Anda di halaman 1dari 14

ESAI ILMIAH

Childhood Cancer Interactive Exhibition

1. Shellomitha Laudya Santoso (0065264420)


2. Madriena Nazaha Arief (0065589680)

Diajukan untuk Mengikuti

AMSA Youth Project National Public Essay Competition 2023

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata “Kanker” pastinya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat sebagai
penyakit yang berbahaya bagi setiap pengidapnya. Penyakit Kanker merupakan
penyakit tidak menular yang ditandai dengan adanya sel atau jaringan abnormal yang
bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam
tubuh pengidap (KEMENKES RI, 2019). Kanker dapat ditemui pada orang tua, orang
dewasa, bahkan anak-anak dan balita. Kanker yang ditemui pada anak-anak memiliki
perbedaan dengan yang dialami orang dewasa yang cenderung disebabkan oleh gaya
hidup.

Dikutip dari situs YOAI Foundation, WHO mencatat terdapat 110 sampai 130
kasus kanker per satu juta anak per tahunnya. Di Indonesia, terdapat sekitar 14.000
pasien kanker anak baru setiap tahunnya, jumlah tersebut menyebabkan Indonesia
menjadi salah satu negara dengan kasus pengidap kanker anak tertinggi di Asia
Tenggara dan penyebab kematian kedua terbesar pada anak dan remaja berumur 5-14
tahun. Meskipun kanker pada anak tidak dapat dicegah karena adanya perubahan atau
mutasi genetik, yang lebih baik untuk diperhatikan adalah bagaimana upaya dan
tindakan orang tua apabila anak menimbulkan gejala dan terdiagnosis menderita
kanker.

Di negara berpendapatan tinggi, 80% dari pengidap kanker anak berhasil


disembuhkan, namun di negara dengan pendapatan rendah, kurang dari 30% anak
berhasil disembuhkan dari kanker. Beberapa alasan yang menyebabkan rendahnya
angka kesembuhan kanker anak di negara berpendapatan rendah adalah kesalahan
diagnosis, akses terhadap pengobatan kanker yang tidak mudah, tidak mendapat
perawatan yang baik, penyakit bawaan sebagai efek samping kanker, dan kekambuhan
(WHO, 2021). Selain itu, kesulitan dalam mendiagnosis kanker pada anak adalah
karena pada umumnya anak belum bisa menyampaikan dengan baik apa yang mereka

2
rasakan. Perubahan fisik dan mental pada anak sebagai efek dari kanker terlambat
disadari orang tua yang tidak teredukasi akan gejala kanker.

Pada umumnya orang tua yang tidak teredukasi juga cenderung menyangkal
saat anak mereka menunjukkan gejala kanker. Hal ini terjadi karena stigma yang
tumbuh di masyarakat mengenai kanker adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan,
dan pasti mengarah kepada kematian. Stigma negatif akan kanker juga merupakan
suatu hambatan dalam pengobatan kanker pada anak. Selain penundaan diagnosis dan
pengobatan akibat penyangkalan, stigma negatif kanker juga memengaruhi kesehatan
mental pengidap kanker. Mereka cenderung merasa putus asa, dan tidak mau menjalani
pengobatan.

Faktanya, hanya mengkritisi dan berharap kepada masyarakat luas tanpa


melakukan tindakan yang bersifat persuasif saja tidak cukup. Sebagian dari masyarakat
memiliki daya tarik terhadap permasalahan yang berbeda-beda, dan tidak mudah bagi
masyarakat awam dapat memahami sikap yang harus diterapkan tanpa sebuah
dorongan dan petunjuk dari orang-orang yang berjuang. Maka dari itu, diperlukan
inovasi untuk mempersatukan masyarakat agar ingin ikut berjuang bersama anak-anak
kanker di Indonesia. Salah satu ide untuk mengkomunikasikan hal tersebut dapat
dibentuk oleh sebuah daya tarik eksibisi-eksibisi yang sedang ramai di masyarakat
Indonesia.

Dalam Oxford Learner’s Dictionary, 1991, Eksibisi (exhibition) adalah eksibisi


atau pertunjukan suatu karya atau produk yang dilakukan secara umum dan dapat
disaksikan oleh banyak orang. Masyarakat membutuhkan pertunjukkan untuk mengerti
sesuatu, dan anak-anak pejuang kanker membutuhkan perhatian masyarakat untuk
berjuang dengan menunjukkan apa yang dibutuhkan oleh mereka. Eksibisi menjadi
salah satu objek yang belakangan ini menarik banyak perhatian masyarakat di
Indonesia. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri oleh banyak manfaat yang ada dalam
sebuah eksibisi. Dalam hal ini adalah proyek CCIE (Childhood Cancer Interactive
Exhibition).

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proyek CCIE?
2. Bagaimana mengedukasi orang tua dalam upaya pencegahan
perkembangan kanker pada anak-anak dalam proyek CCIE?
3. Apa bentuk dukungan sosial dan kontribusi yang dapat dilakukan oleh
masyarakat di proyek CCIE?
4. Bagaimana peran para anak pengidap kanker yang ikut berpartisipasi
dalam proyek?
5. Apa manfaat dari adanya proyek CCIE sebagai upaya promosi
meningkatkan kesadaran terhadap kasus kanker anak di Indonesia?

C. Tujuan

Tujuan dari terbentuknya proyek CCIE (Childhood Cancer Interactive


Exhibition) dalam esai ini adalah sebagai upaya advokasi untuk melakukan
terobosan baru melalui ide-ide yang dituangkan dalam pembahasan guna
mencapai kesadaran dan dukungan masyarakat untuk para pejuang kanker anak
di Indonesia.

4
BAB II
ISI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kanker Pada Anak

Kanker adalah penyakit di mana beberapa sel tubuh tumbuh


secara tidak terkendali dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kanker
dapat dimulai hampir di mana saja di tubuh manusia. Kanker menyerang
jaringan terdekat dan dapat menyebar ke bagian lain di dalam tubuh
untuk membentuk tumor baru, proses ini disebut metastasis (NCI,
2021). Kasus kanker yang paling banyak terjadi pada anak meliputi
leukemia, retinoblastoma, osteosarkoma, neuroblastoma, limfoma
maligna, dan karsinoma nasofaring. Kanker pada anak umumnya tidak
dapat dicegah. Penyebab kanker pada anak belum diketahui secara pasti,
namun ada 4 faktor risiko anak yang terpapar kanker yaitu genetik, zat
kimia, virus, dan radiasi (KEMENKES RI, 2018).

2. Kebutuhan Anak pengidap Kanker

Dalam memperbaiki penanganan kanker pada anak, ada


beberapa hal yang perlu dilakukan. Yang pertama, adalah diagnosis dini
yang meliputi 3 komponen yaitu kesadaran akan gejala kanker pada
anak oleh keluarga maupun orang terdekat, kemudian evaluasi klinis
dan staging yang akurat untuk menentukan lokasi serta jenis kanker
pada anak, lalu yang terakhir adalah penanganan segera terhadap anak
pengidap kanker. Yang kedua, yaitu pengobatan yang efektif dan akurat
meliputi kemoterapi berupa pemberian zat kimia dengan intensitas
tinggi untuk membunuh sel kanker yang tengah bertumbuh di dalam
tubuh, radioterapi berupa paparan radiasi gelombang energi tinggi
seperti, sinar-X, gama, proton, dan elektron kepada bagian tubuh

5
pengidap untuk membunuh sel kanker, dan terapi target berupa
pemberian obat yang mengidentifikasikan secara spesifik sel kanker
tanpa membunuh sel normal yang lain. Yang terakhir, adalah perawatan
paliatif berupa perawatan untuk mencegah efek samping kanker serta
mengurangi rasa sakit yang dialami anak pengidap kanker. Perawatan
paliatif dapat berupa pemberian obat untuk menghilangkan rasa sakit,
maupun pemberian dukungan psikososial terhadap anak pengidap
kanker (WHO, 2021). Perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup anak pengidap kanker karena pada dasarnya tidak semua
kanker dapat diobati. Oleh karenanya perawatan paliatif penting untuk
dilakukan sebagai bentuk peningkatan kualitas hidup anak pengidap
kanker.

3. Stigma Terhadap Kanker Pada Anak

Stigma mengenai kanker kebanyakan mengatakan bahwa


penyakit kanker dapat menular, tidak dapat disembuhkan, bahkan ada
juga yang mengatakan sebagai kutukan (HUMAS FIK UI, 2017).
Stigma kanker sebagian besar menghasilkan dampak psikososial negatif
pada pasien. Pasien kanker yang mengalami stigma cenderung
menyembunyikan diagnosis mereka dan menunda untuk mencari
pertolongan medis. Beberapa pengidap kanker juga mengalami
gangguan pasca trauma akibat stigma yang dialaminya (Odanye dan
Husman, 2021). Beberapa mitos yang tumbuh di kalangan masyarakat
terhadap pengidap kanker anak diantaranya adalah pengidap kanker
anak cenderung berumur pendek, tidak bisa memiliki keturunan saat
dewasa, tidak bisa bersosialisasi dan berprestasi dengan baik, tidak bisa
menjalani kehidupan normal dan akan selalu menerima diskriminasi
dalam hal pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan dalam kehidupan
(CCI, 2015). Penyebab timbulnya stigma pada umumnya adalah

6
lemahnya sosialisasi, kurangnya penyuluhan terkait kanker pada anak,
dan pemberian informasi tidak benar di kalangan masyarakat.

4. Eksibisi

Menurut KBBI, eksibisi adalah sebuah pertunjukan, peragaan,


dan tontonan. Eksibisi merupakan salah satu wadah untuk
menyebarluaskan informasi atau promosi. Pada dasarnya tujuan utama
eksibisi adalah untuk menampilkan atau memamerkan suatu produk
atau karya seni kepada khalayak serta mendapatkan opini atau apresiasi
dari masyarakat luas terhadap produk atau karya seni yang dipamerkan
(Yuda, 2021).

5. Strategi Pembelajaran Interaktif

Strategi pembelajaran interaktif adalah suatu cara atau teknik


pembelajaran yang digunakan pengajar pada saat menyajikan bahan
pelajaran, pengajar sebagai pemeran utama dalam menciptakan situasi
interaktif yang edukatif, yaitu interaksi antara pengajar dengan pelajar,
pelajar dengan pelajar dan dengan sumber pembelajaran (Wahab,
2016). Manfaat dari strategi pembelajaran interaktif adalah pelajar dapat
dilatih lebih menjadi kritis, dapat merangsang pelajar untuk lebih aktif,
merangsang rasa ingin tahu pelajar, dan proses pembelajaran terasa
menyenangkan (Hastuti, 2023). Dalam menunjang tercapainya tujuan
belajar, seorang pengajar perlu menggunakan strategi dalam
penyampaian materi pembelajaran yang membuat pelajar merasa
terlibat dalam proses pembelajaran dan memberikan pengalaman
belajar yang berkesan, sehingga materi pembelajaran tidak mudah
dilupakan pelajar.

7
B. Pembahasan

Dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi terkait kanker pada
anak seperti minimnya kesadaran atas gejala-gejala kanker yang timbul pada anak-
anak, ketidaktahuan akan kebutuhan dan dana untuk pengobatan yang tidak sedikit,
dan terlambatnya pengambilan keputusan oleh orang tua dalam mencegah sel-sel
kanker yang sudah mulai menyebar mengakibatkan pengidap kanker anak memasuki
stadium lanjut. Selain itu, stigma-stigma negatif kepada pengidap kanker anak yang
perlu dipertimbangkan oleh masyarakat dan lingkungannya. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh minimnya kesadaran oleh masyarakat tentang bahaya penyakit kanker
dan ketidakpahaman masyarakat awam mengenai penyakit kanker pada anak-anak.
Perlu adanya sebuah sarana kreatif untuk memantik masyarakat pada skala besar yang
beragam daya tarik dalam satu perkumpulan untuk melihat pertunjukkan. Dalam
pertunjukkan tersebut, diharapkan dapat meluruskan banyaknya pemahaman dan
stigma keliru melalui pertunjukkan langsung oleh para pejuang kanker anak yang
sangat membutuhkan perhatian, dukungan, dan kasih masyarakat. Sebuah eksibisi, di
mana tempat tersebut dalam hal ini bukanlah sarana negosiasi, tetapi sarana edukasi
yang interaktif untuk masyarakat dapat memahami lebih baik. Oleh karena itu, sebuah
inovasi yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan terkait kanker pada anak salah
satunya adalah dengan menarik masyarakat melalui sebuah eksibisi interaktif yang
melibatkan peran para anak pejuang kanker untuk menunjukkan keinginannya. Dengan
begitu, para orang tua dan masyarakat tentunya dapat mengerti dan lebih memahami
apa kewajiban dan simpati yang harus dimiliki apabila salah satu diantaranya adalah
lingkungan terdekat dari para anak pejuang kanker di Indonesia dengan mengapresiasi
dan ikut terlibat dalam kegiatan di eksibisi interaktif.

Childhood Cancer Interactive Exhibition (CCIE) merupakan sebuah eksibisi


interaktif yang diadakan selama 1 minggu hingga tanggal 15 Februari dalam rangka
memperingati Hari Kanker Anak Sedunia. Eksibisi interaktif ini bertujuan untuk
mengajak seluruh masyarakat mengenal lebih dalam mengenai kanker pada anak dan
sebagai bentuk dukungan kepada anak-anak yang sedang berjuang melawan kanker di

8
Indonesia. CCIE terbuka untuk para orang tua dan anak-anak, masyarakat umum dan
para profesional. Target utama CCIE adalah para orang tua untuk lebih dekat
memahami secara langsung mengenai kanker anak melalui penjelasan-penjelasan
dalam CCIE dan bertemu langsung oleh para konsultan profesional serta bertemu
langsung oleh para anak pengidap kanker yang terlibat di CCIE. Selain itu, para orang
tua dapat mengajak anak-anaknya untuk lebih dekat melihat dan berinteraksi secara
langsung untuk menumbuhkan rasa simpati dan empati sejak dini kepada teman-teman
yang sedang berjuang melawan penyakit kanker. Stigma yang diharapkan melalui
eksibisi interaktif ini adalah bahwa kanker bukan merupakan penyakit yang tidak
mungkin disembuhkan, dan dukungan dari orang-orang terdekat merupakan salah satu
kunci keberhasilan bertahan hidup.

CCIE mengangkat tema “Kanker dan Pejuang yang Tumbuh Bersamanya”


sebagai bentuk dukungan terhadap para pejuang kanker anak. Dalam CCIE, kegiatan
eksplorasi dan berkeliling eksibisi adalah yang paling utama. Di mana para pengunjung
eksibisi akan dipandu oleh panitia pelaksana untuk mengelilingi berbagai macam
informasi dengan visual-visual yang menarik secara interaktif mulai dari mengenalkan
tentang penyakit kanker pada anak termasuk gejala-gejala awal yang ditimbulkan dan
bagaimana sikap yang dibutuhkan apabila gejala kanker pada anak mulai dialami oleh
sang anak. Selain itu, interaksi yang dinikmati oleh pengunjung bukanlah hanya dengan
pemandu atau visual-visual interaktif, tetapi interaksi pengunjung akan terhubung
langsung kepada para pejuang kanker anak yang bersenang hati untuk berbagi inspirasi,
senyum, dan kasih. Anak-anak pejuang kanker juga akan mengajak para teman-teman,
orang tua, dan anak-anak lain untuk melakukan sebuah kegiatan seperti bermain,
membuat origami dan menuliskan surat-surat kecil. Kegiatan lainnya mencakup
diorama pertunjukkan oleh anak-anak pejuang kanker dengan boneka tangan, lalu di
hari yang ditentukan terdapat pentas seni yang diperankan langsung oleh anak-anak
pengidap kanker dengan kisah-kisah yang dapat menarik dan menghibur masyarakat.
Terakhir, ada sesi talkshow yang diisi oleh para profesional seperti onkolog anak dan
psikolog anak, serta para influencer dengan pengalaman yang sama. Dalam talkshow,

9
para orang tua atau pengunjung diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal
kanker pada anak.

Sebagai sebuah eksibisi yang pada umumnya identik dengan karya seni dan
dalam melibatkan peran masyarakat untuk tidak hanya hadir sebagai pengunjung,
dalam eksibisi interaktif ini terdapat pojok karya seni bertemakan kanker pada anak
yang melibatkan kontribusi masyarakat agar menyumbangkan karya seninya untuk
dipajang di CCIE sebagai dukungan terhadap anak pengidap kanker. Karya seni baik
berupa lukisan, patung, animasi, short movie, konten singkat, maupun tulisan berupa
puisi atau syair yang bertemakan kanker pada anak ditampilkan di CCIE. Penggalangan
donasi juga dilakukan di CCIE untuk kemudian disalurkan kepada yayasan kanker anak
di Indonesia yang membutuhkan bantuan sebagai dukungan untuk dana pengobatan
kanker pada anak.

Maka dari itu, eksibisi ini hadir dengan model dan tujuan yang tidak sama
dengan eksibisi pada umumnya. Di sini, para pengunjung dapat memahami dengan
berinteraksi langsung oleh para pejuangnya. Selain itu seiring dengan fakta bahwa
perhatian pemerintah dalam memberi dukungan dana untuk penyediaan fasilitas serta
penelitian berkelanjutan pengobatan kanker sangat diharapkan untuk meningkatkan
angka kesembuhan kanker pada anak, CCIE diharapkan tidak hanya menarik perhatian
masyarakat tetapi juga pemerintah dalam mengatasi kasus kanker pada anak di
Indonesia. Eksibisi interaktif berskala besar sebagai bentuk dukungan terhadap
pengidap kanker anak untuk memperingati Hari Kanker Anak Sedunia ini diharapkan
mampu menarik perhatian pemerintah untuk memulai penanganan kanker pada anak
dengan cara yang lebih baik.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kanker tidak dapat dihilangkan dari kehidupan. Namun, upaya agar


terhindar dari risiko ini adalah tugas setiap orang tua untuk menjaga anak-anak
mereka. Setiap orang tua wajib berupaya untuk mencegah apabila mulai terjadi
gejala-gejala kanker yang ditimbulkan oleh sang anak dan masyarakat yang
berpengaruh terhadap psikososial sang anak perlu untuk bersikap bijak dalam
merespons kehadiran adanya kanker pada anak.

Melalui proyek CCIE, masalah yang berakar dari kurangnya


pengetahuan masyarakat akan kanker pada anak bisa teratasi. Edukasi yang
diberikan di CCIE diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran para orang tua
akan gejala kanker pada anak. Karena pada umumnya anak belum mampu
menyampaikan apa yang dirasakan mereka, peran orang tua dalam
memperhatikan perubahan fisik maupun mental anak yang menunjukkan gejala
kanker sangat diperlukan, dengan begitu diagnosis dapat dilakukan sedini
mungkin dengan segera mengantarkan anak yang menunjukkan gejala kanker
untuk mendapat penanganan profesional dari tenaga kesehatan. Selain itu,
stigma buruk mengenai kanker perlu dihapuskan dan tidak dilanjutkan ke
generasi seterusnya, maka dari itu anak-anak juga menjadi target dari CCIE.
Strategi interaktif dalam CCIE membuat masyarakat memahami dan mengenal
kanker dengan cara yang menyenangkan dan berkesan. Masyarakat dapat
mendapat perspektif yang lebih dalam dari interaksi dengan para anak pengidap
kanker dan mematahkan stigma yang keliru mengenai kanker anak.

Keluarga dan anak pengidap kanker yang berpartisipasi diharapkan


mendapatkan motivasi untuk terus melanjutkan pengobatan dan berharap akan
kesembuhan dari dukungan dan antusiasme masyarakat dalam proyek CCIE,
sehingga kualitas hidup anak pengidap kanker meningkat seiring dengan

11
kemungkinan kesembuhan yang juga meningkat dengan menjalani pengobatan
dan perawatan secara konsisten. Keluarga dan anak pengidap kanker yang
berpartisipasi dalam proyek CCIE diharapkan dapat merasakan dukungan dari
masyarakat yang ditunjukkan dengan antusiasme mereka di eksibisi interaktif
ini. Dengan adanya karya seni, sesi interaksi, dan penggalangan dana di dalam
CCIE, masyarakat dapat menyumbangkan kontribusi mereka dengan terlibat
dalam kegiatan kegiatan tersebut dan menunjukkan kepada para pejuang kanker
anak bahwa mereka tidak sendirian dalam berjuang melawan kanker.

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling membahagiakan dalam


hidup, namun bagi anak pengidap kanker, mereka tidak bisa menjalani
kehidupan normal seperti anak pada umumnya. Melakukan pengobatan demi
pengobatan untuk menghilangkan kanker di tubuh mereka merupakan
keseharian yang harus dijalani. Karenanya, sebuah perjuangan besar yang
dilakukan oleh seorang anak kecil tidak bisa ditempuh sendirian. Kesadaran
masyarakat untuk mendukung anak pengidap kanker sangat dibutuhkan demi
membangkitkan harapan akan kehidupan lebih baik di masa depan sebagai buah
dari kerja keras perjuangan mereka melawan kanker di usia yang masih sangat
muda.

B. Saran
Upaya promotif dalam menyebarkan informasi mengenai CCIE kepada
masyarakat luas sangat diperlukan guna menjangkau minat masyarakat untuk
ikut berpartisipasi dan hadi di eksibisi ini. Media sosial yang menjadi sarana
komunkasi bagi banyaknya informasi adalah pilihan yang tepat untuk
membantu masyarakat dalam berinteraksi kepada para anak pejuang kanker di
Childhood Cancer Interactive Exhibition.

12
Referensi
Childhood Cancer International. “Myths and Misconceptions on
Childhood Cancer Survivors.” https://www.acco.org/, American Childhood
Cancer Organization, 2015, https://www.acco.org/wp-
content/uploads/2015/06/51215MYTHS-AND-MISCONCEPTIONS-
Childhood-Cancer-Survivors-FINAL.pdf.
Halodoc. “Kanker, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan.”
https://www.halodoc.com/, 2023, https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker.
Hastuti, Dwi. “Metode Pembelajaran Interaktif; Pengertian, Tujuan, Ciri,
Manfaat, dan Contoh Pembelajaran Interaktif.” https://farih.co.id/, 28 April
2023, https://farih.co.id/metode-pembelajaran-interaktif-pengertian-tujuan-
ciri-manfaat-dan-contoh-pembelajaran-interaktif/.
HUMAS FIK UI. “Sosialisasi Pencegahan dan Pengobatan Kanker
untuk Melawan Stigma Buruk di Masyarakat.” https://uiupdate.ui.ac.id/,
Fakultas Ilmu Keperawatan UI, 4 Februari 2017,
https://uiupdate.ui.ac.id/article/sosialisasi-pencegahan-dan-pengobatan-
kanker-untuk-melawan-stigma-buruk-di-masyarakat.
KEMENKES RI. “Apa itu Kanker?” https://p2ptm.kemkes.go.id/,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 5 Februari 2019,
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/disease-kanker-dan-kelainan-
blood/page/14/apa-itu-kanker.
KEMENKES RI. “Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak.”
https://p2ptm.kemkes.go.id/, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 16
Oktober 2018, https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/kenali-
gejala-dini-kanker-pada-anak.
NCI. “Understanding Cancer.” https://www.cancer.gov/, National
Cancer Institute, 11 Oktober 2021, https://www.cancer.gov/about-
cancer/understanding/what-is-cancer.

13
Odanye, Elizabeth O Akin, and Anisah J. Husman. “Impact of stigma
and stigma-focused interventions on screening and treatment outcomes in
cancer patients.” https://www.ncbi.nlm.nih.gov/, US National Center for
Biotechnology Information, 25 Oktober 2021,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8580722/.
Sehat Negeriku Sehatlah Bangsaku. “Inilah 6 Jenis Kanker yang
Rentan Terjadi pada Anak.” https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 16 Februari 2018,
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180215/3724937/inilah-6-
jenis-kanker-rentan-terjadi-anak/.
Wahab, Rohmalina. Psikologi Belajar. Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada, 2016.
WHO. “Childhood Cancer.” https://www.who.int/, World Health
Organization, 13 Desember 2021, https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/cancer-in-children.
YOAI. “Kanker Anak di Indonesia.” https://www.yoaifoundation.org/,
Yayasan Onkologi Anak Indonesia, 2023,
https://www.yoaifoundation.org/kanker-anak.php.
Yuda, Alfi. “Pengertian Pameran, Tujuan, Fungsi, dan Manfaat yang
Didapatkan.” https://www.bola.com/, Bola.com, 8 Juni 2021,
https://www.bola.com/ragam/read/4576196/pengertian-pameran-tujuan-
fungsi-dan-manfaat-yang-didapatkan.

14

Anda mungkin juga menyukai