Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dian Puspita

NIM : SNR18213014

Kelas : S1 Non Regular B / Semester 4

A. Pendahuluan
Metode yang dilakukan dalam mencari literatur data base dengan menelusuri
menggunakan google scholar. Kata kunci dalam pencarian literatur adalah
“Penyembuhan luka bakar, Propolis, Tikus putih”. Jumlah lilerature yang
didapat Sekitar Sekitar Sekitar 122 hasil (0,09 dtk). Proses seleksi literature
dilakukan dengan menggunakan kriteria inklusi yaitu artikel dalam lingkup
kesehatan atau keperawatan.
B. Deskripsi Jurnal
1. Deskripsi umum
Judul : Aktivita Antioksidant Flavonoid Terhadap Perubahan Histologi
Proses Penyembuhan Luka Bakar Grade II
Penulis : Herin Mawarti dan Abdul Ghofar
Publikasi : Jurnal Edu Health, Vol. 4 No. 1 April 2014
2. Deskripsi Konten/Isi
Masalah : Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika
Serikat setiap tahunnya dan sebagaian besar (75%) merupakan korban
dari perbuatan sendiri seperti tersiram air mendidih pada anak-anak yang
baru bisa berjalan, bermain korek api pada anak usia sekolah, cidera
karena arus listrik pada anak remaja. Data angka kejadian luka bakar di
RSCM Jakarta 1998-2001 menunjukan angka kejadian luka bakar sebesar
76,6 % dari luas terbanyak 27%. Sementara di RSUD Dr.Soetomo
Surabaya tahun 19992005 dari 739 pasien luka bakar, 220 diantaranya
meninggal dunia
Pada luka bakar komplikasi tersering adalah adanya infeksi
sekunder oleh bakteri, virus dan jamur. Akan tetai tidak semua kasus
dengan luka bakar harus ditangani dirumah sakit, untuk luka bakar ringan
dapat dilakukan perawatan sendiri di rumah. Dengan mempertimbangkan
biaya pengobatan yang sekarang mahal baik dari biaya perawatan maupun
obat-obatan maka propolis lokal dapat dijadikan alternatif pengobatan
dengan biaya yang lebih murah dan mudah didapatkan. Pada penelitian
tersebut ingin membuktikan apakah propolis mampu menyembuhkan luka
bakar pada tikus putih.
Tujuan penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan
pengaruh dari propolis terhadap proses penyembuhan luka bakar
Hasil penelitian : pemberian propolis mempunyai pengaruh terhadap
penyembuhan luka lebih baik dibanding menggunakan betadine dan zink
sulfa diazine
Kesimpulan penelitian : Dalam pelaksanaan penelitian jumlah sampel
yaitu 21 ekor dibagi dalam tiga kelompok, dengan rincian kelompok I :
berjumlah 7 ekor dengan diberi tindakan pemberian bioplacenton,
kemudian kelompok II : berjumlah 7 ekor dengan diberi tindakan
pemberian propolis sebanyak 1 x dalam sehari. Kemudian kelompok III :
berjumlah 7 ekor dengan diberi tindakan berupa pemberian propolis
sebanyak 2x dalam sehari. Kemudian dilakukan pengukuran diameter luka
bakar pada masing-masing kelompok yaitu pada hari ke 4, hari ke 7 dan
hari ke 14. Berdasarkan hasil uji laboratorium penyembuhan luka bakar
grade II, perawatan menggunakan propolis menunjukkan hasil
penyembuhan lebih baik dibanding dengan menggunakan betadine dan
zink sulfadiazine, sedangkan untuk sel radang dan pertumbuhan pembuluh
darah untuk ke tiga zat mendapat hasil yang hampir sama p (≤ 0,05 ).
Dapat disimpulkan bahwa pemberian propolis mempunyai pengaruh
terhadap penyembuhan luka lebih baik dibanding menggunakan betadine
dan zink sulfa diazine
C. Telaah Jurnal
Fokus penelitian
Angka kejadian DM semangkin meningkat berdasarkan data World
Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa pada tahun 2035 jumlah
pasien diabetes mellitus akan meningkat menjadi 592 juta jiwa dimana pada
tahun 2013 hanya 382 juta jiwa yang telah terdeteksi atau menderita diabetes
melitus. Prevalensi diabetes mellitus di dunia mengalami peningkatan yang
cukup besar. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang
dewasa di berbagai negara seluruh dunia mengalami diabetes mellitus (WHO,
2013).
Data bahwa pasien diabetes mellitus di Riau mencapai 2,5% dari jumlah
penduduk. Diantara data yang tersebut diantaranya mengalami luka diabetik.
Prevalensi pasien luka diabetik di Indonesia sekitar 15% dari prevalensi pasien
diabetes mellitus, angka amputasi 30%, angka mortalitas 32% dan luka
diabetik merupakan penyebab perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar
80% untuk diabetes mellitus.
Berdasarkan kutipan pendahuluan diatas diketahui jumlah penderita
diabetes mellitus akan mengalami peningkatan. Hal ini meningkatkan pula
tingginya pasien luka diabetik di Indonesia, penelitian tersebut untuk
melakukan perawatan luka serta melihat efektivitas madu dan sofratulle
terhadap proses penyembuhan luka diabetik pasien diabetes mellitus tipe di
Rumah sakit Bhayangkara Pekanbaru. Fokus penelitian ini cukup jelas yaitu
untuk mengetahui Perbedaan Efektifitas Madu Dan Sofratulle Terhadap
Penyembuhan Luka Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus
Gaya dan sistem penulisan Artikel disusun sesuai format baku terdiri dari:
Cover Jurna, Daftar Isi, kemudian isi jurnal penelitian yang terdiri dari Judu,
Nama Penulis, Abstrak (bahasa inggris), Intisari (bahasa Indonesia), Latar
Belakang, Metode Penelitian, Hasil Peneliitian, Kesimpulan dan Saran, Daftar
Pustaka. Terdiri dari 10 halaman, huruf yang digunakan pada artikel ini times
new roman ukuran 12 font, menggunakan EYD dengan baik, ketikan 1 spasi ,
diketik dalam 1 kolom, jarak tepi 3 cm, dan ukuran kertas A4. Naskah
menggunakan bahasa Indonesia baku dan jika terdapat bahasa asing ditulis
miring.
Penulis terdapat 2 orang penulis diantaranya Herin Mawarti & Abdul Ghofar,
nama lengkap penulis utama tanpa gelar dan anggota, disertai nama
institusi/instansi, dan e-mail penulis.
Judul penelitian Judul ditulis secara jelas dan singkat dalam bahasa Indonesia
yang menggambarkan isi pokok/variabel, judul terdapat 11 kata dengan
ukuran font 13, huruf besar dan bold.
Abstrak Ditulis dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia, abstrak terdiri
181kata yaitu tidak melebihi 250 kata dalam satu paragraf, Abstrak terdiri
dari: latar belakang, tujuan, metode, hasil analisa statistik, dan
kesimpulan. Disertai kata kunci/keywords.dalam penulisan menaggunakan
huruf Times New Roman pada abstrak yang menggunakan bahasa inggis
penulisan dengan miring/italic
Masalah Penelitian pada jurnal tidak dituliskan masalah penelitian
Tujuan Penelitian sudah jelas untuk membuktikan pengaruh dari propolis
terhadap proses penyembuhan luka bakar
Manfaat Penelitian menambah pengetahuan mengenai penyembuhan luka
bakar grade II pemberian propolis mempunyai penggaruh penyembuhan luka
lebih baik dibandingkan menggunakan betadine dan zink sulfa diazine.
Tinjauan Pustaka pendahuluan pada jurnal penelitian ini cukup jelas
memaparkan data tentang luka bakar, memaparkan penggaruh luka bakar,
perawatan luka bakar, penjelasan mengenai propolis, penjelasan tentang
flavoid, dan efek antioksidant yang terdapat dalam flavonoid .
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas
kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi
elektromahnetik.Luka bakar dikelompokkan menjadi luka bakar termal,
radiasi atau kimia.
Propolis Atau lem lebah merupakan suatu bahan resi yang
dikumpulkan oleh lebah madu dari berbagai macam jenis tumbuhan. Salah
satu kandungan senyawa kimia yang terpenting pada propolis adalah senyawa
flavonoid.
Flavonoid merupakan salah satu senyawa alami yang tersebar luas pada
tumbuhan yang disintesis dalam jumlah sedikit (0,51,5%) dan dapat
ditemukan hampir pada semua bagian tumbuhan (Ardo , 2005).
Efek antioksidant ditunjukan dari kandungan yang terdapat dalam
flavonoid yaitu adanya caffeic acid phenetyl ester (CAPE) yang merupakan
antioksidan tingkat tinggi (Pakorny et al., 2001).
Penelitian menggunakan propolis sudah dilakukan untuk penyembuhan
luka sayat pada tikus dan hasilnya sembuh dalam 17 hari secara histologis
gambaran pemnyembuhan luka lebih baik dinadingkan dengan pengunaan
obat (Khorasgani et al.,2010). Pada penelitian ini peneliti ingin membuktikan
apakah propolis mampu menyembuhkan luka bakar pada tikus putih
Kerangka Konsep Kerangka konsep dan kerangka teori tidak digambarkan
secara jelas dalam jurnal penelitian tersebut, namun pada bagian hasil
menjelaskan bahwa pemberian propolis mempunyai pengaruh terhadap
penyembuhan luka lebih baik dibanding menggunakan betadine dan zink sulfa
diazine
Hipotesis tidak disebutkan dalam jurnal ini
Desain Peneltian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimental laboratorik karena terdapat perlakuan dan kelompok kontrol
pada hewan serta menggunakan randomisasi dengan menggunakan desain
penelitian Control Group Post Test Design
Populasi tikus Wistar jantan putih
Sampling Pemilihan obyek penelitian untuk pengelompokan mengunakan
rancangan acak lengkap (RAL)
Sample Sampel pada penelitian ini adalah 21 ekor tikus
Variabel
1. Variabel independen (variabel bebas) Propolis
2. Variabel dependen (variabel terikat) Penyembuha Luka Bakar Grade II
Definisi Operasional Variabel
Dalam pelaksanaan penelitian jumlah sampel yaitu 21 ekor dibagi
dalam tiga kelompok, dengan rincian kelompok I : berjumlah 7 ekor dengan
diberi tindakan pemberian bioplacenton, kemudian kelompok II : berjumlah 7
ekor dengan diberi tindakan pemberian propolis sebanyak 1 x dalam sehari.
Kemudian kelompok III : berjumlah 7 ekor dengan diberi tindakan berupa
pemberian propolis sebanyak 2x dalam sehari. Kemudian dilakukan
pengukuran diameter luka bakar pada masing-masing kelompok yaitu pada
hari ke 4, hari ke 7 dan hari ke 14.
Data lama sembuh dan diameter luka yang telah dikumpulkan, diolah
dengan cara tabulasi. Berdasarkan tabulasi tersebut, dilakukan uji statistik
deskripsi dengan menggunakan SPSS. Data hasil penelitian akan disajikan
dalam mean± SD. Data penelitian merupakan data kuantitatif dan kualitatif.
Kemudian semua data dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik
dengan menggunakan software SPSS versi 17. Menggunakan uji parametrik
yaitu One-Way ANOVA setelah memenuhi persyaratan distribusi data yang
normal dan varians data yang sama. Uji statistic One-Way ANOVA
dilanjutkan dengan uji Tuckey untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok. .
Hasil Penelitian
Pada hasil tidak menggunakan tabel untuk mempermudah pembaca melihat
hasil dari penelitian. Hasil yang dipaparkan sudah jelas memberikan
keterangan singkat tentang hasil penelitian tersebut. Hasil penelitian tersebut
dengan melakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis
1. Pada hasil pengamatan makroskopsis pada hari ke 14 penyembuhan luka
dengan menggunakan betadine kondisi luka meliputi luas luka masih
tetap 4 cm, sebagian kering (5 luka) dan basah (2 luka) tanda-tanda
radang masih ada. Perawatan dengan zink sulfadiazin luas luka 4 cm,
semua luka mengering dan mulai timbul jaringan granulasi. Dengan
menggunakan propolis luas luka mengecil 0,5 cm, semua luka mengering
dan timbul granulasi jaringan baru.
2. Didapatkan rata-rata reepitelisasi luka hasil perawatan dengan propolis
(rata-rata 24,28 sel perlapang pandang) mendapatkan hasil lebih baik
dibanding dengan menggunakan betadine (rata-rata 5,83 sel perlapang
pandang) maupun zink sulfa diazine (ratarata 1,42 sel perlapang
pandang). Dari uji signifikasi didapatkan hasil tingkat signifikasi β =
0,002. Reepitelisasi luka dengan menggunakan propolis dapat terjadi
dengan baik dikarenakan propolis mengandung Flavonoid mempunyai
komposisi 90% Diosi dan 10% hespiridin, dimana mempunyai efek
meningkatkan vaskularisasi dan proteksi pada endotelium vaskular.
Dari pembahsan di atas terhadap penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
propolis menunjukkan hasil penyembuhan lebih baik dibanding dengan
menggunakan betadine dan zink sulfadiazine pada luka bakar grade II.
Kesimpulan
Kesimpulan hasil penelitian dikemukakan secara jelas pada penutup
Saran
Saran hasil penelitian sudah dijelaskan didalam jurnal yang dimana tertuju
pada peneiti selanjutnya yang dijelaskan dalam dua point
Referensi Sumber pustaka yang dikutip meliputi jurnal ilmiah, buku terkait.
Sumber pustaka disusun berdasarkan sistem APA style, Jumlah acuan
sebanyak 10 pustaka.
D. Kesimpulan
Kesimpulan untuk setelah dilakukan telaah jurnal penelitian ini adalah artikel
penelitian ini sudah baik dalam memaparkan mengenai luka bakar grade II dan
manfaat proppolliiis pada lluka bakar grade II. Isi dari kesimpulan penelitian
menjawab tujuan penelitian ini. Meskipun ditemukan berbagai kekurangan
dan kelebihan dalam penelitian tersebut, akan tetapi penelitian tersebut telah
memberikan kontribusi positif pada kemajuan dan pengembangan di bidang
ilmu pengetahuan khususnya pada penelitian laboratorim
E. Saran
Agar lebih mengetahui tata cara melakukan telaah jurnal sehingga lebih
memudahkan dalam melihat jurnal yang memang terbaik dan dapat dijadikan
sumber untuk penelitian selanjutnya. Penelitian tersebut dapat dijadikan
sebagai acuan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai