Anda di halaman 1dari 12

Fajriani, Hubungan Pengetahuan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITATERHADAP


PEMANFAATAN POSYANDU DI DESA SENEUBOK RAMBONG
KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN
ACEH TIMUR TAHUN 2016

Fajriani, S.Sit1

Dosen Program Studi Kebidanan


1

STIKes Bina Nusantara Aceh Timur

ABSTRAK

Pos Pelayanan Terpadu adalah pusat pelayanan kesehatan yang


diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan dari
petugas kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di
desa seneubok rambong kecamatan idi rayeuk kabupaten aceh timur
tahun 2016. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross
sectioanal, menggunakan data primer dan data sekunder, jumlah sampel
50 responden dengan menggunakan tehnik wawancara. variabel
penelitian ini adalah pengetahuan, sikap. Data dianalisa secara univariat
dan bivariat dengan uji chi-square disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 50 responden di
desa seuneubok rambong mayoritas memiliki pengetahuan kurang
sebanyak 36 ibu(85,7%) dan yang tidak memanfaatkan posyandu
sebanyak 29 ibu balita (80.6%) sehingga dapat disimpulkan bahwa Tidak
ada hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan pemanfaatan
posyandu (P = (0.917) > (0,05). Sedangkan ibu yang memiliki sikap
Negatif 42 ibu yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 36 ibu
(85,7%) Ada hubungan sikap ibu balita dengan pemanfaatan posyandu (P
= (0.041) > (0,05). Diharapkan untuk bidan dapat lebih meningkatkan
peran aktif masyarakat dalam kegiatan posyandu salah satunya dengan
melibatkan kader, tokoh masyarakat dalam meja posyandu dan dapat
mengupayakan kegiatan posyandu yang bervariatif sehingga ibu tertarik
dan aktif dalam kegiatan diposyandu.

Kata kunci : Pengetahuan,Sikap,Pemanfaatan

ISSN:2460-4356 1
Fajriani, Hubungan Pengetahuan

A. PENDAHULUAN ASEAN pada tahun 2007, ketika


B. Pos Pelayanan Terpadu AKI di Indonesia mencapai 228,
(Posyandu) merupakan salah satu bentuk AKI di Singapura hanya 6 per
Upaya Kesehatan Bersumberdaya 100.000
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, E. kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000
oleh dan untuk masyarakat dengan kelahiran hidup, Filipina 112 per
dukungan teknis dari petugas kesehatan 100.000 kelahiran hidup, serta
yang sasarannya adalah seluruh malaysia dan vietnam sama-sama
masyarakat. Salah satu uapaya kesehatan mencapai 160 per 100.000 kelahiran
berbasis masyarakat (UKBM) yang hidup. Sedangkan Angka Kematian
mendukung pelaksanaan program Bayi (AKB) pada tahun 2012 sebesar
kesehatan di masyarakat adalah posyandu. 37,32 per 1.000 kelahiran hidup
Posyandu di laksanakan oleh kader yang (Depkes RI, 2014)
berasal dari masyarakat dengan pembinaan F. Hasil Riset Kesehatan
dari tenaga kesehatan puskesmas Dasar (Riskesdas) tahun 2013, didapati
(Kementerian Kesehatan RI, 2011) untuk wilayah Sulawesi Utara,
C. Pelaksanaan pelayanan pemanfaatan posyandu masih dibawah
neonatal, petugas kesehatan melakukan standar ketentuan yang berlaku. Didapati
konseling pada ibu melahirkan. Pelayanan presentase balita yang memiliki imunisasi
kesehatan neonatal dasar pada ibu yaitu; lengkap hanya sekitar 60,9%, balita yang
tindakan resusitasi, pencegahan tidak memiliki imunisasi lengkap sebesar
hipotermia, pemberian ASI dini dan 36,7%, dan balita yang tidak sama sekali
ekslusif, pencegah infeksi berupa mendapati imunisasi sekitar 2,3%. Hasil
perawatan luka, perawatan tali pusat, ini masih sangat rendah presentasinya,
perawatan kulit dan pemberian imunisasi. mengingat untuk standar yang harus
Cakupan kunjungan neonatal (KN1) dicapai dalampemanfaatan posyandu
Provinsi Aceh pada tahun 2012 sebesar adalah 90%.
88.129 (93.3%) dan Kunjungan neonatal G. Menurut
yang ke 3 kali (KN Lengkap) 86.881 (Susenas,2001) Pemanfaatan
(92%). posyandu oleh balita belum seperti
D. Menurut Survei yang di harapkan. Hanya 40%
Demografi Kesehatan Indonesia balita dilaporkan dibawa ke
(SDKI) Tahun 2012, AKI (yang Posyandu dalam 1 bulan terakhir
berkaitan dengan kehamilan, dan sekitar 28% balita tidak pernah
persalinan, dan nifas) sebesar 359 dibawa mengunjungi ke Posyandu.
per 100.000 kelahiran hidup. Jika ditinjau dari kelompok
Angka ini masih cukup tinggi jika umurnya, yang terbanyak
dibandingkan dengan negara- memanfaatkan Posyandu adalah
negara tetangga di kawasan bayi 0-11 bulan. Selanjutnya

ISSN:2460-4356 2
Fajriani, Hubungan Pengetahuan

proporsi tersebut menurun seiring mendasari perilakunya untuk berpartisipasi


dengan meningkatnya umur anak. berkunjung ke posyandu, tetapi pada
Di perkotaan lebih banyak yang kenyataannya masih ada ibu-ibu yang
tidak memanfaatkan Posyandu tidak membawa anaknya ke posyandu
dibandingkan di perdesaan (30,6% karena ketidaktahuan tentang posyandu
untuk di pedesaan dan 25,7% untuk dan manfaatnya ( Sokiedjo, 2012).
diperkotaan). Rendahnya K. Sikap ibu balita untuk
pemanfaatan posyandu oleh ibu menyadari bahwa posyandu merupakan hal
dipengaruhi oleh tingkat yang utama untuk meningkatkan derajat
pengetahuan ibu yang masih kesehatan balita, hal ini dapat
rendah tentang manfaat posyandu, menimbulkan perilaku positif ibu balita
oleh karenanya ibu tidak tentang posyandu, sehingga ibu bersedia
termotivasi untuk membawa bayi untuk hadir ke posyandu, karena kehadiran
ke posyandu. Selain itu ada ibu balita sangat mempengaruhi
anggapan ibu bahwa tidak perlu peningkatan derajat kesehatan ibu dan
membawa bayinya ke posyandu balita selain itu ibu dapat memantau
jika anak tidak mengalami sakit. tumbuh kembang balitanya dengan
(Azwar, 2005). pengawasan dari petugas kesehatan. Sikap
H. Keaktifan ibu pada setiap ibu balita yang positif akan mempengaruhi
kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh perubahan perilaku yang positif, sehingga
pada keadaan status gizi anak balitanya. ibu balita tidak berprasangka buruk akan
Karena salah satunya tujuan posyandu pentingnya untuk hadir ke posyandu,
adalah memantau peningkatan status gizi karena perilaku adalah bentuk respon atau
masyarakat terutama anak balita dan ibu reaksi stimulus atau rangsangan dari luar
hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu organisme (orang) dan stimulus tersebut
yang memiliki anak balita hendaknya aktif dapat di berikan dengan cara mengadakan
dalam kegiatan posyandu agar status gizi penyuluhan-penyuluhan tentang posyandu
balitanya terpantau (Kristiani, 2007). kepada lapisan masyarakat, namun dalam
I. Beberapa dampak yang memberikan respon atau stimulus sangat
dialami balita, bila ibu balita tidak aktif tergantung pada karakteristik atau faktor-
dalam kegiatan posyandu antara lain tidak faktor lain dari orang bersangkuatn yaitu
mendapatkan penyuluhan kesehatan faktor internal dan faktor eksternal. Bila
tentang pertumbuhan balita yang normal, sikap ibu balita tentang posyandu positif
tidak mendapat vitamin A untuk kesehatan maka ibu balita akan hadir secara rutin ke
mata, ibu balita tidak mengetahui posyandu tiap bulannya dan sebaliknya
pertumbuhan berat badan balita tiap bulan, jika sikap ibu balita tentang posyandu
ibu balita tidak mendapatkan pemberian negatif maka kehadiran ibu balita tidak
dan penyuluhan tentang makanan akan rutin tiap bulannya. Hal ini berarti
tambahan (PMT). Dengan aktif dalam meskipun stimulus sama bagi beberapa
kegiatan posyandu ibu balita dapat orang, namun respon tiap orang berbeda
memantau tumbuh kembang balitanya (Notoatmodjo, 2007).
(Depkes RI, 2007). L. Pelaksanaan kegiatan
J. Pengetahuan tentang posyandu dengan sistem lima meja dimana
posyandu yang dimiliki ibu akan setiap meja memiliki kegiatan khusus.

ISSN:2460-4356 3
Fajriani, Hubungan Pengetahuan

Sistem lima meja tidak berarti harus ada memiliki kunjungan yang baik. Hubungan
lima meja dalam posyandu tersebut tetapi Peranan Kader dengan kunjungan balita ke
harus mencakup lima pokok kegiatan yaitu posyandu yang termasuk dalam kategori
meja pertama adalah pendaftaran, meja kunjungan kurang sebanyak 44 kader dan
kedua adalah penimbangan balita, meja yang termasuk dalam kategori baik
ketiga adalah hasil penimbangan balita, sebanyak 18 kader.
meja ke empat adalah penyuluhan dan gizi P. Dari data Dinas Kesehatan
balita, meja kelima adalah pelayanan Aceh Timur Tahun 2015, jumlah balita
Kesehatan, KB, Imunisasi dan pojok oralit keseluruhan sebanyak 37,959, Sedangkan
(Ismawati 2010). Balita yang berkunjung untuk di timbang
M. Kunjungan ibu membawa sebanyak 34,097 dari seluruh balita yang
balita keposyandu di pengaruhi oleh ada di kabupaten Aceh Timur.
beberapa faktor antara lain faktor yang Q. Berdasarkan data yang di
mempengaruhi perilaku masyarakat dari dapatkan di Puskesmas Idi Rayeuk tahun
faktor internal yaitu pengetahuan, sikap, 2015, jumlah keseluruhan balita 3,250
persepsi, kepercayaan atau keyakinan, balita dan yang berkunjung ke posyandu
keinginan, niat, umur, nilai dan jenis untuk di timbang 2,979 balita.
kelamin. Sedangkan dari faktor eksternal R. Berdasarkan data laporan
yaitu pengalaman, fasilitas sosiobudaya bulanan yang didapatkan dari bidan desa
(Notoadmojo 2010). pada bulan januari hingga desember tahun
N. Menurut penelitian Indra 2015 terdapat 1 posyandu dalam 1 desa,
Triwahyudianingsih (2003), Hasil hasil kinerja posyandu di desa seneubok
penelitian menunjukkan sikap ibu balita rambong belum sesuai dengan target yang
yang paling banyak kategori positif dan di tetapkan kan yaitu 90% partisipasi
keaktifan ibu balita dalam kegiatan masyarakat atau ibu balita dalam
posyandu yang paling banyak kategori pemanfaataan posyandu (D): Jumlah balita
aktif. Dari hasil analisis data diperoleh X2 yang datang ke posyandu / (S): Jumlah
hitung > X2 tabel atau 6,891 > 3,841 dan p seluruh balita yang ada dalam wilayah
< atau 0,009 < 0,05 maka dapat kerja. dengan target yang di tetapkan 90%,
dinyatakan ada hubungan signifikan antara jumlah balita keseluruhan sebanyak 50,
sikap ibu balita terhadap keaktifan dalam sedangkan balita yang mengikuti posyandu
kegiatan Posyandu. sebanyak 15 balita, dan yang tidak
O. Menurut penelitian Isnaini mengikuti posyandu sebanyak 35 balita.
(2014), Hasil penelitian menunjukkan ibu Dari hasil ini menunjukkan masih banyak
berpengetahuan kurang memiliki 46 ibu ibu yang tidak mengerti akan manfaatnya
memiliki kunjungan kurang dan 18 ibu kunjungan posyandu pada balita terutama
memiliki kunjungan baik. Hubungan di desa Seunebok Rambong
antara Pekerjaan Ibu dengan Kunjungan S. Berdasarkan hasil survei
Balita di Posyandu, ibu yang tidak bekerja awal yang peneliti lakukan terhadap 10
memiliki kunjungan kurang sebanyak 65 responden yang mempunyai balita di
ibu dan memiliki kunjungan baik sebanyak posyandu 5 ibu yang memeliki
71 ibu. Sedangkan Ibu yang bekerja pengetahuan kurang, 3 ibu memiliki
memiliki jumlah kunjungan kurang pengetahuan cukup dan 2 ibu yang
sebanyak 18 responden dan 12 responden memiliki pengetahuan baik.

ISSN:2460-4356 4
Fajriani, Hubungan Pengetahuan

T. Ini saya dapatkan dengan untuk melakukan penelitian yang berjudul


cara mengajukan 3 pertanyaan kepada 5 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
responden yang pertanyaan nya apakah ibu Balita Terhadap Pemanfaatan Posyandu di
mengerti tentang sistem 5 meja, Desa Seunebok Rambong Kecamatan Idi
selanjutnya pertanyaan yang diajukan pada Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun
3 responden apa saja yang dilakukan di 2016
posyandu, dan 2 responden apa manfaat V.
posyandu bagi balita. W.
U. Berdasarkan latar belakang X.
Y.
masalah di atas maka peneliti tertarik
Z. METODE PENELITIAN AF. Distribusi Frekuensi
AA. Jenis penelitian yang Pengetahuan Ibu Balita Di Desa
Seneubok RambongKecamatan Idi
di gunakan adalah penelitian Rayeuk Kabupaten Aceh TimurTahun
analitik dengan rancangan cross 2016
AG.
sectional dimana variabel
dependen dan variabel AI. Penget AJ. Frek AK. Pr
independen dilakukan pada waktu AH. ahuan uens esant
No i ase
yang bersamaan untuk
AL.(%)
mengetahui Hubungan AM. AN.Baik AO.8 AP. 16,0
Pengetahuan Dan Sikap Ibu 1
Dengan Rendahnya Kunjungan AQ. AR. Cukup AS. 6 AT. 12,0
2
Posyandu Di Desa Seunebok
AU. AV. Kurang AW. 3 AX. 72,0
Rambong Kecamatan Idi Rayeuk 3 6
Kabupaten Aceh Timur Tahun AY. AZ. Jum BA. 5 BB. 10
2016 lah 0 0
AB. BC.
AC. HASIL PENELITIAN BD. Distribusi
AD. Penelitian tentang frekuensi pengetahuan dari
hubungan pengetahuan dan 50 responden mayoritas ibu
sikap ibu balita terhadap yang memiliki pengetahuan
pemanfaatan posyandu di desa kurang sebanyak 36 ibu
seneubok rambong kecamatan (72,0)pengetahuan cuku
idi rayeuk kabupaten aceh sedangkan minoritas ibu
timur tahun 2016, telah ber pengetahuan cukup
dilaksanakan dari tanggal 12- sebanyak 6 ibu (12.0)
19 juli dengan jumlah sampel BE. b. Sikap
50 responden di peroleh hasil
sebagai berikut : BF. Tabel 2

1. Analisa Univariat BG. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu


Balita Di Desa Seneubok
a. Pengetahuan
Rambong Kecamatan Idi Rayeuk
Kabupaten Aceh Timur Tahun
AE. Tabel 1
2016

ISSN:2460-4356 5
Fajriani, Hubungan Pengetahuan

BH.N BI. Si BJ. Frek BK. P CT. Berdasarkan tabel distribusi


o ka uens rese frekuensi dapat disimpulkan
p i ntas
bahwa dari 50 responden
e
BL. 1 BM. BN.8 BO.16,0 mayoritas ibu yang tidak
Positif memanfaatkan posyandu
BP. 2 BQ.Ne BR. 42 BS. 84,0 sebanyak 40 ibu (80,0%).
ga
sedangkan yang ada
tif
BT. BU. BV.50 BW. 1 memanfaatkan posyandu
Jumla 00 sebanyak 10 ibu (20.0%).
h
BX. 2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan
BY. Berdasarkan Dan Sikap Ibu Balita
tabel distribusi frekuensi Terhadap Pemanfaatan
diatas dapat disimpulkan Posyandu Di Desa
bahwa dari 50 responden Seneubok Rambong
yang memiliki sikap negatif Kecamatan Idi Rayeuk
sebanyak 42 responden Kabupaten Aceh Timur
(84%). Sedangkan yang Tahun 2016
memiliki sikap positif
CU. Tabel 4
sebanyak 8 responden
(16.0) CV. Hubungan Pengetahuan Ibu
Balita Terhadap Pemanfaatan
BZ. c. Pemanfaatan Posyandu Di Desa Seneubok
posyandu Rambong Kecamatan Idi Rayeuk
Kabupaten Aceh Timur Tahun
CA. Tabel 3 2016
CB. Distribusi Frekuensi CW. CX. CZ. Pemanfaat DC.
Pemanfaatan Posyandu Di Desa N CY. an posyandu DD.
Seneubok Rambong Kecamatan o Penge DA. DB. T p-
Idi Rayeuk Kabupaten Aceh tahua DH. T DI. A otal DE.
Timur Tahun 2016 n idak da valu
Ada e
DN. DO. DP. DQ. DR. DS.
CC. CD. Pe CE. F CF. Pres
F % F %
No manfa reku enta DT. DU. DV. DW. DX. DY. DZ. EA. EB.
1 Baik 6 75. 2 25. 8 100 EC.
atan ensi se 0 0 ED.
EE. EF. EG. EH. EI. EJ. EK. EL. 0.91
Posya 7
2 Cukup 5 83. 1 16. 6 100
ndu 3 7
CG. CH.Tidak CI. 40 CJ. 80,0 EN. EO. EP. EQ. ER. ES. ET. EU.
3 Kurang 2 80. 7 19, 3 100
1 ada 9 6 4 6
CK. CL. Ada CM. 1 CN.20,0 EW. EX. EY. EZ. FA. FB. FC. FD.
Jumla 4 80. 1 20. 5 100
2 0 h 0 0 0 0 0
CO. CP. Jumlah CQ. 5 CR. 1 FF.

0 00 FG. Dari tabel 5.4 diatas


CS. dapat dilihat bahwa ibu dengan
tingkat pengetahuan kurang

ISSN:2460-4356 6
Fajriani, Hubungan Pengetahuan

sebanyak 36 ibu (100%) dan yang GI. GJ. GK. GL. GM. GN. GO. GP. GQ.
1 Positif 4 50. 4 50. 8 100 GR.
tidak memanfaatkan posyandu 0 0 GS.
GT. GU. GV. GW. GX. GY. GZ. HA. 0,04
sebanyak 29 ibu balita (80.6%), 1
2 Negatif 3 85. 6 14. 4 100
yang ada memanfaatkan 6 7 3 2
HC. HD. HE. HF. HG. HH. HI. HJ.
posyandu sebanyak 7 ibu (19,4). Jumla 4 80. 1 20. 5 100
Sedangkan yang berpengetahuan h 0 0 0 0 0
cukup sebanyak 6 ibu (100%) dan HL.
yang tidak memanfaatkan HM. Dari tabel distribusi
posyandu sebanyak 5 (83.3) yang frekuensi dapat diketahui bahwa
ada memanfaatkan posyandu mayoritas ibu balita yang
sebanyak 1 ibu (16,7) Setelah memiliki sikap negatif sebanyak
dilakukan uji statistik (chi-square) 42 ibu balita (100%) dan yang
diperoleh nilai P = .917 tidak memanfaatkan posyandu
(P>0.05) berati Ho diterima sebanyak 36 ibu (85.7%), yang
sehingga dapat disimpulkan ada memanfaatkan posyandu
bahwa tidak terdapat hubungan sebanyak 6 ibu (14.3). sedangkan
pengetahuan ibu balita terhadap minoritas ibu yang memiliki sikap
pemanfaatan posyandu Di Desa positif sebanyak 8 ibu ( 100%)
Seneubok Rambong Kecamatan dan yang tidak memanfaatkan
Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur posyandu sebanyak 4 ibu (50,0)
Tahun 2016. yang ada memanfaatkan
FH. posyandu sebanyak 4 ibu (50,0).
a. Hubungan Sikap Ibu Balita Setelah dilakukan uji statistik (chi-
Terhadap Pemanfaatan square) diperoleh nilai P = .041
Posyandu Di Desa (P<0.05) berarti Ho ditolak
Seneubok Rambong sehingga dapat disimpulkan
Kecamatan Idi Rayeuk bahwa ada hubungan antara
Kabupaten Aceh Timur sikap dengan pemanfaatan
Tahun 2016 posyandu pada ibu balita Di Desa
Seneubok Rambong Kecamatan
FI. Tabel 5
Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur
FJ. Hubungan Sikap Ibu Tahun 2016.
Balita Terhadap HN.
Pemanfaatan Posyandu Di HO. PEMBAHASAN
Desa Seneubok Rambong HP.
Kecamatan Idi Rayeuk 1. Hubungan Pengetahuan
Kabupaten Aceh Timur
Ibu Balita Terhadap
Tahun 2016
Pemanfaatan Posyandu
FK. FL. FO. Pemanfaat FR. HQ. Berdasarkan hasil
N FM. an posyandu FS.
o FN. FP. FQ. T p- penelitian dapat dilihat bahwa ibu
Sikap FW. T FX. A otal FT. dengan tingkat pengetahuan
idak da value
Ada kurang sebanyak 36 ibu dan yang
GC. GD. GE. GF. GG. GH. tidak memanfaatkan posyandu
F % F %
sebanyak 29 ibu balita (80.6%).

ISSN:2460-4356 7
Fajriani, Hubungan Pengetahuan

Setelah dilakukan uji statistik (chi- Posyandu, ibu yang tidak bekerja
square) diperoleh nilai P = .917 memiliki kunjungan kurang
(P>0.05) berati Ho diterima sebanyak 65 ibu dan memiliki
sehingga dapat disimpulkan kunjungan baik sebanyak 71 ibu.
bahwa tidak terdapat hubungan Sedangkan Ibu yang bekerja
pengetahuan ibu balita terhadap memiliki jumlah kunjungan
pemanfaatan posyandu Di Desa kurang sebanyak 18 responden
Seneubok Rambong Kecamatan dan 12 responden memiliki
Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur kunjungan yang baik. Hubungan
Tahun 2016. Peranan Kader dengan kunjungan
HR. Jika pengetahuan balita ke posyandu yang termasuk
berasal dari pengalaman pribadi dalam kategori kunjungan kurang
yaitu ibu yang mengikuti sebanyak 44 kader dan yang
posyandu berulang kali bahkan termasuk dalam kategori baik
secara rutin tentunya akan sebanyak 18 kader.
mengetahui manfaat dari HT. Penelitian ini tidak
posyandu. Manfaat posyandu sejalan dengan penelitian Indria A
salah satunya sangat (2010), Hasil penelitian diperoleh
berpengaruh besar pada sangat sedikit dari responden
pertumbuhan balita, salah satu memliki pengetahuan baik
dari pelayanan posyandu yaitu sebanyak 6 orang atau 18,8%,
akan dilakukan penimbangan dan sebagian besar dari responden
penyuluhan ehingga ibu dapat pengetahuan cukup sebanyak 14
berfikir logis tentang pengaruh orang atau 43,8%, dan sebagian
dari kegiatan posyandu untuk kecil dari responden memiliki
kehidupan ibu dan balitanya. pengetahuan kategori kurang
Pengetahuan mucul ketika yaitu 12 orang atau 37,5%. Hasil
seseorang menggunakan indra Uji Square memperlihatkan bahwa
atau akal budinya untuk nila p-value sebesar 0,004 lebih
mengenali kejadian yang belum kecil dari nilai (0,05) dari hasil ini
pernah dilihat sebelumnya namun menunjukkan bahwa adanya
bisa didapatkan melalui hubungan pengetahuan dengan
pengalaman pribadi yang terjadi pemanfaatan posyandu.
berulang kali (Meliono, 2007) HU. Menurut Asumsi
HS. Hasil penelitian ini yang peneliti dapatkan
sejalan dengan penelitian Isnaini bahwa pengetahuan yang
(2014), Hasil penelitian berkunjung ke posyandu
menunjukkan ibu berpengetahuan tidak ada hubungan dengan
kurang memiliki 46 ibu memiliki pemanfaatan posyandu
kunjungan kurang dan 18 ibu meskipun pengetahuan ibu
memiliki kunjungan baik. baik diharapkan ibu agar
Hubungan antara Pekerjaan Ibu terus dapat menambah
dengan Kunjungan Balita di pengetahuan nya dengan

ISSN:2460-4356 8
Fajriani, Hubungan Pengetahuan

mencari informasi melalui penyuluhan-penyuluhan tentang


media sosial maupun posyandu kepada lapisan
tenaga kesehatan untuk masyarakat, namun dalam
terus memantau memberikan respon atau stimulus
perkembangan balita setiap sangat tergantung pada
bulannya. Diharapkan untuk karakteristik atau faktor-faktor
kader lebih aktif dalam lain dari orang bersangkuatn yaitu
memberikan informasi serta faktor internal dan faktor
memberikan dorongan eksternal. Bila sikap ibu balita
kepada ibu untuk membawa tentang posyandu positif maka
balita ke posyandu. ibu balita akan hadir secara rutin
HV. ke posyandu tiap bulannya dan
2. Hubungan Sikap Ibu sebaliknya jika sikap ibu balita
Balita Terhadap tentang posyandu negatif maka
Pemanfaatan Posyandu kehadiran ibu balita tidak akan
HW. Dari tabel distribusi rutin tiap bulannya.
frekuensi dapat diketahui bahwa HY. Hasil penelitian ini
mayoritas ibu balita yang sejalan dengan penelitian Indra
memiliki sikap negatif sebanyak Triwahyudianingsih (2003), Hasil
42 ibu balita dan yang tidak penelitian menunjukkan sikap ibu
memanfaatkan posyandu balita yang paling banyak
sebanyak 36 ibu (85.7%). Setelah kategori positif dan keaktifan ibu
dilakukan uji statistik (chi-square) balita dalam kegiatan posyandu
diperoleh nilai P = .041 (P<0.05) yang paling banyak kategori aktif.
berarti Ho ditolak sehingga dapat Dari hasil analisis data diperoleh
disimpulkan bahwa ada hubungan X2 hitung > X2 tabel atau 6,891
antara sikap dengan pemanfaatan > 3,841 dan p < atau 0,009 <
posyandu pada ibu balita Di Desa 0,05 maka dapat dinyatakan ada
Seneubok Rambong Kecamatan hubungan signifikan antara sikap
Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur ibu balita terhadap keaktifan
Tahun 2016. dalam kegiatan Posyandu.
HX. Sikap ibu balita yang HZ. Hasil penelitian ini
positif akan mempengaruhi tidak sejalan dengan penelitian
perubahan perilaku yang positif, Yunidar (2012), Untuk variabel
sehingga ibu balita tidak sikap, diperoleh hasil sebagian
berprasangka buruk akan besar dari 37 responden memiliki
pentingnya untuk hadir ke sikap positif hanya 22 responden
posyandu, karena perilaku adalah (59,5%) yang berkunjung,
bentuk respon atau reaksi sedangkan yang tidak berkunjung
stimulus atau rangsangan dari 15 responden (40,5%). Hasil uji
luar organisme (orang) dan statistik dengan mengguanakan
stimulus tersebut dapat di berikan uji chi-square diperoleh nilai 1,000
dengan cara mengadakan P=> 0,05. Tidak ada hubungan

ISSN:2460-4356 9
Fajriani, Hubungan Pengetahuan

sikap ibu dengan kunjungan ke 2. Ada Hubungan antara Sikap


posyandu Ibu Balita terhadap
IA. Menurut Asumsi yang Pemanfaatan posyandu di
peneliti dapatkan bahwa sikap ibu Desa seneubok Rambong
balita ada hubungan nya dengan kecamatan Idi Rayeuk
pemanfaatan posyandu dikarena Kabupaten Aceh Timur, dapat
kan sikap dapat mempengaruhi diketahui bahwa mayoritas ibu
perilaku ibu terhadap balita yang memiliki sikap
pemanfaatan posyandu, karena Negatif sebanyak 42 ibu balita
sikap dapat menentukan kesiapan dan yang tidak memanfaatkan
ibu membawa anaknya ke posyandu sebanyak 36 ibu
posyandu, jika ibu sudah memiliki (85.7%) dari hasil uji statistik
sikap yang kuat dalam membawa menggunakan chi square di
anaknya keposyandu maka dapatkan P = .041 (P<0.05).
perilaku ibu bisa menjadi lebih IF.
konsisten. 2. Saran
IB. IG.
IC.PENUTUP 1. Bagi Peneliti
1. Kesimpulan IH. Penelitian ini sebagai
ID. aplikasi yang telah di dapat
IE. Berdasarkan hasil selama perkuliahan dan untuk
penelitian yang telah dilakukan mendapat pengalaman serta
mengenai Hubungan pengembangan ilmu
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita pengetahuan bagi peneliti.
Terhadap Pemanfaatan Posyandu 2. Bagi Responden
di Desa Seneubok Rambong II. Diharapkan para ibu yang
Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten memiliki balita dapat
Aceh Timur Tahun 2016. meningkatkan
1. Tidak ada hubungan antara pengetahuannya dengan cara
pengetahuan ibu balita membaca, melihat,
terhadap pemanfaatan mendengar, dan meluangkan
posyandu di Desa seneubok waktunya untuk mengikuti
Rambong Kecamatan Idi kegiatan atau penyuluhan
Rayeuk Kabupaten Aceh kesehatan yang ada di desa
Timur, dapat dilihat bahwa ibu seneubok rambong tentang
dengan pengetahuan kurang posyandu dan manfaatnya
sebanyak 36 ibu dan yang posyandu bagi ibu dan
tidak memanfaatkan anaknya.
posyandu sebanyak 29 ibu 3. Bagi Instansi Pendidikan
balita (80.6%) dari hasil uji IJ. Diharapkan dapat
statistik menggunakan chi menambah sumber-sumber
square di dapatkan P = .917 informasi mengenai
(P>0.05). pengetahuan ibu yang
mempunyai balita tentang

ISSN:2460-4356 10
Fajriani, Hubungan Pengetahuan

posyandu khususnya Terhadap Motivasi


mahasiswa D-III kebidanan di Kunjungan Di Posyandu.
STIKes Bina Nusantara. desa mendaka kecamatan
4. Bagi Instansi Tempat sirampong Kabupaten
Penelitian Brebes.
IK. Diharapkan kepada http://digilip.Undip.ac.id(di
tenaga kesehatan perlu akses pada tanggal 12
meningkatkan kegiatan April 2016).
penyuluhan secara teratur dan IU. Intanghina, 2008. Peran
berkesinambungan sehingga serta ibu balita dalam
para ibu yang mempunyai kegiatan
balita lebih memahami penimbangan.http://intang
tentang pentingnya posyandu hina.wordpress.com.
bagi mereka untuk kesehatan IV. Kristiani, 2007. Hubungan
anaknya. antara sikap ibu balita
terhadap keaktifan dalam
IL.
kegiatan posyandu.
IM. Daftar Pustaka
https://digilip.Uns.ac.id(di
IN.
IO. Departemen Kesehatan RI. akses pada tanggal 02 mei
2011 Buku saku posyandu. 2016).
IW. Kementriaan Kesehatan RI.
Jakarta: Departemen
2011. Buku pedoman
Kesehatan RI.
IP. Departemen Kesehatan RI. umum pengelolaan
2012. Buku saku posyandu.Jakarta:Kemente
posyandu. Jakarta : rian Kesehatan RI.
IX. Notoadmojo, S. 2007.
Departemen Kesehatan RI.
IQ. Hikmawati, F. 2011. Kesehatan masyarakat
Bimbingan konseling. Edisi Ilmu dan Seni, Jakarta:
Revisi 2, Jakarta: Raja Rineka Cipta.
IY. ,2010. Metode
Gravindo Press.
IR. Ismawati, 2010. Posyandu Penelitian Kesehatan.
dan Desa Siaga. Nuha Jakarta: Rineka Cipta.
IZ. Nursalam, 2011. Konsep
Medika, Yogyakarta.
IS. Isnaini, dkk. 2014. Faktor dan penerapan Metodelogi
yang berhubungan dengan Penelitian ilmu
kunjungan Balita di keperawatan, Jakarta:
Posyandu. http://Jurnal. Salemba Medika.
JA. Salham, 2007. Analisis
Ejournal.Unwir.ac.id
Keberadaan kader Pos
(diakses pada tanggal 07
Pelayanan Terpadu
april 2016).
IT. Iskandar, 2009, Hubungan Posyandu Terhadap
Tingkat Pengetahuan Revitalisasi Posyandu. di
Masyarakat Tentang Peran Sulawesi Tengah.
dan Fungsi Posyandu

ISSN:2460-4356 11
Fajriani, Hubungan Pengetahuan

http://dinkesprovsulteng.w kses pada tanggal 15 mei


ordpress.com 2016)
JB. Soekiedjo. 2012. JC. Syakira, 2009. Tentang
Hubungan tingkat posyandu.
pengetahuan ibu balita http://Syakira.blog.blogspo
tentang posyandu dengan t.com(diakses pada
tingkat partisipasi ibu tanggal 12 April 2016).
balita berkunjung di JD.
posyandu. JE.
https://www.scribd.com(dia JF.

ISSN:2460-4356 12

Anda mungkin juga menyukai