Anda di halaman 1dari 4

PEMANTAUAN KEMAJUAN DAN

HASIL PENGOBATAN TB

No. Dokumen : SOP/B/V/TB/02


SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS KANDANGAN Muhammad Pauzi, SKM
KABUPATEN HULU NIP. 19750119 199703 1 004
SUNGAI SELATAN

1. Pengertian Suatu standart pelayanan yang dilakukan untuk memantau kemajuan


dan mengetahui hasil dari pengobatan TB
2. Tujuan 1. Untuk memantau kemajuan pengobatan
2. Untuk mengetahui hasil akhir dari pengobatan yang sudah
dilakukan
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kandangan tentang Pengelolaan
dan Pelaksanaan UKM Puskesmas
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;

5. Alat dan Bahan 1. Alat :


a. Pot Dahak

1 dari 4
2. Bahan :
a. TB 05
6. Prosedur/Langkah- Petugas melakukan pemantauan kemajuan pengobatan pada TB
langkah paru

1. Bila pengobatan sudah akhir tahap awal, maka petugas


memeriksa ulang dahak secara mikroskopis yaitu 2 contoh uji
dahak sewaktu dan pagi.

2. Petugas menyatakakan negative apabila hasil pemeriksaan 2


contoh uji dahak tersebut negative, bila salah satu contoh uji
positif atau keduanya positif maka hasil pemeriksaan dahak
dinyatakan positif

3. Apabila hasil dahak negative, petugas segera memberikan dosis


pengobatan tahap lanjutan dan selanjutnya petugas memeriksa
ulang dahak sesuai jadwal (pada bulan ke 5 dan akhir
pengobatan)

4. Apabila hasil pemeriksaan positif pada pasien baru, maka


petugas melakukan penilaian apakah pengobatan tidak teratur
dan petugas mendiskusikan dengan pasien. Segera dilakukan
tahap lanjutan, kemudian petugas memeriksan ulang dahak
kembali setelah pemerian OAT tahap lanjutan 1 bulan.

5. Apabila hasil pemeriksaan ulang dahak tetap positif, petugas


perlu melakukan pemeriksaan uji kepekaan obat. Petugas
merujuk pasien sebagai suspek TB MDR.

Pada pasien dengan pengobatan ulang akhir tahap awal positif,


pasien dinyatakan sebagai terduga pasien TB MDR. Petugas
melakukan rujukan utnuk uji kepekaan obat sesuai dengan SOP
suspek TB MDR.

6. Pada bulan ke 5 baik pasien baru atau pasien dengan pengobatan


ulang apabila hasil negative, dilanjutkan pengobatan pada akhir
pengobatan sampai selesai. Bila hasil positif pengobatan
dinyatakan gagal dan pasien dinyatakan sebagai terduga pasien
TB MDR dan petuga melakukan rujukan untuk uji kepekaan

2 dari 4
obat.

Pemantauan kemajuan pada TB ekstra paru

Untuk pasien TB ekstra paru, pemantauan kondisi klinis merupakan


cara menilai kemajuan hasil pengobatan (standar 10 ISTC),
sebagaimana pada pasien TB BTA negative, perbaikan kondisi klinis
antara lain peningkatan berat badan pasien merupakan indicator yang
bermafaat.

1. Definisi hasil pengobatan TB

a. Sembuh : pasien Tb paru dengan hasil pemeriksaan


bakterioligis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi
negative dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya.

b. Pengobatan lengkap : pasien TB yang telah menyelesaikan


pengobatan secara lengkap dimana pada salah satu pemeriksan
sebelum akhir pengobatan hasilnya negative namun tanpa ada
bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan.

c. Gagal : pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif


atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih
selama pengobatan atau kapan saja apabila dalam pengobatan
diperoleh hasil laboratorium yang menunjukkan adanya
restitensi OAT

d. Meninggal : pasien TB yang meninggal oleh sebab apapun


sebelum memulai atau sedang dalam pengobatan

e. Putus berobat (loss to follow-up) : pasien TB yang tidak


memulai pengobatannya atau yang pengobatannya terputus
selama 2 bulan terus menerus atau lebih.

f. Tidak dievaluasi : pasien TB yang tidak diketahui hasil akhir


pengobatannya. Termasuk dalam kriteria ini adalah pasien
pindah (transfer out) ke kabupaten/kota lain dimana hasil akhir

3 dari 4
pengobatannya tidak diketaui oleh kabupaten atau kota yang
ditinggalkan.

2. Pemantauan pengobatan pasien TB anak

a. Setelah diberi OAT 2 bulan,petugas mengevaluasi respon


pengobatan pasien.

b. Respon pengobatan dikatakan baik apabila gejala klinis


berkurang, nafsu makan meningkat, BB meningkat, demam
menghilang dan batuk berkurang.

c. Apabila respon pengobatan kurang atau tidak baik, maka


pengobatan tetap dilanjutkan tetapi petugas merujuk pasien ke
RS

d. Setelah pemberian obat 6 bulan, OAT dapat dihentikan dengan


petugas melakukan evaluasi baik klinis maupun pemeriksaan
penunjang seperti foto toraks.

e. Pada pasien TB anak yang pada awal pengobatan hasil


pemeriksaan dahaknya BTA positif, petugas melakukan
pemantauan pengobatan dengan pemeriksaan dahak ulang
sesuai dengan akhir pemantauan pengobatan pasien TB BTA
positif.
7. Unit Terkait 1. Poli Umum

2. Laboratorium

3. RS Rujukan
8. Dokumen terkait 1. Rekam Medis

2. TB 01

3. TB 02

4. TB 05

4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai