1
The Airlangga Centre for Health Policy (ACeHAP)
2
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
3
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan
4
Naskah masuk: 22 Mei 2021 Perbaikan: 18 Oktober 2021 Layak terbit: 1 Februari 2021
https://doi.org/10.22435/hsr.v24i4.4913
ABSTRAK
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan status kesehatan masyarakat di suatu
wilayah. Studi ditujukan untuk menganalisis hubungan antara input tenaga bidan dan dokter pada kinerja pelayanan
kesehatan ibu dan anak di Pulau Papua. Studi dilakukan dengan pendekatan analisis ekologi. Populasi studi adalah
seluruh kabupaten/kota di Pulau Papua (42 kabupaten/kota). Selain input tenaga bidan dan tenaga dokter sebagai
variabel independen, studi ini menganalisis K4, persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, dan KN1, sebagai variabel
dependen. Analisis memanfaatkan scatter plot dengan garis fit linier sebagai penentu. Hasil studi menunjukkan variasi
yang sangat tinggi antar kabupaten/kota, baik pada variabel input tenaga maupun pada kinerja kesehatan ibu dan anak.
Secara spasial input tenaga bidan dan dokter yang paling rendah cenderung di wilayah Pegunungan Tengah. Semakin
tinggi input tenaga bidan maupun tenaga dokter, semakin tinggi pula kinerja K4 di kabupaten/kota tersebut. Semakin
tinggi input tenaga bidan maupun tenaga dokter, maka semakin tinggi pula kinerja persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan di wilayah tersebut. Semakin tinggi input tenaga bidan maupun tenaga dokter, maka semakin tinggi pula
kinerja KN1 di area tersebut. Lebih lanjut, input tenaga bidan memiliki efek yang lebih bermakna dibanding input tenaga
dokter untuk seluruh kinerja kesehatan ibu dan anak. Studi menyimpulkan bahwa rentang input tenaga bidan dan dokter
di Pulau Papua sangat lebar. Input tenaga bidan dan tenaga dokter berhubungan secara positif dengan kinerja
pelayanan kesehatan ibu dan anak di Pulau Papua. K4 merupakan faktor yang paling kurang dilakukan, baik oleh tenaga
bidan maupun tenaga dokter.
Kata kunci: kesehatan ibu dan anak, kesehatan maternal, pelayanan kesehatan, kebijakan kesehatan, Papua, kesehatan masyarakat.
ABSTRACT
Maternal and child health is one of factors that indicate the community health status. The study analyzes the relationship
between the input of midwives and doctors on the performance of maternal and child health services. This study uses an
ecological analysis approach. The population is 42 districts/cities in Papua Island . In addition ,this study analyzes K4,
childbirth in health care facilities, and KN1 as the dependent variable. The analysis uses a scatter plot with a linear fit line
as a determinant. The study results a very high variation among districts/cities, both the input variable and maternal and
Korespondensi:
Agung Dwi Laksono
The Airlangga Centre for Health Policy (ACeHAP)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
E - mail : agung_dwilaksono@yahoo.co.id
275
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 4, Oktober 2021: 275-285
child health performance. Spatially, the lowest input of midwives and doctors is more likely to the Central Mountain
region. It showed the higher the input of midwives and doctors, the higher the K4 performance. The higher the input of
midwives and doctors, the higher the delivery performance at health service facilities. In addition, The higher the input of
midwives and doctors is the higher the performance of KN1. The midwife's input has a more significant effect than the
doctor's input for all maternal and child health performance. The study concludes that the input range for midwives and
doctors in Papua Island is very extensive. The input of midwives and doctors is positively related to the performance of
maternal and child health services in Papua Island. K4 is the factor that is least carried out, both by midwives and
doctors.
Keywords: maternal and child health, maternal health, healthcare, Papua, paublic health.
276
Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (Agung Dwi L,dkk)
promosi, pengobatan, paliatif, serta layanan Kesehatan Republik Indonesia, laporan survei
kegawatdaruratan (Utomo et al., 2021). Akses Potensi Desa Tahun 2018 dan proyeksi penduduk
terhadap layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) per kab/kota tahun 2018 yang disediakan oleh Badan
merupakan situasi yang sangat berkaitan dengan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.
kejadian kematian ibu. Di Indonesia, sebaran
Populasi dan Sampel
layanan kesehatan masih terkonsentrasi di wilayah
Jawa-Bali, sedangkan jumlah layanan kesehatan Unit analisis dalam studi ini adalah
serta tenaga kesehatan di wilayah Sulawesi dan kabupaten/kota. Populasi studi adalah dua provinsi di
Indonesia bagian timur masih sangat minim (Herfina Pulau Papua (Papua Barat dan Papua). Seluruh
Y Nababan, Md Hasan, Tiara Marthias, Rolina Dhital, kabupaten/kota di kedua provinsi tersebut, 42
Aminur Rahman, 2018). Distribusi layanan KIA yang kabupaten/kota, diambil sebagai sampel (Provinsi
belum merata menjadi situasi yang kurang Papua Barat terdiri dari 13 kabupaten/kota; Provinsi
menguntungkan bagi masyarakat marginal, Papua terdiri dari 29 kabupaten/kota).
termasuk kelompok miskin dan masyarakat yang
tinggal di wilayah perdesaan serta wilayah pelosok. Variabel
Masyarakat tersebut kesulitan untuk mengakses Ada dua variabel independen yang dianalisis
layanan kesehatan karena terhalang kemampuan dalam studi ini, yaitu input tenaga bidan dan input
finansial dan terbatasnya akses layanan kesehatan tenaga dokter. Input tenaga bidan adalah proporsi
maternal (Anindya et al., 2020). jumlah desa dalam satu kabupaten/kota yang
Sebagai langkah untuk mengontrol situasi memiliki kecukupan jumlah bidan per jumlah
tersebut, pemerintah Indonesia memiliki indkator penduduk desa. Rasio jumlah bidan disebut cukup
pembangunan kesehatan masyarakat dengan jika dalam satu desa memiliki minimal satu bidan per
penguatan sistem kesehatan pada pelayanan 1.000 penduduk. Input tenaga dokter adalah proporsi
kesehatan, tenaga kesehatan, sistem informasi jumlah kecamatan dalam satu kabupaten/kota yang
kesehatan, akses terhadap alat kesehatan/vaksin memiliki kecukupan dokter per jumlah penduduk
maupun teknologi, pembiayaan kesehatan, serta kecamatan. Rasio dokter disebut cukup jika dalam
kepemimpinan dan sumber daya kesehatan satu kecamatan memiliki minimal satu dokter per
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Studi ditujukan 2.500 penduduk. Sumber data kedua variabel adalah
untuk menganalisis hubungan antara input tenaga laporan survei Potensi Desa Tahun 2018 dan
bidan dan tenaga dokter pada kinerja pelayanan proyeksi penduduk per kab/kota tahun 2018.
kesehatan ibu dan anak di Pulau Papua, Indonesia. Studi ini menganalisis tiga variabel dependen
kesehatan ibu dan anak, yang terdiri dari kunjungan
antenatal care ke-empat (K4), Persalinan di fasilitas
METODE pelayanan kesehatan, dan kunjungan neonatus
Desain Studi pertama (KN1). Kunjungan antenatal care ke-4 (K4)
adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh
Studi dilakukan dengan desain pendekatan tenaga kesehatan minimal empat kali sesuai kriteria
analisis ekologikal (ecological analysis). Analisis minimal satu-satu-dua, yaitu minimal satu kali pada
ekologikal menggunakan pendekatan yang terfokus trimester pertama, satu kali pada trimester ke-dua
pada perbandingan antar kelompok, bukan individu. dan dua kali pada trimester ke-tiga pada perempuan
Dalam studi ini yang dianalisis adalah data agregat umur 10-54 tahun yang pernah melakukan ANC
pada level kabupaten/kota. Tujuan analisis ekologi (Wulandari, Putri and Laksono, 2020; Wulandari et
dalam studi ini adalah untuk membuat kesimpulan al., 2021). Persalinan di fasilitas pelayanan
ekologis tentang efek atau pengaruh pada suatu kesehatan adalah cakupan persalinan yang
kelompok (kabupaten/kota) (Utami et al., 2020; dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan menurut
Yesica et al., 2021). Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 yaitu
Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas/Pustu/ Pusling dan
Sumber Data
Praktek Nakes. Kunjungan Neonatus Pertama (KN1)
Studi dilakukan dengan memanfaatkan data adalah kunjungan neonatus yang meliputi kunjungan
sekunder dari laporan provinsi Riset Kesehatan pada saat bayi saat berumur 6-48 jam. Seluruh data
Dasar Tahun 2018 (Papua Barat dan Papua) yang variabel dependen disediakan oleh laporan Provinsi
disediakan oleh Badan Penelitian dan Papua Barat dan Papua Riset Kesehatan Dasar
Pengembangan Kesehatan, Kementerian (Riskesdas) Tahun 2018.
277
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 4, Oktober 2021: 275-285
Seluruh variabel, baik independen maupun sebaran input tenaga bidan dan dokter menurut
dependen, dipilih sebagai bahan analisis karena kabupaten di Papua Indonesia. Studi ini
merupakan variabel kinerja kesehatan ibu dan anak menggunakan file dari poligon batas administratif
yang dipakai dalam Indeks Pembangunan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik untuk
Kesehatan Masyarakat (IPKM) tahun 2018. IPKM keperluan tersebut.
merupakan indeks pemeringkatan yang dirilis oleh
Kementerian Kesehatan yang berlaku untuk seluruh Persetujuan Etik
kabupaten/kota di Indonesia. Analisis dalam studi ini memanfaatkan data
Analisis Data sekunder dari laporan resmi pemerintah yang telah
terpublikasi, sehingga tidak diperlukan persetujuan
Data dianalisis secara univariat dan bivariat. etik dalam pelaksanaan analisis ini.
Analisis bivariat dilakukan dengan memanfaatkan
scatter plot. Penentuan hubungan antara variabel
independen dan dependen dilakukan dengan
HASIL
memanfaatkan garis fit linier (linier fit line)
(Ridwanah, Megatsari and Laksono, 2020). Seluruh Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif variabel
proses analisis dilakukan peneliti dengan input tenaga yang berhubungan dengan kinerja
memanfaatkan bantuan piranti lunak IBM SPSS versi kesehatan ibu dan anak di Pulau Papua. Tabel 1
21. menunjukkan variasi yang sangat tinggi antar
Selain itu, analisis ini menggunakan ArcGIS 10.3 kabupaten/kota, baik pada variabel input tenaga
(ESRI Inc., Redlands, CA, USA) untuk membuat peta maupun pada kinerja kesehatan ibu dan anak.
Rentang input tenaga bidan mulai dari terrendah pelayanan kesehatan terrendah sebesar 2,7% di
0% di Kabupaten Intan Jaya, sampai tertinggi 89,5% Kabupaten Mamberamo Tengah, dan tertinggi
di Kabupaten Supiori. Rentang input tenaga dokter dicapai Kota Jayapura sebesar 80,4%. Lebih lanjut,
mulai dari terrendah 0% di enam kabupaten (Intan kinerja KN1 terrendah ada di Kabupaten Yalimo
Jaya, Manokwari, Paniai, Deiai, Mamberamo sebesar 0,0%, dan tertinggi dicapai Kota Manokwari
Tengah, dan Biak Numfor), sampai tertinggi 46,7% di
sebesar 82,8%.
Kabupaten Sorong Selatan.
Gambar 1 dan 2 menampilkan peta distribusi
Di sisi lain, kinerja kesehatan ibu dan anak juga
input tenaga (bidan dan dokter) di dua provinsi di
menunjukkan rentang variasi yang sangat lebar.
Kinerja K4 terrendah sebesar 0,0% terdistribusi di Pulau Papua. Secara spasial dapat dilihat bahwa
lima kabupaten (Intan Jaya, Puncak, Pegunungan input yang paling rendah, ditandai dengan warna
Arfak, Nduga, dan Yalimo), sementara kinerja yang lebih terang, cenderung ada di wilayah
tertinggi dicapai oleh Kabupaten Sarmi sebesar Pegunungan Tengah Papua, kondisi ini berlaku untuk
72,0%. Sementara kinerja persalinan di fasilitas kedua jenis input tenaga tersebut.
278
Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (Agung Dwi L,dkk)
Gambar 1. Peta Distribusi Input Tenaga Bidan (kiri) dan Tenaga Dokter (kanan)
menurut Kabupaten/Kota di Papua, Indonesia, 2018
Sumber: Survei Potensi Desa 2018 dan proyeksi penduduk per kab/kota tahun 2018
Kunjungan Antenatal Care ke-empat (K4) maupun tenaga dokter di suatu kabupaten/kota,
maka semakin tinggi pula kinerja K4 di
Gambar 2 adalah scatter plot input tenaga (bidan
kabupaten/kota tersebut. Berdasarkan Gambar 2
dan dokter) dan kinerja K4 di Pulau Papua. tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan
Hubungan kedua variabel menunjukkan trend yang input tenaga bidan memiliki dampak yang lebih baik
positif. Artinya, semakin tinggi input tenaga bidan
Gambar 2. Scatter plot Input Tenaga (Bidan dan Dokter) dan K4 di Papua, Indonesia, 2018
Sumber: Riskesdas 2018, Survei Potensi Desa 2018, dan proyeksi penduduk per kab/kota tahun 2018
Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah, maka semakin tinggi pula kinerja persalinan
di fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.
Gambar 3 menampilkan diagram interaktif input
Scatter plot tersebut mengindikasikan bahwa
tenaga (bidan dan dokter) dan kinerja persalinan di
fasilitas pelayanan kesehatan di Pulau Papua. kecenderungan input tenaga bidan memiliki efek
Secara bivariat kedua variabel menunjukkan trend yang lebih bermakna dibanding input tenaga dokter
yang sejalan. Dapat diketahui bahwa semakin tinggi untuk kinerja persalinan di fasilitas pelayanan
input tenaga bidan maupun tenaga dokter di suatu kesehatan di Pulau Papua.
279
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 4, Oktober 2021: 275-285
Gambar 3. Scatter plot Input Tenaga (Bidan dan Dokter) dan Persalinan
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Papua, Indonesia, 2018
Sumber: Riskesdas 2018, Survei Potensi Desa 2018, dan proyeksi penduduk per kab/kota tahun 2018
Gambar 4. Scatter plot Input Tenaga (Bidan dan Dokter) dan KN1
di Papua, Indonesia, 2018
Sumber: Riskesdas 2018, Survei Potensi Desa 2018,
dan proyeksi penduduk per kab/kota tahun 2018
280
Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (Agung Dwi L,dkk)
minim (Ariwinanti et al., 2020; Laksono, Dewi and di kabupaten/kota tersebut. Tenaga bidan maupun
Wulandari, 2020; Wardoyo et al., 2020). Beberapa dokter di suatu kabupaten/kota merupakan upaya
studi sebelumnya menginformasikan bahwa fasilitas untuk menyediakan pelayanan kesehatan.
pelayanan kesehatan, baik Puskesmas maupun Ketersediaan tenaga bidan maupun dokter yang
Rumah Sakit, seringkali ditemukan kurang atau tidak standar merupakan strategi untuk menjamin
tersedia pada wilayah-wilayah dengan akses fisik tercapaianya layanan bagi masyarakat kabupaten/
yang terbatas (Laksono et al., 2016; Soewondo et al., kota. Perlu disadari bahwa kabupaten/kota Indonesia
2019; Laksono and Wulandari, 2020, 2021). Laporan memiliki beragam budaya, sehingga tidak menutup
kemungkinan ketersediaan tenaga bidan maupun
Survei Kesehatan Daerah Papua tahun 2006
dokter bukan satu-satunya faktor penentu capaian
menunjukkan bahwa barier geografis di daerah
program KIA. Studi sebelumnya menunjukkan
pegunungan Papua mempengaruhi laju
bahwa beberapa provinsi di Indonesia memiliki input
pembangunan kesehatan di Tanah Papua, baik
rasio bidan yang masih di bawah standar namun
dalam aspek infrastruktur, sumber daya kesehatan,
mampu menunjukkan kinerja K4 yang baik. Provinsi
dan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan
DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara
(Dinas Kesehatan Provinsi Papua, 2006). memiliki kinerja K4 yang baik walaupun rasio bidan di
Meski status kesehatan masyarakat masih bawah standar (Wulandari and Laksono, 2019). Studi
tertinggal dibanding wilayah lain di Indonesia, di negara lain juga menunjukkan bahwa
beberapa kebijakan strategis dan inovasi telah pemanfaatan layanan K4 berhubungan dengan
dilakukan pemerintah untuk memperbaiki akses tempat tinggal terutama di perkotaan. Status tinggal
pelayanan kesehatan masyarakat di kedua provinsi di perkotaan juga dikaitkan dengan kunjungan K4
di Papua. Beberapa diantaranya dengan mendirikan yang tepat waktu (Dickson, Darteh and Kumi-
Rumah Sakit Bergerak, dokter terbang (flying Kyereme, 2017; Basha, 2019; Chanda et al., 2020;
doctor), penempatan Dokter pegawai tidak tetap Sarker et al., 2020).
(PTT), termasuk penempatan tenaga kesehatan
dalam program Nusantara Sehat, baik yang berbasis Informasi hasil analisis mengindikasikan bahwa
tim maupun individual, untuk memperkuat dan semakin tinggi input tenaga bidan maupun tenaga
memperluas pelayanan kesehatan di Puskesmas dokter di suatu wilayah, maka semakin tinggi pula
kinerja persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan di
(Suharmiati, Laksono and Astuti, 2013; Laksono,
wilayah tersebut. Ketersediaan tenaga bidan
Ridlo and Ernawaty, 2019). Untuk menjangkau
maupun tenaga dokter di suatu wilayah berpotensi
daerah-daerah yang sangat terpencil, Pemerintah
meningkatnya cakupan layanan antenatal care K1
Daerah Provinsi Papua juga menerjunkan Satuan
sampai K4. Semakin banyak wanita yang
Tugas Kaki Telanjang yang terdiri dari dokter,
mendapatkan akses antenatal care minimal empat
perawat, bidan, apoteker dan tenaga promosi
kali selama kehamilan semakin banyak peluang
kesehatan di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau
wanita tersebut melahirkan di fasilitas kesehatan
oleh Puskesmas maupun Tim Nusantara Sehat.
Meskipun menurut IPKM beberapa kabupaten di (Kabira et al., 2020). Kunjungan ANC dikaitkan
Papua memiliki sub indeks yang terkait dengan dengan upaya meningkatkan pengetahuan dan
kesehatan ibu dan anak sangat rendah (IPKM 2018), kesadaran wanita tentang manfaat persalinan di
namun inovasi telah diupayakan di beberapa fasilitas kesehatan. Ketersediaan tenaga kesehatan
kabupaten. Diantaranya gerakan 1000 hari pertama mendukung upaya memperpendek jarak mencapai
di Kabupaten Tolikara, Asuhan Keluarga Sejahtera di layanan kesehatan dan upaya promosi persalinan di
Mamberamo Raya, dan Kelas Ibu Hamil di Sarmi fasilitas kesehatan. Tenaga bidan maupun dokter
dapat melakukan deteksi dini terhadap timbulnya
(Giyai, 2015). Lebih lanjut, pemerintah juga
masalah selama hamil, melakukan upaya preventif
mengeluarkan kebijakan khusus penyaluran dana
komplikasi kehamilan, dan melakukan rujukan yang
bantuan operasional kesehatan dalam mendukung
cepat dan tepat. Beberapa hambatan kinerja
pencapaian kesehatan ibu dan anak, termasuk dana
persalinan di fasilitas kesehatan yang tidak terkait
otonomi khusus untuk Papua –'(Pratiwi et al., 2014; dengan ketersediaan input tenaga bidan maupun
Budiratna and Qibthiyyah, 2020). dokter antara lain: kemiskinan, wanita yang tinggal di
Hasil analisis menemukan bahwa semakin tinggi pedesaan, tiadanya keterlibatan wanita dalam
input tenaga bidan maupun tenaga dokter di suatu pengambil keputusan, dan paritas yang tinggi
kabupaten/kota, maka semakin tinggi pula kinerja K4 '–''––(Doctor, Nkhana-Salimu and Abdulsalam-
281
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 4, Oktober 2021: 275-285
282
Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (Agung Dwi L,dkk)
283
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 4, Oktober 2021: 275-285
Laksono, A. D., Ridlo, I. A. and Ernawaty (2019) Rohmah, N. et al. (2020) ‘Determinants of teenage
‘Distribution Analysis of Doctors in Indonesia’, p. 2019. pregnancy in Indonesia’, Indian Journal of Forensic
https://doi.org/10.31227/osf.io/df6ns. Medicine and Toxicology, 14(3), pp. 2080–2085
https://doi.org/10.37506/ijfmt.v14i3.10736.
Laksono, A. D. and Wulandari, R. D. (2019) ‘“Children are
Assets”: Meta Synthesis of Child Values in the Lani and Sarker, B. K. et al. (2020) ‘Status of the WHO
Acehnese (“Anak adalah Aset”: Meta Sintesis Nilai recommended timing and frequency of antenatal care
Anak pada Suku Lani dan Suku Aceh)’, Jurnal visits in Northern Bangladesh’, PLoS ONE, 15(11), pp.
K e s e h a t a n R e p r o d u k s i , 1 0 ( 1 ) , p p . 11 – 2 0 . 1–21. https://doi.org 10.1371/journal.pone.0241185.
https://doi.org/ 10.22435/kespro.v10i1.933.11-20.
Setianingsih, T. (2020a) ‘Analysis of Individual Factors on
Laksono, A. D. and Wulandari, R. D. (2020) ‘Predictors of Mother’s Behavior in the First Neonatal Visit (KN1) in 8
Hospital Utilization Among Papuans in Indonesia’, Provinces in Indonesia’, in International Conference of
Indian Journal of Forensic Medicine and Toxicology, Health Development. Covid-19 and the Role of
14(2), pp. 2319–2324. Healthcare Workers in the Industrial Era (ICHD 2020),
pp. 310–314. doi: 10.2991/ahsr.k.201125.054.
Laksono, A. D. and Wulandari, R. D. (2021) ‘The Border-
Non-Border Areas Disparities in Hospital Utilization in Setianingsih, T. (2020b) ‘Performance Analysis Of Children
Kalimantan Island, Indonesia’, Medico-Legal Update, ’ S Health Program In Indonesia : A Multilevel Analysis.’,
21(1), pp. 29–34. https://doi.org/10.37506/ in The 7th International Conference on Public Health
mlu.v21i1.2274. The 7th. International Conference on Public Health
Solo , Indonesia , November 18-19 , 2020 |140, pp.
Masruroh et al. (2021) ‘Neonatal Death Incidence in
139–145.
Healthcare Facility in Indonesia: Does Antenatal Care
Matter?’, Indian Journal of Forensic Medicine and Siswanto (2020) Situasi kesehatan indonesia 2015-2019.
Toxicology, 15(1), pp. 1265–1271.https://doi.org/ Jakarta.
10.37506/ijfmt.v15i1.13590.
Situmorang, H. E. (2020) ‘Nurse’s Perception Of Factors
Nasution, S. K., Mahendradhata, Y. and Trisnantoro, L. Related To Neonatal Health Services In Papua’, Jurnal
(2020) ‘Can a National Health Insurance Policy Keperawatan Tropis Papua, 3(1), pp. 120–126.
Increase Equity in the Utilization of Skilled Birth https://doi.org /10.47539/jktp.v3i1.96.
Attendants in Indonesia? A Secondary Analysis of the
2012 to 2016 National Socio-Economic Survey of Soewondo, P. et al. (2019) ‘Inspecting Primary Healthcare
Indonesia’, Asia-Pacific Journal of Public Health, 32(1), Centers in Remote Areas: Facilities, Activities, and
p p . 1 9 – 2 6 . h t t p s : / / d o i . o r g / 1 0 . 11 7 7 / Finances’, Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia,
1010539519892394. 7(1), pp. 89–98. https://doi.org /10.20473/
jaki.v7i1.2019.89-98.
Nurlinawati, I. and Putranto, R. H. (2020) ‘Faktor-Faktor
Terkait Penempatan Tenaga Kesehatan di Fasilitas Suharmiati, Laksono, A. D. and Astuti, W. D. (2013) ‘Policy
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Daerah Review on Health Services in Primary Health Center in
Terpencil/Sangat Terpencil’, Jurnal Penelitian dan the Border and Remote Area (Review Kebijakan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 4(1), pp. tentang Pelayanan Kesehatan Puskesmas di Daerah
31–38. https://doi.org/10.22435/jpppk.v4i1.3312. Terpencil Perbatasan)’, Bulletin of Health System
Research, 16(2), pp. 109–116.
Nurrizka, R. H. and Wahyono, T. Y. M. (2018) ‘Disparity of
Maternal Mortality in Indonesia: Ecological Study with Sukirman, R., Wahyono, T. Y. M. and Shivalli, S. (2020)
Spatial Analysis’, Jurnal MKMI, 14(2), pp. 119–127. ‘Determinants of healthcare facility utilization for
https://doi.org/ 10.30597/mkmi.v14i2.3630. childbirth in Kuantan Singingi regency, Riau province,
Indonesia 2017’, BMC Public Health. BMC Public
Olorunsaiye, C. Z. et al. (2020) ‘Factors associated with Health, 20(1), pp. 1–10. https://doi.org /10.1186/
health facility delivery in West and Central Africa: A s12889-020-09035-3.
multilevel analysis of seven countries’, Health Care for
Women International, 41(1), pp. 3–21. Sutrisna, A. (2017) ‘Desk Review of Maternal , Neonatal
and Child Health in Indonesia’.
Pratiwi, N. L. et al. (2014) ‘Policy Review on the Distribution
of Health Operational Assistance Funds in Support of Utami, S. M. et al. (2020) ‘Ecological Analysis of
Achieving Maternal and Child Health (MDG’s 4,5) in Preeclampsia/Eclampsia Case in Sidoarjo Regency,
Three Districts, Cities in East Java Province’, Buletin Indonesia, 2015-2019’, Indian Journal of Forensic
Penelitian Sistem Kesehatan, 17(4), pp. 395–405. Medicine and Toxicology, 14(4), pp. 3474–3479.
https://doi.org /10.37506/ijfmt.v14i4.12164.
Ridwanah, A. A., Megatsari, H. and Laksono, A. D. (2020)
‘Hypertension in Indonesia in 2018 : An Ecological Utomo, B. et al. (2021) ‘The impact of family planning on
Analysis’, (December). doi: 10.13140/ maternal mortality in Indonesia: what future contribution
RG.2.2.26827.00803. can be expected?’, Population Health Metrics.
284
Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (Agung Dwi L,dkk)
285