LANSIA DI INDONESIA
Di Susun Oleh :
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini peningkatan kualitas pelayanan untuk lansia sangat diperhatikan oleh
pemerintah maupun layanan kesehatan lainnya, akan tetapi masih banyak sekali lansia yang
enggan untuk memanfaatkan fasilitas yang ada. Kesadaran maupun support dari keluarga
maupun masyarakat perlu digalakkan supaya nantinya harapan pemerintah untuk lansia
sejahtera dapat dicapai serta mengurangi jumlah kematian yang disebabkan oleh tidak
mampunya pelayanan kesehatan dikarenakan biaya.
I.3. Tujuan
I.3.1. Untuk mengetahui Program Pemerintah apa saja terhadap Kesehatan Lansia Di
Indonesia.
I.3.2. Untuk mengetahui Kebijakan Pemerintah apa saja terhadap Kesehatan Lansia Di
Indonesia.
BAB II
PROGRAM DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
2.1.2. Atensi
Asistensi Rehabilitasi Sosial yang selanjutnya disebut ATENSI adalah layanan
Rehabilitasi Sosial yang menggunakan pendekatan berbasis keluarga, komunitas,
dan/atau residensial melalui kegiatan dukungan pemenuhan kebutuhan hidup layak,
perawatan sosial dan/atau pengasuhan anak, dukungan keluarga, terapi fisik, terapi
psikososial, terapi mental spiritual, pelatihan vokasional, pembinaan kewirausahaan,
bantuan sosial dan asistensi sosial, serta dukungan aksesibilitas. Pelaksanaan
ATENSI bertujuan untuk mencapai keberfungsian sosial individu, keluarga, dan
komunitas dalam memenuhi kebutuhan dan hak dasar; melaksanakan tugas dan
peranan sosial; dan mengatasi masalah dalam kehidupan.
Program-program rehabilitasi sosial antara lain :
2.1.2.1. Layanan Tidak Langsung
a) Kampanye sosial melalui kampanye pencegahan, publikasi, sosialisasi,
edukasi, dan perluasan informasi
Program Rehabilitasi Sosial di seluruh sektor dan masyarakat. Pada
dasarnya Kampanye merupakan suatu proses dirancang secara sadar,
bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu
tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah
ditetapkan. Sedangkan kampanye sosial merupakan serangkaian proses
komunikasi terencana bersifat non komersil dalam kurun waktu tertentu
yang berisi pesan tentang masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
b) Bimbingan teknis kompetensi bagi pengelola dan Pendamping
Rehabilitasi Sosial
Bimbingan teknis kompetensi ditujukan bagi pengelola dan
pendamping ATENSI dengan tujuan meningkatkan kapasitas SDM baik
yang bekerja di balai besar, balai/loka, maupun LKS agar dapat
melaksanakan ATENSI sesuai dengan prosedur.
c) Refleksi kebijakan
Refleksi kebijakan dilaksanakan berdasarkan kasus permasalahan
yang terjadi di masyarakat, yang kemudian akan berimplikasi pada
rekomendasi kebijakan ATENSI PPKS.
d) Supervisi, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan
Dalam pelaksanaan program ATENSI perlu dilakukan supervisi,
monitoring dan evaluasi agar pelaksanaan program ATENSI berjalan
dengan efektif, efisien, dan akuntabel. Supervisi dilakukan dengan tujuan
agar balai besar/balai/loka/LKS terdampingi dalam pelaksanaan ATENSI
sesuai dengan pedoman operasional. Monitoring dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan oleh balai/loka dengan
rencana yang sudah disusun. Evaluasi bertujuan untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan atensi berdasarkan indikator kinerja yang sudah
ditetapkan dan memberikan rekomendasi perbaikan pelaksanaan
ATENSI.
e) Advokasi sosial
Suatu usaha yang sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi,
dan menyakinkan pemangku kepentingan dalam melaksanakan tugas dan
peran tanggungjawabnya dalam pemenuhan hak PPKS.
2.1.2.2. Layanan Langsung
a) Dukungan pemenuhan kebutuhan hidup layak
Merupakan upaya untuk membantu memenuhi standar kebutuhan
PPKS untuk dapat hidup layak secara fisik, mental, dan psikososial.
Dukungan pemenuhan kebutuhan hidup layak dilakukan dengan cara
memberikan bantuan sosial, bantuan sarana, dan prasarana dasar, serta
bantuan kebutuhan dasar lainnya. Pemenuhan kebutuhan dasar meliputi:
sandang dan pangan; tempat tinggal sementara; dan akses kesehatan,
pendidikan, dan identitas.
b) Perawatan sosial dan/atau pengasuhan anak
Merupakan layanan pemenuhan kasih sayang, keselamatan, kelekatan,
dan kesejahteraan. Perawatan sosial dan/atau pengasuhan anak dilakukan
dengan cara merawat, mengasuh dan memberikan perhatian yang
berkelanjutan, serta memberikan bantuan sarana dan prasarana perawatan
sosial dan/atau pengasuhan anak.
c) Dukungan Keluarga
Merupakan upaya pemberian bantuan terhadap anggota keluarga
berupa dukungan emosional, pengetahuan, dan keterampilan pengasuhan
anak dan/atau perawatan sosial, keterampilan berelasi dalam keluarga,
serta dukungan untuk memahami masalah yang dihadapi. Dukungan
keluarga dilakukan dengan memberikan pendampingan kepada keluarga
dan/atau penguatan kapabilitas dan tanggung jawab sosial keluarga serta
memberikan bantuan perlengkapan bagi keluarga atau anggota keluarga.
Dukungan kepada keluarga terdiri atas: keluarga sendiri; dan/atau
keluarga pengganti.
d) Terapi fisik, terapi psikososial, dan terapi mental spiritual
Terapi fisik dilakukan untuk mengoptimalkan, memelihara, dan
mencegah kerusakan atau gangguan fungsi fisik. Terapi fisik dilakukan
dengan cara latihan terapeutik, pijat, urut dan terapi elektronik, dukungan
alat bantu, serta pelatihan dan terapi olahraga. Terapi psikososial
merupakan kumpulan terapi untuk mengatasi masalah yang muncul
dalam interaksi PPKS dengan lingkungan sosialnya baik keluarga,
kelompok, komunitas, maupun masyarakat.
Terapi psikososial dilakukan dengan cara melakukan berbagai terapi
untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan aspek kognisi, psikis,
dan sosial, serta dukungan alat bantu.
Terapi mental spiritual merupakan terapi yang menggunakan nilai-
nilai moral, spiritual, dan agama untuk menyelaraskan pikiran, tubuh, dan
jiwa dalam upaya mengatasi kecemasan dan depresi. Terapi mental
spiritual dilakukan dengan cara meditasi, terapi seni, ibadah keagamaan,
dan/atau terapi yang menekankan harmoni dengan alam, serta dukungan
alat bantu.
e) Pelatihan vokasional dan/atau pembinaan kewirausahaan
Pelatihan vokasional dan/atau pembinaan kewirausahaan merupakan
usaha pemberian keterampilan kepada PPKS agar mampu hidup mandiri
dan/atau produktif. Pelatihan vokasional dan/atau pembinaan
kewirausahaan dilakukan dengan cara pengembangan dan penyaluran
minat, bakat, potensi, dan menciptakan aktivitas yang produktif, akses
modal usaha ekonomi, bantuan kemandirian, bantuan sarana dan
prasarana produksi, serta mengembangkan jejaring pemasaran.
f) Bantuan sosial dan asistensi sosial
Bantuan sosial merupakan bantuan berupa uang, barang, atau jasa
kepada seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat miskin, tidak
mampu, dan/atau rentan terhadap risiko sosial. Asistensi sosial
merupakan bantuan berupa uang, barang, jasa pelayanan, dan/atau
jaminan sosial kepada seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
yang berpendapatan rendah sampai dengan berpendapatan tinggi.
g) Dukungan aksesibilitas
Dukungan Aksesibilitas merupakan upaya untuk membantu PPKS
memperoleh akses yang setara terhadap peralatan, pelayanan publik, serta
lingkungan fisik dan nonfisik. Dukungan Aksesibilitas dilakukan dengan
cara melaksanakan sosialisasi, fasilitasi, dan advokasi sosial kepada
pemangku kepentingan serta penyediaan sarana dan prasarana yang
memenuhi standar aksesibilitas.
MEMUTUSKAN :
Tujuan dari kebijakan Puskesmas Santun lanjut usia yaitu mempunyai tujuan
umum maupun tujuan khusus. Tujuan umum yaitu meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan terhadap Lanjut usia dalam rangka mencapai Indonesia sehat. Tujuan
khusus : Melakukan perencanaan lebih terarah dalam melaksanakan pelayanan
kepada lanjut usia sesuai dengan kebutuhan setempat, Melakukan pelayanan proaktif
serta pemberian pelayanan yang komprehersif dan lebih berkualitas bagi penduduk
lanjut usia, Memberikan kemudahan pelayanan sebagai bentuk penghargaan kepada
lanjut usia, Menurunkan angka kesakitan pada lanjut usia di wilayah kerja
Puskesmas, Mewujudkan lanjut usia yang produktif dan Bahagia.
a. Proaktif: berupa pelayanan kesehatan pada saat kegiatan di kelompok lanjut usia
yang melaksanakan kunjungan pada penderita yang dirawat di rumah.
b. Memberikan kemudahan proses pelayanan berupa fasilitas loket dan ruang
pemeriksaan tersendiri di Puskesmas atau sesuai dengan kondisi setempat.
c. Santun: pelayanan terhadap para lanjut usia dilakukan secara profesional dengan
memberikan perlakuan sopan, hormat dan menghargai sosok insan yang lebih tua
serta memberikan dukungan dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk
mencapai masa tua dengan derajat kesehatan yang optimal.
d. Pelayana oleh tenaga profesional serta penatalaksanaannya dikoordinasikan oleh
pengelola program lanjut usia di Puskesmas bekerjasama dengan unsur lintas
sektor maupun swasta berasaskan kemitraan.
e. Melaksanakan pelayanan dengan standar teknis pelayanan yang berlaku.
PENUTUP
Rencana aksi nasional kesehatan lanjut usia ini merupakan acuan bagi pembina
program dan pelaksana program terkait mulai dari tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, puskesmas dan desa dalam pengembangan program
kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan koordinasi yang
efektif antar lintas program terkait. Namun demikian dalam melaksanakan seluruh
rencana aksi, kerja sama lintas sektor dan kemitraan dengan berbagai pemangku
kepentingan yang memiliki perhatian terhadap masalah kelanjutusiaan khususnya
kesehatan lanjut usia, adalah hal yang sangat penting dan menentukan tingkat
keberhasilan pelaksanaan rencana aksi nasional ini.