Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pasien Penderita Ca Mamae Dengan Motivasi

Pasien Dalam Menjalani Khemoterapy Di Rumah Sakit Khusus Bedah

Ropanasuri Padang Tahun 2019

Proposal ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Penulisan

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :

Marda susanti

16663

AKADEMI KEPERAWATAN AISYIYAH


PADANG
2019

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama

di seluruh dunia. Kanker adalah pertumbuhan yang dunia. Kanker

adalah pertumbuhan yang yang berubah menjadi ganas.Sel-sel tersebut

dapat tumbuh lebih lanjut serta menyebar kebagian tubuh lainnya dan

menyebabkan kematian. Salah satu jenis penyakit kanker yaitu ca mamae

menjadi jenis kanker yang sangat menakutkan bagi perempuan di seluruh

dunia, juga di Indonesia. Dan ca mamae sering ditemukan pada stadium

lanjut. (Abrahão, 2015)

Menurut WHO (World Health Organization), sekitar 9-8% wanita

berpotensi akan mengalami ca mamae. Ca mamae sebagai jenis kanker

yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000

kasus baru ca mamae terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175.000 di

Amerika Serikat (Lumban Gaol & Briani, 2014)

Data di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita baru per

100.000 penduduk setiap tahunnya. Ini berarti dari jumlah 237 juta

penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya.

Sejalan dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa prevalensi

kanker meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sekitar 2,2%

kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Prevalensi

tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk (Kemenkes.RI,

2015)

1
Prevalensi ca mamae di Indonesia tahun 2013 diperkirakan

sebanyak 61.682 orang atau 0.5%. Provinsi yang memiliki prevalensi ca

mamae tertinggi adalah provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 0.7% dengan

kejadian 11.511 orang sementara Provinsi Sumatera Barat menduduki

urutan ketujuh untuk penyakit ca mamae dengan angka kejadian 2.285

orang atau 0.9%, angka ini meningkat dari tahun sebelumnya dengan

jumlah kasus 2.120 orang (Sri Burhani Putri, Achir Yani Syuhaemi Hamid

& Vetty Priscilla; jurnal endurance 2017)

Ada beberapa penatalaksanaan untuk kanker. Penatalaksanaan atau

pengobatan utama penyakit kanker adalah dengan pembedahan, radiasi,

kemoterapi, terapi hormon, terapi biologi dan terapi yang ditargetkan

Pembedahan, radioterapi dan kemoterapi semua dimanfaatkan dalam

pengobatan ca mamae, tergantung pada stadium dan digunakan dalam

kombinasi yang berbeda sesuai dengan jenis dan tahap penyakit yang

sedang dirawat (Sri Burhani Putri, Achir Yani Syuhaemi Hamid & Vetty

Priscilla; jurnal endurance 2017)

Terapi kanker dilakukan dengan tiga cara utama yaitu operasi,

radiasi dan kemoterapi. Walaupun efektif untuk mengobati kanker,

umumnya operasi dan radiasi merupakan terapi yang bersifat lokal.

Kebanyakan pasien memiliki penyakit yang telah menyebar saat diagnosis

sehingga terapi lokal sering gagal dalam mengeliminasi kanker secara

keseluruhan. Pada sisi lain, kemoterapi dapat mencapai sirkulasi sistemik

dan secara teoritis mampu mengobati tumor utama dan penyebarannya

2
(Dikutip oleh Ni Putu Wintariani, Ni Made Okadwicandra, Abdul Khodir

Jaelani; Jurnal Endurance 2017)

Kemenkes (2015) menyebutkan terdapat 70% penderita dalam

kondisi stadium lanjut akibat berbagai masalah kesehatan dalam

penanganannya. Kanker pada stadium lanjut dapat menimbulkan berbagai

komplikasi yang mengakibatkan diperlukannya perawatan intensif pada

penderita tersebut. Jenis-jenis terapi yang dapat digunakan dalam

penanganan kanker diantaranya adalah operasi,radiasi, dan kemoterapi.

Kondisi kanker yang sudah terjadi metastase atau berada pada stadium

lanjut, terapi yang tepat yang dapat diberikan adalah kemoterapi.

Kemoterapi yang dimaksudkan adalah kemoterapi yang bersifat paliatif,

dimana kesembuhan bukanlah tujuan utama pengobatan melainkan

peningkatan kualitas hidup pasien dan meringankan gejala yang dialami

pasien akibat progresif penyakitnya.

Informasi mengenai kanker payudara masih kurang dipahami oleh

sebagian besar wanita usia usia produktif di Indonesia. Hal ini sangat

memprihatinkan mengingat kanker payudara merupakan salah satu kanker

yang dapat dicegah sejak dini. Rendahnya pengetahuan mengenai kanker

payudara secara umum berhubungan dengan masih tingginya angka

kejadian kanker payudara di Indonesia. Pencegahan dan deteksi dini

merupakan hal yang krusial dalam penatalaksaan kanker payudara secara

menyeluruh, mengingat dampak kanker payudara pada penderita,

keluarga, serta pemerintah. (Kemenkes RI, 2017)

3
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa

pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil

keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.

(Achmadi, 2014)

Mengukur sikap berbeda dengan mengukur pengetahuan. Sebab

mengukur sikap berarti menggali pendapat atau penilaian orang terhadap

objek yang berupa fenomena, gejala, kejadian dan sebagainya yang

bersifat abstrak (Notoatmodjo 2014).

Motivasi pada penderita ca mamae sangat bermanfaat bagi setiap

pasien karena dengan motivasi pasien dapat berinteraksi sosial dan mampu

menerima keadaan dirinya sendiri. Berdasarkan motivasi pasien ca mamae

dalam menjalani kemoterapi, dibutuhkan beberapa motivasi untuk

membantu pasien kanker dalam menjalani kemoterapi. (Tria Koeswardani,

2016).

Motivasi juga merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan

situasi tertentu yang dihadapinya, sehingga terdapat perbedaan dalam

kekuatan motivasi yang ditunjukan oleh seseorang dalam menghadapi

situasi tertentu dibandingkan dengan orang lain dalam menghadapi situasi

yang sama, motivasi dapat bersumber dari dalam diri individu atau disebut

motivasi intrinsik dan dapat pula bersumber dari luar individu itu sendiri

atau disebut motivasi ekstrinsik (Siagian, 2007 dalam Nugraha, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian lainnya tentang motivasi pasien ca

mamae dalam menjalani kemoterapi di ruang cendrawasih 1 RSUD Arifin

4
Achmad Provinsi Riau tahun 2014 bahwa hasil analisis diketahui sebanyak

23 (62,2%) pasien ca mamae memiliki motivasi tinggi dalam menjalani

kemoterapi. Motivasi yang dimiliki individu dapat menentukan kualitas

perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja

maupun dalam kehidupan lainnya (Mahwita S, 2014)

Berdasarkan survey awal dan data yang didapat dari 3 (tiga)

Rumah Sakit, yaitu RSUP Dr.M.Djamil dan Yos Sudarso, dan RSKB

Ropanasuri. Yang mana survei awal RSUP Dr.M.Djamil pada tanggal 28

Januari 2019 didapatkan data bahwa ada 50 orang pasien ca mamae yang

khemoterapi dalam 1 (satu) bulan terakir. Kemudian pada tanggal 30

Januari 2019 didapatkan data di Rumah Sakit Yos Sudarso bahwa ada 30

orang pasien ca mamae yang khemoterapi dalam 1 (satu) bulan terakhir.

Dan pada tanggal 2 Februari 2019 di dapatkan data bahwa ada 78 orang

pasien ca mamae yang khemoterapi di RSKB Ropanasuri dalam 1 (satu)

bulan terakhir. Maka diketahui bahwa Rumah Sakit RSKB Ropanasuri

berada di nomor satu dengan pasien Ca mamae Dengan khemoterapi

terbanyak Dalam 1 (satu) bulan terakhir. Maka peneliti tertarik mengambil

tempat untuk penelitian di RSKB Ropanasuri.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pasien

Penderita Ca Mamae Dengan Motivasi Pasien Dalam Menjalani

Khemoterapy Di Rumah Sakit Khusus Bedah Ropanasuri Padang Tahun

2019”.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan dan

menganalisis masalah yaitu: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pasien

Penderita Ca Mamae Dengan Motivasi Pasien Dalam Menjalani

Khemoterapy Di Rumah Sakit Khusus Bedah Ropanasuri Padang Tahun

2019.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pasien

Penderita Ca Mamae Dengan Motivasi Pasien Dalam Menjalani

Khemoterapy Di Rumah Sakit Khusus Bedah Ropanasuri Padang Tahun

2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mendeskripsikan pengetahuan penderita Ca mamae dengan

Kemotherapi.

1.3.2.2 Mendeskripsikan Sikap penderita Ca mamae dengan

Kemotherapi.

1.3.2.3 Mendeskripsikan motivasi Motivasi Pasien Dalam

Menjalani Khemoterapy

1.3.2.4 Menganalisa hubungan antara pengetahuan dan sikap

dengan motivasi Dalam Menjalani Khemoterapy pada

penderita Ca mamae

6
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Rumah Sakit Khusus Bedah Ropanasuri Padang

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu

pelayanan dan angka kunjungan pasien di Di Rumah Sakit Khusus

Bedah Ropanasuri Padang. Petugas agar dapat memberi

penyuluhan kepada masyarakat, khususnya tentang penyakit Ca

mamae.

1.4.2 Peneliti Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi pendidikan dalam proses

belajar mengajar di Akper Asyiah Padang. Penelitian ini kiranya

dapat memberi masukan bagi para Dosen dalam memberikan mata

ajar mengenai penyakit Ca Mamae.

1.4.3 Bagi Peneliti

Pengembangan diri dan kemampuan peneliti sehingga dapat

mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat diperkuliahan. Dan

merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menambah wawasan ,

pengalaman dan ilmu pengetahuan tentang penyakit Ca mamae.

1.4.4 Bagi Penelti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan langkah awal untuk melakukan

penelitian lebih lanjut sebagai proses belajar dan pengembangan

kemampuan berfikir dan analisis secara sistematis.

7
1.5 Ruang Lingkup penelitian

Pada penelitian ini peneliti hanya membatasi ruang lingkup

penelitian pada : “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pasien Penderita Ca

Mamae Dengan Motivasi Pasien Dalam Menjalani Khemoterapy Di

Rumah Sakit Khusus Bedah Ropanasuri Padang Tahun 2019” .Jenis

penelitian yang dipakai adalah analisis dengan tujuan utama membuat

analisa hubungan tentang suatu keadaan.

Adapun lokasi dan waktu penelitian yaitu di Rumah Sakit Khusus

Bedah Ropanasuri Padang yang dilaksanakanpada bulan (…………….

2019). Pengumpulan dan pengambilan kuesioner kepada penderita Ca

mamae di Rumah Sakit Khusus Bedah Ropanasuri Padang, Kemudian data

diolah dengan Sistem komputerisasi.

8
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Ca Mamae (Kanker Payudara)

2.1.1 Pengertian

Ca mamae adalah tumor ganas yang dapat berkembang ke

bagian tubuh lain. Kanker payudara dikatgorikan karsinoma loular,

jika dimulai dari lobule (kelenjar penghasil susu) dan

dikatergorikan carcinoma ductal jika berkembang dari saluran lain

(Tim Naviri, 2016)

Selain itu, ca mamae (carcinoma mammae) didefinisikan

sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yg berasal dari

parancyma. Penyakit in oleh word health organization (WHO) di

masukkan ke dalam internasional classification of diseases dengan

kode nomor 17 (Maysaroh 2014)

Ca mamae secara umum dibagi 2, yaitu ca mamae non-

invasif dan ca mamae invasive. Ca mamae non-invasif dikenal juga

sebagai carcinoma in situ. Kanker jenis ini ditemukan dalam

saluran payudara, dan belum mengembangkan kemampuan unutk

menyebar keluar payudara. Ca mamame invasive disebut juga

ductal carcinoma (IDC), yang akan menyebar ke sistem bening.

Kanker invasive memiliki kemampuan untuk menyebar diluar

payudara. Sekitar 80% kasus ca mamae adalah ductal invasif, mesi

kadang disebut tidakada jenis khusus (Tim Naviri, 2016)

9
2.1.2 Jenis Ca mamae

1) Miconius carcinoma

Miconius carcinoma atau juga di sebut colloid carcinoma

merupakan satu jenis ca mamae yang jarang terjadi,terbentuk oleh

sel kanker yang memproduksi lender (mucus).wanita yang

menderita ca mamae jenis ini memiliki tingkatbertahan hidup yang

cukup baik di bandingkan dengan wanita yang menderita jenis

kanket invasive yang lebih umum terjadi.

2) Medullary carcinoma

Jenis kanker ini terjadi sekitar 5% daei seluruh kejadian ca

mamae dan merupakan satu jenis ca mamae invasive yang

membentuk satu batas yang tidak lazim antara jaringan tumor dan

jaringan normal.

3) Tubular carcinoma

Jenis kanker ini terjadi 2% dari keseluruhan diagnose ca

mamae. tubular carcinoma ini merupakan satu tipe khusus dari

kanker payudra invasive dan wanita yang menderita ca mamae

jenis ini, biasanya memiliki harapan kesembuhan yang cukup baik

di bandingkan jenis ca mamae yang lain.

4) Inflammatory breast cancer

Jenis ca mamae ini jarang terjadi, sekitar 1% tetapi jika

terjadi perkembangannya akan cepat. Inflammatory breast cancer,

kondisi dimana payudara terlihat meradang (merah dan hangat)

dengan adanya cekungan atau pinggiran yang tebal yang

10
disebabkan oleh sel kanker yang menyumbat pembuluh limfe kulit

pembungkus payudara.

5) Phylloides tumor

Tumor phylloides ini berkembang di dalamn jaringan

konektif payudara serta dapat ditangani dengan operasi

pengangkatan. Tumor phylloides merupakan ca mamae yang

bersifat jinak maupun ganas dan sangat jarang terjadi.

6) Paget‟s disease of the nipple

Jenis ca mamae ini terjadi hingga sekitar 1% dan wanita

dengan ca mamae jenis ini mempunyai tingkat kesembuhan yang

lebih baik. Jenis ca mamae ini berawal dari saluran susu kemudian

menyebar ke kulit aerola dan puting.pada ca mamae ini,kulit

payudara akan pecah- pecah.memerah,mengkoreng,dan

mengeluarkan cairan. ( nina sitti mulyani & mega rinawati 2014)

2.1.3 Penyebab ca mamae

Ca mamae belum di ketahui secara pasti penyebabnya,

namun ada beberapa factor kemungkinananya,antara lain :

1) Factor usia

Semakain tua usia seorang wanita,maka risiko untuk

menderita kanker payudra akan semakin tinggi.pada usia 50-69

tahun adalah kategori usia paling resiko terkena kanker

11
payudra,terutama bagi mereka yang mengalami menopause

terlambat.

2) Factor genetic

Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat

mungkin terjadi factor resiko pencetus ca mamae. bila ibu,

saudara wanita mengidap ca mamae maka ada kemungkinan

untuk memiliki resiko terkena ca mamae dua kali lipat di

bandingkan wanita lain yang tidak mempunyai riwayat

keluarga yang terkena ca mamae.

3) Penggunaan hormone estrogen

Pengunaan hormone estrogen (misalnya pada pengunaan

terapi estrogenreplacement),pengunaan terapi estrogen

replacement mempunyai peningkatan risiko yang signifikan

untuk mengidap penyakit ca mamae.

4) Gaya hidup yang tidak sehat

Jarang berolahraga atau kurang gerak,pola makan yang

tidak sehat dan tidak teratur,merokok serta mengkonsumsi

alcohol akan meningkatkan resiko ca mamae.

5) Perokok pasif

Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang

sengaja menghisap asap rokok uang dikeluarkan oleh orang

perkok sering jail di dengar perokok pasif terkena resiko dari

bahaya asap rokok di banding denagn perokok aktif.

6) Pengunaan kosmetik

12
Bahan-bahan kosmetik yang bersifata seperti hormon

estrogen beresiko menyebabkan peningatan risiko mangalami

penyakit ca mamae,sehingga berhati-hatilah dalam pengunaan

alat kosmetik untuk kesehatan diri kita.

7) Penggunaan pil kb

Pengunaan pil kb pada waktu yang lama dapat

meningkatkan wanita terkena resiko ca mamae karena sel-sel

yang sensitive terhadap rangasngan hormonal mungkin

mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas dan

risiko ini akan menurun secara otomatis bila pengunaan pil kb

berhenti. ( nina sitti mulyani & mega rinawati 2014)

2.1.4 Faktor resiko ca mamae

Hampir seluruh faktor resiko ca mamae berhubungan

maupun tidak langsung dengan estrogen yang tidak terpakai dan

tersisa dalam tubuh ataupun estrogen yang tidak diimbangi dengan

progesterone.

Adapun faktor-faktor resiko ca mamae,yaitu:

1) Umur

Sebagian besar wanita penderita ca mamae berusia 50 tahun

ke atas. Resiko terkena ca mamae meningkat seiiring

bertambahnya usia.pada wanita yang mengalami menopause

terlambat,setelah umur 55 tahun dapat meningktkan resiko

terkena ca mamae.secara umum,risiko terkena ca mamae

mencapai puncanknya pada usia lebih dari 60 tahun.

13
2) Usia saat menstruasi pertama (menarche)

Jika seorang wanita mengalami menstruasi di usia

dini,sebelum usia 12 tahun wanita akan memiliki peningkatan

risiko ca mamae.karena semakincepat seorang wanita

mengalami pubertas maka makin panjang pula jaringan

payudarannya dapat terkena oleh unsure-unsur berbahaya yang

menyebabkan kanker seperti bakan kimia,estrogen,ataupun

radiasi.

3) Penyakit fibrokistik

Wanita dengan ademosis,fibroadenoma serta fibrosis tidak

ada peningkatan risiko terjadinnya ca mamae.sedangkan pada

hiperplasis dan papiloma risiko sedikit meningkat 1,5smapi 2

kali.sedangklan pada hyperplasia atipik risiko meningkat

hingga 5 kali.

4) Riwayat keluarga dengan ca mamae

Jika ibu, saudara perempuan .adik, kakak memiliki ca

mamae (terutama sebelum usia 40 tahun) risiko terkena ca

mamae lebih tinggi.risiko dapat terlibat ganda jika ada lebih

dari satu anggota keluarga inti yang terkena ca mamae dan

semakin mudah ada anggota keluarga yang terkena kanker

maka akan semakin besar penyakit tersebut bersifat keturunan.

14
5) Riwayat ca mamae

Seorang wanita yang parah memiliki kanker di salah satu

payudarannya, akan berisiki lebih tinggi untuk payudara

lainnya juga akan terkena.

6) Usia saat melahirkan anak pertama

Semakin tua memiliki anak pertama,semakin besar risiko

untuk terkena ca mamae. Pada usia 30 tahun atau lebih dan

belum pernah melahirkan anak risiko terkena ca mamae juga

akan meningkat.

7) Obesitas setelah menopause

Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah

menopause,akan berisiko 1,5 kali lebih besar untuk terkena ca

mamae di bandingkan dengan wanita berberat badan normal.

8) Perubahan payudara

Hamper setiap wanita mengalami perubahan pada

payudarannya. Sebagian besar perubahan itu bukan kanker.tetapi

ada beberapa perubahan yang mungkin merupakan tanda-tanda

kanker.jika seorang wanita memiliki perubahan jaringan payudara

yang dikenal sebagai hyperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi),

maka seorang wanita memiliki peningkatan risiko ca mamae.

9) Terapi radiasi di dada

Sebelum usia 30 tahun,seorang wanita yang harus

menjalani terapi radiasi di dada (termasuk payudara) akan

memiliki kenaikanrisiko terkena ca mamae. Semakinmudah

15
ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi risiko

untuk terkena ca mamae di kemudian hari.

10) Pengunaan hormone estrogen danprogesteron

Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian

hormone estrogen saja atau estrogen plus progestin selama lima

tahun atau lebih setelah menopause akan memiliki peningkatan

risiko mengembangkan payudara.

11) Mengkonsumsi alcohol

Wanita yang sering mengkonsumsi alcohol akan berisiko

terkena ca mamae karena alcohol menyebabkan perlengketan

hati,sehingga hati bekerja lebih keras dan sehingga lebih sulit

memproses estrogen agar keluar dari tubuh.

12) Mengkonsumsi makanan siap saji (junk food)

Mengkonsumsi junk food secra berlebihan dari usia dini

dapat membuat gemuk tubuh,sehingga meningkatkan risiko

terkena kanker payudra,lemak tubuh akan meningkat apalagi

tidak di imbangi dengan olahraga sehingga akan berlanjut pada

resistensi insulin sehingga keinginan untuk mengkonsumsi

lebih banyak karbohidrat yang mengandung gula menjadi

meningkat.insulin yang dihasilkan pun bertamabah seiiring

dengan pertambahan berat badan. Lemak pada tubuh yang lebih

banyak akan berlanjut lebih banyak pula kadar estrogen

sehingga pertumbuhan payudara dan menstruasi lebih cepat.

13) Penelitia terbaru dari Women’s Health Initiative

16
menemukan bahwa aktifitas fisik wanita menopause yang

berjalan sekita 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan

20% resiko ca mamae. Namun, pengurangan resiko terbesar

diantra wanita yang berat badan normal. Wanita yang kelebihan

berat badan atau obesitas .Namun,aktifitas fisik yang

dikombinasi dengan diet dapat menurunkan berat badan

sehingga pada akhirnya menurunkan juga risiko ca mamae dan

berbagai penyakit lain.selain itu,merokok dan kebiasaan makan

yang tidak baik juga dapat meningkatkan risiko ca mamae.

(nina sitti mulyani mega rinawati 2014).

2.1.5 Tanda dan gejala ca mamae

Ca mamae merupakan penyumbang popilasi kematian terbanyak

pada wanita.untuk itu,mengenali gejala awal sangata diperlukan agar lebih

cepat melakukann penanganan yang tepat secara dini.banyak dari kita

yang sering tidak menyadari perubahan pada tubuh kita termasuk payudara

kita.

Menurut American Cancer Asspciation, kemungkinan

kemungkinan wanita terkena ca mamae itu satu banding delapan orang

atau 12 persen. Adapun beberpa gejala ca mamae :

1) Ditemukan benjolan pada payudara

Menurut American Cancer Society, gejala awal yang

signifikan dan sering dialami wanita ialah benjolan tidak biasa

di temukan pada payudara.benjolan itu biasannya ditandai

dengan rasa sakit bila dipegang atau di tekan.

17
2) Perubahan

Biasannya gejala yang terjadi ialah berubahanya ukuran,

bentuk payudara dan putting. Di mana gejala itu awalnya

ditandai dengan permukaan payudara akan berwarna merah,

kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk.adapula

dalam kasus lain, warna payuadarannya berubah orange.

3) Putting mengeluarkan cairan

Pada puting sering kali mengeluarkan cairan ( nipple

discharge) seperti darah,tetapi juga terkadang berwarna

kuning,kehijau-hujauan berupa nanah.

4) Pembengkakan pada payudara

Gejala ca mamae juga di tandai dengan pembengkakan

payudara tanpa ada benjolan, yang merupakan gejala

umumnya.bahkan, kadang-kadang salah satu pembuluh darah

jadi lebih terlihat.

Jika metastase (penyebaran) luas,maka berupa –berupa

a. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula

dan servikal.

b. Hasil rongen toraks abnormal dengan atau tanpa

efusi pleura.

c. Gejala anak sebar yang terjadi pada paru-paru

ditandai dengan batuk yang sulit untuk

sembuh,terdapat penimbungan cairan antara paru-

18
paru dengan dinding dada sehingga akan

menimbulkan kesulitan dalam bernafas.

d. Nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang.

e. Fungsi hati abnormal.( Sitti Mulyani & Rinawati

2014).

2.1.6 Pemeriksaan /Diagnosa ca mamae.

Ada berbagi macam cara untuk mendiagnosa ca mamae dan untuk

menentukan apakah sudah menyebar (metastasis) ke organ lain. Beberapa

tes juga di pergunakan untuk menentukan pengobatan yang paling

efektifuntuk pasien. Kebanyakan pada tipe kanker, biopsi merupakan jalan

satu-satunnya untuk menentukan secara pasti diagnosa kanker. Apabila

biopsi tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan test lain untuk

membantu diagnosa. Test imaging dapat digunakan untuk menemukan

apakah telah terjadi metastasis.( Mulyani dkkHAL 48,2014).

Melakukan Deteksi dini ca mamae dapat di ketahui dengan

beberapa cara berikut ;

a. Pengambilan sample jaringan payudara yang mengalami

pembenjolan (tindakan biopsy). Dengancara ini akan

diketahuai jenis pertumbuhan sel yang dialami,apakah bersifat

jinak atau tumor ganas (kanker)

b. Pemeriksaan dasar mamografik 2-3 tahun sekali pada

perempuan berusia di atas 35-50 tahun. Pemeriksaan dasar ini

akan memberikan data awal jaringan payudara perempuan.bila

mamografi dilakukan secara rutin diharapkan jika ada

19
perubahan sedikit saja dari jaringan payudara perempuan bila

mamografi dilakukan secara rutin diharapkan jika ada

perubahan sedikit saja dari jaringan payudara perempuan akan

dapat segera di ketahui

c. Melakukan teknik sadari.

Kaum perempuan hsrus mewaspadai setiap perunahan yang

terjadi pada payudarannya.untuk mengetahui perubahan-

perubahan tersebut ada cara sederhana yang disebut dengan

sadara (periksa payudara sdendiri). Sembilan di antara sepuluh

perempuan menemukan adannya benjolan di payudara

melakukan tehnik sadari.(kumalasari hal,78-79, 2014).

Tes diagnosa ca mamae ini biasannya dimulai apabila wanita

menemukan suatu yang tidak normal di payudara weanita tersebut ketika

pemeriksaan klinis atau pemeriksaan payudara sendiri si wanita atau

dokter menemujkan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal pada

payuudara si wanita (suatu titik kecil dari kalsium, biasannya dilihat pada

saat X-ray), melalui screening mammogram Atau b isa juga beberapa tes

mungkin dilakukan unrtuk memastikan diagnosa dari ca mamae tetapi

tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh tes di bawah ini.

1. Imanging test

Diagnosticmammography. Sama seperti dengan screening

mammography, hanya saja pada test ini lebih bnayak gambar yang

biasannya di ambil. Ini biasanya di gunakan pad awanita dengan

tanda-tanda, diantarannya puting mengeluarkan cairan atau ada

20
benjolan baru. Diagnostic mammogram bisa juga digunakan

apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat screening

mammogram.

2. Ultrasound ( USG)

USG merupakan suatu pemeriksaan ultrasoud dengan

menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk

mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang

bunyi yang tinggi ini dapat membedakanb suatu massa yang

solid, yang kemungkinannya bukan kanker.

3. MRI

MRI merupakan magnetic bukan X-ray untuk

memproduksi gambaran detail dari tubuh.MRI bisa digunakan,

apabila sekali seorang wanita telah didiagnosa mempunyai

kanker. Sehingga dengan MRI untuk mencheck payudara

lainnya tetapi ini tidak mutlak dapat juga hanya sebagai

screening saja. Amirican cancer society, wanita yang

mempunyai resiko tinggi terkena ca mamae, seperti pada

wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota

keluargannya yang terkena ca mamae. Untuk sebaiknya juga

mendapatkan MRI bersamaan dengan mammography. MRI

biasanya lebioh baik dalam melihat suatu kumpulan massa

yang kecil pada payudara yang mungkin tidka terlihat pada saat

USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang

mempunyai jaringan payudara yang padat. MRI juga memiliki

21
kelemahan yaitu kadang jaringan padat yang terlihat pada saat

MRI bukan kanker atau bahkan MRI tidak bisa menunjukkan

suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer

sehingga untuk lebih memastikan lagi harus dilakukan biopsi.

4. Tes dengan bedah

a. Biopsi

Dengan biopsi dapat memberikan diagnosis secara

pasti.sampel yang diambil dari biopsi lalu dianalisa dan

ahli patologi (dokter specialis yang ahli dalam

menterjemahkan test-test laboratorium dan

mengevaluasi sel, jaringan, organ untuk menentukan

penyakit.

b. Image guided biopsy

Dipergunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan

tidak teraba. Itu dapat dilakukan dengan fine needle

aspiration biopsy (FNAB) yaitu dengan menggunakan

jarum kecil untuk mengabil sample jaringan. Sedangkan

stereotactic core biopsi menggunakan X-ray untuk

menentukan jaringan yang akan diambil atau Vacuum-

AssistedBiopsy yang menggunakan jarum yang teabal

untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang

luas.

22
c. Core biopsy

Dapat untuk menentuka jaringan.FNAB dapat

menentukan sel dari suatu massa yang teraba serta ini

semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukan

adannya sel kanker.

d. Surgical biopsy

Ini merupakan biopsy dengan cara operasi, mengambil

sejumlah besar jaringan. Biopsy ini bisa mengambil

seluruh dari benjolan atau mengambil sebagian seluruh

benjolan, Ketika sudah di diagnosa kanker.

5. Tes darah

Diperlukan tes darah untuk lebih mendalami kondisi

kanker, tes-tes itu antara lain :

a. Level hemoglobin (HB)

Tujuannya untuk mengetahui jumlah oksigen yanga da

di dalam sel darah merah.

b. Level hematocrit

Untuk mengetahui prosentase dari darah merah di

dalam seluruh badan.

c. Jumlah dari sel darah putih

Tujuan untuk membantu melawan infeksi

d. Jumlah trombosit

Tujuannya untuk membantu pembekuan darah.

e. Differential

23
Presentase dari beberpa sel darah putih

6. Jumlah alkalaine phospatas

Pada jumlah emzim yang tinggi bisa mengidentifikasi

penyebaran kanker ke liver, hati dan seluruh empedu dan

tulang.

7. SGOT & SGPT

Tujuan dari tes ini untuk mengevaluasi fungsi liver. Dari

salah satu test ini jika ada yang tinggi mengindikasikan

adannya kerusakan pada liver,bisa jadi suatu sinyal adannya

penyebaran ke liver.

8. Tumor marker tes

Tes ini digunakan untuk melihat apakah ada suatu jenis zat

kimia yang ditemukan pada darah, urin atau jaringan tubuh.

Denganadannya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi

atau terlalu rendah dari nilai normalnnya, mengindikasikan

adannya suatu proses tidak normal dalam tubuh. Hal ini

bisa disebabkan karena kanker dapat juga bukan karena

kanker.(Sitti Mulyani dkk 48-54,2014).

2.1.7 Pengobatan Ca mamae

Pengobatan ca mamae tergatung tipe dan stadium yang dialami

penderita.pada umumnya seseorang diketahui menederita penyakit kankern

payudara ketika sudah stadium lanjur. Hal tersebut di kareanakan tentang

24
kuranngya pengetahuan dan kesadaran akan deteksi dini. Pengobatan ca mamae

itu sendiri meliputi pembedahan, kemoterapi,terapi hormone, terapi radiasi dan

terbaru adalah terapi imunologi ( antibody). Pengobatan ini bertujuan untuk

memusnahkan kanker atau membatasi perkembagan penyakit serta

menghilangkan gejala gejalannya.( Sitti Mulyani dkk hal81, 2014).

Macam- macam pengobatan ca mamae yaitu :

1. Pembedahan

2. Terapi radiasi

3. Terapi hormone

4. Terapi imunologi

5. Kemoterapi (Sitti Mulyani,dkk hal 81-90,2013).

2.2 Kemoterapi

2.2.1 Pengertian kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan kanker yang dilakukan

didunia medis konvensional. Selain radiasi dan operasi, tujuan

kemoterapi adalah menghangcurkan sel-sel kanker supaya hancur

dan mati. (Windy Hartanto, 2015)

Proses yang sanagat mungkin terjadi saat diakukan

kemoterapi adalah sel-sel kekebalan tubuh terdiri dari ataass sel

darah putih jeni T dan B limpfosit yang sedanga membelah diri

dengan cepat dan akan mati akibat sifat sitostotik obat kemoerapi.

Alhasil tubuh akan lebih mudah erkena infeksi terutama setelah

pengobatan. Itulah sebabnya mengapa kemoterapi seringkali

25
bersifat imunosupresan atau menekan daya tahan tubuh

(CancerHelps, 2014)

Sedangkan menurut Sarwono (2014), Kemoterapi adalah

pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan atau hormon.

Dan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obat-

obatan atau hormon untuk membunuh sel- sel tumor.

Berdasarkan alasan utama dilakukan, kemoterapi dibedakan

atas tiga yaitu :

a. Kemoterapi paliatif.

jenis kemoterapi yang dilakukan dengan alasan

untuk mengendalikan atau melenyapkan tumor untuk

meringankan gejala kanker seperti rasa sakit.

b. Kemoterapi adjuvant.

Jenis kemoterapi yang dilakukan dengan alasan

untuk mencegah kemunculan kembali sel-sel kanker

setelah pembedahan atau terapi radiasi untuk

mengontrol tumor. Cara kerja kemoterapi ini adalah

dengan membidik dan melenyapkan sel kanker yang

berkembang dengan sangat cepat di dalam tubuh.

c. Kemorerpai Neo-adjuvant.

kemoterapi yang dilakukan dengan alasan untuk

mengurangi tumor sehingga mudah dioperasi yang

diberikan sebelum operasi.

26
2.2.2 Cara pemberian kemoterapi

1. Dalam bentuk tablet atau kapsul.

Yang harus diminum beberapa kali sehari. Keuntungan

kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.

2. Dalam bentuk suntikan atau injeksi.

Bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit, klinik,

bahkan di rumah.

3. Dalam bentuk infus.

Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh

paramedis yang terlatih).Tergantung jenisnya, kemoterapi ada yang

diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan

sebulan sekali. Berapa sering penderita harus menjalani

kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker penderita.

2.2.3 Manfaat kemoterapi yaitu :

a) Pengobatan, beberapa jenis kanker dapat disembuhkan

secara tuntas dengan satu jenis kemoterapi atau beberapa jenis

kemoterapi.

b) Kontrol, kemoterapi ada yang bertujuan untuk

menghambat perkembangan kanker agar tidak bertambah besar

atau menyebar ke jaringan lain.

c) Mengurangi gejala, bila kemoterapi tidak dapat

menghilangkan kanker, maka kcinotcrapi yang diberikan bertujuan

untuk mengurangi gejala yang timbul pada pasien, seperti

27
meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta

memperkecil ukuian pada daerah yang diserang. (Sarwono, 2014)

2.2.4 Efek samping kemoterapi

Obat-obatan yang sebelumnya bertujuan untuk meracuni

sel-sel kanker justru menyebabkan rasa sakit pada pasien. Racun di

dalam obat-obatan tersebut akan menyerang sel-sel darah dan

menyebabkan keracunan. Tak hanya itu sistem pencernaaan dapat

mengalami syok tidak terkontrol sehingga menyebabkan pasien

mual, diare, tidak nafsu makan, perut kram, dan berangsur-angsur

konsi tubuhnya melemah (CancerHelps, 2014)

Efek kemoterpai pada tubuh sangat luas dan merusak. Sel-

sel tubuh yang normal pun akan etap dihancurkan oleh kemoterapi

dan kadang akibat yang ditimbulkan adalah rambut rontok,

permukaan kulit tuuh dan kuku akan mehitam karna efek terbakar.

Bibir peceh-pecah akibat kering, kemudian mulut akan lebih sering

sariawan (Windy Hartanto, 2015)

Sel-sel kanker jauh lebih agresif, lebih cepat, dan belum

tentu mempan diobati dengan cara atau obat yang lama. Makan

protocol kemoterapi yang diunakan belum tentu dapat mematikan

semual sel kankernya. Kerugian utama kemoterapi adalah obat-

obatan tersebut tidak hanya membunuh sel-sel kanker yang sedang

membelah diri, etapi semua sel-sel sehat yang sedang membelah

diri dengan cepat (CancerHelps, 2014)

28
2.3 Pengetahuan

2.3.1. Pegertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni :

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba

(Notoatmodjo, 2014). Notoatmodjo (2014) menjelaskan bahwa,

pengetahuan adalah hal yang diketahui oleh orang atau responden

terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal: tentang

penyakit (penyebab, cara penularan, cara pencegahan), gizi,

sanitasi, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, keluarga

berencana, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2014)

Pengetahuan didapatkan dari indra penglihatan dan

pendengaran, pengetahuan merupakan sumber informasi yang telah

dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi yang melekat

pada pemikiran seseorang. Semakin tinggi tingkat pengetahuan

maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman seseorang.

Notoatmodjo (2014) menjelaskan bahwa, pengetahuan

adalah hal yang diketahui oleh orang atau responden terkait dengan

sehat dan sakit atau kesehatan, misal: tentang penyakit (penyebab,

cara penularan, cara pencegahan), gizi, sanitasi, pelayanan

kesehatan, kesehatan lingkungan, keluarga berencana, dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2014)

29
2.3.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mencakup enam tingkatan yaitu sebagai

berikut :

2.3.2.1. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori

yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu,

misalnya: tahu bahwa buah tomat banyak mengandung

vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar dan

penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk

Aedes agypti.

2.3.2.2. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang

tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar

tentang objek yang diketahui.

2.3.2.3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada

situasi yang lain.

2.3.2.4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

30
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah

atau objek yang diketahui.

2.3.2.5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukan

suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis, dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

2.3.2.6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan pembenaran atau penilaian terhadap suatu

objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-

norma yang berlaku dimasyarakat.

2.3.3 Pengukuran Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan tentang

kesehatan dapat diukur berdasarkan jenis penelitiannya, kuantitatif

atau kualitatif:

2.3.3.1. Penelitian Kuantitatif Pada umumnya mencari jawaban

atas kejadian/fenomena yang menyangkut berapa banyak,

berapa sering, berapa lama, dan sebagainya, maka

biasanya menggunakan metode wawancara dan angket.

 Wawancara tertutup dan wawancara terbuka, dengan

menggunakan instrumen (alat pengukur/ pengumpul

31
data) kuesioner. Wawancara tertutup adalah wawancara

dengan jawaban responden atas pertanyaan yang

diajukan telah tersedia dalam opsi jawaban, responden

tinggal memilih jawaban yang dianggap mereka paling

benar atau paling tepat. Sedangkan wawancara terbuka,

yaitu pertanyaan – pertanyaan yang diajukan bersifat

terbuka, dan responden boleh menjawab sesuai dengan

pendapat atau pengetahuan responden sendiri.

 Angket tertutup atau terbuka. Seperti halnya

wawancara, angket juga dalam bentuk ertutup dan

terbuka. Instrumen atau alat ukurnya seperti

wawancara, hanya jawaban responden disampaikan

lewat tulisan. Metode pengukuran melalui angket ini

seriing disebut “self administered” atau metode mengisi

sendiri.

2.3.3.2. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjawab

bagaimana suatu fenomena itu terjadi atau mengapa

terjadi. Misalnya penelitian kesehatan tentang demam

berdarah di suatu komunitas tertentu. Penelitian kualitatif

mencari jawaban mengapa di komunitas ini sering terjadi

kasus demam berdarah, dan mengapa masyarakat tidak

mau melakukan 3M, dan sebagainya. Metode pengukuran

pengetahuan dalam penelitian kualitatif antara lain:

32
 Wawancara mendalam: Mengukur variabel

pengetahuan dengan metode wawamcara mendalam,

adalah peneliti mengajukan suatu pertanyaan sebagai

pembuka, yang akan membuat responden menjawab

sebanysk – banyaknya dari pertanyaan tersebut.

Jawaban responden akan diikuti pertanyaan selanjutnya

dan terus menerus sehingga diperoleh informasi dari

responden dengan sejelas – jelasnya

 Diskusi Kelompok Terfokus (DKT): Diskusi kelompok

terfokus atau “Focus group discussion” dalam menggali

informasi dari beberapa orang responden sekaligus

dalam kelompok. Peneliti mengajukan pertanyaan yang

akan memperoleh jawaban yang berbeda dari semua

responden dalam kelompok tersebut. Jumlah kelompok

dalam diskusi kelompok terfokus sebenarnya tidak

terlalu banyak tetapi jug atidak terlalu sedikit antar 6 –

10 orang (Notoatmodjo 2014).

2.4 Sikap (Attitude)

2.4.1. Pengertian Sikap

Sikap adalah komponen yang sangat penting dalam

perilaku kesehatan yang kemudian diasumsikan bahwa adanya

hubungan langsung antara sikap dan perilaku seseorang (Niven,

2002 : 40).

33
Selanjutnya, Notoatmodjo (2014 : 140) mengatakan sikap

merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi daya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus sosial.

2.4.2. Komponen Pokok Sikap

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2014 : 141)

menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok :

2.2.2.1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu

objek.

Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau

pemikiran seseorang terhadap objek.

2.2.2.2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

Artinya, bagaimana penilaian (terkandung didalam factor

emosi) orang tersebut terhadap suatu objek.

2.2.2.3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Artinya, sikap merupakan komponen yang mendahului

tindakan atau perilaku terbuka.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk

sikap yang utuh (total attitude), meliputi: pengetahuan,

pikiran, keyakinan, dan emosi dimana masing-masing

memegang peranan penting dan saling berhubungan.

2.4.3.Tingkatan Sikap

34
2.4.3.1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya

sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan

perhatian orang itu terhadap penyuluhan tentang gizi.

2.4.3.2. Merespons (responding)

Respon merupakan memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan

terhadap suatu indikasi dari sikap.

2.4.3.3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap

tingkat ketiga. Misalnya, seorang ibu mengajak ibu yang

lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya) untuk pergi

menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan

tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah

mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

2.4.3.4. Bertanggung Jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang

paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor

KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang

tuanya sendiri (Notoatmodjo, 2014 : 142)

35
2.5. Motivasi
2.5.1 Teori Motivasi

Menurut Iskandar Yunansyah (20158) banyak para ahli dari

berbagai disiplin ilmu merumuskan konsep atau teori tentang motivasi,

beberapa diantaranya yaitu:

2.5.1.1 Teori McClelland


Bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi, yakni: 1)

Motivasi primer atau motif yang tidak dapat dipelajari, motivasi

primer timbul pada setiap manusia secara biologis, motif ini

mendorong seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan

biologisnya. 2) Motivasi sekunder adalah motif yang

ditimbulkan karena dorongan dari luar akibat interaksi dengan

orang lain atau interaksi sosial yang kemudian dibedakan

menjadi tiga motif, yakni : (1) Motif untuk berprestasi (need for

achievement) adalah dorongan untuk sukses dalam situasi

kompetisi yang didasarkan pada ukuran “keunggulan” dibanding

dengan standar ataupun kemampuan orang lain. (2) Motif untuk

berafiliasi (need for affiliation) adalah dorongan untuk

berinteraksi dengan manusia lain menjadi bermakna atau

terpenuhi. (3) Motif untuk berkuasa (need for power) adalah

kecenderungan untuk mempengaruhi dan menguasai orang lain,

baik dalam kelompok sosial kecil maupun besar.

36
2.5.1.2. Teori McGregor

Disimpulkan bahwa teori motivasi dalam teori X & Y

berdasarkan pandangan konvensional atau klasik (teori X) dan

pandangan baru atau modern (teori Y). Untuk menumbuhkan

keyakinan para pemimpin suatu kelompok bahwa mereka dapat

mengarahkan dan memotivasi anggotanya.

2.5.1.3. Teori Herzberg

Ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam

kegiatan, tugas dan pekerjaannya, yaitu: 1) Faktor-faktor

penyebab kepuasan (satisfier) atau faktor motivasional yang

menyangkut kebutuhan psikologis seseorang, yang meliputi

serangkaian kondisi instrinsik. 2) Faktor-faktor penyebab

ketidakpuasan (dissatisfaction).

2.5.1.4. Teori Maslow

Mendasarkan pada kebutuhan manusia yang dibedakan

antara kebutuhan psikologis, atau disebut kebutuhan materil

(biologis) dan kebutuhan non materi (psikologis).

2.5.2. Tujuan Motivasi


Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau

menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk

melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai

37
tujuan. Setiap tindakan memotivasi seseorang mempunyai tujuan

yang akan dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan

tercapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi

itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila

tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu,

setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus

mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,

kebutuhan, serta kepribadian orang yang akan dimotivasi.

2.5.3. Unsur – Unsur Motivasi


Menurut Sobur. A (2013) dalam Pratiwi (2016), bahwa adapun

motivasi yang terbagi dari beberapa aspek seperti kebutuhan,

dorongan, dan tujuan:

2.5.3.1. Dorongan
Dorongan terjadi dengan sendirinya atau spontan dan tidak

ditimbulkan manuasia dengan sengaja.

2.5.3.2. Kebutuhan
Motif pada dasarnya bukan hanya merupakan suatu

dorongan fisik, tetapi juga orientasi kognitif yang diarahkan

pada suatu kebutuhan. Kebutuhan fisiologis dan psikologis

seperti keamanan pribadi, merasa diri bagian dari masyarakat,

dan harga diri. Konsep lain yang lebih abstrak mengenai

kebutuhan seperti akutualisasi diri, kebutuhan kognitif (rasa

ingin tahu), kebutuhan ekspresi.

38
2.5.3.3. Tujuan
Unsur ketiga dari komponen motivasi ialah tujuan yang

berfungsi untuk memotivasikan tingkah laku. Tujuan juga

menentukan bagaimana aktifnya setiap individu dalam

tingkah lakunya. Selain ditentukan oleh motif dasar, tingkah

laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya

menarik, individu akan lebih aktif bertingkah laku.

2.3.6. Fungsi Motivasi


Menurut Mala. A (2011) dalam Pratiwi (2016), motivasi

memiliki 2 komponen, yaitu:

2.3.6.1. Menggerakkan

Yakni menimbulkan kekuatan pada seseorang, serta

mendorong untuk bertindak dengan cara tertentu.

2.3.6.2. Mengarahklan

Mengarahkan tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan.

Apabila sasaran atau tujuan tersebut merupakan sesuatu yang

diinginkan individu, maka motivasi berperan mendekatkan, dan

apabila tujuan tersebut tidak diinginkan oleh individu, maka

motivasi berperan menjauhkan sasaran atau tujuan.

39
2.3.6.3. Menopang

Menjaga dan menopang tingkah laku dimana lingkungan

sekitar harus menguatkan intensitas serta dorongan-dorongan

dan kekuatan individu

2.3 Kerangka Konsep

Sugiyono (2014: 128) menyatakan bahwa kerangka konsep akan

menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu

antara variabel independen dengan variabel dependen. Secara ringkas

kerangka konseptual yang menjelaskan faktor-faktor pengetahuan dan

sikap mempengaruhi motivasi pasien ca mamae dalam kemoterapi.

Variabel Indepeden ada variable yang mempengaruhi yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen

adalah pengetahuan dan sikap pasien ca mamae yang menjalani kemoterap

idi RSKB Ropanasuri. Variabel dependen adalah variable yang

dipengaruhi akibatnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah motivasi pasien ca mamae yang menjalani kemoterapi di RSKB

Ropanasuri.

40
Variable Independen Variable dependen

Tingkat pengetahuan
Motivasi Penderita Ca
meliputi :Pengertian
mamae dengan
Ca mamae , Jenis Ca
Kemoterapi
Mamae, Faktor
penyebab Ca mamae,
Terapi/pengobatan ca
mamae, Resiko dari
pengobatan dengan
kemoterapi

Sikap ibu Penderita


Ca mamae dengan
Kemoterapi

1
2.4 Defenisi Operasional

N Defenisi Cara Alat Skala Hasil


Variabel
o Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
1. Tingkat Segala sesuatu Angket Kuesioner Ordinal Tinggi :
yang diketahui
pengetahuan & >75-100%
penderita
Penderita Ca wawan Sedang :
tentang :
mamae Pengertian Ca cara 60-75%
mamae , Jenis
dengan Rendah :
Ca Mamae,
Kemoterapi < 60%
Faktor
penyebab Ca (Arikunto,
mamae,
2014 )
Terapi/pengobat
an ca mamae,
Resiko dari
pengobatan
dengan
kemoterapi
2. Sikap Pandangan Angket Kuesioner skala Sikap
Penderita Ca
Penderita Ca likert positif :
mamae dengan
mamae ≥ mean
Kemoterapi
dengan tentang Ca Sikap
mamae
Kemoterapi negatif :

< mean

(Alimul,

2014)

2
3 Motivasi Dorongan yang Angket Kuesioner skala Tinggi : ≥
berasal dari
Penderita Ca likert mean
dalam diri
mamae Rendah : <
pasien stroke
dengan untuk mean
melakukan
Kemoterapi (Alimul,
fisioterapi.
2014)

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pasien tentang Ca

Mamae dengan motivasi pasien mengikuti kemoterapi Di Rumah Sakit

Khusus Bedah Ropanasuri Padang Tahun 2019

Ho : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan pasien dan sikap tentang

Ca Mamae dengan motivasi pasien mengikuti kemoterapi Di

Rumah Sakit Khusus Bedah Ropanasuri Padang Tahun 2019

3
https://books.google.co.id/books?id=3CxIDwAAQBAJ&pg=PR6&dq=kanker+pa
yudara+2016&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiNucHmm8bgAhVVWX0KHeJCAX
AQ6AEIMTAB#v=onepage&q=kanker%20payudara%202016&f=false

bebas kanker itu mudah

https://books.google.co.id/books?id=VefIAwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=
jenis+kanker+payudara&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjL_IKKocbgAhWUaCsK
HbtKCNk4ChDoAQg6MAQ#v=onepage&q=jenis%20kanker%20payudara&f=fa
lse

rainbow after cancer

https://books.google.co.id/books?id=LkJ7DwAAQBAJ&pg=PA34&dq=motivasi
+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwik7uyAqcbgAhXZfSsKHV8zDmIQ6AEI
LjAB#v=onepage&q=motivasi%20adalah&f=false

pengaru motivasi

Anda mungkin juga menyukai