Anda di halaman 1dari 4

A.

Family centered care


Kemitraan adalah tujuan dan pendekatan untuk perawatan yang berpusat pada
keluarga (FCC). Anggota keluarga memainkan peran penting bersama tim perawatan
kesehatan ketika anggota keluarga yang lebih tua dirawat di rumah sakit. Keterlibatan
keluarga dalam perawatan untuk orang yang lebih tua membentuk pendekatan kemitraan di
mana para profesional kesehatan dan keluarga terlibat secara kolaboratif dalam perawatan.
Ini meningkatkan kualitas perawatan dan kepuasan keluarga dengan hati-hati. Tujuan dari
makalah ini adalah untuk menyoroti bidang-bidang potensial kemitraan anggota keluarga
dengan para profesional perawatan kesehatan sambil merawat orang tua berdasarkan
perspektif FCC.
Konsensus tentang definisi perawatan yang berpusat pada keluarga (FCC) tetap sulit
dipahami, meskipun telah diakui sebagai elemen yang diperlukan dalam unit perawatan
intensif neonatal (NICU). FCC yang diinformasikan trauma dalam NICU adalah komitmen
untuk melindungi dan melestarikan integritas keluarga dalam krisis, memastikan keterikatan
induk bayi yang optimal dan pengembangan peran orang tua untuk mempromosikan
integritas keluarga jangka pendek dan jangka panjang. Pemisahan ibu-bayi adalah peristiwa
kehidupan traumatis bagi neonate dan keluarga. Untuk neonate, tidak adanya ibu memulai
respons stres yang dimediasi oleh sumbu hipotamat-hipofisis-adrenal (HPA). Dampak
pemisahan ibu-bayi pada ibu dikonfound oleh alam yang mengancam jiwa yang menjamin
nicu rawat inap dan telah dikaitkan dengan depresi ibu dan gangguan stres pascatrauma
(PTSD). Kesehatan mental orang tua memainkan peran penting dalam mengoptimalkan hasil
perkembangan bayi. Hubungan bayi-keluarga mempengaruhi neurobiologi dan psikologi
bagi semua pemangku kepentingan.
Kebutuhan dan harapan keluarga pasien yang sakit kritis penuh dalam literatur.
Konsep perawatan yang berpusat pada keluarga memandang keluarga pasien sebagai unit
yang akan dirawat dan mengatur pengiriman perawatan di sekitar keluarga pasien,
dibandingkan dengan model yang berpusat pada pasien yang lebih tradisional. Kemitraan
dengan keluarga berfungsi untuk mempromosikan pendekatan holistik untuk perawatan
pasien dengan penyakit kritis. American Association of Critical Care Nurses (AACN)
mendamaikan model sinergi untuk membentuk Model Sinergi AACN mereka untuk
Perawatan Pasien untuk mengatasi kebutuhan pasien yang sakit kritis. Pendekatan yang
berkelanjutan dan proaktif terhadap keluarga memastikan perhatian pada perawatan pasien
dan dapat mencegah konflik atau krisis selama periode stres keluarga yang tinggi. Ketika
kehadiran keluarga menjadi praktik yang lebih diterima, penyedia layanan kesehatan perlu
mengakomodasi keluarga di sisi tempat tidur dan unit alamat dan hambatan khusus sistem.
Perawatan yang berpusat pada pasien dan berpusat pada keluarga (PFCC) telah
didukung oleh banyak organisasi perawatan kesehatan profesional. Meskipun didefinisikan
secara bervariasi, PFCC adalah pendekatan untuk perawatan yang menghormati dan
responsif terhadap preferensi, kebutuhan, dan nilai-nilai pasien individu dan keluarga
mereka. Penelitian mengenai PFCC di unit perawatan intensif anak telah berfokus pada 4
bidang termasuk (1) kunjungan keluarga; (2) Rounding yang berpusat pada keluarga; (3)
kehadiran keluarga selama prosedur invasif dan resusitasi kardiopulmoner; dan (4)
konferensi keluarga. Meskipun tantangan terhadap implementasi yang sukses ada, tubuh
bukti yang berkembang menunjukkan bahwa PFCC bermanfaat bagi pasien, keluarga, dan
staf.

B. Atraumatic care
Atraumatic care merupakan bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh tenaga
kesehatan dalam tatanan pelayanan kesehatan anak melalui penggunaan tindakan yang dapat
mengurangi distres fisik maupun distres psikologis yang dialami anak maupun orang tua.
Medical play merupakan salah satu terapi bermain yang dapat diberikan pada anak dengan
diberi kesempatan untuk bermain dan mengekplorasi peralatan medis seperti stetoskop,
penlight, termometer, dan lain-lainnya terhadap tindakan yang mereka alami selama dirumah
sakit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas penerapan atraumatic care
dengan medical play terhadap respon kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami
hospitalisasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan Pre-
experimental design dengan pendekatan desain pre and posttest without control. Populasi
pada penelitian ini adalah semua pasien anak dengan hospitalisasi di ruang rawat anak RSU
Adhyaksa. Sampel yang digunakan adalah 26 responden dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner Skala ZSAS (Zung Self Rating Anxiety Scale) Hasil data didapatkan mayoritas
berjenis kelamin laki-laki (53,8%), mayoritas tidak memiliki pengalaman dirawat
sebelumnya sebanyak 24 responden (92,3%), rata-rata skor cemas anak sebelum intervensi
50,346, rata-rata skor cemas anak setelah intervensi adalah 47,3846. Hasil uji dengan paired
sample t-test didapatkan nilai p-value = <0,05 pada skor ZSAS yang berarti pada alpha 5%
terlihat ada perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan Medical play. Maka
dari Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efektif penerapan atraumatic care dengan
medical play terhadap respon kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi
Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat
di rumah sakit. Keadaaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan
lingkungan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stresor bagi
anak baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga yang dapat menimbulkan
kecemasan (Wong, 2009). Anak prasekolah menggambarkan bahwa hospitalisasi sebagai
hukuman dan perpisahan dengan orang tua sebagai kehilangan kasih sayang (Muscari, 2005).
Stres dan kecemasan anak saat menjalani hospitalisasi dipengaruhi oleh karakteristik
personal anak, yang meliputi umur, jenis kelamin, budaya, pengalaman hospitalisasi dan
pengalaman medis sebelumnya (Mahat & Slocoveno dalam Tsai, 2007). Pelayanan
Atraumatic care merupakan bentuk pelayanan perawatan terapeutik dalam tatanan pelayanan
kesehatan anak melalui penggunaan tindakan yang mengurangi distres fisik maupun distres
psikologis yang dialami anak maupun orang tua (Supartini, 2004). Menurut Hidayat (2005),
ada beberapa prinsip perawatan Atraumatic care yang harus dimiliki oleh perawat anak, yaitu
menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga; meningkatkan kemampuan
orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak; mencegah atau mengurangi cedera
(injury) dan nyeri (dampak psikologis); tidak melakukan kekerasan pada anak; dan
modifikasi lingkungan fisik . Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara
penerapan Atraumatic care dengan kecemasan anak prasekolah saat proses hospitalisasi di
RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Jenis penelitian yang digunakan adalah
observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Pendekatan teknik non probability sampling dengan Judgemental sampling,
jumlah sampel yang digunakan sebanyak 20 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan
membagikan kuesioner yang terdiri dari kuesioner karakteristik responden, penerapan
Atraumatic care, dan kecemasan anak. Analisis yang digunakan adalah uji korelasi
Spearman-rank. Pada hasil diperoleh nilai P value adalah 0,003. Berdasarkan hasil uji dengan
melihat nilai significancy didapatkan nialai p < α (0,003<0,05) yang berarti Ho ditolak,
dimana ada hubungan antara penerapan Atraumatic care dengan kecemasan anak prasekolah
saat proses hospitalisasi di RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Nilai korelasi
Spearman (r) pada penlitian ini sebesar r = -0,634 yaitu arah korelasi negatif dengan
kekuatan korelasi kuat. Maka semakin baik penerapan Atraumatic care yang diberikan maka
semakin kecil risiko kecemasan yang dialami anak prasekolah saat proses hospitalisasi.
Diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan Atraumatic care kepada pasien anak
sehingga dapat meminimalkan kecemasan pada anak dan dapat mengoptimalkan kemampuan
orang tua dalam mengontrol kesehatan anak sehingga proses hospitalisasi dapat berjalan
dengan baik
Rawat inap mengharuskan anak beradaptasi dengan berbagai kondisi sulit, seperti
perawatan, tenaga kesehatan, dan pemisahan dari keluarga mereka, terutama orang tua
mereka. Pemisahan dari orang tua sering menyebabkan perubahan emosional yang signifikan
pada anak-anak seperti kecemasan, yang dapat memicu trauma rawat inap dalam jangka
pendek dan panjang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi fenomenologi deskriptif. Itu dilakukan di Ruang Penitipan Anak dengan 11
peserta. Analisis data dilakukan menggunakan analisis tematik Creswell. Penelitian ini
menghasilkan tiga tema: i) perawat mendukung kehadiran orang tua selama rawat inap anak-
anak; ii) kehadiran orang tua adalah sumber utama mengatasi anak selama dirawat di rumah
sakit; iii) Orang tua memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan psikologis anak selama
dirawat di rumah sakit.
Pemberian asuhan keperawatan kepada klien anak, seorang perawat harus memahami
bahwa semua asuhan keperawatan anak harus berpusat pada keluarga (family center care)
untuk mencegah terjadinya trauma (atraumatik care). Atraumatic care adalah penyediaan
asuhan terapeutik melalui penggunaan intervensi yang memperkecil stres psikologis dan !sik
yangdiderita oleh anak dan keluarganya dalam sistem pelayanan kesehatan. Atraumatic care
merupakan suatu tindakan terapeutik. Ketika anak sakit dan dianjurkan untuk dirawat di
rumah sakit, anak tidak pernah terlepas dari dampak negatif hospitalisasi. Oleh karenanya
perawat berusaha menerapkan prinsip atraumatic care dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada anak maupun keluarganya, seperti: melibatkan orang tua dalam setiap
tindakan atau implementasi yang akan dilakukan untuk kesembuhan sang buah hati,
membolehkan anak membawa boneka atau robot kesayangan selama perawatan. Keluarga
menyerahkan segala keputusan untuk keselamatan anaknya kepada petugas kesehatan, oleh
karena itu untuk menghindari terjadinya dampak negatif hospitalisasi pada anak, maka
diharapkan komunikasi antara orang tua dan petugas kesehatan selalu berkesinambungan.
Penerapan atraumatic care dapat meminimalisir terjadinya stres pada anak maupun keluarga.

http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3173
Doi: https://doi.org/10.37311/jhsj.v2i1.4559/
Google Scholar. url: https://scholar.google.com
Emerald. url: https://www.emerald.com/insight/
PubMed / National Library of Medicine (NCBI). url: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/

Anda mungkin juga menyukai