediaan, pemeliharaan dan
perbaikan sarana, prasarana peralatan rumah sakit.
3) Melakukan upaya peningkatan jumlah, jenis dan keuntungan
pemeriksaan.
4) Mengupayakan penyederhanaan prosedur pembelian
alat/bahan habis pakai.
5) Merencanakan peremajaan dan pemeliharaan alat.
6) Melaksanakan upaya agar instalasi terakreditasi
1. Administrasi
Adalah petugas yang mengkoordinir kegiatan teknik dan medis
a) Kedudukan Administrasi Umum Dan Medis:
1) Administrasi umum adalah seorang pelaksana yang membantu
kepala IPSRS, bertugas menyelenggarakan pelayanan untuk
menunjang kelancaran tugas IPSRS
2) Administrasi umum & medis bertanggung jawab langsung
kepada kepala IPSRS
b) Tugas Pokok
Sebagai salah seorang pelaksana di bidang umum & medis, dalam
membantu Kepala IPSRS bertugas menyelenggarakan kegiatan
pelayanan umum, teknik, inventaris non medis dan medis, laporan
dan pelatihan demi kelancaran tugas IPSRS
c) Uraian Tugas Administrasi umum & medis
1) Mencatat dan menyampaikan permintaan perbaikan dari
ruangan
2) Korespondensi surat masuk dan surat keluar
3) Pengolahan data dan statistik, inventarisasi alat-alat/ aset
rumah sakit
4) Mengidentifikasi kebutuhan pendukung
5) Mengurus pembelian peralatan dan sparepart
6) Mengurus inventaris barang yang keluar dan masuk

2. Penanggung Jawab Sarana dan Prasarana


Adalah penanggung jawab yang mengkoordinir kegiatan sarana dan
prasarana yaitu urusan gedung rawat inap, gedung rawat jalan, dan
penunjang di rumah sakit, listrik, air bersih, air kotor, dan peralatan
non medis (AC, Genset, Lift, Lemari pendingin) dan bertanggungjawab
kepada kepala IPSRS
a. Kedudukan Penanggung Jawab Sarana Prasarana
1) Penanggung jawab Sarana adalah seorang pelaksana yang
membantu kepala IPSRS dalam menyelenggarakan
pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi sarana
prasarana dan peralatan di rumah sakit
2) Penanggung jawab Sarana IPSRS bertanggung jawab langsung
kepada kepala IPSRS
b. Tugas Pokok
Sebagai seorang pelaksana di bidang sarana prasarana yang
membantu kepala IPSRS, bertugas menyelenggarakan kegiatan
dalam menyiapkan dan melaksanakan penyediaan, pemeliharaan,
perbaikan, rehabilitasi dan laporan sarana prasarana di rumah
sakit.
c. Uraian Tugas
1) Menyiapkan pembangunan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi sarana prasrana di rumah sakit
2) Menyiapkan kebutuhan data inventarisasi sarana rumah sakit
3) Menyiapkan dan menyusun laporan sarana di rumah sakit
4) Menerapkan program keselamatan kerja sarana di rumah sakit
5) Menerapkan program pemeliharaan berkala sarana prasarana
rumah sakit
3. Penanggung Jawab Peralatan Medis
Adalah penanggung jawab yang mengkoordinir kegiatan
pemeliharaan peralatan medis yaitu urusan pemeliharaan peralatan
medis, peralatan radiasi, peralatan laboratorium, peralatan
elektromedis di rumah sakit dan bertanggung jawab kepada kepala
IPSRS
a. Kedudukan Penanggung Jawab Peralatan Medis
1) Penanggung jawab peralatan medis adalah seseorang
pelaksana yang membantu kepala IPSRS dalam
menyelenggarakan pemasangan, perbaikan, pemeliharaan
peralatan medis di rumah sakit
2) Penanggung jawab peralatan Kesehatan IPSRS bertanggung
jawab langsung ke kepala IPSRS
b. Tugas Pokok Penanggung Jawab Peralatan Medis
Sebagai seorang pelaksana di bidang peralatan medis yang
membantu kepala IPSRS, bertugas menyelenggarakan kegiatan
dalam menyiapkan dan melaksanakan penyediaan, pemeliharaan,
perbaikan, rehabilitasi dan laporan sarana di rumah sakit.
c. Uraian Tugas Penanggung Jawab Peralatan Medis
1) Merencanakan kalibrasi, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitas peralatan medis di rumah sakit
2) Menyiapkan kalibrasi, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitas
peralatan medis di rumah sakit
3) Menyiapkan kebutuhan data inventarisasi peralatan medis di
rumah sakit
4) Menerapkan program pemeliharaan peralatan medis di rumah
sakit

4. Pelaksana Pemeliharaan Listrik


a. Kedudukan
(1) Pelaksana Pemeliharaan Listrik adalah seorang yang membantu
tugas pelaksana Koordinator Sarana Prasarana dalam
pemeliharaan jaringan dan peralatan listrik di rumah sakit
(2) Urusan Pemeliharaan Listrik dipimpin oleh seorang Koordinator
Sarana Prasarana yang bertanggung jawab kepada Kepala IPSRS
(3) Koordinator Sarana Prasarana di dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh teknisi yang sesuai dengan keahliannya.
b. Tugas Pokok
Melaksanakan pemeliharaan, perbaikan dan pemasangan jaringan
dan peralatan listrik.
c. Uraian Tugas
(1) Membuat usulan kebutuhan suku cadang secara berkala
berdasarkan bon permintaan perbaikan
(2) Membuat usulan pengajuan untuk pengadaan suku cadang alat-
alat listrik per triwulan secara berkala
(3) Membantu melaksanakan permintaan pemasangan dan perbaikan
jaringan dan peralatan listrik dari bagian / ruangan
(4) Membantu Koordinator Sarana Prasarana dalam menyusun
rencana anggaran biaya dan spesifikasi teknisi untuk pekerjaan
pemeliharaan pemasangan instalasi listrik
(5) Membantu Koordinator Sarana Prasarana dalam pengawasan /
pemasangan dan pemeliharaan instalasi listrik di rumah sakit
yang dilaksanakan oleh pihak ketiga
(6) Membantu Koordinator Sarana Prasarana dalam menyusun
pembuatan laporan harian dan laporan mingguan
(7) Mengevaluasi bon permintaan perbaikan dan pemasangan agar
dapat mengetahui jumlah bon yang masuk setiap hari, setiap
minggu dan setiap bulannya serta untuk mengetahui jumlah bon
yang masuk, untuk mengetahui jumlah bon yang selesai dan yang
belum selesai
(8) Membuat laporan secara berkala hasil evaluasi bon permintaan
perbaikan dan pemasangan tersebut kepada Koordiantor Sarana
Prasarana, yang akan dikoordinasikan dengan Kepala IPSRS
untuk penanganan lebih lanjut

5. Pelaksana Mekanik Kasar dan Halus


a. Kedudukan
(1) Pelaksana Urusan Mekanik Kasar dan Halus adalah seorang
pelaksana yang membantu tugas Koordinator Sarana Prasarana
dalam pemeliharaan Mekanik Kasar dan Halus di rumah sakit
(2) Urusan Mekanik Kasar dan Halus dipimpin oleh seorang
Koordinator Sarana Prasarana yang bertanggung jawab kepada
Kepala IPSRS dalam menjalankan tugasnya
b. Tugas Pokok
Sebagai seorang pelaksana di bidang urusan Mekanik Kasar dan
Halus yang membantu tugas Koordinator Sarana Prasarana dalam
menyelenggarakan kegiatan mengelola dan melaksanakan
pemeliharaan Prasarana Mekanik Kasar dan Halus demi kelancaran
Tugas IPSRS.

c. Uraian Tugas
(1) Merencanakan pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan
prasarana dibidang Mekanik Kasar dan Halus
(2) Melaksanakan / mengawasi / menyusun daftar kegiatan antara
lain prainstalasi, instalasi, pengujian, pemeliharaan, pengamanan,
analisa kerusakan, perbaikan, penghapusan pembongkaran,
desain, modifikasi dan telaahan teknis Mekanik Kasar dan Halus
(3) Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan Mekanik Kasar dan
Halus antara lain :
- Pompa – pompa, Gas medis, Genset
- Peralatan Rumah sakit seperti Mesin Laundry, Kulkas jenazah
- Mebeleir pasien dari konstruksi besi seperti tempat tidur,
brancard, truly, korsi roda
(4) Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan meja operasi
(5) Melaksanakan pembuatan rancang bangun, modifikasi Mekanik
Kasar dan Halus antara lain :
- Mebeleir pasien seperti tempat tidur, truly, kursi roda, brancard,
meja periksa
- Konstruksi besi seperti pintu besi, teralis, pagar dan lain-lain

6. Pelaksana Peralatan Elektromedik


a. Kedudukan
(1) Pelaksana urusan Peralatan Elektromedik adalah seorang
pelaksana yang membantu Koordinator Peralatan medis dalam
menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
peralatan elektromedik
(2) Urusan Peralatan Elektromedik dipimpin oleh seorang Koordinator
Peralatan medis yang bertanggung jawab kepada Kepala IPSRS
(3) Dalam melaksanakan tugasnya Koordinator Urusan Peralatan
Elektromedik dibantu oleh beberapa personil yang berada
dibawah urusannya.
b. Tugas Pokok
Sebagai seorang pelaksana yang membantu tugas Koordinator
Peralatan medis rumah sakit dalam dalam melaksanakan
pemeliharaan dan perbaikan peralatan elektromedik

c. Uraian Tugas
(1) Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh
teknisi peralatan elektromedik
(2) Mengawasi dan memberikan arahan kepada teknik spesialis
peralatan elektromedik dalam pelaksanaan pemeliharaan dan
perbaikan
(3) Mengawasi dan memberikan arahan kepada teknik spesialis
peralatan elektromedik tentang cara membaca skematik dan
diagram dan buku petunjuk perbaikan
(4) Mengawasi dan memberikan arahan terhadap kepada teknik
spesialis peralatan elektromedik dalam pemakaian alat ukur
(5) Mengawasi dan memberikan arahan terhadap kepada teknik
spesialis peralatan elektromedik dalam melakukan modifikasi
(6) Mengawasi dan memberikan arahan terhadap kepada teknik
spesialis peralatan elektromedik tentang rencana pengadaan dan
pemakaian suku cadang
(7) Mengawasi dan memberikan arahan terhadap kepada teknik
spesialis peralatan elektromedik dalam melaksanakan pelatihan
pemakaian, pemeliharaan dan perbaikan peralatan elektromedik
(8) Melaporkan secara rutin setiap minggu kegiatan yang dilakukan
oleh teknisi spesialis peralatan elektromedik kepada Koordinator
Instalasi Peralatan Kesehatan

C. PENGATURAN JAGA
1. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh Kepala
IPSRS.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan
kepada Staf IPSRS.
3. Untuk staf yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat
mengajukan permintaan dinas. Permintaan akan disesuaikan dengan
beban kerja. Apabila tenaga mencukupi dan berimbang serta tidak
mengganggu pelayanan maka permintaan akan disetujui.
4. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi dan sore.
Dinas Pagi : 08.00 WIB – 20.00 WIB
Dinas Malam : 20.00 WIB – 08.00 WIB
5. Apabila ada staf yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat
menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka
yang bersangkutan harus memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam
dinas berlangsung untuk dicarikan pengganti dinasnya tersebut.

BAB III
STANDAR FASILITAS DAN PERALATAN

Ruangan dan peralatan turut menentukan terselenggaranya kegiatan


pelayanan IPSRS yang aman, efektif, efisien dalam melaksanakan tugas.

A. DENAH RUANGAN
B. STANDAR FASILITAS
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) dilengkapi dengan
fasilitas, sarana, dan prasarana untuk terselengaranya kegiatan pelayanan
sesuai dengan standar peraturan yang berlaku. Letak dan sarana Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah sebagai berikut :
1. Letak Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) berada di
Belakang Rumah Sakit Paru Karawang.
2. IPSRS memiliki beberapa ruangan untuk mendukung kegiatan pelayanan
yaitu :
a. 1 Ruang Kepala Teknisi
b. 1 Ruang Rapat
c. 1 Ruang K3/Kesling
d. 1 Ruang Administrasi
e. 5 Ruang Gudang
f. 1 Ruang Bengkel
g. 1 Ruang Panel
h. 1 Toilet
3. Peralatan/ Inventaris yang ada di IPSRS yaitu :

NO Daftar Peralatan/ Inventaris

1 Mesin Bor
2 Mata Bor
3 Obeng Plus(+) Minus(-)
4 Tangga Lipat Aluminium
5 Kunci Inggris
6 Kunci pipa
7 Kunci Pas
8 Solder Listrik
9 Tang Kombinasi
10 Tang Potong
11 Tang Potong
12 Gergaji Besi
13 Martil

BAB IV
TATA LAKSANA

A. SISTEM KERJA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SARANA


INSTALASI /UNIT
MELAPORKAN
KERUSAKAN

MENGISI
FORMULIR
PERMINTAAN
PERBAIKAN

PETUGAS
MEMERIKSA
KERUSAKAN

RUSAK JENIS RUSAK


RINGAN KERUSAKAN BERAT

RUSAK RINGAN
LANGSUNG DENGAN
PERBAIKAN PENGGANTIAN SUKU
IPSRS CADANG

BUAT STOCK PROSES


PERMINTAAN PERSEDIAAN PENGADAAN
Tidak BARANG /JASA
PERBAIKAN tersedia
GUDANG tersedi KERJASAMA
IPSRS a
PIHAK KE 3

Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana,


prasarana, dan peralatan rumah sakit memerlukan suatu sistem yang
melibatkan bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain yaitu :
1. Sistem Pengadaan
a. Merancang rencana kebutuhan sarana, prasarana, dan peralatan
yang digunakan dalam program pelayanan kesehatan serta kebutuhan
suku cadang yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan perbaikan.
b. Mengadakan prasarana dan peralatan perbengkelan yang
memadai untuk digunakan oleh teknisi rumah sakit dalam
pemeliharaan dan perbaikan serta tenaga-tenaga yang terampil dan
berkualitas.
2. Sistem Pemeliharaan
a. Upaya pemeliharaan yang bersifat pencegahan dilakukan oleh operator.
b. Pemeliharaan secara rutin atau berkala dilakukan oleh teknisi rumah
sakit.
c. Melaksanakan perbaikan-perbaikan, dilakukan oleh teknisi rumah
sakit yang dianggap mampu.
d. Melaksanakan perbaikan bengkel rujukan atau pihak ketiga yang
sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
3. Sistem Pembinaan
a. Melakukan kebersihan terhadap sarana, prasarana, dan peralatan
rumah sakit yang dilakukan secara rutin setiap hari dan
berkesinambungan.
b. Meningkatkan sistem pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana,
dan peralatan rumah sakit melalui pendidikan dan pelatihan untuk
menunjang dan mengembangkan diri dalam rangka pelaksanaan
program pelayanan kesehatan.
c. Berpartisipasi dalam tim penyuluhan, pembinaan terhadap pasien,
pengunjung, dan petugas/ karyawan rumah sakit secara langsung
maupun melalui stiker dan pamplet.

B. TATA CARA KERJA IPSRS


Tata cara kerja Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit yaitu
sebagai berikut :
1. Penyediaan
a. Penyediaan air bersih yang memenuhi standar
b. Penyediaan air panas untuk kegiatan mandi dan sterilisasi
c. Penyediaan gas medis
d. Penyediaan tenaga listrik dan genset
e. Penyediaan jasa teknis.
f. Penyediaan AC
2. Pengelolaan
a. Pengelolaan air bersih dan pembuangan air limbah
b. Pengelolaan gas medis
c. Pengelolaan sistem genset
d. Pengelolaan Air Conditioner/ AC
3. Pemeliharaan dan Perbaikan
a. Bangunan/ gedung yaitu gedung perawatan, kantor, unit/ instalasi
lain.
b. Instalasi air bersih, air panas.
c. Instalasi Listrik dan genset
d. Gas Medis
e. Air Conditioner/ AC
f. Peralatan elektronika dan elektromedik (peralatan kesehatan)
g. Peralatan radiasi dan laboratorium
4. Pelatihan
a. Operator peralatan listrik dan elektromedik
b. Paramedis guna menjadi keselamatan kerja peralatan bagi petugas,
pasien, dan pekerja lainnya.
c. Pemeliharaan berkala bagi operator dalam menjaga peralatan layak
pakai.
d. Teknisi selaku pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana, dan
peralatan.
e. Pengukuran dan kalibrasi peralatan.

C. KEGIATAN IPSRS
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan IPSRS tahunan, bulanan,
mingguan, dan harian.
b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian
sarana dan peralatan.
c. Menyusun peraturan kelayakan operasional sarana, prasarana dan
peralatan yang menunjang pelayanan kesehatan.

2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan
peralatan baik yang baru maupun yang selesai diperbaiki.
b. Melakukan pemeliharaan
1) Pola Dasar Pemeliharaan
a) Pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan yang dilakukan
pada selang waktu tertentu dimaksudkan untuk mengurangi
kemungkinan kerusakan atau bagian-bagiannya tidak
memenuhi kondisi yang bisa diterima. Misalnya pemeliharaan
harian, mingguan, bulanan, dan tahunan
b) Pemeliharaan korelatif adalah pemeliharaan yang dilakukan
untuk memperbaiki suatu bagian atau seluruhnya, termasuk
penyetelan, penggantian bagian yang telah rusak untuk
memenuhi kondisi yang dapat diterima. Misalnya perbaikan
ringan, perbaikan besar (overhaulth).
2) Pelaksanaan Pemeliharaan
a) Pemeliharaan dilaksanakan oleh teknisi., sepanjang memiliki
fasilitas dan tenaga yang mampu, peralatan kerja tersedia
dengan cukup serta dengan norma keselamatan kerja yang
berlaku.
b) Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga yaitu dengan
cara :
- Perbaikan insidentil terhadap peralatan tanpa terikat waktu.
- Kontrak Service :
Yaitu peralatan dipelihara atau diperbaiki dalam jangka
waktu ditentukan misalnya jangka waktu 3 (tiga), 6 (enam)
bulan atau 1 (satu) tahun. Jenis kegiatan disesuaikan
dengan ketentuan pabrik.
c. Melakukan kegiatan teknis dalam kegiatan medis, yaitu:
1) Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.
2) Melakukan pelayanan medis teknisi dalam tim medis.
3) Melakukan tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan
medis dan penunjangnya.
d. Melakukan penilaian terhadap sarana, prasarana dan peralatan, yaitu:
1) Dalam rangka pengadaan.
2) Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.
3) Dalam rangka pengukuran dalam kalibrasi.
4) Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan.
e. Menyusun laporan mengenai sarana, prasarana, dan peralatan, yaitu:
1) Menyusun data keadaan atau inventarisasi.
2) Menyusun laporan kegiatan.
f. Melakukan pengelolaan teknis :
1) Menyusun laporan data keadaaan atau inventarisasi
2) Menyusun laporan kegiatan
g. Melakukan rapat :
1) Rapat internal IPSRS
2) Rapat koordinasi dengan Ka. Inst. dan Ka. Intalasi unit terkait.
3. Pengawasan
Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan,
pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana maupun peralatan yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga.
4. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas
teknik sehingga program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan
lancar.
Dalam waktu tertentu mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan
perkembangan dan sistem peralatan yang lama dan akan datang.

D. PELAYANAN IPSRS
1. Penerimaan permintaan pengadaan alat medik (unit baru dan atau
asesoris tambahan) yang dibuat dalam form Permintaan Pembelian Alat/
Barang/ Jasa.
2. Penerimaan dan penyiapan alat medik baru sebelum digunakan.
3. Pemeliharaan alat medik, kegiatan yang bertujuan untuk membuat alat
medik dapat digunakan lebih lama. (Preventive Maintenance)
4. Perbaikan alat medik, kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan atas
kerusakan alat medik.
5. Kalibrasi alat medik.

BAB V
LOGISTIK

Daftar peralatan/ inventaris yang terdapat di Instalasi Pemeliharaan


Sarana Rumah Sakit adalah sebagai berikut :

NO Daftar Peralatan/ Inventaris

1 Mesin Bor
2 Mata Bor
3 Obeng Plus(+) Minus(-)
4 Tangga Lipat Aluminium
5 Kunci Inggris
6 Kunci pipa
7 Kunci Pas
8 Solder Listrik
9 Tang Kombinasi
10 Tang Potong
11 Tang Potong
12 Gergaji Besi
13 Martil

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau
situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm
(penyakit, cidera, cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya
terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini
mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit,
meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat,
menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.

C. Standar Keselamatan Pasien meliputi:


1. Hak pasien;
2. Mendidik pasien dan keluarga;
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien;
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien; dan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.

D. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai


berikut:
1. Ketepatan identifikasi pasien;
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.

E. Keselamatan Pasien di IPSRS


Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dalam pelaksanaan kegiatan
perbaikan/pemeliharaan, bukan hanya keselamatan pasien yang harus
diperhatikan, tetapi keselamatan petugas dan lingkungan pun tidak boleh di
abaikan.

Dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan, petugas harus selalu memakai


APD seperti : sarung tangan, kaca mata, helm, sepatu safety, sepatu boat agar
bias terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Petugas bekerja dalam hal melakukan perbaikan/pemeliharaan sarana,


prasarana dan peralatan di rumah sakit harus sesuai dengan SPO yang sudah
dibuat.

IPSRS hanya bertugas melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana,


prasarana, dan fasilitas rumah sakit.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Sebagaimana Permenkes No.66 Tahun 2016, Keselamatan dan Kesehatan


Kerja
Rumah Sakit meliputi:
1. Manajemen risiko K3RS adalah proses yang bertahap dan
berkesinambungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja secara komperhensif di lingkungan Rumah Sakit.
Manajemen risiko merupakan aktifitas klinik dan administratif yang
dilakukan oleh Rumah Sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan
pengurangan risiko keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit. Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit adalah upaya yang dilakukan untuk
mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk
kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan
peralatan, obyek kerja, tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara
langsung dan tidak langsung serta untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan keamanan bagi sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah
sakit .
3. Pelayanan Kesehatan Kerja. Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan
dan pemeliharaan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi pekerja
di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko
akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan
pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi antara
pekerjaan dengan manusia dan manusia dengan jabatannya.
4. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan
dan Kesehatan Kerja adalah upaya meminimalkan risiko penggunaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) terhadap sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
5. Pencegahan dan pengendalian kebakaran adalah upaya yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya kebakaran di Rumah Sakit. Pengendalian
kebakaran adalah upaya yang dilakukan untuk memadamkan api pada
saat terjadi kebakaran dan setelahnya.
6. Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah upaya memastikan sistim utilitas aman bagi
sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
7. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah upaya memastikan sistem peralatan medis aman bagi
sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
8. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dirancang untuk meminimalkan dampak
kerugi atau kerusakan yang mungkin terjadi akibat keadaan darurat
oleh karena kegagalan teknologi, ulah manusia atau bencana yang dapat
terjadi setiap saat dan dimana saja (internal dan eksternal).
9. Pendidikan dan Pelatihan K3 adalah upaya membekali staf dengan
edukasi serta pelatihan untuk menjalankan peran mereka dalam
mengidentifikasi dan mengurangi risiko serta melindungi orang lain dan
diri mereka sendiri untuk menjamin fasilitas yang aman dan terlindung
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

IPSRS harus selalu menjaga sistim pengendalian intern yang berlaku di


rumah sakit, hal tersebut merupakan faktor yang menentukan. Pengendalian
mutu dapat diukur dari tingkat keberhasilan petugas dalam menyelesaikan
suatu permasalahan, baik itu prasarana, alat medis dan gedung. Selain
pengendalian di sisi perbaikan, pemeliharaan juga suatu hal yang penting
dilakukan.

Tujuan dari pengendalian intern adalah ;


a) Memaksimalkan sumber daya yang ada untuk melakukan pemeliharaan
dan perbaikan sehingga suatu alat berfungsi dengan baik dan maksimal.
b) Meningkatkan kualitas pekerjaan tanpa mengesampingkan efisiensi
biaya kerja yang dikeluarkan.
c) Meningkatkan umur pakai suatu alat.
d) Menjaga keselamatan kerja.
BAB IX
PENUTUP

Dengan dikeluarkannya Pedoman Pelayanan Instalasi Pemeliharaan


Sarana Rumah Sakit (IPSRS) ini, diharapkan setiap personel dapat memahami
dan melaksanakan sesuai pedoman sehingga hasil akhir dari setiap pekerjaan
dapat dipertanggungjawabkan.
Demikian buku pedoman ini dibuat untuk menjadi pedoman untuk
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) sehingga pengelolaan
sarana, prasarana, dan fasilitas rumah sakit dapat berjalan dengan baik dan
sesuai standar yang telah ditetapkan Undang-Undang kesehatan yang
berlaku. Dengan terbitnya Buku Pedoman Pelayanan Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit di RS Khusus Paru Karawang ini maka segala kegiatan di
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) wajib berlandaskan buku
pedoman ini terhitung setelah ditandatangani oleh Direktur RS Khusus Paru
Karawang

Anda mungkin juga menyukai