Anda di halaman 1dari 6

P-ISSN 1907 - 0357

Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 15, No. 2, Oktober 2019
E-ISSN 2655 – 2310

PENELITIAN
ATRAUMATIC CARE DENGAN SPALK MANAKARA PADA
PEMASANGAN INFUS EFEKTIF MENURUNKAN TINGKAT
KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH

Zulhaini Sartika A. Pulungan*◊, Yusuf*, Ni Komang Sudiartini*, Muh. Zen*,


Muhammad Irfan Ali*, Widyatma Arya Sawitra*, Edi Purnomo*
*Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mamuju
◊Corresponding Outhor: zulhainisartika@gmail.com
Anak-anak sangat rentan terhadap krisis penyakit dan hospitalisasi, karena adanya stres akibat perubahan
keadaan sehat dan rutinitas lingkungan di rumah sakit. Atraumatic care merupakan asuhan terapeutik
melalui intervensi yang berfungsi menurunkan distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak dan
keluarganya dalam sistem pelayanan kesehatan. Salah satu cara atraumatic care pada anak saat pemasangan
infus adalah dengan pemasangan spalk. Spalk Manakarra dimodifikasi untuk mengurangi tingkat kecemasan
anak pada pemasangan infus sebagai salah satu upaya dalam melaksanakan asuhan atraumatic care.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas atraumatic care dengan “spalk manakarra” pada
pemasangan infus terhadap tingkat kecemasan anak pra sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen semu atau quasy experiment dengan rancangan pretest and posttest with control group design.
Populasi penelitian adalah semua anak yang dirawat di Ruang Perawatan Anak RSUD Kab. Mamuju. Jumlah
sampel sebanyak 30 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan independent sample t test. Hasil
penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna tingkat kecemasan anak pra sekolah yang dipasang
spalk manakarra dibandingkan dengan yang dipasang spalk rumah sakit dengan nilai p= 0,026. Kesimpulan:
Penggunaan Spalk Manakarra lebih efektif menurunkan tingkat kecemasan anak pra sekolah pada
pemasangan infus.

Kata Kunci: atraumatic care, pemasangan infus, spalk manakarra

LATAR BELAKANG (49%) pasangan. Data yang diperoleh dari


Kec. Alu terdapat 8 desa yaitu desa Mombi
Kabupaten Polewali Mandar masuk 402 PUS, Sayoang 103 PUS, alu 296 PUS,
dalam kategori daerah tertinggal yang Petoosang 295 PUS, Puppuring 235 PUS,
menempati posisi 74 dari 122 Kabupaten Pao-pao 317 PUS, Saragian 286 PUS,
tertinggal yang ada di Indonesia yang Kalumammang 220 PUS dari 8 desa tersebut
ditegaskan oleh Perpres Nomor 131/2015 desa mombi merupakan desa yang memiliki
tentang penetapan daerah tertinggal tahun PUS Terbanyak pada bulan Mei jumlah
2015-2019. sasaran PUS terdapat 2154 pasangan, dari
Angka kematian Ibu di Kabupaten keseluruhan data tersebut terdapat 1309
Polewali Mandar tahun 2013 adalah 11/1.000 (60,77%) PUS yang menjadi sasaran KB.
kelahiran hidup, sedangkan AKI tahun 2014 dari data puskesmas Tutallu jumlah PUS
adalah 5/1.000 kelahiran hidup, pada tahun Terbanyak di daerah Mombi Kec. Alu jumlah
2015 mengalami peningkatan dengan angka PUS pada bulan Mei terdapat 402 Pasangan
kejadian 15/1.000 kelahiran hidup, dan yang aktif menggunakan KB ada 240
sedangkan pada awal tahun 2016 sudah ada 1 pasangan atau sekitar 61.96% artinya jumlah
kasus kematian ibu. Artinya pada tahun 2015 pasangan yang tidak menggunakan KB di
angka kematian ibu mengalami peningkatan wilayah tersebut masih tinggi.(Data
Penyebab kematian yaitu salah satunya puskesmas Alu, 2017)
infeksi 5,56% (Dinas Kesehatan Kabupaten Metode Penyu merupakan proses
Polewali Mandar, 2015). Pendampingan dan penyuluhan dengan
Data dari Dinas Kesehatan Polewali berbagai model dan metode yang
Mandar jumlah PUS 65.063 Pasangan dan berlangsung terus menerus (Continues)
pengguna kontrasepsi sebanyak 32.008 dalam waktu tertentu dilakukan oleh semua
[78]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 15, No. 2, Oktober 2019
E-ISSN 2655 – 2310
pihak yang kompeten.Pada penelitian ini Survey awal yang dilakukan di RSUD
metode penyu melibatkan mahasiswa KKN, Kabupaten Mamuju, jumlah anak yang
dimana mahasiswa akan intens menemani dirawat di ruang perawatan anak semakin
keluarga sebagai binaannya selama 2 bulan meningkat. Kondisi anak yang dirawat sering
lamanya. Oleh sebab itu dalam proses gelisah, rewel dan selalu ingin ditemani saat
Penyuluhan KB tidak hanya menggunakan menjalani proses perawatan. Anak juga
satu atau dua metoda saja yang dilakukan sering menangis dan mengatakan ingin
secara Komprehensif dan terus menerus. pulang. Penyebab kecemasan yang dialami
Karena untuk meyakinkan keluarga ber KB beragam, mulai dari rasa cemas terhadap
adalah merupakan proses belajar terus petugas kesehatan, tindakan medis, nyeri
menerus dan sebelum mengambil keputusan yang dialami, cemas karena berada pada
akan selalu diliputi keraguan, ketakutan, tempat dan lingkungan baru, cemas akibat
kekhawatiran, was-was baik dari sisi perpisahan dengan teman dan saudaranya.
harapan sosial, masa depan keluarga maupun Hal ini sejalan dengan data The National
dari sisi medis. Centre for Health Statistic yang
Dimana Mahasiswa KKN memiliki memperkirakan bahwa 3-5 juta anak di
kesempatan yang baik untuk berinteraksi dan bawah usia 15 tahun menjalani hospitalisasi
bersentuhan dengan frekuensi yang cukup setiap tahun. Angka kesakitan anak di
sering dengan masyarakat sehingga kondisi Indonesia yang dirawat di rumah sakit juga
ini memungkinkan dilaksanakannya cukup tinggi yaitu 15,26% yang ditunjukkan
penyuluhan dengan metode pendampingan dengan selalu penuhnya ruangan anak baik
yang lebih intens dan terukur, sehingga rumah sakit pemerintah maupun swasta. Bila
harapannya masyarakat dapat memahami dibandingkan angka kesakitan anak di daerah
lebih mendalam manfaat dari menjadi perdesaan dan perkotaan menunjukkan angka
akseptor KB daripada hanya penyuluhan kesakitan di pedesaan lebih tinggi dibanding
yang bersifat seremonial. Tapi mahasiswa perkotaan (15,75 vs 14,74%). Berdasarkan
akan digiring untuk lebih intensif mendekati survei kesehatan ibu dan anak tahun 2010
masyarakat mengkaji dan menemukan solusi juga didapatkan hasil bahwa dari 1.425 anak
yang paling baik dalam memilih kontrasepsi yang mengalami dampak hospitalisasi,
yang terbaik yang dibutuhkan keluarga 33,2% diantaranya mengalami dampak
binaannya. Anak adalah mahluk unik yang hospitalisasi berat, 41,6% mengalami
memiliki kebutuhan berbeda disetiap tahap dampak hospitalisasi sedang, dan 25,2%
tumbuh kembangnya, oleh karena itu orang mengalami dampak hospitalisasi ringan
tua perlu memahami pentingnya (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
menyediakan fasilitas untuk mendukung Perlindungan Anak, 2015).
pertumbuhan dan perkembangan tersebut Selama hospitalisasi pada umumnya
(Cahyaningrum, 2012). Anak usia pra asuhan keperawatan pada anak memerlukan
sekolah adalah usia perkembangan yang tindakan invasif berupa injeksi maupun
dimulai pada usia 3 sampai 6 tahun (Muscari, pemasangan infus. Injeksi merupakan
2005). Pada masa ini anak memandang tindakan medis yang sering ditakuti oleh
bahwa penyakit sebagai suatu hukuman, anak dan bisa terbawa sampai dewasa.
sehingga ketika anak sakit dan mengalami Respon anak tersebut dapat menjadi kendala
hospitalisasi dapat menimbulkan stres pada dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang
anak. Stressor yang ditunjukkan dapat berupa akan diberikan sehingga menghambat proses
cemas, kehilangan kendali, cedera tubuh, dan penyembuhan dan mengakibatkan perawatan
nyeri. Stres hospitalisasi dapat memberikan yang lebih lama bahkan akan mempercepat
efek pada perilaku anak saat pemulangan terjadinya komplikasi-komplikasi selama
seperti menuntut perhatian lebih dari orang perawatan (Nursalam, Susilaningrum, &
tua, sangat menentang perpisahan, ketakutan Utami, 2005). Terpaparnya anak pada
baru, terbangun di malam hari, menarik diri, kejadian traumatik pada masa kecil akan
pemalu, rewel, dan tempertantrum (Wong et memberikan pengalaman yang tidak
al., 2009). menyenangkan dalam waktu yang lama,

[79]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 15, No. 2, Oktober 2019
E-ISSN 2655 – 2310
tidak hanya pada anak tetapi lingkungan spalk atau bidai dapat mengurangi gerak atau
terutama keluarga juga akan terpengaruh immobilisasi sendi pada pemasangan infus.
(Fletcher, 2003). Berdasarkan penelitian ini penggunaan spalk
Intervensi keperawatan dalam upaya masih efektif pada pasien anak.
mengatasi masalah yang timbul pada anak Spalk atau bidai yang digunakan di
maupun orang tua selama hospitalisasi adalah RSUD Kab. Mamuju masih terbuat dari
meminimalkan stressor, memaksimalkan potongan karton yang dilapisi dengan kain
manfaat hospitalisasi, memberikan dukungan kasa sehingga pada saat pemasangan infus
psikologi terhadap anggota keluarga dan sering menimbulkan rasa takut, cemas dan
mempersiapkan anak sebelum hospialisasi ketidaknyamanan pada anak karena jari-jari
(Supartini, 2004). Atraumatic care tangan ikut terfiksasi. Spalk Manakarra
merupakan suatu tindakan asuhan dirancang mengikuti struktur anatomi tangan
keperawatan yang terapeutik dengan anak sehingga nyaman untuk dipakai. Spalk
menyediakan lingkungan yang nyaman oleh ini juga dilapisi dengan kain yang lembut,
petugas kesehatan, dan menggunakan bermotif boneka, berwarna cerah dan
intervensi yang menghilangkan atau dilengkapi dengan boneka kecil yang dapat
mengurangi distress fisik maupun psikologis menyala. Hal ini dibuat sebagai distraksi
pada anak-anak dan keluarga dalam sistem pada saat pemasangan infus. Memanipulasi
pelayanan kesehatan. Prinsip yang mendasari dengan cara distraksi pada prosedur yang
atraumatic care adalah bagaimana mencegah mengakibatkan perlukaan tubuh dapat
atau mengurangi pemisahan anak dan mengurangi ketakutan dan kecemasan pada
keluarga; meningkatkan pengendalian diri anak (Nursalam, Susilaningrum, & Utami,
pada anak; dan mencegah atau mengurangi 2005).
nyeri dan cedera pada tubuh (Wong et al.,
2009). Beberapa contoh tindakan atraumatic
care adalah dengan memodifikasi lingkungan METODE
rumah sakit seperti di rumah sendiri.
Dekorasi bernuansa anak seperti tirai, hiasan Penelitian ini merupakan penelitian
dinding dan papan nama bergambar binatang quasi eksperiment dengan rancangan post test
lucu, sprei bergambar bunga, dan dinding with control group design. Populasi adalah
dicat dengan warna cerah (Supartini, 2004). semua anak yang dirawat di RSUD
Hasil penelitian yang mengeksplorasi Kabupaten Mamuju. Subjek penelitian
tentang atraumatic care seperti penelitian diperoleh dengan purposive sampling yaitu
yang dilakukan oleh Festini et al. (2009) anak yang dirawat di RSUD Kabupaten
dengan menggunakan pakaian perawat non Mamuju yang memenuhi kriteria.
konvensional atau seragam perawat berwarna Variabel bebas dalam penelitian ini
menunjukkan peningkatan hubungan antara adalah Spalk Manakarra. Spalk Manakarra
anak dan perawat dan berpotensi mengurangi yang digunakan seperti gambar di bawah ini:
ketidaknyamanan yang dialami anak karena
hospitalisasi. Hal ini dapat diterapkan pada
penelitian serupa dengan pemasangan Spalk
Manakarra pada anak untuk menurunkan
tingkat kecemasan selama pemasangan infus.
Penggunaan spalk atau bidai pada anak pada
pemasangan infus dapat mengurangi resiko
komplikasi (Batalha et al., 2010).
Spalk atau fiksasi selang intra vena
(IV) merupakan alat yang dirancang untuk Gambar 1 Spalk Manakarra
melindungi area IV yang digunakan pada
bayi dan anak untuk menghindari lepasnya Variabel terikat adalah tingkat
jarum atau kateter (Wong et al., 2009). kecemasan. Pengumpulan data dilakukan
Menurut Dalal et al. (2009) pengguanan dengan mengisi lembar checklist tingkat

[80]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 15, No. 2, Oktober 2019
E-ISSN 2655 – 2310
kecemasan anak pra sekolah. Kuesioner yang paling banyak dengan tingkat kecemasan
digunakan mengacu pada kuesioner tingkat ringan 10 (66,7%).
kecemasan Hamilton Rating Scala For
Anxiety (HARS). Analisis Bivariat
Analisis data dilakukan dengan analisis
deskriptif dengan menampilkan distribusi Tabel 2: Rata-Rata ± SD Tingkat Kecemasan
dan persentase dari tiap variabel. Selanjutnya Setelah Pemasangan Spalk
dilakukan analisis untuk menguji hipotesis
tentang efektivitas pemasangan Spalk Variabel Kelompok n Mean±SD p
Manakarra terhadap penurunan tingkat Tingkat Kontrol 15 18,7±4,32
0,026
kecemasan anak pra sekolah menggunakan Kecemasan Intervensi 15 14,3±5,26
independent sample t test, dengan tingkat
kepercayaan 95% (α 0,05). Tabel di atas menunjukkan ada
perbedaan tingkat kecemasan anak antara
kelompok intervensi yang dipasang Spalk
HASIL Manakarra dengan kelompok kontrol yang
dipasang spalk rumah sakit dengan nilai
Analisis Univariat p=0,026.

Data karakteristik responden menunjukan


bahwa rata-rata usia ibu pada kelompok PEMBAHASAN
kontrol adalah 27,93 tahun dengan usia minimun
Pada umumnya hospitalisasi akan
23 tahun dan maksimum 38 tahun, sedangkan
menimbulkan kecemasan pada anak.
rata-rata usia ibu pada kelompok intervensi
Beberapa penelitian yang menunjukkan
adalah 27 tahun dengan usia minimun 22
adanya hubungan antara kecemasan dengan
tahun dan maksimum 33 tahun. Rata-rata usia hospitalisasi seperti penelitian yang
anak pada kelompok kontrol adalah 4,2 tahun, dilakukan oleh Rini et al. (2013); Breving
sedangkan rata-rata usia anak pada kelompok et.al. (2015); Pulungan et al. (2017). Tingkat
intervensi adalah 3,87 tahun. Sedangkan dari kecemasan anak bervariasi mulai dari cemas
jenis kelamin menunjukkan bahwa jenis ringan sampai cemas sedang. American
kelamin responden pada kelompok kontrol dan Heart Association (AHA) tahun 2003,
intervensi terbanyak adalah laki-laki yang menyatakan anak-anak sangat rentan
berjumlah 8 (53.3%) dan 11 (73.3%). terhadap stres yang berhubungan dengan
prosedur tindakan invasif. Pemasangan infus
Tabel 1: Distriusi frekuensi tingkat tentu saja akan menimbulkan nyeri, rasa sakit
kecemasan responden setelah pada anak, dan juga akan menimbulkan
pemasangan spalk trauma sehingga anak akan mengalami
kecemasan dan stres.
Kontrol Intervensi Kecemasan juga disebut dengan
Variabel ketakutan atau perasaan gugup. Beberapa
f % f %
Tidak Cemas 3 20 kasus kecemasan (5-42%), merupakan suatu
Cemas Ringan 10 66,7 10 66,7 perhatian terhadap proses fisiologis.
Cemas Sedang 5 33,3 2 13,3 Kecemasan ini dapat disebabkan oleh
penyakit fisik atau keabnormalan, tidak oleh
Tabel di atas menunjukkan tingkat konflik emosional (Stuart dan Sunden, 2007),
kecemasan pada kelompok kontrol paling sehingga tindakan yang dilakukan dalam
banyak dengan tingkat kecemasan ringan 10 mengatasi masalah anak apapun bentuknya
(66,7%) dan kecemasan sedang sebanyak 5 harus berlandaskan pada prinsip atraumatic
(33,3%). Sedangkan pada kelompok care.
intervensi ada penurunan tingkat kecemasan Hasil penelitian ini menunjukkan
menjadi tidak cemas 3 (20%) walaupun perbedaan yang bermakna tingkat kecemasan

[81]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 15, No. 2, Oktober 2019
E-ISSN 2655 – 2310
anatara kelompok intervensi dan kontrol. Hal Melihat banyaknya penelitian terkait
ini menjelaskan bahwa Spalk Manakarra dengan perawatan atraumatik, peneliti juga
efektif menurunkan tingkat kecemasan anak merekomendasikan agar rumah sakit
pada saat pemasangan infus. Penelitian ini menggunakan Spalk Manakarra untuk
juga membuktikan bahwa spalk Manakarra menurunkan tingkat kecemasan anak selama
dapat digunakan sebagai alat dalam pemasangan infus dirumah sakit.
melaksanakan asuhan atraumatic care. Hal
ini juga sejalan dengan penelitian yang KESIMPULAN
dilakukan oleh (Subandi, 2012) yang
menyatakan adanya pengaruh pemasangan Tingkat kecemasan anak pra sekolah
spalk bermotif terhadap tingkat kooperatif pada saat pemasangan infus paling banyak
anak usia pra sekolah selama prosedur injeksi dengan tingkat kecemasan ringan dan
intra vena di rumah sakit Wilayah Cilacap. pemasangan spalk manakarra efektif
Beberapa penelitian juga telah menurunkan tingkat kecemasan anak pra
membuktikan bahwa penerapan atraumatic sekolah pada saat pemasangan infus.
care memiliki pengaruh atau hubungan Spalk Manakarra dapat digunakan
terhadap penurunan respon kecemasan pada sebagai alternatif spalk yang dapat
anak yang mengalami hospitalisasi (Bolin, mengurangi kecemasan anak pada
2011 & Breving et al., 2015). Gold (2006) pemasangan infus di rumah sakit.
juga menyatakan dalam penelitiannya bahwa Spalk Manakarra dapat digunakan
menggunakan media virtual reality selama sebagai bahan inovasi yang dapat
pemasangan infus memberikan ketenangan dikembangkan untuk meningkatkan
pada anak, mengurangi kecemasan serta kreativitas perawat.
meningkatkan sikap kooperatif pasien selama
tindakan keperawatan. Penelitian lain oleh
(Natalie, 2011) menunjukkan terapi bermain DAFTAR PUSTAKA
dengan menggunakan teknik bercerita
berpengaruh terhadap tingkat kooperatif anak Batalha, L. M. C., Costa, L. P. S., Almeida,
usia pra sekolah selama dirawat di rumah D. M. G., Lourenco, P. A. A.,
sakit. Goncalves, A. M. F. M., Teixeire, A.
Atraumatic care sebagai asuhan C. G. (2010). Setting of peripheral
terapeutik memiliki beberapa tujuan seperti venous catheter in children:
jangan melukai, mencegah dan mengurangi comparative study. Esc Anna Nery
stres fisik dan psikologis. Distres psikologis (impr). 14(3): 511-518.
meliputi kecemasan, ketakutan, kemarahan, Bolin, N. (2011). Hubungan penerapan
kekecewaaan, kesedihan, malu, atau rasa atraumatik care dalam pemasangan
bersalah. Distres fisik seperti kesulitan tidur infus terhadap respon kecemasan pada
dan immobilisasi sampai pengalaman anak yang mengalami hospitalisasi di
stimulus sensori yang mengganggu seperti Irna D Anak Rumah Sakit Dr. M.
rasa sakit (nyeri), temperatur ekstrem, bunyi Djamil Padang tahun 2010. Skripsi.
keras, cahaya yang dapat menyilaukan atau Padang: Universitas Andalas
kegelapan dapat diminimalkan (Wong, 2009; Breving, R. M., Ismanto, A. Y., Onibala, F.
Supartini, 2014). (2015). Pengaruh penerapan atraumatic
Asuhan terapeutik tersebut mencakup care terhadap respon kecemasan anak
pencegahan, diagnosis, atau penyembuhan yang mengalami hospitalisasi di RSU
kondisi akut atau kronis. Intervensi berkisar Pancaran Kasih GMIM Manado dan
dari pendekatan psikologis berupa RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado.
menyiapkan anak-anak untuk prosedur eJournal Keperawatan. 3(2): 1-9
pemeriksaaan, sampai pada intervensi fisik Cahyaningrum, D. S. (2012). Pertumbuhan
seperti menyediakan ruangan untuk orang tua Perkembangan Anak dan Remaja.
tinggal bersama anak dalam satu kamar Jakarta: CV. Trans Info Media.
(rooming in). (Wong et al., 2009).

[82]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 15, No. 2, Oktober 2019
E-ISSN 2655 – 2310
Dalal, S. S., Chawla, D., Singh, J., Agarwal, dan Anak (untuk Perawat dan Bidan).
R. K., Deorari, A. K., & Paul, V. K. Jakarta: Salemba Medika.
(2009). Limb splinting for intravenous Soetjiningsih, S. (2005). Tumbuh Kembang
cannulae in neonates: a randomized Anak. Jakarta: EGC.
controlled trial. Arch Dis Child Fetal Stuart & Sundeen. (2007). Buku Saku
Neonatal 94, 394-396. Keperawatan Jiwa. Edisi 4. Jakarta:
Festini, F., Occhipinti, V., De Martino, EGC
M.,Caprilli, S. (2009). Use of non- Subandi, A. (2012). Pengaruh Pemasangan
conventional nurse's attire in a pediatric Spalk Bermotif terhadap Tingkat
hospital: a quasi-experimental study. Kooperatif Anak Usia Pra Sekolah
Jornal of Clinical Nursing.18(7): 1018- Selama Prosedur Injeksi Intra Vena di
1026. Rumah Sakit Wilayah Cilacap. Depok:
Fletcher, K. E. (2003). Child FIK-UI.
Psychopathology. New York: The Subardiah, P. I. (2009). Pengaruh Permainan
Guilford Press. Terapeutik terhadap Kecemasan,
Gold, J. I., Kim, S. H., Kant, A. J., Joseph, Kehilangan Kontrol, dan Ketakutan
M. H., & Rizzo, A. (2006). Anak Pra Sekolah Selam Dirawat di
Effectiveness of virtual reality for RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi
pediatric pain distraction during IV Lampung. Depok: FIK-UI.
placement. Cyber Psychology & Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep
Behavior. 9(2): 207-213. Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan EGC.
Perlindungan Anak. (2015). Profil Pulungan, Z. S. A., Purnomo, E., Purwanti,
Anak Indonesia 2015. Jakarta: A. (2017). Hospitalisasi mempengaruhi
Kementerian Pemberdayaan tingkat kecemasan anak toddler. Jurnal
Perempuan dan Perlindungan Anak Kesehatan Manarang. 3(2): 58-63
serta Badan Pusat Statistik. Rini, D. M., Sari, R., Rahmawati, I. (2013).
Muscari, M. E. (2005). Keperawatan Hubungan penerapan atraumatic care
Pediatrik. Jakarta: EGC. dengan kecemasan anak pra sekolah
Natalie, E. (2011). Pengaruh Terapi Bermain saat proses hospitalisasi di RSU dr. H.
dengan Teknik Bercerita terhadap Koesnadi Kabupaten Bondowoso.
Tindakan Kooperatif Anak Usia Pra Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Sekolah (3-6 Tahun) Selama Mahasiswa. 1-8
Hospitalisasi di Rumah Sakit Wong, D. L., Hockenberry, M., Eaton,
Dirgahayu Samarinda. Surabaya: Wilson, D., Winkelstein, M. L., &
Fakultas Keperawatan Universitas Schwartz, P. (2009). Buku Ajar
Airlangga. Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Nursalam, N., Susilaningrum, R., & Utami,
S. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi

[83]

Anda mungkin juga menyukai