net/publication/353555823
CITATIONS READS
0 306
13 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Didin Wahidin on 29 July 2021.
WAHIDIN
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Email: didin.wahidin1977@gmail.com
ABSTRAK
Keberadaan Posyandu perlu direfitalisasi kembali sedemikian rupa. Keberadaan
Posyandu mampu memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan secara
terpadu dan komprehensif di tingkat komunitas. Konsistensi Kehadiran ibu ke
Posyandu setiap bulannya dapat memaksimalkan kondisi kesehatan ibu dan anak.
Penelitian Dilakukan Untuk Menggali Dan Mengetahui Faktor-Faktor Yang
Berhubungan dan memengaruhi Tingkat Kunjungan Ibu Dengan Anak Balita Ke
Posyandu Dalam Kegiatan Penimbangan.
Kegiatan penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional pengembangan
kearah tipe deskriptif analitik yang bersipat mixed methode riset antara pendekatan
kuantitatif dan kualitatif.
Hasil analisis menunjukan bahwa kunjungan ibu balita ke posyandu di Wilayah
Kerja PKM Suradita relative sudah tinggi.Tidak semua faktor yang diduga
berkaitan terbukti secara signifikan berhubungan dengan Kunjungan ibu dalam
penimbangan balita ke posyandu.
Tingkat Kunjungan Ibu dalam Penimbangan Balita ke Posyandu dipengaruhi secara
dominan oleh adanya Dukungan Keluarga, 0.498/49.8%,Sikap Ibu
0.302/30.2%,Jumlah tanggungan 0.190/19.0% ,dan Pekerjaan ibu 0.156/15.6%.
Wahidin 29
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Masalah gizi sampai dengan saat ini KMS terdata sedemikian rupa maka akan
masih merupakan salah satu masalah dengan mudah ibu dan kader mengetahui
kesehatan masyarakat yang cukup serius di jika terjadi gangguan pertumbuhan anak
Indonesia. Dalam artian bahwa masalah sedini mungkin sebelum anak jatuh pada
Kekurangan gizi dan atau gizi lebih sampai kondisi gizi kurang atau buruk. Ibu yang
dengan saat ini masih belum dapat tidak menimbang balitanya ke posyandu
diselesaikan secara optimal, Pada Tahun dapat menyebabkan tidak terpantaunya
2005 terdapat sekitar 5 juta balita pertumbuhan dan perkembangan balita dan
mengalami gizi kurang dan diperkirakan berturut-turut berisiko keadaan gizinya
masih terdapat sekitar 1,7 juta balita memburuk sehingga mengalami gangguan
diantaranya menderita gizi buruk yang pertumbuhan (Depkes RI, 2006).
keberadaannya tersebar di Berbagai penelitian telah membuktikan
Indonesia,prevalensi masalah gizi lebih ada hubungan yang sangat erat antara
(obesitas) mulai meningkat khususnya pada kematian bayi dan balita dengan
kelompok sosial ekonomi menengah ke kekurangan gizi. Keadaan gizi yang buruk
atas di perkotaan. Dengan kata lain, saat ini akan menurunkan daya tahan anak
Indonesia menghadapi masalah gizi ganda sehingga anak mudah sakit hingga bisa
yang tentunya kondisi-kondisi ini sangat berakibat pada kematian. Badan Kesehatan
merisaukan sekaligus mengkhawatirkan Dunia WHO memperkirakan bahwa 54%
karena dapat mengancam kualitas Sumber kematian bayi dan anak balita
Daya Manusia (SDM) yang sangat dilatarbelakangi keadaan gizi yang buruk.
diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, Maka dari itu Kegiatan posyandu sangat
2007). penting untuk terus dikembangkan guna
Depkes RI (2007) mengungkapkan mendorong kemandirian masyarakat agar
bahwa Badan Kesehatan Dunia untuk anak- dapat berperilaku hidup bersih dan sehat.
anak United Nations Children's Fund Penyelenggaraan posyandu dilakukan oleh
(UNICEF) merilis laporan bahwa Indonesia kader yang telah dilatih dibidang kesehatan
menduduki peringkat kelima dunia untuk dan secara teknis oleh petugas kesehatan.
negara dengan jumlah anak yang terhambat Pada Tahun 2005 terdapat sekitar 5 juta
pertumbuhannya paling besar dengan balita mengalami gizi kurang diperkirakan
perkiraan sebanyak 7,7 juta balita, sejalan masih terdapat sekitar 1,7 juta balita
dengan Hasil penelitian Riskesdas tahun diantaranya menderita gizi buruk yang
2010 yang mengemukakan bahwa keberadaannya tersebar di Indonesia.
prevalensi gizi buruk pada anak balita Kementrian Kesehatan memprioritaskan
adalah sebesar 4,9%, dan gizi kurang 13%, untuk selalu meningkatkan fungsi dan
hal ini dapat diminimalkan bila ibu kinerja posyandu, utamanya untuk
membawa anak balita ke posyandu data meningkatkan cakupan pemantauan
lanjutan dikemukakan bahwa pada tahun pertumbuhan anak (Kemenkes RI, 2007).
2010, diperkirakan sekitar 91,3 % bayi Sumber daya manusia yang sehat dan
usia 6-11 bulan dan 74,5% anak balita berkualitas merupakan modal utama atau
dibawa ke posyandu hanya satu kali dalam investasi dalam pembangunan kesehatan.
6 bulan terakhir (Kemenkes RI,2011). Ukuran kualitas SDM dapat dilihat pada
Masih menurut Depkes RI (2007), Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Upaya penanggulangan gizi kurang dan sedangkan ukuran kesejahteraan
gizi buruk sudah seharusnya dapat masyarakat antara lain dapat dilihat pada
mengedepankan upaya-upaya promosi dan tingkat kemiskinan dan status gizi
pencegahan artinya mengupayakan anak masyarakat (Depkes RI, 2007).
yang sehat agar tetap sehat, jika kegiatan ini Memang secara kuantitas,
dapat dilakukan setiap anak ditimbang di perkembangan jumlah posyandu
posyandu, berat badannya diplot didalam mengalami perkembangan yang cukup
Wahidin 30
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Wahidin 31
Berdasarkan Peraturan Menteri kecenderungan mereka tidak datang
Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 Tentang lagi membawa anaknya ke posyandu.
Standard Pelayanan Minimal (SPM) 3. Laporan cakupan penimbangan di
Kesehatan Kabupaten/Kota, cakupan posyandu yang ditemukan di
pelayanan anak balita yaitu harus sudah Puskesmas Suradita adalah laporan
mencapai 90%, pada Tahun 2016 ini cakupan penimbangan bayi hingga usia
Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk dibawah dua tahun (baduta) dan ada
Kabupaten Tangerang menargetkan laporan cakupan penimbangan bayi
cakupan penimbangan balita dapat hingga usia Balita, keadaan ini
mencapai angka diatas 90%. Berdasarkan menunjukkan pertumbuhan anak balita
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang sebenarnya sudah cukup terpantau
Tahun 2010,2014 dan 2015 diketahui namun kondisinya masih berpluktuatif
bahwa Puskesmas Suradita Kecamatan dan belum mencapai target yang sudah
Cisauk pernah mencapai angka capaian ditentukan, maka dari itu petugas
95% dengan BGM sebesar 3.14% pada puskesmas dan para kader kesehatan
tahun 2010, data Tahun 2014 menurun yang ada untuk tidak bosan
menjadi 48.3% dan BGM sebesar 1.6% dan mengingatkan ibu bayi/balita pada saat
pada tahun 2015 cakupan penimbangan pelaksanaan posyandu untuk rutin
balita naik lagi dan mencapai 80% namun memantau pertumbuhan anaknya ke
BGM meningkat menjadi 14.6% dari tahun posyandu hingga usia lima tahun dan
sebelumnya. mengajak kembali ibu yang lainnya
Sejalan dengan hasil survei pendahuluan untuk datang dan menggunakan
yang dilakukan melalui kegiatan Posyandu yang ada.
wawancara kepada salah seorang petugas Berdasarkan uraian latar belakang di
Puskesmas yang juga sering bertugas di atas dan hasil studi awal yang dilakukan
Posyandu dan beberapa orang kader dapat melalui survey pendahuluan, dapat
sedikit diketahui gambaran bahwa : dirumuskan masalah penelitian adalah
1. Tingkat kesadaran masyarakat di belum optimal dan tercapainya cakupan
Wilayah Kerja Puskesmas Suradita minimal penimbangan balita ke posyandu
Kecamatan Cisauk Kabupaten di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita
Tangerang dalam melakukan kegiatan Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang
Posyandu khususnya membawa Propinsi Banten Tahun 2016 kondisi ini
balitanya untuk melakukan menggambarkan bahwa tinggkat
penimbangan masih berjalan kurang kunjungan ibu balita masih belum berjalan
optimal dan berfluktuatif sehingga secara optimal atas dasar itulah peneliti
Puskesmas sedikit mengalami merasa tertarik untuk meneliti Faktor-
kesulitan dalam upayanya mendata faktor apa saja yang berhubungan dan
jumlah balita yang sebenarnya dan memengaruhi tingkat kunjungan ibu dalam
mencapai target minimal yang sudah penimbangan balita ke posyandu di wilayah
ditentukan pemerintah. kerja puskesmas Suradita Kecamatan
2. Dalam kasus selanjutnya ada Cisauk Kabupaten Tangerang.
kecenderungan bahwa sebagian besar Tujuan penelitian tiada lain adalah untuk
ibu bayi/balita hanya membawa mengetahui Faktor-faktor yang
anaknya ke posyandu sampai imunisasi berhubungan dan memengaruhi tingkat
dasar lengkap saja dan menimbang kunjungan ibu dalam penimbangan balita
anaknya hingga usia tiga tahun, jika ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
imunisasi dasar lengkap sudah Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten
dilakukan dan melakukan Tangerang Tahun 2016. Adapun
penimbangan maka setelah usia Manfaat Penelitian ini adalah sebagai
anaknya lebih dari dua tahun ada berikut :
Wahidin 32
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Wahidin 33
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Moment dengan tingkat kemaknaan alpha Analisis Univariat berupaya untuk dapat
(α) = 0,05 pengolahan data primer dibantu menjelaskan atau mendeskripsikan
dengan menggunakan komputer program karateristik variabel yang menjadi
Excell dan SPSS ver.23. indevenden variabel maupun dependent
variabel. Gambaran Karakteristis
HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dan Variabel penelitian tersebut
dapat dianalisa dan dikaji pada table-tabel
1. Analisis Univariat.
seperti berikut ini:
Jumlah
Variabel %
N=85
Keikutsertaan Pelatihan
a) Pernah 35 41.2
b) Tidak Pernah mengikuti Latihan 50 58.8
Status
a) Menikah 65 76.5
b) Janda 20 23.5
Jumlah Tanggungan
a) ≤ 4 Orang 70 82.4
b) ≥ 4 Tahun 15 17.6
Suku Bangsa
a) Batak 9 10.6
b) Jawa 41 48.2
c) Sunda 30 35.3
d) Banjar 2 2.4
e) Lainnya 3 3.5
Agama
a) Islam 60 70.6
b) Kristen 10 11.8
c) Hindu 3 3.5
d) Budha 5 5.9
e) Lainnya 7 8.2
Domisili Tempat Tinggal
a) Desa Suradita 70 82.4
b) Luar desa Suradita 15 17.6
Sumber : Data Primer 2016
Dari tabel 4 diatas tergambar 41.2% Dari sisi suku bangsa 10.6% suku
ibu yang memiliki balita pernah mengikuti batak,48.2% suku Jawa,35.3% suku
pelatihan pengurusan anak balita dan Sunda,2.4% suku Banjar dan suku lainnya
58.8% tidak pernah mengikuti pelatihan. missal suku China,Madura dan sebagainya
Sebanyak 76.6% status mereka berstatus sebanyak 3.5%. dari sisi Agama 70.6%
menikah dan 23.5% berstatus janda. beragama Islam,11,8% Beragama
Dari sisi jumlah tanggungan 82.4% Kristen,3.5% Hindu,5.9% beragama Budha
menanggung keluarga kurang dari 4 orang dan 8.2% beragama lainnya.
dan 17.6% menanggung keluarga sebanyak Dari sisi Domisili Pengunjung
lebih dari 4 orang. Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Suradita 82.4% adalah merupakan
Wahidin 34
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Jumlah
Variabel %
N=85
Umur
a) ≤ 20 Tahun 5 5.9
b) 21-29 Tahun 53 62.4
c) 30-39 Tahun 21 24.7
d) 40-50 Tahun 2 2.4
e) ≥ 50 Tahun 4 4.7
Pekerjaan
a) Ibu Rumah Tangga 52 61.2
b) Pegawai Negeri Sipil 14 16.5
c) Pegawai Swasta 19 22.4
Pendidikan Terakhir
a) Dasar 44 51.8
b) Menengah 25 29.4
c) Pendidikan Tinggi 16 18.8
Penghasilan
a) < UMK Kabupaten Tangerang Rp3.270.936,13 65 76.5
b) >UMK Kabupaten Tangerang Rp 3.270.936.13 20 23.5
Penetapan berdasar pada PP nomor 78 tahun 2015
Paritas
a) Primipara 15 17.6
b) Multipara 70 82.4
Jenis Kelamin Balita
a) Laki – laki 49 57.6
b) Perempuan 36 42.4
Usia Anak
a) 0 – 12 bulan 5 5.9
b) 13 – 36 bulan 41 48.2
c) 37 - 59 bulan 39 45.9
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Posyandu
a) Baik 46 54.1
b) Cukup 23 27.1
c) Kurang 16 18.8
Gambaran Sikap ibu pada Posyandu
a) Baik 27 31.8
b) Cukup 48 56.5
c) Kurang 10 11.8
Gambaran Sikap dukungan Kader
a) Ada Dukungan 65 76.5
b) Kurang Ada Dukungan 15 17.6
c) Tidak Ada Dukungan 5 5.9
Gambaran Sikap dukungan Keluarga
a) Ada Dukungan 55 64.7
Wahidin 35
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Wahidin 36
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Hasil analisis bivariat dari tabel 6 diatas Hasil uji statistik dengan Chi-Square
menunjukkan bahwa Tingkat Kunjungan menunjukkan bahwa nilai Probabilitas (p)
ibu antara ibu yang yang pernah mengikuti =0,185 yang berarti p > 0,05 artinya Ho
pelatihan dengan tingkat kunjungan ibu diterima, hal ini berarti tidak ada hubungan
balita menunjukan bahwa sebanyak (8,0%) yang signifikan antara responden yang
tidak pernah mengunjungi Posyandu 16% pernah ikut pelatihan dan yang tidak
mengujungi posyandu kurang dari 8 kali dengan tingkat kunjungan ibu dalam
dalam setahun dan 76% ibu balita yang penimbangan balita ke posyandu,Nilai
pernah mengikuti pelatihan balita Korellasi didapat sebesar 0,288
mengunjungi posyandu lebih dari 8 kali menunjukan hubungan yang terjadi relative
dalam setahun. Begitu juga ibu yang tidak lemah dan tiada bermakna. Ini berkaitan
pernah ikut pelatihan 91.4% mengunjungi bahwa tingkat kesadaran ibu yang pernah
posyandu lebih dari 8 kali dalam setahun. latihan dan yang tidak pada dasarnya sama
Maka dari itu jika dilihat dari ibu yang tingginya dalam hal ini kegiatan pelatihan
pernah pelatihan dan tidak pelatihan tingkat tidak memiliki hubungan yang bermakna.
kunjungan ke posyandu sama-sama tinggi.
Tabel 7. Hubungan Status ibu balita terhadap Tingkat kunjungan Ibu dalam Penimbangan
Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten
Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
Koefisie
Tingkat Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu
n
Status Ibu Jumlah Nilai
≤ 8X dalam ≥ 8 X dalam Korella
Balita Tidak Pernah ρ
Setahun Setahun si
n % n % n % n % (r)
Menikah 2 10.0 3 15.0 15 75.0 20 75.0
Janda 3 4.60 7 10.8 55 84.6 65 84.6 0.117 0.560
Total 5 5.90 10 11.8 70 82.4 85 100
Sumber : Data Primer 2016
Hasil uji status ibu dengan tingkat menikah, ibu menikah 78% dan ibu dengan
kunjungan ke posyandu dalam status janda 84.6% melakukan kunjungan
penimbangan balita dapat dianalisis dari lebih dari 8 kali.
tabel 7 berikut ini,ibu dengan status janda Hasil uji statistik dengan Chi-Square
tingkat kunjungan ke posyandu ternyata menunjukkan bahwa nilai Probabilitas (p)
lebih tinggi daripada ibu dengan status =0,560 yang berarti p > 0,05 artinya Ho
Wahidin 37
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
diterima, hal ini berarti tidak ada hubungan lemah dan tiada bermakna. Ini berkaitan
yang signifikan antara status ibu dengan bahwa status ibu dengan menikah dan janda
status menikah dengan ibu yang berstatus pada tinggkat kunjungan sama tingginya.
janda dalam penimbangan balita ke Mau ibu itu menikah atau janda ibu-ibu
posyandu nilai korellasi didapat sebesar balita tingkat kehadirannya sama tinggi.
0,117 menunjukan hubungan yang terjadi
Tabel 9. Hubungan Suku Bangsa terhadap Tingkat kunjungan Ibu dalam Penimbangan
Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten
Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
Tingkat Kunjungan Ibu Balita ke
Posyandu
Suku Koefisien
≥8X Jumlah Nilai
Bangsa Tidak ≤ 8X dalam Korellasi
dalam ρ
Ibu Balita Pernah Setahun (r)
Setahun
n % N % N % n %
Batak 1 20.0 1 10.0 7 10.0 9 10.6
Jawa 4 80.0 3 30.0 34 48.6 41 48.2
0.051 0.397
Sunda 0 0.00 4 40.0 26 37.1 30 35.3
Banjar 0 0.00 1 10.0 1 1.40 2 2.40
Wahidin 39
38
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Hubungan Suku Bangsa terhadap dihasilkan (p) =0,397 yang berarti p > 0,05
Tingkat kunjungan Ibu dalam Penimbangan artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Kesimpulannya adalah tidak ada
Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk hubungan yang signifikan antara suku
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten bangsa responden dengan tingkat
Tahun 2016 menunjukan dominasi suku kunjungan ibu dalam penimbangan balita
Jawa dan Sunda. ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten
Hasil uji statistic dengan Chi-Square
Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016
menunjukkan bahwa nilai probabilitas
.
Tabel 10. Hubungan Agama Yang dianut Ibu Balita terhadap Tingkat kunjungan Ibu
dalam Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita
Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
Tingkat Kunjungan Ibu Balita ke
Posyandu
Agama Koefisien
≤ 8X ≥8X Jumlah Nilai
Yang dianut Korellasi
Tidak Pernah dalam dalam ρ
Ibu Balita (r)
Setahun Setahun
n % N % N % n %
Islam 5 100.0 7 70.0 48 68.6 60 70.6
Kristen 0 0.00 2 20.0 8 11.4 10 11.8
Hindu 0 0.00 0 0.00 3 4.30 3 3.50
0.150 0.804
Budha 0 0.00 1 10.0 4 5.70 5 5.90
Lainnya 0 0.00 0 0.00 7 10.0 7 8.20
Total 5 5.90 10 11.8 70 82.4 85 100
Sumber : Data Primer 2016
Hubungan Agama Yang dianut Ibu Hasil uji perhitungan statistik dengan
Balita terhadap Tingkat kunjungan Ibu menggunakan uji Chi-Square menunjukkan
dalam Penimbangan Balita ke Posyandu di bahwa nilai probabilitas (p) = 0,804 yang
Wilayah Kerja Puskesmas Suradita berarti p > 0,05 artinya Ho diterima dan H1
Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang ditolak dan r sebesar 0,150.
Propinsi Banten Tahun 2016 menunjukan Kesimpulannya adalah tidak ada
68.6 % ibu beragama islam melakukan hubungan yang signifikan antara agama
kunjungan ke posyandu lebih dari 8 kali yang dianut dengan tingkat kunjungan ibu
dalam setahun. dalam penimbangan balita ke posyandu di
Dan secara keseluruhan 82.4% ibu Wilayah Kerja Puskesmas Suradita
beragama melakukan kunjungan ke Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang
posyandu lebih dari 8 kali dalam setahun. Propinsi Banten Tahun 2016.
Wahidin 39
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Tabel 11. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Tingkat kunjungan Ibu dalam
Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan
Cisauk Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
Tingkat
Tingkat Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu
Jumlah
Pendidikan Tidak ≤ 8X dalam ≥ 8 X dalam
Ibu Pernah Setahun Setahun
n % N % N % n %
Dasar 0 0 3 6.8 41 93.2 44 100
Menengah 0 0 4 16.0 21 84.0 25 100
Tinggi 5 31.3 3 18.8 8 50.0 16 100
Total 5 5.9 10 11.8 70 82.4 85 100
Sumber : Data Primer 2016
Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Pendidikan dasar 93.2% lebih dari 8 kali
dengan Tingkat kunjungan Ibu dalam dalam setahun,84% berpendidikan
Penimbangan Balita ke Posyandu di menengah dan 50% berpendidikan tinggi.
Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Yang berkunjung ke posyandu didominasi
Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang ibu dengan tingkat Pendidikan dasar dan
Propinsi Banten Tahun 2016 ibu dengan menengah.
Tabel 12. Hasil Perhitungan nilai koefisien Korellasi dan Nilai Chi square Test Tingkat
Pendidikan Ibu dengan Tingkat kunjungan Ibu dalam Penimbangan Balita ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang Propinsi Banten
Tahun 2016.
Tingkat
Tingkat Pendidikan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu
Ibu Nilai Koefisien Korelasi Nilai
(r) ρ
Dasar
Menengah 0.463 0.000
Tinggi
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menandakan terjadinya korelasi atau
menggunakan uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang cukup kuat antara tinggkat
bahwa probabilitas (p) = 0,000 yang berarti pedidikan ibu dengan tingkat kunjungan
p < 0,05 artinya H1 diterima dan Ho ditolak ibu balita ke posyandu.
Nilai korelasi didapat sebesar 0.463
Kesimpulannya adalah tingkat Wilayah Kerja Puskesmas Suradita
Pendidikan ibu ada hubungan yang Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang
siginifikan dengan tingkat kunjungan ibu Propinsi Banten Tahun 2016.
dalam penimbangan balita ke posyandu di
Wahidin 40
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Tabel 13. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam Penimbangan
Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten
Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
Tabel 14. Hasil Perhitungan nilai koefisien Korellasi dan Nilai Chi square Test Jenis
Pekerjaan Ibu dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam Penimbangan Balita ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang Propinsi
Banten Tahun 2016
Wahidin 40
41
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Tabel 15. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam
Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan
Cisauk Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
Tingkat
Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu
Pengetahuan Jumlah
≤ 8X dalam ≥ 8 X dalam
Ibu Tidak Pernah
Setahun Setahun
n % N % N % n %
Baik 5 10.9 10 21.7 31 67.4 46 54.1
Cukup 0 0.00 0 0.00 23 32.9 23 27.1
Kurang 0 0.00 0 0.00 16 22.9 16 18.8
Total 5 5.90 10 11.80 70 82.4 85 100
Sumber : Hasil olah data 2016
Gambaran hubungan Pengetahuan Ibu Kondisi ini mengindikasikan bahwa
dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam pengetahuan ibu yang semakin baik akan
Penimbangan Balita ke Posyandu di melakukan kunjungan ke posyandu lebih
Wilayah Kerja Puskesmas Suradita baik,namun demikian secara keseluruhan
Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang pengetahun ibu baik dengan
Propinsi Banten Tahun 2016 menunjukan pengetahuannya yang sudah baik, cukup
ibu dengan pengetahuan yang baik 67.4 % maupun kurang total 82.4% mereka telah
melakukan kunjungan ke posyandu lebih melakukan kunjungan posyandu lebih dari
dari 8 kali dalam setahun. 8 kali dalam satu tahun.
Tabel 16. Hasil Perhitungan nilai koefisien Korellasi dan Nilai Chi square Test
Pengetahuan Ibu dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam Penimbangan Balita ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten
Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016
Tingkat
Pengetahuan Ibu Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu
Nilai Koefisien Korelasi ( r ) Nilai ρ
Baik
Cukup 0.359 0.004
Kurang
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan hasil perhitungan melalui bahwa probabilitas (p) = 0,004 yang berarti
uji statistik dengan menggunakan uji Chi- p < 0,05 artinya Ho ditolak dan H1
Square seperti pada Tabel 16 Hasil diterima.
Perhitungan nilai koefisien Korellasi dan Hasil perhitungan koefisien korellasi
Nilai Chi square Test Pengetahuan Ibu didapat sebesar 0.359 menunjukan
dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam hubungan yang terjadi positip dan cukup
Penimbangan Balita ke Posyandu di kuat, Kesimpulannya adalah ada hubungan
Wilayah Kerja Puskesmas Suradita yang siginifikan antara pengetahuan
Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang responden dengan tingkat Kunjungan ibu
Propinsi Banten Tahun 2016 menunjukkan dalam penimbangan balita ke posyandu.
Wahidin 44
42
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Tabel 17. Hubungan Sikap Ibu dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam Penimbangan
Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
Wahidin 45
43
Hubungan Sikap Ibu dengan Tingkat diantara ibu yang bersikap kurang hanya
Kunjungan Ibu dalam Penimbangan Balita 20.0%.
ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sikap ibu terhadap posyandu yang baik
Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten mempunyai peranan penting dalam
Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016. peningkatan partisipasi atau tingkakt
Hasil analisis Bivariat menunjukan kunjungan ibu untuk menimbangkan
100% ibu yang bersikap baik tingkat anaknya ke posyandu.
partisipasinya sudah baik, sedangkan
Tabel 18. Hasil Perhitungan nilai koefisien Korellasi dan Nilai Chi square Test Sikap Ibu
dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Tahun
2016.
Tingkat Kunjungan Ibu Balita ke
Posyandu
Sikap Ibu Nilai Koefisien Nilai
Korelasi ρ
(r)
Baik
Cukup 0.549 0.000
Kurang
Sumber : Data Primer 2016
Hasil uji statistic sikap ibu balita Kelompok ibu yang sikapnya terhadap
dengan tingkat kunjungan ke posyandu pelaksanaan posyandu baik maka tingkat
menggunakan uji Chi-Square menunjukkan partisipasinya atau tingkat kunjungan ke
bahwa probabilitas (p) = 0,000 yang berarti posyandu akan jauh lebih baik dibanding
p < 0,05 artinya Ho ditolak dan H1 diterima ibu yang sikapnya terhadap pelaksanaan
dan nilai koefisien korellasi didapat sebesar posyandu masih rendah.
0.549 menunjukan tingkat hubungan cukup Sikap ibu terhadap pelaksanaan
kuat, posyandu akan lebih baik apabila ibu sering
Dari hasil pengujian tersebut mengikuti penyuluhan pada saat
kesimpulannya adalah ada hubungan yang pelaksanaan posyandu yang disampaikan
signifikan antara sikap responden dengan oleh kader posyandu maupun petugas
tingkat Kunjungan ibu dalam penimbangan kesehatan.
balita ke posyandu. Kehadiran kader posyandu, jarak
Sejalan dengan Azwar (2007) yang posyandu, dan kemudian kelengkapan
menyatakan bahwa pembentukan sikap peralatan posyandu dengan tingkat
seseorang banyak dipengaruhi oleh banyak Kunjungan ibu dalam penimbangan balita
faktor baik yang bersifat intrinsik maupun ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
ekstrinsik orang tersebut. Faktor tersebut Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk
biasa berupa pengalaman pribadi, pengaruh Kabupaten Tangerang Propinsi Banten
orang lain, kebudayaan, media informasi Tahun 2016 dapat dianalisa dari pemaparan
dan faktor emosional orang itu sendiri. pada tabel berikut ini:
Wahidin 39
44
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Tabel 19. Hubungan Kehadiran Kader Posyandu dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam
Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan
Cisauk Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
Tingkat Kunjungan Ibu Balita ke
Koefisie
Posyandu
Kehadiran n
≥8X Jumlah Nilai
Kader Tidak ≤ 8X dalam Korella
dalam ρ
Posyandu Pernah Setahun si
Setahun
(r)
n % n % n % n %
Tidak Pernah 0 0.00 2 13.30 1 86.70 15 100.0
Hadir 3
Jarang Hadir 5 25.0 0 0.00 1 75.00 20 100.0
5
0.062 0.001
Selalu Hadir 0 0.00 8 16.0 4 84.00 50 100.0
2
Total 5 5.90 10 11.80 7 84.20 85 100.0
0
Sumber : Hasil olah data 2016
Hubungan Kehadiran Kader Posyandu tinggi, hal ini menandakan kegiatan
dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam posyandu sudah berjalan dengan
Penimbangan Balita ke Posyandu di kontinuitas yang baik sebenarnya.
Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Hasil perhitungan denga uji statistik
Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang menggunakan uji Chi-Square menunjukkan
Propinsi Banten Tahun 2016 menunjukan bahwa probabilitas (p) = 0,001 yang berarti
86.7% kader tidak pernah hadir lebih dari 8 p < 0,05 artinya Ho ditolak dan H1
kali dalam setahun dan 84% kader selalu diterima. Kemudian besaran koefisien
hadir lebih dari 8 kali dalam setahun. korelasi diperoleh sebesar 0.062 ini
Secara keseluruhan kehadiran kader menggambarkan bahwa hubungan yang
posyandu 84.20% kehadirannya di terjadi sangatlah lemah.
posyandu lebih dari 8 kali dalam setahun. Kesimpulan yang didapat dari hasil
Kondisi ini menggambarkan tingkat perhitungan tersebut adalah bahwa ada
kehadiran kader posyandu di Wilayah hubungan yang signifikan antara kehadiran
Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan kader-kader posyandu dengan tingkat
Cisauk Kabupaten Tangerang Propinsi kunjungan ibu menimbangkan anaknya ke
Banten Tahun 2016 sudah berjalan sangat posyandu.
Tabel 20. Hubungan Kelengkapan Peralatan dan Sarana Posyandu dengan Tingkat
Kunjungan Ibu dalam Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
Tingkat Kunjungan Ibu Balita ke
Koefis
Posyandu
Kelengkapan ien
≤ 8X Jumlah Nilai
Peralatan dan Tidak ≥ 8 X dalam Korell
dalam ρ
Sarana Posyandu Pernah Setahun asi
Setahun
(r)
n % N % N % n %
Kurang Lengkap 2 2.60 7 9.10 68 88.30 77 100
Cukup Lengkap 3 60.0 0 0.00 2 40.0 5 100
Sangat Lengkap 0 0.00 3 100. 0 0.00 3 100
0.474 0.000
0
Total 5 5.90 10 11.8 70 82.40 85 100
0
Sumber : Hasil olah data 2016
Wahidin 40
45
Hubungan Kelengkapan Peralatan dan kemudian koefisien korellasi dtemukan
Sarana Posyandu dengan Tingkat sebesar 0.474. Kesimpulannya adalah ada
Kunjungan Ibu dalam Penimbangan Balita hubungan yang signifikan antara
ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas kelengkapan peralatan dan sarana dengan
Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten tingkat partisipasi ibu dalam penimbangan
Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016 balita ke posyandu.
menunjukan kondisi yang serba terbatas Artinya apa jika tingkat peralatan
dan kurang lengkap hal itu terlihat ada sarana prasarana posyandu lengkap dan
sekita 88.30% responden yang tingkat memadai maka tingkat kunjungan ibu ke
kehadirannya lebih dari 8 kali dalam posyandu juga akan meningkat.
setahun mengungkapkan bahwa kondisi Nilai koefisien korellasi yang
peralatan dan sarana masihlah sangat ditemukan sebesar 0.474 menandakan
kurang. bahwa keterkaitan atau hubungan antara
Hasil uji statistik dengan menggunakan peralatan sarana prasarana posyandu itu
uji Chi-Square menunjukkan bahwa berkaitan cukup erat terahadap tingkat
probabilitas (p) = 0,000 yang berarti p < kunjungan ibu balita melakukan
0,05 artinya Ho ditolak dan H1 diterima penimbangan.
Tabel 21. Hubungan Jarak Rumah Ke Posyandu dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam
Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
Tingkat Kunjungan Ibu Balita ke
Posyandu
Koefisien
Jarak Rumah ≤ 8X Jumlah Nilai
Tidak ≥ 8 X dalam Korellasi
Ke Posyandu dalam ρ
Pernah Setahun (r)
Setahun
n % N % N % n %
Jauh 0 0.00 0 0.00 19 100.0 19 100
Cukup Jauh 5 33.3 0 0.00 10 66.7 15 100
0.065 0.000
Sangat Dekat 0 0.00 10 19.6 41 80.4 51 100
Total 5 5.90 10 11.8 70 82.4 85 100
Sumber : Hasil olah data 2016
Hubungan Jarak Rumah Ke Posyandu kunjungannya 100% melakukan kunjungan
dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam lebih dari 8 kali.
Penimbangan Balita ke Posyandu di Hasil uji statistik dengan menggunakan
Wilayah Kerja Puskesmas Suradita uji Chi-Square menunjukkan bahwa
Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang probabilitas (p) = 0,000 yang berarti p <
Propinsi Banten Tahun 2016 menunjukkan 0,05 artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
bahwa 82.4% baik yang jaraknya Kesimpulannya adalah ada hubungan
jauh,cukup jauh an sangat dekat telah yang signifikan antara Jarak rumah ke
melakukan kunjungan ke posyandu lebih posyandu dengan tingkat kunjungan ibu
dari 8 kali dalam setahun. dalam penimbangan balita ke posyandu.
Namun disini terlihat responden yang Besaran nilai koefisien korellasi sebesar
jarak dari rumah sangat dekat itu hanya 0.065 menunjukan hubungan yang terjadi
80.4 % tingkat kehadirannya ke posyandu, bersipat lemah.
temuan ini menggambarkan bahwa Sikap kader dan sikap keluarga ibu
sepertinya jarak rumah ke posyandu bukan dengan tingkat Kunjungan ibu dalam
merupakan masalah yang sebenarnya penimbangan balita ke posyandu di
merintangi ibu untuk menimbang anaknya Wilayah Kerja Puskesmas Suradita
di posyandu,jika kita analisis dari jarak Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang
responden yang jauh ternyata tingkat
Wahidin 39
46
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Wahidin 48
47
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
balita, karena dapat meningkatkan respon Nilai koefisien korellasi sebesar 0.345
para ibu balita untuk datang ke posyandu. ini menunjukan bahwa dukungan kader
Kader posyandu sebaiknya bersikap ramah terhadap tingkat kehadiran ibu ke posyandu
dan baik dalam melaksanakan tugasnya sudah cukup erat artinya makin aktiv kader
pada saat hari pelaksanaan posyandu makin tinggi pula tingkat kehadiran ibu
sehingga masyarakat merasa nyaman dan balita membawa anaknya ke posyandu.
senang datang ke posyandu.
Tabel 24. Hubungan Sikap Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam
Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan
Cisauk Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
Tingkat Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu
Sikap ≤ 8X dalam ≥ 8 X dalam Jumlah
Tidak Pernah
Dukungan Keluarga Setahun Setahun
n % N % N % n %
Ada Dukungan 0 0.00 3 5.50 52 94.5 55 100
Kurang Dukungan 0 0.00 5 25.0 15 75.0 20 100
Tidak Ada 5 50.0 2 20.0 3 30.0 10 100
Dukungan
Total 5 5.90 10 11.8 70 82.4 85 100
Sumber : Hasil olah data 2016
Hasil analisis Bivariat menunjukan delapan kali kunjungan dan 30% hadir
bahwa ibu yang mendapat dukungan tanpa dukungan keluarga dan lebih dari 8
keluarga maupun kurang mendapat kali dalam setahun.
dukungan bahkan tidak mendapatkan Analisis ini dapat menggambarkan
dukungan dari keluarga 94.5% dukungan bahwa dukungan atau support keluarga
keluarga yang baik para ibu melakukan sangatlah penting agar ibu dan anak
kunjungan lebih dari 8 kali dalam setahun, balitanya secara rutin menimbangkan
yang kurang dukungan 75% hadir lebih dari bayinya ke posyandu.
Tabel 25. Hasil Perhitungan nilai koefisien Korellasi dan Nilai Chi square Test Sikap
Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kunjungan Ibu dalam Penimbangan Balita ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten
Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016
Tingkat Kunjungan Ibu Balita ke
Posyandu
Sikap Dukungan Keluarga
Nilai Koefisien Korelasi Nilai
(r) ρ
Ada Dukungan
Kurang Dukungan 0.607 0.000
Tidak Ada Dukungan
Sumber : Data Primer 2016
Hasil uji stastistik dengan posyandu, besaran koefisien korellasi
menggunakan uji Chi-Square menunjukkan sebesar 0.607 ini menunjukan bahwa
bahwa probabilitas (p) = 0,000 yang berarti dukungan keluarga sangatlah erat
p < 0,05 artinya Ho ditolak dan H1 kaitannya, artinya semakin bagus dukungan
diterima.Kesimpulannya adalah ada keluarga maka tingkat kunjungan ibu ke
hubungan yang signifikan antara dukungan posyandu pun akan semakin kuat dan
dari keluarga responden dengan tingkat meningkat.
Kunjungan ibu menimbangkan anaknya ke
Wahidin 50
48
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Wahidin 40
49
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Wahidin 51
50
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Wahidin 52
51
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Wahidin 53
52
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Wahidin 54
53
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Wahidin 55
54
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Kunjungan ibu
balita ke posyandu
4 Sikap ibu dengan
Tingkat Kunjungan
0.228 0.000 0.302
ibu balita ke
posyandu
5 Kehadiran Kader
dengan Tingkat
0.040 0.000 0.065
Kunjungan ibu
balita ke posyandu
6 Kelengkapan
Sarana dan
peralatan posyandu
-0.127 0.000 -0.115
dengan Tingkat
Kunjungan ibu
balita ke posyandu
7 Jarak/lokasi
Posyandu dengan
Tingkat Kunjungan -0.031 0.000 -0.053
ibu balita ke
posyandu
8 Dukungan Kader
Posyandu dengan
Tingkat Kunjungan 0.016 0.000 0.020
ibu balita ke
posyandu
9 Dukungan
Keluarga dengan
Tingkat Kunjungan 0.338 0.000 0.498
ibu balita ke
posyandu
10 Jumlah
Tanggungan
0.154 0.000 0.190
Keluarga dengan
tingkat kunjungan
Sumber : Hasil olah data 2016
Dari hasil perhitungan diatas penimbangan balita ke posyandu di
ditemukan bahwa yang dominan Wilayah Kerja Puskesmas Suradita
mempengaruhi tingkat kehadiran ibu di Kecamatan Cisauk Kabupaten
posyandu adalah Jumlah tanggungan Tangerang Propinsi Banten Tahun 2016.
keluarga,Dukungan keluarga, sikap 5.9% tidak pernah ke posyandu 11.8%
ibu,dukungan kader posyandu,pekerjaan kurang dari 8 kali dalam setahun dan
ibu dan kehadiran kader posyandu dari 82.4 % lebih dari 8 kali dalam setahun
keenam factor tersebut ada tiga yang secara mengunjungi posyandu. Dari data diatas
positip dominan memengaruhi atau dapat dikatakan bahwa tingkat
berhubungan dengan tingkat kunjungan ibu kunjungan ibu balita dalam
ke posyandu yaitu Dukungan Keluarga, penimbangan balita ke posyandu
sikap ibu dan Jumlah Tanggungan ibu. relative sudah tinggi.
2. Tidak semua faktor yang diduga
KESIMPULAN berhubungan atau berkaitan terbukti
1. Dari hasil analisis sampel tingkat secara signifikan berhubungan dengan
Kunjungan ibu balita dalam tingkat Kunjungan ibu dalam
Wahidin 57
55
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
Wahidin 5658
Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2502-0552
Vol. 2,Juli –Desember,tahun 2017 : 29-59
posyandu dan jika Dilihat dari besaran Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian
efek baik langsung maupun tidak Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta.
langsung ternyata yang paling berefek Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang
besar atas Tingkat Kunjungan Ibu 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten
dalam Penimbangan Balita ke Tangerang 2010
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun
Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten 2011, Dinas Kesehatan Propinsi
Tangerang Propinsi Banten Tahun Banten 2011
2016 adalah Jumlah tanggungan Kholid A. Promosi Kesehatan dengan
keluarga,Dukungan Keluarga,Sikap Pendekatan Teori Perilaku, Media,
Ibu dan Pekerjaan ibu. Maka dari itu dan Aplikasinya. Jakarta: Raja
perlu adanya sinergi antar keluarga Grafindo Persada; (2012.).
untuk dapat saling mengingatkan pergi S. Hindu Mathi1, Heru Santosa2, Maya
ke posyandu,sikap ibu yang positip dan Fitria2, Faktor - Faktor Yang
pekerjaan ibu dan jumlah tanggungan Berhubungan Dengan Tingkat
keluarga dapat lebih disesuaikan agar Partisipasi Ibu Dalam Penimbangan
dapat ikut kegiatan posyandu Balita Ke Posyandu Di Wilayah Kerja
khususnya kegiatan penimbangan Puskesmas Darussalam Kecamatan
balita. Medan Petisah Tahun 2013,USU,2013
Lely Toad1, Sesca D. Solang2, Linda A.
DAFTAR PUSTAKA Makalew,Faktor-Faktor Yang
Green L. Health Education Planning, A Berhubungan Dengan Kunjungan
Diagnostic Approuch. . .The John Balita Di Posyandu Kelurahan
Hopkins University: Mayfield Publish- Karondoran Kecamatan Ranowulu
ing Co; (1990) Kota Bitung,Jurnal Ilmiah Bidan 2013
Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang
Pengelolaan Posyandu, Jakarta. 2015, Dinas Kesehatan Kabupaten
Kementrian Kesehatan Republik Tangerang 2015, Jurusan Gizi
Indonesia, 2007. Poltekkes Kemenkes Manado, 2015
http://www.depkes.go.id Nonce N. Legi1, Fred Rumagit², Ana B.
/index.php/berita/pressrelease/848- Montol³, Riaty Lule, Faktor Yang
menkesresmikan-rumahpemulihan- Berhubungan Dengan Keaktifan
gizibalita.html Kader Posyandu Di Wilayah Kerja
Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor Puskesmas Ranotana Weru,
741/Menkes/PER/VII/2 008 Tentang Profil Kesehatan Indonesia 2016,
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kementrian Kesehatan Republik
Bidang Kesehatan Di Indonesia 2016.
Kabupaten/Kota, Jakarta.
http://www.depkes.go.id/
downloads/SKSPM.pdf
Kemenkes RI. Buku Panduan Kader
Posyandu Menuju Keluarga Sadar
Gizi. Jakarta Direktorat Bina Gizi
Kementerian Kesehatan R.I; (2011)
Departemen kesesehatan RI, 2011.
Pedoman Umum pengelolaan
Posyandu. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI dan Kelompok Kerja
OPERASIONAL POSYANDU,
Wahidin 59
57